2
Reaksi standarisasi H 2 O 2 menggunkan KMnO 4 adalah : H 2 O 2 → O 2 + 2H + + 2e - | x5 MnO 4 + 8 H + + 5e - → Mn 2+ + 4 H 2 O | x2 5 H 2 O 2 + 2MnO 4 - + 6H + → 2 Mn 2+ + 5O 2 + 8 H 2 O Standarisasi H 2 O 2 dilakukan karena hidrogen peroksida tidak dapat dititrasi langsung dengan tiosulfat ,maka hidrogen peroksida terlebih dahulu distandarisasi dengan KMnO 4 , sehingga melalui perbandingan molnya dapat ditentukan ekivalen dari hidrogen peroksida dengan ion tiosulfat. Dalam hal ini hidrogen peroksida merupakan reduktor yang dioksidasi oleh KMnO 4 . Dan tergolong sebagai reaksi orde pertama dimana kecepatan reaksi hanya bergantung pada satu pereaksi saja, yaitu konsentrasi hidrogen peroksida. Selain itu larutan hidrogen peroksida tidak stabil, karena hidrogen peroksida dapat berdekomposisi menjadi H 2 dan O 2 . H 2 O 2 juga distandarisasi untuk mengetahui secara pasti konsentrasinya. Dalam proses titrasi yang berperan sebagai larutan standar primer adalah KMnO 4 dan yang berperan sebagai larutan standar sekunder adalah H 2 O 2 . KMnO 4 yang berperan sebagai zat penitrasi diletakkan pada buret, sedangkan H 2 O 2 yang berperan sebagai zat yang ditirasi diletakkan pada labu titrasi. Dalam titrasi ini tidak dibutuhkan indikator karena perubahan warna yang teradi dari tidak berwarna menjadi biru tersebut menunjukan titik akhir sebuah titrasi, warna yang diperoleh pun harus sudah dalam keadaan tetap, artinya pada saat pengadukan pun warna tersebut tidak hilang, hal ini menunjukan titik kestabilan. Reaksi yang terjadi antara H 2 O 2 dan I - adalah : H 2 O 2 + 2H + + 2e - → 2H 2 O 2I - → I 2 + 2e - H 2 O 2 + 2H + + 2I - → I 2 +2 H 2 O H 2 O 2 + 2HI → I 2 +2 H 2 O Dalam percobaan ini yang mengindikasikan habisnya ion tiosulfat adalah perubahan warna larutan. Karena tiosulfat habis maka yod hasil reaksi hidrogen peroksida dan kalium iodida akan berlebih

Reaksi Yang Terjadi Antara H2O2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

reaksi stadarisasi H2O2 dengan KMnO4

Citation preview

Page 1: Reaksi Yang Terjadi Antara H2O2

Reaksi standarisasi H2O2 menggunkan KMnO4 adalah : H2O2 → O2 + 2H+ + 2e- | x5MnO4 + 8 H+ + 5e- → Mn2+ + 4 H2O | x25 H2O2 + 2MnO4

- + 6H+ → 2 Mn2+ + 5O2 + 8 H2O

Standarisasi H2O2 dilakukan karena hidrogen peroksida tidak dapat dititrasi langsung dengan tiosulfat ,maka hidrogen peroksida terlebih dahulu distandarisasi dengan KMnO4, sehingga melalui perbandingan molnya dapat ditentukan ekivalen dari hidrogen peroksida dengan ion tiosulfat. Dalam hal ini hidrogen peroksida merupakan reduktor yang dioksidasi oleh KMnO4. Dan tergolong sebagai reaksi orde pertama dimana kecepatan reaksi hanya bergantung pada satu pereaksi saja, yaitu konsentrasi hidrogen peroksida. Selain itu larutan hidrogen peroksida tidak stabil, karena hidrogen peroksida dapat berdekomposisi menjadi H2 dan O2. H2O2 juga distandarisasi untuk mengetahui secara pasti konsentrasinya.

Dalam proses titrasi yang berperan sebagai larutan standar primer adalah KMnO4 dan yang berperan sebagai larutan standar sekunder adalah H2O2. KMnO4 yang berperan sebagai zat penitrasi diletakkan pada buret, sedangkan H2O2 yang berperan sebagai zat yang ditirasi diletakkan pada labu titrasi.

Dalam titrasi ini tidak dibutuhkan indikator karena perubahan warna yang teradi dari tidak berwarna menjadi biru tersebut menunjukan titik akhir sebuah titrasi, warna yang diperoleh pun harus sudah dalam keadaan tetap, artinya pada saat pengadukan pun warna tersebut tidak hilang, hal ini menunjukan titik kestabilan.

Reaksi yang terjadi antara H2O2 dan I- adalah :H2O2+ 2H+ + 2e- → 2H2O 2I- → I2 + 2e-

H2O2+ 2H+ + 2I- → I2 +2 H2OH2O2+ 2HI → I2 +2 H2O

Dalam percobaan ini yang mengindikasikan habisnya ion tiosulfat adalah perubahan warna larutan. Karena tiosulfat habis maka yod hasil reaksi hidrogen peroksida dan kalium iodida akan berlebih sehingga tidak ada spesi lain yang digunakan dalam mengukur habisnya tiosulfat, dimana tiosulfat tersebut setara dengan hidrogen peroksida, sehingga hidrogen peroksida ini digunakan sebagai pereaksi untuk menentukan apakah tiosulfat sudah habis bereaksi atau belum. Dari reaksi antara hidrogen peroksida merupakan oksidator sedangkan asam iodida bertindak sebagai reduktornya. Asam iodida ini terbentuk karena pengasaman kristal KI dengan asam sulfat pekat. Iodium yang terbentuk bereaksi dengan Na2S2O3 yang ditambahkan Na2S2O3 hingga terjadi perubahan warna dari yang semula berwarna biru menjadi bening dan apabila Na2S2O3

telah habis bereaksi maka larutan akan kembali menjadi biru, sehingga fungsinya adalah untuk menjaga agar tidak ada yod bebas dalam larutan yang dapat menyebabkan larutan menjadi biru. Untuk mencari ekivalen antara hidrogen peroksida dan Na2S2O3, H2O2 direaksikan dengan KMnO4 pada standarisasi yang dilakukan pada suasana asma, sehingga penambahan asam sulfat ini akan dapat mengoksidasi MnO4

- menjadi Mn2+ dan mempercepat terjadinya reaksi.