20
1 | P a g e © Dept. Kesejahteraan Mahasiswa IBEC FEB UI RANGKUMAN MIKROEKONOMI ISLAM KESMA IBEC FEB UI 2020

RANGKUMAN MIKROEKONOMI ISLAMliberisasi sektor perbankan, ketimpangan gaji antara CEO dengan buruh. Kegagalan kapitalisme akibat self interest, individualisme, greedy, persaingan bebas,

  • Upload
    others

  • View
    26

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: RANGKUMAN MIKROEKONOMI ISLAMliberisasi sektor perbankan, ketimpangan gaji antara CEO dengan buruh. Kegagalan kapitalisme akibat self interest, individualisme, greedy, persaingan bebas,

1 | P a g e

© Dept. Kesejahteraan Mahasiswa IBEC FEB UI

RANGKUMAN MIKROEKONOMI ISLAM

KESMA IBEC FEB UI

2020

Page 2: RANGKUMAN MIKROEKONOMI ISLAMliberisasi sektor perbankan, ketimpangan gaji antara CEO dengan buruh. Kegagalan kapitalisme akibat self interest, individualisme, greedy, persaingan bebas,

2 | P a g e

© Dept. Kesejahteraan Mahasiswa IBEC FEB UI

MIKROEKONOMI ISLAM

Kuliah 1: Mengapa Mempelajari Ekonomi Islam

- Kegagalan Ekonomi Konvensional

Review Film Capitalism: A Love Story

Kapitalisme merupakan sistem ekonomi yang hanya berpihak kepada segelintir orang

(1% teratas yang mampu mengakses kapital).

Efek kapitalisme:

Mikro pilot.

Makro

pemecatan pegawai, penyitaan rumah akibat gagal bayar, gaji rendah terhadap

liberisasi sektor perbankan, ketimpangan gaji antara CEO dengan buruh.

Kegagalan kapitalisme akibat self interest, individualisme, greedy, persaingan bebas, sistem yang sudah salah namun manusianya membuat kesalahan lebih parah akibat worldview-nya yang salah.

Kapitalisme adalah sistem ekonomi dan politik dimana aktivitas ekonomi dikuasai kepemilikan individu dengan tujuan profit

Implikasi adanya kapitalisme adalah penumpukan uang (kekayaan), dominasi self

interest, pasar sebagai filter.

Berjalannya sistem kapitalisme dengan cara pembeli akan mempengaruhi pasar melalui

demand yang mereka lakukan (yang tidak memiliki demand atau ability to purchase tidak

bisa menjangkau pasar), sedangkan intervensi pemerintah akan ditekan seminimal

mungkin. Kemudian produsen hanya berorientasi profit akan memproduksi barang apapun

yang diinginkan konsumen baik bad product maupun good product.

Faktanya menunjukkan bahwa sektor finansial tumbuh jauh lebih cepat daripada sektor

riil (dengan penjelasan segitiga terbalik). Kondisi ini membuat dunia sangat rentan

terhadap krisis ekonomi.

Konsep Kegagalan Ekonomi Konvensional

1. Konflik Antara Worldview dan Tujuan

Positivisme: membangun teori yang bisa mengobservasi secara valid teori yang belum

diobservasi, menitikberatkan cost-benefit analysis, sangat dipengaruhi teori pareto optimu

Normativisme: menitikberatkan pada tercapainya tujuan sosial-ekonomi seperti

kesejahteraan sosial, memerlukan adjustment dan harmonisasi individu dan kepentingan

sosial

Kegagalan ekonomi konvensional disebabkan konflik tujuan ekonomi yang diturunkan

dari paradigma agama, sedangkan analisa ekonomi positif dipengaruhi paradigma

sekuler.

Dampak konflik

1. Disharmoni antara preferensi individu dan sosial

2. Distribusi pendapatan yang tidak merata

3. Refleksi wants dari mayoritas dalam pembentukan harga

4. Tidak terwujudnya pasar persaingan sempurna

Page 3: RANGKUMAN MIKROEKONOMI ISLAMliberisasi sektor perbankan, ketimpangan gaji antara CEO dengan buruh. Kegagalan kapitalisme akibat self interest, individualisme, greedy, persaingan bebas,

3 | P a g e

© Dept. Kesejahteraan Mahasiswa IBEC FEB UI

2. Inkonsistensi Mikroekonomi dan Makroekonomi

Tujuan-tujuan makroekonomi seperti full employment dan penyebaran pendapatan merata

tidak akan tercapai dengan mengandalkan kebebasan individu dan pasar bebas yang masih

berbasis positif.

- Ekonomi Islam sebagai Solusi

1. Konsistensi Goal dan Worldview

Perilaku manusia dalam ekonomi tidak terlepas dari apa yang ia anggap benar atau

salah, sedangkan ekonomi konvensional mendukung pandangan sekuler bahwa

kesejahteraan hanya bisa diukur dari materi. Ini berbeda jauh dengan yang ditawarkan

islam, yaitu bahwa manusia merupakan abdi tuhan yang memberikan efek berbeda

terhadap setiap keputusan yang ia ambil.

Ekonomi Islam memiliki beberapa keunggulan:

a. Adanya Pembentukan Perilaku

Setiap individu dituntut untuk menyelaraskan God Interest, Self Interest, Social

Interest, dan Ecological Interest.

b. Harmoni self dan social interest

Keyakinan manusia akan tuhan akan membuat setiap keputusan yang ia ambil akan

ia pertanggungjawabkan di akhirat, sehingga membentuk ulang preferensi

individu, dan menyebabkan harmoni social dan self interest.

c. Peran moral filtering

Filter moral berperan dalam membuat agar setiap keputusan yang diambil tidak

berkonfik dengan tujuan (maqasid) kesejahteraan yang ingin dicapai masyarakat.

Filter dibutuhkan sebelum masuk kedalam mekanisme pasar, untuk memilih

produk yang baik dan halal serta bermanfaat bagi masyarakat.

d. Peran motivasi

Motivasi berperan untuk membuat seseorang terpengaruh filter moral,motivasi

disini berupa keyakinan akan adanya hari akhir. Secara spesifik, ini akan membuat

seseorang memikirkan faktor akhirat dalam penggunaan sumber daya, baik dengan

atau tanpa transaction cost.

2. Peran Socio-Economic dalam Ekonomi Islam

Socio-economic berperan untuk mewujudkan tujuan sosial dan ekonomi yang sulit

diwujudkan tanpa adanya faktor tersebut. Restrukturisasi ekpol, keuangan, dan sosial

diperlukan untuk mewujudkan ini. Restrukturisasi akan membantu memahami pentingnya

realisasi tujuan syariah dalam ekonomi, sehingga mewujudkan sistem ekonomi yang kuat

sehingga mempengaruhi lingkungan sosial, dan hubungan timbal balik ini menguat agar

tujuan ekonomi islam dapat terealisasi

3. Ekonomi sebagai disiplin ilmu dan hubungannya dengan ekonomi konvensional

• Ekonomi islam melihat ekonomi dari sisi “goal realization”, dengan demikian,

kajian dan analisa faktor positif dan negatif dalam pencapaian tujan harus

dilakukan.

Page 4: RANGKUMAN MIKROEKONOMI ISLAMliberisasi sektor perbankan, ketimpangan gaji antara CEO dengan buruh. Kegagalan kapitalisme akibat self interest, individualisme, greedy, persaingan bebas,

4 | P a g e

© Dept. Kesejahteraan Mahasiswa IBEC FEB UI

• Ukuran-ukuran dalam realisasi tujuan harus dibentuk secara jelas agar setiap

individu maupun institusi dalam alokasi/distribusi sumberdaya mengetahui sejauh

mana posisi mereka dalam merealisasikan tujuan ekonomi islam.

• Ekonomi islam dapat mengambil manfaat dari perkembangan ekonomi

konvensional, seperti literatur mengenai analisa perilaku mansia, dan mengisi

ruang kosong yang belum disentuh ekonomi konvensional, seperti restrukturisasi

sosial.

Kuliah 2: Masalah Dasar dan Tujuan Ekonomi

- Apakah Scarcity merupakan Masalah Dasar Ekonomi?

Scarcity dalam ekonomi konvensional berperan besar sebagai landasan memilih pilihan

terbaik untuk memaksimalkan preferensi dan memperhitungkan cost yang harus

dikorbankan untuk mencapai benefit tertentu. Konsep scarcity muncul seiring dengan

semakin seringnya pendekatan utilitarian (keputusan yang dibuat manusia saat terjadinya

kelangkaan) digunakan dalam analisa ekonomi.

- Perspektif Islam atas Scarcity

1. Scarcity bersifat relative

Secara makro (eksistensi), sumber daya diciptakan cukup/berlebih untuk kehidupan manusia di dunia,

sehingga tidak ada scarcity secara makro.

• Secara mikro (availability), sumber daya yang ada belum tentu bisa digunakan

secara optimal karena berbagai faktor dan pilihan manusia.

• Islam meyakini 4 level rizki yang jika dipercaya akan bisa menghilangkan

pandangan bahwa kelangkaan adalah masalah utama: (1) jaminan bagi seluruh

makhluk hidup, (2) bergerak linear dengan usaha, (3) tambahan rizki bagi orang

yang bersyukur, (4) rizki orang bertaqwa bersifat unpredicted to comes.

2. Scarcity merupakan masalah turunan

• Tindakan ekonomi diambil karena adanya tujuan, dengan atau tidaknya

scarcity

• Masalah ekonomi dalam analisa ekonomi islam akan muncul dengan atau tanpa

kelangkaan

• Masalah ekonomi islam adalah mendorong individu untuk memilih keputusan

ekonomi yang merealisasikan maqasid syariah

• Ekonomi islam muncul untuk menjawab dan menganalisa agar tujuan syariah

dapat terealisasi dalam aktivitas ekonomi

- Kesejahteraan sebagai Tujuan Ekonomi: Perspektif Islam

Dalam ekonomi konvensional, khususnya neoklasik, tujuan utama yang ingin dicapai

sangat bertumpu dengan pendekatan pareto optimum. Sedangkan dalam perspektif

islam, konsep kesejahteraan menggunaan konsep maslahah (komparabel, objektif, dan

berbasis need) dan maqasid syariah (integratif dan dinamis).

Page 5: RANGKUMAN MIKROEKONOMI ISLAMliberisasi sektor perbankan, ketimpangan gaji antara CEO dengan buruh. Kegagalan kapitalisme akibat self interest, individualisme, greedy, persaingan bebas,

5 | P a g e

© Dept. Kesejahteraan Mahasiswa IBEC FEB UI

Realisasi kesejahteraan dalam ekonomi islam

1. Membangun kriteria objektif: maksimisasi kebutuhan seseorang harus menggunakan

kriteria tertentu yaitu barang-barang yang halal dan baik, tidak berlebihan/sederana,

dan memaksimalkan resource.

2. Identifikasi faktor yang mempengaruhi: faktor yang dapat mempengaruhi realisasi

objektif harus diketahui, faktor ini bisa merupakan faktor positif yang mendorong

realisasi ataupun faktor negatif yang sebaliknya.

Kuliah 3: Model Perilaku Manusia (Bagian I)

- Evaluasi Konsep Rasionalitas

Rasionalitas dalam ekonomi

1. Pilihan yang membuat satisfaction terbaik

2. Memiliki rational set of preference yang konsisten

3. Memiliki rational belief terhadap konsekuensi tindakan

Evaluasi rasionalitas

ada ekspektasi hasil

1. Seseorang disebut rasional apabila preferensinya dapat direpresentasikan dalam

teori utilitas dan pilihannya memaksimulkan utilitas

2. Utilitas tidak menggambarkan kepuasan/manfaat, melainkan preferensi

3. Rasionalitas merupakan konsep normatif yang digunakan dalam bangunan ekonomi

yang positif

- Rasionalitas: Perspektif Islam

Dalam Islam Rasionalitas tetaplah penting sebagai:

1. Fungsi analitis: asumsi dasar dalam pembangunan teori (efek kenaikan harga

terhadap konsumsi)

2. Fungsi deskriptif: menjelaskan realitas (kenaikan tingkat bunga dilakukan untuk

mengurangi inflasi, tapi juga menaikkan pembiayaan bank syariah)

3. Fungsi preskriptif: Apa yang seharusnya dilakukan secara rasional (kenaikkan

kepercayaan masyarakat terhadap lembaga zakat karena dukungan pemerintah dan

dampak produktif)

Manusia memiliki sifat multi interest (sef+social+(+tuhan)), yang dibuktikan dari

responden APEB yang memiliki variasi tujuan, misalnya membahagiakan keluarga,

mengisi waktu, dan ibadah. Islamic rational man adalah orang yang memilih pilihan yang

tepat dalam aktivitas ekonominya, dalam aspek self maupun social interest. Perbedaan

rasionalitas dalam islam dengan konvensional adalah social interest merupakan bagian

dari private dan self interest, berarti adanya hak bagi orang lain dalam hak pribadi.

Self interest adalah hal yang mungkin terjadi pada manusia. (QS Hud/11 :87, QS Al

Isra/17: 100)

Page 6: RANGKUMAN MIKROEKONOMI ISLAMliberisasi sektor perbankan, ketimpangan gaji antara CEO dengan buruh. Kegagalan kapitalisme akibat self interest, individualisme, greedy, persaingan bebas,

6 | P a g e

© Dept. Kesejahteraan Mahasiswa IBEC FEB UI

Tapi adanya social interest adalah lebih baik (QS Al Imran/3 : 14, 17)

Aksioma rasionalitas islam

• Transitivity: A>B dan B>C, maka A>C

• Completeness: A>B atau B>A atau indifferent

• Continuity: jika A>B, maka segala yang mendekati A akan disukai

Pilihan A harus merefleksikan nilai sosial, moral, dan agama yang lebih baik

• Halal

• Prioritas darurat-hajiyat-tahsiniyat

• Orientasi maslahat

- Satisfaction of Wants vs Fullfillment of Need

Seseorang yang rasional akan menentukan keinginan mana yang harus dipenuhi dan yang

tidak perlu dipenuhi. Berarti, seseorang yang rasional akan memenuhi keinginan yang

merefleksikan kebutuhan, bukan keinginan. Keinginan adalah tidak terbatas, seperti dalam

hadits riwayat Bukhari bahwa seseorang yang diberi lembah emas akan terus meminta

lembah emas yang selanjutnya. Prioritas dapat dilakukan melalui 3 level maslahah, yaitu:

• Keinginan yang apabila tidak dipenuhi akan mengancam kehidupan

• Keinginan yang apabila tidak dipenuhi akan mengganggu kehidupan

• Keinginan yang tidak mengganggu apabila tidak dipenuhi

Kuliah 4: Model Perilaku Manusia (Bagian II)

- Utility Maximizer: Evaluasi Konsep Konvensional

Manusia rasional akan berusaha mencapai suatu preferensi yang memaksimumkan

kesejahteraan, kesejahteraan ini bisa utilitas/profit/dll. Dalam konteks individu islam, ini

berarti individu tersebut akan berusaha memaksimalkan maslahah untuk mencapai falah.

Utilitas dan maslahah

• Utilitas: terkait dengan ukuran nilai guna suatu benda, subjektif, bisa sama/berbeda

antar individu

• Maslahah: subjektif tapi bisa dibandingkan,konsisten dengan maslahah sosial,

ditetapkan oleh syariah, mengikat, menyatukan seluruh pembangunan ekonomi

Maslahah dan manfaat

Maslahah lebih obyektif karena diturunkan dari syariah, dan lebih luas karena mencakup

dimensi diluar diri sendiri. Maslahah pasti mengandung unsur manfaat (utilitas).

Page 7: RANGKUMAN MIKROEKONOMI ISLAMliberisasi sektor perbankan, ketimpangan gaji antara CEO dengan buruh. Kegagalan kapitalisme akibat self interest, individualisme, greedy, persaingan bebas,

7 | P a g e

© Dept. Kesejahteraan Mahasiswa IBEC FEB UI

Maslahat bermakna menarik manfaat dan menghindarkan bahaya, manusia juga ingin

meraih maslahat tapi belum tentu sesuai dengan hukum islam, maslahat dicapai dengan

memelihara tujuan hukum islam

Menentukan hal yang memberikan maslahah

segala aktivitas yang meningkatkan

kesejahteraan sesuai dengan tujuan/maqasid syariah akan memberikan maslahah

Komponen Maslahah

Maslahah terdiri dari interaksi 4 komponen yakni (1) Manfaat, (2) Berkah, (3) Rahmat,

dan (4) Pahala. Ekonomi islam berfokus pada komponen dunia (komponen 1 dan 2) karena

komponen akhirat (3 dan 4) adalah hasil dari aktivitas dunia.

Maslahah = f(Manfaat, Berkah, Rahmat, Pahala)

- Perspektif Islam atas Perilaku Maksimisasi Kesejahteraan: Konsep

Keseimbangan dan Maksimisasi Maslahah

Maksimalisasi maslahah dilakukan dengan meningkatkan level maqasid (harta, jiwa,

keturunan, akal, agama). Namun maksimisasi maslahah saja belum cukup karena perlu

juga keseimbangan semua elemen maqashid.

Ayat-ayat tentang keseimbangan: Ar-Rahman (55):7-9, Al- Hijr (15): 19-21, Al-Furqan

(25): 67.

Manusia pada umumnya cenderung mencari keseimbangan pada aktivitas hidup, sehingga

menjaga keseimbangan merupakan sikap positif. Contohnya adalah pola hidup sehat ala

Rasul dengan mengisi perut dengan udara, air, dan makanan.

Manusia akan cenderung untuk kearah keseimbangan dalam aktivitasnya, tapi manusia

juga bisa tidak seimbang, contohnya sikap hedonis dan destruktif.

- Konsep Diri, Keluarga, dan Lingkungan: Perspektif Islam

Keluarga merupakan elemen terkecil yang akan mendorong keseimbangan dari luar,

signifikansi keluarga tercakup dalam maqasid syariah yang mencantumkan faktor

keturunan. Elemen selanjutnya adalah lingkungan sosial, sedangkan elemen-elemen

selanjutnya (masyarakat dan negara) merupakan bagian ekonomi makro.

Page 8: RANGKUMAN MIKROEKONOMI ISLAMliberisasi sektor perbankan, ketimpangan gaji antara CEO dengan buruh. Kegagalan kapitalisme akibat self interest, individualisme, greedy, persaingan bebas,

Ilustrasi Kurva Maslahah

Kurva Hubungan Maslahah dengan Maqashid

Maslahah

Grafik maslahah dan maqasid syariah akan membentuk sumbu 45 derajat karena kedua

variabel ini memiliki hubungan positif dan naiknya satu variabel akan juga menaikkan

variabel lainnya dengan jumlah yang sama.

Kurva Hubungan Maslahah-Manfaat dengan Komponen Berkah

Berkah memberi efek multiplier kepada maslahah sehingga grafiknya akan lebih condong

kepada maslahah daripada manfaat, karena adanya maslahah yang mengandung

komponen berkah.

M = Maslahah

B = Benefit

b = Berkah M = ���� = ��(1+��)

0< b < ~

Ketika tidak ada berkah, maka hanya benefit yang

didapatkan Berkah bersifat unlimited

© Dept. Kesejahteraan Mahasiswa IBEC FEB UI 7 | P a g e

45 Maqashid shariah

Page 9: RANGKUMAN MIKROEKONOMI ISLAMliberisasi sektor perbankan, ketimpangan gaji antara CEO dengan buruh. Kegagalan kapitalisme akibat self interest, individualisme, greedy, persaingan bebas,

8 | P a g e

© Dept. Kesejahteraan Mahasiswa IBEC FEB UI

Kuliah 5: Teori Perilaku Konsumen (Bagian I)

- Teori Konsumsi Konvensional

Konsumsi merupakan aktivitas yang menghabiskan nilai guna atau manfaat barang dan

jasa untuk mencapai level kepuasaan tertentu.

Aksioma dalam Teori Konsumsi Konvensional

1. Complete 2. Transitivity

3. Continuity

4. More is better than less

- Perspektif Islam atas Konsumsi

Tambahan Aksioma dalam Teori Konsumsi Islam

5. Non-Haram Items: seorang konsumen Islam tidak akan mengonsumsi barang haram.

6. Maslahah Oriented: konsumen hanya akan memberikan item yang memberikan

maslahah terbaik.

7. Higher Income Represent Higher Maslahah: harta yang merupakan unsur maqashid,

peningkatannya akan selaras dengan peningkatan maslahah.

Non-Haram items

Aturan syariah telah dengan jelas membedakan mana barang yang haram mana barang yang halal, sehingga sangat

rasional bagi individu tersebut untuk mengonsumsi hanya barang yang halal.

Jika X adalah barang Halal dan Y adalah barang Haram, maka konsumsi seorang

muslim akan membentuk corner solution.

Barang Y

Barang X

Maslahah Oriented

Dalam menentukan preferensi pilihan terbaik (diantara barang halal), tidak semudah

dalam menentukan akan mengonsumsi barang halal dan barang haram. Sehingga konsep

utilitarian tetap bisa digunakan, namun dengan menambah komponen berkah yang

akhirnya memunculkan konsep maslahah.

Penjelasan sudah ada di bab sebelumnya

IC

Page 10: RANGKUMAN MIKROEKONOMI ISLAMliberisasi sektor perbankan, ketimpangan gaji antara CEO dengan buruh. Kegagalan kapitalisme akibat self interest, individualisme, greedy, persaingan bebas,

9 | P a g e

© Dept. Kesejahteraan Mahasiswa IBEC FEB UI

Maslahah = Utility(x,y) + Berkah

Perilaku konsumen Islam yang rasional bukan hanya untuk mendapatkan utilitas namun

juga maslahah dari barang yang dikonsumsi. Sehingga pilihan terbaik seorang muslim

terhadap kombinasi barang adalah yang memberikan maslahah tertinggi.

Jika barang X dan barang Y sama-sama memberikan manfaat namun barang X

memberikan maslahah yang lebih besar, maka konsumsi seorang muslim akan condong

lebih banyak mengonsumsi barang X.

Higher Income Represent Higher Maslahah

Dalam realisasi maqashid syariah, ekonomi Islam lebih menitik beratkan pada komponen

maal (harta), namun dengan adanya konsep keseimbangan maka adanya peningkatan harta

akan membuat 4 komponen lain juga diberikan bagian dalam penggunaan harta sehingga

maslahah secara keseluruhan akan tetap meningkat.

Jika barang Y hanya memberikan manfaat, sedangkan barang X selain memberikan

manfaat juga memberikan maslahah, maka kenaikan pendapatan akan membuat konsumen

memperbanyak konsumsi barang X, dan mengurangi konsumsi barang Y.

Y

Page 11: RANGKUMAN MIKROEKONOMI ISLAMliberisasi sektor perbankan, ketimpangan gaji antara CEO dengan buruh. Kegagalan kapitalisme akibat self interest, individualisme, greedy, persaingan bebas,

Konsekuensi lanjutan dari barang Y yang tidak atau kurang memberikan maslahah jika

digambarkan dalam kurva pendapatan,

I

Y

- Pilihan dan Preferensi Kons umsi Islami

Untuk menganalisa prilaku konsumen dari perspektif maslahah secara komprehensif maka

perilaku konsumen tersebut dapat dibagi ke dalam 4 level dilihat dari prioritas pilihan yang

harus di ambil.

Di mana dalam setiap level rational Islamic man harus menentukan pilihan yang terbaik.

Dari pilihan-pilihan rasional yang diambil maka akan terbentuk maslahah.

Tingkat Pertama

1. Pengeluaran untuk Kepentingan Dunia

2. Pengeluaran untuk Kepentingan Akhirat

Bagi seorang muslim menentukan pengeluaran yang untuk kepentingan dunia dan akhirat

berada di level pertama karena berhubungan dengan kesuksesan sejati seorang muslim

baik di dunia maupun di akhirat.

Kurva disamping merupakan sedikit modifikasi dari kurva

yang ada pada PPT kelas agar lebih mudah dipahami,

namun substansinya sama.

Dari kurva pertama (paling atas), ketika harga barang-

barang kebutuhan dunia turun maka budget line akan rotate

dari BL1 ke BL2 yang seolah kesejahteraan kita menambah

karena bisa lebih banyak membeli barang dengan income

yang sama. Kurva indeferen akan meningkat dari IC1 ke IC2

(efek substitusi) dengan penekanan bahwa seorang Islamic

man ketika kesejahteraannya meningkat maka dia akan

menambah konsumsi barang dunia dan barang akhirat

(bukan hanya Salah satu barang) sehingga letak IC2 berada

seperti di gambar.

10

Page 12: RANGKUMAN MIKROEKONOMI ISLAMliberisasi sektor perbankan, ketimpangan gaji antara CEO dengan buruh. Kegagalan kapitalisme akibat self interest, individualisme, greedy, persaingan bebas,

11 | P a g e

© Dept. Kesejahteraan Mahasiswa IBEC FEB UI

Lalu kurva pertama diturunkan ke kurva kedua untuk menjelaskan permintaan harga dunia.

Dengan sumbu x antara kurva pertama dan kurva kedua yakni barang dunia. Ketika terjadi

penurunan harga dunia maka konsumsi terhadap barang-barang dunia akan meningkat dari

D1 ke D2. Lalu dari kurva kedua ditarik lagi ke kurva ketiga untuk melihat maslahah yang

dihasilkan dari mengonsumsi barang-barang dunia. Ketika barang dunia yang dikonsumsi

adalah barang yang tidak memiliki berkah, maka maslahah yang didapatkan hanya sebatas

M1 namun jika barang yang dikonsumsi memiliki nilai berkah maka maslahah yang

didapatkan akan sebesar M2 yang sebenarnya konsumsi dengan maslahah M2 adalah

konsumsi barang dunia tanpa berkah sebanyak D2. Kemudian jika konsumsi sebanyak D2

pada barang yang memiliki komponen berkah maka maslahah yang didapatkan akan

sebesar M3.

Tingkat Kedua

1. Pengeluaran untuk Konsumsi Sekarang

2. Pengeluaran untuk Konsumsi Masa Depan

Pada level kedua, seorang muslim menentukan proporsi pengeluaran untuk masa sekarang dengan

masa depan. Intertemporal consumption ini sangat dipengaruhi oleh seberapa besar tingkat suku

bunga [i] (dengan asumsi hidup di negara bukan bersyariat Islam) dan atau ekspektasi imbal hasil

minus zakat [E(r)-z] (dengan asumsi di negara yang memiliki sistem bagi hasil).

Penjelasan kurva disamping hampir sama dengan

penjelasan kurva konsumsi tingkat pertama. Namun pada

kurva ini, perlu diperhatikan bahwa sumbu kurva pertama,

sumbu kurva adalah konsumsi di masa sekarang [c] dengan

konsumsi di masa yang akan datang [ct+1]. Lalu pada kurva

kedua, yang menjadi penentu seberapa besar orang ingin

mengonsumsi di masa mendatang adalah ekspektasi tingkat

imbal hasil dan tingkat suku bunga. Semakin tinggi

ekspektasi tingkat imbal hasil yang diberikan atau semakin

tinggi tingkat suku bunga yang diberikan maka semakin

banyak orang akan menahan konsumsinya dimasa sekarang

yang pada kurva

direpresentaskan dengan peningkatan tingkat konsumsi di

masa yang akan datang. Kemudian selebihnya pada kurva

ketiga penjelasannya sama dengan penjelasan konsumsi

pada level pertama.

Page 13: RANGKUMAN MIKROEKONOMI ISLAMliberisasi sektor perbankan, ketimpangan gaji antara CEO dengan buruh. Kegagalan kapitalisme akibat self interest, individualisme, greedy, persaingan bebas,

12 | P a g e

© Dept. Kesejahteraan Mahasiswa IBEC FEB UI

Tingkat Ketiga

1. Kebutuhan Dharuriyyat

2. Kebutuhan Hajjiyat

3. Kebutuhan Tahsiniyat

Pada level ketiga, seorang konsumen muslim akan bertindak rasional dengan memilih

konsumsi berdasarkan kerangka maqashid syariah. Seorang muslim pada level dharuriyyat

dibolehkan mengonsumsi barang dan jasa apapun yang sekiranya jika tidak dikonsumsi

akan membahayakan jiwanya. Namun jika income sudah mencukupi untuk membeli

kebutuhan yang sesuai syariah maka, asumsi rasionalnya akan kembali menjadi seorang

Islamic man.

Tingkat Keempat

Page 14: RANGKUMAN MIKROEKONOMI ISLAMliberisasi sektor perbankan, ketimpangan gaji antara CEO dengan buruh. Kegagalan kapitalisme akibat self interest, individualisme, greedy, persaingan bebas,

13 | P a g e

© Dept. Kesejahteraan Mahasiswa IBEC FEB UI

Kuliah 6: Teori Perilaku Konsumen II

- Analisis Perilaku konsumsi berdasarkan Kerangka Kerja Maslahah dan

Maqashid Syariah

Ilustrasi indifference curve antara barang yang memberikan maslahah dengan barang

yang kurang/tidak memberikan maslahah

Dengan asumsi barang X adalah barang yang memberikan maslahah besar dan barang Y

adalah barang yang kurang atau tidak memberikan maslahah. Maka sebagai seorang

Islamic man maka pola konsumsinya akan semakin mendekati garis vertikal pada setiap

pertambahan pendapatannya yang berarti mengurangi konsumsi barang Y.

Lalu jika ternyata pertambahan pendapatan membuat seorang muslim tetap

membelanjakan pendapatannya untuk kedua barang, maka seorang muslim tersebut masih

bisa dibilang rasional asalkan secara maslahah totalnya masih terjadi pertambahan.

y

X

Page 15: RANGKUMAN MIKROEKONOMI ISLAMliberisasi sektor perbankan, ketimpangan gaji antara CEO dengan buruh. Kegagalan kapitalisme akibat self interest, individualisme, greedy, persaingan bebas,

Sehingga maslahah dalam persamaan ekonomi dapat ditulis dengan:

M = ∅(x, y)

M = maslahah, ∅ = berkah, x = berkah, y = barang y

Sehingga ≥ 0 karena berkah tidak mungkin kurang dari 0. Lalu jika barang x Ǿ

maupun barang y memberikan maslahah maka, ≥ 0, ≥ 0. Namun jika hanya x

yang memberikan maslahah atau dengan kata lain barang y tidak memberikan maslahah

maka, ≤ 0. Sehingga secara total, pertambahan maslahah yang didapatkan dari y

konsumsi barang x dan barang y adalah dM =

∂ M

dx +

dy.

∂X M

∂y

Optimalisasi konsumsi individu bisa dilakukan dengan menggunakan metode Lagrangian U(X,Y) + λ( I

– PxX –PyY)

- Analisa Dinamis di dalam Perilaku Konsumsi dalam Pe rspektif Konvensional

Perbedaan utama amtara perilaku konsumsi intertemporal konvensional dan Islam terletak

insentif menahan konsumsi sekarang. Jika dalam konvensional sudah jelas pada

insentifnya adalah bunga sedangkan dalam Islam adalah ekspektasi imbal hasil

Derivasi Intertemporal Budget Constraint

Period 1: the present

Period 2: the future 1 + 𝑟

y X

Page 16: RANGKUMAN MIKROEKONOMI ISLAMliberisasi sektor perbankan, ketimpangan gaji antara CEO dengan buruh. Kegagalan kapitalisme akibat self interest, individualisme, greedy, persaingan bebas,

16 | P a g e

© Dept. Kesejahteraan Mahasiswa IBEC FEB UI

Kurva diatas menunjukkan budget constraint antar waktu. Sumbu y menunjukkan

konsumsi di masa mendatang [C2] dan sumbu x menunjukkan konsumsi di masa sekarang

[C1]. Seberapa besar yang dapat dikonsumsi di masa depan dan sekarang tergantung

besarnya pendapatan sekarang dan di masa depan juga. Di sekarang, konsumsi maksimal

dapat dilakukan sebesar pendapatan sekarang [Y1] ditambah pinjaman dari pendapatan

masa depan [( 1+rY2)]. Namun konsekuensi dari konsumsi yang melebihi pendapatan di

masa sekarang [C1>Y2] adalah pengurangan konsumsi di masa depan karena sebagian

pendapatan dari masa depan digunakan untuk melakukan konsumsi di masa sekarang.

Begitu juga konsumsi di masa depan, maksimal dapat dilakukan sebesar pendapatan di

masa depan [Y2] ditambah saving beserta bunganya yang mungkin dia lakukan dari masa

sekarang [(1 + r)Y 1].

Membaca kurva: Asumsikan pendapatan masa sekarang dan masa depan berada di titik

A. Pendapatan sekarang sebesar dari titik 0 sampai Y1 dan pendapatan di masa depan

sebesar dari titik 0 sampai Y2, Jika konsumsi seorang individu berapa di titik A yang

berarti konsumsi di masa sekarang sebesar titik 0 sampai Y1 dan di masa depan dari titik

0 sampai Y2, maka tidak ada saving atau borrowing dari konsumsinya. Namun sekarang

bayangkan dia mengonsumsi pada titik B, maka di masa sekarang dia hanya akan

mengonsumsi dari titik 0 hingga titik C1. Padahal dia masih memiliki pendapatan yang

lebih untuk mengonsumsi dari C1 ke Y1. Karena tingkat konsumsinya yang lebih kecil dari

pendapatannya [C1<Y1] maka sebagian pendapatannya akan dia tabung untuk konsumsi

di masa depan. Dampaknya bisa kita lihat di masa depan, konsumsinya akan sebesar dari

titik 0 hingga C2 yang mana ini melebihi pendapatannya yang sebenarnya hanya sampai

Y2. Hal ini berlaku sebaliknya ketika dia berada di garis borrowing yang artinya dia harus

merelakan konsumsinya di masa depan karena sebagian pendapatannya dia gunakan

untuk konsumsi di masa sekarang.

Page 17: RANGKUMAN MIKROEKONOMI ISLAMliberisasi sektor perbankan, ketimpangan gaji antara CEO dengan buruh. Kegagalan kapitalisme akibat self interest, individualisme, greedy, persaingan bebas,

- Analisa Dinamis di dalam Perilaku Konsumsi dalam Perspektif Islam

Dalam perspektif Islam, formula perhitungan intertemporal budget constraint hampir

sama dengan konvensional, namun tingkat bunga [r] yang menjadi dasar penghitungan

present value [1+r] diganti dengan tingkat imbal hasil minus zakat [E(r) - z].

Kuliah 7: Interaksi Sosial dan Etika

-Pendekatan Utilitarian dalam Menganalisa Perilaku Konsumen Islam

Grafik diatas menunjukkan bagaimana seharusnya konsumen muslim berperilaku dengan

memilih lebih banyak barang x jika barang x merupakan barang yang memberikan

maslahah lebih besar daripada barang y yang kurang memberikan maslahah.

Pendekatan utilitarian memberikan gambaran bagaimana individu rasional berusaha

memaksimalkan preferensinya untuk mendapatkan maslahah tertinggi dengan batasan

pada budget. Oleh karena itu baik di ekonomi konvensional maupun ekonomi Islam,

Pendekatan utilitarian tetap digunakan.

Page 18: RANGKUMAN MIKROEKONOMI ISLAMliberisasi sektor perbankan, ketimpangan gaji antara CEO dengan buruh. Kegagalan kapitalisme akibat self interest, individualisme, greedy, persaingan bebas,

- Evaluasi Kelemahan Pendekatan Utilitarian

Pendekatan utilitarian hanya menjelaskan bagaimana seorang individu memaksimalkan

kepuasannya di tengah keterbatasannya. Kelemahan pendekatan utilitarian adalah tidak

bisa membedakan motivasi seseorang dalam memilih barang x atau y. Dengan demikian

pendekatan utilitarian tidak bisa menjelaskan antara individu yang bermoral dengan yang

tidak bermoral.

Bagaimanakah caranya moralitas, self-interest, dan rasionalitas digabungkan?

Contoh kasus:

• Orang tua yang menunda beli peralatan kerja untuk membelikan keperluan anaknya

sekolah.

• Seorang yang membantu tetangganya yang mengalami musibah, padahal dia letih

baru pulang kerja.

Hal ini menunjukkan bahwa ada dimensi social interest dalam konsep preferensi atau

yang disebut sebagai perilaku self-sacrifice.

Namun dalam Islam, ada contoh lebih ekstrem tentang self-sacrifice yang mungkin sudah

diluar rasionalitas,

• Nabi Ibrahim menyembelih putranya sendiri?

• Siti Hajar lari dari Saffa ke Marwah bolak-balik sebanyak 7 kali?

Rasionalitas dalam Islam sudah bukan lagi berupa social interest namun berupa God

interest.

- Motivasi dalam Membentuk Preferensi

Sebelum bisa sepenuhnya menjawab pertanyaan mengapa preferensi seseorang terhadap

sesuatu bisa lebih tinggi daripada orang lain, maka perlu mengalisa dulu apakah yang

disebut baik dan buruk karena tentu seseorang tersebut memiliki preferensi berdasarkan

apa yang dianggapnya baik dan buruk

Filosofi moral mencoba mendefinisikan apa yang disebut baik dan buruk dengan

pendekatan rasional. Baik adalah apa yang membuat seseorang better off tanpa membuat

orang lain worse off. Sedangkan buruk adalah apa yang membuat seseorang better off

dengan membuat orang lain worse off. Sehingga kebaikan adalah sesuatu yang jika dipilih

tidak akan membuat individu yang rasional menolak untuk memilihnya.

Dalam contoh kasus ketika seseorang menemukan dompet namun tidak

mengembalikannya maka dampak yang timbul setidaknya ada rasa bersalah dan dampak

lebih besar jika diketahui oleh masyarakat adalah adanya hukuman (tidak harus

© Dept. Kesejahteraan Mahasiswa IBEC FEB UI 18 | P a g e

hukuman positif, namun dengan hukuman normatif seperti hilangnya kepercayaan

seseorang terhadap dia).

Page 19: RANGKUMAN MIKROEKONOMI ISLAMliberisasi sektor perbankan, ketimpangan gaji antara CEO dengan buruh. Kegagalan kapitalisme akibat self interest, individualisme, greedy, persaingan bebas,

Terdapat 2 faktor yang membuat seseorang memilih preferensi terhadap kebaikan:

1. Grip to society, preferensi terhadap kebaikan lebih disebabkan desakan dari

lingkungan untuk mematuhi aturan tertentu.

2. Self-Consiousness, preferensi terhadap kebaikan bergantung apakah kebaikan

tersebut bisa diterima dengan akal moral.

“Semakin yakin individu tersebut dengan kebaikan yang akan didapat dari

pilihannya tersebut semakin tinggi peluang terbentuknya preferensi kebaikan pada

seseorang.”

Grip to Society (Cooperative Games)

Dengan contoh kasus adanya Sistem Keamanan Lingkungan (Siskamling) yang diadakan.

Maka individu I memiliki pilihan untuk UP (yang berarti ikut siskamling) atau DOWN

(yang berarti memilih tidur di rumah). Bagi idealnya bagi individu I, baik partnernya UP

atau DOWN dia pasti akan selalu memilih UP karena nilai yang didapatkan saat dia sama-

sama UP dengan rekannya maka mendapatkan poin 3 (anggaplah poin ini adalah penilaian

masyarakat terhadap dia). Sedangkan ketika rekannya DOWN maka dia mendapat poin 4.

Namun bayangkan ketika dia memilih DOWN ketika temannya UP, dia akan

mendapatkan poin 1 atau jika kedua orang sama-sama DOWN maka mendapatkan poin

2. Seharusnya Nash Equilibrium dalam Game Theory ini terjadi saat poin (3,3) dengan

mendasarkan bahwa grip to society berperan serta dalam menekan individu tersebut untuk

memilih pilihan yang memberikan kebaikan bagi seluruh masyarakat.

Page 20: RANGKUMAN MIKROEKONOMI ISLAMliberisasi sektor perbankan, ketimpangan gaji antara CEO dengan buruh. Kegagalan kapitalisme akibat self interest, individualisme, greedy, persaingan bebas,

- Perspektif Islam dalam Membentuk Preferensi

Dengan mendasarkan pada worldview Islam, bebera faktor yang mempengaruhi

pembentukan preferensi dalam Islam antara lain:

3. Makrifatullah (Kesadaran akan Keberadaan Allah)

Di dalam Islam mengenal siapa sesungguhnya manusia itu dan untuk apa dia

diciptakan dapat membentuk pemehaman manusia tetang hakikat kehidupan.

Keberadaan manusia sebagai khalifah dan abdi Tuhan di dunia yang dijelaskan oleh

setiap rasul yang diutus Tuhan dapat memberikan pencerahan kepada manusia tentang

hakikat kehidupanya di dunia. Pemahaman manusia akan hakikatnya tersebut itulah

yang dapat menjadi faktor kunci pembentukan preferesi dirinya akan baik dan buruk.

Sehingga kita mengetahui kenapa X lebih disukai ketimbang Y (X≥Y) atau (X

≈ Y). (Model Self-Consiousness)

4. Hukum Syariah

Penerapan hukum syariah membuat individu mau tidak mau harus mematuhi

aturan yang berlaku. (Model Grip to Society)

5. Keluarga dan Lingkungan

Norma yang berlaku dikeluarga atau lingkungan seringkali menjadikan landasan

seseorang dalam menentukan preferensinya. (Model Grip to Society)

Ketika preferensi seseorang bisa ditetapkan berdasarkan perpekstif Islam, maka

individu tersebut bisa dikatakan sebagai Morally Rational. [MCF]

© Dept. Kesejahteraan Mahasiswa IBEC FEB UI 19 | P a g e