Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
RANCANG BANGUN SISTEM PAKAR BEBASIS WEB
UNTUK PENGHITUNGAN DAN PEMBAGIAN HARTA
WARISAN MENURUT HUKUM ISLAM
Oleh :
Faisal Nurachman
NIM : 103091029490
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Komputer Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010 M / 1431 H
ii
RANCANG BANGUN SISTEM PAKAR BEBASIS WEB
UNTUK PENGHITUNGAN DAN PEMBAGIAN
HARTA WARISAN MENURUT HUKUM ISLAM
Faisal Nurachman
103091029490
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010 M / 1431 H
PENGESAHAN UJIAN
Skripsi ”Rancang Bangun Sistem Pakar Berbasis Web Untuk Penghitungan dan
Pembagian Harta Warisan Menurut Hukum Islam” yang ditulis oleh Faisal
Nurachman, NIM 103091029490 telah diuji dan dinyatakan lulus pada sidang
Munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Jum’at, 18 juni 2010. Skripsi ini telah
diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1)
Program Studi Teknik Informatika.
Menyetujui,
Penguji I
Viva Arifin, MMSI
NIP. 197308102006042001
Penguji II
Yusuf Durachman, M.Sc, MIT NIP. 197105222006041002
Pembimbing I
Fitri Mintarsih, M.Kom NIP. 150 431 357
Pembimbing II
Drs. Tabah Rosyadi, M.A NIP. 150 237 645
Mengetahui,
Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis NIP.196801172001121001
Ketua Program Studi Teknik Informatika
Yusuf Durachman, M.Sc, MIT NIP. 197105222006041002
LEMBAR PERSEMBAHAN
Bismillahirrahmanirrahim
Manusia diberikan ilmu dan kemampuan oleh Allah SWT untuk
mewujudkan impian. Karena impianlah yang membuat kita semangat dalam
melakukan apapun. Skripsi ini adalah salah satu dari mimpiku yang harus aku
perjuangkan hingga titik darah penghabisan, dan menjadi wisudawan.
Alhamdulillah, kini hal tersebut terwujud, meski harus melewati jalan yang
berliku dan dipenuhi rintangan yang menghadang, namun dengan semangat
perjuangan, aku tak pernah gentar menghadapi apapun,. Rasa syukur dan suka cita
tak terkira kian hinggap di jiwaku. Berjuta asa dan rasa kini kembali menggeliat,
seolah menyinari lembaran hidupku yang sempat redup. Aku tau ini bukanlah
akhir dari perjuangan, tapi justru awal dari perwujudan cita-citaku kelak. Aku
akan terus melesat, hingga jantung tak lagi berdetak.
Terimakasih kuucapkan kepada semua pihak yang telah menjadi inspirator
dan motivator dalam perjalanan skripsiku ini, terutama kepada kedua orang tua
tercinta, mamaku (Budi Nurani), dan Papaku (Hermanto), terimakasih atas semua
limpahan kasih sayang, cinta, kepercayaan, dukungan dan kesabaran yang
diberikan. Penulis juga dalam kesempatan ini ingin mengucapkan terimakasih
yang sebanyak-banyaknya kepada :
1. Adik-adiku tersayang (Ray dan Rendi), “Terimakasih atas supportnya bro,
semoga bisa kita bisa menjadi generasi-generasi yang dapat membanggakan
orang tua, agama dan Negara”.
ix
2. Best friend The Bapukers, Lukem, Jamal, Yadi, Rangga, Yasin,
Abdul.”Terimakasih atas semua canda, ceng’an, dan hari-hari yang diberikan
selama kuliah”.
3. My Band. Wanay, Tomo, Tedy, “Come on man, kita berjuang terus. kita pasti
bisa Jadi menjadi musisi yang menghidupkan dunia musik Indonesia dan
Internasional”.
4. Koster Seperjuangan, Irfan, Bowo, Pandu, Ezy, Ahmad.”Tanks for everythin”
5. Teman gundah gulanaku. Wawa, Endang, Chandra, Fahri, Mega, “Tanks
udah mau direpotin dan dengerin curhat-curhat gue”.
6. Teman’s codinganku, yang membantuku berjibaku dengan program. Cendik,
Gadir, Sidik, Heri.”Tanks banget guys”
7. Organisasi yang mewarnai hidupku selama dikampus, HIMTI, BEMJ, BEMF,
UKM BAHASA, DAPUR SENI yang telah membuka wawasan, retorika,
serta kemampuanku dalam berorganisasi dan bermasyarakat.
8. Terspesial buat DeEs’erz alias Dapur seni crew. Evan, Jaka, Inge, Naya,
Sarah, Santo, Farah, Sya, Ifta, dan semuanya dah. “Tengkyu so much atas
semua Inspirasi dan bantuannya”.
9. Temen-teman TI.A 2003 seperjuangan selama kuliah sampai menjadi
wisudawan yang ga bisa penulis sebutkan satu persatu.
x
xi
10. Teman-teman Teknik Informatika dan Sistem Informasi dari angkatan 2000
until The last generation.
11. Last, Teruntuk “Angel Of Mine” Where ever you are, I believe we will meet
and band together someday ☺.
RANCANG BANGUN SISTEM PAKAR BERBASIS WEB UNTUK
PENGHITUNGAN DAN PEMBAGIAN HARTA WARISAN MENURUT
HUKUM ISLAM
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komputer (S.Kom)
Oleh
Faisal Nurachman
NIM : 103091029490
Menyetujui,
Pembimbing I,
Fitri Mintarsih, M.Kom NIP. 150 431 357
Pembimbing II,
Drs. Tabah Rosyadi, M.A NIP. 150 237 645
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Informatika
Yusuf Durrahman, Msc, MIT NIP. 197105222006041002
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya sendiri yang diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya hasil saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 05 Juni 2010
Faisal Nurachman
v
vi
vi
ABSTRAK FAISAL NURACHMAN (103091029490), Rancang Bangun Sistem Pakar Berbasis Web untuk Penghitungan dan Pembagian Harta Warisan Menurut Hukum Islam. (Dibawah bimbingan FITRI MINTARSIH dan TABAH ROSYADI)
Kekurangtahuan umat Islam mengenai tata cara penghitungan dan pembagian
harta waris, sulitnya mencari pakar di bidang kewarisan menurut hukum Islam (faraid), serta kemungkinan terjadinya human error dalam pembagian waris, jelas menjadi sebuah kendala bagi ahli waris yang ingin melakukan pembagian warisan menurut hukum Islam.Untuk itu diperlukan sebuah solusi alternatif guna mengatasi masalah penghitungan dan pembagian harta warisan.
Penelitian ini bertujuan merancang dan membangun sebuah sistem pakar berbasis web yang dapat membantu umat Islam dalam melakukan penghitungan dan penentuan pembagian harta warisan kepada ahli waris yang berhak. Sistem pakar ini dibuat dengan bahasa pemrograman PHP, database MySQL, dan menggunakan metodologi Waterfall.
Sistem ini akan menghasilkan keputusan siapa saja yang akan mendapatkan hak waris, kemudian nilai bagiannya, prosentasenya serta jumlah uang yang didapat dari harta bersih setelah dikurangi biaya pemakaman, hutang, dan wasiat.
Sistem pakar berbasis web untuk pembagian harta warisan ini menggunakan metode penalaran forward chaining dan penelusuran depth first search serta aturan kaidah produksi (if then rules) sebagai prosedur untuk memecahkan permasalahan penentuan dan pembagian harta warisan.
Hasil yang dicapai adalah mendapatkan sistem pakar yang efektif, karena dapat membantu memberikan hasil penghitungan dan pembagian harta warisan secara akurat berdasarkan hukum Islam. Kata Kunci: sistem pakar, warisan, faraid, waterfall, forward chaining, depth first search, kaidah produksi, hukum islam V Bab + xxvii Halaman + 186 Halaman + 63 Tabel + 65 Gambar + Daftar Pustaka + 11 Lampiran Daftar Pustaka 37 (1987-2010)
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT, Tuhan semesta alam. Karena hanya dengan ridha-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Rancang Bangun Sistem Pakar
Berbasis Web untuk Penghitungan dan Pembagian Harta Warisan Menurut
Hukum Islam. Shalawat serta salam selalu tersampaikan kepada Rasulullah
Shalallahu ‘Alaihi Wasallam, keluarganya, sahabatnya, serta pengikutnya yang
setia hingga akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan baik
tanpa bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bimbingan dan arahan
yang diberikan kepada penulis selama menyusun skripsi ini. Oleh karena itu
izinkanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Yusuf Durrahman, M.Sc, MIT selaku Ketua Program Studi Teknik
Informatika.
3. Ibu Fitri Mintarsih, M.Kom selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Tabah
Rosyadi, M.A selaku Dosen Pembimbing II. Atas waktu dan perhatian yang
telah diluangkan, serta arahan dan bimbingan terhadap kesulitan yang
penulis hadapi.
vii
4. Ibu Sri Hidayati M.Ag selaku pakar dan pembimbing di bidang Ilmu faraid
(kewarisan). yang telah bersedia meluangkan waktu serta perhatian kepada
penulis untuk berkonsultasi,melakukan wawancara, serta mempelajari ilmu
Faraid.
5. Seluruh Dosen dan Staf karyawan Program Studi Teknik Informatika,
Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah membimbing penulis selama masa kuliah.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, dan tidak
lepas dari kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu dengan segala kerendahan
hati, penulis akan menerima semua saran dan kritik maupun ide-ide yang
membangun dari rekan-rekan pembaca. Kritik dan saran dapat disampaikan ke
penulis melalui [email protected] kata, dengan izin Allah semoga
skripsi ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Jakarta, 05 Juni 2010
Faisal Nurachman
viii
ix
PK����������!�f–›�‡���(�������[Content_Types].xml ¢��( ����������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������ÄUÉjÃ0�½�ú�F×b+É¡”b;‡.Ç6Ðô��iœˆÊ’�&ÛßWv�SJ⤠¦�ƒ1ó6½‘Óñ¦TÑ œ—Fgd˜
H�š�!õ<#ŸÓ×ø�D-™�L���Ù‚'ãüö&�n-ø(LkŸ‘�¢}¤Ôó�”Ì'Æ‚
_ ãJ†áÕÍ©eü‹Í�Ž�ƒ{Ê�FÐ�c…Aòô=�pR@4a
ßX�xèÚ8A cP��Ÿ�8�=íæ*êŒ0k•ä
ƒpºÒâ�ilŠBr�†/Ë@•TpÖ�
Þ�k¥JZè» šæé3�l©0zÙ�m»8�(ÿ7ÖÆf�&ke~!-ï`è¶Õ(;�Oë®�æ‚tZä’I½×�T‡Ç-êãŒv¸'éA‹žJ²Gî’�¢š8c=�…P•O€ˆCW-8”жçxú€�:ÝÃŽø�¹Ë~»§àFWÛ?¸¥àÎä-þ�?†{�hý¼^D�s†e�S6SЇé�ú¤ˆ5Ì>zkß�ð.!íþqã.�c�cWÓ�¶ŽÖÿ¹ü���ÿÿ��PK����������!�-‘���N��� ���_rels/.rels ¢��( ���������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������
¼º¦
�·ó
�������������������������������������������������������������������������Œ’ÛJ�A
†ï�ßaÈ}7Û "ÒÙÞH¡w"ë�„™ì�w
̤ھ½£ ºPÛ^æôçËOÖ›ƒ›Ô;§<�¯aYÕ Ø›`Gßkxm·‹�PYÈ[š‚g�GΰinoÖ/<‘”¡<Œ1«¢â³†A$>"f S�‘Ì�
3°£\…ȾTº��IõŒ«º¾ÇôW�š™¦ÚY�igï@µÇX6_Ö
]7�~ fïØˉ�È�aoÙ.b*lIÆr�j)õ,�l0Ï%�‘b¬ 6ài¢ÕõDÿ_‹Ž…, ¡ ‰Ïó|uœ�Z^�tÙ¢yǯ;-!Y,�}{ûCƒ³/h>���ÿÿ��PK����������!�ÇÑæ++���9�������word/_rels/document.xml.rels ¢��( ������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������¬”ËNÃ0�E÷•ø‡È{â$@ ¨N7�©[�à&“‡HìÈ--ù{† ¦)Dfã�¥¹–ï=��f»ûìÚà�Œm´�,
#�€ÊuѨJ°—ìñò–��¥*d«��6€e»ôbµ}‚V"=²uÓÛ€\”�¬Fìï9·y��´¡²ÉáAço�(\ˆà¥V˜ÉC d*M�(Ø$…DÊø2Ä•Oˆ�8<�"uØž0f¢ dã�¤Ô�Áœ�~êÄ•ŸøÌ·�ºpT\�±W��Zšèi�ìX»â×>ã—� våßøÌ�U(š�Y�ŽŠ áÚ'Âw ~1L’ âÎ'�Ò¾ší„±äã9ý�?[xé����ÿÿ��PK����������!�u¥ÃåÉ(��4³������word/document.xmlì]Ûrã8’}߈ý�†Ÿº\%QWWLqB²¤.O]Úc»¦c-i‹¶YÖ-$ª.ó´¿±¿·_²‰ )$�P�DÉ’-Ù�v·e�`æÉ“�$€¿ýýçxä}�æ‹x:y�R}S9ñ¢ÉÝt�O-ÞŸ|½�œ¶O¼E�N†áh:‰ÞŸüŠ�'��þû¿þöãÝpz·�G“ă!&‹wßáÓÇ$™½{ûvq÷��ÃÅ›é,šÀ‡÷Óù8Là?ç�oÇáüi9;½›Žga�ßÆ£8ùõÖ¯Tš'|˜éû“å|òŽ�q:ŽïæÓÅô>!_y7½¿�ï"þ#ýÆÜä¹ì›=>eúÄ·óh�s˜N��ñl‘Ž6v��^�Ò¿û13yÚp-þ�}ŒGlÚ?¦óál>½‹� øm�}˜�X-�=› �
îAÑM©M'‘JSñ^毲�žDÑš›¹�KÏ<ƒ}!˜Ù�”Ÿ�=%ÿï-Ë
ñ1�ä{ÑK|-
‘}Ãd ø™éLÆa<Ɇ!è�ôŸ)ï�(ï-{ö[2ÔêE@��`év:üE~μï�‹Ã«÷'•Êy»VïöNÒ_õ¢ûp9JÈ'õA¥Ûª§Ÿ\’_u��êy›
6»œ“±’ðvÁ�Â�ßÃÑû“QtŸ�o�¢p��n†SúŸ³éâýI«Ñ¬œ¼�þï¾Ý¥Ï¸�“ˆæì·s6“[ú'·ç úsñŸôOý6û³Å�Î�òïF!}0�öâûéuŸü)Ì�
övõÍÅ,¼��“/Ääõêm0�öWË�ü"\&Sò�-
?ùKÎá{T`—ð:•JÛ¯Uª]*…m=�Ä�ô:ƒ›Î•wq}AÅÅ&Fÿ9Ëi‘+�ÏSú¥ ZüÉëU-QqN–�÷WLçÍA¥×ËŒáJ�e«]?ov÷ÓLn§@—Ô-R róp�>��‘X:-2ºÂQ ¤?!$Ã()`‰Y�õê½J#�$–»û#ûŸ»�«¢Ç�©Ûù±ÄϾ#Ì�ü5›G‹hþ=: <Ý<�Æœ�\ëÆßžx;Ÿ/¿�jÕT¼&À��Y –¼xÉ3�™£I‚�IûH%àúÍ}è‘JÒHe�iZ"¾$*ù��÷N˜úkïÕ2‰�•ð 3u˜HÍé/…¨�;ÓýŠðö.*¡1‚wÙ¿ºîß|ýÇ×Η"ð×Z•j�¦(BJ°)�=�‘_‹_Àÿ�ù£è…·æ?c�Ø�Iû�{ÈHÜ£ÅO)ì¿üÑ¿î|(�õ†aÜ*ˆúŽ §Œ¢Ž�ÐU"6¥�€a�©@òõEÂwÆž†î.u�AÞÎù©AÿêË¿;7��"]óªº7% ‹©Èml�
‹ÖëPÆÝí4»�ÁúŒÛðA��-Ø-Ùr§{}sÕùX„¬"é‹fe¨p�l—<�êGvƒmƒ`EŠ”Žá¸ª2¿.ß�>�b«Ò¤�Ê[÷H_þè|�*��ïû�ŒV2 -Û7|UÉ!I‘MÉT$Õ�…‡mü��ÔÓìÖêƒóÌ• ÔÓkVZg½ô“�] à¯*z2+�àá0«�ÀºÁšœH’9W3S„8�C´j(¨ˆ�Ô3`KU
�E—
3Ð{Sþ ‡1ƒø'z�e†Wd÷fY~Å÷ýÁ�͆Ÿwezߊ[šUd�ž¶°Fâ�å"�8ÀN�åZµRï³-†t�ÓÐ@ƒŸ�D\ô-��åx2$óŒ-¡ ä´Z÷Ù�òª÷b?�ŽHFBw¿ß¬õ«© ,ieYƒñ�ÝD´Q€�‹êtû…ë-¦ïjˆyÍ[ê^’pIÉ3ÈJ…Ø�H*®Ÿ×���ª†�¾að�[µ4°àXl餾½9]ìMOÖ~ò‚÷Gg]�Èy½Òô}�ì8X‡ûÃV†Ph Í�ßíâu�SKÀ† ŒÔjíf¯£Ì3�+ŽÂTž#({�žL��9>Eƒb-›)ç©�´
]\-©Åc´il�pÍ‹�93S��Î@– ¶bëg é Ñi
ZŽán‘`6˜¯Á2AÓo¶�¹EvüK¡Æ�ÿ|j�;ç-&�1S²Š+Õ¦‘%�7�Ÿ:ìÛ��¬B|�Ã�‚B�¨�š970Y��Žm�'CŠ�
Õ�î×.eÜÒL@
q’«��A”‚¡½�¸·ü»�ŽYlÛ�ØàÏâį4+”¬[°-[Go`ÝÊ|RZé��'þó’�ç™
%;5º�®wQÄXE‚u~¬:
�—˜¨iÕº~£Ý|¶Z 6-¿]/=A��Xž��²)¦6îè6´éà�š{þÔº¿Á-ŸT&ævGò�²Ð¨ÌWð r¶ÓËCÁv›ç×Ï$�À�hÂæ��õ˜/½Î‡¯ŸäÎÌ24~^mœ·÷jû
óod�Ýû“�Û.�ªdKé…‹ç©!�„Ã� �GA-…ã�ýWßT½Oa�ν.là|"ûä>‡‹p�>ê@áú(½Ï8oÔ»5�g˜¼>�¶ñìlw’¸¾-HÒ÷.£ùr¼\„“ƒ�b� ñhdf»B�Œ¬†D��{��jÈR-1�é��Ü��0€®v�‘{[ ö)•��H &h�⣣wÈmébÞ�sÄ~�÷fùm ”{�M"8�!
'� ‚—Ü tóëÎë
<8BwÍN|'Îm€�žÜ‡abˆ
߯4!B,…¿�@ÐD¨=ò—`·Ž.m�.’«h�‡SDÃËð!êΣð‰¦G$îmzŸ£d:œŽ¦�ña ¤µ-!Ø�‰Ç�àOJª�ltʇ˜ÿ´X)�t¾óü§ù¦ŠäºŸ>Žb5"8}XŽgKp)^�â5yæi�H<�=�ÑxŒøý#Ò¶á�šo|Y_�ÎfWi€€´h| ��€Úu¼H¢±<ù’ÀÖFã*�_¿^o�ËË„øp›Ãáºg¬õ`»Þ*Ó��:kµz�»Â
C�œ$ö�zÚM�ëÇŽ‡§�=²^�pâ.% "�4ø@�°Ã\'ËQ
sѨö¥-Œƒ«�4°Ò.üvÕ¯)»tð'%¹ûg*p+_�"†ÁyMêõ<�ü×æš´à¿7�ÿO�¨ø_w¾x7ý?¯ð¬”Z/Z�H-Y(ë`¿Q’�”�ô–ã�ø;ZD���Eÿ«prGªý]øDz�ÃZýJµQ±Î‹ Ëônñi€ã'%B$^8‚�(™ŸØ¨¬ñù°nÁ¼®w @säu$'É…k�µ•;+�×>UyÉP('�vâ�Â
`2ñ$^ÄGT<ûA¨å—H�Qá{áhßh�E‡�¬�›ò�œóØï°Ýz&…�p�f|Ñè5»�´ dm܃�2”®ƒÏöàâˆgå‹šw�Ì—OÉò QaRt?kõúÊ�«Ž>Ù·è²�Tðw´ðø�]úoêÀ�ã��ržÖŽÖÇ�ö6½â \×P�7VÖ�[RÐ[<þó£ni‹YBuÛðÎãyì�¡Ã–'8ö~zߟ“*Xòk���/fÑht�½` ë´æ:'ÚÖ�ïÌŒÐÄNïò�¯~T�2ä�J]n~8³ª·z|ñUôO�”Åmõˆ{2cUžæ>aJ£À™Tݨ&*T/�p:
.ø1œ‡Op@7”�ã'c¯°�¦}ƒ¢�V�X�ÄŸì›R«~vfºú<r>}b‹\�ê¥
�\^0é$°·Q¦÷J«QïùYIOHÝ_žáæ¤I-z�hG”-©Ô�C;˜øá™éLQNq�±ÞL‘ñùx5[� õÚ�¾Úа Ú{HvùGåŒñ:dsÀ»[¾,DÌ‘yE•¼4ë#`.
‰.§�‡y8Ö» .‘�ó$ñnÓ“L‰=x;f!N)ø�-'É’¬ÒJ3Ƚ'uï™�Ë}LÄ�}š¹�ÄÌ�B�ß?7|.¸À-�½�„–v/ó¼Óý��à†¦ÇÚt t*êl�Hß<ê�'Œ8!ÃO.–ñ±£VÒ)6�´�·àOìé´ü«•D¶T$���Ni
ÊÃF–iƧÎä•éëYèéh:¼±‚ %SE�¦ƒÔù*ìÉ··'j£`:nN§ÀÂí§’ªˆé�• Áó„ëxgÐŽýËK�×™9�ï„«À�5!Z±0€��ñ°o�:-É=¡¶Ad.ÎÞ£0¾�
�J0�q¼íø�ñ
�#¶íP€ø„ Ü�s��>°Léð��ËÞߣ ¹Ð7��E¾&)´iîaà�ºM¸F¢�’:âƒÉ=øêäªR£$2³4BmgÄ#´å�fgŒÎºèí�£�� žÔ��ß=7¼MIæbr�Û¨À�ì^)Ë
Œ]ðoF�0�F�WfÃQ�s[§Z0ëàwi~��kjæ�-)°5±Û\Ý™z¸f^ .5Š‰�Ÿ• 嫈ÞÔ:�Ýî[G³�–�L�ìýŠ’ð�ö:��kÂ�¦�=“ž˜©‘dý�œ4°��Tæ2ÒÒ�£�é$ûÞ¿Ž—cØ��{µ-`ï»÷�ÖïCï¯�š2à¿>G“å|™x–OËÂ�\½óJÃï��%�ÎBm¯ÞÅb�jŸ”s�†Ï�`%äuRÉÉp¬ f�WI�\‡S.=-†í[¡���†#ÌXÍ‘L�Š˜þ `¶Šé3/‘ÓmÁÖ|5-�$9ÔJS�æ&��´“ùtHú™%Hª½´Î� fQZãUÁ´aÓ÷ò�æ{½�ßF�%a•«t‡„`ì�› ¶�šA� Ñ��&��/�Õ`=þ? äz.ÑX�eŒÍ×+Eó
—�ƒîr�¸…�Ô°I.ðßÔ¼›xò-
·œV0{„�œŠ�Å�”:&á"¶†á6¡!a-
^;˜Õܼiv†D<„ÀUR½»ñiæÛ��þs9ÿ¿ÿùß\&U€²��™�ñ|�‡°�ÁhÄ= �¯ÂÅr´�åÏju'LS’38±
÷U¦,�4d–w��r¹ÎÿhÈãÑ»Å,¼ƒ¶oZ�™��N‚ƒ3d#¢Ð×
Ç$â6
L�{š, YŒI´Â¢�š½�ÑÁ�—˜³hZ=ð¢®s¹ø6–Ï•Z�¨¢©\BýÝu*×ÐUy�Ú�eÑlŒì[d
¦ûuÖ-Lâ+�Öl5“Æ�¤T&Yd>'.Ñúa{®ßQ.XàYì¿õ§�Ì‹K�]�&pà�ýcH—d�šÏ�«ë¬R?¤zæöVª�Bð9�Ãv²ðÛ
Âyk›.˜¶½¡ë�Û‰”¡e�d
�·�IaO"—‹Ñø ŠX�ðañ°4 »ñ,”�¨S�¾ýÂËÇÌ÷�BÅÕ1¡�fÊÊöÜÆ-~�ëf“S8à wFÒ:öÝB� Z?1š†��AvÒòY�Ôp�å«A�Îf� m�]׿€X’S_8Á¥æ’g1
öÃ’^^(¾¤À‘i [©ùýÁIêj�½`F×EñÑ#;�]7‚�ƒO¯�mø`Y�05��
@Lö©xv�´~�ŸNC[�êßf�S¾Œ~�†�K£yÖ)ÚBñG�ñ·�¶AœfÿvHâî<Ž¶¾ne$�±x¥�`à�Kê‡Ó˜à¿áðIiÒÙ �‰>Å�F4C ¯+ û¼_í
Z/&8ÐÈA³,®
ÿ�1ö¤<C}�³Œ©a3›”�.!ÊÍ'Ÿ¸ÇXiêÕf£Þl«L��²ÿUå‚ì�Ô;r�WÔx�휎�\G·áí)ý§%â fäZ<�æãa8Û‡õ�êí¬�MD›Šïàž âºèa6�ú?vÆͺƒGiºA
Ð� p�'‡U;�B�ìaÍø‘td"�Ãù�Ê×
lÓ–°$KØô�&Çoak�×fñ'�oG
;G˜�Ñ‹v-–¶�‹[0"žz¼�ð�œ^…!ú‚Á[-¸�ïM4�„�o“‡É/ÛÀc �†|ÿù}�I*é–˜�§b¿W‘‘ˇø[xë2�u»�¹i�§lêF4iˆ4kZRÛôQf.²Òók�_Ü äì“�ƒ�@¯‡e�Žtb0†#hÈ!Ï{`Ü
Å—-ðœKI¥
SݽýàXöu§jU‡Îdf?ÙžM‰TÕ¹Þª6°�èî…‹~Vû��3g–�9ËNËêx•Yi4úR&vG�Ÿ—U�:ä˜Ñt–¶ç°lÁ\ì»Ä¶0‰«pèÚ’äX¢«ã%C%„1P¯ØÚ#¿\15-aý-ÿùžâ:‹¦ÅbOîŠI"
ñÔaM���ò=��úªdƒ´�ÿçk} FzQ“Ñ×ÍÜG8:…mQF�æçcoš) �J8�,L%[LÊ/q Ëü ¾ôA�©CUÎ-Ò‡†^W\:Ç5[À¥#"Ãùé�,é
*Üyb“%‚Š-êX-WÛÏt�{îh¯ÌúLÍœ�cÝž�S+Ï?'€��Ç°ÕöJY�Rõ£j�Þ�¬ú'�çÈ6ÁÖ�·ƒ ÚòÂ}›J^s;˜òu¸„]Ƕ…R½”M]��K(ï»ÕwCîw4•¿�A/CèPÃE�žžiö�—Ê�%œRiʨ“~1È*�–}>¢-l��×™�à~÷�O\²�:ŸÃÉ}hݾ¡p�Ôräîò�u�Y+8r74óh€
_Û±ˆ�×naÊ›µ��Ìù¯èÖ³_WЫ3€�;³YyóÖ¯A�àZâ&Æçü—4°7%Gƒn��EŽeDMu—
T+Åþ�©�!�6*º!méÖ$�E"�¼Æ/WºÍ3ÿœ.¼'AþA�Í÷ˆ)SmÁ¥r*E�~}W˜úk:�½¿âaä)دld���ÛÊV�n´�^û¶Ž`‘ùšé·àüL #\ÓÞO2úpóù“Œï”�èò�Sµ�‚�€KK€�Q´½f£×�0B7ã Ûâ�šMg´a !Ž¦™o7„=-›��Äç@Áx<�Â�&›�«!
ñwjÈ%æ¦Û½Ð¦œó8�¸ó•m±ì·ø~zÝ'™5ˆ“�L.ãÄÅ}-¬�~]ƒ&�Þ‘ŽˆO5|Lp1�«Z'Q
|4 Òßé�T©W[ÕêÉ�"ˆÏžŠ
©™ú/hÓ,uæÃøa9�«g·>sdmº--ú –(›`�¥yùÔp5êV ™)¦Y€!
§�5m¸™�éLJ•øFIg9d'™ø`Ðð›<fÓ�ƒ®C#�* “‹5•µ� àOößåRn,��°&9¬�öÍzƒÑô‡×‹Cr™–÷[oÐû� J�¶1öt��õ‹�6M É~‘�öfÜ‹ëRO4üQ‘pVx�’ÄÉ/ï 8<�ë›��ñl¥ÒþÕ³¨�/i(Õt6ht�Ê�÷%Ú[Í�ÿ�DÞ�Ü”U„ˆÓt¥�°˜Åí%ø“ƒ!��Êå‡Kï7ò��¿fÑ<‰~&Þå�î´šÞE‹Åtž UÊ�øëñPСyærë�3ÒÏ¿®ÿ)—8LS�Wÿ†+?G{U”â=pë€4ƒõ0‹k-�µ:��rèåc6D·a�ƒkÍ>Å€�·íï[Àëx«Y
ѳˆ‰žV:º¾ÑëˆX�—&<§;uXpé�Î�1¯¼Ö‘EªŒYëÝJµV�»þc©ö’L§#yuƒvrj¨òw{×Ï^<‹-�×êâžU˜RôöFC‰
›ŠSÀ±…y¸Ü—H§¡/~Š¾0hà�ÈëµWÖ4�V
9ƒ£X¿Nâûé|ì]GpÈù\b\æ)Lé�—$µ-³#úmM®g4”èsÓÜ×4"éŽÂ»§ÛéO£�-â„ô1®¶oÐ1¡ìÎhûµJµ›�
:$É�ÕÍ�ç¿‘ÔG™ÂÄ8´ëÃùýÜEqª�¦Ú<?¸N–ÃXz�勯àG^{£×ó>Å°¾�&Ë9Pí·h’ë•ÊB{}ÍÃ�Ã~»ê×ÎUpÅŸ”�×3¿ÂW{“ðvA„D®Í€›ÚÁ\Gñ�îϨ·+d6ä?®–#øE¸L¦¬÷šËó�R–-ïnÏ�ô§È¬¹ÕdâS��+}‹²áIo¾Ín->È$uØòàå/{�’RZ·Óõ...${@p,�-`��šÔÒ@ΰEâ�ZåÜÞõsÿæÏÞŸŸþüã»ì�é�º¸¹è|Ao®„–ä�„2/_-â“, E�æ�V�O†ÄÞ¢ûäýI9-Š˜‚�sFJ0�û¶�T1@ mÜ-�,òp˜%»†�n‡…U�ñl Ó¢�nyæÅ�\÷2úèù��¨�ÎlX7VÐÄbU‚�Cò I'}•ƒA°c�“±�z{�ªÖJ��|H�¦!Í*Æ�!lñæ;Ç«D®Lcz¿�á½oŒû¬xU®‰�R¶Y:¸¹]-87�Á’�Pî'8�Oqheö(��ç�ÿ:�.�Æ�+#�Œ�†ÅŸì�bˉ�¸½ZðŒ�pŠ{Œ��à9~§rbñ�¸k'�^�™�SOHÑÕ÷+Ð8g1¨zò4’ WÍ�8{l�¢8žµ~p¹°6X@8oÕÚƒÚI*.�Ö�A£zž�7ºo°v%b �@”ëÊCg�ŽâEq>Ï¥h1x¹Š6¨|�êÕFÍW)šÇ©��¯PÑ�kçgUP�äcÅÔb�ÁpÙZ¨_óÈu©ŠÅ�ô�+k¶ÍÖê4�D¿Ê´E�?üÉ�� ²T�÷Ñ"üùÞ�œý�Ä÷tï(x"íŽ~]©T•ÈS�h3r¢àõŠÅô!VÐ�Šý©¼h�)¶Æ�LÈ¢‹$|\æ�|Pˆd_VHµ�4íý�K×ôQÂQÇ�:®g:þ�Ý.“eþ�
�£�ší¦n�áÖÂmÒ Ï
�+²zÍáO^ 'w,ë#�Z¤&÷zÑ"ŒåuWk%�#dßIgå�,�)��⑆‰ìÓÅüEr�M†Ñ<�^†�Qw-…Ot1JÓ$'z^’�€³�
i ”-�Ù`ÍOÒ,Bv ,!oÃ�þRìÚB¸šØZðº>ô5e[\ �lºˆ”M”�€è‚'½ý (Š Z¸Bg��µIv�ñ«%TÂ5ÑfMÐ&Ù€‚Ö”ƒS2(~\f™
º<�aƹFÌZG̺¦�šÓšÀ�¤��VB×à'�W-?lâʃß!|KÂùxùtD–¢ÏC\‘ÞAY΄�0²®�¸Â˜tæÀ•<ËR¸¡†FÙ�žgç-’Ý�,² oSR%-�¤ì·ÝÓ'Z•3ÔõSh–D`ŒŽmBêbÅ{¤N�GQ NAj�rJÃ%æu�)E·mG~œ@V…ò€ ÌÊï�`ë¼_÷ÛM¢Ôù"-Š±þ1©3�!�`r'qg�qLÕH~ð�ëQ°@¤uhÂЩ 7�äùt�My2üÒÁ…çY ²ø¨³¼í”ŠpœÄð&�}Ó�þóW˜óвEÝûú-öΧ·¡-{��í&Z$ ¤m�+‹/¯XÒ`3©²«±Ë–dSÓ�Bö~µÑlïû��Y€]hm‚�M_”éÝ¡‰®öF¦� }�5ï#)ž<<‘òö8~Šá?àß&¼9dƒ¡WP0hÞÀÍÑ¢ÃÄŸ”Ä��µM�»��ÑZÃí4yDA•E�n �elª´ŒN¥Védø�e´�-ÔN2Z·‘‡W{,„LZai{õ¿d §fG\¯RÚù†�»çj‚á¢yp� æ‹it£XNˆD�—ýÏÝ·εI¯u¯ÒhÔ”�'ø“’L±ì^ëÔ®€ˆ‰ 5u
§³Héx�¦Ý$·�e1‹F#¼�…%�0Ãü¢C¿U=o4NØ#Z�}AX�"�ð¡8Â�ZM¬$
Ê‚"¿d9jyçwJ ��F#H�Ó˜±ªˆ)R ×
U'u„™Ò¹†��±�ÃRëº15@0�]D¥nüà3»�ÂhÀ�HÅẽæy›s���øWHPmƒ�‘³®�VW6¦í7
z[½:�»*‰Äº�!�v¸ÐC”82
y©Sp�©�x¬Í��5Hµv ñä �ë‰Gÿ�î<ä*µzȼ’MçmÏ•�Sži�TM§Mb,�uYfÐ6(¥aŒ‰~
�²o,Xõ³Mdb)�ît" Ò·+nOÇÌótž–¤Yvíö[Uø¢¶�{´±™¸�‹~ß”á
0æwáÈIºMV.×-&ÆÔzbÀsp³L]�øT:€zR®à±¿Sd “¸ŽFÑÓ>˜� rÕM/6�ÍÍÀʺ
2•V¿>è�
/Ž-'~p8\¤À�³äó â�]G¥)2·ç� äìt„™~<C_uV‘¢�´ØÅíH6O�ß’ßÍÒÇ“p‹§�鯄*ú~{´uG‘óÙ�pyÝåH¬TNy¬‘î”|£©)v�UÈjƒ"PúT9>
Î
²²~Íov�/›U!V†öNÙ& ”oM¤:Ph^è*•¦`ªþü e�A…Ó.#�Pæk&¸Äür8ùZÞÛ�á,í@¦�ÍCT¯ž²�@'Gî�… �X�H�Ÿ��%–‘™ýß„·ÑÈ軫bâ�¦ñ1šÁ¦©…5eЩ˜ÆƸŽS¼¼‡ã�e„üºü”h�© 8W‚Ü�£-`ïrú8µuU[˜ÆF&`ænØz¶›¹(M _iõ:�¸À¨
Æg�ˆWÚíÖ ÅOÓ�Š÷-ˆ*�`�-4¬)èe6+ë�S™Êã�Wpºd´€½WîwöÉcn}Îå�ì¢Æ²¢ÊÑH¥ýy©-ÒŸÜ`7YOÈö
Õ .�ÒÈW4ŠôßSãȱ��~ˆA•fl#RÎ�úÇ0-†�F_Þ*£_Χå}iS�’:81h Ôg¶gç�NsßO<�Ö�‹x&�œ¤ë,xg¹#�ã‚��`�¸<ÕUþA<- û)¥é™&�ùA˲“‚i�†�D¶®@?Ü
&|1¹‡=¯pµHiR6õ
�f¨/!î¹�²�.‚�êuL L¸Øf�XBÑu>�Þ÷çÄj�¸ïàý ]6�y=}¸œbn|…›<`Ùx•Ç�À'ä·áª�°òMâë;ô§œ�ô
c8Š�'üɾu�<ÿŽ,‰vô¾ÇpŸµ�‚ÄC‘]úº§ @KÑÂ܇�Að ˜î(•oI3x4q±VOQ¿¬É[ �*Ü%@:w�® ñ�Éõ+èå_��«~«ÉlÈDøBèf��5æˆó�n;L#jè¥hÜÐù�Üìˆ žÄÆ/ìý¶þöH{F(Ù�ðš®Ò�¸óO•"t0àO죺çfõç6†\- ãa�U�Ý�¢ÝkCoÏ$w\Áúœ�àôž"-9êl/��a�øiú�ß…#¸^õn:žóå�œ/¡=„x;/îýöéêúw�Ñëž¹.$ĦhÁ�AÕÇ©®‰Ý±YVk-æêöy1Ä2%¦v&F_%ñ7õ¶*4-ýMQ�e:ŠÚñy×3(‡ñÓH·ö�dÔm¸È�–�KÓ×�Þlð?#hK‰�ƒ¶þÌ�üç‡çgž-¾@l&×öš9��ìs>�PRhÃÄ�…EGýiOi´P
w�b�C=�yD9��~[#Ä48‚ŸHuÊ4�[y™öÏölžAOÝaíÙÄfd��ê�s���l5jEº� ¤ó��Àâ!+�Zxjt.�5„f©FR
-2F‹;iijJ¨¡��ˆ-á2�Ó*ìB ��w")(
·¦£9Î�v€ »SÒ-�ÙÕ:ºÅDl�É-Ÿ1Än#�Æ68Ëm3bÖ�^Z8@‚—"m¥Èù/�D�ó�…»¾�Œ Ç}tÍ{Êïç2oÖÙêÝ„ãY
æç}�/Ç�㮳P�—�K�·�†1Á½�Þ�AüÀ# €
�‘�¡
JÝ!\.àÀÖŸ¿uI�â0ÔF¹›¡¿(&��è -4|Õ?CC*a‹ÁÉéZ"”W‡å�?�Ùû�ŽÂ10ɇ8YÂ)ž�…ó�šÂLújÍ ,pT��)÷¯,=©C°Å¹<UÀ�醵Õ@µn/�[¬C¶@o)…Ÿ�]ÑCtvtüáÞ„&,\hÈ*ë†ä΢Îã(fvƒ¸�4.Л¹'®c7cBiG�ž^÷I™A03�WMƒM¦QYaböÐìÔÎ|tÁ•qt‰s�
�ÓA4óßÎŒ5�Ë•ü�@›¾�ߌ•ù™ 8ën”k—s4�\ŠÙ±©°št¶Jòêéq;Ð
pbr4&ØÙ˜�S7œ$Š›m�3µð;vú[7p`Ю&�†%º±�`›ë�¬]S0fæ-ú@|�Îë6[µ{•â�;ó3V2t�ÞÇò~#Gwk7Åu�
ú��
AÓF�ÙØŸí¾ç
�K7G†xG ¤ÐŽLwÆÒÛ wÃ�ÝåÓ’T”—²yïE��s©cˆ¯¿×çE’D�÷à•Ê�»1¯�S¨ë=í¥máÔJi[¼ ’�F„���b¿¬y
Ñ�î��á°öÖ¬²â±jz•æª©"ƒÃeø�ÎK!›†Ax^oV»�ú‰‚�ð'öì°å¦‡Ü~3�ëhÏ�'7 I2Uï¡Òm"�jɨ+ÆhPõÆ,qHu~Yâ”Ó˾¶;_ÝMbPYåµ}�‘¦h#ËÔ¢�‚j�§�J�Ã<
Yb!zµšV-³;“²�°3�ç6P9†w8dWÂA-
%¶EâO
-²M{ýS#�»¶,õ]`Dòd²Ö2Ö=Õ¨TÏ+½�ª_–è’®aP`¶j ¦•D-íKŽ“x:ñzqø0�•Ý/
0´¯å%C"íµ…›¯àþ ÷'�f 5Û�V`ˆuäk †u¥‚ƒ�¨±�ٓإ Û8<ïú¦Gî§yxXNÖÞ¢$X4×}:%Ã>ò¯p”�„[1-JG+”�™~®=F «=húµs�èëÆ
�çº/ë
ãE2�“i�ÌídP<Áuc�B�@q’¾öÛ� ÒÒŒ¦AÖÙiW�êë�ö[ÓuŸî ”<-6Íp¸¶‚F\�±¥÷cJv¨ÎRV
ªÍ zŸ�EkÛÀð:‰bí�j5ņÚß2¼ûòþGà0Ñcå�`úÔ€˜��÷E\hé4y�83¥ô—BjŠÿ|ß<ùABž³y-eó �ýºšÍÖÝv˜ç19bSߟÉfœs®©�“ žçŽô/ó\�ÍÊ-�‡ˆ‘quØ”a ¤ÜF
5
Äl•©�®º,�AFCå'AîÚ4úª#ŽÉ«òÐR†ì�þ&NM@(¤�
¨<�ŸÅ÷%™2�\[!'|ë!˜R�2Õ�euGáÝÓíô§%V,£aÇ"¤d�� Q½\Häö0¯‡Ä-±Ò¿Â��óg}ì�}��†�A�h{vÛ�äátï��
Œ€›çǽ¸Fåc4 ‡`¨�Q¨�Q¼\CuŽC_bøàh¤ŸÂ™ËYŒ�,¥‡£BB£^붛´’”�-ƒÊ÷«Á¯sø
û•oag�ÔR÷�×z�Õ•:�ëé}ò#œçNò0õÃp
GÝJ˜T�Ù,47�*ï�GÐ�=ùå”#¬�_z¶Þ´L.<䶘†–‚kÀŸìe)Š-´¸¯��J?ù?RéïÌFñ�93¦3:�¸Lãá£,hBq<ýZW�\i먄u²âJ åçL ƒå¢_Žø�z�$÷‚²¸ƒ3
ë|סA€úúà�3ñå‚$ø�.– ¯FîEà ƒ8ÞoWÉ�œ�“ø“’ÈúŒíb…Ò ÔŠèFZ‹ƒ�Ò%Pàè-ïŒ�ŠÒ��ùI¾„®˜«�*ÝÖª_‡Û¨_«T»*yÀUæõA&©Ã<É^�ðX³²�šG¥ÙjŸÕÄåeË7½ì�ùzóõ�½k�Pâ�ãFW�”�ÙuÍ
–�^”"�%†�%kÁÝN×û—„L�1� –
¦%žZƯ0ÌôTèlS È*ü ÁP��¤�p¼×x¶„¿E�¶�‰²�L‚u5¤4F�NZ�FµÚ�µ¿vVÕ6^»5ѵ�ÞbÜSµ -<<¦L•�?a¶;<@ÀU-©L�? f¼Vª�¸Ðò�²¥œš7�y÷ºçêTN<ý¥��üç/��&&��¢�Ë™ßô»Ùmåû@�È#��:Çwÿ/����ÿÿìUm�š@�þ+f¿7· �’B‚z6—ö.�í�XaU�pɲH¯¿¾3»âI{o^¯I?ô‹afç™×Ç��~lýõ�þ�l¿�´þ���©�–×�ÔW-/cm¤Ây´XEÉ þº\EŸ#|RÆ�Ñ� ²Î³$ ”RÇõ&C¢õ�ýº�ƒïeá×�Ky@*Ék.�œ„ƒ¿�ŠaFXÝoÉ/FÎd1¿<ùÐòÜ^¦à½:uG¤SÅ�ûåÙCjMOÊ9ß°¦Pø2±�{J»—�UÑblÍ<�_u��[×�H±u7À‚o�¢ Î2
BïÕykF
12¡ÅJÔ�qÇ
=Î���‰=Ïõø‹|�Íy:& IS€‚5J æD‡W
�ë7 š&_„ðKt�ß$Ñ]¯£¿Ðì¹^^–*ôî�Ü{×øg„|�âôs{‚8�Œý[ÚQ+å{Åe�
Ï®ŽŽ�ÿvUk¡vÿk¿è£sr®�ÙÐîöPòÒÚê›ÿ9ûŽ7è"žÕ<U±ì�-nÎ~V��±��šŽ©5£æ�l„�¾'|Ã%ߧ��ªû V"?ð=�H?Ï�"o2Ç°ç)ëÌìô3€k�Õvù�|¶�±¬ u±Å;øv¼‘^Á©È Ö¤³½eX‘�U@lÛñô@òí
r¶\j¡�DV¢|�ñ�<�ïŽ÷Àµµw“-œ�#n��¥Bý]¸»¦\A±àvS‚—B´Ð Q2(¼õkÅ$�¶Œu*Š�µæ|£G}/2‘~’y�/xMâ\¥PÞðt�Ì”4ëÖ"»×-�iJØ2áO���ÿÿ��PK����������!�Œ�µ˜i���¸�������word/footnotes.xml¤’KNÃ0�†÷HÜ!ò¾u ¨ ¨I�D�€Ç�Œã4�¶Ç²�„ޞɓRUUU6N<�oþñÌfû-UÔ�ç%˜”¬–1‰„áPH³KÉÇûËâ‰D>0S0�F¤d/<Ùf·7›6)�‚� |„
ã“�ÝU�6¡ÔóJhæ—`…Ag N³€W·£š¹¯Ú.8hË‚ü”J†=½‹ã5�1�’Ú™dD,´ä
<”¡KI ,%�ãgÊp—Ô�2sàµ�&ô�©� 5€ñ•´~¢ékiØb5AšsM4ZMq-½¤ZáX‹�Ñj�Ý‚+¬�.¼Gk>8gâ*>W{|À
1g\"áoÍI‰fÒ̘n=Žæ?�o‰Ã£CmÚ¡~�Á·È
–)j“°·HòÂ2Ç�8‚&Y¤$îã,ÞpY‹W4Äë‡ûçü± èM¹(Y-Â�§#»î˜i4ÛÐÞ†§íÿ§5>©‚ƒ ÒÔý–¼�+ZýGÑIò9u(x’ê³-���ÿÿ��PK����������!�%ê�ûj���²�������word/endnotes.xml¤“]nƒ0
Çß'í
(ïmè6u�*ôah�ØÇ�²�J4bGI€õö3�èVMUµ½�bÇ?ÿ�;›í§©£V9¯�R¶ZÆ,R ±Ð°KÙÛëÓâ�E>�(D� R¶Wžm³ë«M—((�ƒò�!À'-y«�l¹—•2Â/Ñ* g‰Îˆ@[·ãF¸�Æ.$�+‚~×µ
{~�Çk6b0e�ƒdD,Œ–
=–¡�I°,µTãgŠp—ä=Dæ(�£
�¹S5i@ð•¶~¢™¿Ò¨Äj‚´çŠhM=�ëì%Ù ':ꇩ�²;t…u(•÷dÍ�Ι¸ŠÏå-/°GÌ�—Hø™sRb„†�ÓOÇIÿçæ-©yü�›÷¨c!t�Ùq–¢. {K ¯¬p" cdÒEÊâᘥ��jñL†x}wû˜ß÷��S®JÑÔᛧ�»~™i<ÛðÁF«�þÇ!þMƒD��šaD^Nõ¬þ£çWò�m¤vzlÙ����ÿÿ��PK����������!�ùtD-����@�������word/footer1.xmlœTÙŽ›0�}¯4ÿ€üž@�M#4d”e2oUÔ¦-à€�«Þtm ùû^³µ�©£¤/�îrÎ]Žyy½H�Ô
,×*!³iD�¦R�qU$äçé0Y‘À:ª2*´b ¹2K^×O_^š8w�`¶²q�ŽÒ9�‡¡MK&©�jÃ�:s�’:ü„"”�~Uf’ji¨ãg.¸»†ó(z&=ŒNH‰užó”õÇ��÷ðv™{�V’)×2†À�Ö •-¹±�šü_
�*î!&’§ -Î�O4l±�@êÏš¨¥�â�s�[�´ÁUHÑ•ÝhÈ
è”Y‹Ö}ç��gÑgÜý�=ĘqO ·œC%’r5Âxa|Øÿ¸¼)./ì¸C�õ§�œÅ�ed‚&Fùeß��E»·å|…‚èM{–ÓJ¸Ö³Zì¶ËÁsô¦Õ|�Ͷ�È�Z¬-î*�f×T$ä µc@BïÉ�Jv�t5@qô�t¥p��ºQi©QIŽ]œ7”ƒ��[ø.›ø²�¼Àû‘¢€��-W¼,�2tÔpC}¤�ûVÉsGb;> OÓGûš-ÈÄ�D¶+) uÿvº��û™ù�±EÏÑ‚bÄÇq>LÆ•upÂyø›�[CS¤2À,ƒš‘õqóþ��žr
ü«€‡ÙþÑ�ÃýŒ�ùÑyà{Õr££V-ËC´ýº¼O-\e~Œ¼(Q{‹ç¨¯£]^W >ñÿ·þ���ÿÿ��PK����������!�PsÉ#6�����������word/footer2.xml´TÛŽ›0�}¯Ô�@~O �m#´d•kß*Ô¦à€�«ø¢±�äï��Ï9sfŽóür�¥W30\Ɉ̦�ñ˜LTÊe-‘ߧãdE<c©Li©$‹È•�ò²þúå¹ 3 -VK�Ö˜(¬Õ¡ï›¤`‚š©ÒLb2S ¨ÅŸ�û‚ŸJO�%4µüÌKn¯þ<�žH�£"R�
;涛•v•Tê
{ˆ‰à (£2ëJB•e<aýk¨€{x»Ê½J*Á¤m�}`%ö ¤)¸6�šøW4”X
õg"jQ
ç�}�[ ´ÁUˆ²k»Q�jP 3�£û.9"΂ϸû�:ˆ±âž�n9‡N�år„qÆx·ÿqyS\žßqû
êU�Îb�6Ò^�¢ýÒŸ� ‚Ýa9_¡!úОe´*m›Y-vÛå�‰]h5_�³m��C‹õË^K†Õ5-#rTÊ2 ¾Ëd@�‹�S�P�=�UI��-ÝȤPè$Ë.Ö�Š!€†Í�Ê&¼lJžãýHÐ@ˆˆ‘+^–
�:j¸¡ŽiÎ~TâÜÑû(Ç�·îO»ž-¨D�eº+( uÿuºj�û™¹�Q¢ãhAñÄûq>LÆ¥±pÂy¸›��M�¤ÒÀ
ƒš‘u¼ù~ð<G9-|ÓÀÃlH3LS –}¨nuX¬6ÇvÿwŒ² ¥ŠA©¬V·�»¾p'Äþ��
�6���P�������word/theme/theme1.xmlìYOoÛ6�¿�Øw toc'v��uŠØ±›-M�Än‡-i‰–ØP¢@ÒI}�Úã€�úa‡�Øm‡a[��Ø¥û4Ù:l�Я°GR’ÅX^’6ØŠ->$�ùãûÿ-©«×îÇ
nÆíÞMæ^»ß\„ÖîËc°ý¶låö.Ò7ž{kw.Sç�ž�xy�OAßG[×u‚Oü�_ÿ���ÿÿ��PK����������!�–µ-â–
��!)OÚ^ýrÍC$ñy@“°íÝ-ö/-yH*œ�˜ñ„´½)‘Þµ�÷ß»Š×UDb‚`}"×qÛ‹”J×—–¤�ÃX^æ)I`nÌEŒ�¼Šp)�ø�èÆli¹V[]Š1M<”à�ÈÞ��©OÐP“ô6râ=�¯‰’zÀgb I�g…Á��u��SÙe��bÖö€OÀ�†ä¾ò�ÃRÁDÛ«™Ÿ·´qu ¯g‹˜Z°¶´®o~ÙºlAp°lxŠpT0-÷�-+[�}�`j-×ëõº½zAÏ�°ïƒ¦V–2ÍF�-ÞÉi–@öqžv·Ö¬5\|‰þÊœÌ-N§Óle²X¢�d�søµÚjcsÙÁ��Å7çð�Îf·»êà�ÈâWçðý+-Õ†‹7 ˆÑä`
-�ÚïgÔ È˜³íJø�À×j�|†‚h(¢K³�óD-Šµ�ßã¢���dXÑ�©iJÆ؇(îâx$(Ö
ð:Á¥�;ä˹!Í I_ÐTµ½�S
�1£÷êù÷¯ž?EÇ�ž�?øéøáÃã�?ZBΪmœ„åU/¿ýìÏÇ-£?ž~óòÑ�ÕxYÆÿúÃ'¿üüy5�Òg&΋/ŸüöìÉ‹¯>ýý»G�ðM�Geø�ÆD¢›ä�íó��3Vq%'#q¾�Ã�ÓòŠÍ$”8ÁšK�ýžŠ�ôÍ)f™w�9:ĵà��å£ x}rÏ�x�‰‰¢�œw¢Ø�îrÎ:\TZaGó*™y8IÂjæbRÆíc|XÅ»‹�Ç¿½I u3�KGñnD�1÷�N�
IB�Òsü€� íîRêØu—ú‚K>Vè.E�L+M2¤#'šf‹¶i
~™Vé
þvl³{�u8«Òz‹�ºHÈ Ì*„�æ˜ñ:ž(�W‘�☕�~�«¨JÈÁ�}KNßÁP±*ݾ˦±‹�Š-TѼ�9/#·
Tøe\O*ðtH�G½€HYµæ–øA7ÂqZ…�Ð$*c?���¢�íqU�ßån†èwð�N�ºû
%Ž»O¯�·ièˆ4 �=3�Ú—Pª� �ÓäïÊ1£P�m
\\9†�øâëÇ�‘õ¶�âMØ“ª2aûDù]„;Yt»\�ôí¯¹[x’ì��óù�ç]É}Wr½ÿ|É]”Ïg-´³Ú eW÷�¶)6-r¼°C-SÆ�jÊÈ�išd ûDЇA½Îœ
IqbJ#xÌ꺃 �6k�àê#ª¢A„Sh°ëž&�ÊŒt(QÊ%�ìÌp%m�‡&]ÙcaS�l=�XíòÀ
¯èáü\P�1»Mh
Ÿ9£�Mà¬ÌV®dDAí×aV×B�™[݈fJ�Ã-P�|8¯�
�Ö„��AÛ�V^…ó¹f���é"�á€d>ÒzÏû¨nœ”ÇŠ¹ €Ø©ð‘>ä�bµ�·–&û�ÜÎâ¤2»Æ�v¹÷ÞÄKy�ϼ¤óöD:²¤œœ,AGm¯Õ\nûœÂN�H…T[XF64ÌT��,Ñœ¬üËM0ëE)`#ý5¤XYƒ`øפ�;º®%ã1ñUÙÙ¥�m;ûš•R>QD
�ÌH ín÷ÞÜ-Æ
zÈÇiÛ�Ù�-ã�¼.uχY��C¾�6ìOMf“å3o¶rÅÜ$¨Ã5…µ
¢à��ØDìcp¿
UÐ' �®&LEÐ/p�¦-m¦Üâœ%]ùöÊàì8fi„³r«S4Ïd 7y\È`ÞJâ�n•²�åίŠIù R¥�Æÿ3Uô~�7�+�ö€�׸�#�¯m� �q¨BiDý¾€ÆÁÔ
ˆ�¸‹…i�*¸L6ÿ�9ÔÿmÎY�&-áÀ§öiˆ�…ýHE‚�=(K&úN!VÏö.K’e„LD•Ä•©�{D
�ê�¸ª÷v�E�ꦚdeÀàNÆŸûžeÐ(ÔMN9ßœ�Rì½6�þéÎÇ&3(åÖaÓÐäö/D¬ØUíz³<ß{ËŠè‰Y›Õȳ�˜•¶‚V–ö¯)Â9·Z[±æ4^næÂ��ç5†Á¢!Já¾�é?°ÿQá3ûeBo¨C¾�µ�Á‡�M
Â�¢ú’m<�.�vp��“�´Á¤IYÓf-“¶Z¾Y_p§[ð=al-ÙYü}Nc�Í™ËÎÉÅ‹4vfaÇÖvl¡©Á³'S�†ÆùAÆ8Æ|Ò*�uâ£{àè-¸ßŸ0%M0Á7%�¡õ�˜<€ä·�ÍÒ�¿���ÿÿ��PK����������!�ÂO¡§Ÿ���å�������word/settings.xmlœXÛŽã6�}�°ÿÐðóö4滑ñ�$Enf1³�¬“��-u[�Ý Éíé|ý–,+žžT�Až,×a�ëÆ�uÞÿøµ©ïžËa¬ºv»¡ïÈæ®l�]QµOÛͯ¿Ä{³¹�§¼-òºkËíæ¥�7?~øÇ�ïÏéXN�,�ïÀD;¦Ývs�Út<�Ë&ï›ê0tc÷8ݺ&í-«CyýÙ\5†íæ8M}úðpUz×õe Ö-»¡É§ñ]7<=,šYw85e;=0BÔÃPÖù�
�ǪWkÍßµ�[�W#Ï��ÄsS¯ëΔüÙÊk¸çn(~×ø+îÍ ýÐ�Êq„Ì6õ�n“Wíjf¬ÿŠ�%ŸŸªý��/ß�ù�eû-ëš»sÚ—Ã�� 5'dó0�°q÷¸›ò©�xì˺¾4Á¡.sØþœ>�yÓäP´ErÑ�§—ºü9oËx)Y¬ê©�`ís
~òHèbº(óS=ý’ïwSׯ¸f×��Ç|È� ¹ëó�lê»v�ºz]Wtÿé&ß5ý�yY
-‹awÌû2[
�Þwé8 ®;�wÏiù�¢+‹j‚
ɿn7 £z¶ðpNÿhâœ>vÝÔvSùó0'dý�~TÅvsuö;é%B0·Š�Õ²-nv®�^›y-\-¼ÒƒƒÓçÓ%Ïp> �òœÎ�ÿ�/×Ü�""qZ,i™Ñ�B�c1A�΢•("¨¦×ª}gMQcÞ@´I8jMK‘1�q*a-E2Æ-®�¸$ Ó¡\+ÜkªhÆq�%…2¨5£”ËPÄ�-q�H©½vÈë¼1¢œBsÍ�2
Û‡q¦�ŽHm‚Eu4¡áÒÜK—Üú€�Ê8škædö†×�ñ�-)Ë”Šh
8D*"æ�§D�\‡În£:��4£Ü¨Ì¢ñp£‰CsÍ�“�í�-�Õh®�S1C- E�DÏœHt�Pß„#”ã:žK‰VNdÒz� T½±Ï›ó@�ê Ú×’1�Ñ*H8r ÚoRp‡gTZ�ñS"3å,��Œ\$hv�S&¢} 8��͵�Ügè>Êr"Ð>�$a¸Žãâ�}‚ò��U*’,Ãã‰Ì9��÷a�ülkA�C=ÐRRŠž9-”¥¸Ž�^¡gA[á�š�� åp¯�¡�-œ
ôè™ÓŒ
"�tRè -E{TGf ��aœPÔk@@ ›.FpiqkFG�úf�•p\Dz�Ï›±��
õÀŠ„âHàÆâ-DõÆ$O˜b
�4ÑB�ÔZ¢u&�æ[â�•è©�$�hï$^Zü}šd"#è�M"Ì ´«,áÄ¢·�+˜LÐH-€� }`•–��Ô��9Ú½ÖrïмÙ(©GûÀ�Îð¾vŠp�NX§™7è>.¡Ü¢^»DÁ(Å*ç¬r�·f5Ãï|
ÞL
͵óÒã'ØeÊ�´¦.0bКº �~�=•-¿ y�½�í7/ˆÂ'Ÿ—<ËÐ>ðR8ü6è57ø}Ç�.ðÛ -Ÿä-î¶x
|Æ�‚fÇ�jã�ˆ`ø›ÖG8$è�
œÄû��`q�I‚G{4SD'èTÎ �ñY•iš�´r™‘�ÿ*È<‘
ီ
�;�¢3‹žà@¥Â¿X�¼O%�i˜oÞh_�bð �„Ð-�HAS�O$@¼Ä÷1�F�v¶ƒQ& • ‰È�šëààZ…΃�s�¿W…L�…N—���褈„�ƒæ �!�êAdBDô-�á�™ ‘FA%~ãŠB%�í�¨HÄ¿O£†b£y‹�J‡vHL´ó¸op»Æï!1c-ï·�%S~®6p�ó‡#|å7éLIÍDÂò��
¹k�NÅçÍ~¨ò»Ï3i�ZMº¾¸ª]ñ} äYù-²;íWðþ~�Æ&¯ë�”Ë �_µ E5öÀ©\
ןóáéfùRÜ&�P)Ð.ÿþÝÚÌ+•Ã¿†îÔ/VÏCÞ�l �¯�R±|Ú5iÕNŸªf•�§ýnÕj�»ú�:µÅ�Ÿ‡ÙàÃ-Açt�º�Ø'°’·Oë7oÙÞÿº›—žÓC=ìfJ²üœ÷=pK°dÿD·›ºz:Ntæµ&øWä×˟ý�»bì‚Á¿�»üÉ�sd°úú0/X-aÕõá&ã«Œßdb•‰›L®2y“©U¦fÙñ�È: ã¾�õ·>ÎòÇ®®»sYü´ ·›?ˆ–$\�´�í¡>�%ôCÑ�Æ�íLõ�—�]˜³¿K¥]‰·:�éNÓ+Úm&åfÞ-�%½+ò)�ÚñRÉWÊ—3ð�/ç´(��ôëî¥Ùß(ÁwK\u5N»²�öpê�ÈÈ…vüçÅò�Ÿþð����ÿÿ��PK����������!�q¡v€Þ���Ó*������word/styles.xml´šßs›8�Çßoæþ�†÷Ô¿R;ÉÔé¤isÍL›¦u2÷,ƒl3�Ä!¹Iúן´€,³HFiód�Ø�¤Ýý.�í»÷OY�ü¤%OX>�Go†a@óˆÅI¾ž‡÷wWG'aÀ�Éc’²œÎÃgÊÃ÷ç�ÿõîñŒ‹ç”ò@�r~VÎÃ��ÅÙ`À£�ÍšËs+Vf
��à DÈŸåzÀV«$¢Y´Íh.�ãáp:(iJ„�œo’‚‡5í±�í‘•qQ²ˆr.g›¥�/#I-žËéÅ,úHWd›
®~–·eý³þ�W,�<x<#<J’yx—drE7ô1øÁ2’‡ò
%\\ð„tžÜ\ä¼Û,âØ` †LI¾–ØŸ$�‡4?º_ì�¢�-“X’Iy´¸�¥á�VÐ|�+)ôºª«Z˖Ε®^T¡’N¡«/,z ñBÈ�óP†�
Þ_ß– +�ñ¼;¶ Yò9‰c*�C_—o’˜þ»¡ù=§ñîø÷+�s} bÛ\ÌÃñt�‘Hyüé)¢… ³�.'™�ùF�¤jøÿ�Û‘Z¨ôP×å�JTN�#o‹±²àÆZ�±m-ÄŸ;y%îñ+qß¾�wúJÜÙ+qeA{•|8ýÃ܈€`þ0õ.�)UÌ^ª[l—ÂÏ@”,_÷æ�ÊŠ�ቬû='t›’ˆnX�Ó2¸£O¢Û;É®˜�ž:ŠÊ� ��‰d]Qœ-aÖ¿�|IÖ��,6PžÚ˜éÐ1zeù%á° sô©«�Vfÿ”IŒF�;FûJãd›5�-êèÞ˜“þÆPR÷Œ���«…v
û¶§%-szØRy©cÌYOK<æIOK¸9ìyÈ•‡Iù�t%ÂÌ•?—,eåj›61m§ÃÌ•EÚ¸sXW"iË®�œ¹²hO*ÁE�É'“Žè¸Ö¼ÓŒÝÞµì�xìö®Å·Ud§¸�Ñ¢Œí”Þº²#\�ûA�&êÉ_¥
~D2ꡳŒ‚²oIIÖ%)6í4œÀ�M¯ÛÍ÷-�ps2•3†�k/ûë\>ìr�tr&ð
Û‹SÇ�Öå�Nï�d�NïJdGô.IvD¯Úd5÷*RvŠK¶ºæ@Hl•cæR®FÀ=ÁŠpɶ³~á{„_ýÂö.Gàú…í]^hUžQ�
Lq9¢EÑ�Á�ïú…�®úÕ)TŒð�*Fx �#¼…Š�^BEæ/�*¦¸òS«Ì�*F¸RT#L¡b„+?;…ŠÉü„Ší]ŽÀBÅö./´$¦…Š).G´(Z¨˜â-TŒð�*Fx �#¼…Š�ÞBÅ�/¡"ó� �S\ù©Uf �#\)ª�¦P1•Ÿ�B…çEó °ç¿èæ^†í]ŽÀBÅö./´$¦…Š).G´(Z¨˜â-TŒð�*Fx �#¼…Š�ÞBÅ�/¡"ó� �S\ù©Uf �#\)ª�¦P1•Ÿ�B…7Ê¿!Tlïr��*¶wy¡%1-TLq9¢EÑBÅ�o¡b„·P1Â[¨�á-TŒð�*Fx �™¿H¨˜âÊO-2S¨�áJQ�0…Š�®üì�*lÑü†P±½Ë�X¨ØÞå…–Ä´P1Ååˆ�E �S¼…Š�ÞBÅ�o¡b„·P1Â[¨�á%Tdþ"¡bŠ+?µÊL¡b„+E5Â�*F¸òSm-¥40wÀL…ŽüßzÚPãþ›Yõ¤~Ð�-e��Eïrû£šw±v�ü§ïõ>ö�c��Þ¹4Ý4�ÿ�ý É2M�¼¢~>ø¾{�»Ï¸IÀÞ p÷í2ø\5)�¦Cp1�í‚Ê®�³�CuG@×�¼P<�²‹¢0ߺËæ
Õî"Ûx`�ªçãZöhÔ��ÊXµ^H[h>©�Êj�ÂwÙ �7×
‡ÇWÃ�³ºBÊ��˜Á¯æô¸>Á�]ª&�ÀVÇŒv�˜0žy´‘S��-Õ\-3¯Û\ôÖ‚êÖ�Ž�s�õE�¾*€Ë`-»Ti¦W�†ÝfGuÝ^7ˆ<$ço™· Ëj�Ý2ç;uÞéò�.©6�ñ�›�–C3Ô�æ°�±L«àÈ/×¹ŠŸl¡‚��”‚�öKSº�´èëuûÜö”�¹£´wÅäŽV‰f³ª
*Oâ'R�(Ï_Ò4ýJ ÕÙÑ�š&Z¨%�‚evû�vÆa&]�ébs2ÕOµ�»ïóm¶¤e½]oñÿ�Se�e‰Üê‡ã–
Ãd–DvR}S�QH–v)Ê®/%)™ŒÐÜ&?�{µ©Z‰ª`²�íx2®_s�×@d”îà’“é1\¢"�<ù�øöÅî‰W/ö–¬é�„¸�§‚*|U-¶VÝ©tp�Í�öÉuGBÕæŽH¨¾2yøP$Ò$�h<\‘.eýªÌög8���?Õ�í�„± öM¢:�ì�Û;nØc‡¼õ[·—
!�J
�-Qý£4=9�¥ÓIõ�ì¥QŠ¶\ªu¡n
ØŠ’»�����������word/webSettings.xmlŒÎÁjÃ0&�øùÿ���ÿÿ��PK����������
Æñ{aï�t_�õ0JHR(£/Ðõ�\Gi
±d$mÞöô5l—Ýz�Ÿøñï�_im>Q42�ð<Eº�py?
²m¡A =ï¡Qó4ù• �øF…Ãø´éKWðzF³ú©MUH;�`1Ë�s��L^·œ‘ê6³$oõ”›ãyŽ�ß8|$$s»¶}u‚«·Z KÌ
,S��ZyD+
¨ZCÒúë% ÆÚÈÙbŠ?xb9 �Eqcïþµ�w���ÿÿ��PK����������!�·ªí�ù���õ�������docProps/app.xml ¢��( ������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������œSÁnÛ0
½�Ø?�¾7²“¬)�EÅ–`è€m��·=s2��³%Abƒ¦_?Ún�gÝi>‘�ôÓÓ#%o_š:ÙcˆÆÙEš�²4A«]iìv‘>�_¯nÒ$�Ø�jgq‘-0¦·êã�¹
Îc ƒ1a ��éŽÈÏ…ˆz‡�Ä�—-W*�� NÃV¸ª2�W¡-±¼ò'´gœïé�IK§[}ñ±8x�¬d��¯�Ó šL§\8¥r�[Œj&EÈ'�JÎ3FúP.w�@�{¨¦×³‰��@~ö¾6�ˆíU?Œ
N?7hIŒ³ìZà PýlåÔ£ÒQ#Å •…#¨
.ºŠ’ûΈ¤%�bØ"Ùœ�êï�Úù®Á°d¹§ù-5¹�DóÊ�-§É/ˆØ:·H÷�
ç`è 2)†©ün,K™ÜHÑG¬-À6€ßE•só •��5.Ù�UA�QŠ3
Xb�Û¶>éâÚG ª0T37×ú¼ ‡mÃØLUÞ5ppÙØ�ô�¸p©®;!ÞW|7ú‡Ø|(¶ÓÐKíå¬ "�É·hÞiìņýÅ¿t��{PK÷zH¾ðÚó4ß ÖþßñÁ�nÕ.Ò›-—à`�ž
í6-4OìÓdÆÓ9oÅ $7¼<Xò˜�„g@Þñ�BÝžÊÿÚ-–Çž÷…vÏ-ûW¬òñ(ã¯[¬#ÆËqz^ê����ÿÿ��PK����������!�ú–j…«���3�������docProps/core.xml ¢��( ������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������Œ’]oÛ �†ï'õ?XÜ;€ã¦‰•Pm‹*MZµJMÕi7�…“„ÖÆ�HÝüûb�³fÚÅ.Ïy_žóÅòú-©³W°Nµz…è„
´h¥Ò»�zØÜäs”9ϵäu«a…ŽàÐ5»ø´�¦�-…;Û�°^�Ë�I»J˜�Ú{o*Œ�ØCÃÝ$8t�·-m¸�¡ÝaÃÅ ß�.�™á�<—ÜsÜ�s“ˆè„”"!ÍÁÖ� �†��ÐÞa:¡ø�׃mÜ?-D僳QþhÂL§v?²¥�Ää~s*�»®›tÓØFèŸâŸ·ßï㨹Òý®� ¶”¢òÊ×ÀÖ|ë¹Í¾9µÄ)ÙËîðô
³˜NA�„�î[Ë>?ÉC]óýoJJ²˜�R,.it�Žþ /pìZ+]àœE�$Á «Œ�·�ªœ%‚»æÎ߆co�È/G¶Îæ${ü�A�I}% ¯ªÿ'¬(£%ŽØûï¬Ò-$+�%9™åÅlC˪œV„üJÐÑ�V��2Œ 2 +®†ƒŒÊãôëzsƒ��\mè¼*��otÅe„ª Øœ&ú�âÐáåÕ9q�
+=ÿæì���ÿÿ��PK����������!�Jwm—���N�������word/fontTable.xml´’ËNÃ0�E÷HüCä=Ä��Š´*�°c�Ê�¸®ÓXò#ò¸�ý{&vÒ��‰.2¹¦$�†Û-4»‚|¬Ë«�IÀ3³eÊ�Q�£�²
–H�)¾¾¾-ÏÃòS«ä �Hk \\^<´óÊ�� ®70w�©½oæi
¼�šÁµm„Á¹Ê:Í<
Ý.µU%¹x¶|¯…ñiFé]ê„b-÷†Z6@ú´ö/i-uÛÆY.�°X-bžfÒ�E_]ÒÎ ÓXõZj�É›h“w«Y40åßp�=�¦Æ–´ i˜± &ƒ‡føÞÑ�zKsü2üËI0òš9�þd¤Q®˜–ê8¨.ì�ƒ¥çõ ˜“l£D\�r‡�{ØЂ "š-fS�•IAf¨tO¯d�‰cŠ÷�VÝœ”àá!'x&eÙyPÁœ~U¨3�w9¢öÄô�+ 8Ç$:�‘DG$ûg�«®àì%œ�Ùà òp„üqDb`ó; z�6 %�E ñ-ož°•÷Z_K-¯p
«
íÒµO~6,h%@ü·¶ù�VF§ÿ�«ïX|���ÿÿ��PK��-���������!�f–›�‡���(���������������������[Content_Types].xmlPK��-���������!�-‘�·ó���N��� �������������À���_rels/.relsPK��-���������!�ÇÑæ++���9�����������������ä���word/_rels/document.xml.relsPK��-���������!�u¥ÃåÉ(��4³����������������Q ��word/document.xmlPK��-���������!�Œ�µ˜i���¸�����������������I2��word/footnotes.xmlPK��-���������!�%ê�ûj���²�����������������â3��word/endnotes.xmlPK��-���������!�ùtD-����@�����������������{5��word/footer1.xmlPK��-���������!�PsÉ#6���������������������±7��word/footer2.xmlPK��-���������!�–µ-â–���P������������������:��word/theme/theme1.xmlPK��-���������!�ÂO¡§Ÿ���å�����������������Þ@��word/settings.xmlPK��-���������!�q¡v€Þ���Ó*����������������¬G��word/styles.xmlPK��-���������!�JØŠ’»���������������������·N��word/webSettings.xmlPK��-���������!�·ªí�ù���õ�����������������¤O��docProps/app.xmlPK��-���������!�ú–j…«���3�����������������ÓR��docProps/core.xmlPK��-���������!�Jwm—���N�����������������µU��word/fontTable.xmlPK����������¼���|W����
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Struktur Sistem Pakar...................................................................... 16
Gambar 2.2 Proses Backward Chaining.............................................................. 25
Gambar 2.3 Proses Forward Chaining ................................................................ 26
Gambar 2.4 Depth First Search........................................................................... 27
Gambar 2.5 Breadth First Search........................................................................ 28
Gambar 2.6 Best First Search.............................................................................. 29
Gambar 2.7 Representasi pengetahuan dengan Frame ....................................... 30
Gambar 2.8 Semantic Network........................................................................... 30
Gambar 2.9 List.................................................................................................. 31
Gambar 2.10 Pohon Keputusan........................................................................... 33
Gambar 3.1 Pohon Keputusan............................................................................ 75
Gambar 4.1 Diagram Alir Mesin Inferensi ......................................................... 95
Gambar 4.2 Diagram Konteks) ........................................................................... 97
Gambar 4.3 Diagram Zero (Nol)......................................................................... 99
Gambar 4.4 Diagram Rinci Proses 1.0................................................................ 102
Gambar 4.5 Diagram Rinci Proses 1.3................................................................ 104
Gambar 4.6 Diagram Rinci Proses 2.0................................................................ 106
Gambar 4.7 Diagram Rinci proses 2.5 ................................................................ 109
Gambar 4.8 Diagram Rinci Proses 2.6................................................................ 112
Gambar 4.9 Diagram Rinci Proses 3.0................................................................ 113
Gambar 4.10 Diagram Rinci Proses 4.0.............................................................. 114
xxi
Gambar 4.11 Diagram Rinci Proses 4.1.............................................................. 116
Gambar 4.12 Diagram Rinci Proses 4.2.............................................................. 117
Gambar 4.13 Diagram Rinci Proses 4.3.............................................................. 119
Gambar 4.14 Entitiy Relationship Diagram........................................................ 121
Gambar 4.15 Logical Record Structure .............................................................. 122
Gambar 4.16 Tampilan Umum Sistem Pakar ..................................................... 127
Gambar 4.17 Tampilan Index (Beranda) ............................................................ 129
Gambar 4.18 Tampilan Login User .................................................................... 107
Gambar 4.19 Tampilan Form Pendaftaran.......................................................... 131
Gambar 4.20 Tampilan Verifikasi (Registrasi Sukses)....................................... 132
Gambar 4.21 Tampilan Verifikasi (error notes).................................................. 133
Gambar 4.22 Tampilan Lupa Username Password............................................. 134
Gambar 4.23 Tampilan Konsultasi Hitung Waris Sesi Pertama ......................... 135
Gambar 4.24 Tampilan Konsultasi Hitung warisan Sesi Kedua......................... 137
Gambar 4.25 Tampilan Konsultasi Warisan Sesi Tiga ...................................... 138
Gambar 4.26 Tampilan Hasil Penghitungan ....................................................... 139
Gambar 4.27 Tampilan Daftar History Hasil Pengitungan................................ 140
Gambar 4.28 Tampilan Tentang Warisan ........................................................... 141
Gambar 4.29 Tampilan Bagan Ahli Waris.......................................................... 142
Gambar 4.30 Tampilan Form Istilah................................................................... 143
Gambar 4.31 Tampilan Bantuan ......................................................................... 144
Gambar 4.32 Tampilan Profil ............................................................................. 145
Gambar 4.33 Tampilan Buku Tamu.................................................................... 146
xxii
Gambar 4.34 Tampilan Kontak........................................................................... 147
Gambar 4.35 Tampilan Home Administrator ..................................................... 148
Gambar 4.36 Tampilan Tabel All User Administrator ....................................... 149
Gambar 4.37 Tampilan Tabel Pakar Administrator............................................ 150
Gambar 4.38 Tampilan Admin ........................................................................... 151
Gambar 4.39 Tampilan Pengguna....................................................................... 152
Gambar 4.40 Tampilan Tabel Istilah Administrator ........................................... 153
Gambar 4.41 Tampilan Tabel Mayit administrator............................................. 154
Gambar 4.42 Tampilan Home Pakar................................................................... 155
Gambar 4.43 Tampilan Tabel Aturan Pakar ....................................................... 156
Gambar 4.44 Tampilan Tabel Relasi pakar......................................................... 157
Gambar 4.45 Tampilan Tabel Ahli Waris Pakar................................................. 158
Gambar 4.46 Struktur Menu Sistem Pakar ......................................................... 159
Gambar 4.47 STD Halaman Utama Sistem Pakar .............................................. 160
Gambar 4.48 STD Login User ............................................................................ 161
Gambar 4.49 STD Halaman Konsultasi Hitung warisan .................................... 162
Gambar 4.50 STD Record History...................................................................... 163
Gambar 4.51 STD Buku Tamu ........................................................................... 163
Gambar 4.52 STD Daftar Istilah ......................................................................... 164
Gambar 4.53 STD Halaman Utama Administrator............................................. 164
Gambar 4.54 STD Tabel All User Administrator ............................................... 165
Gambar 4.55 STD Tabel Admin Adminstrator................................................... 165
Gambar 4.56 STD Tabel Pakar Administrator.................................................... 166
xxiii
xxiv
Gambar 4.57 Tabel Pengguna Administrator...................................................... 166
Gambar 4.58 Tabel Istilah Administrator ........................................................... 167
Gambar 4.59 Tabel Mayit Administrator............................................................ 167
Gambar 4.60 STD Halaman Utama Pakar .......................................................... 168
Gambar 4.61 STD Tabel Aturan Pakar ............................................................... 168
Gambar 4.62 STD Tabel Relasi Pakar ................................................................ 169
Gambar 4.63 STD Tabel Ahli Waris .................................................................. 169
Gambar 4.64 Aplikasi Al-Faroidh....................................................................... 183
Gambar 4.65 Aplikasi Faraid Fuse! .................................................................... 185
xxvi
DAFTAR ISTILAH
Active Server Page : adalah salah satu bahasa pemrograman web untuk
menciptakan halaman web yang dinamis.
Domain Knowledge : Pengetahuan yang berada dalam kumpulan spesifik atau
khusus
Common Gateway Interface : adalah suatu standar untuk menghubungkan
berbagai program aplikasi ke halaman web.
Gharawain : Dua masalah yang terang cara penyelesaiannya yaitu, Pembagian
warisan jika ahli warisnya suami, ibu dan bapak, Pembagian warisan jika ahli
warisnya istri, ibu dan bapak
Internet Information Services : adalah sebuah HTTP web server yang digunakan
dalam sistem operasi server Windows, Layanan ini berfungsi sebagai pendukung
protokol TCP/IP yang berjalan dalam lapisan aplikasi (application layer
Jumhur Fuqoha : mayoritas ahli fiqih (hukum-hukum yang menyangkut
peribadatan ritual baik perseorangan, atau di dalam konteks sosial umat Islam)
Musyarakah : Yaitu ahli waris yang dalam perhitungan mawarist semestinya
memperoleh warisan, tetapi tidak memperolehnya, maka disyarikatkan kepada
ahli waris lain yang memperoleh bagian.
Opensouce Operating System : Software yang menyertakan source code, dan
mengizinkan pemakaian atau perubahan seperti apapun terhadap source code
xxvii
tersebut. Jadi, open source merupakan cara pengembangan/distribusi software
yang membolehkan siapapun memperoleh, mengubah, dan mendistribusi ulang
software tersebut.”
Portable Server : Server yang bisa dijalankan dalam perangkat portable seperti
USB flash drive. Tidak perlu melakukan Instalasi pada computer
Tabarru : Sumbangan/derma/hibah
Web Server : adalah sebuah perangkat lunak server yang berfungsi menerima
permintaan HTTP atau HTTPS dari klien yang dikenal dengan browser web dan
mengirimkan kembali hasilnya dalam bentuk halaman-halaman web yang
umumnya berbentuk dokumen HTML. Server web yang terkenal diantaranya
adalah Apache dan Microsoft Internet Information Service (IIS).
Web Browser : adalah suatu software yang digunakan untuk mencari alamat suatu
web site
Web Pages : sekelompok halaman web (web page), yang umumnya merupakan
bagian dari suatu nama domain (domain name) atau subdomain di World Wide
Web (WWW) di Internet.
Numeric Reasoning : Penalaran Pasti dalam sistem pakar, dilakukan jika semua
data yang dibutuhkan untuk menarik suatu kesimpulan tersedia
Symbolic Reasoning : Penalaran menggunakan simbol dalam sistem pakar
DAFTAR LAMPIRAN
Tabel Pengetahuan .............................................................................................. A
Kuesioner Awal................................................................................................... B
Wawancara.......................................................................................................... C
Tabel Keputusan ................................................................................................. D
Pohon Keputusan ................................................................................................ E
Kaidah Produksi .................................................................................................. F
Tampilan Antarmuka Sistem .............................................................................. G
Angket Hasil Uji Sistem .................................................................................... H
Surat Keterangan dari Pakar................................................................................ I
Kuesioner Akhir (Evaluasi)................................................................................. J
Source Code ........................................................................................................ K
xxv
DAFTAR SIMBOL
SIMBOL PROGRAM FLOWCHART
(Jogiyanto HM, 2005:802-803)
Nama Simbol Gambar Simbol Keterangan
Simbol Input /
Output
Digunakan untuk mewakili data
input / output (I/O).
Simbol Proses
Digunakan untuk mewakili suatu
proses.
Simbol Garis Alir
Menunjukkan arus dari proses.
Simbol
Penghubung
Menunjukkan penghubung ke
halaman yang masih sama atau
ke halaman lain.
Simbol Keputusan
Digunakan untuk penyeleksian
kondisi di dalam program.
Simbol Proses
Terdefinisi
Menunjukkan suatu operasi yang
rinciannya ditunjukkan di tempat
lain.
Simbol Persiapan
Digunakan untuk memberi nilai
awal suatu besaran.
Simbol Titik
Terminal
Menunjukkan awal dan akhir dari
suatu proses.
xxviii
SIMBOL DATA FLOW DIAGRAM (DFD)
VERSI YOURDAN, DE MARCO, DAN LAINNYA
(Al-Bahra Bin Ladjamudin, 2005:72)
Gambar Simbol Nama Simbol
Entitas Luar (External Entity)
Proses (Process)
Arus Data (Data Flow)
Simpanan Data (Data Store)
NOTASI ENTITY RELATIONSHIP DIAGRAM (ERD)
VERSI CHEN
(Al-Bahra Bin Ladjamudin, 2005:149)
Gambar Keterangan
Himpunan Entitas (Entity)
Himpunan Relasi (Relationship)
Atribut
Garis penghubung (Link)
xxix
xxx
NOTASI STATE TRANS (STD)
Gambar Keterangan
ITION DIAGRAM
(Roger Pressman, 2005)
Kead ate) aan sistem (St
Perubahan sistem
Keadaan 1
Keadaan 2
Kondisi
Aksi
Kondisi dan Aksi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan Sistem Konvensional dan Sistem Pakar ............................ 24
Tabel 2.2 Tabel Keputusan ................................................................................. 32
Tabel 3.1 Tabel Perbandingan Literatur Sejenis ................................................. 62
Table 4.1 Tabel Kuesioner Awal ........................................................................ 78
Tabel 4.2 Alur Proses Diagram Konteks ............................................................ 98
Tabel 4.3 Proses Olah Registrasi ........................................................................ 100
Tabel 4.4 Proses Konsultasi Hitung Waris ......................................................... 100
Tabel 4.5 Proses Olah Istilah .............................................................................. 101
Tabel 4.6 Proses Olah Pengetahuan.................................................................... 101
Tabel 4.7 Proses Registrasi ................................................................................. 102
Tabel 4.8 Proses Login........................................................................................ 103
Tabel 4.9 Proses Update User ............................................................................. 103
Tabel 4.10 Proses Tampilkan User ..................................................................... 104
Tabel 4.11 Proses Input User .............................................................................. 104
Tabel 4.12 Proses Edit User ................................................................................ 105
Tabel 4.13 Proses Hapus User ............................................................................ 105
Tabel 4.14 Proses Input Status User dan Mayit .................................................. 107
Tabel 4.15 Proses Input Harta Kotor dan Kewajiban ......................................... 107
Tabel 4.16 Proses Input Ahli Waris .................................................................... 107
Tabel 4.17 Proses Penghitungan dan Pembagian Harta Warisan ....................... 108
Tabel 4.18 Proses Update Hasil Hitung .............................................................. 108
Tabel 4.19 Proses Cetak Laporan Kesimpulan Pembagian Waris...................... 108
xviii
Tabel 4.20 Proses Tampilkan Record Hasil Hitung Waris ................................. 110
Tabel 4.21 Proses Tampilkan Kesimpulan Pembagian waris ............................. 110
Tabel 4.22 Proses Edit daftar Ahli Waris............................................................ 110
Tabel 4.23 Proses Edit Status User dan Data Mayit ........................................... 110
Tabel 4.24 Proses Edit Harta Bersih ................................................................... 111
Tabel 4.25 Proses Hapus Hasil Hitung Waris..................................................... 111
Tabel 4.26 Proses Cetak Laporan Kesimpulan Pembagian Waris...................... 111
Tabel 4.27 Proses Cetak Laporan Kesimpulan Pembagian Waris Kasus Biasa.. 112
Tabel 4.28 Proses Cetak laporan Kesimpulan Pembagian Waris Dengan Aul dan
Radd .................................................................................................................... 112
Tabel 4.29 Proses Tampilkan Istilah................................................................... 113
Tabel 4.30 Proses Input Istilah............................................................................ 113
Tabel 4.31 Proses Edit Istilah.............................................................................. 114
Tabel 4.32 Proses Hapus Istilah .......................................................................... 114
Tabel 4.33 Proses Update Status Ahli Waris ...................................................... 115
Tabel 4.34 Proses Update Relasi......................................................................... 115
Tabel 4.35 Proses Update Aturan........................................................................ 115
Tabel 4.36 Proses Tampilkan Status Ahli Waris ................................................ 116
Tabel 4.37 Proses Input Status Ahli Waris ......................................................... 116
Tabel 4.38 Proses Edit Status Ahli Waris ........................................................... 117
Tabel 4.39 Proses Hapus Status Ahli Waris........................................................ 117
Tabel 4.40 Proses Tampilkan Relasi................................................................... 118
Tabel 4.41 Proses Input Relasi............................................................................ 118
xix
Tabel 4.42 Proses Edit Relasi.............................................................................. 118
Tabel 4.43 Proses Hapus Relasi .......................................................................... 118
Tabel 4.44 Proses Tampilkan Aturan.................................................................. 119
Tabel 4.45 Proses Input Aturan........................................................................... 119
Tabel 4.46 Proses Edit Aturan ............................................................................ 120
Tabel 4.47 Proses Hapus Aturan......................................................................... 120
Tabel 4.48 Tabel Struktur File ahliwaris............................................................. 122
Tabel 4.49 Tabel Struktur File user..................................................................... 123
Tabel 4.50 Tabel Struktur File status_ahliwaris ................................................. 123
Tabel 4.51 Tabel Struktur File aturan ................................................................. 123
Tabel 4.52 Tabel Struktur File relasi................................................................... 124
Tabel 4.53 Tabel Struktur File detail_hasil......................................................... 124
Tabel 4.54 Tabel Struktur File detail_history ..................................................... 124
Tabel 4.55 Tabel Struktur File mayit .................................................................. 125
Tabel 4.56 Tabel Struktur File istilah ................................................................. 125
Tabel 4.57 Tabel Struktur File cetak................................................................... 125
Tabel 4.58 Tabel Cetak Struktur File cetakspesialstatus .................................... 126
Tabel 4.59 Tabel Struktur File komentar ............................................................ 126
Tabel 4.60 Tabel Pengujian Sistem..................................................................... 171
Tabel 4.61 Tabel Hasil Kuesioner Evaluasi........................................................ 180
Tabel 4.62 Tabel Perbandingan Dengan Software Al-faroidh ........................... 183
Tabel 4.63 Tabel Perbandingan Dengan FuSE .................................................. 185
xx
xxi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari, permasalahan warisan seringkali timbul
menjadi salah satu persoalan krusial dan sensitif, hingga kerap kali memicu
pertikaian dan menimbulkan keretakan hubungan keluarga (Syarifuddin, 2004).
Hal ini tak lain diakibatkan salah satunya karena penentuan ahli waris dan
perhitungan jumlah warisan yang diterima oleh masing-masing ahli waris tidak
terasa adil dan berimbang.
Dalam aturan Islam sendiri Allah SWT telah menetapkan tata cara
pembagian warisan ini di dalam Al-Qur’an secara detail, sebagai pedoman
manusia dalam menyelesaikan permasalahan warisan, agar tidak ada ahli waris
yang dizalimi dalam menerima hak warisannya, dan agar semua ahli waris dapat
menerima secara ikhlas ketetapan pembagian tersebut. Namun dalam
implementasinya, bagi masyarakat Islam itu sendiri, kebanyakan penentuan dan
perhitungan harta warisan dilakukan dengan cara yang tidak sesuai dengan hukum
waris Islam yang berlaku sehingga sering kali menimbulkan konflik.
Penulis membuat kuesioner yang disebarkan kepada 100 responden yang
diantaranya guna mengetahui mengapa penggunaan hukum waris Islam kurang
berfungsi dengan semestinya didalam masyarakat, dan menyebabkan banyaknya
perihal-perihal kewarisan di masyarakat yang seharusnya bisa diselesaikan dengan
1
2
adil dan sesuai dengan hukum Islam menjadi tidak terlaksana, dan hasilnya adalah
dikarenakan :
1. Kekurangtahuan umat Islam pada umumnya mengenai tata cara perhitungan
dan pembagian harta waris menurut hukum Islam.
2. Sulitnya mencari pakar atau ahli di bidang faraid (perhitungan dan pembagian
harta warisan menurut hukum Islam). Jikapun ada jumlahnya semakin sedikit
dan ruang geraknya pun terbatas, seperti tidak bisa setiap saat ditemui dan
sanggup menyelesaikan masalah kewarisan dengan segera.
3. Rumit dan mahalnya biaya jika perihal kewarisan dibawa ke pengadilan
agama atau notaris juga makin menjadi kendala bagi ahli waris dan akhirnya
makin memperumit masalah kewarisan didalam masyarakat.
Selain permasalahan tersebut diatas, perhitungan dan pembagian warisan
itu sendiri biasanya dilakukan secara manual, baik dihitung oleh pakar atau ahli
perorangan (individu), melalui notaris, ataupun badan peradilan. Namun
perhitungan secara manual dapat berlangsung lama, dan seringkali terjadi human
error dalam perhitungan dan penentuan warisan yang dapat pula merugikan salah
satu ahli waris, dan menyebabkan konflik.
Jika kita melihat lebih lanjut terhadap permasalahan kewarisan ini, muncul
kekhawatiran bahwa ilmu faraid atau pembagian harta warisan menurut hukum
Islam ini lambat laun akan semakin ditinggalkan seiring dengan perkembangan
zaman, artinya eksistensi dari ilmu faraid atau pembagian warisan menurut
hukum Islam tersebut tidak akan dipergunakan lagi oleh umat Islam itu sendiri,
3
dan bahkan Ilmu faraid itu sendiri akan hilang nantinya, sebagaimana Rasulullah
SAW telah bersabda :
“Dari Abi Said bahwasannya Rasulullah SAW telah bersabda : Pelajarilah
oleh kalian ilmu agama dan ajarkanlah kepada orang lain, pelajarilah ilmu
faraid dan ajarkanlah kepada orang lain, dan pelajarilah oleh kalian Al-Qur’an
dan ajarkanlah kepada orang lain. Karena sesungguhnya aku (Muhammad SAW )
adalah orang yang bakal terenggut (mati) sedang ilmu itu akan diangkat
(dihilangkan). Hampir saja timbul fitnah sehingga antara dua orang yang
bertengkar atau berselisih tentang pembagian warisan tidak mendapatkan
seorangpun yang dapat memisahkan mereka” ( H.R. ad-Daraqutni )
“Pelajarilah ilmu faraid serta ajarkanlah kepada orang lain, karena
sesungguhnya ilmu faraid setengahnya ilmu; ia akan dilupakan, dan ia ilmu
pertama yang akan diangkat dari umatku” (HR. Ibnu Majah dan ad-Darquthni)
Merujuk kepada hadist serta menanggapi kendala-kendala dan
permasalahan kewarisan diatas, maka penulis merasa perlunya dibuat suatu solusi
alternatif bagi masyarakat atau umat Islam khususnya dalam menyelesaikan
persoalan perhitungan dan pembagian harta warisan. Maka, seiring dengan
perkembangan ilmu komputer, yang salah satunya adalah sistem pakar (sistem
yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia khususnya para ahli atau pakar
ke dalam komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang
biasa dilakukan para ahli atau pakar), (Kusumadewi,2003), Penulis tertarik untuk
merancang suatu sistem pakar yang dapat meniru keahlian yang dimiliki oleh
pakar faraid, sehingga bagi masyarakat atau umat Islam khususnya yang ingin
4
menyelesaikan persoalan perhitungan dan pembagian harta warisan dapat segera
menyelesaikannya.
Pemindahan kepakaran yang dimiliki oleh seorang pakar ke dalam suatu
program komputer dalam hal ini memang sangat diperlukan mengingat penentuan
ahli waris dan perhitungan harta warisan dari hukum waris Islam rumit dan
memiliki banyak aturan sehingga tidak semua orang dapat melakukannya. Untuk
itu pembangunan sistem pakar guna mengatasi permasalahan ini memang tepat
kiranya.
Sistem pakar ini diharapkan dapat membantu umat islam dan bagi para
ahli waris khususnya agar dapat menyelesaikan persoalan pembagian harta
warisan menurut hukum Islam. Tentunya dengan tingkat keakuratan yang bisa
diandalkan serta bisa digunakan kapan saja dan dimana saja.
1.2 Perumusan Masalah
Sesuai dengan penjelasan pada latar belakang di atas, maka ditetapkan suatu
rumusan masalah yang sekaligus juga menjadi menjadi pertanyaan penelitian
sebagai berikut :
Bagaimana merancang dan membangun suatu sistem pakar yang mampu
melakukan penghitungan dan pembagian harta warisan kepada ahli waris yang
berhak, secara tepat dan akurat, dengan jumlah warisan yang didapat oleh masing-
masing ahli waris yang berhak tersebut benar-benar valid dan sesuai dengan
aturan serta kaidah dalam hukum Islam.
5
1.3 Batasan Masalah
Sesuai dengan permasalahan yang ada di atas maka penulis disini akan
mencoba membatasi penulisan dan penelitian ini.
1. Sistem pakar ini hanya mengolah input orang yang berstatus sebagai ahli
waris ashhabul furud dan ashabah.
2. Sistem pakar ini hanya akan mengolah harta waris yang sudah dinominalkan
dengan mata uang rupiah.
3. Sistem pakar ini akan menghasilkan nilai bagian per-orang, prosentase
pembagian, jumlah uang yang didapat untuk masing-masing ahli waris yang
berhak, serta penjelasan dari kesimpulan yang dihasilkan.
4. Sistem Pakar ini hanya menangani masalah pembagian khusus aul dan radd
serta permasalahan kakek bersama saudara dan tidak menangani permasalahan
khusus lainnya.
5. Metode inferensi yang digunakan dalam membangun sistem pakar ini adalah
forward chaining, sedangkan untuk teknik penelusurannya menggunakan
depth first search.
6. Dalam penelitian ini penulis menggunakan bahasa pemrograman PHP sebagai
alat pembangun sistem pakar dan MySQL sebagai databasenya.
1.4 Tujuan Penelitian
Maksud dan tujuan dari penelitian yang dilakukan penulis yaitu terciptanya
sebuah sistem pakar yang dapat membantu memudahkan para ahli waris
khususnya dan masyarakat muslim pada umumnya dalam melakukan proses
6
pembagian harta warisan menurut hukum Islam secara tepat, akurat dan dapat
dipercaya. Karena sistem pakar ini juga berbasis web, jadi bisa diakses dan
digunakan kapan saja melalui internet. Selain itu, sistem pakar ini juga diharapkan
dapat membantu melestarikan ilmu faraid yang semakin ditinggalkan, dan
menjadi sarana pembelajaran umat, karena didalamnya tersedia pula informasi-
informasi tentang ilmu faraid.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis adalah :
a. Menerapkan ilmu-ilmu yang didapat selama mengikuti kuliah.
b. Mengetahui lebih dalam tentang penerapan sistem pakar dalam kehidupan
di masyarakat, yang dalam hal ini mengenai pembagian harta warisan
menurut hukum Islam
c. Menambah pengetahuan umum tentang tata cara pembagian harta waris
menurut hukum Islam.
2. Bagi Universitas
a. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menguasai materi teori yang
telah diperoleh selama kuliah.
b. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmunya dan
sebagai bahan evaluasi.
c. Memberikan gambaran tentang kesiapan mahasiswa dalam menghadapi
dunia masyarakat yang sebenarnya.
7
3. Bagi Pengguna Sistem
a. Tersedianya sistem pakar berbasis web yang mampu membantu umat
Islam menyelesaikan permasalahan perhitungan dan pembagian harta
warisan yang sesuai dengan hukum Islam.
b. Sebagai media alternatif dalam proses pembelajaran mengenai ilmu faraid,
karena di dalam aplikasi ini pengguna bisa memperoleh penjelasan dari
pertanyaan-pertanyaan dan kesimpulan yang dihasilkan oleh sistem pakar
yang berguna untuk meyakinkan pengguna akan hasil yang diputuskan
oleh sistem pakar. Selain itu, pengguna juga dapat memperoleh informasi
terkait dengan ilmu faraid itu sendiri, yang diperlukan untuk memahami
lebih jauh tentang pembagian harta warisan dalam Islam.
1.6 Metodologi Penelitian
Pada penulisan skripsi ini diperlukan data dan informasi yang lengkap guna
mendukung penelitian, serta kebenaran materi uraian dan pembahasan. Untuk itu
diperlukannya sebuah metodologi penelitian, agar penelitian yang dilakukan
penulis lebih terarah. Metode penelitian yang dilakukan penulis dalam melakukan
penelitian adalah sebagai berikut.
1.6.1 Metode Pengumpulan Data
1. Studi Literatur
Pengumpulan data sekunder yang dilakukan untuk memperoleh keterangan
dan data dari literatur berupa buku, skripsi, thesis, jurnal, e-book, dan artikel-
artikel yang berkaitan dengan pembahasan skripsi agar diperoleh suatu
8
pemahaman yang mendalam mengenai masalah-masalah yang telah
diidentifikasikan.
2. Penelitian Lapangan (Field Research )
Yaitu cara pengumpulan data melalui observasi dan penyebaran kuesioner
untuk mendapatkan data dan fakta pendukung dalam penelitian, serta
melakukan wawancara dengan pakar Ilmu faraid, yaitu dengan Ibu Sri
Hidayati M.Ag, selaku dosen di bidang Ilmu faraid pada Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, menggunakan metode akuisisi
pengetahuan terkait dengan penelitian yang penulis lakukan.
1.6.2 Metode Pengembangan Sistem
Metode yang penulis gunakan adalah metode Waterfall, berikut tahapan-
tahapan dalam metode Waterfall menurut Pressman (2001 : 29) :
Gambar 1.1 Waterfall Model
9
1. Analisis(analysis)
Analisis merupakan tahap awal dimana dilakukan proses pengumpulan data,
identifikasi masalah, menganalisa pengetahuan dan menganalisis kebutuhan
sistem hingga aktivitas pendefinisian sistem. Tahap ini bertujuan untuk
menentukan solusi yang didapat dari aktivitas-aktivitas tersebut.
2. Desain (design)
Merupakan tahap untuk menentukan konseptualisasi rancangan dan desain
dari hasil identifikasi dan konsep-konsep penting yang akan diterapkan ke
dalam sistem. Pada tahap ini dilakukan pembuatan model dari perangkat
lunak. Maksud pembuatan model ini adalah untuk memperoleh pengertian
yang lebih baik terhadap aliran data dan kontrol, proses-proses fungsional,
tingkah laku operasi dan informasi-informasi yang terkandung di dalamnya.
Terdiri dari aktivitas utama pemodelan proses, pemodelan data, desain
antarmuka, desain struktur menu, dan desain state transition diagram.
3. Pengkodean (Code)
Pada tahapan ini, dilakukan kegiatan spesifikasi rancangan logikal ke dalam
rancangan fisik dari sistem yang akan dibangun dan mengimplementasikan
sistem yang baru tersebut ke dalam bahasa pemprograman. Pada tahap ini
hasil dari perancangan mulai diterjemahkan ke dalam bahasa mesin melalui
bahasa pemrograman. Terdiri dari dua aktivitas yaitu pembuatan kode
program dan pembuatan antarmuka program untuk navigasi sistem.
10
4. Uji coba (Test)
Selanjutnya program harus diuji coba dimana di fokuskan terhadap tiga
aktivitas yakni logika internal perangkat lunak, pemastian bahwa semua
perintah yang ada telah dicoba, dan fungsi eksternal untuk memastikan bahwa
dengan masukan tertentu suatu fungsi akan menghasilkan keluaran sesuai
dengan yang dikehendaki.
1.7 Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini dibagi menjadi lima bab. Adapun sistematika dalam
penulisan laporan skripsi ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan,
manfaat, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Berisi tentang teori-teori yang terkait dengan sistem pakar dan ilmu
faraid yang nantinya akan digunakan dalam pembahasan, termasuk
di antaranya mengenai dasar-dasar sistem pakar, metode-metode
penerapan sistem pakar, komponen-komponen pembentuk, ilmu
faraid, tools atau software yang digunakan, serta hal-hal lain yang
berkaitan dengan skripsi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini, penulis mencoba mengemukakan metode penelitian
yang digunakan. Dalam hal ini penulis menggunakan metode
11
penelitian secara literatur, observasi, kuesioner dan wawancara
kemudian untuk merancang dan membangun aplikasi sistem pakar
ini penulis menggunakan metode pengembangan system dengan
waterfall model.
BAB IV PEMBAHASAN
Berisi tentang hasil serta pembahasan secara terperinci mengenai
keseluruhan proses penelitian, sejak tahap analisis, perancangan
(design), pengkodean serta memaparkan hasil pengujian dari sistem
pakar yang telah dibuat.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi tentang kesimpulan dan saran dari penulis berdasarkan hal-hal
yang penulis dapatkan selama pengerjaan skripsi.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Rancang Bangun
Dalam konteks kebahasaan, kata “rancang” merupakan kata kerja dari
“merancang”, yakni mengatur atau merencanakan sesuatu (sebelum bertindak,
mengerjakan, atau melakukan sesuatu), yang akan menghasilkan sebuah
rancangan. Sedangkan “bangun”, yang merupakan kata dasar dari “membangun”,
dapat diartikan sebagai cara atau menyusun atau sususan yang merupakan suatu
wujud dan struktur (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008).
Menurut Pressman (2005), perancangan merupakan serangkaian prosedur
untuk menerjemahkan hasil analisa dari sebuah sistem kedalam bahasa
pemrograman untuk mendeskripsikan dengan detail bagaimana komponen-
komponen sistem diimplementasikan. Sedangkan pengertian pembangunan sistem
adalah kegiatan menciptakan sistem baru, maupun mengganti atau memperbaiki
sistem yang telah ada, baik secara keseluruhan maupun sebagian.
2.2 Sistem Pakar
2.2.1 Definisi Sistem Pakar
Sistem pakar adalah suatu sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan
manusia ke dalam komputer agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti
yang biasa dilakukan oleh para pakar. Sistem pakar dirancang untuk dapat
12
13
menyelesaikan suatu permasalahan tertentu dengan meniru prinsip kerja dari para
pakar. Sistem ini membantu orang awam dalam menyelesaikan masalah yang
cukup rumit yang hanya dapat diselesaikan dengan bantuan para pakar. Sistem
pakar mengkombinasikan kaidah-kaidah penarikan kesimpulan (inference rules)
dengan basis pengetahuan tertentu yang diberikan oleh satu atau lebih pakar
dalam bidang tertentu. Kombinasi dari kedua hal tersebut disimpan dalam
komputer, yang selanjutnya digunakan dalam proses pengambilan keputusan
untuk penyelesaian masalah tertentu.(Turban, 2005)
Berikut adalah beberapa pendapat mengenai definisi sistem pakar, antara lain :
1. Giarratano, Riley (2005:5).
Sistem pakar adalah suatu sistem komputer yang mengemulasi kemampuan
pembuatan keputusan dari seorang pakar.
2. Jackson (2002:2).
Sistem pakar adalah sebuah program komputer yang merepresentasikan dan
mempertimbangkan dengan pengetahuan dari beberapa subyek spesial dengan
sebuah pandangan untuk menyelesaikan masalah-masalah atau memberikan
nasehat.
Dapat disimpulkan dari beberapa pengertian diatas bahwa inti dari sistem
pakar adalah sebuah perangkat lunak komputer yang memiliki basis pengetahuan
untuk domain tertentu dan menggunakan penalaran inferensi menyerupai seorang
pakar dalam menyelesaikan masalah. Kekuatan sistem pakar terletak pada
kemampuannya dalam memecahkan masalah-masalah praktis pada saat sang
pakar atau ahli tidak ada atau berhalangan, tapi tentu tujuan utamanya bukan
14
dimaksudkan untuk menggantikan kedudukan seorang pakar, tetapi hanya untuk
memasyarakatkan pengetahuan dan melestarikan kemampuan dan pengalaman
seorang pakar yang sangat langka. Sistem pakar juga merupakan salah satu cara
untuk mendapatkan pemecahan masalah yang relatif lebih cepat dan mudah.
Sistem pakar memungkinkan seseorang bisa meningkatkan produktifitasnya,
memperbaiki kualitas keputusannya, dan memecahkan masalah yang rumit,
sekalipun tidak ada seorang ahli atau pakar.
2.2.2 Konsep Dasar Sistem Pakar
Secara konseptual, sistem pakar (expert system) merupakan sistem yang
menggunakan pengetahuan manusia yang direpresentasikan dalam komputer dan
kemudian dipergunakan untuk memecahkan masalah yang biasanya menggunakan
kepakaran seseorang (Turban, 2005). Lebih lanjut Turban (2005) menyatakan,
bahwa konsep dasar sistem pakar mengandung keahlian, ahli, pengalihan
keahlian, inferensi, aturan dan kemampuan menjelaskan.
1. Kepakaran (Expertise)
Kepakaran merupakan penguasaan pengetahuan di bidang tertentu yang
diperoleh dari serangkaian pelatihan, membaca, atau pengalaman.
2. Pakar (Expert)
Seorang pakar adalah orang yang memiliki pengetahuan, penilaian,
pengalaman, metode khusus, serta kemampuan untuk menerapkan bakat ini
dalam memberi nasihat dan memecahkan masalah. Pakar memiliki beberapa
konsep umum, yaitu:
15
a. Harus mampu memecahkan persoalan dan mencapai tingkat performa
yang secara signifikan lebih baik dari orang kebanyakan.
b. Pakar adalah relatif. Pakar pada satu waktu atau satu wilayah mungkin
tidak menjadi pakar di waktu atau wilayah lain. Misalnya, mahasiswa
hukum mungkin disebut pakar dalam permasalahan hukum dibanding
petugas administrasi, tetapi bukan pakar di pengadilan.
3. Pengalihan Kepakaran
Tujuan utama sistem pakar adalah mengalihkan kepakaran seorang pakar ke
dalam komputer yang akan digunakan oleh pihak lain yang bukan pakar,
untuk menemukan solusi atas permasalahan. Pengetahuan yang disimpan
dalam mesin disebut dengan nama basis pengetahuan.
4. Penalaran (inference)
Salah satu fitur yang harus dimiliki oleh sistem pakar adalah kemampuan
untuk menalar. Jika kepakaran sudah tersimpan sebagai basis pengetahuan dan
tersedia program yang mampu mengakses basis data, maka komputer harus
dapat diprogram untuk membuat inferensi (inference). Proses kesimpulan ini
dikemas dalam bentuk motor atau mesin inferensi (inference engine).
5. Aturan – aturan (Rules)
Sebagian besar sistem pakar adalah sistem berbasis aturan. Aturan tersebut
biasanya berbentuk IF – THEN. Aturan digunakan sebagai prosedur untuk
memecahkan permasalahan.
16
6. Kemampuan Penjelasan (Explanation Capability)
Merupakan komponen tambahan dari sistem pakar yang berfungsi untuk
memberikan penjelasan kepada user mengapa suatu pertanyaan
ditanyakan oleh sistem pakar, bagaimana kesimpulan dapat diperoleh.
2.2.3 Struktur Sistem Pakar
Sistem pakar terdiri dari dua bagian pokok, yaitu : Lingkungan
pengembangan (development environment) digunakan sebagai pembangun sistem
pakar, baik dari segi pembangun komponen maupun basis pengetahuan.
Lingkugan konsultasi (consultation environment) digunakan oleh user untuk
berkonsultasi dan mendapatkan kesimpulan dan solusi akhir. (Turban, 2005)
Gambar 2.1 Struktur Sistem Pakar (Turban, 2005)
Pengguna
Antarmuka Pengguna
Tindakan yang direkomendasikan
Basis Pengetahuan
Mesin Inferensi
Knowledge Engineer
Fakta tentang kejadian tertentu
Fasilitas Penjelasan
Workplace Perbaikan
Pengetahuan
Pakar
Akuisisi Pengetahuan
Lingkungan Konsultasi Lingkungan Pengembangan
17
2.2.4 Komponen Sistem Pakar
1. Antarmuka Pengguna (User Interface)
Sistem pakar menggantikan seorang pakar dalam suatu situasi tertentu, maka
sistem harus menyediakan pendukung yang diperlukan oleh pemakai yang
tidak memahami masalah teknis. Sistem pakar juga menyediakan komunikasi
antara sistem dan pemakainya, yang disebut sebagai antarmuka. Antarmuka
yang efektif dan ramah pengguna (user-friendly) penting sekali terutama bagi
pemakai yang tidak ahli dalam bidang yang diterapkan pada sistem pakar.
2. Akuisisi Pengetahuan
Akuisisi pengetahuan adalah akumulasi, transfer dan transformasi keahlian
dalam menyelesaikan masalah dari sumber pengetahuan ke dalam program
komputer. Dalam tahap ini knowledge engineer berusaha menyerap
pengetahuan untuk selanjutnya ditransfer kedalam basis pengetahuan.
Pengetahuan diperoleh dari pakar, dilengkapi dengan buku, basis data, laporan
penelitian dan pengalaman pemakai (Arhami, 2005:16). Dalam tahap akuisisi
pengetahuan ini, seorang knowledge engineer berusaha menyerap pengetahuan
dari pakar dan referensi lainnya, kemudian memindahkannya kedalam bahasa
pemrograman yang dimengerti oleh komputer.
Pengetahuan, khususnya dari pakar dapat diperoleh melalui beberapa cara atau
metode. Turban (1988), (dalam Arhami, 2005:16)
18
a. Wawancara
Wawancara adalah metode akuisisi yang paling banyak digunakan. Metode
ini melibatkan pembicaraan dengan pakar secara langsung dalam suatu
wawancara.
b. Analisis Protokol
Dalam metode akuisisi ini, pakar diminta untuk melakukan suatu pekerjaan
dan mengungkapkan proses pemikirannya dengan menggunakan kata-kata.
Pekerjaan tersebut direkam, dituliskan dan di analisis.
c. Observasi Pada Pekerjaan Pakar
Dalam metode ini, pekerjaan dalam bidang tertentu yang dilakukan pakar
direkam dan diobservasi.
d. Induksi Aturan dari Contoh
Metode ini dibatasi untuk sistem berbasis aturan. Induksi adalah suatu
proses penalaran dari khusus ke umum. Suatu sistem induksi aturan diberi
contoh-contoh dari suatu masalah yang hasilnya telah diketahui. Setelah
diberikan beberapa contoh, sistem induksi aturan tersebut dapat membuat
aturan yang benar untuk kasus-kasus contoh.
3. Basis Pengetahuan
Merupakan Bagian dari sistem pakar yang berisi domain pengetahuan. Jantung
sistem pakar adalah basis pengetahuan. Setelah proses akuisisi pengetahuan
selesai dilakukan, maka pengetahuan tersebut harus direpresentasikan menjadi
basis pengetahuan, yang selanjutnya dikumpulkan dikodekan diorganisasikan
dan digambarkan ke dalam bentuk rancangan lain untuk menjadi bentuk yang
19
lebih sistematis. Menurut Arhami (2005:15), knowledge base terdiri dari detail
pengetahuan tentang domain tertentu. Pada umumnya, Basis pengetahuan
tersusun atas fakta dan aturan. Fakta adalah informasi tentang objek, peristiwa,
atau situasi. aturan adalah cara untuk membangkitkan suatu fakta baru dari
fakta yang sudah diketahui.
4. Memori Kerja
Merupakan bagian dari sistem pakar yang menyimpan fakta-fakta yang
diperoleh saat dilakukan proses konsultasi. Fakta-fakta inilah yang nantinya
akan diolah oleh mesin inferensi berdasarkan pengetahuan yang disimpan
dalam basis pengetahuan untuk menentukan suatu keputusan pemecahan
masalah.(Hartati, Iswanti, 2008)
5. Mesin Inferensi
Mesin inferensi merupakan otak dari sistem pakar, berupa perangkat lunak
yang memberikan metodologi untuk penalaran tentang informasi yang ada
dalam basis pengetahuan dan dalam memori kerja untuk memformulasikan
kesimpulan (Turban, 2005). Komponen ini Mengandung mekanisme pola pikir
dan penalaran yang digunakan oleh pakar dalam menyelesaikan masalah.
Mesin Inferensi merupakan bagian dari sistem pakar yang berfungsi melakukan
penalaran atau pelacakan menggunakan isi daftar aturan berdasarkan urutan
dan pola tertentu. Selama proses konsultasi, mesin inferensi menguji aturan
satu demi satu sampai kondisi aturan itu benar. Mesin Inferensi dapat dikatakan
sama dengan query dalam sistem basis data, dan seperti yang sudah
disinggung diatas bahwa tugas utama dari modul inferensi adalah
20
mengeksplorasi basis pengetahuan untuk mencari solusi dari permasalahan
tertentu. (Arhami, 2005:19)
6. Fasilitas Penjelasan
Proses menentukan keputusan yang dilakukan oleh mesin inferensi selama sesi
konsultasi mencerminkan proses penalaran seorang pakar. Karena pemakai
terkadang bukanlah ahli dalam bidang tersebut, maka dibuatlah fasilitas
penjelasan (Hartati, Iswanti, 2008).
2.2.5 Ciri dan Karakteristik Sistem Pakar
2.2.5.1 Ciri-ciri Sistem Pakar
Menurut Turban (2005), sebuah perangkat lunak dapat dikatakan sebagai
sistem pakar diantaranya, jika memiliki ciri-ciri dan karakteristik sebagai berikut
1. Terbatas pada domain keahlian tertentu
2. Dapat memberikan penalaran untuk data-data yang tidak pasti
3. Dapat mengemukakan rangkaian alasan-alasan yang diberikan dengan cara
yang dapat dipahami
4. Berdasarkan pada aturan atau rule tertentu
5. Dirancang untuk dapat dikembangkan secara bertahap
6. Keluarannya bersifat anjuran, keterangan, atau kesimpulan akhir
7. Sistem dapat mengaktifkan aturan secara terarah yang sesuai, dituntun oleh
dialog dengan user.
21
2.2.5.2 Karakteristik Sistem pakar
Ada beberapa karakteristik sistem pakar sebagai berikut :
1. Sistem pakar harus terspesialisasi layaknya seorang pakar. Hal ini berarti
bahwa kemampuan sistem pakar diperoleh dari basis pengetahuan tertentu
dalam domain yang spesifik dalam bidang yang spesifik juga.
2. Domain knowledge harus dipisah dari kode program agar dapat dengan mudah
dimengerti. Karena basis pengetahuan terdiri dari domain pengetahuan yang
spesifik maka pengetahuan tersebut dapat dipisahkan dari mesin inferensi
yang memungkinkan representasi domain pengetahuan tertentu. Dengan
demikian seorang pakar hanya perlu mengekspresikan pengetahuan dengan
pernyataan (English Statement) seperti rule yang merupakan cara
merepresentasikan pengetahuan ke dalam kode program (source code).
3. Sistem pakar mereduksi kebutuhan akan keahlian pemrograman
(Programming skill). Sistem pakar memisahkan kode program dengan
knowledge base, ini memperbolehkan basis pengetahuan diekspresikan dalam
sintaks yang mudah dimengerti oleh non-programmer atau orang yang
mempunyai sedikit keahlian yang berhubungan dengan pemrograman
4. Mesin inferensi yang berbeda dapat diterapkan pada basis pengetahuan yang
sama. Karena sistem pakar yang didasarkan pada symbolic reasoning sama
baiknya dengan numeric reasoning, maka sistem pakar dapat dikembangkan
untuk menyelesaikan tugas-tugas yang bersifat non-numeric. Jadi ha1 ini
memungkinkan pengaplikasian program sistem pakar pada masalah-masalah
dimana formal algorithmic tidak sesuai untuk menyelesaikan masalah
22
tersebut. Contoh dari sistem pakar dapat diimplementasikan dalam diagnosis
penyakit, konfigurasi komputer, prediksi perilaku sosial, dan beberapa
masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh formal numeric solution.
5. Keputusan merupakan bagian terpenting dari sistem pakar. Sistem pakar harus
memberikan solusi yang akurat berdasarkan masukan pengetahuan, sehingga
fasilitas informasi sistem harus selalu diperhatikan.
6. Sistem pakar tidak menjamin menjadi benar dan kadang-kadang gagal.
Karakteristik ini tergantung dari representasi pengetahuan yang dilakukan oleh
knowledge engineering maupun seorang pakar. Atau ada kemungkinan dari
sumber yang tidak dapat dipercaya.
2.2.6 Keuntungan dan Kelemahan Sistem Pakar
2.2.6.1 Keuntungan Sistem Pakar
Menurut Suparman, Marlan (2007:98) program sistem pakar sangat
mengutungkan, karena :
1. Memungkinkan seorang awam bisa melakukan pekerjaan pakar
2. Meningkatkan produktivitas kerja dengan jalan meningkatkan efisiensi
3. Menghemat waktu dalam menyelesaikan pekerjaan
4. Menyederhanakan beberapa operasi.
5. Dapat melakukan proses rumit berulang-ulang secara otomatis yang bagi
kebanyakan orang mungkin membosankan
Keuntungan yang bisa diperoleh dari sistem pakar seperti diatas, belum
terhitung keuntungan penghematan biaya. Sistem pakar, seperti halnya Software
23
lainnya, memang tidak bisa dikatakan bisa menghemat, tetapi keuntungan yang
diperoleh darinya sesuai dengan biaya yang dikeluarkan.
2.2.6.2 Kelemahan Sistem Pakar
Seperti halnya produk manusia lainnya, selain ada kekuatan atau
kelebihan, ada pula kekurangan dan kelemahannya. Demikian pula halnya dengan
sistem pakar. Berikut adalah kelemahan-kelemahan sistem pakar (Suparman,
Marlan, 2007:98)
1. Pengembangan sistem pakar sangat sulit, lebih sulit daripada membuat
software konvensional. Seorang pakar yang baik sulit didapat. Memadatkan
pengetahuan mereka dan mengalihkannya kedalam sebuah program
merupakan pekerjaan yang melelahkan, lama, dan memerlukan biaya besar.
2. Untuk membuat sistem pakar yang benar-benar berkualitas tinggi sangatlah
sulit dan memerlukan biaya yang sangat besar tunku pengembangan dan
pemeliharannya.
3. Sistem pakar tidak 100% handal. Meskipun saat pembuatannya telah
berkontribusi para pakar yang baik, sistem pakar tetap tidak sempurna atau
tidak selalu benar. Oleh karena itu, sistem perlu diuji ulang secara teliti
sebelum digunakan. Peranan manusia tetap merupakan faktor dominan.
2.2.7 Perbandingan Sistem Pakar dan Sistem Konvensional
Perbedaan antara sistem pakar dan sistem konvensional dapat dilihat pada
tabel berikut (Kusrini, 2006):
24
Tabel 2.1 Perbedaan Sistem Konvensional dan Sistem Pakar (Kusrini, 2006)
Sistem Konvensional Sistem Pakar Informasi dan pemrosesan umumnya digabung dalam satu program sequential.
Knowledge base terpisah dari mekanisme pemrosesan (inference).
Program tidak pernah salah (kecuali pemrogramnya yang salah).
Program bisa saja melakukan kesalahan.
Tidak menjelaskan mengapa input dibutuhkan atau bagaimana hasil diperoleh.
Penjelasan (explanation) merupakan bagian dari expert system
Data harus lengkap. Data tidak harus lengkap. Perubahan pada program merepotkan. Perubahan pada rules dapat dilakukan
dengan mudah. Sistem bekerja jika sudah lengkap Sistem dapat bekerja hanya dengan rules
yang sedikit.
Eksekusi secara algoritmik (step by step). Eksekusi dilakukan secara heuristic.
Manipulasi efektif pada database yang besar.
Manipulasi efektif pada knowledge-base yang besar.
Efesien adalah tujuan utama. Efektivitas adalah tujuan utama.
Data kuantitatif Data kualitatif
Representasi data dalam numeric Representas pengetahuan dalam symbol.
Menangkap, menambah, dan mendistribusikan data numeric atau informasi
Menangkap, menambah, dan mendistribusikan pertimbangan dan pengetahuan.
2.2.8 Metode Inferensi (penalaran)
Menurut Giarratano dan Riley (2005) metode inferensi untuk memecahkan
suatu persoalan dalam sistem pakar dapat dilakukan dengan merangkai rantai
produksi (Chaining). Jenis rantai produksi (Chaining) tersebut adalah :
a. Backward Chaining
Backward-Chaining adalah sebuah metode atau strategi inferensi yang
diperoleh untuk membuktikan suatu hipotesis dengan dukungan informasi.
Backward-Chaining dimulai dengan sebuah goal yang harus dibuktikan.
Langkah dalam membuktikan suatu goal adalah sebagai berikut:
25
Pertama, periksa working memory untuk melihat jika goal telah ditambahkan
sebelumnya. Langkah ini diperlukan karena mungkin basis pengetahuan lain
sudah siap membuktikan suatu goal. Kedua, jika sebuah goal tidak dibuktikan
sebelumnya, maka sistem akan mencari rule satu persatu dalam bagian
THEN. Tipe rule ini disebut dengan goal rule. Selanjutnya sistem akan
memeriksa jika alasan goal tercantum dalam working memory. Alasan yang
tidak tercantum akan menjadi goal baru yang disebut dengan subgoal.
Backward Chaining Menggunakan pendekatan goal-driven, dimulai dari
ekspektasi apa yangdiinginkan terjadi (hipotesis), kemudian mengecek pada
sebab-sebab yang mendukung (ataupun kontradiktif) dari ekspektasi tersebut.
Jika suatu aplikasi menghasilkan tree yang sempit dan cukup dalam, maka
gunakan backward chaining.
Gambar 2.2 Proses Backward Chaining (Giarratano dan Riley, 2005)
b. Forward Chaining
Forward-chaining adalah metode atau strategi inferensi yang dimulai dengan
sekumpulan fakta-fakta baru yang diperoleh dengan menggunakan rule,
dimana alasan yang digunakan sesuai dengan fakta yang ada, dan
26
melanjutkan proses ini sampai goal diraih atau sampai tidak ada rule
selanjutnya yang mempunyai alasan yang sesuai dengan fakta yang ada
maupun fakta yang diketahui. Operasi dari sebuah forward-chaining sistem
dimulai dengan inisialisasi tentang masalah yang dinyatakan dalam working
memory. Hal ini dapat dibangun dengan sejumlah cara, seperti informasi
yang diperoleh dari basis data, sensor atau menanyakan kepada user. Forward
chaining merupakan grup dari multiple inferensi yang melakukan pencarian
dari suatu masalah kepada solusinya. Jika klausa premis sesuai dengan situasi
(bernilai TRUE), maka proses akan meng-assert konklusi. Forward chaining
adalah data-driven karena inferensi dimulai dengan informasi yang tersedia
dan baru konklusi diperoleh. Jika suatu aplikasi menghasilkan tree yang lebar
dan tidak dalam, maka gunakan forward chaining
Gambar 2.3 Proses Forward Chaining (Giarratano dan Riley, 2005)
Kedua metode Inferensi tersebut dipengaruhi oleh tiga macam teknik
penelusuran, yaitu Depth first search, Breadth First Search, dan Best First
Search. Berikut adalah penjelasannya (Arhami, 2005:20)
27
a. Depth first Search
Melakukan penelusuran rule secara mendalam dari simpul akar bergerak
menurun ke tingkat dalam yang berurutan. Metode penelusuran ini dimulai
dari akar (level 0) dan dilanjutkan dengan penelusuran node paling kiri yang
berada pada level dibawahnya sampai dasar dari level. Bila tidak ditemukan
goal maka pencarian diteruskan pada level 1 dan seterusnya
1
2 4 3
5 6 7 8 9 10
Goal
Level 1
Leve
Root Node (start) Level 0
l 2
Gambar 2.4 Depth First Search (Arhami, 2005)
b. Breadth First Search
Bergerak dari simpul akar, simpul yang ada pada setiap tingkat diuji sebelum
pindah ke tingkat selanjutnya. Metode Penelusuran ini dimulai dari akar (level
0) dan dilanjutkan ke level selanjutnya. Pelacakan ini dilakukan dengan
menelusuri pada semua node yang mempunyai level yang sama sampai
menemukan goal pada level tersebut. Bila tidak ditemukan maka akan pindah
ke level selanjutnya.
28
1
2 4 3
5 6 7 8 9 10
Goal
Level 1
Root Node (start) Level 0
Level 2
Gambar 2.5 Breadth First Search (Arhami, 2005)
c. Best First search
Merupakan gabungan dari kedua metode di atas, dimana dalam mencari goal
penelusuran dimulai dengan breadth first search lalu dilanjutkan dengan depth
first search. Metode ini lebih efektif dan efisien dalam menyelesaikan
masalah. Pencarian jenis ini juga dikenal sebagai heuristic.pendekatan yang
dilakukan adalah mencari solusi yang terbaik berdasarkan pengetahuan yang
dimiliki sehingga penelusuran dapat ditentukan harus dimulai dari mana.
Keuntungan jenis penelusuran ini adalah mengurangi beban komputasi karena
hanya solusi yang memberi harapan saja yang akan diuji dan akan berhenti
apabila solusi sudah mendekati yang terbaik.
1
2 4 3
5 6 7 8 9 10
Goal
Level 1
Level 2
Root Node (start) Level 0
29
1
Gambar 2.6 Best First Search (Arhami, 2005)
2.2.9 Representasi Pengetahuan
Representasi pengetahuan adalah suatu teknik untuk merepresentasikan
basis pengetahuan yang diperoleh ke dalam suatu skema, diagram atau dalam
format tertentu yang dapat dipahami oleh manusia dan dapat dieksekusi oleh
komputer sehingga dapat diketahui relasi atau keterhubungan antara suatu data
dengan data yang lain. Teknik ini membantu knowledge engineer dalam
memahami struktur pengetahuan yang akan dibuat sistem pakarnya (Turban,
2005:785). Berikut adalah beberapa cara untuk merepresentasikan pengetahuan,
yaitu :
1. Rule-Based Knowledge ( Kaidah Produksi )
Pengetahuan direpresentasikan dalam suatu bentuk fakta (facts) dan aturan
(rules). Struktur rule secara lojik menghubungkan satu atau beberapa alasan
(premise) yang terdapat dalam pernyataan JIKA (IF) dengan satu atau lebih
kesimpulan (conclusion) yang terdapat dalam pernyataan MAKA (THEN).
Sebagai contoh,
Level 2
2 4 3
5 6 7 8 9 10
Goal
Level 1
Root Node (start) Level 0
30
JIKA lampu lalu lintas merah DAN anda telah berhenti, MAKA belok kanan
diperbolehkan
Secara umum rule dapat mempunyai beberapa alasan yang digabungkan dengan
pernyataan AND (conjunction), atau pernyataan OR (disjunction) atau dapat
juga menggabungkan keduannya.
2. Frame-Based Knowledge
Pengetahuan direpresentasikan dalam suatu bentuk hirarki atau jaringan frame.
Frame merupakan sebuah struktur data untuk merepresentasikan pengetahuan
dari berbagai konsep atau objek. Sebuah frame juga dapat digambarkan dalam
berbagai bentuk seperti yang terlihat pada Gambar berikut
Gambar 2.7 Representasi pengetahuan dengan Frame (Arhami, 2005)
3. Semantic Network
Semantic network merupakan salah satu teknik untuk menggambarkan
hubungan antar objek yang terbentuk melalui node-node dan links
Gambar 2.8 Semantic Network (Arhami, 2005)
31
4. Logic
Bentuk pengetahuan yang paling tua dalam merepresentasikan pengetahuan
dalam komputer adalah logic. Dalam logic sendiri ada dua teknik yang sering
digunakan dalam representasi pengetahuan yaitu
Propositional Logic dan Predicate Calculus.
a) Propositional Logic
Propositional logic merepresentasikan dan memberi alasan dengan dalil
(proposition) , dimana salah satu pernyataannya adalah true atau false.
b) Predicate Calculus
Predicate Calculus membagi pernyataan mejadi beberapa bagian, pemberian
nama, karakteristik objek keterangan lain tentang objek
5. Daftar (List)
List adalah daftar tertulis dari hal – hal (items) yang saling berhubungan. Bisa
berupa daftar orang yang anda kenal, barang-barang yang harus dibeli dipasar
swalayan, hal-hal yang harus dilakukan minggu ini, atau produk- produk
dalam suatu katalog. Gambar 2.9 adalah representasi pengetahuan dengan list.
Gambar 2.9 List (Arhami, 2005)
32
6. Tabel Keputusan.
Tabel keputusan adalah pengetahuan yang diatur dalam bentuk lembar kerja
(spreedsheet), menggunakan kolom dan garis. Tabel keputusan merupakan
suatu cara utnuk mendokumentasikan pengetahuan dan merupakan matrix
kondisi yang dipertimbangkan dalam pendeskripsian kaidah.dengan kata
lain,kaidah yang disajikan dalam bentuk kaidah produksi disusun dari tabel
keputusan.(Hartanti, Iswanti, 2008:26). Representasi pengetahuan dengan
tabel keputusan dapat dilihat pada tabel 2.2
Tabel 2.2 Tabel Keputusan (Hartanti, Iswanti, 2008)
Kondisi 1 √
Kondisi 2 √
Kondisi 3 √
7. Pohon Keputusan
Pohon keputusan merupakan struktur penggambaran pohon yang berhubungan
dengan tabel keputusan. Dari pohon keputusan dapat diketahui atribut
(kondisi) yang dapat direduksi sehingga menghasilkan kaidah yang efisien dan
optimal.
33
Representasi pengetahuan dengan Pohon keputusan dapat dilihat pada gambar
berikut
Gambar 2.10 Pohon Keputusan ( Hartanti, Iswanti, 2008)
2.3 Tinjauan Umum Pembagian Harta Warisan Menurut Hukum Islam
2.3.1 Definisi Waris
Waris dalam bahasa Arab adalah Faraid yang merupakan bentuk jamak
dari al-faridhah yang bermakna sesuatu yang diwajibkan, atau pembagian
yang telah ditentukan sesuai dengan kadarnya masing-masing. Syariat Islam
mengajarkan ilmu faraid, yaitu ilmu yang mempelajari tentang perhitungan
dan tata cara pembagian harta warisan untuk setiap ahli waris berdasarkan
syariat Islam. (Amir Syarifuddin, 1999:6)
Menurut Pasal 49 huruf b UU RI No. 3 Tahun 2006 Tentang Peradilan
Agama menjelaskan, bahwa yang dimaksud dengan waris adalah penentuan siapa-
siapa yang menjadi ahli waris, penentuan mengenai harta peninggalan, penentuan
bagian masing-masing ahli waris dan pelaksanaan pembagian harta peninggalan
tersebut.
34
Dari definisi-definisi diatas, dapatlah dipahami bahwa kewarisan atau
faraid adalah perihal pemindahan harta peninggalan dari seseorang yang
meninggal dunia kepada yang masih hidup, baik mengenai harta yang
ditinggalkanya, orang-orang yang berhak menerima harta peninggalan tersebut,
bagian masing-masing ahli waris, maupun cara penghitungan dan penyelesaian
pembagian harta peninggalan tersebut.
2.3.2 Dasar-dasar atau Sumber Hukum
Menurut Usman, Somawinata (1995:17), Sumber hukum untuk perihal
kewarisan atau ilmu faraid ini diambil dari tiga sumber, yaitu:
1. Al-Qur’an
2. Hadits Rasulullah
3. Ijma’ para sahabat dan ulama
Satu hal yang harus diperhatikan bahwa tidak ada ijtihad dan qiyas di
dalam ilmu faraid, kecuali jika ia telah menjadi kesepakatan atau ijma’ para ulama
2.3.2.1 Sumber Hukum dari Al-Qur’an
Menurut Usman, Somawinata (1995:15), Perihal peralihan harta waris atau
faraid terdapat dalam Al-Quran dalam surat an-Nisaa’ ayat 7, 8, 11, 12, 13, 14, al-
Anfal : 75, al-Ahzab : 6. Khusus aturan tentang bagian untuk para ahli waris
secara terperinci dalam Al-Qur’an terdapat pada tiga ayat dalam surat an-Nisaa’
yang juga tersebut diatas, yaitu ayat 11, 12 dan 176. Ayat-ayat inilah yang
kemudian disebut sebagai ayat-ayat waris. Untuk ayat ayat warisan yang berkaitan
langsung dengan pembagian warisan dan penulis gunakan untuk penelitian ini
dapat dilhat pada lampiran tabel pengetahuan.
35
2.3.2.2 Sumber Hukum dari Hadist Rasulullah
Kewarisan atau faraid termasuk bidang fikih yang paling jelas diatur
dalam al-qur’an. Oleh karena itu hadist-hadist Nabi yang berkenaan dengan faraid
ini tidak termasuk banyak jumlahnya. hadist-hadist yang langsung berhubungan
dengan ketentuan hak waris dapat dilihat pada lampiran tabel pengetahuan
(Usman, Somawinata, 1995 :20)
2.3.2.3 Hukum Dari Ijma’ Para Sahabat dan Ulama
Ijma para sahabat Nabi, tabi'in (generasi setelah sahabat), dan tabi'it
tabi'in (generasi setelah tabi'in),mempunyai peranan yang tidak kecil
sumbangannya terhadap pemecahan masalah-masalah kewarisan yang belum
dijelaskan oleh nash-nash yang shahih.seperti pada masalah Aul Radd, Kakek
bersama saudara, pembagian sepertiga sisa bagi ibu jika hanya bersama bapak
(Musyarakah) dan suami atau istri dalam masalah Gharrawain, dan lain
sebagainya.(Usman, Somawinata, 1995:21)
2.3.3 Keutamaan Mempelajari dan Mengajarkan Ilmu Faraid
Ilmu faraid merupakan salah satu disiplin ilmu di dalam Islam yang sangat utama
untuk dipelajari. Dengan menguasai ilmu faraid, maka Insya Allah kita dapat
mencegah perselisihan-perselisihan dalam pembagian harta warisan, sehingga
orang yang mempelajarinya Insya Allah akan mempunyai kedudukan yang tinggi
dan mendapatkan pahala yang besar disisi Allah swt. Begitu besar derajat ilmu
36
faraid bagi umat Islam sehingga oleh sebagian besar ulama dikatakan sebagai
separuh ilmu.
Di bawah ini adalah hadits-hadist Nabi saw yang menjelaskan keutamaan
dan anjuran untuk mempelajari dan mengajarkan ilmu faraid.
Dari Ibnu Mas'ud, dia berkata: Telah bersabda Rosululloh saw :
"Pelajarilah Al-Qur'an dan ajarkanlah kepada manusia.Pelajarilah
Faroidh dan ajarkanlah kepada manusia. Karena aku adalah orang yang akan
mati, sedang ilmupun akan diangkat. Hampir saja dua orang berselisih tentang
pembagian warisan dan masalahnya tidak menemukan sseorang yang
memberitahukannya kepada keduanya" (HR Ahmad).
Dari 'Abdulloh bin 'Amr, bahwa Rasululloh saw bersabda:
"Ilmu itu ada tiga macam, dan selain dari yang tiga itu adalah tambahan.
(Yang tiga itu ialah) ayat yang jelas, sunnah yang datang dari nabi, dan
faroidhlah yang adil". (HR Abu Dawud dan Ibnu Majah).
Dari Abu Hurairoh, bahwa Nabi saw bersabda :
"Pelajarilah Faroidh dan ajarkanlah kepada manusia, karena Faroidh
adalah separuh dari ilmu dan akan dilupakan. Faroidhlah ilmu yang pertama kali
dicabut dari umatku". (HR Ibnu Majah dan Daroquthni).
Hadist-hadist diatas menunjukkan, bahwa Rasulullah saw memerintahkan
kepada umat Islam untuk mempelajari dan mengajarkan ilmu faraid, agar tidak
tejadi perselisihan-perselisihan dalam pembagian harta warisan, disebabkan
ketiadaan ulama.
37
2.3.4 Rukun-rukun Waris
Menurut Ash-Shabuni (1995:39) rukun kewarisan adalah sesuatu yang
harus ada untuk mewujudkan bagian harta waris dimana bagian harta waris tidak
akan ditemukan bila tidak ada rukun-rukunnya.
Menurut Sayyid Sabiq, dalam literatur Usman, Somawinata (1997:23)
rukun-rukun waris terbagi menjadi tiga, yang mana jika salah satu dari rukun
waris ini tidak ada maka tidak akan terjadi pembagian warisan. Diantaranya
adalah:
1. Pewaris (Muwarits), yaitu orang yang meninggal dunia yang meninggalkan
sejumlah harta dan peninggalan lainnya yang dapat diwariskan.
2. Ahli waris, yaitu seseorang atau sekelompok orang yang berhak untuk
menguasai atau menerima harta peninggalan pewaris dikarenakan adanya
ikatan kekerabatan (nasab) atau ikatan pernikahan, atau lainnya.
3. Harta Warisan (Mauruts), yaitu harta peninggalan milik pewaris yang
ditinggalkan ketika ia wafat.
2.3.5 Syarat-syarat Waris
Menurut Sayyid Sabbiq (dalam Usman, Somawinata, 1995:24), yang
menjadi syarat-syarat waris adalah :
1. Telah meninggalnya pewaris baik secara nyata (hakiki) maupun secara hukum
(misalnya dianggap telah meninggal oleh hakim, karena setelah dinantikan
hingga kurun waktu tertentu, tidak terdengar kabar mengenai hidup matinya).
38
2. Adanya ahli waris yang masih hidup secara nyata pada waktu pewaris
meninggal dunia.
3. Seluruh ahli waris telah diketahui secara pasti, termasuk kedudukannya
terhadap pewaris dan jumlah bagiannya masing-masing
.
2.3.6 Bentuk Waris
Menurut Sofyan Effendi (2005:3), Terdapat empat bentuk waris yang
dapat dilakukan, yaitu:
1. Hak waris secara fardh (yang telah ditentukan bagiannya), yakni para
ashhabul furudh yang mendapatkan bagian waris secara tetap, sebagaimana
yang sudah Allah tetapkan di dalam Al-Qur’an secara jelas.
2. Hak waris secara ashabah (kedekatan kekerabatan dari pihak ayah), yakni
mereka yang mendapatkan sisa waris setelah dibagikan kepada ashhabul
furudh.
3. Hak waris secara tambahan, yaitu apabila harta warisan yang telah dibagikan
kepada semua ashhabul furudh masih juga tersisa, sedangkan disana tidak ada
ahli waris ashabah, maka sisanya diberikan kepada ashhabul furudh sesuai
dengan bagian yang telah ditentukan.
4. Hak waris secara pertalian rahim. Bila pewaris tidak mempunyai kerabat
sebagai ashhabul furudh, tidak pula ashabah, maka para kerabat yang masih
mempunyai ikatan rahim dengannya berhak untuk mendapatkan warisan.
Mereka disebut juga sebagai dzawil arham.
39
2.3.7 Hak-hak Pewaris atau Kewajiban-Kewajiban Ahli Waris Yang
Berkaitan dengan Harta Warisan
Usman, Somawinata (1997:46), menyatakan sebelum harta warisan
tersebut dibagikan kepada ahli waris, hak-hak pewaris terlebih dahulu harus
dibersihkan dan ditunaikan. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut :
1. Biaya Pengurusan Jenazah.
Adapun yang dimaksud adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk keperluan
si mayit dari mulai meninggalnya sampai dikuburkan. Biaya yang diperlukan
untuk hal tersebut dikeluarkan dari harta warisannya menurut ukuran yang
wajar.
2. Hutang Pewaris (Mayyit)
Yang dimaksud dengan hutang adalah suatu tanggungan yang wajib dilunasi
seseorang terhadap orang lain. Pelunasan hutang-hutang pewaris tersebut
hendaklah diambil dari harta peninggalannya setelah pengeluaran biaya
perawatannya. Pelunasan hutang itu merupakan kewajiban yang utama sebagai
pembebasan pertanggungjawabannya di akhirat.
Dalam hal pelunasan hutang pewaris, jika harta yang ditinggalkan memadai
maka dapat langsung dilunasi hutangnya. Namun jika harta yang dimiliki
pewaris tidak memadai, maka penyelesaiannya menurut Sayyid sabiq adalah
ahli waris tidak wajib melunasinya kecuali apabila mereka (para ahli waris)
bermaksud tabbarru atau apabila si mati mewasiatkan kepada mereka untuk
melunasinya. (Sayyid Sabiq, 1972:425).
40
3. Menunaikan Wasiatnya
Wasiat adalah permintaan pewaris terhadap ahli warisnya sebelum wafatnya.
Wasiat ini sebenarnya tidak hanya berupa pesan yang sifatnya untuk
membagikan sejumlah tertentu dari hartanya, namun ia bisa juga berbentuk
pesan-pesan kebaikan yang diinginkan pewaris untuk ditunaikan oleh ahli
warisnya.
Penunaian wasiat pewaris dilakukan setelah pewaris wafat. Jika ia
mewasiatkan harta, maka yang paling didahulukan untuk diselesaikan adalah
biaya keperluan pemakamannya, kemudian pembayaran hutangnya. Wajib
hukumnya menunaikan seluruh wasiat pewaris selama tidak melebihi jumlah
sepertiga dari seluruh harta peninggalannya. Batas maksimum wasiat adalah
sepertiga dari harta waris, dan tidak boleh melebihinya, kecuali dengan
kesepakatan dan izin dari para ahli waris. Wasiat pada umumnya
diperuntukkan bagi orang yang bukan ahli waris.
2.3.8 Sebab-Sebab Mendapat Warisan
Menurut ketentuan hukum waris Islam, yang menjadi sebab seseorang itu
mendapatkan warisan pewaris (mayyit) dapat diklasifikasikan sebagai berikut
(Usman, Somawinata, 1997:28) :
1. Karena adanya hubungan darah atau kekerabatan
Ditinjau dari garis yang menghubungkan nasab antara yang mewariskan
dengan yang mewarisi, kekerabatan dapat digolongkan menjadi tiga golongan
yaitu :
41
a. Furu’ Yaitu anak turun (cabang) dari si Mayit, seperti anak, cucu, dan
seterusnya
b. Ushul, yaitu leluhur (pokok) yang menyebabkan adanya si Mayit, seperti
ibu, bapak, kakek, nenek, dan seterusnya
c. Hawasyi, yaitu keluarga yang dihubungkan dengan si Mayit melalui garis
kesamping seperti saudara, paman, dan seterusnya
2. Karena Pernikahan
Yaitu terjadinya pernikahan secara legal (syar’i) antara seorang laki-laki dan
perempuan, sekalipun belum atau tidak terjadi hubungan intim (bersenggama)
antar keduanya.
3. Al – Wala ( Kekerabatan Karena Sebab Hukum )
Seseorang dapat memperoleh harta warisan disebabkan seseorang itu
memerdekakan budak (dalam hal ini si mayit), orang yang membebaskan
budak berarti telah mengembalikan kebebasan dan jati diri seseorang sebagai
manusia. Oleh karena itu Allah SWT menganugerahkan kepadanya hak
mewarisi terhadap budak yang dibebaskan.
2.3.9 Pengugur Pewarisan
Menurut Usman, Somawinata (1997:32) Yang dimaksud dengan
penggugur pewarisan adalah keadaan-keadaan yang menyebabkan seseorang yang
seharusnya mendapat warisan menjadi tidak mendapatkannya. Hal-hal yang dapat
mengugurkan hak seseorang tersebut adalah :
42
1. Pembunuhan
Perbuatan membunuh yang dilakukan oleh seseorang ahli waris terhadap si
pewaris menjadi penghalang baginya (ahli waris yang membunuh tersebut)
untuk mendapatkan warisan dari pewaris. Para ulama telah sepakat bahwa
pembunuhan secara sengaja dan disertai permusuhan merupakan salah satu
penghalang dalam memperoleh harta warisan.
2. Berlainan Agama
Adapun yang dimaksud dengan berlainan agama adalah berbedanya agama
yang dianut antara pewaris dengan ahli waris, artinya seseorang muslim
tidaklah mewarisi dari yang bukan muslim, begitu pula sebaliknya.
3. Budak.
Seseorang yang berstatus sebagai budak (yang belum merdeka) tidak
mempunyai hak untuk mewarisi sekalipun dari saudaranya. Sebab segala
sesuatu yang dimiliki budak, secara langsung menjadi milik tuannya.
bagaimanapun keadaannya, semua jenis budak merupakan penggugur hak
untuk mewarisi dan hak untuk diwarisi disebabkan mereka tidak mempunyai
hak milik, terkecuali jika ia telah merdeka. Untuk di zaman kita sekarang ini,
sudah banyak undang-undang di berbagai negara yang melarang perbudakan,
oleh karena itu jarang sekali kita menemukan budak, atau mungkin sudah
tidak ada sama sekali.
43
2.3.10 Terhalangnya Hak Kewarisan (Hijab)
Menurut Usman, Somawinata (1997:95) yang dimaksud dengan hijab
adalah terhalangnya seorang ahli waris yang mempunyai hak waris oleh ahli waris
lainnya yang mempunyai hak waris pula, apakah seluruhnya atau sebagiannya,
baik ia dalam keadaan menerima bagian maupun dalam keadaan terhijab.
Usman, Somawinata (1997:95) menyatakan, dalam dunia faraid, hijab itu
dapat diklasifikasikan kepada dua jenis, yaitu sebagai berikut.
1. Hijab Hirman
Yang dimaksud dengan hijab hirman, yaitu dinding yang menyebabkan ahli
waris tidak memperoleh sama sekali warisan disebabkan ahli waris yang lain.
Adapun mengenai detail siapa saja ahli waris yang terkena hijab hirman dan
keterangan mengenai hijab dalam konteks siapa menghalangi siapa,
selengkapnya dapat dilihat di tabel pengetahuan pada lampiran A
2. Hijab Nuqsan
Yang dimaksud dengan hijab nuqsan adalah dinding yang menyebabkan
berkurangnya bagian seorang ahli waris. Contoh Anak, baik anak laki-laki
maupun anak perempuan merupakan hijab nuqsan bagi si istri, sebab dengan
adanya anak, maka bagian yang diperolehnya menjadi berkurang, yakni dari
1/4 bagian menjadi 1/8 bagian. Para ahli waris yang terkena hijab nuqsan dan
keterangannya pada lampiran A
44
2.3.11 Kelompok Ahli Waris
Ahli waris adalah orang-orang yang berhak atas warisan orang yang telah
meninggal dunia. Tetapi tidak seluruh ahli waris yang ada menerima harta
warisan, sebab para ahli waris ada yang lebih dekat kepada si Mayit dan ada yang
lebih jauh. Menurut Usman, Somawinata (1997:63), para ahli waris yang
mempunyai hak waris dapat dikelompokan menjadi dua golongan, yakni Ahli
waris yang mengandung kepastian berdasarkan kesepakatan para ulama fuqaha,
yaitu yang ditetapkan oleh Allah secara jelas di dalam Al-Qur’an dan dipaparkan
oleh Nabi di dalam Hadist, Dan golongan yang hak warisnya masih
diperselisihkan oleh para ulama fuqaha. Untuk golongan ahli waris yang telah
disepakati, Para ulama telah menetapkan bahwa terdapat lima belas laki-laki dan
sepuluh perempuan yang berhak untuk mendapatkan hak waris. Dalam hal ini
tidak ada seorangpun yang menyalahi ijma’ para ulama tersebut, karena mereka
bersandar kepada dalil Al-Qur’an dan hadits Rasulullah saw. Untuk melihat siapa
saja Ahli-ahli waris yang telah disepakati ulama, dapat dilihat di tabel
pengetahuan pada lampiran A. adapun di tabel pengetahuan ahli waris yang
tercantum hanya berjumlah 23, karena budak laki-laki, dan budak perempuan
tidak diikutsertakan.
Dari kedua ahli waris-ahli waris tersebut sebagian mempunyai bagian tertentu,
yakni bagian yang telah ditentukan kadarnya, mereka disebut ahli waris asshabul
furud. Sebagian lainnya tidak mempunyai bagian, tetapi mereka menerima sisa
pembagian setelah diambil oleh ashhabul furud, atau bahkan mendapatkan semua
45
jika tidak ada ashabul furud, dan tidak menerima bagian jika harta warisan telah
habis dibagi kepada ashabul furud, mereka disebut sebagai ashabah.
Golongan ahli waris yang masih diperselisihkan hak warisnya adalah ahli
waris yang berasal dari kerabat, yang tidak disebutkan didalam kitab Allah
maupun Hadist Nabi. Mereka disebut sebagai Dzawil Arham.
2.3.12 Pembagian Hak Waris
1. Ashhabul Furudh
Hasybi Ash Shidieqy (1973:74), dalam literatur Usman, Somawinata (1997:66)
mengemukakan bahwa ashhabul furud merupakan ahli waris yang bagiannya
telah ditetapkan dan ditentukan baik dengan nash, maupun ijma.
Berikut adalah ahli waris-ahli waris yang termasuk golongan ashhabul furud.
(Usman, Somawinata, 1997:67). Untuk bagian penerimaan untuk masing-
masing ashhabul furudh, beserta syarat dan keterangannya dapat dilihat di
tabel pengetahuan pada lampiran A
a. Suami
b. Istri
c. Anak perempuan
d. Cucu perempuan keturunan anak laki-laki, cicit perempuan keturunan cucu
laki-laki dari anak laki-laki, dan seterusnya ke bawah
e. Bapak
f. Kakek
g. Ibu
46
h. Nenek dari Ayah
i. Nenek dari Ibu
j. Saudara perempuan sekandung
k. Saudara perempuan seayah
l. Saudara seibu (laki-laki dan Perempuan)
2. Ashabah
Kata ashabah merupakan jamak dari ‘ashib yang dari segi kebahasaan
bermakna kerabat seseorang dari pihak bapak. Ashabah menurut para istilah para
fuqaha memiliki kesamaan persepsi yaitu ahli waris yang tidak disebutkan
banyaknya bagian di dalam Al-qur’an dan As-Sunnah dengan tegas.. Ahli waris
ashabah dapat mewarisi seluruh harta bila tidak ada ahli waris ashhabul furud,
mewarisi sisa harta setelah dibagikan kepada ahli waris ashhabul furud, atau tidak
mewarisi sedikitpun bila harta tersebut tidak tersisa setelah diambil bagian apara
ahli waris ashhabul furud (Usman, Somawinata, 1997:72).
Sayyid Sabiq (dalam Usman, Somawinata, 1997:74), membagi ashabah
menjadi dua bagian, yaitu ashabah nasabiyah (berdasarkan adanya ikatan
kekerabatan), dan ashabah sababiyah (berdasarkan sebab memerdekakan hamba
sahaya atau budak).
Mengenai Ashabah Nasabiyah, jenis ashabah ini terbagi atas tiga bagian, yaitu
1. Ashabah bil nafsihi
2. Ashabah bil ghairi
3. Ashabah ma’al ghair
Adapun rinciannya adalah sebagai berikut.
47
1. Ashabah bil Nafsi
Orang-orang yang menjadi ahli waris ashabah bin nafsi adalah seluruh ahli
waris laki-laki, selain daripada suami dan saudara laki-laki seibu.
2. Ashabah Bil Ghair
Adalah ahli waris perempuan yang mendapatkan bagian sisa (ashabah), bila
bersama ahli waris laki-laki yang sederajat. Seperti anak perempuan bila
bersama anak laki-laki, saudara perempuan kandung bila bersama saudara
laki-laki sekandung. Ahli waris ashabah bil ghair mendapatkan bagian dengan
ketentuan : bagian ahli waris laki-laki dua kali lipat bagian ahli waris
perempuan.Untuk detail siapa saja yang menjadi ahli waris ashabah bil ghair
beserta syaratnya dapat dilihat pada lampiran A.
3. Ashabah Ma’al Ghair
Orang orang yang menjadi ahli waris ashabah ma’al ghair adalah seorang
atau sekelompok saudara perempuan, baik sekandung maupun sebak yang
mewarisi bersama dengan seorang atau sekelompok anak perempuan atau
cucu perempuan dari keturunan laki-laki, manakala tidak ada anak laki-laki,
cucu laki-laki dari keturunan laki-laki atau bapak, serta tidak ada saudaranya
yang laki-laki, yang menjadikanya sebagai ahli waris ashabah bil ghair.
2.3.13 Aul dan Radd
2.3.13.1 Definisi al-’Aul
Al-’aul adalah bertambahnya pembagi (jumlah bagian fardh) sehingga
menyebabkan berkurangnya bagian para ahli waris. Hal ini disebabkan terlalu
banyaknya ashhabul furudh sehingga harta yang dibagikan habis, padahal di
48
antara ashhabul furudh tersebut ada yang belum menerima bagian yang
semestinya. Maka dalam keadaan seperti ini kita harus menaikkan atau menambah
pembaginya sehingga seluruh harta waris dapat mencukupi jumlah ashhabul
furudh yang ada, meskipun akhirnya bagian mereka menjadi berkurang.
2.3.13.2 Definisi ar-Radd
Ar-radd adalah berkurangnya pembagi (jumlah bagian fardh) dan
bertambahnya bagian para ahli waris. Hal ini disebabkan sedikitnya ashhabul
furudh sedangkan jumlah seluruh bagiannya belum mencapai nilai 1, sehingga
disana ada harta warisan yang masih tersisa, sementara tidak ada seorangpun
ashabah disana yang berhak menerima sisa harta waris. Maka dalam keadaan
seperti ini kita harus menurunkan atau mengurangi pembaginya sehingga seluruh
harta waris dapat mencukupi jumlah ashhabul furudh yang ada, meskipun
akhirnya bagian mereka menjadi bertambah. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa ar-radd adalah kebalikan dari al-’aul. Dalam melakukan pembagian harta
sisa (radd) terdapat beberapa cara atau pendapat. Yaitu menyertakan dan tidak
menyertakan suami atau istri dalam pembagian harta sisa. Untuk pembuatan
sistem ini penulis menggunakan aturan atau pendapat yang menyertakan suami
atau istri.
2.3.14 Permasalahan Kakek Bersama Saudara
Baik Al-Qur’an maupun hadist Nabawi tidak menjelaskan tentang hukum
waris bagi kakek yang shahih dengan saudara kandung ataupun dengan saudara
seayah.oleh karena itu masalah ini memerlukan ijtihad.
49
Hak waris kakek bersama saudara para imam mazhab berbeda pendapat
mengenai hak waris kakek bila bersama dengan saudara. Perbedaan dapat
digolongkan ke dalam dua mazhab.
Mazhab pertama : mereka menyatakan bahwa para saudara baik kandung, saudara
seayah, ataupun seibu terhalangi (gugur) hak warisnya dengan adanya kakek.
Mazhab kedua : berpendapat bahwa para saudara kandung laki-laki atau
perempuan dan saudara laki-laki seayah berhak mendapatkan harta warisan ketika
bersamaan dengan kakek. (Usman, Somawinata, 1997:132). Untuk pembuatan
sistem ini penulis menggunakan pendapat mazhab pertama dalam pembagian
khusus kepada kakek bersama saudara.
2.4 Sistem dan Aplikasi Berbasis Web (WebApps)
Dalam bukunya Pressman (2005:500) mengatakan bahwa aplikasi dan
sistem berbasis web (WebApps) memberikan suatu kesatuan fungsi dan content
yang kompleks kepada end user. Web Apllication (WebApps) dapat meningkatkan
integritas dalam strategi bisnis untuk perusahan besar maupun kecil, seperti E-
Comerce, kebutuhan untuk membangun kepercayaan, kegunaan dan adaptasi
perkembangan sistem. Karena itu pengembangan WebApps sangatlah penting.
Sistem dan aplikasi web dapat dibagi menjadi 2 kategori, yaitu web statis
dan web dinamis (Kadir, 2003:386)
50
1) Web Statis
Web statis adalah aplikasi web yang berisi atau menampilkan informasi-
informasi yang sifatnya statis (tetap). Disebut statis karena pengunjung tidak
dapat berinteraksi dengan web tersebut. Pada web statis pengunjung hanya
dapat melihat isi dokuman pada halaman web. Web statis biasanya
menggunakan pemrograman web HTML dan tidak memiliki database.
2) Web Dinamis
Web dinamis adalah aplikasi web yang menampilkan informasi serta dapat
berinteraksi dengan pengunjung dengan menggunakan form sehingga dapat
mengolah informasi yang ditampilkan. Web dinamis biasanya menggunakan
pemrograman web PHP dan memiliki database untuk menyimpan informasi,
seperti MySQL.
Sistem yang dibangun oleh penulis dalam membuat sistem ini adalah
berbasiskan web dinamis.
2.4.1 Manfaat Sistem dan Aplikasi Berbasis Web
Pressman (2005) Mengatakan, Sistem dan aplikasi berbasis web
(WebApps) memiliki beberapa manfaat antara lain :
1. Aplikasi memerlukan sedikit ruang penyimpanan di komputer client.
2. Fitur- fitur aplikasi dapat di upgrade dengan mudah
3. Aplikasi dapat digunakan di berbagai platform sistem operasi
51
2.5 Internet
Internet merupakan contoh jaringan terbesar, yang menghubungkan
jutaan komputer yang tersebar di seluruh penjuru dunia dan tidak terikat
pada satu organisasi pun, serta siapa saja dapat bergabung dengan
internet. Dengan menggunakan jaringan ini, sebuah organisasi dapat
melakukan pertukaran informasi secara eksternal dengan organisasi-organisasi
yang lain. Dalam hal ini, jaringan tersusun atas berbagai jenis komputer dan
sistem operasi (Kadir, 2003).
2.6 World Wide Web
World Wide Web (WWW) adalah sebuah sistem di mana informasi
dalam bentuk teks, gambar, suara, dan lain-lain, yang dipresentasikan dalam
bentuk hypertext dan dapat diakses oleh perangkat lunak yang disebut browser.
(Jajang, 2005).
Pengertian lain dari world wide web adalah fasilitas internet yang
menghubungkan dokumen dalam lingkup lokal maupun jarak jauh. Dokumen
web disebut webpage, dan link dalam web menyebabkan user dapat berpindah
dari satu page ke page lain (hypertext), baik antar page yang disimpan dalam
server yang sama maupun server di seluruh dunia. Pages diakses dan
dibaca melalui web browser seperti Mozilla Firefox, Netscape Navigator atau
Internet Explorer (Jajang, 2005).
52
2.7 HTML
HTML (Hypertext Markup Language) merupakan salah satu varian
dari SGML (Standard Generalized Markup Language), yaitu sebuah standar
dari ISO (International Organization for Standarization) untuk pertukaran
dokumen secara elektronik. HTML dipergunakan dalam pertukaran dokumen
melalui protokol HTTP , yang merupakan tata penulisan yang digunakan
dalam dokumen web. Dokumen ini, akan dieksekusi oleh browser, sehingga
browser mampu menghasilkan suatu dokumen sesuai dengan keinginan
yang mendesain page. Dokumen ini mempunyai kemampuan menampilkan
gambar, suara, teks, maupun penyediaan link terhadap halaman web lainnya,
baik dengan alamat yang sama maupun alamat yang berbeda. Dokumen HTML
ini, biasa disebut dengan link (hubungan) (Feri, 2005).
2.8 Alat Bantu Pemodelan yang digunakan dalam Pembangunan Sistem
2.8.1 Data Flow Diagram (DFD)
Data Flow Diagram merupakan model dari sistem untuk menggambarkan
pembagian sistem kedalam modul yang lebih kecil. Data Flow Diagram (DFD)
adalah alat bantu pembuatan model sistem yang digunakan untuk menggambarkan
suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara
logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir
atau lingkungan fisik dimana data tersebut disimpan
Salah satu keuntungan penggunakan menggunakan DFD adalah
memudahkan pemakai atau user yang kurang menguasai bidang komputer untuk
53
mengerti sistem yang dikerjakan. menurut Ladjamudin (2005:64), DFD juga
terdiri dari beberapa hirarki, yaitu :
1. Diagram Konteks
Diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup
suatu sistem. Dalam diagram konteks hanya ada satu proses dan tidak ada
store.
2. Diagram Zero (Nol)
Diagram yang menggambarkan proses dari DFD. Diagram Zero (Nol)
memberikan pandangan secara menyeluruh mengenai sistem, menunjukkan
tentang fungsi-fungsi utama atau proses yang ada, aliran data dan entitas
eksternal
3. Diagram Rinci
Diagram yang menguraikan proses apa yang ada dalam diagram nol atau
diagram level di atasnya.
Untuk membaca suatu DFD kita harus memahami dulu elemen-elemen yang
menyusunnya, yaitu :
1. Process (Proses)
Aktivitas atau fungsi yang dilakukan untuk alasan bisnis yang spesifik,
biasanya berupa manual maupun terkomputerisasi.
2. Data Flow (Aliran Data)
Satu data tunggal atau kumpulan logis suatu data, selalu diawali atau berakhir
pada proses.
54
3. Data Store (Penyimpanan Data)
Kumpulan data yang disimpan dengan cara tertentu. Data yang mengalir
disimpan dalam data store dan aliran data di-update atau ditambahkan ke
data store.
4. External Entity (Entitas Eksternal)
Orang, organisasi, atau sistem yang berada di luar perangkat lunak tetapi
berinteraksi dengan perangkat lunak.
Simbol-simbol data flow diagram dan penjelasannya dapat dilihat pada daftar
simbol
2.8.2 Entity Relationship Diagram (ERD)
Menurut Ladjamudin (2005:142), Entity Relationship Diagram (ERD)
adalah suatu model jaringan yang menggunakan susunan data yang disimpan
dalam sistem secara abstrak. ERD juga merupakan model jaringan data yang
menekankan pada struktur-struktur dan relationship data. ERD terdiri dari
beberapa elemen, yaitu :
1. Entity
Entity adalah sesuatu apa saja yang ada di dalam sistem, nyata maupun abstrak
dimana data tersimpan. Entity diberi nama dengan kata benda dan dapat
berupa orang, benda, lokasi, kejadian (terdapat unsur waktu di dalamnya).
2. Relationship
55
Relationship adalah hubungan alamiah yang terjadi antar entity. Pada
umumnya relationship diberi nama dengan kata kerja dasar, sehingga
memudahkan untuk melakukan pembacaan relasinya (kalimat aktif atau pasif).
3. Relationship Degree
Relationship degree atau derajat relationship adalah jumlah entity yang
berpartisipasi dalam satu relationship.
4. Atribut
Atribut adalah sifat atau karakteristik dari tiap entity maupun relationship.
Atribut merupakan elemen dari tiap entity dan relationship.
5. Cardinality
Cardinality atau kardinalitas merujuk kepada jumlah hubungan maksimum
yang terjadi dari entitas yang satu ke entitas yang lain dan begitu juga
sebaliknya. Terdapat tiga macam kardinalitas relasi, yaitu : one to one, one to
many atau many to one dan many to many.
Notasi Simbol yang biasa digunakan dalam ERD dapat dilihat pada daftar
Simbol.
2.8.3 State Transition Diagram (STD)
State Transition Diagram (STD) menggambarkan bagaimana kerja sistem
melalui kondisi (state) dan kejadian yang menyebabkan kondisi berubah. STD
juga menggambarkan aksi yang dilakukan karena kejadian tertentu (Pressman,
2005). State chart diagram diperlukan untuk membantu analis, perancang,
dan pengembang untuk memahami perilaku obyek di sistem. State chart
56
diagram menampilkan state-state yang mungkin dari sebuah obyek, event
yang dapat dideteksi dan respon atas event-event tersebut. Secara umum,
pendeteksian sebuah event dapat menyebabkan sebuah obyek bergerak dari
satu state ke state yang lain, hal ini disebut dengan transition (Munawar, 2005).
Untuk penjelasan Simbol-simbol state transition diagram dapat dilihat pada
daftar simbol
2.9 Alat (tools) Pembangun Sistem Pakar
2.9.1 PHP (PHP Hypertext Preprocessor)
Menurut Dokumen Resmi PHP, PHP merupakan singkatan dari PHP
Hypertext Preprocessor. PHP merupakan bahasa berbentuk skrip server side yang
disisipkan pada dokumen HTML dan ditempatkan serta di proses dalam server.
Hasilnyalah yang dikirimkan ke klien, tempat pemakai menggunakan browser.
Secara khusus, PHP dirancang untuk membentuk web dinamis. Artinya, ia dapat
membentuk suatu tampilan berdasarkan permintaan terkini. Misalnya, Anda bisa
menampilkan isi database ke halaman web. (Kadir, 2002:1)
Konsep kerja PHP diawali dengan permintaan suatu halaman oleh
browser. Berdasarkan URL (Uniform Resource Locator) atau dikenal dengan
sebutan alamat internet, browser mendapatkan alamat dari web server, isinya
segera dikirimkan ke mesin PHP dan mesin inilah yang memproses dan
memberikan hasilnya (berupa kode HTML) ke web server, selanjutnya web server
menyampaikan ke client.
57
Saat ini, PHP cukup populer sebagai peranti pemrograman web, karena
PHP memiliki banyak kelebihan yang tidak dimiliki bahasa script sejenis. PHP
memfokuskan pada pembuatan script server side, yang bisa melakukan apa saja
yang dapat dilakukan oleh Common Gateway Interface (CGI), seperti
mengumpulkan data dari form, menghasilkan isi halaman web dinamis, dan
kemampuan mengirim serta menerima cookies, bahkan lebih dari pada
kemampuan CGI. PHP juga dapat digunakan pada semua sistem operasi dan
mendukung banyak web server. Salah satu fitur yang dapat diandalkan adalah
dukungannya terhadap banyak database (Peranginangin, 2006:3)
2.9.2 MySQL
Menurut Kadir (2002 : 23), MySQL adalah Software Database Manajemen
Sistem (DBMS), MySQL merupakan turunan salah satu konsep utama dalam
database sejak lama, yaitu Structured Query Language (SQL). SQL adalah sebuah
konsep pengoperasian database, terutama untuk pemilihan atau seleksi dan
pemasukan data, yang memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan
mudah dan otomatis. MYSQL merupakan software database yang paling popular
digunakan untuk membangun aplikasi web yang menggunakan database sebagai
sumber dan pengelola datanya, maka dari itu tidak heran bahwa kini MySQL
sangat popular dikalangan pemrogram web yang menggunakan script PHP dan
Perl baik dilingkungan platform opensource operating system, maupun windows.
Database MySQL banyak digunakan di internet karena kehandalannya.
MySQL tidak membutuhkan ruang harddisk yang besar untuk aplikasinya, dan
58
mudah digunakan pada database server, sangat ideal untuk aplikasi yang kecil dan
menengah. Software database MySQL kini dilepas sebagai software manajemen
basis data yang open source (Kadir, 2008)
2.9.3 Uniform Server
Uniform server adalah portable server berbasis WAMP yang bisa jalankan
di sistem operasi windows. Uniform server yang biasa di kenal Uni_server
dikembangkan pertama kali oleh Taras Slobodskyy sebagai aplikasi untuk
kliennya, namun tak lama kemudian aplikasi ini menjadi project komunitas open
source yang di khusus kan untuk pengembangan web serta untuk memudahkan
webmaster dalam hal membangun web, karena sifatnya mobile ataupun portable
uniform server tidak perlu menginstall web server, database server ataupun
bahasa pemrograman PHP di dalam sistem operasi, cukup menjalankan start.bat
(http://www.uniformserver.com/doc/index.html )
2.9.4 Pengujian Blackbox
Pengujian blacbox merupakan pengujian yang memungkinkan perekayasa
perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya
menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu program (Pressman,
2005). Pengujian blacbox berusaha menemukan kesalahan dalam kategori sebagai
berikut
1. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang
2. Kesalahan interface
59
3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal
4. Kesalahan kinerja
5. Inisialisasi dan kesalahan terminasi
2.10 Studi Literatur Sejenis
Metodologi penelitian ini merupakan metodologi studi perbandingan, dengan
mencari project atau penelitian yang sejenis, yang pernah dibuat sebelumnya. Lalu,
melihat kelemahan atau kekurangan dari project atau penelitian tersebut,
kemudian dilakukan perbandingan. Sehingga kekurangan atau kelemahan dari
project atau penelitian tersebut dapat disempurnakan. Sarwono (2006 : 47)
mengatakan tujuan utama studi literatur sejenis ialah :
1. Menemukan variabel-variabel yang akan diteliti
2. Membedakan hal-hal yang sudah dilakukan dan menentukan hal-hal yang
perlu dilakukan
3. Melakukan sintesa dan memperoleh perspektif baru
4. Menentukan makna dan hubungan antar variabel.
Dibawah ini akan dipaparkan beberapa penelitian yang pernah ada berkaitan
dengan pembuatan perangkat lunak untuk membantu melakukan pembagian harta
warisan menurut hukum Islam.
1. Penelitian (skripsi) yang ditulis oleh Arfin Watilete (2006) dari Universitas
Widyatama yang berjudul ”Sistem Pakar Untuk Pendukung Keputusan
Pembagian Harta Warisan Menurut Hukum Islam
60
2. Penelitian (skripsi) yang ditulis oleh Astri Aprilia dan Putra Juanda (2004)
dari Universitas Stikubank yang berjudul ” Perancangan Sistem Pakar
Menurut Hukum Islam Sesuai Syariat Islam
3. Penelitian (skripsi) yang ditulis oleh Ahmad Baehaki (2004) dari Universitas
Islam Negeri yang berjudul ”Aplikasi Perhitungan Warisan Menurut Hukum
Islam.
Detail pemaparan mengenai hasil studi sejenis dapat dilihat pada bab tiga
sub bab 3.1.1
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini akan membahas mengenai metode atau prosedur-prosedur atau
konsep-konsep yang digunakan penulis dalam proses penelitian guna
mendapatkan fakta dan data-data yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi,
serta metode yang digunakan dalam merancang dan membangun sistem pakar ini,
tentunya agar kebenaran materi dan uraian pembahasan dapat dipertanggung
jawabkan. Metode penelitian yang dilakukan penulis dalam melakukan penelitian
adalah sebagai berikut :
3.1 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data didalam membangun sebuah sistem pakar
merupakan suatu hal yang sangat mendasar, metode ini merupakan metode
dimana akuisisi pengetahuan dilakukan, yang berfungsi mengakumulasi,
mentransfer, dan mentransformasi keahlian atau knowledge dari berbagai sumber
pengetahuan. melalui metode inilah, data-data, fakta-fakta serta informasi-
informasi yang terkait dengan penelitian didapatkan.(Arhami, 2005 : 16). Dalam
metode pengumpulan data ini, penulis melakukan beberapa cara yang akan
dibahas sebagai berikut.
3.1.1 Metode Studi Literatur
Melakukan kegiatan studi literatur, yaitu dengan cara mengumpulkan,
membaca, serta mempelajari secara mendalam data-data, fakta-fakta, serta
61
62
informasi, yang didapatkan melalui buku-buku, jurnal, e-book, skripsi, thesis serta
literatur-literatur lainnya yang terkait dengan penelitian. Metode ini penulis
gunakan sebagai referensi dan acuan pendukung dalam membangun sistem pakar
ini. Khusus untuk referensi tentang ilmu faraid, yang penulis jadikan sumber
utama adalah buku Fiqih Mawaris yang ditulis oleh Drs. Suparman Usman, S.H
dan Drs. Yusuf Somawinata.
Dalam kegiatan studi literatur ini, penulis juga mencari literatur sejenis
sebagai bahan perbandingan untuk aplikasi sistem yang akan dibuat. Berikut
adalah hasilnya :
Tabel 3.1 Tabel Perbandingan literatur sejenis
No. Judul Penelitian Fitur /Fasilitas Kekurangan
1
Sistem pakar untuk
pendukung keputusan
pembagian harta warisan
menurut hukum Islam
(Watilete, 2006)
• Sistem berbasis desktop
(Delphi)
• Ahli waris yang dapat
dipilih dan tersedia di
dalam sistem berjumlah 23
ahli waris, terdiri atas
ashabul furud dan ashabah
lengkap
• Menghasilkan kesimpulan
siapa saja yang berhak
menerima hak waris dan
prosentase bagiannya
• Sistem ini tidak
berbasis web
• Tidak adanya fitur
Informasi terkait
dengan teori warisan
• Tidak ada fasilitas
penghitungan dan
pembagian harta
nominal.
• Tidak ada fasilitas
pengurangan bagian
harta dengan
kewajiban pewaris.
• Tidak ada fasilitas
penjelasan
• Tidak ada fasilitas
63
pembagian jika
terdapat harta sisa dan
harta minus atau tidak
berimbang (radd dan
aul)
• Tidak tersedianya
fasilitas bagi pakar
untuk mengelola
pengetahuan
• Tidak terdapat
pembahasan mengenai
alur penelusuran dan
representasi
pengetahuan
2 Perancangan Sistem
pakar pembagian
warisan menurut syariat
Islam(Aprilia, putra,
2004)
• Sistem berbasis desktop
(Visual Basic)
• Ahli waris yang dapat
dipilih dan tersedia didalam
sistem hanya 18 ahli waris,
terdiri dari 6 ahli waris
wanita dan 12 pria.
• Menghasilkan kesimpulan
siapa saja yang berhak
menerima hak waris dan
harta yang diterima.
• Terdapat laporan hasil
perhitungan.
• Sistem ini tidak
berbasis web
• Tidak adanya fitur
informasi terkait
dengan teori warisan
• Tidak ada fasilitas
pengurangan bagian
harta dengan
kewajiban pewaris
untuk mendapatkan
harta bersih.
• Tidak ada fasilitas
pembagian harta sisa
dan harta minus atau
tidak berimbang (radd
dan aul)
64
• Tidak ada fasilitas
penjelasan
• Tidak tersedianya
fasilitas bagi pakar
untuk mengelola
pengetahuan
3 Aplikasi Perhitungan
warisan Menurut
Hukum Islam (Baehaki,
2004)
• Sistem berbasis desktop
(visual Basic)
• Ahli waris yang dapat
dipilih dan tersedia didalam
sistem berjumlah 23 ahli
waris
• Menghasilkan kesimpulan
siapa saja yang berhak
menerima hak waris dan
harta yang diterima
(termasuk harta sisa dan aul
jika ada)
• Terdapat fasilitas
pengurangan bagian harta
dengan kewajiban pewaris
• Terdapat fasilitas informasi
terkait dengan teori dan
aplikasi
• Sistem ini tidak
berbasis web
• Tidak adanya fasilitas
penjelasan
• Tidak tersedianya
fasilitas bagi pakar
untuk mengelola
(update) pengetahuan
• Jika terdapat aul,radd
langsung digabung di
kesimpulan (aplikasi
tidak menampilkan
antara kesimpulan
sebelum mendapat aul,
radd, dan setelah
mendapat aul, radd)
• Tidak terdapat fasilitas
cetak laporan.
Berdasarkan studi hasil penelitian sejenis (Tabel 3.1.) perbandingan dari
tabel diatas, maka akan dirancang suatu sistem pakar berbasis web dan memiliki
fitur-fitur yang tidak tersedia dan difasilitasi oleh penelitian-penelitian sejenis
diatas.
65
3.1.2 Metode Penelitian Lapangan ( Field Research )
1. Metode Observasi
Observasi dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi yang
dibutuhkan dalam perancangan dan pembangunan sistem. Tujuan dari tahap
ini adalah melakukan setting terhadap objek yang akan digunakan dan sebagai
rancangan dalam membangun sistem. Berikut adalah langkah-langkah metode
observasi yang penulis lakukan.
a. Identifikasi masalah guna mendapatkan fokus masalah, sehingga
penelitian ini tidak meluas dan mendalam serta kritis. Identifikasi masalah
dilakukan dengan merujuk kepada buku fiqih Mawaris yang penulis
jadikan sumber utama, dan juga melalui penyebaran kuesioner.
b. Menentukan objek yang akan diteliti. Yaitu dengan mewawancarai dan
melakukan pengamatan terhadap proses kerja pakar dalam menyelesaikan
masalah perhitungan dan pembagian harta warisan menurut hukum Islam.
c. Melakukan pengamatan terhadap aplikasi yang terkait dengan judul
penelitian penulis, yaitu aplikasi perhitungan faraid. Dari aplikasi tersebut,
penulis mengamati arsitektur aplikasi, teknologi yang digunakan serta
efektifitasnya sebagai studi perbandingan untuk penelitian yang penulis
lakukan. Detail hasil pengamatan dan perbandingan software dapat dilihat
pada bab IV sub bab 4.4.4
2. Metode Kuesioner
Metode ini adalah bagian dari observasi yang penulis gunakan sebagai sarana
untuk mengidentifikasi permasalahan serta mengetahui kebutuhan pengguna
66
serta kepuasan pengguna terhadap sistem yang dibangun dalam penelitian
yang penulis lakukan. Metode kuesioner dilakukan penulis pada tahap awal
penelitian dan setelah penelitian selesai dilakukan. Penggunaan kuisioner pada
penelitian ini tidak menggunakan metode sampling serta menggunakan
penghitungan statistik, dan hanya digunakan sebagai penguat serta data
tambahan dalam pengembangan sistem
3. Metode Interview
penulis melakukan wawancara dengan Ibu Sri Hidayati,M.Ag. selaku dosen di
bidang faraid pada Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
3.2 Metode Pengembangan Sistem
Metode pengembangan sistem yang penulis gunakan dalam membangun
sistem pakar ini adalah dengan metode terstruktur menggunakan model Waterfall
Pressman (2001 : 29). Hal ini disebabkan oleh tahapan yang ada pada model
pengembangan sistem ini dapat merepresentasikan kebutuhan yang dibutuhkan
dalam pengembangan penelitian ini, selain itu dapat bekerja dengan baik karena
sistem yang dibangun bukan merupakan proyek skala besar. Secara garis besar
metode ini terbagi dalam empat kegiatan utama yaitu sebagai berikut :
3.2.1 Analisis (Analysis)
Tahap ini merupakan tahap awal dari pengembangan suatu sistem pakar
dan merupakan tahap penentuan hal-hal penting sebagai dasar dari permasalahan
yang akan dianalisis dan diteliti. Pada tahap ini penulis melakukan :
67
3.2.1.1 Pengumpulan Data
Penulis mengumpulkan data dari buku Fiqih Mawaris sebagai referensi
utama. Penulis juga menggunakan kuesioner untuk menganalisa kebutuhan dan
sebagai data pendukung. Detail pembahasan mengenai pengumpulan data bisa
dilihat pada bab IV sub bab 4.1.1
3.2.1.2 Identifikasi Permasalahan
Selanjutnya dilakukan identifikasi permasalahan yang didapat dalam
aktivitas pengumpulan data sebelumnya. Proses identifikasi ini difokuskan pada
keperluan sistem yang akan dibangun. Detail pembahasan mengenai Identifikasi
Permasalahan bisa dilihat pada bab IV sub bab 4.1.2
3.2.1.3 Analisa Pengetahuan.
Analisa pengetahuan dilakukan guna mendapatkan variabel data
dan pengetahuan dari domain sistem pakar yang akan dibangun, untuk kemudian
dapat dilakukan identifikasi dan seleksi terhadap pengetahuan yang dibutuhkan
untuk membangun sistem pakar.(Hartati, Iswanti, 2008). Detail pembahasan
mengenai analisa pengetahuan bisa dilihat pada bab IV sub bab 4.1.3
3.2.1.4 Analisa Kebutuhan
Setelah dilakukan akuisisi pengetahuan maka harus dicari solusi atau
penyelesaian masalah, fasilitas yang dikembangkan, penentuan bahasa
pemrograman atau tool pengembangan sistem, serta tujuan yang ingin dicapai dari
68
proses pengembangan tersebut. Oleh karena itu dalam tahap ini juga penulis
melakukan analisa terhadap berbagai macam hal yang dibutuhkan untuk
merancang atau membangun sistem pakar faraid ini, yaitu dengan melakukan
analisa kebutuhan. Detail pembahasan mengenai analisa kebutuhan bisa dilihat
pada bab IV sub bab 4.1.3
3.2.2 Desain
Setelah melakukan tahapan analisis, maka akan dilakukan tahapan desain
(perancangan) sistem pakar ini, yang memiliki tujuan untuk mendesain sistem
yang akan dirancang dan dibangun. Tahapan ini merupakan tahap untuk
menentukan konseptualisasi rancangan dan desain dari hasil identifikasi dan
konsep-konsep penting yang akan diterapkan ke dalam sistem. Pada tahap ini
penulis mulai melakukan pemodelan berdasarkan hasil analisis. Perancangan
dilakukan mulai dari tingkat global sampai ke tingkat rincian tertentu. Pada tahap
ini dilakukan beberapa aktivitas seperti perancangan pengetahuan, pemodelan
proses dengan DFD, pemodelan data dengan ERD dan beberapa diagram
pemodelen lainnya secara rinci. Detail pembahasan mengenai desain atau
perancangan pada penelitian ini bisa dilihat pada bab IV sub bab 4.2
3.2.2.1 Perancangan Pengetahuan
Agar hasil pengolahan data dapat lebih tepat dan spesifik, maka dalam
tahap ini hubungan dari setiap unsur akan diimplementasikan dalam bentuk
format yang sering digunakan dalam sistem pakar seperti mekanisme inferensi
yang meliputi teknik penalaran, teknik penelusuran, dan representasi pengetahuan
69
yang meliputi tabel keputusan, diagram pohon atau pohon keputusan dan kaidah
produksi (Hartati, Iswanti, 2008). Berikut adalah detail penjelasannya :
1. Mekanisme Inferensi
a. Teknik Penalaran
Dalam pengembangan sistem pakar ini teknik penalaran yang digunakan
untuk mencapai kesimpulan dalam penelitian ini yaitu menggunakan
metode Forward Chaining, dimana penelusurannya dimulai dari
sekumpulan data menuju kesimpulan. Metode atau teknik penalaran ini
penulis pilih karena pada perhitungan dan pembagian harta warisan
menurut hukum Islam, untuk mendapatkan hasil bagian ahli waris kita
belum bisa mengetahui dan menentukan hipotesa akhir, karena harus
ditelusuri terlebih dahulu, sebagai contoh : seorang ahli waris bisa
mempunyai beberapa kemungkinan hasil yang akan didapat, misal : pada
kasus anak perempuan, ahli waris anak perempuan bisa mendapat bagian
1/2 bisa mendapat 2/3, ataupun menjadi ashabah. untuk mengetahui hal
tersebut maka harus ditelusuri terlebih dahulu data-data atau indikator-
indikatornya, seperti berapa jumlahnya, terhalang oleh siapa dan bersama
siapa, baru kemudian dapat terlihat hasil bagian yang didapatkannya di
akhir kesimpulan.
b. Teknik Penelusuran
Teknik penelusuran yang digunakan dalam membangun sistem pakar ini
yaitu Depth First Search. Teknik penelusuran ini penulis pilih karena
dirasa lebih efektif, karena Metode Depth first search melakukan
70
penelusuran secara mendalam dari simpul akar bergerak menurun ke
tingkat dalam yang berurutan. Andi (2003:18) menjelaskan keuntungan
menggunakan metode Depth first Search ini, bahwa penelusuran masalah
dapat ditelusuri secara mendalam sampai ditemukannya hasil yang lebih
optimal. Menurut Sri Kusumadewi (2003:27), metode ini hanya
membutuhkan memori yang relatif kecil.
2. Representasi Pengetahuan
Pengetahuan atau sekumpulan data yang diperoleh dari pakar atau sumber
pengetahuan lainnya harus dapat direpresentasikan dalam format yang dapat
dipahami oleh manusia dan dapat dieksekusi oleh komputer. Untuk itulah
metode atau teknik representasi pengetahuan digunakan. Teknik representasi
pengetahuan yang digunakan untuk sistem pakar faraid ini yaitu
menggunakan metode kaidah produksi (if then rules), dengan sebelumnya
menyajikan pengetahuan yang didapatkan tersebut kedalam bentuk tabel
keputusan kemudian dari tabel keputusan dibuat pohon keputusan.
Representasi pengetahuan dengan metode kaidah produksi ini pada dasarnya
menggunakan metode berupa aplikasi aturan (rule) yang berupa representasi
pengetahuan dalam bentuk kondisi – aksi. berikut adalah penjelasan lebih
lanjut mengenai teknik representasi pengetahuan yang penulis gunakan.
a. Tabel Keputusan
Tabel keputusan digunakan penulis untuk mendokumentasikan
pengetahuan, disusun berupa spreadsheet mengunakan kolom dan baris.
Tabel keputusan yang dibuat merupakan matrik kondisi yang
71
dipertimbangkan dalam pendeskripsian kaidah. Kaidah yang disajikan
dalam bentuk kaidah produksi dalam penelitian ini disusun dari tabel
keputusan.
b. Pohon Keputusan
Setelah mengumpulkan pengetahuan atau data kedalam tabel keputusan,
untuk menghasilkan kaidah yang efisien terdapat suatu langkah yang harus
ditempuh dalam penelitian ini yaitu membuat pohon keputusan terlebih
dahulu. Pohon keputusan adalah model representasi pengetahuan yang
dapat menyederhanakan proses akuisisi pengetahuan. Pohon ini terdiri dari
node yang menyatakan tujuan dan link yang menyatakan keputusan.
Pohon keputusan dapat dengan mudah diubah ke aturan. Dari pohon
keputusan dapat diketahui kondisi yang dapat direduksi sehingga
menghasilkan kaidah yang efisien dan optimal. pohon keputusan yang
dihasilkan dalam penelitian ini digunakan sebagai acuan dalam menyusun
kaidah
c. Kaidah atau Aturan Produksi
Sistem pakar yang basis pengetahuannya disajikan dalam bentuk aturan
produk biasa disebut sistem berbasis-aturan (rule based system).
Representasi pengetahuan dengan kaidah produksi pada dasarnya berupa
aplikasi aturan. Di sini pengetahuan disajikan dalam aturan-aturan yang
berbentuk pasangan keadaan-aksi (condition-action): “JIKA keadaan
terpenuhi atau terjadi MAKA suatu aksi akan terjadi”.
72
3.2.2.2 Pemodelan Proses
Pada tahap ini dilakukan pemodelan proses yang akan ditampilkan dalam
bentuk Data Flow Diagram (DFD). Detail pembahasan mengenai perancangan
Data Flow Diagram dapat dilihat pada bab IV sub bab 4.2.2
3.2.2.3 Pemodelan Data
Dalam tahap ini dilakukan perancangan basis data, dengan merancang
diagram hubungan antar entitas, dengan menggunakan tools Entity
Relationship Diagram (ERD), dan dilakukan pula penggambaran
transformasi ERD ke Logical Record Structure (LRS). Detail pembahasan
mengenai perancangan Entitiy Relationship Diagram dapat dilihat pada
bab IV sub bab 4.2.3
3.2.2.4 Perancangan (Design) Antarmuka
Pada tahap ini dilakukan rancangan terhadap antarmuka yang berfungsi
untuk memberikan fasilitas komunikasi antar pemakai dan sistem. Detail
pembahasan mengenai perancangan antarmuka dapat dilihat pada bab IV
sub bab 4.2.4
3.2.2.5 Perancangan Struktur Menu
Berfungsi untuk mengetahui menu-menu apa saja yang digunakan dalam
pembuatan sistem. Detail pembahasan mengenai perancangan struktur
menu dapat dilihat pada bab IV sub bab 4.2.5
73
3.2.2.6 Perancangan STD (State Transition Diagram)
Dibuat sebagai rancangan gambar transisi atau perubahan keadaan sistem
yang disebabkan oleh pengguna serta mendeskripsikan reaksi sistem
terhadap aksi yang dilakukan oleh pengguna yang menjembatani
komunikasi antara user dengan sistem. Detail pembahasan mengenai
perancangan State Transition Diagram dapat dilihat pada bab IV sub bab
4.2.6
3.2.3 Pengkodean (coding)
Tahap pengkodean ini merupakan sebuah tahap konstruksi aplikasi secara
nyata. Pada tahap ini dilakukan dua hal yaitu membuat kode program dan juga
merancang antarmuka program sebagai navigasi.
1. Kode program ditulis menggunakan bahasa pemrograman PHP dan
menggunakan database MySQL. Editor yang digunakan untuk menulis kode
program adalah Macromedia Dreamweaver.
2. Antarmuka dirancang menggunakan software-software desain grafis seperti
Adobe Photoshop dan Macromedia Dreamweaver.
Untuk detail lebih lengkap mengenai versi dan detail lainnya bisa dilihat
pada bab IV Sub bab 4.3
74
3.2.4 Ujicoba (Test)
Program yang sudah selesai dibuat tersebut, perlu dilakukan
pengujian perangkat lunak (testing), berikut adalah rincian kegiatan testing
atau pengujian sistem yang akan dilakukan. Detail pembahasan mengenai uji
coba atau testing dapat dilihat pada bab IV sub bab 4.4
1. Setelah program dan database selesai dibuat dilakukan pengujian sistem
menggunakan black box test (Pressman, 2005).
2. Uji validasi dan kelayakan sistem oleh pakar.
3. Uji coba dan pengimplementasian sistem kepada pengguna hingga sistem
pakar dapat digunakan oleh pengguna, setelah itu kemudian dilakukan pula
evaluasi dan tanggapan pengguna melalui kuesioner.
4. Perbandingan dengan perangkat lunak lain yang sejenis.
5. Uji coba kasus
3.3 Kerangka Pemikiran Penelitian
Pada penelitian sistem pakar ini, penulis terlebih dahulu menguraikan
kerangka pemikiran yaitu sebagai beriku :
1. Knowledge engineer (penulis) mendapatkan pengetahuan dan Informasi dari
buku, dalam hal ini buku fiqih mawaris yang penulis jadikan sumber utama.
kemudian mendapatkan bimbingan dari seorang pakar faraid mengenai
variabel-variabel atau indikator-indikator yang akan digunakan sebagai rules
untuk membuat sistem
75
2. Informasi yang didapat dari buku dan pakar tersebut kemudian penulis
dokumentasikan dan kumpulkan, dan hasilnya dituangkan dalam knowledge
base kemudian diolah menjadi rules untuk mengindentifikasi penentuan
pembagian harta waris.
3. Knowledge engineer menentukan dasar perancangan sistem pakar, dan
menentukan alat pembangun sistem pakar yaitu menggunakan PHP dan
dengan menggunakan knowledge base indikator-indikator penentu untuk
menentukan pembagian hak waris dan menghasilkan sebuah aplikasi sistem
pakar berbasis web yang dapat digunakan oleh user setelah diuji validitasnya
oleh seorang pakar.
Pakar Faraid
Sistem Pakar
E- Faraid
Validasi Knowledge Engineer
Membangun
Alat Pembangun Sistem Pakar
Knowledge Base
Rules
Menentukan
Akuisisi Pengetahuan
Diakses
Hasil Studi Literatur: Indikator-indikator
Penentu untuk Membagi Harta waris
User
Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran
76
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Analisis
Permasalahan yang akan dianalisis di dalam penelitian ini yaitu tentang
permasalahan pembagian harta warisan yang kerap terjadi dalam kehidupan
sehari-hari. Konteks penelitian yang akan diangkat yaitu permasalahan pembagian
harta warisan menurut hukum Islam, atau biasa disebut dengan permasalahan
faraid.
Hal ini menjadi menarik menurut penulis karena dalam praktek kehidupan
sehari-hari, khususnya di Indonesia yang mayoritas masyarakatnya beragama
Islam, penyelesaian pembagian harta warisan menurut hukum Islam mengalami
berbagai kendala dan sering kali menjadi masalah yang dapat memicu dan
menyebabkan terjadinya konflik.
Menurut hasil kuesioner yang penulis sebarkan, kendala-kendala dalam
penyelesaian pembagian harta warisan menurut hukum Islam di masyarakat
adalah, dikarenakan kurangnya pengetahuan umat muslim mengenai tata cara
perhitungan dan pembagian harta warisan menurut hukum Islam. Salah satu
alasannya adalah dikarenakan sulitnya mempelajari tata cara menghitung dan
membagi harta warisan baik melalui buku atau kitab tentang ilmu faraid yang
biasa digunakan sebagai tuntunan pembagian harta warisan. Disamping itu, pakar
atau ahli di bidang faraid yang dapat membantu menyelesaikan pembagian
warisan semakin langka dan sulit ditemukan, kalaupun ada, jumlahnya sedikit dan
76
77
umumnya terkonsentrasi di wilayah-wilayah tertentu seperti di Institusi
pendidikan Islam, dan Institusi keagamaan misalnya. Selain itu ada beberapa
kondisi yang menyebabkan pakar faraid tidak bisa menyelesaikan masalah setiap
saat dibutuhkan, seperti masalah keterbatasan waktu, fisik, dan psikologis sang
pakar. Belum lagi perhitungan secara manual baik oleh pakar ataupun pribadi
dapat berlangsung lama, dan dapat terjadi human error dalam perhitungan dan
penentuan warisan, yang akhirnya dapat merugikan salah satu ahli waris, dan
menyebabkan konflik. Kemudian rumitnya urusan prosedural, dan biaya yang
mahal, apabila permasalahan waris dibawa ke pengadilan agama ataupun notaris,
meski hanya untuk berkonsultasi dan menentukan bagian-bagian ahli waris saja,
tanpa permasalahan kasus gugatan, makin memperumit masalah kewarisan.
Catatan: Detail pemaparan kuesioner dapat dilihat pada bahasan pengumpulan
data.
Berdasarkan paparan permasalahan tersebut diatas, penulis merasa perlu
adanya solusi alternatif yang bisa membantu masyarakat dalam menyelesaikan
masalah perhitungan dan pembagian harta waris secara adil, tepat, dan akurat
sesuai dengan aturan Islam.
4.1.1 Pengumpulan Data
Dari uraian permasalahan diatas dapat kita evaluasi dan simpulkan bahwa
sistem perhitungan dan pembagian harta warisan yang biasa berjalan secara
manual atau membutuhkan keahlian manusia untuk proses penyelesaiannya
mengalami berbagai kendala dan memang diperlukan sebuah solusi alternatif yang
78
dapat membantu masyarakat dalam melakukan proses perhitungan dan pembagian
harta warisan. Untuk mendukung hal tersebut pula maka diperlukan sebuah data
pendukung, yaitu dengan melakukan penyebaran kuesioner. Kuesioner penulis
sebarkan secara acak kepada 100 responden, yaitu masyarakat umum dari
berbagai profesi di sekitar wilayah JABODETABEK. Penggunaan kuesioner ini
berfungsi sebagai pendukung data bahwa sistem pembagian harta warisan secara
manual mengalami berbagai kendala. Dari kuesioner itu pula, penulis memberikan
usulan atau pendekatan solusi alternatif yang diajukan dalam penelitian ini yaitu
dengan membuat suatu perangkat lunak atau lebih tepat disebut dengan sistem
pakar yang dapat membantu ahli waris dan masyarakat umumnya untuk
melakukan perhitungan dan pembagian harta waris mereka. Kuesioner yang
penulis sebarkan tersebut kemudian akan dianalisa dengan cara menghitung
prosentase jumlah jawaban dari responden untuk setiap pertanyaan yang dipilih.
Catatan : untuk detail hasil data kuesioner dan chart terlampir pada lampiran B.
Berikut adalah kesimpulan dari hasil kuesioner yang penulis sebarkan.
Table 4.1 Tabel Kuesioner Awal
NO Pertanyaan Prosentase
(%)
1. Apakah anda mengetahui tentang tata cara
perhitungan dan pembagian harta waris
menurut hukum Islam ?
a. Ya
b. Tidak ( lanjut ke No 4 )
• 13 %
• 87 %
79
2. Bagaimanakah anda mendapatkan informasi
tentang tata cara pembagian harta waris ?
a. Buku-buku / kitab
b. Pakar / ahli / ustad di bidang faraid
c. Tidak tahu
• 40 %
• 60 %
• 0 %
3. Menurut anda apakah mendapatkan Informasi
baik melalui ahli faraid maupun buku-buku
untuk menyelesaikan masalah pembagian
harta warisan cukup efektif ?
a. Ya ( lanjut ke No 5)
a. Tidak ( lanjut ke No 5 )
b. Tidak Tahu
• 22 %
• 78 %
• 0 %
4. Bagaimanakah anda menyelesaikan masalah
perhitungan dan pembagian harta waris ?
a. Melalui pakar/ahli/ustad di bidang warisan
a. Lembaga / Instansi agama yang mengurusi
masalah warisan
b. Tidak tahu
• 70 %
• 25 %
• 5 %
80
5. Menurut anda kendala apakah yang akan
ditemukan ketika ingin berkonsultasi untuk
menyelesaikan masalah pembagian harta
warisan melalui ahli atau pakar yang
menguasai bidang faraid (kewarisan) ?
a. Sulitnya menemukan ahli atau pakar yang
menguasai bidang faraid dan terbatasnya
ruang gerak para pakar faraid (fisik,
psikologis)
b. Tidak ada
c. Tidak Tahu
• 91 %
• 9 % • 0 %
6. Menurut anda kendala apakah yang akan
ditemukan ketika ingin berkonsultasi untuk
menyelesaikan masalah pembagian harta
warisan melalui lembaga/Instansi keagamaan
yang mengurusi bidang faraid (Pengadilan
agama, Notaris) ?
a. Proses dan prosedur yang rumit serta
Mengeluarkan biaya yang tidak sedikit
b. Tidak ada
c. Tidak Tahu
• 86 %
• 14 %
• 0 %
81
7. Apakah anda pernah menggunakan program
komputer untuk alat bantu melakukan
perhitungan dan pembagian harta waris
a. Pernah
b. Belum pernah
c. Tidak Tahu
• 93 %
• 7 %
• 0 %
8 Menurut anda, perlukah dibuat suatu
pernagkat lunak yang berfungsi sebagai alat
bantu yang dapat menyelesaikan masalah
perhitungan dan pembagian harta waris Islam
a. Perlu
b. Tidak perlu
c. Tidak Tahu
• 100 %
• 0 %
• 0 %
Berdasarkan hasil kuesioner dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa
1. Sebagian besar dari responden tidak mengetahui tata cara perhitungan dan
pembagian harta warisan, hal ini terbukti dari 100 responden, 87 orang
atau 87 % menyatakan mereka tidak mengetahui tata cara pembagian harta
waris dan hanya 13 % dari masyarakat yang mengetahui.
2. Kemudian dari hasil penelusuran selanjutnya dari jawaban responden yang
mengetahui tata cara pembagian warisan didapatkan data bahwa, 78% atau
sekitar 78 orang mengatakan, meskipun mereka mengetahui tata cara
pembagian warisan, namun untuk mendapatkan informasi dan
82
mempelajari Ilmu faraid melalui buku, kitab ataupun pakar, ustad dirasa
kurang efektif.
3. Dari kuesioner ini juga dapat dilihat bahwa hampir semua responden atau
sekitar 91% menyatakan bahwa pakar faraid sulit sekali dicari dan ruang
geraknya pun terbatas, kemudian jika ingin berkonsultasi atau meminta
fatwa pembagian harta warisan melalui lembaga atau Instasi keagamaan
seperti pengadilan agama menurut 86% responden dirasa terlalu rumit,
memakan waktu dan mengeluarkan biaya.
Dari pernyataan-pernyataan diatas dapat dilihat bahwa perlu dibangunnya
sebuah perangkat lunak komputer dalam hal ini suatu sistem pakar untuk
membantu orang–orang yang ingin melakukan perhitungan dan pembagian
warisan menurut hukum Islam (faraid). Hal ini terbukti dari 100 orang, Seluruh
responden atau 100% menyatakan perlunya dibuat alat bantu untuk menghitung
dan membagi harta warisan secara tepat dan cermat.
4.1.2 Identifikasi Masalah
Dari uraian permasalahan, dan dari data yang didapat dari hasil
pengumpulan data diatas dapat diidentifikasi bahwa:
1. Banyak orang yang ingin melakukan pembagian harta warisan menurut hukum
Islam, namun mengalami kesulitan untuk menentukan siapa saja yang berhak
mendapatkan harta waris dan siapa saja yang tidak mendapatkan harta waris,
dan berapa bagiannya masing-masing, karena tidak mengetahui tata cara dan
aturan pembagian harta waris tersebut
83
2. Banyak orang yang ingin melakukan pembagian harta waris menurut hukum
Islam, kerap kali kesulitan mencari orang yang ahli atau menguasai tata cara
pembagian warisan menurut hukum Islam. Kalaupun ada, keterbatasan fisik,
waktu, kondisi psikologis yang dimiliki pakar tersebut juga menjadi kendala
bagi para ahli waris untuk meminta bantuan, padahal mungkin kondisinya
sudah sangat mendesak dan perlu segera untuk diselesaikan.
3. Jika masalahnya ingin diselesaikan dengan berkonsultasi dan meminta fatwa
waris melalui pengadilan agama ataupun notaris prosedurnya cukup rumit
memakan waktu, dan mengeluarkan biaya yang terkadang tidak sedikit.
sehingga memperlambat proses pembagian harta waris bila diperlukan segera.
4. Hasil pembagian waris seringkali tidak akurat, disebabkan karena faktor
kesalahan manusia
5. Semakin jarangnya orang yang mempelajari dan mengerti tentang ilmu faraid
bisa mengakibatkan ilmu ini akan hilang atau musnah.
6. Perlunya sebuah solusi alternatif dalam hal ini perangkat lunak komputer
(sistem pakar) bagi ahli waris atau masyarakat Islam guna membantu
melakukan penghitungan dan pembagian harta warisan kepada ahli waris yang
berhak secara tepat dan akurat menurut ketentuan hukum Islam
4.1.3 Analisa Pengetahuan
4.1.3.1 Akuisisi Pengetahuan
Akuisisi pengetahuan dilakukan dengan melakukan wawancara kepada Ibu
Sri Hidayati M.Ag, seorang praktisi dan dosen bidang ilmu faraid atau kewarisan
84
Islam pada Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (hasil
wawancara terlampir pada lampiran). Wawancara ini juga dilandasi buku yang
penulis jadikan sumber utama yaitu buku Fiqih Mawaris Menurut Islam yang
ditulis oleh Drs.H.Suparman Usman, S.H, dan Drs. Yusuf Somawinata.
Berdasarkan akuisisi pengetahuan, pakar memaparkan data masukan untuk
melakukan penentuan ahli waris dan pembagian harta warisan yaitu sebagai
berikut.
1. Harta warisan, yaitu harta milik pewaris yang akan dibagikan. Harta warisan
tersebut adalah harta kekayaan baik benda, maupun uang-uang pewaris
dikurangi dengan hutang-hutang pewaris, biaya pengurusan jenazah, dan
wasiat.
2. Ahli waris yang berhak menerima harta warisan adalah keluarga yang
ditinggalkan pewaris. dalam hal ini meskipun dalam Hukum Islam terdapat
tiga golongan ahli waris, yaitu ashabul furud, ashabah dan dzawil arham,
namun ahli waris yang akan dimasukkan kedalam sistem yaitu hanya dari
golongan ashhabul furud dan ashabah saja (detail bisa dilihat di pemaparan
identifikasi dan seleksi pengetahuan).
3. Data ahli waris yang dibutuhkan adalah jumlah ahli waris, jenis kelamin dan
status dan posisi ahli waris tersebut untuk menerima warisan.
Adapun tahapan dalam melakukan pembagian harta warisan yang
dilakukan oleh pakar adalah sebagai berikut :
1. Penentuan ahli waris. Pada tahap ini pakar akan menanyakan kepada pihak
ahli waris, perihal ahli waris atau anggota keluarga yang masih hidup dan
85
posisinya, kemudian pakar akan menentukan ahli waris yang berhak menerima
dan tidak menerima warisan dari pewaris. Dalam menentukan penentuan ahli
waris yang berhak, pakar akan terlebih dahulu menentukan berdasarkan
kelompok ahli waris, yang terlebih dahulu diutamakan adalah kelompok
ashhabul furud, kemudian dilanjutkan dengan kelompok ashabah, baru
kemudian jika tidak ada keduanya dilanjutkan dengan kelompok ahli waris
dzawil arham. Penentuan ahli waris ditentukan berdasarkan ketentuan hukum
Islam yang sumber kepada Alqur’an dan Hadist. Jika terdapat permasalahan-
permasalahan khusus yang tidak terdapat aturannya dalam Alqur’an dan
Hadist, biasanya pakar akan menentukan berdasarkan ketentuan (mazhab)
yang disesuaikan dengan keinginan atau keyakinan ahli waris.
2. Penentuan harta warisan yang akan dibagi. Pada tahap ini seorang pakar
warisan akan melakukan perhitungan terhadap harta warisan yang dimiliki,
dengan sebelumnya dikurangi dengan kewajiban-kewajiban yang harus
ditunaikan, jika belum ditunaikan oleh ahli waris, yaitu biaya pemakaman,
hutang jika ada, dan yang terakhir wasiat jika ada dengan jumlah maksimal
sepertiga.
3. Pembagian harta warisan. Setelah ditentukan harta bersih dan ahli waris yang
berhak, maka pada tahap selanjutnya pakar melakukan penghitungan dan
pembagian harta warisan kepada masing-masing ahli waris yang berhak sesuai
dengan bagian yang sudah ditentukan sebelumnya. Kemudian memberikan
harta sisa jika terdapat harta sisa kepada ashabul furud dan juga suami dan
Istri jika mengikuti pendapat jumhur ulama yang menyertakan suami dan istri
86
dalam pembagian harta sisa. Juga melakukan pembagian secara aul jika
terdapat Al-’aul yaitu, bertambahnya pembagi (jumlah bagian fardh) sehingga
menyebabkan berkurangnya bagian para ahli waris, yang disebabkan terlalu
banyaknya ashhabul furudh sehingga harta yang dibagikan habis, padahal di
antara ashhabul furudh tersebut ada yang belum menerima bagian yang
semestinya.
4. Pengesahan pembagian harta warisan. Setelah harta warisan dibagi kepada
masing-masing ahli waris, maka dilakukan musyawarah keluarga bila perlu
untuk menyelesaikan konflik yang mungkin timbul. Setelah dipastikan tidak
ada konflik yang mungkin muncul. Jika pihak keluarga menginginkan dan
dianggap perlu ada kekuatan hukum, maka pihak pengadilan agama akan
melakukan pegesahan pembagian harta warisan, yang telah ditentukan
tersebut.
Empat tahap pembagian harta warisan diatas dilakukan adalah yang biasa
dilakukan oleh seorang pakar hukum waris dalam melakukan pembagian harta
warisan. Proses pembagian harta warisan diatas dapat berlangsung lama dan dapat
terjadi kemungkinan terjadi kesalahan dalam perhitungan (human error), terutama
pada tahap dua dan tiga.
4.1.3.2 Identifikasi dan Seleksi Pengetahuan
Pada tahap ini knowledge engineer (penulis) dan pakar menentukan
konsep yang akan dikembangkan menjadi aplikasi sistem pakar untuk menentukan
pembagian harta warisan menurut hukum Islam (faraid). Hasil dari pembuatan
87
konsep antara knowledge engineer (penulis) dan pakar adalah terkumpulnya data-
data terseleksi hasil analisis pengetahuan mengenai variabel atau indikator
penentu serta syarat-syarat yang harus terpenuhi untuk dapat menentukan bagian-
bagian yang akan didapatkan oleh ahli waris. Data tersebut diperlukan pada
penelitian ini sebagai koleksi pengetahuan dari sistem pakar yang akan
dikembangkan Data-data tersebut nantinya kemudian akan dikemas menjadi satu
dalam bentuk basis pengetahuan (database). Berikut adalah hasil penentuan
konsep tersebut, yaitu berupa hasil analisa pengetahuan yang telah di identifikasi
dan di seleksi. Berikut adalah paparannya :
Data hasil analisis pengetahuan yang akan digunakan dalam
pengembangan basis pengetahuan ini berupa beberapa goal yang harus terpenuhi
dalam sistem pakar. Goal tersebut tersebut merupakan besarnya bagian dari tiap
ahli waris yang berhak mendapatkan harta waris. Berdasarkan hasil akuisisi
pengetahuan yang akan menjadi goal disini adalah bagian dari tiap ahli waris
ashhabul furud dan ashabah yang akan dipaparkan sebagai berikut :
1. Kadar 1/2
a. Suami
b. Anak perempuan
c. Anak perempuan dari anak laki-laki (cucu perempuan)
d. Saudara perempuan seibu-sebapak
e. Saudara perempuan sebapak
2. Kadar 1/4
a. Suami
b. Isteri
88
3. Kadar 1/8
a. Isteri
4. Kadar 2/3
a. Anak perempuan
b. Anak perempuan dari anak laki-laki (cucu perempuan)
c. Saudara perempuan seibu-sebapak
d. Saudara perempuan sebapak
5. Kadar 1/3
a. Ibu
b. Saudara laki-laki seibu (lebih dari 1)
c. Saudara perempuan seibu (lebih dari 1)
6. Kadar 1/6
a. Bapak
b. Kakek dari pihak bapak
c. Ibu
d. Anak perempuan dari anak laki-laki (cucu perempuan)
e. Saudara perempuan sebapak (l orang)
f. Saudara laki-laki seibu (l orang)
g. Saudara perempuan seibu (l orang)
h. Nenek dari pihak bapak
7. Ashabah bi al-nafsi (ABN) yaitu mengambil sisa pembagian karena ia seorang
diri saja.
a. Anak laki-laki
b. Cucu laki-laki
c. Bapak
d. Kakek
e. Saudara laki-laki kandung
f. Saudara laki-laki sebapak
g. Anak laki-laki saudara laki-laki kandung
89
h. Anak laki-laki saudara laki-laki sebapak
i. Paman sekandung bapak
j. Paman sebapak bapak
k. Anak laki-laki dari paman sekandung bapak
l. Anak laki-laki dari paman sebapak bapak
8. Ashabah bi al-ghair (ABG) yaitu mengambil sisa pembagian karena ia
bersama ahli waris yang sederajat dan berbeda jenis.
a. Anak perempuan jika bersama anak laki-laki
b. Cucu perempuan jika bersama cucu laki-laki
c. Saudara perempuan kandung, jika ada saudara laki-laki kandung
d. Saudara perempuan sebapak, jika ada saudara laki-laki sebapak
9. Ashabah ma al-ghair (AMG) yaitu mengambil sisa pembagian karena dia
bersama ahli waris yang sederajat dan sejenis (anak perempuan atau Cucu
Perempuan)
a. Dua saudara perempuan atau lebih yang sekandung
b. Dua saudara perempuan atau lebih yang sebapak
Untuk melengkapi data hasil seleksi pengetahuan, penulis beserta pakar
juga telah membuat tabel data pengetahuan yang berisi mengenai detail hasil
analisis pengetahuan, yang berisi tentang detail pengetahuan mengenai variabel
atau indikator penentu serta syarat-syarat yang harus terpenuhi untuk dapat
menentukan bagian-bagian yang akan didapatkan oleh ahli waris, yang nantinya
akan digunakan dalam pembuatan basis pengetahuan (database). Tabel data
tersebut dapat dilihat pada lampiran A.
90
4.1.4 Analisa Kebutuhan Sistem
4.1.4.1 Mendifinisikan Sistem
Sistem pakar yang penulis bangun adalah sistem pakar yang berfungsi
sebagai alat bantu dan informasi bagi siapapun yang ingin melakukan perhitungan
serta pembagian harta waris. Sistem pakar ini akan menghasilkan kesimpulan
berupa pembagian kepada ahli waris yang berhak mendapatkan harta waris,
bagian yang mereka peroleh, prosentase, jumlah uang yang mereka terima, serta
penjelasan dalil atau sumber hukum untuk memperkuat kesimpulan. Sistem pakar
yang akan dibuat ini bersifat konsultatif, selain mampu untuk menyelesaikan
perihal perhitungan dan pembagian harta warisan dengan cepat tepat dan cermat,
sistem pakar ini juga mampu memberikan penjelasan mengenai pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan serta penjelasan dari hasil atau kesimpulan yang
dihasilkan oleh sistem ini, seperti layaknya seorang ahli faraid yang sudah
berpengalaman. Namun diluar dari segala kelebihannya, sistem pakar yang akan
dibangun ini bukan bertujuan untuk mengganti peran pakar atau ahli faraid,
melainkan sebagai alat bantu yang masih memiliki keterbatasan. Sistem pakar ini
diharapkan mampu melayani masyarakat agar dapat melakukan perhitungan dan
pembagian harta warisan dimana saja dan kapan saja, sistem pakar ini juga dibuat
agar bisa diakses oleh pengguna kapanpun mereka inginkan. Apalagi jika
menemui kesulitan untuk menemukan pakar faraid yang dapat membantu dan
mungkin kondisinya sudah mendesak dan perlu segera diselesaikan.
Sistem pakar ini kiranya juga dapat membantu melestarikan Ilmu faraid
itu sendiri agar ilmu ini tidak hilang atau musnah, karena semakin sedikitnya
91
orang yang ahli dibidang faraid dan semakin ditinggalkannya Ilmu ini oleh umat
Islam Itu sendiri. Selain memberikan fasilitas konsultasi untuk melakukan
perhitungan dan pembagian waris sistem pakar ini juga memberikan referensi
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan perhitungan dan pembagian harta
warisan menurut hukum Islam (faraid).
Untuk melengkapi deskripsi sistem diatas, berikut penulis akan uraikan
berdasarkan analisa sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya.
a. Analisa Kebutuhan Fungsional Sistem
1. Sistem pakar yang akan dibangun memiliki kemampuan untuk menghitung
dan membagi harta warisan menurut hukum islam dengan hasil jumlah
bagian per orang (ahli waris), prosentase masing-masing ahli waris beserta
harta nominalnya.
2. Sistem pakar yang akan dibangun menyediakan fasilitas penjelasan
mengenai pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dan kesimpulan yang
dihasilkan.
3. Sistem pakar yang akan dibangun memiliki kemampuan untuk
menghasilkan kesimpulan yang tepat, dan akurat, sesuai dengan kaidah
dan ketentuan hukum Islam.
4. Sistem pakar yang akan dibangun memiliki kemampuan yang mendukung
pemutakhiran (update) basis pengetahuan, yang meliputi kemampuan
untuk menambah, merubah, menampilkan kembali rule yang telah dibuat,
dan menghapus data pada basis pengetahuan
92
b. Analisa Kebutuhan Sistem Non Fungsional
1. Sistem yang akan dibangun memiliki antar muka yang mudah dimengerti
semua pengguna, baik oleh pakar maupun masyarakat awam yang ingin
menggunakan sistem ini
2. Sistem pakar ini dibangun berbasiskan web (Web Based) dengan
menggunakan bahasa pemrograman PHP sebagai dan database MySQL
sebagai alat bantu implementasi atau alat bantu pengembangan sistem
pakar. Agar bisa diakses kapan saja dan dimana saja. sehingga
permasalahan waktu dan tempat yang sering dialami oleh orang-orang
yang ingin menyelesaikan masalah perhitungan dan pembagian harta
warisan dapat teratasi.
4.2 Desain (Design)
Merupakan tahap menggambarkan panduan yang jelas serta detail
mengenai segala sesuatu tentang sistem. Perancangan yang dilakukan dalam
proses ini meliputi perancangan pengetahuan, pemodelan proses, pemodelan data,
perancangan antarmuka, perancangan struktur menu, perancangan STD berikut
adalah paparannya lebih lanjut :
4.2.1 Perancangan Pengetahuan
4.2.1.1 Perancangan Representasi Pengetahuan
Pengetahuan dari pakar dan literatur yang telah dianalisa dan ditentukan,
selanjutnya direpresentasikan dalam representasi pengetahuan. Representasi
93
pengetahuan digunakan dalam mempertimbangkan dan memfasilitasi kecepatan
dalam menarik kesimpulan dalam basis pengetahuan untuk pembagian harta
warisan pada sistem.
Berikut adalah tahap-tahap representasi pengetahuan yang dilakukan
untuk pembagian harta warisan dalam sistem ini.
4.2.1.1.1 Perancangan Tabel Keputusan
Tabel keputusan digunakan untuk mendokumentasikan pengetahuan
yang telah didapat, dan disajikan dalam bentuk matrix kondisi. pembuatan tabel
keputusan nantinya akan digunakan dalam pendeskripsian kaidah. Untuk detail
tabel keputusan dapat dilihat pada lampiran D
4.2.1.1.2 Perancangan Pohon Keputusan
Meskipun kaidah secara langsung dapat dihasilkan dari tabel keputusan
tetapi untuk menghasilkan kaidah yang efisien, maka perlu dirancangnya pohon
keputusan, guna mengetahui atribut yang dapat direduksi sehingga menghasilkan
kaidah yang efisien dan optiomal. Teknik penalaran dalam perancangan pohon
keputusan ini yaitu dengan menggunakan Forward Chaining sedangkan
penelusurannya menggunakan Depth first Search, dan untuk lebih lengkapnya,
perancangan pohon keputusan beserta keterangannya, dapat dilihat pada
lampiran E
94
4.2.1.1.3 Kaidah Produksi
Kaidah didapatkan dengan mengacu kepada pohon keputusan yang telah
dibuat. Kaidah inilah yang menjadi acuan perancangan aturan (rules) dalam sistem
pakar ini. Melibatkan keterkaitan antara kadar ahli waris dengan keberadaan ahli
waris. Kaidah dalam sistem pakar dirancang berdasarkan masing – masing
golongan ahli waris. Detail lengkap kaidah produksi (if then rules) dapat dilihat
pada lampiran F.
4.2.1.2 Perancangan Mesin Inferensi
Mesin inferensi dalam sistem pakar ini diimplementasikan melalui
teknik query database. Langkah–langkah penelusuran adalah :
1. Sistem mendapatkan fakta baru dari pengguna
2. Fakta baru dicocokan dengan rule–rule yang ada, sehingga terdapat
kemungkinan rule yang dipakai
3. Selanjutnya sistem mengambil fakta lainnya. Fakta– fakta tersebut dicocokkan
dengan rule yang ada.
4. Sistem akan mencocokan kesesuaian fakta–fakta dengan rule dan
menampilkan rule yang sesuai sebagai hasil akhir.
Berikut adalah diagram alir dari proses mesin inferensi yang akan
berjalan sesuai dengan langkah-langkah penelusuran diatas.
95
Cek Aturan dari Basis Aturan
Cek Apakah Ada Aturan Yang Sesuai
Fakta Baru
Laporkan aturan benar salah Cari Aturan Berikutnya
Cek Aturan Berikutnya
benar
Simpan Aturan Tersebut
Selesai
salah
Gambar 4.1 Diagram Alir Mesin Inferensi
Dari gambar diatas dapat kita lihat bahwa dengan penalaran maju (forward
chaining) aturan-aturan diuji satu demi satu dalam urutan tertentu kedalam basis
aturan oleh user, dalam hal ini menggunakan penelusuran depth first search.
Sistem pakar akan mengevaluasi apakah kondisinya benar atau salah. Jika
kondisinya benar, maka aturan itu akan dilaporkan dan disimpan. Kemudian
aturan selanjutnya diuji. Proses ini akan berulang (iterative) sampai seluruh basis
aturan teruji dengan berbagai kondisi.
4.2.2 Pemodelan Proses
4.2.2.1 Data Flow Diagram
Data Flow Diagram (DFD) digunakan untuk menggambarkan sistem
yang diusulkan secara terstruktur dan jelas sesuai dengan analisis sistem.
Dalam penulisan ini Data Flow Diagram (DFD) dibagi menjadi 3 (tiga)
tahap yaitu:
96
1. Diagram Konteks
Diagram konteks dibuat untuk menggambarkan sumber serta tujuan data yang
akan diproses. Diagram konteks menjelaskan secara umum mengenai suatu
proses yang menggambarkan ruang lingkup, rancang bangun sistem pakar
untuk penghitungan dan pembagian harta warisan menurut hukum Islam.
Berikut rancangan diagram konteks untuk sistem yang diusulkan :
97
Gambar 4.2 Diagram Konteks
98
Tabel 4.2 Alur Proses Diagram Konteks
Nama Proses : Sistem Pakar Faraid Berbasis Web
Masukan : 1. Entitas user : form pendaftaran user, username password,
form identifikasi user dan mayit, form
identifikasi harta dan kewajiban
2. Entitas pakar : username password, form tambah
status_ahliwaris, form ubah status_ahliwaris,
hapus status_ahliwaris, form tambah relasi,
form ubah relasi, hapus relasi, form tambah
aturan, form ubah aturan, hapus aturan
3. Entitas admin : username password, hapus hasil hitung, form
tambah user, form ubah user, hapus user,
form tambah istilah, form ubah istilah,hapus
istilah.
Keluaran : 1. Entitas user : hbersih, daftar ahli waris, kesimpulan, daftar
record hasil hitung, laporan kesimpulan
pembagian waris, istilah
2. Entitas pakar : daftar status_ahliwaris, daftar relasi, daftar
aturan
3. Entitas admin : daftar user, daftar record hasil hitung, daftar
istilah
Deskripsi
Proses
: Proses mendeskripsikan tentang Sistem Pakar Berbasis Web
untuk Penghitungan dan Pembagian Harta Warisan Menurut
Hukum Islam)
99
2. Diagram Zero (Nol)
Setelah diagram konteks terbentuk, proses selanjutnya yaitu pembuatan
diagram zero (nol). Diagram ini menggambarkan tahapan proses yang ada di
dalam diagram konteks serta hubungan dengan entitas, proses, alur data dan
data store. Berikut rancangan diagram zero (nol) untuk sistem yang diusulkan
Gambar 4.3 Diagram Zero (Nol)
100
Tabel 4.3 Proses Olah Registrasi
No Proses :
1.0
Nama Proses : Olah Registrasi
Masukan : Form pendaftaran user, username, password, form tambah
user, form ubah user, hapus user
Keluaran : Daftar user
Deskripsi
Proses
: Proses pengolahan registrasi yang terdiri dari pendaftaran
user pengguna, login, dan proses pengelolaan user oleh
admin yang dalam hal ini kategori user terdiri dari user
admin, user pakar, dan user pengguna
Tabel 4.4 Proses Konsultasi Hitung Waris
No Proses :
2.0
Nama Proses : Konsultasi Hitung Waris
Masukan : Form identifikasi user dan mayit, form identifikasi harta dan
kewajiban, form identifikasi ahli waris, hapus record hasil
hitung
Keluaran : Harta bersih, daftar ahli waris, kesimpulan, daftar record
hasil hitung, laporan kesimpulan pembagian waris
Deskripsi
Proses
: Proses konsultasi penghitungan dan pembagian harta warisan
sejak awal penghitungan hingga menghasilkan kesimpulan,
laporan yang dihasilkan, dan record hasil penghitungannya.
101
Tabel 4.5 Proses Olah Istilah
No Proses : 3.0 Nama Proses : Olah istilah
Masukan : Form tambah istilah, form ubah istilah, hapus istilah
Keluaran : Istilah, daftar istilah
Deskripsi
Proses
: Proses pengolahan dan pengelolaan terhadap istilah-istilah
yang mungkin dibutuhkan oleh user dalam mencari kata-
kata atau istilah-istilah asing. Pada proses ini admin bisa
melakukan input atau penambahan istilah baru, melakukan
pengubahan, juga melakukan penghapusan terhadap istilah
yang sudah ada.
Tabel 4.6 Proses Olah Pengetahuan
No Proses : 4.0 Nama Proses : Olah pengetahuan
Masukan : Form tambah relasi, form ubah relasi, hapus relasi, form
tambah aturan, form ubah aturan, hapus aturan, hapus aturan,
form tambah status_ahliwaris, form ubah status_ahliwaris,
hapus status_ahliwaris
Keluaran : Daftar relasi, daftar aturan, daftar status_ahliwaris
Deskripsi
Proses
: Proses pengolahan dan pengelolaan terhadap basis
pengetahuan yang ada dalam sistem. dalam hal ini terdiri dari
aturan, relasi, status_ahliwaris dan simbolisasinya. Pada
proses ini pakar bisa melakukan pemutakhiran terhadap basis
pengetahuan yang ada.
102
3. Diagram Rinci
Tahap selanjutnya setelah pembuatan diagram zero (nol). Yaitu membuat
diagram rinci. Diagram ini merupakan penguraian dari apa yang ada didalam
diagram zero (nol) dan ataupun diagram level diatasnya
a. Diagram Rinci Proses 1.0
1.1Registrasi
1.3Update user
1.2LoginUser
admin
pakar
user
username, password
username, password
daftar user
form tambah user, form ubah user, hapus user
form pendaftaran user
username, password
Gambar 4.4 Diagram Rinci Proses 1.0
Tabel 4.7 Proses Registrasi
No Proses : 1.1 Nama Proses : Registrasi
Masukan : Form pendaftaran user
Keluaran :
Deskripsi
Proses
: Proses registrasi user untuk bisa melakukan konsultasi
hitung warisan.
103
Tabel 4.8 Proses Login
No Proses : 1.2 Nama Proses : login
Masukan : Username, password
Keluaran :
Deskripsi
Proses
: Proses pengisian form login agar user bisa masuk ke
halaman konsultasi hitung warisan.
Tabel 4.9 Proses Update User
No Proses : 1.3 Nama Proses : Update user
Masukan : Form tambah user, form ubah user, hapus user
Keluaran : Daftar user
Deskripsi
Proses
: Proses update user dimana admin bisa melakukan
penambahan user, edit user, dan penghapusan terhadap user
admin, pakar maupun pengguna
104
b. Diagram Rinci Proses 1.3
Gambar 4.5 Diagram Rinci Proses 1.3
Tabel 4.10 Proses Tampilkan User
No Proses : 1.3.1 Nama Proses : Tampilkan user
Masukan :
Keluaran : Daftar user
Deskripsi
Proses
: Proses menampilkan daftar All user yang ada
Tabel 4.11 Proses Input User
No Proses : 1.3.2 Nama Proses : Input user
Masukan : Form tambah user
Keluaran :
Deskripsi
Proses
: Proses penambahan user baru (baik user pengguna biasa,
admin, maupun pakar)
105
Tabel 4.12 Proses Edit User
No Proses : 1.3.3 Nama Proses : Edit user
Masukan : Form ubah user
Keluaran :
Deskripsi
Proses
: Proses pengubahan terhadap data user yang ada
Tabel 4.13 Proses Hapus User
No Proses : 1.3.4 Nama Proses : Hapus user
Masukan : Hapus user
Keluaran :
Deskripsi
Proses
: Proses penghapusan terhadap user yang diinginkan
106
c. Diagram Rinci Proses 2.0
User
2.6Cetak Laporan
Kesimpulan Pembagian waris
2.5Update Record
Hasil Perhitungan
Warisan
2.4Penghitungan
dan PembagianWarisan
2.3Input
Ahli Waris
2.1Input status user dan data Mayit
form identifikasi user dan mayit
nama_aw, stat
daftar ahli waris
kesimpulan
daftar record hasil hitung waris
laporan kesimpulan pembagian waris
mayit
ahliwaris
Admincetak
hapus record hasil hitung waris
daftar record hasil hitung waris
cetakspesialstatus
hapus record hasil hitungform identifikasi ahli warisform identifikasi harta kotor dan kewajibanform identifikasi user dan mayit
cetakspesialstatus
nama_aw, stat
form identifikasi ahli waris
2.2Input Harta kotor dan kewajiban
form identifikasi harta kotor dan kewajiban
harta bersih
stat, nama_mayit, gender
hkotor, bmakam, hutang, wasiat
hbersih
Gambar 4.6 Diagram Rinci Proses 2.0
107
Tabel 4.14 Proses Input Status User dan Mayit
No Proses : 2.1 Nama Proses : Input status user dan data mayit
Masukan : Form identifikasi user dan mayit
Keluaran :
Deskripsi
Proses
: Proses pengisian status user (sebagai ahli waris atau
bukan), kemudian data mayit atau pewaris (nama, dan
jenis kelaminnya)
Tabel 4.15 Proses Input Harta Kotor dan Kewajiban
No Proses : 2.2 Nama Proses : Input Harta kotor dan kewajiban
Masukan : Form identifikasi harta dan kewajiban
Keluaran : Harta bersih
Deskripsi
Proses
: Proses pengisian harta peninggalan dari si mayit atau
pewaris, yang biasa disebut dengan harta kotor dan
kewajiban-kewajiban yang harus ditunaikan, dan
kemudian dihitung untuk mendapatkan harta bersih.
Tabel 4.16 Proses Input Ahli Waris
No Proses : 2.3 Nama Proses : Input ahli waris
Masukan : Form identifikasi ahli waris
Keluaran : Daftar ahli waris
Deskripsi
Proses
: Proses pengisian nama dan posisi (status) ahli waris atau
kerabat yang masih hidup.
108
Tabel 4.17 Proses Penghitungan dan Pembagian Harta warisan
No Proses : 2.4 Nama Proses : Penghitungan dan pembagian warisan
Masukan :
Keluaran : Kesimpulan
Deskripsi
Proses
: Proses penghitungan dan pembagian harta warisan oleh
sistem hingga diperoleh kesimpulan siapa ahli waris yang
berhak menerima warisan, berapa bagiannya, dan jumlah
harta yang diterima.
Tabel 4.18 Proses Update Hasil Hitung
No Proses : 2.5 Nama Proses : Update hasil hitung
Masukan : Form identifikasi user dan mayit, Form identifikasi harta
kotor dan kewajiban, form identifikasi ahli waris, hapus
record hasil hitung
Keluaran : Daftar record hasil hitung waris
Deskripsi
Proses
: Proses update hasil penghitungan yang telah direcord
otomatis oleh sistem. pada proses ini user pengguna bisa
melakukan pengubahan, pemutakhiran, dan penghapusan
terhadap data-data hasil perhitungan, seperti edit harta,
edit ahli waris, cetak laporan, dsb.
Tabel 4.19 Proses Cetak Laporan Kesimpulan Pembagian Waris
No Proses : 2.6 Nama Proses : Cetak laporan kesimpulan pembagian waris
Masukan :
Keluaran : Laporan kesimpulan Pembagian Waris
Deskripsi
Proses
: Proses melakukan pencetakan terhadap dokumen atau laporan hasil perhitungan harta warisan yang telah dilakukan
109
d. Diagram Rinci Proses 2.5
2.5.1Tampillkan
Record Hasil Hitung Waris
2.5.3Edit Daftar Ahli
Waris
2.5.4Edit Status User dan Data Mayit
User
2.5.5Edit Harta Bersih
2.5.6Hapus Hasil
Hitung Waris
mayit ahliwaris cetak Admin
daftar record hasil hitung waris
form identifikasi ahli waris
form identifikasi user dan mayit
form identifikasi harta kotor dan kewajiban
hapus record hasil hitung waris
daftar record hasil hitung waris
hapus hasil hitung waris
nama_mayit,gender,stat
hbersih,hkotor,bmakam,hutang,wasiat
id_mayit
kd_tanyakd_aturanstatus,kadarstatuspersenstatusnama,kadarorangpersenorangnominal
cetakspesial status
id_mayitid_aw,nama_aw, stat
2.5.6Cetak Laporan
Kesimpulan pembagian
waris
laporan kesimpulan pembagian waris
nama_mayit, gender, hbersih
2.5.2Tampillkan Kesimpulan Pembagian
Waris
kesimpulan
kd_tanyakd_aturanstatus,kadarstatuspersenstatuspecahanstatusnama,kadarorangpersenorangnominal
kadarstatus, persenstatus, kadarorang, persenorang, nominal
kadarstatus, persenstatus, pecahanstatus,kadarorang, persenorang, nominal
Gambar 4.7 Diagram Rinci Proses 2.5
110
Tabel 4.20 Proses Tampilkan Record Hasil Hitung Waris
No Proses : 2.5.1 Nama Proses : Tampilkan record hasil hitung waris
Masukan :
Keluaran : Daftar record hasil hitung waris
Deskripsi
Proses
: Proses menampilkan daftar hasil penghitungan waris yang
pernah dilakukan
Tabel 4.21 Proses Tampilkan Kesimpulan Pembagian Waris
No Proses : 2.5.2 Nama Proses : Tampilkan kesimpulan pembagian waris
Masukan :
Keluaran : Kesimpulan
Deskripsi
Proses
: Proses menampilkan kesimpulan hasil pembagian warisan
yang diinginkan dalam daftar perhitungan waris yang
pernah dilakukan
Tabel 4.22 Proses Edit daftar Ahli Waris
No Proses : 2.5.3 Nama Proses : Edit daftar ahli waris
Masukan : Form identifikasi ahli waris
Keluaran : Deskripsi
Proses
: Proses pengubahan terhadap daftar ahli waris dari
penghitungan waris yang pernah dilakukan
Tabel 4.23 Proses Edit Status User dan Data Mayit
No Proses : 2.5.4 Nama Proses : Edit status user dan data mayit Masukan : Form identifikasi user dan mayit Keluaran : Deskripsi Proses
: Proses pengubahan terhadap status user, nama mayit, dan
jenis kelamin mayit dari penghitungan waris yang pernah
dilakukan
111
Tabel 4.24 Proses Edit Harta Bersih
No Proses : 2.5.5 Nama Proses : Edit harta bersih
Masukan : Form identifikasi harta dan kewajiban
Keluaran :
Deskripsi
Proses
: Proses pengubahan terhadap harta kotor dari mayit atau
pewaris, dan kewajiban-kewajiban yang harus ditunaikan,
dari penghitungan waris yang pernah dilakukan
Tabel 4.25 Proses Hapus Hasil Hitung Waris
No Proses : 2.5.6 Nama Proses : Hapus hasil hitung waris
Masukan : Hapus hasil hitung waris
Keluaran :
Deskripsi
Proses
: Proses penghapusan terhadap hasil penghitungan waris
yang pernah dilakukan
Tabel 4.26 Proses Cetak Laporan Kesimpulan Pembagian Waris
No Proses : 2.5.7 Nama Proses : Cetak laporan kesimpulan pembagian waris
Masukan :
Keluaran : Laporan kesimpulan pembagian waris
Deskripsi
Proses
: Proses pencetakan laporan dalam daftar record hasil
penghitungan waris yang pernah dilakukan
112
e. Diagram Rinci Proses 2.6
User
2.6.1Cetak Laporan
Kesimpulan Pembagian waris
Kasus biasa
cetaklaporan kesimpulan pembagian waris
cetakspesial status
2.6.2Cetak Laporan
Kesimpulan Pembagian waris
denganAul dan Radd
laporan kesimpulan pembagian waris
mayit
Gambar 4.8 Diagram Rinci Proses 2.6
Tabel 4.27 Proses Cetak Laporan Kesimpulan Pembagian Waris Kasus Biasa
No Proses : 2.6.1 Nama Proses : Cetak laporan kesimpulan pembagian waris kasus biasa
Masukan :
Keluaran : Laporan kesimpulan pembagian waris
Deskripsi
Proses
: Proses pencetakan laporan hasil atau kesimpulan
pembagian warisan tanpa Aul dan Radd
Tabel 4.28 Proses Cetak Laporan Kesimpulan Pembagian
Waris Dengan Aul dan Radd
No Proses : 2.6.2 Nama Proses : Cetak laporan kesimpulan pembagian waris dengan aul
radd
Masukan :
Keluaran : Laporan laporan kesimpulan pembagian waris
Deskripsi
Proses
: Proses pencetakan laporan hasil atau kesimpulan
pembagian warisan dengan aul dan radd
113
f. Diagram Rinci Proses 3.0
3.1Tampilkan Istilah
3.2Input Istilah
3.3Edit Istilah
Admin
daftar istilah
form tambah istilah
form ubah istilah
3.4Hapus Istilah
hapus istilah
Istilah
Gambar 4.9 Diagram Rinci Proses 3.0
Tabel 4.29 Proses Tampilkan Istilah
No Proses : 3.1 Nama Proses : Tampilkan istilah
Masukan :
Keluaran : Daftar istilah
Deskripsi
Proses
: Proses menampilkan daftar istilah yang ada
Tabel 4.30 Proses Input Istilah
No Proses : 3.2 Nama Proses : Input istilah
Masukan : Form tambah istilah
Keluaran :
Deskripsi
Proses
: Proses penambahan istilah baru
114
Tabel 4.31 Proses Edit Istilah
No Proses : 3.3 Nama Proses : Edit istilah
Masukan : Form ubah istilah
Keluaran :
Deskripsi
Proses
: Proses pengubahan istilah
Tabel 4.32 Proses Hapus Istilah
No Proses : 3.4 Nama Proses : Hapus istilah
Masukan : Hapus istilah
Keluaran :
Deskripsi
Proses
: Proses penghapusan istilah
g. Diagram Rinci Proses 4.0
4.1Update Status
Ahli Waris
4.2Update Relasi
4.3Update Aturan
Pakar
form tambah status_ahliwaris, form ubah status_ahliwaris,hapus status_ahliwaris
daftar status_ahliwaris
form tambah relasi, form ubah relasi, hapus relasi
daftar relasi
form tambah aturan, form ubah aturan, hapus aturan
daftar aturantabel_aturan
tabel_relasi
status_ahli waris
Gambar 4.10 Diagram Rinci Proses 4.0
115
Tabel 4.33 Proses Update Status Ahli Waris
No Proses : 4.1 Nama Proses : Update status ahli waris
Masukan : Form tambah status_ahli waris, form ubah status_ahli
waris, hapus status_ahliwaris
Keluaran : Daftar status_ahliwaris
Deskripsi
Proses
: Proses update atau pemutakhiran terhadap data status ahli
waris dan simbolisasinya yang terdapat dalam basis
pengetahuan sistem
Tabel 4.34 Proses Update Relasi
No Proses : 4.2 Nama Proses : Update relasi
Masukan : Form tambah relasi, form ubah relasi, hapus relasi
Keluaran : Daftar relasi
Deskripsi
Proses
: Proses update atau pemutakhiran terhadap data relasi yang
terdapat dalam basis pengetahuan sistem
Tabel 4.35 Proses Update Aturan
No Proses : 4.3 Nama Proses : Update aturan
Masukan : Form tambah aturan, form ubah aturan, hapus aturan
Keluaran : Daftar aturan
Deskripsi
Proses
: Proses update atau pemutakhiran terhadap aturan (rules)
yang terdapat dalam basis pengetahuan sistem
116
h. Diagram Rinci Proses 4.1
4.1.1Tampillkan
Status Ahli Waris
4.1.2Input Status Ahli Waris
4.1.3Edit Status Ahli Waris
Pakar
daftar status_ahliwaris
4.1.4Hapus Status
Ahli Waris
status_ahliwaris
form tambah status_ahliwaris
form ubah status_ahliwaris
hapus status_ahliwaris
Gambar 4.11 Diagram Rinci Proses 4.1
Tabel 4.36 Proses Tampilkan Status Ahli Waris
No Proses : 4.1.1 Nama Proses : Tampilkan status Ahli waris
Masukan :
Keluaran : Daftar status ahli_waris
Deskripsi
Proses
: Proses menampilkan daftar status ahli waris
Tabel 4.37 Proses Input Status Ahli Waris
No Proses : 4.1.2 Nama Proses : Input status Ahli waris
Masukan : Form tambah status_ahliwaris
Keluaran :
Deskripsi
Proses
: Proses penambahan status_ahli waris yang baru beserta
simbolisasinya
117
Tabel 4.38 Proses Edit Status Ahli Waris
No Proses : 4.1.3 Nama Proses : Edit status Ahli waris
Masukan : Form ubah status_ahliwaris
Keluaran :
Deskripsi
Proses
: Proses pengubahan terhadap status_ahli waris yang ada
beserta simbolisasinya
Tabel 4.39 Proses Hapus Status Ahli Waris
No Proses : 4.1.4 Nama Proses : Hapus status Ahli waris
Masukan : Hapus status_ahliwaris
Keluaran :
Deskripsi
Proses
: Proses penghapusan terhadap data status_ahli waris yang
ada beserta simbolisasinya
i. Diagram Rinci Proses 4.2
4.2.1Tampillkan
Relasi
4.2.2Input Relasi
4.2.3Edit Relasi
Pakar
daftar relasi
4.2.4Hapus Relasi
tabel_relasi
form tambah relasi
form ubah relasi
hapus relasi
Gambar 4.12 Diagram Rinci Proses 4.2
118
Tabel 4.40 Proses Tampilkan Relasi
No Proses : 4.2.1 Nama Proses : Tampilkan relasi
Masukan :
Keluaran : Daftar relasi
Deskripsi
Proses
: Proses menampilkan daftar relasi
Tabel 4.41 Proses Input Relasi
No Proses : 4.2.2 Nama Proses : Input relasi
Masukan : Form tambah relasi
Keluaran :
Deskripsi
Proses
: Proses penambahan relasi baru
Tabel 4.42 Proses Edit Relasi
No Proses : 4.2.3 Nama Proses : Edit relasi
Masukan : Form ubah relasi
Keluaran :
Deskripsi
Proses
: Proses pengubahan terhadap relasi yang ada
Tabel 4.43 Proses Hapus Relasi
No Proses : 4.2.4 Nama Proses : Hapus relasi
Masukan : Hapus relasi
Keluaran :
Deskripsi
Proses
: Proses penghapusan terhadap relasi yang ada
119
j. Diagram Rinci Proses 4.3
4.3.1Tampillkan
Aturan
4.3.2Input Aturan
4.3.3Edit Aturan
Pakar
daftar aturan
4.3.4Hapus Aturan
tabel_aturan
form tambah aturan
form ubah aturan
hapus aturan
Gambar 4.13 Diagram Rinci Proses 4.3
Tabel 4.44 Proses Tampilkan Aturan
No Proses : 4.3.1 Nama Proses : Tampilkan aturan
Masukan :
Keluaran : Daftar aturan
Deskripsi
Proses
: Proses menampilkan daftar aturan
Tabel 4.45 Proses Input Aturan
No Proses : 4.3.2 Nama Proses : Input aturan
Masukan : Form tambah aturan
Keluaran :
Deskripsi
Proses
: Proses penambahan aturan baru
120
Tabel 4.46 Proses Edit Aturan
No Proses : 4.3.3 Nama Proses : Edit aturan
Masukan : Form ubah aturan
Keluaran :
Deskripsi
Proses
: Proses pengubahan terhadap aturan yang ada
Tabel 4.47 Proses Hapus Aturan
No Proses : 4.3.4 Nama Proses : Hapus aturan
Masukan : Hapus aturan
Keluaran :
Deskripsi
Proses
: Proses penghapusan terhadap aturan yang ada
4.2.3 Pemodelan Data
Pemodelan data di representasikan melalui perancangan basis data. Basis
data ini digunakan untuk menyimpan rule, premis, kesimpulan, dan mesin
inferensi dalam proses pengambilan keputusan. Perancangan basis data juga
bertujuan untuk mendapatkan struktur file dan hubungan antar tabel. Pada tahapan
ini, data-data khususnya pengetahuan yang diperlukan akan dimasukkan, diproses
dan disimpan dalam basis data. Hal ini dimaksudkan agar data dalam hal ini
khususnya pengetahuan dapat bersifat dinamis, yaitu dapat melakukan update atau
pemutakhiran data.
121
4.2.3.1 Entitiy Relationship Diagram (ERD)
Miliki detail_history
tabel_relasi
status_ahliwaris
ahli waris
detail_hasil
user mayitM1
miliki Miliki
1
M
Miliki
Miliki
miliki
Miliki
tabel_aturan
Miliki
Miliki
1
M
1
1 M1M
1 M
1
M
M
1
1
M
1 M
username password status nama alamat sex
id_awnama_aw stat username id_mayit
Id_detail_hasilusernamekd_hasil kd_aturanid_mayit
kd_aturankd_tanyakadardeskripsi
id_relasi kd_aturan jumlahkd_tanya
kd_tanya txt_tanyaurut gender
id_mayitusername stat nama_mayit gender hkotor bmakam hutang wasiat hbersih
id_detail_historyusernameid_mayitkd_tanyajawabanjumlah
Terdiri dari
Terdiri dari
Terdiri dari
1
M M
Gambar 4.14 Entitiy Relationship Diagram
122
4.2.3.2 Transformasi ERD ke Logical Record Structure (LRS)
mayit
PK id_mayitFK username
stat nama_mayit
gender hkotor bmakam hutang wasiat hbersih
detail_hasil
PK id_detail_hasil FK username FK kd_aturan FK id_mayit
user
PK username password status nama alamat sex
detail_history
PK id_detail_historyFK usernameFK id_mayit FK kd_tanya jumlah
status_ahliwaris
PK kd_tanyatxt_tanya
urut gender
tabel_relasi
PK id_relasi FK kd_aturan
jumlah FK kd_tanya
tabel_aturan
PK kd_aturan FK kd_tanya kadar deskripsi
ahliwaris
PK id_aw nama_aw stat FK username FK id_mayit
Keterangan :PK : Primary KeyFK : Foreign Key
Gambar 4.15 Logical Record Structure
4.2.3.3 Spesifikasi Database
Rancangan basis data sistem pakar penghitungan dan pembagian harta
warisan menurut hukum islam memiliki spesifikasi database yang bisa dilihat dari
tabel-tabel sebagai berikut :
a. File Ahli waris
Tabel 4.48 Tabel Struktur File ahliwaris
Nama Field Tipe Data Ukuran Arti Keteranganid_aw int 11 Identitas ahli waris Primary key nama_aw varchar 50 Nama ahli waris stat varchar 20 Status username varchar 20 Username Foreign key id_mayit int 11 Identitas mayit Foreign key
123
b. File User
Tabel 4.49 Tabel Struktur File user
Nama Field Tipe Data Ukuran Arti Keterangan username varchar 20 Nama user Primary key password varchar 20 Kata sandi status tinyint 1 Status nama varchar 30 Nama asli alamat text Alamat sex varchar 10 Jenis kelamin email varchar 30 Email
c. File Status Ahli Waris
Tabel 4.50 Tabel Struktur File status_ahliwaris
Nama Field Tipe Data Ukuran Arti Keterangan kd_tanya varchar 10 Kode status ahli
waris Primary key
txt_tanya text Text penjelasan status ahli waris
Urut int 11 Urutan status ahli waris
gender char 1 Jenis kelamin d. File Aturan
Tabel 4.51 Tabel Struktur File aturan
Nama Field Tipe Data Ukuran Arti Keterangankd_aturan varchar 10 Kode aturan Primary key kd_tanya varchar 10 Kode status ahli
waris Foreign key
kadar varchar 20 Kadar yang didapat ahli waris
deskripsi text Deskripsi penjelasan dalil
124
e. File Relasi
Tabel 4.52 Tabel Struktur File Relasi
Nama Field Tipe Data Ukuran Arti Keteranganid_relasi int 11 Identitas relasi Primary key kd_aturan varchar 10 Kode aturan Foreign key jumlah int 11 Jumlah banyaknya
ahli waris
kd_tanya varchar 10 Kode status ahli waris
Foreign key
f. File Detail Hasil
Tabel 4.53 Tabel Struktur File detail_hasil
Nama Field Tipe Data Ukuran Arti Keteranganid_detail_hasil int 11 Identitas detail
hasil Primary key
username varchar 40 Nama user Foreign key kd_aturan varchar 40 Kode aturan Foreign key id_mayit int 11 Identitas mayit Foreign key
g. File Detail History
Tabel 4.54 Tabel Struktur File detail_history
Nama Field Tipe Data Ukuran Arti Keteranganid_detail_history int 11 Identitas detail
history Primary key
username varchar 40 Nama user Foreign key id_mayit int 11 Identitas mayit Foreign key kd_tanya int 11 Kode status ahli
waris Foreign key
jumlah varchar 20 Jumlah status ahli waris
125
h. File Mayit
Tabel 4.55 Tabel Struktur File mayit
Nama Field Tipe Data Ukuran Arti Keterangan id_mayit int 11 Identitas mayit Primary key username varchar 20 Nama user Foreign key stat varchar 40 Status user Nama_mayit varchar 50 Nama mayit gender varchar 1 Jenis kelamin Hkotor double Harta kotor bmakam double Biaya pemakaman hutang double Hutang wasiat double Wasiat hbersih double Harta bersih
i. File Istilah
Tabel 4.56 Tabel Struktur File istilah
Nama Field Tipe Data Ukuran Arti Keteranganid int 11 Identitas kata varchar 25 Kata istilah arti text Arti istilah
j. File Cetak
Tabel 4.57 Tabel Struktur File cetak
Nama Field Tipe Data Ukuran Arti Keterangan username varchar 20 Nama user id_mayit varchar 40 Identitas mayit kd_tanya varchar 10 Kode status ahli
waris
status varchar 70 Penjelasan status ahli waris
kadarstatus varchar 10 Kadar status persenstatus varchar 20 Persen status nama varchar 30 Nama ahli waris kadarorang varchar 20 Kadar per orang persenorang varchar 20 Persentase per
orang
nominal varchar 30 Harta nominal kd_aturan varchar 10 Kode aturan
126
k. File Cetak Spesial Status
Tabel 4.58 Tabel Cetak Struktur File cetakspesialstatus
Nama Field Tipe Data Ukuran Arti Keteranganusername varchar 20 Nama user id_mayit varchar 40 Identitas mayit kd_tanya varchar 10 Kode status ahli waris status varchar 70 Penjelasan status ahli
waris
kadarstatus varchar 10 Kadar status pecahanstatus 10 Pecahan kadar status persenstatus varchar 20 Persen status nama varchar 30 Nama ahli waris kadarorang varchar 20 Kadar per orang persenorang varchar 20 Persentase per orang nominal varchar 30 Harta nominal kd_aturan varchar 10 Kode aturan l. File Komentar
Tabel 4.59 Tabel Struktur File komentar
Nama Field Tipe Data Ukuran Arti Keteranganid int 11 Identitas Primary key nama varchar 50 Nama pemberi
komentar Foreign key
email varchar 50 Email pemberi komentar
komentar text Isi komentar Foreign key
4.2.4. Perancangan Antarmuka
Antarmuka pada sistem pakar ini berguna untuk memberikan fasilitas
komunikasi antar pemakai dan sistem. Antarmuka dari sistem yang akan
dirancang adalah antar muka dari sebuah sistem pakar yang mampu menentukan
ahli waris dan bagian-bagiannya, berdasarkan input-input yang dimasukan user,
melalui menu pilihan yang diberikan sistem. Antarmuka tersebut dirancang untuk
memberi kemudahan pengaturan komunikasi antara pemakai dan sistem, maka
127
dalam perancangannya antarmuka dirancang sedemikian rupa hingga meliputi
langkah awal memasuki sistem, memberikan fasilitas konsultasi hingga
menghasilkan kesimpulan yang diinginkan, memberikan penjelasan atas
kesimpulan dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan agar user lebih yakin dalam
menggunakan sistem pakar ini karena dapat mengetahui darimana kesimpulan itu
didapat dan mengapa suatu pertanyaan ditanyakan, selain itu sistem ini juga
memberikan fasilitas informasi-informasi penting baik yang terkait dengan ilmu
faraid maupun dengan sistem. Untuk hasil rancangan antarmuka (interface), yang
sudah berbentuk website pada situs faraidonline.com, terlampir pada lampiran G
4.2.4.1 Desain Tampilan Umum
Menggambarkan rancangan tampilan sistem pakar secara umum
Header
Scroll Text
Footer
Layar Informasi
Menu Login
Pilihan Menu
Icon Menu Bawah
LOGO
Gambar 4.16 Tampilan Umum Sistem Pakar
128
Keterangan gambar
Gambar diatas merupakan tampilan layar sistem pakar secara umum.
tampilan layar tersebut dibagi menjadi lima bagian, yaitu header, pilihan menu,
layar informasi dan footer. Pada header terdapat logo e-faraid serta judul sistem
pakar ini yaitu, sistem pakar faraidonline.
Pada pilihan menu terdapat beberapa enam button menu yang dapat
digunakan oleh pengguna, button-button tersebut antara lain button beranda,
button hitung warisan, button tentang warisan, button bagan ahli Waris, button
daftar istilah, dan button bantuan. Masing-masing button akan menampilkan
informasi berbeda satu sama lainnya.
Menu login merupakan menu dimana user, admin, atau pakar melakukan
login, dan akan masuk kehalaman yang berbeda.
Layar informasi merupakan layar yang berfungsi menampilkan informasi-
informasi dari tiap button yang digunakan. dan footer merupakan kolom pembatas
bawah yang berisikan otentifikasi pembuatan sistem pakar ini, sekaligus berisikan
icon menu bawah, yang terdiri atas menu profil, buku tamu, dan kontak.
129
4.2.4.2 Desain Tampilan Index (Beranda)
Menggambarkan rancangan halaman selamat datang pada sistem pakar faraid online.
Header Sistem Pakar Faraid
Bantuan Daftar Istilah
Tentang Warisan Hitung Warisan
Beranda
Bagan Ahli Waris
berbasis Web
Sistem Pakar Faraid
Welcome Screen dan pengantar
Profil I Buku Tamu I Kontak I Footer
Mulai
:Password
:Username
Scroll Text
LOGO
Gambar 4.17 Tampilan Index (Beranda)
Keterangan gambar :
Pada bagian pilihan menu terdapat enam pilihan menu. Enam pilihan
menu tersebut antara lain :
1. Button beranda memiliki fungsi menampilkan halaman utama
2. Button hitung warisan memiliki fungsi menampilkan halaman konsultasi
penghitungan dan pembagian warisan. Jika telah masuk halaman ini,
pengguna dihadapkan dengan menu login terlebih dahulu jika belum
melakukan login pada halaman utama. Jika sudah, maka pengguna akan
dihadapkan pada tampilan konsultasi perhitungan warisan yang terdiri atas
beberapa halaman .
130
3. Button tentang warisan memiliki fungsi menampilkan informasi atau teori-
teori yang terkait dengan ilmu faraid atau kewarisan.
4. Button bagan ahli waris memiliki fungsi menampilkan bagan atau struktur
derajat ahli waris dalam hukum Islam.
5. Button daftar istilah memiliki fungsi menampilkan menu cari istilah-istilah
yang pengguna inginkan.
6. Button bantuan memiliki fungsi menampilkan informasi yang terkait dengan
cara penggunaan program serta batasan-batasan program dalam sistem pakar
ini.
Pada bagian deretan menu juga terdapat form login yang memiliki fungsi
untuk mengisi status pengguna, apakah user pengguna biasa, admin, atau pakar.
Masing-masing pengguna akan memasuki halaman yang berbeda.
Pada bagian footer, terdapat icon atau link menu yang terdiri atas tiga
pilihan menu antara lain :
1. Link menu profil memiliki fungsi untuk menampilkan Profil dari pembuat
sistem pakar ini
2. Link menu buku tamu memiliki fungsi untuk menampilkan form buku tamu
yang akan diisi oleh pengguna.
3. Link menu kontak memiliki fungsi menampilkan informasi kontak pembuat
sistem pakar ini
131
4.2.4.3 Desain Halaman Hitung Warisan
Menggambarkan rancangan halaman konsultasi hitung warisan.
Rancangan Terdiri atas beberapa halaman yaitu :
1. Desain Halaman Login User
Menggambarkan rancangan menu login user pada sistem pakar
Password :
Informasi dan saran untuk melakukan Login sebelum melakukan konsultasi hitung waris
Mulai
Header Sistem Pakar Faraid
Bantuan
Daftar Istilah
Bagan Ahli waris
Tentang Warisan Hitung Warisan
Beranda
I daftar I Lupa I
:Username
Profil I Info I Kontak I Footer
Scroll Text
LOGO
Gambar 4.18 Tampilan Login User
Keterangan gambar
Gambar diatas merupakan tampilan halaman awal hitung warisan, halaman ini
muncul sebagai akses user untuk bisa melakukan konsultasi hitung warisan.
Terdiri atas form login, link menu daftar, dan link menu lupa (username dan
password). Berikut adalah penjelasannya :
1. Form login memiliki fungsi untuk mengisi status pengguna, dan password
yang sudah didaftarkan, agar bisa masuk ke halaman hitung warisan.
132
2. Link menu daftar memiliki fungsi untuk menampilkan form registrasi user
jika belum melakukan registrasi atau pendaftaran
3. Link menu lupa memiliki fungsi untuk menampilkan form request
username atau password jika user lupa
Klik button mulai jika sudah selesai melakukan pengisian. Lalu akan
ditampilkan halaman berikut.
a. Desain Halaman Pendaftaran
Menggambarkan rancangan halaman pendaftaran pada menu login user
sistem pakar
Form Pendaftaran
Header Sistem Pakar Faraid
Bantuan
Daftar Istilah
Bagan Ahli waris
Tentang Warisan Hitung Warisan
Beranda
Username
Footer
Daftar Ulangi
Option 1 Option 2
Nama
Alamat
Sex
Profil I Buku Tamu I Kontak I
Scroll Text
LOGO
Gambar 4.19 Tampilan Form Pendaftaran
Keterangan gambar
Gambar diatas merupakan gambar tampilan halaman daftar. Halaman ini
berisikan form pendaftaran user untuk bisa melakukan login dan konsultasi
hitung warisan. Form pendaftaran antara lain terdiri atas isi username,
133
nama, alamat, jenis kelamin, dan email. Jika sudah melakukan pengisian
form anda bisa klik daftar, dan ulangi jika ingin melakukan pendaftaran
ulang. Berikut adalah rancangan halaman keterangan jika telah sukses atau
harus melakukan pendaftaran ulang.
b. Desain Halaman Keterangan Sukses Melakukan Pendaftaran
Gambar 4.20 Tampilan Verifikasi (Registrasi Sukses)
Keterangan telah sukses melakukan pendaftaran
Header Sistem Pakar Faraid
Bantuan
Daftar Istilah
Bagan Ahli waris
Tentang Warisan Hitung Warisan
Beranda
LOGO
Scroll Text
FooterProfil I Buku Tamu I Kontak I
134
a. Desain Halaman Keterangan Lakukan Pendaftaran Ulang
Gambar 4.21 Tampilan Verifikasi (error notes)
d. Desain Halaman Lupa Username dan Password
Gambar 4.22 Tampilan Lupa Username Password
Informasi dan saran untuk memasukkan alamat email yang userdaftarkan ketika melakukan registrasi / pendaftaran
Header Sistem Pakar Faraid
Bantuan
Daftar Istilah
Bagan Ahli waris
Tentang Warisan Hitung Warisan
Beranda
LOGO
Scroll Text
Footer
Request
Profil I Buku Tamu I Kontak I
Keterangan lakukan pendaftaran ulang (username telah digunakan)
Header Sistem Pakar Faraid
Bantuan
Daftar Istilah
Bagan Ahli waris
Tentang Warisan Hitung Warisan
Beranda
LOGO
Scroll Text
FooterProfil I Buku Tamu I Kontak I
135
Keterangan gambar
Pada halaman ini ditampilkan form request username dan password baru,
jika user lupa. Pada form ini user diminta memasukan alamat email yang
didaftarkan ketika melakukan registrasi atau pendaftaran, untuk meminta
(request) username dan password kemudian klik request, dan password
baru akan dikirimkan melalui email.
2. Desain Halaman Konsultasi Hitung Warisan
Rancangan terdiri atas beberapa halaman yaitu :
a. Desain Halaman Konsultasi Hitung Waris Sesi Pertama (Identifikasi User
dan Pewaris)
Gambar 4.23 Tampilan Konsultasi Hitung Waris Sesi Pertama
Header Sistem Pakar Faraid
Bantuan
Daftar Istilah
Bagan Ahli waris
Tentang Warisan Hitung Warisan
Beranda
LOGO
Scroll Text
1. Identifikasi user Ahli waris
Bukan ahli waris
2. Identifikasi Pewaris (mayit)
FooterProfil I Buku Tamu I Kontak I
Nama
Laki-lakiJenis KelaminPerempuan
Lanjut
136
Keterangan gambar
Gambar diatas merupakan tampilan halaman pertama konsultasi hitung
warisan. Pada halaman tersebut terdapat 2 form pertanyaan yang dapat
langsung diisikan oleh pengguna. Berikut adalah penjelasannya.
1. Form yang pertama adalah form pengisian identifikasi user. Dilangkah ini
user akan ditanyakan statusnya. Form ini berguna untuk mengetahui
apakah user yang menghitung warisan merupakan bagian dari anggota
keluarga (ahli waris), atau bukan. Jika user merupakan ahli waris, klik
radio button ahli waris, dan jika bukan klik radio button bukan ahli waris.
User yang merupakan ahli waris akan otomatis terinput oleh sistem di
pertanyaan identifikasi daftar ahli waris di halaman ke tiga. Jadi user tidak
perlu menginput dirinya lagi.
2. Form yang kedua adalah form pengisian identifikasi pewaris (mayit).
Dilangkah ini user akan ditanyakan nama pewaris dan jenis kelaminnya.
Klik button lanjut jika sudah selesai melakukan pengisian. Lalu akan
ditampilkan halaman berikut.
137
b. Desain Halaman Konsultasi Hitung Waris Sesi ke Dua (Identifikasi Harta Kotor dan Kewajiban)
Gambar 4.24 Tampilan Konsultasi Hitung Warisan Sesi Kedua
Keterangan gambar
Gambar diatas merupakan tampilan halaman kedua konsultasi hitung
warisan. Pada halaman tersebut terdapat 2 form pertanyaan yang dapat
langsung diisikan oleh pengguna. Berikut adalah penjelasannya.
1. Form Pengisian harta kotor. Pada langkah ini user akan ditanyakan
mengenai harta yang dimiliki oleh pewaris. User diminta memasukkan
harta peninggalan pewaris yang masih belum dibersihkan atau disebut
dengan harta kotor. Dalam mengisi harta kotor sistem hanya akan
menghitung harta yang sudah dinominalkan dengan uang.
2. Form pengisian penunaian hak-hak pewaris. Pada langkah ini user
akan ditanyakan apakah sudah menyelesaikan apa yang menjadi hak-
hak pewaris atau kewajiban yang harus diselesaikan ahli waris, yaitu
Header Sistem Pakar Faraid
Bantuan
Daftar Istilah
Bagan Ahli waris
Tentang Warisan Hitung Warisan
Beranda
LOGO
Scroll Text
3. Masukkan harta kotor ?Harta Kotor
4. Penunaian Hak-hak atau kewajiban Pewaris (mayyit)
FooterProfil I Buku Tamu I Kontak I
Biaya Pemakaman ??Hutang
?Wasiat
UlangHitung
Jumlah harta bersih Lanjut
138
terdiri dari penunaian biaya pemakaman, hutang, dan wasiat. Form ini
boleh diisi atau tidak. jika sudah menyelesaikannya maka user tidak
perlu mengisinya, namun jika belum maka sistem akan membantu
untuk menyelesaikannya. Pada akhirnya sistem ini akan membantu
user untuk mendapatkan harta bersih dengan mengklik tombol hitung.
klik lanjut untuk menuju ke halaman pertanyaan selanjutnya.
3. Terdapat pula button tanda tanya (question mark) yang berisi
penjelasan dan berguna apabila user tidak atau kurang mengetahui
tentang form atau text field yang akan diisi.
c. Desain Halaman Konsultasi Hitung Waris Sesi ke Tiga (identifikasi ahli waris)
Gambar 4.25 Tampilan Konsultasi Warisan Sesi Tiga
Keterangan gambar
Gambar diatas merupakan tampilan halaman ketiga konsultasi
hitung warisan. Pada langkah ini sistem akan menanyakan daftar ahli
Header Sistem Pakar Faraid
Bantuan
Daftar Istilah
Bagan Ahli waris
Tentang Warisan
Hitung Warisan
Beranda
LOGO
Scroll Text
5. Identifikasi Daftar Ahli Waris Nama Ahli Waris
Masukkan Status
AksiNama Status
Ubah I Hapus XXX Suami Ubah I Hapus Istri XX Ubah I Hapus Ibu XXXX
Lanjut
FooterProfil I Buku Tamu I Kontak I
139
waris yang masih hidup beserta kedudukannya. Pada halaman ini terdapat
satu form pertanyaan dengan dua text field yang harus diisi, yaitu
memasukkan nama ahli waris, dan status ahli waris tersebut. Jika user
salah dalam memasukan data ahli waris, user bisa menggunakan link ubah
untuk mengedit data ahli waris atau klik hapus untuk menghapus data ahli
waris yang diinginkan. Klik lanjut untuk mengetahui hasil perhitungan.
d. Desain Halaman Hasil atau Kesimpulan Penghitungan dan Pembagian Warisan
LOGO Header Sistem Pakar Faraid
Scroll Text
Gambar 4.26 Tampilan Hasil Penghitungan Keterangan gambar
Gambar diatas merupakan tampilan hasil dari penghitungan
warisan, yaitu berupa pembagian warisan kepada siapa-siapa yang berhak
beserta bagiannya disertai penjelasan. User bisa mencetak data hasil
penghitungan dengan mengklik cetak, dan user bisa melakukan hitung
Bantuan
Daftar Istilah
Bagan Ahli waris
Tentang Warisan
Beranda
Hitung Warisan
Footer
Halaman Hasil / Kesimpulan (hasil konsultasi perhitungan warisan )
Hitung UlangKembali Cetak
Profil I Buku Tamu I Kontak I
Status : Anak Laki-laki
Penjelasan Prosentase NominalNama Kadar/orang
A 1/1 100% Ayat A 10.000000
140
ulang dengan klik hitung ulang, dan klik kembali jika ingin kembali
kehalaman sebelumnya.
e. Desain Halaman Record history Data-data Hasil Penghitungan
Gambar 4.27 Tampilan Daftar history hasil pengitungan
Keterangan gambar
Gambar diatas merupakan tampilan halaman history. Halaman
history ini adalah halaman riwayat dari hasil-hasil penghitungan yang
pernah dilakukan user. Halaman ini akan tampil secara otomatis ketika
user memilih menu hitung warisan, jika user sudah pernah melakukan
penghitungan. Pada halaman ini user akan bisa melihat data-data hasil
penghitungan, kemudian melakukan perubahan data, penghapusan, serta
melakukan cetak dokumen hasil penghitungan. Jika user ingin melakukan
penghitungan warisan klik tombol lanjut
Halaman daftar Record history hasil perhitungan warisan yang pernah dilakukan user
Header Sistem Pakar Faraid
Bantuan
Daftar Istilah
Bagan Ahli waris
Tentang Warisan Hitung Warisan
Beranda
LOGO
Scroll Text
AksiNama Mayit Jenis Kelamin Harta Bersih
Lihat I Ubah I Hapus I Cetak Mayit A Laki - Laki 10.000.000
Lihat I Ubah I Hapus I Cetak Laki - Laki Mayit B 5.000.000
Lihat I Ubah I Hapus I Cetak Mayit C Perempuan 3.000.000
Lanjut Hitung waris
FooterProfil I Buku Tamu I Kontak I
141
4.2.4.4 Desain Halaman Tentang Warisan
Gambar 4.28 Tampilan Tentang Warisan
Keterangan gambar
Gambar diatas merupakan gambar tampilan halaman tentang warisan.
Halaman ini berisikan teori-teori ilmu faraid
Header Sistem Pakar Faraid
Bantuan
Daftar Istilah
Bagan Ahli waris
Tentang Warisan Hitung Warisan
Beranda
LOGO
Scroll Text
Teori Faraid
- Teori 1
- Teori 2
- Teori 3
- Teori 4
FooterProfil I Info I Kontak I
142
4.2.4.5 Desain Halaman Bagan Ahli Waris
Gambar 4.29 Tampilan Bagan Ahli Waris
Keterangan gambar
Gambar diatas merupakan gambar tampilan halaman bagan ahli waris
Halaman ini berisikan struktur ahli waris menurut ijma ulama, berisikan seluruh
ahli waris yang termasuk kedalam kategori ashabbul furud dan ashabah
Header Sistem Pakar Faraid
Bantuan
Daftar Istilah
Bagan Ahli waris
Tentang Warisan Hitung Warisan
Beranda
LOGO
Scroll Text
Gambar Bagan Ahli Waris
FooterProfil I Info I Kontak I
143
4.2.4.6 Desain Halaman Istilah
Gambar 4.30 Tampilan Form Istilah
Keterangan Gambar
Gambar diatas merupakan gambar tampilan halaman daftar istilah
Halaman ini berisikan form text field pencarian istilah-istilah yang terkait dengan
ilmu faraid (kewarisan), isi text field dengan kata-kata atau istilah yang ingin
dicari, lalu kemudian klik cari.
Header Sistem Pakar Faraid
Bantuan
Daftar Istilah
Bagan Ahli waris
Tentang Warisan Hitung Warisan
Beranda
LOGO
Scroll Text
FooterProfil I Info I Kontak I
Cari
Masukkan Istilah
144
4.2.4.7 Desain Halaman Bantuan
Gambar 4.31 Tampilan Bantuan
Keterangan gambar Gambar diatas merupakan gambar tampilan halaman bantuan. Halaman
ini berisikan panduan dan bantuan-bantuan cara penggunaan program serta
batasan-batasan dari program, agar user tidak kesulitan dalam menjalankan atau
menggunakan sistem pakar ini, dan agar user mengetahui batasan-batasan yang
ada dalam sistem pakar ini.
Header Sistem Pakar Faraid
Bantuan
Daftar Istilah
Bagan Ahli waris
Tentang Warisan
Hitung Warisan
Beranda
LOGO
Scroll Text
Bantuan Cara Penggunaan Program
- bantuan 1
- bantuan 2
- bantuan 3
FooterProfil I Info I Kontak I
145
4.2.4.8 Desain Halaman Profil
Header Sistem Pakar Faraid
Bantuan
Daftar Istilah
Bagan Ahli waris
Tentang Warisan
Hitung Warisan Beranda
KeteranganKeteranganKeteranganKeteranganKeteranganKeteranganKeteranganKeteranganKeterangan
Keterangan
Profil Pakar
KeteranganKeteranganKeteranganKeteranganKeteranganKeteranganKeteranganKeteranganKeterangan
Keterangan
Profil Penulis
Profil I Buku Tamu I Kontak I Footer
Scroll Text
LOGO
Gambar 4.32 Tampilan Profil
Keterangan gambar
Gambar diatas merupakan gambar tampilan halaman profil. Halaman
ini berisikan profil dari penulis sekaligus pembuat sistem pakar, serta profil dan
biodata dari pakar yang mendampingi penulis dalam membangun sistem pakar ini
146
4.2.4.9 Desain Halaman Buku Tamu
Header Sistem Pakar Faraid
Bantuan
Daftar Istilah
Bagan Ahli waris
Tentang Warisan Hitung Warisan
Beranda
Komentar B
Komentar A
Isi Komentar
Form Komentar
Profil I Buku Tamu I Kontak I Footer
Scroll Text
LOGO
Gambar 4.33 Tampilan Buku Tamu
Keterangan gambar
Gambar diatas merupakan gambar tampilan halaman buku tamu. Pada
halaman tersebut terdapat form buku tamu yang dapat langsung diisikan oleh
pengguna. Button OK digunakan jika pengguna telah selesai mengisi semua text
field agar data-data pengguna yang telah diisi tersimpan didalam database. isi
buku tamu yang telah diisi oleh pengguna akan tampil diatas form buku tamu
147
4.2.4.10 Desain Halaman Kontak
Header Sistem Pakar Faraid
Bantuan
Daftar Istilah
Bagan Ahli waris
Tentang Warisan Hitung Warisan
Beranda
Email : [email protected]
Kontak Pakar
Telepon : 0856XXXX
EMAIL : [email protected]
Kontak Pengembang Sistem
Profil I Buku Tamu I Kontak I Footer
Scroll Text
LOGO
Gambar 4.34 Tampilan Kontak
Keterangan gambar Gambar diatas merupakan gambar tampilan halaman kontak. Halaman
ini berisikan informasi mengenai no telepon, email dari penulis sekaligus
pengembang sistem dan juga pakar terkait. informasi mengenai informasi ini
berguna jika ada pengguna ingin mengetahui informasi-informasi yang berkaitan
dengan sistem pakar dan juga mengenai perihal kewarisan atau Ilmu faraid.
148
4.2.4.11 Desain Antarmuka Halaman Admin 1. Halaman Utama Admin
Header Halaman Admin
Gambar 4.35 Tampilan Home Administrator
Keterangan gambar
Gambar diatas merupakan gambar tampilan halaman utama account
administrator. pada halaman utama ini ditampilkan ucapan selamat datang
dan keterangan-keteranagan dari fungsi-fungsi menu yang dapat diakses oleh
admin. Tampilan halaman administrator berbeda dengan tampilan pengguna
pada umumnya, karena administrator disini memiliki tugas me-manage hal-
hal yang berkaitan dengan data user, mayit, dan Istilah. Pilihan menu pada
tampilan administrator terdiri dari tujuh button menu. Button-button tersebut
antara lain
1. Button home memiliki fungsi menampilkan halaman utama administrator
Tabel Mayit Tabel Istilah
Tabel Pengguna
Tabel Admin
Tabel Pakar
Tabel All User
Footer Halaman Admin
Keluar
Home WELCOME SCREEN HALAMAN ADMIN
DAN KETERANGAN-KETERANGAN
FUNGSI DARI MASING-MASING MENU
149
2. Button tabel all user memiliki fungsi menampilkan dan me-manage data
keseluruhan user (pakar, admin, pengguna)
3. Button tabel pakar memiliki fungsi menampilkan dan me-manage data
pakar
4. Button tabel admin memiliki fungsi menampilkan dan me-manage data
admin
5. Button tabel pengguna memiliki fungsi menampilkan dan me-manage data
pengguna.
6. Button tabel mayyit memiliki fungsi menampilkan dan menghapus data
hasil penghitungan atau riwayat dari pengguna.
7. Button keluar digunakan untuk keluar dari tampilan administrator dan
masuk ke tampilan pengguna.
2. Desain Halaman Tabel All User
Header Halaman Admin
Daftar All User
Gambar 4.36 Tampilan Tabel All User Administrator
Footer Halaman Admin
Username Password Status Nama Alamat Sex Email
Pakar 1 XXX1 Pakar Nama 1 Alamat 1 L email 1@email om .c. I Lihat I Ubah I Hapus I
Pengguna 1 XXX2 Pengguna Nama 2 Alamat 2 L I Lihat I Ubah I Hapus I
Admin 1 XXX3 Admin Nama 3 Alamat 3 L I Lihat I Ubah I Hapus I
Tambah Data
email [email protected] email [email protected]
Tabel Mayit Tabel Istilah
Tabel Pengguna
Tabel Admin
Home Tabel All User
Tabel Pakar
Keluar
150
Keterangan gambar
Gambar diatas merupakan tampilan halaman tabel all user administrator. Pada
halaman ini, administrator dapat melakukan pembaharuan data keseluruhan
user. Pada tabel tersebut terdapat link lihat, yang berfungsi untuk menampilkan
data user secara detail, kemudian link ubah yang berfungsi untuk merubah data
pada tabel all user, link hapus untuk menghapus data pada tabel all user,
kemudian link tambah data untuk menambahkan data user baru yang
dikehendaki
3. Desain Halaman Tabel Pakar Header Halaman Admin
Gambar 4.37 Tampilan Tabel Pakar Administrator
Keterangan gambar
Gambar diatas merupakan tampilan halaman tabel pakar administrator. Pada
halaman ini, administrator dapat melakukan pembaharuan data pakar. Pada
tabel tersebut terdapat link lihat, yang berfungsi untuk menampilkan data pakar
Tabel Mayit Tabel Istilah
Tabel Pengguna
Tabel Admin
Tabel Pakar
Tabel All UserDaftar Pakar
Footer Halaman Admin
Keluar
Username Password status Nama Alamat Sex email
Pakar 1 XXX1 Pakar Nama 1 Alamat 1 L .email [email protected] I Lihat I Ubah I Hapus I
Pakar 2 XXX2 Pakar Nama 2 Alamat 2 L .email [email protected] I Lihat I Ubah I Hapus I
Pakar 3 XXX3 Pakar Nama 3 Alamat 3 L .email [email protected] I Lihat I Ubah I Hapus I
Tambah Data
151
secara detail, kemudian link ubah yang berfungsi untuk merubah data pada
tabel pakar, link hapus untuk menghapus data pada tabel pakar, kemudian link
tambah data untuk menambahkan pakar baru
4. Desain Halaman Tabel Admin
Header Halaman Admin
Tabel Mayit Tabel Istilah
Tabel Pengguna
Tabel Admin
Tabel Pakar
Tabel All UserDaftar Admin
Keluar
I Lihat Ubah I Hapus I
I Lihat Ubah I Hapus I
Tambah Data
LAlamat 3 Nama 3AdminXXX3Admin 3
LAlamat 2 Nama 2AdminXXX2Admin 2
I Lihat Ubah I Hapus ILAlamat 1 Nama 1AdminXXX1Admin 1
email 1@email om .c.
email [email protected] email [email protected]
SexAlamatNamastatusPasswordUsername
Footer Halaman Admin
Gambar 4.38 Tampilan Admin
Keterangan gambar
Gambar diatas merupakan tampilan halaman tabel admin administrator. Pada
halaman ini, administrator dapat melakukan pembaharuan data admin. Pada
tabel tersebut terdapat link lihat, yang berfungsi untuk menampilkan data
admin secara detail, kemudian link ubah yang berfungsi untuk merubah data
pada tabel admin, link Hapus untuk menghapus data pada tabel admin,
kemudian link tambah data untuk menambahkan administrator baru baru.
152
5. Desain Halaman Tabel Pengguna
Header Halaman Admin
Tabel Mayit Tabel Istilah
Tabel Pengguna
Tabel Admin
Tabel Pakar
Tabel All UserDaftar Pengguna
Tambah Data
I Lihat I Ubah I Hapus IXXX3Pengguna 3
I Lihat I Ubah I Hapus IXXX2Pengguna 2
I Lihat I Ubah I Hapus IXXX1Pengguna 1
status Nama Alamat Sex email
Pengguna Nama 1 Alamat 1 L email 1@email om .c.
email [email protected] email [email protected] Nama 3 Alamat 3 LPengguna
LAlamat 2 Nama 2Pengguna
PasswordUsername
Keluar
Footer Halaman Admin
Gambar 4.39 Tampilan Pengguna
Keterangan gambar
Gambar diatas merupakan tampilan halaman tabel pengguna. Pada halaman
ini, administrator dapat melakukan pembaharuan data pengguna. Pada tabel
tersebut terdapat link lihat, yang berfungsi untuk menampilkan data pengguna
secara detail, kemudian link ubah yang berfungsi untuk merubah data pada
tabel pengguna, link hapus untuk menghapus data pada tabel pengguna,
kemudian link tambah data untuk menambahkan pengguna baru.
153
6. Desain Halaman Tabel Istilah
Header Halaman Admin
Tabel Mayit Tabel Istilah
Tabel Pengguna
Tabel Admin
Tabel Pakar
Tabel All UserDaftar Istilah
Keluar
3Arti Istilah
2Arti Istilah
1Arti Istilah
Tambah Data
I Lihat I Ubah I Hapus I3Istilah
I Lihat I Ubah I Hapus I2Istilah
I Lihat I Ubah I Hapus I1Istilah
ArtiKata
Footer Halaman Admin
Gambar 4.40 Tampilan Tabel Istilah Administrator
Keterangan gambar
Gambar diatas merupakan tampilan halaman tabel istilah administrator. Pada
halaman ini, administrator dapat melakukan pembaharuan data istilah. Pada
tabel tersebut terdapat link liat, yang berfungsi untuk menampilkan data
istilah secara detail, kemudian link ubah yang berfungsi untuk merubah data,
link hapus untuk menghapus data istilah, kemudian link tambah data untuk
menambahkan data istilah baru.
154
7. Desain Tabel Mayit
Header Halaman Admin
Daftar Mayit
Gambar 4.41 Tampilan Tabel Mayit Administrator
Keterangan gambar
Gambar diatas merupakan tampilan halaman tabel mayit. Pada halaman ini,
administrator dapat melakukan pembaharuan data pada tabel mayit. Pada tabel
tersebut terdapat link lihat, yang berfungsi untuk menampilkan data pada tabel
mayit secara detail, kemudian link hapus untuk menghapus data pada tabel
mayit.
Tabel Mayit Tabel Istilah
Tabel Pengguna
Tabel Admin
Tabel All User
Tabel Pakar
Footer Halaman Admin
Keluar
Username Status Nama Mayit
Pengguna 1
Pengguna 2
Pengguna 3
Harta Kotor Biaya Pemakaman Hutang Wasiat Harta Bersih
7.800A01 Nama Mayit 1 10.000.000 .000
600
I Lihat I Hapus I200.000 1000 .000 1000 .000
.000 Nama Mayit 2 20.000.000 400.000 - -A02 19. I Lihat I Hapus I
.000 - 19.500500.000 5000 .000 I Lihat I Hapus IA03 Nama Mayit 3 25.000.000
155
4.2.4.12 Desain Antarmuka Halaman Pakar
1. Desain Halaman Utama Pakar
Header Halaman Pakar
Gambar 4.42 Tampilan Home Pakar
Keterangan gambar
Gambar diatas merupakan gambar tampilan halaman utama account
pakar. pada halaman utama ini ditampilkan ucapan selamat datang dan
keterangan-keterangan dari fungsi-fungsi menu yang dapat diakses oleh pakar.
Tampilan halaman pakar berbeda dengan tampilan pengguna pada umumnya,
karena pakar disini memiliki tugas me-manage data aturan, ahli waris, dan data
relasi diantara keduanya untuk mendapatkan sebuah kesimpulan atau hasil akhir.
Pilihan menu pada tampilan administrator terdiri dari lima button menu. Button-
button tersebut antara lain
1. Button home memiliki fungsi menampilkan halaman utama pakar
Tabel Relasi
Home
Tabel Aturan
Footer Halaman Pakar
Keluar
Tabel Ahli warisWELCOME SCREEN HALAMAN PAKAR
DAN KETERANGAN DARI MASING-MASING MENU
156
2. Button tabel aturan memiliki fungsi menampilkan dan me-manage data pada
tabel aturan (rules)
3. Button tabel relasi memiliki fungsi menampilkan dan me-manage data Pada
tabel relasi
4. Button tabel ahli waris memiliki fungsi menampilkan dan me-manage data
pada tabel ahli waris
5. Button keluar digunakan untuk keluar dari tampilan pakar dan masuk ke
tampilan pengguna.
2. Desain Halaman Tabel Aturan Header Halaman Pakar
Gambar 4.43 Tampilan Tabel Aturan Pakar
Keterangan gambar
Gambar diatas merupakan tampilan halaman tabel aturan. Pada halaman ini,
pakar dapat melakukan pembaharuan data yang terdapat pada tabel aturan.
Pada tabel tersebut terdapat link lihat, yang berfungsi untuk menampilkan data
Footer Halaman Pakar
Kode Aturan Text_Aturan Kadar Penjelasan
R01 I Lihat I Ubah I Hapus I R02 I Lihat I Ubah I Hapus I
Tambah Data
Anak Perempuan
Ibu
1/2
1/3
Penjelasan 1Penjelasan 2
Home Tabel Aturan
Tabel Relasi
Keluar
Tabel Ahli waris
157
yang terdapat pada tabel aturan secara detail, kemudian link ubah yang
berfungsi untuk merubah data yang terdapat pada tabel aturan, link hapus
untuk menghapus data pada tabel aturan, kemudian link tambah data untuk
menambahkan data pada tabel aturan.
3. Desain Halaman Tabel Relasi Header Halaman Pakar
Gambar 4.44 Tampilan Tabel Relasi pakar
Keterangan gambar
Gambar diatas merupakan tampilan halaman tabel relasi. Pada halaman ini,
pakar dapat melakukan pembaharuan data yang terdapat pada tabel relasi.
Pada tabel tersebut terdapat link Lihat, yang berfungsi untuk menampilkan
data yang terdapat pada tabel relasi secara detail, kemudian link ubah yang
berfungsi untuk merubah data yang terdapat pada tabel relasi, link hapus
untuk menghapus data pada tabel relasi, kemudian link tambah data untuk
menambahkan data pada tabel relasi
Footer Halaman Pakar
Kode Aturan Jumlah Ahli waris
R01 I LIhat I Ubah I Hapus I R02 I Lihat I Ubah I Hapus I
Tambah Data
12
A02A02
Tabel Relasi Tabel Aturan
Home
Keluar
Tabel Ahli Waris
158
4. Desain Halaman Tabel Ahli Waris Header Halaman Pakar
Gambar 4.45 Tampilan Tabel Ahli Waris Pakar
Keterangan gambar
Gambar diatas merupakan tampilan halaman tabel ahli waris pada account
pakar. Pada halaman ini, pakar dapat melakukan pembaharuan data yang
terdapat pada tabel ahli waris. Pada tabel tersebut terdapat link lihat, yang
berfungsi untuk menampilkan data yang terdapat pada tabel ahli waris secara
detail, kemudian link ubah yang berfungsi untuk merubah data yang terdapat
pada tabel ahli waris, link hapus untuk menghapus data pada tabel ahli waris,
kemudian link tambah data untuk menambahkan data pada tabel ahi waris
Tabel Relasi
Home
Tabel Aturan
Footer Halaman Pakar
Keluar
Kode Text
A01 Anak Lak lakii-- I Lihat I Ubah I Hapus ITabel Ahli WarisA02 I LIhat I Ubah I Hapus IAnak Perempuan
Tambah Data
159
4.2.5 Perancangan Struktur Menu
Berikut adalah struktur menu dari sistem pakar ini yang berfungsi untuk
mengetahui menu-menu apa saja yang digunakan dalam pembuatan sistem ini.
Berikut adalah gambaran hirarkinya :
Layar UtamaSistem Pakar
Login Bagan Ahli Waris
Admin Pakar User
Tabel All User
Tabel Pakar
Tabel Admin
Tabel Istilah
Tabel Mayit
Keluar
Tabel Aturan
Tabel Relasi
Tabel Ahli Waris
Keluar
KonsultasiHitung
Warisan
Hitung Warisan
Daftar Lupa Username atau password
Tentang Warisan Daftar Istilah Bantuan Profil Buku TamuBeranda All
User
Login
Konsultasi Hitung Warisan
Keluar Keluar
Kontak
Home Home
Gambar 4.46 Struktur Menu Sistem Pakar
4.2.6 State Transition Diagram
State Transition diagram dibuat sebagai rancangan gambar transisi atau
perubahan keadaan sistem yang disebabkan oleh pengguna serta mendeskripsikan
reaksi sistem terhadap aksi yang dilakukan oleh pengguna. Maka dapat
disimpulkan bahwa STD menjelaskan cara kerja fungsi-fungsi yang dimilik tiap
menu, selain itu dengan adanya STD ini, fungsi setiap objek menjadi lebih
terperinci karena telah di deskripsikan dalam STD.
Berikut adalah Rancangan STD sistem pakar ini :
160
4.2.6.1 STD Pengguna (user)
1. STD Halaman Utama Sistem Pakar
Klik Beranda
Tampilkan Halaman Utama
Halaman UtamaSistem Pakar
(Beranda)
Halaman Uta
ma Admin
Isi form login sebagai pakarTampilkan Halaman Utama
pakar
Halaman Utama Pakar
Klik Menu Hitung warisanTampilkan Halaman
Hitung Warisan
Halaman Hitung Warisan Bantuan
Klik Menu daftar istilahTampilkan Halaman
daftar istilah
Daftar Istilah
Klik Menu bagan ahli warisTampilkan Halaman
bagan ahli waris
Bagan Ahli Waris
Klik Menu tentang warisanTampilkan Halaman
tentang warisan
Tentang Warisan
Isi form login seba AdmingaiTampilkan Halam tama
Adminan U
Klik Menu bantuanTampilkan Halaman
bantuan
Klik keluarTampilkan Halaman utama
Sistem Pakar
Klik Menu BerandaTampilkan Halaman Utama
Sistem Pakar
Klik Menu berandaTampilkan Halaman Utama
Sistem Pakar
Klik Menu BerandaTampilkan Halaman utama
Sistem Pakar
Klik Menu BerandaTampilkan Halaman utama
Sistem Pakar
Klik Menu berandaTampilkan Halaman utama
Sistem Pakar
Klik KeluarTampilkan Halam utama
Sistem Pakaran
Profil
Klik Link Menu ProfilTampilkan Halaman
Profil
Klik Link Menu Buku TamuTampilkan Halaman
Buku Tamu
Buku Tamu
Klik Link Menu Buku TamuaTampilkan Halaman
Profil
Kontak
Klik Menu berandaKlik Menu beranda Klik Menu beranda
Tampilkan Halaman utamaSistem Pakar
Tampilkan Halaman utamaSistem Pakar
Tampilkan Halaman utamaSistem Pakar
Gambar 4.47 STD Halaman Utama Sistem Pakar
161
2. STD Menu Hitung Warisan
a. STD Halaman Login
Halaman Konsultasi Hitung
Warisan
Halaman LoginUser
Klik Login (Berhasil)Tampilkan Halaman Sesuai
Riwayat User Klik Daftar
Tampilkan Halaman Daftar
Form Pendaftaran
Halaman History
Klik LupaTampilkan Halaman Request
Username dan Password
Halaman Request
Login GagalTampilkan Kembali Halaman Login User
Gambar 4.48 STD Login User
162
b. STD Halaman Konsultasi Hitung Warisan
Halaman UtamaKonsultasi Hitung
Warisan(user)
Data StatusUser dan data Mayit Terisi
Isi Form Status Kedudukan User dan Data MayyitTampil Form data User dan Mayit yang Terisi
Klik LanjutTampilkan Halaman Form Isi Harta Kotor dan Kewajiban Pewaris
Halaman Identifikasi Harta Kotor dan
Kewajiban Pewaris
Isi Form Harta Kotor dan Kewajiban PewarisTampil Form Harta Kotor dan Kewajiban Pewaris yang Terisi
Harta kotor dan kewajiban
Pewaris Terisi
Klik Tombol HitungMenghitung Harta Kotor Untuk Mendapatkan Harta Bersih
Harta Bersih
Klik LanjutTampilkan Halaman Pengisian Daftar Ahli Waris
Halaman Identifikasi
daftar Ahli Waris
Isi Form Daftar Ahli WarisTampil Tabel Ahli Waris Yang Telah Diinput
Daftar Ahli Waris Terisi
Klik Tombol HitungHasil Perhitungan Ditampilkan
Hasil Daftar Ahli waris Beserta Bagian
Warisannya
Klik KembaliTampilkan Halaman Utama Konsultasi
Klik KembaliTampilkan Halaman Identifikasi Harta
Bersih dan Kewajiban Pewaris
Klik UlangTampilkan Halaman Identifikasi Harta dan
Kewajiban Pewaris
Klik KembaliTampilkan Halaman Identifikasi
Daftar Ahli Waris
Klik CetakTampilkan Menu Download Cetak Hasil Perhitungan
Klik Hitung UlangTampilkan Halaman Utama
Konsultasi
File PDF
Gambar 4.49 STD Halaman Konsultasi Hitung warisan
163
c. STD Halaman Record
Klik Menu Buku TamuTampilkan Halaman Buku Tamu
Halaman Buku Tamu
Isi Form Buku Tamu dan Klik KirimTampilkan isi Komentar
Daftar Komentar
Klik Menu Buku tamuTampilkan Halaman Buku Tamu
Gambar 4.50 STD Record History
3. STD Buku Tamu
Gambar 4.51 STD Buku Tamu
164
4. STD Daftar Istilah
Klik Menu Daftar Istilah
Tampilkan Halaman Daftar Istilah
Halaman Utama(Istilah)
Ketik istilah yang ingin dicari,klik tombol cariTampilkan Istilah yang diinginkan
Hasil pencarian Istilah
Klik Menu Daftar IstilahTampilkan Halaman daftar Istilah
Gambar 4.52 STD Daftar Istilah 4.2.6.2 STD Administrator 1. STD Halaman Utama Administrator (Home)
Halaman UtamaAdmin(Home)
Tabel All U
Klik Home
ser
Klik Menu Tabel PakarTampilkan Tabel Pakar
Tabel Pakar
Klik Menu Tabel AdminTampilkan Tabel Admin
Tabel Admin
Klik Menu Tabel PenggunaTampilkan Tabel Penggguna
Tabel Pengguna
Klik Menu Tabel MayitTampilkan Tabel Mayit
Tabel Mayit
Klik Menu Tabel IstilahTampilkan Tabel Istilah
Tabel Istilah
Klik Menu Tabe ll Userl ATampilkan Tabe ll Userl A
Klik Menu KeluarTampilkan Layar Utama
(Beranda)
Beranda
Tampilkan Halaman Utama
Gambar 4.53 STD Halaman Utama Administrator
165
2. STD Menu Tabel All User Administrator
Klik Menu Tabel All UserTampilkan Tabel All User
Halaman Tabel All User
Tambah Data All User
Klik Tambah DataForm Tambah All user Ditampilkan
Klik UbahForm Ubah Ditampilkan
Klik Menu Tabel All UserKembali ke Tampilan Tabel
All User
Klik SimpanData Bertambah
Data All User Diperbaharui
Ubah Data All User
Klik HapusTampil Data Yang Akan Dihapus
Hapus Data All User
Klik SimpanData Berubah
Klik KonfirmasiData All User Dihapus
Detail Data
Klik LiatTampilkan Data
User yang Diinginkan
Gambar 4.54 STD Tabel All User Administrator 3. STD Menu Tabel Admin Administrator
Halaman Tabel Admin
Tambah Data Admin
Klik Tambah DataForm Tambah Admin Ditampilkan
Klik UbahForm Ubah Ditampilkan
Klik Menu Tabel User
Klik Menu Tabel Admin Tampilkan Tabel Admn
Kembali ke Tampilan Tabel Admin
Klik SimpanData Bertambah
Data Admin Diperbaharui
Ubah Data Admin
Klik HapusTampil Data Yang Akan Dihapus
Hapus Data Admin
Klik SimpanData Berubah
Klik KonfirmasiData Admin Dihapus
Detail Data
Klik LiatTampilkan Data
Admin yang Diinginkan
Gambar 4.55 STD Tabel Admin Adminstrator
166
4. STD Menu Tabel Pakar Administrator
Halaman Tabel Pakar
Tambah Data Pakar
Klik Tambah DataForm Tambah Pakar Ditampilkan
Klik UbahForm Ubah Ditampilkan
Klik Menu Tabel PakarKembali ke Tampilan
Tabel Pakar
Klik SimpanData Bertambah
Data Pakar Diperbaharui
Ubah Data Pakar
Klik HapusTampil Data Yang Akan Dihapus
Hapus Data Pakar
Klik SimpanData Berubah
Klik KonfirmasiData Pakar Dihapus
Klik Menu Tabel PakarTampilkan Tabel Pakar
Detail Data
Klik LiatTampilkan Data
Pakar yang Diinginkan
Gambar 4.56 STD Tabel Pakar Administrator
5. STD Menu Tabel Pengguna Administrator
Halaman Tabel Pengguna
Tambah Data Pengguna
Klik Tambah DataForm Tambah Pengguna
Ditampilkan
Klik UbahForm Ubah Ditampilkan
Klik Menu Tabel User
Klik Menu Tabel PenggunaTampilkan Tabel Pengguna
Kembali ke Tampilan Tabel Pengguna
Klik SimpanData Bertambah
Data Pengguna Diperbaharui
Ubah Data Pengguna
Klik HapusTampil Data Yang Akan Dihapus
Hapus Data Pengguna
Klik SimpanData Berubah
Klik KonfirmasiData Pengguna Dihapus
Detail Data
Klik LiatTampilkan Data
Pengguna yang Diinginkan
Gambar 4.57 Tabel Pengguna Administrator
167
Halaman Tabel Istilah
Tambah Data Istilah
Klik Tambah DataForm Tambah Istilah Ditampilkan
Klik UbahForm Ubah Ditampilkan
Klik Menu Tabel IstilahKembali ke Tampilan
Tabel Istilah
Klik SimpanData Bertambah
Data Istilah Diperbaharui
Ubah Data Istilah
Klik HapusTampil Data Yang Akan Dihapus
Hapus Data Istilah
Klik SimpanData Berubah
Klik KonfirmasiData Istilah Dihapus
Klik Menu Tabel IstilahTampilkan Tabel Istilah
Detail Data
Klik LiatTampilkan Data
Istilah yang Diinginkan
6. STD Menu Tabel Istilah Administrator
Gambar 4.58 Tabel Istilah Administrator STD Menu Tabel Mayit Administrator
Halaman Tabel Mayit
Klik Menu Tabel Mayit
Klik Menu Tabel Mayit
Tampilkan Tabel Mayit
Kembali ke Tampilan Tab l Mayite
Data Mayit Diperbaharui
Klik HapusTampil Data Yang Akan Dihapus
Hapus Data Mayit
Klik KonfirmasiData Mayit Dihapus
Detail Data
Klik LiatTampilkan Datayang Diinginkan
Gambar 4.59 Tabel Mayit Administrator
168
4.2.6.3 STD Pakar
Halaman UtamaPakar
(Home)
Tabel Aturan
Klik Menu Tabel RelasiTampilkan Tabel Relasi
Tabel relasi
Klik Menu Tabel Ahli WarisTampilkan Tabel Ahli Waris
Tabel ahli waris
Klik Menu KeluarTampilkan Halaman utama
Sistem Pakar
Beranda
Klik Menu Tabel AturanTampilkan Tabel aturan
Klik HomeTampilkan Halaman Home
1. STD Halaman Utama Pakar
Gambar 4.60 STD Halaman Utama Pakar 2. STD Menu Tabel Aturan Pakar
Gambar 4.61 STD Tabel Aturan Pakar
169
3. STD Menu Tabel Relasi
Gambar 4.62 STD Tabel Relasi Pakar 4. STD Tabel Ahli Waris
Gambar 4.63 STD Tabel Ahli Waris
170
4.3 Pengkodean (Code)
Pada tahap ini, dilakukan pengkodean terhadap rancangan-rancangan yang
telah didefinisikan. Pengkodean sistem dilakukan dengan menggunakan bahasa
pemrograman PHP versi 5.2.3 sebagai bahasa pemrograman, MySQL versi 5.0.37
sebagai database,. PHPMyAdmin versi 2.10.2 sebagai interface berbasis web
yang dapat digunakan untuk mengadministrasi MySQL, dan untuk Web servernya
penulis menggunakan uniform server versi 5.0.41
Kemudian dalam mengkonfigurasikan untuk GUI programnya, yaitu pada
pembuatan homepage, penulis menggunakan Macromedia Dreamweaver MX,
pengolahan gambarnya menggunakan Adobe Photoshop CS.2, designer tools nya
menggunakan Microsoft Office Visio 2003, dan Mozilla Firefox 7.0 sebagai web
browser.
Adapun baris kode program yang penulis buat dapat dilihat pada bagian
lampiran K
4.4 Uji Coba (Test)
4.4.1 Blacbox Testing
Setelah perancangan dilakukan, dan diterapkan dalam bahasa pemograman
PHP dan database MySQL, terlebih dahulu dilakukan pengujian pada sistem,
dengan maksud agar tidak ada kesalahan lagi dalam sistem dan sistem benar-
benar siap untuk digunakan. Pengujian sistem pakar ini dilakukan menggunakan
metode pengujian unit dengan pendekatan blackbox testing. Pengujian ini
dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh program tersebut berjalan dan
171
seberapa banyak kesalahan yang ada pada program tersebut. Bila terjadi kesalahan
maka program tersebut akan segera diperbaiki dan diuji kembali.
Berikut ini merupakan tabel hasil pengujian sistem pakar :
Tabel .4.60 Tabel Pengujian Sistem
No Rancangan Proses Hasil yang Diharapkan Keterangan Hasil
1. Klik menu ‘Beranda’ Menampilkan halaman
beranda pengguna
OK
3. Klik menu ‘Hitung
Warisan’
Menampilkan halaman
form login
OK
4. Sudah terdaftar sebagai
user, Isi form login,
kemudian klik tombol
‘login’
Menampilkan sesi
pertama halaman
konsultasi perhitungan
waris
OK
5. Belum terdaftar sebagai
user, klik link ’daftar’
Menampilkan form
pendaftaran user
Link daftar terdapat
pada halaman form
login
OK
6. Isi form pendaftaran,
kemudian klik tombol
‘daftar’
Menampilkan halaman
verifikasi sukses atau
tidak dalam melakukan
pendaftaran
OK
7. Lupa username atau
password klik link
‘lupa’
Menampilkan form
request username
password
Link daftar terdapat
pada halaman form
login
OK
8. Isi form request
username password
dengan alamat email
ketika melakukan
pendaftaran, kemudian
klik tombol ‘request’
Menampilkan halaman
verifikasi
OK
172
username dan password
9. Pilih status user sebagai
ahli waris atau bukan
Menampilkan daftar
status ahli waris
• Pilihan button
radio
• Pada halaman
pertama sesi
konsultasi
OK
10. Isi form nama mayit
dan jenis kelamin
mayit, klik tombol
lanjut
Menampilkan halaman
kedua sesi konsultasi
Pada halaman pertama
sesi konsultasi
OK
11. Klik tombol ‘kembali’ kembali ke halaman
pertama sesi pertama
konsultasi
OK
12. Isi form harta kotor, dan
kewajiban pewaris,
kemudian klik tombol
‘hitung’
Menampilkan harta
bersih dari mayit atau
pewaris
Halaman kedua
konsultasi
OK
13. Klik tombol ‘lanjut’ Menampilkan halaman
sesi ketiga konsultasi
OK
14. Masukan nama ahli
waris dan pilih status
ahli waris pada daftar
ahli waris yang tersedia
Menampilkan tabel
nama ahli waris dan
status ahli waris yang
telah dinput
Halaman ketiga sesi
konsultasi
OK
15. Klik tombol ‘hitung’ Menampilkan halaman
hasil hitung waris
OK
16. Klik tombol ‘cetak’ Menampilkan laporan
hasil perhitungan atau
kesimpulan pembagian
waris, dengan format
OK
173
17. Klik tombol ‘hitung
ulang’
Menampilkan kembali
halman pertama sesi
konsultasi
OK
18. Klik tombol ‘kembali’ kembali ke halaman
sebelumnya, atau
halaman sesi ketiga sesi
konsultasi
OK
19. Sudah terdaftar sebagai
user dan pernah hitung
waris, klik menu
‘hitung waris’
Menampilkan halaman
record riwayat hasil
perhitungan waris yang
pernah dilakukan
Ketika mengklik menu
hitung warisan
OK
20. Klik icon lihat hasil Menampilkan halaman
hasil akhir konsultasi
perhitungan waris
Pada tabel record
halaman riwayat
perhitungan yang
pernah dilakukan
OK
21. Klik icon ‘ubah ahli
waris’
Menampilkan halaman
konsultasi sesi ketiga,
pengisian daftar ahli
waris
OK
22. Klik icon ’ubah status’ Menampilkan halaman
sesi pertama konsultasi
OK
23. Klik icon ’ubah harta
bersih’
Menampilkan halaman
sesi kedua konsultasi,
identifikasi harta
kotorda kewajiban
OK
24. Klik icon ‘hapus’ Menghapus hasil
perhitungan yang
diinginkan
OK
25. Klik icon ‘cetak’ Menampilkan laporan
hasil perhitungan atau
OK
174
kesimpulan pembagian
waris, dengan format
26. Klik ‘keluar’ Keluar dari account user
kembali ke halaman
beranda
27. Klik menu ‘Tentang
Warisan’
Menampilkan halaman
teori yang berhubungan
dengan kewarisan islam
atau faraid
OK
28. Klik Menu ’Bagan Ahli
Waris’
Menampilkan halaman
bagan ahli waris
OK
29. Klik menu ’Daftar
Istilah’
Menampilkan halaman
fom cari istilah
OK
30. Mengisi istilah yang
dicari, klik tombol’cari’
Menampilkan istilah
yang dicari
Pada form cari istilah OK
31. Klik menu ’Bantuan’ Menampilkan halaman
bantuan
OK
32. Klik link ’Profile’ Menampilkan profile
dari pembangun sistem
pakar
OK
33 Klik link ‘Buku Tamu’ Menampilkan halaman
buku tamu
OK
34 Isi form komentar, klik
tombol ’kirim’
Menampilkan komentar
pada halaman buku tamu
OK
35. Isi form login dengan
account pakar
Menampilkan halaman
utama pakar
Form login Pada
halaman beranda
OK
36. Klik menu ‘Tabel
Aturan’
Menampilkan halaman
aturan
Pada halaman pakar OK
37 Klik link ‘lihat’ Menampilkan halaman Pada halaman tabel OK
175
detail aturan yang
dikehendaki
aturan pakar
38. Klik link ‘ubah’ Menampilkan halaman
form ubah aturan
Pada halaman tabel
aturan pakar
OK
39 Klik ‘Simpan’ Perubahan aturan
tersimpan
Pada halaman form
ubah aturan
OK
40. Klik link ‘hapus’ Aturan yang diinginkan
terhapus
Pada halaman tabel
aturan pakar
OK
41. Klik link ‘tambah data
aturan’
Menampilkan form
tambah data aturan
Pada halaman tabel
aturan pakar
OK
42. Klik tombol ‘simpan’ Aturan baru tersimpan Pada halaman form
tambah aturan
OK
43 Klik menu ‘tabel relasi’ Menampilkan halaman
tabel relasi
Pada halaman pakar OK
44. Klik link ‘lihat’ Menampilkan halaman
detail relasi yang
dikehendaki
Pada halaman tabel
relasi pakar
OK
45. Klik link ‘ubah’ Menampilkan halaman
form ubah relasi
Pada halaman tabel
relasi pakar
OK
46. Klik tombol ‘simpan’ Perubahan pada data
relasi tersimpan
Pada halaman form
ubah data relasi
OK
47. Klik link ‘hapus’ Data relasi yang
diinginkan terhapus
Pada halaman tabel
relasi pakar
OK
48. Klik link ‘tambah data
relasi’
Menampilkan form
tambah data relasi
Pada halaman tabel
relasi pakar
OK
49. Klik ‘simpan’ Data relasi baru
tersimpan
Pada halaman form
tambah data relasi
OK
50. Klik menu ‘Tabel Ahli
Waris’
Menampilkan halaman
tabel ahli waris
Pada halaman pakar OK
51. Klik link ‘lihat’ Menampilkan halaman Pada halaman tabel OK
176
detail ahli waris yang
dikehendaki
ahli waris
52. Klik link ‘ubah’ Menampilkan halaman
form ubah ahli waris
Pada halaman tabel
ahli waris pakar
OK
53 Klik tombol ‘simpan’ Perubahan pada data ahli
waris tersimpan
Pada halaman form
ubah data ahli waris
OK
54. Klik link ‘hapus’ Data ahli waris yang
diinginkan terhapus
Pada halaman tabel
ahli waris pakar
OK
55 Klik link ‘tambah data
ahli waris”
Menampilkan form
tambah data ahli waris
Pada halaman tabel
relasi pakar
OK
56. Klik link ‘simpan” Data ahli waris baru
tersimpan
Pada halaman form
tambah data ahli waris
OK
57. Klik ‘keluar’ Kembali ke halaman
beranda sistem pakar
OK
58. Isi form login dengan
account admin
Menampilkan halaman
utama admin
Form login Pada
halaman beranda
OK
59. Klik menu ‘Tabel All
User’
Menampilkan halaman
tabel All user
Pada halaman admin OK
60. Klik link ‘lihat’ Menampilkan halaman
detail user yang
dikehendaki
Pada halaman tabel
All user admin
OK
61. Klik link ‘ubah’ Menampilkan halaman
form ubah data user
yang dikehendaki
Pada halaman tabel
All user admin
OK
62 Klik ‘Simpan’ Perubahan pada user
yang dikehendaki
tersimpan
Pada halaman form
ubah user
OK
63. Klik link ‘hapus’ User yang diinginkan
terhapus
Pada halaman tabel
All user admin
OK
177
64. Klik link ‘tambah data’ Menampilkan form
tambah data user
Pada halaman tabel all
user admin
OK
65. Klik ‘simpan’ user baru tersimpan Pada halaman form
tambah aturan
OK
66. Klik menu ‘Tabel
Istilah’
Menampilkan halaman
tabel istilah
Pada halaman admin OK
67. Klik link ‘lihat’ Menampilkan halaman
detail istilah yang
dikehendaki
Pada halaman tabel
istilah admin
OK
68. Klik link ‘ubah’ Menampilkan halaman
form ubah istilah yang
dikehendaki
Pada halaman tabel
Istilah admin
OK
69 Klik ‘Simpan’ Perubahan pada istilah
tersimpan
Pada halaman form
ubah istilah
OK
70. Klik link ‘hapus’ Istilah yang diinginkan
terhapus
Pada halaman tabel
All user admin
OK
71. Klik link ‘tambah data’ Menampilkan form
tambah data istilah
Pada halaman tabel
istilah admin
OK
72. Klik ‘simpan’ user baru tersimpan Pada halaman form
tambah aturan
OK
73. Klik menu ‘Tabel
Mayit’
Menampilkan halaman
tabel mayit
Pada halaman admin OK
74. Klik link ‘lihat’ Menampilkan halaman
detail data mayit yang
dikehendaki
Pada halaman tabel
mayit admin
OK
75. Klik link ‘hapus’ Data mayit yang
diinginkan terhapus
Pada halaman tabel
mayit admin
OK
76. Klik ‘Keluar’ Kembali ke halaman
beranda sistem pakar
OK
178
4.4.2 Uji Validasi dan Kelayakan Sistem
Pengujian ini dilakukan oleh pakar, dalam hal ini ibu Sri hidayati, M.A.g.
Skenario ini dilakukan untuk mengetahui kebenaran dari keluaran yang dihasilkan
sistem pakar (validasi), serta kelayakan sistem untuk digunakan oleh user. Dalam
tahap ini penulis melampirkan angket penilaian yang diiisi oleh pakar setelah
melakukan pengujian terhadap sistem untuk mendapatkan hasil penilaian
terhadap validasi dan kelayakan sistem. Untuk hasil pengisian angket penilaian
bisa dilihat pada lampiran H. Berikut adalah tahap-tahap tahapan pengujian dan
kesimpulan hasil pengujian
1. Validasi Hasil atau Kesimpulan
a. Pakar mempersiapkan spesifikasi kasus-kasus, yang kemudian dihitung
manual, dan diketahui hasilnya, untuk kemudian dilakukan sinkronisasi
dengan kesimpulan yang terdapat dalam sistem.
b. Pakar menguji kasus-kasus pada sistem pakar secara random berdasarkan
kasus-kasus yang telah dipersiapkan, yang meliputi keseluruhan kasus.
c. Pakar mengevaluasi jika terdapat kesalahan dalam keluaran atau
kesimpulan.
d. Penulis memperbaiki hasil evaluasi dari pakar
2. Kelayakan Sistem
a. Pakar mencoba keseluruhan sistem serta fugsionalitas menu-menu yang
terdapat didalamnya
179
b. Pakar mengamati variabel masukan, fasilitas serta content yang terdapat
dalam sistem, dengan tujuan utama sinkronisasi terhadap spesifikasi
pengetahuan yang telah didefinisikan pada proses akuisisi pengetahuan
c. Pakar mengevaluasi jika ada yang perlu diperbaiki atau ditambahkan.
d. Penulis memperbaiki hasil evaluasi dari pakar
Berikut adalah kesimpulan pengujian yang didefinisikan dari angket
penilaian yang diisi oleh pakar, dan kesimpulannya adalah sebagai berikut :
1. Kesimpulan akhir yang dihasilkan oleh sistem pakar penghitungan dan
pembagian harta warisan ini telah sesuai dengan spesifikasi yang
didefinisikan, dan memiliki tingkat validitas yang akurat sesuai dengan
ketentuan hukum Islam
2. Pengamatan dan pengujian pada variable atau data masukan, fasilitas, dan
konten telah sesuai dengan pengetahuan yang didefinisikan pakar serta
memiliki usability, relevansi, dan interaktifitas yang sangat baik. Dengan ini
maka sistem pakar ini, menurut penilaian pakar layak untuk digunakan user
4.4.3 Uji Coba Lapangan
Uji coba lapangan dilakukan dengan memberi kesempatan kepada calon
user untuk mencoba sendiri sistem yang telah dirancang. penulis memberi
kesempatan kepada calon user tersebut untuk menjadi tester dan menjawab
kuesioner sederhana yang disertakan dalam pengujian lapangan. Kuesioner
dimaksudkan untuk mencari tahu sejauh mana sistem dapat dimengerti,
diaplikasikan, dan dapat membantu calon user. Pada uji coba lapangan ini penulis
180
meminta 100 orang yang penulis pilih secara acak dari berbagai profesi di
berbagai tempat di wilayah JABODETABEK, sebagai penguji program dan juga
responden dari kuesioner yang penulis lampirkan. Data kuesioner beserta chart
terlampir pada lampiran J, dan berikut adalah hasil kesimpulan dari kuesioner
Tabel.4.61 Tabel Hasil Kuesioner Evaluasi NO Pertanyaan Prosentase
1. Apakah sistem pakar ini mudah digunakan (user friendly) ?
a. Sangat mudah
b. Mudah
c. Sulit
d. Sangat sulit
• 85%
• 15%
2. Apakah sistem pakar ini menggunakan bahasa yang jelas,
singkat, dan mudah dimengerti?
a. Sangat jelas,sangat singkat dan sangat mudah dimengerti
b. Jelas, singkat, dan mudah dimengerti
c. Cukup jelas, cukup singkat, dan cukup mudah dimengerti
d. Kurang jelas, terlalu panjang,bertele-tele, serta tidak
mudah dimengerti
• 80%
• 20%
3. Bagaimanakah tampilan (antarmuka) dari sistem pakar ini?
a. Sangat baik
b. Baik
c. Cukup baik
d. Kurang baik
• 85%
• 15%
181
4. Bagaimanakah struktur menu navigasi dalam sistem pakar
ini ?
a. Sangat baik
b. Baik
c. Cukup baik
d. Kurang baik
• 23%
• 77%
5. Bagaimana tingkat akurasi yang dihasilkan oleh sistem ini
dalam menghitung dan membagi harta warisan ?
a. Sangat baik
b. Baik
c. Kurang baik
d. Tidak baik
• 92%
• 8%
6. Menurut Anda, apakah sistem pakar ini efektif dan
memberikan kemudahan dalam membantu menyelesaikan
masalah penghitungan dan pembagian harta warisan
(dibandingkan penghitungan manual)
a. Sangat efektif
b. Efektif
c. Kurang efektif
d. Tidak efektif
• 75%
• 25%
7. Menurut Anda, apakah dengan menggunakan sistem pakar
ini lebih memberikan efisiensi waktu dalam menentukan
pembagian harta warisan?
a. Sangat Efisien
b. Efisien
c. Kurang efisien
d. Tidak efisien
• 93%
• 7%
182
8. Apakah pendapat anda setelah melihat sistem pakar ini
secara keseluruhan, apakah bisa menjadi sebuah solusi
dalam membantu anda menyelesaikan penghitungan dan
pembagian harta warisan ?
a. Ya
b. Tidak
• 100%
• 0%
Berdasarkan hasil kuesioner dari gambar diatas koresponden menyatakan
bahwa :
1. Sistem pakar ini user friendly, menggunakan bahasa-bahasa yang mudah
dimengerti, memiliki antarmuka yang baik dan mempunyai struktur menu
yang mudah dioperasikan
2. Tingkat akurasi menurut hampir keseluruhan responden sangat baik
3. Efektif dan efisien dalam membantu ahli waris atau masyarakat Islam dalam
penghitungan dan pembagian harta warisan
Maka bisa ditarik kesimpulan dari pernyataan-pernyataan diatas yaitu
bahwa sebagian besar responden menyatakan bahwa sistem pakar penghitungan
dan pembagian harta warisan ini sangat membantu mereka dalam melakukan
pembagian harta warisan. dan dari seluruh responden menyatakan bahwa sistem
pakar ini dapat menjadi salah satu solusi dalam penghitungan dan pembagian
harta warisan.
183
4.4.4 Perbandingan dengan Software Faraid Lainnya 4.4.4.1 Aplikasi Al-Faroidh
Gambar 4.64 Aplikasi Al-Faroidh
Penulis membandingkan sistem pakar faraid yang penulis buat dengan
aplikasi sejenis yang bernama Al-faroidh , yang dibuat oleh agung yulianto, dan
kesimpulannya adalah sebagai berikut
Tabel 62. Tabel Perbandingan Dengan Software Al-faroidh
Keterangan
Aplikasi Al Faroridh Sistem Pakar
Faraidonline
Antarmuka(Interface) Berbasis Desktop dengan
platform DOS
Berbasis web dengan
platform PHP dan Mysql
Variabel Masukan • Nama Ahli Waris
• Daftar status / kedudukan
ahli waris yang tersedia
mencakup seluruh ahli waris
ashabul furud dan ashabah
(22 Ahli Waris)
• Harta bersih (penghitungan
• Nama dan kedudukan
user dalam keluarga
• Nama mayit (pewaris)
dan Jenis kelamin
• Harta kotor
• Kewajiban pewaris
• Nama ahli Waris
184
kewajiban pewaris, diluar
aplikasi atau tidak
disediakan)
• Daftar status /
kedudukan ahli waris
yang tersedia
mencakup seluruh ahli
waris ashabul furud
dan ashabah (22 Ahli
Waris)
Tingkat Validitas Kurang valid (masih terdapat
kesalahan)
Valid sesuai dengan
Aturan hukum Islam
Link Informasi dan
Bantuan
• Ringkasan singkat program
• Teori waris
• Petunjuk penggunaan fungsi
keyboard
• Ringkasan tentang
sistem
• Teori waris
• Bantuan cara
penggunaan program
• Daftar Istilah
• Buku Tamu
Kesimpulan (hasil
akhir)
• Ahli waris yang berhak
• Jumlah harta warisan yang
diterima per-orang berupa
nominal (uang)
• Tidak ada jumlah
bagian/kadar yang didapat
perorang
• Tidak ada prosentase yang
didapat per orang
• Memfasilitasi pembagian
secara aul dan radd
• Tidak ada Penjelasan
• Tidak ada fasilitas cetak
dokumen hasil
• Ahli waris yang
berhak
• Jumlah harta warisan
yang diterima per
orang berupa nominal
(uang)
• Terdapat Jumlah
bagian/kadar yang
didapat perorang
• Terdapat Jumlah
prosentase yang
didapat perorang
• Memfasilitasi
pembagian secara aul
185
penghitungan
• Tidak ada fasilitas Record
hasil penghitungan
dan radd
• Terdapat Penjelasan
• Terdapat fasilitas cetak
hasil penghitungan
• Terdapat fasilitas
Record atau rekam
jejak otomatis setelah
melakukan
penghitungan, agar
user bisa melakukan
update data hasil
penghitungan.
Penjelasan Tidak terdapat penjelasan pada
pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan dan kesimpulan
Terdapat penjelasan pada
pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan dan
kesimpulan
4.4.4.2 Aplikasi FusE! (Faroidh Ultimate System Extreme Edition)
Gambar 4.65 Aplikasi Faraid Fuse!
186
Penulis membandingkan sistem pakar faraid yang penulis buat dengan
aplikasi sejenis yang bernama FusE! Versi alpha 8.0 yang dibuat oleh tim
system4inherit,dan bisa didownload pada www.system4inherit.wordpress.com
dan kesimpulannya adalah sebagai berikut
Tabel 63. Tabel Perbandingan dengan Software Fuse
Keterangan
Aplikasi FusE!
Sistem Pakar Faraidonline
Antarmuka(Interface) Berbasis Desktop dengan
platform Java
Berbasis web dengan
platform PHP dan Mysql
Variabel Masukan • Nama mayit (pewaris) dan
jenis kelamin
• Harta kotor
• Kewajiban pewaris (biaya
pengurusan jenazah, hutang,
wasiat)
• Nama Ahli Waris
• Posisi / kedudukan ahli
waris terbatas (hanya
menyediakan 5 Ahli Waris)
• Nama dan kedudukan
user dalam keluarga
• Nama mayit (pewaris)
dan jenis kelamin
• Harta kotor
• Kewajiban
pewaris(Biaya
pengurusan jenazah,
hutang, wasiat)
• Nama ahli Waris
• memfasilitasi Posisi /
kedudukan ahli waris
ashabul furud dan
ashabah) (22 ahli
waris)
Tingkat Validitas Valid sesuai dengan aturan
hukum Islam
Valid Sesuai dengan
aturan hukum Islam
187
Link Informasi dan
Bantuan
• Ringkasan singkat program
• Teori waris
• Menu help atau bantuan
• Ringkasan tentang
sistem
• Teori waris
• Menu Bantuan cara
penggunaan program
• Daftar Istilah
Kesimpulan (hasil
akhir)
• Ahli Waris yang berhak
• Jumlah Harta warisan yang
diterima perorang berupa
nominal (uang)
• Tidak ada jumlah
bagian/kadar yang didapat
perorang
• Tidak ada prosentase yang
didapat per orang
• Tidak Memfasilitasi
pembagian secara aul dan
radd
• Tidak ada Penjelasan
• Terdapat fasilitas cetak
Hasil penghitungan
• Tidak ada fasilitas Record
hasil penghitungan
• Ahli Waris yang
berhak
• Jumlah Harta warisan
yang diterima per
orang berupa nominal
(uang)
• Terdapat Jumlah
bagian/kadar yang
didapat perorang
• Terdapat Jumlah
prosentase yang
didapat perorang
• Memfasilitasi
pembagian secara aul
dan radd
• Terdapat Penjelasan
• Terdapat fasilitas cetak
dokumen hasil
penghitungan
• Terdapat fasilitas
Record atau rekam
jejak otomatis setelah
melakukan
penghitungan, agar
188
user bisa melakukan
update data hasil
penghitungan.
Penjelasan Tidak terdapat penjelasan pada
pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan dan kesimpulan
Terdapat penjelasan pada
pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan dan
kesimpulan
4.4.5 Uji Coba Kasus
Pada tahap ini penulis melakukan pengujian terhadap sistem yang sudah
dibangun dengan melakukan uji coba kasus guna melakukan pengujian terhadap
kebenaran kesimpulan yang dihasilkan oleh sistem. Tahap yang akan dilakukan
adalah dengan membuat suatu kasus pembagian harta warisan yang harus
diselesaikan melalui perhitungan. Langkah-langkah yang dilakukan penulis adalah
dengan melakukan proses perhitungan manual terlebih dahulu untuk didaptkan
hasil penghitungan dan pembagian warisan, kemudian dilakukan pengujian dan
perbandingan bagian hak waris yang didapat melalui proses penelusuran dengan
representasi pengetahuan. Tahap yang terakhir adalah melakukan perbandingan
dari hasil perhitungan manual dengan kesimpulan yang dihasilkan sistem. Berikut
adalah pemaparannya lebih lanjut.
189
4.4.5.1 Proses Perhitungan Manual :
Contoh Kasus 1 :
Seseorang meninggal dunia meninggalkan Ahli waris yang masih ada
terdiri atas Ibu, Suami, 2 Anak Laki, 3 Anak Pr. Harta Peninggalannya (bersih)
sebesar Rp. 50.000.000. Maka bagian yang didapat oleh mereka adalah sebagai
berikut :
Untuk langkah awalnya dicari terlebih dahulu bagian menurut
ketentuannya yaitu sebagai berikut
Ahli waris Bagian / FM
Ibu 1/6
Suami 1/4
2 Anak Laki ABN
3 Anak Pr ABG
langkah yang harus dilakukan awal adalah menentukan asal masalah agar
penyebut dari setiap pecahan sama, agar mudah dalam pembagian, untuk kasus ini
untuk 1/6 dan 1/4 Maka penyebutnya kita samakan menjadi 12, berarti asal
masalahnya menjadi 12.
190
Ahli waris Bagian / FM AM = 12
Nenek dr Ayah 1/6 2
Suami 1/4 3
2 Anak Laki ABN
3 Anak Pr ABG
Kemudian bagian tersebut djadikan bilangan pembagi asal masalahnya
yaitu 2 untuk 1/6 dan 3 untuk 1/4, dan kemudian sisanya untuk anak perempuan,
dan anak Laki-laki yaitu 7 bagian
Langkah selanjutnya adalah menghitung jumlah kepala (bagian) anak laki-
laki dan perempuan.karena bagian anak laki-laki selalu dua kali dari bagian
perempuan, maka
2 anak laki X 2 = 4
3 anak pr X 1 = 3
Jadi jumlahnya 7.karena hasil hitung kepala yang akan dibagi dan sisa
bagian sama maka bisa langsung dilakukan pembagian, berikut adalah detailnya :
Ahli waris Bagian / FM AM = 12
Nenek dr Ayah 1/6 2 2/12 1/6
Suami 1/4 3 3/12 1/4
2 Anak Laki ABN
3 Anak Pr ABG
191
Jika dipecah perbagian Ashobah maka
Anak laki mendapatkan masing-masing 2/12 bagian 1/6 msg2
Anak perempuan masing-masing mendapatkan 1/12 bagian
Jadi hasil akhir adalah:
Nenek dari Ayah = 1/6 X 50.000.000 = Rp. 8.333.333
Suami = 1/4 X 50.000.000 = Rp. 12.500.000
2 Anak Laki – Laki = @ 1/6 X 50.000.000 = 8.333.333 (16.666.666)
3 Anak Perempuan = @ 1/12 X 50.000.000 = 4.166.667 (16.666.668)
Ahli Waris Bagian/ketentuan Bag/org Nominal Harta Yang Diperoleh
Nenek dari Ayah 1/6 1/6 Rp. 8.333.333
Suami 1/4 1/4 Rp .12.500.000
Anak Laki 1 Ashabah bin nafs 1/6 Rp. 8.333.333
Anak Laki 2 Ashabah bin nafs 1/6 Rp. 8.333.333
Anak Perempuan 1 Ashabah Bil Ghair 1/12 Rp. 4.166.667
Anak Perempuan 1 Ashabah Bil Ghair 1/12 Rp. 4.166.667
Anak Perempuan 1 Ashabah Bil Ghair 1/12 Rp. 4.166.667
4.4.5.2 Logika Proses Penelusuran Melalui Representasi Pengetahuan :
Langkah Pertama dalam penelusuran yang dilakukan adalah dengan
mengidentifikasi seluruh ahli waris yang dimasukan kedalam sistem, identifikasi
dilakukan dengan membuat tabel keputusan terlebih dahulu dan dilanjutkan
dengan membuat Pohon keputusan untuk mengetahui bagian-bagian dari masing-
masing ahli waris. Berikut adalah penjelasan detailnya :
192
1. Review Pada Kasus Diatas
Ahli waris yang ada :
1. Nenek dari Ayah
2. Suami
3. 2 Anak Laki-Laki
4. 3 Anak Perempuan
2. Tabel Keputusan :
1. Kadar untuk anak laki-laki
2. Kadar Untuk Anak Perempuan
193
3. Untuk Kadar Suami
3.
4. Untuk Kadar Nenek dari Ayah
194
3. Transformasi Ke Pohon Keputusan :
195
4. Kaidah Produksi
Proses Penelusuran :
Start
// Mencari aturan atau rule untuk mendapatkan bagian anak laki-laki // :
Rule 1 : IF anak laki-laki >1 THEN kadar anak laki-laki adalah ashabah bin
nafs (kesimpulan didapat), cek fakta (masukan)selanjutnya
//Mencari aturan atau rule untuk mendapatkan bagian anak Perempuan// :
IF anak Laki-laki >0 THEN kadar anak perempuan ASHABAH BIL GHAIR
(kesimpulan didapat ), Cek fakta (masukan)selanjutnya
//Mencari aturan atau rule untuk mendapatkan bagian suami//
Rule 1 : IF anak Laki-laki >0 THEN kadar suami adalah 1/4
(Kesimpulan didapat), Cek fakta (masukan)selanjutnya
//Mencari aturan atau rule untuk mendapatkan bagian Nenek dari Ayah//
Rule 1 : IF ayah =1 THEN kadar nenek dari ayah adalah TERHALANG
(belum tepat) cek rule selanjutnya
Rule 2 : ELSE IF ayah=0 AND ibu =1 THEN kadar nenek dari ayah adalah
terhalang
(belum tepat), cek rule selanjutnya
Rule 3 : ELSE IF ayah=0 AND ibu =0 and nenek dari ibu =1 THEN kadar
nenek dari ayah adalah 1/12 (belum tepat) cek rule slanjutnya
Rule 4 : ELSE IF ayah=0 AND ibu =0 and nenek dari ibu =0 THEN kadar
nenek dari ayah adalah 1/6 (kesimpulan didapat)
End
196
Dari Penelusuran Melalui Representasi Pengetahuan diatas, hasil bagian
hasil penelusuran sesuai dengan perhitungan manual.
4.4.5.3 Proses Penghitungan dan Pembagian Warisan Melalui Sistem Pakar
1. Proses memasukan harta yang akan dihitung oleh sistem (Harta yang
dimasukan sama seperti pada proses penghitungan manual)
2. Masukan Daftar Ahli Waris Yang Masih Hidup
197
3. Setelah semua ahli waris diinput, lalu sistem akan melakukan penghitungan
untuk mendapatkan kesimpulan pembagian harta warisan kepada yang berhak
besrta jumlah yang diterima, berikut adalah hasilnya
Dapat dilihat, dari hasil perhitungan sistem dengan perhitungan proses
manual, juga hasil penelusuran menghasilkan hasil yang sama. Hal tersebut
menunjukan, setelah dilakukan contoh uji melalui kasus, sistem ini telah
menunjukkan kemampuan menghasilkan kesimpulan hasil pembagian warisan
dengan tepat dan sesuai dengan kaidah hukum Islam.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan hasil dari sistem pakar untuk penghitungan dan pembagian harta
warisan ini adalah :
1. Sistem pakar ini telah mampu memberikan hasil penghitungan dan pembagian
harta warisan yang akurat berdasarkan hukum Islam.
2. Sistem pakar ini dapat membantu pengguna menyelesaikan perihal penghitungan
dan pembagian harta warisan berdasarkan hukum Islam dan bisa dijadikan
sebagai salah satu solusi dalam menyelesaikan masalah pembagian harta warisan.
5.2 Saran
1. Dalam Sistem pembagian harta warisan di Indonesia berlaku tiga hukum , yaitu
hukum Islam, hukum positif dan hukum adat. Oleh karena itu, dapat
dikembangkan suatu sistem pakar yang mampu melakukan pembagian harta
warisan menurut hukum positif dan adat.
2. Dapat dikembangkan tutorial pembelajaran tentang ilmu faraid khususnya tata
cara menghitung harta warisan, berbasis multimedia interaktif, yang user friendly
dan menarik, agar umat Islam tidak merasa kesulitan lagi dalam mempelajari
ilmu faraid (warisan)
186
187
3. Sistem pakar ini dapat dikembangkan untuk dapat memfasilitasi penghitungan
harta yang belum dinominalkan dengan uang, seperti rumah, emas, binatang
ternak. Kemudian menyediakan pilihan mazhab, agar user bisa memilih ingin
membagi warisan menurut mazhab yang diyakini. Kemudian sistem pakar ini
juga dapat dikembangkan untuk dapat Memperluas ruang lingkup ahli waris yang
ada dan dapat menyelesaikan masalah-masalah khusus, seperti ahli waris dzawil
arham, kasus anak hilang, banci dan lain sebagainya
4. Dapat dikembangkan ke arah mobile Application. Agar dapat diinstall dan
digunakan di telepon selullar.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an
Al-Hadist
Ladjamudin, Al-Bahra, bin. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi, Edisi
Pertama. Yogyakarta : Graha Ilmu
Ash-Shabuni, Muhammad Ali, 1995. Pembagian Waris Menurut Islam. Jakarta :
Gema Insani Press
Arhami, Muhammad. 2005, Kosep Dasar Sistem Pakar. Yogyakarta : Andi
Arifin, Nurhayatul. 2008, Identifikasi Kerusakan Handpohone Generasi ke 3
Menggunakan Sistem Pakar. Skripsi, Teknik Informatika, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta : Skripsi tidak diterbitkan
Aprilia, Asri, dan Putra Juanda, Tri Enif. 2004, Perancangan Sistem Pakar
Pembagian Warisan Sesuai Syariat Islam. Skripsi, Teknik Informatika,
Unisbank: Skripsi tidak diterbitkan
Andi, Penerbit. 2003, Pengembangan Sistem Pakar Menggunakan Visual Basic,
Edisi 1, Yogyakarta : Andi
Betha, Sidiq, Ir. 2005, MYSQL, Bandung : Penerbit Informatika
Baehaki, Ahmad, 2004. Aplikasi Perhitungan Waris Menurut Hukum Islam,
Skripsi, Teknik Informatika, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : Skripsi
tidak diterbitkan
187
188
Efendi, Sofyan, 2007. Faraid Web.Perpustakaan OPI(http//:www.opi.110mb.com)
[10 Desember 2009]
Feri. 2005. Hypertext Markup Languange Kamus Komputer dan Teknologi
Informasi. Yayasan Total sarana Edukasi. http ://www.total.or.id/info.php?
Giarratano, Joseph dan Riley, Gary. 2005, Expert System : Principle and
Programming. 4th Edition Boston: Tomson Course Technology
Hartati, Sri dan Iswanti, Sari. 2008. Sistem Pakar dan Pengembangannya.
Yogyakarta : Graha Ilmu
HM, Jogiyanto. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi : Pendekatan
Terstruktur. Yogyakarta : Andi.
Jackson, Peter. 2002, Introduction to Expert Systems. NewYork : Addison-Wesley
Publishing Company
Jajang. 2005. World Wide Web. Kamus Komputer dan Teknologi Informasi
yayasan total sarana edukasi. http://www.total.or.id/info.php?
kk=World%20Wide%20Web [12Desember 2010]
Kadir, Abdul, 2002. Dasar-dasar Pemrograman Web Dinamis Menggunakan
PHP Yogjakarta : Andi
Kadir, Abdul. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Edisi Pertama. Yogyakarta :
Andi.
Kadir, Abdul. 2008. Tuntunan Praktis Belajar database Menggunakan MySQL
Edisi Pertama. Yogyakarta : Andi
189
Kusrini. 2006. Sistem Pakar Teori dan Aplikasi, Yogyakarta : Andi
Kadir, Abdul. 2008. Tuntunan Praktis Belajar Database Menggunakan MySQL.
Edisi Pertama, Yogyakarta : Andi
Kusumadewi, Sri. 2003. Artificial Intelligence Teknik dan Aplikasinya. Graha
Ilmu, Yogyakarta.
Lubis, Suhrawardi. K dan Simanjuntak, Komis. 2007. Hukum Waris Islam
( lengkap dan praktis ). Jakarta : Sinar Grafika
Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian, Ghalia Indonesia
Munawar. 2005. Pemodelan Visual dengan UML. Edisi Pertama. Yogyakarta :
Graha Ilmu.
Peranginangin, Kasiman. 2006. Aplikasi Web dengan PHP dan MySQL.
Yogyakarta : Andi
Pressman, Roger S. 2001. Software engineering: A Practitioner Approach Sixth
edition, Canada : Mcgraw Hill.
Pressman, Roger S. 2005. Software engineering: A Practitioner Approach Sixth
edition, New York : Mcgraw Hill.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Edisi 4 Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Suparman dan Marlan. 2007. Komputer Masa Depan (Pengenalan Artificial
Intelegence). Yogyakarta : Andi
190
Syarifuddin, Amir, Prof, DR. 1999. Permasalahan dalam Pelaksanaan faraid,
Jakarta : IAIN-IB Press
Syarifuddin, Amir, Prof, DR. 2004, Hukum Kewarisan Islam, Jakarta : Prenada
Media
Sabiq, Sayyid, 1987. Fikih Sunnah., Bandung : PT.Alma’arif
Turban, Efraim., et all. 2005. Decision Support Systems and Intelligent Systems
(Sistem Pendukung Keputusan dan Sistem Cerdas) Jilid 2. Yogyakarta :
Andi Offset
Usman, Suparman dan Somawinata, Yusuf. 1997. Fiqh Mawaris Hukum
Kewarisan Islam. Jakarta : Gaya Media Pratama
Watilete, Arfin. 2006. Sistem Pakar untuk Pendukung Keputusan Pembagian
Harta waris Menurut Hukum Islam. Skripsi, Teknik Informatika,
Universitas Widyatama : Skripsi tidak diterbitkan
http://www.uniformserver.com/doc/index.html [10 Januari 2010]
LAMPIRAN A
(TABEL PENGETAHUAN)
LAMPIRAN B
(KUESIONER AWAL PENELITIAN)
Kuesioner Awal Penelitian
KUESIONER PENELITIAN SISTEM PAKAR FARAID BERBASIS WEB
Saya Faisal Nurachman, Mahasiswa Teknik Informatika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan NIM : 103091029490 sedang melakukan analisa dan penelitian untuk membangun suatu sistem pakar yang dapat digunakan sebagai alat bantu untuk menentukan pembagian harta waris menurut hukum Islam (faraid). Mohon bantuan Bapak / Ibu, Saudara / I untuk menjawab pertanyan-pertanyaan dibawah ini. Atas kesediaan dan kerjasamanya saya ucapkan terimakasih. Nama :
Profesi :
1. Apakah anda mengetahui tentang tata cara perhitungan dan pembagian harta
waris menurut hukum Islam a. Ya ( lanjut ke no 2 ) b. Tidak ( lanjut ke no 4 )
2. Bagaimanakah anda mendapatkan informasi tentang tata cara pembagian harta waris tersebut a. buku-buku / kitab b. Pakar / ahli / ustad di bidang faraid
3. Menurut anda apakah mendapatkan informasi melalui buku-buku untuk menyelesaikan masalah pembagian harta warisan cukup efektif a. Ya ( Lanjut No 5 ) b. Tidak ( Lanjut No 5 )
4. Bagaimanakah anda menyelesaikan masalah perhitungan dan pembagian harta
waris a. Melalui pakar / ahli / ustad di bidang warisan ( lanjut ke no 5 ) b. Lembaga / Instasi agama yang mengurusi masalah warisan ( lanjut no 6 ) c. Tidak Tahu
5. Menurut anda, kendala apakah yang anda temukan ketika ingin berkonsultasi untuk menyelesaikan masalah pembagian harta warisan melalui ahli atau pakar yang menguasai bidang faraid /harta warisan a. Sulitnya menemukan ahli atau pakar yang menguasai bidang faraid dan
terbatasnya ruang gerak para pakar faraid ( fisik, psikologis ) b. Tidak ada
6. Kendala apakah yang anda temukan ketika ingin berkonsultasi untuk menyelesaikan masalah pembagian harta warisan melalui Lembaga / Instansi keagamaan yang mengurusi bidang Faraid/ kewarisan (Peradilan agama, Departemen Agama) a. Proses dan prosedur yang rumit serta mengeluarkan biaya yang tak sedikit b. Tidak ada
7. Apakah anda pernah menggunakan program komputer untuk alat bantu melakukan perhitungan dan pembagian harta waris a. Pernah b. Belum pernah
8. Menurut anda, perlukah dibuat suatu alat bantu yang dapat menyelesaikan masalah perhitungan dan pembagian harta waris Islam secara terkomputerisasi a. Perlu b. Tidak perlu
HASIL PENELITIAN KUESIONER AWAL & CHART PERSENTASE
Data Hasil Kuesioner Awal
Soal Jumlah Responden yang Menjawab
NO A B C 1 13 87 - 2 40 60 - 3 22 78 - 4 70 25 5 5 91 9 - 6 86 14 - 7 93 7 - 8 100 - -
Hasil Persentase Data Diatas
Soal Persentase
NO A B C 1 13.00 87.00 - 2 40.00 60.00 - 3 22.00 78.00 - 4 70.00 25.00 5.00 5 91.00 9.00 - 6 86.00 14.00 - 7 93.00 7.00 - 8 100.00 - -
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Prosentase
1 2 3 4 5 6 7 8
Pertanyaan
Chart Hasil Perhitungan Kuesioner Awal
C
B
A
Chart Hasil Perhitungan Kuesioner Awal
LAMPIRAN C
(WAWANCARA PAKAR)
INTERVIEW
PAKAR ILMU FARAID
Narasumber : Ibu Sri Hidayati, M.Ag
Penanya : Faisal Nurachman
Waktu : Awal Penelitian (September - Desember 2009)
Tujuan : Akuisisi Pengetahuan
Pada dasarnya dalam proses akuisisi pengetahuan ini, penulis melakukan wawancara
tidak terstruktur dan juga observasi kepada kegiatan pakar dalam melakukan
pembagian warisan. Namun penulis akan mencoba memaparkan inti dari proses
akuisisi pengetahuan yang telah dilakukan, dengan hasil-hasil interview yang selama
ini penulis lakukan.
Hasil Interview :
Ada berapakah jumlah ahli waris yang berhak menerima warisan dalam Islam,
dan dalam pembuatan sistem pakar harta waris ini, ahli waris mana sajakah
yang harus terdapat dalam sistem yang saya buat ??
Dalam kewarisan Islam terdapat 3 kategori ahli waris, yaitu Ashhabul furud,
Ashabah, dan dzawil Arham, namun pada praktiknya. Pembagian warisan pada ahli
waris dzawil arham, jarang terjadi, dan biasanya kalau di Indonesia untuk pembagian
kepada dzawil arham disebut sebagai ahli waris pengganti, yang fungsinya
menggantikan jika kategori ahli waris ashabul furud atau ashabah tidak ada. Misal,
jika kategori deretan perempuan pada ashabul furud sudah tidak ada, maka bibi
misalnya, yang masuk kedalam kategori dzawil arham, akan mendapatkan bagian
seperti anak perempuan, cucu, atau saudara perempuan. Namun jika kita melihat
kepada konteks fiqih tradisional maka kompleksitas pendapat atau pemilihan mazhab
harus diperhatikan, karena itu tergantung pada keyakinan ahli waris untuk
menggunakan pendapat ulama yang mana.
Kembali lagi kepada sistem yang kamu buat, saya sarankan, cukup kategori ahli waris
ashabul furud dan ashabah saja yang harus ada di sistem kamu, itupun juga harus
dikurangi dengan ahli waris budak, karena sudah tidak relevan lagi sekarang.
Bisa dipaparkan bu, mengenai bagian-bagian atau kadar yang didapat oleh ahli
waris tersebut, kemudian syarat-syarat apakah yang bisa menentukan ahi waris
tersebut bisa mendapatkan hak waris tersebut, dan bisa tolong dipaparkan juga
dalil qur’an atau hadistnya bu??
Hasil yang didapat dari interview ini adalah tabel pengetahuan yang bisa dilihat pada lampiran Bagaimanakah urutan proses pembagian harta warisan bu??
Urutan pembagian warisan yang dipaparkan pakar seperti yang dipaparkan pada
Bab 4 Sub bab Akuisisi Pengetahuan
Apakah terdapat permasalahan-permasalahan pembagian warisan yang proses
penghitungan dan pembagiannya dilakukan secara berbeda ??
Jika ada permasalahan manakah yang memang harus dimasukkan kedalam
aplikasi saya??
Ya, terdapat beberapa permasalahan pembagian warisan yang proses penghitungan
dan pembagannya tidak data dilakukan dengan cara biasa. namun untuk sistem yang
akan kamu buat saya sarankan cukup masukan permasalahan kakek bersama saudara,
dengan mengikuti pendapat Abu Bakar Ash-Shidiq, Ibn Umar, Abu Musa, dan
golongan Imam Hanafi, yaitu kakek menghijab saudara (saudara terhalang hak
warisnya dengan adanya kakek). dan juga Aul dengan menggunakan pendapat
jumhur fuqaha serta Radd menggunakan pendapat Khalifah Usman bin Affan yaitu
semua ahli waris ashhabul furud termasuk suami dan istri berhak mendapat tambahan
dari sisa harta warisan.
Dalam pembuatan sistem pakar ini variabel-variabel masukan apa sajakah
yang harus ada didalam penginputan sistem?
Variable atau data masukan yang dipaparkan pakar sama seperti apa yang tertera
pada bab 4 Sub bab Akuisisi Pengetahuan
Bagaimanakah cara menghitung atau mentashih warisan bu, bisa tolong
tunjukkan caranya?
Beliaupun menunjukkan cara penghitungan warisan secara manual dengan membuat
terlebih dahulu kasus-kasusnya, dan mengajarkannya kepada penulis. Untuk lebih
memahami, lalu beliau menyarankan untuk mempelajari lebih mendalam pada buku-
buku tentang warisan, dan melatihnya lewat kasus-kasus yang ada di buku tersebut.
Hal ini penulis lakukan agar penulis bisa mendapatkan logika pemahaman untuk
bekal pembuatan sistem.
LAMPIRAN D
(TABEL KEPUTUSAN)
Tabel Keputusan Kadar Hak Waris Ahli Waris 1. Tabel Keputusan Suami
INDIKATOR KONDISI HASIL 1 2 3 4 5
Anak Laki-laki > 0 √
Anak Laki-laki = 0 √ √ √ √
Anak Perempuan > 0 √
Anak Perempuan = 0 √ √ √
Cucu Laki-laki > 0 √
Cucu Laki-laki = 0 √ √
Cucu Perempuan > 0 √
Cucu Perempuan = 0 √ 1/2 X
1/4 X X X X
2. Tabel Keputusan Istri
INDIKATOR KONDISI HASIL 1 2 3 4 5
Anak Laki-laki > 0 √
Anak Laki-laki = 0 √ √ √ √
Anak Perempuan > 0 √
Anak Perempuan = 0 √ √ √
Cucu Laki-laki > 0 √
Cucu Laki-laki = 0 √ √
Cucu Perempuan > 0 √
Cucu Perempuan = 0 √ 1/4 X
1/8 X X X X
3. Tabel Keputusan Anak Laki-laki
INDIKATOR HASIL 1 2
Anak Laki-laki > 1 √
Anak Laki-laki = 1 √ ASHABAH BIN NAFS X
KONDISI
X
4. Tabel keputusan Anak Perempuan
INDIKATOR KONDISI HASIL 1 2 3
Anak Laki-laki > 0 √
Anak Laki-laki = 0 √ √
Anak Perempuan > 1 √
Anak Perempuan = 1 √
1/2 X
2/3 X
ASHABAH BIL GHAIR X
5. Tabel Keputusan Cucu Laki-laki
INDIKATOR HASIL 1 2
Anak Laki-laki > 0 √
Anak Laki-laki = 0 √
ASHABAH BIN NAFS X
KONDISI
TERHALANG X
6. Tabel Keputusan Cucu Perempuan
INDIKATOR KONDISI HASIL 1 2 3 4 5 6
Anak Laki-laki > 0 √ Anak Laki-laki = 0 √ √ √ √ √
Anak Perempuan > 1 √ Anak Perempuan = 1 √ Anak Perempuan = 0 √ √
Cucu Laki-laki > 0 √ Cucu Laki-laki = 0 Cucu Perempuan > 1 √ Cucu Perempuan = 1 √
1/2 X
2/3 X 1/6 X
ASHABAH BIL GHAIR X TERHALANG X X
7. Tabel Keputusan Ayah
INDIKATOR KONDISI HASIL 1 2 3 4 5
Anak Laki-laki > 0 √
Anak Laki-laki = 0 √ √ √ √
Anak Perempuan >0 √ Anak Perempuan =0 √ √ √
Cucu Laki-laki > 0 √ Cucu Laki-laki = 0 √ √ Cucu Perempuan > 0 √
Cucu Perempuan = 0 √ 1/6 X X X X
ASHABAH BIN NAFS X
8. Tabel Keputusan Kakek
INDIKATOR KONDISI HASIL 1 2 3 4 5 6
Anak Laki-laki > 0 √
Anak Laki-laki = 0 √ √ √ √ √
Anak Perempuan >0 √ Anak Perempuan =0 √ √ √ √
Cucu Laki-laki > 0 √ Cucu Laki-laki = 0 √ √ √ Cucu Perempuan > 0 √
Cucu Perempuan = 0 √ √ Ayah > 0 √ Ayah = 0 √
1/6 X X X X
ASHABAH BIN NAFS X
TERHALANG X
9. Tabel Keputusan Ibu
INDIKATOR HASIL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Anak Laki-laki > 0 √
Anak Laki-laki = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Anak Perempuan > 0 √
Anak Perempuan = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √
Cucu Laki-laki > 0 √
Cucu Laki-laki = 0 √ √ √ √ √ √ √ √
Cucu Perempuan > 0 √
Cucu Perempuan = 0 √ √ √ √ √ √ √
Saudara Laki-laki Kandung > 1 √
Saudara Laki-laki Kandung = 1 √ √ √ √ √
Saudara Laki-laki Kandung = 0 √
Saudara Perempuan Kandung > 0 √
Saudara Perempuan Kandung > 1 √
Saudara Perempuan Kandung = 1
Saudara Perempuan Kandung = 0 √ √ √ √
Saudara Laki-laki Seayah > 0 √
Saudara Laki-laki Seayah > 1
Saudara Laki-laki Seayah = 1
Saudara Laki-laki Seayah = 0 √ √ √
Saudara Perempuan Seayah > 0 √
Saudara Perempuan Seayah > 1
Saudara Perempuan Seayah = 1
Saudara Perempuan Seayah = 0 √ √
Saudara Seibu > 0 √
KONDISI
Saudara Seibu > 1
Saudara Seibu = 1
Saudara Seibu = 0 √ 1/3 X 1/6 X XX X X X X X X X
INDIKATOR HASIL 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Anak Laki-laki > 0 Anak Laki-laki = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Anak Perempuan > 0 Anak Perempuan = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Cucu Laki-laki > 0 Cucu Laki-laki = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Cucu Perempuan > 0 Cucu Perempuan = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Saudara Laki-laki Kandung > 1 Saudara Laki-laki Kandung = 1 Saudara Laki-laki Kandung = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Saudara Perempuan Kandung > 0 Saudara Perempuan Kandung > 1 Saudara Perempuan Kandung = 1 √ √ √ √ Saudara Perempuan Kandung = 0 √ √ √ √ √ √ √
Saudara Laki-laki Seayah > 0 √ Saudara Laki-laki Seayah > 1 √ Saudara Laki-laki Seayah = 1 √ √ √ Saudara Laki-laki Seayah = 0 √ √ √ √ √ √
KONDISI
Saudara Perempuan Seayah > 0 √ √ Saudara Perempuan Seayah > 1 √ Saudara Perempuan Seayah = 1 √ √
Saudara Perempuan Seayah = 0 √ √ √ √ Saudara Seibu > 0 √ √ √
Saudara Seibu > 1 Saudara Seibu = 1 Saudara Seibu = 0 √ √ √
1/3 X X X
1/6 X X X X X X X X
INDIKATOR
HASIL 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Anak Laki-laki > 0 Anak Laki-laki = 0 √ √ √
Anak Perempuan > 0 Anak Perempuan = 0 √ √ √
Cucu Laki-laki > 0 Cucu Laki-laki = 0 √ √ √
Cucu Perempuan > 0 Cucu Perempuan = 0 √ √ √
Saudara Laki-laki Kandung > 1 Saudara Laki-laki Kandung = 1 Saudara Laki-laki Kandung = 0 √ √ √
Saudara Perempuan Kandung > 0 Saudara Perempuan Kandung > 1 Saudara Perempuan Kandung = 1 Saudara Perempuan Kandung = 0 √ √ √
KONDISI
Saudara Laki-laki Seayah > 0 Saudara Laki-laki Seayah > 1 Saudara Laki-laki Seayah = 1 Saudara Laki-laki Seayah = 0 √ √ √
Saudara Perempuan Seayah > 0 Saudara Perempuan Seayah > 1 Saudara Perempuan Seayah = 1
Saudara Perempuan Seayah = 0 √ √ √ Saudara Seibu > 0
Saudara Seibu > 1 √ Saudara Seibu = 1 √ Saudara Seibu = 0 √
1/3 X X 1/6 X
10. Tabel Keputusan Nenek dari Ayah
INDIKATOR
HASIL 1 2 3 4
Ayah = 1 √
Ayah = 0 √ √ √
Ibu = 1 √
Ibu = 0 √ √
Nenek dari Ibu = 1 √
Nenek dari Ibu = 0 √
1/12 X 1/6 X
TERHALANG X X
11. Tabel Keputusan Nenek dari Ibu
INDIKATOR KONDISI HASIL 1 2 3
Ibu = 1 √
Ibu = 0 √ √
Nenek dari Ayah = 1 √
Nenek dari Ibu = 0 √
1/12 X
1/6 X
TERHALANG X
12. Tabel Keputusan Saudara Laki-laki Kandung
INDIKATOR HASIL 1 2 3 4 5
Anak Laki-laki > 0 √
Anak Laki-laki = 0 √ √ √ √
Cucu Laki-laki > 0 √
Cucu Laki-laki = 0 √ √ √
Ayah > 0 √
Ayah = 0 √ √
Kakek > 0 √
Kakek = 0 √ ASHABAH BIN NAFS X
KONDISI
TERHALANG X X X X
13. Tabel Keputusan Saudara Laki-laki Seayah
INDIKATOR HASIL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Anak Laki-laki > 0 √ Anak Laki-laki = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ Anak Perempuan > 0 √ √ Anak Perempuan = 0 √ √ Cucu Laki-laki > 0 √ Cucu Laki-laki = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ Cucu Perempuan > 0 √ √ Cucu Perempuan = 0 √ √ Ayah > 0 √ Ayah = 0 √ √ √ √ √ √ √ Kakek > 0 √ Kakek = 0 √ √ √ √ √ √ Saudara Laki-laki Kandung > 0 √ Saudara Laki-laki Kandung = 0 √ √ √ √ √ Saudara Perempuan Kandung > 0 √ √ √ √ Saudara Perempuan Kandung = 0 √
ASHABAH BIN NAFS X
KONDISI
X
TERHALANG X X X X X X X X
14. Tabel Keputusan Saudara Perempuan Sekandung
INDIKATOR HASIL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Anak Laki-laki > 0 √ Anak Laki-laki = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Anak Perempuan > 0 √ √ √ √ √ Anak Perempuan = 0 √ √ √ √ Cucu Laki-laki > 0 √ Cucu Laki-laki = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Cucu Perempuan > 0 √ √ √ √ Cucu Perempuan = 0 √ √ √ √ √ Ayah > 0 √ Ayah = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Kakek > 0 √ Kakek = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ Saudara Laki-laki Kandung > 0 √ √ √ √ Saudara Laki-laki Kandung = 0 √ √ √ √ √ Saudara Perempuan Kandung > 1 √ Saudara Perempuan Kandung = 1 √
1/2 X
KONDISI
2/3 X ASHABAH BIL GHAIR X X X X
ASHABAH MAAL GHAIR X X X TERHALANG X X X X
15. Tabel Keputusan Saudara Perempuan Seayah
INDIKATOR HASIL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Anak Laki-laki > 0 √
Anak Laki-laki = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √
Anak Perempuan > 0 √ √ √ √ √ √
Anak Perempuan = 0
Cucu Laki-laki > 0 √
Cucu Laki-laki = 0 √ √ √ √ √ √ √ √
Cucu Perempuan > 0 √ √ √ √ √
Cucu Perempuan = 0 √
Ayah > 0 √
Ayah = 0 √ √ √ √ √ √ √
Kakek > 0 √
Kakek = 0 √ √ √ √ √ √
Saudara Laki-laki Kandung > 0 √ √
Saudara Laki-laki Kandung = 0 √ √ √ √
SaudaraPerempuan Kandung > 0 √ √
Saudara Perempuan Kandung > 1
Saudara Perempuan Kandung = 1
Saudara Perempuan Kandung = 0 √ √
Saudara Laki-laki Seayah > 0 √ √
Saudara Laki-laki Seayah = 0 √ √
Saudara Perempuan Seayah >1
Saudara Perempuan Seayah = 1
1/2
2/3
KONDISI
1/6
ASHABAH BIL GHAIR X ASHABAH MAAL GHAIR X
TERHALANG X X XX X X X X
16. Tabel Keputusan Saudara Seibu
INDIKATOR HASIL 1 2 3 4 5 6 7 8
Anak Laki-laki > 0 √ Anak Laki-laki = 0 √ √ √ √ √ √ √ Anak Perempuan > 0 √ √ Anak Perempuan = 0 √ √ √ √ √ Cucu Laki-laki > 0 Cucu Laki-laki = 0 √ √ √ √ √ √ Cucu Perempuan > 0 √ Cucu Perempuan = 0 √ √ √ √ Ayah > 0 √ Ayah = 0 √ √ √ Kakek > 0 √ Kakek = 0 √ √ Saudara Seibu > 1 √ Saudara Seibu = 1 √
1/6 X
KONDISI
1/3 X TERHALANG X X X X X X
17. Tabel Keputusan Anak Laki-laki Saudara Laki-laki Sekandung
INDIKATOR HASIL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Anak Laki-laki > 0 √ Anak Laki-laki = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Anak Perempuan > 0 √ √ √ √ Anak Perempuan = 0 √ √ √ √ Cucu Laki-laki >0 √ Cucu Laki-laki = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Cucu Perempuan > 0 √ √ √ √ Cucu Perempuan = 0 √ √ √ √ Ayah > 0 √ Ayah = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Kakek > 0 √ Kakek = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Saudara Laki-laki Kandung > 0 √ Saudara Laki-laki Kandung = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Saudara Perempuan Sekandung > 0 √ √ √ √ Saudara Perempuan Sekandung = 0 √ √ √ √ √ Saudara Laki-laki Seayah > 0 √ Saudara Laki-laki Seayah = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ Saudara Perempuan Seayah > 0 √ √ √ √ Saudara Perempuan Seayah = 0 √
ASHABAH BIN NAFS X
KONDISI
X X
TERHALANG X X X X X X X X X X X X
18. Tabel Keputusan Anak Laki-laki Saudara Laki-laki Seayah
INDIKATOR HASIL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Anak Laki-laki > 0 √ Anak Laki-laki = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Anak Perempuan > 0 √ √ √ √ Anak Perempuan = 0 √ √ √ √ Cucu Laki-laki >0 √ Cucu Laki-laki = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Cucu Perempuan > 0 √ √ √ √ Cucu Perempuan = 0 √ √ √ √ Ayah > 0 √ Ayah = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Kakek > 0 √ Kakek = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Saudara Laki-laki Kandung > 0 √ Saudara Laki-laki Kandung = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Saudara Perempuan Sekandung > 0 √ √ √ √ Saudara Perempuan Sekandung = 0 √ √ √ √ √ Saudara Laki-laki Seayah > 0 √ Saudara Laki-laki Seayah = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Saudara Perempuan Seayah > 0 √ √ √ √ Saudara Perempuan Seayah = 0 √ Anak Saudara Laki-laki Sekandung > 0 √ Anak Saudara Laki-laki Sekandung = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √
ASHABAH BIN NAFS X
KONDISI
X X
TERHALANG X X X X X X X X X X X X X
19. Tabel Keputusan Paman Sekandung
INDIKATOR HASIL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Anak Laki-laki > 0 √ Anak Laki-laki = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Anak Perempuan > 0 √ √ √ √ Anak Perempuan = 0 √ √ √ √ Cucu Laki-laki >0 √ Cucu Laki-laki = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Cucu Perempuan > 0 √ √ √ √ Cucu Perempuan = 0 √ √ √ √ Ayah > 0 √ Ayah = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Kakek > 0 √ Kakek = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Saudara Laki-laki Kandung > 0 √ Saudara Laki-laki Kandung = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Saudara Perempuan Sekandung > 0 √ √ √ √ Saudara Perempuan Sekandung = 0 √ √ √ √ √ Saudara Laki-laki Seayah > 0 √ Saudara Laki-laki Seayah = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Saudara Perempuan Seayah > 0 √ √ √ √ Saudara Perempuan Seayah = 0 √ Anak Saudara Laki-laki Sekandung > 0 √ Anak Saudara Laki-laki Sekandung = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Anak Saudara Laki-laki Seayah > 0 √ Anak Saudara Laki-laki Seayah = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √
KONDISI
ASHABAH BIN NAFS X X X
TERHALANG X X X X X X X X X X X X X X
20. Tabel Keputusan Paman Seayah
INDIKATOR
HASIL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Anak Laki-laki > 0 √ Anak Laki-laki = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Anak Perempuan > 0 √ √ √ √ Anak Perempuan = 0 √ √ √ √ Cucu Laki-laki >0 √ Cucu Laki-laki = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Cucu Perempuan > 0 √ √ √ √ Cucu Perempuan = 0 √ √ √ √ Ayah > 0 √ Ayah = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Kakek > 0 √ Kakek = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Saudara Laki-laki Kandung > 0 √ Saudara Laki-laki Kandung = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Saudara Perempuan Sekandung > 0 √ √ √ √ Saudara Perempuan Sekandung = 0 √ √ √ √ √ Saudara Laki-laki Seayah > 0 √ Saudara Laki-laki Seayah = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Saudara Perempuan Seayah > 0 √ √ √ √ Saudara Perempuan Seayah = 0 √
KONDISI
Anak Saudara Laki-laki Sekandung > 0 √ Anak Saudara Laki-laki Sekandung = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Anak Saudara Laki-laki Seayah > 0 √ Anak Saudara Laki-laki Seayah = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Paman Sekandung > 0 √ Paman Sekandung = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √
ASHABAH BIN NAFS X X X
TERHALANG X X X X X X X X X X X X X X X
21. Tabel Keputusan Anak Laki-laki Paman Sekandung
INDIKATOR
HASIL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Anak Laki-laki > 0 √ Anak Laki-laki = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Anak Perempuan > 0 √ √ √ √ Anak Perempuan = 0 √ √ √ √ Cucu Laki-laki >0 √ Cucu Laki-laki = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Cucu Perempuan > 0 √ √ √ √ Cucu Perempuan = 0 √ √ √ √ Ayah > 0 √ Ayah = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Kakek > 0 √ Kakek = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Saudara Laki-laki Kandung > 0 √ Saudara Laki-laki Kandung = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Saudara Perempuan Sekandung > 0 √ √ √ √
KONDISI
Saudara Perempuan Sekandung = 0 √ √ √ √ √ Saudara Laki-laki Seayah > 0 √ Saudara Laki-laki Seayah = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Saudara Perempuan Seayah > 0 √ √ √ √ Saudara Perempuan Seayah = 0 √ Anak Saudara Laki-laki Sekandung > 0 √ Anak Saudara Laki-laki Sekandung = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Anak Saudara Laki-laki Seayah > 0 √ Anak Saudara Laki-laki Seayah = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Paman Sekandung > 0 √ Paman Sekandung = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Paman Seayah > 0 √ Paman Seayah = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √
ASHABAH BIN NAFS X X X
TERHALANG X X X X X X X X X X X X X X X X
22. Tabel Keputusan Anak Laki-laki dari Paman Seayah
INDIKATOR HASIL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Anak Laki-laki > 0 √ Anak Laki-laki = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Anak Perempuan > 0 √ √ √ √ Anak Perempuan = 0 √ √ √ √ Cucu Laki-laki >0 √ Cucu Laki-laki = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Cucu Perempuan > 0 √ √ √ √
KONDISI
Cucu Perempuan = 0 √ √ √ √ Ayah > 0 √ Ayah = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Kakek > 0 √ Kakek = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Saudara Laki-laki Kandung > 0 √ Saudara Laki-laki Kandung = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Saudara Perempuan Sekandung > 0 √ √ √ √ Saudara Perempuan Sekandung = 0 √ √ √ √ √ Saudara Laki-laki Seayah > 0 √ Saudara Laki-laki Seayah = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Saudara Perempuan Seayah > 0 √ √ √ √ Saudara Perempuan Seayah = 0 √ Anak Saudara Laki-laki Sekandung > 0 √ Anak Saudara Laki-laki Sekandung = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Anak Saudara Laki-laki Seayah > 0 √ Anak Saudara Laki-laki Seayah = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Paman Sekandung > 0 √ Paman Sekandung = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Paman Seayah > 0 √ Paman Seayah = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Anak dari Paman Sekandung > 0 √ Anak dari paman Sekandung = 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √
ASHABAH BIN NAFS X X X
TERHALANG X X X X X X X X X X X X X X X X X
LAMPIRAN E
(POHON KEPUTUSAN)
Penelusuran Pohon Keputusan Secara Umum (keseluruhan)
A01 A02 A03 A04 A05 A06 A07 A08 A09 A10 A11 A12 A13 A14 A15 A16 A17 A18 A19 A20 A21 A22
Penelusuran kadar Ahli Waris
Penelusuran Pohon Keputusan Rinci :
1. Pohon Keputusan Kadar Warisan Anak Laki-laki
2. Pohon Keputusan Kadar Warisan Anak Perempuan
3. Pohon Keputusan Kadar Warisan Cucu Laki-laki
A03
A01 > 0 A01 = 0
T ABN
4. Pohon Keputusan Kadar Warisan Cucu Perempuan
5. Pohon Keputusan Kadar Warisan Suami
6. Pohon Keputusan Kadar Warisan Istri
7. Pohon Keputusan Kadar Warisan Ibu
8. Pohon Keputusan Kadar Warisan Bapak
9. Pohon Keputusan Kadar Warisan Kakek Dari Bapak
10. Pohon Keputusan Kadar Warisan Nenek dari Ayah
11. Pohon Keputusan Kadar Warisan Nenek dari Ibu
12. Pohon Keputusan Kadar Warisan Saudara Laki-laki Sekandung
13. Pohon Keputusan Kadar Warisan Saudara Perempuan Sekandung
14. Pohon Keputusan Kadar Warisan Saudara Laki-laki Seayah A14
A01 > 0 A01 = 0
T A03 > 0
T
A03 = 0
A08 > 0
T
A08 > 0
A11 > 0
T
A11 = 0
A12 > 0
T
A12 = 0
A13 > 0
A02 > 0
A04 > 0
T
A04 = 0
T
A02 = 0
A04 > 0
T
A04 = 0
ABN
A13 = 0
ABN
15. Pohon Keputusan Kadar Warisan Saudara Perempuan Seayah
16. Pohon Keputusan Kadar Warisan Saudara Seibu
17. Pohon Keputusan Kadar Warisan Anak laki-laki dari Saudara Laki-laki Sekandung
18. Pohon Keputusan Kadar Warisan Anak Laki-laki Saudara Laki-laki Seayah
19. Pohon Keputusan Kadar Warisan Paman Sekandung
20. Pohon Keputusan Kadar Warisan Paman Seayah
21. Pohon Keputusan Anak Laki-laki Paman Sekandung A21
A01 > 0 A01 = 0
T A03 > 0
T
A03 = 0
A08 > 0
T
A08 > 0
A11 > 0
T
A11 = 0
A12 > 0
T
A12 = 0
A14 > 0
T
A14 = 0
A17 > 0 A17 = 0
T A18 > 0 A18 > 0
T A19 = 0A19 > 0
A13 > 0
A02 > 0
A04 > 0
T
A04 = 0
T
A02 = 0
A04 > 0
T
A04 = 0
ABN
A13 = 0
A15 > 0
A02 > 0
A04 > 0
T
A04 = 0
T
A02 = 0
A04 > 0
T
A04 = 0
ABN
ABN
A15 = 0
T A20 > 0 A20 > 0
T
22. Pohon Keputusan Anak Laki-laki Paman Seayah
Keterangan Simbolisasi Diagram Pohon Keputusan :
A01 = Anak Laki – laki
A02 = Anak Perempuan
A03 = Cucu Laki-laki
A04 = Cucu Perempuan
A05 = Suami
A06 = Istri
A07 = Ibu
A08 = Ayah
A09 = Nenek dari Ibu
A10 = Nenek dari Ayah
A11 = Kakek
A12 = Saudara Laki-laki Sekandung
A13 = Saudara Perempuan Sekandung Nodes kondisi atau ketentuan
A14 = Saudara Laki-laki Seayah
Nodes ahli waris Yang sedang ditelusuri A15 = Saudara Perempuan Seayah
A16 = Saudara Seibu Kesimpulan (kadar yang diterima) A17 = Anak Laki-laki dari Saudara Laki-laki Sekandung (Keponakan)
A18 = Anak Laki-laki dari Saudara Laki-laki Seayah (Keponakan)
A19 = Paman Sekandung
A20 = Paman Seayah
A22 = Anak Laki-laki dari Paman Seayah
A21 = Anak Laki-laki dari Paman Sekandung
1/2, 1/3, 1/4, 1/6, 1/8, 1/12, 2/3 = Jumlah Kadar yang diterima oleh ahli waris
ABN = Ashabah Bin Nafs
ABG = Ashabah Bil Ghair
AMG = Ashabah Maal Ghair
T = Terhalang
LAMPIRAN F
(KAIDAH PRODUKSI)
Kaidah Produksi (If then rules)
1. Kaidah Produksi Anak Laki-Laki :
IF anak laki-laki >1 THEN kadar anak laki-laki adalah ashabah bin nafs
ELSE IF anak laki-laki =1 THEN kadar anak-laki-laki adalah ashabah bin nafs
2. Kaidah Produksi Anak Perempuan :
IF anak Laki-laki >0 THEN kadar anak perempuan ASHABAH BIL GHAIR
ELSE IF anak Laki-laki =0 AND anak Perempuan >1 THEN kadar anak perempuan adalah 2/3
ELSE IF anak Laki-laki =0 AND anak Perempuan =1 THEN kadar anak perempuan adalah 1/2
3. Kaidah Produksi Cucu Laki-Laki :
IF anak Laki-laki >0 THEN kadar cucu laki-laki adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 THEN kadar cucu laki-laki adalah ASHABAH BIN NAFS
4. Kaidah Produksi Cucu Perempuan :
IF anak laki-laki >0 THEN kadar cucu perempuan adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan >1 THEN kadar cucu perempuan adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki >0 THEN kadar cucu perempuan adalah ASHABAH BIL GHAIR
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =1 THEN kadar cucu perempuan adalah 1/6
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu perempuan >1 THEN kadar cucu perempuan adalah 2/3
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu perempuan =1 THEN kadar cucu perempuan adalah ½
5. Kaidah Produksi Suami :
IF anak Laki-laki >0 THEN kadar suami adalah 1/4
ELSE IF anak Laki-laki =0 AND anak Perempuan >0 THEN kadar suami adalah 1/4
ELSE IF anak Laki-laki =0 AND anak Perempuan =0 AND cucu Laki-laki >0 THEN kadar suami adalah 1/4
ELSE IF anak Laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND Cucu Laki-laki =0 AND cucu perempuan >0
THEN kadar suami adalah 1/4
ELSE IF anak Laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND Cucu Laki-laki =0 AND cucu perempuan =0
THEN kadar suami adalah 1/2
6. Kaidah Produksi Istri :
IF anak Laki-laki >0 THEN kadar istri adalah 1/8
ELSE IF anak Laki-laki =0 AND anak Perempuan >0 THEN kadar istri adalah 1/8
ELSE IF anak Laki-laki =0 AND anak Perempuan =0 AND cucu Laki-laki >0 THEN kadar istri adalah 1/8
ELSE IF anak Laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND Cucu Laki-laki =0 AND cucu Perempuan >0 THEN kadar istri adalah 1/8
ELSE IF anak Laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND Cucu Laki-laki =0 AND cucu Perempuan =0 THEN kadar istri adalah 1/4
7. Kaidah Produksi Ibu :
IF anak laki-laki >0 THEN kadar ibu adalah 1/6
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan >0 THEN kadar ibu adalah 1/6
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki >0 THEN kadar ibu adalah 1/6
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan >0 THEN kadar ibu adalah 1/6
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan =0 AND saudara laki-laki kandung >1 THEN kadar ibu adalah 1/6
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan =0 AND saudara laki-laki kandung =1 AND saudara perempuan kandung >0 THEN kadar ibu adalah 1/6
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan =0 AND saudara laki-laki kandung =1 AND saudara perempuan kandung =0 AND saudara laki-laki seayah >0 THEN kadar ibu adalah 1/6
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan =0 AND saudara laki-laki kandung =1 AND saudara perempuan kandung =0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND saudara perempuan seayah >0 THEN kadar ibu adalah 1/6
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan =0 AND saudara laki-laki kandung =1 AND saudara perempuan kandung =0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND saudara perempuan seayah =0 AND saudara seibu >0 THEN kadar ibu adalah 1/6
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan =0 AND saudara laki-laki kandung =1 AND saudara perempuan kandung =0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND saudara perempuan seayah =0 AND saudara seibu =0 THEN kadar ibu adalah 1/3
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND AND cucu perempuan =0 saudara laki-laki kandung =0 AND saudara perempuan kandung >1 THEN kadar ibu adalah 1/6
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND AND cucu perempuan =0 saudara laki-laki kandung =0 AND saudara perempuan kandung =1 AND saudara laki-laki seayah >0 THEN kadar ibu adalah 1/6
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND AND cucu perempuan =0 saudara laki-laki kandung =0 AND saudara perempuan kandung =1 AND saudara laki-laki seayah =0 AND saudara perempuan seayah >0 THEN kadar ibu adalah 1/6
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND AND cucu perempuan =0 saudara laki-laki kandung =0 AND saudara perempuan kandung =1 AND saudara laki-laki seayah =0 AND saudara perempuan seayah =0 AND saudara seibu >0 THEN kadar ibu adalah 1/6
IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND AND cucu perempuan =0 saudara laki-laki kandung =0 AND saudara perempuan kandung =1 AND saudara laki-laki seayah =0 AND saudara perempuan seayah =0 AND saudara seibu =0 THEN kadar ibu adalah 1/3
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND AND cucu perempuan =0 saudara laki-laki kandung =0 AND saudara perempuan kandung =0 AND saudara laki-laki seayah >1 THEN kadar ibu adalah 1/6
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND AND cucu perempuan =0 saudara laki-laki kandung =0 AND saudara perempuan kandung =0 AND saudara laki-laki seayah =1 AND saudara perempuan seayah >0 THEN kadar ibu adalah 1/6
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND AND cucu perempuan =0 saudara laki-laki kandung =0 AND saudara perempuan kandung =0 AND saudara laki-laki seayah =1 AND saudara perempuan seayah =0 AND saudara seibu >0 THEN kadar ibu adalah 1/6
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND AND cucu perempuan =0 saudara laki-laki kandung =0 AND saudara perempuan kandung =0 AND saudara laki-laki seayah =1 AND saudara perempuan seayah =0 AND saudara seibu =0 THEN kadar ibu adalah 1/3
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND AND cucu perempuan =0 saudara laki-laki kandung =0 AND saudara perempuan kandung =0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND saudara perempuan seayah >1 THEN kadar ibu adalah 1/6
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND AND cucu perempuan =0 saudara laki-laki kandung =0 AND saudara perempuan kandung =0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND saudara perempuan seayah =1 AND saudara seibu >0 THEN kadar ibu adalah 1/6
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND AND cucu perempuan =0 saudara laki-laki kandung =0 AND saudara perempuan kandung =0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND saudara perempuan seayah =1 AND saudara seibu =0 THEN kadar ibu adalah 1/3
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND AND cucu perempuan =0 saudara laki-laki kandung =0 AND saudara perempuan kandung =0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND saudara perempuan seayah =0 AND saudara seibu >1 THEN kadar ibu adalah 1/6
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND AND cucu perempuan =0 saudara laki-laki kandung =0 AND saudara perempuan kandung =0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND saudara perempuan seayah =0 AND saudara seibu =1 THEN kadar ibu adalah 1/3
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND AND cucu perempuan =0 saudara laki-laki kandung =0 AND saudara perempuan kandung =0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND saudara perempuan seayah =0 AND saudara seibu =0 THEN kadar ibu adalah 1/3
8. Kaidah Produksi Ayah
IF anak laki-laki >0 THEN kadar Ayah adalah 1/6
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan >0 THEN kadar Ayah adalah 1/6
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki >0 THEN kadar Ayah adalah 1/6
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan >0 THEN kadar Ayah adalah 1/6
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan =0 THEN kadar ayah adalah ASHABAH BIN NAFS
9. Kaidah Produksi Kakek
IF ayah >0 THEN kadar kakek adalah TERHALANG
ELSE IF ayah =0 AND anak laki-laki >0 THEN kadar kakek adalah 1/6
ELSE IF ayah =0 AND anak laki-laki =0 AND anak perempuan >0 THEN kadar kakek adalah 1/6
ELSE IF ayah =0 anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki >0 THEN kadar kakek adalah 1/6
ELSE IF ayah =0 anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan >0 THEN kadar kakek adalah 1/6
ELSE IF ayah =0 anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan =0 THEN kadar kakek adalah ASHABAH BIN NAFS
10. Kaidah Produksi Nenek Dari Ayah
IF ayah =1 THEN kadar nenek dari ayah adalah TERHALANG
ELSE IF ayah=0 AND ibu =1 THEN kadar nenek dari ayah adalah terhalang
ELSE IF ayah=0 AND ibu =0 and nenek dari ibu =1 THEN kadar nenek dari ayah adalah 1/12
ELSE IF ayah=0 AND ibu =0 and nenek dari ibu =0 THEN kadar nenek dari ayah adalah 1/6
11. Kaidah Produksi Nenek Dari Ibu
IF Ibu =1 THEN kadar nenek dari ibu adalah TERHALANG
ELSE IF ibu =0 AND nenek dari ayah =1 THEN kadar nenek dari ayah adalah 1/12
ELSE IF ibu =0 AND nenek dari ayah =0 THEN kadar nenek dari ayah adalah 1/6
12. Kaidah Produksi Saudara Laki-Laki Kandung
IF anak laki-laki >0 THEN kadar saudara laki-laki sekandung adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki >0 THEN kadar saudara laki-laki kandung adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki =0 AND ayah>0 THEN kadar saudara laki-laki kandung adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki =0 AND ayah=0 AND kakek >0 THEN kadar saudara laki-laki kandung adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki =0 AND ayah=0 AND kakek =0 THEN kadar saudara laki-laki kandung adalah ASHABAH BIN NAFS
13. Kaidah Produksi Saudara Laki-Laki Seayah
IF anak laki-laki >0 THEN kadar saudara laki-laki seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki >0 THEN kadar saudara laki-laki seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki =0 AND ayah >0 THEN kadar saudara laki-laki seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki =0 AND ayah =0 AND kakek >0 THEN kadar saudara laki-laki seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki=0 THEN kadar saudara laki-laki seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan >0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan >0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki=0 AND saudara perempuan kandung >0 THEN kadar saudara laki-laki seayah adalahTERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan >0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki=0 AND saudara perempuan kandung >0 THEN kadar saudara laki-laki seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan >0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki=0 AND saudara perempuan kandung >0 THEN kadar saudara laki-laki seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan >0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki=0 AND saudara perempuan kandung >0 THEN kadar saudara laki-laki seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki=0 AND saudara perempuan kandung >0 THEN kadar saudara laki-laki seayah adalah ASHABAH BIN NAFS
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki=0 AND saudara perempuan kandung =0 THEN kadar saudara laki-laki seayah adalah ASHABAH BIN NAFS
14. Kaidah Produksi Saudara Perempuan Sekandung :
IF anak laki-laki >0 THEN kadar saudara perempuan sekandung adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki >0 THEN kadar saudara perempuan sekandung adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki =0 AND ayah >0 THEN saudara perempuan sekandung adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki =0 AND ayah =0 AND kakek >0 THEN kadar saudara perempuan sekandung adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan >0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan >0 AND ayah =0 AND kakek >0 AND saudara laki-laki kandung >0 THEN kadar saudara perempuan sekandung adalah ASHABAH BIL GHAIR
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan >0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan >0 AND ayah =0 AND kakek >0 AND saudara laki-laki kandung =0 THEN kadar saudara perempuan sekandung adalah ASHABAH MAAL GHAIR
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan >0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan =0 AND ayah =0 AND kakek >0 AND saudara laki-laki kandung >0 THEN kadar saudara perempuan sekandung adalah ASHABAH BIL GHAIR
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan >0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan =0 AND ayah =0 AND kakek >0 AND saudara laki-laki kandung =0 THEN kadar saudara perempuan sekandung adalah ASHABAH MAAL GHAIR
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan >0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan >0 AND ayah =0 AND kakek >0 AND saudara laki-laki kandung >0 AND THEN kadar saudara perempuan sekandung adalah ASHABAH BIL GHAIR
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan >0 AND ayah =0 AND kakek >0 AND saudara laki-laki kandung =0 THEN kadar saudara perempuan sekandung adalah ASHABAH MAAL GHAIR
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan >0 AND ayah =0 AND kakek >0 AND saudara laki-laki kandung >0 THEN kadar saudara perempuan sekandung adalah ASHABAH BIL GHAIR
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan >0 AND ayah =0 AND kakek >0 AND saudara laki-laki kandung =0 AND saudara perempuan kandung >1 THEN kadar saudara perempuan sekandung adalah 2/3
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan >0 AND ayah =0 AND kakek >0 AND saudara laki-laki kandung =0 AND saudara perempuan kandung =1 THEN kadar saudara perempuan sekandung adalah 1/2
15. Kaidah Produksi Saudara Perempuan Seayah
IF anak laki-laki >0 THEN kadar saudara perempuan seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki >0 THEN kadar saudara perempuan seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki =0 AND ayah >0 THEN saudara perempuan seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki =0 AND ayah =0 AND kakek >0 THEN kadar saudara perempuan seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan >0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan >0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki kandung >0 THEN kadar saudara perempuan seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan >0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan >0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki kandung =0 AND saudara perempuan kandung >0 AND saudara laki-laki seayah >0 THEN kadar saudara perempuan seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan >0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan >0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki kandung =0 AND saudara perempuan kandung =0 AND saudara laki-laki seayah >0 THEN kadar saudara perempuan seayah adalah ASHABAH BIL GHAIR
ELSE IF anak laki-laki =0 AND ANAK Perempuan >0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan >0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki kandung =0 AND saudara perempuan kandung >0 AND saudara laki-laki seayah =0 THEN kadar saudara perempuan seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan >0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan >0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki kandung =0 AND saudara perempuan kandung =0 AND saudara laki-laki seayah =0 THEN kadar saudara perempuan seayah adalah ASHABAH MAAL GHAIR
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan >0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki kandung >0 THEN kadar saudara perempuan seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan >0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki kandung =0 AND saudara perempuan kandung >0 AND saudara laki-laki seayah >0 THEN kadar saudara perempuan seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan >0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki kandung =0 AND saudara perempuan kandung =0 AND saudara laki-laki seayah >0 THEN kadar saudara perempuan seayah adalah ASHABAH BIL GHAIR
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan >0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki kandung =0 AND saudara perempuan kandung >0 AND saudara laki-laki seayah =0 THEN kadar saudara perempuan seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan >0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki kandung =0 AND saudara perempuan kandung =0 AND saudara laki-laki seayah =0 THEN kadar saudara perempuan seayah adalah ASHABAH MAAL GHAIR
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan >0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki kandung >0 THEN kadar saudara perempuan seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan >0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki kandung =0 AND saudara perempuan kandung >0 AND saudara laki-laki seayah >0 THEN kadar saudara perempuan seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan >0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki kandung =0 AND saudara perempuan kandung
=0 AND saudara laki-laki seayah >0 THEN kadar saudara perempuan seayah adalah ASHABAH BIL GHAIR
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan >0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki kandung =0 AND saudara perempuan kandung >0 AND saudara laki-laki seayah =0 THEN kadar saudara perempuan seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan >0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki kandung =0 AND saudara perempuan kandung =0 AND saudara laki-laki seayah =0 THEN kadar saudara perempuan seayah adalah ASHABAH MAAL GHAIR
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki kandung =0 THEN kadar saudara perempuan seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki kandung =0 AND saudara perempuan kandung >0 AND saudara laki-laki seayah >0 THEN kadar saudara perempuan seayah adalah ASHABAH BIL GHAIR
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki kandung =0 AND saudara perempuan kandung =0 AND saudara laki-laki seayah >0 THEN kadar saudara perempuan seayah adalah ASHABAH BIL GHAIR
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki kandung =0 AND saudara perempuan kandung >1 AND saudara laki-laki seayah =0 THEN kadar saudara perempuan seayah adalah ASHABAH BIL GHAIR
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki kandung =0 AND saudara perempuan kandung =1 AND saudara laki-laki seayah =0 THEN kadar saudara perempuan seayah adalah 1/6
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki kandung =0 AND saudara perempuan kandung =0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND saudara perempuan seayah >1 THEN kadar saudara perempuan seayah adalah 2/3
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki kandung =0 AND saudara perempuan kandung =0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND saudara perempuan seayah =1 THEN kadar saudara perempuan seayah adalah 1/2
16. Kaidah Produksi Saudara Seibu :
IF anak laki-laki >0 THEN kadar saudara seibu adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan >0 THEN kadar saudara seibu adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki >0 THEN kadar saudara seibu adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan >0 THEN kadar saudara seibu adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan =0 AND ayah >0 THEN kadar saudara seibu adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan =0 AND ayah =0 AND kakek >0 THEN kadar saudara seibu adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara seibu >1 THEN kadar saudara seibu adalah 1/3
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara seibu =1 THEN kadar saudara seibu adalah 1/6
17. Kaidah Produksi Anak Laki-Laki Saudara Laki Sekandung :
IF anak laki-laki >0 THEN kadar anak laki-laki dari saudara laki-laki sekandung adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki >0 THEN kadar anak laki-laki dari saudara laki-laki sekandung adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki =0 AND ayah >0 THEN kadar anak laki-laki dari saudara laki-laki sekandung adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki =0 AND ayah =0 AND kakek >0 THEN kadar anak laki-laki dari saudara laki-laki sekandung adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung >0 THEN kadar anak laki-laki dari saudara laki-laki sekandung adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara laki-laki seayah >0 THEN kadar anak laki-laki dari saudara laki-laki sekandung adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan >0 AND cucu laki-laki AND cucu perempuan >0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara perempuan sekandung >0 AND saudara laki-laki seayah =0 THEN kadar anak laki-laki dari saudara laki-laki sekandung adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan >0 AND cucu laki-laki AND cucu perempuan =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara perempuan sekandung >0 AND saudara laki-laki seayah =0 THEN kadar anak laki-laki dari saudara laki-laki sekandung adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki AND cucu perempuan >0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara perempuan sekandung >0 AND saudara laki-laki seayah =0 THEN kadar anak laki-laki dari saudara laki-laki sekandung adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki AND cucu perempuan =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara perempuan sekandung >0 AND saudara laki-laki seayah =0 THEN kadar anak laki-laki dari saudara laki-laki sekandung adalah ASHABAH BIN NAFS
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan >0 AND cucu laki-laki AND cucu perempuan >0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara perempuan sekandung =0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND saudara perempuan seayah >0 THEN kadar anak laki-laki dari saudara laki-laki sekandung adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan >0 AND cucu laki-laki AND cucu perempuan =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara perempuan sekandung =0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND saudara perempuan seayah >0 THEN kadar anak laki-laki dari saudara laki-laki sekandung adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki AND cucu perempuan >0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara perempuan sekandung =0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND saudara perempuan seayah >0 THEN kadar anak laki-laki dari saudara laki-laki sekandung adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki AND cucu perempuan =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara perempuan sekandung =0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND saudara perempuan seayah >0 THEN kadar anak laki-laki dari saudara laki-laki sekandung adalah ASHABAH BIN NAFS
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara perempuan sekandung =0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND saudara
perempuan seayah =0 THEN kadar anak laki-laki dari saudara laki-laki sekandung adalah ASHABAH BIN NAFS
18. Kaidah Produksi Anak Laki-Laki Dari Saudara Laki-Laki Seayah :
IF anak laki-laki >0 THEN kadar anak laki-laki dari saudara laki-laki seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki >0 THEN kadar anak laki-laki dari saudara laki-laki seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki =0 AND ayah >0 THEN kadar anak laki-laki dari saudara laki-laki seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki =0 AND ayah =0 AND kakek >0 THEN kadar anak laki-laki dari saudara laki-laki seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung >0 THEN kadar anak laki-laki dari saudara laki-laki seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara laki-laki seayah >0 THEN kadar anak laki-laki dari saudara laki-laki seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung >0 THEN kadar anak laki-laki dari saudara laki-laki seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan >0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan >0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara perempuan kandung >0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung =0 THEN kadar anak laki-laki dari saudara laki-laki seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan >0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara perempuan kandung >0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung =0 THEN kadar anak laki-laki dari saudara laki-laki seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan >0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara perempuan kandung >0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung =0 THEN kadar anak laki-laki dari saudara laki-laki seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara perempuan kandung >0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung =0 THEN kadar anak laki-laki dari saudara laki-laki seayah adalah ASHABAH BIN NAFS
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara perempuan kandung =0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND saudara perempuan seayah >0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung =0 THEN kadar anak laki-laki dari saudara laki-laki seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan >0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara perempuan kandung =0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND saudara perempuan seayah >0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung =0 THEN kadar anak laki-laki dari saudara laki-laki seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan >0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara perempuan kandung =0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND saudara perempuan seayah >0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung =0 THEN kadar anak laki-laki dari saudara laki-laki seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara perempuan kandung =0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND saudara perempuan seayah >0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung =0 THEN kadar anak laki-laki dari saudara laki-laki seayah adalah ASHABAH BIN NAFS
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara perempuan kandung =0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND saudara perempuan seayah =0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung =0 THEN kadar anak laki-laki dari saudara laki-laki seayah adalah ASHABAH BIN NAFS
19. Kaidah Produksi Paman Sekandung :
IF anak laki-laki >0 THEN kadar paman sekandung adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki >0 THEN kadar paman sekandung adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki =0 AND ayah >0 THEN kadar paman sekandung adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki =0 AND ayah =0 AND kakek >0 THEN kadar paman sekandung adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung >0 THEN paman sekandung adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara laki-laki seayah >0 THEN kadar paman sekandung adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung >0 THEN kadar paman sekandung adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung =0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki seayah >0 THEN kadar paman sekandung adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan >0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan >0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara perempuan kandung >0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung =0 AND anak saudara laki-laki dari saudara laki-laki seayah =0 THEN kadar paman sekandung adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan >0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara perempuan kandung >0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung =0 AND anak saudara laki-laki dari saudara laki-laki seayah =0 THEN kadar paman sekandung adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan >0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara perempuan kandung >0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung =0 AND anak saudara laki-laki dari saudara laki-laki seayah =0 THEN kadar paman sekandung adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara perempuan kandung >0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung =0 AND anak saudara laki-laki dari saudara laki-laki seayah =0 THEN kadar paman sekandung adalah ASHABAH BIN NAFS
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan >0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan >0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara perempuan kandung =0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND saudara perempuan seayah >0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung =0 AND anak saudara laki-laki dari saudara laki-laki seayah =0 THEN kadar paman sekandung adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan >0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara perempuan kandung =0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND saudara perempuan seayah >0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung =0 AND anak saudara laki-laki dari saudara laki-laki seayah =0 THEN kadar paman sekandung adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan >0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara perempuan kandung =0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND saudara perempuan seayah >0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung =0 AND anak saudara laki-laki dari saudara laki-laki seayah =0 THEN kadar paman sekandung adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara perempuan kandung =0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND saudara perempuan seayah >0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung =0 AND anak saudara laki-laki dari saudara laki-laki seayah =0 THEN kadar paman sekandung adalah ASHABAH BIN NAFS
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki =0 AND AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara perempuan kandung =0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND saudara perempuan seayah =0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung =0 AND anak saudara laki-laki dari saudara laki-laki seayah =0 THEN kadar paman sekandung adalah ASHABAH BIN NAFS
20. Kaidah Produksi Paman Seayah :
IF anak laki-laki >0 THEN kadar paman seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki >0 THEN kadar paman seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki =0 AND ayah >0 THEN kadar paman seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki =0 AND ayah =0 AND kakek >0 THEN kadar paman seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung >0 THEN paman seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara laki-laki seayah >0 THEN kadar paman seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung >0 THEN kadar paman seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung =0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki seayah >0 THEN kadar paman seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung =0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki seayah >0 AND paman sekandung >0 THEN kadar paman seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan >0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan >0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara perempuan kandung >0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung =0 AND anak saudara laki-laki dari saudara laki-laki seayah =0 AND paman sekandung =0 THEN kadar paman seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan >0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara perempuan kandung >0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung =0 AND anak saudara laki-laki dari saudara laki-laki seayah =0 AND paman sekandung =0 THEN kadar paman seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan >0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara perempuan kandung >0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung =0 AND anak saudara laki-laki dari saudara laki-laki seayah =0 |AND paman sekandung =0 THEN kadar paman seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara perempuan kandung >0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung =0 AND anak saudara laki-laki dari saudara laki-laki seayah =0 AND paman sekandung =0 THEN kadar paman seayah adalah ASHABAH BIN NAFS
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan >0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan >0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara perempuan kandung =0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND saudara perempuan seayah >0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung =0 AND anak saudara laki-laki dari saudara laki-laki seayah =0 AND paman sekandung =0 THEN kadar paman seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan >0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara perempuan kandung =0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND saudara perempuan seayah >0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung =0 AND anak saudara laki-laki dari saudara laki-laki seayah =0 AND paman sekandung =0 THEN kadar paman seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan >0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara perempuan kandung =0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND saudara perempuan seayah >0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung =0 AND anak saudara laki-laki dari saudara laki-laki seayah =0 AND paman sekandung =0 THEN kadar paman seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara perempuan kandung =0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND saudara perempuan seayah >0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung =0 AND anak saudara laki-laki dari saudara laki-laki seayah =0 AND paman sekandung >0 THEN kadar paman seayah adalah ASHABAH BIN NAFS
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki =0 AND AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara perempuan kandung =0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND saudara perempuan seayah =0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung =0 AND anak saudara laki-laki dari saudara laki-laki seayah =0 AND paman sekandung =0 THEN kadar paman seayah adalah ASHABAH BIN NAFS
21. Kaidah Produksi Anak Laki-Laki Dari Paman Sekandung :
IF anak laki-laki >0 THEN kadar anak laki-laki dari paman sekandung adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki >0 THEN kadar Anak laki-laki dari paman sekandung adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki =0 AND ayah >0 THEN kadar Anak laki-laki dari paman sekandung adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki =0 AND ayah =0 AND kakek >0 THEN kadar Anak laki-laki dari paman sekandung adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung >0 THEN kadar Anak laki-laki dari paman sekandung adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara laki-laki seayah >0 THEN Anak laki-laki dari paman sekandung adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung >0 THEN kadar Anak laki-laki dari paman sekandung adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung =0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki seayah >0 THEN kadar Anak laki-laki dari paman sekandung adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung =0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki seayah >0 |AND paman sekandung >0 THEN kadar Anak laki-laki dari paman sekandung adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung =0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki seayah >0 |AND paman sekandung =0 AND paman seayah >0 THEN kadar Anak laki-laki dari paman sekandung adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan >0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan >0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara perempuan kandung >0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung =0 AND anak saudara laki-laki dari saudara laki-laki seayah =0 AND paman sekandung =0 AND paman seayah =0 THEN kadar Anak laki-laki dari paman sekandung adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan >0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara perempuan kandung >0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung =0 AND anak saudara laki-laki dari saudara laki-laki seayah =0 AND paman sekandung =0 AND paman seayah =0 THEN kadar Anak laki-laki dari paman sekandung adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan >0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara perempuan kandung >0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung =0 AND anak saudara laki-laki dari saudara laki-laki seayah =0 AND paman sekandung =0 AND paman seayah =0 THEN kadar Anak laki-laki dari dari paman sekandung adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara perempuan kandung >0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung =0 AND anak saudara laki-laki dari saudara laki-laki seayah =0 AND paman sekandung =0 AND paman seayah =0 THEN kadar Anak laki-laki dari paman sekandung adalah ASHABAH BIN NAFS
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan >0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan >0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara perempuan kandung =0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND saudara perempuan seayah >0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung =0 AND anak saudara laki-laki dari saudara laki-laki seayah =0 AND paman sekandung =0 AND paman seayah =0 THEN kadar Anak laki-laki dari paman sekandung adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan >0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara perempuan kandung =0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND saudara perempuan seayah >0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung =0 AND anak saudara laki-laki dari saudara laki-laki seayah =0 AND paman sekandung =0 AND paman seayah =0 THEN kadar Anak laki-laki dari paman sekandung adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan >0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara perempuan kandung =0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND saudara perempuan seayah >0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung =0 AND anak saudara laki-laki dari saudara laki-laki seayah =0 AND paman sekandung =0 AND paman seayah =0 THEN kadar anak laki-laki dari paman sekandung adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara perempuan kandung =0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND saudara perempuan seayah >0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung =0 AND anak saudara laki-laki dari saudara laki-laki seayah =0 AND paman
sekandung =0 AND paman seayah =0 THEN kadar anak laki-laki dari paman sekandung adalah ASHABAH BIN NAFS
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki =0 AND AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara perempuan kandung =0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND saudara perempuan seayah =0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung =0 AND anak saudara laki-laki dari saudara laki-laki seayah =0 AND paman sekandung =0 AND paman seayah =0 THEN kadar anak laki-laki dari paman sekandung adalah ASHABAH BIN NAFS
22. Kaidah Produksi Anak Laki-Laki Dari Paman Seayah :
IF anak laki-laki >0 THEN kadar Anak laki-laki dari paman seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki >0 THEN kadar Anak laki-laki dari paman seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki =0 AND ayah >0 THEN kadar Anak laki-laki dari paman seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki =0 AND ayah =0 AND kakek >0 THEN kadar Anak laki-laki dari paman seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung >0 THEN kadar Anak laki-laki dari paman seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara laki-laki seayah >0 THEN Anak laki-laki dari paman seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung >0 THEN kadar Anak laki-laki dari paman seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung =0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki seayah >0 THEN kadar Anak laki-laki dari paman seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung =0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki seayah >0 |AND paman sekandung >0 THEN kadar Anak laki-laki dari paman seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung =0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki seayah >0 |AND paman sekandung =0 AND paman seayah >0 THEN kadar Anak laki-laki dari paman seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung =0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki seayah =0 AND paman sekandung =0 AND paman seayah=0 AND anak laki-laki dari paman sekandung =0 AND anak laki-laki dari paman sekandung >0 THEN kadar Anak laki-laki dari paman seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan >0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan >0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara perempuan kandung >0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung =0 AND anak saudara laki-laki dari saudara laki-laki seayah =0 AND paman sekandung =0 AND paman seayah =0 AND anak laki-laki dari paman sekandung =0 THEN kadar Anak laki-laki dari paman seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan >0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara perempuan kandung >0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung =0 AND anak saudara laki-laki dari saudara laki-laki seayah =0 AND paman sekandung =0 AND paman seayah =0
AND anak laki-laki dari paman sekandung =0 THEN kadar Anak laki-laki dari paman seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan >0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara perempuan kandung >0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung =0 AND anak saudara laki-laki dari saudara laki-laki seayah =0 AND paman sekandung =0 AND paman seayah =0 AND anak laki-laki dari paman sekandung =0 THEN kadar Anak laki-laki dari paman seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara perempuan kandung >0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung =0 AND anak saudara laki-laki dari saudara laki-laki seayah =0 AND paman sekandung =0 AND paman seayah =0 AND anak laki-laki dari paman sekandung =0 THEN kadar Anak laki-laki dari paman seayah adalah ASHABAH BIN NAFS
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan >0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan >0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara perempuan kandung =0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND saudara perempuan seayah >0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung =0 AND anak saudara laki-laki dari saudara laki-laki seayah =0 AND paman sekandung =0 AND paman seayah =0 AND anak laki-laki dari paman sekandung =0 THEN kadar Anak laki-laki dari paman seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan >0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara perempuan kandung =0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND saudara perempuan seayah >0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung =0 AND anak saudara laki-laki dari saudara laki-laki seayah =0 AND paman sekandung =0 AND paman seayah =0 AND anak laki-laki dari paman sekandung =0 THEN kadar Anak laki-laki dari paman seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan >0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara perempuan kandung =0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND saudara perempuan seayah >0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung =0 AND anak saudara laki-laki dari saudara laki-laki seayah =0 AND paman sekandung =0 AND paman seayah =0 AND anak laki-laki dari paman sekandung =0 THEN kadar Anak laki-laki dari paman seayah adalah TERHALANG
ELSE IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan =0 AND cucu laki-laki =0 AND cucu perempuan =0 AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara perempuan kandung =0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND saudara perempuan seayah >0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung =0 AND anak saudara laki-laki dari saudara laki-laki seayah =0 AND paman sekandung =0 AND paman seayah =0 AND anak laki-laki dari paman sekandung =0 THEN kadar Anak laki-laki dari paman seayah adalah ASHABAH BIN NAFS
ELSE IF anak laki-laki =0 AND cucu laki-laki =0 AND AND ayah =0 AND kakek =0 AND saudara laki-laki sekandung =0 AND saudara perempuan kandung =0 AND saudara laki-laki seayah =0 AND saudara perempuan seayah =0 AND anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung =0 AND anak saudara laki-laki dari saudara laki-laki seayah =0 AND paman sekandung =0 AND paman seayah =0 AND anak laki-laki dari paman sekandung =0 THEN kadar anak laki-laki dari paman seayah adalah ASHABAH BIN NAFS
LAMPIRAN G
(ANTARMUKA SISTEM PAKAR)
1. `Tampilan Index (Beranda)
2. Tampilan Halaman Menu Hitung warisan
A. Halaman login User
a. Halaman Pendaftaran Untuk Login User
b. Halaman Pendaftaran Berhasil
c. Pendaftaran Gagal (Error Notes)
d. Halaman Lupa Username dan Password
B. Tampilan Halaman Konsultasi Hitung Warisan
a. Halaman Konsultasi Hitung Waris Sesi Pertama
b. Halaman Konsultasi Hitung Warisan Sesi Kedua
c. Halaman Konsultasi hitung Warisan Sesi ke Tiga
d. Halaman Hasil Kesimpulan Pembagian Waris
e. Halaman Record history Hasail Penghitungan Waris
3. Tampilan Halaman Tentang Warisan
4. Tampilan Halaman Bagan Ahli Waris
5. Tampilan Halaman Daftar Istilah
6. Tampilan Halaman Bantuan
7. Tampilan Halaman Profil
8. Tampilan Halaman Buku Tamu
9. Tampilan Halaman Kontak
10. Tampilan Halaman Administrator
A. Halaman Utama Administrator
B. Halaman Tabel All User
C. Halaman Tabel Pakar
D. Halaman Tabel Admin
E. Halaman Tabel Pengguna
F. Halaman Tabel Istilah
G. Halaman Tabel Mayit
11. Tampilan Halaman Pakar
A. Halaman Utama Pakar
B. Halaman Tabel Aturan
C. Halaman Tabel Relasi
D. Halaman Tabel Ahli Waris
LAMPIRAN H
(ANGKET HASIL UJI SISTEM OLEH PAKAR)
LAMPIRAN I
(SURAT KETERANGAN DARI PAKAR )
LAMPIRAN J
(KUESIONER EVALUASI/TESTING)
Kuesioner Evaluasi (Testing) Identitas User Penguji Coba Nama : ………………..
Pekerjaan : ………………..
1. Apakah sistem pakar ini mudah digunakan (user friendly) ?
a. Sangat Mudah b. Mudah c. Sulit d. Sangat Sulit
2. Apakah sistem pakar ini menggunakan bahasa yang jelas, singkat dan mudah dimengerti.?
a. Sangat jelas,sangat singkat dan sangat mudah dimengerti b. Jelas, singkat, dan mudah dimengerti c. Cukup jelas, cukup singkat, dan cukup mudah dimengerti d. Kurang Jelas, terlalu panjang dan bertele-tele, serta tidak mudah
dimengerti
3. Bagaimanakah tampilan (antarmuka) dari sistem pakar ini? a. Sangat baik b. Baik c. Cukup baik d. Kurang baik
4. Bagaimanakah struktur menu navigasi dalam sistem pakar ini ? a. Sangat baik b. Baik c. Cukup baik d. Kurang baik
5. Bagaimana tingkat akurasi yang dihasilkan oleh sistem ini dalam menghitung dan membagi harta warisan? a. Sangat baik b. Baik c. Kurang baik d. Tidak baik 6. Menurut Anda, apakah sistem pakar ini efektif dan memberikan kemudahan dalam membantu menyelesaikan masalah penghitungan dan pembagian harta warisan (dibandingkan penghitungan manual) ?
a. Sangat efektif b. Efektif c. Kurang efektif d. Tidak efektif
7. Menurut Anda, apakah dengan menggunakan sistem pakar ini lebih memberikan efisiensi waktu dalam menentukan pembagian harta warisan?
a. Sangat Efisien b. Efisien c. Kurang efisien d. Tidak efisien
8. Apakah pendapat anda setelah melihat sistem pakar ini secara keseluruhan, apakah menjadi sebuah solusi dalam membantu anda menyelesaikan penghitungan dan pembagian harta warisan ?
a. Ya
b. Tidak
Saran perbaikan : ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………
HASIL PENELITIAN KUESIONER EVALUASI (UJI COBA PROGRAM)
DAN CHART PERSENTASENYA
Data Hasil Kuesioner Evaluasi
Soal Jumlah Responden yang Menjawab
NO A B C D
1 15 85 2 80 20 3 85 15 4 23 77 5 92 8 6 75 25 7 93 7 8 100 0
Hasil Persentase Data Diatas
Soal Persentase
NO A B C D 1 15.00 85.00 2 80.00 20.00 3 85.00 15.00 4 23.00 77.00 5 92.00 8.00 6 75.00 25.00 7 93.00 7.00 8 100.00 100.00
Chart Hasil Perhitungan Kuesioner Evaluasi
LAMPIRAN K
(SOURCE CODE)
Index.php
<? session_start(); include "func/koneksi.inc.php"; ?> <!DOCTYPE HTML PUBLIC "-//W3C//DTD HTML 4.01 Transitional//EN" "http://www.w3.org/TR/html4/loose.dtd"> <html> <head> <title>E-Faraid - Sistem Pakar Faraid Online</title> <meta http-equiv="Content-Type" content="text/html; charset=iso-8859-1"> <link rel="stylesheet" type="text/css" href="style.css" /> <style type="text/css"> <!-- .style1 {color: #FF0000} --> </style> <style> p{ color:#666666; font-size:12px; margin: 0.5em 0; font-family:Arial, Helvetica, sans-serif } </style> <script language="javascript"> function checkform(){ if((document.getElementById('username').value=="")&&(document.getElementById('pass').value=="")){ alert("Anda belum memasukan username dan password."); document.getElementById('username').focus(); }else if(document.getElementById('username').value==""){ alert("Anda belum memasukan username."); document.getElementById('username').focus(); }else if(document.getElementById('pass').value==""){ alert("Anda belum memasukan password."); document.getElementById('pass').focus(); }else document.login.action ="func/login2.php"; } </script> </head> <body> <div align="center">
<div id="container"> <div id="banner"> </div>
<div id="atas2"> <div id="under_logo"> <?php $day = date("w"); $tgl = date("j"); $mon = date("n") - 1; $hari = array ("Minggu","Senin","Selasa","Rabu","Kamis","Jum'at","Sabtu"); $bln = array ("Januari","Februari","Maret","April","Mei","Juni","Juli","Agustus","September","Oktober","November","Desember"); $thn = date("Y"); echo $hari[$day] . ", " . $tgl . " " . $bln[$mon] . " " . $thn; ?> </div> <div id="under_banner"> <marquee scrollamount="2" scrolldelay="2"> Selamat datang di faraidonline, sistem pakar untuk menghitung dan membagi harta warisan menurut hukum Islam </marquee> </div> </div> <div id="tengah1"> <div id="blok-menu"> <ul class="menu"> <li><a href="index.php">Beranda</a></li> <li><a href="warisan/hitung.php">Hitung Warisan</a></li> <li><a href="info">Tentang Warisan</a></li> <li><a href="bagan/index.php">Bagan Ahli Waris</a></li> <li><a href="istilah/index.php">Daftar Istilah</a></li> <li><a href="bantuan/">Bantuan</a></li> </ul> <div id="login"> <? if(!isset($_SESSION['username'])) { ?>
<form name="login" method="post" onSubmit="return checkform();">
Username: <input type="text" name="username" id="username" /> Password: <input type="password" name="pass" id="pass"/> <div id="login" align="left">
<input type="submit" name="mulai" class="button" value=" Mulai "/>
<span class="style1"></span></div> </form> <?
}else{ echo "Welcome, "; $nama = $_SESSION["username"]; $password = $_SESSION["pass"];
$perintah="select * from user where username='$nama' AND password='$password'";
$hasil= mysql_query($perintah); $data=mysql_fetch_array($hasil); echo "<strong>".$data[username]."</strong>";
?> <br /> <a href="admin/logout.php">[keluar]</a> <? } ?> </div> <div id="validasi"> Sistem pakar ini telah diperiksa dan divalidasi oleh :
<p><a href="#">Ibu Sri Hidayati, M.Ag</a><br/>Pakar Ilmu Faraidh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta</p>
</div> </div> <div id="content"> <div style="text-align:justify;"> <table style="margin-left:5px"> <tr> <td> <p> </p> <p><strong>Tentang e-faraid (Sistem Pakar Faraid Online)</strong></p> <p>e-faraid adalah sebuah sistem pakar yang berfungsi untuk membantu pengguna dalam melakukan perhitungan dan pembagian harta warisan menurut hukum Islam.</p> <p>sistem pakar ini didesain sebagai panduan bagi pengguna dalam proses menghitung dan membagi harta warisan agar didapatkan hasil yang tepat dan sesuai dengan ketentuan hukum Islam. sistem akan menanyakan kepada anda tentang hal-hal yang berkaitan dengan keputusan yang akan dihasilkan oleh sistem ini.dan pada akhirnya sistem ini akan memberikan hasil perhitungan, yaitu siapa ahli waris yang berhak mendapat harta warisan, berapa bagiannya,dan penjelasannya.</p> <p>e-Faraid merupakan Sistem pakar penghitung dan pembagi harta warisan yang dibuat menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah yang Shahih. Referensi yang kami gunakan sebagai referensi lain selain Alqur'an dan Al-Hadist adalah dari buku <strong>Fiqh Mawaris dan Juga hasil akuisisi pengetahuan (wawancara) dengan pakar Faraid.</strong> </p> <p>Sistem Pakar ini selain dibuat untuk membantu Umat Islam dalam menyelesaikan masalah perhitungan dan pembagian harta warisan juga guna mengetengahkan kembali ilmu faraid(pembagian harta warisan) di kalangan kaum muslimin, agar tidak punah dan hilang.</p> <p> </p></td></tr> </table> </div> </div>
</div> <!-- footer.php --> <? include "footer.php"; ?> </div> </div> </body> </html>
login.php
<? session_start(); include 'koneksi.inc.php'; include 'myfunction.php'; $user = $_POST["username"]; $password = $_POST["pass"]; $sql = "select username, status, password, nama, sex from user where username='".$user."' AND password='".$password."'"; $data = selectData($sql); //print_r($data); if ($data[0][status] == 1) { $_SESSION['username'] = $data[0][username]; $_SESSION['pass'] = $data[0][password]; $_SESSION['namauser'] = $data[0]['nama']; header("location:../admin/home.php"); } else if ($data[0][status] == 2) { $_SESSION['username'] = $data[0][username]; $_SESSION['pass'] = $data[0][password]; $_SESSION['namauser'] = $data[0][nama]; header("location:../pakar/home.php"); } else if ($data[0][status] == 0) { $jumlah=count($data); if($jumlah>=1) { $_SESSION['username'] = $data[0][username]; $_SESSION['pass'] = $data[0][password]; $_SESSION['namauser'] = $data[0]['nama']; echo"<script>document.location='../warisan/hitung0.php'
</script>"; } else{ header("Location:../warisan/hitung.php?error=1"); } } else { header("Location:../warisan/hitung.php?error=1"); } ?>
Hitung.php
<? session_start(); include "../func/koneksi.inc.php"; if(!isset($_SESSION['username'])) { ?> <!DOCTYPE HTML PUBLIC "-//W3C//DTD HTML 4.01 Transitional//EN" "http://www.w3.org/TR/html4/loose.dtd"> <html> <head> <title>Hitung Warisan | E-Faraid - Sistem Pakar Faraid Online</title> <meta http-equiv="Content-Type" content="text/html; charset=iso-8859-1"> <link rel="stylesheet" type="text/css" href="../style.css" /> <style type="text/css"> <!-- .style1 {color: #FF0000} --> </style> </head> <body> <div align="center"> <div id="container"> <div id="banner"> </div> <div id="atas2"> <div id="under_logo"> <?php $day = date("w"); $tgl = date("j"); $mon = date("n") - 1; $hari = array("Minggu","Senin","Selasa","Rabu","Kamis","Jum'at","Sabtu"); $bln = array("Januari","Februari","Maret","April","Mei","Juni","Juli","Agustus","September","Oktober","November","Desember");
$thn = date("Y"); echo $hari[$day] . ", " . $tgl . " " . $bln[$mon] . " " . $thn; ?> </div> <div id="under_banner">
<marquee scrollamount="2" scrolldelay="2"> Selamat datang di faraidonline, sistem pakar untuk menghitung dan membagi harta warisan menurut hukum Islam
</marquee> </div> </div> <div id="tengah1"> <div id="blok-menu"> <ul class="menu"> <li><a href="../index.php">Beranda</a></li> <li><a href="../warisan/hitung.php">Hitung Warisan</a></li> <li><a href="../info/">Tentang Warisan</a></li> <li><a href="../bagan/">Bagan Ahli Waris</a></li> <li><a href="../istilah/index.php">Daftar Istilah</a></li> <li><a href="../bantuan/">Bantuan</a></li> </ul> <div id="validasi">
Sistem pakar ini telah diperiksa dan divalidasi oleh : <p><a href="#">Ibu Sri Hidayati, MA</a><br />Pakar Ilmu Faraidh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta</p>
</div> </div> <div id="content"> <div id="content-inner">
<p align="center">Untuk memulai konsultasi perhitungan waris, silakan login terlebuih dahulu pada form di bawah ini.</p>
<div align="center" id="start"> <p align="center">
<form name="login" method="post" onSubmit="return checkform();">
<table> <tr><td>Username</td><td><input type="text" name="username" id="username" /></td></tr>
<tr><td>Password</td><td><input type="password" name="pass" id="pass"/></td></tr> <tr><td colspan="2"><div id="login" align="center"> <input type="submit" name="mulai" class="button" value=" Mulai "/> <a href="../daftar/daftar.php"> | Daftar</a> <span class="style1">| <a href="../daftar/lupa.php">Lupa?</a></span></div> </td></tr> </table>
</form> <script language="javascript"> function checkform(){ if((document.getElementById('username').value=="")&&(document.getElementById('pass').value=="")){ alert("Anda belum memasukan username dan password."); document.getElementById('username').focus(); }else if(document.getElementById('username').value==""){ alert("Anda belum memasukan username."); document.getElementById('username').focus(); }else if(document.getElementById('pass').value==""){ alert("Anda belum memasukan password."); document.getElementById('pass').focus(); }else document.login.action ="../func/login2.php"; } </script> </p> </div><br/> <?php if($_GET['error']=="1"){ ?> <div class="warning" align="center">Username atau password yang anda masukan salah, silahkan login ulang atau lakukan pendaftaran jika belum mempunyai account.</div> <?php } ?> </div> </div> </div> <div id="footer"> <a href="../profil">Profil</a> | <a href="bukutamu.php">Buku Tamu</a> | <a href="../kontak">Kontak</a> Copyright © 2009 faraidonline,All right reserved </div> </div> </div> </body> </html> <? }else{ echo "<script>document.location='../warisan/hitung0.php'</script>"; } ?>
Hasila.php
<? session_start(); include "../func/koneksi.inc.php"; include "../func/myfunction.php"; if(isset($_SESSION['username'])) { $id_mayit = $_POST['id_mayit']; $uang = $_POST['hbersih'];
$sqlDelete = "delete from detail_history where username = '".$_SESSION['username']."' and id_mayit ='".$id_mayit."'";
mysql_query($sqlDelete); $sqlSelect = "select kd_tanya as status from status_ahliwaris";
$dataStatus = selectData($sqlSelect); foreach($dataStatus as $rowStatus) { //KONVERSIKAN JADI ANGKA JUMLAH AHLI WARIS" $sql = "select count(id_aw) as total from ahliwaris where username = '".$_SESSION['username']."' and id_mayit = '".$id_mayit."' and stat = '".$rowStatus[status]."'"; $countStatus = selectData($sql); $total = 0; $total = $countStatus[0][total]; $sqlSyntax = "insert into detail_history(id_detail_history,username,id_mayit,kd_tanya,jumlah) values (null,'".$_SESSION['username']."','".$id_mayit."','".$rowStatus[status]."', '".$total."')"; mysql_query($sqlSyntax); } header("location:hasilb.php?nama=".$_SESSION[username]."&id_mayit=".$id_mayit."&uang=".$uang); } else { echo "<script>document.location='../warisan/hitung.php'</script>"; } ?>
Hasilb.php
<? session_start(); include "../func/koneksi.inc.php"; include "../func/myfunction.php"; // include funtion penentu rule include "aksesrule.php"; if(isset($_SESSION['username'])) { $username=$_SESSION[username]; $id_mayit=$_GET['id_mayit']; $mayit = $nama_mayit; $uang=$_GET['uang']; $money = $uang; //HAPUS DULU DATA DENGAN NAMA USER INI DAN NAMA MAYIT INI; $sqlDelete = "delete from detail_hasil where username = '".$_SESSION[username]."' and id_mayit = '".$id_mayit."'"; mysql_query($sqlDelete); $sqlStatusWaris = "select kd_tanya as status,jumlah from detail_history where username='".$_SESSION[username]."' and id_mayit='".$id_mayit."' and jumlah>0 order by kd_tanya" ; $statusWaris = selectData($sqlStatusWaris); //echo $sqlStatusWaris; //exit(); foreach ($statusWaris as $row) { $status = $row["status"]; $rule = getRuleFromStatus($_SESSION[username],$id_mayit,$status); //echo "STATUS:".$status." RULE:".$rule."<BR>"; $sqlForRule="INSERT INTO detail_hasil(id_detail_hasil,username,kd_aturan,id_mayit) VALUES(null,'".$_SESSION[username]."','".$rule."','".$id_mayit."')"; mysql_query($sqlForRule); } ?> <!DOCTYPE HTML PUBLIC "-//W3C//DTD HTML 4.01 Transitional//EN" "http://www.w3.org/TR/html4/loose.dtd"> <html> <head> <title>Hitung Warisan | E-Faraid - Sistem Pakar Faraid Online</title> <meta http-equiv="Content-Type" content="text/html; charset=iso-8859-1"> <link rel="stylesheet" type="text/css" href="../style.css" /> </head> <body> <div align="center">
<div id="container"> <? include "header.php"; ?> <div id="tengah1"> <? include "menu.php"; ?> <div id="content"> <div id="content-inner" class="detail"> <!-- MENAMPILKAN HASIL PERHITUNGAN --> <? include "hasilc.php"; ?> </div> </div> </div> <div id="footer"> <a href="../profil/">Profil</a> | <a href="bukutamu.php">Buku Tamu</a> | <a href="../kontak/">Kontak</a> Copyright © 2009 faraidonline,All right reserved </div> </div> </div> </body> </html> <? }else{ echo "<script>document.location='../warisan/hitung.php'</script>"; } ?>