Upload
fahrunnisa
View
31
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
biokimia
Citation preview
RANCANAN PRAKTIKUM BIOKIMIA
KELOMPOK 2
KARAKTERISTIK ZAT PATI
ANGGOTA : 1. DEVI ATIKA SARI
2. FAKHRUNNISA
3. A.C ALI
4. RASYIDAH
I. PENDAHULUAN
Polisakarida yang merupakan karbohidrat kompleks mempunyai sifat larut
dalam air dingin. Polisakarida merupakan polimer monosakarida, mangandung
banyak satuan monosakarida yang dihubungkan oleh ikatan glikosida. Hidrolisis lengkap
dari polisakarida akan menghasilkan monosakarida. Glikogen dan amilum merupakan
polimer glukosa.
Amilum atau pati terbentuk lebih dari 500 molekul monosakarida. Pati terdapat
dalam umbi-umbian sebagai cadangan makanan pada tumbuhan. Jika dilarutkan dalam
air panas, pati dapat dipisahkan menjadi dua fraksi utama, yaitu amilosa dan amilopektin.
Perbedaan terletak pada bentuk rantai dan jumlah monomernya. Amilosa terdiri
atas 250-300 unit D-glukosa yang terikat dengan ikatan α-1,4-glikosidik sehingga molekul
amilosa berupa rantai terbuka. Sementara amilopektin memiliki 1000 unit glukosa
yang membuat molekul amilopektin lebih besar daripada molekul amilosa. Amilopektin
memiliki ikatan α-1,4- glikosidik namun sebagian memiliki ikatan 1,6-glikosidik. Karena
adanya ikatan 1,6- glikosidik tersebut ,aka molekul amilopektin berbentuk rantai
terbuka dan bercabang.
Penambahan iodium pada suatu polosakarida akan menyebabkan terbentuknya
kompleks adsorpsi bewarna spesifik. Amilum atau pati dengan iodium menghasilkan
warna biru atau ungu. Timbulnya warna biru menandakan bahwa bagian dari amilosa
lah yang membentuk senyawa. Sementara warna ungu atau merah lembayung
menandakan reaksi yang terjadi adalah antara amilopektin dengan iodium.
Pati dalam suasana asam bila dipanaskan akan terhidrolisis menjadi
senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Pengujian laju hidrolisis dapat dilakukan
dengan penambahan iodium. Hasil hidrolisis ini akan dibentuk amilodekstrin yang
memberi warna biru dengan iodium, entrodekstrin yang memberi warna merah
dengan iodium, serta berturut-turut akan dibentuk akroodekstrin, maltosa, dan glukosa
yang tidak memberi warna dengan iodium. Tahap pada saat larutan hasil hidrolisis sudah
tidak menimbulkan warna biru dengan iodium disebut titik akromatik.
Uji benedict dilakukan untuk menguji kandungan karbohidrat seperti
monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Uji benedict menunjukkan hasil yang
positif jika gula yang dikandung dalam karbohidrat memiliki sifat pereduksi, yang
mengandung gugus aldehida atau keton bebas akan mereduksi ion Cu2+ dalam suasana
alkalis, menjadi Cu+, yang mengendap sebagai Cu2O (kupro oksida) berwarna merah
bata. Yang termasuk gula pereduksi adalah