8
RAHN DAN APLIKASINYA (studi kasus gadai di desa Sindangjaya kecamatan Mangunjaya kabupaten Ciamis) Faizal Husen 1 ABSTRAK Manusia adalah mahluk social yang dimana satu sama lain saling memb memenuhi kebutuhannya, terkadang dalam kehidupan tidak terhindarkan untuk melakukan hutang-piutang namun dalam manusia sendiri terkadang terdapat sifat serakah dan khi untuk mengantisipasi khianat ini dalam hutang-piutang khususnya diadakanya bara jaminan yang biasa disebut gadai/rahn. Dalam konteks ini penyusun mencoba menganalisis apli yang ada di desa Sindangjaya kecamatan Mangunjaya kabuten Ciamis dengan t dalam Fiqh Muamalah, dalam penelitiannya penyusun menyimpulkan praktik gada dalam daerah tersebut belum sesuai dengan teori yang ada dalam Fiqh Muamalah karena barang jaminan dalam akad gadai tersebut tidak sesuai dengan aturan yang ada dalam maksud dari adanya barang jaminan adalah bukan untuk kepentingan dimanfaat untuk memperteguh rasa percaya orang yang memberi hutang atas orang yang berhutang terjadinya wan prestasi dari orang yang berhutang. Adapun bagi pihak yang membolehk adanya suatu alasan perawatan, penjagaan, dan pelestarian barang jaminan tersebut n sebetulnya jika ada kelebihan dari hasil pemanfaatan itu maka itu harus diberikan p barang yaitu rahin. Kata Kunci: Rahn/Gadai, Barang Jaminan, Fiqh Muamalah, Hutang. PENDAHULUAN Islam agama yang lengkap dan sempurna telah meletakkan kaidah-kaidah aturan dalam semua sisi kehidupan manusia, baik dalam ibadah maupun muamalah (hubun antar makhluk). Setiap manusia sebagai mahluk social membutuhkan interaksi dengan o untuk saling menutupi kebutuhan dan tolong-menolong diantara mereka. 1 Mahasiswa pada jurusan Muamalah konsentrasi Hukum Bisnis Syariah semester IV UIN Sunan Gunung Djati Bandung.(salah satu mahasiswa yang berasal dari daerah objek kajian)

Rahn Dan Aplikasinya

Embed Size (px)

Citation preview

RAHN DAN APLIKASINYA (studi kasus gadai di desa Sindangjaya kecamatan Mangunjaya kabupaten Ciamis) Faizal Husen1 ABSTRAK Manusiaadalahmahluksocialyangdimanasatusamalainsalingmembutuhkanuntuk memenuhikebutuhannya,terkadangdalamkehidupantidakterhindarkanuntukmelakukan hutang-piutang namun dalam manusia sendiri terkadang terdapat sifat serakah dan khianat maka untukmengantisipasikhianatinidalamhutang-piutangkhususnyadiadakanyabarangjaminan yang biasa disebut gadai/rahn. Dalam konteks ini penyusun mencoba menganalisis aplikasi gadai yangadadidesaSindangjayakecamatanMangunjayakabutenCiamisdenganteoriyangada dalamFiqhMuamalah,dalampenelitiannyapenyusunmenyimpulkanpraktikgadaiyangada dalam daerah tersebut belum sesuai dengan teori yang ada dalam Fiqh Muamalah karena alasan barang jaminan dalam akad gadai tersebut tidak sesuai dengan aturan yang ada dalam fikih yaitu maksuddariadanyabarangjaminanadalahbukanuntukkepentingandimanfaatkanmelainkan untukmemperteguhrasapercayaorangyangmemberihutangatasorangyangberhutangakan terjadinya wan prestasi dari orangyang berhutang. Adapun bagi pihakyang membolehkan juga adanya suatu alasan perawatan, penjagaan, dan pelestarian barang jaminan tersebut namun tetap sebetulnyajikaadakelebihandarihasilpemanfaatanitumakaituharus diberikanpadapemilik barang yaitu rahin. Kata Kunci: Rahn/Gadai, Barang Jaminan, Fiqh Muamalah, Hutang. PENDAHULUAN Islamagamayanglengkapdansempurnatelahmeletakkankaidah-kaidahdasardan aturandalamsemuasisikehidupanmanusia,baikdalamibadahmaupunmuamalah(hubungan antar makhluk). Setiap manusia sebagai mahluk social membutuhkan interaksi dengan orang lain untuk saling menutupi kebutuhan dan tolong-menolong diantara mereka.

1 Mahasiswa pada jurusan Muamalah konsentrasi Hukum Bisnis Syariah semester IV UIN Sunan Gunung Djati Bandung.(salah satu mahasiswa yang berasal dari daerah objek kajian) Karenaitulah,kitasangatperlumengetahuiaturanIslamdalamseluruhsisikehidupan kitasehari-hari,diantaranyatentanginteraksisosialdengansesamamanusia,khususnya berkenaan dengan perpindahan harta dari salah satu pihak kepada pihak lain. Utang-piutangterkadangtidakdapatdihindari,padahalbanyakmunculfenomena ketidakpercayaandiantaramanusia,khususnyamasakinikarenabanyakorangyangmenyalah gunakankebaikandanketaatanoranglain.Sehingga,orangyangakanmeminjamkanuang meminta jaminan benda atau barang berharga dalam pinjaman itu. Realitayangadatidakdapatdipungkiri,suburnyausaha-usahapegadaian,baikdikelola pemerintahatauswastamenjadibuktiterjadinyakegiatangadaiini.Ironisnya,banyakkaum musliminyangbelummengenalaturanindahdanadildalamIslammengenaihalini.Padahal perkara ini bukanlah perkara baru dalam kehidupan mereka, sudah sejak lama mereka mengenal jenistransaksisepertiini.Sebagaiakibatnya,terjadikezalimandansalingmemakanharta saudaranya dengan batil yang dilarang oleh aturan syariah. TINJAUAN PUSTAKA Menurutbahasarahnadalahtetapdanlestari,rahnjugadinamaial-habsuyangberarti penahan sesuai firman Alloh dalam surat Al-Muddatstsir ayat 382 O7 O^4^ E) ;e4:=OE NOE4Og-4O ^@g tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya. Sedangkan menurut syara yang disebut dengan rahn adalah:1.Akad yang objeknya menahan harga terhadap suatu hak yang mungkin diperoleh bayaran dengan sempurna darinya.3

2 Sayyid sabiq, Fikih Sunnah (alih bahasa H. Kamaluddin), (Bandung: Al-Maarif 1995) hal.139 3 Kifayatul Ahyar, hal. 261 da idris ahtllad, Fiqh Al-Syafiiyah. Hal. 59 (diambil dari Fiqh Muamalah karangan prof.dr. H.Hendi Suhendi) 2.Menjadikansuatubendaberhargadalampandangansyarasebagaijaminanatasutang selama ada dua kemungkinan , untuk mengembalikan uang itu atau mengambil sebagian benda.4 3.Gadaiadalahakadperjanjianpinjammeminjamdenganmenyerahkanbarangsebagai tanggungan utang.5 4.Menjadikan harta sebagaijaminan utang.6 5.Gadaiadalahsuatubarangyangdijadikanpeneguhanataupenguatkepercayaandalam hutang-piutang.(pen) Dasar Hukum Rahn Firman Alloh dalam Q.S Al-Baqarah ayat 283 p)4 +L7 _O>4N OEEc 4 W->4:g>~E E}E-@O O=O+l^E` W up) =}g`7_u4 V_u4 g1ENOU Og~-.-=}g>^4- +O44L4` -+-4O^4 -.-+O+4O 4 W-O+-'> EEE_O=- _}4`4 E_;+--:4C +O^^) Eg-47 +O+:U~ +.-4 E) 4pOUEu> _1)U4 ^gg@ jikakamudalamperjalanan(danbermu'amalahtidaksecaratunai)sedangkamutidak memperolehseorangpenulis,Makahendaklahadabarangtanggunganyangdipegang7(oleh yangberpiutang).akantetapijikasebagiankamumempercayaisebagianyanglain,Maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) danhendaklah ia bertakwa kepadaAllahTuhannya;danjanganlahkamu(parasaksi)Menyembunyikanpersaksian.dan Barangsiapayangmenyembunyikannya,MakaSesungguhnyaiaadalahorangyangberdosa hatinya; dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

4 Hasbi Ash-Shiddieqy, Pengantar Fiqh Muamalah, (Jakarta: Bulan Bintang, 1984) hal. 86-87 5 Sayyid Sabiq, ibid, hal 139 6 Idris Ahmad, Fiqh Al-Syafiiyah, (Jakarta: Karya Indah, 1986) hal. 57-58 7 Barang tanggungan (borg) itu diadakan bila satu sama lain tidak percaya mempercayai Hal ini pun dipertegas dengan amalan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang melakukan pergadaian, sebagaimana dikisahkan Ummul Mukminin Aisyah dalam pernyataan beliau, Sesungguhnya,Nabishallallahualaihiwasallammembelibahanmakanandariseorang yahudidengancaraberutang,danbeliaumenggadaikanbajubesinya.(Hr.Al-Bukharino. 2513 dan Muslim no. 1603)8 Syarat syarat dalam rahn9: a.Berakal b.Baligh c.Bahwabarangyangdijadikanborg/jaminanituadapadasaatakadsekalipuntidaksatu jenis. d.Bahwa barang tersebut dipegang oleh orang yang menerima gadaian atau wakilnya. e.Barang yang digadaikan bukan barang yang dilarang/diharamkan oleh syara. Rukun rahn10: a.Akad rahn (ijab dan qobul). b.Aqidain (rahin dan murtahin). c.Barang yang dijadikan jaminan (borg/marhun). d.Ada utang, disyaratkan keadaan utang telah tetap. Dalampemanfaatanbarangjaminanterdapatperbedaanpendapatadayangmembolehkan adajugapihakyangmengharamkandiantarapihakyangmembolehkanpemanfaatanbarang gadaidenganalasanbahwabaranggadaitersebutmemerlukanperawatan,penjagaan,dan

8 Al-Bayan, Shahih Bukhari dan Muslim.( Bandung : Jabal, 2008) 9 Sayyid sabiq, op.cit, hal 141 10 Prof. Dr. H. Hendi S, Fiqh Muamalah, (Jakarta : Rajawali Pers, 2010) hal. 107 pelestarian. Dasar hukum dari ini adalah salah satu haditsRasululloh saw dariAbu Shaleh dari Abu Hurairah, Bahwa Nabi saw bersabda: Gadaian boleh perah susunya dan ditunggangi" Pihak yang mengharamkan pemanfaatan barang jaminan beralasan bahwa asal mula akad rahnadalahakadqordatauhutangpiutangdanakadhutangpiutangadalahakadtabarru(non profitoriented)makaakadrahnpunmenjadisamajenisakadnyakarenasesungguhnyabarang jaminan sendiri hanya untuk penguat rasa kepercayaan bagi murtahin kepada rahin. Dasar hokum dari pendapat ini adalah :

:

- )

,

(

,

Dari Ali Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah saaw. bersabda: "Setiap hutang yang menarik manfaat adalah riba." Riwayat Harits Ibnu Abu Usamah dan sanadnya terlalu lemah. 11

:

-

( :

)

,

,

.

,

, DariAbuHurairahRadliyallaahu'anhubahwaRasulullahShallallaahu'alaihiwaSallam bersabda:"Baranggadaiantidakmenutuppemilikyangmenggadaikannya,keuntungan untuknyadankerugiannyamenjaditanggungannya."RiwayatDaruquthnidanHakimdengan perawi-perawiyangdapatdipercaya.NamunyangterpeliharabagiAbuDawuddanlainnya hadits itu mursal. 12

(

:

,

)

,

11 EBook Bulugul Maram versi 2.0 Pustaka Al-Hidayah 2008 12 EBook,ibid DariAbuHurairahRadliyallaahu'anhubahwaRasulullahShallallaahu'alaihiwaSallam bersabda: "Punggung hewan yang digadaikan boleh dinaiki dengan membayar dan susu hewan yang digadaikan boleh diminum dengan membayar. Bagi orang yang menaiki dan meminumnya wajib membayar." Riwayat Bukhari13 METODE PENELITIAN Metodeyangdigunakandalampenelitianiniadalahwawancarakepadamasyarakatdi objekkajian(ds.Sindangjayakec.Mangunjayakab.Ciamis)yaitusuatumetodedimana penyusun mencari data-datayang diperlukan untuk menemukan jawaban dari masalahyang ada dalampenelitiandenganmewawancarai/memberikanpertanyaankepadamasyarakatyang berhubungandenganobjekpenelitianatauyangmengetahuitentangdatayangdicarioleh peneliti. HASIL PENELITIAN HasildariwawancarakepadamasyarakatdidesaSindangjayakecamatanMangunjaya kabupatenCiamispenyusunmenyimpulkanbahwapraktikgadaiyangadadalamwilayah tersebutadalahjikaseseorangyangsedangdalamkususahan/kebutuhanuntukmemenuhi kebutuhannya khususnya membutuhkan uang akan menggadaikan barangnya (pada saat itu objek gadainyaadalahberupalahan/sawah,handphone,dansepedamotor)barang-barangyang digadaikan/dijaminkantersebutdigunakandandiambilmanfaatnyaolehorangyangmenerima gadaian(murtahin)tanpamemperhitungkanapakahhasildaripemanfaatanitulebihatautidak daribiayaperawatandanjikalebihataupunkurangitumenjadihakdantanggungjawab murtahin dan barang tersebut akan dikembalikan ketika rahin telah membayar hutang tersebut. ANALISIS DAN KESIMPULAN Rahnadalahsalahsatuakadtabarruyaitusuatuakadyangtidakbertujuanuntuk mencari keuntungan (non profit oriented) karena rahn sendiri ada ketika adanya hutang-piutang. Pangkaldariakadnyasebetulnyaadalahhutang-piutangnamundikarenakanuntuktercapainya kepercayaandanmengurangikemungkinanadanyawanprestasisalahsatupihak(orangyang

13 EBook,ibid berhutang) maka diadakanlah borg (barang jaminan) sesuai dengan firman Alloh swt dalam Q.S Al-Baqoroh ayat 283 p)4 +L7 _O>4N OEEc 4 W->4:g>~E E}E-@O O=O+l^E` W up) =}g`7_u4 V_u4 g1ENOU Og~-.-=}g>^4- +O44L4` -+-4O^4 -.-+O+4O 4 W-O+-'> EEE_O=- _}4`4 E_;+--:4C +O^^) Eg-47 +O+:U~ +.-4 E) 4pOUEu> _1)U4 ^gg@ jikakamudalamperjalanan(danbermu'amalahtidaksecaratunai)sedangkamutidak memperolehseorangpenulis,Makahendaklahadabarangtanggunganyangdipegang(oleh yangberpiutang).akantetapijikasebagiankamumempercayaisebagianyanglain,Maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) danhendaklah ia bertakwa kepadaAllahTuhannya;danjanganlahkamu(parasaksi)Menyembunyikanpersaksian.dan Barangsiapayangmenyembunyikannya,MakaSesungguhnyaiaadalahorangyangberdosa hatinya; dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. Walaupunterdapatpernyataandalamperjalanannamunayatinitetapberlakusecara umum, baik ketika dalam perjalanan atau dalam keadaan mukim (menetap), karena kata dalam perjalanandalamayatinihanyamenunjukkankeadaanyangbiasanyamemerlukansistemini (ar-rahn)dalamartiansubstansidariayatiniadalahbukanperjalanannyanamunmaksudrahn adalahuntukmeneguhkankepercayaanmurtahinmemberipinjamanpadarahinmaka diadakannya rahn . Sebetulnyadalamayattersebutjelasdisebutkanbahwaakadrahniniadalahakadyang muncul dikarenakan adanya hutang yang dimana orang yang akan memberi hutang kepada orang yangakanberhutangkurangpercayakepadaorangyangakanberhutangtersebutsehinggaagar orangyangakanmemberihutangitutidakmerasaadakemungkinanditipuolehorangyang berhutangdengantidakmembayarhutangnyamakabolehdiadakannyaborg(jaminan)dalam hutang piutang, namun itu tidak merubah akad hutang piutang sendiri menjadi ada akad tijarinya (profit oriented). Adapunpraktikyangterjadipadaobjekpenelitianmenurutpenyusunbelumsesuai denganteoriataumaksudyangadadalamrahnyangadadalamFiqhMuamalahkarenayang penyusun temukan dari penelitian ini barangyang digadaikan itu dimanfaatkan oleh orang yang memberi hutang (murtahin) padahal dalam rahn sendiri tujuan dari diadakannya barang jaminan itubukanuntukdiambilmanfaatnyaolehmurtahinnamunsebagaipenguatrasakepercayaan murtahinkepadarahinbahwarahintidakakanmelakukanpenipuandenganadanyajaminan tersebut. Alasanlainmengapapenyusunmenyimpulkanpraktekgadaididaerahtersebutbelum sesuaiadalahbarangjaminandalamkonteksinilahan/sawah,profityangdidapatkandari pengelolaansawahtersebutjauhlebihbesardaribiayayangdikeluarkanuntukperawatandan pelestarian.Untukbarangjaminanberupahandphonedansepedamotorpuntidakterlalu membutuhkanperawatandanpelestarianjikatidakdipakaidantidakbisadijadikanalasan adanya pemanfaatan karena mengacu pada penjagaan karena menurut hemat penyusun itu sama sajamenjagabarangkitakarenasesungguhnyaadanyabarangtersebutadalahsebabdariharta yangkitamilikijadisamasajadengankitadiwajibkanmenjagahartasendirinamundalam bentuk yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA Sabiq, Sayyid. Fikih Sunnah. Bandung: Al-Maarif, 1995 Suhendi, Hendi, Haji. Fiqh Muamalah. Jakarta : Rajawali Pers, 2010 Al-Bayan, Shahih Bukhari dan Muslim. Bandung : Jabal, 2008 EBook Bulugul Maram versi 2.0 Pustaka Al-Hidayah 2008 Ash-Shiddieqy, Hasbi, Pengantar Fiqh Muamalah, Jakarta: Bulan Bintang, 1984 Ahmad, Idris, Fiqh Al-Syafiiyah, Jakarta: Karya Indah, 1986