1
JASA Raharja mengadakan lomba karya tulis dan fotograuntuk para wartawan dan masyarakat umum dengan tema Peran serta Jasa Raharja da- lam membangun kesadaran publik terhadap keselamatan bertranspor- tasi di Indonesia. Lomba tersebut diselengara- kan untuk memperingati ulang tahun ke-50 Jasa Raharja. “Dengan lomba ini, ulang ta- hun emas bisa menjadi momen penting untuk dimanfaatkan sebagai ajang sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang Jasa Raharja,” ujar Direktur Utama Jasa Raharja Diding Sudirdja Anwar. Lomba tersebut dibagi menja- di empat kategori, yaitu lomba karya tulis bagi wartawan, lom- ba foto bagi wartawan, lomba liputan elektronik (televisi) bagi wartawan, dan lomba foto bagi masyarakat umum. Lomba tersebut terbuka bagi seluruh wartawan media cetak dan elektronik nasional dan daerah, serta masyarakat umum di seluruh Indonesia. Total jumlah hadiah yang diberikan mencapai Rp150 juta untuk empat pemenang di tiap kategori. “Sepuluh no- mine dari setiap kategori yang tidak menjadi pemenang akan mendapatkan apresiasi sebesar Rp1 juta,” jelas Diding. Pelaksanaan lomba dilaku- kan pada 7-31 Desember 2010. Pengumuman nominasi dan pemenang masing-masing pada 5 dan 9 Januari 2011. Sampai dengan Oktober 2010, jumlah santunan yang dibayarkan Jasa Raharja telah mencapai sekitar Rp1,2 triliun. Diperkirakan, hingga akhir ta- hun jumlah santunan mencapai Rp1,5 triliun. (*/J-2) MAJELIS Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta memastikan makam Habib Hasan Al Hadad yang dikenal dengan sebutan Mbah Priok sudah dipindah- kan dari TPU Dobo ke TPU Semper, Jakarta Utara, jauh sebelum bentrokan meletus 14 April 2010. Hasil penelitian MUI DKI itu, menurut Wali Kota Jakarta Utara Bambang Soegiyono, akan diberikan kepada ahli waris, ulama, majelis taklim, kelompok pengajian, dan tokoh masyarakat di kawasan Jakarta Utara. “Sosialisasi akan melibat- kan MUI DKI dengan fasilitas dari Pemkot Jakut. Kami juga akan menyosialisasikan kepada masyarakat dengan harapan semua pihak memahami fakta yang sebenarnya, baik dari sisi makam, sejarah, maupun keagamaan,” lanjut Bambang, kemarin. Menurutnya, hasil penelitian dan riset MUI DKI tersebut da- pat menghilangkan kecurigaan. Untuk memudahkan sosialisa- si, pihaknya akan memberikan buku-buku hasil penelitian serta selebaran. Salah satu anggota tim pe- neliti MUI DKI Roby Nurha- di menjelaskan bukan ha- nya pihaknya yang terjun ke lapangan. MUI DKI juga meng- gandeng sejarawan JJ Rizal dan Alwi Shahab, tokoh agama, pa- kar dari Universitas Indonesia, serta pihak Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. “Semua hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. Ini benar-benar hasil penelitian kami, bukan berdasarkan meja- meja rapat atau berdasarkan perasaan, melainkan melalui riset yang mendalam dan bisa dipertanggungjawabkan secara ilmu pengetahuan,” imbuh Roby. Berdasarkan hasil penelitian itu, MUI DKI merekomen- dasikan perlunya pelurusan sejarah. Salah satunya soal kelahiran Habib Hasan Al Hadad bukan pada abad ke-17 melainkan abad ke-18. Begitu juga waktu meninggalnya, fakta menun- jukkan meninggal pada 1927, bukan abad ke-18. Terkait dengan kentalnya masalah keagamaan dalam kasus tersebut, MUI DKI me- minta supaya umat Islam tidak bersikap berlebihan. “Ada banyak hal yang perlu diluruskan terkait sisi kea- gamaan karena memang keliru. Tetapi, saya tidak bisa detail menyampaikannya karena sangat sensitif,” ujarnya. Penggusuran makam Mbah Priok pada 14 April 2010 mendapat perlawanan sengit masyarakat. Bentrok antara Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan masyarakat berakibat sangat fatal. Tercatat, tiga Satpol PP tewas, 28 luka berat, serta 148 luka ringan. Namun sampai saat ini Polda Metro Jaya belum menetapkan seorang pun sebagai tersangka. (Ssr/J-1) Makam Mbah Priok sudah Lama Dipindah ke TPU Semper Jasa Raharja Gelar Lomba Karya Jurnalistik P EMBANGUNAN jalan layang Antasari- Blok M dan Kampung Melayu-Tanah Abang hanya solusi sementara pe- ngurangan kemacetan. Bertam- bahnya ruas jalan justru akan memicu bertambahnya peng- gunaan kendaraan pribadi. “Pembangunan tersebut ha- nya solusi sementara. Hanya akan membuat macet tambah parah,” tegas Direktur Ekse- kutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jakarta Ubaidil- lah, kemarin. Berdasarkan hasil kajian Walhi, pembangunan kedua jalan layang tersebut akan me- nambah intensitas kemacetan lebih daripada saat ini. Sementara pembangunannya mengikis area lahan publik dan daerah resapan serta ruang terbuka hijau di Kampung Melayu. Menurut Ubaidillah, setelah kedua proyek selesai, akan ter- cipta pusat kemacetan baru di wilayah pangkal (tanjakan) dan ujung (turunan) jalan layang. Pada 5-10 tahun ke depan, kemacetan lebih parah lagi sebab penambahan jalan akan memotivasi pemilik meng- gunakan kendaraan pribadi sehingga pertumbuhan ken- daraan tetap tinggi. Belum lagi meningkatnya polusi, kebising- an, serta dampak psikologis berupa bertambahnya tingkat stres pengendara. Ubaidillah berpandangan, pengurangan intensitas kema- cetan harus lewat solusi jangka panjang, dengan cara memper- baiki kualitas dan kuantitas transportasi publik. Dengan de- mikian, pengguna kendaraan pribadi akan bersedia meng- gunakan sarana transportasi umum. “Misalnya Trans-Jakarta. Jika dilakukan berbagai pembenah- an dan menambah armada maupun jalur, bisa saja bus Trans-Jakarta menjadi salah satu sarana efektif mengu- rangi kemacetan di ibu kota,” ujarnya. Pengerjaan fisik proyek jalan layang Antasari-Blok M dan Kampung Melayu-Tanah Abang dimulai awal 2011. Saat ini sudah mulai dilaku- kan penetapan titik-titik tiang pancang jalan nontol tersebut. Pembangunan dipastikan se- makin memacetkan arus lalu lintas sekurangnya 10 bulan ke depan dengan masa pengerjaan proyek sekitar 20 bulan. Jalan layang nontol Pangeran Antasari-Blok M sepanjang 4,846 km menghabiskan ang- garan Rp1,28 triliun, sedang- kan Kampung Melayu-Tanah Abang (Casablanca) sebesar Rp737 miliar. Makin sempit Tanggapan masyarakat atas pembangunan kedua jalan layang itu cukup beragam. Novi, 28, Guest Relation Of- cer Ambhara Hotel, menilai rencana tersebut cukup bagus. Hanya, perlu dipikirkan ka- nan kiri jalan yang sebelum- nya sudah kecil akan semakin sempit dengan adanya tiang pancang. “Untuk mencegah kemacetan tidak semakin parah pada saat pengerjaan proyek, pengendara harus disiplin dan patuh pada jalur yang sudah ditentukan,” anjur karyawan yang hotel tempat ia bekerja dekat dengan Blok M tersebut. Adapun Haidir, 49, karyawan bank di jalur Antasari-Blok M, mengusulkan kendaraan dari arah Melawai ke Tirtayasa dibuat satu arah. Eda, 22, karyawan Chinese Visa Service Center di kawasan Casablanca, juga merasa jalan layang positif bagi kemajuan Jakarta. “Tapi sebelum proyek yover dimulai, pemerintah harus mengatur rute alternatif. Bukan sekadar jalan alternatif, tapi harus jalan yang layak. Ka- lau situasi lalu lintas semakin memburuk selama dua tahun ini, lebih baik proyek dibatal- kan,” tandasnya. (*/J-1) [email protected] Jalan Layang hanya Solusi Sementara Pengurangan intensitas kemacetan harus dengan cara memperbaiki kualitas serta kuantitas transportasi publik. Andreas Timoty RABU, 8 DESEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA 6 | Megapolitan Semua hasilnya dapat dipertanggung- jawabkan.” Roby Nurhadi Anggota tim peneliti MUI DKI PEMBANGUNAN JALAN LAYANG: Suasana kepadatan arus lalu lintas sepanjang Jalan Antasari, Cipete, Jakarta Selatan, Senin (6/12). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan membangun dua jalan layang nontol, yaitu jalan layang Pangeran Antasari-Blok M dan Kampung Melayu-Tanah Abang mulai 22 November 2010. MI/SUSANTO MEMBERI PENJELASAN: Direktur Utama Jasa Raharja Diding Sudirdja Anwar memberikan penjelasan kepada wartawan saat jumpa pers pada lomba foto dan karya tulis di Kantor Pusat Jasa Raharja, Jakarta, Senin (6/12). MI/M IRFAN

RABU, 8 DESEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA Jalan Layang … filemasyarakat umum dengan tema Peran serta Jasa Raharja da-lam membangun kesadaran publik ... kelompok pengajian, dan tokoh

  • Upload
    vuquynh

  • View
    224

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

JASA Raharja mengadakan lomba karya tulis dan fotografi untuk para wartawan dan masyarakat umum dengan tema Peran serta Jasa Raharja da-lam membangun kesadaran publik terhadap keselamatan bertranspor-tasi di Indonesia.

Lomba tersebut diselengara-kan untuk memperingati ulang tahun ke-50 Jasa Raharja.

“Dengan lomba ini, ulang ta-hun emas bisa menjadi momen penting untuk dimanfaatkan sebagai ajang sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang Jasa Raharja,” ujar Direktur Utama Jasa Raharja Diding Sudirdja Anwar.

Lomba tersebut dibagi menja-di empat kategori, yaitu lomba karya tulis bagi wartawan, lom-ba foto bagi wartawan, lomba liputan elektronik (televisi) bagi wartawan, dan lomba foto bagi masyarakat umum. Lomba tersebut terbuka bagi seluruh wartawan media cetak dan elektronik nasional dan daerah, serta masyarakat umum di seluruh Indonesia.

Total jumlah hadiah yang diberikan mencapai Rp150

juta untuk empat pemenang di tiap kategori. “Sepuluh no-mine dari setiap kategori yang tidak menjadi pemenang akan mendapatkan apresiasi sebesar Rp1 juta,” jelas Diding.

Pelaksanaan lomba dilaku-kan pada 7-31 Desember 2010. Pengumuman nominasi dan

pemenang masing-masing pada 5 dan 9 Januari 2011.

Sampai dengan Oktober 2010, jumlah santunan yang dibayarkan Jasa Raharja telah mencapai sekitar Rp1,2 triliun. Diperkirakan, hingga akhir ta-hun jumlah santunan mencapai Rp1,5 triliun. (*/J-2)

MAJELIS Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta memastikan makam Habib Hasan Al Hadad yang dikenal dengan sebutan Mbah Priok sudah dipindah-kan dari TPU Dobo ke TPU Semper, Jakarta Utara, jauh sebelum bentrokan meletus 14 April 2010.

Hasil penelitian MUI DKI itu, menurut Wali Kota Jakarta Utara Bambang Soegiyono, akan diberikan kepada ahli waris, ulama, majelis taklim, kelompok pengajian, dan tokoh masyarakat di kawasan Jakarta Utara.

“Sosialisasi akan melibat-kan MUI DKI dengan fasilitas dari Pemkot Jakut. Kami juga akan menyosialisasikan kepada masyarakat dengan harapan semua pihak memahami fakta yang sebenarnya, baik dari sisi makam, sejarah, maupun keagamaan,” lanjut Bambang, kemarin.

Menurutnya, hasil penelitian dan riset MUI DKI tersebut da-pat menghilangkan kecurigaan. Untuk memudahkan sosialisa-si, pihaknya akan memberikan buku-buku hasil penelitian serta selebaran.

Salah satu anggota tim pe-neliti MUI DKI Roby Nurha-di menjelaskan bukan ha-nya pihaknya yang terjun ke lapang an. MUI DKI juga meng-gandeng sejarawan JJ Rizal dan Alwi Shahab, tokoh agama, pa-kar dari Universitas Indonesia, serta pihak Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.

“Semua hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. Ini benar-benar hasil penelitian kami, bukan berdasarkan meja-meja rapat atau berdasarkan perasaan, melainkan melalui riset yang mendalam dan bisa dipertanggungjawabkan secara ilmu pengetahuan,” imbuh Roby.

Berdasarkan hasil penelitian

itu, MUI DKI merekomen-dasikan perlunya pelurusan sejarah.

Salah satunya soal kelahiran Habib Hasan Al Hadad bukan pada abad ke-17 melainkan abad ke-18. Begitu juga waktu meninggalnya, fakta menun-jukkan meninggal pada 1927, bukan abad ke-18.

Terkait dengan kentalnya masalah keagamaan dalam kasus tersebut, MUI DKI me-minta supaya umat Islam tidak bersikap berlebihan.

“Ada ba nyak hal yang perlu diluruskan terkait sisi kea-gamaan karena memang keliru. Tetapi, saya tidak bisa detail menyampaikannya karena sangat sensitif,” ujarnya.

Penggusuran makam Mbah Priok pada 14 April 2010 mendapat perlawanan sengit masyarakat. Bentrok antara Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan masyarakat berakibat sangat fatal. Tercatat, tiga Satpol PP tewas, 28 luka berat, serta 148 luka ringan. Namun sampai saat ini Polda Metro Jaya belum menetapkan seorang pun sebagai tersangka. (Ssr/J-1)

Makam Mbah Priok sudah Lama Dipindah ke TPU Semper

Jasa Raharja Gelar Lomba Karya Jurnalistik

PE M B A N G U N A N jalan layang Antasari-Blok M dan Kampung Melayu-Tanah Abang

hanya solusi sementara pe-ngurangan kemacetan. Bertam-bahnya ruas jalan justru akan memicu bertambahnya peng-gunaan kendaraan pribadi.

“Pembangunan tersebut ha-nya solusi sementara. Hanya akan membuat macet tambah parah,” tegas Direktur Ekse-kutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jakarta Ubaidil-lah, kemarin.

Berdasarkan hasil kajian Walhi, pembangunan kedua jalan layang tersebut akan me-nambah intensitas kemacetan lebih daripada saat ini.

Sementara pembangunannya mengikis area lahan publik dan daerah resapan serta ruang terbuka hijau di Kampung Melayu.

Menurut Ubaidillah, setelah kedua proyek selesai, akan ter-

cipta pusat kemacetan baru di wilayah pangkal (tanjakan) dan ujung (turunan) jalan layang.

Pada 5-10 tahun ke depan, kemacetan lebih parah lagi sebab penambahan jalan akan memotivasi pemilik meng-gunakan kendaraan pribadi sehingga pertumbuhan ken-daraan tetap tinggi. Belum lagi meningkatnya polusi, kebising-an, serta dampak psikologis berupa bertambahnya tingkat stres pengendara.

Ubaidillah berpandangan, pengurangan intensitas kema-cetan harus lewat solusi jangka panjang, dengan cara memper-baiki kualitas dan kuantitas transportasi publik. Dengan de-mikian, pengguna ken daraan pribadi akan bersedia meng-gunakan sarana transportasi umum.

“Misalnya Trans-Jakarta. Jika dilakukan berbagai pembenah-an dan menambah armada maupun jalur, bisa saja bus Trans-Jakarta menjadi salah satu sarana efektif mengu-rangi kemacetan di ibu kota,”

ujarnya.Pengerjaan fisik proyek

jalan layang Antasari-Blok M dan Kampung Melayu-Tanah Abang dimulai awal 2011. Saat ini sudah mulai dilaku-kan penetapan titik-titik tiang pancang jalan nontol tersebut. Pembangunan dipastikan se-makin memacetkan arus lalu lintas sekurangnya 10 bulan ke depan dengan masa pengerjaan proyek sekitar 20 bulan.

Jalan layang nontol Pangeran Antasari-Blok M sepanjang 4,846 km menghabiskan ang-garan Rp1,28 triliun, sedang-kan Kampung Melayu-Tanah Abang (Casablanca) sebesar Rp737 miliar.

Makin sempitTanggapan masyarakat atas

pembangunan kedua jalan layang itu cukup beragam. Novi, 28, Guest Relation Of-fi cer Ambhara Hotel, menilai rencana tersebut cukup bagus. Hanya, perlu dipikirkan ka-nan kiri jalan yang sebelum-nya sudah kecil akan semakin

sempit dengan adanya tiang pancang.

“Untuk mencegah kemacetan tidak semakin parah pada saat pengerjaan proyek, pengendara harus disiplin dan patuh pada jalur yang sudah ditentukan,” anjur karyawan yang hotel tempat ia bekerja dekat dengan Blok M tersebut.

Adapun Haidir, 49, karya wan bank di jalur Antasari-Blok M, mengusulkan kendaraan dari arah Melawai ke Tirtayasa dibuat satu arah.

Eda, 22, karyawan Chinese Visa Service Center di kawasan Casablanca, juga merasa jalan layang positif bagi kemajuan Jakarta.

“Tapi sebelum proyek fl yover dimulai, pemerintah harus mengatur rute alternatif. Bukan sekadar jalan alternatif, tapi harus jalan yang layak. Ka-lau situasi lalu lintas semakin memburuk selama dua tahun ini, lebih baik proyek dibatal-kan,” tandasnya. (*/J-1)

[email protected]

Jalan Layang hanya Solusi SementaraPengurangan intensitas kemacetan harus dengan

cara memperbaiki kualitas serta kuantitas transportasi publik.

Andreas Timoty

RABU, 8 DESEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA6 | Megapolitan

Semua hasilnya dapat dipertanggung-jawabkan.”

Roby NurhadiAnggota tim peneliti MUI DKI

PEMBANGUNAN JALAN LAYANG: Suasana kepadatan arus lalu lintas sepanjang Jalan Antasari, Cipete, Jakarta Selatan, Senin (6/12). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan membangun dua jalan layang nontol, yaitu jalan layang Pangeran Antasari-Blok M dan Kampung Melayu-Tanah Abang mulai 22 November 2010.

MI/SUSANTO

MEMBERI PENJELASAN: Direktur Utama Jasa Raharja Diding Sudirdja Anwar memberikan penjelasan kepada wartawan saat jumpa pers pada lomba foto dan karya tulis di Kantor Pusat Jasa Raharja, Jakarta, Senin (6/12).

MI/M IRFAN