40
i PROPOSAL PROYEK AKHIR RANCANG BANGUN SISTEM BATTERY CHARGING PADA MESIN PEMARUT KELAPA MENGGUNAKAN METODE KONTROL LOGIKA FUZZY Diusulkan oleh : Amien Raharja NRP. 1310121031 PROGRAM STUDI D4 TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA 2015

1310121031 Amien Raharja(Revisi3)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Rancang Bangun Sistem Battery Charging pada mesin pemarut kelapa menggunakan metode logika fuzzy

Citation preview

  • i

    PROPOSAL PROYEK AKHIR

    RANCANG BANGUN SISTEM BATTERY CHARGING PADA

    MESIN PEMARUT KELAPA MENGGUNAKAN METODE

    KONTROL LOGIKA FUZZY

    Diusulkan oleh :

    Amien Raharja

    NRP. 1310121031

    PROGRAM STUDI D4 TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI

    POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

    2015

  • ii

    LEMBAR PENGESAHAN

    PROPOSAL PROYEK AKHIR

    TAHUN 2015/2016

    RANCANG BANGUN SISTEM BATTERY CHARGING PADA

    MESIN PEMARUT KELAPA MENGGUNAKAN METODE

    KONTROL LOGIKA FUZZY

    Oleh :

    Amien Raharja

    NRP. 1310121031

    Proposal Tugas Akhir ini Diajukan untuk

    Dilanjutkan sebagai Proyek Akhir

    di

    Program Studi D4 Teknik Elektro Industri

    Politeknik Elektronika Negeri Surabaya,

    Disetujui Oleh :

    Tim Penguji : Dosen Pembimbing :

    1. ......................................... 1. Ainur Rofiq Nansur, ST, MT.

    NIP. NIP. 196407131989031005

    2. ......................................... 2. Syechu Dwitya Nugraha, S.ST, MT

    NIP. NIP. 2000000051

    3. .........................................

    NIP.

  • iii

    DAFTAR ISI

    Lembar Depan i

    Lembar Persetujuan ii

    Daftar Isi iii

    Abstrak iv

    1. Pendahuluan 1

    1.1. Tujuan 1

    1.2. Latar Belakang 1

    1.3. Perumusan Masalah dan Batasan Masalah 2

    2. Tinjauan Pustaka 3

    2.1. Penelitian yang pernah dilakukan 3

    2.2. Teori penunjang yang digunakan dalam penelitian 5.

    3. Metodologi Penentian 30

    3.1. Perencanaan Sistem 30

    3.2. Implementasi Sistem 31

    3.3. Pengujian Hasil Penelitian 32

    3.3. Kesimpulan 33

    4. Hasil yang Diharapkan 33

    5. Relevansi 33

    6. Biaya Dan Jadwal Kegiatan 33

    6.1. Anggaran Biaya 33

    6.2. Jadwal Penelitian 34

    7. Daftar Pustaka 36

  • iv

    ABSTRAK

    Mesin pemarut kelapa yang ada di pasaran banyak yang menggunakan

    sumber PLN sebagai supplynya sehingga menambah beban listrik rumah

    tangga dan pembayaran tagihan listrik kepada PLN. Dengan ini diperlukan

    mesin pemarut kelapa yang yang memanfaatkan energi terbarukan berupa

    sinar matahari dan memiliki efisiensi yang sama dengan mesin pemarut

    kelapa yang ada di pasaran.Sinar matahari akan di konversi menjadi energi

    listrik dengan menggunakan solar cell 150 WP yang terhubung dengan boost

    konverter dan accoumulator. Boost konverter akan menaikan tegangan

    keluaran solar cell menggunakan metode kontrol logika fuzzy sebagai

    penyulutan PWM pada ARM STM32F407VG dari 18 Volt menjadi 52,8 Volt

    yang akan disimpan di accumulator 48 Volt berkapasitas 10 Ah. Tegangan

    keluaran accumulator akan dinaikan menggunakan boost konverter dari 48

    Volt menjadi 80 Volt menggunakan increment dan dicrement. Boost

    konverter akan dihubungan dengan inverter1 fasa fullbridge untuk

    mengkonversi tegangan DC menjadi AC dari 80 Volt DC ke 56,57 Volt AC.

    Tegangan keluaran inverter akan di filter oleh filter LC dan akan dinaikan

    menggunakan trafo step up ratio 1 : 4 untuk menggerakan motor AC 1 fasa

    220 Volt dengan daya 125 Watt. Kecepatan putar motor disensing

    menggunakan Optocoupler yang data akan diolah pada ARM

    STM32F407VG sebagai parameter kontrol kecepatan.

    Kata kunci : Mesin Pemarut Kelapa, Kontrol Logika Fuzzy ,Boost Converter,

    ARM STM32F407VG, Optocoupler,Solar Cell, Accumulator, Inverter 1 fasa,

    Trafo Step Up, Motor AC.

  • 1

    1. PENDAHULUAN

    1.1 TUJUAN

    Adapun tujuan dari pembuatan tugas akhir ini dibedakan menjadi tujuan

    umum dan tujuan khusus.

    TUJUAN UMUM

    Untuk memenuhi persyaratan akademis menyelesaikan studi pada Program

    Studi Teknik Elektro Industri Program D4 di Politeknik Elektronika Negeri

    Surabaya

    TUJUAN KHUSUS .

    Sedangkan tujuan khusus pemuatan alat pemarut kelapa hemat energi ini

    adalah:

    1. Mendapatkan daya maksimum solar cell yang digunakan untuk charge

    accumulator.

    2. Menghasilkan rangkaian charger (boost konverter) yang sesuai untuk

    pengisian accumulator.

    3. Memperoleh perhitungan yang tepat terhadap kebutuhan solar cell baik dari

    besaran WP maupun jumlah layernya.

    4. Memperoleh perhitungan yang tepat terhadap kebutuhan accumulator dari

    kapasitas Ah nya.

    5. Mendapatkan rule base dan membership function yang tepat untuk kontrol

    logika fuzzy.

    6. Mendapatkan sistem yang effisien.

    1.2. LATAR BELAKANG

    Indonesia merupakan negara yang akan kaya akan beranekaragam tanaman

    khususnya buah kelapa yang sering dijadikan masyarakat Indonesia sebagai bahan

    pembuat kue atau penyedap masakan. Dengan demikian banyak masyarakat

    Indonesia yang membutuhkan mesin pemarut kelapa untuk mempermudah

    pengolahan buah kelapa, namun kebanyakan pemarut kelapa yang ada di pasaran

    efisiensinya sangat rendah dan masih belum hemat energi karena menggunakan

    sumber listrik PLN sebagai supplynya . Indonesia juga terkenal dengan cuacanya

    yang tropis dimana cahaya mataharinya sangat melimpah.

    Dengan ini penulis akan membuat tugas akhir sebuah alat pemarut kelapa

    dengan memanfaatkan tenaga surya sebagai supplynya. Tenaga surya akan

    konversi menjadi tegangan melalui solar cell berkapasitas 150 WP yang kemudian

    akan di naikkan tegangnya menggunakan Boost Converter dengan metode kontrol

  • 2

    logika fuzzy pada ARM STM32F407VG.Tegangan yang keluar dari solar cell 150

    WP adalah 18 Volt dan akan naikan menggunakan boost converter menjadi 52,8

    Volt dengan duty cycle 0,66. Tegangan dan arus yang keluar dari Boost

    Converter akan disimpan dalam accumulator berkapasitas 48 Volt 10 Ah yang

    outputnya akan dipasang sensor tegangan dan sensor arus sebagi monitoring dan

    data yang akan diinputkan ke ARM STM32F407VG. Accumulator akan

    dihubungkan dengan Boost Converter untuk menaikan tegangan DC dari 48 Volt

    ke 80 Volt dengan duty cycle 0,4 kemudian dihubungkan dengan inverter 1 fasa

    untuk mengubah tegangan DC ke AC. Agar output inverter 1 fasa sinus murni

    maka inverter akan dihubungkan dengan rangkaian filter pasif LC untuk

    mengurangi distorsi. Filter LC akan dihubungkan dengan trafo step up 1:4 untuk

    menaikan tegangan dari 56,57 Volt ke 220 Volt AC. Output trafo Step Up akan

    digunakan untuk mensupply motor AC 1 fasa 220 Volt 125 watt untuk

    menggerakkan alat pemarut kelapa kemudian dipasang sensor kecepatan rotary

    encoder yang datanya akan diinputkan ke ARM STM32F407VGuntuk proses

    kontrol kecepatannya agar tetap konstan dengan menggunakan metode logika

    fuzzy melaui PWM boost converter. Hasil sensing dari sensor kecepatan,

    tegangan dan arus akan ditampilan pada LCD.

    1.3. PERUMUSAN MASALAH DAN BATASAN MASALAH

    PERUMUSAN MASALAH

    Berdasarkan latar belakang pembuatan Proyek Akhir ini, rumusan masalah

    yang akan diangkat meliputi:

    1. Bagaimana membangkitkan energi yang bisa untuk mensupply sistem agar

    bisa melakukan proses pemarutan kelapa selama 3 jam setiap harinya.?

    2. Berapa jumlah Solar cell dan berapa besar kapasitas WP yang dibutuhkan

    untuk menghasilkan energi yang dibutuhkan tersebut?

    3. Berapa besar Ah dari accu untuk menyuplai beban motor AC yang terkoneksi

    ?

    4. Berapa besar kapasitas inverter yang diperlukan untuk menyuplai beban

    motor AC 125 watt ?

    5. Bagaimana mendesain filter agar gelombang keluaran dari inverter menjadi

    sinus murni atau setidaknya mendekati sinus ?

    6. Bagaimana menentukan membership function, input dan output serta rule

    base dari logika fuzzy yang akan digunakan ?

    7. Bagaimana mendapatkan sistem yang efisien untuk proses ini ?

    8. Bagaimana mendapatkan kualitas parutan kelapa yang baik dibandingkan

    pada proses pemarutan secara tradisional ?

  • 3

    BATASAN MASALAH

    Untuk menyelesaikam masalah dalam Proyek akhir ini maka perlu diberi

    batasan-batasan dan asumsi sebagai berikut:

    1. Motor yang digunakan Motor AC satu fasa Motor AC 1 fasa 125 W / 220

    Volt

    2. Tenaga listrik yang digunakan berasal dari solar cell berkapasitas 150 WP.

    3. DC DC Converter yang digunakan jenis boost converter untuk menaikkan

    tegangan output sari solar cell dan tegangan output pada accumulator.

    4. Menggunakan metode logika fuzzy untuk mengatur PWM pada boost

    converter yang menaikan tegangan output solar cell.

    5. Bost converter pada output aki dikontrol menggunakan increment dicrement.

    6. Inverter yang digunakan fullbridge 1 fasa dengan tegangan dan frekuensi fix.

    7. Tidak membahas mekanik dari sistem pemarut kelapa.

    8. Accumulator yang digunakan tegangan 48 Volt 10 Ah yang terdiri dari 4

    buah accumulator tegangan 12 volt yang disusun seri.

    9. Tidak membahas mengenai harmonisa yang dihasilkan oleh inverter 1 fasa.

    2. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. PENELITIAN YANG PERNAH DILAKUKAN (SEBAGAI

    REFERENSI)

    1. Andri Pradipta, Jurusan Teknik Elektro Industri, Politeknik

    Elektronika Negeri Surabaya, Surabaya, Tugas Akhir Rancang bangun

    inverter satu fasa dengan filter pasif untuk penggerak pompa pengairan pada

    miniature sawah. Membahas tentang inverter 1 fasa yang digunakan untuk

    meggerakkan motor induksi dengan daya 125 Watt yang akan digunakan

    untuk pengairan sawah dengan sumber accumulator 24 Volt DC yang akan

    dinaikkan menjadi 80 Volt DC dengan menggunakan boost converter,

    kemudian dimasukkan ke inverter 1 fasa dengan motode SPWM dengan

    efisiensi 60 % setelah difilter oleh filter LC agar keluaran dari inverter

    mendekati sinus murni. Kemudian tegangan AC hasil dari inverter tersebut

    dinaikkan dengan menggunakan trafo step up agar tegangan mencapai 220

    Volt. Namun efisiensi menjadi 54 % setelah keluar dari trafo tersebut.

    2. Faisz Kasifalham, Bambang Dwi Argo, dan Musthofa Lutfi, Jurusan

    Keteknikan Pertanian - Fakultas Teknologi Pertanian - Universitas

    Brawijaya Jl. Veteran, Malang 65145. 2013 Melakukan penelitian Uji

    Performansi Mesin Pemarut Kelapa dan Pemeras Santan Kelapa dengan

    hasil bahwa mesin pemarut dan pemeras santan kelapa mempunyai dua

    proses mekanisme kerja, yaitu mekanisme transmisi daya dan mekanisme

  • 4

    proses pemerutan dan pemerasan. Uji performa mesin tersebut juga

    menunjukkan bahwa semakin cepat putaran poros motor bakar akan

    meningkatkan kapasitas kerja pemarutan, kapasitas pemerasan, rendemen

    santan, dan efisiensi pemerasan dengan hubungan grafik logaritmik antara

    variabel dengan parameter yang diamati. Namun, untuk kebutuhan energi

    terjadi hubungan eksponensial, dengan semakin tinggi putaran poros motor

    bakar akan menyebabkan penurunan kebutuhan energi.

    3. Junaidi & Eka Sunitra Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang

    Kampus Unand Limau Manis Padang 25163 tentang Rancang Bangun

    Mesin Pemeras Santan Dengan Metode Kombinasi Pemarutan Dan

    Pemerasan Dengan Sistem Screw dengan hasil yaitu:

    1. Suatu mesin pemeras santan dalam satu rangkaian unit pemarut dan

    pemeras telah dirancang dengan kapasitas 114 kg/jam santan, dan

    kemudian dilakukan pembuatan.

    2. Setelah dibuat kemudian mesin ini diuji dan telah berhasil menghasilkan

    kapasitas santan dari rata 57,2 kg/jam menjadi 85,5 kg/jam, dan

    jumlah santan dari 1,44 kg dalam 15 kelapa cukilan sampai 2,68 kg.

    3. Putaran dan celah sangat berpengaruh terhadap kapasitas namun jarak

    celah juga sangat berpengaruh terhadap jumlah santan, sedangkan

    putaran tidak berpengaruh terhadap jumlah santan.

    4. Terlihat biaya pemprosesan kelapa menjadi santan adalah lebih rendah,

    sehingga harga santan dengan alat ini rendah.

    4. Dwi Lestari*, Bambang Susilo, Rini Yulianingsih Jurusan Keteknikan

    Pertanian - Fakultas Teknologi Pertanian - Universitas Brawijaya Jl.

    Veteran, Malang 65145 tentang Rancang Bangun Mesin Pemarut dan

    Pemeras Santan Kelapa Portable Model Kontinyu dengan hasil Rancang

    Bangun Mesin Pemarut Dan Pemeras Santan Kelapa Portable Model

    Continue adalah Mesin ini dibuat melalui hasil perhitungan analisa teknik

    meliputi semua komponenya dengan beberapa macam bahan diantaranya

    adalah aluminium, steenles steel dan plat besi. Mesin ini bekerja dengan

    sistem kerja continue yang dapat digunakan sesuai fungsinya dan diuji

    cobamenggunakan daya 0.5 HP. Kapasitas hasil pemarut sebesar 3.198

    gr/menit dan kapasitas pemeras 0,021 gr/menit namun pada hasil pengamatan

    kapasitas pemarut dan pemeras masing masing 8,71 gr/menit dan 6,138

    gr/menit dengan karakteristik santan sedikit berwarna hitam dikarenakan

    tercampur dengan kotoran sisa perbaikan mesin dan ampas yang masih

    mengandung santan kar ena pemerasan yang tidak sempurna.

    Dibandingkan dengan manual, mesin memiliki tingkat efisiensi yang lebih

    rendah karena mesin tidak dapat bekerja dengan baik. Hasil diidentifikasi

    menunjukkan letak kegagalan mesin terletak pada screw pemeras yang terlalu

    rapat jarak pich dan jarak antar ruang pemerasnya.

  • 5

    2.2. TEORI PENUNJANG

    2.2.1 Solar Cell

    Solar Cell atau Photovoltaic adalah suatu alat yang dapat mengkonversi

    radiasi tenaga matahari menjadi sumber energy listrik secara langsung. Dalam

    sebuah modul PV (Photovoltaic) terdiri dari banyak sel surya yang bisa

    terpasang secara seri maupun pararel. Surya adalah sebuah elemen

    semikonduktor yang dapat mengkonversi energi surya menjadi energy listrik

    atas dasar efek Photovoltaic. Solar Cell mulai banyak digunakan seiring

    dengan menipisnya energy fosil serta terjadinya isu global warming. Berikut

    adalah skema kinerja dari solarcell yang terdapat pada Gambar 2.2.1.1

    dibawah ini.

    Gambar 2.2.1.1 Skema Photovoltaic

    Bentuk karakteristik keluaran dari Photovoltaic dapat dilihat dari kurva

    performansi, disebut kurva V-I yang menunjukan hubungan antara tegangan

    dan arus.

    Gambar 2.2.1.2. Karakteristik P-V untuk level Radiasi yang berbeda

    .

    Gambar 2.2.1.3 Karakteristik Photovoltaic Antara tegangan dan arus

  • 6

    Gambar 2.2.1.2 diatas merupakan grafik karakteristik antara daya (P)

    dengan tegangan (V) dengan tingkat intensitas cahaya matahari yang berbeda-

    beda. Sedangkan Gambar 2.2.1.3 diatas merupakan karakteristik kurva V-I

    dengan sumbu horizontal adalah tegangan (V) dan sumbu vertical kiri adalah

    arus (I) dan vertikal kanan menyatakan daya (P). Pada kurva diatas dalam

    standar Test Conditions 1000 Watt per meter persegi radiasi atau bisa disebut

    satu matahari puncak/one peak sun hour dan 25C adalah suhu modul

    Photovoltaic.

    Gambar 2.2.1.4. Karakteristik P-V terhadap Temperatur

    Gambar 2.2.1.5. Kurva V-I terhadap temperatur

    Pada Gambar 2.2.1.4. Photovoltaic dapat beroperasi secara maksimum jika

    temperatur sel photovoltaic dalam kondisi normal (25oC). semakin naiknya

    temperatur photovoltaic akan melemahkan tegangan keluaran / tegangan open

    circuit (Voc). Pelemahan arus ini menyebabkan berkurangnya. Pelemahan

    tegangan keluaran menyebabkan berkurangnya daya keluar dari photovoltaic

    seperti pada Gambar 2.2.1.5.

    2.2.2 Boost Converter

    a. Konverter Penaik Tegangan (BOOST CONVERTER)

    Konverter boost berfungsi untuk menghasilkan tegangan keluaran yang lebih

    tinggi dibanding tegangan masukannya, atau biasa disebut dengan konverter

  • 7

    penaik tegangan. Konverter ini banyak dimanfaatkan untuk aplikasi

    pembangkit listrik tenaga surya dan turbin angin.

    Seperti halnya konverter buck, konverter boost memiliki rangkaian yang

    terdiri dari induktansi, kapasitor, diode frewheel, dan komponen switching

    seperti Thyristor, MOSFET, IGBT, dan GTO. Proses switching pada

    konverter ini juga disulut oleh PWM sebagai pengaturan duty cycle yang

    sangat berpengaruh pada besar kecilnya tegangan output dari konverter boost.

    Gambar 2.2.2.1 berikut merupakan rangkaian sederhana dari boost converter.

    Gambar 2.2.2.1. Rangkaian Converter DC-DC Tipe Boost

    Prinsip Kerja Boost Converter ada 2 yaitu :

    Ketika Mosfet On (Tertutup) dan dioda off seperti pada gambar 8, arus searah

    jarum jam dari sumber menuju induktor (terjadi pengisian arus pada

    induktor). Polaritas induktor pada sisi kiri lebih positif dibandingkan sisi

    kanannya.

    Gambar 2.2.2.2. Mosfet Boost Converter ON

    Diode mendapatkan tegangan balik dan dengan menggunakan hukum

    khirchhoff tegangan :

    = =

    =

    (1)

    Laju perubahan arus konstan, sehingga arus naik secara linier pada saat saklar

    ditutup. Perubahan arus induktor dapat dihitung dengan :

  • 8

    =

    =

    (2)

    () =

    (3)

    Ketika Mosfet off (Terbuka) dan dioda on seperti gambar 9, arus yang

    disimpan di induktor akan berkurang karena impedansi yang lebih tinggi.

    Berkurangnya arus pada induktor meyebabkan induktor tersebut melawannya

    dengan membalik polaritasnya lebih negatif pada sisi kiri). Sehingga, arus

    yang mengalir pada dioda dan pada beban adalah penjumlahan antara arus

    pada sumber dan arus pada induktor (seri). Disaat yang bersamaan kapasitor

    juga akan melakukan penyimpanan energi dalam bentuk tegangan. Itulah

    sebabnya boost converter memiliki keluaran lebih tinggi dibandingkan

    dengan masukannya.

    Gambar 2.2.2.3. Mosfet Boost Converter OFF

    Dengan asumsi bahwa tegangan keluaran konstan, maka tegangan pada

    induktor :

    = =

    (4)

    =

    (5)

    Laju perubahan arus induktor konstan, sehingga arys berubah secara linier.

    Perubahan arus induktor ketika saklar dibuka adalah :

    =

    (1 )=

    (6)

    () =( )(1 )

    (7)

    Pada operasi steady state, total perubahan arus induktor adalah Nol.

  • 9

    () + () = 0 (8)

    +

    ( )(1 )

    = 0 (9)

    Yang akan menghasilka Vo :

    ( + 1 ) (1 ) = 0 (10)

    =

    1

    Dari rangkaian Boost Converter seperti diatas, didapatkan gelombang keluaran

    secara terperinci seperti gambar 2.2.2.4 dibawah ini :

    Gambar 2.2.2.4. Gelombang Keluaran DC Chopper Tipe Boost

    Dari gambar 2.2.2.4., dapat dilihat bahwa arus pada beban (IL) akan naik

    secara linier ketika Mosfet dalam kondisi off dan turun secara linier pula ketika

    Mosfet dalam kondidi on. Namun penurunan arus beban (IL) tersebut tidak

    mencapai nol. Sehingga gambar diatas dapat digolongkan menjadi Boost

    Converter Mode Continous. Semakin besar duty cycle, maka semakin besar

    pula tegangan keluaran yang dihasilkan Boost Converter. Namun, tegangan

    keluaran tersebut selalu lebih besar atau sama dengan tegangan masukkan DC

    Chopper. Semakin besarnya duty cycle dapat dilihat dari semakin besarnya

    area yang diwarnai biru muda pada gambar diatas.

    Rangkaian Snubber

    Pada rangkaian converter DC-DC dibutuhkan rangkaian snubber untuk

    memotong tegangan Vds yang mempunyai spike terlalu tinggi/melampaui

    tegangan Vds pada MOSFET. Untuk rangkaian boost converter setelah di-

  • 10

    supply tegangan pada sisi masukan, tegangan spike yang ditimbulkan oleh

    induktansi bocor (leakage inductance) cukup tinggi. Untuk itu digunakan

    rangkaian snubber yang akan meredam tegangan spike tersebut. Berikut

    rangkaian snubber yang ditunjukkan pada gambar 2.2.2.5 dibawah ini :

    Gambar 2.2.2.5 Rangkaian Snubber

    2.2.3 Baterai

    Baterai atau aki, atau bisa juga disebut accu adalah sebuah sel listrik

    dimana didalamnya berlangsung proses elektrokimia yang reversible (dapat

    berbalikan) dengan efisiensinya yang tinggi. Proses elektrokimia reversible

    yang dimaksud adalah di dalam baterai dapat berlangsung proses pengubahan

    kimia menjadi tenaga listrik (proses pengosongan), dan sebaliknya dari tenaga

    listrik menjadi tenaga kimia, pengisian kembali dengan cara regenerasi dari

    elektroda-elektroda yang dipakai, yaitu dengan melewatkan arus listrik dalam

    arah (polaritas) yang berlawanan di dalam sel. Baterai atau aki berfungsi untuk

    menyimpan energi listrik dalam bentuk energi kimia, yang akan digunakan

    untuk mensuplai (menyediakan) listrik ke dalam sebuah sistem atau

    komponen-komponen kelistrikan lainnya. Bagian-bagian pada baterai dapat

    dilihat pada gambar 2.2.3.1

    Gambar 2.2.3.1 Konstruksi Pada Baterai

  • 11

    Jumlah tenaga listrik yang disimpan dalam baterai dapat digunakan sebagai

    sumber tenaga listrik tergantung pada kapasitas baterai dalam satuan Ampere

    Hour (AH). Jika pada kotak baterai tertulis 12 V 60 AH, berarti baterai baterai

    tersebut mempunyai tegangan 12 V dimana jika baterai tersebut digunakan

    selama 1 jam dengan arus pemakaian 60 A, maka kapasitas baterai tersebut

    setelah 1 jam akan kosong (habis). Kapasitas baterai tersebut juga dapat

    menjadi kosong setelah 2 jam jika arus pemakaian hanya 30 A. Disini terlihat

    bahwa lamanya pengosongan baterai ditentukan oleh besarnya pemakaian arus

    listrik dari baterai tersebut. Semakin besar arus yang digunakan, maka akan

    semakin cepat terjadi pengosongan baterai, dan sebaliknya, semakin kecil arus

    yang digunakan, maka akan semakin lama pula baterai mengalami

    pengosongan. Besarnya kapasitas baterai sangat ditentukan oleh luas

    permukaan plat atau banyaknya plat baterai. Jadi dengan bertambahnya luas

    plat atau dengan bertambahnya jumlah plat baterai maka kapasitas baterai juga

    akan bertambah. Sedangkan tegangan accu ditentukan oleh jumlah daripada sel

    baterai, dimana satu sel baterai biasanya dapat menghasilkan tegangan kira kira

    2 sampai 2,1 V. Tegangan listrik yang terbentuk sama dengan jumlah tegangan

    listrik tiap-tiap sel. Jika baterai mempunyai enam sel, maka tegangan baterai

    standar tersebut adalah 12 V sampai 12,6 V. Biasanya setiap sel baterai

    ditandai dengan adanya satu lubang pada kotak accu bagian atas untuk mengisi

    elektrolit aki.

    2.2.4 Inverter 1 Fasa

    Inverter adalah perangkat elektronika yang dipergunakan untuk mengubah

    tegangan DC (Direct Current) menjadi tegangan AC (Alternating Curent).

    Output suatu inverter dapat berupa tegangan AC dengan bentuk gelombang

    sinus (sine wave), gelombang kotak (square wave) dan sinus modifikasi (sine

    wave modified). Sumber tegangan input inverter dapat menggunakan battery,

    tenaga surya, atau sumber tegangan DC yang lain.

    Gambar 2.2.4.1 Rangkaian Dasar Inverter 4 Saklar

  • 12

    Prinsip kerja inverter dapat dijelaskan dengan menggunakan 4 saklar seperti

    ditunjukkan pada gambar 2.2.4.1. Bila saklar S1 dan S2 dalam kondisi on maka

    akan mengalir aliran arus DC ke beban R dari arah kiri ke kanan, jika yang

    hidup adalah saklar S3 dan S4 maka akan mengalir aliran arus DC ke beban R

    dari arah kanan ke kiri. Untuk mengatur buka atau tutup keadaan saklar pada

    rangkaian inverter tersebut dapat dilakukan dengan beberapa metode switching.

    Metode switching yang sering digunakan adalah metode dengan

    membangkitkan gelombang PWM atau SPWM. PWM atau Pulse Width

    Modulation adalah salah satu teknik pemodulasian sinyal dimana besar duty

    cycle pulsa dapat diubah-ubah. PWM biasa digunakan untuk aplikasi-aplikasi

    analog yang menggunakan kontrol digital atau mikrokontroler, hal ini

    dikarenakan mikrokontroler tidak mampu menghasilkan tegangan analog

    secara langsung. Terdapat beberapa teknik untuk membangkitkan sinyal PWM,

    namun secara garis besar terbagi dalam 2 cara, yaitu pembangkitan sinyal

    dengan rangkaian analog dan dengan kontrol digital (dengan

    Mikrokontroler).Secara analog, pembangkitan sinyal PWM yang paling

    sederahana adalah dengan cara membandingkan sebuah sinyal segitiga atau

    gigi gergaji dengan tegangan referensi DC. Gelombang segitiga atau gigi

    gergaji sebagai frekuensi pembawa yang juga merupakan frekuensi sinyal

    keluaran PWM. Sedangkan tegangan referensi dc adalah tegangan yang

    menentukan besarnya duty cycle dari keluaran sinyal PWM.

    Sedangkan pembangkitan PWM pada mikrokontroler adalah dengan

    membandingkan dua buah variable yang tersimpan dalam memori

    Mikrokontroler. Yaitu variabel TCNTx dengan OCRxx. Apabila timer yang

    digunakan adalah timer 0, maka variabel yang dipakai adalah TCNT0 dan

    OCR0 seperti pada gambar 2.2.4.2 TCNT0 adalah suatu nilai variabel yang

    terus bertambah setiap satu satuan waktu (bergantung pada setting timer) yang

    jika dianalogikan ke rangkaian analog adalah sinyal ramp. Sedangkan OCR0

    adalah suatu variabel yang berfungsi sebagai nilai referensi saat keluaran PWM

    berubah dari high ke low ataupun low ke high.

    Gambar 2.2.4.2 Pembangkitan Sinyal PWM dengan Mikrokontroler.

    Pada metode SPWM atau Sinusoidal Pulse Width Modulation bentuk

    gelombang sinusoidal PWM (Unipolar) diperoleh dengan mengkomparasi

    antara gelombang segitiga (triangle wave) dengan 2 gelombang sinusoidal

  • 13

    (yang berbeda 180) seperti pada gambar 2.2.4.2 Gelombang segitiga sebagai

    carrier dan gelombang sinusoidal sebagai gelombang yang dimodulasi. Pada

    gelombang SPWM unipolar terdapat perbedaan lebar pulsa pada fase positif

    dan fase negatifnya, dan akan periodik sesuai dengan frekuensi dari tegangan

    referensi (sinusoidal).

    Gambar 2.2.4.3 Sinusoidal Pulse Width Modulation.

    Dengan teknik pensaklaran SPWM ini keluaran dari comparator mempunyai

    bentuk hampir menyerupai gelombang sinusoidal, sehingga cara ini digunakan

    untuk pensaklaran inverter agar gelombang keluaran inverter mendekati

    sinusoidal.

    2.2.5 Motor Induksi Satu Fasa

    Motor induksi adalah adalah motor listrik bolak-balik (ac) yang putaran

    rotornya tidak sama dengan putaran medan stator, dengan kata lain putaran

    rotor dengan putaran medan stator terdapat selisih putaran yang disebut

    slip. Pada umumnya motor induksi dikenal ada dua macam berdasarkan

    jumlah fasa yang digunakan, yaitu: motor induksi satu fasa dan motor induksi

    tiga fasa. Sesuai dengan namanya motor induksi satu fasa dirancang

    untuk beroperasi menggunakan suplai tegangan satu fasa.

    Motor induksi satu fasa sering digunakan sebagai penggerak pada

    peralatan yang memerlukan daya rendah dan kecepatan yang relatif konstan.

    Hal ini disebabkan karena motor induksi satu fasa memiliki beberapa

    kelebihan yaitu konstruksi yang cukup sederhana, kecepatan putar yang

    hampir konstan terhadap perubahan beban, dan umumnya digunakan pada

    sumber jala-jala satu fasa yang banyak terdapat pada peralatan domestik.

  • 14

    Walaupun demikian motor ini juga memiliki beberapa kekurangan, yaitu

    kapasitas pembebanan yang relatif rendah, tidak dapat melakukan pengasutan

    sendiri tanpa pertolongan alat bantu dan efisiensi yang rendah.

    Konstruksi Umum

    Konstruksi motor induksi satu fasa hampir sama dengan konstruksi motor

    induksi tiga fasa, yaitu terdiri dari dua bagian utama yaitu stator dan

    rotor. Keduanya merupakan rangkaian magnetik yang berbentuk silinder dan

    simetris. Di antara rotor dan stator ini terdapat celah udara yang sempit.

    Gambar 2.2.5.1. Konstruksi Umum Motor Induksi Satu Fasa.

    Stator merupakan bagian yang diam sebagai rangka tempat kumparan

    stator yang terpasang. Stator terdiri dari : inti stator, kumparan stator, dan alur

    stator. Motor induksi satu fasa dilengkapi dengan dua kumparan stator yang

    dipasang terpisah, yaitu kumparan utama (main winding) atau sering disebut

    dengan kumparan berputar dan kumparan bantu (auxiliary winding) atau sering

    disebut dengan kumparan start.

    Rotor merupakan bagian yang berputar. Bagian ini terdiri dari : inti rotor,

    kumparan rotor dan alur rotor. Pada umumnya ada dua jenis rotor yang sering

    digunakan pada motor induksi, yaitu rotor belitan (wound rotor) dan rotor

    sangkar (squirrel cage rotor).

    Prinsip Kerja Motor Induksi Satu Fasa

    Teori Medan Putar Silang

    Prinsip kerja motor induksi satu fasa dapat dijelaskan dengan

    menggunakan teori medan putar silang (cross-field theory). Jika motor

    induksi satu fasa diberikan tegangan bolak-balik satu fasa maka arus bolak-

    balik akan mengalir pada kumparan stator. Arus pada kumparan stator ini

    menghasilkan medan magnet seperti yang di tunjukkan oleh garis putus-putus

    pada Gambar 2.2.5.2

  • 15

    Gambar 2.2.5.2. Medan Magnet Stator Berpulsa Sepanjang Garis AC.

    Arus stator yang mengalir setengah periode pertama akan

    membentuk kutub utara di A dan kutub selatan di C pada permukaan stator.

    Pada setengah periode berikutnya, arah kutub-kutub stator menjadi

    terbalik. Meskipun kuat medan magnet stator berubah-ubah yaitu

    maksimum pada saat arus maksimum dan nol pada saat arus nol serta

    polaritasnya terbalik secara periodik, aksi ini akan terjadi hanya sepanjang

    sumbu AC. Dengan demikian, medan magnet ini tidak berputar tetapi hanya

    merupakan sebuah medan magnet yang berpulsa pada posisi yang tetap

    (stationary).

    Seperti halnya pada transformator, tegangan terinduksi pada belitan

    sekunder, dalam hal ini adalah kumparan rotor. Karena rotor dari motor

    induksi satu fasa pada umumnya adalah rotor sangkar dimana belitannya

    terhubung singkat, maka arus akan mengalir pada kumparan rotor tersebut.

    Sesuai dengan hukum Lenz, arah dari arus ini (seperti yang ditunjukkan pada

    Gambar 2.2.5.2 adalah sedemikian rupa sehingga medan magnet yang

    dihasilkan melawan medan magnet yang menghasilkannya. Arus rotor ini akan

    menghasilkan medan magnet rotor dan membentuk kutub-kutub pada

    permukaan rotor. Karena kutub-kutub ini juga berada pada sumbu AC dengan

    arah yang berlawanan terhadap kutub-kutub stator, maka tidak ada momen

    putar yang dihasilkan pada kedua arah sehingga rotor tetap diam. Dengan

    demikian, motor induksi satu fasa tidak dapat diasut sendiri dan

    membutuhkan rangkaian bantu untuk menjalankannya.

    Belitan Rotor Belitan Stator A

    C

  • 16

    Gambar 2.2.5.3. Motor Dalam Keadaan Berputar

    Misalkan sekarang motor sedang berputar. Hal ini dapat dilakukan dengan

    memutar secara manual (dengan tangan) atau dengan rangkaian bantu.

    Konduktor-konduktor rotor akan memotong medan magnet stator sehingga

    timbul gaya gerak listrik pada konduktor-konduktor tersebut. Hal ini

    diperlihatkan pada Gambar 2.2.5.3 yang menunjukkan rotor sedang berputar

    searah jarum jam.

    Jika fluks rotor seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.2.5.3

    mengarah ke atas sesuai dengan kaidah tangan kanan Fleming, arah gaya

    gerak listrik (ggl) rotor akan mengarah keluar kertas pada setengah bagian

    atas rotor dan mengarah ke dalam kertas pada setengah bagian bawah rotor.

    Pada setengah periode berikutnya arah dari gaya gerak listrik yang

    dibangkitkan akan terbalik. Gaya gerak listrik yang diinduksikan ke rotor

    adalah berbeda dengan arus dan fluks stator. Karena konduktor-konduktor

    rotor terbuat dari bahan dengan tahanan rendah dan induktansi tinggi, maka

    arus rotor yang dihasilkan akan tertinggal terhadap gaya gerak listrik

    rotor mendekati 90o. Gambar 2.2.5.4 menunjukkan hubungan fasa dari arus

    dan fluks stator, gaya gerak listrik, arus dan fluks rotor.

    Teori Medan Putar Ganda

    Teori medan putar ganda (double revolving-field theory) adalah suatu metode

    lain untuk menganalisis prinsip perputaran motor induksi satu fasa disamping

    teori medan putar silang. Menurut teori ini, medan magnet yang berpulsa

    dalam waktu tetapi diam dalam ruangan dapat dibagi menjadi dua medan

    magnet, dimana besar kedua medan magnet ini sama dan berputar dalam

    arah yang berlawanan. Dengan kata lain, suatu fluks sinusoidal bolak-balik

    dapat diwakili oleh dua fluks yang berputar, yang masing-masing nilainya

    sama dengan setengah dari nilai fluks bolak-balik tersebut dan masing-masing

    berputar secara sinkron dengan arah yang berlawanan.

  • 17

    Gambar 2.2.5.4. Fluks Rotor Tertinggal Terhadap Fluks Stator Sebesar 90

    Sesuai dengan kaidah tangan kanan Fleming, arus rotor ini akan

    menghasilkan medan magnet, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.2.5.4

    karena medan rotor ini terpisah sebesar 90o

    dari medan stator, maka

    disebut sebagai medan silang (cross-field). Nilai maksimum dari medan ini

    seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 2.2.5.4, terjadi pada saat seperempat

    periode setelah gaya gerak listrik rotor yang dibangkitkan adalah telah

    mencapai nilai maksimumnya. Karena arus rotor yang mengalir disebabkan

    oleh suatu gaya gerak listrik bolak- balik maka medan magnet yang

    dihasilkan oleh arus ini adalah juga bolak-balik dan aksi ini terjadi sepanjang

    sumbu DB (lihat Gambar 2.2.5.5).

    Gambar 2.2.5.5. Medan Silang yang Dibangkitkan Arus Stator

    Karena medan silang beraksi pada sudut 90o

    terhadap medan magnet

    stator dengan sudut fasa yang juga tertinggal 90o

    terhadap medan stator, kedua

    medan bersatu untuk membentuk sebuah medan putar resultan yang

    berputar dengan kecepatan sinkron yang ditunjukkan pada Gambar 2.2.5.6.

  • 18

    Gambar 2.2.5.6. Phasor Medan Putar yang Dihasilkan Oleh Belitan Stator dan Rotor.

    Teori Medan Putar Ganda

    Teori medan putar ganda (double revolving-field theory) adalah suatu metode

    lain untuk menganalisis prinsip perputaran motor induksi satu fasa disamping

    teori medan putar silang. Menurut teori ini, medan magnet yang berpulsa

    dalam waktu tetapi diam dalam ruangan dapat dibagi menjadi dua medan

    magnet, dimana besar kedua medan magnet ini sama dan berputar dalam arah

    yang berlawanan. Dengan kata lain, suatu fluks sinusoidal bolak-balik dapat

    diwakili oleh dua fluks yang berputar, yang masing-masing nilainya sama

    dengan setengah dari nilai fluks bolak-balik tersebut dan masing-masing

    berputar secara sinkron dengan arah yang berlawanan.

    Pada Gambar 2.2.5.7.a menunjukkan suatu fluks bolak-balik yang mempunyai

    nilai maksimum m . Komponen fluksnya A dan B mempunyai nilai yang

    sama yaitu m /2, berputar dengan arah yang berlawanan dan searah jarum

    jam, seperti ditunjukkan anak panah.

    Gambar 2.2.5.7. Konsep Medan Putar Ganda.

  • 19

    Pada beberapa saat ketika A dan B telah berputar dengan sudut + dan

    seperti pada Gambar 2.2.5.7.b, maka besar fluks resultan adalah :

    dimana :

    r = fluks resultan ( weber )

    m = fluks maksimum ( weber )

    = sudut ruang

    Setelah seperempat periode putaran, fluks A dan B akan berlawanan arah

    seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.2.5.7.c, sehingga resultan fluksnya

    sama

    dengan nol. Setelah setengah putaran, fluks A dan B akan mempunyai resultan

    sebesar -2 x m /2 = - m , seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.2.5.7.d.

    Setelah tiga perempat putaran, resultan akan kembali nol seperti yang

    ditunjukkan pada Gambar 2.2.5.7.e dan demikianlah seterusnya. Jika nilai-nilai

    dari fluks resultan digambarkan terhadap diantara = 0o sampai = 360o,

    maka akan didapat suatu kurva seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.2.5.8.

    Gambar 2.2.5.8. Kurva Fluks Resultan Terhadap

  • 20

    Pada saat rotor berputar sesuai dengan arah momen putar medan maju dengan

    kecepatan tertentu, maka besar slip terhadap momen putar medan maju (sf)

    yang terjadi adalah :

    s f = ns nr / ns = s .......................................(2.2)

    dimana :

    ns = kecepatan sinkron ( rpm )

    nr = kecepatan putaran rotor (rpm)

    2.2.6 ARM STM32F407VG

    Gambar 2.2.6.1 ARM Cortex

    ARM itu merupakan mikrokontroler yang lagi panas-panasnya di koar-koarin

    di elins, karena penggunaan AT MEGA dari ATMEL sudah mulai ditinggalkan

    dengan alasan sudah terlalu banyak aplikasi dengan AT MEGA maka harus

    berkembang dengan ARM yang harganya relatif lebih murah dengan

    teknologi yang lebih canggih. Sedikit sejarahnya, ARM adalah prosesor

    dengan arsitektur set instruksi 32bit RISC (Reduced Instruction Set Computer)

    yang dikembangkan oleh ARM Holdings. ARM merupakan singkatan dari

    Advanced RISC Machine (sebelumnya lebih dikenal dengan kepanjangan

    Acorn RISC Machine). Pada awalnya ARM prosesor dikembangkan untuk

    PC (Personal Computer) oleh Acorn Computers, sebelum dominasi Intel x86

    prosesorMicrosoft di IBM PC kompatibel menyebabkan Acorn Computers

    bangkrut. Setelah Acorn Computers bangkrut, Apple Computers (sekarang

    Apple Inc) dan VLSI Technology Inc membeli kekayaan intelektual Acorn

    Computer, dan mendirikan ARM Ltd. ARM Ltd kemudian melanjutkan proyek

    Acorn Computer untuk mengembangkan prosesor 32bit dengan arsitektur

    RISC yang sederhana dan hemat energi. Prosesor yang dikembangkan

    ARM Ltd ternyata tidak diminati oleh kalangan produsen PC,

    dengan alasan tidak kompatibel dengan arsitektur Intel x86. ARM

    Ltd kemudian memutuskan untuk tidak memproduksi ARM prosesor, tetapi

    melisensikan desain prosesor tersebut untuk digabungkan dengan ASIC

    (Application Specific IC) yang membutuhkan kontroler embedded (contoh:

  • 21

    kontroler printer, kontroler mesin cuci, kontroler video dekoder, kontroler

    ethernet hub/router, dan sebagainya).

    Saat ini, selain digunakan untuk ASIC, ARM prosesor juga diproduksi oleh

    berbagai perusahaan semikonduktor sebagai mikroprosesor terpisah

    (sebelumnya ARM prosesor selalu diembeddedkan dengan ASIC) maupun

    mikrokontroler (dengan pengurangan berbagai fitur yang diperlukan

    mikroprosesor). Perusahaan yang dulu ataupun saat ini menggunakan lisensi

    ARM prosesor meliputi AlcatelLucent, Apple Inc., Atmel, Broadcom, Cirrus

    Logic, Digital Equipment Corporation (DEC), Freescale, Intel (melalui akuisisi

    DEC), LG, Marvell Technology Group, Microsoft, NEC, Nuvoton, Nvidia,

    NXP (dulu Philips), Oki, Qualcomm, Samsung, Sharp, STMicroelectronics,

    Symbios Logic, Texas Instruments, VLSI Technology, Yamaha and

    ZiiLABS. Berbagai macam kontroler berbasis ARM yang terkenal meliputi

    DEC StrongARM (digunakan Intel untuk prosesor PDA), Marvell Xscale

    (desain Xscale dibeli Marvell dari Intel), Nintendo (untuk prosesor Gameboy,

    DSi, dan 3DS), Nvidia Tegra, STEricsson Nomadik, Qualcomm Snapdragon,

    Texas Instruments OMAP product line, Samsung Hummingbird and Apple A4.

    ARM STM32F407VG

    Spesifikasi:

    Gambar 2.2.6.2 ARM STM32F407VG

  • 22

    2.2.7 Sensor Arus

    ACS712 merupakan suatu IC terpaket yang mana berguna untuk sensor arus

    menggantikan trafo arus yang relatif besar dalam hal ukuran. Pada prinsipnya

    ACS712 sama dengan sensor efek hall lainnya yaitu dengan memanfaatkan

    medan magnetik di sekitar arus kemudian dikonversi menjadi tegangan yang

    linier dengan perubahan arus. Nilai variabel dari sensor ini merupakan input

    untuk mikrokontroller yang kemudian diolah.

    ACS712 memiliki bentuk fisik seperti yang akan ditunjukan pada gambar

    2.2.7.1 dan disetiap pin yang terdapat pada ACS712 memiliki fungsi yang

    berbeda beda seperti ditunjukan pada tabel 2.2.7.1.

    keluaran dari ACS712 masih berupa sinyal tegangan AC, agar dapat diolah

    oleh mikrokontroller maka sinyal tegangan AC ini di searahkan oleh rangkaian

    penyearah. Seperti pada gambar dibawah ini.

    Gambar 2.2.7.1 Aplikasi Rangkaian Sensor Arus ACS712.

    Gambar 2.2.7.2 Pin Out Diagram ACS712

  • 23

    Tabel 2.7.1 Pin Deskripsi ACS 712

    Nomor Nama Deskripsi

    1 dan 2 IP+ Terminal arus dengan fuse yang menyatu

    3 dan 4 IP- Terminal arus dengan fuse yang menyatu

    5 GND Terminal ground signal

    6 FILTER Terminal untuk kapasitor external

    pengaturan bandwith

    7 VIOUT Signal output analog

    8 VCC Perangkat terminal power supply

    2.2.8 Sensor Tegangan

    Pengukuran besarnya tegangan pada beban menggunakan AMC1100.

    AMC1100 merupakan suatu komponen elektronika yang dapat digunakan

    untuk mengukur besaran tegangan dan arus pada sistem dengan memiliki 8

    kaki.

    Gambar 2.2.8.1 Pin Out Diagram AMC1100

    konfigurasi disetiap pin tersebut memiliki fungsi yang berbeda seperti tampak

    pada gambar 2.8.1 dan pin deskripsinya akan ditunjukan pada tabel 2.2.8.1

    Tabel 2.2.8.1 Pin Deskripsi AMC1100

    Nama No. Function Deskripsi

    GND1 4 Power Sisi tinggi analog ground

    GND2 5 Power Sisi rendah analog ground

    VDD1 1 Power Sisi tinggi power supply

    VDD2 8 Power Sisi rendah power supply

    VINN 2 Analog

    input

    Inverting analog input

    VINP 3 Analog

    Input

    Non inverting analog input

    VOUTN 6 Analog Inverting analog output

  • 24

    Output

    VOUTP 7 Analog

    Output

    Non inverting analog output

    2.2.9 Kontrol Logika Fuzzy

    Logika fuzzy, adalah peningkatan dari logika boolean yang berhadapan dengan

    konsep kebenaran sebagian. Dimana logika klasik menyatakan bahwa segala

    hal dapat diekspresikan dalam istilah binery (0 atau 1, ya atau tidak), logika

    fuzzy menggantikan kebenaran boolean dengan tingkat kebenaran. Logika

    fuzzy memungkinkan nilai keanggotaan antara 0 dan 1, tingkat keabuan dan

    juga hitam dan putih, dalam bentuk linguistik, konsep tidak pasti seperti

    sedikit, lumayan, danbanyak. Dalam logika fuzzy, nilai-nilai linguistik

    dan ekspresi digunakan untuk menggambarkan variabel fisik.

    Gambar 2.2.9.1 Struktur dan elemen fungsi dari kontrol fuzzy.

    Kontrol logika fuzzy berarti kontrol terbuka dan loop tertutup dari proses

    teknis, termasuk pengolahan nilai yang terukur, berasal dari variabel terukur,

    dan set poin. Variabel keluaran dalam bentuk variabel pengoreksi.

    Transformasi harus dilakukan antara masukan dan variabel keluaran dari

    proses dan dunia fuzzy (fuzzifikasi, defuzzifikasi) komponen inti pengendalian

    fuzzy terdiri dari linguistik aturan dasar (rule base) dan kesimpulan

    (inference).

    Fuzzyfikasi

    Penentuan dan pencocokan variabel masukan dengan istilah linguistik

    disebut sebagai fuzzifikasi. Untuk tujuan ini, tingkatan aktual keanggotaan

    untuk variabel masukan ditentukan untuk masing-masing linguistik.

  • 25

    Gambar 2.2.9.2 Prinsip dan proses fuzzifikasi.

    Aturan Dasar (rule base)

    Basis aturan (rule base) berisi pengetahuan empiris mengenai operasi dari

    suatu proses dibawah pertimbangan tertentu. Aturan linguistik digunakan untuk

    mewakili pengetahuan terhadap suatu plant.

    Keputusan (Inference)

    Definisi yang lebih umum dan matematis terbukti basis aturan fuzzy

    didasarkan pada umum, modus ponens dan prinsip implikasi fuzzy. Prinsip-

    prinsip dan definisi yang digunakan disisni berlaku untuk kasus sederhana dari

    basis aturan fuzzy, pada dasarnya terinspirasi dari inferensi mamdani banyak

    digunakan dalam skema kontrol. Skema inferensi lebih rumit tidak dalam

    dalam bidang standar ini. Inferensi terdiri dari tiga aktivasi subfunction

    agregasi, dan accumulation.

    a. Pengumpulan (Aggregation)

    Menentukan tingkat pencapaian kondisi dari derajat keanggotaan subkondisi.

    b. Aktivasi (Activation)

    Dalam kesimpulan, sub-conclusion berhubungan dengan variabel keluaran

    tingkat keanggotaan kesimpulan ini kemudian ditentukan berdasarkan tingkat

    pemenuhan kondisi ditentukan dalam aggregation (kesimpulan jika A maka

    B). secara umum, min atau prod digunakan untuk aktivasi.

    c. Pengumpulan (Accumulation)

    Adalah hasil aturan yang dikombinasikan untuk mendapatkan hasil secara

    keseluruhan. Algoritma maksimum biasanya digunakan untuk akumulasi.

    Bergantung pada kombinasi operator dalam langkah-langkah individu, strategi

    strategi inference yang terkenal adalah max-min inferensi yang artinya metode

    minimum untuk akumulasi dan maksimum untuk aktivasi. Max-min Inferensi,

    fungsi keanggotaan dari fuzzy set kesimpulan terbatas pada tingkat pemenuhan

    kondisi dan kemudian, pada gilirannya,dikombinasikan untuk menciptakan

    fuzzy set oleh membentuk maksimal. Dalam Inferensi maxprod sebaliknya,

  • 26

    fungsi keanggotaan fuzzy set dari kesimpulan yang berbobot, yaitu dikalikan,

    dengan tingkat pencapaian kondisi dan kemudian digabungkan.

    Fungsi Membership

    Kondisi hanya fungsi keanggotaan harus benar-benar memuaskan adalah

    bahwa ia harus bervariasi antara 0 dan 1. Fungsi itu sendiri bisa menjadi kurva

    yang sewenang-wenang yang bentuknya kita dapat mendefinisikan sebagai

    fungsi yang sesuai dengan kita dari sudut pandang kesederhanaan,

    kenyamanan, kecepatan, dan efisiensi.

    Gambar 2.2.9.3 Macam-macam fungsi membership.

    Langkah penyusunan fuzzy adalah sebagai berikut :

    1. Menentukan proses fuzzyfikasi proses memetakan nilai masukan sistem

    kedalam fungsi keanggotaan untuk menentukan resultan nilai kebenaran

    untuk setiap label (fungsi keanggotaan), hasilnya adalah masukan fuzzy.

    2. Menentukan rule, perhitungan relatif yang dapat digunakan, atau nilai

    kebenaran tiap rule. Dalam inferen min-max, hal ini sama dengan nilai

    minimum anticedent (masukan fuzzy) untuk rule tersebut. Keluaran fuzzy

    dihitung dengan menentukan nilai maksimum rule strength untuk tiap label

    keluaran.

    3. Proses defuzzyfikasi Proses penghitung center of gravity (COG) seluruh

    keluaran fuzzy untuk variabel keluaran yang diberikan untuk menentukan

    nilai keluaran yang diberikan. Keluaran dari COG akan digunakan sebagai

    set point baru.

    2.2.10 Sensor Optocoupler

    Optocoupler adalah suatu piranti yang terdiri dari 2 bagian yaitu transmitter

    dan receiver, yaitu antara bagian cahaya dengan bagian deteksi sumber cahaya

    terpisah. Biasanya optocoupler digunakan sebagai saklar elektrik, yang bekerja

  • 27

    secara otomatis. Pada dasarnya Optocoupler adalah suatu komponen

    penghubung (coupling) yang bekerja berdasarkan picu cahaya optic.

    Optocoupler terdiri dari dua bagian yaitu:

    1. Pada transmitter dibangun dari sebuah LED infra merah. Jika

    dibandingkan dengan menggunakan LED biasa, LED infra merah

    memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap sinyal tampak. Cahaya yang

    dipancarkan oleh LED infra merah tidak terlihat oleh mata telanjang.

    2. Pada bagian receiver dibangun dengan dasar komponen Photodiode.

    Photodiode merupakan suatu transistor yang peka terhadap tenaga cahaya.

    Suatu sumber cahaya menghasilkan energi panas, begitu pula dengan

    spektrum infra merah. Karena spekrum inframerah mempunyai efek panas

    yang lebih besar dari cahaya tampak, maka Photodiode lebih peka untuk

    menangkap radiasi dari sinar infra merah.

    Oleh karena itu Optocoupler dapat dikatakan sebagai gabungan dari LED

    infra merah dengan fototransistor yang terbungkus menjadi satu chips. Cahaya

    infra merah termasuk dalam gelombang elektromagnetik yang tidak tampak

    oleh mata telanjang. Sinar ini tidak tampak oleh mata karena mempunyai

    panjang gelombang , berkas cahaya yang terlalu panjang bagi tanggapan mata

    manusia. Sinar infra merah mempunyai daerah frekuensi 1 x 1012 Hz sampai

    dengan 1 x 1014 GHz atau daerah frekuensi dengan panjang gelombang 1 m

    1mm. LED infra merah ini merupakan komponen elektronika yang

    memancarkan cahaya infra merah dengan konsumsi daya sangat kecil. Jika

    diberi bias maju, LED infra merah yang terdapat pada optocoupler akan

    mengeluarkan panjang gelombang sekitar 0,9 mikrometer. Proses terjadinya

    pancaran cahaya pada LED infra merah dalam optocoupler adalah sebagai

    berikut. Saat dioda menghantarkan arus, elektron lepas dari ikatannya karena

    memerlukan tenaga dari catu daya listrik. Setelah elektron lepas, banyak

    elektron yang bergabung dengan lubang yang ada di sekitarnya (memasuki

    lubang lain yang kosong). Pada saat masuk lubang yang lain, elektron

    melepaskan tenaga yang akan diradiasikan dalam bentuk cahaya, sehingga

    dioda akan menyala atau memancarkan cahaya pada saat dilewati arus. Cahaya

    infra merah yang terdapat pada optocoupler tidak perlu lensa untuk

    memfokuskan cahaya karena dalam satu chip mempunyai jarak yang dekat

    dengan penerimanya. Pada optocoupler yang bertugas sebagai penerima cahaya

    infra merah adalah fototransistor. Fototransistor merupakan komponen

    elektronika yang berfungsi sebagai detektor cahaya infra merah. Detektor

    cahaya ini mengubah efek cahaya menjadi sinyal listrik, oleh sebab itu

    fototransistor termasuk dalam golongan detektor optik. Fototransistor memiliki

    sambungan kolektorbasis yang besar dengan cahaya infra merah, karena

    cahaya ini dapat membangkitkan pasangan lubang elektron. Dengan diberi bias

  • 28

    maju, cahaya yang masuk akan menimbulkan arus pada kolektor.

    Fototransistor memiliki bahan utama yaitu germanium atau silikon yang

    sama dengan bahan pembuat transistor. Tipe fototransistor juga sama

    dengan transistor pada umumnya yaitu PNP dan NPN. Perbedaan transistor

    dengan fototransistor hanya terletak pada dindingnya yang memungkinkan

    cahaya infra merah mengaktifkan daerah basis, sedangkan transistor biasa

    ditempatkan pada dinding logam yang tertutup.

    Ditinjau dari penggunaanya, fisik optocoupler dapat berbentuk bermacam-

    macam. Bila hanya digunakan untuk mengisolasi level tegangan atau data pada

    sisi transmitter dan sisi receiver, maka optocoupler ini biasanya dibuat dalam

    bentuk solid (tidak ada ruang antara LED dan Photodiode). Sehingga sinyal

    listrik yang ada pada input dan output akan terisolasi. Dengan kata lain

    optocoupler ini digunakan sebagai optoisolator jenis IC.

    Prinsip kerja dari optocoupler adalah :

    1. Jika antara Photodiode dan LED terhalang maka Photodiode tersebut

    akan off sehingga output dari kolektor akan berlogika high.

    2. Sebaliknya jika antara Photodiode dan LED tidak terhalang maka

    Photodiode dan LED tidak terhalang maka Photodiode tersebut akan on

    sehingga output- nya akan berlogika low.

    Sebagai piranti elektronika yang berfungsi sebagai pemisah antara rangkaian

    power dengan rangkaian control. Komponen ini merupakan salah satu jenis

    komponen yang memanfaatkan sinar sebagai pemicu on/off-nya. Opto berarti

    optic dan coupler berarti pemicu. Sehingga bisa diartikan bahwa

    optocoupler merupakan suatu komponen yang bekerja berdasarkan picu

    cahaya optic opto-coupler termasuk dalam sensor, dimana terdiri dari dua

    bagian yaitu transmitter dan receiver. Dasar rangkaian dapat ditunjukkan

    seperti pada gambar dibawah ini:

    Gambar 2.2.10.1 Optocoupler

    Sebagai pemancar atau transmitter dibangun dari sebuah led infra merah untuk

    mendapatkan ketahanan yang lebih baik daripada menggunakan led biasa.

    Sensor ini bisa digunakan sebagai isolator dari rangkaian tegangan

    rendah kerangkaian tegangan tinggi. Selain itu juga bisa dipakai sebagai

  • 29

    pendeteksi adanya penghalang antara transmitter dan receiver dengan memberi

    ruang uji dibagian tengah antara led dengan photo transistor. Penggunaan ini

    bisa diterapkan untuk mendeteksi putaran motor atau mendeteksi lubang

    penanda disket pada disk drive computer. Tapi pada alat yang penulis buat

    optocoupler untuk mendeteksi putaran. Penggunaan dari optocoupler

    tergantung dari kebutuhannya. Ada berbagai macam bentuk, jenis, dan type.

    Seperti MOC 3040 atau 3020, 4N25 atau 4N33dan sebagainya. Pada umumnya

    semua jenis optocoupler pada lembar datanya mampu dibebani tegangan

    sampai 7500 Volt tanpa terjadi kerusakan atau kebocoran. Biasanya dipasaran

    optocoupler tersedianya dengan type 4NXX atau MOC XXXX dengan X

    adalah angka part valuenya. Untuk type 4N25 ini mempunyai tegangan isolasi

    sebesar 2500 Volt dengan kemampuan maksimal led dialiri arus fordward

    sebesar 80 mA. Namun besarnya arus led yang digunakan berkisar antara

    15mA - 30 mA dan untuk menghubungkan-nya dengan tegangan +5 Volt

    diperlukan tahanan sekitar 1Kohm.

    2.2.11 TFT Touchscreen

    LCD (Liquid Crystal Display) seperti yang ditunjukan pada gambar 2.2.11.1

    merupakan komponen elektronika yang berfungsi sebagai tampilan suatu data,

    baik karakter, huruf, angka ataupun grafik. Perbedaan LED ( Light Emiting

    Diode ) dan LCD adalah LED menghasilkan cahaya sedangkan LCD

    tergantung dari cahaya dari luar, sehingga bila cahaya dari luar semakin terang

    maka tampilan yang terdapat pada LCD juga akan semakin jelas.

    Gambar 2.2.11.1 TFT Touchscreen

    Teknologi TFT LCD berupa liquid crystal yang diisikan di antara dua pelat

    gelas, yaitu colour filter glass dan TFT glass. Colour filter glass mempunyai

    filter warna yang bertugas memancarkan warna, sedangkan TFT glass

    mempunyai Thin Film transistor sebanyak pixel yang ditampilkan. Liquid

    crystal bergerak sesuai dengan perbedaan voltase antara colour filter glass

  • 30

    dengan TFT glass. Jumlah cahaya yang dipasok oleh Back Light ditentukan

    oleh jumlah pergerakan liquid crystal yang pada gilirannya akan membentuk

    warna.

    3. METODOLOGI

    3.1 Perencanaan Sistem (Hardware / Software)

    Perancangan Perangkat Lunak (Software)

    Pada perencanaan sistem ini langkah awal yang dilakukan adalah

    membuat pengendali berbasis logika fuzzy dengan menentukan parameter -

    parameter yang digunakan dalam pengaturan kecepatan motor induksi.

    Menentukan rule base dan membership functionnya, untuk pemrograman pada

    ARM STM32F407VG menggunakan software Keil untuk membakitkan PWM

    boost converter

    Perancangan Perangkat Keras (Hardware)

    Gambar 3.1.1 Blok Diagram Sistem

    SPWM

    DAC

    Vs(rms)=220Volt

    Vo = 48 Volt

    Vo= 80 Volt

    Duty Cycle = 0,66

    Duty Cycle= 0,4

    Vo(rms)=56,57 Volt

    Vo = 52,8 Volt Vin = 18 Volt

    Solar Cell

    150 WP

    Vo=1822Volt Boost

    Converter

    Accu 48 Volt

    10 Ah

    Inverter

    1 fasa

    (fullbridge)

    Motor AC

    1 fasa

    125 watt/ 220 Volt

    Sensor

    Kecepatan

    ARM

    Sensor Tegangan

    dan Sensor Arus

    Sensor

    Tegangan

    LCD

    Touchscreen

    Trafo Step Up

    Ratio 1:4

    Filter Pasif

    (LC)

    Boost

    Converter

    Mekanik Alat

    Logika Fuzzy

    Control

    Profesional

    ADC

    DAC

    DAC

    ADC

    ADC

  • 31

    Mesin pemarut kelapa yang efiensinya tinggi dengan mengontrol kecepatan

    motor menggunakan metode logika fuzzy berdasarkan ketebalan dari daging

    kelapa dan mesin pemarut kelapa yang hemat energi dengan memanfaatkan

    tenaga surya sebagai supplynya. Tenaga surya akan konversi menjadi tegangan

    melalui solar cell berkapasitas 150 WP yang kemudian akan di naikkan tegangnya

    menggunakan Boost Converter dengan metode kontrol logika fuzzy pada ARM

    STM32F407VG. Tegangan yang keluar dari solar cell 150 WP adalah 18 Volt dan

    akan naikan menggunakan boost converter menjadi 52,8 Volt dengan duty cycle

    0,66. Tegangan dan arus yang keluar dari Boost Converter akan disimpan dalam

    accumulator berkapasitas 48 Volt 10 Ah yang outputnya akan dipasang sensor

    tegangan dan sensor arus sebagi monitoring dan data yang akan diinputkan ke

    ARM STM32F407VG. Accumulator akan dihubungkan dengan Boost Converter

    untuk menaikan tegangan DC dari 48 Volt ke 80 Volt dengan duty cycle 0,4

    kemudian dihubungkan dengan inverter 1 fasa untuk mengubah tegangan DC ke

    AC. Agar output inverter 1 fasa sinus murni maka inverter akan dihubungkan

    dengan rangkaian filter pasif LC untuk mengurangi distorsi. Filter LC akan

    dihubungkan dengan trafo step up 1:4 untuk menaikan tegangan dari 56,57 Volt

    ke 220 Volt AC. Output trafo Step Up akan digunakan untuk mensupply motor

    AC 1 fasa 220 Volt 125 watt untuk menggerakkan alat pemarut kelapa kemudian

    dipasang sensor kecepatan rotary encoder yang datanya akan diinputkan ke ARM

    STM32F407VG untuk proses kontrol kecepatannya agar tetap konstan dengan

    menggunakan metode logika fuzzy melaui PWM boost converter. Hasil sensing

    dari sensor kecepatan, tegangan dan arus akan ditampilan pada LCD.

    3.2 Implementasi Sistem

    Dari hasil perancangan, dilakukan realisasi / pembuatan baik perangkat keras

    maupun perangkat lunak. Diadakan pengukuran / pengujian masing - masing

    bagian (sub-sistem) dari perangkat - perangkat tersebut sebelum dilakukan

    integrasi. Untuk mengetahui semua sistem yang telah dirancang sesuai dengan

    hasil yang diharapkan, dilakukan integrasi terhadap masing-masing perangkat.

    Secara detail tahap-tahap pengerjaan proyek akhir ini terlihat pada flowchart

    berikut

  • 32

    3.1 Flowchart tahap-tahap pengerjaan proyek akhir

    3.3 Pengujian / Analisa Hasil Penelitian

    Setelah dilakukan perancangan dan beberapa pengujian pada sistem, maka

    akan diperoleh data data hasil kinerja sistem yang dapat dilihat melalui

    karakteristik solar cell. Solar cell menghasilkan tegangan yang berubah-ubah,

    karena tegangan ini dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari. Saat intensitas

    cahaya tinggi maka tegangan yang dihasilkan juga tinggi, begitupun

    sebaliknya. Tegangan yang dihasilkan solar cell 150 WP sekitar 18volt sampai

    22Volt. Dari parameter tegangan tersebut selanjutnya akan diproses pada

    mikrokontroler yaitu dengan menyuplai boost converter berupa sinyal PWM

    untuk mengatur besarnya duty cycle. Sinyal PWM tersebut digunakan untuk

    menyulut boost converter agar dapat mengontrol tegangan untuk mencharger

    accumulator 48 volt 10 Ah yang outputnya akan dipasang sensor tegangan dan

    sensor arus sebagi monitoring dan data yang akan diinputkan ke ARM

    STM32F407VG. Accumulator akan dihubungkan dengan Boost Converter

    untuk menaikan tegangan DC dari 48 Volt ke 80 Volt dengan duty cycle 0,4

    kemudian dihubungkan dengan inverter 1 fasa untuk mengubah tegangan DC

    ke AC. Agar output inverter 1 fasa sinus murni maka inverter akan

    dihubungkan dengan rangkaian filter pasif LC untuk mengurangi distorsi. Filter

    LC akan dihubungkan dengan trafo step up 1:4 untuk menaikan tegangan dari

  • 33

    Tabel 6.1 Rincian Biaya

    56,57 Volt ke 220 Volt AC. Output trafo Step Up akan digunakan untuk

    mensupply motor AC 1 fasa 220 Volt 125 watt untuk menggerakkan alat

    pemarut kelapa kemudian dipasang sensor kecepatan rotary encoder yang

    datanya akan diinputkan ke ARM STM32F407VG untuk proses kontrol

    kecepatannya agar tetap konstan dengan menggunakan metode logika fuzzy

    melaui PWM boost converter. Hasil sensing dari sensor kecepatan, tegangan

    dan arus akan ditampilan pada LCD.

    3.4 Kesimpulan

    Setelah melakukan pengujian dan analisa hasil penelitian sistem, maka akan

    diperoleh kesimpulan dari sistem yang dibuat. Kita juga akan mengetahui

    kelebihan dan kelemahan dari sistem yang kita buat.

    4. HASIL YANG DIHARAPKAN

    Target luaran yang diharapkan adalah terciptanya suatu produk teknologi dari

    mahasiswa yang berguna untuk masyarakat dan mempermudah manyarakat dalam

    bekerja serta sinar matahari benar-benar dapat dimanfaatkan sehingga dapat

    dikonfersi menladi suatu sumber yang ramah lingkungan dan dapat menjadi

    sumber yang dapat dimanfaatkan untuk sumber energi dari alat pemarut kelapa.

    5. RELEVANSI

    Target luaran yang diharapkan adalah terciptanya suatu produk teknologi

    dari mahasiswa yang dapat mengkonversi panas matahari menjadi energi listrik

    yang efektif, efisien dan memenuhi kriteria untuk proses pemarutan kelapa

    sehingga dapat menjadi contoh pemanfaatan energi terbarukan yang akan terus

    dikembangkan dan kelak akan berguna bagi seluruh masyarakat Indonesia.

    6. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

    6.1 Biaya

    No Jenis Pengeluaran Harga

    Satuan/Unit Volume Jumlah

    A. Peralatan Penunjang

    1. Tool Box Rp. 42.500/Buah 1 Rp. 42.500

    2. Solder Rp. 35.000/Buah 1 Rp. 35.000

    3. Tool Set Rp.105.000/Set 1 Rp.105.000

    4. Organizer Box Rp. 32.900/Buah 1 Rp. 32.900

    5. Penyedot Timah Rp. 40.000/Buah 1 Rp. 40.000

    6. Adaptor Selector Rp. 35.000/Buah 1 Rp. 35.000

  • 34

    6.2 Jadwal Kegiatan

    6.2.1 Jadwal Kegiatan Pembuatan Proposal Proyek Akhir

    Tabel 6.2.1 Rencana Jadwal Kegiatan Pembuatan Proposal Proyek Akhir

    NO KEGIATAN BULAN

    1 2 3 4 5 6

    1 Studi Literatur

    2 Sharing dengan Dosen

    Pembimbing

    3 Pembuatan Blok

    Diagram

    4 Pembuatan Simulasi

    5 Penyusunan Proposal

    7. Bor Rp.60.000/Buah 1 Rp.60.000

    B. Bahan Habis Pakai

    1. Solar Cell

    150 WP Rp.3.300.000/Buah 1 Rp.3.300.000

    2. Accumulator .150.000/Buah 4 Rp.600.000

    3. ARM

    STM32F407VG

    Rp. 250.000/Buah 1

    Rp. 250.000

    4. Timah Rp. 12.500/Buah 1 Rp. 12.500

    5. Pasta Solder Rp. 30.000/Buah 1 Rp. 30.000

    6. LCD TFT Rp. 260.000/Buah 1 Rp. 260.000

    7. Trafo Step Up Rp. 500.000/Buah 1 Rp.500.000

    8. Komponen Boost

    Converter Rp. 200.000/Buah 1 Rp. 200.000

    9. Komponen

    Inverter Rp. 200.000/Buah 1 Rp. 200.000

    10. Sensor Arus Rp. 90.000/Buah 1 Rp. 90.000

    11. Sensor Tegangan Rp. 40.000/Buah 2 Rp. 80.000

    12. Komponen Filter

    LC Rp. 50.000/Buah 1 Rp. 50.000

    13. Sensor Kecepatan Rp. 50.000/Buah 1 Rp. 50.000

    E Jumlah Pengeluaran Rp. 5.972.900

  • 35

    6.2.2 Jadwal Kegiatan Progres Proyek Akhir

    Tabel 6.2.2 Rencana Jadwal Kegiatan Pembuatan Proposal Proyek Akhir

    NO KEGIATAN BULAN

    1 2 3 4 5 6

    1 Survei Komponen

    2 Sharing dengan Dosen

    Pembimbing

    3 Perencanaan

    Komponen

    4 Uji Coba Sensor

    5 Pembuatan Mekanik

    6 Pembuatan Elektrik

    Sistem

    6.2.3 Jadwal Kegiatan Proyek Akhir

    Tabel 6.2.3 Rencana Jadwal Kegiatan Pembuatan Proposal Proyek Akhir

    NO KEGIATAN BULAN

    1 2 3 4 5 6

    1 Uji Coba Elektrik

    Sistem

    2 Sharing dengan Dosen

    Pembimbing

    3 Uji Coba Mekanik

    4 Integrasi Sistem

    5 Uji Coba dan Analisa

    Sistem

    6 Penyusunan Buku

  • 36

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Ecy Dwiasta Rosella, 2014, Solar Cell Sebagai Sumber Energi

    Penggerak Aerator Pada Tambak Udang (Battery Charger), Tugas

    Akhir, Teknik Elektro Industri Politeknik Elektronika Negeri Surabaya.

    2. Achmad Erfan Prihadana, 2014, Rancang Bangun Battery Charger

    ON/OFF Regulator Sebagai Sumber Listrik Pompa Air, Tugas Akhir,

    Teknik Elektro Industri Politektik Elektronika Negeri Surabaya.

    3. Junaidi dan Eka, 2008. Rancang Bangun Mesin Pemeras Santan Dengan

    Metode Kombinasi Pemarutan Dan Pemerasan Dengan Sistem Screw.

    POLI REKAYASA Volume 4, Nomor ISSN : 1858-370, 1 Oktober

    2008. Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang Kampus Unand

    Limau Manis Padang : Sumatera Barat.

    4. Arismunandar W. 1998. Motor Bakar Torak. ITB. Bandung Bergeyk,

    K.V. and A.J. Leidekerken. 1981. Teknologi Proses, Jilid 1

    (Penerjemah : B.S.Anwir). Penerbit Bharata Karya Aksara. Jakarta

    5. Benzon, J.A. dan R.V. Jose . 1982. Coconut, Production and

    Utilization. Philipine Coconut Font Inc. Amber Avenue. Metro Manila

    6. Chen, James and Chou, Cung Ci. 1991. Cane Sugar Hand Book. John

    Wiley and Sons, Inc. New York

    7. Dachlan, M.A. 1984. Pengembangan Pembuatan Santan Awet :

    Laporan Majalah Industri Hasil Pertanian. Balai Besar Industri

    Pertanian. Bogor

    8. Djatmiko, B. 1983. Minyak dan Lemak. Departemen Teknologi

    Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta). Institut Pertanian

    Bogor.

    9. Dirjen Industri Agro. 2010. Roadmap Industri Pengolahan Kelapa.

    Kementerian Perindustrian. Jakarta

    COVER(Revisi3).pdfProposal PA (Revisi3).pdf