Upload
vuanh
View
235
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
KAJIAN PEMANFAATAN LIMBAH INDUSTRI KELAPA SAWIT MENJADI
PENGOLAHAN PUPUK
Pendahuluan
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) termasuk dalam salah satu pohon palem
produktif utama yang dikembangkan di Indonesia. Di Indonesia tanaman kelapa sawit
sangat memiliki peran penting terhadap laju pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan.
Tumbuhan kelapa sawit ini adalah penghasil minyak nabati terbesar di dunia. Indonesia
memiliki perkebunan kelapa sawit terbesar di dunia. Daerah penyebaran kelapa sawit di
Indonesia terutama di daerah Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua Barat.
Saat ini Indonesia adalah produsen minyak kelapa sawit mentah atau Crude Palm
Oil (CPO) terbesar kedua di dunia (Komisi Minyak Sawit Indonesia, 2008). Indonesia
lebih banyak mengekspor minyak yang berbentuk CPO, karena pasar dunia lebih banyak
meminta CPO dibandingkan dengan produk turunannya. Industri CPO yang merupakan
hasil olahan daging buah telah banyak terdapat di Sumatra dan Kalimantan.
Keberadaan tanaman kelapa sawit dan industri minyak kelapa sawit mentah tidak
terlepas dari adanya limbah yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran bagi
lingkungan. Limbah kelapa sawit yang diproduksi per harinya oleh suatu industri CPO
kelapa sawit sangatlah melimpah baik dalam bentuk cair maupun padat (tandan kosong
dan lumpur solid), oleh sebab itu dibutuhkannya penanganan untuk pengelolaan limbah
kelapa sawit tersebut agar dapat menghindari dan mengurangi pencemaran lingkungan,
akan tetapi pengelolaan dari limbah kelapa sawit yang dihasilkan oleh setiap industri CPO
tidak selalu mendapatkan penanganan yang tepat dari tiap-tiap perusahaan atau industri
kelapa sawit sendiri.
Ada beberapa perusahaan yang hanya membuang limbah-limbah yang dihasilkan
tersebut ke sungai. Tindakan tersebut akan menyebabkan pencemaran air yang akan
menimbulkan kerusakan ekologi. Padahal, jika limbah tersebut dapat dimanfaatkan dengan
baik akan memberikan dampak positif, salah satunya dapat dijadikan sebagai pupuk.
Pengertian Limbah
Menurut Ginting (1992: 16) “limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu
saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai
ekonomi. Limbah ini mengandung bahan pencemar yang bersifat racun dan berbahaya”.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka bahan berbahaya dan beracun tersebut dapat
merusak dan mencemari lingkungan bahkan sangat berbahaya bagi kehidupan manusia dan
makhluk hidup lainnya. Selanjutnya Murtadho dan Sa’id (1988: 1) mengatakan bahwa:
“Limbah pada dasarnya adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari suatu sumber hasil aktivitas manusia, maupun proses-proses alam dan tidak atau belum mempunyai nilai ekonomi bahkan dapat mempunyai nilai ekonomi yang negatif. Limbah dikatakan mempunyai nilai ekonomi yang negatif karena dapat mencemari lingkungan”.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat dikatakan bahwasannya limbah
merupakan sesuatu yang dihasilkan dari setiap kegiatan perindustrian. Limbah tersebut
berupa produk sampingan yang sudah tidak memiliki nilai ekonomis dan keberadaannya
selalu menimbulkan permasalahan. Apabila dibandingkan dengan industri rumah tangga,
industri pabrik memiliki potensi yang sangat besar terhadap penghasil limbah.
Jenis Limbah Industri Kelapa Sawit
Selain produksi minyak kelapa sawit yang tinggi, produk samping atau limbah
pabrik kelapa sawit juga tinggi. Limbah-limbah kelapa sawit ini termasuk dalam produk
sampingan dari industri kelapa sawit.
Limbah Cair Kelapa Sawit
Limbah cair pabrik kelapa sawit adalah limbah yang berasal dari proses perebusan,
klarifikasi dan hidrosiklon. Adapun limbah cair yang dihasilkan oleh pabrik kelapa sawit
merupakan jumlah limbah yang besar, untuk menghasilkan minyak mentah kelapa sawit
sebanyak satu ton dihasilkan pula limbah cair sebanyak dua setengah ton (Darwin, 2004).
Limbah Padat Kelapa Sawit
Limbah padat kelapa sawit berupa tandan kosong yang dapat dihasilkan dari
brondolan yang telah terlalu matang sehingga buah dari sawit tersebut akan terlepas
dengan sendirinya. Keadaan dari tandan tersebut adalah kering. Adapun limbah padat
dengan jenis tandan kosong atau janjang kosong di pabrik merupakan hasil dari sterilising
dan threshing dengan keadaan tandan basah (Loekito dkk, 2002).
Limbah Gas Kelapa Sawit
Industri pengolahan kelapa sawit juga menghasilkan limbah bahan gas. Limbah
bahan gas ini antara lain dapat berupa gas cerobong dan uap air buangan pabrik kelapa
sawit (Fauzi dkk, 2012: 196-197).
Pemanfaatan Limbah Industri Kelapa Sawit
Keberadaan limbah yang semakin melimpah dapat dikurangi dengan cara
memanfaatkannya agar menjadi lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia. Sama halnya
dengan limbah industri kelapa sawit.
Limbah cair kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai substitusi pupuk atau
suplemen pupuk atau dikenal dengan istilah aplikasi lahan. Sehingga dengan cara ini
limbah cair pabrik akan meningkatkan kelembaban tanah lebih optimum bagi pertumbuhan
tanaman dan memperbaiki sifat kimia fisik tanah. Limbah padat dari industri kelapa sawit
juga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk dan kompos yang juga berguna untuk
pertumbuhan tanaman yang ada disekitarnya (Loekito,2002).
Pengaruh Limbah Kelapa Sawit Bagi Lingkungan
Produk sampingan atau limbah yang telah dihasilkan oleh pabrik kelapa sawit akan
berpengaruh bagi lingkungan, baik pengaruh negatif maupun pengaruh positif.
Pengaruh Negatif
Setiap jenis limbah yang telah dihasilkan dari pengolahan pabrik kelapa sawit
tersebut memiliki tingkat pencemaran yang berbeda-beda. Untuk limbah cair dari kelapa
sawit pengaruh negatifnya adalah menimbulkan bau disekitar pemukiman dan janjangan
kosong akan meningkatkan populasi serangga lalat (Loekito,2002).
Pengaruh Positif
Apabila dalam kegiatan pengolahan kelapa sawit yang menghasilkan produk sampingan
memiliki pengaruh yang negatif, namun pengaruh positif limbah dari kegiatan pengolahan
pabrik kelapa sawit ini juga dapat dirasakan. Limbah cair pabrik kelapa sawit apabila
ditangani dengan sangat baik akan memberikan manfaat nutrisi bagi tanaman, menjaga
kelembaban tanah dan dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi biogas. Begitu juga
untuk janjangan kosong atau tandan kosong, apabila mendapatkan penanganan yang baik
akan memberikan manfaat berupa nutrisi bagi tanaman, memperbaiki struktur tanah dan
dapat digunakan sebagai mulsa (Loekito, 2002).
Pemanatan Limbah CPO
Jenis-jenis Limbah yang dimanfaatkan Sebagai Pupuk
Limbah industri kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai pupuk oleh PT.
Perkebunan adalah limbah cair dan limbah padat. Adapun limbah cair yang dimanfaatkan
sebagai pupuk adalah hasil dari kondensat, stasiun klarifikasi dan hidrocyclon atau yang
lebih dikenal dengan istilah Palm Oil Mill Effluent (POME) merupakan sisa buangan yang
tidak bersifat toksik (tidak beracun), tetapi memiliki daya pencemaran yang tinggi karena
kandungan organiknya dengan nilai BOD berkisar 18.000-48.000 mg/L dan nilai COD
berkisar 45.000-65.000 mg/L, sedangkan syarat untuk limbah cair yang dapat dibuang ke
sungai adalah dengan nilai BOD 100-200 ppm dan 350 ppm COD.
Limbah padat yang dimanfaatkan sebagai pupuk adalah tandan kosong dan lumpur
solid. Limbah padat berupa tandan kosong dihasilkan dari adanya perontokan buah yang
akan dijadikan sebagai minyak mentah, kemudian menghasilkan tandan kosong. Untuk
lumpur solid dihasilkan dari endapan oleh adanya limbah cair.
Cara Pengolahan Limbah Untuk Menjadi Pupuk
Pengolahan limbah pabrik kelapa sawit yang dimanfaatkan untuk pupuk memiliki
cara yang berbeda tergantung pada jenis limbahnya. Adapun cara pengolahan limbah
kelapa sawit untuk dijadikan pupuk adalah sebagai berikut.
Pengolahan limbah cair dalam sistem kolam terdiri dari beberapa tahapan yaitu:
1. Kolam pendinginan (cooling pond). Limbah cair yang dimasukkan di kolam
pendingin ini bertujuan agar proses limbah cair pabrik kelapa sawit yang semula
bersuhu 750C-900C menjadi 400C-450C dalam kurun waktu penahan 24 jam.
2. Kolam pengadukan (mixing pond). Limbah yang berasal dari cooling pond akan di
aduk dengan limbah yang berasal dari kolam anaerobic dengan perbandingan 1:2
yaitu satu bagian dari cooling pond dan dua bagian dari anaerobic.
3. Kolam penguraian (anaerobic). Limbah yang berasal dari kolam mixing pond akan
di uraikan dikolam anaerobic, pada kolam ini terjadi perubahan bahan organik
kompleks (karbohidrat, lemak, protein) menjadi asam mudah menguap, alkohol,
CO2 dan H2O, perubahan ini dilakukan oleh bakteri thermopilic (suhu kerja 400C-
450C) dan enzim untuk proses hidrolisa.
4. Kolam aplikasi, kolam ini menampung limbah yang berasal dari anaerobic. Kolam
ini berfungsi untuk mengendapkan lumpur dan juga untuk pengecekan BOD dan
COD, sebelum di aplikasikan ke lahan.
5. Kolam aplikasi (sedimen). Kolam ini adalah kolam penampungan terakhir sebelum
dialirkan kelahan. Pada kolam ini terdapat pompa untuk memompa limbah cair
yang akan dialirkan ke lahan.
Pengolahan limbah padat tandan kosong adalah sebagai berikut:
1. Pemisahan brondolan, pemisahan brondolan sawit dengan tandan buah yang akan
menjadi limbah. Limbah tandan kosong tersebut yang akan diolah menjadi pupuk
organik.
2. Dipres, pengepresan bertujuan untuk menghilangkan atau memisahkan tandan
kosong dengan minyak dan air yang ada dalam tandan tersebut guna menghindari
tandan tersebut berjamur.
3. Pencincangan dengan mesin pencincang tandan kosong, ini dilakukan guna
mengubah ukuran tandan kosong menjadi lebih kecil agar mudah terurai.
4. Aplikasi, pengaplikasian pada lahan adalah dengan meletakkan atau menaburkan
tandan kosong pada daerah sekitar tanaman sawit (gawangan).
Hasil Penelitian Menunjukkan Kualitas Pupuk Organik Limbah Industri Kelapa Sawit yang Dihasilkan Lebih Baik Dari Pupuk Kimia
Limbah pabrik kelapa sawit memiliki potensi nutrisi yang tinggi sebagai sumber
nutrisi bagi pertumbuhan tanaman. Pupuk organik hasil olahan limbah pabrik kelapa sawit
mengandung beberapa unsur hara yang berperan penting terhadap keseimbangan tanah.
Kadar unsur hara yang terkandung dalam satu ton efluent (limbah cair) BOD 1000 -3500
(standar kadar limbah cair) setara dengan 1.0 kg Urea, 1.0 kg RP, 2.0 kg MOP dan 1.0 kg
Kiserit dan persentase unsur hara limbah padat berupa janjangan kosong adalah nitrogen
0,37 kg, fosfor 0,04 kg, protossim 0,91 kg, dan magnesium 0,08 kg.
DAFTAR PUSTAKADarmadi, Hamid. 2013. Dimensi-Dimensi Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung: Alfabeta.Departemen Pertanian. 2006. Pedoman Pengelolaan Limbah Industri Kelapa Sawit. Jakarta.Eye on Aceh. 2008. Tanaman Emas Kelapa
Sawit Pasca Tsunami Aceh. Jakarta: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.Fauzi, Yan dkk. 2012. Kelapa Sawit. Jakarta: Niaga Swadaya.Ginting. 1992. Mencegah dan Mengendalikan Pencemaran Industri. Jakarta: CV. Muliasari.Loekito, Henry. 2002. Teknologi Pengelolaan
Limbah Industri Kelapa Sawit. Jurnal Teknologi Lingkungan. Volume 3. No. 3. Hal 242-250.Margono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.Murtadho dan Said. 1988. Penanganan dan Pemanfaatan Limbah Padat. Jakarta: Mediyatama Sarana Perkasa
Nasution, Darwin Yunus. 2004. Pengolahan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Yang berasal Dari Kolam Akhir (Final Pond) Dengan Proses Koagulasi Melalui Elektrolisis. Jurnal Sains Kimia. Volume 8. No.2. Hal 38-40.Parnata, Ayub S. 2005. Pupuk Organik Cair Aplikasi Dan
Manfaatnya. Jakarta: PT. AgroMedia Pustaka.Riduwan. 2004. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.Sudjana. 1999. Metoda Statistika. Bandung: Erascos.Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sukardi. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.Sutejo, Mul Mulyani. 1999. Pupuk Dan Cara Pemupukan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.DAFTAR PUSTAKADarmadi, Hamid. 2013. Dimensi-Dimensi Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung: Alfabeta.Departemen Pertanian. 2006. Pedoman
Pengelolaan Limbah Industri Kelapa Sawit. Jakarta.Eye on Aceh. 2008. Tanaman Emas Kelapa Sawit Pasca Tsunami Aceh. Jakarta: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.Fauzi, Yan dkk. 2012. Kelapa Sawit. Jakarta: Niaga Swadaya.Ginting. 1992. Mencegah dan Mengendalikan
Pencemaran Industri. Jakarta: CV. Muliasari.Loekito, Henry. 2002. Teknologi Pengelolaan Limbah Industri Kelapa Sawit. Jurnal Teknologi Lingkungan. Volume 3. No. 3. Hal 242-250.Margono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.Murtadho dan Said. 1988. Penanganan dan
Pemanfaatan Limbah Padat. Jakarta: Mediyatama Sarana PerkasaNasution, Darwin Yunus. 2004. Pengolahan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Yang berasal Dari Kolam Akhir (Final Pond) Dengan Proses Koagulasi Melalui Elektrolisis. Jurnal Sains Kimia. Volume 8. No.2. Hal 38-40.
Parnata, Ayub S. 2005. Pupuk Organik Cair Aplikasi Dan Manfaatnya. Jakarta: PT. AgroMedia Pustaka.Riduwan. 2004. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.Sudjana. 1999. Metoda Statistika. Bandung: Erascos.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.Sukardi. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.Sutejo, Mul Mulyani. 1999. Pupuk Dan Cara Pemupukan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.DAFTAR PUSTAKADarmadi, Hamid. 2013. Dimensi-Dimensi
Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung: Alfabeta.Departemen Pertanian. 2006. Pedoman Pengelolaan Limbah Industri Kelapa Sawit. Jakarta.Eye on Aceh. 2008. Tanaman Emas Kelapa Sawit Pasca Tsunami Aceh. Jakarta: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.
Fauzi, Yan dkk. 2012. Kelapa Sawit. Jakarta: Niaga Swadaya.Ginting. 1992. Mencegah dan Mengendalikan Pencemaran Industri. Jakarta: CV. Muliasari.Loekito, Henry. 2002. Teknologi Pengelolaan Limbah Industri Kelapa Sawit. Jurnal Teknologi Lingkungan. Volume 3. No. 3. Hal 242-250.
Margono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.Murtadho dan Said. 1988. Penanganan dan Pemanfaatan Limbah Padat. Jakarta: Mediyatama Sarana PerkasaNasution, Darwin Yunus. 2004. Pengolahan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Yang
berasal Dari Kolam Akhir (Final Pond) Dengan Proses Koagulasi Melalui Elektrolisis. Jurnal Sains Kimia. Volume 8. No.2. Hal 38-40.Parnata, Ayub S. 2005. Pupuk Organik Cair Aplikasi Dan Manfaatnya. Jakarta: PT. AgroMedia Pustaka.Riduwan. 2004. Belajar Mudah Penelitian untuk
Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.Sudjana. 1999. Metoda Statistika. Bandung: Erascos.Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.Sukardi. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Sutejo, Mul Mulyani. 1999. Pupuk Dan Cara Pemupukan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
DAFTAR PUSTAKA
Fauzi, Yan dkk. 2012. Kelapa Sawit. Jakarta: Niaga Swadaya.
Ginting. 1992. Mencegah dan Mengendalikan Pencemaran Industri. Jakarta: CV. Muliasari.
Loekito, Henry. 2002. Teknologi Pengelolaan Limbah Industri Kelapa Sawit. Jurnal Teknologi Lingkungan. Volume 3. No. 3. Hal 242-250.
Murtadho dan Said. 1988. Penanganan dan Pemanfaatan Limbah Padat. Jakarta: Mediyatama Sarana Perkasa
Nasution, Darwin Yunus. 2004. Pengolahan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Yang berasal Dari Kolam Akhir (Final Pond) Dengan Proses Koagulasi Melalui Elektrolisis. Jurnal Sains Kimia. Volume 8. No.2. Hal 38-40.
Parnata, Ayub S. 2005. Pupuk Organik Cair Aplikasi Dan Manfaatnya. Jakarta: PT. AgroMedia Pustaka.