2
Pencemaran air adalah pencemaran yang disebabkan oleh masuknya partikel-partikel ke dalam air sehingga mempengaruhi pH normal pada air. Penyebab-penyebab pencemaran air di sekitar pabrik tahu tersebut antara lain berasal dari limbah bekas air pencucian bahan baku pembuatan tahu, limbah cair dari proses pengolahan bahan baku (kedelai, dll), serta limbah padat berupa ampas tahu. Limbah padat belum dirasakan dampaknya terhadap lingkungan karena dapat dimanfaatkan untuk makanan ternak, tetapi limbah cair akan mengakibatkan bau busuk dan bila dibuang langsung ke sungai akan menyebabkan tercemarnya sungai. Sebagian besar industri tahu yang membuang limbahnya ke perairan dapat menghasilkan limbah yang mengandung polutan organik dan anorganik. Dengan demikian, limbah tersebut tidak bisa langsung di buang ke sungai, tetapi harus diolah terlebih dahulu sebelum di buang ke sungai agar tidak terjadi pencemaran (Adack 2013). Pada umumnya bahan-bahan organik yang terkandung dalam industri tahu sangat tinggi. Senyawa organik di dalam air buangan tersebut dapat berupa protein, karbohidrat, lemak dan minyak. Di antara senyawa organik protein dan lemaklah yang paling besar bisa mencapai 40% - 60% protein, 25 - 50% karbohidrat, dan 10% lemak. Semakan lama jumlah dan bahan organik ini akan semakin banyak, dalam hal ini akan menyulitkan pengelolaan limbah, karena beberapa zat sulit di uraikan oleh mikroorganisme di dalam air limbah tahu tersebut (Pohan 2008). Dari beberapa hasil penelitian, konsentrasi COD (Chemical Oxygen Demand) di dalam air limbah industri tahu- tempe cukup tinggi yakni berkisar antara 7.000 - 10.000 ppm, serta mempunyai keasaman yang rendah yakni pH 4-5. Dengan kondisi seperti tersebut di atas, air limbah industri tahu merupakan salah satu sumber pencemaran lingkungan yang sangat potersial (Irmanto 2002; Pohan 2008). Air limbah dan bahan buangan dari kegiatan industi yang di buang ke perairan akan mengubah pH air, dan dapat mengganggu kehidupan organisme air. Air normal yang memenuhi syarat untuk kehidupan mempunyai pH berkisar antara 6,5 sampai 7,5 (Fardiaz 1992). Limbah cair yang dihasilkan mengandung padatan tersuspensi maupun terlarut yang akan mengalami perubahan fisika, kimia, dan biologis seiring berjalannya waktu. Perubahan ini akan menghasilkan zat toksik serta menciptakan media untuk tumbuhnya mikroba patogen atau lainnya yang merugikan, baik pada produk tahu itu sendiri maupun tubuh

Punya Jeje Sanpang

Embed Size (px)

DESCRIPTION

yes

Citation preview

Page 1: Punya Jeje Sanpang

Pencemaran air adalah pencemaran yang disebabkan oleh masuknya partikel-partikel ke dalam air sehingga mempengaruhi pH normal pada air. Penyebab-penyebab pencemaran air di sekitar pabrik tahu tersebut antara lain berasal dari limbah bekas air pencucian bahan baku pembuatan tahu, limbah cair dari proses pengolahan bahan baku (kedelai, dll), serta limbah padat berupa ampas tahu. Limbah padat belum dirasakan dampaknya terhadap lingkungan karena dapat dimanfaatkan untuk makanan ternak, tetapi limbah cair akan mengakibatkan bau busuk dan bila dibuang langsung ke sungai akan menyebabkan tercemarnya sungai. Sebagian besar industri tahu yang membuang limbahnya ke perairan dapat menghasilkan limbah yang mengandung polutan organik dan anorganik. Dengan demikian, limbah tersebut tidak bisa langsung di buang ke sungai, tetapi harus diolah terlebih dahulu sebelum di buang ke sungai agar tidak terjadi pencemaran (Adack 2013).

Pada umumnya bahan-bahan organik yang terkandung dalam industri tahu sangat tinggi. Senyawa organik di dalam air buangan tersebut dapat berupa protein, karbohidrat, lemak dan minyak. Di antara senyawa organik protein dan lemaklah yang paling besar bisa mencapai 40% - 60% protein, 25 - 50% karbohidrat, dan 10% lemak. Semakan lama jumlah dan bahan organik ini akan semakin banyak, dalam hal ini akan menyulitkan pengelolaan limbah, karena beberapa zat sulit di uraikan oleh mikroorganisme di dalam air limbah tahu tersebut (Pohan 2008). Dari beberapa hasil penelitian, konsentrasi COD (Chemical Oxygen Demand) di dalam air limbah industri tahu-tempe cukup tinggi yakni berkisar antara 7.000 - 10.000 ppm, serta mempunyai keasaman yang rendah yakni pH 4-5. Dengan kondisi seperti tersebut di atas, air limbah industri tahu merupakan salah satu sumber pencemaran lingkungan yang sangat potersial (Irmanto 2002; Pohan 2008). Air limbah dan bahan buangan dari kegiatan industi yang di buang ke perairan akan mengubah pH air, dan dapat mengganggu kehidupan organisme air. Air normal yang memenuhi syarat untuk kehidupan mempunyai pH berkisar antara 6,5 sampai 7,5 (Fardiaz 1992).

Limbah cair yang dihasilkan mengandung padatan tersuspensi maupun terlarut yang akan mengalami perubahan fisika, kimia, dan biologis seiring berjalannya waktu. Perubahan ini akan menghasilkan zat toksik serta menciptakan media untuk tumbuhnya mikroba patogen atau lainnya yang merugikan, baik pada produk tahu itu sendiri maupun tubuh manusia (Adack 2013). Bila dibiarkan, air limbah akan berubah warnanya menjadi coklat kehitaman dan berbau busuk. Hal ini tentunya akan sangat merugikan bagi makhluk hidup yang berada di dalam perairan maupun sekitar perairan.

Sumber:Adack J. 2013. Dampak pencemaran limbah pabrik tahu terhadap lingkungan hidup. Lex

Administratum. 3(1): 78-87Fardiaz S. 1992 . Polusi Air dan Udara. Yogyakarta (ID): Kanisius.Irmanto. 2002. Pengolahan air limbah tahu dengan proses biofilter multi-soil-layering

[Thesis]. Padang (ID): Sekolah Pascasarjana UNANDPohan N. 2008. Pengolahan limbah cair industri tahu dengan proses biofilter aerobik. Medan

(ID): Sekolah Pascasarjana USU