12
1 Bed Side Teaching PITYRIASIS VERSIKOLOR Disusun oleh: Eka Putri 1010312019 Preseptor: dr. Gardenia Akhyar, Sp.KK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS BAGIAN KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN RSUP. M. DJAMIL PADANG 2015

Ptiriasis vesicolor

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bst

Citation preview

Page 1: Ptiriasis vesicolor

1

Bed Side Teaching

PITYRIASIS VERSIKOLOR

Disusun oleh:

Eka Putri 1010312019

Preseptor:

dr. Gardenia Akhyar, Sp.KK

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

BAGIAN KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

RSUP. M. DJAMIL

PADANG

2015

Page 2: Ptiriasis vesicolor

2

PITYRIASIS VERSIKOLOR

I. Pendahuluan

Pitiriasis versikolor (Tinea versikolor, kromofitosis, dermatomikosis, liver spots,

tinea flava, pitiriasis versikolor flava dan panu) yang disebabkan Malasezia furfur adalah

penyakit jamur superficial yang kronik yang berlangsung lama, biasanya tidak memberikan

keluhan subyektif berupa bercak berskuama halus yang berwarna putih pada kulit hitam

sampai coklat hitam atau merah pada kulit putih, terutama meliputi badan dan kadang-kadang

dapat menyerang ektremitas proksimal, ketiak, lipat paha, lengan, dada, tungkai atas, leher,

muka dan kulit kepala yang berambut. 1,2,3,4

II. Insiden Dan Epidemiologi

Pitiriasis versikolor adalah penyakit universal dan terutama ditemukan di daerah

tropis. Penyakit ini sering dilihat pada remaja, walaupun anak-anak dan dewasa tua tidak

luput dari infeksi. Menurut BURKE (1961) ada beberapa faktor yang mempengaruhi infeksi,

yaitu faktor herediter, penderita yang sakit kronik atau yang mendapat pengobatan steroid

dan malnutrisi. Insiden penyakit ini sekitar 2-8% pada setiap populasi. 1,4

III. Etiologi

Penyakit ini disebabkan oleh jamur Malasezia furfur. Malassezia furfur (dahulu

dikenal sebagai Pityrosporum orbiculare, Pityrosporum ovale) merupakan jamur lipofilik

yang normalnya hidup di keratin kulit dan folikel rambut manusia saat masa pubertas dan di

luar masa itu Jamur ini juga ditemukan di kulit yang sehat, namun baru akan memberikan

gejala bila tumbuh berlebihan. Malassezia furfur ditemukan pada bayi 18% dan sekitar 90-

100% pada remaja/dewasa. Beberapa faktor dapat meningkatkan angka terjadinya pityriasis

versikolor, diantaranya adalah turunnya kekebalan tubuh, faktor temperatur, kelembaban

udara, hormonal dan keringat

IV. Patogenesis

Pada kulit terdapat flora normal yang berhubungan dengan timbulnya ptyriasis

versicolor ialah Pityrosporum orbiculare yang berbentuk bulat atau Pityrosporum ovale yang

berbentuk oval. Malassezia furfur merupakan fase spora dan miselium. Malassezia berubah

dari bentuk blastospore ke bentuk mycelial. Hal ini dipengaruhi oleh faktor predisposisi.

Page 3: Ptiriasis vesicolor

3

Faktor predisposisi menjadi patogen dapat endogen atau eksogen. Endogen dapat disebabkan

di antaranya oleh defisiensi imun. Eksogen dapat karena faktor suhu, kelembaban udara dan

keringat. Malassezia memiliki enzim oksidasi yang dapat merubah asam lemak pada lipid

yang terdapat pada permukaan kulit menjadi asam dikarboksilat. Asam dikarboksilik ini

menghambat tyrosinase pada melanosit epidermis dan dapat mengakibatkan

hipomelanosit (Jhonson and Suurmond, 2007). Tirosinase adalah enzim yang memiliki

peranan penting dalam pembentukan melanin.

V. Gejala Klinis

Biasanya tidak ada keluhan (asimtomatis), tetapi dapat dijumpai gatal pada keluhan

pasien. Pasien yang menderita Pityriasis versikolor biasanya mengeluhkan bercak pigmentasi

dengan alasan kosmetik. Kelainan kulit pitiriasis versikolor sangat superficial dan ditemukan

terutama di badan. Bentuk papulo-vesikuler dapat terlihat walaupun jarang. Terlihat macula

hipopigmentasi dan hiperpigmentasi pada area dada, punggung, abdomen dan ekstremitas

proksimal. Bentuk lesi tidak teratur, berbatas tegas sampai difus dengan ukuran lesi dapat

milier, lentikuler, numuler sampai plakat. Ada dua bentuk yang sering dijumpai:

1. Bentuk makuler: berupa bercak yang agak lebar, dengan squama halus diatasnya, dan

tepi tidak meninggi.

2. Bentuk folikuler: seperti tetesan air, sering timbul disekitar rambut.

Gambar 1. Tinea versokolor yang hiperemis 2

Gambar 2. Hipopigmentasi pada tinea versikolor 2

Page 4: Ptiriasis vesicolor

4

Kadang-kadang penderita dapat merasakan gatal ringan, yang merupakan alasan

berobat. Pseudoakromia (bekas bercak) akibat tidak terkena sinar matahari atau kemingkinan

pengaruh toksis jamur terhadap pembentukan pigmen, sering dikeluhkan penderita. 1

A. Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan penunjang yaitu : 1,2,5

1. Pemeriksaan dengan lampu Wood

Fluoresensi lesi kulit pada pemeriksaan lampu Wood berwarna kuning keemasan.

2. Sediaan langsung kerokan kulit

Dengan larutan KOH 20% terlihat campuran hifa pendek dan spora-spora bulat

yang dapat berkelompok.

Gambar 3. “Spaghetti and meatballs” appearance pada Malassezia 2

VI. Diagnosa Banding

Penyakit ini harus dibedakan dengan : 1,2

a. Pitiriasis alba

Lesi berbentuk bulat, oval atau plakat yang tidak teratur. Warna merah muda atau

sesuai warna kulit dengan skuama halus. Setelah eritema menghilang, lesi yang

dijumpai hanya depigmentasi dengan skuama halus. Pada anak-anak lokasi kelainan

pada muka (50-60%) paling sering di sekitar mulut, dagu, pipi serta dahi. 1

b. Vitiligo

Vitiligo adalah hipomelanosis idiopatik dapat ditandai dengan adanya makula putih

yang dapat meluas, bulat atau lonjong dengan batas tegas, tanpa perubahan epidermis

yang lain. Kadang-kadang terlihat macula hipomelanotik selain makula apigmentasi.

Di dalam makula vitiligo dapat ditemukan makula dengan pigmentasi normal atau

hiperpigmentasi disebut repigmentasi perifolikuler. 1

Page 5: Ptiriasis vesicolor

5

c. Psoriasis

Kelainan kulit terdiri atas bercak-bercak eritema yang meninggi (plak) dengan

skuama di atasnya. Eritema sirkumskrip yang merata, tetapi pada stadium

penyembuhan sering eritema yang di tengah menghilang dan hanya terdapat di

pinggir. Skuama berlapis-lapis, kasar dan berwarna putih seperti mika, serta

transparan. Besar kelainan bervariasi: lentikular, nummular atau plakat, dan

berkonfluensi.

d. Morbus Hansen

Dilihat dari cardinal sign yaitu lesi kulit hipopigmentasi/eritema, kerusakan saraf

(menyebabkan hilangnya sensasi/kelemahan otot yang dipersarafi oleh saraf yang

terkena), hasil pemeriksaan sputum BTA positif.

VII. Penatalaksanaan

A. Pengobatan

Pengobatan sistemik

Pengobatan sistemik diberikan pada kasus pityriasis versicolor yang luas atau jika

pemakaian obat topical tidak berhasil. Obat yang dapat diberikan adalah :

a. Ketokonazol

Dosis : 200 mg perhari selama 10 hari

b. Flukonazol

Dosis : dosis tunggal 400 mg

c. Itraconazol

Dosis : 200-400 mg perhari selama 7 hari

Pengobatan Topikal

a. Selenium sulfide 2,5% dalam bentuk shampoo 2-3 kali seminggu. Obat

digosokan pada lesi dan didiamkan selama 7-10 menit sebelum mandi.

b. Sampo zinc pyrithione 2-3 kali seminggu. Obat digosokan pada lesi dan

didiamkan selama 7-10 menit sebelum mandi

c. Ketokonazol 2% dioleskan pada daerah terinfeksi 5 menit sebelum mandi

slema 3 hari berturut-turut.

d. Terbinafi 1% dioleskan 2 kali sehari selama 7 hari

Page 6: Ptiriasis vesicolor

6

VIII. Prognosis

Prognosis baik bila pengobatan dilakukan menyeluruh, tekun, dan konsisten.

Pengobatan harus diteruskan 2 minggu setelah fluoresensi negatif dengan pemeriksaan lampu

Wood dan sediaan langsung negatif. 1

IX. Edukasi

Diberikan penjelasan kepada pasien untuk tidak menggaruk area yang gatal karena akan

menyebabkan luka dan bisa mempermudah untuk terjadinya infeksi sekunder. Seseorang

dengan riwayat pitiriasis versikolor agar menghidari panas atau keringat berlebih dan

memakai pakaian yang menyerap keringat dan tidak berbahan katun.4

Page 7: Ptiriasis vesicolor

7

LAPORAN KASUS

IDENTITAS

Nama : Tn I

Umur : 40 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Bukittinggi

Pekerjaan : Pedagang

Agama : Islam

Suku/Bangsa : Minang/Indonesia

Tanggal Pemeriksaan : 29 Juli 2015

ANAMNESIS

Keluhan Utama

Bercak-bercak putih tanpa disertai gatal atau nyeri di dada, bahu, lengan atas kanan

dan kiri, dan lipat siku kanan dan kiri sejak 2 bulang yang lalu

Riwayat Penyakit Sekarang

- Bercak-bercak putih tanpa disertai gatal, atau nyeri di dada, bahu, lengan atas kanan

dan kiri, dan lipat siku kanan dan kiri sejak 2 bulang yang lalu. Awalya bercak

disadari pasien di bahu, kemudia semakin banyak dan meluas.

- Keluhan gatal dirasakan bila berkeringat banyak.

- Keluhan tidak disertai baal atau mati rasa pada lesi.

- Bercak putih ini tanpa didahului oleh kulit merah dan tidak ada riwayat luka, goresan

atau infeksi sebelumnya.

- Pasein bekerja sebagai pedagang, bekerja dari pagi sampai malam, dan istirahat yang

kurang sejak 3 bulan ini. Sebelumnya pasien tidak bekerja dan hanya di rumah. Pasien

mengaku pekerjaanya melakukan banyak aktifitas fisik dan banyak berkeringat.

- Pasien mengganti pakaian hanya sekali dalam sehari. Biasanya baju pasien sering

berkeringat dan pasien tetap memakai baju yang basah basah oleh keringat tersebut

tanpa menggantinya

- Pasien mandi satu kali sehari.

- Riwayat sakit lama tidak ada, mengkonsumsi obat kortikosteroid dalam jangka waktu

lama tidak ada, riwayat konsumsis suplemen penambah massa otot tidak ada.

Page 8: Ptiriasis vesicolor

8

- Riwayat mengoleskan bahan kosmetik , ramuan dedaunan, pada daerah lesi tidak ada.

- Kebiasaan menggunakan pakaian berlapis tidak ada.

- Pasien makan 3 kali sehari, dengan kualitas dan kuantitas cukup.

- Riwayat infeksi sebelumnya tidak ada.

- Riwayat ketombe di kepala tidak ada

Riwayat Pengobatan

- Pesien belum pernah berobat untuk penyakit ini sebelumnya.

Riwayat Penyakit Dahulu

- Pasien tidak pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya.

Riwayat Penyakit Keluarga/Riwayat Atopi/Alergi

- Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama

- Riwayat alergi makanan tidak ada.

- Riwayat alergi obat tidak ada.

- Riwayat bersin – bersin di pagi hari tidak ada.

- Riwayat mata merah, gatal, dan berair tidak ada.

- Riwayat asma tidak ada.

- Riwayat bentol-bentol merah tidak ada.

- Riwayat alergi serbuk sari tidak ada.

- Riwayat biring susu tidak ada.

PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalisata:

- Keadaan umum : Tidak tampak sakit

- Kesadaran : Kompos mentis

- Berat badan : 60 kg

- Tinggi badan : 165 cm

- Status gizi : Baik

- Tekanan darah : 120/80

- Pemeriksaan toraks

o Inspeksi : simetris kiri dan kanan

o Palpasi : fremitus kiri = kanan

Page 9: Ptiriasis vesicolor

9

o Perkusi : sonor

o Auskultasi : suara nafas vesikuler, ronki (-), wheezing( -)

- Pemeriksaan abdomen: dalam batas normal

Status Dermatologikus :

- Lokasi : dada, bahu, lengan atas kanan dan kiri, dan lipat siku kanan

dan kiri

- Distribusi : terlokalisir

- Bentuk : Tidak khas

- Susunan : Tidak khas

- Batas : Tegas, Tidak Tegas

- Ukuran : Milier, Lentikuler, Numular, Plakat

- Efloresensi : makula hipopigmentasi, skuama halus

-

-

Page 10: Ptiriasis vesicolor

10

Diagnosis Banding

- Pitiriasis versikolor

- Vitiligo

- Pitiriasis alba

- Morbus Hansen

- Hipopigmentasi pasca infeksi

Pemeriksaaan Rutin

KOH 20% : terlihat hifa pendek dan spora-spora berkelompok.

Wood’s lamp : kuning keemasan

Pemeriksaan Anjuran

Pemeriksaan BTA

Diagnosis

Ptiriasis Versikolor

Terapi

Umum

Menjaga kebersihan diri, misalnya dengan mengganti baju jika berkeringat banyak,

mandi 2 kali sehari.

Page 11: Ptiriasis vesicolor

11

Memakai pakaian yang tipis, dan menyerap keringat.

Menjaga daya tahan tubuh tetap optimal dangan makan yang cukup, istirahat yang

cukup dan mengurangi aktifitas fisik

Khusus

Topikal : sampo selenium sulfida 2,5 % 3 kali semingggu dipakai selama 7-10 menit

sebelum mandi

PROGNOSIS :

Quo ad vitam : bonam

Quo ad sanam : bonam

Quo ad fungsionam : bonam

Quo ad kosmetikum : Bonam

Page 12: Ptiriasis vesicolor

12

DAFTAR PUSTAKA

1. Djuanda, A. Mikosis. Dalam: Hamzah M, Aisyah S, eds. Ilmu Penyakit Kulit dan

Kelamin. Edisi 3. Jakarta. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007; p.100-1

2. Fitzpatrick’s. Dermatology in General Medicine. 7th edition. 2008. p.1828-30.

3. Grant-Kels, J., Color Atlas of Dermatopathology. 2007. Informa Healthcare USA. p.10-1

4. A.D.A.M Medical encyclopedia. Tinea Versicolor. Pubmed Health [2011;cited 2012 28th

February]; Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth.

5. Dourmishev, L.A., Pediatric Tinea Versicolor. [2011; cited 2012 28th February];

Available from http://emedicine.medscape.com.