PT.INDUSTRI TELEKOMUNIKASI INDONESIA ( PERSERO ).doc

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PT.INDUSTRI TELEKOMUNIKASI INDONESIA ( PERSERO )

Citation preview

BAB II

PAGE 33Bab II Gambaran Umum PT.Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero)

BAB II

GAMBARAN UMUM

PT.INDUSTRI TELEKOMUNIKASI INDONESIA ( PERSERO )

2.1 Sejarah Singkat PT.Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero)

PT.INTI (Industri Telekomunikasi Indonesia) adalah sebuah perusahaan BUMN yang berdomisili di Bandung dan diresmikan pada tanggal 30 Desember 1974.

Pada mulanya PT.INTI (Persero) berada di bawah naungan Departemen Pariwisata Pos dan Telekomunikasi yang didirikan bedasarkan peraturan pemerintah No.171/mk/IV/1974. Pada tanggal 16 Desember 1989, PT.INTI (Persero) diserahterimakan kepada Badan Pengelola Industri Strategis berdasarkan Kepres No.44 tahun 1989 mengenai pengelolaan industri strategis.

Sejak berdiri sampai dengan tahun 2001 PT.INTI (Persero) merupakan perintis produsen (manufaktur) dan pemasok peralatan infrastruktur telekomunikasi di Indonesia. Keberadaanya dalam dunia bisnis Indonesia telah turut memberikan kontribusi yang cukup berarti bagi perkembangan pertelekomunikasian di Indonesia.

Adapun urutan kronologis perkembangan PT.INTI (Persero) dari mulai didirikan sampai sekarang adalah sebagai berikut :

Periode Sebelum Tahun 1945

Pada tahun 1926 didirikan labolatorium PTT (Pos, Telepon, dan Telegraf) di Tegallega, sekarang Jl.Moch.Toha No.77 Bandung. Setelah pendirian labolatorium PTT, pada tahun 1929 pemerintah mendirikan labolatorium radio serta pusat perlengkapan radio. Selanjutnya labolatorium ini menjadi suatu bagian terpenting untuk penelitian dan perkembangan pertelekomunikasian Indonesia.

Periode Tahun 1945-1960

Setelah perang dunia kedua telah berakhir, labolatorium PTT di Tegallega ini ditingkatkan kedudukannya menjadi labolatorium telekomunikasi yang mencakup seluruh bidang telepon, telegraf, dan radio sedangkan labolatorium radio dan pusat perlengkapan radio diubah menjadi labolatorium pusat pertelekomunikasian.

Periode Tahun 1960-1969

Berdasarkan PP No. 240 tahun 1961, jawatan Pos, Telepon, dan Telegraf ( PTT ) diubah status hukumnya menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi ( PN PosTel). Di dalam struktur organisasinya antara lain tercantum bahwa bagian penelitian di bawah Direktorat Riset dan Perencanaan. Sedangkan Bagian Perbengkelan dan Kendaraan Bermotor berada di bawah Direktorat Perlengkapan Kantor. Kemudian berdasarkan PP No. 300 tahun 1965, bagian penelitian dan bagian perlengkapan yang merupakan dua bagian dari struktur organisasi PN Postel, digabung dan berganti nama menjadi Lembaga Administrasi Bagian Penelitian dan Bagian Produksi.

Periode Tahun 1969-1979

Pada tanggal 1 sampai 3 Oktober 1970, diadakan rapat kerja Pos dan Telekomunikasi di Jakarta. Rapat tersebut dihasilkan bahwa Lembaga Penelitian dan Produksi POSTEL diberikan waktu untuk mempersiapkan diri di bidang keuangan dan kepegawaian selama lebih kurang 4 tahun.

Periode Tahun 1979-1989

Pada tanggal 16 Oktober 1979 PT.INTI (Persero) sebelumnya berada di bawah naungan Departemen Pos dan Telekomunikasi diserahterimakan kepada Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS). Pemeliharaan pengelola tersebut ditetapkan berdasarkan keputusan presiden No.44/ 1989 mengenai BPIS.

Periode Tahun 1990-1997

Pada periode ini PT.INTI (Persero) semakin pesat. Dengan kemampuan dan kapasitas yang dimilikinya, PT.INTI (Persero) dikenal di Indonesia sebagai perusahaan pelopor di bidang Digital Telephone Switching ( DTS ), transmisi dan sistem serat optik yang canggih. Meskipun demikian untuk dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan sejenis yang semakin banyak baik di dalam maupun di luar negeri, PT.INTI (Persero) terus melakukan berbagai inovasi agar produk yang dihasilkan memiliki daya saing dan kualitas yang memenuhi standar internasional.

Tahun Periode 1998 - Agustus 2002

Peraturan Pemerintah N0.35/1998 tentang pendirian perusahaan perseroan (Persero) PT.Bahana Industri Strategis (BIS), maka PT.INTI (Persero) beserta dengan 9 (sembilan) industri strategis lainnya berada di bawah BPIS sebagai anak perusahaan (holding company).Periode September 2002 Sekarang

Dengan terbitnya peraturan pemerintah No.52/ 2002 tanggal 23 September 2002, tentang pembubaran PT.BPIS dan pengalihan seluruh saham 10 (sepuluh) anak perusahaanya (PT.Dirgantara Indonesia, PT.PAL Indonesia, PT.PINDAD, PT. DAHANA, PT.Krakatau Steel, PT.Barata Indonesia, PT.Bona Bisma Indra, PT.Industri Kereta Api, PT.Industri Telekomunikasi Indonesia , dan PT.Len Industri) menjadi di bawah naungan Menteri Negara BUMN.

Dalam periode 1974-1984 PT.INTI (Persero) pernah melakukan kerjasama dengan beberapa mitra luar negeri untuk memproduksi produk-produk telekomunikasi berdasarkan teknologi analog, seperti : sentral tilpon otomatis, sentral tilpon jarak jauh, sentral tilpon kendaraan bergerak, stasiun bumi kecil, radio HF/VHF, radio microwave, dan radio sonde. Di bidang telekomunikasi radio, perusahaan pernah bekerjasama dengan perusahaan Jepang dalam memproduksi dan menjual perangkat microwave radio digital. Kemudian pada periode 1984-1994, seiring dengan selesainya pembangunan pabrik sentral tilpon digital di tahun 1994, PT.INTI (Persero) memasuki dunia telekomunikasi digital. Dengan mengantongi hak lisensi dari perusahaan Jerman Siemens perusahaan mampu memproduksi dan menjual perangkat-perangkat telekomunikasi digital yang meliputi: digital switch, Private Automatic Branch Exchange (PABX), dan Pulse Code Modulation (PCM) Transmission Equipment. Selama periode 1974-1994, dilihat dari segi perkembangan bisnis, kesehatan PT.INTI (Persero) termasuk sangat baik. Jumlah karyawan selama periode tersebut telah mengalami kenaikan. Pada tahun 1994 ada sekitar 2 ribu karyawan yang menjadi tanggungan perusahaan. Tetapi setelah tahun tersebut stabilitas dan perkembangan perusahaan mulai terganggu sehubungan telah terjadi perubahan alam faktor lingkungan eksternal yang secara langsung atau tak langsung berpengaruh terhadap perjalanan perusahaan. Beberapa faktor penyebab terjadinya perubahan antara lain :

Keanggotaan Indonesia dalam lembaga multilateral WTO sejak tahun 1995.

Krisis moneter Asia tahun 1997-1998 yang telah membuat posisi ekonomi Indonesia terpuruk selama periode 1998-2003.

Penghapusan berbagai kebijakan ekonomi yang bersifat protektif dan pemberlakuan proses privatisasi sebagai syarat bantuan IMF untuk memulihkan perekonomian dan perbankan Indonesia.

Perkembangan teknologi internet yang sangat pesat sejak tahun 1995 yang medorong pesat kemajuan teknologi dan pasar mobile communications. Persaingan yang semakin terbuka dan bebas yang mendorong pemain-pemain skala dunia dalam bidang infokom tertarik masuk ke pasar Indonesia.

Pergantian presiden dan pemerintahan sebanyak 4 (empat) kali selama kurun waktu singkat yakni 5 (lima) tahun (1998-2004).

Orientasi baru dalam kebijakan pemerintah terhadap kelompok BUMN dimana setiap perusahaan diminta untuk dapat mengembangkan dirinya tanpa mendapat bantuan khusus dari pemerintah, seperti perusahaan swasta murni.

Implikasi dari perubahan faktor lingkungan ternyata mempunyai pengaruh yang cenderung kurang menguntungkan bagi perkembangan PT.INTI (Persero) misalnya, dari posisi sebagai pemasok perangkat digital switch terbesar di Indonesia, akhirnya PT.INTI (Persero) tidak lagi memiliki produk jual milik sendiri. Dampaknya, peranan perusahaan sebagai pabrikan mulai bergeser ke arah penyedia jasa yang berhubungan dengan teknologi komunikasi.

Dihadapkan pada persaingan yang semakin tajam maka PT.INTI (Persero) sampai dengan tahun 2003 masih mampu menangani penjualan sebagian produk dan jasa untuk pembangunan infrastruktur telekomunikasi di Indonesia. Sejalan dengan konvergensi teknologi antara bidang telekomunikasi , informasi dan broadcast maka PT.INTI (Persero) mulai memperlebar rentang teknologi produk dan jasanya dari yang semula terbatas pada bidang telekomunikasi meluas ke bidang informasi. Dengan demikian, ruang lingkup bisnis PT.INTI (Persero) difokuskan pada penyediaan jasa dalam bidang informasi dan telekomunikasi (INFOKOM). Selain itu, PT.INTI (Persero) juga melakukan penjualan produk software dan produk dan jasa multimedia.

Sebagai perusahaan BUMN maka konsekuensi logis dari perubahan orientasi kebijakan pemerintah terhadap kelompok BUMN adalah dihapusnya kedudukan yang bersifat monopoli yang pernah dimiliki perusahaan sejak berdiri sampai tahun 2001. keseriusan pemerintah dalam mewujudkan iklim usaha yang tidak terdistorsi oleh kebijakan protektif adalah dengan kekuatan undang-undang yang mempunyai fungsi pokok menindak praktek-praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat. Dengan demikian PT.INTI (Persero) dalam menjalankan usahanya sejak 2001, mau tak mau dan siap tak siap harus mampu berdiri sendiri dalam menghadapi persaingan yang telah bersifat global dan terbuka . Ini berarti bahwa PT.INTI (Persero) harus siap untuk bersaing dengan para pemain global yang bergerak dalam bidang infokom dan pasar dalam negeri.

Dihadapkan pada situasi baru tersebut maka direksi PT.INTI (Persero) memiliki tiga opsi strategis. Pertama, tetap menekuni bisnis utama di sektor manufaktur yang ada kaitannya dengan teknologi infokom. Untuk melaksanakan pilihan tersebut perlu dilakukan perubahan mesin dan peralatan yang sejak tahun 1995 tidak pernah mengalami pergantian. Untuk melakukan usaha tersebut tentu diperlukan biaya yang tidak sedikit. Kedua, mencari partner strategis untuk bersama-sama meneruskan bisnis di sektor manufaktur infokom atau di bisnis jasa infokom. Ketiga, berganti haluan dengan meninggalkan bisnis baru yakni bisnis jasa yang terkait dengan teknologi infokom.

Pilihan pertama ternyata sulit dilakukan karena keterbatasan dana untuk mengganti aset tetap. Pilihan kedua ternyata tak gampang mencari partner strategis. Meskipun demikian, upaya tersebut tetap harus dilakukan. Dengan demikian tinggal pilihan ketiga. Setelah dipertimbangkan secara mendalam maka pada tahun 2004 direksi PT.INTI (Persero) memutuskan untuk mengalihkan fokus dan orientasi bisnis perusahaan sepenuhnya sebagai penyedia jasa dalam arti luas di bidang infokom. Ini berarti bahwa sejak tahun 2004 PT.INTI (Persero) tidak lagi bergerak di bidang produksi (manufaktur) peralatan dan perangkat telekomunikasi seperti yang telah ditekuni selama ini sejak perusahaan berdiri tahun 1974.

Dapat diinformasikan bahwa perubahan bisnis utama dalam manufaktur ke jasa juga dilakukan IBM. Sebelum terjadi perubahan, penghasilan utama IBM berasal dari kegiatan membuat dan menjual produk hardware. Jadi sebelum mengalami perubahan bisnis utama, IBM adalah perusahaan manufaktur. Untuk menunjang (support) bisnis utamanya perusahaan tersebut juga melakukan penyediaan jasa dalam bentuk technical service yakni : memasang (install) hardware dan software buatan IBM, mengganti software, merawat dan memperbaiki hardware yang terpasang, mengatasi keluhan yang berkaitan dengan pemasangan termasuk kegiatan after sales services. Sifat kegiatan technical services adalah terkait dengan hardware milik IBM yang terjual ke klien. Selain IBM memiliki produk hardware maka pasti ada pekerjaan yang termasuk technical services.Pertimbangan utama IBM merubah haluan bisnisnya adalah diperkirakan pasar PC dan notebook di awal abad ke-21 tidak akan menguntungkan seperti dalam periode awal tahun 90-an. PC telah menjadi status komoditi yang pasarnya sangat kompetitif sehingga marginnya semakin tipis. Bisnis infokom masa depan, menurut perkiraan IBM bukan di bidang manufaktur melainkan di bidang penyediaan jasa. Strategi IBM tersebut ternyata sukses. Penghasilan IBM dari total service mencapai $ 48 milyar, dengan catatan perbandingan business services dan technical services adalah 3 banding 1. setelah IBM pada tahun 1998 masuk ke bidang penyediaan jasa infokom maka bisnis yang termasuk technical services tetap dipertahankan, dengan menambah bidang baru yakni business services.

Kemajuan bidang business services IBM ternyata mendapat perhatian dari perusahaan infokom lainnya yakni Dell yang selama ini masih terbatas pada technical services. Selama ini Dell memang juga sudah melaksanakan business services. Di tahun 2004 penghasilan Dell dari business services baru mencapai $ 16 milyar, jauh di bawah IBM. Mulai tahun 2004 dell akan lebih mengembangkan business services secara total. Tindakan Dell untuk mengikuti IBM juga didasarkan pada kenyataan bahwa kecenderungan margin dari manufaktur PC dan notebook telah mengalami penurunan.

Secara konseptual, binis penyediaan jasa dalam bidang infokom dapat dibagi dua kelompok yakni :

1. Penyediaan technical services2. Penyediaan business servicesBisnis yang termasuk technical services dapat dilakukan baik oleh perusahaan manufaktur maupun perusahaan non- manufaktur (penyedia jasa). Bagi perusahaan manufaktur maka pada umumnya hardware yang diinstal dan dipelihara produk buatan sendiri. Sedangkan bagi perusahaan penyedia jasa (non-manufaktur) produk hardware yang dijual dan kemudian diinstal serta dipelihara adalah produk buatan perusahaan lain. Sifat bisnis yang termasuk technical services pada umumnya bersifat jangka pendek (satu tahun).

Kegiatan penyedia jasa infokom lainnya yakni : business services yang menawarkan jasa infokom kepada klien to improve business, if necessary conduct business differently dengan atau tanpa hardware (buatan sendiri atau perusahaan lain). Jadi sifat penyedia jasanya dapat berupa general operational dan technical manajement dalam bidang infokom. Berbeda dengan technical services sifat business services pada umumnya berjangka menengah.

2.2Struktur Organisasi dan Uraian Tugas

Struktur organisasi adalah suatu bentuk susunan keanggotaan yang membedakan jabatan dari masing-masing personil di dalam suatu perusahaan atau organisasi, atau dengan kata lain struktur organisasi adalah kerangka dasar yang mempersatukan fungsi perusahaan yang menetapkan hubungan tertentu, garis-garis perintah atasan dan bawahan agar dapat dimengerti dan dilaksanakan dalam bentuk tugas untuk mencapai tujuan perusahaan.

Struktur organisasi pada PT.Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) menggambarkan dan memperlihatkan suatu bentuk susunan yang tertib sehingga memperlihatkan hubungan-hubungan yang serasi. Kita akan mendapatkan gambaran mengenai struktur organisasi yang ada dalam perusahaan, baik secara keseluruhan ataupun hubungan antara yang satu dengan yang lainnya.

Struktur organisasi PT.Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) adalah sebagai berikut :

Direksi

1. Direksi adalah suatu dewan yang memimpin seluruh usaha korporasi dan menjalankan misi perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan, dengan kinerja usaha yang menguntungkan, kepuasan pelanggan yang maksimal serta tingkat pencapaian kinerja usaha setiap tahap perkembangan.

2. Direksi terdiri dari :

Direktur Utama

Direktur Operasi dan Teknik

Direktur Pemasaran

Direktur Administrasi dan Keuangan

Divisi

1. Pembentukan divisi ditujukan untuk mendukung kelancaran kegiatan bisnis SBU dengan menyusun kebijakan-kebijakan strategis sesuai dengan fungsinya yang menjadi acuan pelaksanaan kegiatan operasional pada unit kerja lain.

2. Divisi yang dimaksud terdiri dari :

Divisi Sekertariat

Divisi Sumber Daya Manusia (SDM)

Pusat Pengembangan Bisnis dan Produksi (PUBISPRO)

Pembinaan Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL)

Strategic Business Unit (SBU)1. Pembentukan SBU ditujukan untuk meningkatkan kontribusi usaha pada perusahaan dalam meraih keuntungan sesuai misi, tujuan, dan anggaran dasar perusahaan.

2. SBU yang dimaksud terdiri dari :

Divisi Jaringan Telekomunikasi Tetap (JTT)

Divisi Jaringan Telekomunikasi Selular (JTS)

Divisi Jaringan Integrasi Telekomunikasi (JIT)

Divisi Jaringan Telepon Privat (JTP)

Sedangkan uraian tugas dari struktur organisasi yang terdapat di PT.INTI (bagan ada di lampiran) adalah sebagai berikut :

1. Direktur Utama

Fungsinya yaitu merencanakan, mengendalikan, dan mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan direksi dalam pengelolaan perusahaan baik bersifat strategis maupun operasional sesuai dengan fungsi direksi agar tujuan perusahaan dapat tercapai.

Tugasnya yaitu :

Mengesahkan perumusan kebijakan dan strategi umum perusahaan yang akan menjadi acuan dalam penyusunan kebijakan operasional dan strategi fungsi-fungsi organisasi perusahaan.

Mengkoordinasikan anggota direksi lain sebagai suatu keterkaitan fungsional serta semangat yang kuat untuk memimpin unit-unit bawahan yang berada di bawah direktur masing-masing agar terbentuk integrasi antara direktorat.

Mengarahkan dan mengawasi operasional unit struktural pengawasan internal, divisi quality assurance dan kelompok pengembangan usaha.

Memimpin dan memberikan motivasi kepada seluruh pimpinan, serta mengkoordinasikan penyelesaian persoalan yang mempunyai keterkaitan multi direktorat.

2. Direktur Operasi dan Teknik

Fungsinya yaitu merencanakan, merumuskan dan mengendalikan kebijakan umum produksi yang menjadi acuan dalam penyusunan strategi produksi SBU. Tugasnya yaitu :

Merumuskan sasaran, kebijakan strategi teknologi untuk pengembangan perusahaan dan rencana kerja perusahaan tahunan.

Menilai hasil kerja setiap divisi serta menetapkan tindak lanjut pembinaan yang diperlukan untuk memecah masalah-masalah yang dihadapi.

Membina SBU, khususnya aspek produksi

Mengawasi kegiatan operasional SBU produk sentral, SBU jasa teknologi.

3. Direktur Pemasaran

Tugasnya aitu :

Merumuskan sasaran, kebijakan dan strategi pemasaran serta rencana kerja perusahaan tahunan yang mencakup pengembangan pasar dari produk jasa yang ada.

Mengawasi operasional pemasaran.

Menilai hasil kerja setiap unit serta menetapkan tindak lanjut pembinaan yang diperlukan untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.

4. Direktur Administrasi dan Keuangan

Fungsinya yaitu merencanakan, merumuskan dan mengendalikan kebijakan umum di bidang keuangan serta sumber daya manusia dan organisasi.

Tugasnya yaitu :

Merumuskan sasaran, kebijakan dan strategi keuangan serta SDM untuk pengembangan perusahaan dan rencana kerja serta anggaran tahunan.

Membina SBU ( Strategis Business Unit ) khususnya aspek keuangan sistem akuntansi serta pembinaan SDM.

Mengarahkan dan mengawasi kegiatan operasional divisi keuangan, divisi SDM dan umum.

5. Pusat Pengembangan Bisnis dan Produksi (PUBISPRO)

Adalah unit organisasi yang mengemban tugas-tugas pengembangan bisnis perusahaan dan tugas-tugas lainnya yang bersifat strategis bagi perusahaan.

6. Sekertariat dan SDM

Adalah unit yang ditujukan untuk mendukung dana membantu direksi mengelola dan menjalankan kegiatan perusahaan meliputi bidang ketenagakerjaan, keuangan, hukum, humas, kesekertariatan, dan tata kelola perusahaan, pengadaan barang atau jasa dan bidang lainnya yang bersifat umum.

Sekertariat perusahaan ini terdiri dari :

Bagian SDM

Fungsi SDM adalah menangani urusan kesisteman dan pengembangan SDM serta pelayanan personalia. Bagian Hukum

Fungsi hukum adalah menangani urusan hukum perseroan yang mencakup tapi tidak terbatas pada kekayaan intelektual, lisensi, patungan, dan perikatan strategis.

Bagian Administrasi Perusahaan

Fugsinya adalah menangani urusan pengadaan barang dan jasa untuk korporasi, kearsipan, tata naskah, dan kerumahtanggaan serta hubungan masyarakat yang mencakup tapi tidak terbatas pada pembangunan citra perusahaan, protokoler,dan kebijakan promosi.

Bagian Akuntansi dan Anggaran

Fungsinya adalah menangani urusan akuntansi, laporan manajemen, anggaran dan verifikasi, serta pengembangan sistem akuntansi dan keuangan.

Bagian Pendanaan

Fungsinya adalah untuk menangani urusan rental dan bendahara, pengelolaan dana, serta asuransi dan pajak. 7.Proyek Bisnis

Adalah unit organisasi yang bersifat sementara dan nonstruktural yang diharapkan menjadi cikal bakal pembentukan unit bisnis yang permanen yang terbentuk divisi atau anak perusahaan.

8. Unit Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL)

Adalah unit organisasi setingkat bagian yang melaksanakan program kemitraan dan bina lingkungan dan bertanggung jawab kepada direktur umum. Fungsi dan tugas pokok divisi PKBL adalah :

1. Fungsi merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan kegiatan-kegiatan pembinaan usaha kecil dan koperasi.

2. Tugas pokok :

Melakukan kegiatan yang berkaitan dengan pembinaan seperti penyediaan dana pelatihan dan promosi usaha.

Melakukan pemberian bantuan kepada unit-unit yang membutuhkan.

3. Dalam menjalankan kegiatan divisi dilengkapi dengan unit organisasi pendukung yang merupakan penjabaran dari fungsi utama yang dipunyai oleh divisi yang bersangkutan, terdiri dari :

Bagian dengan jumlah maksimal 5 (lima) bagian

Urusan dengan jumlah maksimal 4 (empat) urusan

4. Divisi dapat dibantu dnegan tenaga fungsional sesuai dengan bidang keahlian yang dibutuhkan.

9. Internal Audit

Fungsi dari divisi internal audit yaitu membantu direktur utama dalam mengadakan penilaian atas pelaksanaan menajemen serta sistem pengawasannya pada setiap unit organisasi dan juga memberikan saran-saran perbaikannya.

Tugas dari divisi internal audit yaitu :

Menyelenggarakan pemeriksaan operasional dan melaksanakan evaluasi berdasarkan seluruh kegiatan perusahaan.

Menyelenggarakan pemeriksaan keuangan dan melaksanakan evaluasi atas seluruh pengolahan keuangan perusahaan berdasarkan ketentuan yang berlaku.

Memberikan rekomendasi kepada direktur utama dalam perbaikan sistem pengendalian manajemen agar program perusahaan dapat mencapai kinerja yang ditetapkan.

10. SBU ( Strategy Business Unit )

SBU adalah unit organisasi yang melakukan fungsi organisasi yang berorientasi pada bagian dari suatu produk atau jasa pembantu SBU ditujukan untuk mendapatkan dan meningkatkan usaha perusahaan dalam meraih keuntungan suatu misi, visi, dan tujuan serta anggaran dasar perusahaan. Divisi yang dimaksudkan :

Divisi Jaringan Telekomunikasi Tetap (JTT)

Divisi Jaringan Telekomunikasi Selular (JTS)

Divisi Jaringan Integrasi Telekomunikasi (JIT)

Divisi Jaringan Telepon Privat (JTP)

Untuk mencapai tujuan SBU memperoleh otonomi sebagai unit usaha yang mandiri tetapi tetap merupakan bagian dari organisasi perusahaan sehingga akan tetap tercipta unit usaha yang efisien, efektif, fleksibel serta mempunyai mobilitas yang tinggi. Dalam menjalankan kegiatannya, SBU dilengkapi dengan unit organisasi pendukung yang lengkap meliputi fungsi pemasaran, produksi barang dan atau jasa , perlengkapan, keuangan dan pembangunan SDM sesuai dengan bisnis yang dijalankan, yang terdiri dari : bagian dan urusan. SBU dapat dibantu tenaga fungsional dan atau account manajer sesuai dengan bidang keahlian yang dibutuhkan. Pola hubungan antar SBU dijalankan dalam suatu kerjasama guna memperoleh keuntungan bersama dengan tetap memperhatikan kaidah-kaidah usaha.

Uraian Tugas SBU PT.Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero)

Berfungsi merencankan, melaksanakan, dan mengendalikan pengelolaan proses sentral dan aktifitas pemasaran produk perusahaan untuk meningkatkan kontribusi usaha pada perusahaan dalam meraih keuntungan sesuai dengan kebijakan strategis perusahaan.

Tugas pokok :

Melaksanakan pengadaan, penyimpanan, dan pengendalian kompetensi, kualitas, produktifitas serta penjualan jasa produk.

Melaksanakan proses produksi untuk memenuhi kebutuhan SBU pemasaran sentral disamping konsumen lain.

Melakukan kegiatan operasional penjualan, rekayasa penjualan, serta usaha-usaha promosi untuk memasarkan produk-produk sentral dan produk-produk lain yang berintegrasi.

Melakukan kegiatan-kegiatan administrasi penjualan, penagihan serta kegiatan di bidang perbendaharaan dan akuntansi.

Melakukan pengelolaan-pengelolaan proyek sehingga dapat diselesaikan tepat pada waktunya dengan cara melakukan koordinasi dengan divisi / SBU yang terkait.

Organ-Organ Perusahaan

PT.Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) sebagai perusahaan perseroan terdiri dari komisaris, direksi dan seluruh karyawan dalam mengambil keputusan menjalankan tugas dan kewajibannya, selalu memberikan manfaat dan dirasakan kontribusinya oleh masyarakat, bangsa, dan Negara Indonesia pada khususnya dan dunia internasional pada umumnya.

1. Pemegang Saham PT.Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero)

Pemegang saham adalah orang atau badan hukum yang melakukan penyetoran modal saham terhadap perusahaan sebagaimana dicantumkan dalam anggaran dasar perusahaan.

Dalam segala bentuk interaksi dengan pemegang saham :

Sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar perusahaan dan peraturan perundangan yang berlaku.

Perusahaan berusaha memberikan kinerja yang optimal dan menjaga citra yang baik untuk meningkatkan nilai bagi pemegang saham (share holder value ).

Perusahaan berpegang teguh pada prinsip-prinsip protokol pasar modal mengenai keterbukaan informasi kepada pemegang saham.

2. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

RUPS adalah organ tertinggi dalam perseroan dimana pemegang saham mengambil keputusan menyangkut segala kewenangan yang tidak diserahkan kepada direksi dan komisaris dalam batas yang ditentukan dalam UU No.1/95 dan atau anggaran dasar.3. Komisaris PT.Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero)

Komisaris adalah organ yang bertugas melakukan pengawasan terhadap direksi dan memberikan saran dan pendapat kepada RUPS menyangkut pelaksanaan Rencana Jangka Panjang, Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan, ketentuan Anggaran Dasar serta ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan tugas dan wewenangnya disesuaikan dengan ketentuan UU NO.19 Tahun 2003 tentang BUMN dan Anggaran Dasar Perseroan.

Dalam berinteraksi dengan direksi dan RUPS maka :

Komisaris yang bertugas mengawasi kebijakan Direksi dan memberikan nasehat wajib didasari dengan pemahaman yang cukup, itikad baik dan penuh tanggung jawab demi kepentingan usaha dan perseroan

Dalam melaksanakan tugasnya, komisaris harus mematuhi Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku

Komisaris harus ikut serta dalam menciptakan efektifitas praktek Good Coorporate Governance yang diterapkan perusahaan,dan

Komisaris membentuk Komite Audit yang bekerja secara kolektif dan berfungsi membantu komisaris dalam melaksanakan tugasnya.

4. Direksi PT.Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero)

Direksi adalah organ yang bertugas melaksanakan pengurusan untuk kepentingan dan tujuan perusahaan, termasuk pelaksanaan Rencana Jangka Panjang , Rencana Kerja, dan Anggaran Perusahaan, Ketentuan Anggaran Dasar, Ketentuan perundang-undangan yang berlaku, serta mewakili persero baik di dalam maupun di luar pengadilan. Sedangkan tugas dan wewenangnya disesuaikan dengan ketentuan UU No.19 Tahun 2003 tentang BUMN, Anggaran Dasar Perseroan, dan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Dalam berinteraksi dengan komisaris dan RUPS maka :

Anggota direksi wajib melaporkan kepada komisaris mengenai kepemilikan sahamnya dan atau keluarganya pada perseroan tersebut dan perseroan lain.

Direksi harus mematuhi Anggragan Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta wajib mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham melalui RUPS.

Direksi harus sebesar-besarnya meningkatkan produktivitas asset yang dikelolanya.

Direksi harus melaksanakan tanggung jawab sosialnya serta memperhatikan kepentingan dari berbagai stockholders sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Direksi harus mempekerjakan, menetapkan besarnya gaji, memberiakan pelatihan, menetapkan jenjang karir, serta menentukan persyaratan kerja lainnya tanpa memperhatikan latar belakang etnik seseorang, agama, jenis kelamin, usia, cacat tubuh yang dipunyai seseorang, atau keadaan khusus lainnya yang dilindungi oleh peraturan perundang-undangan.

Direksi dapat memberikan insentif ke semua jajaran perusahaan sebagai imbalan tercapainya tingkat keberhasilan tertentu.

Direksi wajib memastikan bahwa semua asset, fasilitas dan lokasi usaha memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku berkenaan dengan pelestarian lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja.

2.3Visi dan Misi Perusahaan

2.3.1.Visi Perusahaan

Menjadikan PT.INTI (Persero) sebagai pilihan utama dalam mentransformasikan impian menjadi kenyataan (To Be The Customers first choice in Transforming Dreams Into Reality).

2.3.2. Misi Perusahaan

Misi PT.Industri Telekomunikasi Indonesia ( Persero ) adalah sebagai berikut :

Fokus pada jasa

PT.Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) akan memfokuskan sepenuhnya pada kegiatan jasa engineering yang sesuai dengan spesifikasi dan permintaan konsumen.

Mendahulukan pemangku kepentingan

Dalam menjalankan bisnis akan diupayakan agar kepentingan para stockholders mendapat perhatian utama.

Membangun jaringan bisnis

Dalam melaksanakan kegiatan akan dikembangkan jaringan bisnis baik dengan pemakaian jasa maupun pemasok untuk menghasilkan kinerja yang saling menguntungkan.

Visi dan misi dirumuskan dalam slogan Transforming Dreams Into Reality .2.4Aspek Kegiatan Perusahaan

Produk utama perusahaan PT.Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) adalah ISTI (Infocom System dan Tecnology Integration). Produk tambahan lainnya adalah non-ISTI. Berdasarkan kriteria pengelompokan bisnis penyediaan jasa, menjadi dua maka bisnis utama PT.Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) sejak masuk penyediaan jasa adalah dalam bidang technical service . Hal ini adalah sesuai dengan laporan RUPS 2005 dimana penghasilan terbesar tahun 2005 adalah dari penyediaan jasa yang termasuk kategori technical service .

Dapat diinformasikan bahwa penanganan produk ISTI sebagian besar ditangani oleh tiga SBU yakni JTT (Jaringan Telakomunikasi Tetap), JTS (Jaringan Telakomunikasi Selular), dan JIT (Jaringan Integrasi Telekomunikasi). Sebagian lagi ditangani oleh non-SBU yakni BOT/PPLT, OTDA, Kitnas, dan PESONA.

Sedangkan produk non-ISTI ditangani oleh proyek bisnis IT dan properti. Contoh produk yang termasuk ISTI dan non-ISTI adalah semua yang dimuat dalam tabel berikut :

Tabel 2.1 Klasifikasi Produk PT.INTI (Persero) berdasarkan ISTI dan non-ISTI.

Portfolio bisnis ServiceISTI :

Network Manajement

Re-design &Re-usable

Project Development Manajement

Network Design

Knowledge Logistics Based Integration

Product engineering

IT Solution

Software Product Development

Investasi infocom

ISTI:

USO

Local Government Partnership

Non-ISTI :

Properti

PasarNon-ISTI :

Memanfaatkan pasar yang ada:

- Sektor operator pentrasi

- Sektor enterprise ( non operator)

Ekspansi pasar :

- Pasar global (ekspor)