21
RESUME PSIKOFARMAKA Pada Pasien dengan Gangguan Jiwa Oleh : I’ana Aulia Andari BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Psikofarmaka atau obat psikotropik adalah obat yang bekerja secara selektif pada Sistem Saraf Pusat (SSP) dan mempunyai efek utama terhadap aktivitas mental dan perilaku, digunakan untuk terapi gangguan psikiatrik yang berpengaruh terhadap taraf kualitas hidup pasien.( Stahl,S.M., 2ed, 2002) Psikofarmaka atau obat psikotropik adalah obat yang bekerja secara selektif pada Sistem Saraf Pusat (SSP) dengan mempengaruhi fungsi-fungsi psikis dan proses mental.( Schatzberg,A.F., 2001) Obat psikotropik dibagi menjadi beberapa golongan, diantaranya: anti-psikosis, anti-depresi, anti-mania, anti-ansietas, anti-insomnia, anti-panik, dan anti obsesif-kompulsif,. Pembagian lainnya dari obat psikotropik antara lain: transquilizer, neuroleptic, antidepressants dan psikomimetika 2. Tujuan Adapun tujuan pembuatan mkalah ini yaitu :

PSIKOFARMAKA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

RESUME PSIKOFARMAKA Pada Pasien dengan Gangguan Jiwa Oleh : I’ana Aulia AndariBAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Psikofarmaka atau obat psikotropik adalah obat yang bekerja secara selektif pada Sistem Saraf Pusat (SSP) dan mempunyai efek utama terhadap aktivitas mental dan perilaku, digunakan untuk terapi gangguan psikiatrik yang berpengaruh terhadap taraf kualitas hidup pasien.( Stahl,S.M., 2ed, 2002) Psikofarmaka atau obat psikotropik adalah obat yang bekerja secara selektif pada Sistem Sar

Citation preview

Page 1: PSIKOFARMAKA

RESUME PSIKOFARMAKA

Pada Pasien dengan Gangguan Jiwa

Oleh : I’ana Aulia Andari

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Psikofarmaka atau obat psikotropik adalah obat yang bekerja secara selektif pada

Sistem Saraf Pusat (SSP) dan mempunyai efek utama terhadap aktivitas mental dan

perilaku, digunakan untuk terapi gangguan psikiatrik yang berpengaruh terhadap taraf

kualitas hidup pasien.( Stahl,S.M., 2ed, 2002)

Psikofarmaka atau obat psikotropik adalah obat yang bekerja secara selektif pada

Sistem Saraf Pusat (SSP) dengan mempengaruhi fungsi-fungsi psikis dan proses

mental.( Schatzberg,A.F., 2001)

Obat psikotropik dibagi menjadi beberapa golongan, diantaranya: anti-psikosis,

anti-depresi, anti-mania, anti-ansietas, anti-insomnia, anti-panik, dan anti obsesif-

kompulsif,. Pembagian lainnya dari obat psikotropik antara lain: transquilizer,

neuroleptic, antidepressants dan psikomimetika

2. Tujuan

Adapun tujuan pembuatan mkalah ini yaitu :

1. Mengetahui jenis-jenis terapi psikofarmakologi pada pasien yang mengidap

gangguan jiwa

2. Mengetahui dosis dan keguanaan obat psikofarmaka yang diresepkan oleh dokter

3. Untuk mengetahui bagaimana peran perawat mengenai terapi psikofarmaka yang

diberikan kepada klien dengan gangguan jiwa

Page 2: PSIKOFARMAKA

BAB II

PEMBAHASAN

1. Macam Obat-obatan Antipsikotik

a. Obat Anti-Psikosis

Anti-psikosis disebut juga neuroleptic, dahulu dinamakan major transquilizer.

Salah satunya adalah chlorpromazine (CPZ), yang diperkenalkan pertama kali

tahun 1951 sebagai premedikasi dalam anastesi akibat efeknya yang membuat

relaksasi tingkat kewaspadaan seseorang. CPZ segera dicobakan pada penderita

skizofrenia dan ternyata berefek mengurangi delusi dan halusinasi tanpa efek

sedatif yang berlebihan.

No. Golongan Obat Sediaan Dosis Anjuran

1. Fenotiazin Chlorpromazin Tablet25 dan100

mg,

Injeksi 25 mg/ml

150-600 mg/hari

Thioridazin Tablet 50 dan

100 mg

150-600 mg/hari

Trifluoperazin Tablet 1 mg dan

5 mg

10-15 mg/hari

Perfenazin Tablet 2, 4, 8 mg 12-24 mg/hari

Flufenazin Tablet 2,5 mg, 5

mg

10-15 mg/hari

2. Butirofenon Halloperidol Tablet 0,5mg,1,5

mg, 5 mg

Injeksi 5 mg/ml

5-15 mg/hari

Droperidol Amp 2.5 mg/ ml 7,5 – 15 mg/hari

3. Difenilbutil piperidin Pimozide Tablet 1 dan 4

mg

1-4 mg/hari

4. Atypical Risperidon Tablet 1, 2, 3 mg 2-6 mg/hari

Page 3: PSIKOFARMAKA

Mekanisme Kerja

Semua obat anti-psikosis merupakan obat-obat potensial dalam memblokade

reseptor dopamin dan juga dapat memblokade reseptor kolinergik, adrenergik

dan histamin. Pada obat generasi pertama (fenotiazin dan butirofenon), umumnya

tidak terlalu selektif, sedangkan benzamid sangat selektif dalam memblokade

reseptor dopamine D2. Anti-psikosis “atypical” memblokade reseptor dopamine

dan juga serotonin 5HT2 dan beberapa diantaranya juga dapat memblokade

dopamin sistem limbic, terutama pada striatum.

Dalam pemberian dosis, perlu dipertimbangkan:

• Onset efek primer (efek klinis) : sekitar 2-4 minggu

• Onset efek sekunder (efek samping) : sekitar 2-6 jam

• Waktu paruh 12-24 jam (pemberian 1-2 kali perhari)

• Dosis pagi dan malam berbeda untuk mengurangi dampak efek samping

sehingga tidak menganggu kualitas hidup pasien

Mulailah dosis awal dengan dosis anjuran dinaikkan setiap 2-3 hari hingga

dosis efektif (sindroma psikosis reda) dievaluasi setiap 2 minggu dan bila perlu

dinaikkan dosis optimal dipertahankan sekitar 8-12 minggu (stabilisasi)

diturunkan setiap 2 minggu dosis maintenance dipertahankan selama 6 bulan

– 2 tahun (diselingi drug holiday 1-2 hari/minggu tapering off (dosis

diturunkan tiap 2-4 minggu) stop.

Indikasi

Obat anti-psikosis merupakan pilihan pertama dalam menangani skizofreni,

untuk memgurangi delusi, halusinasi, gangguan proses dan isi pikiran dan juga

efektif dalam mencegah kekambuhan. Major transquilizer juga efektif dalam

menangani mania, Tourette’s syndrome, perilaku kekerasan dan agitasi akibat

bingung dan demensia. Juga dapat dikombinasikan dengan anti-depresan dalam

penanganan depresi delusional.

Page 4: PSIKOFARMAKA

Efek Samping

1. Extrapiramidal: distonia akut, parkinsonism, akatisia, dikinesia tardiv

2. Endokrin: galactorrhea, amenorrhea

3. Antikolinergik: hiperprolaktinemia

Bila terjadi gejal tersebut, obat anti-psikosis perlahan-lahan dihentikan. Bisa

diberikan obat reserpin 2,5 mg/hari. Obat pengganti yang yang paling baik adalah

klozapin 50-100 mg/hari. Reaksi idiosinkrasi yang timbul dapat berupa diskrasia

darah, fotosensitivitas, jaundice, dan Neuroleptic Malignant Syndrome(NSM).

NSM berupa hiperpireksia, rigiditas, inkontinensia urin, dan perubahan status

mental dan kesadaran. Bila terejadi NSM, hentikan pemakaian obat, perawatan

suportif dan berikan agonis dopamin (bromokriptin 3x 7,5 sampai 60 mg/hari, L-

Dopa 2x100 mg atau amantidin 200 mg/hari)

Kontraindikasi

Penyakit hati, penyakit darah, epilepsi, kelainan jantung, febris yang tinggi,

ketergantungan alkohol, penyakit SSP dan gangguan kesadaran

b. Obat Antidepresan

Sinonim antidepresan adalah thimoleptika atau psikik energizer. Umumnya

yang digunakan sekarang adalah dalam golongan trisiklik (misalnya imipramin,

amitriptilin, dothiepin dan lofepramin).

No. Golongan Obat Sediaan Dosis Anjuran

1. Trisiklik

(TCA)

Amitriptilin Tablet 25 mg 75-150 mg/hari

Imipramin Tablet 25 mg 75-150 mg/hari

2. SSRI Sentralin Tablet 50 mg 50-150 mg/hari

Page 5: PSIKOFARMAKA

Fluvoxamin Tablet 50 mg 50-100 mg/hari

Fluoxetin Kapsul 20 mg

Kaplet 20 mg

20-40 mg/hari

Paroxetin Tablet 20 mg 20-40 mg/hari

3. MAOI Moclobemide Tab 150 mg 300-600mg/hari

4. Atypical Mianserin Tablet 10, 30 mg 30-60 mg/hari

Trazodon Tab 50 mg, 100 mg 75-150 mg/hari

dosis terbagi

Maprotilin Tab 10, 25, 50, 75

mg

75-150 mg/hari

dosis terbagi

Mekanisme Kerja

Trisiklik (TCA) memblokade reuptake dari noradrenalin dan serotonin yang

menuju neuron presinaps. SSRI hanya memblokade reuptake dari serotonin.

MAOI menghambat pengrusakan serotonin pada sinaps. Mianserin dan mirtazapin

memblokade reseptor alfa 2 presinaps. Setiap mekanisme kerja dari antidepresan

melibatkan modulasi pre atau post sinaps atau disebut respon elektrofisiologis.

Cara Penggunaan

Umumnya bersifat oral, sebagian besar bisa diberikan sekali sehari dan

mengalami proses first-pass metabolism di hepar. Respon anti-depresan jarang

timbul dalam waktu kurang dari 2-6 minggu. Untuk sindroma depresi ringan dan

sedang, pemilihan obat sebaiknya mengikuti urutan:

Langkah 1 : golongan SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor)

Langkah 2 : golongan tetrasiklik (TCA)

Langkah 3 :golongan tetrasiklik, atypical, MAOI (Mono Amin Oxydase Inhibitor)

reversibel.

Indikasi

Page 6: PSIKOFARMAKA

Obat antidepresan ditujukan kepada penderita depresi dan kadang berguna juga

pada penderita ansietas fobia, obsesif-kompulsif, dan mencegah kekambuhan

depresi.

Efek Samping

Trisklik dan MAOI : antikolinergik(mulut kering, retensi urin, penglihatan

kabur, konstipasi, sinus takikardi) dan antiadrenergik (perubahan EKG,

hipotensi

SSRI : nausea, sakit kepala

MAOI : interaksi tiramin

Jika pemberian telah mencapai dosis toksik timbul atropine toxic syndrome

dengan gejala eksitasi SSP, hiperpireksia, hipertensi, konvulsi, delirium,confusion

dan disorientasi. Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasinya:

• Gastric lavage

• Diazepam 10 mg IM untuk mengatasi konvulsi

• Postigmin 0,5-1 mg IM untuk mengatasi efek antikolinergik, dapat diulangi

setiap 30-40 menit hingga gejala mereda.

• Monitoring EKG

Kontraindikasi

• Penyakit jantung koroner

• Glaucoma, retensi urin, hipertensi prostat, gangguan fungsi hati, epilepsy

c. Obat Antimania

Obat anti mania mempunyai beberapa sinonim antara lain mood modulators,

mood stabilizers dan antimanik. Dalam membicarakan obat antimania yang

menjadi acuan adalah litium karbonat.

No. Nama Generik Sediaan Dosis Anjuran

1. Litium Karbonat 250-500 mg

2. Halloperidol Tab 0,5 mg,2 mg, 5 mg 4,5-15 mg

Page 7: PSIKOFARMAKA

Liq 2 mg/hr

Injk 5 mg/ml

3. Karbamazepin Tab 200 mg 400-600 mg/hr

2-3 x/hr

Cara Peggunaan Obat

Pada mania akut diberikan haloperidol IM atau tablet litium karbonat. Pada

gangguan afektif bipolar dengan serangan episodik mania depresi diberi litium

karbonat sebagai obat profilaks. Daapt mengurangi frekwensi, berat dan lamanya

suatu kekambuahan

Mekanisme kerja

Efek antimania lithium disebabkan oleh kemampuannya mengurangi

”dopaminereseptor supersensitivity” meningkatkan ”cholinergic muscarinic

activity” dan menghambat ” cyclic AMP” (adenosine monophospat)

Efek samping

1. Efek samping Lithium berhubungan erat dengan dosis dan kondisi fisik

pasien

2. Gejala efek samping pada pengobatan jangka lama: mulut kering, haus,

gastrointestinal distress (mual, muntah, diare feses lunak), kelemahan otot,

poliuria, tremor halus (fine tremor, lebih nyta pada pasien usia lanjut dan

penggunaan bersamaan dengan neuroleptika dan antidepresan) Tidak ada

efek sedasi dan gangguan akstrapiramidal

3. Efek samping lain : hipotiroidisme, peningkatan berat badan, perubahan

fungsi tiroid, edema pada tungkai metalic taste, leukositosis, gangguan

daya ingat dan kosentrasi pikiran.

Kontra Indikasi

Kontra indikasi tidak diperbolehkan untuk wanita hamil

d. Anti-Ansietas

Page 8: PSIKOFARMAKA

Obat anti-ansietas mempunyai beberapa sinonim, antara lain psikoleptik,

transquilizer minor dan anksioliktik. Dalam membicarakan obat antiansietas yang

menjadi obat racun adalah diazepam atau klordiazepoksid.

No. Nama Generik Golongan Sediaan Dosis anjuran

1. Diazepam Benzodiazepam Tab 2- 5 mg Peroral 10-

30mg/hr,2-3

x/hari

Paenteral

IV/IM

2-10 mg/kali,

setiap 3-4 jam

2. Klordiazepoksoid Benzodiazepin Tab 5 mg

Kap 5 mg

15-30 mg/hari

2-3 x/sehari

3. Lorazepam Benzodiazepin Tab 0,5-2 mg 2-3 x 1 mg/hr

4. Clobazam Benzodiazepin Tab 10 mg 2-3 x 10

mg/hr

5. Brumazepin Benzodiazepin Tab 1,5-3-6 mg 3 x 1,5 mg/hr

6. Oksazolom Benzodiazepin Tab 10 mg 2-3 x 10 mg/hr

7. Klorazepat Benzodiazepin Cap 5-10mg 2-3 x 5 mg / hr

8. Alprazolam Benzodiazepin Tab0,25-0,5

1 mg

3 x 0,25-0,5

mg/hr

9. Prazepam Benzodiazepin Tab 5 mg 2-3 x 5 mg/hr

10. Sulpirid NonBenzodiazepin Cap 50 mg 100-200mg/hari

11. Buspiron NonBenzodiazepin Tab 10 mg 15-30 mg/hari

Mekanisme kerja

Sindrom ansietas disebabkan hiperaktivitasndari system limbic yang terdiri

dari dopaminergic, nonadrenergic, seretonnergic yang dikendalikan oleh GABA

ergic yang merupakan suatu inhibitory neurotransmitter. Obat antiansietas

Page 9: PSIKOFARMAKA

benzodiazepine yang bereaksi dengan reseptornya yang akan meng-inforce the

inhibitory action of GABA neuron, sehingga hiperaktivitas tersebut mereda.

Cara Penggunaan

• Klobazam untuk pasien dewasa dan pada usia lanjut yang ingin tetap aktif

• Lorazepam untuk pasien-pasien dengan kelainan fungsi hati atau ginjal

• Alprazolam efektif untuk ansietas antosipatorik, mula kerja lebih cepat dan

mempunyai komponen efek antidepresan.

• Sulpirid 50 efektif meredakan gejala somatic dari sindroma ansietas dan paling

kecil resiko ketergantungan obat.

Mulai dengan dosis awal (dosis anjuran) kemudian dinaikkan dosis setiap 3-5

hari sampai mencapai dosis optimal. Dosis ini dipertahankan 2-3 minggu.

Kemudian diturunkan 1/8 x dosis awal setiap 2-4 minggu sehingga tercapai dosis

pemeliharan. Bila kambuh dinaikkan lagi dan tetap efektif pertahankan 4-8

mingu. Terakhir lakukan tapering off. Pemberian obat tidak lebih dari 1-3 bulan

pada sindroma ansietas yang disebabkan factor eksternal.

Efek samping

Sedasi ( rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang, kinerka psikomotor menurun,

kemampuan kognitif melemah)

Relaksasi otot ( rasa lemas, cepat lelah dan lain-lain)

Potensi menimbulkan ketergntungan lebih rendah dari narkotika

Potensi ketergantungan obat disebabkan oleh efek obat yang masih dapat

dipertahankan setelah dosis trerakhir berlangsung sangat singkat.

Penghentian obat secara mendadak, akan menimbulkan gejala putus obat, pasien

menjadi iritabel, bingung, gelisah, insomania, tremor, palpitasi, keringhat dingin,

konvulsi.

Kontra Indikasi

Pasien dengan hipersensitif terhadap benzodiazepin, glaukoma, miastenia

gravis, insufisiensi paru kronik, penyakit ginjal dan penyakit hati kronik Pada

pasien usia lanjut dan anak dapat terjadi reaksi yang berlawanan (paradoxal

reaction) berupa kegelisahan, iritabilitas, disinhibisi, spasitas oto meningkat dan

gangguan tidur. Ketergantungan relatif sering terjadi pada individu dengan

riwayat peminum alkohol, penyalagunaan obat atau unstable personalities. Untuk

Page 10: PSIKOFARMAKA

mengurangi resiko ketergantungan obat, maksimum lama pemberian 3 bulan

dalam rentang dosis terapeutik.

e. Anti-Insomnia

Sinonimnya adalah hipnotik, somnifacient, atau hipnotika. Obat acuannya adalah

fenobarbital.

No. Nama Generik Golongan Sediaan Dosis Anjuran

1. Nitrazepam Benzodiazepin Tab 5 mg Dewasa 2 tab

Lansia 1 tab

2. Triazolam Benzodiazepin Tab 0,125 mg

Tab 0,250 mg

Dewasa 2 tab

Lansia 1 tab

Dewasa 2 tab

Lansia 1 tab

3. Estazolam Benzodiazepin Tab 1 mg

Tab 2mg

1-2 mg/malam

4. Chloral hydrate Non-

Benzodiazepin

Soft cap 500 mg 1-2 cap, 15-30

menit sebelum

tidur

Mekanisme kerja

Obat anti-insomnia bekerja pada reseptor BZ1 di susunan saraf pusat yang

berperan dalam memperantarai proses tidur.

Cara Penggunaan

Dosis anjuran untuk pemberian tunggal 15-30 menit sebelum tidur.

Dosis awal dapat dinaikkan sampai mencapai dosis efektif dan

dipertahankan sampai 1-2 minggu, kemudian secepatnya tapering off

untuk mencegah timbulnya rebound dan toleransi obat.

Pada usia lanjut, dosis harus lebih kecil dan peningkatan dosis lebih

perlahan-lahan untuk menghidari oversedation dan intoksikasi.

Lama pemberian tidak lebih dari 2 minggu agar risiko ketergantungan

kecil.

Efek Samping

Page 11: PSIKOFARMAKA

Supresi SSP pada saat tidur

Rebound Phenomen

Disinhibiting efect yang menyebabkan perilaku penyerangan dan ganas

pada

penggunaan golongan benzodiazepine dalam waktu yang lama

Kontra indikasi

Sleep apnoe syndrome

Congestive heart failure

Chronic respiratory disease

Wanita hamil dan menyusui

f. Obat anti Obsesif-Kompulsif

Dalam membicarakan obat anti obsesi kompulsi yang menjadi acuan adalah

klomipramin.

Obat anti obsesi kompulsi dapat digolongkan menjadi :

1. Obat anti obsesi kompulsi trisiklik, contoh klomipramin

2. Obat anti obsesi kompulsi SSRJ, contoh sentralin, paroksin, flovokamin,

fluoksetin.

No. Nama Generik Sediaan Dosis Anjuran

1. Clompramine Tab 25 mg 75-200 mg/hr

2. Fluvoxamine Tab 50 mg 100-200 mg/hr

3. Sertraline Tab 50 mg 50-150 mg/hr

4. Fluxetine Cap 20 mg, caplet 20

mg

20-80 mg/hr

5. Paroxetine Tab 20 mg 40-60 mg/hr

Mekanisme kerja

Menghambat re-uptake neurotransmitter serotonin sehingga gejala mereda.

Cara Penggunaan

Page 12: PSIKOFARMAKA

Sampai sekarang obat pilihan untuk gangguan obsesi kompulsi adalah

klomipramin. Terhadap meraka yang peka dapat dialihkan ke golongan SSRI

dimana efek samping relatif aman. Obat dimulai dengan dosis rendah

klomopramin mulaidengan 25-50 mg /hari (dosis tunggal malam hari), dinaikkan

secara bertahap dengan penambahan 25 mg/hari sampai tercaapi dosis efektif

(biasanya 200-300 mg/hari). Dosis pemeliharan umumnya agak tinggi, meskipun

bersifat individual, klomipramin sekitar 100-200 mg/hari dan sertralin 100

mg/hari. Sebelum dihentikan lakukan pengurangan dosis secara tappering off.

Meskipun respon dapat terlihat dalam 1-2 minggu, untuk mendapatkan hasil yang

memadai setidaknya diperlukan waktu 2- 3 bulan dengan dosis antara 75-225

mg/hari.

BAB III

Page 13: PSIKOFARMAKA

KESIMPULAN DAN SARAN

1. KESIMPULAN

Psikofarmaka atau obat psikotropik adalah obat yang bekerja secara selektif pada

Sistem Saraf Pusat (SSP) dan mempunyai efek utama terhadap aktivitas mental dan

perilaku, digunakan untuk terapi gangguan psikiatrik yang berpengaruh terhadap taraf

kualitas hidup pasien.

Obat psikotropik dibagi menjadi beberapa golongan, diantaranya: anti-psikosis, anti-

depresi, anti-mania, anti-ansietas, anti-insomnia, anti-panik, dan anti obsesif-

kompulsif,. Pembagian lainnya dari obat psikotropik antara lain: transquilizer,

neuroleptic, antidepressants dan psikomimetika

2. SARAN

Bagi penulis :

1. Agar menambah sumber dan referensi yang akurat

2. Agar menambahkan macam obat yang lain yang masih termasuk dalam golongan

antipsikotik

Bagi pembaca :

1. Agar memperhatikan dan mengenal macam obat dan indikasi untuk apa

2. Agar mengerti dosis dan memperhatikan indikasi dan kontra indikasi yang

terumus dalam obat tersebut.

Daftar Pustaka

Page 14: PSIKOFARMAKA

Stahl,S.M., 2ed, 2002. Essential Psychopharmacology

Schatzberg,A.F., 2001. Essentials of Clinical Psychopharmacology