7
PENDEKATAN SOSIAL BUDAYA ANTROPOLOGI KELOMPOK 1 PDU 103 PSB SEKSI A OLEH : Elizabeth Kristina – 2015-070-018 Cindy Elanor – 2015-070-020 Celeste Margo – 2015-070-096 Lidwina – 2015-070-130

Psb Antropologi Teori

Embed Size (px)

DESCRIPTION

psikologi

Citation preview

Page 1: Psb Antropologi Teori

PENDEKATAN SOSIAL BUDAYAANTROPOLOGI KELOMPOK 1

PDU 103 PSB

SEKSI A

OLEH :

Elizabeth Kristina – 2015-070-018

Cindy Elanor – 2015-070-020

Celeste Margo – 2015-070-096

Lidwina – 2015-070-130

UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA

SEMESTER GANJIL 2015/2016

Page 2: Psb Antropologi Teori

Kontras antara Budaya, Ras, Individu, dan Budaya Modern

1. Budaya dan Ras Pengertian Ras dan Budaya tentu saja berbeda, dimana Budaya merupakan suatu cara hidup yang berkembang dari sebuah kelompok orang dan diwariskan secara turun temurun. Sedangkan Ras merupakan kontruksi sosial yang diberikan kepada kelompok tertentu yang dianggap memiliki ciri fisik yang berbeda. Ras sendiri ditekankan pada konteks kultural nya dibandingkan dengan sifat biologisnya karena menurut para ahli esensial biologis tidak mendukung penjelasan berdasarkan ras secara kelompok. Jenis Ras dibedakan menjadi 3 golongan, yakni Ras Caucasoid (Kulit Putih), Ras Mongoloid (Kulit Kuning), dan Ras Negroid (Kulit Hitam). Masing-masing dari tiap Ras ini memiliki ciri fisik yang berbeda-beda yang lebih dilihat dari daerah atau benua tempat mereka tinggal, bukan dilihat dari segi biologisnya lagi. Pengertian Ras juga bisa dilihat dari beberapa sudut yaitu:- Sudut Pandang Budaya; Ras merupakan rangkaian kesatuan dari dimensi skala

besar, bukan secara kategorial saja- Sudut Pandang beberapa orang Brazil; percaya bahwa Ras bukan diwariskan dan

bervariasi sesuai dengan ekonomi atau pergerakan geografi- Sudut Pandang Negara; Ras merupakan gerakan sosiologi-ekonomi yang

berhubungan dengan fisik seperti warna kulit dan tekstur rambut.

Jadi Budaya merupakan fenomena psikologis yang menentukan pengertian psikologi secara luas dan beragam ras. Budaya dengan psikologi ini menjadi harus diprihatinkanagar tidak terjadi perbedaan makna.

2. Budaya dan KepribadianHubungan antara Budaya dan Kepribadian akan saling terkait, dimana dari faktor psikologis nya jika kita mengetahui aspek-aspek kepribadian dan watak setiap individu atau masyarakat yang diturunkan melalui adat istiadat dan etos kebudayaan, maka kita dapat dengan mudah mengetahui kebudayaan masyarakat tersebut. Budaya relatif stabil di seluruh individu sedangkan kepribadian berbeda.

3. Budaya vs Budaya Modern Seiring perkembangan jaman, gaya hidup dan mode berkembang dan berganti arah dari Budaya Klasik menjadi Budaya Modern yang disebabkan oleh munculnya media massa. Ada beberapa perbedaan antara Budaya Klasik dengan Budaya Modern yang pertama dilihat dari ekspresi sehari-hari seperti pada Budaya Modern tidak terlalu mengaitkan berbagai atribut dalam psikologi umum yang mana atribut tersebut adalah sikap, nilai, opini, kepercayaan, norma dan perilaku. Sedangkan pada Budaya Klasik, atribut tersebut masih dikaitkan. Yang kedua dilihat dari generasi jaman, dimana pada Budaya Modern selalu berubah dalam beberapa tahun sedangkan pada Budaya Klasik akan selalu stabil dan bertahan dari generasi ke generasi berikutnya. Dalam hal ini, Budaya Klasik dan Modern masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahan, namun keduanya bisa memiliki beberapa kesamaan yang tetap berlandaskan pada psikologi antorpologi.

Page 3: Psb Antropologi Teori

Konteks Psikologi dalam Kebudayaan

1. Hofstede’s Cultural Dimensions- Individualism vs Collectivism

Dimensi ini mengacu pada sejauh mana budaya akan mendorong di satu sisi kecenderungan orang untuk menjaga diri mereka sendiri dan keluarga dekat mereka saja.

- Power DistanceDimensi ini mengacu pada budaya yang akan mendorong anggota yang lemah dalam suatu kelompok untuk menerima kekuasaan yang didistribusikan secara merata

- Uncertainty AvoidanceDimensi ini mengacu pada orang yang merasa terancam oleh situasi ambigu atau yang tidak diketahui.

- Masculinity vs FeminityDimensi ini mengacu pada pembagian peran emosional antara pria dan wanita

2. Schwartz’s Values- Embeddedness

Sejauh mana budaya itu menumbuhkan tatanan sosial, menghormati tradisi, keamanan keluarga, dan disiplin diri.

- HierarchySejauh mana budaya menekankan legitimasia lokasi hierarki dari peran tetap dan sumber daya seperti kekuatan sosial, otoritas, kerendahan hati, atau kekayaan.

- MasterySejauh mana budaya itu menumbuhkan rasa ingin tahu, pikiran yang luas, dan kreativitas.

- Intellectual AutonomySejauh mana budaya itu melindungi indepen rakyat dari pengalaman positif yang menumbuhkan kesenangan dan kehidupan yang bervariasi.

- EgalitarianismSejauh mana budaya itu menumbuhkan kesetaraan, keadilansosial, kebebasan, tanggungjawab, dankejujuran.

- HarmonySejauh mana budaya ini menumbuhkan kesatuan dengan alam, melindungi lingkungan, dan kecantikan dunia.

3. Leung and Bond’s Social Axioms- Dynamic Externality

Merupakan dimensi yang berorientasi keluar, bergulat sederhana dengan kekuatan eksternal yang ditafsirkan untuk termasuk nasib.

- Societal CynicismMerupakan dimensi dengan budaya tinggi yang berorientasi dengan hasil negatif yang bersifat mengancam dan disengaja.

4. Behaviors and Worldviews

Page 4: Psb Antropologi Teori

Budaya dan pandangan dunia adalah dua hal yang berbeda. Budaya menyangkut sikap, kepercayaan, opini, dan nilai-nilai tentang dunia. Sedangkan pandangan dunia adalah keseluruhan dari proses psikologi. Budaya dan pandangan dunia ini tidak pernah berhubungan. Perbedaan ini juga perlu diperhitungkan ketika memahami hubung antara budaya dan psikologi.

Kontribusi Penelitian Budaya

Budaya sangat erat kaitannya dengan ilmu Psikologi. Budaya dan Psikologi tidak dapat terlepas satu dengan yang lainnya karena keduanya saling mempengaruhi. Pengaruh Budaya terhadap Psikologi sudah sangat jelas yaitu bahwa suatu kebudayaan atau biasa kita sebut dengan kebiasaan hidup sangat mempengaruhi kepribadian seseorang. Budaya yang dibentuk dari faktor lingkungan, sosial, dan biologi yang terbentuk lewat keluarga, komunitas, dan sebuah institusi secara langsung ataupun tidak langsung mempengaruhi nilai-nilai yang di pegang, kepercayaan, cara pandang seorang individu melihat dunia, serta perilaku seorang individu.

Budaya tidak hanya mempelajari sebuah teori, tetapi fenomena. Sesuatu yang tidak asing lagi bagi masyarakat, di mana masyarakat hidup di dalamnya. Namun, di sisi lain, kita memiliki tugas dan kewajiban untuk mempelajari lebih sepesifik lagi mengenai proses tentang kebenaran yang kita sudah pelajari, atau akan kita pelajari mengenai tingkah laku manusia. Alasan mengapa kita harus lebih mendalami setiap pengetahuan yang ada dalam Psikologi adalah karena budaya. Pengetahuan dalam konteks Psikologi harus bersifat akurat tidak hanya bagi sekelompok individu yang memegang budaya tertentu, tetapi bagi seluruh jenis budaya, sebab ketika seseorang dapat mengajar dan belajar sesuatu, bukan berarti apa yang dipelajari sesuai dan menggambarkan semua orang.

Oleh karena itu, penelitian tentang lintas budaya memegang peranan yang sangat penting untuk membantu para Psikolog menghasilkan atau mengajarkan pengetahuan yang akurat dan dapat diterima oleh semua orang dengan budayanya masing-masing. Pada akhirnya, para Psikolog menemukan bahwa penggabungan budaya adalah faktor penting dalam perkembangan ilmu Psikologi untuk memiliki sudut pandang yang lebih luas dalam memandang kepribadian manusia. Lewat penelitian dalam pendekatan budaya ini, para Psikolog juga diajak untuk berpikir lebih kritis. Berpikir kritis berarti berpikir dengan objektif dan tidak subjektif.

Tidak hanya memandang dari satu sudut pandang atau satu faktor saja, tetapi dari berbagai sudut pandang dan faktor, misalnya saja bahwa kepribadian sesorang tidak hanya dipengaruhi oleh budaya, tapi juga dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi, keturunan secara biologis, serta lingkungan. Lewat penerapan ini, banyak ilmu Psikologi dapat diaplikasikan di dalam semua jenis budaya dan sebagai orang-orang yang bersentuhan langsung dengan ilmu ini, kita harus belajar memahami, menghargai, menghormati setiap keragaman dan pengaruh budaya pada tingkah laku manusia.

Bagaimana Kebudayaan Mempengaruhi Perilaku Manusia dan Proses Mental?

Kebudayaan merupakan suatu fenomena yang dipelajari, yang artinya bayi yang baru lahir tidak memiliki kebudayaan. Seiring mereka bertambah dewasa, mereka mempelajari perilaku spesifik dan pola aktivitas, baik yang sesuai maupun tidak sesuai dengan

Page 5: Psb Antropologi Teori

kebudayaan yang ada di sekitar mereka, lalu dapat menerima atau menolak nilai-nilai kebdayaan yang telah mereka pelajari.

Kebudayaan mempengaruhi proses psikologis, yaitu perilaku dan proses mental. Suatu kebudayaan dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu faktor ekologi, faktor social, dan faktor biologis. Ketiga factor ini membentuk suatu kebudayaan dalam tingkat makro. Selanjutnya, seorang bayi yang baru lahir belajar mengenal budayanya melalui proses enkulturasi melalui keluarga, komunitas, dan institusi. Proses enkulturasi membentuk karakter psikologis sebuah individu, seperti cara mereka berinteraksi dengan orang lain, memiliki dan mengekspresikan emosi, memandang dunia mereka. Seluruh skema ini berlangsung secara dinamis dan terkait karena kebudayaan itu sendiri berubah-ubah, begitu juga dengan psikologis anggotanya.

Universal dan Kebudayaan Spesifik

Misalnya dalam contoh memiliki hubungan dengan orang lain. Memiliki hubungan atau pengenalan akan orang lain merupakan hal yang universal bagi semua manusia, namun cara-cara untuk berhubungan atau memiliki pengenalan akan orang lain bias saja berbeda-beda dalam setiap kebudayaannya.

Etics dan Emics

Etics merupakan proses yang berlangsung secara konsisten dalam setiap kebudayaan, disebuat juga sebagai proses psikologis universal. Emics merupakan proses-proses yang berbeda dalam kebudayaan-kebudayaan yang berbeda, yang mengacu pada kebudayaan yang spesifik.