96

PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu
Page 2: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu
Page 3: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

PROYEK BELAJAR KARAKTER UNTUK MENGEMBANGKAN LITERASI BARU

ABAD 21

Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah

Prof. Dr. Dasim Budimansyah, S.Pd., M.Si.

Dr. Nugraha Suharto, S.Sos., M.Pd.

Iik Nurulpaik, S.Pd., M.Pd.

Page 4: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

PROYEK BELAJAR KARAKTER UNTUK MENGEMBANGKAN LITERASI BARU ABAD 21

@ Prof. Dr. Dasim Budimansyah, S.Pd., M.Si., Dr. Nugraha Suharto, S.Sos., M.Pd., dan Iik Nurulpaik, S.Pd., M.Pd.

Hak cipta dilindungi undang-undang ada pada Penulis. Hak penerbitan ada pada Penerbit Penerbit GAPURA PRESS Jl. Gegerkalong Girang Baru No. 15 Bandung Telp. 081220099410 E-mail: [email protected] Cetakan pertama, Oktober 2019 Ukuran 16 x 24 cm : 100 halaman ISBN : Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta Pasal 72: 1. Barangsiapa dengan sengaja atau tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000 (lima milyar rupiah).

2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Page 5: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …3

PRAKATA

Kehidupan pada era kesejagatan dewasa ini yang ditandai kemajuan

teknologi internet, dapat menciptakan peluang sekaligus menjadi

ancaman. Oleh karena itu agar dapat memanfaatkan peluang dan

mampu menghadapi ancaman itu setiap komponen masyarakat

hendaknya menguasai literasi baru. Literasi baru tersebut adalah

literasi data, literasi teknologi, dan literasi humanitas.

Literasai data adalah kemampuan seseorang untuk memahami,

menggunakan, memproduksi dan mendistribusikan data secara

edukatif dan ilmiah tanpa direkayasa untuk kepentingan maupun

tujuan apa pun. Literasi teknologi adalah kemampuan seseorang

untuk menggunakan teknologi dengan cara yang benar untuk

mendatangkan kemaslahatan bagi kehidupan. Literasi humanitas

adalah merupakan akhir dari literasi data dan teknologi karena pada

hakikatnya seorang pembelajar abad ke-21 adalah sumber daya

manusia yang melek data dan teknologi, serta mampu

menggunakannya untuk hidup yang lebih mulia. Untuk konteks

zaman modern misalnya seseorang yang melek data dan teknologi

itu memiliki leadership dan teamwork, kecerdasan budaya, dan tidak

melakuan penyelewengan potensinya sebagai manusia berdasarkan

keinginan-keinginan yang tidak baik. Sebagai titik kulminasi dari

literasi baru abad ke-21, literasi humanitas jika dimiliki seseorang

akan benar-benar mengarahkan pada hidup lebih mulia dengan

bekal pengetahuan, kecakapan, dan sikap syukur nikmat atas

anugerah hidup dari yang maha kuasa.

Untuk menyiapkan generasi muda menjadi seseorang yang

memiliki tiga literasi baru tersebut dapat dilakukan melalui program

penguatan pendidikan karakter (PPK), baik yang berbasis kelas,

berbasis budaya sekolah, maupun berbasis masyarakat. PPK berbasis

kelas dilakukan secara terintegrasi pada kegiatan kurikuler dan ko-

kurikuler setiap mata pelajaran. PPK berbasis budaya sekolah

dilakukan melalui berbagai pembiasaan perilaku berkarakter di

lingkungan sekolah dan seluruh kegiatan ekstrakurikuler. PPK

berbasis masyarakat diselenggarakan oleh berbagai komponen

masyarakat sipil, lembaga pemerintah, maupun swasta.

Page 6: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

4 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah

Proyek Belajar Karakter (PBK) merupakan salah satu model

PPK berbasis kelas. Model ini merupakan hasil pengembangan

selama empat tahun (2015-2018) penelitian terapan unggulan

perguruan tinggi (PTUPT) atas biaya DIPA Direktorat Jenderal

Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementerian Riset, Teknologi

dan Pendidikan Tinggi. Pada tahun anggaran 2019 atas biaya DIPA

Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan,

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi dengan skema

penelitian yang sama dilakukan survei implementasi PPK pada

jenjang SD, SMP, dan SMA pada lima kabupaten/kota di lima

propinsi yaitu kabupaten Purwakarta (propinsi Jawa Barat), kota

Bandar Lampng (propinsi Lampung), kabupaten Minahasa (propinsi

Sulawesi Utara), kota Samarinda (propinsi Kalimanta Timur), dan

kota Ambon (propinsi Maluku). Survei merekomendasikan perlunya

penguatan PPK Berbasis Kelas dengan penekanan pada penguatan

literasi baru bagi para siswa. Atas dasar rekomendasi tersebut maka

model PBK difokuskan pada upaya menumbuhkan literasi baru.

Model ini berupaya menumbuhkan literasi baru menggunakan

pendekatan psikopedagogis (psycho-paedagogical) untuk menyentuh

bagian yang terdalam dari hati manusia. Literasi data, teknologi, dan

humanitas sebagai karakter dalam konteks model ini bukan sekedar

perilaku biasa apalagi hanya sekedar basa-basi. Jika seseorang

dikatakan melek data, teknologi, dan humanitas ekspresi dari

hatinya yang terdalam itu terwujud dalam sikap dan perilakunya

yang baik, tidak mengada-ada apalagi dibuat-buat. Ketulusan

hatinya itu terpancar secara nyata dari gerak-gerik, tutur kata,

ekspresi wajah maupun bahasa tubuh lainnya.

Model ini memiliki karakteristik substantif dan psiko-

pedagogis sebagai berikut.

(1) Bergerak dalam konteks pemecahan masalah secara saintifik

yang berfungsi sebagai wahana interaksi warganegara dengan

negara dalam melaksanakan hak, kewajiban, dan tanggung

jawabnya sebagai warganegara Indonesia.

(2) Menerapkan model “portfolio-based learning” atau “model

belajar yang berbasis pengalaman belajar peserta didik secara

Page 7: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …5

utuh" dan “portfolio-assissted assessment” atau “penilaian

berbantuan hasil belajar peserta didik secara utuh.

(3) Kerangka operasional pedagogis dasar yang digunakan adalah

modifikasi langkah pembelajaran saintifik dengan langkah-

langkah: Identifikasi Masalah, Pemilihan Masalah,

Pengumpulan Data dan Informasi, Pengembangan Portofolio

Kelas, Penyajian Portofolio Kelas (Show Case), dan Refleksi

Pengalaman Belajar.

Sebagai suatu model intervensi pendidikan karakter dalam

proses pembelajaran, implementasi model ini perlu dibarengi dengan

program lain secara terintegrasi. Program yang hendaknya menyertai

PBK adalah proses pembiasaan perilaku berkarakter di sekolah,

program ekstrakurukuler, dan kegiatan keseharian di rumah dan

masyarakat. Integrasi dari empat komponen tersebut merupakan

program pendidikan karakter dalam konteks mikro yang perlu

diimplementasikan pada setiap satuan pendidikan.

Akhirnya, segala kegiatan dalam membelajarkan karakter

kepada para siswa merupakan ikhtiar akademik. Setelah kita

menyempurnakan ikhtiar, kita tinggal bertawakal kepada Allah SWT

Tuhan Yang Maha Esa sambil berdoa seraya berharap anak didik kita

menjadi pribadi-pribadi yang mulia.

Insya Allah!

Bumi Siliwangi, 15 Oktober 2019

Penulis

Page 8: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

6 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah

Page 9: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …7

DAFTAR ISI

PRAKATA … 3 DAFTAR ISI … 7 BAB 1 PENDAHULUAN … 9 A. Apa dan mengapa literasi baru abad ke-21? … 11 B. Apa dan mengapa Proyek Belajar Karakter? … 21 C. Profil Dasar Proyek Belajar Karakter … 23 BAB 2 LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN … 27 A. Mengidentifikasi masalah … 29 B. Memilih masalah untuk bahan kajian kelas … 38 C. Mengumpulkan data dan Informasi … 42 D. Mengembangkan Portofolio Kelas … 56 E. Menyajikan Portofolio … 63 BAB 3 SPESIFIKASI PORTOFOLIO … 71 A. Kelompok Portofolio Satu: Menjelaskan Masalah … 73 B. Kelompok Portofolio Dua: Mengkaji Kebijakan Alternatif untuk Menangani Masalah … 75 C. Kelompok Portofolio Tiga: Mengusulkan Kebijakan Alternatif untuk Menangani Masalah … 77 D. Kelompok Portofolio Empat: Mengembangkan Rencana Kerja … 81 DAFTAR PUSTAKA … 85

Page 10: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

8 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah

Page 11: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …9

BAB 1

PENDAHULUAN

Page 12: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

10 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah

Page 13: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …11

A. Apa dan mengapa literasi baru abad ke-21?

Akhir-akhir ini dunia dibuat geger oleh satu fenomena yang dikenal

dengan sebutan era disrupsi. Konsep disrupsi (disruption) awalnya

dikemukakan oleh Bower dan Christensen (1995), meminjam istilah

dari Joseph Schumpeter (1949) yang pada gilirannya sebenarnya

menengok pemikiran Karl Marx tentang terjadinya revolusi.

Semuanya menunjukkan terjadinya perubahan mendasar karena

terjadi dan meluasnya inovasi teknologi yang mengubah hubungan

antarmanusia, dalam bisnis, industri, dan bahkan masyarakat. Era

disrupsi ini merupakan fenomena ketika masyarakat menggeser

aktivitas-aktivitas yang awalnya dilakukan di dunia nyata, ke dunia

maya. Selanjutnya Clayton Christensen mempopulerkannya sebagai

kelanjutan dari tradisi berpikir “harus berkompetisi, untuk bisa

menang (for you to win, you’ve got to make somebody lose)”, ala Michael

Porter. Kedua profesor Harvard Business School ini telah

mendominasi dunai bisnis dalam 20-40 tahun terakhir.

Gb. 1. Clayten M. Christensen, pencetus konsep disruption Sumber: https://www.google.com/url?sa

Page 14: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

12 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah

Gb. 2 Andrian Bower, pencetus konsep disruption Sumber: https://www.google.com/imgres?imgurl

Apa disrupsi itu? Disrupsi adalah suatu proses. Ia tidak

terjadi seketika. Dimulai dari ide, riset atau eksperimen, lalu proses

pembuatan, pengembangan business model. Ketika berhasil,

pendatang akan mengembangkan usahanya pada titik pasar

terbawah yang diabaikan incumbent, lalu perlahan-lahan menggerus

ke atas, ke segmen yang sudah dikuasai incumbent. Disrupsi menjadi

hal yang sulit untuk diatasi karena banyak orang termasuk

pengusaha, regulator, perguruan tinggi tidak tahu apa yang

sesungguhnya terjadi? Semua orang berfikir bahwa mereka telah

melakukan yang terbaik, langkah-langkah managerial yang

sistematis, prinsip-prinsip strong brand dan inovasi, marketing, R&D,

Total Quality Control, just in time, budaya perusahaan (tahun 80an), era

re-enginering (tahun 90an), change (tahun 2000an) dan era

transformasi, disruption dengan agile management (ketangkasan),

semuanya telah dilakukan.

Page 15: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …13

Gb. 3 Joseph Schumpeter Gb. 4 Karl Marx Sumber: https://www.google.com/url?sa

Disrupsi adalah inovasi yang menjadi ancaman bagi incumbent.

Mengapa demikian? Disrupsi pada akhirnya memang menciptakan

suatu dunia baru : digital marketplace. Bagi incumbent pasar adalah

bangunan berupa toko, gedung atau tempat pertemuan fisik dari

ribuan orang. Bagi regulator setiap usaha itu harus ada izinnya dan

fokus. Kaum muda kini hidup di dunia yang berbeda dunia virtual

yang tak kelihatan dan tidak butuh regulasi yang berbelit. Inilah

yang menyebabkan disrupsi menjadi ancaman incumbent, misalnya

yang telah terjadi di Indonesia: toko konvensional yang ada sudah

mulai tergantikan dengan model bisnis marketplace. Taksi atau Ojek

Tradisional posisinya sudah mulai tergeserkan dengan moda-moda

berbasis online.

Gb. 5 Stepen Elop (former CEO Nokia)

Sumber: https://www.google.com/url?sa

Page 16: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

14 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah

Selain itu disrupsi juga menyerang: perusahaan-perusahaan

ternama, universitas terkemuka, partai politik, dan jasa-jasa yang

sudah dikenal. Mari simak, misalnya kata-kata dari CEO Nokia

(Stepen Elop) "We didn't do anything wrong, but somehow we lost" (Kami

tidak melakukan kesalahan apa pun, tetapi entah kenapa kami

kalah). Menurut Jim Collins (2001) alasannya adalah mereka yang

sudah bagus itu terlena, kurang awas, sehingga mereka mengatakan

"Good is the enemy of greatness" (baik adalah musuh kebesaran). Nokia

dulu menyebut Android sebagai semut kecil merah yg mudah

digencet dan mati. Arogansi dan rasa percaya diri yang berlebihan

membuat Nokia terjebak dalam innovator dilema. Sejarah mencatat,

yang kemudian mati justru Nokia – tergeletak kaku dalam kesunyian

yang perih. Nokia kolaps dihantam iPhone di tahun 2007, padahal

produsen iPhone bukan perusahaan telco, namun dari industri

komputer.

Apa sebenarnya yang menyebabkan timbulnya disrupsi. Sebab-

sebab timbulnya disrupsi adalah sebagai berikut. Pertama, teknologi,

khususnya infokom, telah mengubah dunia tempat kita berpijak.

Teknologi telah membuat segala produk menjadi jasa, jasa yang serba

digital, dan membentuk marketplace baru, platform baru, dengan

masyarakat yang sama sekali berbeda.

Gb. 6 Jim Collins

Sumber: https://www.google.com/url?sa

Page 17: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …15

Kedua, sejalan dengan itu muncullah generasi baru yang

menjadi pendukung utama gerakan ini. Mereka tumbuh sebagai

kekuatan mayoritas dalam peradaban baru yang menentukan arah

masa depan peradaban. ltulah generasi millennials.

Ketiga, kecepatan luar biasa yang lahir dari microprocessor

dengan kapasitas ganda setiap 24 bulan menyebabkan teknologi

bergerak lebih cepat dan menuntut manusia berpikir dan bertindak

lebih cepat lagi. Manusia dituntut untuk berpikir eksponensial, bukan

linear. Manusia dituntut untuk merespons dengan cepat tanpa

keterikatan pada waktu (menjadi 24 jam sehari, 7 hari seminggu) dan

tempat (menjadi di mana saja), dengan disruptive mindset.

Keempat, sejalan dengan gejala disrupted society, muncullah

disruptive leader yang dengan kesadaran penuh menciptakan

perubahan dan kemajuan melalui cara-cara baru. lni jelas menuntut

mindset baru: disruptive mindset. Hal ini dapat dilihat pada para

kepala daerah dan rektor perguruan tingi yang dibesarkan dalam

gelombang kedua internet, yang paham cara melakukan self-

disruption. Mereka justru mendorong semua aparatnya untuk masuk

ke media sosial dan memberi layanan 24 jam sehari melalui

smartphone. Para aparat itu dituntut untuk berubah dan keluar dari

perilaku "menjaga warung" menjadi perilaku proaktif. Keluar dari

tradisi yang membelenggu. Hidup dalam corporate mindset.

Kelima, bukan cuma teknologi yang tumbuh, tetapi juga cara

mengeksplorasi kemenangan. Manusia-manusia baru

mengembangkan model bisnis yang amat disruptive yang

mengakibatkan barang dan jasa lebih terjangkau (affordable), lebih

mudah terakses (accessible), lebih sederhana, dan lebih merakyat.

Mereka memperkenalkan sharing economy, on demand economy, dan

segala hal yang lebih real time.

Keenam, teknologi sudah memasuki gelombang ketiga: Internet

of Things. Hal ini berarti media sosial dan komersial sudah memasuki

titik puncaknya. Dunia kini memasuki gelombang smart device yang

mendorong kita semua hidup dalam karya-karya yang kolaboratif.

Telemedika dan wearable, juga smart home, smart city, smart campus, dan

smart shopping, adalah realitas baru yang harus kita hadapi.

Perubahan yang terjadi diawali dengan hal kecil sedemikian kecil

Page 18: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

16 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah

sehingga terabaikan oleh mereka yang besar. Perubahan itu bahkan

tidak terlihat, terjadi dari pintu ke pintu, langsung kepada

pelanggan, tanpa tanda-tanda yang bisa dibaca. Perubahan itu

tibatiba begitu besar.

Gb. 7 Internet of Thing [media sosial dan komersial sudah memasuki titik

puncaknya] Sumber: https://www.google.com/url?sa

Dalam era disrupsi, perubahan menjadi amat cair dan

bergerak mengikuti 3S, yaitu Speed, Surprises, dan Sudden Shift. Mari

kita simak satu-persatu. Apa itu Speed? Perubahan pada era ini

bergerak begitu cepat karena didukung oleh teknologi. Validitas

suatu informasi juga dengan cepat diketahui kebenarannya.

Semuanya serba cepat, tak lagi bergerak linear, melainkan

eksponensial.

Page 19: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …17

Selanjutnya apa itu Suprises? Perubahan abad ini juga

menimbulkan banyak surprises atau kejutan. Manusia, CEO, dan

eksekutif terkejut karena banyak hal baru yang tak terduga dan

menimbulkan dampak yang luar biasa. Tidak ada yang menyangka

harga batu bara da migas begitu cepat berbalik arah. Tak ada yang

menyangka sosok orang yang biasa-biasa saja justru dipilih oleh

rakyat sebagai pemimpin.

Kemudian apa itu Sudden Shift? Banyak hal mengalami

pergeseran tiba-tiba, bukan menghilang. Pasar dan pelanggannya

tetap di sana, tetapi kini diam-diam berpindah. Banyak orang merasa

segala sesuatu mengalami kelesuan karena siklus ekonomi.

Nyatanya, rezeki dapat mengalami perpindahan secara tiba-tiba.

Disrupsi menggantikan 'pasar lama', industri, dan teknologi, dan

menghasilkan suatu kebaruan yang lebih efisien dan menyeluruh. la

bersifat destruktive dan creative!" (Clayton Christensen).

Sekarang mari kita lihat bagaimana proses disrupsi itu

berlangsung? Pada mulanya terjadi yang namanya Iteration:

Membuat hal yang sama lebih baik (Doing the same thing). Selanjutnya

berkembanglah Innovation: Membuat hal-hal baru (Doing the new

thing). Setelah itu barulah terjadi Disruption: yakni membuat banyak

hal baru, sehingga yang lama menjadi ketinggalan zaman, kuno, dan

tak terpakai (Doing things differently-so others will be obsolete).

Postulatnya adalah untuk mencapai sukses tergantung pada

kemampuan kita menyelaraskan ketiganya: Iteration, Innovation, dan

Disruption. "Jika Anda tidak mendisrupsi diri sendiri, Anda akan

mendapatkannya dalam bentuk 'hadiah' dari orang lain" demikian

ungkapan tokoh muda pendiri Facebook, Mark Zuckerberg.

Page 20: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

18 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah

Gb. 8 Mark Zuckerberg (Facebook) Sumber: https://www.google.com/url?sa

Jika kita simak uraian di atas, maka dapatlah ditarik simpulan

bahwa era disrupsi itu dapat menciptakan peluang sekaligus menjadi

ancaman. Oleh karena itu agar dapat memanfaatkan peluang dan

mampu menghadapi ancaman itu setiap komponen masyarakat

hendaknya menguasai literasi baru, selain literasi lama yang sudah

dikuasai. Literasi baru era disrupsi abad ke-21 adalah literasi data,

literasi teknologi, dan literasi humanitas.

Literasai data adalah kemampuan seseorang untuk memahami,

menggunakan, memproduksi dan mendistribusikan data secara

edukatif dan ilmiah tanpa direkayasa untuk kepentingan maupun

tujuan apa pun. Dengan demikian seseorang yang memiliki litetasi

data perilakunya berkiblat pada doktrin ilmuwan. Artinya, ilmuwan

boleh salah, namun tidak boleh berbohong. Maka dalam

memproduksi dan/atau menyajikan data, dilarang melakukan

plagiasi, duplikasi, falsifikasi (pemalsuan), dan pabrikasi

(pemabrikan data) untuk mendukung tujuan dan kepentingannya. Di

sinilah, literasi data sangat penting dimiliki seseorang. Termasuk

Page 21: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …19

para siswa sejak di bangku sekolah perlu dibina agar mereka dapat

bertindak jujur terhadap dirinya tentang data yang diproduksi

dan/atau disajikannya, termasuk yang disebarkan kepada orang lain

baik secara langsung maupun melalui media sosial.

Gb. 9 Berbagai aktivitas yang menggunakan internet di Indonesia Sumber: https://www.google.com/url?sa

Bagaimana halnya dengan literasi teknologi, apakah itu? Mari

kita melakukan refleksi pada diri kita sendiri, adakah diantara kita

yang dapat hidup tanpa teknologi pada zaman sekarang? Ambil saja

contoh teknologi internet. Hampir semua orang di Indonesia

mengonsumsi internet. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna

internet di Indonesia tahun 2016, yaitu 132,7 juta orang. Kemudian

meningkat tajam menjadi 143,26 juta pada 2017. Berdasarkan kategori

usia, sebanyak 16,68 persen pengguna berusia 13-18 tahun dan 49,52

persen berusia 19-34 tahun (Kompas.com, 19/2/2018). Teknologi,

termasuk internet itu sesungguhnya ibarat pisau bermata dua.

Maknanya adalah jika dimanfaatkan dengan cara yang benar akan

Page 22: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

20 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah

mendatangkan kemaslahatan, sedangkan jika digunakan dengan cara

yang keliru justru akan membahayakan. Dengan demikian literasi

teknologi dalam konteks ini adalah kemampuan seseorang untuk

menggunakan teknologi dengan cara yang benar untuk

mendatangkan kemaslahatan bagi kehidupan. Dalam kaitannya

dengan penggunaan internet misalnya harus dilakukan dengan cara

yang benar, jangan sampai merugikan pihak lain. Informasi dan

pengetahuan yang dihasilkan dan dibagikan jangan berisi hoax, fake

(berita palsu), bahkan bertentangan dengan unsur SARA dan

berisi cyberbullying.

Gb. 10 Media Sosial ibarat pisau: jaga jari dan lisanmu Saudaraku!

Sumber: https://www.google.com/url?sa

Literasi humanitas adalah menjadi akhir dari literasi data dan

teknologi karena pada hakikatnya seorang pembelajar abad ke-21

adalah sumber daya manusia yang melek data dan teknologi, serta

mampu menggunakannya untuk hidup yang lebih mulia. Untuk

konteks zaman modern misalnya seseorang yang melek data dan

teknologi itu memiliki leadership dan teamwork, kecerdasan budaya,

Page 23: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …21

dan tidak melakuan penyelewengan potensinya sebagai manusia

berdasarkan keinginan-keinginan yang tidak baik. Sifat dasar

keinginan itu ada dua, pertama yang berasosiasi dengan badan

jasmani yang disebut sifat Hewaniah, dan yang kedua yang

berhubungan dengan mental (mind) yang disebut sifat Syaitoniah.

Keinginan-keinginan yang berasosiasi dengan jasmani manusia

misalnya makan yang berlebihan, merokok, minum minuman keras,

mengkonsumsi obat-obatan terlarang, narkotika dan sebagainya.

Keinginan-keinginan yang berasosiasi dengan jasmani hanya

berpengaruh terhadap diri orang bersangkutan, seperti misalnya

obesitas, kanker paru-paru, dan kerusakan organ ginjal dan hati.

Akan tetapi keinginan-keinginan yang berasosiasi dengan mental,

seperti keinginan untuk menumpuk harta sebanyak-banyaknya

sehingga menghalalkan segala cara, melalui korupsi, berjudi, bahkan

praktik perdukunan akan mempengaruhi banyak orang, termasuk

seluruh lapisan masyarakat, seisi negara atau bahkan sekelompok

negara di dunia (Budimansyah, 2018). Sebagai titik kulminasi dari

literasi baru abad ke-21, literasi humanitas jika dimiliki seseorang

akan benar-benar mengarahkan pada hidup lebih mulia dengan

bekal pengetahuan, kecakapan, dan sikap syukur nikmat atas

anugerah hidup dari yang maha kuasa.

B. Apa dan mengapa Proyek Belajar Karakter?

Karakter yang sering diartikan sama dengan ahlak (Al-Aydarus,

2013), budi pekerti, dan bahkan moralitas (Suryadi, 2013) menyentuh

bagian yang terdalam dari hati manusia, bukan sekedar perilaku

biasa apalagi hanya sekedar mengikuti kaprah umum. Jika seseorang

dikatakan berkarakter baik, misalnya ekspresi dari hatinya yang

terdalam itu terwujud dalam sikap dan perilakunya yang baik pula,

tulus dan ikhlas, tidak mengada-ada apalagi dibuat-buat. Ketulusan

hati itu terpancar secara nyata dari gerak-gerik, tutur kata, ekspresi

wajah maupun bahasa tubuh lainnya. Peserta didik yang berkarakter

baik inilah sejatinya yang menjadi muara dari tujuan pendidikan

nasional (Budimansyah, 2009; Budimansyah, Ruyadi & Rusmana,

2010). Perhatikanlah amanat Undang-undang Sistem Pendidikan

Nasional berikut ini.

Page 24: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

22 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan

dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab (Pasal 3 UU No.20 Tahun 2003).

Untuk melaksanakan amanat Undang-undang Sistem

Pendidikan Nasional Pemerintah mencanangkan program

Pembangunan Karakter Bangsa, baik dalam koteks makro maupun

mikro. Konteks makro bersifat nasional yang mencakup keseluruhan

konteks perencanaan dan implementasi pengembangan karakter

yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan. Pada konteks

mikro pengembangan karakter berlangsung dalam konteks satuan

pendidikan secara holistik melalui empat pilar, yakni kegiatan

belajar-mengajar di kelas, kegiatan keseharian dalam bentuk budaya

satuan pendidikan; kegiatan ko-kurikuler dan/atau ekstra kurikuler,

serta kegiatan keseharian di rumah, dan di masyarakat

(Budimansyah, 2004). Dalam konteks ini satuan pendidikan adalah

institusi yang berperan penting dalam proses menginternalisasikan

karakter kepada peserta didik melalui tahap pemberian pemahaman

(moral knowing), pembiasaan perilaku berkarakter (moral training),

dan pembakuan karakter dalam perilaku sehari-hari (moral behaving).

Pelaksanaan peran seperti inilah yang mengindikasikan bahwa

sekolah adalah institusi karakter (Budimansyah, Prihatin & Agustin,

2015; Budimansyah, Suharto & Nurulpaik, 2016; Budimansyah,

Suharto & Nurulpaik, 2017).

Page 25: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …23

Gb. 11 Pelatihan Proyek Belajar Karakter pada guru-guru di Jawa Barat Sumber: https://www.google.com/url?sa

Untuk melaksanakan peran sebagai institusi karakter, satuan

pendidikan perlu menyelenggarakan berbagai program pendidikan

karakter. Salah satu kegiatan yang potensial adalah Proyek Belajar

Karakter, yakni model pembinaan karakter siswa sebagai pembelajar

otentik melalui kegiatan belajar untuk melakukan olah pikir, olah

rasa, olah hati, dan olah raga. Melalui Proyek Belajar Karakter siswa

dibiasakan belajar bukan hanya untuk lulus ujian, melainkan belajar

untuk menguasai pengetahuan, mematangkan sikap dan perilaku

yang baik.

C. Profil Dasar Proyek Belajar Karakter

Proyek Belajar Karakter adalah pembelajaran proyek (Dewey,

2004) dengan muatan substansi atau ide untuk memecahkan masalah

dengan menggunakan pendekatan saintifik (Budimansyah, 2010;

Budimansyah, 2017). Sebagai model dipilih substansi atau ide generik

yakni berbagai persoalan yang penangannya memerlukan kebijakan

publik (public policy). Misi dari model ini adalah mendidik para siswa

agar mampu menganalisis berbagai alternatif kebijakan untuk

Page 26: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

24 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah

memecahan masalah, kemudian dengan kapasitasnya sebagai

warganegara muda (young citizen) mencoba memberi masukan

terhadap kebijakan publik di lingkungannya. Hasil yang diharapkan

adalah kualitas warganegara muda yang berkarakter sebagai

pembelajar otentik.

Model Proyek Belajar Karakter memiliki karakteristik substantif

dan psiko-pedagogis sebagai berikut.

Bergerak dalam konteks pemecahan masalah secara saintifik

yang berfungsi sebagai wahana interaksi warganegara dengan

negara dalam melaksanakan hak, kewajiban, dan tanggung

jawabnya sebagai warganegara Indonesia yang cerdas, peduli,

jujur, dan tangguh, yang secara kurikuler dan pedagogis

merupakan misi utama pendidikan karakter (Winataputra,

2012).

Menerapkan model “portfolio-based learning” atau “model

belajar yang berbasis pengalaman belajar peserta didik secara

utuh" dan “portfolio-assissted assessment” atau “penilaian

berbantuan hasil belajar peserta didik secara utuh” yang

dirancang dalam disain pembelajaran yang memadukan secara

sinergis model-model “problem solving (pemecahan masalah),

social inquiry (inkuiri sosial), social involvement (perlibatan

sosial), cooperative learning (belajar kooperatif), simulated hearing

(simulasi dengar pendapat), deep-dialogue and critical thinking

(dialog mendalam dan berpikir kritis), value clarification

(klarifikasi nilai), dan democratic teaching (pembelajaran

demokratis)”(Winataputra & Budimansyah, 2012). Dengan

demikian model ini potensial menghasilkan “powerful learning”

atau belajar yang berbobot dan bermakna yang secara

pedagogis bercirikan prinsip “meaningful (bermakna),

integrative (terpadu), value-based (berbasis nilai), challenging

(menantang), activating (mengaktipkan), and joyfull

(menyenangkan)” (Budimansyah, 2009).

Kerangka operasional pedagogis dasar yang digunakan adalah

modifikasi langkah pembelajaran saintifik dengan langkah-

langkah: Identifikasi Masalah, Pemilihan Masalah,

Pengumpulan Data dan Informasi, Pengembangan Portofolio

Page 27: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …25

Kelas, Penyajian Portofolio Kelas (Show Case), dan Refleksi

Pengalaman Belajar. Kemasan produknya mencakup Portofolio

Tayangan dan Portofolio Dokumentasi yang dikemas dengan

menggunakan sistimatika: Identifikasi Masalah, Pemilihan

Masalah untuk Kajian Kelas, Mengkaji Kebijakan Alternatif

untuk Menangani Masalah, Kebijakan Publik Kelas, dan

Rencana Tindakan (Action Plan). Sementara itu kegiatan Show

Case didisain sebagai forum dengan pendapat (simulated public

hearing) (CCE, 1998).

Gb. 12 Show-case merupakan forum dengar pendapat (public hearing) untuk menyampaikan ide-ide kepada orang lain

https://www.google.com/url?sa

Fokus perhatian dari model ini adalah memfasilitasi para siswa

untuk (1) melakukan olah pikir agar mampu mengembangkan

karakter cerdas; (2) melakukan olah rasa untuk mengembangkan

karakter peduli; (3) melakukan olah hati untuk mengembangkan

karakter jujur; dan (4) melakukan olah raga untuk mengembangkan

karakter tangguh yang bermuara pada berkembangnya “well-

informed, reasoned, and responsible decision making (kemampuan

Page 28: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

26 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah

mengambil keputusan berwawasan, bernalar, dan bertanggung

jawab)” yang merupakan atribut sebagai pembelajar otentik

(Budimansyah, Suharto & Nurulpaik, 2017).

Page 29: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …27

BAB 2

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Page 30: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

28 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah

Page 31: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …29

A. Mengidentifikasi masalah

Belajar itu bukan hanya kegiatan menghapal konsep, data atau

fakta, melainkan mengasah kemampuan untuk memecahkan

masalah (problem solving). Oleh karena itu bahan pelajaran bukan saja

berupa seonggok fakta, data, konsep, maupun teori melainkan

berbagai masalah sosial yang ada di masyarakat. Para siswa diajak

untuk mengidentifikasi masalah yang ada di masyarakat, misalnya

dari berita surat kabar, televisi, internet, dan sebagainya. Buatlah

daftar masalah di papan tulis yang berhasil dikumpulkan para

siswa.

Gb. 13 Belajar dapat dimulai dari proses mengidentifikasi masalah https://www.google.com/url?sa

Setelah membaca daftar masalah itu para siswa akan dapat:

Menceritakan kepada teman-temannya di kelas apa yang sudah

diketahuinya berkaitan dengan masalah-masalah tersebut, atau

Page 32: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

30 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah

apa yang sudah mereka dengar dari pembicaraan orang-orang

tentang masalah-masalah itu.

Mewawancarai orang tua dan tetangga untuk mencatat apa yang

mereka ketahui tentang masalah-masalah tersebut, dan

bagaimana sikap mereka dalam menghadapi masalah-masalah

tersebut.

Tujuan tahap ini adalah untuk berbagi informasi yang

sudah diketahui para siswa, oleh teman-temannya, dan oleh

orang lain berkaitan dengan permasalahan tersebut. Dengan

demikian kelas akan memperoleh informasi yang cukup yang dapat

digunakan untuk memilih satu masalah yang tepat, dari

beberapa permasalahan yang ada, sebagai bahan kajian kelas.

1. Diskusi Kelas : Berbagi informasi tentang masalah yang

ditemukan dalam masyarakat

Untuk melakukan kegiatan ini seluruh anggota kelas

hendaknya:

(1) Membaca dan mendiskusikan masalah-masalah yang ada

dalam masyarakat yang diberitakan oleh para pewarta berita.

(2) Buat kelompok yang terdiri atas dua sampai tiga orang.

Masing-masing kelompok akan mendiskusikan satu masalah

saja yang berbeda satu sama lain. Kemudian masing-masing

kelompok harus menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

disediakan pada Format Identifikasi dan Analisis Masalah.

(3) Diskusikan jawaban dari masing-masing kelompok dengan

seluruh anggota kelas.

(4) Simpanlah hasil-hasil jawaban tersebut untuk dapat

digunakan dalam pengembangan portofolio kelas nanti.

Page 33: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …31

Gb.14 Diskusi kelas pada kelompok-kelompok kecil sebagai satu cara untuk mengidentifikasi masalah

https://www.google.com/url?sa

Page 34: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

32 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah

2. Pekerjaan Rumah

Agar para siswa dapat memahami masalah lebih mendalam lagi,

maka mereka diberi tugas pekerjaan rumah disamping untuk

membantu mempelajari lebih banyak masalah yang ada dalam

masyarakat. Pekerjaan rumah itu berupa tiga tugas yang akan

dijelaskan di bawah ini. Para siswa juga bisa mempelajari kebijakan-

kebijakan publik apa yang sudah dibuat untuk menangani masalah-

masalah tersebut. Gunakanlah format yang telah disediakan untuk

mencatat semua informasi yang dikumpulkan. Simpanlah semua

informasi yang telah diperoleh sebagai bahan dokumentasi.

Dokumentasi informasi itu akan berguna sekali sebagai bahan

pembuatan portofolio kelas. Tugas-tugas pekerjaan rumah itu adalah

sebagai berikut.

Gb. 15 Mewawancari naras sumber sebagai suatu cara memperoleh pengetahuan

Sumber: https://www.google.com/url?sa

a. Tugas wawancara. Setiap siswa memilih satu masalah yang

telah mereka pelajari sebagaimana yang terdapat pada daftar contoh

masalah di atas. Mereka juga dapat memilih masalah lain di

luar daftar contoh masalah. Para siswa ditugasi untuk

Page 35: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …33

mendiskusikan masalah yang mereka pilih dengan

keluarganya, temannya, tetangganya, atau siapa saja yang

dianggap bisa diajak berdiskusi. Catatlah apa yang telah mereka

ketahui tentang masalah itu, serta bagaimana perasaan mereka

dalam menghadapi masalah itu. Gunakanlah Format Wawancara

untuk mencatat semua informasi yang diperoleh.

b. Tugas Menggunakan Media Cetak. Siswa diberi tugas

membaca surat kabar atau media cetak lainnya yang

membahas masalah yang sedang diteliti. Carilah informasi

tentang kebijakan yang dibuat pemerintah dalam menangani

masalah itu. Bawalah artikel-artikel yang mereka temukan ke

kampus. Bagikan bahan-bahan itu kepada guru dan siswa lain.

Gunakanlah format Sumber Informasi Media Cetak.

c. Tugas Menggunakan Radio/TV. Para siswa juga diminta

menonton TV dan mendengar radio untuk mendapatkan

informasi mengenai masalah yang sedang mereka teliti, serta

kebijakan apa yang dibuat untuk menanganinya. Bawalah

informasi yang mereka dapatkan ke kampus dan bagikanlah

kepada guru dan teman-teman sekelas. Gunakanlah Format

Observasi Radio/TV.

Page 36: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

34 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah

Gb. 16 Siaran radio dan televisi dapat dijadikan sumber informasi penting Sumber: https://www.google.com/url?sa

Page 37: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …35

Nama pewawancara : ...........................................................................

Masalah : ...........................................................................

1. Nama yang diwawancarai :...........................................................................

(Misalnya tokoh masyarakat, orang tua murid, pejabat pemerintah, pengusaha, profesor di perguruan tinggi, dan lain-lain). Catatan: Jika yang diwawancarai tidak mau dicatat namanya, hormatilah keinginan itu. Pewawancara cukup menuliskan pekjerjaannya saja.

2.

3.

Page 38: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

36 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah

FORMAT SUMBER INFORMASI MEDIA CETAK

Nama pengobservasi : ...........................................................................

Tanggal : ...........................................................................

Masalah : ...................................................................................

Nama/tanggal penerbitan : ..................................................................................

Topik artikel/berita : ................................................................................

1. Apakah langkah-langkah yang diambil (yang ditulis dalam artikel/berita) untuk menangani masalah yang sedang diteliti ?

.................................................................................................................................

.................................................................................................................................

2. Apakah langkah-langkah pokok yang ditulis dalam artikel/berita itu ?

................................................................................................................................

.................................................................................................................................

3. Menurut artikel/berita itu, dari kebijakan yang sudah ada, kebijakan manakah yang harus digunakan untuk menangani masalah tersebut ? ................................................................................................................................ .................................................................................................................................

4. Jika memang kebijakan untuk menangani masalah itu sudah dibuat, tanyakanlah persoalan-persoalan berikut ini: a. Apakah keuntungan dari kebijakan tersebut ?

..........................................................................................................................

b. Apakah kerugian dari kebijakan tersebut ? ..........................................................................................................................

c. Adakah kemungkinan kebijakan itu dapat diperbaharui ? Bagaimana caranya?

........................................................................................................................... d. Apakah kebijakan itu perlu diganti ? Mengapa ?

..........................................................................................................................

Page 39: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …37

Nama pengobservasi : ......................................................................

Nama Radio/TV : ....................................................................

Tanggal : .......................................................................

Waktu : .....................................................................

Masalah : ..............................................................................

1. Tuliskan nama sumber informasi. (Informasi bisa diperoleh dari program berita televisi atau radio, rekaman berbagai kejadian, dokumentasi, talk-show, dialog interaktif, atau program lain yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti).

…………………………………………………………………………………......

2.

……………………………………………………………………………………

3.

……………………………………………………………………………………

Page 40: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

38 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah

Kegiatan pada langkah pertama ini memberikan banyak

pengalaman belajar kepada para siswa, di antaranya mengasah

kepekaan terhadap persoalan di lingkungannya. Hal ini tumbuh

berkat belajar berbasis pemecahan masalah (problem solving). Pada

saat para siswa diperkenalkan pada sejumlah persoalan yang terkait

dengan bahan pelajaran akan menyadarkan mereka bahwa belajar

sesungguhnya harus sampai pada adanya upaya untuk

menyelesaikan persoalan kehidupan, bukan menghafalkan seonggok

fakta dan data (Winataputra, 2015). Pengalaman belajar lain yang

tumbuh adalah meningkatnya rasa ingin tahun (curiosity). Hal ini

terjadi pada saat para siswa mencari data dan informasi yang

mendukung pentingnya masalah dijadikan bahan kajian kelas.

Mereka melakukan wawancara terhadap sejumlah nara sumber,

mencari informasi dari berita dan artikel surat kabar, menyaksikan

siaran radio, televisi, dan bahkan mencari informasi dari internet.

Proses inilah yang mengasah rasa ingin tahu mereka untuk

menegaskan bahwa masalah yang mereka ajukan itu penting

berdasarkan fakta dan data lapangan, tidak atas dasar akal sehat

(common sense) belaka (Budimansyah, 2017).

B. Memilih masalah untuk bahan kajian kelas

Kelas hendaknya mendiskusikan semua informasi yang telah

didapat berkenaan dengan daftar masalah yang ditemukan dalam

masyarakat. Jika para siswa telah memiliki informasi yang cukup,

gunakanlah itu untuk memilih masalah yang hendak dipilih

sebagai bahan kajian kelas. Tujuan tahap ini adalah agar kelas

dapat memilih satu masalah sebagai bahan kajian kelas. Dengan

demikian kelas memiliki satu masalah yang merupakan pilihan

bersama untuk dijadikan bahan kajian kelas.

Page 41: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …39

Gb. 17 Pemukiman kumuh di bantaran sungai merupakan masalah serius yang perlu dicarikan pemecahannya

Sumber: https://www.google.com/url?sa

Gb. 18. Pemukiman liar di pinggir jalan kereta api masih belum dapat diatasi

Sumber: https://www.google.com/url?sa

Page 42: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

40 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah

Bagaimana cara mengetahui apakah kelas sudah memiliki

cukup informasi untuk memilih masalah atau belum? Gunakanlah

langkah-langkah berikut untuk membantu siswa memilih satu masalah

khusus sebagai bahan kajian kelas.

a. Apabila kelas sudah menganggap bahwa informasi yang

dikumpulkan sudah cukup untuk digunakan dalam

mengambil keputusan, maka pemilihan masalah yang akan

menjadi bahan kajian kelas dapat dilakukan. Keputusan dapat

diambil melalui musyawarah kelas. Jika cara musyawarah

belum berhasil mencapai kata sepakat, keputusan dapat

diambil dengan suara terbanyak (voting).

b. Wakil setiap kelompok kecil yang sudah ditugasi untuk

mempertimbangan dan membahas satu masalah diminta untuk

menjelaskan pentingnya masalah. Kegiatan ini dijadikan ajang untuk

mempromosikan agar masalah dipilih oleh kelas.

c. Guru memimpin musyawarah agar kelas dapat memilih satu masalah

sebagai bahan kajian kelas. Namun jika proses musyawarah tidak

kunjung menghasilkan keputusan, misalnya karena masing-masing

kelompok kecil bersikukuh untuk mengangkat masalah pilihannya

masing-masing, keputusan dapat diambil melalui suara terbanyak

(voting).

Page 43: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …41

Gb. 19 Untuk menanggulangi persoalan pengemis dan anak jalanan masih belum ditemukan formulanya yang paling tepat

Sumber: https://www.google.com/url?sa

Proses pengambilan putusan melalui suara terbanyak dapat dilakukan

dua tahap. Tahap pertama setiap siswa memilih tiga masalah yang mereka

anggap paling penting untuk dijadikan bahan kajian kelas. Tahap ini dapat

dilakukan dengan cara pemilihan terbuka, misalnya setiap siswa memberi

tanda tally pada daaftar masalah yang sudah ditulis pada papan tulis di depan

kelas. Tahap kedua setiap siswa diminta memilih satu masalah yang dinilai

paling penting untuk dijadikan bahan kajian kelas dari tiga pilihan yang

tersedia. Pemilihan tahap kedua dapat dilakukan secara tertutup, misalnya

setiap siswa menuliskan pilihannya pada secarik kertas kemudian dilipat dan

diberikan kepada guru. Agar memberikan pengalaman lebih bagi siswa dalam

penyelenggaraan pemilihan, guru dapat saja membentuk semacam panitia,

misalnya ada yang ditunjuk sebagai ketua, sekretaris, dan seorang saksi untuk

keperluan penghitungan suara nanti.

Page 44: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

42 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah

Kegiatan pada langkah kedua ini banyak memberikan

pengalaman belajar kepada para siswa, misalnya mereka dibiasakan

untuk membuat keputusan secara nalar dan penuh keyakinan.

Keputusan tidak diambil „sembrono‟ berdasarkan perasaan atau

mengikuti kaprah umum. Pengalaman belajar demikian diperoleh

setelah para siswa diajak untuk memutuskan pilihan berdasarkan

pertimbangan yang sangat matang, penuh dengan pertimbangan dari

berbagai segi. Misalnya, untuk memperoleh pilihan terbaik dari

sepuluh alternatif pertama-tama dipilih terlebih dahulu tiga terbaik.

Selanjutnya dari tiga terbaik dipilih satu yang terbaik setelah

memperhatikan penjelasan-penjelasan secara rasional. Cara berpikir

demikian akan mengurangi risiko salah pilih karena dilakukan secara

gegabah. Pengalaman belajar lainnya yang dipelajari pada kegiatan

tahap dua ini adalah sikap tanggung jawab untuk melaksanakan

keputusan bersama. Sikap ini lahir setelah para siswa secara

sungguh-sungguh melaksanakan proses pemilihan yang

menghasilkan satu keputusan. Siapa yang harus melaksanakan

keputusan ini adalah seluruh anggota kelas, bukan hanya kelompok

pengusul (Budimansyah & Suryadi, 2008).

C. Mengumpulkan data dan Informasi

Jika telah menentukan masalah yang akan menjadi bahan

kajian kelas, maka para siswa harus bisa memutuskan tempat-

tempat atau sumber-sumber informasi untuk memperoleh data

dan informasi. Dalam pencarian itu, nantinya mereka akan

menemukan bahwa sumber informasi yang satu mungkin lebih baik

dari yang lainnya. Temukanlah seseorang dan/atau sekelompok

orang yang memiliki informasi yang lebih baik dari yang lainnya.

Tujuan tahap ini adalah agar kelas dapat memperoleh data dan informasi

yang akurat dan komprehensif untuk memahami masalah yang menjadi

kajian kelas.

Page 45: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …43

Gb. 20. Beragam sumber informasi yang dapat dipilih untuk mencari data dan informasi

Sumber: https://www.google.com/url?sa=i

1. Aktifitas kelas mengidentifikasi sumber-sumber informasi

Sebelum terjun ke lapangan terlebih dahulu kelas harus

mengidentifikasi sumber-sumber informasi apa saja yang dapat

dikunjungi. Berikut ini adalah daftar sejumlah sumber informasi yang

dapat dikunjungi. Baca dan diskusikanlah daftar tersebut. Tentukan

sumber-sumber manakah yang akan dihubungi, kemudian

bentuklah beberapa tim peneliti. Setiap tim peneliti harus

mengumpulkan informasi dari beberapa sumber baik dari sumber-

sumber yang ada dalam daftar maupun sumber-sumber lainnya.

Page 46: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

44 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah

Format yang akan digunakan untuk mengumpulkan dan mencatat

informasi tersebut tertera pada halaman-halaman di bawah nanti.

Rujuklah contoh-contoh sumber informasi dan bagaimana cara

mengontak mereka. Mintalah surat pengantar dari sekolah

u n t u k mengunjungi sumber-sumber informasi tersebut.

Dalam mengumpulkan informasi, tim peneliti dapat

dibantu beberapa orang sukarelawan, misalnya orang tua siswa

atau alumni. Namun mereka hendaknya tidak boleh mengerjakan

tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa. Catat dan simpanlah semua

informasi yang dikumpulkan untuk dapat digunakan lagi dalam

pengembangan portofolio kelas. Para siswa boleh juga mengundang

beberapa nara sumber ke kampus. Mereka dapat memberikan informasi

tentang apa yang telah mereka ketahui berkaitan dengan masalah

yang sedang dipelajari.

2. Contoh-contoh sumber informasi

a. Perpustakaan. Perpustakaaan perguruan tinggi, umum, dan

perpustakaan daerah menyediakan buku-buku yang membahas

masalah sosial, politik, dan sebagainya. Disamping itu mungkin juga

memiliki koleksi jurnal, surat kabar dan publikasi lainnya yang memuat

informasi tentang masalah yang sedang diteliti tersebut. Kalau ingin

memfotokopi informasi tersebut, tanyalah pada pctugas apakah bisa

memfotokopinya di luar perpustakaan atau apakah perpustakaan

tersebut menyediakan mesin fotokopi sendiri.

Page 47: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …45

Gb 21. Perpustakaan adalah gudang pengetahuan Sumber: https://www.google.com/url?sa

b. Kantor Penerbit Surat Kabar. Para siswa dapat menghubungi

kantor-kantor surat kabar. Di sana para wartawan surat kabar

bertugas mengumpulkan informasi tentang masalah-masalah

yang muncul dalam masyarakat, termasuk masalah yang sedang

dikaji oleh kelas, serta mencari informasi tentang sikap

pemerintah dalam menangani masalah tersebut. Kantor-kantor

surat kabar dan para wartawan mungkin dapat memberikan

kliping tentang masalah yang sedang dipelajari itu. Tanyalah

apakah mereka menyediakan foto-foto yang dapat dibeli dengan

harga yang relatif murah.

Page 48: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

46 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah

Gb. 22. Pada kantor redaksi surat kabar terdapat banyak data dan informasi penting Sumber: https://www.google.com/url?sa

c. Biro Kliping. Di beberapa tempat terutama di kota besar terdapat

kelompok kreatif yang bekerja mengumpulkan informasi dari

berbagai surat kabar dalam bentuk kliping. Informasi yang

dihimpun sudah diklasifikasikan berdasarkan jenis-jenis

persoalan. Oleh karena itu tim dapat mengunjunginya untuk

memperoleh informasi yang diperlukan. Biasanya kliping yang

sudah dibuat mereka harus kita beli. Maka pilihlah beberapa

artikel atau berita yang relevan saja untuk memecahkan masalah

yang menjadi bahan kajian kelas.

d. Profesor dan pakar di perguruan tinggi. Profesor dan pakar di

perguruan tinggi yang berkaitan dengan masalah yang sedang

diteliti dapat dijadikan sumber informasi. Para siswa bisa mencari

alamat mereka dari buku telepon. Atau dapat menghubungi

perguruan tinggi yang bersangkutan untuk mendapat bantuan

Page 49: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …47

dari para ahli, seperti ahli ilmu politik, hukum tata negara,

pendidikan kewargaanegaraan, sosiologi, antropologi, psikologi

sosial, dan sebagainya. Tim peneliti juga boleh juga

menghubungi guru-guru lain yang ada di kampusnya atau di

perguruan tinggi lain yang diperkirakan memahami persoalan

yang sedang dibahas.

Gb. 23. Profesor dan pakar di perguruan tinggi dapat dijadikan sumber informasi Sumber: https://www.google.com/url?sa

e. Kepolisian. Kepolisian memiliki peran menjaga ketertiban

masyarakat. Oleh karena itu mereka mempunyai banyak

pengalaman dalam menangani persoalan-persoalan yang

terkait dengan masalah yang sedang dikaji oleh kelas.

Misalnya dalam menangani demonstrasi yang menjurus

anarkis yang mengakibatkan kerusakan berbagai sarana

umum bahkan menimbulkan huru-hara yang besar.

Disamping itu polisi pun sering kali menangani kasus

pertikaian anataretnik, antarkelompok masyarakat, dan

bahkan antarumat beragama yang mengindikasikan lunturnya

semangat kebangsaan. Galilah informasi dari mereka

bagaimana upaya terbaik untuk mencegah kasus serupa

terulang kembali.

Page 50: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

48 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah

f. Organisasi Masyarakat. Organisasi masyarakat di Indonesia

cukup banyak yang dapat kita temukan. Contohnya adalah

organisasi PKK untuk ibu rumah tangga, atau KNPI yaitu

organisasi pemuda, organisasi keagamaan, dan sebagainya.

Kunjungilah organisasi-organisasi masyarakat yang terkait

dengan masalah yang sedang dikaji oleh kelas untuk

memperoleh informasi sebab-sebab masalah tersebut muncul

dan upaya menanggulanginya.

g. Kantor Legislatif dan Pemerintah Daerah. Wakil rakyat yang

duduk dalam lembaga legislatif dan kantor pemerintahan baik

pusat maupun daerah adalah pejabat yang bertanggung jawab

mengidentifikasi masalah yang ada dalam masyarakat. Mereka

juga berkewajiban untuk membuat kebijakan publik untuk

menangani masalah yang telah diidentifikasi. Biasanya di

kantor tersebut akan ada petugas yang bertanggung jawab

membantu siapa saja dalam memperoleh informasi tentang

masalah-masalah dalam masyarakat. Mintalah bantuan pada

guru, orangtua siswa, atau sukarelawan untuk mengetahui

bagaimana cara menghubungi mereka.

h. Lembaga Swadaya Masyarakat. Orang-orang yang bekerja pada

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) juga dapat membantu

memberikan informasi bagi kajian masalah kelas. Mereka

sangat memahami berbagai masalah yang ada di masyarakat

dan bereperan aktif dalam usaha menanggulanginya,

termasuk persoalan yang menjadi bahan kajian kelas.

i. Jaringan Informasi Elektronik. Informasi tentang apa,

mengapa, dan bagaimana kebiasaan masyarakat yang tidak

pandai berterima kasih, juga dapat ditemukan melalui

internet. Apabila sekolah tidak mempunyai akses terhadap

pelayanan ini, para siswa dapat pergi ke warnet (Warung

Internet) yang menyediakan jasa penyewaan pemakaian

Internet.

Page 51: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …49

Gb. 24. Jaringan informasi elektronik sebagai sumber informasi penting Sumber: https://www.google.com/url?sa

3. Panduan untuk memperoleh dan mendokumentasikan

informasi

Nara sumber yang akan dijadikan sumber informasi biasanya

merupakan orang-orang yang sangat sibuk. Ikutilah langkah-langkah

berikut ini agar aktivitas tim peneliti tidak menganggu pekerjaan

mereka di kantor.

a. Kunjungi perpustakaan, kantor-kantor pemerintah/swasta,

dan tempat-tempat yang dianggap tepat untuk mendapatkan

informasi tentang masalah yang dikaji oleh kelas secara

perorangan atau 2 orang dalam satu kelompok. Gunakan Format

Dokumentasti dan Informasi dari Kantor Penerbitan.

b. Dapatkan informasi melalui telepon. Agar tidak terjadi

pengulangan pertanyaan, tugas menelpon ini hanya boleh

dilakukan oleh satu orang saja. Oleh karena itu, harus diingat

bahwa tim peneliti yang bertugas mencari informasi melalui

telepon harus dapat mencatat secara jelas semua informasi yang

diperoleh selama wawancara telepon. Gunakan Format

Dokumentasi Informasi dari Surat-menyurat atau Wawancara Telepon.

Page 52: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

50 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah

c. Surat boleh ditulis oleh satu orang atau lebih tim peneliti. Surat

tersebut ditujukan kepada masing-masing kantor atau

perorangan dengan tujuan untuk meminta beberapa informasi

yang diperlukan. Tim peneliti juga boleh menggunakan alamat

rumahnya.

4. Pekerjaan Rumah Meneliti Masalah yang Muncul dalam

Masyarakat

Setelah memutuskan sumber-sumber informasi yang akan

digunakan, kelas akan dibagi dalam beberapa kelompok peneliti.

Masing-masing kelompok peneliti bertanggung jawab untuk

mengumpulkan informasi dari sumber yang beragam. Apabila

terpilih menjadi anggota tim peneliti yang bertugas untuk

menghubungi salah satu sumber informasi, mulailah dengan

memperkenalkan diri sendiri. Kemudian jelaskan tujuan atau alasan

mengapa tim peneliti menghubunginya. Gunakan panduan berikut ini

untuk memperkenalkan diri baik dalam surat menyurat atau tatap

muka langsung. Gunakan Format Dokumentasi Informasi dari Surat-menyurat

atau Wawancara Telepon.

Page 53: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …51

Panduan memperkenalkan diri sendiri

Nama saya_______________

Saya sekolah di______________________________________________

Guru saya ______________

Masalah yang sedang dikaji adalah............................... (Gambarkan

masalah secara singkat). Saya bertanggung jawab untuk mencari

informasi yang berkaitan dengan masalah tersebut untuk

disampaikan di kelas).

Kami sedang mempelajari permasalahan yang ada di tempat kami

dan bagaimana pemerintah menangani permasalahan itu. Kami juga

mempelajari cara-cara apa sajakah yang dapat ditempuh oleh masing-

masing warganegara untuk dapat ikut berpartisipasi dalam

menyelesaikan permasalahan tersebut.

Apakah sekarang saya boleh mengajukan sejumlah

pertanyaan?

Kalau tidak bisa kapankah saya bisa menghubungi Bapak /Ibu

kembali?

Adakah orang lain lagi yang harus saya hubungi?

Apakah Bapak/Ibu mempunyai informasi tertulis tentang

masalah tersebut untuk diberikan kepada saya? (Jika wawancara

ini dilakukan melalui telepon, tim peneliti dapat membuat janji

kapan informasi tertulis itu akan diambil).

Page 54: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

52 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah

DOKUMENTASI INFORMASI DARI KANTOR

PENERBITAN

Nama-nama anggota tim peneliti____________________

Tanggal_____________________

Nama perpustakaan, kantor, perwakilan, atau warnet yang

dikunjungi_____________________________________

Masalah yang sedang diteliti kebiasaan masyarakat yang tidak pandai

berterima kasih.

1. Sumber informasi :

a. Nama Penerbit_____________________________

b. Nama Pengarang ___________________________

c. Tanggal Penerbitan____________________________

2. Tanyakanlah pertanyaan-pertanyaan berikut. (Catatlah informasi

yang diterima).

a. Seberapa seriuskah masalah ini dalam masyarakat?

b. Seberapa luaskah penyebaran masalah ini dalam masyarakat?

c. Manakah hal-hal berikut ini yang Bapak/Ibu anggap benar?

Tidak ada Undang-Undang atau kebijakan yang dapat

digunakan untuk memecahkan masalah ini.

Ya____

Tidak ____

Undang-Undang atau kebijakan yang dapat digunakan untuk

memecahkan masalali ini tidak cukup memadai. Ya____

Tidak ___

Page 55: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …53

Undang-Undang yang digunakan untuk memecahkan

masalah ini sudah cukup memadai tetapi tidak dilaksanakan

dengan sungguh-sungguh. Ya____ Tidak __

d. Tingkat dan lembaga pemerintah manakah yang bertanggungjawab

untuk menangani masalah itu? Apa yang mereka lakukan untuk

menangani masalah itu?

e. Apakah dalam masyarakat ditemukan adanya perbedaan-

perbedaan pendapat berkenaan dengan dibuatnya kebijakan

tersebut? Sebutkan beberapa silang pendapat tersebut?

f. Suara mayoritas siapakah (mdividu, kelompok, atau organisasi) yang

banyak mengungkapkan pendapatnya berkenaan dengan

masalah ini? Mengapa mereka tertarik dengan masalah ini?

Langkah-langkah apakah yang telah mereka ambil? Apakah

keuntungan dan kerugian dari pengambilan langkah-langkah

tersebut di atas?

g. Bagaimana cara saya dan teman-teman sekelas saya dapat

mcmperoleh informasi-informasi mengenai langkah-langkah

yang telah mereka ambil?

Page 56: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

54 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah

FORMAT DOKUMENTASI INFORMASI DARI SURAT-

MENYURAT ATAU WAWANCARA TELEPON

Nama anggota tim peneliti__________________________

Tanggal________________

Masalah yang sedang diteliti ..................................................

Sumber informasi ________________________________

1. Tulislah nama pemberi informasi. Jika diperbolehkan tulislah

juga gelar dan nama kelompok atau organisasinya.

a. Nama _____________________

b. Gelar _____________________

c. Nama kelompok/organisasi __________________

d. Alamat kelompok/organisasi_________________

e. Nomor telepon yang bisa dihubungi __________

2. Perkenalkanlah dirimu (ikuti panduan memperkenalkan diri)

kemudian mintalah informasi yang berhubungan dengan

permasalahan yang sedang dikaji.

a. Seberapa seriuskah masalah ini dalam masyarakat?

b. Seberapa luaskah penyebaran masalah ini dalam

masyarakat?

c. Mengapa masalah ini harus ditangani pemerintah?

d. Haruskah warga masyarakat juga ik ut bertanggungjawab

dalam menangani masalah ini? Mengapa?

e. Manakah hal-hal berikur ini yang Bapak/Ibu anggap

benar?

Page 57: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …55

Tidak ada Undang-undang atau kebijakan yang dapat

digunakan untuk memecahkan masalah ini. Ya________

Tidak_______

Undang-Undang atau kebijakan yang dapat digunakan

untuk memccahkan masalah ini tidak cukup memadai.

Ya____ Tidak ____

Undang-Undang yang digunakan untuk memecahkan

masalah ini sudah cukup memadai tetapi tidak

dlilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Ya____ Tidak

____

d. Tingkat dan lembaga pemerintah manakah vang

bcrtanggungjawab untuk menangani masalah itu? Apa yang

mereka lakukan untuk menangani masalah ini?

e. Apakah dalam masvarakat ditemukan perbedaan-perbedaan

pendapat berkenaan dengan dibuatnya kebijakan tersebut?

Sebutkan beberapa silang pendapat tersebut?

f. Suara mayoritas siapakah (individu, kelompok, atau organisasi)

yang banyak mcngungkapkan pendapatnya berkenaan dengan

masalah ini?

Mengapa mereka tertarik dengan masalah ini?

Langkah-langkah apakah yang telah mereka ambil?

Apakah keuntungan dan kerugian dari pengambilan

langkah-langkah tersebut di atas?

Bagaimana cara mereka mempengaruhi pemerintah

dalam pengambilan langkah-langkah pemecahan

masalah ini?

g. Jika kelas nantinya dapat mengembangkan sebuah kebijakan

untuk menangani masalah ini, apakah saran Bapak/Ibu agar kami

dapat mempengaruhi pemerintah supaya bersedia menerima

usulan kami?

Page 58: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

56 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah

Kegiatan pada langkah tiga memberikan banyak pengalaman

belajar kepada para siswa diantaranya adalah membiasakan untuk

mengambil keputusan dengan dukungan data dan informasi yang

akurat. Pengalaman ini diperoleh para siswa tatkala mereka

mengumpulkan data dan informasi dari berbagai sumber untuk

menjawab berbagai persoalan yang menjadi bahan kajian kelas.

Kemampuan ini penting dimiliki warganegara yang berkarakter,

sebab akan fatal akibatnya jika keputusan diambil hanya berdasarkan

perasaan atau bahkan berdasarkan pertimbangan yang tidak

rasional. Hal lain yang diperoleh dari proses belajar pada langkah

ketiga ini adalah kemampuan berkomunikasi. Sebagian dari sumber-

sumber informasi berupa nara sumber, baik perorangan maupun

kelompok. Maka, semakin intensif berhubungan dengan nara sumber

akan semakin pandailah para siswa dalam berkomunikasi.

Kemampuan berkomunikasi merupakan salah satu soft skill yang

penting sebagai faktor kesuksesan hidup kita.

D. Mengembangkan Portofolio Kelas

Untuk memasuki tahap ini tim peneliti harus sudah

menyelesaikan penelitiannya. Dalam tahap ini mulailah

mengembangkan portofolio kelas. Kelas akan dibagi dalam empat

kelompok. Masing-masing kelompok akan bertanggung jawab untuk

mengembangkan satu bagian dari portofolio kelas. Bahan-bahan yang

dimasukkan dalam portofolio hendaknya mencakup dokumentasi-

dokumentasi yang telah dikumpulkan dalam tahap penelitian.

Dokumentasi ini harus mencakup bahan-bahan atau karya-karya seni

yang ditulis asli oleh para siswa.

Tujuan tahap ini adalah agar para siswa dapat menyusun

portofolio kelas, baik portofolio bagian tayangan maupun portofolio

bagian dokumentasi berdasarkan data dan informasi yang diperoleh

dari kegiatan penelitian.

Page 59: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …57

1. Spesifikasi Portofolio

Karya dari keempat kelompok ini akan ditampilkan dalam

sebuah portofolio kelas. Portofolio tersebut akan terbagi dalam dua

bagian: bagian tayangan dan bagian dokumentasi (CICED, 2000).

Gb. 25. Portofolio bagian tayangan dan dokumentasi Sumber: https://www.google.com/url?sa

a. Bagian Tayangan

Pada bagian ini, karya masing-masing dari keempat kelompok

hendaknya ditempatkan pada satu panel terpisah dari keempat

tayangan panel lainnya. Bagian tayangan ini hendaknya terdiri atas

empat lembaran papan poster atau papan busa, atau yang sejenis.

Masing-masing panel tersebut ukurannya tidak lebih dari 90cm x 80cm.

Tayangan ini hendaknya dibuat sedemikian rupa sehingga dapat

diletakkan di atas meja. Bahan-bahan yang ditayangkan dapat meliput

pernyataan-pernyataan tertulis, daftar sumber-sumber informasi,

peta,grafis, foto-foto, karya seni yang asli, dan sebagainya.

Page 60: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

58 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah

b. Bagian Dokumentasi

Masing-masing dari keempat kelompok harus memilih bahan-

bahan yang telah dikumpulkan. Bahan-bahan itu merupakan bahan-

bahan yang terdokumentasi paling baik yang juga digunakan sebagai

pembuktian penelitian yang telah dilakukan. Bahan-bahan yang

dimasukkan pada bagian dokumentasi ini harus mewakili hasil penelitian-

penelitian terpenting yang pernah dilakukan. Tidak semua hasil

penelitian harus diikutsertakan. Bahan-bahan ini harus dimasukkan pada

sebuah map (binder) bermata dua yang tidak lebih tebal dari 5cm.

Gunakanlah warna yang berbeda untuk memisahkan keempat bagian

yang berbeda tersebut. Masing-masing bagian harus memiliki daftar isi.

2. Tugas Kelompok Portofolio

Berikut ini adalah tugas-tugas yang harus dilakukan oleh masing-

masing kelompok portofolio. Masing-masing kelompok hendaknya

memilih bahan-bahan yang dikumpulkan oleh tim peneliti terutama

bahan-bahan yang sangat membantu tim peneliti dalam menyelesaikan

tugas-tugas mereka (Budimansyah, 2017). (Petunjuk lebih rinci untuk

setiap kelompok tertera pada uraian tentang: Beberapa Petunjuk Bagi

Kelompok Portofolio)

Gb. 26. Portofolio bagian tayangan terdiri atas empat papan panel yang dikerjakan oleh masing-masing kelompok

https://www.google.com/url?sa

Page 61: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …59

a. Kelompok Portofolio Satu: Menjelaskan Masalah. Kelompok ini

bertanggung jawab untuk menjelaskan pilihan masalah yang telah

dikaji. Kelompok ini juga harus menjelaskan beberapa hal yang

meliputi alasan mengapa masalah yang dipilih itu merupakan

sesuatu yang penting, mengapa badan pemerintahan tertentu

atau pemerintahan tingkat tertentu harus menangani masalah

tersebut.

b. Kelompok Portofolio Dua: Menilai Kebijakan Alternatif yang

Disarankan untuk Memecahkan Masalah. Kelompok ini

bertanggung jawab untuk menjelaskan kebijakan-kebijakan yang

sudah ada dan/atau menjelaskan kebijakan-kebijakan alternatif

yang dibuat untuk memecahkan masalah.

c. Kelompok Portofolio Tiga: Mengembangkan Kebijakan Publik

Kelas. Kelompok ini bertanggung jawab untuk mengembangkan

dan menerangkan dengan tepat atas suatu kebijakan tertentu yang

disepakati dan didukung oleh seluruh kelas untuk memecahkan

masalah.

d. Kelompok Portofolio Empat: Mengembangkan suatu Rencana

Tindakan agar Pemerintah Bersedia Menerima Kebijakan Kelas.

Kelompok ini bertanggung jawab untuk mengembangkan suatu

rencana tindakan yang menunjukan bagaimana cara warganegara

dapat mempengaruhi pemerintah untuk menerima kebijakan yang

didukung oleh kelas.

3. Kriteria Penilaian Portofolio

Pada uraian di bawah nanti para siswa akan menemukan Checklist

Kriteria Portofolio yang akan membantu mengembangkan portofolio

terbaik. Gunakanlah checklist ini sebagai panduan pada saat

mengembangkan portofolio kelas. Selain beberapa kriteria yang tertera

dalam Checklist Kriteria Portofolio, para siswa juga dapat memperkirakan

efek atau pengaruh apakah yang mungkin ditimbulkan dalam melihat

keseluruhan portofolio kelas. Mereka juga pasti ingin agar portofolionya

menunjukkan suatu pemecahan masalah yang kreatif dan orisinal. Berhati-

hatilah dalam menyajikan informasi-informasi yang diperoleh.

Page 62: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

60 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah

Jika portofolio kelas diikutsertakan dalam suatu kompetisi dengan

kelas-kelas yang lain, maka para juri akan menilai portofolio kelas

berdasarkan Checklist Kriteria Portofolio yang telah dipelajari. Para juri

akan memberikan dua bagian penilaian secara terpisah yaitu penilaian atas

masing-masing bagian portofolio dan penilaian portofolio secara

keseluruhan (Budimansyah, 2002).

Gb. 27. Dewan juri akan memberikan penilaian terhadap penampilan setiap kelompok portofolio

Sumber: https://www.google.com/url?sa

a. Beberapa Petunjuk Bagi Kelompok Portofolio

Beberapa petunjuk di bawah ini memuat cakupan tugas-tugas

kelompok secara lebih terperinci. Meskipun masing-masing kelompok

sudah memiliki tugas-tugasnya sendiri, tetapi komunikasi antarkelompok

harus tetap dijalin untuk saling berbagi ide dan informasi. Masing-

masing kelompok harus selalu menginformasikan kemajuan

kegiatan portofolio mereka kepada teman-teman sekelas.

Kerjasama antar kelompok juga harus dilakukan sehingga kelas

dapat menghasilkan portofolio terbaiknya.

Masing-masing kelompok hendaknya bekerjasama dalam

memutuskan hal-hal yang berkaitan dengan bahan-bahan apa saja

yang akan dimasukkan dalam Bagian Tayangan dan Bagian

Page 63: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …61

Dokumentasi portofolio. Kerjasama ini selain akan menghindarkan

terjadinya penayangan informasi yang sama lebih dari satu kali, juga

akan menjamin ketepatan tayangan dan bukti-bukti penelitian yang

telah dilakukan (CCE, 1998; CICED, 2000).

CHECKLIST KRITERIA PORTOFOLIO

a. Kriteria bagi tiap-tiap bagian portofolio:

Kelengkapan

Apakah masing-masing bagian telah mencakup bahan-bahan

yang diuraikan di muka menurut tugas masing-masing

kelompok portofolio 1-4?

Apakah bahan-bahan yang sudah dimasukkan melebihi dari

yang diperlukan?

Kejelasan

Apakah portofoiio tersusun dengan rapi?

Apakah portofoiio tertulis dengan jelas dengan menggunakan

Bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai EYD (Ejaan

Yang Disempurnakan)?

Apakah hal-hal pokok dan argumen-argumen yang dimasukkan

adalah hal-hal dan argumen-argumen yang mudah dipahami?

Informasi

Apakah informasi akurat?

Apakah informasi sudah mencakup fakta utama dan konsep-

konsep penting? Apakah informasi-informasi yang dimasukkan

adalah informasi penting yang dapat mempermudah memahami

topik portofolio?

Hal-hal yang mendukung

Apakah para siswa telah memberikan contoh-contoh yang

dapat memperjelas atau mendukung hal-hal utama?

Grafis

Apakah grafis yang ditayangkan berkaitan erat dengan isi

bagian yang ditampilkan? Apakah grafis cukup memberikan

informasi? Apakah masing-masing grafis telah memiliki judul?

Apakah grafis dapat membantu orang lain memahami

tayangan portofoio kelas?

Page 64: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

62 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah

Dokumentasi

Apakah para siswa telah mendokumentasikan hal-hal

terpenting pada bagian portofolio?

Apakah kelas telah menggunakan sumber-sumber yang tepat,

terpercaya dan variatif ?

Pada saat mengutip atau menyadur pernyataan dari nara

sumber, apakah selalu menghargai mereka?

Apakah bagian portofolio dokumentasi berkaitan erat dengan

bagian portofolio tayangan?

Apakah para siswa telah memilih sumber informasi yang terbaik

dan terpenting?

Konstitusionalitas

Apakah Format Landasan Konstitusional telah dimasukkan?

Apakah para siswa telah menjelaskan mengapa kebijakan yang

diusulkan tidak bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945?

b. Kriteria keseluruhan portofolio

Persuasif

Apakah portofolio kelas dapat memberikan bukti yang cukup

bahwa masalah yang dipilih sebagai bahan kajian kelas itu

adalah masalah yang penting?

Apakah kebijakan yang diusulkan sudah mengarah langsung

pada pokok permasalahan?

Apakah portofolio kelas dapat memberikan penjelasan

tentang bagaimana cara kelas mendapatkan dukungan publik

atas kebijakan yang telah diusulkan?

Kegunaan

Apakah usulan kebijakan kelas itu praktis dan realistis?

Apakah rencana kerja kelas untuk memperoleh dukungan bagi

usulan kebijakan sudah bersifat realistis?

Koordinasi

Apakah tiap-tiap bagian dari keempat bagian portofolio

tayangan saling berkaitan satu sama lain tanpa adanya

pengulangan informasi?

Page 65: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …63

Apakah Bagian Dokumentasi portofolio kelas dapat

memberikan bukti-bukti yang mendukung Portofolio Bagian

Tayangan?

Refleksi

Apakah Bagian Refleksi dan Evaluasi pengembangan portofolio

kelas dapat menunjukkan bahwa para siswa telah

merenungkan semua pengalaman yang didapat?

Apakah para siswa telah menuliskan semua yang telah

dipelajarinya dari pengalaman pembuatan portofolio kelas?

Secara lebih terinci, spesifikasi dari masing-masing kelompok

portofolio (1-4) dapat diuraikan pada Bab 3.

E. Menyajikan Portofolio

Jika portofolio kelas sudah selesai, para siswa dapat

menyajikan hasil pekerjaannya dihadapan hadirin. Presentasi itu

atau yang dikenal pula dengan sebutan showcase dapat dilakukan

di hadapan dua sampai tiga orang juri yang mewakili perguruan

tinggi dan masyarakat. Dengan kegiatan ini para siswa akan

dibekali dengan pengalaman belajar bagaimana cara

mempresentasikan ide-ide dan pemikiran kepada orang lain, serta

bagaimana cara meyakinkan mereka terhadap langkah-langkah

yang siswa ambil (Budimansyah, 2017).

Page 66: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

64 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah

Gb. 28. Show-case portofolio klas di hadfapan dewan juri Sumber: https://www.google.com/url?sa

Empat tujuan dasar kegiatan presentasi portofolio (showcase)

ini antara lain adalah sebagai berikut (CCE, 1998; CICED, 2000).

a. Memberikan informasi kepada para hadirin tentang

pentingnya masalah yang diidentifikasi itu bagi masyarakat.

b. Menjelaskan dan memberikan penilaian atas kebijakan

alternatif kepada para hadirin, dengan tujuan agar mereka

dapat memahami keutungan dan kerugian dari masing-

masing kebijakan alternatif tersebut.

c. Mendiskusikan dengan para hadirin bahwa pilihan kebijakan

yang telah dipilih adalah kebijakan yang "paling baik"untuk

menangani permasalahan tersebut. Selain itu para siswa

juga harus bisa "membuat suatu argumen yang rasional"

untuk mendukung pemikiran mereka. Diskusi ini juga

bertujuan untuk meyakinkan para hadirin bahwa menurut

pemikiran dan dukungan kelas, kebijakan yang telah dipilih

tidak bertentangan dengan konstitusi.

Page 67: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …65

d. Menunjukkan bagaimana cara kelas dapat memperoleh

dukungan dari masyarakat, lembaga legislatif dan eksekutif,

lembaga pemerintahan/swasta lainnya atas kebijakan pilihan

kelas.

Masing-masing tujuan tersebut mewakili keempat kelompok

yang bertanggung jawab atas masing-masing Bagian Tayangan dan

masing-masing Bagian Dokumentasi portofolio kelas. Selama

presentasi, masing-masing kelompok akan bertanggung jawab

untuk mencapai tujuan yang tepat. Gunakanlah panduan di bawah

ini.

a. Presentasi Awal

Presentasi awal akan berlangsung pada empat menit

pertama. Pada empat menit pertama ini kelompok portofolio kelas

akan mempresentasikan informasi-informasi penting dari masing-

masing bagian portofolio.

a. Informasi yang disampaikan hendaknya sesuai dengan yang

tercantum pada Bagian Tayangan dan Bagian Dokumentasi.

Para siswa tidak boleh menyampaikan informasi dengan cara

membaca kata per kata yang tertulis dalam kedua bagian

tersebut.

b. Gunakanlah grafis yang ada dalam portofolio untuk

membantu menjelaskan dan menekankan suatu pokok

pikiran.

c. Hanya bahan-bahan yang dimasukkan dalam portofoliolah

yang dapat digunakan dalam presentasi lisan. Para siswa

tidak boleh menggunakan bahan-bahan tambahan lainnya

seperti video tape, slide, komputer, Over Head Projector (OHP), atau

poster-poster.

b. Forum Tanya Jawab

Enam menit berikutnya akan menjadi forum tanya-jawab

dimana dewan juri akan mengajukan beberapa pertanyaan

berdasarkan presentasi dan tampilan portofolio kelas.

Kemungkinan para juri akan meminta untuk:

Page 68: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

66 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah

a. Menjelaskan lebih jauh atau mengklarifikasi pokok-pokok

utama yang telah siswa kerjakan.

b. Memberikan contoh-contoh yang jelas tentang pokok-

pokok utama yang telah siswa selesaikan.

c. 3.Mempertahankan beberapa pernyataan dan/atau langkah

yang telah siswa ambil.

d. Menjawab pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan apa

yang telah siswa pelajari dari pengalaman membuat

portofolio kelas. Masalah-masalah apa yang telah siswa

hadapi? Hal-hal terpenting apakah yang siswa pelajari

dalam melakukan penelitian masalah kemasyarakatan?

Gb. 29 Portofolio bagian penayangan siap dipresentasikan di hadapan dewan juri Sumber: https://www.google.com/url?sa

c. Persiapan Presentasi

Para siswa boleh meminta bantuan ahli (nara sumber) yang

memiliki pengalaman dalam membuat presentasi bagi masyarakat

umum supaya dapat melatih bagaimana cara melakukan presentasi

kelompok. Akan sangat membantu jika para siswa bisa meminta

Page 69: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …67

bantuan dari pejabat pemerintahan setempat misalnya ketua

RT/RW, anggota-anggota organisasi kemasyarakatan misalnya ibu-ibu

PKK, Karang Taruna, atau anggota LSM lain yang memiliki

program kegiatan kewarganegaraan.

d. Panduan

Libatkanlah semua anggota kelompok agar ikut serta

berpartisipasi baik pada saat presentasi awal maupun pada saat forum

tanya-jawab. Presentasi ini tidak boleh didominasi oleh satu atau

dua orang siswa saja, melainkan haruslah memperlihatkan hasil

belajar bersama yang telah dilakukan ketika mempersiapkan

portofolio kelas.

Jangan membacakan portofolio kelas di hadapan para juri,

melainkan cobalah untuk memilih informasi dan argumen yang

penting-penting saja, dan sajikanlah portofolio kelas dalam bentuk

dialog. Para siswa hanya boleh menggunakan catatan kecil pada

saat melakukan presentasi awal, sedangkan pada saat

berlangsungnya forum tanya-jawab catatan kecil apapun tidak

boleh dipergunakan.

Jika presentasi awal kurang dari empat menit, maka sisa

waktu akan ditambahkan dalam forum tanya jawab. Masing-

masing kelompok disediakan waktu sepuluh menit untuk

mempresentasikan portofolio kelas. Selama presentasi para siswa

tidak boleh menggunakan bahan-bahan lain selain bahan-bahan

yang telah dimasukkan kedalam portofolio kelas.

e. Kriteria Penilaian

Jika kelas diikutsertakan dalam suatu kompetisi dimana

siswa dituntut untuk melakukan presentasi, maka presentasi itu

akan dinilai oleh dewan juri. Guru pembimbing akan menjelaskan

kriteria apa yang akan digunakan dewan juri dalam menilai

presentasi portofolio kelas.

Pada langkah kelima ini para siswa belajar

mengkomunikasikan gagasan kepada orang lain dan belajar

meyakinkan orang lain untuk menerima gagasan-gagasan tersebut.

Page 70: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

68 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah

Kegiatan ini memerlukan kemampuan berkomunikasi tingkat

tinggi, karena bukan saja harus menguasai substansi secara

komprehensif namun juga harus memahami psikologi massa,

teknik-teknik persuasi, kemampuan marketing, dan lain-lain.

Disamping itu bagi siswa yang memiliki potensi kecerdasan

linguistik, ajang show case ini merupakan pengalaman berharga

untuk mengasah bakat dan kemampuannya (Budimansyah, 2002).

F. Merefleksi Pengalaman Belajar

a. Tujuan

Merefleksikan pengalaman belajar atas segala sesuatu selalu

merupakan hal yang baik. Refleksi pengalaman belajar ini

merupakan salah satu cara untuk belajar, untuk menghindari agar

jangan sampai melakukan suatu kesalahan, dan untuk

meningkatkan kemampuan yang sudah siswa miliki.

Untuk memasuki tahap ini para siswa harus sudah

menyelesaikan portofolio kelas. Sebagai bagian tambahan, para

siswa dapat memasukkan Bagian Refleksi atau Evaluasi ini dalam

Map Bagian Dokumentasi. Bagian Refleksi ini hendaknya

menggambarkan secara singkat tentang:

Apa yang telah dipelajari oleh seorang siswa dan oleh teman

sekelasnya? Bagaimana caranya?

Cara apa yang akan siswa pakai jika mereka nantinya akan

mengembangkan portofolio yang lain? Masih sama dengan

cara yang telah mereka pakai atau akan berbeda?

Refleksi pengalaman ini hendaklah merupakan hasil kerja

sama antara teman-teman sekelas sama seperti kerjasama antara

mereka yang telah dilakukan selama membuat portofolio kelas.

Disamping itu para siswa juga harus merefleksikan pengalaman

belajarnya baik sebagai seorang pribadi maupun sebagai salah satu

anggota kelas. Guru-guru dan para sukarelawan yang telah

membantu para siswa mengembangkan portofolio, akan membantu

juga dalam merefleksikan pengalaman para siswa selama

melaksanakan kegiatan portofolio ini. Akan lebih baik lagi jika

bagian refleksi pengalaman belajar ini dibuat seusai presentasi

Page 71: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …69

portofolio di hadapan teman-teman sekelas, para guru, dewan juri,

pegawai pemerintahan, dan anggota masyarakat lainnya.

b. Kesimpulan

Jangan berhenti sampai di sini. Para siswa harus terus

melanjutkan mengembangkan ketrampilan dalam mempengaruhi

pemerintah dalam membuat kebijakan publik. Ketrampilan ini

penting sekali karena kemungkinan besar para siswa akan

menggunakannya setelah dewasa. Yang perlu diingat adalah bahwa

setiap kebijakan akan memerlukan revisi, dan setiap waktu akan

bermunculanlah masalah-masalah baru yang ada dalam masyarakat

yang tentunya akan memerlukan kebijakan baru. Membantu

membuat kebijakan publik dan ikut mengambil langkah-langkah

yang diperlukan merupakan tanggung jawab warganegara seumur

hidup dalam pemerintahan yang berdaulat.

Gb. 30 Merefleksi pengalaman belajar merupakan satu cara untuk menghindari kesalahan di masa depan

Sumber: https://www.google.com/url?sa

Page 72: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

70 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah

c. Panduan

Para siswa boleh menggunakan panduan di bawah ini

u n t u k merefleksikan pengalaman belajar.

1. Apa yang bisa saya pelajari dari hasil kebijakan

publik yang saya buat bersama teman-teman sekelas?

2. Apa yang dapat kami (sekelas) pelajari dari

kebijakan publik yang kami kembangkan dalam

sebuah portofolio?

3. Kctrampilan apa yang dapat saya pelajari dan saya

tingkatkan melalui kegiatan portofolio ini?

4. Ketrampilan apa yang dapat kami pelajari dan kami

tingkatkan melalui kegiatan portofolio ini?

5. Apa keuntungan melakukan suatu kegiatan

bersama-sama dalam satu tim?

6. Kegiatan apa yang telah saya laksanakan dengan

baik?

7. Kegiatan apa yang telah kami laksanakan dengan

baik?

8. Bagaimana cara saya untuk meningkatkan

ketrampilan memecahkan suatu permasalahan (problem

solving ?

9. Bagaimana cara kami (sekelas) untuk meningkatkan

ketrampilan memecahkan suatu permasalahan (problem

solving ?

10. Cara apa yang akan kami (sekelas) pakai jika nantinya

kami akan mengembangkan portofolio mengenai

kebijakan publik yang lain? Masih sama dengan cara

yang pernah dipakai atau akan berbeda?

Page 73: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …71

BAB 3

SPESIFIKASI PORTOFOLIO

Page 74: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

72 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah

Page 75: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …73

A. Kelompok Portofolio Satu: Menjelaskan Masalah

Kelompok ini bertanggung jawab untuk menjelaskan

permasalahan yang tercantum pada tampilan pertama dalam

Bagian Tayangan dan Bagian Dokumentasi portofolio kelas.

1. Bagian Tayangan Portofolio : Bagian satu

Bagian ini hendaknya mencakup hal-hal berikut:

a. Rangkuman masalah secara tertulis.

1) Tinjau ulang bahan-bahan yang telah dikumpulkan oleh tim

peneliti. Jelaskanlah masalah yang telah dikaji tersebut dalam

dua halaman ketikan berspasi rangkap. Rangkumlah apa yang

telah siswa pelajari sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan

berikut:

2) Seberapa seriuskah masalah tersebut dalam masyarakat?

3) Seberapa luaskah penyebaran masalah tersebut di negara kita?

4) Mengapa masalah ini harus ditangani oleh pemerintah?

Haruskah warga masyarakat lain juga ikut bertanggung jawab

untuk menangani masalah tersebut? Mengapa?

5) Manakah dari hal-hal berikut ini yang dianggap benar?

Tidak ada undang-undang yang dapat digunakan untuk

menangani masalah itu.

Undang-undang untuk menangani masalah ini tidak

cukup memadai.

Undang-undang untuk menangani masalah ini

sudah cukup memadai namun tidak

diselenggarakan dengan baik.

6). Adakah perbedaan pendapat yang terjadi dalam

masyarakat berkaitan dengan masalah tersebut?

Sebutkan!

7). Siapakah (individu, kelompok atau organisasi) yang

memerhatikan masalah tersebut?

Mengapa mereka tertarik dengan masalah tersebut?

Langkah-langkah apakah yang mereka ambil?

Page 76: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

74 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah

Apakah keuntungan dan kerugian dari pengambilan

langkah-langkah tersebut?

Bagaimana cara mereka mempengaruhi pemerintah

agar menerima pandangan mereka?

8). Pada tingkat dan/atau lembaga pemerintahan manakah yang

bertanggung jawab menangani masalah tersebut? Apa yang

mereka lakukan untuk menangani masalah tersebut?

b. Presentasi masalah dengan grafis. Penyajian ini dapat meliputi

peta, grafis, foto-foto, kartun-kartun politik, topik-topik utama surat

kabar, tabel statistik, dan ilustrasi lainnya. Ilustrasi tersebut dapat

diambil dari media cetak atau merupakan buatan sendiri.

Setiap ilustrasi hendaknya diberi judul.

c. Identifikasi Sumber Informasi. Ketiklah sumber-sumber

informasi yang telah digunakan sebanyak satu halaman

berspasi rangkap.

2. Bagian Dokumentasi Portofolio: Bagian satu

Pada bagian pertama dalam map dokumentasi portofolio

kelas, masukkanlah semua informasi terbaik dan terpenting yang

telah dikumpulkan dan digunakan dalam pengujian dan penelitian

masalah. Misalnya, para siswa dapat memasukkan bahan-bahan

penting dari :

kliping surat kabar dan majalah,

laporan tertulis dari wawancara dengan anggota masyarakat,

laporan tertulis dari ulasan radio dan televisi tentang

masalah tersebut,

keterangan-keterangan dari organisasi kemasyarakatan,

organisasi pemerintahan atau swasta,

kutipan-kutipan dari lembaga publikasi pemerintahan.

Isi dari Bagian Dokumentasi terdiri atas halaman judul untuk

masing-masing laporan dan dokumentasi, bahan-bahan

dokumentasi dan laporan itu sendiri, dan satu halaman rangkuman

(abstraksi) dokumentasi baik yang diambil dari bahan dokumentasi

itu sendiri maupun dokumentasi yang ditulis oleh kelompok.

Page 77: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …75

Rincilah keseluruhan bahan-bahan dokumentasi maupun laporan-

laporan tersebut dalam Daftar Isi bagian kesatu ini.

B. Kelompok Portofolio Dua: Mengkaji Kebijakan

Alternatif untuk Menangani Masalah

Kelompok ini bertanggung jawab untuk menjelaskan masalah

dan memberikan penilaian atas kebijakan yang digunakan saat ini atau

kebijakan yang sedang/telah disusun untuk menangani masalah yang

menjadi kajian kelas. Temuan kelompok akan disajikan pada-tampilan

kedua dalam Bagian Tayangan dan Bagian Dokumentasi portofolio

kelas.

1. Bagian tayangan portofolio: Bagian dua

Bagian ini hendaknya mencakup hal- hal berikut:

a. Rangkuman tertulis tentang kebijakan alternatif. Pilih dua

atau tiga kebijakan yang diusulkan secara perorangan atau

kelompok (atau siswa juga dapat memasukkan kebijakan-

kebijakan yang sudah ada saat ini). Untuk setiap kebijakan yang

dipilih, ketiklah rangkuman dari jawaban pertanyaan-pertanyan

berikut ini dalam dua spasi.

1). Kebijakan apa sajakah yang diusulkan secara perorangan atau

kelompok?

2). Apakah keuntungan atau kerugian dari kebijakan tersebut?

b. Presentasi grafis kebijakan. Penyajian ini dapat berupa peta, grafik,

foto-foto, lukisan, gambar, kartun politik, topik-topik utama surat

kabar, tabel statistik, dan ilustrasi lainnya yang berkaitan dengan

kebijakan yang diusulkan. Ilustrasi-ilustrasi dapat diambil dari

media cetak atau dapat juga merupakan hasil buatan siswa sendiri.

Berilah judul pada setiap ilustrasi.

c. Identifikasi Sumber informasi. Tuliskanlah berbagai sumber

informasi yang telah digunakan untuk mengumpulkan

informasi.

Page 78: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

76 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah

Gb. 31. Bagian tayangan portofolio Sumber: https://www.google.com/url?sa

2. Bagian Dokumentasi Portofolio: Bagian dua

Masukkan informasi terbaik yang telah dikumpulkan dan

digunakan dalam pengujian dan penilaian kebijakan-kebijakan yang ada

saat ini, serta kebijakan-kebijakan alternatif yang digunakan untuk

menangani masalah yang akan menjadi kajian kelas pada bagian kedua

map dokumentasi. Misalnya, para siswa dapat memasukkan pilihan

dokumentasi dari:

kliping surat kabar dan majalah;

laporan tertulis dari wawancara dengan anggota masyarakat;

laporan tertulis dari ulasan radio dan televisi tentang masalah

tersebut

keterangan dari pemerintah, organisasi kemasyarakatan, organisasi

pemerintahan / swasta;

kutipan-kutipan dari lembaga publikasi pemerintahan.

Isi dari Bagian Dokumentasi terdiri atas halaman judul untuk

masing-masing laporan dan dokumentasi, bahan-bahan dokumentasi

dan laporan itu sendiri, dan satu halaman rangkuman (abstraksi)

Page 79: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …77

dokumentasi baik yang diambil dari bahan dokumentasi itu sendiri

maupun dokumentasi yang ditulis oleh kelompok. Rincilah

keseluruhan bahan-bahan dokumentasi maupun laporan-laporan

tersebut dalam Daftar Isi bagian kedua ini.

C. Kelompok Portofolio Tiga: Mengusulkan Kebijakan

Alternatif untuk Menangani Masalah

Kelompok ini bertanggung jawab untuk mengusulkan

kebijakan publik yang dapat digunakan untuk menangani masalah

yang menjadi kajian kelas. Kebijakan yang dipilih haruslah merupakan

kebijakan yang nantinya dapat disetujui oleh mayoritas anggota

kelas. Kebijakan tersebut harus pula menjadi kebijakan yang tidak

bertentangan dengan UUD 1945. Format Landasan Konstitusional dapat

digunakan untuk membantu siswa meyakinkan orang lain bahwa

kebijakan yang diusulkan tidak bertentangan dengan UUD 1945.

Kalau kebijakan alternatif sudah memenuhi persyaratan di atas,

maka kelas dapat memilih untuk:

mendukung salah satu kebijakan alternatif yang telah

diidentifikasi oleh kelompok portofolio dua,

memodifikasi salah satu kebijakan, atau

mengembangkan kebijakan kelompok sendiri.

1. Bagian Tayangan Portofolio: Bagian tiga

Bagian ini hendaknya mencakup

hal-hal berikut:

a. Penjelasan dan jastifikasi tertulis atas kebijakan yang

diusulkan. Kelompok ini hendaknya menjelaskan alasan memilih

dan mendukung kebijakan untuk ditayangkan dalam portofolio

kelas. Dalam dua halaman yang diketik dua spasi,

deskripsikanlah:

1) Kebijakan yang diyakini akan dapat menangani masalah;

2) Keuntungan dan kerugian dari kebijakan tersebut;

3) Menurut kelas, mengapa kebijakan tersebut tidak

bertentangan dengan UUD 1945. Gunakan Format Landasan

Konstitusional untuk mencatat jawaban atas pertanyaan di

Page 80: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

78 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah

atas. Lengkapilah format tesebut dan sertakanlah dalam

Bagian Dokumentasi portofolio. Para siswa harus bekerja

sama dengan seluruh anggota kelas dalam usaha

melengkapi bagian dokumentasi portofolio ini.

4) Badan dan tingkat pemerintahan manakah yang harus

bertanggung jawab untuk menyelenggarakan kebijakan

yang diajukan? Mengapa?

b. Presentasi grafis kebijakan yang diusulkan. Penyajian ini dapat

berupa peta, grafik, foto-foto, lukisan, gambar, kartun politik,

topik-topik utama surat kabar, tabel statistik, dan ilustrasi

lainnya yang berkaitan dengan kebijakan yang diusulkan

untuk digunakan dalam memecahkan permasalahan yang

menjadi bahan kajian kelas. Ilustrasi dapat diambil dari media

cetak atau bisa juga ilustrasi hasil karya siswa sendiri. Setiap

ilustrasi hendaknya diberi judul.

c. Identifikasi sumber informasi. Ketiklah sumber-sumber

informasi yang telah digunakan untuk mengumpulkan

informasi.

2. Bagian dokumentasi Portofolio: Bagian tiga

Dalam bagian tiga ini, masukkanlah bahan-bahan yang

merupakan informasi terbaik yang telah siswa kumpulkan dan

digunakan baik dalam pengujian dan penilaian kebijakan yang

sudah ada maupun dalam pengujian dan penilaian kebijakan

alternatif lainnya yang akan digunakan untuk menangani masalah

kajian kelas. Pilihan bahan dokumentasi bisa dipilih dari:

kliping surat kabar dan majalah;

laporan tertulis dari wawancara dengan anggota

masyarakat;

laporan tertulis dari ulasan radio dan televisi tentang masalah

tersebut;

keterangan dari pemerintah, organisasi kemasyarakatan,

organisasi pemerintahan/swasta;

kutipan-kutipan publikasi pemerintahan.

Page 81: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …79

Isi dari Bagian Dokumentasi terdiri atas halaman judul untuk

masing-masing laporan dan dokumentasi, bahan-bahan

dokumentasi dan laporan itu sendiri, dan satu halaman rangkuman

(abstrak) dokumentasi baik yang diambil dari bahan dokumentasi itu

sendiri maupun dokumentasi yang ditulis oleh kelompok. Rincilah

keseluruhan bahan-bahan dokumentasi maupun laporan-laporan

tersebut dalam Daftar Isi bagian ketiga ini.

Gb. 32 Portofolio adalah koleksi peng alaman belajar peserta didik Sumber: https://www.google.com/url?sa

3. Format Landasan Konstitusional

UUD 1945 dan perundangan-undangan lainnya memuat hal-

hal yang berkenaan dengan tanggung jawab pemerintah dalam

melindungi warganya. Kapan pun kita menyarankan pemerintah

agar dapat menerima kebijakan atau membuat undang-

undang/peraturan perundang-undangan yang kita usulkan yang

digunakan dalam memecahkan suatu masalah, namun tidak boleh

menyarankan pemerintahan untuk membuat kebijakan yang

bertentangan dengan UUD 1945 dan perundangan-undangan

lainnya. Setiap warganegara memiliki hak dan tanggung jawab

untuk mengawasi apakah kebijakan dan UU yang berlaku telah

bertentangan dengan batas-batas konstitusional pemerintahan

atau tidak.

Page 82: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

80 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah

Cheklist di bawah ini menguraikan beberapa batasan penting

yang ditetapkan oleh negara untuk melindungi hak-hak

warganegara. Gunakan cheklist tersebut pada saat siswa

mengembangkan sebuah kebijakan. Para siswa harus yakin bahwa

kebijakan yang diusulkan tidak bertentangan dengan batas-batas

yang ditetapkan konstitusi.

Seluruh anggota kelas harus memperhatikan/

mempertimbangkan Format Landasan Konstitusional ini. Hasil

pertimbangan ini harus dimasukkan pada bagian ketiga dalam Bagian

Dokumentasi portofolio kelas.

Checklist

1. Pemerintah tidak diperkenankan melakukan perbuatan yang

melanggar hak-hak asasi manusia. Kebijakan yang diusulkan

(bertentangan/tidak bertentangan) dengan batasan kekuasaan

pemerintah. Jelaskan alasannya.

2. Pemerintah tidak diperkenankan dengan tidak adil dan tidak

jujur, membatasi hak seseorang untuk mengungkapkan

pandapatnya baik lisan maupun tulisan, atau dengan cara-

cara lainnya. Kebijakan yang diusulkan (bertentangan/tidak

bertentangan) dengan batasan kekuasaan pemerintah. Jelaskan

alasannya.

3. Pemerintah tidak diperkenankan mencabut kehidupan,

kebebasan, atau harta milik seseorang tanpa melalui

pengadilan yang adil dan jujur. Kebijakan yang diusulkan

(bertentangan/ tidak bertentangan) dengan batasan

kekuasaan pemerintah. Jelaskan alasannya.

4. Pemenntah tidak diperkenankan membuat aturan hukum yang

tidak rasional dan bersifat diskriminatif, serta

mengelompokkannya berdasarkan ras, agama, dan etnis

tertentu. Kebijakan yang diusulkan (bertentangan/ tidak

bertentangan) dengan batasan kekuasaan pemerintah.

Jelaskan alasannya.

Page 83: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …81

D. Kelompok Portofolio Empat: Mengembangkan Rencana

Kerja

Kelompok ini bertanggung jawab untuk mengembangkan

sebuah rencana kerja (antion plan). Rencana ini harus mencakup

langkah-langkah yang mungkin dapat diambil sebagai cara untuk

membuat pemerintah menerima dan melaksanakan kebijakan yang

diusulkan. Seluruh anggota kelas harus terlibat dalam

mengembangkan rencana kerja ini. Meskipun demikian, tanggung

jawab untuk memberikan penjelasan atas rencana kerja beserta

bagian dokumentasinya tetap dilaksanakan oleh kelompok ernpat

ini.

1. Bagian Tayangan Portofolio: Bagian empat

Bagian ini hendaknya mencakup hal-hal sebagai berikut:

a. Penjelasan tertulis tentang bagaimana cara kelas mengajak

masyarakat baik perorangan maupun kelompok untuk

mendukung rencana kerja yang diusulkan. Ketiklah gambaran

pokok-pokok rencana kerja itu dalam satu halaman berspasi

rangkap. Para siswa harus yakin bahwa kelas telah:

1) Mengidentifikasi orang-orang atau kelompok-kelompok

yang cukup berpengaruh dalam masyarakat yang mungkin

bersedia memberikan dukungan atas kebijakan yang

diusulkan. Gambarkan secara singkat bagaimana cara siswa

memperoleh dukungan mereka.

2) Mengidentifikasi kelompok-kelompok masyarakat yang

mungkin menentang kebijakan yang telah diusulkan. Jelaskan

bagaimana cara meyakinkan mereka agar bersedia

memberikan dukungannya.

b. Penjelasan tertulis tentang bagaimana cara kelas mendapatkan

dukungan dari pemerintah atas kebijakan yang diusulkan.

Ketiklah dalam satu halaman berspasi rangkap mengenai

gambaran pokok-pokok rencana kelas. Para siswa harus yakin

bahwa mereka telah melakukan hal-hal berikut.

1) Mengidentifikasi pejabat dan/atau badan-badan pemerintah

yang cukup berpengaruh yang mungkin bersedia

Page 84: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

82 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah

mendukung kebijakan yang diusulkan. Gambarkan secara

singkat bagaimana cara memperoleh dukungan mereka.

2) Mengidentifikasi pejabat-pejabat dan/atau badan-badan

pemerintahan yang mungkin akan menentang kebijakan

yang diusulkan. Jelaskan bagaimana cara meyakinkan mereka

agar bersedia memberikan dukungannya.

c. Presentasi grafis rencana kerja. Penyajian ini dapat berupa peta,

grafik, foto-foto, gambar, kartun politik, topik-topik utama surat

kabar, dan ilustrasi lainnya dari berbagai sumber atau yang

merupakan hasil karya siswa sendiri. Tiap-tiap ilustrasi harus

diberi judul.

d. Identifikasi sumber informasi. Ketiklah dalam satu atau dua

halaman berspasi rangkap yang berisi identifikasi sumber-

sumber informasi yang digunakan dalam mengumpulkan

informasi.

2. Bagian Dokumentasi Portofolio: Bagian empat

Masukkan informasi-informasi terbaik yang telah dikumpulkan

dan telah digunakan dalam pengembangan rencana kerja dalam

tampilan keempat pada map dokumentasi portofolio kelas.

Beberapa pilihan dokumentasi misalnya dari:

pernyataan-pernyataan perseorangan atau kelompok-

kelompok yang cukup berpengaruh;

pernyataan-pernyataan dari para pejabat pemerintahan

yang berpengaruh;

kliping surat kabar atau majalah;

laporan tertulis dari wawancara dengan anggota

masyarakat;

laporan tertulis dari ulasan radio dan televisi tentang masalah

tersebut;

keterangan dari pemerintah, organisasi kemasyarakatan,

organisasi pemerintahan/ swasta;

kutipan-kutipan publikasi pemerintahan.

Page 85: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …83

Isi dari Bagian Dokumentasi terdiri atas halaman judul untuk

masing-masing laporan dan dokumentasi, bahan-bahan

dokumentasi dan laporan itu sendiri, dan satu halaman rangkuman

dokumentasi baik yang diambil dari bahan dokumentasi itu sendiri

maupun dokumentasi yang ditulis oleh kelompok. Rincilah

keseluruhan bahan-bahan dokumentasi maupun laporan-laporan

tersebut dalam Daftar Isi bagian ke empat ini.

Kegiatan pada langkah keempat memberikan banyak

pengalaman belajar kepada para siswa di antaranya dan yang paling

menonjol adalah mengasah kemampuan bekerja dalam tim.

Pengalaman belajar ini diperoleh pada saat mereka mengembangkan

portofolio kelas. Portofolio kelas harus dibuat oleh satu tim kerja

yang solid yang dipimpin oleh ketua kelas, dibantu oleh ketua

kelompok masing-masing (empat bagian portofolio, berarti empat

ketua kelompok) dan juru penghubung. Juru penghubung bertugas

menghubungkan jalan pikiran antarkelompok agar terdapat benang

merah yang jelas antara masalah yang diangkat oleh kelompok

portofolio satu dengan kebijakan-kebijakan alternatif untuk

menangani masalah yang dikerjakan kelompok portofolio dua

dengan kabijakan publik kelas yang dikerjakan kelompok portofolio

tiga dan denan rencana kerja (action plan) yang disiapkan kelompok

portofolio empat. Tanpa adanya kemampuan bekerja dalam tim,

portofolio kelas tidak akan memiliki keutuhan dan keterpaduan.

Kemampuan bekerja dalam tim ini juga merupakan suatu kecakapan

yang diperlukan oleh warganegara yang berkarakter.

Page 86: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

84 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah

Page 87: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …85

DAFTAR PUSTAKA

Al-Aydarus, H.S.M. (2013). Refleksi Pembangunan Karakter Bangsa

dalam Perspektif Islam. dalam Refleksi Pembangunan Karakter

Bangsa, Budimansyah (eds), Bandung: Program Studi

Pendidikan Umum SPs UPI.

Budimansyah, D. (2002). Model Pembelajaran dan Penilaian Berbasis

Portofolio. Bandung: PT Genesindo.

Budimansyah, D. (2007). Pendidikan Demokrasi Sebagai Konteks

Civic Education di Negara-negara Berkembang. Acta Civicus,

Vol.1 No.1, hlm.11-26.

Budimansyah, D. (2008). Revitalisasi Pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan Melalui Praktik Belajar Kewarganegaraan

(Project Citizen). Acta Civicus, Vol.1 No.2, hlm.179-198.

Budimansyah, D. (2009). Inovasi Pembelajaran Project Citizen. Bandung:

Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, SPs UPI.

Budimansyah, D. (2010). Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan Untuk

Membangun Karakter Bangsa, Bandung: Widya Aksara Press.

Budimansyah, D. (2017). Perancangan Pembelajaran Berbasis Karakter,

Bandung: Widya Aksara Press.

Budimansyah, D. (2018). Proyek Belajar Karakter, Bandung: Widya

Aksara Press.

Budimansyah, D. (ed). (2006). Pendidikan Nilai-Moral dalam Dimensi

Pendidikan Kewarganegaraan, Bandung: Laboratorium PKn UPI.

Budimansyah, D., Prihatin, E. & Agustin, M. (2015). Pemetaan

Karakteristik dan Kinerja Kepemimpinan Kepala Sekolah (Cross

Sectional Survey di Indonesia). Laporan hasil Penelitian Unggulan

Perguruan Tinggi.

Budimansyah, D., Ruyadi, Y., & Rusmana, N. (2010). Model Pendidikan

Karakter Di Perguruan Tinggi: Penguatan PKN, Layanan Bimbingan

Konseling dan KKN Tematik di Universitas Pendidikan Indonesia.

Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Page 88: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

86 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah

Budimansyah, D., Suharto, N. & Nurulpaik, I. (2017). Promoting

Advance School Leadership to Enhance Quality of Instruction

and Student Character as Authentic Learner. Paper, presented

at Singapore International Science Teacher Conference, 2017.

Budimansyah, D., Suharto, N., & Nurulpaik, I. (2016). Pemetaan

Karakteristik dan Kinerja Kepemimponan Kepala Sekolah

((Peningkatan Kapasitas Kepala Sekolah Untuk Pengembangan

Sekolah Sebagai Institusi Karakter). Laporan hasil Penelitian

Unggulan Perguruan Tinggi.

Budimnsyah, D. & Suryadi, K. (2008). PKN dan Masyarakat

Multikultural. Bandung: Program Studi Pendidikan

Kewarganegaraan SPs UPI.

CCE (1998). We the People : Project Citizen, Teacher’s Guide. Calabasas :

CCE

Christensen, C.M. & Erying, H.J. (2011). The Innovative University:

Changing the DNA of Higher Education,Washington, DC: John

Willey & Sons.

Christensen, C.M., Horn, M.B., Caldera, L. & Soares, L. (2011).

Disrupting College: How Disruptive Innovation Can Deliver Quality

and Affordability to Postsecondary Education, NY: Innosight

Institute, Centre for American Progress.

Christensen, C.M., Raynor, M. & McDonald, R. (2015). What Is

Disruptive Innovation?, Harvard Bussiness Review, December

2015.

CICED (2000). Panduan "Proyek Kewarganegaraan....Kami Bangsa

Indonesia", Bandung.

Dewey, J. 2004. Democracy And Education, An Introduction To The

Philosophy Of Education. Delhi:Aakar Book.

Oey-Gardiner, M., Rahayu, S.I., Abdullah, M.A., Effendi, S., Darma,

Y., Dartato, T. & Aruan, C.D. (2017). Era Disrupsi Peluang dan

Tantangan Pendidikan Tinggi Indonesia, Jakarta: AIPI.

Suryadi, A. (2013). Aspek Kebijakan dalam Pendidikan Karakter.

dalam Refleksi Pembangunan Karakter Bangsa, Budimansyah

(eds), Bandung: Program Studi Pendidikan Umum SPs UPI.

Page 89: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …87

Winataputra, U.S. (2012). Pendidikan Kewarganegaraan dalam Perspektif

Pendidikan untuk Mencerdaskan Kehidupan Bangsa: Gagasan,

Instrumentasi, dan Praksis. Bandung: Widya Aksara Press.

Winataputra, U.S. (2015). Pendidikan Kewarganegaraan: Refleksi Historis-

Epistimologis dan Rekonstruksi untuk Masa Depan. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Winataputra, U.S. & Budimansyah, D. (2012). Pendidikan

Kewarganegaraan dalam Perspektif Internasional: Konteks, Teori, dan

Profil Pembelajaran. Bandung: Widya Aksara Press.

Page 90: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

88 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah

Page 91: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …89

BIODATA TIM PENULIS

Prof. Dr. Dasim Budimansyah, S.Pd., M.Si.

adalah Guru Besar bidang Sosiologi

Kewarganegaraan Universitas Pendidikan

Indonesia. Pendidikan jenjang S1 diselesaikan di

IKIP Bandung (1987) dalam bidang Pendidikan

Kewarganegaraan. Jenjang S2 diselesaikan di

Universitas Padjadjaran (1994) dalam bidang

Sosiologi dan Antropologi. Jenjang S3

diselesaikan di Universitas Padjadjaran (2001) dalam bidang

Sosiologi. Pelatihan luar negeri yang pernah diikuti (1) Australia

Awards Felloship On Qality Assurance on Higher Education di

Flinders University, Australia (2014); (2) Australian Leadership

Awards Fellowship on Inclusive Education di Flinders University,

Australia (2011); (3) Advanced Study and Training Program On

Pedagogy and Chinese Teaching Materials di Beijing Language and

Cultural University, China (2011). Pernah menjadi Ketua Program

Magister dan Doktor Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education)

Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (2006-2010);

Ketua Program Magister dan Doktor Pendidikan Umum (General

Education) Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

(2010-2014). Sejak 2015 menjadi Deputy Director Australian Studies

Centre Universitas Pendidikan Indonesia; anggota Dewan Riset

Daerah (DRD) Provinsi Jawa Barat (2015-2017). Buku-buku karya

penulis yang sudah terbit diantaranya: (1) Promoting Global

Citizenship Education, Multicultural Education, And Civic Education

To A Peaceful Asian Community, Book Chapter in Establishment of

Asian Community Through Education--One Asia Convention Nagoya

2017. (2) Perancangan Pembelajaran Berbasis Karakter (Edisi Revisi),

Widya Aksara Press, 2018. (3) Proyek Belajar Karakter, Widya Aksara

Press, 2017. (4) Pembelajaran Otentik, Widya Aksara Press, 2017. (5)

Teori Sosial dan Kewarganegaraan, Widya Aksara Press, 2016; (6)

Page 92: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

90 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah

Modul Inklusi Kesadaran Pajak, Ditjen Pajak Kemenkeu RI, 2015; (7)

Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi, Ditjen Dikti

Kemdikbud, 2014; (8) Refleksi Pembangunan Karakter Bangsa:

Ditinjau dari Perspektif Pendidikan, Islam, Nilai, Analisis Kebijakan,

4 Pilar Kebangsaan, dan Praktik di Sekolah (Editor), Widya Aksara

Press, 2013; (9) UPI Rumah Kita: Panduan Pendidikan Karakter bagi

Mahasiswa (Anggota Tim Penulis), UPI Press, 2013; (10) Perancangan

Pembelajaran Berbasis Karakter, Widya Aksara Press, 2012; (11)

Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Perspektif Internasional, Widya

Aksara Press, 2012; (12) Pendidikan Karakter: Nilai Inti Bagi Upaya

Pembinaan Kepribadian Bangsa (Editor), Widya Asara Press, 2012;

(13) Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Membangun

Karakter Bangsa, Widya Aksara Press, 2012; (14) Membangun

Karakter Bangsa di Tengah Arus Globalisasi dan Gerakan

Demokratisasi: Merevitalisasi Peran Pendidikan Kewarganegaraan,

bab dalam Prosiding, 2012; (15) Model Pendidikan Karakter di

Perguruan Tinggi: Pengalaman Universitas Pendidikan Indonesia,

UPI Press, 2011; (16) Masyarakat Kampung Naga: Antara Tradisi dan

Perubahan, 2010; (17) Paradigma Pembangunan Pendidikan Nasional:

Konsep, Teori, dan Aplikasi, Widya Aksara Press, 2009; (18) Inovasi

Pembelajaran Project Citizen, UPI Press, 2008.

Page 93: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …91

Dr. Nugraha Suharto., S.Sos., M.Pd., adalah staf pengajar (Dosen) pada Departemen Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. Lahir di Bandung pada tanggal 18 Juni 1967. Riwayat Pendidikan; Tahun 1980 menyelesaikan SD di SD Negeri Pelesiran Bandung; Tahun 1983 menyelesaikan SMP di SMP Negeri 15 Bandung; Tahun 1986 menyelesaikan SMA di SMA Negeri 8 Bandung;

Tahun 1993 menyelesaikan Sarjana (S1) pada jurusan Sosiologi FISIP Universitas Hasanuddin Di Makasar; Tahun 2000 menyelesaikan Magister Pendidikan (S2) di Pascasarjana UPI di Bandung; Dan menyelesaikan Program Doktor (S3) bidang Administrasi Pendidikan pada Tahun 2011 pada Sekolah Pascasarjana UPI di Bandung. Pengalaman lain yang pernah diikuti sesuai dengan bidang keahlian diantaranya pernah dilibatkan dalam kegiatan: 1) Analisis Kebijakan Pengembangan Model DESA CERDA di Propinsi Jawa Barat; Juni-2007-April 2008. 2) Evaluasi dan Strategi Pembiayaan Pendidikan Kota Bandung; Juni – Oktober 2007. 4) Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2025; Juni – November 2007. 5) Analisis Kebijakan Pemensiunan dan Pemberhentian PNSD Pemda Provinsi Jawa Barat; Oktober – November 2007. 5) Analisis kebijakan Penyusunan Grand Design Penataan PNSD Pemda Provinsi Jawa Barat; Mei – Juni 2007. 6) Analisis Biaya Satuan Pendidikan di Madrasah; April – Desember 2005. 7) Penelitian Efektivitas Guru Bantu Kabupaten Bekasi; Agustus 2006. 8) Pendidikan Dasar Satu Atap di Jawa Barat September 2005. 9) Evaluasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di Jawa Barat; Juli-Agustus 2005. 10) Research Data Kegiatan MGMP di Propinsi Jawa Timur; September 2004. 11) Penyusunan soal Tes Kompetensi Kepala Sekolah SLB Tingkat Nasional; Agustus 2004. 12) Penysusunan soal Tes Kompetensi Guru SMP Tingkat Nasional; Juli 2004. 13) Studi Implementasi Penuntasan Wajib Belajar 9 Tahun di Jawa Barat; Juli-Agustus 2003. 14) Anggota Satuan Audit (SAI) – UPI ; Tahun 2011 – 2018. 15) Tutor pada Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)-Universitas Terbuka; Tahun 2006 sampai sekarang. 16) Tutor pada Program Pasca Sarjana Universitas Terbuka; Tahun 2016 sampai sekarang.

Page 94: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu

92 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah

Iik Nurulpaik, S.Pd., M.Pd., MAP, Pendidikan

Sarjana dan Magister dalam bidang

Administrasi Pendidikan (Kebijakan dan

Perencanaan Pendidikan) di tempuh

Universitas Pendidikan Indonesia. Magister

kedua dalam bidang Administrasi Publik

(Kebijakan Publik) ditempuh di STIA LAN-RI,

Bandung. Pada tahun 2014, atas dukungan

program the New Colombo Plan memperoleh Australia Awards

Fellowship dari pemerintah Australia mengikuti Short Course di

Flinders University Australia, dalam bidang Kepemimpinan dan

Kebijakan Pendidikan, Sistem Pendidikan Tinggi, Pendidikan Guru,

Sistem Pendidikan Australia, Pendidikan Internasional. Beberapa

universitas/lembaga riset yang pernah dikunjungi untuk studi

banding antara lain Universitas Adelaide, Universitas Melbourne,

Universitas New-South Wales, Australia Centre for Education Research

(ACER) di Melbourne-Australia, Australia Vocational Education Centre

di Adelaide - Australia, juga Parlement Australia. Mengikuti forum

internasional di beberapa unversitas di ASEAN, Universitas

Pendidikan Sultan Idris (UPSI) di Malayasia, University Kebangsaan

Malayasia (UKM), University of Malaya (UM), Chulolangkorn

University (Thailand). Keminatan akademik/keilmuan: Kebijakan

Pendidikan, Pendidikan dan Pembangunan, Evaluasi Program

Pendidikan, Komparasi Sistem Pendidikan, Ilmu Politik,

Administrasi Publik, Pemerintahan, Kepemimpinan, Manajemen,

Sejarah, Kebudayaan, Filsafat, Kearifan Lokal. Terlibat aktif dalam

program penelitian dan pengabdian masyarakat, mengikuti berbagai

seminar pendidikan, diskusi politik-pemerintahan-kebangsaan.

Untuk menjalin komunikasi dapat dihubungi di WA: 081321635538,

Email: [email protected] atau [email protected].

Page 95: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu
Page 96: PROYEK BELAJAR KARAKTER - pu.sps.upi.edu