Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PROYEK BELAJAR KARAKTER UNTUK MENGEMBANGKAN LITERASI BARU
ABAD 21
Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah
Prof. Dr. Dasim Budimansyah, S.Pd., M.Si.
Dr. Nugraha Suharto, S.Sos., M.Pd.
Iik Nurulpaik, S.Pd., M.Pd.
PROYEK BELAJAR KARAKTER UNTUK MENGEMBANGKAN LITERASI BARU ABAD 21
@ Prof. Dr. Dasim Budimansyah, S.Pd., M.Si., Dr. Nugraha Suharto, S.Sos., M.Pd., dan Iik Nurulpaik, S.Pd., M.Pd.
Hak cipta dilindungi undang-undang ada pada Penulis. Hak penerbitan ada pada Penerbit Penerbit GAPURA PRESS Jl. Gegerkalong Girang Baru No. 15 Bandung Telp. 081220099410 E-mail: [email protected] Cetakan pertama, Oktober 2019 Ukuran 16 x 24 cm : 100 halaman ISBN : Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta Pasal 72: 1. Barangsiapa dengan sengaja atau tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000 (lima milyar rupiah).
2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …3
PRAKATA
Kehidupan pada era kesejagatan dewasa ini yang ditandai kemajuan
teknologi internet, dapat menciptakan peluang sekaligus menjadi
ancaman. Oleh karena itu agar dapat memanfaatkan peluang dan
mampu menghadapi ancaman itu setiap komponen masyarakat
hendaknya menguasai literasi baru. Literasi baru tersebut adalah
literasi data, literasi teknologi, dan literasi humanitas.
Literasai data adalah kemampuan seseorang untuk memahami,
menggunakan, memproduksi dan mendistribusikan data secara
edukatif dan ilmiah tanpa direkayasa untuk kepentingan maupun
tujuan apa pun. Literasi teknologi adalah kemampuan seseorang
untuk menggunakan teknologi dengan cara yang benar untuk
mendatangkan kemaslahatan bagi kehidupan. Literasi humanitas
adalah merupakan akhir dari literasi data dan teknologi karena pada
hakikatnya seorang pembelajar abad ke-21 adalah sumber daya
manusia yang melek data dan teknologi, serta mampu
menggunakannya untuk hidup yang lebih mulia. Untuk konteks
zaman modern misalnya seseorang yang melek data dan teknologi
itu memiliki leadership dan teamwork, kecerdasan budaya, dan tidak
melakuan penyelewengan potensinya sebagai manusia berdasarkan
keinginan-keinginan yang tidak baik. Sebagai titik kulminasi dari
literasi baru abad ke-21, literasi humanitas jika dimiliki seseorang
akan benar-benar mengarahkan pada hidup lebih mulia dengan
bekal pengetahuan, kecakapan, dan sikap syukur nikmat atas
anugerah hidup dari yang maha kuasa.
Untuk menyiapkan generasi muda menjadi seseorang yang
memiliki tiga literasi baru tersebut dapat dilakukan melalui program
penguatan pendidikan karakter (PPK), baik yang berbasis kelas,
berbasis budaya sekolah, maupun berbasis masyarakat. PPK berbasis
kelas dilakukan secara terintegrasi pada kegiatan kurikuler dan ko-
kurikuler setiap mata pelajaran. PPK berbasis budaya sekolah
dilakukan melalui berbagai pembiasaan perilaku berkarakter di
lingkungan sekolah dan seluruh kegiatan ekstrakurikuler. PPK
berbasis masyarakat diselenggarakan oleh berbagai komponen
masyarakat sipil, lembaga pemerintah, maupun swasta.
4 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah
Proyek Belajar Karakter (PBK) merupakan salah satu model
PPK berbasis kelas. Model ini merupakan hasil pengembangan
selama empat tahun (2015-2018) penelitian terapan unggulan
perguruan tinggi (PTUPT) atas biaya DIPA Direktorat Jenderal
Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementerian Riset, Teknologi
dan Pendidikan Tinggi. Pada tahun anggaran 2019 atas biaya DIPA
Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan,
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi dengan skema
penelitian yang sama dilakukan survei implementasi PPK pada
jenjang SD, SMP, dan SMA pada lima kabupaten/kota di lima
propinsi yaitu kabupaten Purwakarta (propinsi Jawa Barat), kota
Bandar Lampng (propinsi Lampung), kabupaten Minahasa (propinsi
Sulawesi Utara), kota Samarinda (propinsi Kalimanta Timur), dan
kota Ambon (propinsi Maluku). Survei merekomendasikan perlunya
penguatan PPK Berbasis Kelas dengan penekanan pada penguatan
literasi baru bagi para siswa. Atas dasar rekomendasi tersebut maka
model PBK difokuskan pada upaya menumbuhkan literasi baru.
Model ini berupaya menumbuhkan literasi baru menggunakan
pendekatan psikopedagogis (psycho-paedagogical) untuk menyentuh
bagian yang terdalam dari hati manusia. Literasi data, teknologi, dan
humanitas sebagai karakter dalam konteks model ini bukan sekedar
perilaku biasa apalagi hanya sekedar basa-basi. Jika seseorang
dikatakan melek data, teknologi, dan humanitas ekspresi dari
hatinya yang terdalam itu terwujud dalam sikap dan perilakunya
yang baik, tidak mengada-ada apalagi dibuat-buat. Ketulusan
hatinya itu terpancar secara nyata dari gerak-gerik, tutur kata,
ekspresi wajah maupun bahasa tubuh lainnya.
Model ini memiliki karakteristik substantif dan psiko-
pedagogis sebagai berikut.
(1) Bergerak dalam konteks pemecahan masalah secara saintifik
yang berfungsi sebagai wahana interaksi warganegara dengan
negara dalam melaksanakan hak, kewajiban, dan tanggung
jawabnya sebagai warganegara Indonesia.
(2) Menerapkan model “portfolio-based learning” atau “model
belajar yang berbasis pengalaman belajar peserta didik secara
Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …5
utuh" dan “portfolio-assissted assessment” atau “penilaian
berbantuan hasil belajar peserta didik secara utuh.
(3) Kerangka operasional pedagogis dasar yang digunakan adalah
modifikasi langkah pembelajaran saintifik dengan langkah-
langkah: Identifikasi Masalah, Pemilihan Masalah,
Pengumpulan Data dan Informasi, Pengembangan Portofolio
Kelas, Penyajian Portofolio Kelas (Show Case), dan Refleksi
Pengalaman Belajar.
Sebagai suatu model intervensi pendidikan karakter dalam
proses pembelajaran, implementasi model ini perlu dibarengi dengan
program lain secara terintegrasi. Program yang hendaknya menyertai
PBK adalah proses pembiasaan perilaku berkarakter di sekolah,
program ekstrakurukuler, dan kegiatan keseharian di rumah dan
masyarakat. Integrasi dari empat komponen tersebut merupakan
program pendidikan karakter dalam konteks mikro yang perlu
diimplementasikan pada setiap satuan pendidikan.
Akhirnya, segala kegiatan dalam membelajarkan karakter
kepada para siswa merupakan ikhtiar akademik. Setelah kita
menyempurnakan ikhtiar, kita tinggal bertawakal kepada Allah SWT
Tuhan Yang Maha Esa sambil berdoa seraya berharap anak didik kita
menjadi pribadi-pribadi yang mulia.
Insya Allah!
Bumi Siliwangi, 15 Oktober 2019
Penulis
6 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah
Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …7
DAFTAR ISI
PRAKATA … 3 DAFTAR ISI … 7 BAB 1 PENDAHULUAN … 9 A. Apa dan mengapa literasi baru abad ke-21? … 11 B. Apa dan mengapa Proyek Belajar Karakter? … 21 C. Profil Dasar Proyek Belajar Karakter … 23 BAB 2 LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN … 27 A. Mengidentifikasi masalah … 29 B. Memilih masalah untuk bahan kajian kelas … 38 C. Mengumpulkan data dan Informasi … 42 D. Mengembangkan Portofolio Kelas … 56 E. Menyajikan Portofolio … 63 BAB 3 SPESIFIKASI PORTOFOLIO … 71 A. Kelompok Portofolio Satu: Menjelaskan Masalah … 73 B. Kelompok Portofolio Dua: Mengkaji Kebijakan Alternatif untuk Menangani Masalah … 75 C. Kelompok Portofolio Tiga: Mengusulkan Kebijakan Alternatif untuk Menangani Masalah … 77 D. Kelompok Portofolio Empat: Mengembangkan Rencana Kerja … 81 DAFTAR PUSTAKA … 85
8 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah
Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …9
BAB 1
PENDAHULUAN
10 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah
Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …11
A. Apa dan mengapa literasi baru abad ke-21?
Akhir-akhir ini dunia dibuat geger oleh satu fenomena yang dikenal
dengan sebutan era disrupsi. Konsep disrupsi (disruption) awalnya
dikemukakan oleh Bower dan Christensen (1995), meminjam istilah
dari Joseph Schumpeter (1949) yang pada gilirannya sebenarnya
menengok pemikiran Karl Marx tentang terjadinya revolusi.
Semuanya menunjukkan terjadinya perubahan mendasar karena
terjadi dan meluasnya inovasi teknologi yang mengubah hubungan
antarmanusia, dalam bisnis, industri, dan bahkan masyarakat. Era
disrupsi ini merupakan fenomena ketika masyarakat menggeser
aktivitas-aktivitas yang awalnya dilakukan di dunia nyata, ke dunia
maya. Selanjutnya Clayton Christensen mempopulerkannya sebagai
kelanjutan dari tradisi berpikir “harus berkompetisi, untuk bisa
menang (for you to win, you’ve got to make somebody lose)”, ala Michael
Porter. Kedua profesor Harvard Business School ini telah
mendominasi dunai bisnis dalam 20-40 tahun terakhir.
Gb. 1. Clayten M. Christensen, pencetus konsep disruption Sumber: https://www.google.com/url?sa
12 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah
Gb. 2 Andrian Bower, pencetus konsep disruption Sumber: https://www.google.com/imgres?imgurl
Apa disrupsi itu? Disrupsi adalah suatu proses. Ia tidak
terjadi seketika. Dimulai dari ide, riset atau eksperimen, lalu proses
pembuatan, pengembangan business model. Ketika berhasil,
pendatang akan mengembangkan usahanya pada titik pasar
terbawah yang diabaikan incumbent, lalu perlahan-lahan menggerus
ke atas, ke segmen yang sudah dikuasai incumbent. Disrupsi menjadi
hal yang sulit untuk diatasi karena banyak orang termasuk
pengusaha, regulator, perguruan tinggi tidak tahu apa yang
sesungguhnya terjadi? Semua orang berfikir bahwa mereka telah
melakukan yang terbaik, langkah-langkah managerial yang
sistematis, prinsip-prinsip strong brand dan inovasi, marketing, R&D,
Total Quality Control, just in time, budaya perusahaan (tahun 80an), era
re-enginering (tahun 90an), change (tahun 2000an) dan era
transformasi, disruption dengan agile management (ketangkasan),
semuanya telah dilakukan.
Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …13
Gb. 3 Joseph Schumpeter Gb. 4 Karl Marx Sumber: https://www.google.com/url?sa
Disrupsi adalah inovasi yang menjadi ancaman bagi incumbent.
Mengapa demikian? Disrupsi pada akhirnya memang menciptakan
suatu dunia baru : digital marketplace. Bagi incumbent pasar adalah
bangunan berupa toko, gedung atau tempat pertemuan fisik dari
ribuan orang. Bagi regulator setiap usaha itu harus ada izinnya dan
fokus. Kaum muda kini hidup di dunia yang berbeda dunia virtual
yang tak kelihatan dan tidak butuh regulasi yang berbelit. Inilah
yang menyebabkan disrupsi menjadi ancaman incumbent, misalnya
yang telah terjadi di Indonesia: toko konvensional yang ada sudah
mulai tergantikan dengan model bisnis marketplace. Taksi atau Ojek
Tradisional posisinya sudah mulai tergeserkan dengan moda-moda
berbasis online.
Gb. 5 Stepen Elop (former CEO Nokia)
Sumber: https://www.google.com/url?sa
14 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah
Selain itu disrupsi juga menyerang: perusahaan-perusahaan
ternama, universitas terkemuka, partai politik, dan jasa-jasa yang
sudah dikenal. Mari simak, misalnya kata-kata dari CEO Nokia
(Stepen Elop) "We didn't do anything wrong, but somehow we lost" (Kami
tidak melakukan kesalahan apa pun, tetapi entah kenapa kami
kalah). Menurut Jim Collins (2001) alasannya adalah mereka yang
sudah bagus itu terlena, kurang awas, sehingga mereka mengatakan
"Good is the enemy of greatness" (baik adalah musuh kebesaran). Nokia
dulu menyebut Android sebagai semut kecil merah yg mudah
digencet dan mati. Arogansi dan rasa percaya diri yang berlebihan
membuat Nokia terjebak dalam innovator dilema. Sejarah mencatat,
yang kemudian mati justru Nokia – tergeletak kaku dalam kesunyian
yang perih. Nokia kolaps dihantam iPhone di tahun 2007, padahal
produsen iPhone bukan perusahaan telco, namun dari industri
komputer.
Apa sebenarnya yang menyebabkan timbulnya disrupsi. Sebab-
sebab timbulnya disrupsi adalah sebagai berikut. Pertama, teknologi,
khususnya infokom, telah mengubah dunia tempat kita berpijak.
Teknologi telah membuat segala produk menjadi jasa, jasa yang serba
digital, dan membentuk marketplace baru, platform baru, dengan
masyarakat yang sama sekali berbeda.
Gb. 6 Jim Collins
Sumber: https://www.google.com/url?sa
Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …15
Kedua, sejalan dengan itu muncullah generasi baru yang
menjadi pendukung utama gerakan ini. Mereka tumbuh sebagai
kekuatan mayoritas dalam peradaban baru yang menentukan arah
masa depan peradaban. ltulah generasi millennials.
Ketiga, kecepatan luar biasa yang lahir dari microprocessor
dengan kapasitas ganda setiap 24 bulan menyebabkan teknologi
bergerak lebih cepat dan menuntut manusia berpikir dan bertindak
lebih cepat lagi. Manusia dituntut untuk berpikir eksponensial, bukan
linear. Manusia dituntut untuk merespons dengan cepat tanpa
keterikatan pada waktu (menjadi 24 jam sehari, 7 hari seminggu) dan
tempat (menjadi di mana saja), dengan disruptive mindset.
Keempat, sejalan dengan gejala disrupted society, muncullah
disruptive leader yang dengan kesadaran penuh menciptakan
perubahan dan kemajuan melalui cara-cara baru. lni jelas menuntut
mindset baru: disruptive mindset. Hal ini dapat dilihat pada para
kepala daerah dan rektor perguruan tingi yang dibesarkan dalam
gelombang kedua internet, yang paham cara melakukan self-
disruption. Mereka justru mendorong semua aparatnya untuk masuk
ke media sosial dan memberi layanan 24 jam sehari melalui
smartphone. Para aparat itu dituntut untuk berubah dan keluar dari
perilaku "menjaga warung" menjadi perilaku proaktif. Keluar dari
tradisi yang membelenggu. Hidup dalam corporate mindset.
Kelima, bukan cuma teknologi yang tumbuh, tetapi juga cara
mengeksplorasi kemenangan. Manusia-manusia baru
mengembangkan model bisnis yang amat disruptive yang
mengakibatkan barang dan jasa lebih terjangkau (affordable), lebih
mudah terakses (accessible), lebih sederhana, dan lebih merakyat.
Mereka memperkenalkan sharing economy, on demand economy, dan
segala hal yang lebih real time.
Keenam, teknologi sudah memasuki gelombang ketiga: Internet
of Things. Hal ini berarti media sosial dan komersial sudah memasuki
titik puncaknya. Dunia kini memasuki gelombang smart device yang
mendorong kita semua hidup dalam karya-karya yang kolaboratif.
Telemedika dan wearable, juga smart home, smart city, smart campus, dan
smart shopping, adalah realitas baru yang harus kita hadapi.
Perubahan yang terjadi diawali dengan hal kecil sedemikian kecil
16 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah
sehingga terabaikan oleh mereka yang besar. Perubahan itu bahkan
tidak terlihat, terjadi dari pintu ke pintu, langsung kepada
pelanggan, tanpa tanda-tanda yang bisa dibaca. Perubahan itu
tibatiba begitu besar.
Gb. 7 Internet of Thing [media sosial dan komersial sudah memasuki titik
puncaknya] Sumber: https://www.google.com/url?sa
Dalam era disrupsi, perubahan menjadi amat cair dan
bergerak mengikuti 3S, yaitu Speed, Surprises, dan Sudden Shift. Mari
kita simak satu-persatu. Apa itu Speed? Perubahan pada era ini
bergerak begitu cepat karena didukung oleh teknologi. Validitas
suatu informasi juga dengan cepat diketahui kebenarannya.
Semuanya serba cepat, tak lagi bergerak linear, melainkan
eksponensial.
Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …17
Selanjutnya apa itu Suprises? Perubahan abad ini juga
menimbulkan banyak surprises atau kejutan. Manusia, CEO, dan
eksekutif terkejut karena banyak hal baru yang tak terduga dan
menimbulkan dampak yang luar biasa. Tidak ada yang menyangka
harga batu bara da migas begitu cepat berbalik arah. Tak ada yang
menyangka sosok orang yang biasa-biasa saja justru dipilih oleh
rakyat sebagai pemimpin.
Kemudian apa itu Sudden Shift? Banyak hal mengalami
pergeseran tiba-tiba, bukan menghilang. Pasar dan pelanggannya
tetap di sana, tetapi kini diam-diam berpindah. Banyak orang merasa
segala sesuatu mengalami kelesuan karena siklus ekonomi.
Nyatanya, rezeki dapat mengalami perpindahan secara tiba-tiba.
Disrupsi menggantikan 'pasar lama', industri, dan teknologi, dan
menghasilkan suatu kebaruan yang lebih efisien dan menyeluruh. la
bersifat destruktive dan creative!" (Clayton Christensen).
Sekarang mari kita lihat bagaimana proses disrupsi itu
berlangsung? Pada mulanya terjadi yang namanya Iteration:
Membuat hal yang sama lebih baik (Doing the same thing). Selanjutnya
berkembanglah Innovation: Membuat hal-hal baru (Doing the new
thing). Setelah itu barulah terjadi Disruption: yakni membuat banyak
hal baru, sehingga yang lama menjadi ketinggalan zaman, kuno, dan
tak terpakai (Doing things differently-so others will be obsolete).
Postulatnya adalah untuk mencapai sukses tergantung pada
kemampuan kita menyelaraskan ketiganya: Iteration, Innovation, dan
Disruption. "Jika Anda tidak mendisrupsi diri sendiri, Anda akan
mendapatkannya dalam bentuk 'hadiah' dari orang lain" demikian
ungkapan tokoh muda pendiri Facebook, Mark Zuckerberg.
18 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah
Gb. 8 Mark Zuckerberg (Facebook) Sumber: https://www.google.com/url?sa
Jika kita simak uraian di atas, maka dapatlah ditarik simpulan
bahwa era disrupsi itu dapat menciptakan peluang sekaligus menjadi
ancaman. Oleh karena itu agar dapat memanfaatkan peluang dan
mampu menghadapi ancaman itu setiap komponen masyarakat
hendaknya menguasai literasi baru, selain literasi lama yang sudah
dikuasai. Literasi baru era disrupsi abad ke-21 adalah literasi data,
literasi teknologi, dan literasi humanitas.
Literasai data adalah kemampuan seseorang untuk memahami,
menggunakan, memproduksi dan mendistribusikan data secara
edukatif dan ilmiah tanpa direkayasa untuk kepentingan maupun
tujuan apa pun. Dengan demikian seseorang yang memiliki litetasi
data perilakunya berkiblat pada doktrin ilmuwan. Artinya, ilmuwan
boleh salah, namun tidak boleh berbohong. Maka dalam
memproduksi dan/atau menyajikan data, dilarang melakukan
plagiasi, duplikasi, falsifikasi (pemalsuan), dan pabrikasi
(pemabrikan data) untuk mendukung tujuan dan kepentingannya. Di
sinilah, literasi data sangat penting dimiliki seseorang. Termasuk
Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …19
para siswa sejak di bangku sekolah perlu dibina agar mereka dapat
bertindak jujur terhadap dirinya tentang data yang diproduksi
dan/atau disajikannya, termasuk yang disebarkan kepada orang lain
baik secara langsung maupun melalui media sosial.
Gb. 9 Berbagai aktivitas yang menggunakan internet di Indonesia Sumber: https://www.google.com/url?sa
Bagaimana halnya dengan literasi teknologi, apakah itu? Mari
kita melakukan refleksi pada diri kita sendiri, adakah diantara kita
yang dapat hidup tanpa teknologi pada zaman sekarang? Ambil saja
contoh teknologi internet. Hampir semua orang di Indonesia
mengonsumsi internet. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna
internet di Indonesia tahun 2016, yaitu 132,7 juta orang. Kemudian
meningkat tajam menjadi 143,26 juta pada 2017. Berdasarkan kategori
usia, sebanyak 16,68 persen pengguna berusia 13-18 tahun dan 49,52
persen berusia 19-34 tahun (Kompas.com, 19/2/2018). Teknologi,
termasuk internet itu sesungguhnya ibarat pisau bermata dua.
Maknanya adalah jika dimanfaatkan dengan cara yang benar akan
20 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah
mendatangkan kemaslahatan, sedangkan jika digunakan dengan cara
yang keliru justru akan membahayakan. Dengan demikian literasi
teknologi dalam konteks ini adalah kemampuan seseorang untuk
menggunakan teknologi dengan cara yang benar untuk
mendatangkan kemaslahatan bagi kehidupan. Dalam kaitannya
dengan penggunaan internet misalnya harus dilakukan dengan cara
yang benar, jangan sampai merugikan pihak lain. Informasi dan
pengetahuan yang dihasilkan dan dibagikan jangan berisi hoax, fake
(berita palsu), bahkan bertentangan dengan unsur SARA dan
berisi cyberbullying.
Gb. 10 Media Sosial ibarat pisau: jaga jari dan lisanmu Saudaraku!
Sumber: https://www.google.com/url?sa
Literasi humanitas adalah menjadi akhir dari literasi data dan
teknologi karena pada hakikatnya seorang pembelajar abad ke-21
adalah sumber daya manusia yang melek data dan teknologi, serta
mampu menggunakannya untuk hidup yang lebih mulia. Untuk
konteks zaman modern misalnya seseorang yang melek data dan
teknologi itu memiliki leadership dan teamwork, kecerdasan budaya,
Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …21
dan tidak melakuan penyelewengan potensinya sebagai manusia
berdasarkan keinginan-keinginan yang tidak baik. Sifat dasar
keinginan itu ada dua, pertama yang berasosiasi dengan badan
jasmani yang disebut sifat Hewaniah, dan yang kedua yang
berhubungan dengan mental (mind) yang disebut sifat Syaitoniah.
Keinginan-keinginan yang berasosiasi dengan jasmani manusia
misalnya makan yang berlebihan, merokok, minum minuman keras,
mengkonsumsi obat-obatan terlarang, narkotika dan sebagainya.
Keinginan-keinginan yang berasosiasi dengan jasmani hanya
berpengaruh terhadap diri orang bersangkutan, seperti misalnya
obesitas, kanker paru-paru, dan kerusakan organ ginjal dan hati.
Akan tetapi keinginan-keinginan yang berasosiasi dengan mental,
seperti keinginan untuk menumpuk harta sebanyak-banyaknya
sehingga menghalalkan segala cara, melalui korupsi, berjudi, bahkan
praktik perdukunan akan mempengaruhi banyak orang, termasuk
seluruh lapisan masyarakat, seisi negara atau bahkan sekelompok
negara di dunia (Budimansyah, 2018). Sebagai titik kulminasi dari
literasi baru abad ke-21, literasi humanitas jika dimiliki seseorang
akan benar-benar mengarahkan pada hidup lebih mulia dengan
bekal pengetahuan, kecakapan, dan sikap syukur nikmat atas
anugerah hidup dari yang maha kuasa.
B. Apa dan mengapa Proyek Belajar Karakter?
Karakter yang sering diartikan sama dengan ahlak (Al-Aydarus,
2013), budi pekerti, dan bahkan moralitas (Suryadi, 2013) menyentuh
bagian yang terdalam dari hati manusia, bukan sekedar perilaku
biasa apalagi hanya sekedar mengikuti kaprah umum. Jika seseorang
dikatakan berkarakter baik, misalnya ekspresi dari hatinya yang
terdalam itu terwujud dalam sikap dan perilakunya yang baik pula,
tulus dan ikhlas, tidak mengada-ada apalagi dibuat-buat. Ketulusan
hati itu terpancar secara nyata dari gerak-gerik, tutur kata, ekspresi
wajah maupun bahasa tubuh lainnya. Peserta didik yang berkarakter
baik inilah sejatinya yang menjadi muara dari tujuan pendidikan
nasional (Budimansyah, 2009; Budimansyah, Ruyadi & Rusmana,
2010). Perhatikanlah amanat Undang-undang Sistem Pendidikan
Nasional berikut ini.
22 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab (Pasal 3 UU No.20 Tahun 2003).
Untuk melaksanakan amanat Undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional Pemerintah mencanangkan program
Pembangunan Karakter Bangsa, baik dalam koteks makro maupun
mikro. Konteks makro bersifat nasional yang mencakup keseluruhan
konteks perencanaan dan implementasi pengembangan karakter
yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan. Pada konteks
mikro pengembangan karakter berlangsung dalam konteks satuan
pendidikan secara holistik melalui empat pilar, yakni kegiatan
belajar-mengajar di kelas, kegiatan keseharian dalam bentuk budaya
satuan pendidikan; kegiatan ko-kurikuler dan/atau ekstra kurikuler,
serta kegiatan keseharian di rumah, dan di masyarakat
(Budimansyah, 2004). Dalam konteks ini satuan pendidikan adalah
institusi yang berperan penting dalam proses menginternalisasikan
karakter kepada peserta didik melalui tahap pemberian pemahaman
(moral knowing), pembiasaan perilaku berkarakter (moral training),
dan pembakuan karakter dalam perilaku sehari-hari (moral behaving).
Pelaksanaan peran seperti inilah yang mengindikasikan bahwa
sekolah adalah institusi karakter (Budimansyah, Prihatin & Agustin,
2015; Budimansyah, Suharto & Nurulpaik, 2016; Budimansyah,
Suharto & Nurulpaik, 2017).
Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …23
Gb. 11 Pelatihan Proyek Belajar Karakter pada guru-guru di Jawa Barat Sumber: https://www.google.com/url?sa
Untuk melaksanakan peran sebagai institusi karakter, satuan
pendidikan perlu menyelenggarakan berbagai program pendidikan
karakter. Salah satu kegiatan yang potensial adalah Proyek Belajar
Karakter, yakni model pembinaan karakter siswa sebagai pembelajar
otentik melalui kegiatan belajar untuk melakukan olah pikir, olah
rasa, olah hati, dan olah raga. Melalui Proyek Belajar Karakter siswa
dibiasakan belajar bukan hanya untuk lulus ujian, melainkan belajar
untuk menguasai pengetahuan, mematangkan sikap dan perilaku
yang baik.
C. Profil Dasar Proyek Belajar Karakter
Proyek Belajar Karakter adalah pembelajaran proyek (Dewey,
2004) dengan muatan substansi atau ide untuk memecahkan masalah
dengan menggunakan pendekatan saintifik (Budimansyah, 2010;
Budimansyah, 2017). Sebagai model dipilih substansi atau ide generik
yakni berbagai persoalan yang penangannya memerlukan kebijakan
publik (public policy). Misi dari model ini adalah mendidik para siswa
agar mampu menganalisis berbagai alternatif kebijakan untuk
24 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah
memecahan masalah, kemudian dengan kapasitasnya sebagai
warganegara muda (young citizen) mencoba memberi masukan
terhadap kebijakan publik di lingkungannya. Hasil yang diharapkan
adalah kualitas warganegara muda yang berkarakter sebagai
pembelajar otentik.
Model Proyek Belajar Karakter memiliki karakteristik substantif
dan psiko-pedagogis sebagai berikut.
Bergerak dalam konteks pemecahan masalah secara saintifik
yang berfungsi sebagai wahana interaksi warganegara dengan
negara dalam melaksanakan hak, kewajiban, dan tanggung
jawabnya sebagai warganegara Indonesia yang cerdas, peduli,
jujur, dan tangguh, yang secara kurikuler dan pedagogis
merupakan misi utama pendidikan karakter (Winataputra,
2012).
Menerapkan model “portfolio-based learning” atau “model
belajar yang berbasis pengalaman belajar peserta didik secara
utuh" dan “portfolio-assissted assessment” atau “penilaian
berbantuan hasil belajar peserta didik secara utuh” yang
dirancang dalam disain pembelajaran yang memadukan secara
sinergis model-model “problem solving (pemecahan masalah),
social inquiry (inkuiri sosial), social involvement (perlibatan
sosial), cooperative learning (belajar kooperatif), simulated hearing
(simulasi dengar pendapat), deep-dialogue and critical thinking
(dialog mendalam dan berpikir kritis), value clarification
(klarifikasi nilai), dan democratic teaching (pembelajaran
demokratis)”(Winataputra & Budimansyah, 2012). Dengan
demikian model ini potensial menghasilkan “powerful learning”
atau belajar yang berbobot dan bermakna yang secara
pedagogis bercirikan prinsip “meaningful (bermakna),
integrative (terpadu), value-based (berbasis nilai), challenging
(menantang), activating (mengaktipkan), and joyfull
(menyenangkan)” (Budimansyah, 2009).
Kerangka operasional pedagogis dasar yang digunakan adalah
modifikasi langkah pembelajaran saintifik dengan langkah-
langkah: Identifikasi Masalah, Pemilihan Masalah,
Pengumpulan Data dan Informasi, Pengembangan Portofolio
Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …25
Kelas, Penyajian Portofolio Kelas (Show Case), dan Refleksi
Pengalaman Belajar. Kemasan produknya mencakup Portofolio
Tayangan dan Portofolio Dokumentasi yang dikemas dengan
menggunakan sistimatika: Identifikasi Masalah, Pemilihan
Masalah untuk Kajian Kelas, Mengkaji Kebijakan Alternatif
untuk Menangani Masalah, Kebijakan Publik Kelas, dan
Rencana Tindakan (Action Plan). Sementara itu kegiatan Show
Case didisain sebagai forum dengan pendapat (simulated public
hearing) (CCE, 1998).
Gb. 12 Show-case merupakan forum dengar pendapat (public hearing) untuk menyampaikan ide-ide kepada orang lain
https://www.google.com/url?sa
Fokus perhatian dari model ini adalah memfasilitasi para siswa
untuk (1) melakukan olah pikir agar mampu mengembangkan
karakter cerdas; (2) melakukan olah rasa untuk mengembangkan
karakter peduli; (3) melakukan olah hati untuk mengembangkan
karakter jujur; dan (4) melakukan olah raga untuk mengembangkan
karakter tangguh yang bermuara pada berkembangnya “well-
informed, reasoned, and responsible decision making (kemampuan
26 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah
mengambil keputusan berwawasan, bernalar, dan bertanggung
jawab)” yang merupakan atribut sebagai pembelajar otentik
(Budimansyah, Suharto & Nurulpaik, 2017).
Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …27
BAB 2
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
28 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah
Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …29
A. Mengidentifikasi masalah
Belajar itu bukan hanya kegiatan menghapal konsep, data atau
fakta, melainkan mengasah kemampuan untuk memecahkan
masalah (problem solving). Oleh karena itu bahan pelajaran bukan saja
berupa seonggok fakta, data, konsep, maupun teori melainkan
berbagai masalah sosial yang ada di masyarakat. Para siswa diajak
untuk mengidentifikasi masalah yang ada di masyarakat, misalnya
dari berita surat kabar, televisi, internet, dan sebagainya. Buatlah
daftar masalah di papan tulis yang berhasil dikumpulkan para
siswa.
Gb. 13 Belajar dapat dimulai dari proses mengidentifikasi masalah https://www.google.com/url?sa
Setelah membaca daftar masalah itu para siswa akan dapat:
Menceritakan kepada teman-temannya di kelas apa yang sudah
diketahuinya berkaitan dengan masalah-masalah tersebut, atau
30 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah
apa yang sudah mereka dengar dari pembicaraan orang-orang
tentang masalah-masalah itu.
Mewawancarai orang tua dan tetangga untuk mencatat apa yang
mereka ketahui tentang masalah-masalah tersebut, dan
bagaimana sikap mereka dalam menghadapi masalah-masalah
tersebut.
Tujuan tahap ini adalah untuk berbagi informasi yang
sudah diketahui para siswa, oleh teman-temannya, dan oleh
orang lain berkaitan dengan permasalahan tersebut. Dengan
demikian kelas akan memperoleh informasi yang cukup yang dapat
digunakan untuk memilih satu masalah yang tepat, dari
beberapa permasalahan yang ada, sebagai bahan kajian kelas.
1. Diskusi Kelas : Berbagi informasi tentang masalah yang
ditemukan dalam masyarakat
Untuk melakukan kegiatan ini seluruh anggota kelas
hendaknya:
(1) Membaca dan mendiskusikan masalah-masalah yang ada
dalam masyarakat yang diberitakan oleh para pewarta berita.
(2) Buat kelompok yang terdiri atas dua sampai tiga orang.
Masing-masing kelompok akan mendiskusikan satu masalah
saja yang berbeda satu sama lain. Kemudian masing-masing
kelompok harus menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
disediakan pada Format Identifikasi dan Analisis Masalah.
(3) Diskusikan jawaban dari masing-masing kelompok dengan
seluruh anggota kelas.
(4) Simpanlah hasil-hasil jawaban tersebut untuk dapat
digunakan dalam pengembangan portofolio kelas nanti.
Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …31
Gb.14 Diskusi kelas pada kelompok-kelompok kecil sebagai satu cara untuk mengidentifikasi masalah
https://www.google.com/url?sa
32 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah
2. Pekerjaan Rumah
Agar para siswa dapat memahami masalah lebih mendalam lagi,
maka mereka diberi tugas pekerjaan rumah disamping untuk
membantu mempelajari lebih banyak masalah yang ada dalam
masyarakat. Pekerjaan rumah itu berupa tiga tugas yang akan
dijelaskan di bawah ini. Para siswa juga bisa mempelajari kebijakan-
kebijakan publik apa yang sudah dibuat untuk menangani masalah-
masalah tersebut. Gunakanlah format yang telah disediakan untuk
mencatat semua informasi yang dikumpulkan. Simpanlah semua
informasi yang telah diperoleh sebagai bahan dokumentasi.
Dokumentasi informasi itu akan berguna sekali sebagai bahan
pembuatan portofolio kelas. Tugas-tugas pekerjaan rumah itu adalah
sebagai berikut.
Gb. 15 Mewawancari naras sumber sebagai suatu cara memperoleh pengetahuan
Sumber: https://www.google.com/url?sa
a. Tugas wawancara. Setiap siswa memilih satu masalah yang
telah mereka pelajari sebagaimana yang terdapat pada daftar contoh
masalah di atas. Mereka juga dapat memilih masalah lain di
luar daftar contoh masalah. Para siswa ditugasi untuk
Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …33
mendiskusikan masalah yang mereka pilih dengan
keluarganya, temannya, tetangganya, atau siapa saja yang
dianggap bisa diajak berdiskusi. Catatlah apa yang telah mereka
ketahui tentang masalah itu, serta bagaimana perasaan mereka
dalam menghadapi masalah itu. Gunakanlah Format Wawancara
untuk mencatat semua informasi yang diperoleh.
b. Tugas Menggunakan Media Cetak. Siswa diberi tugas
membaca surat kabar atau media cetak lainnya yang
membahas masalah yang sedang diteliti. Carilah informasi
tentang kebijakan yang dibuat pemerintah dalam menangani
masalah itu. Bawalah artikel-artikel yang mereka temukan ke
kampus. Bagikan bahan-bahan itu kepada guru dan siswa lain.
Gunakanlah format Sumber Informasi Media Cetak.
c. Tugas Menggunakan Radio/TV. Para siswa juga diminta
menonton TV dan mendengar radio untuk mendapatkan
informasi mengenai masalah yang sedang mereka teliti, serta
kebijakan apa yang dibuat untuk menanganinya. Bawalah
informasi yang mereka dapatkan ke kampus dan bagikanlah
kepada guru dan teman-teman sekelas. Gunakanlah Format
Observasi Radio/TV.
34 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah
Gb. 16 Siaran radio dan televisi dapat dijadikan sumber informasi penting Sumber: https://www.google.com/url?sa
Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …35
Nama pewawancara : ...........................................................................
Masalah : ...........................................................................
1. Nama yang diwawancarai :...........................................................................
(Misalnya tokoh masyarakat, orang tua murid, pejabat pemerintah, pengusaha, profesor di perguruan tinggi, dan lain-lain). Catatan: Jika yang diwawancarai tidak mau dicatat namanya, hormatilah keinginan itu. Pewawancara cukup menuliskan pekjerjaannya saja.
2.
3.
36 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah
FORMAT SUMBER INFORMASI MEDIA CETAK
Nama pengobservasi : ...........................................................................
Tanggal : ...........................................................................
Masalah : ...................................................................................
Nama/tanggal penerbitan : ..................................................................................
Topik artikel/berita : ................................................................................
1. Apakah langkah-langkah yang diambil (yang ditulis dalam artikel/berita) untuk menangani masalah yang sedang diteliti ?
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
2. Apakah langkah-langkah pokok yang ditulis dalam artikel/berita itu ?
................................................................................................................................
.................................................................................................................................
3. Menurut artikel/berita itu, dari kebijakan yang sudah ada, kebijakan manakah yang harus digunakan untuk menangani masalah tersebut ? ................................................................................................................................ .................................................................................................................................
4. Jika memang kebijakan untuk menangani masalah itu sudah dibuat, tanyakanlah persoalan-persoalan berikut ini: a. Apakah keuntungan dari kebijakan tersebut ?
..........................................................................................................................
b. Apakah kerugian dari kebijakan tersebut ? ..........................................................................................................................
c. Adakah kemungkinan kebijakan itu dapat diperbaharui ? Bagaimana caranya?
........................................................................................................................... d. Apakah kebijakan itu perlu diganti ? Mengapa ?
..........................................................................................................................
Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …37
Nama pengobservasi : ......................................................................
Nama Radio/TV : ....................................................................
Tanggal : .......................................................................
Waktu : .....................................................................
Masalah : ..............................................................................
1. Tuliskan nama sumber informasi. (Informasi bisa diperoleh dari program berita televisi atau radio, rekaman berbagai kejadian, dokumentasi, talk-show, dialog interaktif, atau program lain yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti).
…………………………………………………………………………………......
2.
……………………………………………………………………………………
3.
……………………………………………………………………………………
38 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah
Kegiatan pada langkah pertama ini memberikan banyak
pengalaman belajar kepada para siswa, di antaranya mengasah
kepekaan terhadap persoalan di lingkungannya. Hal ini tumbuh
berkat belajar berbasis pemecahan masalah (problem solving). Pada
saat para siswa diperkenalkan pada sejumlah persoalan yang terkait
dengan bahan pelajaran akan menyadarkan mereka bahwa belajar
sesungguhnya harus sampai pada adanya upaya untuk
menyelesaikan persoalan kehidupan, bukan menghafalkan seonggok
fakta dan data (Winataputra, 2015). Pengalaman belajar lain yang
tumbuh adalah meningkatnya rasa ingin tahun (curiosity). Hal ini
terjadi pada saat para siswa mencari data dan informasi yang
mendukung pentingnya masalah dijadikan bahan kajian kelas.
Mereka melakukan wawancara terhadap sejumlah nara sumber,
mencari informasi dari berita dan artikel surat kabar, menyaksikan
siaran radio, televisi, dan bahkan mencari informasi dari internet.
Proses inilah yang mengasah rasa ingin tahu mereka untuk
menegaskan bahwa masalah yang mereka ajukan itu penting
berdasarkan fakta dan data lapangan, tidak atas dasar akal sehat
(common sense) belaka (Budimansyah, 2017).
B. Memilih masalah untuk bahan kajian kelas
Kelas hendaknya mendiskusikan semua informasi yang telah
didapat berkenaan dengan daftar masalah yang ditemukan dalam
masyarakat. Jika para siswa telah memiliki informasi yang cukup,
gunakanlah itu untuk memilih masalah yang hendak dipilih
sebagai bahan kajian kelas. Tujuan tahap ini adalah agar kelas
dapat memilih satu masalah sebagai bahan kajian kelas. Dengan
demikian kelas memiliki satu masalah yang merupakan pilihan
bersama untuk dijadikan bahan kajian kelas.
Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …39
Gb. 17 Pemukiman kumuh di bantaran sungai merupakan masalah serius yang perlu dicarikan pemecahannya
Sumber: https://www.google.com/url?sa
Gb. 18. Pemukiman liar di pinggir jalan kereta api masih belum dapat diatasi
Sumber: https://www.google.com/url?sa
40 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah
Bagaimana cara mengetahui apakah kelas sudah memiliki
cukup informasi untuk memilih masalah atau belum? Gunakanlah
langkah-langkah berikut untuk membantu siswa memilih satu masalah
khusus sebagai bahan kajian kelas.
a. Apabila kelas sudah menganggap bahwa informasi yang
dikumpulkan sudah cukup untuk digunakan dalam
mengambil keputusan, maka pemilihan masalah yang akan
menjadi bahan kajian kelas dapat dilakukan. Keputusan dapat
diambil melalui musyawarah kelas. Jika cara musyawarah
belum berhasil mencapai kata sepakat, keputusan dapat
diambil dengan suara terbanyak (voting).
b. Wakil setiap kelompok kecil yang sudah ditugasi untuk
mempertimbangan dan membahas satu masalah diminta untuk
menjelaskan pentingnya masalah. Kegiatan ini dijadikan ajang untuk
mempromosikan agar masalah dipilih oleh kelas.
c. Guru memimpin musyawarah agar kelas dapat memilih satu masalah
sebagai bahan kajian kelas. Namun jika proses musyawarah tidak
kunjung menghasilkan keputusan, misalnya karena masing-masing
kelompok kecil bersikukuh untuk mengangkat masalah pilihannya
masing-masing, keputusan dapat diambil melalui suara terbanyak
(voting).
Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …41
Gb. 19 Untuk menanggulangi persoalan pengemis dan anak jalanan masih belum ditemukan formulanya yang paling tepat
Sumber: https://www.google.com/url?sa
Proses pengambilan putusan melalui suara terbanyak dapat dilakukan
dua tahap. Tahap pertama setiap siswa memilih tiga masalah yang mereka
anggap paling penting untuk dijadikan bahan kajian kelas. Tahap ini dapat
dilakukan dengan cara pemilihan terbuka, misalnya setiap siswa memberi
tanda tally pada daaftar masalah yang sudah ditulis pada papan tulis di depan
kelas. Tahap kedua setiap siswa diminta memilih satu masalah yang dinilai
paling penting untuk dijadikan bahan kajian kelas dari tiga pilihan yang
tersedia. Pemilihan tahap kedua dapat dilakukan secara tertutup, misalnya
setiap siswa menuliskan pilihannya pada secarik kertas kemudian dilipat dan
diberikan kepada guru. Agar memberikan pengalaman lebih bagi siswa dalam
penyelenggaraan pemilihan, guru dapat saja membentuk semacam panitia,
misalnya ada yang ditunjuk sebagai ketua, sekretaris, dan seorang saksi untuk
keperluan penghitungan suara nanti.
42 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah
Kegiatan pada langkah kedua ini banyak memberikan
pengalaman belajar kepada para siswa, misalnya mereka dibiasakan
untuk membuat keputusan secara nalar dan penuh keyakinan.
Keputusan tidak diambil „sembrono‟ berdasarkan perasaan atau
mengikuti kaprah umum. Pengalaman belajar demikian diperoleh
setelah para siswa diajak untuk memutuskan pilihan berdasarkan
pertimbangan yang sangat matang, penuh dengan pertimbangan dari
berbagai segi. Misalnya, untuk memperoleh pilihan terbaik dari
sepuluh alternatif pertama-tama dipilih terlebih dahulu tiga terbaik.
Selanjutnya dari tiga terbaik dipilih satu yang terbaik setelah
memperhatikan penjelasan-penjelasan secara rasional. Cara berpikir
demikian akan mengurangi risiko salah pilih karena dilakukan secara
gegabah. Pengalaman belajar lainnya yang dipelajari pada kegiatan
tahap dua ini adalah sikap tanggung jawab untuk melaksanakan
keputusan bersama. Sikap ini lahir setelah para siswa secara
sungguh-sungguh melaksanakan proses pemilihan yang
menghasilkan satu keputusan. Siapa yang harus melaksanakan
keputusan ini adalah seluruh anggota kelas, bukan hanya kelompok
pengusul (Budimansyah & Suryadi, 2008).
C. Mengumpulkan data dan Informasi
Jika telah menentukan masalah yang akan menjadi bahan
kajian kelas, maka para siswa harus bisa memutuskan tempat-
tempat atau sumber-sumber informasi untuk memperoleh data
dan informasi. Dalam pencarian itu, nantinya mereka akan
menemukan bahwa sumber informasi yang satu mungkin lebih baik
dari yang lainnya. Temukanlah seseorang dan/atau sekelompok
orang yang memiliki informasi yang lebih baik dari yang lainnya.
Tujuan tahap ini adalah agar kelas dapat memperoleh data dan informasi
yang akurat dan komprehensif untuk memahami masalah yang menjadi
kajian kelas.
Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …43
Gb. 20. Beragam sumber informasi yang dapat dipilih untuk mencari data dan informasi
Sumber: https://www.google.com/url?sa=i
1. Aktifitas kelas mengidentifikasi sumber-sumber informasi
Sebelum terjun ke lapangan terlebih dahulu kelas harus
mengidentifikasi sumber-sumber informasi apa saja yang dapat
dikunjungi. Berikut ini adalah daftar sejumlah sumber informasi yang
dapat dikunjungi. Baca dan diskusikanlah daftar tersebut. Tentukan
sumber-sumber manakah yang akan dihubungi, kemudian
bentuklah beberapa tim peneliti. Setiap tim peneliti harus
mengumpulkan informasi dari beberapa sumber baik dari sumber-
sumber yang ada dalam daftar maupun sumber-sumber lainnya.
44 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah
Format yang akan digunakan untuk mengumpulkan dan mencatat
informasi tersebut tertera pada halaman-halaman di bawah nanti.
Rujuklah contoh-contoh sumber informasi dan bagaimana cara
mengontak mereka. Mintalah surat pengantar dari sekolah
u n t u k mengunjungi sumber-sumber informasi tersebut.
Dalam mengumpulkan informasi, tim peneliti dapat
dibantu beberapa orang sukarelawan, misalnya orang tua siswa
atau alumni. Namun mereka hendaknya tidak boleh mengerjakan
tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa. Catat dan simpanlah semua
informasi yang dikumpulkan untuk dapat digunakan lagi dalam
pengembangan portofolio kelas. Para siswa boleh juga mengundang
beberapa nara sumber ke kampus. Mereka dapat memberikan informasi
tentang apa yang telah mereka ketahui berkaitan dengan masalah
yang sedang dipelajari.
2. Contoh-contoh sumber informasi
a. Perpustakaan. Perpustakaaan perguruan tinggi, umum, dan
perpustakaan daerah menyediakan buku-buku yang membahas
masalah sosial, politik, dan sebagainya. Disamping itu mungkin juga
memiliki koleksi jurnal, surat kabar dan publikasi lainnya yang memuat
informasi tentang masalah yang sedang diteliti tersebut. Kalau ingin
memfotokopi informasi tersebut, tanyalah pada pctugas apakah bisa
memfotokopinya di luar perpustakaan atau apakah perpustakaan
tersebut menyediakan mesin fotokopi sendiri.
Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …45
Gb 21. Perpustakaan adalah gudang pengetahuan Sumber: https://www.google.com/url?sa
b. Kantor Penerbit Surat Kabar. Para siswa dapat menghubungi
kantor-kantor surat kabar. Di sana para wartawan surat kabar
bertugas mengumpulkan informasi tentang masalah-masalah
yang muncul dalam masyarakat, termasuk masalah yang sedang
dikaji oleh kelas, serta mencari informasi tentang sikap
pemerintah dalam menangani masalah tersebut. Kantor-kantor
surat kabar dan para wartawan mungkin dapat memberikan
kliping tentang masalah yang sedang dipelajari itu. Tanyalah
apakah mereka menyediakan foto-foto yang dapat dibeli dengan
harga yang relatif murah.
46 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah
Gb. 22. Pada kantor redaksi surat kabar terdapat banyak data dan informasi penting Sumber: https://www.google.com/url?sa
c. Biro Kliping. Di beberapa tempat terutama di kota besar terdapat
kelompok kreatif yang bekerja mengumpulkan informasi dari
berbagai surat kabar dalam bentuk kliping. Informasi yang
dihimpun sudah diklasifikasikan berdasarkan jenis-jenis
persoalan. Oleh karena itu tim dapat mengunjunginya untuk
memperoleh informasi yang diperlukan. Biasanya kliping yang
sudah dibuat mereka harus kita beli. Maka pilihlah beberapa
artikel atau berita yang relevan saja untuk memecahkan masalah
yang menjadi bahan kajian kelas.
d. Profesor dan pakar di perguruan tinggi. Profesor dan pakar di
perguruan tinggi yang berkaitan dengan masalah yang sedang
diteliti dapat dijadikan sumber informasi. Para siswa bisa mencari
alamat mereka dari buku telepon. Atau dapat menghubungi
perguruan tinggi yang bersangkutan untuk mendapat bantuan
Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …47
dari para ahli, seperti ahli ilmu politik, hukum tata negara,
pendidikan kewargaanegaraan, sosiologi, antropologi, psikologi
sosial, dan sebagainya. Tim peneliti juga boleh juga
menghubungi guru-guru lain yang ada di kampusnya atau di
perguruan tinggi lain yang diperkirakan memahami persoalan
yang sedang dibahas.
Gb. 23. Profesor dan pakar di perguruan tinggi dapat dijadikan sumber informasi Sumber: https://www.google.com/url?sa
e. Kepolisian. Kepolisian memiliki peran menjaga ketertiban
masyarakat. Oleh karena itu mereka mempunyai banyak
pengalaman dalam menangani persoalan-persoalan yang
terkait dengan masalah yang sedang dikaji oleh kelas.
Misalnya dalam menangani demonstrasi yang menjurus
anarkis yang mengakibatkan kerusakan berbagai sarana
umum bahkan menimbulkan huru-hara yang besar.
Disamping itu polisi pun sering kali menangani kasus
pertikaian anataretnik, antarkelompok masyarakat, dan
bahkan antarumat beragama yang mengindikasikan lunturnya
semangat kebangsaan. Galilah informasi dari mereka
bagaimana upaya terbaik untuk mencegah kasus serupa
terulang kembali.
48 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah
f. Organisasi Masyarakat. Organisasi masyarakat di Indonesia
cukup banyak yang dapat kita temukan. Contohnya adalah
organisasi PKK untuk ibu rumah tangga, atau KNPI yaitu
organisasi pemuda, organisasi keagamaan, dan sebagainya.
Kunjungilah organisasi-organisasi masyarakat yang terkait
dengan masalah yang sedang dikaji oleh kelas untuk
memperoleh informasi sebab-sebab masalah tersebut muncul
dan upaya menanggulanginya.
g. Kantor Legislatif dan Pemerintah Daerah. Wakil rakyat yang
duduk dalam lembaga legislatif dan kantor pemerintahan baik
pusat maupun daerah adalah pejabat yang bertanggung jawab
mengidentifikasi masalah yang ada dalam masyarakat. Mereka
juga berkewajiban untuk membuat kebijakan publik untuk
menangani masalah yang telah diidentifikasi. Biasanya di
kantor tersebut akan ada petugas yang bertanggung jawab
membantu siapa saja dalam memperoleh informasi tentang
masalah-masalah dalam masyarakat. Mintalah bantuan pada
guru, orangtua siswa, atau sukarelawan untuk mengetahui
bagaimana cara menghubungi mereka.
h. Lembaga Swadaya Masyarakat. Orang-orang yang bekerja pada
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) juga dapat membantu
memberikan informasi bagi kajian masalah kelas. Mereka
sangat memahami berbagai masalah yang ada di masyarakat
dan bereperan aktif dalam usaha menanggulanginya,
termasuk persoalan yang menjadi bahan kajian kelas.
i. Jaringan Informasi Elektronik. Informasi tentang apa,
mengapa, dan bagaimana kebiasaan masyarakat yang tidak
pandai berterima kasih, juga dapat ditemukan melalui
internet. Apabila sekolah tidak mempunyai akses terhadap
pelayanan ini, para siswa dapat pergi ke warnet (Warung
Internet) yang menyediakan jasa penyewaan pemakaian
Internet.
Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …49
Gb. 24. Jaringan informasi elektronik sebagai sumber informasi penting Sumber: https://www.google.com/url?sa
3. Panduan untuk memperoleh dan mendokumentasikan
informasi
Nara sumber yang akan dijadikan sumber informasi biasanya
merupakan orang-orang yang sangat sibuk. Ikutilah langkah-langkah
berikut ini agar aktivitas tim peneliti tidak menganggu pekerjaan
mereka di kantor.
a. Kunjungi perpustakaan, kantor-kantor pemerintah/swasta,
dan tempat-tempat yang dianggap tepat untuk mendapatkan
informasi tentang masalah yang dikaji oleh kelas secara
perorangan atau 2 orang dalam satu kelompok. Gunakan Format
Dokumentasti dan Informasi dari Kantor Penerbitan.
b. Dapatkan informasi melalui telepon. Agar tidak terjadi
pengulangan pertanyaan, tugas menelpon ini hanya boleh
dilakukan oleh satu orang saja. Oleh karena itu, harus diingat
bahwa tim peneliti yang bertugas mencari informasi melalui
telepon harus dapat mencatat secara jelas semua informasi yang
diperoleh selama wawancara telepon. Gunakan Format
Dokumentasi Informasi dari Surat-menyurat atau Wawancara Telepon.
50 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah
c. Surat boleh ditulis oleh satu orang atau lebih tim peneliti. Surat
tersebut ditujukan kepada masing-masing kantor atau
perorangan dengan tujuan untuk meminta beberapa informasi
yang diperlukan. Tim peneliti juga boleh menggunakan alamat
rumahnya.
4. Pekerjaan Rumah Meneliti Masalah yang Muncul dalam
Masyarakat
Setelah memutuskan sumber-sumber informasi yang akan
digunakan, kelas akan dibagi dalam beberapa kelompok peneliti.
Masing-masing kelompok peneliti bertanggung jawab untuk
mengumpulkan informasi dari sumber yang beragam. Apabila
terpilih menjadi anggota tim peneliti yang bertugas untuk
menghubungi salah satu sumber informasi, mulailah dengan
memperkenalkan diri sendiri. Kemudian jelaskan tujuan atau alasan
mengapa tim peneliti menghubunginya. Gunakan panduan berikut ini
untuk memperkenalkan diri baik dalam surat menyurat atau tatap
muka langsung. Gunakan Format Dokumentasi Informasi dari Surat-menyurat
atau Wawancara Telepon.
Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …51
Panduan memperkenalkan diri sendiri
Nama saya_______________
Saya sekolah di______________________________________________
Guru saya ______________
Masalah yang sedang dikaji adalah............................... (Gambarkan
masalah secara singkat). Saya bertanggung jawab untuk mencari
informasi yang berkaitan dengan masalah tersebut untuk
disampaikan di kelas).
Kami sedang mempelajari permasalahan yang ada di tempat kami
dan bagaimana pemerintah menangani permasalahan itu. Kami juga
mempelajari cara-cara apa sajakah yang dapat ditempuh oleh masing-
masing warganegara untuk dapat ikut berpartisipasi dalam
menyelesaikan permasalahan tersebut.
Apakah sekarang saya boleh mengajukan sejumlah
pertanyaan?
Kalau tidak bisa kapankah saya bisa menghubungi Bapak /Ibu
kembali?
Adakah orang lain lagi yang harus saya hubungi?
Apakah Bapak/Ibu mempunyai informasi tertulis tentang
masalah tersebut untuk diberikan kepada saya? (Jika wawancara
ini dilakukan melalui telepon, tim peneliti dapat membuat janji
kapan informasi tertulis itu akan diambil).
52 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah
DOKUMENTASI INFORMASI DARI KANTOR
PENERBITAN
Nama-nama anggota tim peneliti____________________
Tanggal_____________________
Nama perpustakaan, kantor, perwakilan, atau warnet yang
dikunjungi_____________________________________
Masalah yang sedang diteliti kebiasaan masyarakat yang tidak pandai
berterima kasih.
1. Sumber informasi :
a. Nama Penerbit_____________________________
b. Nama Pengarang ___________________________
c. Tanggal Penerbitan____________________________
2. Tanyakanlah pertanyaan-pertanyaan berikut. (Catatlah informasi
yang diterima).
a. Seberapa seriuskah masalah ini dalam masyarakat?
b. Seberapa luaskah penyebaran masalah ini dalam masyarakat?
c. Manakah hal-hal berikut ini yang Bapak/Ibu anggap benar?
Tidak ada Undang-Undang atau kebijakan yang dapat
digunakan untuk memecahkan masalah ini.
Ya____
Tidak ____
Undang-Undang atau kebijakan yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalali ini tidak cukup memadai. Ya____
Tidak ___
Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …53
Undang-Undang yang digunakan untuk memecahkan
masalah ini sudah cukup memadai tetapi tidak dilaksanakan
dengan sungguh-sungguh. Ya____ Tidak __
d. Tingkat dan lembaga pemerintah manakah yang bertanggungjawab
untuk menangani masalah itu? Apa yang mereka lakukan untuk
menangani masalah itu?
e. Apakah dalam masyarakat ditemukan adanya perbedaan-
perbedaan pendapat berkenaan dengan dibuatnya kebijakan
tersebut? Sebutkan beberapa silang pendapat tersebut?
f. Suara mayoritas siapakah (mdividu, kelompok, atau organisasi) yang
banyak mengungkapkan pendapatnya berkenaan dengan
masalah ini? Mengapa mereka tertarik dengan masalah ini?
Langkah-langkah apakah yang telah mereka ambil? Apakah
keuntungan dan kerugian dari pengambilan langkah-langkah
tersebut di atas?
g. Bagaimana cara saya dan teman-teman sekelas saya dapat
mcmperoleh informasi-informasi mengenai langkah-langkah
yang telah mereka ambil?
54 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah
FORMAT DOKUMENTASI INFORMASI DARI SURAT-
MENYURAT ATAU WAWANCARA TELEPON
Nama anggota tim peneliti__________________________
Tanggal________________
Masalah yang sedang diteliti ..................................................
Sumber informasi ________________________________
1. Tulislah nama pemberi informasi. Jika diperbolehkan tulislah
juga gelar dan nama kelompok atau organisasinya.
a. Nama _____________________
b. Gelar _____________________
c. Nama kelompok/organisasi __________________
d. Alamat kelompok/organisasi_________________
e. Nomor telepon yang bisa dihubungi __________
2. Perkenalkanlah dirimu (ikuti panduan memperkenalkan diri)
kemudian mintalah informasi yang berhubungan dengan
permasalahan yang sedang dikaji.
a. Seberapa seriuskah masalah ini dalam masyarakat?
b. Seberapa luaskah penyebaran masalah ini dalam
masyarakat?
c. Mengapa masalah ini harus ditangani pemerintah?
d. Haruskah warga masyarakat juga ik ut bertanggungjawab
dalam menangani masalah ini? Mengapa?
e. Manakah hal-hal berikur ini yang Bapak/Ibu anggap
benar?
Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …55
Tidak ada Undang-undang atau kebijakan yang dapat
digunakan untuk memecahkan masalah ini. Ya________
Tidak_______
Undang-Undang atau kebijakan yang dapat digunakan
untuk memccahkan masalah ini tidak cukup memadai.
Ya____ Tidak ____
Undang-Undang yang digunakan untuk memecahkan
masalah ini sudah cukup memadai tetapi tidak
dlilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Ya____ Tidak
____
d. Tingkat dan lembaga pemerintah manakah vang
bcrtanggungjawab untuk menangani masalah itu? Apa yang
mereka lakukan untuk menangani masalah ini?
e. Apakah dalam masvarakat ditemukan perbedaan-perbedaan
pendapat berkenaan dengan dibuatnya kebijakan tersebut?
Sebutkan beberapa silang pendapat tersebut?
f. Suara mayoritas siapakah (individu, kelompok, atau organisasi)
yang banyak mcngungkapkan pendapatnya berkenaan dengan
masalah ini?
Mengapa mereka tertarik dengan masalah ini?
Langkah-langkah apakah yang telah mereka ambil?
Apakah keuntungan dan kerugian dari pengambilan
langkah-langkah tersebut di atas?
Bagaimana cara mereka mempengaruhi pemerintah
dalam pengambilan langkah-langkah pemecahan
masalah ini?
g. Jika kelas nantinya dapat mengembangkan sebuah kebijakan
untuk menangani masalah ini, apakah saran Bapak/Ibu agar kami
dapat mempengaruhi pemerintah supaya bersedia menerima
usulan kami?
56 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah
Kegiatan pada langkah tiga memberikan banyak pengalaman
belajar kepada para siswa diantaranya adalah membiasakan untuk
mengambil keputusan dengan dukungan data dan informasi yang
akurat. Pengalaman ini diperoleh para siswa tatkala mereka
mengumpulkan data dan informasi dari berbagai sumber untuk
menjawab berbagai persoalan yang menjadi bahan kajian kelas.
Kemampuan ini penting dimiliki warganegara yang berkarakter,
sebab akan fatal akibatnya jika keputusan diambil hanya berdasarkan
perasaan atau bahkan berdasarkan pertimbangan yang tidak
rasional. Hal lain yang diperoleh dari proses belajar pada langkah
ketiga ini adalah kemampuan berkomunikasi. Sebagian dari sumber-
sumber informasi berupa nara sumber, baik perorangan maupun
kelompok. Maka, semakin intensif berhubungan dengan nara sumber
akan semakin pandailah para siswa dalam berkomunikasi.
Kemampuan berkomunikasi merupakan salah satu soft skill yang
penting sebagai faktor kesuksesan hidup kita.
D. Mengembangkan Portofolio Kelas
Untuk memasuki tahap ini tim peneliti harus sudah
menyelesaikan penelitiannya. Dalam tahap ini mulailah
mengembangkan portofolio kelas. Kelas akan dibagi dalam empat
kelompok. Masing-masing kelompok akan bertanggung jawab untuk
mengembangkan satu bagian dari portofolio kelas. Bahan-bahan yang
dimasukkan dalam portofolio hendaknya mencakup dokumentasi-
dokumentasi yang telah dikumpulkan dalam tahap penelitian.
Dokumentasi ini harus mencakup bahan-bahan atau karya-karya seni
yang ditulis asli oleh para siswa.
Tujuan tahap ini adalah agar para siswa dapat menyusun
portofolio kelas, baik portofolio bagian tayangan maupun portofolio
bagian dokumentasi berdasarkan data dan informasi yang diperoleh
dari kegiatan penelitian.
Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …57
1. Spesifikasi Portofolio
Karya dari keempat kelompok ini akan ditampilkan dalam
sebuah portofolio kelas. Portofolio tersebut akan terbagi dalam dua
bagian: bagian tayangan dan bagian dokumentasi (CICED, 2000).
Gb. 25. Portofolio bagian tayangan dan dokumentasi Sumber: https://www.google.com/url?sa
a. Bagian Tayangan
Pada bagian ini, karya masing-masing dari keempat kelompok
hendaknya ditempatkan pada satu panel terpisah dari keempat
tayangan panel lainnya. Bagian tayangan ini hendaknya terdiri atas
empat lembaran papan poster atau papan busa, atau yang sejenis.
Masing-masing panel tersebut ukurannya tidak lebih dari 90cm x 80cm.
Tayangan ini hendaknya dibuat sedemikian rupa sehingga dapat
diletakkan di atas meja. Bahan-bahan yang ditayangkan dapat meliput
pernyataan-pernyataan tertulis, daftar sumber-sumber informasi,
peta,grafis, foto-foto, karya seni yang asli, dan sebagainya.
58 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah
b. Bagian Dokumentasi
Masing-masing dari keempat kelompok harus memilih bahan-
bahan yang telah dikumpulkan. Bahan-bahan itu merupakan bahan-
bahan yang terdokumentasi paling baik yang juga digunakan sebagai
pembuktian penelitian yang telah dilakukan. Bahan-bahan yang
dimasukkan pada bagian dokumentasi ini harus mewakili hasil penelitian-
penelitian terpenting yang pernah dilakukan. Tidak semua hasil
penelitian harus diikutsertakan. Bahan-bahan ini harus dimasukkan pada
sebuah map (binder) bermata dua yang tidak lebih tebal dari 5cm.
Gunakanlah warna yang berbeda untuk memisahkan keempat bagian
yang berbeda tersebut. Masing-masing bagian harus memiliki daftar isi.
2. Tugas Kelompok Portofolio
Berikut ini adalah tugas-tugas yang harus dilakukan oleh masing-
masing kelompok portofolio. Masing-masing kelompok hendaknya
memilih bahan-bahan yang dikumpulkan oleh tim peneliti terutama
bahan-bahan yang sangat membantu tim peneliti dalam menyelesaikan
tugas-tugas mereka (Budimansyah, 2017). (Petunjuk lebih rinci untuk
setiap kelompok tertera pada uraian tentang: Beberapa Petunjuk Bagi
Kelompok Portofolio)
Gb. 26. Portofolio bagian tayangan terdiri atas empat papan panel yang dikerjakan oleh masing-masing kelompok
https://www.google.com/url?sa
Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …59
a. Kelompok Portofolio Satu: Menjelaskan Masalah. Kelompok ini
bertanggung jawab untuk menjelaskan pilihan masalah yang telah
dikaji. Kelompok ini juga harus menjelaskan beberapa hal yang
meliputi alasan mengapa masalah yang dipilih itu merupakan
sesuatu yang penting, mengapa badan pemerintahan tertentu
atau pemerintahan tingkat tertentu harus menangani masalah
tersebut.
b. Kelompok Portofolio Dua: Menilai Kebijakan Alternatif yang
Disarankan untuk Memecahkan Masalah. Kelompok ini
bertanggung jawab untuk menjelaskan kebijakan-kebijakan yang
sudah ada dan/atau menjelaskan kebijakan-kebijakan alternatif
yang dibuat untuk memecahkan masalah.
c. Kelompok Portofolio Tiga: Mengembangkan Kebijakan Publik
Kelas. Kelompok ini bertanggung jawab untuk mengembangkan
dan menerangkan dengan tepat atas suatu kebijakan tertentu yang
disepakati dan didukung oleh seluruh kelas untuk memecahkan
masalah.
d. Kelompok Portofolio Empat: Mengembangkan suatu Rencana
Tindakan agar Pemerintah Bersedia Menerima Kebijakan Kelas.
Kelompok ini bertanggung jawab untuk mengembangkan suatu
rencana tindakan yang menunjukan bagaimana cara warganegara
dapat mempengaruhi pemerintah untuk menerima kebijakan yang
didukung oleh kelas.
3. Kriteria Penilaian Portofolio
Pada uraian di bawah nanti para siswa akan menemukan Checklist
Kriteria Portofolio yang akan membantu mengembangkan portofolio
terbaik. Gunakanlah checklist ini sebagai panduan pada saat
mengembangkan portofolio kelas. Selain beberapa kriteria yang tertera
dalam Checklist Kriteria Portofolio, para siswa juga dapat memperkirakan
efek atau pengaruh apakah yang mungkin ditimbulkan dalam melihat
keseluruhan portofolio kelas. Mereka juga pasti ingin agar portofolionya
menunjukkan suatu pemecahan masalah yang kreatif dan orisinal. Berhati-
hatilah dalam menyajikan informasi-informasi yang diperoleh.
60 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah
Jika portofolio kelas diikutsertakan dalam suatu kompetisi dengan
kelas-kelas yang lain, maka para juri akan menilai portofolio kelas
berdasarkan Checklist Kriteria Portofolio yang telah dipelajari. Para juri
akan memberikan dua bagian penilaian secara terpisah yaitu penilaian atas
masing-masing bagian portofolio dan penilaian portofolio secara
keseluruhan (Budimansyah, 2002).
Gb. 27. Dewan juri akan memberikan penilaian terhadap penampilan setiap kelompok portofolio
Sumber: https://www.google.com/url?sa
a. Beberapa Petunjuk Bagi Kelompok Portofolio
Beberapa petunjuk di bawah ini memuat cakupan tugas-tugas
kelompok secara lebih terperinci. Meskipun masing-masing kelompok
sudah memiliki tugas-tugasnya sendiri, tetapi komunikasi antarkelompok
harus tetap dijalin untuk saling berbagi ide dan informasi. Masing-
masing kelompok harus selalu menginformasikan kemajuan
kegiatan portofolio mereka kepada teman-teman sekelas.
Kerjasama antar kelompok juga harus dilakukan sehingga kelas
dapat menghasilkan portofolio terbaiknya.
Masing-masing kelompok hendaknya bekerjasama dalam
memutuskan hal-hal yang berkaitan dengan bahan-bahan apa saja
yang akan dimasukkan dalam Bagian Tayangan dan Bagian
Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …61
Dokumentasi portofolio. Kerjasama ini selain akan menghindarkan
terjadinya penayangan informasi yang sama lebih dari satu kali, juga
akan menjamin ketepatan tayangan dan bukti-bukti penelitian yang
telah dilakukan (CCE, 1998; CICED, 2000).
CHECKLIST KRITERIA PORTOFOLIO
a. Kriteria bagi tiap-tiap bagian portofolio:
Kelengkapan
Apakah masing-masing bagian telah mencakup bahan-bahan
yang diuraikan di muka menurut tugas masing-masing
kelompok portofolio 1-4?
Apakah bahan-bahan yang sudah dimasukkan melebihi dari
yang diperlukan?
Kejelasan
Apakah portofoiio tersusun dengan rapi?
Apakah portofoiio tertulis dengan jelas dengan menggunakan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai EYD (Ejaan
Yang Disempurnakan)?
Apakah hal-hal pokok dan argumen-argumen yang dimasukkan
adalah hal-hal dan argumen-argumen yang mudah dipahami?
Informasi
Apakah informasi akurat?
Apakah informasi sudah mencakup fakta utama dan konsep-
konsep penting? Apakah informasi-informasi yang dimasukkan
adalah informasi penting yang dapat mempermudah memahami
topik portofolio?
Hal-hal yang mendukung
Apakah para siswa telah memberikan contoh-contoh yang
dapat memperjelas atau mendukung hal-hal utama?
Grafis
Apakah grafis yang ditayangkan berkaitan erat dengan isi
bagian yang ditampilkan? Apakah grafis cukup memberikan
informasi? Apakah masing-masing grafis telah memiliki judul?
Apakah grafis dapat membantu orang lain memahami
tayangan portofoio kelas?
62 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah
Dokumentasi
Apakah para siswa telah mendokumentasikan hal-hal
terpenting pada bagian portofolio?
Apakah kelas telah menggunakan sumber-sumber yang tepat,
terpercaya dan variatif ?
Pada saat mengutip atau menyadur pernyataan dari nara
sumber, apakah selalu menghargai mereka?
Apakah bagian portofolio dokumentasi berkaitan erat dengan
bagian portofolio tayangan?
Apakah para siswa telah memilih sumber informasi yang terbaik
dan terpenting?
Konstitusionalitas
Apakah Format Landasan Konstitusional telah dimasukkan?
Apakah para siswa telah menjelaskan mengapa kebijakan yang
diusulkan tidak bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945?
b. Kriteria keseluruhan portofolio
Persuasif
Apakah portofolio kelas dapat memberikan bukti yang cukup
bahwa masalah yang dipilih sebagai bahan kajian kelas itu
adalah masalah yang penting?
Apakah kebijakan yang diusulkan sudah mengarah langsung
pada pokok permasalahan?
Apakah portofolio kelas dapat memberikan penjelasan
tentang bagaimana cara kelas mendapatkan dukungan publik
atas kebijakan yang telah diusulkan?
Kegunaan
Apakah usulan kebijakan kelas itu praktis dan realistis?
Apakah rencana kerja kelas untuk memperoleh dukungan bagi
usulan kebijakan sudah bersifat realistis?
Koordinasi
Apakah tiap-tiap bagian dari keempat bagian portofolio
tayangan saling berkaitan satu sama lain tanpa adanya
pengulangan informasi?
Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …63
Apakah Bagian Dokumentasi portofolio kelas dapat
memberikan bukti-bukti yang mendukung Portofolio Bagian
Tayangan?
Refleksi
Apakah Bagian Refleksi dan Evaluasi pengembangan portofolio
kelas dapat menunjukkan bahwa para siswa telah
merenungkan semua pengalaman yang didapat?
Apakah para siswa telah menuliskan semua yang telah
dipelajarinya dari pengalaman pembuatan portofolio kelas?
Secara lebih terinci, spesifikasi dari masing-masing kelompok
portofolio (1-4) dapat diuraikan pada Bab 3.
E. Menyajikan Portofolio
Jika portofolio kelas sudah selesai, para siswa dapat
menyajikan hasil pekerjaannya dihadapan hadirin. Presentasi itu
atau yang dikenal pula dengan sebutan showcase dapat dilakukan
di hadapan dua sampai tiga orang juri yang mewakili perguruan
tinggi dan masyarakat. Dengan kegiatan ini para siswa akan
dibekali dengan pengalaman belajar bagaimana cara
mempresentasikan ide-ide dan pemikiran kepada orang lain, serta
bagaimana cara meyakinkan mereka terhadap langkah-langkah
yang siswa ambil (Budimansyah, 2017).
64 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah
Gb. 28. Show-case portofolio klas di hadfapan dewan juri Sumber: https://www.google.com/url?sa
Empat tujuan dasar kegiatan presentasi portofolio (showcase)
ini antara lain adalah sebagai berikut (CCE, 1998; CICED, 2000).
a. Memberikan informasi kepada para hadirin tentang
pentingnya masalah yang diidentifikasi itu bagi masyarakat.
b. Menjelaskan dan memberikan penilaian atas kebijakan
alternatif kepada para hadirin, dengan tujuan agar mereka
dapat memahami keutungan dan kerugian dari masing-
masing kebijakan alternatif tersebut.
c. Mendiskusikan dengan para hadirin bahwa pilihan kebijakan
yang telah dipilih adalah kebijakan yang "paling baik"untuk
menangani permasalahan tersebut. Selain itu para siswa
juga harus bisa "membuat suatu argumen yang rasional"
untuk mendukung pemikiran mereka. Diskusi ini juga
bertujuan untuk meyakinkan para hadirin bahwa menurut
pemikiran dan dukungan kelas, kebijakan yang telah dipilih
tidak bertentangan dengan konstitusi.
Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …65
d. Menunjukkan bagaimana cara kelas dapat memperoleh
dukungan dari masyarakat, lembaga legislatif dan eksekutif,
lembaga pemerintahan/swasta lainnya atas kebijakan pilihan
kelas.
Masing-masing tujuan tersebut mewakili keempat kelompok
yang bertanggung jawab atas masing-masing Bagian Tayangan dan
masing-masing Bagian Dokumentasi portofolio kelas. Selama
presentasi, masing-masing kelompok akan bertanggung jawab
untuk mencapai tujuan yang tepat. Gunakanlah panduan di bawah
ini.
a. Presentasi Awal
Presentasi awal akan berlangsung pada empat menit
pertama. Pada empat menit pertama ini kelompok portofolio kelas
akan mempresentasikan informasi-informasi penting dari masing-
masing bagian portofolio.
a. Informasi yang disampaikan hendaknya sesuai dengan yang
tercantum pada Bagian Tayangan dan Bagian Dokumentasi.
Para siswa tidak boleh menyampaikan informasi dengan cara
membaca kata per kata yang tertulis dalam kedua bagian
tersebut.
b. Gunakanlah grafis yang ada dalam portofolio untuk
membantu menjelaskan dan menekankan suatu pokok
pikiran.
c. Hanya bahan-bahan yang dimasukkan dalam portofoliolah
yang dapat digunakan dalam presentasi lisan. Para siswa
tidak boleh menggunakan bahan-bahan tambahan lainnya
seperti video tape, slide, komputer, Over Head Projector (OHP), atau
poster-poster.
b. Forum Tanya Jawab
Enam menit berikutnya akan menjadi forum tanya-jawab
dimana dewan juri akan mengajukan beberapa pertanyaan
berdasarkan presentasi dan tampilan portofolio kelas.
Kemungkinan para juri akan meminta untuk:
66 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah
a. Menjelaskan lebih jauh atau mengklarifikasi pokok-pokok
utama yang telah siswa kerjakan.
b. Memberikan contoh-contoh yang jelas tentang pokok-
pokok utama yang telah siswa selesaikan.
c. 3.Mempertahankan beberapa pernyataan dan/atau langkah
yang telah siswa ambil.
d. Menjawab pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan apa
yang telah siswa pelajari dari pengalaman membuat
portofolio kelas. Masalah-masalah apa yang telah siswa
hadapi? Hal-hal terpenting apakah yang siswa pelajari
dalam melakukan penelitian masalah kemasyarakatan?
Gb. 29 Portofolio bagian penayangan siap dipresentasikan di hadapan dewan juri Sumber: https://www.google.com/url?sa
c. Persiapan Presentasi
Para siswa boleh meminta bantuan ahli (nara sumber) yang
memiliki pengalaman dalam membuat presentasi bagi masyarakat
umum supaya dapat melatih bagaimana cara melakukan presentasi
kelompok. Akan sangat membantu jika para siswa bisa meminta
Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …67
bantuan dari pejabat pemerintahan setempat misalnya ketua
RT/RW, anggota-anggota organisasi kemasyarakatan misalnya ibu-ibu
PKK, Karang Taruna, atau anggota LSM lain yang memiliki
program kegiatan kewarganegaraan.
d. Panduan
Libatkanlah semua anggota kelompok agar ikut serta
berpartisipasi baik pada saat presentasi awal maupun pada saat forum
tanya-jawab. Presentasi ini tidak boleh didominasi oleh satu atau
dua orang siswa saja, melainkan haruslah memperlihatkan hasil
belajar bersama yang telah dilakukan ketika mempersiapkan
portofolio kelas.
Jangan membacakan portofolio kelas di hadapan para juri,
melainkan cobalah untuk memilih informasi dan argumen yang
penting-penting saja, dan sajikanlah portofolio kelas dalam bentuk
dialog. Para siswa hanya boleh menggunakan catatan kecil pada
saat melakukan presentasi awal, sedangkan pada saat
berlangsungnya forum tanya-jawab catatan kecil apapun tidak
boleh dipergunakan.
Jika presentasi awal kurang dari empat menit, maka sisa
waktu akan ditambahkan dalam forum tanya jawab. Masing-
masing kelompok disediakan waktu sepuluh menit untuk
mempresentasikan portofolio kelas. Selama presentasi para siswa
tidak boleh menggunakan bahan-bahan lain selain bahan-bahan
yang telah dimasukkan kedalam portofolio kelas.
e. Kriteria Penilaian
Jika kelas diikutsertakan dalam suatu kompetisi dimana
siswa dituntut untuk melakukan presentasi, maka presentasi itu
akan dinilai oleh dewan juri. Guru pembimbing akan menjelaskan
kriteria apa yang akan digunakan dewan juri dalam menilai
presentasi portofolio kelas.
Pada langkah kelima ini para siswa belajar
mengkomunikasikan gagasan kepada orang lain dan belajar
meyakinkan orang lain untuk menerima gagasan-gagasan tersebut.
68 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah
Kegiatan ini memerlukan kemampuan berkomunikasi tingkat
tinggi, karena bukan saja harus menguasai substansi secara
komprehensif namun juga harus memahami psikologi massa,
teknik-teknik persuasi, kemampuan marketing, dan lain-lain.
Disamping itu bagi siswa yang memiliki potensi kecerdasan
linguistik, ajang show case ini merupakan pengalaman berharga
untuk mengasah bakat dan kemampuannya (Budimansyah, 2002).
F. Merefleksi Pengalaman Belajar
a. Tujuan
Merefleksikan pengalaman belajar atas segala sesuatu selalu
merupakan hal yang baik. Refleksi pengalaman belajar ini
merupakan salah satu cara untuk belajar, untuk menghindari agar
jangan sampai melakukan suatu kesalahan, dan untuk
meningkatkan kemampuan yang sudah siswa miliki.
Untuk memasuki tahap ini para siswa harus sudah
menyelesaikan portofolio kelas. Sebagai bagian tambahan, para
siswa dapat memasukkan Bagian Refleksi atau Evaluasi ini dalam
Map Bagian Dokumentasi. Bagian Refleksi ini hendaknya
menggambarkan secara singkat tentang:
Apa yang telah dipelajari oleh seorang siswa dan oleh teman
sekelasnya? Bagaimana caranya?
Cara apa yang akan siswa pakai jika mereka nantinya akan
mengembangkan portofolio yang lain? Masih sama dengan
cara yang telah mereka pakai atau akan berbeda?
Refleksi pengalaman ini hendaklah merupakan hasil kerja
sama antara teman-teman sekelas sama seperti kerjasama antara
mereka yang telah dilakukan selama membuat portofolio kelas.
Disamping itu para siswa juga harus merefleksikan pengalaman
belajarnya baik sebagai seorang pribadi maupun sebagai salah satu
anggota kelas. Guru-guru dan para sukarelawan yang telah
membantu para siswa mengembangkan portofolio, akan membantu
juga dalam merefleksikan pengalaman para siswa selama
melaksanakan kegiatan portofolio ini. Akan lebih baik lagi jika
bagian refleksi pengalaman belajar ini dibuat seusai presentasi
Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …69
portofolio di hadapan teman-teman sekelas, para guru, dewan juri,
pegawai pemerintahan, dan anggota masyarakat lainnya.
b. Kesimpulan
Jangan berhenti sampai di sini. Para siswa harus terus
melanjutkan mengembangkan ketrampilan dalam mempengaruhi
pemerintah dalam membuat kebijakan publik. Ketrampilan ini
penting sekali karena kemungkinan besar para siswa akan
menggunakannya setelah dewasa. Yang perlu diingat adalah bahwa
setiap kebijakan akan memerlukan revisi, dan setiap waktu akan
bermunculanlah masalah-masalah baru yang ada dalam masyarakat
yang tentunya akan memerlukan kebijakan baru. Membantu
membuat kebijakan publik dan ikut mengambil langkah-langkah
yang diperlukan merupakan tanggung jawab warganegara seumur
hidup dalam pemerintahan yang berdaulat.
Gb. 30 Merefleksi pengalaman belajar merupakan satu cara untuk menghindari kesalahan di masa depan
Sumber: https://www.google.com/url?sa
70 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah
c. Panduan
Para siswa boleh menggunakan panduan di bawah ini
u n t u k merefleksikan pengalaman belajar.
1. Apa yang bisa saya pelajari dari hasil kebijakan
publik yang saya buat bersama teman-teman sekelas?
2. Apa yang dapat kami (sekelas) pelajari dari
kebijakan publik yang kami kembangkan dalam
sebuah portofolio?
3. Kctrampilan apa yang dapat saya pelajari dan saya
tingkatkan melalui kegiatan portofolio ini?
4. Ketrampilan apa yang dapat kami pelajari dan kami
tingkatkan melalui kegiatan portofolio ini?
5. Apa keuntungan melakukan suatu kegiatan
bersama-sama dalam satu tim?
6. Kegiatan apa yang telah saya laksanakan dengan
baik?
7. Kegiatan apa yang telah kami laksanakan dengan
baik?
8. Bagaimana cara saya untuk meningkatkan
ketrampilan memecahkan suatu permasalahan (problem
solving ?
9. Bagaimana cara kami (sekelas) untuk meningkatkan
ketrampilan memecahkan suatu permasalahan (problem
solving ?
10. Cara apa yang akan kami (sekelas) pakai jika nantinya
kami akan mengembangkan portofolio mengenai
kebijakan publik yang lain? Masih sama dengan cara
yang pernah dipakai atau akan berbeda?
Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …71
BAB 3
SPESIFIKASI PORTOFOLIO
72 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah
Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …73
A. Kelompok Portofolio Satu: Menjelaskan Masalah
Kelompok ini bertanggung jawab untuk menjelaskan
permasalahan yang tercantum pada tampilan pertama dalam
Bagian Tayangan dan Bagian Dokumentasi portofolio kelas.
1. Bagian Tayangan Portofolio : Bagian satu
Bagian ini hendaknya mencakup hal-hal berikut:
a. Rangkuman masalah secara tertulis.
1) Tinjau ulang bahan-bahan yang telah dikumpulkan oleh tim
peneliti. Jelaskanlah masalah yang telah dikaji tersebut dalam
dua halaman ketikan berspasi rangkap. Rangkumlah apa yang
telah siswa pelajari sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan
berikut:
2) Seberapa seriuskah masalah tersebut dalam masyarakat?
3) Seberapa luaskah penyebaran masalah tersebut di negara kita?
4) Mengapa masalah ini harus ditangani oleh pemerintah?
Haruskah warga masyarakat lain juga ikut bertanggung jawab
untuk menangani masalah tersebut? Mengapa?
5) Manakah dari hal-hal berikut ini yang dianggap benar?
Tidak ada undang-undang yang dapat digunakan untuk
menangani masalah itu.
Undang-undang untuk menangani masalah ini tidak
cukup memadai.
Undang-undang untuk menangani masalah ini
sudah cukup memadai namun tidak
diselenggarakan dengan baik.
6). Adakah perbedaan pendapat yang terjadi dalam
masyarakat berkaitan dengan masalah tersebut?
Sebutkan!
7). Siapakah (individu, kelompok atau organisasi) yang
memerhatikan masalah tersebut?
Mengapa mereka tertarik dengan masalah tersebut?
Langkah-langkah apakah yang mereka ambil?
74 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah
Apakah keuntungan dan kerugian dari pengambilan
langkah-langkah tersebut?
Bagaimana cara mereka mempengaruhi pemerintah
agar menerima pandangan mereka?
8). Pada tingkat dan/atau lembaga pemerintahan manakah yang
bertanggung jawab menangani masalah tersebut? Apa yang
mereka lakukan untuk menangani masalah tersebut?
b. Presentasi masalah dengan grafis. Penyajian ini dapat meliputi
peta, grafis, foto-foto, kartun-kartun politik, topik-topik utama surat
kabar, tabel statistik, dan ilustrasi lainnya. Ilustrasi tersebut dapat
diambil dari media cetak atau merupakan buatan sendiri.
Setiap ilustrasi hendaknya diberi judul.
c. Identifikasi Sumber Informasi. Ketiklah sumber-sumber
informasi yang telah digunakan sebanyak satu halaman
berspasi rangkap.
2. Bagian Dokumentasi Portofolio: Bagian satu
Pada bagian pertama dalam map dokumentasi portofolio
kelas, masukkanlah semua informasi terbaik dan terpenting yang
telah dikumpulkan dan digunakan dalam pengujian dan penelitian
masalah. Misalnya, para siswa dapat memasukkan bahan-bahan
penting dari :
kliping surat kabar dan majalah,
laporan tertulis dari wawancara dengan anggota masyarakat,
laporan tertulis dari ulasan radio dan televisi tentang
masalah tersebut,
keterangan-keterangan dari organisasi kemasyarakatan,
organisasi pemerintahan atau swasta,
kutipan-kutipan dari lembaga publikasi pemerintahan.
Isi dari Bagian Dokumentasi terdiri atas halaman judul untuk
masing-masing laporan dan dokumentasi, bahan-bahan
dokumentasi dan laporan itu sendiri, dan satu halaman rangkuman
(abstraksi) dokumentasi baik yang diambil dari bahan dokumentasi
itu sendiri maupun dokumentasi yang ditulis oleh kelompok.
Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …75
Rincilah keseluruhan bahan-bahan dokumentasi maupun laporan-
laporan tersebut dalam Daftar Isi bagian kesatu ini.
B. Kelompok Portofolio Dua: Mengkaji Kebijakan
Alternatif untuk Menangani Masalah
Kelompok ini bertanggung jawab untuk menjelaskan masalah
dan memberikan penilaian atas kebijakan yang digunakan saat ini atau
kebijakan yang sedang/telah disusun untuk menangani masalah yang
menjadi kajian kelas. Temuan kelompok akan disajikan pada-tampilan
kedua dalam Bagian Tayangan dan Bagian Dokumentasi portofolio
kelas.
1. Bagian tayangan portofolio: Bagian dua
Bagian ini hendaknya mencakup hal- hal berikut:
a. Rangkuman tertulis tentang kebijakan alternatif. Pilih dua
atau tiga kebijakan yang diusulkan secara perorangan atau
kelompok (atau siswa juga dapat memasukkan kebijakan-
kebijakan yang sudah ada saat ini). Untuk setiap kebijakan yang
dipilih, ketiklah rangkuman dari jawaban pertanyaan-pertanyan
berikut ini dalam dua spasi.
1). Kebijakan apa sajakah yang diusulkan secara perorangan atau
kelompok?
2). Apakah keuntungan atau kerugian dari kebijakan tersebut?
b. Presentasi grafis kebijakan. Penyajian ini dapat berupa peta, grafik,
foto-foto, lukisan, gambar, kartun politik, topik-topik utama surat
kabar, tabel statistik, dan ilustrasi lainnya yang berkaitan dengan
kebijakan yang diusulkan. Ilustrasi-ilustrasi dapat diambil dari
media cetak atau dapat juga merupakan hasil buatan siswa sendiri.
Berilah judul pada setiap ilustrasi.
c. Identifikasi Sumber informasi. Tuliskanlah berbagai sumber
informasi yang telah digunakan untuk mengumpulkan
informasi.
76 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah
Gb. 31. Bagian tayangan portofolio Sumber: https://www.google.com/url?sa
2. Bagian Dokumentasi Portofolio: Bagian dua
Masukkan informasi terbaik yang telah dikumpulkan dan
digunakan dalam pengujian dan penilaian kebijakan-kebijakan yang ada
saat ini, serta kebijakan-kebijakan alternatif yang digunakan untuk
menangani masalah yang akan menjadi kajian kelas pada bagian kedua
map dokumentasi. Misalnya, para siswa dapat memasukkan pilihan
dokumentasi dari:
kliping surat kabar dan majalah;
laporan tertulis dari wawancara dengan anggota masyarakat;
laporan tertulis dari ulasan radio dan televisi tentang masalah
tersebut
keterangan dari pemerintah, organisasi kemasyarakatan, organisasi
pemerintahan / swasta;
kutipan-kutipan dari lembaga publikasi pemerintahan.
Isi dari Bagian Dokumentasi terdiri atas halaman judul untuk
masing-masing laporan dan dokumentasi, bahan-bahan dokumentasi
dan laporan itu sendiri, dan satu halaman rangkuman (abstraksi)
Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …77
dokumentasi baik yang diambil dari bahan dokumentasi itu sendiri
maupun dokumentasi yang ditulis oleh kelompok. Rincilah
keseluruhan bahan-bahan dokumentasi maupun laporan-laporan
tersebut dalam Daftar Isi bagian kedua ini.
C. Kelompok Portofolio Tiga: Mengusulkan Kebijakan
Alternatif untuk Menangani Masalah
Kelompok ini bertanggung jawab untuk mengusulkan
kebijakan publik yang dapat digunakan untuk menangani masalah
yang menjadi kajian kelas. Kebijakan yang dipilih haruslah merupakan
kebijakan yang nantinya dapat disetujui oleh mayoritas anggota
kelas. Kebijakan tersebut harus pula menjadi kebijakan yang tidak
bertentangan dengan UUD 1945. Format Landasan Konstitusional dapat
digunakan untuk membantu siswa meyakinkan orang lain bahwa
kebijakan yang diusulkan tidak bertentangan dengan UUD 1945.
Kalau kebijakan alternatif sudah memenuhi persyaratan di atas,
maka kelas dapat memilih untuk:
mendukung salah satu kebijakan alternatif yang telah
diidentifikasi oleh kelompok portofolio dua,
memodifikasi salah satu kebijakan, atau
mengembangkan kebijakan kelompok sendiri.
1. Bagian Tayangan Portofolio: Bagian tiga
Bagian ini hendaknya mencakup
hal-hal berikut:
a. Penjelasan dan jastifikasi tertulis atas kebijakan yang
diusulkan. Kelompok ini hendaknya menjelaskan alasan memilih
dan mendukung kebijakan untuk ditayangkan dalam portofolio
kelas. Dalam dua halaman yang diketik dua spasi,
deskripsikanlah:
1) Kebijakan yang diyakini akan dapat menangani masalah;
2) Keuntungan dan kerugian dari kebijakan tersebut;
3) Menurut kelas, mengapa kebijakan tersebut tidak
bertentangan dengan UUD 1945. Gunakan Format Landasan
Konstitusional untuk mencatat jawaban atas pertanyaan di
78 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah
atas. Lengkapilah format tesebut dan sertakanlah dalam
Bagian Dokumentasi portofolio. Para siswa harus bekerja
sama dengan seluruh anggota kelas dalam usaha
melengkapi bagian dokumentasi portofolio ini.
4) Badan dan tingkat pemerintahan manakah yang harus
bertanggung jawab untuk menyelenggarakan kebijakan
yang diajukan? Mengapa?
b. Presentasi grafis kebijakan yang diusulkan. Penyajian ini dapat
berupa peta, grafik, foto-foto, lukisan, gambar, kartun politik,
topik-topik utama surat kabar, tabel statistik, dan ilustrasi
lainnya yang berkaitan dengan kebijakan yang diusulkan
untuk digunakan dalam memecahkan permasalahan yang
menjadi bahan kajian kelas. Ilustrasi dapat diambil dari media
cetak atau bisa juga ilustrasi hasil karya siswa sendiri. Setiap
ilustrasi hendaknya diberi judul.
c. Identifikasi sumber informasi. Ketiklah sumber-sumber
informasi yang telah digunakan untuk mengumpulkan
informasi.
2. Bagian dokumentasi Portofolio: Bagian tiga
Dalam bagian tiga ini, masukkanlah bahan-bahan yang
merupakan informasi terbaik yang telah siswa kumpulkan dan
digunakan baik dalam pengujian dan penilaian kebijakan yang
sudah ada maupun dalam pengujian dan penilaian kebijakan
alternatif lainnya yang akan digunakan untuk menangani masalah
kajian kelas. Pilihan bahan dokumentasi bisa dipilih dari:
kliping surat kabar dan majalah;
laporan tertulis dari wawancara dengan anggota
masyarakat;
laporan tertulis dari ulasan radio dan televisi tentang masalah
tersebut;
keterangan dari pemerintah, organisasi kemasyarakatan,
organisasi pemerintahan/swasta;
kutipan-kutipan publikasi pemerintahan.
Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …79
Isi dari Bagian Dokumentasi terdiri atas halaman judul untuk
masing-masing laporan dan dokumentasi, bahan-bahan
dokumentasi dan laporan itu sendiri, dan satu halaman rangkuman
(abstrak) dokumentasi baik yang diambil dari bahan dokumentasi itu
sendiri maupun dokumentasi yang ditulis oleh kelompok. Rincilah
keseluruhan bahan-bahan dokumentasi maupun laporan-laporan
tersebut dalam Daftar Isi bagian ketiga ini.
Gb. 32 Portofolio adalah koleksi peng alaman belajar peserta didik Sumber: https://www.google.com/url?sa
3. Format Landasan Konstitusional
UUD 1945 dan perundangan-undangan lainnya memuat hal-
hal yang berkenaan dengan tanggung jawab pemerintah dalam
melindungi warganya. Kapan pun kita menyarankan pemerintah
agar dapat menerima kebijakan atau membuat undang-
undang/peraturan perundang-undangan yang kita usulkan yang
digunakan dalam memecahkan suatu masalah, namun tidak boleh
menyarankan pemerintahan untuk membuat kebijakan yang
bertentangan dengan UUD 1945 dan perundangan-undangan
lainnya. Setiap warganegara memiliki hak dan tanggung jawab
untuk mengawasi apakah kebijakan dan UU yang berlaku telah
bertentangan dengan batas-batas konstitusional pemerintahan
atau tidak.
80 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah
Cheklist di bawah ini menguraikan beberapa batasan penting
yang ditetapkan oleh negara untuk melindungi hak-hak
warganegara. Gunakan cheklist tersebut pada saat siswa
mengembangkan sebuah kebijakan. Para siswa harus yakin bahwa
kebijakan yang diusulkan tidak bertentangan dengan batas-batas
yang ditetapkan konstitusi.
Seluruh anggota kelas harus memperhatikan/
mempertimbangkan Format Landasan Konstitusional ini. Hasil
pertimbangan ini harus dimasukkan pada bagian ketiga dalam Bagian
Dokumentasi portofolio kelas.
Checklist
1. Pemerintah tidak diperkenankan melakukan perbuatan yang
melanggar hak-hak asasi manusia. Kebijakan yang diusulkan
(bertentangan/tidak bertentangan) dengan batasan kekuasaan
pemerintah. Jelaskan alasannya.
2. Pemerintah tidak diperkenankan dengan tidak adil dan tidak
jujur, membatasi hak seseorang untuk mengungkapkan
pandapatnya baik lisan maupun tulisan, atau dengan cara-
cara lainnya. Kebijakan yang diusulkan (bertentangan/tidak
bertentangan) dengan batasan kekuasaan pemerintah. Jelaskan
alasannya.
3. Pemerintah tidak diperkenankan mencabut kehidupan,
kebebasan, atau harta milik seseorang tanpa melalui
pengadilan yang adil dan jujur. Kebijakan yang diusulkan
(bertentangan/ tidak bertentangan) dengan batasan
kekuasaan pemerintah. Jelaskan alasannya.
4. Pemenntah tidak diperkenankan membuat aturan hukum yang
tidak rasional dan bersifat diskriminatif, serta
mengelompokkannya berdasarkan ras, agama, dan etnis
tertentu. Kebijakan yang diusulkan (bertentangan/ tidak
bertentangan) dengan batasan kekuasaan pemerintah.
Jelaskan alasannya.
Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …81
D. Kelompok Portofolio Empat: Mengembangkan Rencana
Kerja
Kelompok ini bertanggung jawab untuk mengembangkan
sebuah rencana kerja (antion plan). Rencana ini harus mencakup
langkah-langkah yang mungkin dapat diambil sebagai cara untuk
membuat pemerintah menerima dan melaksanakan kebijakan yang
diusulkan. Seluruh anggota kelas harus terlibat dalam
mengembangkan rencana kerja ini. Meskipun demikian, tanggung
jawab untuk memberikan penjelasan atas rencana kerja beserta
bagian dokumentasinya tetap dilaksanakan oleh kelompok ernpat
ini.
1. Bagian Tayangan Portofolio: Bagian empat
Bagian ini hendaknya mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Penjelasan tertulis tentang bagaimana cara kelas mengajak
masyarakat baik perorangan maupun kelompok untuk
mendukung rencana kerja yang diusulkan. Ketiklah gambaran
pokok-pokok rencana kerja itu dalam satu halaman berspasi
rangkap. Para siswa harus yakin bahwa kelas telah:
1) Mengidentifikasi orang-orang atau kelompok-kelompok
yang cukup berpengaruh dalam masyarakat yang mungkin
bersedia memberikan dukungan atas kebijakan yang
diusulkan. Gambarkan secara singkat bagaimana cara siswa
memperoleh dukungan mereka.
2) Mengidentifikasi kelompok-kelompok masyarakat yang
mungkin menentang kebijakan yang telah diusulkan. Jelaskan
bagaimana cara meyakinkan mereka agar bersedia
memberikan dukungannya.
b. Penjelasan tertulis tentang bagaimana cara kelas mendapatkan
dukungan dari pemerintah atas kebijakan yang diusulkan.
Ketiklah dalam satu halaman berspasi rangkap mengenai
gambaran pokok-pokok rencana kelas. Para siswa harus yakin
bahwa mereka telah melakukan hal-hal berikut.
1) Mengidentifikasi pejabat dan/atau badan-badan pemerintah
yang cukup berpengaruh yang mungkin bersedia
82 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah
mendukung kebijakan yang diusulkan. Gambarkan secara
singkat bagaimana cara memperoleh dukungan mereka.
2) Mengidentifikasi pejabat-pejabat dan/atau badan-badan
pemerintahan yang mungkin akan menentang kebijakan
yang diusulkan. Jelaskan bagaimana cara meyakinkan mereka
agar bersedia memberikan dukungannya.
c. Presentasi grafis rencana kerja. Penyajian ini dapat berupa peta,
grafik, foto-foto, gambar, kartun politik, topik-topik utama surat
kabar, dan ilustrasi lainnya dari berbagai sumber atau yang
merupakan hasil karya siswa sendiri. Tiap-tiap ilustrasi harus
diberi judul.
d. Identifikasi sumber informasi. Ketiklah dalam satu atau dua
halaman berspasi rangkap yang berisi identifikasi sumber-
sumber informasi yang digunakan dalam mengumpulkan
informasi.
2. Bagian Dokumentasi Portofolio: Bagian empat
Masukkan informasi-informasi terbaik yang telah dikumpulkan
dan telah digunakan dalam pengembangan rencana kerja dalam
tampilan keempat pada map dokumentasi portofolio kelas.
Beberapa pilihan dokumentasi misalnya dari:
pernyataan-pernyataan perseorangan atau kelompok-
kelompok yang cukup berpengaruh;
pernyataan-pernyataan dari para pejabat pemerintahan
yang berpengaruh;
kliping surat kabar atau majalah;
laporan tertulis dari wawancara dengan anggota
masyarakat;
laporan tertulis dari ulasan radio dan televisi tentang masalah
tersebut;
keterangan dari pemerintah, organisasi kemasyarakatan,
organisasi pemerintahan/ swasta;
kutipan-kutipan publikasi pemerintahan.
Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …83
Isi dari Bagian Dokumentasi terdiri atas halaman judul untuk
masing-masing laporan dan dokumentasi, bahan-bahan
dokumentasi dan laporan itu sendiri, dan satu halaman rangkuman
dokumentasi baik yang diambil dari bahan dokumentasi itu sendiri
maupun dokumentasi yang ditulis oleh kelompok. Rincilah
keseluruhan bahan-bahan dokumentasi maupun laporan-laporan
tersebut dalam Daftar Isi bagian ke empat ini.
Kegiatan pada langkah keempat memberikan banyak
pengalaman belajar kepada para siswa di antaranya dan yang paling
menonjol adalah mengasah kemampuan bekerja dalam tim.
Pengalaman belajar ini diperoleh pada saat mereka mengembangkan
portofolio kelas. Portofolio kelas harus dibuat oleh satu tim kerja
yang solid yang dipimpin oleh ketua kelas, dibantu oleh ketua
kelompok masing-masing (empat bagian portofolio, berarti empat
ketua kelompok) dan juru penghubung. Juru penghubung bertugas
menghubungkan jalan pikiran antarkelompok agar terdapat benang
merah yang jelas antara masalah yang diangkat oleh kelompok
portofolio satu dengan kebijakan-kebijakan alternatif untuk
menangani masalah yang dikerjakan kelompok portofolio dua
dengan kabijakan publik kelas yang dikerjakan kelompok portofolio
tiga dan denan rencana kerja (action plan) yang disiapkan kelompok
portofolio empat. Tanpa adanya kemampuan bekerja dalam tim,
portofolio kelas tidak akan memiliki keutuhan dan keterpaduan.
Kemampuan bekerja dalam tim ini juga merupakan suatu kecakapan
yang diperlukan oleh warganegara yang berkarakter.
84 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah
Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …85
DAFTAR PUSTAKA
Al-Aydarus, H.S.M. (2013). Refleksi Pembangunan Karakter Bangsa
dalam Perspektif Islam. dalam Refleksi Pembangunan Karakter
Bangsa, Budimansyah (eds), Bandung: Program Studi
Pendidikan Umum SPs UPI.
Budimansyah, D. (2002). Model Pembelajaran dan Penilaian Berbasis
Portofolio. Bandung: PT Genesindo.
Budimansyah, D. (2007). Pendidikan Demokrasi Sebagai Konteks
Civic Education di Negara-negara Berkembang. Acta Civicus,
Vol.1 No.1, hlm.11-26.
Budimansyah, D. (2008). Revitalisasi Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan Melalui Praktik Belajar Kewarganegaraan
(Project Citizen). Acta Civicus, Vol.1 No.2, hlm.179-198.
Budimansyah, D. (2009). Inovasi Pembelajaran Project Citizen. Bandung:
Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, SPs UPI.
Budimansyah, D. (2010). Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan Untuk
Membangun Karakter Bangsa, Bandung: Widya Aksara Press.
Budimansyah, D. (2017). Perancangan Pembelajaran Berbasis Karakter,
Bandung: Widya Aksara Press.
Budimansyah, D. (2018). Proyek Belajar Karakter, Bandung: Widya
Aksara Press.
Budimansyah, D. (ed). (2006). Pendidikan Nilai-Moral dalam Dimensi
Pendidikan Kewarganegaraan, Bandung: Laboratorium PKn UPI.
Budimansyah, D., Prihatin, E. & Agustin, M. (2015). Pemetaan
Karakteristik dan Kinerja Kepemimpinan Kepala Sekolah (Cross
Sectional Survey di Indonesia). Laporan hasil Penelitian Unggulan
Perguruan Tinggi.
Budimansyah, D., Ruyadi, Y., & Rusmana, N. (2010). Model Pendidikan
Karakter Di Perguruan Tinggi: Penguatan PKN, Layanan Bimbingan
Konseling dan KKN Tematik di Universitas Pendidikan Indonesia.
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
86 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah
Budimansyah, D., Suharto, N. & Nurulpaik, I. (2017). Promoting
Advance School Leadership to Enhance Quality of Instruction
and Student Character as Authentic Learner. Paper, presented
at Singapore International Science Teacher Conference, 2017.
Budimansyah, D., Suharto, N., & Nurulpaik, I. (2016). Pemetaan
Karakteristik dan Kinerja Kepemimponan Kepala Sekolah
((Peningkatan Kapasitas Kepala Sekolah Untuk Pengembangan
Sekolah Sebagai Institusi Karakter). Laporan hasil Penelitian
Unggulan Perguruan Tinggi.
Budimnsyah, D. & Suryadi, K. (2008). PKN dan Masyarakat
Multikultural. Bandung: Program Studi Pendidikan
Kewarganegaraan SPs UPI.
CCE (1998). We the People : Project Citizen, Teacher’s Guide. Calabasas :
CCE
Christensen, C.M. & Erying, H.J. (2011). The Innovative University:
Changing the DNA of Higher Education,Washington, DC: John
Willey & Sons.
Christensen, C.M., Horn, M.B., Caldera, L. & Soares, L. (2011).
Disrupting College: How Disruptive Innovation Can Deliver Quality
and Affordability to Postsecondary Education, NY: Innosight
Institute, Centre for American Progress.
Christensen, C.M., Raynor, M. & McDonald, R. (2015). What Is
Disruptive Innovation?, Harvard Bussiness Review, December
2015.
CICED (2000). Panduan "Proyek Kewarganegaraan....Kami Bangsa
Indonesia", Bandung.
Dewey, J. 2004. Democracy And Education, An Introduction To The
Philosophy Of Education. Delhi:Aakar Book.
Oey-Gardiner, M., Rahayu, S.I., Abdullah, M.A., Effendi, S., Darma,
Y., Dartato, T. & Aruan, C.D. (2017). Era Disrupsi Peluang dan
Tantangan Pendidikan Tinggi Indonesia, Jakarta: AIPI.
Suryadi, A. (2013). Aspek Kebijakan dalam Pendidikan Karakter.
dalam Refleksi Pembangunan Karakter Bangsa, Budimansyah
(eds), Bandung: Program Studi Pendidikan Umum SPs UPI.
Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …87
Winataputra, U.S. (2012). Pendidikan Kewarganegaraan dalam Perspektif
Pendidikan untuk Mencerdaskan Kehidupan Bangsa: Gagasan,
Instrumentasi, dan Praksis. Bandung: Widya Aksara Press.
Winataputra, U.S. (2015). Pendidikan Kewarganegaraan: Refleksi Historis-
Epistimologis dan Rekonstruksi untuk Masa Depan. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Winataputra, U.S. & Budimansyah, D. (2012). Pendidikan
Kewarganegaraan dalam Perspektif Internasional: Konteks, Teori, dan
Profil Pembelajaran. Bandung: Widya Aksara Press.
88 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah
Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …89
BIODATA TIM PENULIS
Prof. Dr. Dasim Budimansyah, S.Pd., M.Si.
adalah Guru Besar bidang Sosiologi
Kewarganegaraan Universitas Pendidikan
Indonesia. Pendidikan jenjang S1 diselesaikan di
IKIP Bandung (1987) dalam bidang Pendidikan
Kewarganegaraan. Jenjang S2 diselesaikan di
Universitas Padjadjaran (1994) dalam bidang
Sosiologi dan Antropologi. Jenjang S3
diselesaikan di Universitas Padjadjaran (2001) dalam bidang
Sosiologi. Pelatihan luar negeri yang pernah diikuti (1) Australia
Awards Felloship On Qality Assurance on Higher Education di
Flinders University, Australia (2014); (2) Australian Leadership
Awards Fellowship on Inclusive Education di Flinders University,
Australia (2011); (3) Advanced Study and Training Program On
Pedagogy and Chinese Teaching Materials di Beijing Language and
Cultural University, China (2011). Pernah menjadi Ketua Program
Magister dan Doktor Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education)
Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (2006-2010);
Ketua Program Magister dan Doktor Pendidikan Umum (General
Education) Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
(2010-2014). Sejak 2015 menjadi Deputy Director Australian Studies
Centre Universitas Pendidikan Indonesia; anggota Dewan Riset
Daerah (DRD) Provinsi Jawa Barat (2015-2017). Buku-buku karya
penulis yang sudah terbit diantaranya: (1) Promoting Global
Citizenship Education, Multicultural Education, And Civic Education
To A Peaceful Asian Community, Book Chapter in Establishment of
Asian Community Through Education--One Asia Convention Nagoya
2017. (2) Perancangan Pembelajaran Berbasis Karakter (Edisi Revisi),
Widya Aksara Press, 2018. (3) Proyek Belajar Karakter, Widya Aksara
Press, 2017. (4) Pembelajaran Otentik, Widya Aksara Press, 2017. (5)
Teori Sosial dan Kewarganegaraan, Widya Aksara Press, 2016; (6)
90 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah
Modul Inklusi Kesadaran Pajak, Ditjen Pajak Kemenkeu RI, 2015; (7)
Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi, Ditjen Dikti
Kemdikbud, 2014; (8) Refleksi Pembangunan Karakter Bangsa:
Ditinjau dari Perspektif Pendidikan, Islam, Nilai, Analisis Kebijakan,
4 Pilar Kebangsaan, dan Praktik di Sekolah (Editor), Widya Aksara
Press, 2013; (9) UPI Rumah Kita: Panduan Pendidikan Karakter bagi
Mahasiswa (Anggota Tim Penulis), UPI Press, 2013; (10) Perancangan
Pembelajaran Berbasis Karakter, Widya Aksara Press, 2012; (11)
Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Perspektif Internasional, Widya
Aksara Press, 2012; (12) Pendidikan Karakter: Nilai Inti Bagi Upaya
Pembinaan Kepribadian Bangsa (Editor), Widya Asara Press, 2012;
(13) Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Membangun
Karakter Bangsa, Widya Aksara Press, 2012; (14) Membangun
Karakter Bangsa di Tengah Arus Globalisasi dan Gerakan
Demokratisasi: Merevitalisasi Peran Pendidikan Kewarganegaraan,
bab dalam Prosiding, 2012; (15) Model Pendidikan Karakter di
Perguruan Tinggi: Pengalaman Universitas Pendidikan Indonesia,
UPI Press, 2011; (16) Masyarakat Kampung Naga: Antara Tradisi dan
Perubahan, 2010; (17) Paradigma Pembangunan Pendidikan Nasional:
Konsep, Teori, dan Aplikasi, Widya Aksara Press, 2009; (18) Inovasi
Pembelajaran Project Citizen, UPI Press, 2008.
Proyek Belajar Karakter untuk Mengembangkan Literasi Baru Abad 21 …91
Dr. Nugraha Suharto., S.Sos., M.Pd., adalah staf pengajar (Dosen) pada Departemen Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. Lahir di Bandung pada tanggal 18 Juni 1967. Riwayat Pendidikan; Tahun 1980 menyelesaikan SD di SD Negeri Pelesiran Bandung; Tahun 1983 menyelesaikan SMP di SMP Negeri 15 Bandung; Tahun 1986 menyelesaikan SMA di SMA Negeri 8 Bandung;
Tahun 1993 menyelesaikan Sarjana (S1) pada jurusan Sosiologi FISIP Universitas Hasanuddin Di Makasar; Tahun 2000 menyelesaikan Magister Pendidikan (S2) di Pascasarjana UPI di Bandung; Dan menyelesaikan Program Doktor (S3) bidang Administrasi Pendidikan pada Tahun 2011 pada Sekolah Pascasarjana UPI di Bandung. Pengalaman lain yang pernah diikuti sesuai dengan bidang keahlian diantaranya pernah dilibatkan dalam kegiatan: 1) Analisis Kebijakan Pengembangan Model DESA CERDA di Propinsi Jawa Barat; Juni-2007-April 2008. 2) Evaluasi dan Strategi Pembiayaan Pendidikan Kota Bandung; Juni – Oktober 2007. 4) Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2025; Juni – November 2007. 5) Analisis Kebijakan Pemensiunan dan Pemberhentian PNSD Pemda Provinsi Jawa Barat; Oktober – November 2007. 5) Analisis kebijakan Penyusunan Grand Design Penataan PNSD Pemda Provinsi Jawa Barat; Mei – Juni 2007. 6) Analisis Biaya Satuan Pendidikan di Madrasah; April – Desember 2005. 7) Penelitian Efektivitas Guru Bantu Kabupaten Bekasi; Agustus 2006. 8) Pendidikan Dasar Satu Atap di Jawa Barat September 2005. 9) Evaluasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di Jawa Barat; Juli-Agustus 2005. 10) Research Data Kegiatan MGMP di Propinsi Jawa Timur; September 2004. 11) Penyusunan soal Tes Kompetensi Kepala Sekolah SLB Tingkat Nasional; Agustus 2004. 12) Penysusunan soal Tes Kompetensi Guru SMP Tingkat Nasional; Juli 2004. 13) Studi Implementasi Penuntasan Wajib Belajar 9 Tahun di Jawa Barat; Juli-Agustus 2003. 14) Anggota Satuan Audit (SAI) – UPI ; Tahun 2011 – 2018. 15) Tutor pada Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)-Universitas Terbuka; Tahun 2006 sampai sekarang. 16) Tutor pada Program Pasca Sarjana Universitas Terbuka; Tahun 2016 sampai sekarang.
92 … Model Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah
Iik Nurulpaik, S.Pd., M.Pd., MAP, Pendidikan
Sarjana dan Magister dalam bidang
Administrasi Pendidikan (Kebijakan dan
Perencanaan Pendidikan) di tempuh
Universitas Pendidikan Indonesia. Magister
kedua dalam bidang Administrasi Publik
(Kebijakan Publik) ditempuh di STIA LAN-RI,
Bandung. Pada tahun 2014, atas dukungan
program the New Colombo Plan memperoleh Australia Awards
Fellowship dari pemerintah Australia mengikuti Short Course di
Flinders University Australia, dalam bidang Kepemimpinan dan
Kebijakan Pendidikan, Sistem Pendidikan Tinggi, Pendidikan Guru,
Sistem Pendidikan Australia, Pendidikan Internasional. Beberapa
universitas/lembaga riset yang pernah dikunjungi untuk studi
banding antara lain Universitas Adelaide, Universitas Melbourne,
Universitas New-South Wales, Australia Centre for Education Research
(ACER) di Melbourne-Australia, Australia Vocational Education Centre
di Adelaide - Australia, juga Parlement Australia. Mengikuti forum
internasional di beberapa unversitas di ASEAN, Universitas
Pendidikan Sultan Idris (UPSI) di Malayasia, University Kebangsaan
Malayasia (UKM), University of Malaya (UM), Chulolangkorn
University (Thailand). Keminatan akademik/keilmuan: Kebijakan
Pendidikan, Pendidikan dan Pembangunan, Evaluasi Program
Pendidikan, Komparasi Sistem Pendidikan, Ilmu Politik,
Administrasi Publik, Pemerintahan, Kepemimpinan, Manajemen,
Sejarah, Kebudayaan, Filsafat, Kearifan Lokal. Terlibat aktif dalam
program penelitian dan pengabdian masyarakat, mengikuti berbagai
seminar pendidikan, diskusi politik-pemerintahan-kebangsaan.
Untuk menjalin komunikasi dapat dihubungi di WA: 081321635538,
Email: [email protected] atau [email protected].