11
PROSPEK PENERAPAN KONSEP PENJAMINAN MUTU (QUALITY ASSURANCE) A. PENDAHULUAN Berbagai negara di dunia tidak pernah surut melakukan upaya peningkatan mutu pendidikan. Kecenderungan internasional mengisyaratkan bahwa sistem penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan dibangun dari unit satuan pendidikan di mana kelompok pendidik dan tenaga kependidikan profesional menunjukkan komitmen dan praktek-praktek yang terbaik (akuntabilitas profesional). Paradigma penjaminan mutu telah bergeser dari praktek quality control ke quality assurance and development. Hasil-hasil kajian menunjukkan bahwa peningkatan mutu tidak selalu berkaitan dengan peningkatan anggaran pendidikan dan ketersediaan guru dalam jumlah dan kualifikasi. Peningkatan mutu terjadi dalam perwujudan budaya mutu yang menunjukkan perubahan cara berfikir dan budaya kerja yang mengutamakan mutu. Perhatian pemerintah (Indonesia) terhadap peningkatan mutu pendidikan nasional direfleksikan dalam berbagai kebijakan pembangunan pendidikan yang secara sistematik telah lama dilakukan sejak rencana pembangunan lima tahun pertama. Berbagai program inovasi pendidikan baik yang dilaksanakan dalam bentuk kegiatan proyek maupun rutin pada kenyataannya

Prospek Penerapan Konsep Penjaminan Mutu (Tugas Pengembangan)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Prospek Penerapan Konsep Penjaminan Mutu (Tugas Pengembangan)

PROSPEK PENERAPAN KONSEP PENJAMINAN MUTU

(QUALITY ASSURANCE)

A. PENDAHULUAN

Berbagai negara di dunia tidak pernah surut melakukan upaya peningkatan mutu

pendidikan. Kecenderungan internasional mengisyaratkan bahwa sistem penjaminan dan

peningkatan mutu pendidikan dibangun dari unit satuan pendidikan di mana kelompok

pendidik dan tenaga kependidikan profesional menunjukkan komitmen dan praktek-praktek

yang terbaik (akuntabilitas profesional). Paradigma penjaminan mutu telah bergeser dari

praktek quality control ke quality assurance and development.

Hasil-hasil kajian menunjukkan bahwa peningkatan mutu tidak selalu berkaitan dengan

peningkatan anggaran pendidikan dan  ketersediaan guru dalam jumlah dan kualifikasi.

Peningkatan mutu terjadi dalam perwujudan budaya mutu yang menunjukkan perubahan cara

berfikir dan budaya kerja yang mengutamakan mutu. Perhatian pemerintah (Indonesia)

terhadap peningkatan mutu pendidikan nasional direfleksikan dalam  berbagai kebijakan

pembangunan pendidikan yang secara sistematik telah lama dilakukan sejak rencana

pembangunan lima tahun pertama. Berbagai program inovasi pendidikan baik yang

dilaksanakan dalam bentuk kegiatan proyek maupun rutin pada kenyataannya belum

menunjukkan hasil pencapaian mutu pendidikan yang mampu membangun daya saing

bangsa.

Indikator-indikator kajian internasional maupun regional dalam banyak aspek selalu

menunjukkan bahwa daya saing Indonesia menduduki peringkat yang belum  memberikan

kebanggaan sebagai bangsa. Dengan mempertimbangkan peranan strategis pendidikan dalam

investasi sumber daya manusia, diyakini bahwa penyelenggaraan pendidikan yang bermutu

akan mampu secara bertahap membangun martabat dan daya saing bangsa Indonesia. Satu

sistem penjaminan dan peningkatan mutu diperlukan untuk menghindari pelaksanaan

program-program pendidikan yang parsial, tidak berkelanjutan, serta belum kuatnya tata

kerja akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan.

Page 2: Prospek Penerapan Konsep Penjaminan Mutu (Tugas Pengembangan)

Sebagaimana yang diketahui mutu Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) di Indonesia

saat ini baru sebagian kecil saja yang tergolong baik. Banyak fakta yang membuktikan bahwa

sebagian besar mutu PTAI di negeri ini masih belum menunjukkan peningkatan yang

signifikan. Masih banyak aspek-aspek penting sistem dan kelembagaan PTAI yang belum

memenuhi standar-standar nasional pendidikan sebagaimana tuntutan undang-undang dan

peraturan pemerintah, apalagi standar-standar mutu perguruan tinggi internasional. Dengan

kondisi semacam ini akan sangat sulit untuk bersaing secara internasional, bahkan pada

tingkat nasional sendiri PTAI masih harus berbenah diri agar mampu berkompetisi dengan

perguruan tinggi umum (PTU) negeri maupun swasta yang lebin maju. Salah satu upaya terus

menerus yang harus dilakukan oleh manajemen PTAI adalah melakukan apa yang disebut

sebagai program penjaminan mutu (quality assurance). Inilah tema pokok yang akan

dijelaskan dalam tulisan ini.

B. PEMBAHASAN

Pendidikan transnasional. Transnational education adalah keniscayaan dari globalisasi

dan kemajuan TI. Keterbukaan informasi dan kemudahan komunikasi dan transportasi telah

membuka peluang pendidikan antar Negara. Oleh karena itu adalah arif untuk membicarakan

masalah transnational education secara terbuka sehingga dapat dihindari berbagai dampak

negatif yang mungkin terjadi. Misalnya masuknya berbagai PT yang tidak berkualitas dan

tidak bertanggung jawab ke Indonesia. Transnational education hendaknya dilakukan secara

sadar, bertanggung jawab dan dalam posisi yang saling menguntungkan.

Transnational education ini sebagai bentuk kerjasama antar perguruan tinggi antar negara

yang diawali dengan saling mempercayai, saling memahami, saling mengetahui system

pendidikan tinggi di negara masing-masing termasuk dasar hukum dan civil efeknya serta

system akreditasi di negara masing-masing. Dengan kata lain langkah untuk saling mengakui

didasari oleh, Mutual understanding of accreditation organizations,Mutual recognition of

accreditation procedures, Mutual recognition of accreditation results, Mutual recognition of

accreditation decisions.

Keinginan untuk saling mengakui antar perguruan tinggi antar negara di Eropa telah

menjadi kesadaran bersama masyarakat ekonomi Eropa, terbukti dengan dikeluarkannya

rekomendasi Perlemen Eropa tahun 2005 yang mendorong dilakukannya transnational

education, untuk saling mengakui antar perguruan tinggi di kawasan Eropa. Keputusan

Page 3: Prospek Penerapan Konsep Penjaminan Mutu (Tugas Pengembangan)

politik ini kemudian menjadi dasar erjasama yang dibangun antar perguruan tinggi Eropa

melalui ECA (European Consortium for Accreditation). ECA kemudian menindak lanjutinya

melalui pertemuan-pertemuan antar badan akreditasi Negara Eropa yang menjadi

anggotanya. Untuk Kawasan ASEAN tengah dijajaki yangdiawali dengan pertemuan antar

badan akreditasi Indonesia dan Malaysia setahun terakhir ini.

Globalisasi telah berpengaruh luas terhadap system dan institusi pendidikan tinggi dunia.

Dengan adanya globalisasi ini maka lulusan PT Indonesia harus bersaing dengan seluruh PT

di dunia. Untuk itu pemerintah perlu mendorong, memfasilitasi dan memberikan otonomi

kepada PT untu siap bersaing secara global. Pada level institusi, globalisasi telah memaksa

PT untuk lebih berkualitas dan lebih berani bersaing. Dan untuk menjamin mutu tersebut PT

perlu membentuk unit jaminan mutu di PT nya sendiri. Di sisi lain masyarakat dan pengguna

lulusan PT semakin sadar untuk mencari dan memilih PT berkualitas.

Realitas Kualitas PTAI. Kualitas PTAI pada kenyataannya memang masih rendah

dibandingkan dengan perguruan tinggi lainnya. Indicator masih rendahnya mutu PTI tersebut

adalah:

1. Akreditasi PS pada PTI hasilnya kebanyakan pada level B dan C dan hanya 10%

terakreditasi A.

2. Masih sangat sedikit PTI yang mahasiswa orang asing. Kebanyakan

mahasiswanya domestic. Kalaupun ada mahasiswa asing, mereka itu adalah

mahasiswa dengan beasiswa Indonesia.

3. Belum tampaknya PTI yang menawaran PS nya di luar negeri.

4. Masih sedikitnya forum-forum kerjasama antar PTI baik dalam penyelenggaraan

seminar-seminar bersama, tukar-menukar dosen termasuk saling mengirim

penguji dalam ujian disertasi doctor (external examinizer)

5. Masih sedikitnya kerjasama program pendidikan dalam bentuk Twinning

Program, kelas bersaa ataupun franchising antar PTI ataupun program mutual

recognition antar PTI

Peran dan posisi Akreditasi dalam peningkatan mutu pendidikan tinggi. Dalam UU

RI No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional pasal 60 dan pasal 61. Akreditasi

lembaga pendidikan tinggi merupakan penjaminan mutu eksternal terhadap institusi pendidikan

Page 4: Prospek Penerapan Konsep Penjaminan Mutu (Tugas Pengembangan)

tinggi dan program studi. Ijazah, gelar, dan sertifikat kompetensi hanya diberikan oleh satuan

pendidikan yang telah terakreditasi. Sesuai dengan peran akreditasi dalam peningkatan mutu

pendidikan tinggi, maka BAN-PT sebagai satu-satunya lembaga akreditasi pada tingkat nasional,

mempunyai posisi penting. Untuk dapat memberikan ijazah, gelar dan sertifikat kompetensi,

setiap perguruan tinggi dan program studi harus terakreditasi. Ini berarti bahwa BAN-PT harus

melayani semua perguruan tinggi dan program studi untuk memperoleh akreditasi. Manfaat

utama dari akreditasi adalah: terwujudnya pola tunggal pengelolaan perguruan tinggi (negeri,

swasta, umum, agama, dan kedinasan, dan tidak ada lagi diskriminasi perlauan dan pengakuan

status antar perguruan tinggi). Dampak positif ini tidak hanya diterima perguruan tinggi, tetapi

juga oleh masyarakat dan pengguna lulusan perguruan seperti berikut ini:

Manfaat Akreditasi bagi perguruan tinggi negeri ;

a. Meningkatnya komitmen perguruan tinggi terhadap mutu pendidikan tinggi.

b. Lebih terarahnya peningkatan mutu pendidikan tinggi.

c. Meningkatnya kesadaran akan pentingnya penilaian internal perguruan tinggi

terhadap mutu pendidikan tinggi.

d. Berkembangnya unit penjaminan mutu diperguruan tinggi.

e. Kesiapan dan kesediaan perguruan tinggi untuk dinilai secara eksternal

(diakreditasi).

f. Perguruan tinggi dan program studi yang terakreditasi memperoleh kepercayaan

yang lebih besar dari masyarakat.

g. Hasil akreditasi BAN-PT digunakan sebagai prasyarat untuk berbagai bantuan

hibah kompetitif atau hibah bersaing.

h. Peringkat akreditasi BAN-PT seringkali dijadikan salah satu prasyarat untuk

memasuki perguruan tinggi di luar negeri.

i. Hasil akreditasi BAN-PT mulai diakuioleh badan akreditasi internasional,

terutama APEC Engineer Register.

Manfaat Akreditasi bagi masyarakat dan pengguna Lulusan program studi.

a. Calon mahasiswa memiliki panduan dan informasi yang kuat untuk memilih

program sudi.

Page 5: Prospek Penerapan Konsep Penjaminan Mutu (Tugas Pengembangan)

b. Calon mashasiswa memiliki pilihan perguruan tinggi negeri yang lagih kuat dan

bervariasi.

c. Orang tua memiliki dasar arahan yang lebih rasional tentang pilihan program

studi putra/putrinya.

d. Instansi pengguna lulusan perguruan tinggi memiliki dasar seleksi calon

karyawan secara lebih rasional dan obyektif.

e. Perguruan tinggi internasional memiliki dasar seleksi calon mahasiswa Indonesia

secara lebih rasional dan obyektif.

Prosedur Akreditasi. Akreditasi dilakukan untuk menentukan kelayakan program dan

satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan non formal pada setiap jenis dan jenjang

pendidikan. Akreditasi merupakan suatu proses sinambung yang keseluruhannya mencakup tiga

tahap kegiatan yaitu:

1. Evaluasi diri yang berkelanjutan.

2. Penetapan tingkat akreditasi.

3. Pembinaan program studi berdasarkan hasil akreditasi.

Hasil evaluasi-diri dijadikan balikan untuk memperbaiki kelemahan-kelamahan yang terdapat

dalam program studi yang dilakukan oleh perguruan tinggi sendiri. Hasil akreditasi digunakan

untuk dua tujuan pokok, yaitu untuk menetapkan keputusan akreditasi, dan untuk memberikan

rekomendasi mengenai perlakuan atau pembinaan terhadap program studi yang telah

diakreditasi. Berikut siklus penjaminan mutu ;

Evaluasi diri

Perbaikan internal

Evaluasi eksternal/ Akreditasi

Keputusan akreditasi

Perbaikan Internal dan pembinaan

Page 6: Prospek Penerapan Konsep Penjaminan Mutu (Tugas Pengembangan)

Prosedur Akreditasi Program studi.

Pemeringkatan hasil akreditasi. Hasil akreditasi dinyatakan dalam peringkat akreditasi yang

ditetapkan berdasarkan besarnya jumlah nilai terbobot. Pembobotan dilakukan oleh BAN-PT

dengan menggunakan program komputer. Untuk program diploma dan sarjana jumlah nilai

terbobot merentang dari nol sampai 400, sedangkan untuk program Magister dan Doktor,

merentang dari 0 sampai 5. Peringkat akreditasi tersebut dibagi dalam empat level yaitu

peringkat A setara dengan standar internasional/regional. Peringkat B setara dengan standar

nasional. Peringkat C setara dengan standar minimum yang ditetapkan oleh dikti dan peringkat D

adalah tidak terakreditasi.

Peringka

t

Skor terbobot Setiap Tingkat Program studi Masa Berlaku

Diploma S1 S2 S3

A 361-400 361-400 4,5-5,0 4,6-5,0 5 th

B 301-360 301-360 4,1-4,5 4,1-4,5 5th

C 200-300 200-300 3,0-4,0 3,0-4,0 3th*

D <200 <200 <3,0 <3,0 -

Sekarang telah menjadi 5 tahun

Kesimpulan

Disamping keberhasilannya, BAN-PT seringkali menghadapi kendala yang cukup berat dan

mengganggu kelancaran penyelenggaraan akreditasi. Kendala itu terutama berkenaan dengan

hal-hal berikut:

1. Jumlah program studi / perguruan tinggi yang harus diakreditasi sangat besar (lebih

kurang 17.800 program studi) dan tersebar diseluruh Indonesia.

Page 7: Prospek Penerapan Konsep Penjaminan Mutu (Tugas Pengembangan)

2. Sistem Pendanaan yang tidak mendukung penyelenggaraan akreditasi program studi

mengakibatkan layanan akreditasi menjadi terbatas,

3. Masih ada sikap dan persepsi sebagian perguruan tinggi yang kurang tepat mengenai

makna dan manfaat akreditasi sebagai upaya penjaminan mutu perguruan tinggi.

4. Masih kesulitan mencari asesor yang profesional dan “amanah”.

5. Masih kesulitan dalam merekrut dan menyeleksi asesor yang memiliki kepakaran yang

banyak dibutuhkan namun jumlah pakarnya sedikit.

Belajar dari pengalaman tersebut maka dirasa perlu menyempurnakan sistem akreditasi, dengan

memberikan kemungkinan pengembangan sistem akreditasi dari akreditasi program studi ke

akreditasi institusi perguruan tinggi. Mengingat akreditasi ini merupakan suatu konsep

penjaminan mutu yang menjadi suatu ukuran kualitas program studi maupun perguruan tinggi.

Sehingga perguruan tinggi maupun program studi yang telah diakreditasi dapat meningkatkan

daya saing tidak hanya secara kuantitas tetapi juga kualitas, sehingga dapat mengembangkan

sayap tidak hanya dalam kapasitas akademis tetapi juga membuka profit investment yang pada

akhirnya dapat menuju persaingan secara global.

DAFTAR PUSTAKA:

Rahim, Husni. Pendidikan Tinggi Islam dalam Sorotan. Tunas Gemilang Press : Palembang.

http://gurupembaharu.com/home//?author/=1

http://ban-pt.depdiknas.go.id