Prospek Manajemen Properti-02

Embed Size (px)

Citation preview

  • 5/21/2018 Prospek Manajemen Properti-02

    1/10

    PROSPEK MANAJEMEN PROPERTI DI

    INDONESIA

    PROSPEK DAN POTENSI TEKNOLOGI SISTEM

    INFORMASI DALAM INDUSTRI KONSTRUKSI

    Imam Zuhri, Maria Elizabeth, Faris Maulana

    Fakultas Teknik Sipil

    Universitas17 Agustus 1945

    Semarang

    1. LATAR BELAKANG

    Dunia konstruksi merupakan salah satu sektor perekonomian yang sangat penting

    dalam suatu negara. Industri konstruksi merupakan aktivitas-aktivitas dan

    penghasilan produk yang terkait dengan pembangunan properti. Dunia

    konstruksi merupakan aktivitas berkesinambungan yang melibatkan perencanaan

    pembangunan, pengawasan pembangunan, manajemen konstruksi, konstruksi

    bangunan dan infrastruktur untuk berbagai fungsi seperti perumahan,

    perdagangan, perindustrian dan transportasi. Berbagai jenis data dan informasi

    merupakan elemen terpenting dalam suatu proyek konstruksi. Data dan

    informasi yang digunakan merangkumi tingkatan perencanaan, konstruksi dan

    pengelolaan atau manajemen. Hasil dari kemajuan teknologi dalam bidang

    informasi, aplikasi sistem informasi geografi telah dicipta dan dimanfaatkan

    secara luas dengan kemampuan dalam menyimpan, menganalisis, mengolah dan

    menampilkan informasi ruang/spatial dan atribut dengan mudah, cepat dan

    efektif. Makalah ini membicarakan prospek dan potensi aplikasi Teknonolgi

    Informasi/Sistem Informasi Geografi dalam dunia konstruksi. Ia menjelaskan

    fungsi teknologi informasi pada industri konstruksi, manajemen data dan

    penggunaan yang terkait dengan proses pembangunan dan konstruksi serta trend

    perkembangan teknologi informasi masa depan.

  • 5/21/2018 Prospek Manajemen Properti-02

    2/10

    2. PERUMUSAN MASALAH

    Industri konstruksi merupakan salah satu sektor ekonomi yang sangat penting

    bagi suatu negara. Ia merangkumi pelaksanaan beberapa aktivitas dan penghasilan

    produk-produk konstruksi tertentu yang biasannya terkait dengan pembangunan

    properti. Dari sudut aktivitas, ia melibatkan pekerjaan perencanaan, desain,

    pelaksanaan, perbaikan, pemakaian, renovasi atau memusnah. Dari segi produk,

    industri konstruksi menghasilkan fisik bangunan, lapangan udara, pelabuhan, jalan

    raya, jembatan, rel keretapi, terowong, eksplorasi tanah, sistem drainase dan

    sebagainya ( Ofori, 1990 ).

    Konstruksi merupakan kegiatan yang berkesinambungan dalam pembangunan

    properti dan infrastruktur. Mereka yang terlibat dalam industri ini memainkan

    peranan penting dalam mencorakkan lingkungan kota dan wilayah melalui

    konstruksi kawasan perumahan, fasilitas komersil dan perdagangan, jalan raya,

    sistem drainase dan pembangunan lainnya searah dengan kebutuhan pemerintahan

    daerah.

    Aktivitas-aktivitas konstruksi mempunyai empat tingkatan utama yaitu:

    1. tahap konsep, yang mana pihak klien memastikan keinginan dan menjelaskan

    kepada konsultan yang akan mengkaji keperluannya, membuat rencana dan

    melakukan kajian kelayakan pembangunan,

    2. tahap desain, yang melibatkan perbaikan konsep, penyiapan gambar dan

    informasi serta menyediakan dokumen kontrak.

    3. tahap konstruksi struktur bangunan, yang mana program konstruksi

    disiapkan dan konstruksi lapangan dilaksanakan.

    4. tahapan operasional, yang mana merupakan aktivitas pemakaian, perbaikan

    atau pemeliharaan terhadap bangunan yang telah siap dibangun secara

    berkelanjutan (Ofori, 1990).

    Sejak seabad yang lalu, Sistem Informasi Geografis, atau ringkasnya lebih

    dikenali dengan GIS, sudah berupaya meyakinkan banyak organisasi sektor

    pemerintahan dan swasta dalam membantu meningkatkan mutu pekerjaan

    operasional harian pekerjaan mereka. Teknologi informasi geografis adalah

    teknologi yang senantiasa berkembang mengikuti perkembangan waktu, khusus

  • 5/21/2018 Prospek Manajemen Properti-02

    3/10

    direka bentuk untuk menyimpan, menyusun, memanipulasi, menganalisis,

    permodelan dan menampilkan informasi dalam bentuk data ruang dan atribut

    (Aronoff, S, 1989, dan Yaakup, 2001). Disebabkan kemampuan ini, teknologi

    informasi geografis telah menjadi satubentuk sistem informasi yang telah diterima

    secara luas dalam berbagai bidang pekerjaan untuk menangani dan memproses

    data yang mempunyai rujukan geografis dengan cepat dan dengan akurasi yang

    tinggi. Perubahan yang pesat dalam teknologi komputer telah memungkinkan suatu

    pekerjaan yang sulit dilaksanakan masa lalu menjadi mudah pada zaman sekarang

    ini (Zulherman, 2002).

    Bagi industri konstruksi, kelancaran suatu proyek pembangunan antara lain

    bergantung kepada informasi yang lengkap sejak dari tahap awal

    pelaksanaannya. Ia melibatkan informasi yang diperoleh dari berbagai tahapan

    pekerjaan semenjak dari perencanaan pembangunan sampai tahapan konstruksi di

    lokasi proyek serta pemanfaatan hasil pekerjaan konstruksi yang telah dilakukan.

    Dalam industri konstruksi, salah satu kemampuan utama teknologi sistem informasi

    geografis adalah menampilkan peta/gambar konstruksi sekaligus bersama

    informasi atribut-atributnya. Teknologi ini termasuk kemampuannya

    menunjukkan ciri-ciri terkait dengan lokasi sebenar (geografi) di atas gambar,

    menentukan nilai, status IMB, fungsi bangunan, material bangunan, jenis

    pembangunan dan lain-lain. Kemampuannya memperbesar dan mengecilkan

    gambar menunjukkan keberbagaian perincian yang dapat ditampilkan dan dicetak

    di atas hard copy (Klosterman, R.E., 2001).

    Makalah ini membicarakan potensi penggunaan teknologi GIS dalam industri

    konstruksi dengan memfokuskan kepada prospek dan penggunaannya.

    Pembicaraan ini merangkumi fungsi GIS dalam industri konstruksi,

    pembentukan pangkalan data yang berhubungan dengan industri konstruksi dan

    penggunaan GIS masa kini dan trend masa depan.

  • 5/21/2018 Prospek Manajemen Properti-02

    4/10

    4

    3. TUJUAN

    Aplikasi teknologi GIS dalam industri konstruksi dapat dibagikan

    dalam dua jenis informasi Yaitu:

    a) informasi yang berkait dengan perencanaan pembangunan pada lokasi

    pembangunan proyek yang diperlukan pada tahap kajian awal, persiapan

    rencana dan desain. Informasi ini diperlukan ketika membuat permohonan

    dan untuk mendapatkan izin dari Pemerintah Daerah (PEMDA).

    Penggunaan GIS di bagian ini biasanya dilakukan oleh pihak PEMDA itu

    sendiri. Data-data tersebut adalah seperti penzoningan kawasan, guna tanah

    yang direncanakan, komponen pembangunan atau komponen bangunan,

    utilitas, status tanah, status pemilik dan segala persyaratan yang ditetapkan

    oleh Pemerintah Daerah.b) informasi yang terkait dengan tahap perencanaan proyek dan

    operasional lahan seperti jadual kerja, pengelolaan dokumen, bahan

    bangunan dan dana proyek. Penggunaan teknologi GIS pada bagian ini

    adalah khusus pada managemen proyek konstruksi yang mempersiapkan

    proyek dari mula hingga akhir pekerjaan konstruksi.

    4. PEMBAHASAN

    Dalam pengelolaan proyek konstruksi, transfer informasi dan hubungan kerja

    yang tepat dan cepat sangatlah diutamakan yang merangkumi setiap aktivitas

    dan fase konstruksi. Setiap aktivitas mempunyai kaitan dengan jadual kerja dan

    biaya konstruksi. Sekiranya informasi mengenai suatu elemen bangunan,

    misalnya material atau ukuran yang tidak jelas atau tidak didapati maka

    penjelasan dan penyelesaian dari pihak konsultan diperlukan dalam waktu yang

    cepat. Apabila tanggapan dari pihak konsultan terlambat diterima, maka

    akan menyebabkan pekerjaan konstruksi tertunda manakala pihak kontraktor

    terpaksa menanggung kerugian terhadap biaya pekerja dan peralatan yang

    digunakan dalam konstruksi. Hubungan antara kontraktor dengan konsultan

    adalah kontiniu karena konsultan bertindak sebagai pengawas yang mengawasi

    setiap tahapan pekerjaan dan memastikan penggunaan material bangunan

    sesuai dokumen spesifikasi teknis.

  • 5/21/2018 Prospek Manajemen Properti-02

    5/10

    5

    Konsultan juga memeriksa semua pekerjaan yang telah disiapkan dan menghitung

    kuantiti pekerjaan untuk pembayaran upah kepada pihak kontraktor.

    Kepakaran pelaksanaan proyek merupakan tugas yang sangat penting dalam

    menentukanproyek dapat disiapkan tepat waktu dan sesuai anggaran biaya yang

    telah ditetapkan. Sistem penjadualan yang efisien terdiri dari penyediaan bahan

    dan komponen bangunan, koordinasi aktivitas pekerjaan setiap bidang,

    hubungan dengan supplier bahan bangunan serta pengelolaan dana,

    membutuhkan banyak perhatian sesuai tahap kemajuan pekerjaan. Semua proses

    managemen konstruksi memerlukan dukungan pengelolaan informasi yang efektif.

    Pembangunan sistem informasi adalah untuk mencapai tujuan efisiensi dan

    ekonomis supaya terhindar dari gangguan dan keterlambatan dalampelaksanaan, pembaziran dana, dan sebagainya.

    Penggunaan teknologi GIS dalam pengelolaan konstruksi dapat membantu

    managemen proyek melihat kemajuan proyek melalui pangkalan data dengan

    menampilkan informasi gambar dan atribut secara bersamaan. Teknologi

    informasi ini dapat melakukan pertanyaan (query), pencarian (search) dan

    perbaikan yang dapat dilakukan dengan mudah dan cepat.

    Untuk pengaplikasian GIS dalam proyek konstruksi bangunan, maka perlu

    dibangunkan pangkalan data GIS terlebih dahlulu. Pembangunan pangkalan data

    GIS dilakukan seperti membagikan setiap lantai bangunan menjadi beberapa

    sektor ruang, setiap lantai diwakili sebagai lapisan (layer) dan setiap

    komponen bangunan seperti tiang, balok, pondasi, bukaan dan seterusnya

    disimpan dalam pangkalan data dengan atribut yang menjelaskan setiap

    komponen yang terkait seperti tanggal dimulai pekerjaan, tanggal diperkirakan

    selesai, jenis bahan yang digunakan, ukuran atau posisi dan sebagainya (Moore,

    1998). Tabel 1 dibawah menjelaskan ilustrasi rangka pangkalan data GIS yang

    bisa dikembangkan dalam suatu proyek konstruksi bangunan gedung.

  • 5/21/2018 Prospek Manajemen Properti-02

    6/10

    6

    Tabel 1: Contoh Elemen Konstruksi dan Atributnya

    Elemen Kode Kode Atribut

    Dasar 1-10 PND Aktivitas ID, Lokasi, Kedalaman,

    Tiang 1-10 LT Aktivitas ID, Lokasi, Ketinggian, Tanggal

    Dinding 1-10 LT Aktivitas ID, Lokasi, Jenis, Ketinggian,

    Bukaan 1-10 LT Aktivitas ID, Lokasi, Jenis, Ketinggian,

    Tanggal Mulai,

    Tanggal Selesai, Kuantiti, Supplier, ..

    Atap 5-10 BM Aktivitas ID, Lokasi, Tanggal Mulai,TanggalSelesai,..

    Balok pre-cast 1-10 LP, LT Aktivitas ID, Lokasi, Mark, Crane,

    Ketinggian, Tanggal

    Mulai, Tanggal Selesai, ..

    .. . .

    dst. .. . .

    Sumber: Moore, J.P.(1998).

  • 5/21/2018 Prospek Manajemen Properti-02

    7/10

    7

    Melalui sistem interface GIS yang didesain khusus, pihak pelaksana proyek bisa

    mendapatkan informasi (query) untuk setiap elemen konstruksi dan

    menampilkannya pada layar dengan mudah, misalnya melihat status konstruksi

    dengan melihat elemen bangunan dalam sektor yang sedang dibangun, sektor

    yang bermasalah ataupun sektor yang memerlukan perhatian atau penanganan

    secepatnya. Dalam prosedur request for information (RFI), pihak kontraktor akan

    mengemukakan masalah yang dihadapi mengenai suatu elemen bangunan

    kepada pengawas proyek untuk mendapat kepastian. Melalui sistem teknologi

    GIS pihak pengawas akan mendapatkan lansung elemen tersebut dari pangkalan

    data dan memindahkan informasi tersebut kepada pihak konsultan arsitek

    dengan secepatnya. Setiap elemen yang mempunyai RFI bisa dilihat lokasinya

    langsung pada gambar bangunan. Lokasi strategis untuk crane pengangkut

    material bangunan juga dapat dilakukan dengan menggunakan perintah

    (command) buffer dari beberapa posisi lahan yang direncanakan.

    Selain itu, teknologi GIS juga dapat membantu pihak managemen memantau

    kualitas pekerjaan pembangunan konstruksi bangunan dengan mengambil

    gambar foto atau rekaman video setiap tahap pekerjaan konstruksi kemudian

    dapat disimpan dalam pangkalan data GIS yang dihubungkan dengan elemen atau

    ruang yang berkenaan. Pada saat rapat kemajuan proyek, gambar foto atau video

    tersebut dapat tampilkan melalui kemampuanHotlink yang terdapat pada software

    GIS yang digunakan. GIS juga dapat melakukan analisis apabila terjadinya

    keterlambatan pekerjaan dan menampilkan bagian bangunan yang efisien

    ataupun yang tidak efisien dan menghubungkannya dengan biaya yang telah

    digunakan. Selain itu GIS juga mamapu menganalisis dampak biaya

    pembangunan apabila terjadi keterlambatan pekerjaan dan dapat mengetahui

    mengapa hal tersebut terjadi. Keberhasilan dalam pekerjaan konstruksi bangunan

    bermakna tercapainya tujuan pembangunan fisik bangunan sesuai dengan

    anggaran biaya yang tersedia serta selesai dalam jangkawaktu yang telah

    ditetapkan.

  • 5/21/2018 Prospek Manajemen Properti-02

    8/10

    8

    5. REKOMENDASI

    Kemajuan teknologi informasi telah memberi peluang yang sangat luas bagi

    aplikasi GIS dapat digunakan dalam berbagai bidang pekerjaan. Satu dari trend

    penggunaan GIS dalam industri konstruksi adalah melalui penggunaan informasi

    melalui alam mayaInternet.

    Penggunaan teknologi GIS dalam industri konstruksi diperkirakan memberi

    manfaat yang besar sehingga informasi dapat ditampilkan dan diperoleh dengan

    berbagai cara. Melalui aplikasi Web GIS, informasi mengenai konstruksi dapat

    digunakan secara bersamaan oleh beberapa pihak seperti managemen proyek,

    kontraktor, developer, konsultan arsitek, pihak pemerintahan dan masyarakat

    melalui Internet yang kini merupakan cara berkomunikasi dan kerjasama yang

    sangat efektif.

    Internet merupakan koleksi rangkaian komputer seluruh dunia yang memberi

    kesempatan untuk mendapatkan dan memakai bersama informasi di alam maya.

    World Wide Web (WWW) adalah satu proyek untuk mendapatkan informasi

    dari berbagai rangkaian komputer melalui Internet. World Wide Web juga dapat

    menyalurkan informasi berbentuk multimedia seperti gambar, peta, desain dan

    grafik dengan sangat mudah seperti mengirim teks. Internet saat ini menjadi

    pilihan untuk mengadakan transaksi seperti perdagangan elektronik,

    pendidikan elektronik, administrasi elektronik dan sebagainya. Teknologi GIS

    juga dapat digunakan melalui Internet dengan adanya Internet Mapping

    System (IMS). Informasi ruang dan atribut bisa dapat dengan mudah, cepat,

    efisien dan murah melalui browser yang bisa didapati secara gratis. Fungsi

    dasar seperti zoom-in (dekat), zoom-out (jauh), pan, hyperlink, mencapai

    informasi (query) bisa dilakukan dengan mudah (Yaakup, 2001).

  • 5/21/2018 Prospek Manajemen Properti-02

    9/10

    9

    6. KESIMPULAN

    Proses pembangunan dan tahapan pelaksanaan pada industri konstruksi

    sangat tergantung pada berbagai jenis informasi yang didapatkan dari pihak

    pemerintahan, masyarakat ataupun perusahaan swasta. Pemprosesan dan

    pengelolaan informasi menggunakan teknologi GIS telah terbukti memberi

    kelebihan yang sangat luar biasa terhadap setiap pihak yang terkait dalam

    industri ini dibandingkan dengan pengendalian informasi secara tradisional.

    Penggunaan teknologi GIS dapat menghasilkan pekerjaan yang teratur, efektif dan

    menghematkan biaya.

    Seiring dengan perkembangan teknologi dibidang informasi yang begitu

    pesat, penggunaan GIS diperkirakan menjadi lebih mudah, murah dan dapat

    memproses informasi dengan cepat. Informasi juga dengan mudah dipakai

    bersama oleh beberapa pihak terutama melalui Web GIS yang mampu

    melaksanakan fungsi-fungsi GIS seperti yang terdapat pada software GIS yang

    beredar di pasaran.

    Pengalaman dan aplikasi GIS dalam industri konstruksi dunia telah menjadi satu

    cambuk dan tantangan tersendiri bagi indutri konstruksi Indonesia dan Sumatera

    Barat khususnya. Sudah saatnya industri konstruksi kita dapat lebih

    membuka mata untuk bergerak lebih maju meninggalkan cara konvensional bagi

    kompetisi yang lebih tajam pada masa depan terutamanya tantangan dunia global.

  • 5/21/2018 Prospek Manajemen Properti-02

    10/10

    10

    7. DAFTAR PUSTAKA :

    Aronoff, S. (1989). Geographical Information Systems: A ManagementPerspective. Pp. 39. Ottawa :WDLPublications. Klosterman, R.E. (2001).

    The What If? Planning Support System. In Brail R.K. and Klosterman R.E.

    (eds.), PlanningSupport Systems. Pp. 263. Redlands, California: ESRI Press.

    Moore, J. Patrick (1998). Building A Baseball Stadium Using GIS. Integral GISInc., Seattle, Washington.

    Ofori, George (1990). The Construction Industry,Aspects of its Economic andManagement. Pp. 20. Singapore: Singapore University Press.

    Yaakup A.B, Zulherman, Mohd. Nuruddin Abdul Kadir, and Nuha Musa(2001). GIS For Geohazard Assessment In Monitoring Urban Development

    In Klang Valley Region Malaysia. Makalah yang dipresentasikan pada

    CUPUM2001di Hawaii.

    Yaakup, A., Jamaan,J., Abu Bakar, Y. and Sulaiman, S. (2001). Web-based GISfor Public Participation in Urban Planning and Management; Case Study: Klang

    Valley Region. Proceeding ofAsia GIS 2001, Tokyo, Japan.

    Yaakup, A.B., Johar, F. and Yusof, I.M. (1997). Development Control Systemand GIS for Local Authority in Malaysia: A Case at Kuala Lumpur City Hall.

    Proceeding of the 5th International Conference in Computers in Urban Planning

    and Urban Management, Bombay, India.

    Zulherman. (2002). Analysis Of Flood Zone Using Geographic Information System- GIS, MSc. Thesis. Department of Urban and Regional Planning, Faculty of

    Built Environment, Universiti Teknologi Malaysia.