Upload
others
View
22
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
“Peran Strategis Fitopatologi dan Ilmu Pendukung Lainnya “Peran Strategis Fitopatologi dan Ilmu Pendukung Lainnya dalam Pembangunan Pertanian yang Holistik untuk Mewujudkan dalam Pembangunan Pertanian yang Holistik untuk Mewujudkan
Kedaulatan Pangan Nasional”Kedaulatan Pangan Nasional”
“Peran Strategis Fitopatologi dan Ilmu Pendukung Lainnya dalam Pembangunan Pertanian yang Holistik untuk Mewujudkan
Kedaulatan Pangan Nasional”
perhimpunan fitopatologi indonesiaperhimpunan fitopatologi indonesiaperhimpunan fitopatologi indonesiakomisariat daerah sulawesi tenggarakomisariat daerah sulawesi tenggarakomisariat daerah sulawesi tenggara
ProsidingProsidingProsidingSEMINAR NASIONAL DAN KONGRESSEMINAR NASIONAL DAN KONGRESSEMINAR NASIONAL DAN KONGRES
PERHIMPUNAN FITOPATOLOGI INDONESIAPERHIMPUNAN FITOPATOLOGI INDONESIAPERHIMPUNAN FITOPATOLOGI INDONESIA
JURUSAN PROTEKSI TANAMAN UNIVERSITAS HALU OLEOJURUSAN PROTEKSI TANAMAN UNIVERSITAS HALU OLEOJURUSAN PROTEKSI TANAMAN UNIVERSITAS HALU OLEOKerjasama
Dengan
ISSN 2622-2991
ISSN 2622-2991
iPROSIDING SEMINAR NASIONAL & KONGRESPERHIMPUNAN FITOPATOLOGI INDONESIA
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL DAN KONGRESPERHIMPUNAN FITOPATOLOGI INDONESIA
“PERAN STRATEGIS FITOPATOLOGI DAN ILMU PENDUKUNGLAINNYA DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN YANG
HOLISTIK UNTUK MEWUJUDKAN KEDAULATAN PANGANNASIONAL”
Kerjasama:JURUSAN PROTEKSI TANAMAN UNIVERSITAS HALU OLEO
denganPERHIMPUNAN FITOPATOLOGI INDONESIA
KOMDA SULAWESI TENGGARA
ISSN 2622-2991
iiPROSIDING SEMINAR NASIONAL & KONGRESPERHIMPUNAN FITOPATOLOGI INDONESIA
PROSIDINGSEMINAR NASIONAL DAN KONGRES
PERHIMPUNAN FITOPATOLOGI INDONESIA
Penyunting:Prof. Dr. Ir. Andi Khaeruni R., M.Si. (UHO)
Prof. Dr. Ir. M. Tufaila, M.P. (UHO)Prof. Dr. Ir. Muhidin, M.Si. (UHO)
Prof. Dr. Ir. Gusti Ayu Kade Sutariati, M.Si (UHO)Dr. Ir. Rahayu M., M.P (UHO)
Dr. La Ode Santiaji Bande, S.P., M.P. (UHO)Dr. Gusnawaty HS., S.P., M.P (UHO)
Prof. Dr. Ir. Sri Hendrastuti Hidayat, M.Sc. (IPB)Prof. Dr. Ir. Baharuddin (UNHAS)
Prof Dr. Ir. Ade Rosmana (UNHAS)Prof. Dr. Ir. Tutik Kuwinanti, M.Sc (UNHAS)
Prof. Dr. Ir. Ismed Setya Budi. M.S., IPM (ULM)Dr. Lisnawita, S.P., M.Si (USU)
Dr. Ir. Rina Sriwati, M.Si (UNSYIAH)
Diterbitkan Oleh:Jurusan Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian
Universitas Halu Oleo2018
ISSN 2622-2991
iiiPROSIDING SEMINAR NASIONAL & KONGRESPERHIMPUNAN FITOPATOLOGI INDONESIA
DEWAN REDAKSI
Penanggung jawab:Prof. Dr. Ir. Muhammad Taufik, M.Si(Ketua Umum Perhimpuan Fitopatologi Indonesia)
Prof. Dr. Ir. Achmadi Priyatmojo, M.Sc.(Sekretaris Jenderal Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)
PenyuntingProf. Dr. Ir. Andi Khaeruni R., M.Si. (UHO)Prof. Dr. Ir. M. Tufaila, M.P. (UHO)Prof. Dr. Ir. Muhidin, M.Si. (UHO)Prof. Dr. Ir. Gusti Ayu Kade Sutariati, M.Si (UHO)Dr. Ir. Rahayu M. M.P (UHO)Dr. La Ode Santiaji Bande, S.P., M.P. (UHO)Dr. Gusnawaty HS., S.P., M.P (UHO)Prof. Dr. Ir. Sri Hendrastuti Hidayat, M.Sc. (IPB)Prof. Dr. Ir. Baharuddin (UNHAS)Prof. Dr. Ir. Ade Rosmana (UNHAS)Prof. Dr. Ir. Tutik Kuwinanti, M.Sc (UNHAS)Prof. Dr. Ir. Ismed Setya Budi. M.S., IPM (ULM)Dr. Lisnawita, S.P., M.Si (USU)Dr. Ir. Rina Sriwati, M.Si (UNSYIAH)
Alamat Redaksi:Jurusan Proteksi Tanaman
Jl. H.E.A. Mokodompit Gedung D3 Lt.2Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo
Kendari
ISSN 2622-2991
ivPROSIDING SEMINAR NASIONAL & KONGRESPERHIMPUNAN FITOPATOLOGI INDONESIA
Seminar Nasional dan Kongres Perhimpunan Fitopatologi IndonesiaKomisariat Daerah Sulawesi TenggaraKendari, 3-5 Oktober 2017
Prosiding Seminar Nasional dan Kongres PFI“Peran Strategis Fitopatologi dan Ilmu Pendukung Lainnya dalam PembangunanPertanian yang Holistik Untuk Mewujudkan Kedaulatan Pangan Nasional”
Penyunting: Khaeruni et al.Perhimpunan Fitopatologi Indonesia
ISSN 2622-2991
Cover dan Layout: AsniahVit Neru SatrahNovita Pramahsari Putri
Diterbitkan: Juli 2018
Jurusan Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Halu OleoPerhimpunan Fitopatologi Indonesia Komda Sulawesi Tenggara
Dilarang keras memperbanyak sebagian atau seluruhnya isi buku ini tanpa izintertulis atau editor
ISSN 2622-2991
vPROSIDING SEMINAR NASIONAL & KONGRESPERHIMPUNAN FITOPATOLOGI INDONESIA
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Wr. Wb
Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT., karena atas rakhmat dan ridhoNya
sehingga PROSIDING SEMINAR NASIONAL & KONGRES PERHIMPUNAN
FITOPATOLOGI INDONESIA dapat diselesaikan dengan baik. Prosiding ini disusun
untuk mempublikasikan hasil-hasil penelitian dan kajian ilmiah bidang fitopatologi
dan bidang ilmu pendukung lainnya dalam Pembangunan Pertanian yang Holistik
untuk Mewujudkan Kedaulatan Pangan Nasional.
Prosiding ini merupakan sarana untuk menyampaikan informasi hasil-hasil
penelitian serta menyebarluaskan hasil-hasil riset yang telah dilakukan oleh lembaga
litbang pemerintah pusat dan daerah, perguruan tinggi negeri dan swasta maupun
pihak industri yang bergerak dibidang pertanian.
Akhirnya kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penerbitan prosiding ini. Kami selalu terbuka
untuk menerima saran-saran dan masukan untuk kesempurnaan prosiding ini di
masa depan.
Kendari, Juli 2018
Tim Penyunting
ISSN 2622-2991
viPROSIDING SEMINAR NASIONAL & KONGRESPERHIMPUNAN FITOPATOLOGI INDONESIA
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………...SUSUNAN DEWAN REDAKSI……………………………………………………....ISSN…………………………………………………………………………………….KATA PENGANTAR TIM PENYUNTING……………………………………….....DAFTAR ISI…………………………………………………………………………...ABSTRAK NARA SUMBER…………………………………………………………
Lembaga Ekonomi Masyarakat (LEM) SejahteraBambang.........................................................................................................................
Sinergi Fitopatologi dan Disiplin Ilmu Lainnya dalam Mewujudkan KedaulatanPangan NasionalSri Hendrastuti Hidayat................................................................................................
Sejarah dan Peran Strategis Ilmu Penyakit Tumbuhan Di Indonesia Pada Abad AsiaSusamto Somowiyarjo...................................................................................................
Peran Fitopatologi dalam Produksi Benih Unggul dan Berdaya Saing Di Pasar GlobalRudy Lukman, Ahmad Afifuddin dan Puji Astutik...................................................
Implementasi Sertifikasi Phytosanitary dalam Ekspor Produk PertanianAntarjo Dikin..................................................................................................................
Pentingnya Sinergisme Perguruan Tinggi Pertanian dan Organisasi Profesi SertaStakeholder Lainnya dalam Pengembangan SDM Bidang FitopatologiTarkus Suganda.............................................................................................................
KELOMPOK BIDANG BAKTERIOLOGIIdentifikasi Molekuler Xanthomonas oryzae pv.oryzae Penyebab Hawar Daun BakteriDengan Primer SesifikZulheri Noer, Hasanuddin, Lisnawita dan Dwi Suryanto.........................................
Kemampuan Bakteri Endofit Secara In Vitro dan Seed Treatment Dalam MenekanPertumbuhan Xanthomonas oryzae pv. oryzae Pada Benih PadiHaliatur Rahma, Trizelia dan Nila Kristina...............................................................
Efek Isolat Rizobakteri Indigenus Terseleksi Untuk Pengendalian Ralstoniasolanacearum Sebagai Pemacu Pertumbuhan CabaiTrimurti Habazar, Yaherwandi, Yulmira Yanti dan Nengsih Marta Sari..............
Pengembangan Formula Biopestisida Menggunakan Bahan Organik untukPengelolaan Penyakit Layu Bakteri Pada Tanaman KentangUjang Khairul, Reflin,Yulmira Yanti dan Zelly Noffianti……................................Aplikasi Formula Rizobakteri Indigenus untuk Pengendalian Penyakit Hawar DaunBakteri Pada Bawang Merah Di Lahan EndemikMilda Ernita dan Jamilah…………………….............................................................Deteksi Pseudomonas viridiflava Sebagai Organisme Pengganggu TumbuhanKarantina Pada Benih Kubis (Brassica oleracea)Sri Setiyawati…………………………………..............................................................
Penyakit Tanaman yang Disebabkan Oleh Fitoplasma Di Indonesia Serta MetodaDeteksi dan Identifikasinya Secara MolekulerAriny Prasetya, Kikin Hamzah Mutaqin, Meity Suradji Sinaga dan Giyanto……
iiiiivvvi1
2
3
4
5
6
7
9
16
24
35
46
58
65
ISSN 2622-2991
viiPROSIDING SEMINAR NASIONAL & KONGRESPERHIMPUNAN FITOPATOLOGI INDONESIA
Pemanfaatan Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) Sebagai BiostimulanPertumbuhan dan Ketahanan Tanaman Krisan Terhadap Penyakit TanamanAbdul Latief Abadi dan Antok Wahyu Sektiono………………………....................
Respon Anatomi Daun Sanseviera Terhadap POH Konsorsium RizobakteriZulfitriany DM dan Jamila...........................................................................................
Diagnosa Bakteri Burkholderia glumae Pada Benih Padi Hibrida Betina Asal FilipinaRita Harnita, Baharuddin dan Rahmat Jahuddin......................................................
Uji Efikasi Beberapa Pestisida dan PGPR Secara Drenching Terhadap PenyakitLanas dan Layu Bakteri Pada Tembakau BesnoVardianata Yoedistira Virdawan……………..........................................................Inventarisasi Penyakit Tanaman Pisang Di Lahan RawaMariana dan Yusriadi...................................................................................................
Efektifitas Bakteri Endofit Dalam Menekan Perkembangan Tiga Isolat Xanthomonasaxonopodis pv. glycines Pada Tanaman KedelaiAndi Khaeruni, La Ode Santiaji, Nurul Isra, Abdul Rahman dan Vit NeruSatrah..............................................................................................................................
KELOMPOK BIDANG MIKOLOGIBakteri Endofit Asal Akar Kopi dan Potensinya Sebagai Agen Pengendali PenyakitAkar Putih Rigidoporus microporusAlfizar, Tjut Chamzurni dan Iin Parlina.....................................................................
Potensi Trichoderma Indigenus untuk Menekan Pertumbuhan Cendawan Alternariaporri Penyebab Penyakit Bercak Ungu Pada Bawang Merah Secara In VitroLisa Marianah, Darnetty dan Jumsu Trisno……………………………...................
Potensi Cendawan Trichoderma virens Endofit Kelapa Sawit Sebagai AgensPengendali Hayati Jamur Ganoderma boninense dan Pemacu Pertumbuhan BibitKelapa Sawit Dalam Bentuk Biofungisida TabletFifi Puspita, Titania T. Nugroho dan Rachmad Saputra….......................................
Surveilans Penyakit-Penyakit Yang Terdapat Pada Tanaman Duku Di SumateraSelatanAbu Umayah………………….......................................................................................Skrining Cendawan Antagonis Terhadap Cendawan Xylaria sp. Penyebab PenyakitLapuk Akar dan Pangkal Batang TebuSuskandini R. Dirmawati, Efri, Cipta Ginting dan Annisa Rachmawati………….Identifikasi Trichoderma spp. yang Berpotensi Sebagai Antagonis GanodermaBoninense Penyebab Penyakit Busuk Pangkal Batang Kelapa SawitRadix Suharjo, Yuyun Fitriana, Maria Viva Rini dan Kuswanta Futas Hidayat...
Keefektifan Media Kulit Kentang untuk Isolasi Helminthosporiums solani DibandingMedia Biak LainnyaNur Fitriawati, Maria Maharani, Ariningsih S. Endah dan Slamet Murtadlo…...Potensi Ekstrak Kulit Buah Naga Sebagai Biofungisida untuk Penghambat PatogenTomat Fusarium sp. Secara In VitroYulianto, Ayu Leana Dewi, Ade Fitri Nurdika, Noni Irnadianis Wibiani danBonny Poernomo Wahyu Soekarno………………………………………………….
73
85
95
105
113
123
131
144
152
161
172
184
196
204
ISSN 2622-2991
viiiPROSIDING SEMINAR NASIONAL & KONGRESPERHIMPUNAN FITOPATOLOGI INDONESIA
Karakterisasi Fisiologis dan Peranan Antibiosis Bakteri Endofit Asal Tumbuhan PakuPedang (Pteris Ensiformis) Terhadap Rhizoctonia solaniPrayogo Probo Asmoro, Kholil Ma’ruf, Rima Wulansari, Wahyu Ridwan Nanta,Natassa Kusumawardany dan Abdul Munif………………………………………...Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana) Sebagai Edible CoatinguntukMengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Buah CabaiBonny P W Soekarno dan Hasan Bisri………………………………………………Status Penyakit yang Disebabkan Cendawan Pada Tanaman Pala Di Sentra PalaKabupaten BogorBonny P.W Soekarno, Elvira Rachmawati, Umi Astutik dan Dede Rivan Purnama……..
Campuran Oxathiapiprolin+Famodaxone, Solusi untuk Perlindungan TanamanKentang Dari Penyakit Hawar Daun (Phytophthora infestans)Tarkus Suganda, Fei Ling, Mayang Sari Marchainy, Maria Astriani, danIskandar Zulkarnain………………………………………………………………………………………………………
Penyakit-Penyakit Pada Aksesi Tanaman Kembang Telang (Clitoria ternatea L.) AsalBerbagai Daerah Di Indonesia dan ThailandEndah Yulia, Tarkus Suganda, Satriyo Restu Adhi, Fitri Widiantini dan AgungKaruniawan……………………………………………………………………………Pencegahan Penyakit Bulai (Peronoscleospora spp.) Pada Jagung Dengan PerlakuanBenih Menggunakan OxathiapiprolinMayang Sari Marchainy, Fei Ling, Maria Astriani, Iskandar Zulkarnain danTarkus Suganda……………………………………………………………………….Deteksi Dini Penyakit Busuk Buah Kakao (Phytophthora palmivora) DenganPenanda MolekulerArif Wibowo, Yudha Pratama dan Suryanti………………………………………..Ketahanan Beberapa Klon Kakao Terhadap Penyakit Vascular Streak Dieback danBusuk BuahHerry Wirianata dan Elizabeth Nanik K……………………………………………Identifikasi Cendawan Patogen Gulma Berdaun Lebar dan Uji Virulensi TerhadapGulma Berdaun LebarLoekas Soesanto, Endang Mugiastuti dan Abdul Manan…………………………..Efektivitas Fungisida dan Trichoderma spp. Sebagai Agens Pengendali Phytophthoracapsici Pada Tanaman CabaiCatur Patminingsih, Achmadi Priyatmojo dan Rudy Lukman……………………Kitosan Sebagai Pengendali Penyakit Layu Fusarium Pada Tanaman TomatIsna Annisa Prastiwi, Wiwiek Sri Wahyuni dan Hardian Susilo Addy……………Antagonisme Cendawan Endofit Terhadap Fusarium sp. Pada Tanaman Buah Naga(Hylocereus polyrhizus)Ni’matuljannah Akhsan dan Ningsih Ambar Sari………………………………….Tanggapan Tomat Setelah Perlakuan Berbagai Konsentrasi Asam Fusarat TerhadapPenyakit Penting DilapanganAbdul Azis Ambar, Nur Ilmi dan Harzani…………………………………………..
212
220
230
238
248
257
266
274
284
298
316
327
336
ISSN 2622-2991
ixPROSIDING SEMINAR NASIONAL & KONGRESPERHIMPUNAN FITOPATOLOGI INDONESIA
Hubungan Kandungan Nutrisi Jaringan Tanaman dan Intensitas Serangan PenyakitBlas (Pyricularia oryzae) Pada Aplikasi Kompos Jerami Padi dan KaliumAbdul Syukur Syarif, Suryo Wiyono, Bonny P.W. Sukarno dan Bambang S.Purwoko……………………………………………………………………………......Potensi Trichoderma sp. dan Mikoriza Sebagai Pengendali Hayati Penyakit BusukPangkal Batang Kelapa Sawit yang Disebabkan Oleh Ganoderma boninenseHenny Hendarjanti……………………………………………………………………Evaluasi Ketahanan Terhadap Penyakit Karat Daun dan Produksi Beberapa VarietasKedelaiEko Agus Martanto, Adelin Tanati dan Samen Baan………………………………Efektivitas Fusarium spp. Dalam Menginduksi Gaharu (Aquillaria malaccensis)Dengan Sistem Prabu (Pasak Ranting Bambu)Nurbaya, Tutik Kuswinanti, Baharuddin, Ade Rosmana dan SyamsuddinMillang…………………………………………………………………………………Pengujian Efektivitas Ekstrak Nabati Terhadap Helminthosporium oryzae PatogenTanaman Padi Secara In VitroLilies Supriati dan Giyanto…………………………………………………………...Potensi Trichoderma longibrachiatum Asal Perakaran Kalakai (Stenochlaenapalustris) Tanah Gambut Menekan Fusarium oxysporum f.sp. cubenseRahmawati Budi Mulyani, Hadinnupan Panupesi, Yanetri Asi Nion dan TrianaGustiara………………………………………………………………………………..Pengendalian Penyakt Diplodia Pada Jeruk Siam Banjar Dengan Pengelolaan KebunSehat dengan Mikroorganisme Antagonis dan Bubur CaliforniaSalamiah dan Noor Laili Aziza……………………………………………………….Pengendalian Penyakit Kulit Diplodia Pada Jeruk Siam Banjar Dengan MenggunakanBeberapa Dosis KhamirNoor Laili Aziza, Salamiah dan Akhmad Gazali……………………………………Integrasi Mikroba Indigenus Pada Bibit Kelapa Sawit Untuk Pengendalian PenyakitDi Lahan BasahIsmed Setya Budi dan Mariana………………………………………………………Deteksi Cendawan Tilletia spp., Pada Biji Gandum Asal Australia, Canada, India,USA dan Ukraina Berdasarkan Karakteristik Morfologi dan BiomolekulerAndi Besse Padauleng, Tutik Kuswinanti dan Rahmat Jahuddin…………………Pengaruh Dosis dan Waktu Aplikasi Cendawan Endofit Trichoderma sp. UntukMengendalikan Penyakit Layu Fusarium (Fusarium oxysporum) pada TanamanTomatAsniah, Syair, Darmansyah, Syamsu Alam, Muhammad Botek dan NovitaPramahsari Putri………………………………………………………………………
KELOMPOK BIDANG NEMATOLOGINematoda Puru Akar dan Cendawan Parasitnya Pada Pertanaman Jambu Biji DiLampungI G. Swibawa, E.R. Saputri, E. Yulianti, Y. Fitriana dan Solikhin………………...
344
354
364
374
383
393
402
410
416
424
439
454
ISSN 2622-2991
xPROSIDING SEMINAR NASIONAL & KONGRESPERHIMPUNAN FITOPATOLOGI INDONESIA
Induksi Sistemik Resistensi pada Tanaman Padi Dengan Ekstrak Tanaman TerhadapNematoda Bengkak Akar (Meloidogyne graminicola)Toto Sunarto, Tarkus Suganda, Syarif Hidayat, Aep Wawan Irwan, Dimas TriRahadian……………………………………………………………………………….Identifikasi Morfologi Nematoda Puru Akar Pada Tanaman Wortel Di Distrik AnggiPegunungan Arfak Papua BaratTuminem, Mahmud Binangkari, Tonce Rumayomi Hamjah Mokoginta danFranky Rumbino………………………………………………………………………
KELOMPOK BIDANG VIROLOGIDeteksi Papaya Ringspot Virus-P Pada Tanaman Pepaya Pada Beberapa Daerah DiSumatera Utara Dengan Metode DAS-ELISALisnawita dan Lenny Hartati Harahap……………………………………………...Analisa Resiko Terhadap Introduksi Maize Dwarf Mosaic Potyvirus (MDMV) yangBerpotensi Terbawa Komoditas Biji Jagung (Zea mays) yang Dilalu LintaskanMelalui Bandara Soekarno HattaArtati Kuswulandani dan Yanni Purbani Pandji…………………………………...Ketahanan Beberapa Genotipe Cabe Rawit (Capsicum frutescens L.) Terhadap VirusGeminiNoer Rahmi Ardiarini, La Ode Santiaji Bande dan Sri Lestari Purnamaningsih...
Laporan Pertama Virus Gemini Pada Tanaman Cabai Di Sulawesi TenggaraMuhammad Taufik, Sri Hendrastuti Hidayat, Gusnawaty HS, RahmatiaSyaman, R. dewi Ratna Wulan, dan Annur Latif Perdana Putra………………….
KELOMPOK BIDANG ENTOMOLOGIStrategi Pengendalian Hama Baru, Cryptophasa watungi (Lepidoptera: Xyloryctidae)Pada Tanaman Cengkeh Di Provinsi Sulawesi UtaraJackson F. Watungi, Caroulus S. Rante, dan Guntur S.J. Manengkey……………Pengaruh Beberapa Jenis Pakan Terhadap Perkembangan Ulat Grayak (Spodopteralitura)Rahayu M, Agung Yuswana dan Sumiyati…………………………………………..Perkembangan Populasi Wereng Hijau, Predator, dan Insidensi Penyakit Tungro PadaPertanaman PadiWasis Senoaji, Fausiah T. Ladja, Nur Rosida dan Ema Komalasari……………...
KELOMPOK BIDANG ILMU PENDUKUNG LAINNYAAplikasi Tricho-Kompos Terformulasi Berbahan Baku Tandan Kosong Kelapa SawitSebagai Pemacu Pertumbuhan Semai Eucalyptus hybrid Pada Medium GambutM. Mardhiansyah, Fifi Puspita dan Roni Ferdian…………………………………..Aplikasi Pupuk Organik Pelepah Sawit Pada Sistem Pertanian Organik Dengan PolaTanam Padi–KedelaiSunarti dan Ikhsan Hasibuan………………………………………………………...
463
474
482
478
499
511
522
532
540
552
560
ISSN 2622-2991
xiPROSIDING SEMINAR NASIONAL & KONGRESPERHIMPUNAN FITOPATOLOGI INDONESIA
Uji Viabilitas Benih Kedelai Asal Lot Pemupukan NPK MajemukNiar Nurmauli dan Yayuk Nurmiaty………………………………………………...Potensi Azotobacter sp. dan Pupuk Kandang Dalam Meningkatkan PertumbuhanVegetatif Tanaman Jagung Pulut Lokal (Zea Mays Ceritina Kulesh) Di UltisolAndi Nurmas, Alfantri dan Agung Yuswana………………………………………..Uji Efektivitas Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) Lokal Terhadap Pertumbuhan KayuAngsana (Pterocarpus indicus Willd)Husna, Faisal Danu Tuheteru, Asrianti Arif dan Devan Yussen Nicolaus………...Analisis Proporsi Pendapatan dan Pengeluaran Rumah Tangga Petani Di KabupatenButonMunirwan Zani, Rosmawaty dan Waode Yusria……………………………………Dampak Belanja Pemerintah Daerah Untuk Sektor Pertanian Terhadap KesempatanKerja, Output Dan Kemiskinan Di Provinsi Sulawesi TenggaraMuhammad Arief Dirgantoro, Nur Rahmah dan Putu Arimbawa..........................
Karakteristik Kesehatan Pohon Pada Sistem Agroforestri Tegalan Di Lereng SelatanGunung MerapiDewi Anita, Siti Muslimah Widyastuti dan Priyono Suryanto……………………..Identifikasi Hijauan Lokal Pakan Ternak Kuda Dan Kandungan Nutrisinya DiKabupaten MunaSurahmanto, Wa Laili Salido, Abdul Rizal dan Musram Abadi…………………..Pemberian Kompos Granul Berbahan Baku Ela Sagu Diperkaya Pupuk MajemukTerhadap Sifat Fisik Tanahdan Hasil Jagung (Zea mays L.) Di UltisolsMaimuna La Habi, Jogeneis Patty dan Nureny Goo………………………………..Analisis Potensi Pengembangan Lahan Sawah Melalui Evaluasi Kesesuaian LahanPadi Sawah (Oryza Sativa L) Di Kecamatan Poleang Timur Kabupaten BombanaHasbullah Syaf, Sulhaji Hariyanto, Zulfikar, M. Tufaila, Tresjia C. Rakian danLaode Afa………………………………………………………………………………Pertumbuhan dan Produksi Kultivar Padi Gogo Lokal Sultra Pada Sistem BudidayaLahan Kering Dan Lahan SawahFirmansyah Labir, Andi Bahrun, Laode Afa dan Arsy Aysyah Anas……………..
SESI POSTERMixture of Oxathiapiprolin and Famoxadone (Dupont™ Zorvec Encantia™): A NewSolution For Managing Late Blight (Phytophthora infestans) on Potato and TomatoFei Ling and Iskandar Zulkarnain...............................................................................
Antagonisme In Vitro Isolat Lokal Gliocladium dan Trichoderma TerhadapColletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc. Patogen Antraknosa Pada KakaoJogeneis Patty, Costanza Uruilal, W. Rumahlewang dan A. Talahaturuson……...Lampiran Peserta Seminar Nasional………………………………………………...
569
577
585
596
605
617
625
640
660
674
688
697
708
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & KONGRESPERHIMPUNAN FITOPATOLOGI INDONESIA
364ISSN 2622-2991
EVALUASI KETAHANAN TERHADAP PENYAKIT KARAT DAUN DANPRODUKSI BEBERAPA VARIETAS KEDELAI
(Evaluation of Resistance to Rust Disease and Productionon Soybean Variaties)
Eko Agus Martanto1, Adelin Tanati1 dan Samen Baan2
1Laboratorium Hama Penyakit Tanaman Faperta Unipa2Laboratorium Tanah Faperta Unipa
E-mail: [email protected], [email protected],[email protected]
Abstrak
Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi ketahanan beberapa varietas kedelaiterhadap penyakit karat daun dan produksinya. Penelitian dilakukan selama 3bulan, dari bulan Mei – Juli 2017, di Satuan Pemukiman (SP) 11 Distrik SideyKabupaten Maokwari. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan AcakKelompok (RAK) yang diulang tiga kali. Perlakuan terdiri atas 5varietas kedelai,yaitu varietas Burangrang, Grobogan, Dena-1, Anjasmoro, dan Detam-1. Tidakada perlakuan inokulasi patogen di lapangan. Parameter yang diamatimeliputijumlah cabang, jumlah daun, tinggi tanaman, jumlah biji per polong,berat per 100 biji, dan berat biji per petak, dan intensitas penyakit karat daun.Analisa data dilakukan dengan menggunakan Analisis Varians (Anova), apabilaperlakuan berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan BNJ pada taraf 95%.Setiap varietas yang dicoba mempunyai tanggapan yang berbeda pada parameterjumlah daun, tinggi tanaman dan jumlah cabang. Jumlah daun, tinggi tanaman danjumlah cabang meningkat hingga pengamatan ketiga, pada pengamatan keempatada yang menurun dan ada yang meningkat. Intensitas penyakit karat padavarietas Burangrang sebesar 43,33% dikategorikan varietas rentan , sementaraintensitas penyakit varietas Grobogan 36,09%, Dena-1 35,77%, Anjasmoro39,42%, dan Detam-1 28,25% dikategorikan varietas agak tahan. Berat biji perpetak varietas Dena-1 1.427,77 kg/ha lebih tinggi daripada varietas Burangrang861,10 kg/ha, Detam-1 805,55 kg/ha, Grobogan 738,88 kg/ha dan Anjasmoro655,55 kg/ha. Rendahnya produksi biji pada varietas yang diteliti disebabkan (a).ada serangan penyakit karat daun, dan penyakit layu sclerotium, dan (b) adaserangan hama ulat penggulung daun.
Kata kunci: Kedelai, karat daun, ketahanan, produksi
Abstract
This study aimed to evaluate the resistance of soybean varieties to rust diseaseand its production. The study was conducted for 3 months, from May - July 2017, inthe 11th Districts, Manokwari regency.The study was conducted using RandomizedBlock Design with three replications. The treatment consisted of 5 varieties ofsoybeans, namely varieties Burangrang, Grobogan, Dena-1, Anjasmoro, andDetam-1. There was no pathogen inoculation treatment in the field. Parametersobserved included number of branches, number of leaves, plant height, number ofseeds per pod, weight per 100 seeds, and seed weight per plot, and leaf rust
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & KONGRESPERHIMPUNAN FITOPATOLOGI INDONESIA
365ISSN 2622-2991
intensity. Data analysis was performed using analysis of variants (ANOVA), if asignificant differences were found among the treatments, it was followed by BNJtest at level of 95%. Varieties tested had different responses to leaf numberparameters, plant height and number of branches. The number of leaves, plantheight and number of branches increased until the third observation, in the fourthobservation there was a decrease and there was an increase. The intensity of rustdisease in Burangrang varieties of 43.33% were categorized as susceptiblevarieties, while the disease intensity of Grobogan varieties was 36.09%, Dena-135.77%, Anjasmoro 39.42%, and Detam-1 28.25% were categorized moderateresistant varieties. The weight of seeds per plot of Dena-1 varieties was 1,427.77kg/ha higher than that of Burangrang 861,10 kg/ha, Detam-1 805,55 kg/ha,Grobogan 738,88 kg/ha and Anjasmoro 655,55 kg/ha. The low production of seedsin the varieties studied was due to (a). the presence of leaf rust disease, andsclerotium wilt disease, and (b) the presence of pest caterpillar attack.
Keywords: Soybean, rust leaf, resistance, production
Pendahuluan
Lebih dari 80% masyarakat di propinsi Papua Barat bermatapencaharian
sebagai petani, sehingga sumber pendapatan utama rumah tangganya diperoleh dari
sektor pertanian. Tanaman kedelai merupakan komoditas tanaman pangan yang
penting di Papua. Kedelai merupakan bahan pangan sumber protein setelah beras
dan memiliki kandungan protein yang tinggi (30-40%) serta kandungan karbohidrat
(35%) (Suprapto, 1999). Kedelai juga dimanfaatkan sebagai bahan pakan dan
industri olahan. Berkembangnya industri pangan dan pakan berbahan baku kedelai
yang disertai dengan pertumbuhan penduduk mengakibatkan permintaan kedelai di
Indonesia meningkat (Swastika et al. 2007). Petani sudah mengenal dan
membudidayakan kedelai, namun masih dengan cara yang tradisional, dengan input
yang sangat minim. Selama pertumbuhan tidak dilakukan pemupukan dan
pengendalian hama penyakit yang dilakukan tidak ramah lingkungan sehingga hasil
yang diperoleh rendah.
Papua mempunyai potensi persediaan bahan pangan lokal yang sangat besar,
terutama kedelai sebagai sumber pangan. Data statistik menunjukan produksi
kedelai untuk Manokwari mencapai 1,05 ton/ha (BPS, 2016). Jumlah penduduk
Papua kurang lebih 2,2 juta jiwa dengan pertumbuhan penduduk sebesar 3,14% per
tahun. Jumlah penduduk yang terus bertambah mengakibatkan kebutuhan terhadap
pangan meningkat. Oleh karena itu peningkatan produksi kedelai baik dengan cara
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & KONGRESPERHIMPUNAN FITOPATOLOGI INDONESIA
366ISSN 2622-2991
intensifikasi dan ekstensifikasi harus terus dilakukan untuk mengurangi
ketergantungan pada kedelai impor (Sudjudi et al. 1989).
Kampung Sidey Makmur (SP-11) merupakan salah satu sentra pengembangan
komoditas kedelai di Kabupaten Manokwari yang memiliki keunggulan spesifik
yang tidak dimiliki wilayah lain di Indonesia, dengan waktu tanam 4 kali dalam
setahun. Keunggulan ini merupakan salah satu potensi yang dapat meningkatkan
produktivitas hasil, namun produksi yang dicapai tidak sesuai yang diharapkan.
Salah satu alasan utama dalam penghambatan peningkatan produksi kedelai
diwilayah ini adalah serangan penyakit tanaman.
Penyakit karat daun yang disebabkan oleh cendawan Phakopsora pachyrhizi
merupakan penyakit penting pada kedelai yang terjadi pada musim kemarau
(Semangun, 2008: Soesanto, 2015). Sebaran penyakit karat di mulai dari Jepang
dan Asia Timur pada tahun 1902, masuk ke Asia Tenggara (Indonesia) dan
Australia pada tahun 1914, mencapai India pada Tahun 1950, dan ke Hawai pada
Tahun 1994, selanjutnya ke Afrika Selatan (1920) dan sudah mencapai Uganda
pada tahun 1996. Pada tahun 2001-2002 penyakit karat berkembang ke Amerika
Selatan, dan pada tahun 2004 sudah menjalar ke utara sampai Amerika Serikat
(Miles et al. 2003 dalam Sumartini, 2010). Kehilangan hasil akibat penyakit karat
daun dapat mencapai 40-90% di Indonesia (Sudjono et al. 1985).
Berbagai varietas kedelai telah ditemukan dengan berbagai keunggulan yang
berbeda, seperti berdaya hasil tinggi, tetapi rentan terhadap serangan penyakit karat
daun.Berdasarkan permasalahan di atas maka penelitian kedelai untuk mengetahui
ketahanan dan produksi yang dihasilkan masih sangat relevan untuk dilakukan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi ketahanan beberapa varietas kedelai di
Papua Barat dan produksi yang dihasilkan.
Bahan dan Metode
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah kedelai varietas
Burangrang, Grobogan, Dena-1, Anjasmoro, dan Detam-1. Alat-alat yang
digunakan adalah hand traktor, cangkul, ajir, label, tali rafiah, dan alat tulis.
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & KONGRESPERHIMPUNAN FITOPATOLOGI INDONESIA
367ISSN 2622-2991
Penelitian dilaksanakan di Satuan Pemukiman (SP) 11 Distrik Sidey Kabupaten
Manokwari, mulai bulan Mei sampai Juli 2017.
Metode
Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan rancangan acak kelompok
(RAK) dengan 3 ulangan. Perlakuan terdiri atas 5varietas kedelai, yaitu varietas
Burangrang, Grobogan, Dena-1, Anjasmoro, dan Detam-1 sehingga diperoleh 15
satuan percobaan. Percobaan dilakukan selama 3 bulan, dan tiap satuan percobaan
berupa petak dengan ukuran 2 x 3 meter. Parameter yang diamati meliputijumlah
cabang, jumlah daun, tinggi tanaman, jumlah biji per polong, berat per 100 biji,
dan berat biji per petak, dan intensitas penyakit karat daun.Parameter diamati3
minggu setelah tanam, diulang sebanyak 4 kali dengan selang pengamatan 2
minggu.
Intensitas penyakit dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
X 100%
Dimana:IP = Intensitas Penyakit
ni = Banyaknya tanaman dari kategori serangan
vi = Nilai skala dari tiap kategori serangan
N = Jumlah tanaman yang diamati
V = Nilai skala tertinggi
Nilai kategori serangan mengacu pada Abadi (2000, dalamSafitri et al. 2015)
dengan kategori sebagai berikut:
0= Tidak ada serangan
1 = 0-25% luas permukaan daun terserang
2 = 26-50% luas permukaan daun terserang
3 = 51-75% luas permukaan daun terserang
4 = 76-100% luas permukaan daun terserang
Respon tanaman terhadap infeksi penyakit karat daun menggunakan visualisasi
oleh Yuspamella et al. (2013), dibagi kedalam 5 skala untuk selanjutnya
IP =Σ (ni x vi)
N x V
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & KONGRESPERHIMPUNAN FITOPATOLOGI INDONESIA
368ISSN 2622-2991
dikategorikan ke dalam 5 respon, yaitu sangat tahan, tahan, agaktahan, rentan, dan
sangat rentan (Tabel 1).
Tabel 1. Visualisasi tingkat keparahan karat kedelai
Keterangan Skala ResponTidak ada karat Sangat tahan
1-10 % daun terinfeksi Tahan11-40 % daun terinfeksi Agak tahan41-65% daun terinfeksi Rentan
66-100 % daun terinfeksi Sangat rentan
Analisa data. Analisa data dilakukan dengan menggunakan analisis varians
(anova), apabila perlakuan berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan BNJ pada
taraf 95%.
Hasil dan Pembahasan
Jumlah daun. Hasil analisa menunjukkan bahwa jumlah daun varietas yang
diamati berbeda nyata pada pengamatan ketiga dan keempat. Pada pengamatan
pertama, jumlah daun paling sedikit pada varietas Burangrang (3,66) dan yang
paling banyak pada varietas Dena-1 (4,40). Pada pengamatan terakir (ke-4), jumlah
daun terbanyak pada varietas Dena-1 dan Detam-1 sebesar 11,20, sedang jumlah
daun paling sedikit pada varietas Grobogan sebesar 7,20 (Tabel 2).
Tabel 2. Jumlah daun varietas kedelai yang diamati
PerlakuanJumlah daun pengamatan ke ....
I II III IVV1 (Burangrang) 3,66 7,80 10,20 b 8,80 bV2 (Grobogan) 3,80 7,46 8,46 c 7,20 b
V3 (Dena 1) 4,40 9,00 11,40 a 11,20 aV4 (Anjasmoro) 3,73 8,20 10,33 ab 8,33 b
V5 (Detam 1) 3,73 8,66 10,80 ab 11,20 aAngka-angka yang diikuti dengan huruf sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyataberdasarkan Uji BNJ pada aras 5%
Jumlah cabang. Hasil analisa menunjukkan bahwa belum dijumpai adanya
cabang pada pengamatan pertama, kemudian berbeda nyata pada pengamatan
kedua sampai pengamatan terakir (ke-4). Pada pengamatan kedua dan ketiga
jumlah cabang varietas Grobogan berbeda dengan keempat varietas lainnya. Pada
pengamatan ke-4, jumlah cabang varietas Dena-1 (6,00) lebih banyak dan berbeda
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & KONGRESPERHIMPUNAN FITOPATOLOGI INDONESIA
369ISSN 2622-2991
nyata dengan jumlah cabang pada varietas Burangrang dan Detam-1 (4,66),
Anjasmoro (4,13), dan Grobogan (3,00) (Tabel 3).
Tabel 3. Jumlah cabang varietas kedelai yang diamatiPerlakuan Jumlah cabang pengamatan ke ....
I II III IVV1 (Burangrang) 0,00 3,06 a 4,66 a 4,66 abV2 (Grobogan) 0,00 2,06 b 2,60 b 3,00 cV3 (Dena 1) 0,00 3,80 a 5,26 a 6,00 aV4 (Anjasmoro) 0,00 3,26 a 4,40 a 4,13 bcV5 (Detam 1) 0,00 3,73 a 4,66 a 4,66 abAngka-angka yang diikuti dengan huruf sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyataberdasarkan Uji BNJ pada aras 5%
Tinggi tanaman. Hasil analisa menunjukkan bahwa tinggi tanaman varietas
yang diamati berbeda nyata pada pengamatan ketiga dan keempat. Pada
pengamatan pertama tinggi tanaman varietas Grobogan paling tinggi (26,00 cm)
dan yang paling rendah pada varietas Detam-1 (22 cm). Pada pengamatan ke-4,
tinggi tanaman varietas Dena-1 (75,26 cm) lebih tinggi dan berbeda nyata dengan
tinggi tanaman keempat varietas lainnya (Tabel 4).
Tabel 4. Tinggi tanaman varietas kedelai yang diamati
PerlakuanTinggi tanaman pengamatan ke .... (cm)
I II III IVV1 (Burangrang) 23,73 46,86 69,26 a 67,00 abV2 (Grobogan) 26,00 45,00 51,33 c 46,93 cV3 (Dena 1) 24,66 51,33 73,26 a 75,26 aV4 (Anjasmoro) 25,26 46,53 61,06 b 59,33 bV5 (Detam 1) 22,00 44,40 60,60 b 59,33 bAngka-angka yang diikuti dengan huruf sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyataberdasarkan Uji BNJ pada aras 5%.
Intensitas penyakit kudis. Gejala tampak pada daun, mula-mula terjadi
bercak-bercak kecil coklat kelabu atau bercak yang sedikit demi sedikit berubah
menjadi coklat atau coklat tua. Pada pengamatan pertama, gejala penyakit karat
belum ditemukan pada semua varietas yang dicoba. Pada pengamatan kedua, gejala
penyakit karat sudah dijumpai pada semua varietas dengan intensitas penyakit
terendah pada varietas Detam-1 (5,70%) dan paling tinggi pada varietas Grobogan
(12,78%). Pada pengamatan keempat, intensitas penyakit varietas Burangrang
menjadi 42,33% lebih tinggi dibanding varietas Anjasmoro (39,42%), Grobogan
(36,09%), Dena-1 (35,77%) dan Detam-1 (28,25%) (Tabel 5).
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & KONGRESPERHIMPUNAN FITOPATOLOGI INDONESIA
370ISSN 2622-2991
Tabel 5. Intensitas penyakit varietas kedelai yang diamati
PerlakuanIP pengamatan ke .... (%)
I II III IVV1 (Burangrang) 0,00 9,03 bc 14,96 42,33V2 (Grobogan) 0,00 12,78 a 16,10 36,09V3 (Dena 1) 0,00 6,21 cd 11,94 35,77V4 (Anjasmoro) 0,00 11,74 ab 17,99 39,42V5 (Detam 1) 0,00 5,70 d 12,07 28,25Angka-angka yang diikuti dengan huruf sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyataberdasarkan Uji BNJ pada aras 5%
Jumlah biji per polong, berat per 100 biji, dan berat biji per petak
varietas kedelai yang diamati. Hasil analisa menunjukkan bahwa ada perbedaan
yang nyata pada berat per 100 biji, dan berat biji per petak varietas kedelai dicoba.
Berdasarkan berat per 100 biji maka berat biji yang paling tinggi ada pada varietas
Burangrang (18,96 gr), dan yang paling rendah adalah varietas Dena-1 (13,10 gr).
Berat biji per petak yang paling besar adalah varietas Dena-1 (856,66 g/petak), dan
yang paling rendah adalah varietas Anjasmoro (393,33 gr/petak) (Tabel 6).
Tabel 6. Jumlah biji per polong, berat per 100 biji, dan berat biji per petakvarietaskedelai yang dicoba
Perlakuan Jumlah biji perpolong
berat per 100 biji(gr)
berat biji per petak(gr)
V1 (Burangrang) 2,53 18,96 a 516,66 bV2 (Grobogan) 2,40 15,50 b 443,33 bV3 (Dena 1) 2,20 13,10 c 856,66 aV4 (Anjasmoro) 2,06 16,70 b 393,33 bV5 (Detam 1) 2,53 16,83 b 483,33 bAngka-angka yang diikuti dengan huruf sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyataberdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada aras 5%.
Pembahasan
Pada pengamatan pertama beberapa daun tanaman kedelai sudah mulai
terbentuk sehingga proses fotosintesis juga sudah mulai terjadi. Hal ini sesuai
dengan pendapat Manshuri (2011) yang menyatakan bahwa cepatnya pertumbuhan
awal daun mengindikasikan bahwa varietas yang ditanam memiliki kemampuan
untuk menghasilkan asimilat untuk didistribusikan ke organ tanaman lain. Tinggi
tanaman dan jumlah cabang merupakan variabel penting dalam mengamati
pertumbuhan tanaman karena berhubungan dengan jumlah daun yang terbentuk.
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & KONGRESPERHIMPUNAN FITOPATOLOGI INDONESIA
371ISSN 2622-2991
Hasil percobaan ini menunjukkan tinggi tanaman dan jumlah cabang meningkat
hingga pengamatan ketiga, kemudian pada pengamatan keempat ada yang menurun
dan ada yang meningkat.
Pada variabel intensitas penyakit didapatkan bahwa pada pengamatan pertama
semua varietas belum menunjukkan gejala penyakit karat, baru pada pengamatan
kedua ada gejala penyakit karat. Lambatnya gejala yang terjadi karena selama
penelitian tidak dilakukan inokulasi patogen penyebab penyakit karat dan pada
lokasi penelitian merupakan daerah yang ditanami kedelai terus menerus sehingga
sumber inokulum selalu ada. Pada pengamatan keempat, varietas Burangrang
menunjukkan varietas yang paling peka karena intensitas penyakitnya yang paling
besar, sementara Detam-1 paling kecil intensitas penyakitnya. Tingginya intensitas
penyakit dapat menyebabkan turunnya produksi. Hal ini sesuai dengan pendapat
Sudjono, 1985 dalam Safitri et al. (2015) yang menyatakan bahwa semakin tinggi
intensitas serangan maka produksi kedelai semakin rendah.
Berdasarkan besarnya intensitas penyakit yang terjadi, ketahanan varietas
Burangrang dikategorikan rentan, sementara empat varietas lainnya termasuk
varietas yang agak tahan terhadap penyakit karat. Perbedaan serangan tiap varietas
ini selain didukung oleh ketahanan yang berbeda, juga disebabkan perbedaan
jumlah cabang dan jumlah daun tiap varietas. Daun yang terbentuk pada semua
varietas hampir sama banyak dan lebat sehingga menyebabkan iklim mikro di
sekitar tanaman mendukung perkembangan patogen. Hal ini sesuai pendapat
Zadoks dan Schein (1979) yang menyatakan bahwa iklim mikro merupakan syarat
penting untuk siklus infeksi, dari melekatnya spora sampai penyebaran spora.
Berat polong per 100 biji varietas Dena 1 paling rendah, tetapi berat biji per
petaknya paling besar. Hal ini karena jumlah biji yang dihasilkan oleh varietas
Dena-1 lebih banyak dibanding dengan jumlah biji yang dihasilkan oleh varietas
lain. Berat biji per petak varietas Dena-1 856,66 g/petak (∞ 1.427,77 kg/ha) lebih
tinggi daripada varietas Burangrang 516,66 gr/petak (∞ 861,10 kg/ha), Detam-1
483,33 gr/per petak (∞ 805,55 kg/ha), Grobogan 443,33 gr/petak (∞ 738,88 kg/ha)
dan Anjasmoro 393,33 gr/petak (∞ 655,55 kg/ha). Rendahnya berat biji per petak
dari beberapa varietas yang diteliti yang tidak mencapai standar yang diharapkan di
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & KONGRESPERHIMPUNAN FITOPATOLOGI INDONESIA
372ISSN 2622-2991
Manokwari (1067 kg/ha) apalagi standar nasional (2 ton/ha) disebabkan oleh
beberapa faktor, antara lain :
1. Adanya serangan penyakit karat daun. Menurut Anonim, 2002 dalam Djauhari
(2008), serangan penyakit karat dapat menyebabkan turunnya produksi 60-80%.
2. Selain penyakit karat yang mengingeksi di semua petak penelitian, ada beberapa
petak penelitian yang terinfeksi penyakit layu Sklerotium.
3. Tanaman kedelai banyak terserang hama penggulung daun.
Kesimpulan
Setiap varietas yang dicoba mempunyai tanggapan yang berbeda pada
parameter jumlah daun, tinggi tanaman dan jumlah cabang. Jumlah daun, tinggi
tanaman dan jumlah cabang meningkat hingga pengamatan ketiga, pada
pengamatan keempat ada yang menurun dan ada yang meningkat. Intensitas
penyakit varietas Burangrang sebesar 43,33% dikategorikan varietas rentan ,
sementara intensitas penyakit varietas Grobogan 36,09%, Dena-1 35,77%,
Anjasmoro 39,42%, dan Detam-1 28,25% dikategorikan varietas agak tahan.
Berat biji per petak varietas Dena-1 1.427,77 kg/ha lebih tinggi daripada varietas
Burangrang 861,10 kg/ha, Detam-1 805,55 kg/ha, Grobogan 738,88 kg/ha dan
Anjasmoro 655,55 kg/ha. Rendahnya produksi biji pada varietas yang diteliti
disebabkan (a) ada serangan penyakit karat daun, dan penyakit layu sclerotium,
dan (b) ada serangan hama ulat penggulung daun.
Ucapan Terimakasih
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada pemerintah melalui DP2M
Ditjen DIKTI atas dana yang diberikan pada tahun 2017 sehingga penelitian ini
dapat dilakukan.
Daftar Pustaka
Badan Pusat Statistik Papua Barat. 2016. Papua Barat dalam AngkaDjauhari S. 2008. Sifat Anatomi Daun Kedelai Mempengaruhi Intensitas Penyakit
Karat daun. Agrivita Volume 30 Edisi Khusus :388-392.Manshuri AG. 2011. Laju Pertumbuhan Vegetatif dan Generatif Genotipe Kedelai
Berumur Genjah. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan, Vol 30 No 3Safitri N, sastrahidayat IR, Muhibuddin A. 2015. Pemanfaatan Bahan Nabati
Ekstraks Daun kemangi, daun Sirih dan Daun salam Dalam Pencegahan
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & KONGRESPERHIMPUNAN FITOPATOLOGI INDONESIA
373ISSN 2622-2991
Serangan Penyakit Karat pada Tanaman Kedelai. Jurnal HPT Vol.3 No. 3,Universitas Brawijaya, Malang.
Semangun H. 2008. Penyakit Penyakit Tanaman Pangan di Indonesia. GadjahmadaUniversity Press, Yogyakarta.
Sudjono MS, Amir M, Roechan M. 1985. Penyakit Karat danPenanggulangannya. Dalam Identifikasi Bahan Nabati Untuk PengendalianPenyakit Karat pada Kedelai. Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan danUmbi-umbian, Malang.
Sudjudi R, Suwardjo AA, Abujamin S. 1989. The Use of Crop Residue Mulch toMinimize Tillage Frequency. Pemb. Pen. Tanah dan Pupuk, Jakarta.
Soesanto L. 2015. Kompendium Penyakit-penyakit Tanaman Kedelai. BumiAksara, Jakarta.
Sumartini. 2010. Penyakit Karat pada Kedelai dan Cara Pengendaliannya yangRamah Lingkungan. Jurnal Litbang Pertanian, 29(3):107-112.
Swastika DKS, Nuryanti S, Sawit MH. 2007. Kedudukan Indonesia dalamPerdagangan Internasional Kedelai. Dalam Sumarno, Suyamto, A. Widjono,Hermanto dan H. Kasim (Eds.). Kedelai. Teknik Produksi dan Pengembangan.Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bogor.
Yuspamella CN, Serafina I, Yusmani P. 2013. Respon Beberapa Galur Sorgum[Sorghum bicolor (L.) Moench] terhadap Penyakit Karat Daun (Pucciniasorghi Schw.). Jurnal Biotropika (Edisi 1 No 2).
Zadoks JC, Schein RD. 1979. Epidemiology and Plant Disease Management.Oxford Univ.Press, New York.