22
“Peran Strategis Fitopatologi dan Ilmu Pendukung Lainnya “Peran Strategis Fitopatologi dan Ilmu Pendukung Lainnya dalam Pembangunan Pertanian yang Holistik untuk Mewujudkan dalam Pembangunan Pertanian yang Holistik untuk Mewujudkan Kedaulatan Pangan Nasional” Kedaulatan Pangan Nasional” “Peran Strategis Fitopatologi dan Ilmu Pendukung Lainnya dalam Pembangunan Pertanian yang Holistik untuk Mewujudkan Kedaulatan Pangan Nasional” perhimpunan fitopatologi indonesia perhimpunan fitopatologi indonesia perhimpunan fitopatologi indonesia komisariat daerah sulawesi tenggara komisariat daerah sulawesi tenggara komisariat daerah sulawesi tenggara Prosiding Prosiding Prosiding SEMINAR NASIONAL DAN KONGRES SEMINAR NASIONAL DAN KONGRES SEMINAR NASIONAL DAN KONGRES PERHIMPUNAN FITOPATOLOGI INDONESIA PERHIMPUNAN FITOPATOLOGI INDONESIA PERHIMPUNAN FITOPATOLOGI INDONESIA JURUSAN PROTEKSI TANAMAN UNIVERSITAS HALU OLEO JURUSAN PROTEKSI TANAMAN UNIVERSITAS HALU OLEO JURUSAN PROTEKSI TANAMAN UNIVERSITAS HALU OLEO Kerjasama Dengan ISSN 2622-2991

Prosiding - Universitas Papua

  • Upload
    others

  • View
    22

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Prosiding - Universitas Papua

“Peran Strategis Fitopatologi dan Ilmu Pendukung Lainnya “Peran Strategis Fitopatologi dan Ilmu Pendukung Lainnya dalam Pembangunan Pertanian yang Holistik untuk Mewujudkan dalam Pembangunan Pertanian yang Holistik untuk Mewujudkan

Kedaulatan Pangan Nasional”Kedaulatan Pangan Nasional”

“Peran Strategis Fitopatologi dan Ilmu Pendukung Lainnya dalam Pembangunan Pertanian yang Holistik untuk Mewujudkan

Kedaulatan Pangan Nasional”

perhimpunan fitopatologi indonesiaperhimpunan fitopatologi indonesiaperhimpunan fitopatologi indonesiakomisariat daerah sulawesi tenggarakomisariat daerah sulawesi tenggarakomisariat daerah sulawesi tenggara

ProsidingProsidingProsidingSEMINAR NASIONAL DAN KONGRESSEMINAR NASIONAL DAN KONGRESSEMINAR NASIONAL DAN KONGRES

PERHIMPUNAN FITOPATOLOGI INDONESIAPERHIMPUNAN FITOPATOLOGI INDONESIAPERHIMPUNAN FITOPATOLOGI INDONESIA

JURUSAN PROTEKSI TANAMAN UNIVERSITAS HALU OLEOJURUSAN PROTEKSI TANAMAN UNIVERSITAS HALU OLEOJURUSAN PROTEKSI TANAMAN UNIVERSITAS HALU OLEOKerjasama

Dengan

ISSN 2622-2991

Page 2: Prosiding - Universitas Papua

ISSN 2622-2991

iPROSIDING SEMINAR NASIONAL & KONGRESPERHIMPUNAN FITOPATOLOGI INDONESIA

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL DAN KONGRESPERHIMPUNAN FITOPATOLOGI INDONESIA

“PERAN STRATEGIS FITOPATOLOGI DAN ILMU PENDUKUNGLAINNYA DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN YANG

HOLISTIK UNTUK MEWUJUDKAN KEDAULATAN PANGANNASIONAL”

Kerjasama:JURUSAN PROTEKSI TANAMAN UNIVERSITAS HALU OLEO

denganPERHIMPUNAN FITOPATOLOGI INDONESIA

KOMDA SULAWESI TENGGARA

Page 3: Prosiding - Universitas Papua

ISSN 2622-2991

iiPROSIDING SEMINAR NASIONAL & KONGRESPERHIMPUNAN FITOPATOLOGI INDONESIA

PROSIDINGSEMINAR NASIONAL DAN KONGRES

PERHIMPUNAN FITOPATOLOGI INDONESIA

Penyunting:Prof. Dr. Ir. Andi Khaeruni R., M.Si. (UHO)

Prof. Dr. Ir. M. Tufaila, M.P. (UHO)Prof. Dr. Ir. Muhidin, M.Si. (UHO)

Prof. Dr. Ir. Gusti Ayu Kade Sutariati, M.Si (UHO)Dr. Ir. Rahayu M., M.P (UHO)

Dr. La Ode Santiaji Bande, S.P., M.P. (UHO)Dr. Gusnawaty HS., S.P., M.P (UHO)

Prof. Dr. Ir. Sri Hendrastuti Hidayat, M.Sc. (IPB)Prof. Dr. Ir. Baharuddin (UNHAS)

Prof Dr. Ir. Ade Rosmana (UNHAS)Prof. Dr. Ir. Tutik Kuwinanti, M.Sc (UNHAS)

Prof. Dr. Ir. Ismed Setya Budi. M.S., IPM (ULM)Dr. Lisnawita, S.P., M.Si (USU)

Dr. Ir. Rina Sriwati, M.Si (UNSYIAH)

Diterbitkan Oleh:Jurusan Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian

Universitas Halu Oleo2018

Page 4: Prosiding - Universitas Papua

ISSN 2622-2991

iiiPROSIDING SEMINAR NASIONAL & KONGRESPERHIMPUNAN FITOPATOLOGI INDONESIA

DEWAN REDAKSI

Penanggung jawab:Prof. Dr. Ir. Muhammad Taufik, M.Si(Ketua Umum Perhimpuan Fitopatologi Indonesia)

Prof. Dr. Ir. Achmadi Priyatmojo, M.Sc.(Sekretaris Jenderal Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

PenyuntingProf. Dr. Ir. Andi Khaeruni R., M.Si. (UHO)Prof. Dr. Ir. M. Tufaila, M.P. (UHO)Prof. Dr. Ir. Muhidin, M.Si. (UHO)Prof. Dr. Ir. Gusti Ayu Kade Sutariati, M.Si (UHO)Dr. Ir. Rahayu M. M.P (UHO)Dr. La Ode Santiaji Bande, S.P., M.P. (UHO)Dr. Gusnawaty HS., S.P., M.P (UHO)Prof. Dr. Ir. Sri Hendrastuti Hidayat, M.Sc. (IPB)Prof. Dr. Ir. Baharuddin (UNHAS)Prof. Dr. Ir. Ade Rosmana (UNHAS)Prof. Dr. Ir. Tutik Kuwinanti, M.Sc (UNHAS)Prof. Dr. Ir. Ismed Setya Budi. M.S., IPM (ULM)Dr. Lisnawita, S.P., M.Si (USU)Dr. Ir. Rina Sriwati, M.Si (UNSYIAH)

Alamat Redaksi:Jurusan Proteksi Tanaman

Jl. H.E.A. Mokodompit Gedung D3 Lt.2Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo

Kendari

Page 5: Prosiding - Universitas Papua

ISSN 2622-2991

ivPROSIDING SEMINAR NASIONAL & KONGRESPERHIMPUNAN FITOPATOLOGI INDONESIA

Seminar Nasional dan Kongres Perhimpunan Fitopatologi IndonesiaKomisariat Daerah Sulawesi TenggaraKendari, 3-5 Oktober 2017

Prosiding Seminar Nasional dan Kongres PFI“Peran Strategis Fitopatologi dan Ilmu Pendukung Lainnya dalam PembangunanPertanian yang Holistik Untuk Mewujudkan Kedaulatan Pangan Nasional”

Penyunting: Khaeruni et al.Perhimpunan Fitopatologi Indonesia

ISSN 2622-2991

Cover dan Layout: AsniahVit Neru SatrahNovita Pramahsari Putri

Diterbitkan: Juli 2018

Jurusan Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Halu OleoPerhimpunan Fitopatologi Indonesia Komda Sulawesi Tenggara

Dilarang keras memperbanyak sebagian atau seluruhnya isi buku ini tanpa izintertulis atau editor

Page 6: Prosiding - Universitas Papua

ISSN 2622-2991

vPROSIDING SEMINAR NASIONAL & KONGRESPERHIMPUNAN FITOPATOLOGI INDONESIA

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Wr. Wb

Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT., karena atas rakhmat dan ridhoNya

sehingga PROSIDING SEMINAR NASIONAL & KONGRES PERHIMPUNAN

FITOPATOLOGI INDONESIA dapat diselesaikan dengan baik. Prosiding ini disusun

untuk mempublikasikan hasil-hasil penelitian dan kajian ilmiah bidang fitopatologi

dan bidang ilmu pendukung lainnya dalam Pembangunan Pertanian yang Holistik

untuk Mewujudkan Kedaulatan Pangan Nasional.

Prosiding ini merupakan sarana untuk menyampaikan informasi hasil-hasil

penelitian serta menyebarluaskan hasil-hasil riset yang telah dilakukan oleh lembaga

litbang pemerintah pusat dan daerah, perguruan tinggi negeri dan swasta maupun

pihak industri yang bergerak dibidang pertanian.

Akhirnya kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua

pihak yang telah membantu dalam penerbitan prosiding ini. Kami selalu terbuka

untuk menerima saran-saran dan masukan untuk kesempurnaan prosiding ini di

masa depan.

Kendari, Juli 2018

Tim Penyunting

Page 7: Prosiding - Universitas Papua

ISSN 2622-2991

viPROSIDING SEMINAR NASIONAL & KONGRESPERHIMPUNAN FITOPATOLOGI INDONESIA

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………...SUSUNAN DEWAN REDAKSI……………………………………………………....ISSN…………………………………………………………………………………….KATA PENGANTAR TIM PENYUNTING……………………………………….....DAFTAR ISI…………………………………………………………………………...ABSTRAK NARA SUMBER…………………………………………………………

Lembaga Ekonomi Masyarakat (LEM) SejahteraBambang.........................................................................................................................

Sinergi Fitopatologi dan Disiplin Ilmu Lainnya dalam Mewujudkan KedaulatanPangan NasionalSri Hendrastuti Hidayat................................................................................................

Sejarah dan Peran Strategis Ilmu Penyakit Tumbuhan Di Indonesia Pada Abad AsiaSusamto Somowiyarjo...................................................................................................

Peran Fitopatologi dalam Produksi Benih Unggul dan Berdaya Saing Di Pasar GlobalRudy Lukman, Ahmad Afifuddin dan Puji Astutik...................................................

Implementasi Sertifikasi Phytosanitary dalam Ekspor Produk PertanianAntarjo Dikin..................................................................................................................

Pentingnya Sinergisme Perguruan Tinggi Pertanian dan Organisasi Profesi SertaStakeholder Lainnya dalam Pengembangan SDM Bidang FitopatologiTarkus Suganda.............................................................................................................

KELOMPOK BIDANG BAKTERIOLOGIIdentifikasi Molekuler Xanthomonas oryzae pv.oryzae Penyebab Hawar Daun BakteriDengan Primer SesifikZulheri Noer, Hasanuddin, Lisnawita dan Dwi Suryanto.........................................

Kemampuan Bakteri Endofit Secara In Vitro dan Seed Treatment Dalam MenekanPertumbuhan Xanthomonas oryzae pv. oryzae Pada Benih PadiHaliatur Rahma, Trizelia dan Nila Kristina...............................................................

Efek Isolat Rizobakteri Indigenus Terseleksi Untuk Pengendalian Ralstoniasolanacearum Sebagai Pemacu Pertumbuhan CabaiTrimurti Habazar, Yaherwandi, Yulmira Yanti dan Nengsih Marta Sari..............

Pengembangan Formula Biopestisida Menggunakan Bahan Organik untukPengelolaan Penyakit Layu Bakteri Pada Tanaman KentangUjang Khairul, Reflin,Yulmira Yanti dan Zelly Noffianti……................................Aplikasi Formula Rizobakteri Indigenus untuk Pengendalian Penyakit Hawar DaunBakteri Pada Bawang Merah Di Lahan EndemikMilda Ernita dan Jamilah…………………….............................................................Deteksi Pseudomonas viridiflava Sebagai Organisme Pengganggu TumbuhanKarantina Pada Benih Kubis (Brassica oleracea)Sri Setiyawati…………………………………..............................................................

Penyakit Tanaman yang Disebabkan Oleh Fitoplasma Di Indonesia Serta MetodaDeteksi dan Identifikasinya Secara MolekulerAriny Prasetya, Kikin Hamzah Mutaqin, Meity Suradji Sinaga dan Giyanto……

iiiiivvvi1

2

3

4

5

6

7

9

16

24

35

46

58

65

Page 8: Prosiding - Universitas Papua

ISSN 2622-2991

viiPROSIDING SEMINAR NASIONAL & KONGRESPERHIMPUNAN FITOPATOLOGI INDONESIA

Pemanfaatan Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) Sebagai BiostimulanPertumbuhan dan Ketahanan Tanaman Krisan Terhadap Penyakit TanamanAbdul Latief Abadi dan Antok Wahyu Sektiono………………………....................

Respon Anatomi Daun Sanseviera Terhadap POH Konsorsium RizobakteriZulfitriany DM dan Jamila...........................................................................................

Diagnosa Bakteri Burkholderia glumae Pada Benih Padi Hibrida Betina Asal FilipinaRita Harnita, Baharuddin dan Rahmat Jahuddin......................................................

Uji Efikasi Beberapa Pestisida dan PGPR Secara Drenching Terhadap PenyakitLanas dan Layu Bakteri Pada Tembakau BesnoVardianata Yoedistira Virdawan……………..........................................................Inventarisasi Penyakit Tanaman Pisang Di Lahan RawaMariana dan Yusriadi...................................................................................................

Efektifitas Bakteri Endofit Dalam Menekan Perkembangan Tiga Isolat Xanthomonasaxonopodis pv. glycines Pada Tanaman KedelaiAndi Khaeruni, La Ode Santiaji, Nurul Isra, Abdul Rahman dan Vit NeruSatrah..............................................................................................................................

KELOMPOK BIDANG MIKOLOGIBakteri Endofit Asal Akar Kopi dan Potensinya Sebagai Agen Pengendali PenyakitAkar Putih Rigidoporus microporusAlfizar, Tjut Chamzurni dan Iin Parlina.....................................................................

Potensi Trichoderma Indigenus untuk Menekan Pertumbuhan Cendawan Alternariaporri Penyebab Penyakit Bercak Ungu Pada Bawang Merah Secara In VitroLisa Marianah, Darnetty dan Jumsu Trisno……………………………...................

Potensi Cendawan Trichoderma virens Endofit Kelapa Sawit Sebagai AgensPengendali Hayati Jamur Ganoderma boninense dan Pemacu Pertumbuhan BibitKelapa Sawit Dalam Bentuk Biofungisida TabletFifi Puspita, Titania T. Nugroho dan Rachmad Saputra….......................................

Surveilans Penyakit-Penyakit Yang Terdapat Pada Tanaman Duku Di SumateraSelatanAbu Umayah………………….......................................................................................Skrining Cendawan Antagonis Terhadap Cendawan Xylaria sp. Penyebab PenyakitLapuk Akar dan Pangkal Batang TebuSuskandini R. Dirmawati, Efri, Cipta Ginting dan Annisa Rachmawati………….Identifikasi Trichoderma spp. yang Berpotensi Sebagai Antagonis GanodermaBoninense Penyebab Penyakit Busuk Pangkal Batang Kelapa SawitRadix Suharjo, Yuyun Fitriana, Maria Viva Rini dan Kuswanta Futas Hidayat...

Keefektifan Media Kulit Kentang untuk Isolasi Helminthosporiums solani DibandingMedia Biak LainnyaNur Fitriawati, Maria Maharani, Ariningsih S. Endah dan Slamet Murtadlo…...Potensi Ekstrak Kulit Buah Naga Sebagai Biofungisida untuk Penghambat PatogenTomat Fusarium sp. Secara In VitroYulianto, Ayu Leana Dewi, Ade Fitri Nurdika, Noni Irnadianis Wibiani danBonny Poernomo Wahyu Soekarno………………………………………………….

73

85

95

105

113

123

131

144

152

161

172

184

196

204

Page 9: Prosiding - Universitas Papua

ISSN 2622-2991

viiiPROSIDING SEMINAR NASIONAL & KONGRESPERHIMPUNAN FITOPATOLOGI INDONESIA

Karakterisasi Fisiologis dan Peranan Antibiosis Bakteri Endofit Asal Tumbuhan PakuPedang (Pteris Ensiformis) Terhadap Rhizoctonia solaniPrayogo Probo Asmoro, Kholil Ma’ruf, Rima Wulansari, Wahyu Ridwan Nanta,Natassa Kusumawardany dan Abdul Munif………………………………………...Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana) Sebagai Edible CoatinguntukMengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Buah CabaiBonny P W Soekarno dan Hasan Bisri………………………………………………Status Penyakit yang Disebabkan Cendawan Pada Tanaman Pala Di Sentra PalaKabupaten BogorBonny P.W Soekarno, Elvira Rachmawati, Umi Astutik dan Dede Rivan Purnama……..

Campuran Oxathiapiprolin+Famodaxone, Solusi untuk Perlindungan TanamanKentang Dari Penyakit Hawar Daun (Phytophthora infestans)Tarkus Suganda, Fei Ling, Mayang Sari Marchainy, Maria Astriani, danIskandar Zulkarnain………………………………………………………………………………………………………

Penyakit-Penyakit Pada Aksesi Tanaman Kembang Telang (Clitoria ternatea L.) AsalBerbagai Daerah Di Indonesia dan ThailandEndah Yulia, Tarkus Suganda, Satriyo Restu Adhi, Fitri Widiantini dan AgungKaruniawan……………………………………………………………………………Pencegahan Penyakit Bulai (Peronoscleospora spp.) Pada Jagung Dengan PerlakuanBenih Menggunakan OxathiapiprolinMayang Sari Marchainy, Fei Ling, Maria Astriani, Iskandar Zulkarnain danTarkus Suganda……………………………………………………………………….Deteksi Dini Penyakit Busuk Buah Kakao (Phytophthora palmivora) DenganPenanda MolekulerArif Wibowo, Yudha Pratama dan Suryanti………………………………………..Ketahanan Beberapa Klon Kakao Terhadap Penyakit Vascular Streak Dieback danBusuk BuahHerry Wirianata dan Elizabeth Nanik K……………………………………………Identifikasi Cendawan Patogen Gulma Berdaun Lebar dan Uji Virulensi TerhadapGulma Berdaun LebarLoekas Soesanto, Endang Mugiastuti dan Abdul Manan…………………………..Efektivitas Fungisida dan Trichoderma spp. Sebagai Agens Pengendali Phytophthoracapsici Pada Tanaman CabaiCatur Patminingsih, Achmadi Priyatmojo dan Rudy Lukman……………………Kitosan Sebagai Pengendali Penyakit Layu Fusarium Pada Tanaman TomatIsna Annisa Prastiwi, Wiwiek Sri Wahyuni dan Hardian Susilo Addy……………Antagonisme Cendawan Endofit Terhadap Fusarium sp. Pada Tanaman Buah Naga(Hylocereus polyrhizus)Ni’matuljannah Akhsan dan Ningsih Ambar Sari………………………………….Tanggapan Tomat Setelah Perlakuan Berbagai Konsentrasi Asam Fusarat TerhadapPenyakit Penting DilapanganAbdul Azis Ambar, Nur Ilmi dan Harzani…………………………………………..

212

220

230

238

248

257

266

274

284

298

316

327

336

Page 10: Prosiding - Universitas Papua

ISSN 2622-2991

ixPROSIDING SEMINAR NASIONAL & KONGRESPERHIMPUNAN FITOPATOLOGI INDONESIA

Hubungan Kandungan Nutrisi Jaringan Tanaman dan Intensitas Serangan PenyakitBlas (Pyricularia oryzae) Pada Aplikasi Kompos Jerami Padi dan KaliumAbdul Syukur Syarif, Suryo Wiyono, Bonny P.W. Sukarno dan Bambang S.Purwoko……………………………………………………………………………......Potensi Trichoderma sp. dan Mikoriza Sebagai Pengendali Hayati Penyakit BusukPangkal Batang Kelapa Sawit yang Disebabkan Oleh Ganoderma boninenseHenny Hendarjanti……………………………………………………………………Evaluasi Ketahanan Terhadap Penyakit Karat Daun dan Produksi Beberapa VarietasKedelaiEko Agus Martanto, Adelin Tanati dan Samen Baan………………………………Efektivitas Fusarium spp. Dalam Menginduksi Gaharu (Aquillaria malaccensis)Dengan Sistem Prabu (Pasak Ranting Bambu)Nurbaya, Tutik Kuswinanti, Baharuddin, Ade Rosmana dan SyamsuddinMillang…………………………………………………………………………………Pengujian Efektivitas Ekstrak Nabati Terhadap Helminthosporium oryzae PatogenTanaman Padi Secara In VitroLilies Supriati dan Giyanto…………………………………………………………...Potensi Trichoderma longibrachiatum Asal Perakaran Kalakai (Stenochlaenapalustris) Tanah Gambut Menekan Fusarium oxysporum f.sp. cubenseRahmawati Budi Mulyani, Hadinnupan Panupesi, Yanetri Asi Nion dan TrianaGustiara………………………………………………………………………………..Pengendalian Penyakt Diplodia Pada Jeruk Siam Banjar Dengan Pengelolaan KebunSehat dengan Mikroorganisme Antagonis dan Bubur CaliforniaSalamiah dan Noor Laili Aziza……………………………………………………….Pengendalian Penyakit Kulit Diplodia Pada Jeruk Siam Banjar Dengan MenggunakanBeberapa Dosis KhamirNoor Laili Aziza, Salamiah dan Akhmad Gazali……………………………………Integrasi Mikroba Indigenus Pada Bibit Kelapa Sawit Untuk Pengendalian PenyakitDi Lahan BasahIsmed Setya Budi dan Mariana………………………………………………………Deteksi Cendawan Tilletia spp., Pada Biji Gandum Asal Australia, Canada, India,USA dan Ukraina Berdasarkan Karakteristik Morfologi dan BiomolekulerAndi Besse Padauleng, Tutik Kuswinanti dan Rahmat Jahuddin…………………Pengaruh Dosis dan Waktu Aplikasi Cendawan Endofit Trichoderma sp. UntukMengendalikan Penyakit Layu Fusarium (Fusarium oxysporum) pada TanamanTomatAsniah, Syair, Darmansyah, Syamsu Alam, Muhammad Botek dan NovitaPramahsari Putri………………………………………………………………………

KELOMPOK BIDANG NEMATOLOGINematoda Puru Akar dan Cendawan Parasitnya Pada Pertanaman Jambu Biji DiLampungI G. Swibawa, E.R. Saputri, E. Yulianti, Y. Fitriana dan Solikhin………………...

344

354

364

374

383

393

402

410

416

424

439

454

Page 11: Prosiding - Universitas Papua

ISSN 2622-2991

xPROSIDING SEMINAR NASIONAL & KONGRESPERHIMPUNAN FITOPATOLOGI INDONESIA

Induksi Sistemik Resistensi pada Tanaman Padi Dengan Ekstrak Tanaman TerhadapNematoda Bengkak Akar (Meloidogyne graminicola)Toto Sunarto, Tarkus Suganda, Syarif Hidayat, Aep Wawan Irwan, Dimas TriRahadian……………………………………………………………………………….Identifikasi Morfologi Nematoda Puru Akar Pada Tanaman Wortel Di Distrik AnggiPegunungan Arfak Papua BaratTuminem, Mahmud Binangkari, Tonce Rumayomi Hamjah Mokoginta danFranky Rumbino………………………………………………………………………

KELOMPOK BIDANG VIROLOGIDeteksi Papaya Ringspot Virus-P Pada Tanaman Pepaya Pada Beberapa Daerah DiSumatera Utara Dengan Metode DAS-ELISALisnawita dan Lenny Hartati Harahap……………………………………………...Analisa Resiko Terhadap Introduksi Maize Dwarf Mosaic Potyvirus (MDMV) yangBerpotensi Terbawa Komoditas Biji Jagung (Zea mays) yang Dilalu LintaskanMelalui Bandara Soekarno HattaArtati Kuswulandani dan Yanni Purbani Pandji…………………………………...Ketahanan Beberapa Genotipe Cabe Rawit (Capsicum frutescens L.) Terhadap VirusGeminiNoer Rahmi Ardiarini, La Ode Santiaji Bande dan Sri Lestari Purnamaningsih...

Laporan Pertama Virus Gemini Pada Tanaman Cabai Di Sulawesi TenggaraMuhammad Taufik, Sri Hendrastuti Hidayat, Gusnawaty HS, RahmatiaSyaman, R. dewi Ratna Wulan, dan Annur Latif Perdana Putra………………….

KELOMPOK BIDANG ENTOMOLOGIStrategi Pengendalian Hama Baru, Cryptophasa watungi (Lepidoptera: Xyloryctidae)Pada Tanaman Cengkeh Di Provinsi Sulawesi UtaraJackson F. Watungi, Caroulus S. Rante, dan Guntur S.J. Manengkey……………Pengaruh Beberapa Jenis Pakan Terhadap Perkembangan Ulat Grayak (Spodopteralitura)Rahayu M, Agung Yuswana dan Sumiyati…………………………………………..Perkembangan Populasi Wereng Hijau, Predator, dan Insidensi Penyakit Tungro PadaPertanaman PadiWasis Senoaji, Fausiah T. Ladja, Nur Rosida dan Ema Komalasari……………...

KELOMPOK BIDANG ILMU PENDUKUNG LAINNYAAplikasi Tricho-Kompos Terformulasi Berbahan Baku Tandan Kosong Kelapa SawitSebagai Pemacu Pertumbuhan Semai Eucalyptus hybrid Pada Medium GambutM. Mardhiansyah, Fifi Puspita dan Roni Ferdian…………………………………..Aplikasi Pupuk Organik Pelepah Sawit Pada Sistem Pertanian Organik Dengan PolaTanam Padi–KedelaiSunarti dan Ikhsan Hasibuan………………………………………………………...

463

474

482

478

499

511

522

532

540

552

560

Page 12: Prosiding - Universitas Papua

ISSN 2622-2991

xiPROSIDING SEMINAR NASIONAL & KONGRESPERHIMPUNAN FITOPATOLOGI INDONESIA

Uji Viabilitas Benih Kedelai Asal Lot Pemupukan NPK MajemukNiar Nurmauli dan Yayuk Nurmiaty………………………………………………...Potensi Azotobacter sp. dan Pupuk Kandang Dalam Meningkatkan PertumbuhanVegetatif Tanaman Jagung Pulut Lokal (Zea Mays Ceritina Kulesh) Di UltisolAndi Nurmas, Alfantri dan Agung Yuswana………………………………………..Uji Efektivitas Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) Lokal Terhadap Pertumbuhan KayuAngsana (Pterocarpus indicus Willd)Husna, Faisal Danu Tuheteru, Asrianti Arif dan Devan Yussen Nicolaus………...Analisis Proporsi Pendapatan dan Pengeluaran Rumah Tangga Petani Di KabupatenButonMunirwan Zani, Rosmawaty dan Waode Yusria……………………………………Dampak Belanja Pemerintah Daerah Untuk Sektor Pertanian Terhadap KesempatanKerja, Output Dan Kemiskinan Di Provinsi Sulawesi TenggaraMuhammad Arief Dirgantoro, Nur Rahmah dan Putu Arimbawa..........................

Karakteristik Kesehatan Pohon Pada Sistem Agroforestri Tegalan Di Lereng SelatanGunung MerapiDewi Anita, Siti Muslimah Widyastuti dan Priyono Suryanto……………………..Identifikasi Hijauan Lokal Pakan Ternak Kuda Dan Kandungan Nutrisinya DiKabupaten MunaSurahmanto, Wa Laili Salido, Abdul Rizal dan Musram Abadi…………………..Pemberian Kompos Granul Berbahan Baku Ela Sagu Diperkaya Pupuk MajemukTerhadap Sifat Fisik Tanahdan Hasil Jagung (Zea mays L.) Di UltisolsMaimuna La Habi, Jogeneis Patty dan Nureny Goo………………………………..Analisis Potensi Pengembangan Lahan Sawah Melalui Evaluasi Kesesuaian LahanPadi Sawah (Oryza Sativa L) Di Kecamatan Poleang Timur Kabupaten BombanaHasbullah Syaf, Sulhaji Hariyanto, Zulfikar, M. Tufaila, Tresjia C. Rakian danLaode Afa………………………………………………………………………………Pertumbuhan dan Produksi Kultivar Padi Gogo Lokal Sultra Pada Sistem BudidayaLahan Kering Dan Lahan SawahFirmansyah Labir, Andi Bahrun, Laode Afa dan Arsy Aysyah Anas……………..

SESI POSTERMixture of Oxathiapiprolin and Famoxadone (Dupont™ Zorvec Encantia™): A NewSolution For Managing Late Blight (Phytophthora infestans) on Potato and TomatoFei Ling and Iskandar Zulkarnain...............................................................................

Antagonisme In Vitro Isolat Lokal Gliocladium dan Trichoderma TerhadapColletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc. Patogen Antraknosa Pada KakaoJogeneis Patty, Costanza Uruilal, W. Rumahlewang dan A. Talahaturuson……...Lampiran Peserta Seminar Nasional………………………………………………...

569

577

585

596

605

617

625

640

660

674

688

697

708

Page 13: Prosiding - Universitas Papua

PROSIDING SEMINAR NASIONAL & KONGRESPERHIMPUNAN FITOPATOLOGI INDONESIA

364ISSN 2622-2991

EVALUASI KETAHANAN TERHADAP PENYAKIT KARAT DAUN DANPRODUKSI BEBERAPA VARIETAS KEDELAI

(Evaluation of Resistance to Rust Disease and Productionon Soybean Variaties)

Eko Agus Martanto1, Adelin Tanati1 dan Samen Baan2

1Laboratorium Hama Penyakit Tanaman Faperta Unipa2Laboratorium Tanah Faperta Unipa

E-mail: [email protected], [email protected],[email protected]

Abstrak

Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi ketahanan beberapa varietas kedelaiterhadap penyakit karat daun dan produksinya. Penelitian dilakukan selama 3bulan, dari bulan Mei – Juli 2017, di Satuan Pemukiman (SP) 11 Distrik SideyKabupaten Maokwari. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan AcakKelompok (RAK) yang diulang tiga kali. Perlakuan terdiri atas 5varietas kedelai,yaitu varietas Burangrang, Grobogan, Dena-1, Anjasmoro, dan Detam-1. Tidakada perlakuan inokulasi patogen di lapangan. Parameter yang diamatimeliputijumlah cabang, jumlah daun, tinggi tanaman, jumlah biji per polong,berat per 100 biji, dan berat biji per petak, dan intensitas penyakit karat daun.Analisa data dilakukan dengan menggunakan Analisis Varians (Anova), apabilaperlakuan berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan BNJ pada taraf 95%.Setiap varietas yang dicoba mempunyai tanggapan yang berbeda pada parameterjumlah daun, tinggi tanaman dan jumlah cabang. Jumlah daun, tinggi tanaman danjumlah cabang meningkat hingga pengamatan ketiga, pada pengamatan keempatada yang menurun dan ada yang meningkat. Intensitas penyakit karat padavarietas Burangrang sebesar 43,33% dikategorikan varietas rentan , sementaraintensitas penyakit varietas Grobogan 36,09%, Dena-1 35,77%, Anjasmoro39,42%, dan Detam-1 28,25% dikategorikan varietas agak tahan. Berat biji perpetak varietas Dena-1 1.427,77 kg/ha lebih tinggi daripada varietas Burangrang861,10 kg/ha, Detam-1 805,55 kg/ha, Grobogan 738,88 kg/ha dan Anjasmoro655,55 kg/ha. Rendahnya produksi biji pada varietas yang diteliti disebabkan (a).ada serangan penyakit karat daun, dan penyakit layu sclerotium, dan (b) adaserangan hama ulat penggulung daun.

Kata kunci: Kedelai, karat daun, ketahanan, produksi

Abstract

This study aimed to evaluate the resistance of soybean varieties to rust diseaseand its production. The study was conducted for 3 months, from May - July 2017, inthe 11th Districts, Manokwari regency.The study was conducted using RandomizedBlock Design with three replications. The treatment consisted of 5 varieties ofsoybeans, namely varieties Burangrang, Grobogan, Dena-1, Anjasmoro, andDetam-1. There was no pathogen inoculation treatment in the field. Parametersobserved included number of branches, number of leaves, plant height, number ofseeds per pod, weight per 100 seeds, and seed weight per plot, and leaf rust

Page 14: Prosiding - Universitas Papua

PROSIDING SEMINAR NASIONAL & KONGRESPERHIMPUNAN FITOPATOLOGI INDONESIA

365ISSN 2622-2991

intensity. Data analysis was performed using analysis of variants (ANOVA), if asignificant differences were found among the treatments, it was followed by BNJtest at level of 95%. Varieties tested had different responses to leaf numberparameters, plant height and number of branches. The number of leaves, plantheight and number of branches increased until the third observation, in the fourthobservation there was a decrease and there was an increase. The intensity of rustdisease in Burangrang varieties of 43.33% were categorized as susceptiblevarieties, while the disease intensity of Grobogan varieties was 36.09%, Dena-135.77%, Anjasmoro 39.42%, and Detam-1 28.25% were categorized moderateresistant varieties. The weight of seeds per plot of Dena-1 varieties was 1,427.77kg/ha higher than that of Burangrang 861,10 kg/ha, Detam-1 805,55 kg/ha,Grobogan 738,88 kg/ha and Anjasmoro 655,55 kg/ha. The low production of seedsin the varieties studied was due to (a). the presence of leaf rust disease, andsclerotium wilt disease, and (b) the presence of pest caterpillar attack.

Keywords: Soybean, rust leaf, resistance, production

Pendahuluan

Lebih dari 80% masyarakat di propinsi Papua Barat bermatapencaharian

sebagai petani, sehingga sumber pendapatan utama rumah tangganya diperoleh dari

sektor pertanian. Tanaman kedelai merupakan komoditas tanaman pangan yang

penting di Papua. Kedelai merupakan bahan pangan sumber protein setelah beras

dan memiliki kandungan protein yang tinggi (30-40%) serta kandungan karbohidrat

(35%) (Suprapto, 1999). Kedelai juga dimanfaatkan sebagai bahan pakan dan

industri olahan. Berkembangnya industri pangan dan pakan berbahan baku kedelai

yang disertai dengan pertumbuhan penduduk mengakibatkan permintaan kedelai di

Indonesia meningkat (Swastika et al. 2007). Petani sudah mengenal dan

membudidayakan kedelai, namun masih dengan cara yang tradisional, dengan input

yang sangat minim. Selama pertumbuhan tidak dilakukan pemupukan dan

pengendalian hama penyakit yang dilakukan tidak ramah lingkungan sehingga hasil

yang diperoleh rendah.

Papua mempunyai potensi persediaan bahan pangan lokal yang sangat besar,

terutama kedelai sebagai sumber pangan. Data statistik menunjukan produksi

kedelai untuk Manokwari mencapai 1,05 ton/ha (BPS, 2016). Jumlah penduduk

Papua kurang lebih 2,2 juta jiwa dengan pertumbuhan penduduk sebesar 3,14% per

tahun. Jumlah penduduk yang terus bertambah mengakibatkan kebutuhan terhadap

pangan meningkat. Oleh karena itu peningkatan produksi kedelai baik dengan cara

Page 15: Prosiding - Universitas Papua

PROSIDING SEMINAR NASIONAL & KONGRESPERHIMPUNAN FITOPATOLOGI INDONESIA

366ISSN 2622-2991

intensifikasi dan ekstensifikasi harus terus dilakukan untuk mengurangi

ketergantungan pada kedelai impor (Sudjudi et al. 1989).

Kampung Sidey Makmur (SP-11) merupakan salah satu sentra pengembangan

komoditas kedelai di Kabupaten Manokwari yang memiliki keunggulan spesifik

yang tidak dimiliki wilayah lain di Indonesia, dengan waktu tanam 4 kali dalam

setahun. Keunggulan ini merupakan salah satu potensi yang dapat meningkatkan

produktivitas hasil, namun produksi yang dicapai tidak sesuai yang diharapkan.

Salah satu alasan utama dalam penghambatan peningkatan produksi kedelai

diwilayah ini adalah serangan penyakit tanaman.

Penyakit karat daun yang disebabkan oleh cendawan Phakopsora pachyrhizi

merupakan penyakit penting pada kedelai yang terjadi pada musim kemarau

(Semangun, 2008: Soesanto, 2015). Sebaran penyakit karat di mulai dari Jepang

dan Asia Timur pada tahun 1902, masuk ke Asia Tenggara (Indonesia) dan

Australia pada tahun 1914, mencapai India pada Tahun 1950, dan ke Hawai pada

Tahun 1994, selanjutnya ke Afrika Selatan (1920) dan sudah mencapai Uganda

pada tahun 1996. Pada tahun 2001-2002 penyakit karat berkembang ke Amerika

Selatan, dan pada tahun 2004 sudah menjalar ke utara sampai Amerika Serikat

(Miles et al. 2003 dalam Sumartini, 2010). Kehilangan hasil akibat penyakit karat

daun dapat mencapai 40-90% di Indonesia (Sudjono et al. 1985).

Berbagai varietas kedelai telah ditemukan dengan berbagai keunggulan yang

berbeda, seperti berdaya hasil tinggi, tetapi rentan terhadap serangan penyakit karat

daun.Berdasarkan permasalahan di atas maka penelitian kedelai untuk mengetahui

ketahanan dan produksi yang dihasilkan masih sangat relevan untuk dilakukan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi ketahanan beberapa varietas kedelai di

Papua Barat dan produksi yang dihasilkan.

Bahan dan Metode

Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah kedelai varietas

Burangrang, Grobogan, Dena-1, Anjasmoro, dan Detam-1. Alat-alat yang

digunakan adalah hand traktor, cangkul, ajir, label, tali rafiah, dan alat tulis.

Page 16: Prosiding - Universitas Papua

PROSIDING SEMINAR NASIONAL & KONGRESPERHIMPUNAN FITOPATOLOGI INDONESIA

367ISSN 2622-2991

Penelitian dilaksanakan di Satuan Pemukiman (SP) 11 Distrik Sidey Kabupaten

Manokwari, mulai bulan Mei sampai Juli 2017.

Metode

Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan rancangan acak kelompok

(RAK) dengan 3 ulangan. Perlakuan terdiri atas 5varietas kedelai, yaitu varietas

Burangrang, Grobogan, Dena-1, Anjasmoro, dan Detam-1 sehingga diperoleh 15

satuan percobaan. Percobaan dilakukan selama 3 bulan, dan tiap satuan percobaan

berupa petak dengan ukuran 2 x 3 meter. Parameter yang diamati meliputijumlah

cabang, jumlah daun, tinggi tanaman, jumlah biji per polong, berat per 100 biji,

dan berat biji per petak, dan intensitas penyakit karat daun.Parameter diamati3

minggu setelah tanam, diulang sebanyak 4 kali dengan selang pengamatan 2

minggu.

Intensitas penyakit dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

X 100%

Dimana:IP = Intensitas Penyakit

ni = Banyaknya tanaman dari kategori serangan

vi = Nilai skala dari tiap kategori serangan

N = Jumlah tanaman yang diamati

V = Nilai skala tertinggi

Nilai kategori serangan mengacu pada Abadi (2000, dalamSafitri et al. 2015)

dengan kategori sebagai berikut:

0= Tidak ada serangan

1 = 0-25% luas permukaan daun terserang

2 = 26-50% luas permukaan daun terserang

3 = 51-75% luas permukaan daun terserang

4 = 76-100% luas permukaan daun terserang

Respon tanaman terhadap infeksi penyakit karat daun menggunakan visualisasi

oleh Yuspamella et al. (2013), dibagi kedalam 5 skala untuk selanjutnya

IP =Σ (ni x vi)

N x V

Page 17: Prosiding - Universitas Papua

PROSIDING SEMINAR NASIONAL & KONGRESPERHIMPUNAN FITOPATOLOGI INDONESIA

368ISSN 2622-2991

dikategorikan ke dalam 5 respon, yaitu sangat tahan, tahan, agaktahan, rentan, dan

sangat rentan (Tabel 1).

Tabel 1. Visualisasi tingkat keparahan karat kedelai

Keterangan Skala ResponTidak ada karat Sangat tahan

1-10 % daun terinfeksi Tahan11-40 % daun terinfeksi Agak tahan41-65% daun terinfeksi Rentan

66-100 % daun terinfeksi Sangat rentan

Analisa data. Analisa data dilakukan dengan menggunakan analisis varians

(anova), apabila perlakuan berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan BNJ pada

taraf 95%.

Hasil dan Pembahasan

Jumlah daun. Hasil analisa menunjukkan bahwa jumlah daun varietas yang

diamati berbeda nyata pada pengamatan ketiga dan keempat. Pada pengamatan

pertama, jumlah daun paling sedikit pada varietas Burangrang (3,66) dan yang

paling banyak pada varietas Dena-1 (4,40). Pada pengamatan terakir (ke-4), jumlah

daun terbanyak pada varietas Dena-1 dan Detam-1 sebesar 11,20, sedang jumlah

daun paling sedikit pada varietas Grobogan sebesar 7,20 (Tabel 2).

Tabel 2. Jumlah daun varietas kedelai yang diamati

PerlakuanJumlah daun pengamatan ke ....

I II III IVV1 (Burangrang) 3,66 7,80 10,20 b 8,80 bV2 (Grobogan) 3,80 7,46 8,46 c 7,20 b

V3 (Dena 1) 4,40 9,00 11,40 a 11,20 aV4 (Anjasmoro) 3,73 8,20 10,33 ab 8,33 b

V5 (Detam 1) 3,73 8,66 10,80 ab 11,20 aAngka-angka yang diikuti dengan huruf sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyataberdasarkan Uji BNJ pada aras 5%

Jumlah cabang. Hasil analisa menunjukkan bahwa belum dijumpai adanya

cabang pada pengamatan pertama, kemudian berbeda nyata pada pengamatan

kedua sampai pengamatan terakir (ke-4). Pada pengamatan kedua dan ketiga

jumlah cabang varietas Grobogan berbeda dengan keempat varietas lainnya. Pada

pengamatan ke-4, jumlah cabang varietas Dena-1 (6,00) lebih banyak dan berbeda

Page 18: Prosiding - Universitas Papua

PROSIDING SEMINAR NASIONAL & KONGRESPERHIMPUNAN FITOPATOLOGI INDONESIA

369ISSN 2622-2991

nyata dengan jumlah cabang pada varietas Burangrang dan Detam-1 (4,66),

Anjasmoro (4,13), dan Grobogan (3,00) (Tabel 3).

Tabel 3. Jumlah cabang varietas kedelai yang diamatiPerlakuan Jumlah cabang pengamatan ke ....

I II III IVV1 (Burangrang) 0,00 3,06 a 4,66 a 4,66 abV2 (Grobogan) 0,00 2,06 b 2,60 b 3,00 cV3 (Dena 1) 0,00 3,80 a 5,26 a 6,00 aV4 (Anjasmoro) 0,00 3,26 a 4,40 a 4,13 bcV5 (Detam 1) 0,00 3,73 a 4,66 a 4,66 abAngka-angka yang diikuti dengan huruf sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyataberdasarkan Uji BNJ pada aras 5%

Tinggi tanaman. Hasil analisa menunjukkan bahwa tinggi tanaman varietas

yang diamati berbeda nyata pada pengamatan ketiga dan keempat. Pada

pengamatan pertama tinggi tanaman varietas Grobogan paling tinggi (26,00 cm)

dan yang paling rendah pada varietas Detam-1 (22 cm). Pada pengamatan ke-4,

tinggi tanaman varietas Dena-1 (75,26 cm) lebih tinggi dan berbeda nyata dengan

tinggi tanaman keempat varietas lainnya (Tabel 4).

Tabel 4. Tinggi tanaman varietas kedelai yang diamati

PerlakuanTinggi tanaman pengamatan ke .... (cm)

I II III IVV1 (Burangrang) 23,73 46,86 69,26 a 67,00 abV2 (Grobogan) 26,00 45,00 51,33 c 46,93 cV3 (Dena 1) 24,66 51,33 73,26 a 75,26 aV4 (Anjasmoro) 25,26 46,53 61,06 b 59,33 bV5 (Detam 1) 22,00 44,40 60,60 b 59,33 bAngka-angka yang diikuti dengan huruf sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyataberdasarkan Uji BNJ pada aras 5%.

Intensitas penyakit kudis. Gejala tampak pada daun, mula-mula terjadi

bercak-bercak kecil coklat kelabu atau bercak yang sedikit demi sedikit berubah

menjadi coklat atau coklat tua. Pada pengamatan pertama, gejala penyakit karat

belum ditemukan pada semua varietas yang dicoba. Pada pengamatan kedua, gejala

penyakit karat sudah dijumpai pada semua varietas dengan intensitas penyakit

terendah pada varietas Detam-1 (5,70%) dan paling tinggi pada varietas Grobogan

(12,78%). Pada pengamatan keempat, intensitas penyakit varietas Burangrang

menjadi 42,33% lebih tinggi dibanding varietas Anjasmoro (39,42%), Grobogan

(36,09%), Dena-1 (35,77%) dan Detam-1 (28,25%) (Tabel 5).

Page 19: Prosiding - Universitas Papua

PROSIDING SEMINAR NASIONAL & KONGRESPERHIMPUNAN FITOPATOLOGI INDONESIA

370ISSN 2622-2991

Tabel 5. Intensitas penyakit varietas kedelai yang diamati

PerlakuanIP pengamatan ke .... (%)

I II III IVV1 (Burangrang) 0,00 9,03 bc 14,96 42,33V2 (Grobogan) 0,00 12,78 a 16,10 36,09V3 (Dena 1) 0,00 6,21 cd 11,94 35,77V4 (Anjasmoro) 0,00 11,74 ab 17,99 39,42V5 (Detam 1) 0,00 5,70 d 12,07 28,25Angka-angka yang diikuti dengan huruf sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyataberdasarkan Uji BNJ pada aras 5%

Jumlah biji per polong, berat per 100 biji, dan berat biji per petak

varietas kedelai yang diamati. Hasil analisa menunjukkan bahwa ada perbedaan

yang nyata pada berat per 100 biji, dan berat biji per petak varietas kedelai dicoba.

Berdasarkan berat per 100 biji maka berat biji yang paling tinggi ada pada varietas

Burangrang (18,96 gr), dan yang paling rendah adalah varietas Dena-1 (13,10 gr).

Berat biji per petak yang paling besar adalah varietas Dena-1 (856,66 g/petak), dan

yang paling rendah adalah varietas Anjasmoro (393,33 gr/petak) (Tabel 6).

Tabel 6. Jumlah biji per polong, berat per 100 biji, dan berat biji per petakvarietaskedelai yang dicoba

Perlakuan Jumlah biji perpolong

berat per 100 biji(gr)

berat biji per petak(gr)

V1 (Burangrang) 2,53 18,96 a 516,66 bV2 (Grobogan) 2,40 15,50 b 443,33 bV3 (Dena 1) 2,20 13,10 c 856,66 aV4 (Anjasmoro) 2,06 16,70 b 393,33 bV5 (Detam 1) 2,53 16,83 b 483,33 bAngka-angka yang diikuti dengan huruf sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyataberdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada aras 5%.

Pembahasan

Pada pengamatan pertama beberapa daun tanaman kedelai sudah mulai

terbentuk sehingga proses fotosintesis juga sudah mulai terjadi. Hal ini sesuai

dengan pendapat Manshuri (2011) yang menyatakan bahwa cepatnya pertumbuhan

awal daun mengindikasikan bahwa varietas yang ditanam memiliki kemampuan

untuk menghasilkan asimilat untuk didistribusikan ke organ tanaman lain. Tinggi

tanaman dan jumlah cabang merupakan variabel penting dalam mengamati

pertumbuhan tanaman karena berhubungan dengan jumlah daun yang terbentuk.

Page 20: Prosiding - Universitas Papua

PROSIDING SEMINAR NASIONAL & KONGRESPERHIMPUNAN FITOPATOLOGI INDONESIA

371ISSN 2622-2991

Hasil percobaan ini menunjukkan tinggi tanaman dan jumlah cabang meningkat

hingga pengamatan ketiga, kemudian pada pengamatan keempat ada yang menurun

dan ada yang meningkat.

Pada variabel intensitas penyakit didapatkan bahwa pada pengamatan pertama

semua varietas belum menunjukkan gejala penyakit karat, baru pada pengamatan

kedua ada gejala penyakit karat. Lambatnya gejala yang terjadi karena selama

penelitian tidak dilakukan inokulasi patogen penyebab penyakit karat dan pada

lokasi penelitian merupakan daerah yang ditanami kedelai terus menerus sehingga

sumber inokulum selalu ada. Pada pengamatan keempat, varietas Burangrang

menunjukkan varietas yang paling peka karena intensitas penyakitnya yang paling

besar, sementara Detam-1 paling kecil intensitas penyakitnya. Tingginya intensitas

penyakit dapat menyebabkan turunnya produksi. Hal ini sesuai dengan pendapat

Sudjono, 1985 dalam Safitri et al. (2015) yang menyatakan bahwa semakin tinggi

intensitas serangan maka produksi kedelai semakin rendah.

Berdasarkan besarnya intensitas penyakit yang terjadi, ketahanan varietas

Burangrang dikategorikan rentan, sementara empat varietas lainnya termasuk

varietas yang agak tahan terhadap penyakit karat. Perbedaan serangan tiap varietas

ini selain didukung oleh ketahanan yang berbeda, juga disebabkan perbedaan

jumlah cabang dan jumlah daun tiap varietas. Daun yang terbentuk pada semua

varietas hampir sama banyak dan lebat sehingga menyebabkan iklim mikro di

sekitar tanaman mendukung perkembangan patogen. Hal ini sesuai pendapat

Zadoks dan Schein (1979) yang menyatakan bahwa iklim mikro merupakan syarat

penting untuk siklus infeksi, dari melekatnya spora sampai penyebaran spora.

Berat polong per 100 biji varietas Dena 1 paling rendah, tetapi berat biji per

petaknya paling besar. Hal ini karena jumlah biji yang dihasilkan oleh varietas

Dena-1 lebih banyak dibanding dengan jumlah biji yang dihasilkan oleh varietas

lain. Berat biji per petak varietas Dena-1 856,66 g/petak (∞ 1.427,77 kg/ha) lebih

tinggi daripada varietas Burangrang 516,66 gr/petak (∞ 861,10 kg/ha), Detam-1

483,33 gr/per petak (∞ 805,55 kg/ha), Grobogan 443,33 gr/petak (∞ 738,88 kg/ha)

dan Anjasmoro 393,33 gr/petak (∞ 655,55 kg/ha). Rendahnya berat biji per petak

dari beberapa varietas yang diteliti yang tidak mencapai standar yang diharapkan di

Page 21: Prosiding - Universitas Papua

PROSIDING SEMINAR NASIONAL & KONGRESPERHIMPUNAN FITOPATOLOGI INDONESIA

372ISSN 2622-2991

Manokwari (1067 kg/ha) apalagi standar nasional (2 ton/ha) disebabkan oleh

beberapa faktor, antara lain :

1. Adanya serangan penyakit karat daun. Menurut Anonim, 2002 dalam Djauhari

(2008), serangan penyakit karat dapat menyebabkan turunnya produksi 60-80%.

2. Selain penyakit karat yang mengingeksi di semua petak penelitian, ada beberapa

petak penelitian yang terinfeksi penyakit layu Sklerotium.

3. Tanaman kedelai banyak terserang hama penggulung daun.

Kesimpulan

Setiap varietas yang dicoba mempunyai tanggapan yang berbeda pada

parameter jumlah daun, tinggi tanaman dan jumlah cabang. Jumlah daun, tinggi

tanaman dan jumlah cabang meningkat hingga pengamatan ketiga, pada

pengamatan keempat ada yang menurun dan ada yang meningkat. Intensitas

penyakit varietas Burangrang sebesar 43,33% dikategorikan varietas rentan ,

sementara intensitas penyakit varietas Grobogan 36,09%, Dena-1 35,77%,

Anjasmoro 39,42%, dan Detam-1 28,25% dikategorikan varietas agak tahan.

Berat biji per petak varietas Dena-1 1.427,77 kg/ha lebih tinggi daripada varietas

Burangrang 861,10 kg/ha, Detam-1 805,55 kg/ha, Grobogan 738,88 kg/ha dan

Anjasmoro 655,55 kg/ha. Rendahnya produksi biji pada varietas yang diteliti

disebabkan (a) ada serangan penyakit karat daun, dan penyakit layu sclerotium,

dan (b) ada serangan hama ulat penggulung daun.

Ucapan Terimakasih

Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada pemerintah melalui DP2M

Ditjen DIKTI atas dana yang diberikan pada tahun 2017 sehingga penelitian ini

dapat dilakukan.

Daftar Pustaka

Badan Pusat Statistik Papua Barat. 2016. Papua Barat dalam AngkaDjauhari S. 2008. Sifat Anatomi Daun Kedelai Mempengaruhi Intensitas Penyakit

Karat daun. Agrivita Volume 30 Edisi Khusus :388-392.Manshuri AG. 2011. Laju Pertumbuhan Vegetatif dan Generatif Genotipe Kedelai

Berumur Genjah. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan, Vol 30 No 3Safitri N, sastrahidayat IR, Muhibuddin A. 2015. Pemanfaatan Bahan Nabati

Ekstraks Daun kemangi, daun Sirih dan Daun salam Dalam Pencegahan

Page 22: Prosiding - Universitas Papua

PROSIDING SEMINAR NASIONAL & KONGRESPERHIMPUNAN FITOPATOLOGI INDONESIA

373ISSN 2622-2991

Serangan Penyakit Karat pada Tanaman Kedelai. Jurnal HPT Vol.3 No. 3,Universitas Brawijaya, Malang.

Semangun H. 2008. Penyakit Penyakit Tanaman Pangan di Indonesia. GadjahmadaUniversity Press, Yogyakarta.

Sudjono MS, Amir M, Roechan M. 1985. Penyakit Karat danPenanggulangannya. Dalam Identifikasi Bahan Nabati Untuk PengendalianPenyakit Karat pada Kedelai. Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan danUmbi-umbian, Malang.

Sudjudi R, Suwardjo AA, Abujamin S. 1989. The Use of Crop Residue Mulch toMinimize Tillage Frequency. Pemb. Pen. Tanah dan Pupuk, Jakarta.

Soesanto L. 2015. Kompendium Penyakit-penyakit Tanaman Kedelai. BumiAksara, Jakarta.

Sumartini. 2010. Penyakit Karat pada Kedelai dan Cara Pengendaliannya yangRamah Lingkungan. Jurnal Litbang Pertanian, 29(3):107-112.

Swastika DKS, Nuryanti S, Sawit MH. 2007. Kedudukan Indonesia dalamPerdagangan Internasional Kedelai. Dalam Sumarno, Suyamto, A. Widjono,Hermanto dan H. Kasim (Eds.). Kedelai. Teknik Produksi dan Pengembangan.Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bogor.

Yuspamella CN, Serafina I, Yusmani P. 2013. Respon Beberapa Galur Sorgum[Sorghum bicolor (L.) Moench] terhadap Penyakit Karat Daun (Pucciniasorghi Schw.). Jurnal Biotropika (Edisi 1 No 2).

Zadoks JC, Schein RD. 1979. Epidemiology and Plant Disease Management.Oxford Univ.Press, New York.