27

Prosiding Temu Nasional - Polbangtan Malang

  • Upload
    others

  • View
    17

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Prosiding Temu Nasional - Polbangtan Malang
Page 2: Prosiding Temu Nasional - Polbangtan Malang

i

Prosiding Temu Nasional

Invosi Pengelolaan, Pemanfaatan dan Festival Sumberdaya Genetik Lokal

Malang, 7–8 Nopember 2017

Kerjasama:

Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Timur

Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Kementerian Pertanian

2018

Tim Editor:

Dr. Sudarmadi Purnomo (BPTP Jatim) Prof. Dr. Nuhfil Hanani (Universitas Brawijaya)

Prof.Dr. Moh. Cholil Mahfud (BPTP Jatim) Dr.Ir. Chendy Tafakresnanto, MS (BPTP Jatim)

Tim Asisten Editor:

Saiful Hosni, SP Citra Indra Permatasari, M.Sc. Ahmad Mualif Abdurrahman, SP., MSc Abu Zainal Zakariya, SP., MSc

Page 3: Prosiding Temu Nasional - Polbangtan Malang

ii

Prosiding Temu Nasional Invosi Pengelolaan, Pemanfaatan dan Festival Sumberdaya Genetik Lokal

Malang, 7–8 Nopember 2017

ISBN: 978-602-6954-34-3 Penanggung jawab: Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Panitia Pelaksana: Ketua : Saiful Hosni, SP Sekretaris : Ahmad Mualif Abdurrahman Bendahara : Tohir Zubaidi, Api Anggota : Andi Sugianto (Universitas Brawijaya) Ir. Bambang Pikukuh Rika Asnita, SP., Msi Fatimah, SP S.R.M. Nonot Widarsa Editor: 1. Dr. Sudarmadi Purnomo (BPTP Jatim) 2. Prof. Dr. Nuhfil Hanani (Universitas Brawijaya) 3. Prof.Dr. Moh. Cholil Mahfud (BPTP Jatim) 4. Dr.Ir. Chendy Tafakresnanto, MS (BPTP Jatim) Reviewer: 1. Saiful Hosni, SP 2. Citra Indra Permatasari, M.Sc. 3. Ahmad Mualif Abdurrahman, SP., MSc 4. Abu Zainal Zakariya, SP., MSc Disain seting: Saiful Hosni, SP Diterbitkan oleh: Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Jl. Tentara Pelajar No. 10. Bogor 16114 - Jawa Barat Telepon : 0251 – 8351277 Fax : 0251 - 8350928, 8322933 Email : [email protected] Redaksi: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur Jl. Raya Karangploso Km.04, Malang, Jawa Timur Telepon : (0341) 494052 Fax : (0341 Email : [email protected], [email protected] Kerjasama: Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Timur Universitas Brawijaya Malang

Page 4: Prosiding Temu Nasional - Polbangtan Malang

iii

PENGANTAR

TANTANGAN pertanian abad dua puluh satu membutuhkan visi yang mampu menjamin perlindungan lingkungan, yaitu pertanian yang bergerak melampaui batas-batas fungsi utamanya, tidak sekadar menyediakan bahan pangan atau kalori, tetapi lebih dari itu harus mampu menyediakan produksi yang lengkap dengan gizi dan energi yang memberikan motivasi kehidupan. Kompleksitas sistem pangan membuatnya sangat rapuh untuk setiap krisis iklim, sosial-ekonomi, politik atau keuangan, sehingga dibutuhkan pemahaman yang tepat dan strategi baru yang benar-benar mampu mengakomodasi kebutuhan pangan yang menjamin kesejahteraan penduduk, baik saat ini maupun masa depan.

Ketika Einstein menerbitkan persamaan paling terkenal di dunia, yaitu E = mc2, dan sejak itu telah menjadi prinsip fundamental bagi para fisikawan dalam memahami gejala dan menjelajahi peristiwa-peristiwa perubahan alam kebendaan, termasuk mahluk hidup di dunia. Seratus tahun kemudian, saatnya untuk mengusulkan persamaan lain sebagai prinsip mendasar pada abad dua satu ini, yaitu A = BC2, dimana A adalah pertanian sama dengan keanekaragaman hayati (B) dikalikan dengan masyarakat (C) kuadrat. Kompleksitas peran masyarakat harus makin menonjol dalam mengelola keberlanjutan agrobiodiversitas. Agrobiodiversitas dalam melepaskan potensinya membutuhkan transformasi yang mendalam dalam kebijakan pertanian, praktek dan berbagi pengetahuan.

Pada akhirnya sumber daya genetik pertanian menjadi dasar biologis pangan dan keamanan gizi, yang langsung atau tidak langsung menjadi tumpuan mata pencaharian jutaan penduduk. Ketergantungan pada jenis tanaman dalam pengembangan varietas tertentu yang terus-menerus dalam wilayah, dapat mengakibatkan hilangnya sumber daya genetik asli. Sementara itu, SDG lokal telah menjadi dasar dari keanekaragaman genetik, yang dapat menyediakan kebutuhan sumber gen dalam perakitan varietas modern.

Prosiding ini memuat, makalah primer maupun review, baik menyangkut tema pengelolaan dan pemanfaatan SDG secara mendasar maupun dalam aspek pemanfaatannya. Para penulisnya berasal dari berbagai kalangan, yaitu peneliti, dosen, penyuluh dan praktisi atau pegiat konservasi SDG.

Semoga prosiding ini dapat memberikan bahan referensi baru, melengkapi dari yang sudah ada, guna penyelamatan, pengelolaan dan pemanfaatan SDG nasional kita yang kaya.

Malang, Desember 2017

Ketua Tim Editor,

Dr.Ir. Sudarmadi Purnomo, MS

Page 5: Prosiding Temu Nasional - Polbangtan Malang

iv

Page 6: Prosiding Temu Nasional - Polbangtan Malang

v

SAMBUTAN KEPALA BADAN LITBANG PERTANIAN Umat manusia menggantungkan hidupnya pada keragaman hayati sebagai sumber pangan,

perumahan, pelayanan serta kebutuhan hidup lainnya. Seiring dengan bertambahnya populasi umat manusia, keragaman hayati menjadi terancam. Ancaman paling besar ditimbulkan oleh kerusakan habitat alam. Spesies-spesies liar menjadi punah ketika tempat hidup mereka hancur. Polusi, urbanisasi, penggundulan hutan dan konversi lahan basah mendorong punahnya margasatwa. Pengelolaan pertanian, kehutanan dan perikanan yang sering kali tidak tepat semakin mempercepat proses kerusakan tersebut. Cadangan gen menjadi berkurang dengan cepat meresahkan para ahli dan berbegai kelompok sosial masyarakat.

Keragaman sifat-sifat unik yang dimiliki sebagian besar tumbuhan liar, yang belum termanfaatkan secara baik memperoleh tekanan dengan perubahan kondisi lingkungan ekstrim. Keragaman tersebut sesungguhnya merupakan bahan yang diperlukan oleh para ilmuwan untuk mengembangkan varitas tanaman dan ternak yang unggul. Untuk itu para petani di negara-negara berkembang tidak hanya tergantung pada satu varitas tanaman yang unggul, petani di negara-negara berkembang cenderung membutuhkan suatu kombinasi tanaman yang dapat tumbuh dengan baik pada kondisi iklim yang buruk atau binatang ternak yang tahan terhadap penyakit. Bagi petani pedesaan, keragaman hayati dapat menjadi pelindung yang paling aman dari bahaya kekuangan pangan dan gizi.

Keanekaragaman hayati Indonesia sebagai sumber daya alam atas rahmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa wajib dijaga, dilestarikan, dan dimanfaatkan secara berkelanjutan. Kewajiban tersebut dilakukan dengan maksud agar keanekaragaman hayati tetap menjadi sumber dan penunjang kehidupan rakyat Indonesia serta makhluk hidup lainnya, baik di masa sekarang maupun di masa akan datang. Masyarakat membutuhkan keanekaragaman genetik dalam pertanian untuk menghadapi perubahan lingkungan, termasuk pergeseran dinamika populasi hama, penyakit, gulma, perubahan iklim, dan perubahan selera masyarakat. Ketersediaan keanekaragaman sumber daya genetik terus menerus dibutuhkan, karena varietas tanaman selalu berada pada kondisi interaksi dengan faktor lingkungan, ekonomi, dan industri pertanian. Ketika salah satu faktor lingkungan atau ekonomi berubah, tanaman yang diusahakan di lahan harus disesuaikan dengan perubahan tersebut. Untuk itu diperlukan cadangan sumber daya genetik guna merakit varietas tanaman baru. Cadangan sumber daya genetik ini diperoleh dari pelestarian keanekaragaman genetik tanaman, hewan ternak dan ikan merupakan simpanan adaptabilitas genetik yang dapat digunakan untuk menanggulangi perubahan iklim dan lingkungan yang berbahaya serta perubahan ekonomi. Cadangan ini dapat langsung digunakan untuk merakit varietas unggul baru melalui kegiatan pemuliaan.

Lebih dari empat puluh persen permukaan bumi digunakan untuk kegiatan pertanian, petani memikul tanggung jawab yang lebih besar untuk melindungi keanekaragaman hayati. Dengan menggunakan teknik teknik pertanian yang beraneka ragam, seperti bertani tanpa olah tanah, pengurangan penggunaan pestisida, praktek pertanian organik dan rotasi tanaman, para petani secara tidak langsung telah memelihara keseimbangan pertanian mereka dan lingkungan sekitarnya yang sangat rentan. Dengan adanya keterpaduan antara tanaman, hewan ternak, dan lingkungan mereka, serangkaian pelayanan yang sangat penting bisa menjaga kelestarian alam. Pada saat yang sama, banyak petani di dunia secara langsung tergantung pada panen keragaman genetik yang mereka tabur untuk makanan, pakan ternak dan kegiatan ekonomi, budaya dan ekologi lainnya. Penggunaan varietas tanaman yang diadaptasi secara lokal juga dapat berfungsi untuk meningkatkan kesehatan ekosistem oleh kebutuhan mereka untuk mengurangi pestisida dan pupuk, dan mereka berpengaruh pada peningkatan struktur tanah.

Perihal utama yang mendasari kegiatan ini, adalah betapa pentingnya sumber daya genetik lokal tersebut, sebagai bahan dasar dalam pengembangan pertanian. Hampir semua varietas modern yang ada sekarang ini dapat dipastikan menggunakan varietas lokal yang penuh dengan keunikannya sebagai tetua. Apa artinya, bahwa sesungguhnya penentu kinerja pertanian masa lalu,

Page 7: Prosiding Temu Nasional - Polbangtan Malang

vi

hari ini dan yang akan datang karena ada cadangan varietas lokal unik yang cukup. Di masa lalu, orang menanam begitu saja potensi SDG lokal. Saat ini, kita didorong oleh peningkatan pemenuhan kebutuhan produk pertanian, sehingga tidak ada pilihan lain kecuali kita melakukan serangkaian menjaga kelestarian cadangan dan melakukanb pemuliaan SDG lokal, dan tentu ini tidak terkecuali di masa depan, kita akan banyak bergantung kepada ketersediaan cadangan tersebut dalam merancang ideotipe yang dibutuhkan, yang terus bertambah dan variatif. Oleh karena itulah “Temu Nasional Inovasi Pengelolaan, pemanfaatan dan Festival SDG Lokal” menjadi penting di tengah dinamika pembangunan dan aspek sosial lainnya, yang dapat mengancam keberadaan SDG lokal kita yang potensinya luar biasa ini.

Malang, Desember 2017

Kepala Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian,

Dr. Ir. Muhammad Syakir, M.S.

Page 8: Prosiding Temu Nasional - Polbangtan Malang

vii

DAFTAR ISI Pengantar .............................................................................................................................. iii

Sambutan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian .................................... v

Daftar Isi ................................................................................................................................ vii

Daftar Lampiran .................................................................................................................... xiii

Makalah Utama

1. Kebijakan pengelolaan, Pemanfaatan dan pengembangan SDG pertanian Ketua Komnas SDG ....................................................................................................................

1 2. Pengembangan inovasi pengelolaan SDG lokal bersama masyarakat

Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian ............................... 17

3. Percepatan pendaftaran dan perlindungan varietas berbasis SDG lokal Kepala Pusat Perlindungan Varietas dan Periijinan ..................................................................

31 4. Pembelajaran teknik pelestarian dan pemanfaatan SDG lokal

Dekan Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya .................................................................... 43

5. Kebijakan daerah tentang pengelolaan SDG lokal Ketua Komda SDG Jawa Timur ..................................................................................................

63 6. Potensi SDG lokal & pemanfaatannya oleh pelestari

Ketua Komunitas Berdaulat Benih Nasional ............................................................................. 73

Pengelolaan SDG

7. Karakterisasi dan Peluang Pemanfaatan Sumberdaya Genetik Mangga Lokal di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan Maintang, Abdul Wahid dan Sahardi ........................................................................................

87 8. Karakterisasi Aksesi Markisa Dataran Rendah Asal Kabupaten Jeneponto

Maintang, Abdul Wahid dan Sahardi ....................................................................................... 95

9. Pendugaan Parameter Genetik Beberapa Genotipe Pepaya (Carica papaya L.) Koleksi Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala Siti Hafsah, Erita Hayati, Muslem, Firdaus ................................................................................ 101

10. Keragaman Genetik dan Heritabilitas Beras Hitam Lokal Berdasarkan Karakter Morfologi Kristamtini, Sutarno, dan Taryono ............................................................................................

109 11. Keragaman Karakter Morfologis dan Agronomis Padi Gogo Lokal Asal Pulau

Morotai Indra Heru Hendaru, Bayu Suwitono dan Sugiono .................................................................... 117

12. Keunggulan Ubikayu Lokal Ternate dan Tidore, Umur Genjah dan Produktivitas Tinggi Wawan Sulistiono, Yayat Hidayat, dan Bram Brahmantiyo......................................................

123 13. Konservasi Citrus spp. di Kebun Raya Bali serta Potensi Pemanfaatannya

Putu Agus Hendra Wibawa, Rajif Iryadi dan Winda Syafitri ..................................................... 129

14. Budidaya Sumber Daya Genetik Varietas Lokal Sebagai Bahan Pemuliaan Tanaman Pangan di Bali I Gusti Komang Dana Arsana ....................................................................................................

139

Page 9: Prosiding Temu Nasional - Polbangtan Malang

viii

15. Karakterisasi Morfologi Beberapa Aksesi Mandong (Durio connatus) di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur Sumarmiyati dan Fitri Handayani .............................................................................................

149 16. Studi Fase Perkembangan Bunga dan Pengaruhnya terhadap Viabilitas Serbuk Sari

dan Reseptivitas Bunga Lengkeng Baiq Dina Mariana ....................................................................................................................

161 17. Ketahanan Sumberdaya Genetik Bawang Merah terhadap Cekaman Kekeringan

pada berbagai Fase Pertumbuhan Arum Pratiwi; Seto Sugianto Prabowo R.; Moch. Danang F .....................................................

167 18. Identifikasi Flavonoid dan Fenolik pada Bagian Daun dan Friable Embryonic Cells

Jeruk Japansche Citroen (JC) Norry Eka Palupi dan Dita Agisimanto ......................................................................................

173 19. Resistensi Sepuluh Aksesi Lokal Tembakau Probolinggo terhadap Ulat Grayak

(Spodoptera litura F.) di Lapangan Heri Prabowo, Sri Adikadarsih, dan Arini H. Jamil .....................................................................

181 20. Status dan Pengelolaan Sumber Daya Genetik Kenaf di Balai Penelitian Tanaman

Pemanis dan Serat Parnidi dan Marjani ..................................................................................................................

189 21. Keragaman dan Sebaran Plasma Nutfah Tanaman di Kalimantan Selatan

Aidi Noor dan Rina D. Ningsih .................................................................................................. 199

22. Evaluasi Plasma Nutfah Kacang Hijau terhadap Cekaman Garam NaCl pada Fase Perkecambahan Ratri Tri Hapsari dan Aditya Firmanda Fillah ............................................................................

209 23. Keragaan Karakter Morfologi dan Agronomi Plasma Nutfah Ubijalar

Wiwit Rahajeng, Joko Restuono, Febria C. Indriani, dan Purwono ........................................... 217

24. Karakterisasi Morfologi Tanaman Buah Tin (Ficus carica L.) Koleksi BPTP Jawa Timur S. Purnomo dan Handoko ..........................................................................................................

225 25. Sumberdaya Genetik dan Peta Populasi Sukun (Artocarpus Altilis (Parkinson)

Fosberg) di Jawa Timur S. Purnomo ................................................................................................................................

237 26. Keragaan dan Diversitas Plasma Nutfah Tanaman Buah di Kalimantan Tengah

Amik Krismawati ....................................................................................................................... 249

27. Karakterisasi Plasma Nutfah Tanaman Obat Kalimantan Tengah Amik Krismawati dan Roni Yuniar Galingging .......................................................................... 261

28. Karakteristik Fisik Gabah Padi Varietas Lokal di Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur Farid R. Abadi ............................................................................................................................

277 29. Sebaran Wilayah Pengembangan Sapi dan Potensinya sebagai Sumber Protein di

Jawa Timur Wiwik Heny Winarsih ................................................................................................................ 287

30. Sapi PO Kebumen sebagai Salah Satu Sumber Genetik Sapi Lokal yang Potensial Penghasil Daging dan Kemungkinan Pengembangannya Subiharta, Pita Sudrajad, Heri Kurnianto, dan Afrizal Malik .....................................................

297

Page 10: Prosiding Temu Nasional - Polbangtan Malang

ix

Pemanfaatan SDG

31. Pengaruh Suhu terhadap Perkembangan Spora Trichoderma Eli Korlina dan Diding Rachmawati ...........................................................................................

307 32. Pengaruh Jarak Tanam Stek Plantlet terhadap Produksi Benih Dasar Kentang (G0)

Varietas Granola Kembang P.E.R. Prahardini, Riza Ulil Fitria dan Rokati ............................................................................

313 33. Pengaruh Fase Daun terhadap Jumlah Stomata pada Beberapa Aksesi Jeruk Hasil

Pemuliaan Marry Selvawajayanti dan Baiq Dina Mariana .........................................................................

321 34. Preferensi Petani Terhadap Keragaan Tanaman Padi Lokal Pada Budidaya Minapadi

Di Desa Samberembe, Candibinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta Endang Wisnu Wiranti, Kristamtini, dan Sugeng Widodo.........................................................

327 35. Efektifitas Sosialisasi dalam Peningkatan Diseminasi Kalender Tanam Terpadu di

D.I. Yogyakarta Utomo Bimo Bekti, Retno Dwi Wahyuningrum, Umi Pujiastuti ................................................

333 36. Potensi Pemanfaatan Buah Anggur Papua (Sararanga sinuosa Hemsley)

Berdasarkan Karakteristik Buah Beri Vita Purnamasari, Lisye Iriana Zebua dan Maria Matoetina Suprijono ...................................

341 37. Respon Klon Tebu Hasil Persilangan terhadap Pertumbuhan Tanaman Tebu

(Saccharum officinarum. L) di Lahan Salin Setyo Budi, Sri Uchtiawati, Suhaili ............................................................................................

351 38. Perbanyakan Benih Tebu Bululawang dan PSDK 923 secara in Vitro

Parnidi dan Supriyadi ..................................................................................................... 361

39. Pengaruh Penambahan Benzil Adenin dan Giberelin Acid terhadap Multiplikasi Tunas dan Inisiasi Perakaran Pisang Lokal (Musa sp.) Varietas Sulawesi Fitrahtunnisa dan Muji Rahayu .................................................................................................

367

40. Pengembangan Tanaman Endemik Papua Buah Merah (Pandanus conoideus Lam.) sebagai Sumber Zat Gizi dan Pigmen Maria Matoetina Suprijono, Vita Purnamasari, dan Lisye Iriana Zebua ...................................

373

41. Pengaruh Suhu Blansing dan Lama Perendaman terhadap Sifat Fisik Kimia Tepung Ubi Jalar Unggu (Ipomea batatas L) Yastutik, dan Ainu Rahmi ..........................................................................................................

383

42. Pemanfaatan Tiga Sumber Daya Genetik Tanaman Buah sebagai Tanaman Budidaya di Bali I Gusti Komang Dana Arsana ....................................................................................................

391 43. Pengaruh Suhu dan Kelembaban terhadap Pertumbuhan Tiga Jamur Parasit Hama

Vektor Toxoptera citricida pada Tanaman Jeruk Agustina D., Triasih U., dan Dwiastuti, M.E ..............................................................................

399 44. Efektivitas Pupuk Anorganik Mikro pada Pertumbuhan dan Produksi Tanaman

Kedelai Sugiono, Fuad Nur Azis, Sri Zunaeni Sa’adah dan Djoko Sumianto ...........................................

405 45. Aplikasi Pupuk NPK (18–10-15) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Padi Sawah

Var. Mekongga Sugiono dan Q. D. Ernawanto ...................................................................................................

413

Page 11: Prosiding Temu Nasional - Polbangtan Malang

x

46. Diversifikasi Pengolahan Hasil Varietas Unggul Lokal Kedelai sebagai Upaya Pelestarian Kearifan Lokal Hendrik Prayitno .......................................................................................................................

423 47. Ketahanan Pangan Masyarakat Berbasis Padi Lokal di Pulau Lombok Propinsi Nusa

Tenggara Barat Rahmatullaila, dan Fitrahtunnisa..............................................................................................

433 48. Uji Fisiologi Pertumbuhan Jamur Botryodiplodia theobromae Penyebab Penyakit

Diplodia pada Tanaman Jeruk Triasih,U , Agustina,D , dan Dwiastuti, ME ...............................................................................

441 49. Peran Kelembagaan Perbenihan dalam Penyebaran Benih Padi Varietas Unggul

Balitbangtan (Studi Kasus Di Prov. Lampung) Morina Pasaribu dan Sara Purnasihar ......................................................................................

449 50. Efektifitas Proses Kaderisasi Teknologi Pertanian Madani pada Aplikasi Suplemen

Bio Master Tanaman (BMT) terhadap Peningkatan Hasil Panen Tanaman Padi di Kabupaten Lamongan dan Kabupaten Tuban Budiono .....................................................................................................................................

465 51. Pengaruh Kolkisin terhadap Pertumbuhan Tebu Ratoon

Supriyadi dan Ahmad Dhiaul Khuluq ......................................................................................... 471

52. Upaya Pengembangan Sumberdaya Genetik Tanaman Jengkol di Provinsi Bengkulu Kusmea Dinata, Rudi Hartono, Jhon Firison dan Yahumri.........................................................

477 53. Preferensi Petani Kabupaten Nganjuk terhadap Keragaan Varietas Unggul

Wratihbaru Padi Sawah Irma Susanti , dan Moh. Saeri ...................................................................................................

483 54. Pengaruh Pupuk Organik Granular terhadap Pertumbuhan dan Hasil Padi Sawah

A.A. Widodo dan K. Pinujo ........................................................................................................ 491

55. Model Kelembagaan dalam Perlindungan Sumberdaya Genetik Salak Pondoh di Sleman, DIY Retno Dwi Wahyuningrum, Titiek F. Djaafar, Agung Iswadi, dan Tini Siniati Koesno ...............

501 56. Kajian Penggunaan Mulsa Plastik dan Trichoderma sp. terhadap Perkembangan

Hama Penyakit pada Cabai Merah (Capsicum annum L.) Riza Ulil Fitria, Eli Korlina, dan Sri Zunaini Sa'adah ..................................................................

509 57. Kajian Pengendalian Wereng Batang Coklat melalui Penerapan Pengelolaan

Tanaman Padi secara Terpadu di Jawa Timur Moh. Cholil Mahfud, Handoko dan Bambang Pikukuh .............................................................

515 58. Kajian Perkembangan Penyakit Bulai pada Beberapa Varietas

Jagung Hibrida di Kabupaten Lamongan Moh. Cholil Mahfud dan Saiful Hosni ........................................................................................

525

59. Pengaruh Ukuran Umbi dan Jarak Tanam terhadap Produktivitas Bawang Merah Varietas Batu Ijo Diding Rachmawati, Baswarsiati dan Wahyu Handayati .........................................................

533 60. Fortifikasi Tiwul Berbahan Baku Ubikayu (Manihot esculenta) dan Uwi (Diascorea

alata L.) dengan Penambahan beberapa Jenis Kacang Yeyen Prestyaning Wanita dan Utomo Bimo Bekti ...................................................................

539 61. Pemanfaatan Uwi (Dioscorea, Spp) dan Ubi Jalar (Ipomea Batatas L.) Ungu sebagai

Pangan Fungsional Dan Pewarna Alami Bahan Pangan Yeyen Prestyaning Wanita, Heni Purwaningsih, dan Utomo Bimo Bekti ..................................

547

Page 12: Prosiding Temu Nasional - Polbangtan Malang

xi

62. Pengaruh Penerapan Kompos dan Biopestisida terhadap Masa Simpan Tomat pada Suhu Ruang Ericha Nurvia A, Eli Korlina, Diding Rahmawati ........................................................................

561 63. Identifikasi Kawasan Pengembangan dan Teknologi Produksi Jambu Biji (Psidium

guajava Linn.) Di Kabupaten Bojonegoro Nurul Istiqomah, Tri Sudaryono, Zainal Arifin dan Ardiansyah .................................................

569 64. Keragaan Hasil Perontokan Lima Varietas Unggul Padi pada Sistem Pengelolaan

Tanaman Terpadu di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur Farid. R. Abadi dan Noor R. Ahmadi ..........................................................................................

579 65. Model Pengembangan Pertanian Perdesaan melalui Inovasi (M-P3MI)

Berbasis Bawang Merah Varietas Rubaru Indriana Ratna Dewi .................................................................................................................

587

66. Pemanfaatan Daun Kelor sebagai Sumber Antioksidan melalui Diversivikasi Olahan Nurdeana Cahyaningrum dan Aniswatul Khamidah .................................................................

597 67. Pengaruh Pemupukan N, P, K pada Tanaman Jagung

Zainal Arifin dan I.R. Dewi, dan C. Tafakresnanto ..................................................................... 607

68. Kajian Pemupukan Hara Mikro Cair Majemuk Vitalif dan Vigrow terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kentang Zainal Arifin, C. Tafakresnanto dan M. Saeri .............................................................................

621 69. Keragaan Varietas dan Pemupukan serta Pengaruhnya terhadap Produktivitas

Bawang Putih di Lima Sentra Produksi Ratih Sandrakirana, C. Tafakresnanto, E. Fidyawati, I. Susanti, A.G. Pratomo .........................

633 70. Prospek Pengembangan Komoditas Sorgum (Sorghum bicolor L. Moench) sebagai

Bahan Pangan Fungsional Sri Satya Antarlina .....................................................................................................................

641 71. Pengaruh Tingkat Palatabilitas Bahan Penyusun Konsentrat pada Tingkat Konsumsi

Minggu Pertama Sapi Penggemukan Sulistya T.A, Kartika Sari P dan Mariyono .................................................................................

651 72. Kinerja Kelompok Perbibitan Sapi PO Kebumen sebagai Penghasil Bibit Sapi Potong

yang Berkualitas di Kabupaten Kebumen Subiharta, Pita Sudrajad dan Afrizal Malik ...............................................................................

657 73. Model E-Commerce dalam Meningkatkan Daya Jual Ayam Hias Indonesia

M. Budi Utomo, dan Dewi Ratih Ayu Daning ............................................................................ 663

74. Beberapa Prosedur dalam Memanipulasi Kecernaan Protein Pakan di Dalam Rumen pada Penggemukan Sapi yang Intensif Abu Zaenal Zakariya ..................................................................................................................

669 75. Kajian Ekonomi pada Ayam KUB Hasil Pengembangan Sumberdaya Genetik

di Daerah Istimewa Yogyakarta Budi Setyono, Hano Hanafi dan Utomo Bimo ...........................................................................

677 76. Kajian Pupuk Anorganik Mikro terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Wortel

Eli Korlina, Sri Zunaini Sa’adah, Rika Asnita, Abu Bakar dan Nurul Istiqomah ......................... 685

77. Karakterisasi Molekular Kelor (Moringa oleifera) Menggunakan Primerrandom Amplified Polymorphic DNA RAPD Saiku Rokhim, Yuanita Rachmawati, Khoirun Nihayati, Syahidatul Ulya ..................................

693

Page 13: Prosiding Temu Nasional - Polbangtan Malang

xii

78. Potensi Kecombrang sebagai Pengawet Alami Makanan Nurdeana Cahyaningrum dan Aniswatul Khamidah .................................................................

699 79. Karakterisasi Bawang Merah Lokal di Kabupaten Probolinggo

Lailatul I, Ericha N.A dan Kasmiyati ......................................................................................... 707

Page 14: Prosiding Temu Nasional - Polbangtan Malang

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Susunan Panitia ...................................................................................................................... 715

Daftar Peserta ........................................................................................................................ 717

Page 15: Prosiding Temu Nasional - Polbangtan Malang

383

Prosiding Temu Nasional Inovasi Pengelolaan, Pemanfaatan & Festival Sumberdaya Genetik Lokal

Malang, 7-8 November 2017

PENGARUH SUHU BLANSING DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP SIFAT FISIK KIMIA TEPUNG UBI JALAR UNGGU (Ipomea batatas L)

(The Influence of Blanching Temperature and Immersion Length on Psychochemical Characteristic of Purple Swett Potato Flour [Ipomea batatas L])

Yastutik dan Ainu Rahmi

Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Malang

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu blansing dan lama perendaman terhadap sifat fisik kimia tepung ubi jalar unggu. Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor yaitu suhu blanching (I) : (suhu blanching, 70°C, 80°C, dan 90°C) dan faktor II yaitu lama perendaman (0 Jam, 12 Jam, 24 Jam) dengan 3 kali pengulangan. Parameter yang dianalisa meliputi nilai organoleptik warna dan aroma, densitas kamba, indeks pencoklatan. Data dianalisis menggunakan ANNOVA apabila terdapat perbedaan diuji lanjut dengan BNT selang kepercayaan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu blansing memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap indeks pencoklatan, serta memberikan pengaruh berbeda tidak nyata terhadap densitas kamba dan organoleptik warna dan aroma. Lama perendaman memberikan pengaruh berbeda tidak nyata terhadap densitas kamba, organoleptik warna dan indeks pencoklatan. Interaksi antara kedua faktor memberikan pengaruh berbeda tidak nyata terhadap nilai densitas kamba, indeks pencoklatan, organoleptik warna dan aroma.

Kata kunci: lama perendaman, suhu blanching, ubi jalar unggu

ABSTRACT

The purpose of this research was to find out the effect of blanching temperature and immersion length on psychochemical characteristic of purple sweet potato flour. This research was using randomized design with two factor, namely the blanching temperature (I) : (blanching temperature of (70°C, 80°C, and 90°C ) and the second factor is the immersion length (0 hour, , 12 hours, and 24 hours). Both treatments have 3 replications. The parameters analyzed were organoleptic test of color and flavor, bulk density, browning index. Data were analyzed using ANNOVA. With 5% confidence interval BNT. The results showed that blanching temperature had significant effect on browning index, and had no significant effect on bulk density and organoleptic test of color and aroma. The immersion length had no significant effect on bulk density, organoleptic test of color and browning index. The interaction between the two factors had no significant effect on the bulk density, browning index, organoleptic test of color and aroma.

Keyword : Immersion, Blancing Temperatur, purple sweet potato flour

PENDAHULUAN

Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan kelompok pangan local yang berpotensi untuk dikembangkan dalam menunjang program diversifikasi pangan yang berbasiskan pada produk tepung dan pati. Ubi jalar merupakan salah satu jenis umbi yang belum dikembangkan secara optimal. Ubi jalar memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi sekitar 80-90% dari berat kering umbi dimana sebanyak 50-80% kandungannya dalam bentuk pati (Woolfe, 1992). Metode blansing dan perendaman yang digunakan akan mempengaruhi mutu tepung ubi jalar yang dihasilkan. Menyangkut hal tersebut, perlakuan awal dan berbagai suhu blansing pada pembuatan tepung ubi jalar diperkirakan mempunyai pengaruh besar terhadap perubahan karakteristik fisikokimia tepung

Page 16: Prosiding Temu Nasional - Polbangtan Malang

384

ubi jalar. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh perlakuan teknik pengolahan terhadap karakteristik fisikokimia tepung ubi jalar yang dihasilkan.

Keunggulan dari ubi ungu ini adalah warna ungu pada ubi jalar ungu dikarenakan adanya kandungan antosianin yang ada pada ubi jalar ungu. Antosianin merupakan sumber antioksidan alami yang terdapat dalam ubi jalar ungu. Kepekatan warna ungu yang ada pada ubi jalar ungu menandakan kandungan antosianinnya yang sangat tinggi namun, perlakuan pengolahan yang kurang tepat dapat menurunkan kandungan antosianin yang ada pada produk olahan.

Pemanfaatan ubi jalar unggu dengan cara mengolah menjadi tepung dapat meningkatkan nilai fungsional. Teknologi tepung merupakan salah satu proses alternative produk setengah jadi yang dianjurkan karena memiliki daya simpan yang lebih baik, mudah dicampur (composit), dapat dibentuk dan lebih cepat dimasak sesuai tutntutan kehidupan modern yang inggin serba praktis

Pencoklatan merupakan hal yang sering terjadi pada bahan pangan yang tidak diberikan perlakuan awal. Bahan pangan alami biasanya mengalami pencoklatan secara enzimatis yang tidak diinginkan. Salah satu metode untuk mencegah terjadinya pencoklatan pada bahan adalah dengan pemberian perlakuan awal seperti blanching yang bertujuan menurunkan aktivitas enzim polifenol oksidase. Blanching juga dapat mencegah degradasi pigmen antosianin pada ubi jalar ungu sehingga dapat mempertahankan warna selama pengolahan dan penyimpanan.

BAHAN DAN METODE

Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ubi jalar unggu varietas ayamurasaki yang diperoleh dari Kecamatan Singosari Kabupaten Malang. Bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini adalah STPP, hexan, H2SO4, NaOH, K2SO4, larutan asam klorida (HCl) 25%, larutan etanol 95%, aquades, KOH, Na2SO4, alkohol, metilen blue, DNS (Dinitrosalisilat), indikator fenolftalein, ether, asam asetat, CuSO4, glukosa standar, dye, hexan, asam trikloro asetat dan phenol.

Alat Penelitian

Alat yang digunakan untuk pembuatan tepung ubi jalar yaitu baskom, pisau stainless steel, slicer, peniris, oven pengering, loyang, timbangan, disc mill, sieve shaker, dan plastik polietilen. Peralatan yang digunakan untuk analisis mutu fisik tepung ubi jalar ungu meliputi timbangan analitik Sartorius, gelas ukur, corong, dan kromameter Konica Minolta (tipe CR-400, Jepang). Peralatan yang digunakan untuk analisis mutu kimia produk tepung ubi jalar ungu meliputi timbangan analitik Sartorius, gelas ukur, buret, pipet tetes, spektrofotometer UV (Genesys 20), pH meter, gelas ukur, erlemenyer, labu ukur, corong, kapas, oven Memmert (tipe BMV 30), pemanas listrik Maspion, dan desikator. Peralatan yang digunakan untuk analisis fungsional tepung ubi jalar ungu yaitu timbangan analitik Sartorius, waterbath, spatula kaca, gelas alumunium, oven, tabung sentrifuse, gelas ukur, cawan alumunium, rak tabung. Peralatan yang digunakan untuk analisis mutu terbaik dan kontrol tepung ubi jalar ungu yaitu timbangan analitik Sartorius, gelas ukur, soxlet, labu tera, tabung reaksi, rak tabung, buret, sentrifuse, waterbath, pipet skala, mikro pipet, kertas whatman no 1, kertas whatman no 2, kertas whatman no 41, vortex tab dancer, spektrofotometer UV (Genesys 20), cawan porselen, tanur Carbolite Furnaces (tipe EML 11/2), penangas air, dan erlenmeyer.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor. Faktor I yaitu suhu blansing (70°C, 80°C, dan 90°C) dan faktor II yaitu lama perendaman (0 jam,12 jam, 24 jam) dengan 3 kali pengulangan. Data dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA). Apabila terdapat

Page 17: Prosiding Temu Nasional - Polbangtan Malang

385

beda nyata pada interaksi kedua perlakuan dilakukan uji lanjut DMRT (Duncan’s Multiple Range Test) dan apabila tidak terdapat interaksi maka dilakukan uji beda BNT 5%.

Pelaksanaan Penelitian

Digunakan ubi jalar yang segar dengan tingkat kematangan yang optimal yang memiliki ciri-ciri berwarna ungu cerah dan kulitnya tidak keriput. Ubi jalar ungu yang telah dipilih kemudian di kupas, di cuci dan di iris dengan menggunakan slicer sehingga terbentuk irisan ubi. Kemudian irisan direndam dengan air dengan penambahan STPP 0,5% selama (0,12,dan 24 jam), kemudian ubi jalar di blanching menggunakan blanching uap dengan menggunakan suhu 70°C, 80°C dan 90°C selama 5 menit, lalu didinginkan pada suhu ruang dan dikeringkan pada oven pengering dengan suhu 600C selama 24 jam. Irisan ubi yang sudah kering digiling dengan blender philip kemudian diayak dengan ayakan 60 mesh sehingga dihasilkan tepung ubi jalar dan dikemas di dalam plastik dalam keadaan tertutup rapat sebelum dilakukan analisis terhadap mutu fisik, kimia dan fungsionalnya.

Pengamatan mutu tepung ubi jalar ungu meliputi mutu fisik, kimia, dan fungsional. Mutu fisik tepung ubi jalar ungu yang diamati yaitu pengujian warna (Metode Hunter), densitas kamba (Okaka dan Potter, 1977), indeks pencoklatan (Youn dan Choi, 1996), serta uji sensori warna dan aroma (Soekarno, 1985). Mutu kimia tepung ubi jalar ungu yang diamati yaitu kadar air (AOAC, 1995) dan Antosianin (Giusti dan Wrolstad, 2000). Pengujian mutu fungsional tepung meliputi daya serap air dan minyak (Sathe dan Salunkhe, 1981), swelling power (Leach, dkk., 1959), kelarutan atau Solubility (Anderson, 1982), dan uji baking expansion (Demiate, dkk., 2000).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Mutu Fisik Tepung Ubi Jalar Ungu

Mutu fisik tepung ubi jalar ungu dari hasil penelitian meliputi densitas kamba, indeks pencoklatan, uji organoleptik warna dan aroma. Pengaruh suhu blanching dan lama perendaman terhadap mutu fisik dari tepung ubi jalar ungu dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2.

Tabel 1. Pengaruh suhu blanching terhadap mutu fisik yang diamati

Parameter

Suhu Blanching

B1 B2 B3

70°C 80°C 90°C

Densitas Kamba (g/ml) 0,68±0,03 0,68±0,02 0,69±0,02

Indeks Pencoklatan 1,21±0,27a,A 1,17±0,13bc,BC 1,16±0,15d,D

Organoleptik Warna 5,60±1,38 5,53±1,31 5,52±0,84

Organoleptik Aroma 5,06±0,58 5,08±0,69 5,28±0,62 Keterangan : Angka dalam tabel rataan dari 3 ulangan, ± standar deviasi. Angka yang diikuti dengan huruf

yang berbeda dalam satu baris menunjukkan berbeda nyata (P<0,05) (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata (P<0,01) (huruf besar) dengan uji LSR.

Tabel 2. Pengaruh lama perendaman terhadap mutu fisik yang diamati

Parameter

Lama perendaman (jam)

P1 P2 P3

0 12 24

Densitas Kamba (g/ml) 0,68±0,03 0,68±0,02 0,69±0,03

Indeks Pencoklatan 1,20±0,10 1,20±0,25 1,19±0,23

Organoleptik Warna 5,89±0,81 5,58±1,50 5,37±0,71

Organoleptik Aroma 5,15±0,40 5,16±0,85 5,21±0,48 Keterangan: Angka dalam tabel rataan dari 3 ulangan, ± standar deviasi. Angka yang diikuti

dengan huruf yang berbeda dalam satu baris menunjukkan berbeda nyata

Page 18: Prosiding Temu Nasional - Polbangtan Malang

386

(P<0,05) (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata (P<0,01) (huruf besar) dengan uji LSR

Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu blanching dan lama perendaman memberi pengaruh terhadap parameter yang diamati seperti yang terlihat pada Tabel 3. Tabel 3. Pengaruh suhu blanching dan lama perendaman terhadap mutu fisik tepung ubi jalar ungu

Suhu blanching

Lama perendaman

(jam)

Densitas kamba (g/ml)

Indeks pencoklatan

Organoleptik warna

Organoleptik aroma

70°C 0 0,69±0,00 1,25±0,19 6,12±0,20 5,01±0,10

12 0,67±0,01 1,08±0,01 5,83±0,55 5,29±0,55

24 0,69±0,02 1,29±0,09 5,12±0,72 5,01±0,52

80°C 0 0,68±0,01 1,18±0,01 5,16±0,19 4,73±0,26

12 0,69±0,02 1,22±0,15 5,06±0,64 4,80±0,32

24 0,67±0,01 1,11±0,01 5,40±0,92 5,28±0,49

90°C 0 0,68±0,01 1,17±0,13 5,84±0,22 5,28±0,44

12 0,69±0,02 1,23±0,02 5,62±0,68 5,73±0,28

24 0,70±0,03 1,16±0,04 5,27±0,12 5,39±0,48

Keterangan : Angka dalam tabel rataan dari 3 ulangan, ± standar deviasi. Angka yang diikuti dengan huruf yang berbeda dalam satu baris menunjukkan berbeda nyata (P<0,05) (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata (P<0,01) (huruf besar) dengan uji LSR

Densitas Kamba

Densitas kamba (bulk density) merupakan perbandingan bobot bahan dengan volume yang ditempatinya. Perlakuan suhu blanching dan lama perendaman memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap densitas kamba tepung serta interaksi keduanya menunjukkan bahwa suhu blanching dan lama perendaman memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap densitas kamba tepung.

Indeks Pencoklatan

Pencoklatan merupakan hal yang sering terjadi pada bahan pangan yang tidak diberikan perlakuan awal. Bahan pangan alami biasanya mengalami pencoklatan secara enzimatis yang tidak diinginkan. Salah satu metode untuk mencegah terjadinya pencoklatan pada bahan adalah dengan pemberian perlakuan awal seperti blanching dan perendaman yang bertujuan menurunkan aktivitas enzim polifenol oksidase. Blanching dan perendaman juga dapat mencegah degradasi pigmen antosianin pada ubi jalar ungu sehingga dapat mempertahankan warna selama pengolahan dan penyimpanan. Hasil penelitian menunjukan suhu blanching memberikan pengaruh berbeda nyata (P<0,05) terhadap indeks pencoklatan tepung (Tabel 1). Lama perendaman memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap indeks pencoklatan tepung (Tabel 1). Interaksi antara suhu blanching dan lama perendaman memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap indeks pencoklatan tepung. Hubungan suhu blanching dengan indeks pencoklatan dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu blanching pada perlakuan awal dalam pembuatan tepung ubi jalar ungu memberikan nilai indeks pencoklatan yang semakin rendah. Indeks pencoklatan terendah yang dilihat dari absorbansi bahan terdapat pada perlakuan B3 yaitu 1,16 dari pada perlakuan B1, B2 yang masing-masing yaitu 1,26, 1,22 Penurunan indeks pencoklatan pada tepung dipengaruhi oleh enzim polifenol oksidase yang dapat menyebabkan perubahan warna

Page 19: Prosiding Temu Nasional - Polbangtan Malang

387

tepung menjadi coklat. Semakin tinggi suhu blanching maka akan menyebabkan inaktifasi enzim polifenol oksidase (Naibaho, 2009) sehingga semakin tinggi suhu blanching akan semakin banyak pula enzim polifenol oksidase yang akan rusak. Browning merupakan hasil aktifitas dr enzim polifenol oksidase. (Ali, dkk., 2011).

.

Gambar 1. Hubungan suhu blanching dengan indeks pencoklatan (Error bar: ±

Standar deviasi) Nilai Organoleptik Warna Dan Aroma

Perlakuan suhu blanching dan lama perendaman memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap nilai organoleptik warna dan aroma tepung serta interaksi keduanya memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap nilai organoleptik warna tepung. Pemilihan Perlakuan Terbaik

Pengukuran perlakuan terbaik dilakukan dengan menggunakan metode de Garmo dkk (1984). Berdasarkan beberapa parameter yang dianalisis seperti nilai organoleptik warna, nilai organoleptik aroma, indeks pencoklatan, kadar antosianin, swelling power, baking expansion, daya serap air dan daya serap minyak. Dari analisis yang telah dilakukan diperoleh perlakuan terbaik pada tepung ubi jalar ungu yaitu tepung ubi jalar ungu yang diberikan perlakuan suhu blanching 90°C dan lama perendaman 12 jam. Tepung perlakuan terbaik kemudian dibandingkan dengan tepung ubi jalar ungu kontrol yang tidak diberikan perlakuan blanching dan perendaman dengan menggunakan uji T.

Tabel 4. Perbandingan tepung ubi jalar ungu perlakuan terbaik dengan tepung kontrol

Komposisi Tepung ubi jalar ungu

Uji t 5% Kontrol

Perlakuan terbaik

Densitas kamba (g/ml) 0,67±0,01 0,69±0,02 tn

Indeks pencoklatan 1,31±0,16 1,23±0,02 tn

Organoleptik warna 6,17±0,47 5,62±0,68 tn

Organoleptik aroma 5,07±0,31 5,73±0,28 *

Densitas Kamba

Densitas kamba pada tepung ubi jalar ungu kontrol dan tepung ubi jalar ungu perlakuan terbaik masing-masing yaitu 0,67 g/ml dan 0,69 g/ml. hasil uji t menunjukan nilai densitas kamba pada kedua tepung berbeda tidak nyata. Densitas kamba merupakan masa partikel yang menempati volume tertentu. Densitas kamba yang semakin tinggi menunjukkan bahwa produk semakin padat.

1,22a, A

1,17b,B 1,16c,C

ŷ = -0,003B + 1,467 r = -0,911

1,10

1,15

1,20

1,25

1,30

1,35

60 70 80 90

Suhu Blanching (B, Celcius)

Ind

eks

Pen

cokl

atan

0,00

Page 20: Prosiding Temu Nasional - Polbangtan Malang

388

Suatu produk dikatakan kamba apabila memiliki densitas kamba yang kecil, dapat dikatakan bahwa produk tersebut memiliki volume yang besar namun berat bahannya ringan (Rohmah, 2012). Bahan yang diberikan perlakuan blanching dan perendaman memiliki densitas kamba yang lebih tinggi dari pada tepung yang tanpa diberikan perlakuan blanching. Hal ini berhubungan dengan kadar air pada bahan. Air terikat memiliki densitas kamba yang lebih tinggi dibandingkan dengan air bebas. Penurunan air bebas pada saat pengeringan menyebabkan air terikat dalam produk semakin meningkat sehingga menyebabkan peningkatan densitas kamba (Syamsir dan Honestin, 2009). Indeks Pencoklatan

Indeks pencoklatan pada tepung ubi jalar ungu kontrol dan perlakuan terbaik masing-masing 1,31 dan 1,23. Hasil uji t menunjukan nilai indeks pencoklatan pada kedua tepung berbeda tidak nyata. Penurunan indeks pencoklatan pada tepung dipengaruhi oleh enzim polifenol oksidase yang dapat menyebabkan perubahan warna tepung menjadi coklat. Semakin tinggi suhu blanching maka akan menyebabkan inaktifasi enzim polifenol oksidase (Naibaho, 2009).

Nilai Organoleptik Warna Dan Aroma

Nilai organoleptik warna perlaku antara tepung kontrol juga berbeda tidak nyata dengan tepung perlakuan terbaik. Meskipun nilai organoleptik warna pada tepung perlakuan terbaik sedikit lebih rendah dari pada tepung kontrol masing-masing 6,17 dan 5,62. Hal ini disebabkan karena tepung ubi jalar kontrol mengandung kandungan antosianin yang lebih tinggi dari pada perlakuan terbaik. Kerusakan pigmen antosianin dapat menurunkan intensitas warna pada tepung ubi jalar ungu (Oktavianti dan Putri, 2015).

Nilai organoleptik aroma antara tepung kontrol dan tepung perlakuan terbaik berdasarkan uji t memiliki perbedaan yang nyata dimna tepung ubi jalar perlakuan terbaik memiliki nilai organoleptik aroma yang lebih tinggi dibandingkan kontrol masing-masing 5,73 dan 5,07. Hal ini dikarenakan perlakuan blanching dapat menghilangkan aroma khas pada bahan, sehingga memberikan aroma yang segar dan lebih disukai karena selama pengolahan dapat mengurangi aroma dan flavor tepung biji nangka (Kusumawati, dkk., 2012).

KESIMPULAN

1. Perlakuan suhu blanching memberikan pengaruh berbeda nyata (P<0,05) terhadap indeks pencoklatan, serta memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap densitas kamba organoleptik warna dan aroma.

2. Lama perendaman memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap indeks pencoklatan, densitas kamba, organoleptik warna dan aroma Interaksi antara perlakuan suhu blanching dan lama perendaman memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap densitas kamba, indeks pencoklatan, organoleptik warna dan aroma.

3. Hasil pengujian tepung yang dihasilkan dari perlakuan terbaik dibandingkan dengan tepung kontrol menunjukan perbedaan yang tidak nyata pada nilai densitas kamba, indeks pencoklatan dan organoleptik warna.

DAFTAR PUSTAKA Ali, H. S., Ramadan, M. T., Ragab, G. H., Kamil, M. M., dan Eissa. H. A. 2011. Optimizing Browning

Capacity of Eggplant Rings during Storage before Frying. Jurnal of America Science. 7 (6) : 579-592

Page 21: Prosiding Temu Nasional - Polbangtan Malang

389

AOAC. 1995. Official Methods of Analysis of The Association of Official Analytical Chemists. Washington : AOAC.

Anderson, R. A. 1982. Water absorption and solubility and amylograph characteristics on roll-cooked small grain products. Cereal chemistry. 59 : 265-269.

De Garmo, E. D., Sullivan, W. G., dan Canada, J. R. 1984. Engineering Economics. Mc Millan Publishing Company, New York.

Demiate, I. M., Dupuy, N., Huvenne, J. P., Cereda, M. P., dan Wosiacki, G. 2000. Relationship between behaviour of modified cassava starches and starch chemical structure determined by FTIR spectroscopy. Carbohydrate Polymer. 42 : 149-158.

Giusti, M. M., dan Wrolstad. 2000. Characterization and Measurement of Anthocyanins by UV-Visible Spectrocopy. Jhon Wiley and Sons, Inc, www.does.org/masterili/facsample.htm (akses 2016).

Kusumawati, D. D., Amanto, B. S., dan Muhammad, D. R. A. 2012. Pengaruh perlakuan pendahuluan dan suhu pengeringan terhadap sifat fisik, kimia dan sensori tepung biji nangka (Artocarpus heterophyllus). Jurnal Teknologi Pangan. 1 (1) : 41-48.

Leach, H. W., McCowan, L. D., dan Schoch, T. J. 1959. Structure of the starch granules. In : Swelling power and solubility patterns of different starches. Cereal Chemistry. 36 : 534-544.

Naibaho, N. M., Syahrumsyah, H., dan Suprapto, H. 2009. Studi waktu dan metode blanching terhadap sifat fisiko-kimia tepung talas belitung (Xanthosoma sagittifolium) flour Jurnal Teknologi Pertanian. 4 (2) : 69-74. ISSN 1858-2419.

Okaka, J. C. dan Potter, N. N. 1977. Controling stroge and properties of cospea-wheat flour blends in bread in making. J. Food science 42 : 828-833.

Oktavianti, V. C dan Putri, W. D. R. 2015. Pengaruh modifikasi fisik annealing terhadap mutu tepung ubi jalar ungu varietas ayamurasaki. Jurnal Pangan dan Agroindustri. 3 (2) : 551-559.

Rohmah, M. 2012. Karakteristik sifat fisikokimia tepung dan pati pisang kapas (Musa comiculata). Jurnal Teknologi Pertanian. 8(1) : 20-24.

Sathe, S. K. dan Salunke, D. K. 1981. Isolation, Partial Characterization and Modification of the Great Nothern Bean (Phaseolus vulgaricus L.). Journal of Food sci. 46:617-621.

Soekarno, E. 1985. Penilaian Organoleptik untuk Pangan dan Hasil Pertanian. Bhratara Karya Aksara, Jakarta.

Syamsir, E dan Honestin, T. 2009. Karakteristik fisiko-kimia tepung ubi jalar (Ipomea batatas) varietas sukuh dengan variasi proses penepungan. J. Teknol. dan Industri Pangan. 20 (2) : 91-96.

Youn, K. S, dan Choi, Y. H. 1996. Drying characteristic of osmotically pretreted carrot. Korean Journal of Food Science and Technology, 2 (8) : 11-28

Woolfe, J. A. 1992. Sweet Potato-Past and Present. In : J. A. Woolfe, Ed., Sweet Potato : An Untapped Food Resource, cambridge university press, cambridge. Pp. 15-40.

Page 22: Prosiding Temu Nasional - Polbangtan Malang

390

Page 23: Prosiding Temu Nasional - Polbangtan Malang

715

Lampiran 1. Susunan Panitia

TEMU NASIONAL INOVASI PENGELOLAAN, PEMANFAATAN DAN FESTIVAL

SUMBERDAYA GENETIK LOKAL

Waktu : 7–8 November 2017 Tempat : BPTP Balitbangtan Jawa Timur

PENANGGUNG JAWAB : Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

PENGARAH Ketua : Dr. Chendy Tafakresnanto Anggota : Prof.Dr. Suyamto Prof.Dr. Nuhfil Hanani (UB) Prof.Dr. Moh. Cholil Mahfud PELAKSANA Ketua : Saiful Hosni, SP Wakil Ketua I : Dr. Damanhuri (UB) Wakil Ketua II : Ir. Handoko, MSc Sekretaris : Ahmad Mualif Abdurrahman, SP., MSc Wakil Sekretaris I : Dra. Endang Wiedajati Wakil Sekretaris II : EW Rinasari Wakil Sekretaris III : Prayitno Surip, STI Bendahara : Thohir Zubaidi, APi Anggota : Andi Sugianto (Universitas Brawijaya)

Ir. Bambang Pikukuh Rika Asnita, SP., Msi Fatimah, SP S.R.M. Nonot Widarsa

Seksi Persidangan : Dr. Andi Sugianto (UB) Abu Zainal Zakariya, SP., MSc Ir. Amik Krismawati Ir. Sri Lestari, MS (UB) Nurul Istiqomah, SP Ratih Kusuma Ndaru, SP DrH. Winda Syafitri L. Restu Bayu Nuarie, SP

Seksi Perlengkapan : Ir. Bambang Pikukuh Ahmad Kusaeri, dkk. R.M. Nonot Widarsa, dkk.

Seksi Promosi/sponsor, publikasi dan dokumentasi

: Rika Asnita, SP., Msi Ir. Tini Siniati Ir. Nasimun Untung S. Ricardo Indra Bagus Raharjo, SP., MSc. Muslich Purwoko Djoko Siswanto

Page 24: Prosiding Temu Nasional - Polbangtan Malang

716

Seksi Penyiapan Lapang : Fatimah, SP Abu, SP Bonimin Nur Arifin

Seksi Pameran : R.M. Nonot Widarsa Abu, SP

Seksi Festival : Sri Antarlina Nurul Istiqomah

Seksi Pelatihan : Abu Zainal Zakariyah Indra Kusuma

Seksi Konsumsi : Sri Zunaini Saadah, SP Indriana, SP Sri Harwanti, Api Rini Yogi Astuti, SP

Editor : Dr. Sudarmadi Purnomo (BPTP Jatim) Prof. Dr. Nuhfil Hanani (UB) Prof.Dr. Moh. Cholil Mahfud (BPTP Jatim) Dr.Ir. Chendy Tafakresnanto, MS.

Reviewer : Saiful Hosni, SP Citra Indra Permatasari, M.Sc. Ahmad Mualif Abdurrahman, SP., MSc Abu Zainal Zakariya, SP., MSc

Page 25: Prosiding Temu Nasional - Polbangtan Malang

717

Lampiran 2. Daftar Peserta

No. Nama Peserta Alamat/Instansi

1. Afrilia Tri Widyawati Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kaltim

2. Rr. Ernawati Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung

3. Sudarmadi Purnama Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jatim

4. Morina Pasaribu Balai Pengelola Alih Tekonologi, Badan Litbang Pertanian Bogor

5. Zainal Arifin BPTP Jatim

6. Heri Prabowo Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat Malang

7. Siti Hafsah Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

8. Marthen P. Sirappa BPTP Sulawesi Barat

9. Noeriwan BPTP Jatim

10. Arum Pratiwi Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Malang

11. Indriana Ratna Dewi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jatim

12. Wawan Sulistiono Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara

13. I Putu Agus Hendra Wibawa Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya “Eka Karya” Bali – LIPI

14. Religius Heryanto Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Barat

15. M. Budi Utomo Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Malang

16. Dewi Ratih Ayu Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Malang

17. Luki Amar Hendrawati Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Malang

18. Maintang BPTP Sulawesi Selatan

19. Maintang BPTP Sulawesi Selatan

20. Norry Eka Palupi Balai Penelitian Tanaman Buah Jeruk dan Tanaman Buah Subtropika

21. Amik Krismawati Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jatim

22. Amik Krismawati Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jatim

23. Kartika Budi Utami Sekolat Tinggi Penyuluhan Pertanian Malang

24. Taufik Hidayat Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

25. Baswarsiati Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jatim

26. Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

27. Yeyen Prestyaning Wanita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta

28. Maria Matoetina Suprijono1 Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

29. Aidi Noor Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan

30. Utomo Bimo Bekti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta

31. Retno Dwi Wahyuningrum Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta

32. Parnidi Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat

33. Sulistya T.A, Loka Penelitian Sapi Potong, Jl. Pahlawan No 2. Grati – Jawa Timur

34. Kusmea Dinata Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

35. Agum Sumawijaya Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon,

36. Yastutik Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Malang

37. Vita Purnamasari Program Studi Biologi, FMIPA, Universitas Cenderawasih, Kampus Baru UNCEN, Jayapura

38. Supriyadi Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat

39. Pita Sudrajad Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah

40. Subiharta Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah

41. Subiharta Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah

42. Triasih. U Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika Batu

43. Baiq Dina Mariana Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika Batu

44. Marry Selvawajayanti Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika Batu

45. Sri Sudarwati Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah

46. Iswati Staf Laboratorium Reproduksi dan Kesehatan Hewan STPP Malang

Page 26: Prosiding Temu Nasional - Polbangtan Malang

718

No. Nama Peserta Alamat/Instansi

47. Utomo Bimo Bekti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta

48. Retno Dwi Wahyuningrum Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta

49. Andrean Eka Hardana Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya

50. Vi’in Ayu Pertiwi Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

51. Yuana Juwita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan

52. Diding Rachmawati Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jatim

53. Neni Gunaeni Balai Penelitian Tanaman Sayuran

54. Kiagus Abdul Kodir Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan

55. Setyo Budi Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian

56. Paramyta Nila Permanasari Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang

57. Ratih Sandrakirana Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jatim

58. Mas Ayu Ambayoen Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang

59. Yeyen Prestyaning Wanita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta

60. Sri Satya Antarlina BPTP Balitbangtan Jawa Timur

61. Agustina D Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika

62. Risma fira suneth Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

63. Indra Heru Hendaru Balai Pengkajian Teknologi Petanian Jawa Barat

64. Sumarmiyati BPTP Balitbangtan Kalimantan Timur

65. Irma Susanti Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian

66. A.A. Widodo Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jatim

67. Lailatul I Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jatim

68. Ericha Nurvia A Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jatim

69. Budi Setyono Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta

70. Hano Hanafi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta

71. Jangkung Handoyo Mulyo Departeman Sosial Ekonomi Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Bulaksumur Yogyakarta

72. Wawan Banu Prasetyo Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur

73. F. R. Abadi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur

74. Farid. R. Abadi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur

75. Qothrunnada Rawdhah Mahasiswa Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Malang

76. Nurdeana Cahyaningrum Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta

77. Eli Korlina Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jatim

78. Eli Korlina Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jatim

79. Rahmatullaila Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Nusa Tenggara Barat (NTB)

80. Ita Yustina BPTP Jatim

81. Siti Mutmaidah Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

82. T. Sugianti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTB

83. Riza Ulil Fitria Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jatim

84. Dahliatul Qosimah Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Brawijaya

85. Mochamat Nurhadi Alamat: Jl. Pisangcandi 16 Malang 085704051840

86. Moh. Saer Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jatim

87. Titin Sugianti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Barat

88. Donald Sihombing Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jatim

89. Wahyu Handayati Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jatim

90. PER. Prahardini Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jatim

91. Sugiono Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jatim

92. Sugiono Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jatim

93. Budiono Balai Besar Pelatihan Pertanian Binuang

94. Saiku Rokhim Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

95. Winda Syafitri Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jatim

Page 27: Prosiding Temu Nasional - Polbangtan Malang

719

No. Nama Peserta Alamat/Instansi

96. Nurdeana Cahyaningrum Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta

97. I Gusti Komang Dana Arsana Balai Pengkajian Teknologi Pertanian-Bali

98. I Gusti Komang Dana Arsana Balai Pengkajian Teknologi Pertanian-Bali

99. Abu Zaenal Zakariya Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jatim

100. Hendrik Prayitno Kawasan Wonorejo Terpadu Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang

101. Nurul Istiqomah Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jatim

102. Nurul Istiqomah Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jatim

103. Adinata Y Loka Penelitian Sapi Potong Grati-Pasuruan

104. Wiwit Rahajeng Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

105. Ratri Tri Hapsari Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi, Malang

106. Endang Wisnu Wiranti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta

107. Kristamtini Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta

108. Rika Asnita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jatim

109. Handoko Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jatim

110. Wiwik Heny Winarsih Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Timur

111. Fitrahtunnisa Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nusa Tenggara Barat

112. Agus subekti -

113. Dahlan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo

114. Prof cholil Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jatim

115. Aniswatul Khamidah Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jatim