19
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses sosialisasi adalah proses membimbing individu ke dalam dunia sosial. Sosialisasi ialah hubungan interaktif yang dengannya seseorang mempelajari keperluan-keperluan sosial dan kultural yang menjadikan seseorang sebagai anggota masyarakat. Pendapat dua ahli tersebut sama-sama menyatakan bahwa sosialisasi merupakan proses individu menjadi anggota masyarakat. Secara nyata pengaruh tersebut berada pada diri guru yang bertanggungjawab terhadap pengembangan kurikulum dan pada siswa yang menjalani kurikulum. Dengan perkataan lain, pengaruh tersebut berada pada tataran yang tak boleh diabaikan sama sekali di mana studi kurikulum memperlihatkan kerentanan, dan kemungkinan besar kurikulum berubah atau bahkan berbeda sama sekali dengan apa yang telah direncanakan dan diputuskan Oleh karena itu, keragaman sosial, budaya, ekonomi, dan aspirasi politik harus menjadi faktor yang diperhitungkan dan dipertimbangkan dalam penentuan filsafat, teori, visi, pengembangan i

Proses Sosialisasi dan Pembinaan Kurikulum

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Makalah

Citation preview

Page 1: Proses Sosialisasi dan Pembinaan Kurikulum

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses sosialisasi adalah proses membimbing individu ke dalam dunia

sosial. Sosialisasi ialah hubungan interaktif yang dengannya seseorang

mempelajari keperluan-keperluan sosial dan kultural yang menjadikan

seseorang sebagai anggota masyarakat. Pendapat dua ahli tersebut sama-sama

menyatakan bahwa sosialisasi merupakan proses individu menjadi anggota

masyarakat.

Secara nyata pengaruh tersebut berada pada diri guru yang

bertanggungjawab terhadap pengembangan kurikulum dan pada siswa yang

menjalani kurikulum. Dengan perkataan lain, pengaruh tersebut berada pada

tataran yang tak boleh diabaikan sama sekali di mana studi kurikulum

memperlihatkan kerentanan, dan kemungkinan besar kurikulum berubah atau

bahkan berbeda sama sekali dengan apa yang telah direncanakan dan

diputuskan

Oleh karena itu, keragaman sosial, budaya, ekonomi, dan aspirasi

politik harus menjadi faktor yang diperhitungkan dan dipertimbangkan dalam

penentuan filsafat, teori, visi, pengembangan dokumen, sosialisasi kurikulum,

dan pembinaan kurikulum.

B. Tujuan Penulisan

1. Untuk memenuhi salah satu tugas pada Mata Kuliah Pengembangan

Kurikulum Pada Jurusan PAI, STIT YAPTIP Kampus II Ujung Gading.

2. Untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai teori-teori yang berhubungan

dengan proses sosialisasi dan pembinaan kurikulum

i

Page 2: Proses Sosialisasi dan Pembinaan Kurikulum

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sosialisasi Kurikulum

Pengembangan kurikulum merupakan sesuatu hal yang dapat terjadi

kapan saja sesuai dengan kebutuhan. Pesatnya perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi serta perubahan yang terjadi dalam kehidupan

bermasyarakat dan berbangsa merupakan hal-hal yang harus segera ditanggapi

dan dipertimbangkan pada pengembangn kurikulum pada setiap

jenjangpendidikan. Munculnya peraturan perundang-undangan yang baru telah

membawa implikasi terhadap paradigma baru dalam proses pengembangan

kurikulum. Kondisi masa sekarang dan kecenderungan yang akan terjadi pada

masa yang akan datang memerlukan persiapan dari generasi muda dan peserta

didik yang memiliki kompetensi multidimensional. Mengacu pada hal-hal

tersebut, pengembangan kurikulum harus mampu mengantisipasi segala

persoalan yang dihadapi masa sekarang dan masa yang akan datang.

Proses pembelajaran yang baik dapat dilakukan oleh siswa baik

didalam maupun diluar kelas, dan dengan karakteristik yang dimiliki oleh

siswa diharapkan mereka mampu berinteraksi dan bersosialisasi dengan

teman- temannya secara baik dan bijak.

Masyarakat dewasa ini senantiasa berubah dan terus menerus akan

berubah. Masyarakat kita sekarang jauh berlainan daripada masyarakat nenek

moyang kita dan berlainan pula dengan masyarakat yang dihadapi oleh anak

cucu kita besok. Segala perubahan itu sedikit banyak mempengaruhi cara

hidup dan cara berpikir manusia. Pada prinsipnya masyarakat selalu dinamai

dan senantiasa akan berubah. Dehingga Kurikulum harus disesuaikan dengan

gerak-gerak dan perubahan masyarakat. Isi kurikulum harus senantiasa dapat

berubah sesuai dengan perkembangan masyarakat. Bentuk kurikulum harus

fleksibel, yakni dapat terbuka terbuka kesempatan untuk memberikan bahan

pelajaran yang penting yang perlu bagi murid-murid pada saat dan tempat

tertentu. Hanya dengan jalan demikian sekolah dapat memberikan pendidikan

i

Page 3: Proses Sosialisasi dan Pembinaan Kurikulum

yang fungsional , sehinnga anak-anak benar-benar dipersiapkan untuk

menghadapi masalah-masalah di dalam masyarakat tempat dia hidup.

Kurikulum adalah sesuatu yang direncanakan sebagai pegangan guna

mencapai tujuan pendidikan. Apa yang direncanakan biasanya bersifat idea,

suatu cita-cita tentang manusia atau warga negara yang akan dibentuk.

Kurikulum ini lazim mengandung harapan-harapan yang sering berbunyi

muluk-muluk.

Suatu kurikulum pada prinsipnya mencerminkan keinginan, cita-cita

dan kebutuhan masyarakat. Dalam kaitannya dengan asas sosiologi, dalam

mengambil keputusan tentang kurikulum para pengembang kurikulum

hendaknya merujuk pada lingkungan atau dunia dimana mereka tinggal,

merespon terhadap berbagai kebutuhan yang dilontarkan atau diusulkan oleh

beragam golongan dalam masyarakat. Sangat banyak kebutuhan masyarakat

yang harus dipilah-pilah, disaring dan diseleksi agar menjadi suatu keputusan

dalam pengembangan kurikulum. Asas sosiologi ini, berkenaan dengan

penyampaian kebudayaan, proses sosialisasi individu, dan rekonstruksi

masyarakat.  Landasan social budaya, tidak semata – mata hanya digunakan

dalam pengembangan kurikulum dalam tingkat nasional, melainkan juga bagi

guru dalam pembinaan kurikulum tingkat sekolah, atau bahkan tingkat

pengajaran.

Sistem sosialisasi kurikulum dengan cara berantai dilakukan terhadap

pendekatan pengembangan kurikulum yang menganut sistam sentralisasi atau

terpusat, di mana kurikulum dikembangkan dan diputuskan oleh tingkat pusat,

dalam hal ini Pusat Badan penelitian dan Pengembangan. Dengan adanya

kebijakan otonomi daerah dan otonomi atau desentralisasi pendidikan maka

biasa saja pada saatnya nanti sosialisasi kurikulum itu lebih banyak dilakukan

di daerah masing – masing.

Dalam proses sosialisasi kurikulum, pada dasarnya yang terpenting

adalah bagaimana kurikulum itu dapat dipahami oleh kepala sekolah dan guru

selengkap dan sejelas mungkin sebab kepala sekolah dan guru merupakan

i

Page 4: Proses Sosialisasi dan Pembinaan Kurikulum

pelaksana kurikulum pada tingkat yang paling dasar, mereka ada di garis

depan, yang menentukan berhasil tidaknya kurikulum itu dilaksanakan.

Dalam kenyataan lain, sebenarnya pihak masyarakat dan orang tua

juga berhak mengetahui menenai tujuan dan isi kurikulum yang diajarkan

kepada putra – putrinya di sekolah. Karena tanggung jawab pendidikan bukan

hanya diemban oleh pemerintah saja dalam hal ini sekolah, namun juga

menjadi tugas dan tanggung jawab masyarakat dan keluarga/orang tua

sehingga dengan demikain, kurikulum ini pun perlu juga disosialisasikan

kepada masyarakat dan orang tua agar mereka pun turut membantu

memberikan dukungan dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan kurikulum.1

Proses sosialisasi ini tampaknya seperti sesuatu yang sederhana terapi

pengalaman menunjukkan bahwa apa yang ingin dicapai suatu lembaga

pendidikan melalui kurikulum sering tidak dipahami oleh para pelaksana

(kepala sekolah dan terutama guru). Kenyataan ini terjadi karena para

pelaksana sering atau tidak pernah mendapatkan informasi mengenai apa yang

diinginkan lembaga, atau memiliki pandangan lain yang tidak sesuai dengan

keinginan lembaga.

Proses sosialisasi kurikulum biasanya dikelola melalui pertemuan –

pertemuan antara pengambil kebijakan pendidikan dengan para pengembang

dan pelaksana kurikulum. Pertemuan tersebut dirancang dengan tujuan agar

para pelaksana memahami ide baru kurikulum, bersikap positif terhadap ide

itu dan mau mengubah pandangan lamanya dengan ide baru. Secara formal,

teknik yang sering digunakan dalam sosialisasi kurikulum pada umumnya

dalam bentuk kegiatan penataran, baik tatap muka maupun jarak jauh, namun

ada juga dalam bentuk brosur, buku petunjuk, dan surat edaran.

1 Ibid. h. 263

i

Page 5: Proses Sosialisasi dan Pembinaan Kurikulum

Adapun materi yang dijadikan bahan sosialisasi kurikulum,

diantaranya menyangkut hal – hal sebagai berikut.

1. Landasan kurikulum yang biasanya berisi kebijakan – kebijakan yang

berkaitan erat dengan penerapan kurikulum pada lembaga – lembaga

pendidikan, seperti Undang – undang Sistem Pendidikan, peraturan –

peraturan pemerintah, dan keputusan – keputusan menteri.

2. Tujuan yang diharapkan dapat disapai setelah para siswa menyelesaikan

pendidikannya di sekolah. Hal ini penting disosialisasikan karena

pendidikan kita sangat berorientasi pada tujuan, jika tujuan tidak tercapai

maka pendidikan dan kurikulum tersebut dapat dikatakan mengalami

kegagalan. Di samping itu, tujuan iini pun menjadi indikator utama dalam

menentukan tingkat keberhasilan dan efektivitas pendidikan dan

kurikulum sekolah. Selain itu, hal yang perlu disosialisasikan mengenai

tujuan ini termasuk juga istilah – istilah yang digunakan.

3. Sifat dan pola yang digunakan dalam kurikulum sekolah dasar. Kurikulum

sekolah itu ada yang sifatnya uniformitas dalam arti mengutamakan

keseragaman untuk semua sekolah dasar dimanapun berada, ada juga yang

besifat difersitas yang menghargai keberagaman atau perbedaan –

perbedaan yang dimiliki masing – masing daerah/sekolah.

4. Penjabaran dan proporsi materi kurikulum sekolah.

5. Struktur program yang menyangkut berapa bidang studi atau mata

pelajaran yang harus diajarkan di sekolah dasar, berapa jam pelajaran, dan

hari efektif pembelajaran di sekolah, termasuk system pembagian waktu

belajar, apakah menggunakan system semester atau caturwulan hal

itu  semua menjadi bagian dalam proses sosialisasi kurikulum sekolah.

6. Kegiatan kurikuler, seperti kegiatan intrakurikuler, kokurikuler dan

ekstrakurikuler.

7. Perangkat kurikulum, seperti landasan pengembang program, rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan pedoman – pedoman yang

digunakan, seperti pedoman umum, pedoman kegiatan pembelajaran,

pedoman layanan bimbingan dan konseling, pedoman administrasi dan

i

Page 6: Proses Sosialisasi dan Pembinaan Kurikulum

supervise, pedoman evaluasi, termasuk teknik – teknik penghitungan nilai

rapor, serta criteria kenaikan kelas dan tamat belajar.

8. Administrasi kurikulum, seperti istilah program tahunan, program

semester, satuan pelajaran atau persiapan mengajar, dan sebagainya.

9. Hari belajar dan libur sekolah, misalnya jumlah minggu yang

dipergunakan untuk menyajikan isi kurikulum, hari – hari libur dalam satu

tahu ajaran, seperti libur semester, libur awal puasa dan idul fitri, dan hari

libur nasional2

B. Pembinaan Kurikulum

Pembinaan ini penting mengingat dalam pelaksanaan kurikulum tidak

mustahil dihadapkan dengan sejumlah kendala yang mengakibatkan apa yang

dilaksanakan secara nyata tidak sesuai dengan apa yang seharusnya. Artinya

terdapat kesenjangan antara yang dilaksanakan dengan konsep idealnya.

Dengan demikian tujuan pembinaan kurikulum adalah meniadakan/

memperkecil kesenjangan antara kurikulum potensial dengan kurikulum

aktual.3

Pengembangan kurikulum merupakan bagian yang sangat esensial

dalam keseluruhan kegiatan pendidikan. Sebenarnya, kurikulum untuk suatu

lembaga pendidikan tertentu pada umumnya sudah ada, artinya telah disusun

sebelumnya oleh para perencana kurikulum (curriculum planner). Biasanya,

tugas para pelaksana kurikulum (guru), yaitu melaksanakan, membina, dan

dalam batas – batas tertentu mengembangkannya. Melaksanakan kurikulum

itu maksudnya adalah mentransformasikan program pendidikan kepada

peserta didik dalam proses pembelajaran. Membina kurikulum dimaksudkan

menjaga dan mempertahankan agar pelaksanaan kurikulum sesuai dengan

ketentuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum ideal/potensial atau dengan

kata lain mengupayakan kesesuaian kurikulum aktual dengan kurikulum

2 Muhammad Ali, Pengembangan Kurikulum di Sekolah, (Bandung : Sinar Baru Algesindo, 2008), h. 243

3 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2009), h. 95

i

Page 7: Proses Sosialisasi dan Pembinaan Kurikulum

potensial sehingga tidak terjadi kesenjangan. Adapun pengembangan

kurikulum adalah tahap lanjutan dari kegiatan pembinaan kurikulum, yaitu

upaya meningkatkan dalam bentuk nilai tambah dari apa yang telah

dilaksanakan sesuai dengan kurikulum potensial. Upaya ini bisa dilakukan

apabila diadakan penilaian terhadap apa yang telah dilaksanakan. Dengan

melakukan penilaian dapat diketahui kekurangan dalam pelaksanaan dan

pembinaan kurikulum yang sedapat mungkin diatasi, dicarikan upaya lain

yang lebih baik, sehingga diperoleh hasil yang lebih optimal.

Secara sederhana, pembinaan kurikulum ini merupakan suatu upaya

yang dilakukan oleh staf sekolah (kepala sekolah dan guru) untuk menjaga dan

mempertahankan agar kurikulum tetap berjalan sebagaimana seharusnya.

Dengan demikian, pembinaan kurikulum tidak lain mengusahakan agar

pelaksanaan kurikulum sesuai dengan program dan ketentuan yang telah

ditetapkan (kurikulum ideal/potensial). Upaya pembinaan ini menjadi penting

mengingat dalam pelaksanaan kurikulum tidak mustahil dihadapkan dengan

sejumlah kendala yang mengakibatkan apa yang dilaksanakan secara nyata

tidak sesuai dengan apa yang seharusnya, artinya ada kesenjangan antara yang

dilaksanakan dengan yang seharusnya dilaksanakan. Kendala tersebut,

misalnya kemampuan guru, terbatasnya fasilitas belajar, lemahnya

pengelolaan sekolah.

Tujuan pembinaan kurikulum ini adalah diperolehnya pelaksanaan

kurikulum yang mantap, lebih ringkasnya lagi, tujuannya adalah memperkecil

atau meniadakan kesenjangan antara apa yang seharusnya dilaksanakan

(kurikulum ideal) dengan apa yang dapat dilaksanakan (kurikulum aktual).4

4 Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum, (Bandung : Sinar Baru Algesindo, 2008), h. 85-87

i

Page 8: Proses Sosialisasi dan Pembinaan Kurikulum

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sistem sosialisasi kurikulum dengan cara berantai dilakukan terhadap

pendekatan pengembangan kurikulum yang menganut sistam sentralisasi atau

terpusat, di mana kurikulum dikembangkan dan diputuskan oleh tingkat pusat,

dalam hal ini Pusat Badan penelitian dan Pengembangan. Dengan adanya

kebijakan otonomi daerah dan otonomi atau desentralisasi pendidikan maka

biasa saja pada saatnya nanti sosialisasi kurikulum itu lebih banyak dilakukan

di daerah masing – masing

Tujuan pembinaan kurikulum ini adalah diperolehnya pelaksanaan

kurikulum yang mantap, lebih ringkasnya lagi, tujuannya adalah memperkecil

atau meniadakan kesenjangan antara apa yang seharusnya dilaksanakan

(kurikulum ideal) dengan apa yang dapat dilaksanakan (kurikulum aktual).

.

B. Saran

Demikianlah penulisan makalah ini, namun penyajian makalah ini

masih banyak kelemahannya, karena kami masih dalam tahap pembelajaran,

kami selaku penulis menyadari adanya kekurangan dan kesalahan dalam

penyusunan makalah ini, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran

dari teman-teman mahasiswa sekalian demi kesempurnaan isi makalah ini.

i

Page 9: Proses Sosialisasi dan Pembinaan Kurikulum

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Idi, Abdullah, Pengembangan Kurikulum; Teori dan Praktek, Yogyakarta : Arruz Media, 2007

Sanjaya, Wina, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2009

Sudjana, Nana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum, Bandung : Sinar Baru Algesindo, 2008

i

Page 10: Proses Sosialisasi dan Pembinaan Kurikulum

KATA PENGANTAR

Puji sukur kita ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmad dan karunianya kepada kita semua dan dengan rahmad-Nya jualah

pemakalah dapat menyusun makalah ini dengan sedemikian rupa.

Salawat berangkai salam penulis mohon kepada Allah untuk rasulnya

muhammad SAW, semoga dengan adanya uswatun hasanah, makalah ini

bermanfaat bagi kita semua.

Selanjutnya penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada dosen

pembimbing yang telah banyak memberikan sumbangan pemikiran kepada kita

semua dan tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan

mahasiswa yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis sudah membuatnya dengan baik,

namun apabila masih ada kekurangan penulis mengharapkan kritik dan saran guna

kesempurnaan makalah ini

Ujung Gading Juni 2012

Penulis

(Kelompok IX)

i

Page 11: Proses Sosialisasi dan Pembinaan Kurikulum

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................... 1

B. Tujuan Penulisan..................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Sosialisasi Kurikulum.............................................................. 2

B. Pembinaan Kurikulum............................................................. 6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................... 8

B. Saran.......................................................................................... 8

DAFTAR KEPUSTAKAAN

i