Upload
hariyatunnisa-ahmad
View
33
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
B A B I
P E N D A H U L U A N
A. Latar Belakang
Kurikulum adalah sesuatu yang direncanakan sebagai pegangan guna mencapai
tujuan pendidikan. Kurikulum bertujuan membawa peserta didik ke arah yang dicita-
citakan. Kurikulum juga dapat diartikan sebagai sesuatu yang hidup dan berlaku
selama jangka waktu tertentu dan perlu direvisi secara berkala agar sesuai dengan
perkembangan zaman.
Kurikulum yang telah direncanakan dan dikembangkan di suatu sekolah tidak
secara otomatis akan menghasilkan belajar murid yang memuaskan. Kurikulum yang
baik belum tentu menghasilkan belajar murid dan cara mengajar guru yang baik pula
karena setiap murid dan guru mempunyai kemampuan yang berbeda-beda. Kegiatan
belajar yang baik tidak hanya ditentukan oleh materi yang diajarkan tetapi juga
tergantung pada seberapa baik cara menyajikan materi tersebut.
Dalam upaya mencapai tujuan pendidikan, guru banyak mengalami masalah dan
kesulitan. Masalah dan kesulitan yang dialami guru patutlah menjadi sorotan pada
dunia pendidikan. Pencarian cara untuk mengatasinnya menjadi tanggung jawab
pemerintah. Sehingga upaya pemerintah memberikan suatu wadah pembinaan guru
agar mampu mengatasi berbagai masalah yang dihadapi. Pembinaan akan
meningkatkan kualitas maupun kecakapan guru dalam setiap perubahan yang terjadi.
Dari semua pernyataan diatas telah jelas, bahwa pembinaan adalah mutlak
dilaksanakan agar dalam pelaksanaan tugas guru dapat terhindar dan dapat mengatasi
masalah yang dihadapi. Kemampuan guru dalam menyelesaikan masalah secara cepat,
kreatif dan tidak menyimpangdari falsafah negara dan kebijakan pendidikan yang telah
disepakati adalah hal yang diharapkan , untuk itu guru perlu untuk didorong untuk
berani mengambil suatu tindakan dan mampu menyelesaikan masalah yang
dihadapinya. Dengan demikian pembinaan dapat dikurangi dominasinya dan tinggal
pengembangan dan peningkatan kualitas guru.
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diurai diatas maka didapat rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Apa saja gagasan dasar pembinaan kurikulum?
2. Bagaimana cara dan persyaratan pembinaan?
3. Apa saja tugas dan tanggung jawab Pembina?
4. Apa tugas dan tanggung jawab yang dibina?
5. Apa syarat – syarat Pembina?
C. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu untuk menambah wawasan para
pembaca dalam membina pelaksanaan kurikulum disekolah dasar nantinya.
2
B A B II
P E M B A H A S A N
A. Gagasan Dasar Pembinaan Kurikulum
Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, guru banyak mengalami masalah
dan kesulitan. Masalah dan kesulitan yang dialami guru patutlah menjadi sorotan pada
dunia pendidikan. Pencarian cara untuk mengatasinnya menjadi tanggung jawab
pemerintah. Sehingga upaya pemerintah memberikan suatu wadah pembinaan guru
agar mampu mengatasi berbagai masalah yang dihadapi. Pembinaan akan
meningkatkan kualitas maupun kecakapan guru dalam setiap perubahan yang terjadi.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, guru perlu diperkenalkan dengan gagasan dan
pembinaan pelaksanaan kurikulum, yang meliputi :
1. Pengertian dan ruang lingkup pembinaan
Pembinaan kurikulum adalah kegiatan mempertahankan dan menjaga
pelaksanaan kurikulum yang ada dengan maksud untuk mencapai hasil yang lebih
baik. Pembinaan kurikulum adalah menjaga dan mempertahankan agar pelaksanaan
Kurikulum sesuai dengann ketentuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum ideal
atau potensial, dengan kata lain upaya menyesuaikan kurikulum aktual dengan
kurikulum potensial sehingga tidak terjadi kesenjangan.
Pembinaan kurikulum merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh staf
sekolah untuk menjaga dan mempertahankan agar kurikulum tetap berjalan
sebagaimana seharusnya. Pembinaan kurikulum mengusahakan pelaksanaan
kurikulum sesuai program dan ketentuan yang telah di tetapkan. Pembinaan
kurikulum bertujuan agar memperoleh pelaksanaan kurikulum yang mantap, serta
memperkecil atau meniadakan kesenjangan antara kurikulum ideal dengan aktual.
Keberhasilan kurikulum itu sangat tergantung kepada bagaimana kurikulum itu
dilaksanakan atau diimplementasikan.
Seorang guru sangat membutuhkan pembinaan agar guru lebih berkualitas dan
cakap. Ini dikarenakan kurangnya kemampuan seorang guru untuk merumuskan
tujuan program pengajaran. Sehingga berdampak pada penyajian materi, metode
pengajaran, dan hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran di kelas.
3
Dengan demikian, pembinaan kemampuan untuk merencanakan guru dan
pelaksanaan belajar mengajar harus ditingkatkan, baik guru pemula maupun senior.
Pembinaan guru mempunyai 2 dasar yaitu :
a. Pembinaan profesional adalah pembinaan guru yang berkaitan
dengan tugas utama seorang guru (mengajar) yang berkaitan dengan teori
perancangan dan pelaksanaan kurikulum.
b. Pembinaan administrasi adalah pembinaan guru yang berhubungan
dengan administrasian kumpulan tugas profesional guru tentang pengolah
semua hal yang berkaitan dengan pelaksanaan kurikulum.
Kedua pembinaan tersebut merupakan hal yang sangat penting dan tidak dapat
dipisahkan agar pelaksaan pembinaan kurikulum dapat terlaksana secara ideal.
Oleh karena itu, pembina harus menguasai kedua jenis pembinaan ini. Dalam
pembinaan administrative, pemimpin harus menguasai segala sesuatu yang
berhubungan dengan pengelolaan yang menunjang pelaksanaan kurikulum. Dalam
pembinaan akademik, pemimpin harus menguasai segala sesuatu yang berkaitan
dengan teori perancangan dan pelaksanaan kurikulum.
2. Pembinaan administratif dan professional
Seperti telah dijelaskan diatas, ada dua pembinaan yang dapat dilaksanakan,
yaitu pembinaan administrative dan pembinaan akademik/ profesional. Kedua
pembinaan tersebut, dapat mencapai sasaran apabila para pembinanya selalu
berpegang teguh pada patokan, kematangan yang dibina, dan pandangan pembina
terhadap yang dibina. (Mohd. Ansyar;1991,133)
a. Pembinaan administratif
Pembinaan administratif mencakup pembinaan tentang kelengkapan dan
keabsahan dokumen. Misalnya, buku yang berisikan seluruh data peserta didik,
buku kehadiran kepala sekolah dan guru, buku yang berisikan inventaris
sekolah, buku keuangan sekolah, daftar nilai, rencana pelaksanaan kurikulum
dalam satu tahun dan satu caturwulan, persiapan mengajar dalam bentuk satuan
pelajaran dan sebagainya. Pembinaan administratif perlu dilakukan agar
sekolah dapat berjalan secara terencana, teratur dan setiap pelaksana
pendidikan di sekolah (kepala sekolah, guru, kepala perpustakaan, sampai
dengan pesuruh sekolah) dapat mengetahui tugas dan kewajibannya.
4
b. Pembinaan professional
Pembinaan profesional mecakup. pembinaan dalam bidang profesi
kepembinaan dan profesi keguruan. Pemimpin harus menguasai segala sesuatu
yang berkaitan dengan teori perancangan dan pelaksanaan kurikulum.
Seperti yang telah dijelaskan diatas, kedua pembinaan tersebut tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Keduanya saling berhubungan dan saling mendukung.
Guru yang pandai dalam menyampaikan materi kepada anak akan kurang
keprofesionalannya apabila ia tidak bisa mengatur administrasi baik yang
berhubungan dengan kelasnya maupun lingkup yang lebih luas, begitupun
sebaliknya.
Dalam pembinaan administrasi dan akademik banyak yang dapat dilakukan
guru misalnya melalui penataran, seminar, study banding serta rapat-rapat yang
dihadiri guru. Apabila guru memperoleh informasi melalui ceramah atau bacaan,
maka ia akan memperoleh pandangan baru tentang pendidikan. Timbul padanya
kebutuhan dan motivasi untuk menerima perubahan yang menuju ke arah
perbaikan.
Pembinaan professional dapat mencapai sasaran apabila para pembinanya
selalu berpegang pada:
a. Dengan Acuan Patokan, meliputi:
1) Pembinaan administrative dan pembinaan profesionalisme tidak dapat
dipisahkan satu sama lain, karena mempunyai pengaruh yang kuat terhadap
mutu hasil lulusan.
2) Pembinaan dilaksanakan tatap muka dan komunikasi persuasive antara
Pembina dan yang dibina seperti penataran, seminar untuk
meningkatkanpengetahuan dan wawasan guru.
3) Pembinaan lebih mengena pada yang dibina apabila diperlihatkan contoh-
contoh konkretnya.
4) Penataran bukan saja bermaksud membina guru, tetapi juga pemantapan dan
pengembangan pengetahuan guru.
5) Nasihat dan gagasan tidak cukup tetapi perlu contoh konkret atau model
dari gagasan tersebut.
6) Tatap muka merupakan pembinaan yang efektif.
5
b. Dengan Acuan Kematangan
Setiap guru mempunyai masa kematangan masing-masing yang terdiri dari
kematangan psikologis, yaitu memiliki kemauan dalam bekerja dan
kematangan dalam tugas yang relevan, yaitu memiliki kemampuan dalam
bekerja. Tempo kematangan guru ada yang cepat mencapai kematangan karena
bakat dan minatnya dan ada pula yang lambat karena menjadi guru adalah
bukan pilihan hidupnya/terpaksa. Berdasarkan hal tersebut maka dapat
dikelompokkan menjadi :
1) Guru yang berkemauan dan berkemampuan
Guru-guru ini mempunyai kematangan yang lengkap karena mereka
mau dan mampu menjalankan tugasnya. Mereka mempunyai rasa tanggung
jawab dan kemampuan yang dapat diandalkan. Mereka merasa malu kalau
tugasnya belum beres. Mereka mampu bekerja keras dalam menyelesaikan
tugasnya.
2) Guru yang berkemampuan tetapi tidak berkemauan
Guru-guru ini mampu menjalankan tugasnya tetapi tidak mau
menjalankan tugasnya. Mereka membutuhkan motivasi agar mau
memanfaatkan kemampuannya.
3) Guru yang berkemauan tetapi tidak berkemampuan
Guru-guru ini mampu menjalanbkan tugasnya tetapi tidak mampu
melaksanakan apa yang seharusnya dilaksanakannya. Mereka membutuhkan
pengarahan dan petunjuk agar dapat menjalankan tugasnya.
4) Guru yang tidak berkemauan dan tidak berkemampuan
Pembina akan mengalami kesulitan dalam mendorong mereka. Pembina
harus memberikan pengarahan dan petunjuk yang jelas serta dorongan
kemauan yang kuat agar mereka dapat menyelesaikan tugasnya.
c. Dengan Acuan pandangan Pembinaan terhadap yang dibina
Pembinaan yang baik didasarkan pada pola hubungan yang saling
mempengaruhi antara Pembina dan yang dibina, sehingga diharapkan adanya
hubungan yang harmonis antara Pembina dan yang dibina. Untuk memperoleh
hubungan yang harmonis, seyogyanya Pembina mempunyai pandangan
terhadap yang dibina, sebagai berikut:
6
1) Guru mempunyai kemampuan untuk mengembangkan diri, srhingga hanya
memerlukan motivasi untuk mengembangkan potensi guru tersebut.
2) Pembina harus memandang hubungan antara Pembina dengan dengan yang
dibina sebagai hubungan kerabat kerja bukan sebagai atasan dan bawahan
sehingga dapat ditimbulkan dialog yang terbuka.
3) Layanan professional didasarkan pada pandangan yang objektif. Artinya
keadaan yang berhubungan dengan permasalahan proses belajar mengajar
harus diterima sebagaimana adanya, yaitu kenyataan yang terjadi, didengar,
dan dilihat terlepas dari perasaan subjektif atau sentiment pribadi.
3. Organisasi pembinaan pelaksanaan kurikulum
Pembinaan dapat dikembangkan dalam organisasi pembinaan secara vertical
maupun horizontal. Pembinaan vertical adalah pembinaan dari orang yang jabatan
atau kedudukannya lebih tinggi kepada bawahannya. Misalnya pembinaan guru
oleh kepala sekolah, pembinaan kepala sekolah oleh penilik sekolah, dsb.
Sedangkan pembinaan horizontal adalah pembinaan dari seseorang kepada orang
lain yang jabatan atau kedudukannya sama (sederajat), misalnya pembinaan guru
oleh guru lain, pembinaan kepala sekolah oleh kepala sekolah lain, dsb.
Dalam pembinaan terhadap guru tersebut, terlebih dulu harus diketahui
kompetensi guru sebagai partisipan dalam pengembangannya, pengetahuan guru
tentang seluk-beluk kurikulum, bahan pelajaran, proses PMB, psikologi anak,
sosiologi dan sebagainya, selain kompetensi umum seperti kemampuan membuat
perencanaan, kemampuan untuk mencetuskan ide baru, kemampuan
mempertemukan pandangan yang bertentangan dll. Setelah mengetahui kompetensi
khusus maupun umum seorang guru barulah ditentukan langkah pembinaan apa
yang sesuai dengan kekurangan dan masalah yang dihadapi guru.
B. Cara dan Persyaratan Pembinaan
1. Pembinaan di Sekolah
Pembinaan merupakan usaha yang dilakukan secara sadar, sistematis, dan
berkelanjutan untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas profesi serta mutu
kerja Pengawas, Kepala Sekolah, dan Guru. Tujuan pembinaan yakni untuk
meningktkan kemampuan profesional para guru SD dalam meningkatkan mutu
proses dan hasil belajar siswa dengan mendayagunakan segala sumber daya dan
7
potensi yang dimiliki oleh sekolah, tenaga kependidikan dan masyarakat
sekitarnya.
Pengawas, kepala sekolah dan guru harus memiliki kompetensi yang
meyakinkan yaitu Pengetahuan, keterampilan serta penguasaan kurikulum, materi
pelajaran, metode mengajar, tekhnik evaluasi, dan memiliki komitmen terhadap
tugas serta memiliki disiplin yang tinggi
a. Pembinaan Guru oleh Guru
Seperti peserta didik, guru juga merupakan individu yang unik yang
berkembang dengan tempo kecepatan sendiri-sendiri. Ada yang cepat, ada pula
yang lambat. Ada guru yang unggul dalam Mapel tertentu dan kurang di Mapel
yang lain. Guru yang unggul dalam suatu mapel dapat menjadi Pembina bagi
guru lain hal ini harus dikoordinasi oleh kepala sekolah.
Cara pembinaan guru oleh guru:
1) guru menyadari kelebihan dan kekurangan masing-masing sebagai langkah
awal.
2) guru mempunyai pandangan bahwa tidak ada halangan bagi guru untuk
belajar dari teman sejawatnya meskipun usia dan pengalaman mereka
berbeda.
3) kepala sekolah member dorongan kepada semua guru untuk dapat membina
guru lainnya. guru mempunyai minat dan kemauan yang besar untuk
belajar.
b. Pembinaan Guru Oleh Kepala Sekolah
Kepala Sekolah sebagai pimpinan tertingi di dalam suatu sekolah
mempunyai tugas yang kompleks dan dan sangat menentukan maju mundurnya
suatu sekolah. Tugas Kepala Sekolah yang kompleks tersebut, tidak dapat
dirumuskan seluruhnya kedalam suatu prosedur tugas Kepala Sekolah. Namun
terdapat standar minimal yang harus di capai.
Dengan segala kemampun serta pengalaman dan juga tanggung jawabnya,
kepala sekolah dapat dan wajib memberikan pembinaan kepada guru.
Pembinaan terebut akan berhasil apabila: Terjadinya hubungan akrab,
kepala sekolah tidak memeriksa guru, guru merasa tidak diawasi atau di mata-
8
matai dalam mengajar, dapat menjaga kelemahan guru di muka umum kecuali
seijin guru, member saran bermanfaat bagi guru.
Pembinaan yang dapat diberikan kepala sekolah antara lain: Tugas Kepala
Sekolah di dalam membimbing ataupun membina para guru meliputi
menyusun program pengajaran, melaksanakan program pengajaran dan BK,
mengevaluasi hasil belajar, menganalisis hasil evaluasi belajar, dan
melaksanakan program pengayaan dan perbaikan.
c. Pembinaan Guru Oleh Penilik/Pengawas
Penilik sekolah adalah orang yang telah berpengalaman sebagai guru,
sebagai kepala sekolah,serta mempunyai hubungan dan wawasan yang luas. Hal
tersebut dapat dimanfaatkan untuk untuk melaksanakan pembinaan. seorang
pengawas harus memiliki 6 (enam) kompetensi minimal, yaitu kompetensi
kepribadian, supervisi manajerial, supervisi akademik, evaluasi pendidikan,
penelitian dan pengembangan serta kompetensi sosial.
Pembinaan tersebut akan dapat terjalin apabila penilik member kesemptan
pada guru dalam mengemukakan masalah dengan jaln mengunjungi KKG dan
pengamatan interaksi PBM dikelas, penilik memperiapkan bahan konkret
berupa contoh konkret, sikap terbuka penilik terhadap kritik guru.
Pembinaan yang dapat dilakukan oleh pengawas terhadap guru antara
lain:
1) Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap bidang pengembangan
mata pelajaran di sekolah berlandaskan standar isi, standar Supervisi
Manajerial, kompetensi dan kompetensi dasar, dan prinsip-prinsip
pengembangan KTSP.
2) Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/metode/
teknik pembelajaran/bimbingan yang dapat mengembangkan berbagai
potensi siswa melalui bidang pengembangan di mata pelajaran di sekolah.
3) Membimbing guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) untuk tiap bidang pengembangan di mata pelajaran di sekolah.
4) Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran/ bimbingan
(di kelas, laboratorium, dan/atau di lapangan) untuk mengembangkan
potensi siswa pada tiap bidang pengembangan mata pelajaran di sekolah.
9
5) Membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan
menggunakan media pendidikan dan fasilitas pembelajaran/ bimbingan tiap
bidang pengembangan mata pelajaran di sekolah.
6) Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi untuk
pembelajaran/ bimbingan tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata
pelajaran.
Pengawas juga memberikan pembinaan kepada kepala sekolah,
pembinaan itu dapat berupa:
1) Pembinaan kepala sekolah dalam pengelolaan dan administrasi satuan
pendidikan berdasarkan manajemen peningkatan mutu pendidikan di
sekolah.
2) Pembinaan kepala sekolah dan guru dalam melaksanakan bimbingan
konseling di sekolah.
3) Mendorong guru dan kepala sekolah dalam merefleksikan hasil-hasil yang
dicapainya untuk menemukan kelebihan dan kekurangan dalam
melaksanakan tugas pokoknya di sekolah.
Memantau pelaksanaan standar nasional pendidikan dan memanfaatkan
hasil-hasilnya untuk membantu kepala sekolah dalam mempersiapkan
akreditasi sekolah.
2. Pembinaan di Luar Lingkungan Sekolah
a. Kelompok Kerja Guru (KKG)
Kelompok ini berfungsi untuk meningkatkan kemampuan para guru dalam
merencanakan dan melaksanakan penyusunan materi pelajaran, pengadaan,
atau pembuatan alat pelajaran, pengorganisasian materi pelajaran sumber
belajar, kegiatan belajar mengajar, penilaian hasil belajar, pelayanan khusus
bagi murid tertentu, pengaturan berbagai kegiatan seperti diskusi, mencari
alternative penyelesaian berbagai masalah dan penetapan kesamaan berbagai
kegiatan, sebagai tempat melakukan penataran mini.
b. Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS)
Dalam kelompok ini Kepala Sekolah berusaha mencari alternative
pemecahan masalah yang tidak dapat dipecahkan oleh KKG.
c. Kelompok Kerja Penilik Sekolah (KKPS)
10
Dalam kelompok ini, penilik sekolah mengadakan diskusi, tukar menukar
informasi dalam mencari dan menemukan alternative pemecahan masalah yang
dihadapi sekolah serta menentukan langkah yang tepat untuk melakukan
pembinaan.
d. Pusat Kegiatan Guru (PKG)
PKG dijadikan pusat informasi bagi guru, kepala sekolah, dan penilik
sekolah sehingga dapat mengetahui berbagai informasi pembaruan pendidikan
di daerah tertentu. Sama seperti kelompok kegiatan lainnya yang digunakan
sebagai pusat tukar menukar pengalaman dan berbagai hal yang dibutuhkan
dalam proses belajar mengajar.
C. Tugas dan Tanggung Jawab Pembina
Beberapa tugas dan tanggung jawab Pembina, antara lain:
1. Mencari peluang meningkatkan martabat dan harga diri guru
2. Menyusun rencana pembinaan jangka panjang, menempuh dan pendek
3. Kunjungan dan mengamati interaksi belajar
4. Pertemuan dengan KKPS, KKKS, KKG dan PKG
5. Mencari dan menemukan manusia sumber yang dapat membantu guru dan kepala
sekolah
6. Memberi kesempatan guru berpotensi sebagai pembina dalam mata pelajaran
D. Tugas dan Tanggung Jawab yang Dibina
Tugas dan tanggung jawab yang dibina, antara lain:
1. Ikut serta dalam kegiatan pembinaan yang telah direncanakan
2. Bersedia menerima penilik, kepala sekolah dan guru lain saat melakukan tugas
mengajar
3. Tidak keberatan menyampaikan KBM yang dilakukan secara jujur
4. Bersedia menerima kritik
5. Berusaha mencari bahan/materi yang tepat untuk KBM, cara penyajian dan
penilaian
6. Bersedia membantu teman sejawat
7. Bersedia memberi saran – saran perbaikan KBM dan membantu memecahkan
masalah yang dihadapi guru lain
11
E. Syarat-syarat Pembina
Pembinaan yang kondusif sangat mendukung keberhasilan pembinaan profesional
guru. Pembinaan harus memenuhi syarat:
1. Mampu membangkitkan minat dan motivasi guru dalam melaksanakan tugas
profesinya
2. Kreatif menghadapi berbagai macam guru dengan berbagai macam
permasalahannya
3. Peka terhadap situasi dan perubahan zaman
12
B A B III
P E N U T U P
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa :
1. Keragaman kemampuan guru dalam merencanakan kegiatan belajar di SD
menimbulkan masalah tersendiri. Pembinaan kemampuan guru untuk
merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar perlu ditingkatkan,
baik terhadap guru pemula maupun guru yang berpengalaman.
2. Pembinaan professional dapat mencapai sasaran apabila para pembinanya selalu
berpegang pada: acuan patokan, acuan kematangan, acuan pandangan pembinaan
terhadap yang dibina.
3. Struktur organisasi tersebut bukan struktur organisasi yang baku, ini berarti bahwa
setiap Kantor Wilayah dapat membentuk susunan dan personalia sesuai dengan
kondisi dan situasi di daerahnya masing-masing.
4. Pembinaan profesi guru dapat dilakukan dengan berbagai cara dan tempat, seperti:
di dalam lingkungan sekolah dan di luar lingkungan sekolah.
5. Beberapa tugas dan tanggung jawab Pembina, antara lain: mencari peluang
meningkatkan martabat dan harga diri guru, menyusun rencana pembinaan jangka
panjang, menempuh dan pendek, kunjungan dan mengamati interaksi belajar, dll.
6. Tugas dan tanggung jawab yang dibina, antara lain: ikut serta dalam kegiatan
pembinaan yang telah direncanakan, bersedia menerima penilik, kepala sekolah dan
guru lain saat melakukan tugas mengajar, tidak keberatan menyampaikan KBM
yang dilakukan secara jujur, bersedia menerima kritik, dll.
7. Pembinaan yang kondusif sangat mendukung keberhasilan pembinaan profesional
guru. Pembinaan harus memenuhi syarat: mampu membangkitkan minat dan
motivasi guru dalam melaksanakan tugas profesinya, kreatif menghadapi berbagai
macam guru dengan berbagai macam permasalahannya, peka terhadap situasi dan
perubahan zaman.
13
B. Saran
Karena mahasiswa PGSD nantinya akan terjun mengabdi kepada bangsa dan
negara sebagai pendidik di SD, maka mahasiswa PGSD dianjurkan untuk mempelajari
pemahaman tentang pembinaan pelaksanaan kurikulum di SD.
14