Click here to load reader
Upload
karyantoherlambang
View
107
Download
18
Embed Size (px)
Citation preview
1.1. PCM (Pipe Current Mapping)
4.1.1 Dasar Pekerjaan PCM
4.1.1.1
PCM adalah metode inspeksi yang dipergunakan untuk
menentukan integritas coating, dari suatu jaringan pipa bawah
tanah.
4.1.1.2
PCM dipergunakan sebagai pelengkap dari metode inspeksi
intergritas coating yang sudah cukup lama dipergunakan untuk
menginspeksi jaringan pipa bawah tanah, yaitu Direct Current
Voltage Gradient (DCVG).
4.1.1.3
DCVG adalah metode inspeksi integritas coating yang cukup
efektif dan reliable. Namun metode ini memiliki keterbatas ketika
suatu jaringan pipa tertutupi oleh aspal, dan/atau beton.
4.1.1.4
Berdasarkan NACE RP 0502-2002- Pipeline External Corrosion
Direct Assessment methodology, metode inspeksi tidak langsung
untuk jaringan pipa yang tertutup oleh aspal dan/atau beton
haruslah peralatan yang berbasis gelombang elektromagnetik,
karena peralatan seperti ini memiliki akurasi dan tingkat reliable
yang lebih baik. PCM adalah salah satu peralatan inspeksi yang
berbasis gelombang elektromagnetik.
4.1.1.5
Untuk melakukan PCM, diperlukan untuk memasukan arus AC
yang memiliki karakteristik menyerupai arus DC ke pipa yang
akan disurvei. Dengan mengamati distribusi arus disepanjang
pipa yang disurvei dan kemudian mem-plot profil dari distribusi
arus sepanjang pipa, akan sangat mungkin mengetahui lokasi
terjadinya kebocoran arus yang besar yang umumnya terjadi
akibat sorting, ataupun karena coating defect.
4.1.1.6
Transmitter PCM terbilang unik, dapat menghasilkan arus AC 4
Hz, yang sangat cocok untuk menginspkesi distribusi arus pada
pipa didalam tanah, terutama untuk pipa berukuran dibawah 16
inci.
4.1.1. Keuntungan lainnya dari metode inspeksi ini adalah, karena alat
7 ini menyalurkan gelombang AC yang menyerupai karakteristik
DC, yang bilamana alat ini dipasang pada sistem katodik
proteksi yang ada, arus yang dihasilkan oleh PCM transmitter
dapat mencontoh kondisi aktual dari gelombang DC yang
didistribusikan oleh sistem proteksi katodik tersebut; hal ini
membuat PCM dapat mengidentifikasi penyebab dari sistem
proteksi katodik yang tidak normal bilamana terjadi.
4.1.1.8
Namun demikian, PCM memiliki kelemahan, yakni PCM hanya
dapat mengidentifikasi lokasi potensi coating defect. PCM tidak
dapat menentukan besar dari anomali yang terjadi.
Gambar 1. Contoh distribusi arus hasil pembacaan PCM pada pipa dengan kondisi coating
yang bagus
Gambar 2. Contoh distribusi arus hasil pembacaan PCM pada pipa yang memiliki coating
defect
Gambar 3. Contoh tabel distribusi arus PCM pada pipa yang coatingnya bagus.
Gambar 4. Contoh Grafik distribusi PCM pada pipa yang memiliki coating defect.
4.1.2
Prinsip Kerja PCM
4.1.2.1 Safety Toolbox meeting
4.1.2.2 Site preparation: mobilisasi pekerja, alat uji, dan peralatan lainnya
yang dibutuhkan.
4.1.2.3 Identifikasi Sistem proteksi yang diaplikasikan pada jalur pipa yang
akan disurvei, termasuk lokasi T/R, Test Post, lokasi set up
transmitter.
4.1.2.4 Catat keluaran T/R sebelum dan sesudah penyesuaian (untuk ICCP),
dan potensial P/S pada drain point.
4.1.2.5 Lepas koneksi kabel positif dan negatif pada TRU terminal DC
Output.
4.1.2.6 Hubungkan kabel warna putih dari PCM transmitter ke kabel negatif
(pipa), dan kabel hijau dari PCM transmitter ke kabel positif
(groundbed)
4.1.2.7 Apabila sistem proteksi yang ada pada jalur tersebut tidak
dilengkapi dengan ICCP ataupun sistem proteksi yang diaplikasikan
adalah SACP, diperlukan pemasangan temporary groundbed pada
lokasi yang dapat menjangkau jalur pipa tersebut.
4.1.2.8 Pilih frekuensi dan arus yang akan digunakan umumnya 35% 4 Hz
dan 1 Amp cukup namun tergantung panjang jalur pipa dan
resistivitas tanah.
4.1.2.9 Setelah semua koneksi pada PCM transmitter terpasang dengan
benar, dan set up selesai dilakukan, hidupkan PCM reciever.
Lakukan set up pada reciever untuk mencocokkan reciever dengan
transmitter.
4.1.2.10
Mulai survei dengan men-cek besar arus yang di tangkap reciever,
catat setiap data yang didapat.
4.1.2.11
Setelah semua data terkumpul, unduh data ke PC untuk analisa
lebih lanjut.
4.1.2.12
A- Frame dapat dipergunakan untuk menentukan lokasi pasti dari
coating defect.
4.1.2.13
Marking lokasi coating defect yang ditemukan dengan marker
maupun GPS.