24
Pengoperasian sistem distribusi Tolok ukur kinerja pengoperasian Sistem distribusi Mutu listrik Tegangan pelayanan Konsumen TM 5 % - 10 % Konsumen TR maksimum + 5 % dan minimum – 10 %. Frekuensi 1 % dari frekuensi standar 50 Hz

Prosedur Operasi Distribusi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Referensi

Citation preview

Page 1: Prosedur Operasi Distribusi

Pengoperasian sistem distribusi Tolok ukur kinerja pengoperasian Sistem distribusi

Mutu listrik Tegangan pelayanan

Konsumen TM 5 % - 10 %

Konsumen TR maksimum + 5 % dan minimum – 10 %.

Frekuensi

1 % dari frekuensi standar 50 Hz

Page 2: Prosedur Operasi Distribusi

Pengoperasian sistem distribusi Tolok ukur kinerja pengoperasian Sistem distribusi

Keandalan penyaluran tenaga listrik tinggi ( saidi dan saifi )

Keamanan dan keselamatan Biaya pengoperasian efisien Mempertahankan kepuasan pelanggan

Page 3: Prosedur Operasi Distribusi

Organisasi pengoperasian sistem distribusi

Wilayah dan kapasitas yang besar komando pada piket pengatur yang berposisi di Kantor Induk, yang

berkoordinasi dengan area pengatur distribusi yang disebut dengan dispatcher dan unit-unit pemakai beban yang berada di APJ / AJ dan pada tingkat yang paling bawah

Wilayah dan kapasitas yang Kecil Piket pengatur di tingkat cabang, Piket di Gardu Induk dan Unit pemakai

Page 4: Prosedur Operasi Distribusi

Prosedur komunikasi.

Tata-tertib berkomunikasi :1. Fasilitas telekomunikasi operasional hanya digunakan untuk

menyampaikan berita operasional jaringan distribusi.2. Tidak dibenarkan menyampaikan berita yang berbeda diluar

tanggung jawab piket pelaksana / pengatur distribusi.3. Tidak dibenarkan untuk bergurau / berbicara tidak sopan.4. Setiap berita operasional harus ditulis dan diulang

pembacaanya secara detail.5. Penerima berita harus membaca ulang seluruh berita yang

diterima.6. Berita operasional diusahakan disampaikan secara langsung.7. Semua insformasi yang diperlukan baik lisan /tertulis harus

dicatat / direkam.8. Setiap menyampaikan / menerima berita harus menyebut atau

mencatat :• Nama dan indentitas penmgirim / penerima.• Waktu dan tanggal menerima / menyampaikan

insformasi

Page 5: Prosedur Operasi Distribusi

Prosedur Pengoperasian Sistem Distribusi

Jaringan baruJaringan lama yang padam atau

dipadamkan

Page 6: Prosedur Operasi Distribusi

Operasi Sistem

Kegiatan mengatur, membagi, memindahkan, dan menyalurkan tenaga listrik dari gardu induk, gardu distribusi sampai ke konsumen dilakukan oleh beberapa pihak yang dikoordinir oleh Pengatur Distribusi

Alur tugas ditentukan prosedur tetap SOP Pengoperasian .

Operasi pengaturan dibedakan keadaan normal dan keadaan gangguan

Operasi pengaturan berdasarkan konfigurasi dan pola sistem distribusi

Page 7: Prosedur Operasi Distribusi

Pengaturan Operasi JTM di Gardu IndukKeadaan normal

1. Pada pelaksanaan / pengeluaran PMT 150 & 70 kV dilaksanakan oleh Area / Pengatur Beban / Piket Pengawas secara RC ataupun operator GI

2. Area berkonsultasi dengan Area Pengatur Distribusi ( APD ) 3. Pengatur beban memutuskan sendiri4. Piket pengawas konsultasi dengan piket pimpinan5. Posisi normal PMT TM incoming dan trafo TT / TM dalam keadaan masuk.6. Posisi normal PMT feeder TM dalam keadaan masuk.7. APD / piket cabang melakukan pencatatan data operasional secara

langsung atau dari display.8. APD menerima pemberitahuan perubahan keadaan jaringan di GI dari Area

Pengaturam Beban / Piket Pengawas atau melalui printer atau display.9. Pemasukan / pengeluaran feeder TM dilaksanakan oleh Operator GI atas

permintaan APD10. Pemasukan / pengeluaran PMT – TM dari trafo TT / TM dilaksanakan oleh :11. APD bila dilengkapi RC sepengetahuan operator dan konsultasi dengan

area, jika gagal oleh operator12. Operator GI atas permintaan APD13. Operator GI wajib bertanggung jawab untuk segera melaporkan semua

pelaksanaan pengoperasian.

Page 8: Prosedur Operasi Distribusi

Pengaturan Operasi JTM di Gardu IndukKeadaan gangguan

APD menerima pemberitahuan keadaan GI dari area atau dari display

Pengeluaran / pemasukan PMT – TM trafo / incoming dilaksanakan oleh :

APD bila dilengkapi RC, sepengetahuan operator GI dan telah berkonsultasi dengan Area bila gagal oleh operator GI

Operator GI atas permintaan APD

PMT – PMT feeder khusus tidak dikeluarkan pada keadaan gangguan total

Pengeluaran / pemasukan PMT feeder dilaksanakan oleh ; APD bila dilengkapi RC, sepengetahuan operator GI , bila

gagal oelh operator GI Operator GI atas permintaan APD Operator GI wajib bertanggung jawab untuk segera

melaporkan semua pelaksanaan pengoperasian

Page 9: Prosedur Operasi Distribusi

Pengaturan Operasi JTM sistem radialKeadaan Normal

Semua peralatan hubung dalam keadaan masuk.

Koordinasi pengaman PMT, Reclosser dan Sectionalizer, fese Cut Out ( bila ada ) harus benar.

Penampang penghantar perlu diperhitungkan dengan cermat

Page 10: Prosedur Operasi Distribusi

Pengaturan Operasi JTM sistem radialKeadaan Gangguan

Pemadaman pada sebagian jaringan tidak dapat dihindarkan.

PTS atau saklar tiang , Fuse Cut Out , Jumper dapat dipakai untuk sarana melokalisir gangguan.

Penormalan jaringan dilakukan setelah gangguan diperbaiki.

Page 11: Prosedur Operasi Distribusi

Pengaturan Operasi JTM lingkar / loopKeadaan Normal

1. Posisi normal jaringan disususn / ditetapkan berdasarkan :

Beban, Jarak, Kemampuan penghantar, Tingkat urgensipenyaluran dan sebagai saluran cadangan.

1. PMS tiang pada saluran utama dalam keadaan keluar / terbuka.

2. PMS tiang pada saluran percabangan dalam keadaan masuk.

3. APD menerima pemberitahuan perubahanpada jaringan dari operator lapangan PLN APJ / cabang.

4. Pemasukan / pengeluaran PMS / PTS , PMT dan PMS gardu dilaksanakan oleh operator lapangan.

5. Operator lapangan wajib dan bertanggung jawab untuk segera melaporkan pada APD atas pelaksanaan Pengaturan

Page 12: Prosedur Operasi Distribusi

Pengaturan Operasi JTM lingkar / loopKeadaan Gangguan

1. APD menerima pemberitahuan keadaan gangguan Penyulang / feeder dari :

Indikasi keluarnya PMT dan bekerjanya Rele. Indikasi keluarnya secara tetap, dari kondisi

Recloser section / tiang

2. Mengadakan pengusutan gangguan.3. Mengadakan manuver jaringan 4. Penormalan jaringan dilakukan setelah

gangguan diperbaiki

Page 13: Prosedur Operasi Distribusi

Pengaturan Operasi JTM sistem spindel Keadaan Normal

1. Posisi jaringan di GH adalah : PMB / LBS seluruh penyulang / feeder kerja dalam keadaan keluar. PMB / LBS Express Feeder / Penyulang dalam keadaan masuk

2. APD menerima pemberitahuan perubahan keadaan jaringan di GI dari : Operator lapangan Cabang / APJ. Melalui Printer / Disply Dispatcher APD.

3. Pemasukan dan pengeluaran PMB / LBS dilaksanakan oleh : Operator lapangan Cabang / APJ atas permintaan APD. Apabila operator lapangan gagal, maka dlakukan oleh UPD

4. Posisi jaringan di gardu distribusi adalah : PMB / LBS incoming ( kearah GI ) Masuk. PMB / LBS out going (kearah GH) Masuk.

5. Operator lapangan wajib dan bertangung jawab untuk segera melaporkan kepada APD.

Page 14: Prosedur Operasi Distribusi

Pengaturan Operasi JTM sistem spindel Keadaan Gangguan

1. APD menerima pemberitahuan keadaan jaringan dari indikasi keluarnya PMT dan bekerjanya Rele.

2. APD menetapkan Section gangguan pada Penyulang / Feeder, bila dilengkapi teleprocesing.

3. Melokalisir gangguan berdasarkan section yang terganggu.

4. Mengadakan manuver pada jaringan yang tidak terganggu.

5. Mengadakan perbaikan gangguan oleh regu pemeliharaan

6. Penormalan jaringan dilakukan setelah gangguan diperbaiki

Page 15: Prosedur Operasi Distribusi

Manuver jaringan distribusi

Manuver / Manipulasi jaringan adalah serangkaian kegiatan membuat modifikasi terhadap operasi normal dari jaringan akibat adanya gangguan / pekerjaan jaringan sehingga tetap tercapainya kondisi penyaluran tenaga listrik yang maksimal atau dengan kata lain yang lebih sederhana adalah mengurangi dareah pe

Page 16: Prosedur Operasi Distribusi

Manuver jaringan distribusi

Kegiatan yang dilakukan dalam manuver :Memisahkan bagian-bagian jaringan yang

semula terhubung dalam keadaan bertegangan / tidak bertegangan.

Menghubungkan bagian-bagian jaringan yang terpisah menurut keadaan operasi normalnya dalam keadaan bertegangan / tidak bertegangan.

Page 17: Prosedur Operasi Distribusi

Peralatan Manuver pada pada jaringan sistem Radial SUTM

Pole Top Switch ( PTS ) Fuse Cut-Out ( FCO ) atau Cut- Out

( CO ) Pole Top – Load Break Switch ( PT –

LBS Sectionalizer RecloserAutomatic Vacum Switch ( AVS ),

Page 18: Prosedur Operasi Distribusi

Peralatan Manuver pada pada jaringan sistem Lingkar / loop SUTM

Peralatan manuver terletak pada ujung-ujung jaringan yang dapat dioperasikan lingkar, berupa PTS atau PT-L

Page 19: Prosedur Operasi Distribusi

Peralatan Manuver pada pada jaringan sistem Spindel SKTM

Peralatan manuver berupa LBS atau PMT yang berada pada Gardu- Hubung, Gardu-Tengah atau Gardu Distribusi.

Dioperasikan secara manual di lokasi atau secara jarak jauh bila dilengkapi dfengan peraltan kontrol jarak jauh.

Page 20: Prosedur Operasi Distribusi

Persiapan manuver

Mengetahui keadaan operasi normal maupun darurat dari bagian jaringan yang mutakir.

Mengetahu kemampuan seluruh peralatan yang terpasang pada jaringan.

Mengikuti secara kronologis keadaan yang terjadi pada jaringan, manuver-manuver yang berlangsung.

Mengetahui tata cara komunikasi dalam operasi jaringan.

Mempersiapkan perlengkapan manuver :Perlengkapan pengaman.Peralatan kerja, K3 /K2, Alat ukur dan SOP.Sarana transportasi / kendaraan.

Page 21: Prosedur Operasi Distribusi

SOP / prosedur tetap dalam pelaksanaan manuver jaringan.

Manuver secara manual : mengirim petugas ketempat / lapangan.

Manuver dengan control : dilakukan dari GH / gardu Induk.

Manuver dangan control jarak jauh : dilakukan dari pusat control APD yang melayani daerah / area yang cukup luas.

Page 22: Prosedur Operasi Distribusi

Pemadaman

Akibat gangguan pada jaringan sehingga alat proteksi bekerja memutus jaringan.

Gangguan hubung singkat di penghantar. Penghantar jaringan putus. Gangguan pada gardu distribusi. Pelepasan beban.Pemadaman direncanakan. Adanya pekerjaan pemeliharaan jaringan. Adanya pekerjaan perluasan jaringan.

Page 23: Prosedur Operasi Distribusi

OPTIMASI JARING DISTRIBUSI

Optimasi jaring distribusi adalah pengoperasian jaring distribusi yang paling menguntungkan, tetapi masih berada pada sistem yang di tetapkan, yaitu :Daya terpasang tidak berlebihan.Beban tidak terlalu kecil.Rugi tegangan dan daya dalam batas-batas normal.Keandalan sistem distribusi menjadi prioritas.Keamanan terhadap lingkungannya terjaga.Secara ekonomismenguntungkan.

Page 24: Prosedur Operasi Distribusi