72
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU BALITA DI DESA HUTARIMBARU KECAMATAN HUTABARGOT KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2014 Proposal Skripsi Disusun Oleh : Afrah NIM. 13010003P

Proposal Skiripsi Afrah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

df

Citation preview

Page 1: Proposal Skiripsi Afrah

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU BALITA DI DESA HUTARIMBARU KECAMATAN HUTABARGOT

KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2014

Proposal Skripsi

Disusun Oleh :

Afrah NIM. 13010003P

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKes AUFA ROYHANPADANGSIDIMPUAN

2014

Page 2: Proposal Skiripsi Afrah

HALAMAN PENGESAHAN (Proposal)

Proposal penelitian ini telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim penguji Program Studi Ilmu Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aufa Royhan Padangsidimpuan

Padangsidimpuan, 30 Juni 2014

Pembimbing I Pembimbing II

(Rostina Afrida Pohan, SST.M.Si) (Ns.Masrina Munawaroh, S.Kep)

Page 3: Proposal Skiripsi Afrah

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan

rahmat-Nya peneliti dapat menyusun proposal dengan judul “Hubungan

Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Pemanfaatan Posyandu Balita di Desa

Hutarimbaru Kecamatan Hutabargot Kabupaten Mandailing Natal tahun 2014”,

sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana keperawatan di Program Studi

Ilmu Keperawatan STIKes Royhan Padangsidimpuan.

Dalam proses penyusunan proposal ini peneliti banyak mendapat bantuan

dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti

menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi – tingginya

kepada yang terhormat :

1. Drs.H.Guntur Imsaruddin, M.Kes, selaku Ketua STIKes Aufa Soyhanj

Padangsidimpuan.

2. Rostina Afrida Pohan, SST.M.Si, selaku pembimbing I, yang telah

meluangkan waktu untuk membimbing dalam menyelesaikan proposal

ini.

3. Ns.Loly Irma Soviyana, S.Kep, MSN, selaku Ka.Prodi Ilmu

Keperawatan STIKes Aufa Royhan Padangsidimpuan.

4. Ns.Masrina Munawaroh, S.Kep, selaku pembimbing II, yang telah

meluangkan waktu untuk membimbing dalam menyelesaikan proposal

ini.

Page 4: Proposal Skiripsi Afrah

5. Ibu yang mempunyai bayi dan balita yang telah bersedia menjadi

responden dalam penelitian ini.

6. Seluruh dosen Program Studi Imu Keperawatan STIKes Aufa Royhan

Padangsidimpuan.

Kritik dan saran yang bersifat membangun peneliti harapkan guna perbaikan

di masa mendatang. Mudah – mudahan peneliti ini bermanfaat bagi peningkatan

kualitas pelayanan keperawatan. Amin.

Padangsidimpuan, 30 Juni 2014

Peneliti

Afrah

Page 5: Proposal Skiripsi Afrah

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... ii

KATA PENGANTAR ............................................................................... iii

DAFTAR ISI .............................................................................................. v

BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................... 1

1. Latar Belakang ................................................................................ 1

2. Perumusan Masalah ........................................................................ 4

3. Tujuan Penelitian ............................................................................ 5

4. Manfaat Penelitian .......................................................................... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 6

1. Konsep Dasar Pengetahuan ............................................................. 6

2. Konsep Sikap .................................................................................. 10

3. Posyandu Balita ............................................................................... 17

4. Kerangka Konsep ............................................................................ 24

5. Hipotesis .......................................................................................... 24

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 25

1. Desain dan Metodologi Penelitian .................................................. 25

2. Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................... 25

3. Populasi dan Sampel Penelitian ...................................................... 26

4. Alat Pengumpulan Data .................................................................. 27

5. Prosedur Pengumpulan Data ........................................................... 27

6. Defenisi Operasional ....................................................................... 28

7. Pengolahan Data dan Analisa Data ................................................. 29

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 6: Proposal Skiripsi Afrah

BAB 1PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat dilakukan dengan

menerapkan berbagai pendekatan, termasuk didalamnya dengan melibatkan

potensi masyarakat. Langkah tersebut dalam pengembangan sarana Upaya

Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM). UKBM diantaranya terdiri dari

Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Pos Kesehatan Desa (Poskesde), Tanaman

Obat Keluarga (Toga), dan Pos Obat Desa (POD). Posyandu merupakan salah

satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang

dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam

penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan

member kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan

dasar, utamanya untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi

(Kemenkes RI, 2011).

Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002/2003,

kematian balita sebesar 45 per 1000 kelahiran hidup selama periode 1998-2002

(Depkes RI, 2006). Sedangkan menurut SDKI 2007 Angka Kematian Balita di

Indonesia adalah 44 per 1000 kelahiran hidup dan menurut Profil Kesehatan

Indonesia 2010 AKB pada tahun 2009 adalah 39 per 1000 kelahiran hidup. Angka

ini merupakan peringkat ke-4 tertinggi di ASEAN. Sementara target Millenium

Development Goals (MDGs) tahun 2015 adalah 32/1.000 KH untuk Angka

Kematian Balita Kesehatan anak balita di Indonesia masih jauh dari keadaan

Page 7: Proposal Skiripsi Afrah

yang diharapkan, hal ini dapat dilihat dari besarnya jumlah balita yang meninggal.

Angka kematian balita meningkat disebabkan kurangnya pengetahuan dan sikap

ibu dalam pemanfaatannya posyandu, (Kemenkes RI, 2012).

Sementara itu menurut Profil Indonesia Kesehatan 2010, pada tahun 2009

terdapat 266.827 posyandu, dengan rasio posyandu terhadap desa/keluarahan

sebesar 3,55 posyandu per desa/kelurahan. Salah satu indikasi pemanfaatan

pelayanan kesehatan oleh masyarakat adalah keaktifan kedatangan masyarakat ke

pusat pelayanan tersebut dalam hal ini spesifik kepada pemanfaatan pelayanan

posyandu yaitu keaktifan anaknya dating ke posyandu atau keaktifan orang tua

membawa anaknya ke posyandu yang dapat dilihat dari angka cakupan

penimbangan balita ke posyandu (D/S). (Kemenkes RI, 2011).

Di Indonesia angka pemanfaatan posyandu oleh ibu balita masih rendah, ini

dibuktikan dengan angka kecukupan penimbangan balita ke Posyandu (D/S)

masih di bawah target, dimana target balita yang ditimbang berat badannya (D/S)

adalah 85% (RAPGM, Ditjen Bina Gizi dan KIA, 2010). Hasil survey yang

dilakukan oleh Universitas Andalas (Sumatera Barat), Universitas Hasanuddin

(Sulawesi Selatan), dan Sekolah Tinggi Ilmu Gizi (Jawa Timur) pada tahun 1999

mencatat beberapa hal yang berkaitan dengan masalah posyandu diantaranya

masih rendahnya Cakupan Posyandu, untuk balita yang sebagian besar dalah anak

usia di bawah dua tahun, cakupannya masih di bawah 50%, sedangkan untuk ibu

hamil cakupannya hanya sekitar 20% dan hamper 100% ibu menyatakan pernah

mendengar posyandu, namun yang hadir pada sat kegiatan posyandu kurang dari

separuhny (Depkes RI, 2006).

Page 8: Proposal Skiripsi Afrah

Menurut Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar 2010), penimbangan atau

pemantauan pertumbuhan yang seharusnya dilakukan setiap bulan ini, ditemui

hanya 49,4% yang melakukan penimbangan 4 kali atau lebih dalam 6 bulan

terkahir. Masih ada 23,8% balita yang tidak pernah ditimbang pada kurun waktu 6

bulan terakhir. Di Puskesmas Hutabargot sendiri diperoleh angka D/S tahun 2013

hanya sebesar 60,6% dan ibu angka ini masih di bawah target nasional yaitu 85%

(Laporan Tahunan Gizi Puskesmas Hutabargot, 2013).

Angka pemanfaatan Posyandu di Puskesmas Hutabargot pada tahun 2013

hanya mencapai 62,3%, hal ini dapat dilhat dari jumlah balita di Kecamatan

Hutabargot pada tahun 2013 berjumlah 805 balita dan yang dibawa ke Posyandu

hanya 503 balita. Ini menunjukkan bahwa angka pemanfaatan posyandu di

Puskesmas Hutabargot masih jauh dari target, padahal posyandu merupakan

sarana pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita yang sangat penting.

Kurangnya pemanfaatan posyandu sebagai sarana pemantauan tumbuh kembang

balita oleh ibu balita akan berakibat tidak terdeteksinya masalah – masalah

kesehatan anak balita secara dini (Depkes RI, 2000).

Maka untuk mendapat gambaran nyata dari masalah tersebut di atas,

sehingga peneliti tertarik ingin meneliti Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu

Dengan Pemanfaatan Posyandu Balita di Desa Hutarimbaru Kecamatan

Hutabargot Kabupaten Mandailing Natal tahun 2014.

Page 9: Proposal Skiripsi Afrah

2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah peneliti yaitu “Apa ada hubungan pengetahuan dan

dengan ibu dalam pemanfaatan Posyandu Balita di Desa Hutarimbaru Kecamatan

Hutabargot Kabupaten Mandailing Natal tahun 2014”?

3. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan pemanfaatan

posyandu balita di desa Hutarimbaru Kecamatan Hutabargot Kabupaten

Mandailing Natal tahun 2014.

b. Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi pengetahuan ibu dengan pemanfaatan posyandu balita di

desa Hutarimbaru Kecamatan Hutabargot Kabupaten Mandailing Natal Tahun

2014.

2. Mengidentifikasi sikap ibu dengan pemanfaatan posyandu balita di desa

Hutarimbaru Kecamatan Hutabargot Kabupaten Mandailing Natal tahun 2014.

3. Menganalisis hubungan pengetahuan dengan sikap ibu dalam pemanfaatan

posyandu balita di Desa Hutarimbaru Kecamatan Hutabargot Kabupaten

Mandailing Natal tahun 2014.

Page 10: Proposal Skiripsi Afrah

4. Manfaat Penelitian

4.1. Bagi Petugas

Kesehatan

Hasil penelitian bisa menjadi masuk untuk petugas kesehatan diwilayah kerja

Puskesmas Hutabargot agar lebih meningkatkan pengetahuan ibu tentang

Posyandu balita sehingga pemanfaatan pelayanan Posyandu lebih meningkat.

4.2. Bagi Masyarakat

Memberikan informasi bagi masyarakat khususnya ibu – ibu yang memiliki

balita tentang pentingnya membawa balitanya ke posyandu untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan.

4.3. Bagi Ilmu Keperawatan

Dapat digunakan sebagai masukan dan menambah wawasan ilmu pengetahuan

serta menambah informasi tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan

posyandu balita.

4.4. Bagi Peneliti

Dapat digunakan sebagai masukan dan menambah wawasan terutama

bagaimana meningkatkan pemanfaatan posyandu balita.

Page 11: Proposal Skiripsi Afrah

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA

1. Konsep Dasar Pengetahuan

1.1. Defenisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil “Tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoadmodjo, 2010). Pengetahuan

atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang (Over Behavior). Pengetahuan mengungkapkan bahwa

sebelum orang mengadopsi perilaku baru di dalam diri orang tersebut terjadi

proses sebagai berikut :

a) Anwerenses, (Kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (Obyek).

b) Interest, (Merasa Tertarik) terhadap stimulus atau obyek tersebut. Disini sikap

obyek mulai timbul.

c) Evaluation, (Menimbang – nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus

tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap meresponden sudah lebih baik lagi.

d) Trial, dimana subyek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa

yang dikehendaki oleh stimulus.

e) Adaption, dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran dan sikap terhadap stimulus.

Page 12: Proposal Skiripsi Afrah

Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa

perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap di atas.

1.2. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6

tingkatan, yaitu :

a. Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Kata kerja untuk

mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain :

menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan, dan

sebagainya.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi

tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi

harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,

meramalkan, dsb terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

d. Analisis

Page 13: Proposal Skiripsi Afrah

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek kedalam komponen – komponen, tetapi masih didalam satu struktur

organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis

Menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menyambugnkan bagian – bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru, dengan kata lain sintesis adalah kemampuan untuk menyusun suatu

formulasi baru dari formulasi – formulasi yang ada.

f. Evaluasi

Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian

terhadap suatu materi atau objek (Notoatmodjo, 2003). Penilaian itu

berdasarkan suatu criteria yang ditentukan sendiri, atau yang telah adah.

2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Ada beberapa faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang,

diantaranya :

a. Usia

Usia merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat

pengetahuan seseorang karena dengan bertambahnya usia maka pengalaman,

fsikis dan psikologis atau mental seseorang akan bertambah (Mubarok, 2007)

kategori Umur Ibu menurut WHO (World Health Organisation) :

- Usia 20 – 25 Tahun = Ibu Usia Muda

- Usia 26 – 35 Tahun = Ibu Usia Sedang

- Usia >36 Tahun = Ibu Usia Tua

Page 14: Proposal Skiripsi Afrah

b. Pendidikan

Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin

mudah seseorang itu menerima informasi, yang akhirnya makin banyak pula

pengetahuan yang dimilikinya. Sebalinya, jika seseorang tingkat

pengetahuannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang

terhadap penerimaan informasi dan nilai – nilai yang baru diperkenalkan

(Mubarok, 2007).

c. Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang baik

secara langsung maupun secara tidak langsung (Nursalam, 2008). Pekerjaan

dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang ibu atau masyarakat yang berasal

dari social ekonomi tinggi dimungkinkan lebih memiliki sikap positif

memandang diri dan masa depannya, tetapi bagi ibu – ibu atau masyarakat

yang sosial ekonomi rendah akan tidak merasa takut untuk mengambil sikap

atau tindakan (Ari Kunto, 2003).

d. Suku

Dapat mempengaruhi proses pengetahuan khususnya dalam penerapan nilai –

nilai social, dan keagamaan dalam memperkuat super egonya (Nursalam,

2008)

e. Pengalaman

Page 15: Proposal Skiripsi Afrah

Merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan pengalaman

dapat menuntut seseorang untuk menarik kesimpulan dengan benar. Sehingga

dari pengalaman yang benar diperlukan berpikir yang logis dan kritis

(Notoadmodjo, 2005).

f. Lingkungan

Lingkungan luas tingkat pengetahuannya lebih baik dari pada orang yang

tinggal di lingkungan yang berpikirnya sempit (Notoadmodjo, 2005).

3. Kriteria Pengetahuan

Penilain – penilaian didasarkan pada suatu criteria yang ditentukan sendiri

atau menggunakan criteria yang telah ada. Misalnya, dapat membandingkan

antara anak yang cukup gizi dengan anak yang kekurangan gizi. Menurut

Arikunto dalam Machfoedz (2009), kategori pengetahuan dapat ditentukan dengan

criteria :

a. Pengetahuan baik : jika jawban benar 76 – 100%

b. Pengetahuan cukup : jika jawaban benar 56 – 75%

c. Pengetahuan kurang : jika jawaban benar ≤ 55

2. Sikap

2.1. Pengertian Sikap

Menurut Notoatmodjo (2007) sikap merupakan reaksi atau respon yang

masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek. Menurut Iskanar

(2003) sikap adalah suatu trait yang selain aktif mempelajarinya, tetapi telah

ditambah dengan perubahan perilaku yang sesuai dengan sikapnya. Menurut

Page 16: Proposal Skiripsi Afrah

Walgito (2003) sikap terbentuk dalam perkembangan individu, karena faktor

pengalaman individu mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka

pembentukan sikap individu yang bersangkutan.

2.2. Komponen Pokok Sikap

Menurut Notoatmodjo (2007) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai

tiga komponen pokok :

a. Kepercayaan (keyakinan) ide, dan konsep suatu objek.

b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.

c. Kecenderungan untuk bertindak.

Ketiga komponen ini secara bersama – sama membentuk sikap yang

utuh. Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan,

dan emosi memegang peranan penting.

2.3. Struktur Sikap

Menurut Niven (2002) sikap mengandung tiga komponen yang

membentuk struktur sikap yaitu :

1) Komponen Afektif (Komponen Emosional)

Komponen ini berhubungan dengan perasaan dan emosi seseorang

tentang sesuatu. Rasa senang merupakan hal yang positif dan rasa tidak

senang merupakan hal yang negative.

2) Komponen Kognitif (Komponen Perseptual)

Komponen ini berhubungan dengan pikiran, pengetahuan, pandangan atau

kepercayaan tentang seseorang atau suatu objek.

Page 17: Proposal Skiripsi Afrah

3) Komponen Konatif (Komponen Perilaku)

Komponen ini berhubungan dengan kecenderungan bertindak dan

berperilaku terhadap suatu objek.

2.4. Tingkatan Sikap

Menurut Notoatmodjo (2007) sikap terdiri dari berbagai tingkatan yaitu :

1) Menerima

Menerima diarikan bahwa orang (subjek bersedia dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (objek).

2) Merespon

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan

tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dan sikap.

3) Menghargai

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan masalah

adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

4) Bertanggung jawab

Bertanggung jawab atau segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan

segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi.

2.5. Determin Sikap

Menurut Walgito (2003) ada beberapa determinan sikap yang dianggap

penting yaitu :

1. Faktor Fisiologis

Page 18: Proposal Skiripsi Afrah

Faktor Fisiologis seseorang akan ikut menentukan bagaimana sikap

seseorang. Berkaitan dengan ini ialah faktor umur dan kesehatan. Pada

umumnya orang muda sikapnya lebih radikal daripada sikap orang yang

telah tua, sedangkan pada orang dewasa sikapnya lebih moderat. Dengan

demikian masalah umur akan berpengaruh pada sikap seseorang.

2. Faktor Pengalaman langsung Terhadap Objek Sikap

Bagimana sikap seseorang terhadap objek sikap akan dipengaruhi oleh

pengalaman langsung orang yang bersangkutan dengan objek sikap

tersebut.

3. Faktor Kerangka Acuan

Kerangka acuan merupakan faktor yang penting dalam sikap seseorang,

karena kerangka acuan ini akan berperan terhadap objek sikap. Bila

kerangka acuan tidak sesuai dengan objek sikap, maka orang akan

mempunyai sikap yang negatif terhadap objek sikap tersebut.

4. Faktor Komunikasi Sosial

Faktor komunikasi sosial sangat jelas menjadi determin sikap seseorang

dan faktor ini yang banyak diteliti. Komunikasi sosial yang berwujud

informasi dari seseorang kepada orang lain dapat menyebabkan

perubahan sikap yang ada pada diri orang yang bersangkutan.

2.6. Ciri – ciri sikap

Sikap merupakan faktor yang ada pada diri manusia yang dapat

mendorong atau menimbulkan perilaku yang tertentu. Walaupun demikian

sikap mempunyai segi – segi perbedaan dengan pendorong lain yang ada

Page 19: Proposal Skiripsi Afrah

dalam diri menusia. Oleh karena itu untuk membedakan sikap dengan

pendorong – pendorong yang lain, ada beberapa ciri dari sikap menurut

Walgito (2003) yaitu :

1) Sikap itu tidak dibawa sejak lahir

Sikap tidak dibawa sejak lahir dan berarti sikap itu terbentuk dalam

perkembangan individu yang bersangkutan. Oleh karena itu sikap

dibentuk atau terbentu, maka sikap itu dapat dipelajari dan karenanya

sikap itu dapat berubah, walaupun demikian sikap itu mempunyai

kecenderungan adanya sifat yang agak tetap (mempunyai kecenderungan

stabil) sekalipun sikap itu dapa mengalami perubahan.

2) Sikap itu selalu berhubungan dengan objek sikap

Sikap itu selalu terbentuk atau dipelajari dalam hubungannya dengan

objek – objek peneliti, yaitu melalui proses persepsi terhadp objek

tersebut. Hubungan yang positif atau negatif antara individu dengan objek

tertentu, akan menimbulkan sikap tertentu pula dari individu terhadap

objek tersebut. Sikap dapat tertuju pada satu objek saja, tetapi juga dpaat

tertuju pada objek lain. Bila seseorang mempunyai sikap yang negatif

pada seseorang, orang tersebut akan mempunyai kecenderungan untuk

menunjukkan sikap yang negative pula kepada kelompok dimana

seseorang tersebut tergabung di dalamnya.

3) Sikap itu berlangsung lama atau sebentar

Sikap itu telah terbentuk dan telah merupakan nilai dalam kehidupan

seseorang, secara relative sikap itu akan lama bertahan pada diri orang

Page 20: Proposal Skiripsi Afrah

yang bersangkutan. Sikap tersebut akan sulit berubah dan jika dapat

berubah akan memakan waktu yang relative lama. Tapi sebaliknya bila

sikap itu belum begitu mendalam ada dalam diri seseorang, maka sikap

tersebut akan mudah berubah.

4) Sikap itu mengandung faktor dan motivasi

Sikap terhadap sesuatu faktor tertentu akan selau diikuti oleh persaan

tertentu yang dapat bersifat positif tetapi juga dapat bersifat negatif

terhadap objek tersebut. Disamping itu sikap juga mengandung motivasi

dan berarti bahwa sikap itu mempunyai daya dorong bagi individu untuk

berperilaku secara tertentu terhadap objek yang dihadapinya.

2.7. Pernyataan Sikap

Menurut Azwar (1998) pernyataan sikap terdiri ata pernyataan positif dan

negative. Variable postif dan negative akan membuat responden memikirkan

lebih hati – hati isi pernyataan sebelum memberikan respon sehingga

sterotype responden dalam menjawab dapat dihindari.

1) Positif

Pernyatan sikap yang berisi atau menyatakan hal – hal yang positif

mengenai objek sikap, yaitu kalimatnya bersifat mendukung atau

memihak pada objek sikap.

2) Negatif

Pernyataan sikap yang berisi atau menyatakan hal – hal negatif mengenai

objek sikap, yang tidak mendukung ataupun kontra terhadap objek sikap

yang hendak diungkap.

Page 21: Proposal Skiripsi Afrah

2.8. Faktor Yang

Mempengaruhi Pembentukan Sikap

Menurut Walgito (2003) pembentukan sikap dipengaruhi oleh dua

faktor yaitu :

1) Faktor individu sendiri atau faktor internal

Disebut juga pengalaman pribadi yaitu apa yang kita alami akan ikut

membentuk dan mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulasi

sosial. Faktor internal akan dipengaruhi faktor pisiologis (dalam fisik) dan

psikologis (jiwa) dimana faktor individu merupakan faktor penentu yang

berkaitan erat dengan apa yang ada dalam diri individu dalam

menanggapi pengaruh dari luar. Apa yang dating dari luar tidak semuanya

diterima dan mana yang akan ditolaknya.

2) Faktor Luar atau Faktor Ekternal

Hal – hal atau keadaan yang di luar individu yang merupakan stimulus

untuk membentuk atau mengubah sikap. Faktor ini terjadi secara langsung

artinya adanya hubungan secara langsung antara individu dengan indiviu

lain antara kelompok dengan kelompok lain. Faktor eksternal dapat

berwujud situasi yang dihadapi atau pengalaman, norma – norma yang

ada dalam masyarakat, hambatan – hambatan atau pendorng – pendorong

yang ada dalam masyarakat, yang semuanya akan berpengaruh pada sikap

yang ada pada diri seseorang.

2.9. Pengukuran Sikap

Page 22: Proposal Skiripsi Afrah

Menurut Walgito (2003) pengukuran sikap dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Secara Langsung

Yaitu secara langsung dimintai pendapat bagaiman sikapnya terhadap

suatu masalah atau hal yang dihadapkan padanya. Melalui wawancara,

langsung dengan pengamatan atau surve, menggunakan pertanyaan yang

telah disusun sedemikian rupa dalam suatu alat yang udah ditentukan dan

langsung diberikan pada suatu objek yang sedang diteliti.

2. Secara Tidak Langsung

Yaitu pengukuran sikap dengan menggunakan tes Skala Pengukuran

Sikap. Menurut Hidayat (2008) skala Likert dapat digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang tentang masalah atau gejala

yang ada dimasyarakat atau dialaminya, dikenal sebagai summated

ratings method. Yaitu alat ukur Likert yang menggunakan pernyataan –

pernyataan dengan menggunakan empat alternative jawaban atas

pernyataan tersebut. Subjek yang diteliti disuruh memilih salah satu dari

empat alternative jawaban yang disediakan. Empat jawaban yang

dikemukakan Likert adalah sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat

tidak setuju.

3. Konsep Posyandu Balita

3.1. Pengertian Posyandu Balita

Posyandu merupakan bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang

dilaksanakan di suatu wilayah kerja puskesmas. Melalui posyandu masyarakat

memperoleh pelayanan dasar paripurna dalam kesehatan dan KB (Keluarga

Page 23: Proposal Skiripsi Afrah

Berencana), serta perlayanan dari berbagai upaya pembangunan lainnya yang

berkaitan, sehingga mudah – mudahan dapat menekan tingkat angka kematian

bayi (Intanghina, 2008).

Posyandu Balita merupakan kegiatan perwujudan peran serta masyarakat

yang dikelola oleh masyarakat dari masyarakat dan untuk masyarakat dalam

mencapai pelayanan kesehatan yang lebih baik. Anak – anak usia dibawah lima

tahun (Balita) merupakan usia yang masih rentan terkena berbagai penyakit

sehingga perlu adanya pemantauan kesehatan Balita secara rutin dan terus –

menerus. Jenis aktivitas posyandu dilakukan dengan system 5 (lima) meja yaitu :

- Meja I adalah pendaftaran : semua pengunjung posyandu (Balita, ibu hamil,

ibu menyusui, wanita usia subur (WUS) harus didaftarkan dahulu sebelum

pelayanan, dimana di meja 1 terdapat kartu menuju sehat (KMS) balita,

Kartu Menuju Sehat (KMS) ibu hamil, register balita, ibu hamil dan Wanita

Usia Subur (WUS). ‘

- Meja II adalah penimbangan : Di meja II dilakukan kegiatan penimbangan.

- Meja III adalah pengisian KMS (Kartu Menuju Sehat) kemudian

memindahkan catatan hasil penimbangan balita dari secarik kertas ke

dalam KMS.

- Meja IV diketahui berat badan anak yang naik atau tidak naik, ibu hamil

dengan risiko tinggi, dan PUS yang belum mengikuti KB. Penyuluhan

kesehatan, menjelaskan data KMS atau keadaan anak berdasarkan data

kenaikan berat badan yang digambarkan dalam grafik KMS kepada ibu

bayi/balita dan memberikan penyuluhan kepada setiap ibu dengan mengacu

Page 24: Proposal Skiripsi Afrah

pada data KMS anaknya atau hasil pengamatan mengenai masalah yang

dialami. Pelayanan PMT, oralit, vitamin A, tablet zat besi, pil ualgn dan

kondom. Memberikan rujukan ke puskesman. Apabila diberikan untuk

balita, ibu hamil dan menyusui berikut ini :

Rujukan Balita : apabila berat badannya di bawah garis merah (BGM) pada

KMS, dua kali pemeriksaan berturut – turut berat badannya tidak naik,

terlihat sakit (lesu-kurus, busung lapar, diare, rabun mata). Rujukan ibu

hamil atau menyusui apabila keadaanya kurus, pucat, bengkak, atua

gondokan, rujukan orang sakit.

- Meja V merupakan pelayanan sector yang biasanya dilakukan oleh petugas

kesehatan. Pelayanan yang diberikan adalah sebagai berikut : Pemberian

imunisasi, pemberian pil tambah darah (pil besi), vit A, dan obat – obatan

lainnya. Pemeriksaan kehamilan, pemeriksaan kesehatan dan pengobatan

pelayanan kontrasepsi IUD dan suntikan.

3.2. manfaat Posyandu Balita

Posyandu memiliki banyak manfaat untuk balita diantaranya :

a. Keluarga menimbang balitanya setiap bulan agar terpantau pertumbuhannya.

b. Bayi 6-11 bulan memperoleh kapsul vitamin A warna biru (100.000SI)

c. Anak 12-59 bulan memperoleh kapsul vitamin A warna merah (200.000SI)

setiap 6 bulannya (Februari dan Agustus).

d. Bayi umur 0-11 bulan memperoleh Imunisasi Hepatitis B 4 kali, polio 4 kali,

DPT 3 kali dan cmapak 1 kali.

e. Bayi di beri ASI sejak lahir sampai umur 6 bulan (ASI Eksklusif)

Page 25: Proposal Skiripsi Afrah

f. Bayi mulai umur 6 bulan di beri makanan pendamping ASI

g. Pemberian ASI dilanjutkan sampai umur 2 tahun atau lebih.

h. Bayi/anak yang diare segera berikan:

ASI lebih sering dari biasa

Makanan seperti biasa

Larutan oralit dan minuman air lebih banyak

Dengan melaksanakan perilaku di atas maka diharapkan balita :

a. Balita naik berat badannya setiap bulan

b. Balita tidak menderita kekurangan gizi

c. Bayi terlindung dari penyakit berbahaya yang dapat dicegah dengan

imunisasi

d. Balita tidak menderita kurang Vitamin A

e. Dapat mencegah penyakit Diare, ISPA, dan Malaria

f. Dapat mencegah penyakit Hepatitis, TBC, Polio, Difteri, Batuk Rejan,

Tetanus dan Campak.

3.3. Tujuan Posyandu Balita

Tujuan penyelenggaraan Posyandu menurut Departemen Kesehatan :

1) Mempercepat penurunan angka kematian bayi, anak balita dan angka

kelahiran.

2) Memelihara dan meningkatkan kesehatan bayi, balita.

3.4. Sasaran Posyandu Balita

Sasaran kegiatan posyandu balita adalah :

a. bayi (0-11 bulan)

Page 26: Proposal Skiripsi Afrah

b. Anak balita (12 bulan – 60 bulan)

3.5. Kegiatan Posyandu Balita

Kegiatan posyandu balita meliputi kegiatan pemantauan tumbuh kembang

balita, pelayanan kesehatan anak seperti imunisasi untuk pencegahan

penyakit.

3.6. Pelaksanaan Posyandu Balita

1. Menyebarluaskan hari

buka posyandu melalui pertemuan warga setempat.

2. Mempersiapkan tempat

pelaksanaan posyandu balita

3. Mempersiapkan sarana

posyandu seperti KMS/Buku KIA, alat timbang (dacin dan sarung, pita lila),

obat gizi (kapsul Vitamin A, oralit), alat bantu penyuluhan, buku pencatatan

dan pelaporan lainnya.

4. Melakukan pembagian

tugas kader.

5. Sebelum pelaksanaan

posyandu kader berkoordinasi dengan petugas kesehatan lainnya terkait

dengan sasaran, tindak lanjut dari kegiatan posyandu sebelumnya, dan

rencana kegiatan berikutnya.

6. Kader membuat PMT

penyuluhan dengan bahan makanan yang diperoleh dari daerah setempat,

beraneka ragam dan bergizi.

Page 27: Proposal Skiripsi Afrah

3.7. Pelaksanaan Posyandu Balita

1. Pendaftaran Balita

- Balita di daftarkan dalam pendaftaran balita

- Mintalah KMS/Buku KIA pada ibu. Untuk balita yang baru pertama kali di

timbang dan tidak punya KMS/Buku KIA, berikan KMS sesuai jenis

kelamin/Buku KIA. Isi kolom secara lengkap, nama blaita di catat pada

secarik kertas dan selipkan pada KMS/buku KIA karena hilang, pencatatan

sementara menggunakan SIP Posyandu.

- Ibu dipersilahkan membawa balita menuju ke tempat penimbangan.

2. Menimbang Balita

- Masukkan balita ke dalam sarung timbang dengan pakaian seminimal

mungkin dan geser bandul sampai jarum tegak lurus.

- Baca berat badan balita dengan melihat angka di ujung bandul geser.

- Catat hasil penimbangan dengan benar di kertas / buku bantu dalam kg dan

ons.

- Kembalikan bandul ke angka nol dan keluarkan balita dari sarung atau

kotak timbang.

3. Pencatatan Balita

- Pada penimbangan pertama, isilah kolom identitas yang bersedia pada

KMS/Buku KIA.

- Cantumkan bulan lahir dan bulan penimbangan anak

- Pindahkan hasil penimbangan dari secarik kertas ke KMS.

- Letakkan titik berat badan dan buat garis pertumbuhan anak

Page 28: Proposal Skiripsi Afrah

- Catat setiap kejadian yang dialami anak.

- Isi kolom ASI, imunisasi, dan Vitamin A bila diperlukan.

- Salin semua data dari KMS/Buku KIA pada SIP.

4. Penyuluhan Untuk

Balita

- Perhatikan umur dan hasil penimbangan anak bulan ini

- Beri penyuluhan pada ibu balita sesuai hasil penimbangan dan kondisi

anak. Balita yang berat badannya tidak naik 2 kali berturut (2T) atau BGM

segera dirujuk ke petugas kesehatan. Topic penyuluhan antara lain :

1) Pemberian ASI saja sampai anak berumur 6 bulan (ASI eksklusif)

2) Pemberian MP-ASI setelah anak berumur 6 bulan

3) Melanjutkan pemberian ASI sampai anak berumur 2 tahun

4) Imunisasi dasar lengkap pada bayi kurang 1 tahun

5) Pemberian Vitamin A setiap bulan Februari dan Agustus pada bayi (6-

12 bulan) dan balita (1-5 tahun), untuk pencegahan kebutaan dan daya

tahan tubuh anak.

6) Bahaya diare bagi balita

7) Bahaya infeksi saluran pernapasan akut. Balita yang batuk pilek

dengan sesak nafas atau sukar bernafas harus dirujuk ke tenaga

kesehatan.

8) Gejala demam pada balita dapat sebagai salah satu tanda awal penyakit

malaria, campak, atau demam berdarah. Segera rujuk ke petugas

kesehatan.

Page 29: Proposal Skiripsi Afrah

9) Perawatan gigi dan mulut

3.8. Penyuluhan Pada Balita

Penyuluhan adalah penyampaian informasi dari sumber informasi kepada

seseorang atau sekelompok orang mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan

suatu program. Di posyandu, penyuluhan yang diberikan biasanya berkaitan

dengan kesehatan ibu dan anak.

Kegiatan penyuluhan dapat dilakukan untuk perorangan, kelompok antara

melalui diskusi kelompok terarah, simulasi, demontrasi/praktik yang melibatkan

perserta, dll.

4. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan upaya menjelaskan hubungan antara variable

yang sudah diindentifikasi untuk diteliti (Setati, 2011). Kerangka konsep dalam

penelitian ini diuraikan dalam skema berikut ini :

Skema 1 : Kerangka Penelitian

5. Hipotesis

Variabel Independen

Tingkat Pengetahuan

- Baik - Cukup - Baik

Variabel Dependen

Sikap ibu dalam pemanfaatan posyandu balita.

- Setuju - Tidak Setuju

Page 30: Proposal Skiripsi Afrah

Hipotesis adalah jawaban sementara penelitian, patokan duga, atau dalil

sementara yang kebenarannya akan di buktikan dalam penelitian tersebut

(Pratiknya, 2010). Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

H0 = Tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan

dengan sikap ibu dengan pemanfaatan posyandu balita di Desa

Hutarimbaru Kecamatan Hutabargot Tahun 2014.

Ha = Ada hubungannya yang signifikan antara tingkat pengetahuan

dan sikap ibu dengan pemanfaatan posyandu blaita di Desa

Hutarimbaru Kecamatan Hutabargot Tahun 2014.

Page 31: Proposal Skiripsi Afrah

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

1. Desain dan Metode Penelitian

Desain penelitian adalah suatu rancangan yang digunakan dalam

melakukan prosedur penelitian. Desain penelitian dapat digunakan sebagai

petunjuk dalam perencanaan dalam pelaksanaan penelitian untuk mencapai tujuan

atau menjawab satu pertanyaan penelitian yaitu Hubungan Pengetahuan dan

Perilaku Ibu Dalam Pemanfaatan Posyandu Balita, maka desain yang digunakan

dalam penelitian ini adalah desain korelatif yaitu desain yang mengungkapkan

hubungan antara variable dengan pendekatan Cross Secsional Study atau

penelitian yang dilakukan dalam satu waktu (Nursalam, 2011).

2. Tempat dan Waktu Penelitian

2.1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Desa Hutarimbaru Kecamatan Hutabargot

Kabupaten Mandailing Natal. Alasan dilakukan penelitian di Desa ini adalah

karena tempat ini terjangkau oleh peneliti.

Page 32: Proposal Skiripsi Afrah

2.2. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan pada bulan 21 September s/d 05 November 2014.

Tabel 1. Rencana Waktu Penelitian

No Proses Penelitian

Bulan

Me

iJuni Juli Agust Sept Okt Nov Des

1 Pengajuan judul

2 Pembuatan Proposal

3 Seminar Proposal

4 Perbaikan Proposal

5 Pelaksanaan Penelitian

6 Seminar Hasil

3. Populasi dan Sampel

3.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006). Populasi

yang dilakukan dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai balita dengan

jumlah 62 orang di Desa Hutarimbaru Kecamatan Hutabargto Kabupaten

Mandailing Natal Tahun 2014.

3.2. Sampel

Page 33: Proposal Skiripsi Afrah

Sampel adalah seluruh atau sebagian dari populasi dengan karakteristik

yang sama dengan populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel dengan

menggunakan Total Sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan seluruh

populasi, yaitu seluruh ibu yang mempunyai balita di Desa Hutarimbaru

Kecamatan Hutabargot sebanyak 62 orang.

4. Alat Pengumpulan Data

Pengumpulan ata dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner yang

dilakukan sendiri oleh peneliti. Kuesioner terbari 3 yaitu data demografi, lembar

pengukuran tingkat pengetahuan terdapat 20 soal pernyataan dan lembar

pengukuran sikap terdapat 10 pernyataan. Kuesioner dalam penelitian ini

dilakukan dengan pengujian validalitas (kesahihan) dan reabilitas (keandalan)

dengan menggunakan person product moment, benar = 1 dan salah = 0 (Nursalam,

2011).

5. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur ataupun langkah – langkah dalam penelitian perlu disusun

sedemikian rupa agar dapat berjalan dengan dan mencapai tujuan yang diinginkan.

Adapun prosedur yang dijalani peneliti dalam melakukan penelitian ini antara

lain:

1. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan penelitian ini, peneliti terlebih dahulu menentukan

masalah penelitian, dilanjutkan dengan mencari studi kepustakaan dan

pendahuluan. Selanjutnya peneliti menyusun proposal untuk mendapatkan

Page 34: Proposal Skiripsi Afrah

persetujuan dari pembimbing dan izin penelitian dari pihak STIKes Aufa Royhan.

Peneliti juga menjalankan proses administrasi untuk mengurus permohonan

melakukan penelitian termasuk perihal pengambilan data dari Puskemas

Hutabargot.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan dimulai setelah peneliti menyelesaikan urusan

administrative. Peneliti lalau mendatangi lokasi penelitian, yaitu Kecamatan

Hutabargot tepatnya di Desa Hutarimbaru yang merupakan wilayah kerja

Puskesmas Hutabargot. Setelah sampai ke lokasi penelitian, peneliti melakukan

pengecekan criteria inklusi pada ibu – ibu yang memiliki balita yang dengan

memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan criteria inklusi. Selain itu,

peneliti juga menjelaskan maskdu dari penelitian, tujuan dari penelitian dan

dampak yang akan diperoleh responden jika bersedia berpartisipasi dalam

penelitian. Setelah mendapatkan kesediaan dari responden menjadi subjek dalam

penelitian ini, peneliti meminta responden untuk mengisi data pada lembar

observasi atau kuesioner serta menandatangani informed consent lalu peneliti

melakukan pengumpulan data.

3. Tahap Akhir

Setelah proses pengumpulan data selesai, peneliti melakukan analisa dengan

menguji statistic yang sesuai dengan data. Selanjutnya diakhiri dengan

penyusunan laporan hasil penelitian dan penyajian hasil penelitian.

6. Defenisi Operasional

Page 35: Proposal Skiripsi Afrah

Defenisi oporasional adalah mendefenisikan variable secara operasional

berdasarkan karakteristik yang diamante, sehingga memungkinkan peneliti untuk

melakukan observasi maupun pengukuran secara cermat terhadap fenomena atau

objek. Defenisi operasional ditentukan berdasarkan parameter yang dijadikan

sebagai ukuran alam suatu penilaian (Nursalam, 2011).

Table 2.Defenisi Operasional

No Variable Defenisi Alat Ukur Skala Hasil Ukur1 Idevenden :Peng

etahuan Ibu dalam Pemanfaatan Posyandu Balita

Sejauh Mana Pengetahuan Ibu Dalam Pemfaatan Posyandu Balita

Kuesioner Ordinal Baik (16 -20 soal) Cukup (13 – 15 soal)Kurang (<12 soal)

2 Dependen :Sikap Ibu dengan pemanfaatan Posyandu Balita

Bagaimana persepsi dan pendapat ibu dengan pemanfaatan posyandu balita

Kuesioner Ordinal Setuju b.

postif nilainya 2c.

negatif nilainya 1

Tidak Setuju d.Jika Penyataan

negatif jilanya 2e.Jika pernyataan

positif nilainya 1

7. Pengolahan Data dan Analisa Data

7.1. Pengolahan Data

Dalam melakukan analisis, data terlebih dahulua diolah menjadi informasi.

Pengolahan data menggunakan system komputerisasi dengan tahapan sebagai

berikut :

Page 36: Proposal Skiripsi Afrah

a. Editing (Pemeriksaan)

Memeriksa kembali kebenaran data yang telah diperoleh atau dikumpulkan,

dapat dilakukan saat pengumpulan data atau setelah data terkumpul. Peneliti

memeriksa data responden mulai dari data usia, pendidikan, dan pekerjaan.

b. Coding (Pengkodean)

Peneliti memasukkan data yang telah dikumpulkan berupa karakteristik dan

hasil kuesioner ke dalam computer sesuai dengan kelompok responden.

c. Entry Data (Memasukkan Data)

Peneliti memasukkan data yang telah dikumpulkan berupa karakteristik dan

hasil kuesioner ke dalam computer sesuai dengan kelompok responden.

d. Celanning Data (Merapikan Data)

Memeriksa kembali data responden dan hasil kuesioner yang didapat pada

lembar observasi agar tidak ada kesalahan yang ditemukan.

e. Analyzing (Penilaian)

Memeriksa kembali data responden dan hasil kuesioner yang didapat pada

lembar observasi agar tidak ada kesalahan yang ditemukan.

1. Analisa Univariat

Analisa ini digunakan untuk mendapat gambarana tentang distribusi

karakteristik responden untuk variable usia, tingkat pendidikan, dan jenis

pekerjaan. Selain itu, juga untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan

pengetahuan dan sikap ibu dalam pemanfaatan posyandu balita.

2. Analisa Bivariat

Page 37: Proposal Skiripsi Afrah

Uji hipotesis Chi Square ini digunakan untuk mendapatkan gambaran

apakah terdapat hubungan pengetahuan dan sikap ibu dalam pemanfaatan

posyandu balita.

8. Penyajian Data

Hasil pengolahan data yang diperoleh dari penelitian ini adalah dalam bentuk

angka (berupa table dan grafik) dan gambar berupa (berupa diagram).

BAB 4HASIL PENELITIAN

1. Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

kareksteristik responden dan variabel-variabel yang di teliti untuk mendapatkan

gambaran umum.

1.1 Karekteristik responden

Dari 62 orang responden diperoleh karekteristik ibu-ibu yang meliputi,

usia, pendidikan, dan pekerjaan di Desa Hutarimbaru Kecamatan Hutabargot

Kabupaten Mandailing Natal sebagai berikut :

Tabel 3.Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan usia di desa

Hutarimbaru Kecamatan Hutabargot Kabupaten Mandailing Natal pada bulan November 2014 (n=62)

No Karekteristik Responden Frekuensi Persentase (%)

1 20-25 Tahun 18 29,12 26-35 Tahun 25 40,33 <36 Tahun 19 30,6

Total 62 100

Page 38: Proposal Skiripsi Afrah

Dari tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden

berusia 26-35 tahun tahun dengan jumlah 25 orang (40,3%), responden

berusia <36 tahun sebanyak 19 orang (30,6) dan berusia 20-25 tahun

sebanyak 18 orang (29,1%).

Tabel 4.Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan pendidikan di desa

Hutarimbaru Kecamatan Hutabargot Kabupaten Mandailing Natal pada bulan November 2014 (n=62)

No Karekteristik Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Tidak Sekolah 4 6,42 SD 15 24,23 SMP 17 27,44 SMA 20 32,35 Perguruan Tinggi 6 9,7

Total 62 100

Dari tabel 4 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden

mempunyai pendidikan tamat SMA sebanyak 20 orang (32,3%), tamat SMP

sebanyak 17 orang (27,4%), tamat SD sebanyak 15 orang (24,2%), tamat

perguruan tinggi sebanyak 6 orang (9,7%), dan responden yang tidak sekolah

sebanyak 4 orang (6,4%).

Tabel 5.Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan pekerjaan di desa

Hutarimbaru Kecamatan Hutabargot Kabupaten Mandailing Natal pada bulan November 2014 (n=62)

No Karekteristik Responden Frekuensi Persentase (%)

1 IRT 12 19,3

Page 39: Proposal Skiripsi Afrah

2 PNS 5 8,13 Petani 30 48,44 Wiraswasta 15 24,2

Total 62 100

Dari tabel 5 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden

bekerja sebagai petani sebanyak 30 orang (48,4%), wiraswata sebanyak 15

orang (24,2%), IRT sebanyak 12 orang (19,3%), dan PNS sebanyak 5 orang

(8,1).

1.2 Tingkat Pengetahuan

Berdasarkan tingkat pengetahuan meliputi pengetahuan baik,cukup dan

kurang di peroleh hasil sebagai berikut :

Tabel 6.Distribusi frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Pemanfaatan Posyandu

Balita di desa Hutarimbaru Kecamatan Hutabargot Kabupaten Mandailing Natal pada bulan November 2014 (n=62)

No Tingkat pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

1 Baik 9 14,52 Cukup 33 53,23 Kurang 20 32,3

Total 62 100

Dari tabel 6 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden

berpengetahuan cukup sebnayak 33 orang (53,2%), responden

berpengetahuan kurang sebanyak 20 orang (32,3%), dan berpengetahuan baik

sebanyak 9 orang (14,5%).

1.3 Sikap Ibu

Berdasarkan penelitian terhadap sikap ibu dalam pemanfaatan posyandu

balita diperoleh hasil sebagai berikut :

Page 40: Proposal Skiripsi Afrah

Tabel 7.Distribusi frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Pemanfaatan Posyandu

Balita di desa Hutarimbaru Kecamatan Hutabargot Kabupaten Mandailing Natal pada bulan November 2014 (n=62)

No Sikap Frekuensi Persentase (%)

1 Positif 34 54,82 Negatif 28 45,2

Total 62 100

Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar responden mempunyai sikap

yang positif sebanyak 34 orang (54,8%), dan mempunyai sikap yang negatif

sebanyak 28 orang (45,2%).

2. Analisa Bivariat

Analisa Bivariat ini menggunakan uji statistik Chi-Square Test untuk

melihat hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap ibu dalam pemanfaatan

Posyandu Balita di Desa Hutarimbaru Kecamatan Hutabargot Kabupaten

Mandailing Natal yang Hasilnya sebagai berikut :

Tabel 8.Distribusi frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Pemanfaatan Posyandu

Balita di desa Hutarimbaru Kecamatan Hutabargot Kabupaten Mandailing Natal pada bulan November 2014 (n=62)

No PengetahuanSikap

Total P-ValuePositif Negatif

1 Baik 9 0 9 0,002 Cukup 23 10 333 Kurang 2 18 20

Total 34 28 62

Page 41: Proposal Skiripsi Afrah

Hasil analisa hubungan tingkat pengetahuan dan sikap ibu dengan

pemanfaatan posyandu balita di Desa Hutarimbaru Kecamatan Hutabargot

Kabupaten Mandailing Natal pada 62 responden di peroleh hasil bahwa dari

jumlah responden yang berpengetahuan baik bejumlah 9 orang dan semuanya

besikap positif, responden yang tingkat pengetahuannya cukup berjumlah 33

orang, 23 orang besikap positif dan 10 orang bersikap negatif, untuk respoden

yang berpengetahuan kurang berjumlah berjumlah 20 orang, 2 orang bersikap

positif dan 18 orang yang besikap negatif. Besdasarkan hasil uji Chi-Square di

peroleh P-Value < a( ) sehingga Ho ditolak, Ha diterima, berarti ada

hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dan sikap ibu dengan

pemanfaatan posyandu balita di Desa Hutarimbaru Kecamatan Hutabargot

Kabupaten Mandailing Natal.

Page 42: Proposal Skiripsi Afrah

BAB VPEMBAHASAN

Dari hasil penelitian yang telah di uraikan pada BAB IV, maka pada BAB

ini akan di uraikan pembahasan dari analisa data Univariat dan Bivariat.

1. Pembahasan Penelitian

Analisa data Univariat digunkan untuk memberikan gambaran masing-

masing variabel yang terdiri dari karakteristik responden yaitu usia,

pendidikan, dan pekerjaan serta memperoleh gambaran dari variabel tingkat

pengetahuan ibu serta sikap ibu dengan pemanfaatan posyandu balita. Analisa

Bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara tingkat pengetahuan dan

sikap ibu dengan pemanfaatan posyandu balita.

1.1 Karakteristik Responden

a. Usia

Penelitian terhadap 62 orang ibu-ibu yang memiliki balita di

Desa Hutarimbaru menunjukkan hasil bahwa mayoritas responden

Page 43: Proposal Skiripsi Afrah

berusia 26-35 tahun. Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar

responden ibu berusia sedang,

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta Rineka Cipta

Budianingsih. (2008). Pengertian Pengetahuan.Diperoleh pada tanggal 5 Mei 2014 dari http://www.pengetahuanmenurut para ahili.

Kemenkes RI, (2003). Buku Panduan Kader Posyandu. Jakarta

Kemenkes RI, (2010). Informasi Dasar Imunisasi Rutin Serta Kesehatan Ibu dan Anak Bagi Kader dan Petugas Lapang dan Organisasi Kemasyarkat. Jakarta.

Mubarok. (2007). Tingkat Pengetahuan. Diperoleh pada tanggal 04 Mei 2014 dari http://www.pengetahuanmurutparaahli.com

Notoadmodjo, (2007). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta

Notoadmodjo, (2010). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Nursalam, (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Surabaya : Salemba Medika.

Rist Kesehatan Dasar, Pokok – Pokok Hasil Riset Kesehatan Dasar, diperoleh pada tanggal 26 Mei 2014, http://labdata.litbang.depkes.go.id

Suryanto. Pentingnya Peran Posyandu Untuk Pertumbuhan Balita. Diperoleh pada tanggal 24 Maret 2014 http://helath.okezone.com

Syarifuddin, S., Theresia, S., Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta

Page 44: Proposal Skiripsi Afrah

LEMBAR KARAKTERISTIK DEMOGRAFI RESPONDEN

Petunjuk Pengisian :

1. Bacalah dengan teliti setiap item

2. Baca kembali setelah anda menjawab semua item agar tidak ada

pertanyaan yang terlewatkan untuk dijawab.

3. Setelah diisi mohon dikembalikan kepada peneliti

4. Terima kasih dan selamat menjawab.

5. Jawablah setiap item berikut dengan memilih salah satu jawaban yang

tersedia dengan jujur dengan memberikan tanda chek list ().

a. Usia : 1. 21-25 tahun 3. 31-35 tahun

2. 26-30 tahun 4. > 35 Tahun

b. Pendidikan : 1. Tidak Sekolah 3. SMP

2. SD 4. SMA

5. PT

Page 45: Proposal Skiripsi Afrah

c. Pekerjaan : 1. IRT 3. Petani

2. PNS 4. Wiraswasta

KUISIONER PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMANFAATAN POSYANDU BALITA

DI DESA HUTARIMBARU KECAMATAN HUTABARGOT KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2014

Ket : Jawablah pernyataan di bawah ini dengan member tanda (x) pada jawaban yang benar.

1. Kegaitan perwujudan peran serta masyarakat dikelola oleh mayarakat dari masyarakat dan untuk masyarakat dalam mencapi pelayanan kesehatan terutama pada balita disebut……………a. Terutama ibu hambil b. Posyandu lansia c. Posyandu balta d. Posyandu mandiri

2. Balita adalah anak yang berusia………a. 1 tahun b. 3 tahun c. Lebih dari 5 tahun d. 1 sampai 5 tahun

3. AS yang diberikan sejak lahir sampai 6 bulan dan diberi maka berdapingan di sebut…….a. MP-ASI b. ASI Eklusip c. PASi d. ASI Ikusif

4. Makanan atau minuman yang mengandung gizi, diberikan pada bayi atau anak usia 6-24 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI disebut…….

Page 46: Proposal Skiripsi Afrah

a. ASI b. ASI Ekslusifc. Kolostrom d. MP-ASI

5. Yang bukan merupakan tanda – tanda anak berbadan kurang adalah…….a. Berat badan turun atau tidak naik b. Garis di KMS turun, datar atau pindah ke pita warna dibawahnya. c. Garis di KMS

KUISIONER

 SIKAP IBU TENTANG PEMANFAATAN POSYANDU BALITA

DI DESA HUTARIMBARU KECAMATAN HUTABARGOT

KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2014

Ket : Pilihlah salah jawaban dari pernyataan di bawah ini sesuai dengan pendapat

anda, dan buat tanda ceklis () pada kolom yang menurut anda benar.

No PertanyaanJawaban

Ya Tidak1. Anda harus membawa balita anda ke posyandu balita. 2

2. Anda tidak perlu rutin membawa bayi/balita ke posyandu. 2

3. Sangat banyak manfaat posyandu bagi bayi dan baltia anda 2

4. Ada bahaya bagi balita jika anda tidak membawanya ke

posyandu

2

5. Imunisasi wajib di berikan pada bayi anda 2

6. Setelah diberikan imunisasi, bayi anda kebal terhadap

penyakit TBC, Hepatitis, Campak dan lain – lain

2

7. Dengan adanya posyandu pengetahuan anda bertambah 2

Page 47: Proposal Skiripsi Afrah

tentang kesehatan bayi dan balita

8. Tidak ada manfaat posyandu bagi balita dan balita anda

karena tidak keposyandu balita anda tetap sehat

2

9. Anda perlu mengikuti penyuluhan di posyandu balita 2

10. Dengan adanya posyandu, pertumbuhan berat badan

bayi/balita bertambah.

2

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth. Calon Responden Penelitian Di Desa Hutarimbaru Kec.Hutabargot

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah Mahasiswa STIKes Aufa

Royan Padangsidimpuan Peminatan Management Keperawatan Program Studi

Ilmu Keperawatan.

Nama : Afrah

NIM : 1301003P

Dengan ini menytakan bahwa saya akan mengadakan penelitian dengan

judul “Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Dengan Pemanfaatan

Posyandu Balita di Desa Hutarimbaru Kecamatan Hutabargot Kabupaten

Mandailing Natal Tahun 2014”.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan proses gambaran yang akan

dilakukan melalui kuesioner. Data yang diperoleh hanya digunakan untuk

Page 48: Proposal Skiripsi Afrah

keperluan peneliti. Kerahasiaan data dan identitas saudara/saudari tidak akan

disebarluaskan.

Saya sangat menghargai kesediaan saudari untuk meluangkan waktu

menandatangani lembaran persetujuan yang di sediakan ini. Atas kesediaan dan

kerjasamanya saya ucapkan terima kasih.

Peneliti Responden

(Afrah) ( )

LEMBAR KONSULTASI

Nama Mahasiswa : AFRAH NIM : 1301003PNama Pembimbing : 1. Rostina Afrida Pohan, SST.M.Si

2. Masrina Munawaroh, S.Kep.Ns

No Tanggal Topik MasukanTandatangan Pembimbing

Page 49: Proposal Skiripsi Afrah