Upload
herlinda-dwi-ningrum
View
246
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
jiwa
Citation preview
PROPOSAL KEGIATAN PENYULUHANMENGENAL LEBIH DINI PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN PADA ANAK (ADHD) DI DESA BANDUNGREJO, KECAMATAN BANTUR,
KABUPATEN MALANG
Oleh :
Yananda Maulina
NIM 105070200111007
JURUSAN ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG2015
HALAMAN PENGESAHANPROPOSAL KEGIATAN PENYULUHAN
MENGENAL LEBIH DINI PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN PADA ANAK (ADHD) DI DESA BANDUNG REJO, KECAMATAN BANTUR,
KABUPATEN MALANG
Disusun untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Departemen Jiwa
di Desa Bandung Rejo, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang
Oleh :
Yananda Maulina
NIM 105070200111007
Telah diperiksa kelengkapannya pada :
Hari :
Tanggal :
Dan dinyatakan memenuhi kompetensi
Perseptor Akademik Perseptor Klinik
(Ns. Retno Lestari S.Kep, MN) (Ns. Soebagijono, S.Kep,MKes)
NIP. 198009142005022001 NIP. 19681009 199003 1003
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok Bahasan : Mengenal Lebih Dini Penyimpangan Perkembangan
Pada Anak (ADHD)
Sasaran : Ibu-ibu Peserta Posyandu di Desa Bandung Rejo
Tempat : Posyandu Desa Bandung Rejo, Kecamatan Bantur
Hari/Tanggal : Rabu, 29 Juli 2015
Waktu : 1 x 30 menit
Penyuluh : Yananda Maulina
A. Latar Belakang
Salah satu masalah yang dianggap sulit untuk ditangani pada anak-anak
adalah aktivitas anak yang berlebihan yang sering membuat orangtua atau guru
di sekolah kuwalahan. Pertanyaan mendasar sebenarnya adalah bagaimana
menghadapi perilau sulit anak-anak tersebut? Apakah kehidupan masa kanak-
kanak mereka akan terganggu dengan perilaku sulitnya itu? Fenomena aktivitas
berlebihan anak secara umum tidak terlalu menjadi problem bagi perkembangan
anak, bila aktivitas tersebut dianggap wajar meskipun menyulitkan orang tua.
Aktivitas berlebihan pada anak yang masih dalam batas wajar ini seringkali
distilahkan sebagai Overactive.
Perilaku lain yang dianggap bermasalah pada anak adalah sulit
menaruh perhatian atau sulit berkonsentrasi. Biasanya perilaku bermasalah ini
membuat khawatir orang tua saat anak mulai berusia pra-sekolah atau TK. Hal
ini karena anak lambat dalam memahami pembelajaran atau instruksi guru
karena selalu beralih perhatian dan kesulitan berkonsentrasi. Perilaku tersebut
sering dikenal dengan perilaku kurang perhatian atai Attention Deficit, atau
inatensi.
Masa anak-anak adalah masa mereka mngamati semua yang ada
disekelilingnya untuk belajar, mengalami dan tumbuh. Anak merupakan sumber
daya manusia yang harus sejak dini disiapkan untuk dapat berkembang secara
optimal sesuai kemampuan yang dimilikinya. Namun, tidak semua anak terlahir
dalam kondisi normal. Akan tetapi yang menjadi permasalahan adalah ketika
anak memiliki karakter atau kepribadian yang berbeda dari anak-anak pada
umumnya, anak tersebut dapat dikatakan telah memiliki gangguan jika telah
memenuhi kriteria gangguan itu sendiri. Gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktif yang sering disebut sebagai Attention Deficit Hypractive Disorder
(ADHD) yaitu suatu sindrom neuropsiatrik yang akhir-akhir ini banyak ditemukan
pada anak-anak, biasanya disertai dengan gejala hiperaktif dan tingkah laku
yang impulsif.
ADHD merupakan kelainan perilaku yang unik dan bervariasi kasusnya.
Data konkrit yang ada menyebutkan perkiraan ADHD akan menetap sekitar 15%
sampai dengan 20% saat dewasa. Sekitar 65% akan mengalami gejala sisa saat
usia dewasa atau kadang secara perlahan menghilang. Angka kejadian ADHD
saat usia dewasa sekitar 2% sampai dengan 7% (Widodo Judarwanto, 2009).
Banyak diantara para orang tua yang tidak menyadari dan tidak
memperhatikan perkembangan dari anaknya. Bahkan mereka juga tidak dapat
mengenali gejala maupun tanda-tanda dari penyimpangan perkembangan yang
dialami oleh anaknya. ADHD sendiri juga biasanya baru menunjukkan gejala saat
anak berumur 6 tahun.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk memberikan
penyuluhan kepada Ibu-ibu PAUD di Desa Wonorejo dalam upaya mengenal
lebih dini penyimpangan perkembangan pada anak-anak. Sedangkan jenis
penyimpangan yang dibahas adalah ADHD (Attention Deficit Hyperactivity
Disorder). Dengan demikian, diharapkan para orang tua sadar akan pentingnya
mengenal gejala dan tanda dari ADHD, sehingga para orang tua dapat
memberikan perhatian yang lebih kepada anak dengan ADHD agar tetap dapat
beraktivitas seperti anak normal lainnya.
B. Tujuan Instruksional1. Tujuan umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 1 x 30 menit diharapkan sasaran
mampu mengetahui tentang deteksi dini penyimpangan perkembangan
pada anak-anak (ADHD)..
2. Tujuan khusus
Setelah mendapat penyuluhan tentang “Mengenal Lebih Dini
Penyimpangan Perkembangan pada Anak-anak (ADHD)”, diharapkan
peserta mampu:
a. Mengetahui pengertian ADHD
b. Mengetahui penyebab ADHD
c. Mengetahui tanda dan gejala ADHD
d. Mengetahui penanganan ADHD
C. Materi Penyuluhan1. Pengertian ADHD
2. Penyebab ADHD
3. Tanda dan gejala ADHD
4. Penanganan ADHD
D. Sasaran Sasaran penyuluhan adalah Ibu-ibu PAUD Desa Wonorejo, Kecamatan
Bantur
E. MetodeMetode yang digunakan adalah ceramah dan tanya jawab.
F. MediaMedia yang digunakan adalah leafleat dan lembar balik.
G. Pengorganisasian
Pukul Kegiatan
5 menit Orientasi, perkenalan, dan kontrak kegiatan
5 menit Validasi kondisi klien (Pre test dan pengukuran
tingkat kecemasan)
15 menit Penjelasan mengenai sehat jiwa
5 menit Diskusi tanya jawab
4 menit Post test
1 menit Terminasi
H. Kriteria Evaluasi 1. Struktur
a. Melakukan perizinan kepada kader desa dan perawat desa mengenai
kegiatan penyuluhan satu minggu sebelum acara
b. Persiapan penyuluhan dilakukan beberapa hari sebelum kegiatan
penyuluhan
c. Persiapan materi penyuluhan dan pemateri oleh Yananda Maulina
d. Pelaksanaan penyuluhan sesuai dengan yang dirumuskan di SAP
2. Proses :
a. Jumlah peserta penyuluhan minimal 5 peserta
b. Media yang digunakan adalah leaflet
c. Waktu penyuluhan adalah 30 menit
d. Tidak ada peserta yang meninggalkan ruangan saat kegiatan
penyuluhan berlangsung
e. Peserta aktif dan antusias dalam megikuti kegiatan penyuluhan
3. Hasil
a. Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan peserta diharapkan mengerti
dan memahami tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala,
serta penanganan ADHD
b. Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan peserta mampu
mengenali ADHD pada anak-anak disekitarnya serta dapat
memberikan penanganan yang tepat, sehingga anak dengan ADHD
dapat beraktivitas normal.
I. Materi Penyuluhan (lampiran 1)J. Daftar pustaka (lampiran 2)K. Pretest dan Post-test penyuluhan (lampiran 3)
Lampiran 1Materi Penyuluhan
Konsep Tumbuh KembangA. Pengertian Tumbuh-Kembang
Tumbuh kembang adalah proses yang kontinu sejak dari konsepsi
hingga dewasa, yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan. Ini berarti
bahwa tumbuh kembang sudah terjadi sejak di dalam kandungan dan setelah
kelahiran merupakan suatu masa dimana mulai saat itu tumbuh kembang anak
dapat dengan mudah diamati. Sejak lahir hingga usia kurang lebih dua tahun
perkembangan anak sangat berkaitan dengan keadaan fisik dan kesehatannya.
Perkembangan kemampuan, terutama motorik, sangat pesat. Perbedaannya
sangat terlihat walau hanya dalam dua atau tiga bulan saja.
Ciri-ciri perkembangan antara lain :
a. Perkembangan melibatkan perubahan
Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan disertai
dengan perubahan fungsi. Perkembangan sistem reproduksi
misalnya, disertai dengan perubahan pada organ kelamin.
Perubahan-perubahan ini meliputi perubahan ukuran tubuh secara
umum, perubahan proporsi tubuh, berubahnya ciri-ciri baru sebagai
tanda kematangan suatu organ tubuh tertentu.
b. Perkembangan awal menentukan pertumbuhan selanjutnya
Seseorang tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan
sebelum ia melewati tahapan sebelumnya. Misalnya, seorang anak
tidak akan bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri. Karena itu
perkembangan awal ini merupakan masa kritis karena akan
menentukan perkembangan selanjutnya.
c. Perkembangan mempunyai pola yang tetap
Perubahan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang
tetap, yaitu :
1) Perkembangan terjadi lebh dahulu di daerah kepala, kemudian
meuju ke arah kaudal. Pola ini disebut pola sefalokaudal.
2) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal
(gerakan kasar) lalu berkembang di daerah distal seperti jari-jari
yang mempunyai kemampuan dalam gerakan halus. Pola ini
disebut proksimaldistal.
d. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan
Tahap ini dilalui seorang anak mengikuti pola yang teratur dan
berurutan. Tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya
anak terlebih daulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu
membuat gambar kotak, berdiri sebelum berjalan, dan lain-lain.
e. Perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda
Perkembangan berlangsung dalam kecepatan yang berbeda-beda.
Kaki dan tangan berkembang pesat pada awal masa remaja,
sedangkan bagian tubuh yang lain mungkin berkembang pesat
pada masa lainnya.
f. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan
Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun
demikian, terjadi peningkatan mental, ingatan, daya nalar, asosiasi
dan lain-lain.
B. Penyimpangan PerkembanganPenilaian perkembangan anak meliputi identifikas dini masalah-masalah
perkembangan anak dengan screening (skrining/penapisan/penjaringan) dan
surveillance ukuran standard atau non standard, yang juga digabungkan
dengan informasi tentang perkembangan sosial, riwayat keluarga, riwayat
medik dan hasil pemeriksaan mediknya.
Tolok ukur perkembangan meliputi motorik kasar, halus, berbahasa,
perilaku sosial dipakai dalam skrining pada Denver Developmental
Screening Test (DDST) dan Denver II misalnya. Sedangkan untuk IQ
(Intelligence Qotient), SQ (Social Qotient), EQ (Emotional Qotient) yang
dilakukan oleh para psikolog diperlukan untuk menetapkan batas-batas
kemampuan kurang, normal, atau berbakat (pada gifted children), pada tes
pemilihan sekolah/pendidikan yang tepat (placement test) atau semacam fit
and proper test pada orang dewasa. Dikatakan terdapat penyimpangan
perkembangan apabila kemampuan anak tidak sesuai dengan tolok ukur
(milestone) anak normal.
Dalam survei diperoleh dari informasi kepedulian orang tua terhadap
perkembangan dan perilaku anaknya. Kategori kepedulian orang tua dalam
deteksi penyimpangan perkembangan anak adalah sebagai berikut :
a. Emosi dan perilaku
b. Berbicara dan berbahasa
c. Keterampilan sosial dan menolong diri sendiri
d. Motorik kasar
e. Motorik halus
f. Membandingkan dengan lingkungan
g. Masalah anak yang orang tuanya tidak mengeluh
Konsep ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)A. Pengertian ADHD
Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktifitas atau gangguan
hiperkinetik atau “attention deficit/hyperactivity disorder” (ADHD) adalah
gangguan psikiatrik atau gangguan perilaku yang paling banyak dijumpai,
baik di sekolah ataupun di rumah. Gangguan ini merupakan salah satu
kelainan yang sering dijumpai pada gangguan perilaku anak. Dalam
tahun terakhir ini gangguan ADHD menjadi masalah yang mendapat
banyak sorotan dan perhatian utama dikalangan medis ataupun
masyarakat umum (Saputro, 2005).
Berikut adalah instrumen identifikasi yang diadaptasi dari kriteria
DSM (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders) IV untuk
rincian kriteria gangguan perilaku ADHD :
ADD (Attention Deficit Disorder) & ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorder)
Inattention Hiperaktif-Impulsif
Gagal memperhatikan dengan detail
Sulit memperhatikan
Tidak mendengarkan
Tidak taat instruksi
Sulit mengorganisasi tugas-tugas
Tidak suka ditugasi
Tidak membawa peralatan sekolah
a. Hiperaktif
Gelisah
Tidak tahan di tempat duduk
Berlari atau memanjat berlebihan
Sulit diam
Menunjukkan keinginan untuk pergi
atau bergerak
Beralih ke stimulus
Melupakan aktivitas
Bercakap-cakap berlebihan
b. Impulsif
Menjawab pertanyaan sebelum
selesai dibacakan
Tidak sabar menunggu giliran
Menyela, mengganggu,
memaksakan
Ketentuan : Gejala hiperaktif impulsif, inattention ada pada anak sebelum usia 7
tahun.
Terjadi pada dua situasi-lokasi atau lebih.
Harus ada bukti klinis dan signifikansi kelemahan pada fungsi sosial,
akademik, atau pekerjaan.
B. Penyebab ADHD1. Faktor Bawaan Fisik
a. Hereditas
Anak ADHD sering ditemukan pada keluarga yang memiliki
riwayat ADHD dan kelainan psikopatologis lainnya seperti mood
disorder, conduct disorder (perilaku menyimpang), anxiety
disorder, dan lain sebagainya (Faraone dkk. dalam Durand &
Barlow, 2006). Bahkan ditemukan 80% ADHD disebabkan oleh
faktor herediter (Rief, 2008).
b. Metabolisme Biologis
Aktivitas metabolisme tubuh juga berperan menjadi penyebab
ADHD. Metabolisme tubuh anak dengan ADHD secara umum
berbeda dengan anak normal. Metabolisme tubuh ini meliputi :
1) Terhambatnya aktivitas pada wilayah otak pada sebagian
besar wilayah frontal dan basal ganglia. Wilayah otak ini
berperan untuk mengontrol tingkat aktivitas, impulsifitas,
atensi, dan berfungsi sebagai pengendali perilaku.
2) Rendahnya metabolisme glukosa, sebagai sumber energi otak
di wilayah frontal otak.
3) Kurangnya aliran darah pada wilayah otak tertentu yang
berhubungan dengan perilaku ADHD.
4) Kurangnya aktivitas elektrikal (hubungan antar simpul) pada
bagian-bagian otak yang berhubungan dengan ADHD (Rief,
2008).
c. Ketidakseimbangan Unsur Kimiawi Tubuh
Kondisi kekurangan, ketidakseimbangan, dan ketidakefektifan
kerja unsur kimiawi dalam otak (neurotransmitter) yang
berhubungan dengan kerja mengendalikan perilaku akan
menyebabkan ADHD (Rief, 2008). Neurotransmitter utama yang
berpengaruh adalah dopamine dan norepinephrine sebagai
pengatur atensi, menghalangi, mengendalikan, memotovasi, dan
melakukan aktivitas.
d. Struktur Otak dan Hambatan Perkembangan Otak
Struktur otak anak dengan ADHD memiliki volume otak lebih kecil
sekitar 3% sampai 4% dari anak normal. Anak dengan ADHD juga
mengalami keterlambatan di beberapa area otak, terutama di
wilayah cortex (Rief, 2008).
e. Komplikasi Pranatal, Natal, dan Postnatal
Pada saat hamil, ibu yang mengkonsumsi alkohol, nikotin dari
rokok, dan kontaminasi logam berat atau timah akan berpotensi
melahirkan anak dengan resiko ADHD (Rief, 2008). Pada saat
lahir, resiko ADHD ada pada bayi mengalami keracunan lahir, lahir
prematur, dan berat badan di bawah normal, mengalami trauma
pada bagian frontal otak, serta sakit yang berefek pada otak
seperti enchepalitis.
2. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan dikatakan menjadi pemicu munculnya beberapa
symptom ADHD pada anak yang telah memiliki faktor bawaan fisik
ADHD. Hubungan antara faktor lingkungan sangat erat dengan faktor
kondisi fisik anak ADHD, sehingga seringkali terlihat overlapping.
Beberapa faktor lingkungan yang mencetuskan ADHD adalah : pola
asuh yang beresiko terhadap munculnya penyebab munculnya
symptom ADHD, seperti ibu perokok sehingga anak menghisap
racunnya; anak terlalu banyak makanan yang mengandung zat aditif
seperti penyedap, pewarna, dan pengawet (Durand & Barlow, 2006);
serta keracunan logam berat pada anak yang sudah tidak bisa
ditolerir (Rief, 2008). Selain itu, secara psikologis dan sosial,
perlakuan lingkungan pada anak ADHD akan memperdalam kondisi
ADHD, seperti respon negatif lingkungan dan pemberian label anak
nakal paa mereka (Durand & Barlow, 2006).
C. Tanda dan Gejala ADHDAda 3 tanda utama anak yang menderita ADHD, yaitu :
1. Tidak ada perhatian
Ketidakmampuan memusatkan perhatian pada beberapa hal seperti
membaca, menyimak pelajaran, atau melakukan permainan.
Seseorang yang menderita ADHD akan mudah sekali teralih
perhatiannya karena bunyi-bunyian, gerakan, bebauan atau pikiran,
tetapi dapat memusatkan perhatian dengan baik jika ada yang
menarik minatnya.
2. Hiperaktif
Mempunyai terlalu banyak energi. Misalnya berbicara terus menerus,
tidak mampu duduk diam, selalu bergerak, dan sulit tidur.
3. Impulsif
Bertindak tanpa berpikir, misalnya mengejar bola yang lari ke jalan
raya, menabrak pot bunga pada waktu berlari di ruangan, atau
berbicara tanpa dipikirkan terlebih dahulu akibatnya.
Setiap anak yang seringkali bertindak seperti contoh-contoh diatas
selama lebih ari 6 bulan berturut-turut, dibandingkan dengan anak seusianya,
dapat didiagnosa menderita ADHD. Gejala ini biasanya muncul sebelum si anak
berusia 6 tahun.
D. Penanganan ADHDPenanganan gangguan ADHD dapat dilakukan dengan 2
pendekatan yaitu medis an perilaku. Pendekatan medis dilakukan dengan
mempertimbangkan faktor penyebab perilaku yang pada umumnya
berhubungan dengan kondisi fisik berupa kerusakan otak dan kondisi
kimiawi tubuh. Pendekatan medis hanya berhak diberikan oleh psikiater
atau dokter jiwa anak.
Adapun pendekatan tingakah laku dilakukan dengan melihat
simptom perilaku ADHD dan kemungkinan untuk mengatur, mengurangi,
bahkan mengeliminir dengan penatalaksanaan perilaku. Pendekatan
yang digunakan adalah modifikasi perilaku dengan berbagai tekniknya.
Penanganan ADHD secara ideal dilaksanakan secara multidislipin
(medis, psikologis, pendidikan) dan berlangsung simultan untuk jangka
waktu yang panjang, bahkan sampai anak menjadi dewasa. Penanganan
bisa dilakukan oleh dokter jiwa berhubungan dengan kondisi medis,
psikolog untuk intervensi psikologis an perilaku, guru untuk penyesuaian
akademik, an orangtua sebagai tokoh kunci dalam membantu
keberhasilan proses simultan pengobatan di rumah. Proses pengobatan
juga memerlukan evaluasi untuk menilai efektifitas pengobatan an
mengientifikasi aa atau tidaknya masalah baru, baik berupa symptom
perilaku baru, maupun masalah gangguan sekunder.
Lampiran 2
Daftar Pustaka
Chase C. Hearing Loss and Development : A Neuropsychologic Perspective.
Dalam : Eavey RD, Klein JO. Ed. Hearing Loss in Chilhoo : A Primer.
Ross Conference on Pediatric Research ke 102. Ohio, Ross lab; 1992:
88-94.
Durant, V.M. & Barlow, H.M. 2006. Essentials of Psychology. Terj. Helly Prajitno
2007. Intisari Psikologi Abnormal. Pustaka Pelajar : Yogyakarta.
Irwanto dkk. 2006. Penyimpangan Tumbuh Kembang Anak. FK Unair : Kapita
Selekta Ilmu Kesehatan Anak VI.
Needlman RD. Developmental Assessment. Dalam : Behrman, Kliegman, Jenson
Ed. Nelson’s Textbook of Pediatrics. Edisi ke-17. Philadelphia, Saunders
co; 2004: 62-6.
Rief, S.F. 2008. The ADD/ADHD Checlist A Practical Reference for Parent and
Teachers 2nd. Jossey Bass : USA.
Saputro, Dwidjo, 2009. ADHD (Attention Deficit /Hiperactivity Disorder) : Cetakan
I. Jakarta: CV.Sagung Seto.
Lampiran 3
Evaluasi PreTest Penyuluhan
1. Kepanjangan ADHD adalah ...
a. Attention Deficit Hyperactivty Disorder
b. Attention Defisiency Hyperactivity Disorder
2. Ciri-ciri ADHD adalah ...
a. Perhatian, pendiam, dan impulsif
b. Tidak ada perhatian, hiperaktif, dan impulsif
3. Apa saja penyebab ADHD?
a. Virus, bakteri dan jamur
b. Keturunan, komplikasi kehamilan dan kelahiran, faktor lingkungan
4. Apa salah satu penanganan tingkah laku yang dapat dilakukan pada
penderita ADHD?
a. Terapi bermain
b. Minum obat
Evaluasi Post-test Penyuluhan
1. Kepanjangan ADHD adalah ...
a. Attention Deficit Hyperactivty Disorder
b. Attention Defisiency Hyperactivity Disorder
2. Ciri-ciri ADHD adalah ...
a. Perhatian, pendiam, dan impulsif
b. Tidak ada perhatian, hiperaktif, dan impulsif
3. Apa saja penyebab ADHD?
a. Virus, bakteri dan jamur
b. Keturunan, komplikasi kehamilan dan kelahiran, faktor lingkungan
4. Apa salah satu penanganan tingkah laku yang dapat dilakukan pada penderita
ADHD?
a. Terapi bermain
b. Minum obat