Upload
averia-eva
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/17/2019 Proposal Penelitian WIP Andhika Razannur Harjanto 1218011014
1/12
8/17/2019 Proposal Penelitian WIP Andhika Razannur Harjanto 1218011014
2/12
BAB I
PENDAHULUAN
A( Latar B)*akan+
Hiperbilirubinemia neonatal adalah salah satu penyebab utama dari kerusakan
otak pada bayi yang dapat dicegah Pada kebanyakan bayi! hiperbilirubinemia
tidak terkon"ugasi menandakan #enomena #isiologi normal $elah diketahui bah%a
ketika #ase lan"ut dari ense#alopati bilirubin akut terbentuk (tingkat diatas &'
mgdL)! kerusakan neurologis irreversible dapat ter"adi dan biasanya berhubungan
dengan neurobehavior dan neurodevelopment yang merugikan (Hansen et al
''*)
Hiperbilirubinemia adalah istilah yang dipakai untuk ikterus neonatorum setelah
ada hasil laboratorium yang menun"ukkan peningkatan kadar serum bilirubin
Hiperbilirubinemia #isiologis yang memerlukan terapi sinar! tetapi tergolong non
patologis sehingga disebut excessive physiological jaundice Kondisi
hiperbilirubinemia patologis (non physiological jaundice) ditegakkan apabilakadar serum bilirubin terhadap usia neonatus +*,- menurut .ormogram /hutani
(Sulisti"ono et al '0')
1i Indonesia! diperoleh data ikterus neonatorum dari beberapa rumah sakit
pendidikan Sebuah studi cross2sectional yang dilakukan di Rumah Sakit 3mum
Pusat Ru"ukan .asional 4ipto 5angunkusumo selama tahun ''&! menemukan
pre6alensi ikterus pada bayi baru lahir sebesar ,7- untuk kadar bilirubin di atas ,
mgdL dan *!&- dengan kadar bilirubin di atas 0 mgdL pada minggu pertama
kehidupan Hal yang sama diketahui dari RS 1r Sard"ito bah%a sebanyak 7,-
bayi baru lahir cukup bulan sehat mempunyai kadar bilirubin di atas , mgdL dan
&!7- memiliki kadar bilirubin di atas 0& mgdL Pemeriksaan dilakukan pada
hari pertama! ketiga! dan kelima 1engan pemeriksaan kadar bilirubin setiap hari
didapatkan ikterus dan hiperbilirubinemia ter"adi pada 7- dan 08!8- bayi cukup
bulan Sedangkan pada bayi kurang bulan! dilaporkan ikterus dan
hiperbilirubinemia ditemukan pada *,- dan ,8- bayi $ahun ''& terdapat
8/17/2019 Proposal Penelitian WIP Andhika Razannur Harjanto 1218011014
3/12
sebanyak 07 kematian neonatal (7!,-) dari 0,'* neonatus yang dira%at dengan
9- kematian terkait hiperbilirubinemia 1ata yang berbeda didapatkan dari RS
1r Kariadi Semarang di mana insiden ikterus pada tahun ''& sebesar 0&!:-
:7- diantaranya merupakan ikterus #isiologi Angka kematian terkait
hiperbilirubinemia sebesar 0&!0- dan data insiden ikterus pada bayi cukup bulan
sebesar 0!'- dan bayi kurang bulan !7- Pada RS 1r Soetomo Surabaya
terdapat insiden ikterus sebesar &'- pada tahun ''' dan 0&- pada tahun ''
Perbedaan angka yang ditemukan mungkin disebabkan oleh cara pengukuran yang
berbeda ( Health Technology Assesment ! ''9)
Oksitosin adalah ;at yang paling banyak digunakan pada ibu untuk mempercepat proses kelahiran oleh dokter di bidang obstetrik Penelitian terbaru menun"ukan
bah%a oksitosin digunakan lebih dari ,'- ibu yang melahirkan di rumah sakit
$etapi pada prakteknya terdapat banyak 6ariabilitas pada dosis dan inter6al
pemberian dosis oksitosin tersebut The Institute for Safe Medication Practices
menyatakan oksitosin sebagai obat dengan tingkat ke%aspadaan yang tinggi
$erdapat beberapa kekha%atiran bah%a pemakaian dosis tinggi! memiliki
potensial untuk menimbulkan e#ek samping yang tidak diinginkan 5eta analisis
terbaru dari 0' percobaan acak terkontrol! menyatakan bah%a penggunaan
oksitosin dosis tinggi untuk mempercepat proses kelahiran diasosiasikan dengan
berkurangnya kelahiran secara cesar dan mempersingkat proses kelahiran tanpa
adanya peningkatan dari ge"ala lain baik terhadap ibu maupun anaknya (
8/17/2019 Proposal Penelitian WIP Andhika Razannur Harjanto 1218011014
4/12
1ari uraian latar belakang di atas dan permasalahan yang ada!maka penulis
tertarik untuk mengetahui =Korelasi antara pemakaian oksitosin drip apada ibu
dengan angka ke"adian hiperbilirubinemia neonatal>
B( Ru,u-an Ma-a*ah
Rumusan masalah adalah sebagai berikut ?
0 Apakah ada korelasi antara pemakaian oksitosin drip pada ibu saat proses
kelahiran dengan ke"adian hiperbilirubinemia pada neonatus@
Apakah pemakaian oksitosin drip pada ibu saat proses kehamilan dapat
menimbulkan e#ek samping lain@
& /erapakah dosis aman yang dimiliki dan berapa inter6al dosis yang
dibutuhkan oleh oksitosin agar tidak ter"adi e#ek samping yang tidak
diinginkan! terutama hiperbilirubinemia@
.( Tujuan P)n)*itian
$u"uan penelitian adalah sebagai berikut ?
$u"uan 3mum?
5engetahui adanya korelasi antara pemakaian oksitosin drip dengan angka
ke"adian hiperbilirubinemia pada neonatus
$u"uan Khusus?
0 5engetahui apakah adanya korelasi antara pemakaian oksitosin drip pada
ibu saat proses melahirkan dengan ke"adian hiperbilirubinemia pada
neonatus
5engetahui apakah oksitosin merupakan pilihan yang aman dan bebas
e#ek samping dalam mempercepat proses kelahiran& 5engetahui hubungan "umlah dosis dan inter6al pemberian dosis oksitosin
dengan ke"adian hiperbilirubinemia pada neonatus
D( Man/aat P)n)*itian
5an#aat penelitian ini adalah ?
8/17/2019 Proposal Penelitian WIP Andhika Razannur Harjanto 1218011014
5/12
0 Penelitian ini diharapkan dapat men"elaskan hubungan pemakaian
oksitosin drip dengan ke"adian hiperbilirubinemia neonatal
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dosis oksitosin yang aman
dalam mempercepat proses kelahiran& Penelitian ini diharapkan dapat dipakai untuk penelitian2penelitian
selan"utnya dalam men"elaskan oksitosin sebagai #aktor resiko
hiperbilirubinemia neonatal
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
8/17/2019 Proposal Penelitian WIP Andhika Razannur Harjanto 1218011014
6/12
!(( Hi0)r1i*iru1in),ia N)onatu-
Ikterus adalah gambaran klinis berupa pe%arnaan kuning pada kulit dan mukosa
karena adanya deposisi produk akhir katabolisme hem yaitu bilirubin Secara
klinis! ikterus pada neonatus akan tampak bila konsentrasi bilirubin serum lebih
dari , mgdL ( Health Technology Assesment ''9)
Hiperbilirubinemia adalah istilah yang dipakai untuk ikterus neonatorum setelah
ada hasil laboratorium yang menun"ukkan peningkatan kadar serum bilirubin
Hiperbilirubinemia #isiologis yang memerlukan terapi sinar! tetapi tergolong non
patologis sehingga disebut excessive physiological jaundice. Kondisi
hiperbilirubinemia patologis (non physiological jaundice) ditegakkan apabila
kadar serum bilirubin terhadap usia neonatus +*,- menurut .ormogram /hutani
(Sulisti"ono et al. '0')
/ayi dinyatakan menderita hiperbilirubinemia apabila kadar bilirubin total +0
mgdL (+', molL) pada bayi cukup bulan! sedangkan pada bayi kurang bulan
bila kadarnya +0' mgdL (+0:0 molL)! /ayi dengan bilirubin total ,2&'mgdL (972,0& molL) mempunyai resiko tinggi terserang toksisitas bilirubin
yang dapat menyebabkan ense#alopati bilirubin atau )ern ikterus
Hiperbilirubinemia berat dapat menekan konsumsi O dan menekan oksidasi
#os#orilasi menyebabkan kerusakan sel2sel otak! berakibat dis#ungsi neuronal! dan
ense#alopati /ayi2bayi dengan keadaan tersebut beresiko mengalami kematian
atau kecacatan di kemudian hari (3hudiah and Octa6ia ''&)
5etabolisme bilirubin ter"adi ketika sel darah merah mengalami hemolisis! maka
hemoglobin dilepaskan 1idalam sistem retikuloendotelial! heme oxygenase
mendegradasi heme men"adi bili6erdin dan karbon monoksida /ili6erdin
reduktase mengurangi bili6erdin men"adi bilirubin tidak terkon"ugasi (indirek)
/ilirubin tidak terkon"ugasi terikat ke albumin dan diangkut menu"u hati Ketika
bilirubin tidak terkon"ugasi mencapai hati! bilirubin tersebut akan dikon"ugasikan
oleh uridine diphosphate glucuronosyl transferase (3B$0A0) 3B$0A0 hepatik
meningkat secara drastis pada minggu2minggu a%al setelah dilahirkan Pada saat
8/17/2019 Proposal Penelitian WIP Andhika Razannur Harjanto 1218011014
7/12
minggu ke &' hingga ke 9' kehamilan! "umlah 3B$0A0 diperkirakan sekitar 0-
dari kadar normal de%asa! dan meningkat hingga mencapai konsentrasi de%asa
pada umur 09 minggu /ilirubin terkon"ugasi (direk) diekskresikan menu"u usus
melalui kantung empedu dan duktus biliaris /akteri pada usus dapat
mendekon"ugasi bilirubin! yang kemudian membuat bilirubin tersebut dapat
diserap lagi kedalam darah Sisa dari bilirubin yang terkon"ugasi dieskresikan
bersama #eses (Lauer and Spector '00)
/ilirubin tidak terkon"ugasi dapat terlepas dari albumin apabila albumin telah
"enuh atau apabila bilirubin yang berikatan dengan albumin digantikan oleh ;at2
;at obat tertentu (eg! sul#isoCa;ole! streptomycin! chloramphenicol! ce#triaCone!
ibupro#en) /ilirubin tidak terkon"ugasi yang tidak berikatan dengan albumin
dapat menembus sa%ar darah2otak dan bersi#at toksik bagi sistem sara# pusat
(Lauer and Spector '00)
1i Indonesia! diperoleh data ikterus neonatorum dari beberapa rumah sakit
pendidikan Sebuah studi cross2sectional yang dilakukan di Rumah Sakit 3mum
Pusat Ru"ukan .asional 4ipto 5angunkusumo selama tahun ''&! menemukan
pre6alensi ikterus pada bayi baru lahir sebesar ,7- untuk kadar bilirubin di atas ,
mgdL dan *!&- dengan kadar bilirubin di atas 0 mgdL pada minggu pertama
kehidupan Hal yang sama diketahui dari RS 1r Sard"ito bah%a sebanyak 7,-
bayi baru lahir cukup bulan sehat mempunyai kadar bilirubin di atas , mgdL dan
&!7- memiliki kadar bilirubin di atas 0& mgdL Pemeriksaan dilakukan pada
hari pertama! ketiga! dan kelima 1engan pemeriksaan kadar bilirubin setiap hari
didapatkan ikterus dan hiperbilirubinemia ter"adi pada 7- dan 08!8- bayi cukup
bulan Sedangkan pada bayi kurang bulan! dilaporkan ikterus danhiperbilirubinemia ditemukan pada *,- dan ,8- bayi $ahun ''& terdapat
sebanyak 07 kematian neonatal (7!,-) dari 0,'* neonatus yang dira%at dengan
9- kematian terkait hiperbilirubinemia 1ata yang berbeda didapatkan dari RS
1r Kariadi Semarang di mana insiden ikterus pada tahun ''& sebesar 0&!:-
:7- diantaranya merupakan ikterus #isiologi Angka kematian terkait
hiperbilirubinemia sebesar 0&!0- dan data insiden ikterus pada bayi cukup bulan
sebesar 0!'- dan bayi kurang bulan !7- Pada RS 1r Soetomo Surabaya
8/17/2019 Proposal Penelitian WIP Andhika Razannur Harjanto 1218011014
8/12
terdapat insiden ikterus sebesar &'- pada tahun ''' dan 0&- pada tahun ''
Perbedaan angka yang ditemukan mungkin disebabkan oleh cara pengukuran yang
berbeda ( Health Technology Assesment ! ''9)
Daktor resiko untuk ter"adinya hiperbilirubinemia pada neonatus dapat dibagi
men"adi 9 golongan besar penyebab yaitu meningkatnya produksi bilirubin!
terganggunya kon"ugasi bilirubin! berkurangnya ekskresi bilirubin dan lain2
lainkombinasi 1ari 9 golongan besar tersebut! masing2masing memiliki #aktor2
#aktor yang mempengaruhinya! diantaranya?
5eningkatnya produksi bilirubin?
• Penyakit hemolitik
& Isoantibodies
A/O
Rh
Antibodi minor
& 1e#ek en;im
1e#isiensi *lucose&+&phosphate
1e#isiensi pyruvate )inase
& 1e#ek struktural
Spherocytosis
,lliptocytosis
• $rauma saat lahir
& -ephalohematoma
& 5emar berlebihan
• Polycythemia
Kon"ugasi bilirubin terganggu
• Sindrom Bilbert
• Sindrom 4rigler2.a""ar I dan II
• Human mil) jaundice
/erkurangnya ekskresi bilirubin
8/17/2019 Proposal Penelitian WIP Andhika Razannur Harjanto 1218011014
9/12
• Obstruksi biliaris
2 Atresia biliaris
2 -holedochal cyst
2 Sindrom 1ubin2Eohnson
2 Sindrom Rotor
Lain2lainkombinasi
• Ftnis Asia
• Prematuritas
• Kelainan metabolik
2 Hipotiroidisme
2 Balaktosemia
• 1iabetes melitus maternal
• In#eksi
2 In#eksi saluran kemih
2 Sepsis
• Pemberian ASI
• Obat2obatan
2 Sul#isoCa;ole
2 Streptomycin
2 /en;yl alkohol
2 4hloramphenicol
(Lauer and Spector '00)
!(!( Ok-ito-in
8/17/2019 Proposal Penelitian WIP Andhika Razannur Harjanto 1218011014
10/12
Oksitosin (oCt) merupakan sebuah hormon nonapeptida yang dikenal dengan
perannya dalam laktasi dan parturisi Kata =oksitosin> diambil dari bahasa Gunani
( ) / 0% 1 o ) ox 0 ) yang berarti =kelahiran cepat> setelah kemampuannya untuk
meningkatkan kontraksi uterus ditemukan oleh 1ale (1ale 0*'8)
Oksitosin terbentuk dari sembilan asam amino (4ys2$yr2Ile2Bln2Asn24ys2Pro2
Leu2Bly.H) dengan "embatan sul#ur diantara dua cysteines Struktur dari
oksitosin sangat mirip dengan nonapeptida lain yaitu 6asopressin (A6p)! yang
memiliki perbedaan asam amino dengan oksitosin Oksitosin dan 6asopressin
merupakan neuropeptida yang tersimpan secara merata di phyla. 1ikarenakan
hasil dari duplikasi gen! gen oksitosin terletak pada kromosom yang sama dengan
6asopressin (kromoson ' pada manusia) dikarenakan 6asopressin berorientasi
pada arah transkripsi berla%anan pada mamalia /aik oksitosin maupun
6asopressin mengandung tiga ekson dan dua intron yang sangat homolog Kedua
gen tersebut dipisahkan oleh daerah intergenik (IBR) yang ber6ariasi pan"angnya
diantara bermacam2macam spesies IBR ber#ungsi untuk menyimpan sekuens
1.A regulator dalam bagian yang disimpan untuk oksitosin dan 6asopressin
(Goung S and Bainer ''&)
Hingga saat ini! oksitosin diketahui hanya memiliki satu reseptor (OCtr)! tidak
seperti 6asopressin yang setidaknya memiliki tiga subtipe berbeda OCtr termasuk
pada golongan rhodopsin&type (kelas 0) * protein&coupled receptor (BP4R) dan
berpasangan dengan #os#olipase 4 hingga Ba00 1ua antagonis oksitosin yang
sangat dikenal adalah Atosiban dan OJ$A Atosiban secara klinis digunakan
untuk menghambat kelahiran prematur $etapi! kedua antagonis tersebut memiliki
a#initas terhadap reseptor 6asopressin (A6pr) 0a Antagonis reseptor oksitosinnon2peptida seperti SSR08:87 dan BSK0009*A memiliki spesi#isitas lebih
tinggi dan bisa sa"a memiliki #ungsi klinis Oksitosin sintetis (dikenal sebagai
pitocin) digunakan untuk menginduksi kelahiran dan membantu produksi ASI
1ikarenakan oksitosin pusat dilibatkan kedalam banyak "enis tingkah laku!
diperlukan penga%asan ketat terhadap penggunaan agonis dan antagonis dengan
indikasi peri#eral untuk menilai e#ek tingkah laku yang tidak diinginkan akibat
menembusnya agen melalui sa%ar darah2otak (5anning et al. ''7)
8/17/2019 Proposal Penelitian WIP Andhika Razannur Harjanto 1218011014
11/12
Oksitosin disintesis secara primer pada neuron magnoseluler dari nuklei
hipotalamus para6entrikuler (PJ.) dan supraoptik (SO.) Peptida dalam "umlah
besar diangkut menu"u pituitari posterior dimana peptida tersebut dilepaskan
untuk meregulasi parturisi dan laktasi $etapi! beberapa oksitosin diangkut menu"u
dendrit dimana regulasi dari pelepasan oksitosin sangat penting untuk mengontrol
pola penembakan dari neuron oksitosin Eumlah oksitosin yang lebih sedikit
dibentuk oleh neuron par6oseluler dari PJ. yang lebih kecil dan tergantung pada
spesiesnya! bed nucleus of the stria terminalis (/.S$) % area preoptik medial dan
amigdala lateral untuk dilepaskan didalam otak (Goung S and Bainer ''&)
DA%TAR PUSTAKA
1ale! HH! 0*'8 ellcome Physiologcabl Research Laboratories! The 2ournal
of Physiology! &9(&)! pp08&'8
8/17/2019 Proposal Penelitian WIP Andhika Razannur Harjanto 1218011014
12/12
Hansen! $ et al! ''* Re6ersability o# acute intermediate phase bilirubin
encephalopathy ! pp087*08*9
Health $echnology Assesment! ''9 $atalaksana Ikterus .eonatorum
Lauer! /E Spector! .1! '00 Hyperbilirubinemia in the ne%born Pediatrics
in revie( 3 American Academy of Pediatrics! &(7)! pp&90&9*
5anning! 5 et al! ''7 Peptide and non2peptide agonists and antagonists #or the
6asopressin and oCytocin J0a! J0b! J and O$ receptors? research tools and
potential therapeutic agents In I 1 . and R L / $2P in / Research! ed
Advances in 4asopressin and 5xytocin 6 7rom *enes to 8ehaviour to
$isease Flse6ier! pp 9:&,0 A6ailable at?
http?%%%sciencedirectcomsciencearticlepiiS'':*80&'7''9&:7
Singhi! S Singh! 5! 0*:7 oCytocin2induced neonatal hyperbilirubinaemia !
(.o6ember 0*::)! pp9''9'&
Sulisti"ono! F et al! '0' Pengaruh Karakteristik 1emogra#is ! Klinis dan
Laboratorium pada .eonatus dengan Hiperbilirubinemia $he Role o#
1emographic ! 4linical and Laboratory 4haracteristics in In#ant %ith
Hyperbilirubinemia ! 8(9)! pp0*00*9
3hudiah! 3 Octa6ia! 1! ''& Pemberian $erapi Sinar /erdasarkan PenilaianKlinis terhadap .eonatus dengan Hiperbilirubinemia ! pp:970
Goung S! &rd Bainer! H! ''& $ransgenesis and the Study o# FCpression!
4ellular $argeting and Dunction o# OCytocin! Jasopressin and $heir
Receptors 'euroendocrinology! :7(9)! pp07,'& A6ailable at?
http?%%%kargercom1OI0'00,*'''':&:'