Proposal Oyong 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PROPOSAL BIOLOGI

Citation preview

PROPOSAL PENELITIAN PENGARUH AIR BEKAS CUCIAN BERAS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN OYONG ATAU GAMBASTahun ajaran 2014 s.d 2015

Guru Pembimbing : Dra. Lebrina Katipana

Nama kelompok: Oyong / Gambas (Luffa acutangula )Kelas : XII IPA 2Anggota: 1. Argya Pramesti 2 Nadia Ivani 3. Riska 4. Vita Khoirunnisa.

SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 62Jl. Raya Bogor Kramat Jati Jakarta Timur Telp. 809174

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah.Swt, Tuhan Yang Maha Esa. Berkat limpahan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan penulisan Laporan Praktikum Biologi yang berjudul pengaruh air bekas cucian beras terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman oyong atau gambas dengan lancar.Laporan ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas Biologi Bab 1, yaitu Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan.Tak lupa penulis haturkan terima kasih kepada Dra. Lebrina Z.F Katipana selaku guru mata pelajaran Biologi yang telah membimbing dalam penulisan proposal Biologi, karena atas pengarahan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan Proposal Praktikum Biologi Dasar ini. Dan kepada semua pihak yang telah membantu sehingga proposal ini dapat tercipta.Oleh karena itu, pastinya Proposal ini tidak lupa dari kesalahan. Penulis harap pada rekan seperjuangan dapat memberikan kritik dan saran kepada penulis dalam rangka mencapai kesempurnaan. Agar nantinya dapat bermanfaat bagi rekan-rekan kita lainnya.

Hormat Kami,

Penulis

DAFTAR ISIKata Pengantar...................................................................................................2Daftar Isi............................................................................................................3

Bab 1 (Pendahuluan)1.1 Latar belakang..................................................................................41.2 Identifikasi masalah.........................................................................51.3 Rumusan masalah............................................................................51.4 Tujuan penelitian.............................................................................51.5 Hipotesis..........................................................................................6

Bab 2 (Kajian Teoritik)2.1 Pengertian pertumbuhan dan perkembangan...................................72.2 Tanaman oyong atau gambas (Luffa Acutangula )..........................72.3 Klasifikasi dan macam buah oyong / gambas..................................92.4 Manfaat buah oyong bagi kesehatan dan cara pengolahannya.......10 2.5 Budidaya tanaman oyong...............................................................112.6 Air bekas cucian beras...................................................................13

Bab 3 (Metodologi Penelitian)3.1 Metode penelitian...........................................................................153.2 Populasi dan sempel.......................................................................153.3 Waktu dan tempat...........................................................................153.4 Variabel penelitian.........................................................................153.5 Unit perlakuan................................................................................163.6 Alat dan bahan................................................................................163.7 Cara kerja........................................................................................173.8 Tabel pengamatan...........................................................................173.9 Anggaran penelitian.........................................................................18

Daftar Pustaka...................................................................................................19

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangDewasa ini pertumbuhan penduduk di Indonesia semakin meningkat, seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk di Indonesia maka meningkat pula daya konsumsi beras dan kebutuhan pokok lainya di masyarakat. Dalam era globalisasi ini kita sebagai manusia hendaknya memanfaatkan berbagai sumber daya alam yang ada juga mendaur ulang atau memakai kembali barang barang yang bisa dimanfaatkan kembali agar lebih berguna bagi diri kita sendiri maupun masyarakat.Selain itu semakin gencarnya menerapkan pola hidup sehat dimasyarakat membuat para konsumen pasar saat ini lebih memilih untuk menanam sendiri kebutuhan mereka seperti sayur mayur yang bisa dijadikan tanaman hias sekaligus bisa dimanfaatkan sebagai tanaman organik buatan sendiri. Salah satu komoditi yang ditanam oleh masyarakat baik di pekarangan rumahnya maupun di dalam pot atau polly bag adalah tanaman jenis sayur sayuran .Salah satu dari jenis sayur-sayuran itu adalah oyong atau gambas ( Luffa acutangula ) sayuran oyong ini sering dimanfaatkan oleh para ibu rumah tangga sebagai campuran sayur bening maupun sayur sayuran lainya. Selain karena rasanya yang enak oyong juga memiliki segudang manfaat yang terkandung didalamnya diantara segudang manfaat itu antara lain adalah oyong bisa digunakan sebagai obat diabetes, bisa juga digunakan sebagai obat penyakit radang usus, selain itu oyong juga bisa digunakan sebagai salah satu cara pemicu pengeluaran air susu ibu dengan baik sehingga para ibu bisa menyusui anak anaknya dengan asi eksklusif dengan cara meminum air rebusan oyong sebanyak 2 gelas setiap sehari.Mengingat kita juga harus memanfaatkan kembali barang barang dan bahan yang bisa di daur ulang pada penelitian kali ini penulis ingin menggunakan air bekas cucian beras sebagai media penyiraman terhadap tanaman oyong atau gambas yang akan ditanam. Selama ini air bekas cucian beras hanya dibuang begitu saja tanpa dimanfaatkan kembali padahal dalam air bekas cucian beras tersebut masih banyak mengandung vitamin-vitamin dan sisa sisa nutrisi dari kulit ari beras yang sudah mengalami penggilingan saat beras di kupas dari kulitnya.

Oleh sebab itu penulis ingin membuat suatu penelitian tentang pengaruh air bekas cucian beras terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman oyong atau gambas.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang diatas dapat diidentifikasi bahwa masalah yang akan muncul pada penelitian kali ini adalah : A. Apa itu tanaman oyong atau gambas ?B. Apa pengaruh air bekas cucian beras yang digunakan sebagai media penyiraman terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman oyong yang akan ditanam ?C. Adakah manfaat penggantian air tanah biasa menjadi air bekas cucian beras sebagai media penyiraman tanaman ?

1.3 Rumusan Masalah

Dari identifikasi masalah diatas maka masalah yang akan dibahas pada penelitian kali ini adalah apakah pengaruh air bekas cucian beras sebagai media penyiraman tanaman oyong atau gambas terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut ?

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan kegiatan penelitian ini adalah :1. Mengetahui apakah ada pengaruhnya air bekas cucian beras terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman2. Mengetahui pertumbuhan dan perkembangan tanaman oyong atau gambas secara langsung3. Bisa membudidayakan tanaman oyong atau gambas sendiri4. Menyelesaikan tugas biologi tentang pertumbuhan dan perkembangan

1.5 HipotesisH0: Tidak ada pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman oyong atau gambas dengan mengganti media penyiraman dengan air bekas cucian beras.

H1: Ada pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman oyong atau gambas dengan mengganti media penyiraman dengan air bekas cucian beras.

KAJIAN TEORITIK

2.1 Pengertian pertumbuhan dan perkembanganPertumbuhan dan perkembangan tumbuhanPertumbuhan adalah penambahan bio massa yang bersifat irrevesible atau tidak dapat balik lagi. Ciri ciri pertumbuhan antara lain adanya penambhan berat, volume, panjang / tinggi, dan luas. Pertumbuhan dapat diukur dan dinyatakan secara kualitatif maupun kuantitatif. Pengukuran perubahan panjang atau tinggi pada batang tumbuhan bisa dilakukan dengan alat ukur berupa penggaris, jangka sorong, atau dengan auksanometer. Sedangkan yang dimaksud dengan perkembangan adalah suatu proses menuju keadaan yang lebih dewasa. Perkembangan berdifat kualitatif artinya tidak dapat dinyatakan dalam ukuran ( jumlah, volume, dan massa )Menurut D.A.Pratiwi (2005), Pertumbuhan pada tumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran dari kecil hingga sampai dewasa yang sifatnya kuantitatif, artinya dapat kita ukur yang dapat dinyatakan dengan suatu bilangan,misalnya tumbuhan kacang hijau,dari biji-kemudian kecambah-sampai dewasa. Sedangkan perkembangan merupakan suatu proses untuk menuju/mencapai kedewasaan pada makhluk hidup yang bersifat kualitatif, artinya tidak dapat dinyatakan dengan suatu bilangan,misal sudah dewasakah tumbuhan tersebut.Pertumbuhan dan perkembangan merupakan hasil interaksi antara faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam adalah faktor yang terdapat di dalam tubuh organisme antara lain sifat genetik yang ada di dalam gen dan hormon yang merangsang proses pertumbuhan. Faktor luar adalah faktor lingkungan misalnya nutrien, air, cahaya, suhu, kelembapan dan oksigen

2.2 Tanaman oyong atau gambas (Luffa acutangula )

Famili CucurbitaceaeCucurbiteceae atau tanaman pertanian yang merambat termasuk dalam tanaman sayuran penting (Wehner and Maynard 2003). Cucurbitaceae adalah tanaman herba/terna setahun (Crase 2011), jarang sekali berupa semak atau perdu (Tjitrosoepomo 2002), sebagian besar merambat atau menjalar, biasanya dengan sulur yang berada pada node atau buku-buku (Crase 2011). Sulur atau alat-alat pembelit merupakan metamorfosis cabang, dahan atau kadang-kadang daun penumpu (Tjitrosoepomo 2002). Tanamannya memiliki satu ujung atau bercabang (Crase 2011).

Tanaman oyong umur 7 Hari setelah tanam

Tanaman Cucurbitaceae biasanya monoecious (bunga jantan dan bunga betina terpisah) (Wehner & Maynard 2003). Daunnya berseling, berdaun muda pada tangkai, biasanya berlekuk. Bunganya sebagian besar uniseksual/berkelamin tunggal, biasanya aktinomorf. Kelopak bunganya sebagian besar berjumlah 5 buah dan berlekuk, mahkota bunganya berjumlah 5 dan berlekuk atau bebas, mahkota bunga pada bunga jantan berbeda dengan mahkota bunga pada bunga betina. Benang sarinya berjumlah 5 dan berselang (Crase 2011). Benang sari jarang bebas, kebanyakan berlekatan satu sama lain. Bakal buahnya tenggelam, kebanyakan beruang tiga, masing-masing ruang terdapat dua tembuni yang membengkok keluar dengan sejumlah besar bakal biji (adakalanya hanya satu), masing-masing dengan dua selaput kulit biji. Buahnya pada umumnya berupa buah buni, jarang seperti buah kendaga (Tjitrosoepomo 2002). Biji yang dihasilkan berjumlah satu sampai banyak, biasanya berdekatan, kadang-kadang tepian biji melebar, permukaannya halus atau bermacam-macam, memiliki embrio yang besar, dan tidak memiliki endosperma (Crase 2011). Buahnya memiliki bentuk yang bermacam-macam dan buah khususnya disebut labu. Tanaman Cucurbitaceae membutuhkan serangga, terutama lebah untuk membantu penyerbukan (Wehner and Maynard 2003).

Taksonomi Famili Cucurbitaceae adalah sebagai berikut: Kingdom Plantae, Filum Magnoliophyta, Klas Magnoliopsida, Ordo Cucurbitales, Famili Cucurbitaceae. Famili Cucurbitaceae terbagi menjadi dua subfamili yaitu Zanonioideae dan Cucurbitoideae. Subfamili Cucurbitoideae terdiri dari tanaman-tanaman yang berguna sebagai bahan makanan (Deyo and Omalley 2008). Famili Cucurbitaceae mencakup kurang lebih 120 genus dan lebih dari 900 spesies yang tersebar di daerah tropis dan subtropis di Afrika, Asia, Australia, dan Amerika (Crase 2011). Cucurbitaceae terbagi menjadi beberapa tribe antara lain Melothriae (mentimun dan melon), Joliffieae (melon pahit), Benincaseae (semangka, labu lilin), Cucurbiteae (labu), dan Sicyeae (labu siam) (Wehner and Maynard 2003

Beberapa spesies tanaman yang termasuk dalam famili Cucurbitaceae antara lain semangka (Citrullus lanatus), mentimun (Cucumis sativus), melon (Cucumis melo), squash, waluh, zucchini (Cucurbita pepo), labu besar (Cucurbita maxima), paria (Momordica charantia), dan labu siam (Sechium edule) (Rubatzky and Yamaguchi 1997), waluh (Cucurbita moschata), oyong (Luffa acutangula), labu air (Legenaria leucantha), beligo (Benincasa hispida), paria belut (Trichosanthes anguina) (Tjitrosoepomo 2002).

Tanaman oyong atau gambas (Luffa acutangula ) adalahsalah satu jenis tanaman yang memiliki kandungan vitamin yang baik bagi kebutuhan manusia, karena oyong mengandung vitamin A, vitamin, dan vitamin C. walaupun oyong jenis sayuran yang kurang popular tetatapi oyong memiliki rasa yang tidak kalah enak dibanding dengan sayuran lain.Tanaman yang satu ini sering kita jumpai di pinggir-pinggir pagar atau tumbuh di dekat pohon besar.Ciri-ciri OyongOyong memiliki ciri-ciri sebagai berikut : Tanamannya hidup dengan merambat, dengan alat pemegang berbentuk pilin. Berbatang panjang (bisa mencapai puluhan meter) dan kuat Berdaun lebar dan berlekuk menjari dengan bulu halus Buahnya berbentuk bulat panjang dan berusuk-rusuk (sepuluh buah)

2.3 Klasifikasi dan macam buah oyong / gambasLuffa

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan:Plantae

Divisi:Magnoliophyta

Kelas:Magnoliopsida

Ordo:Cucurbitales

Famili:Cucurbitaceae

Genus:Luffa

Species

L. acutangula (Gambas atau oyong) L. aegyptiaca (belustru) L. operculata (belustru)

( Luffa Aegyptica )( Luffa Acutangula)

( Luffa Operculata )

2.4 Manfaat Buah Oyong Bagi Kesehatan dan Cara Pengolahannya

Oyong atau gambas memiliki segudang manfaat diantaranya adalah sebagai berikut :

Buah Oyong Untuk Penyakit AsmaAmbil Oyong yang muda berserta tangkainya dan buatlah jus.Dan minumlah jus oyong ini 2 kali sehari secara teratur. Buah Oyong Bisa Melancarkan Peredaran DarahAmbil oyong 250 gram dan jamur kuping hitam 20 gram, masaklah sesuai selera dan masakan tersebut berkhasiat untuk melancarkan peredaran darah.

Buah Oyong Bisa Memperbanyak AsiOyong sangat baik bagi ibu-ibu menyusui karenadapat memperbanyak ASI.Caranya setiap 6 gram bubuk oyong, dengan gelas air panas, diminum 1-2 kali dalam sehari. Buah Oyong Untuk Penyakit Radang UsusCaranya: ambil oyong yang sudah tua secukupnya. Pangganglah Oyong hingga kering dan tumbuklah hingga halus. Setiap 20 gram bubuk oyong diseduh dengan air panas gelas dan minumlah 1-2 kali dalam sehari. Buah Oyong Untuk Penyakit Radang Kelenjar TelingaAmbil oyong 500 gram dipotong kecil-kecil dan sambiloto 50 gram, rebuslah kedua bahan ini dengan air 2 liter, biarkan hingga air rebusan tersisa 500 cc, dan minumlah 2-3 kali dalam sehari. Biji Oyong Untuk Penyakit CacinganBiji oyong hitam 30 gram untuk anak-anak dan 40-50 gram untuk orang dewasa ditumbuk halus.seduhlah bubuk itu dengan air panas secukupnya.Minumlah 1 kali dalam sehari. Buah Oyong Untuk Penyakit Radang TenggorokanAmbillah satu buah oyong yang masih muda dan buatlah jus lalu tambahkan juga Gulabatu yang telah dicairkan. Penggunaanya: minumlah 2-3 kali dalam sehari secara teratur. Oyong Sebagai Obat Anti DiabetesSayur oyong tentu tak asing bagi masyarakat Indonesia. Kandungan senyawa Cucurbitasin dalam biji oyong berperan dalam menurunkan gula darah. Beragam penelitian memang membuktikan senyawa yang terkandung pada anggota famili Cucurbitaceae ini sebagai Antidiabetes. Caranya : Potong oyong hingga kering dan tumbuklah hingga halus. Setiap 20 gram bubuk oyong diseduh air panas setengah gelas dan minumlah 1-2 kali sehari.

2.5 Budidaya tanaman oyong

Persyaratan Tumbuh Tanaman ini termasuk tanaman memanjat/ merambat. Tanaman oyong membutuhkan iklim kering, dengan ketersediaan air yang cukup sepanjang musim. Lingkungan tumbuh yang ideal bagi tanaman oyong adalah di daerah yang bersuhu 18240C, dan kelembaban 50-60%. Tanaman oyong toleran terhadap berbagai jenis tanah, hampir semua jenis tanah cocok ditanami oyong. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, tanaman ini membutuhkan tanah yang subur, gembur, banyak mengandung humus, beraerasi dan berdrainase baik, serta mempunyai pH 5,56,8. Tanah yang paling ideal bagi budidaya oyong adalah jenis tanah liat berpasir, misalnya tanah latosol, aluvial, dan podsolik merah kuning (PMK).Pembuatan Benih Untuk memproduksi benih sendiri dapat dilakukan dengan melakukan panen oyong kurang lebih 110 hari setelah semai (di dataran tinggi) ditandai dengan buah yang telah berwarna coklat, kering, dan bijinya berwarna hitam. Buah dipotong melintang, bijinya dikeluarkan, dibungkus kertas dan dikeringkan hingga kadar air 8%. Biji disimpan dalam stoples yang tertutup rapat yang telah diisi des inpektan berupa arang atau abu sekam.Persemaian Oyong diperbanyak dengan biji. Benih oyong dapat ditanam langsung di lapangan dengan menggunakan para-para atau teralis untuk tempat merambatnya sulur. Apabila rambatan belum siap dan persediaan benih terbatas, benih dapat disemaikan dulu menggunakan kantung plastik hitam yang berdiameter 5 cm, isi 2 biji/kantung. Media yang digunakan untuk persemaian berupa media pupuk kandang dicampur dengan tanah dengan perbandingan 1:1. Bibit dapat dipindah ke lapangan pada umur 1521 hari atau setelah berdaun 35 helai.Pengolahan Tanah a. Sistem lubang tanamTanah dicangkul sampai gembur. Kemudian dibuat lubang tanam dengan ukuran 200 cm x 60 cm atau 200 cm x 100 cm. Masukkan pupuk kandang 12 kg/lubang tanam. b. Sistem bedengan Tanah dicangkul hingga gembur, kemudian dibuat bedengan dengan ukuran lebar 260 cm, panjang disesuaikan dengan keadaan lahan, tinggi 30 cm, dan jarak antar bedengan 60 cm. Lubang tanam dibuat dengan ukuran 200 x 60 cm atau 200 x 100 cm kemudian masukkan pupuk kandang 1 2 kg/lubang tanam. c. Sistem guludan Tanah dicangkul sampai gembur, buat guludan selebar 60 cm, tinggi 30 cm, dan panjang disesuaikan dengan keadaan lahan dengan jarak antar guludan 140 cm, kemudian masukkan pupuk kandang 1 2 kg/lubang tanam.

Penanaman dan pemupukan Benih ditanam secara langsung atau melalui pesemaian. Bila ditanam secara langsung, masukkan biji oyong sebanyak 23 butir tiap lubang tanam, kemudian tutup dengan tanah setebal 1-1,5 cm.Selama satu musim tanam, dilakukan pemupukan dengan pupuk buatan NPK (16:16:16) 300 kg + Urea 100 kg per hektar. Pemupukan dilakukan pada saat tanam, 2, 4, 6 dan 8 minggu setelah tanam dengan dosis masingmasing seperlima takaran dari total dosis yang dianjurkan. Pemasangan rambatan atau parapara dilakukan saat tanaman berumur 10-15 hari setelah tanam. Parapara bisa berbentuk huruf A, setengah lengkung, lengkungan atau persegi panjang.Pemeliharaan Pemeliharaan tanaman oyong yang biasa dilakukan adalah pemangkasan daun, apabila daun terlalu rimbun, penyiraman dan penyiangan.Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)OPT penting yang menyerang tanaman oyong antara lain kumbang daun, ulat grayak, ulat tanah, lalat buah, busuk daun, embun tepung, antraknos, layu bakteri dan virus mosaik. Pengendalian OPT dilakukan tergantung pada OPT yang menyerang. Bila harus menggunakan pestisida, gunakan pestisida yang relatif aman sesuai rekomendasi dan penggunaan pestisida hendaknya tepat dalam pemilihan jenis, dosis, volume semprot, waktu aplikasi, interval aplikasi serta cara aplikasinya. Panen dan PascapanenPemanenan oyong dapat dilakukan berulangulang. Panen pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 4070 hari setelah tanam. Ciriciri umum buah oyong yang siap dipanen antara lain adalah buah berukuran maksimum, tidak terlalu tua, belum berserat, dan mudah dipatahkan. Produksi oyong setiap tanaman mencapai 15-20 buah dan 8-12 ton per hektar.Buah oyong mudah rusak sehingga pengemasan yang baik sangat diperlukan untuk memperpanjang daya simpan, terutama jika untuk pengiriman jarak jauh. Pada suhu 12-160C, buah oyong bisa disimpan sampai 2-3 minggu. 2.6 Air bekas cucian berasPada penelitian kali ini digunakan air bekas cucian beras sebagai media penyiramanya. kandungan air cucianberas, disebutleri, memiliki nutrisi yang berpengaruh positif pada pertumbuhan tanaman.Oleh sebab itu, air leri biasa digunakan sebagai bahan baku pembuatan kompos, cara buatpupuk hayati, pupuk organik cair, maupun cara buat Mol. Kenapa air leri bisa menyuburkan tanaman?Kandungan nutrisi beras yang tertinggi terdapat pada bagian kulit ari.Sayangnya sebagian besar nutrisi pada kulit ari telah hilang selama proses penggilingan dan penyosohan beras. Sekitar 80% vitamin B1, 70% vitamin B3 , 90% vitamin B6, 50% mangan (Mn), 50% fosfor (P), 60% zatbesi (Fe), 100% serat, dan asam lemak esensial hilang dalam proses membuat beras lebih indah untuk dimakan.Saat mencuci beras, biasanya air cucian pertama akanberwarna keruh. Warna keruh bekas cucian itu menunjukkan bahwa lapisan terluar dari beras ikut terkikis. Meskipun banyak nutrisi yang telah hilang, namun pada bagian kulit ari masih terdapat sisa-sisa nutrisi yang sangat bermanfaat tersebut.Misalkan fosfor (P), salah satu unsur utama yang dibutuhkan tanaman dan selalu ada dalam pupuk majemuk tanaman semisal NPK. Fosfor berperan dalam memacu pertumbuhan akar dan pembentukan sistem perakaran yang baik dari benih dan tanaman muda. Nutrisi lainnya adalah zat besi yang penting bagi pembentukan hijau daun (klorofil) juga berperan penting dalam pembentukan karbohidrat, lemak dan protein. Selain itu kuli tari juga mengandung vitamin, mineral, dan fitonutrien yang tinggi. Vitamin sangat berperan dalam proses pembentukan hormon dan berfungsi sebagai koenzim (komponen non-protein untuk mengaktifkan enzim).Fakta terbaru adalah hasil penelitian yang dilakukanYayu Siti Nurhasanah mahasiswa IPB. Mengungkapkan bahwa air cucian beras merupakan media alternatif pembawabakteriPseudomonas fluorescens.Bakteri tersebut adalah mikroba yang berperan dalam pengendalian petogen penyebab penyakit karat dan memicu pertumbuhan tanaman.

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode PenelitianMetode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi pustaka, yaitu metode dengan cara mempelajari teori-teori perkecambahan melalui buku-buku referensi maupun mencari sumber lain di internet. Selain itu juga menggunakan metode penelitian, yaitu metode yang dilakukan melalui percobaan dan pengamatan secara langsung untuk membandingkan pertumbuhan tanaman oyong atau gambas dalam 2 gelas plastik ( A dan B ) dengan konsentrasi air bekas cucian beras yang berbeda pada setiap gelas plastiknya.

3.2 Populasi dan Sempel

Populasi : bibit oyong atau gambas (Luffa acutangula ) sebanyak 10 bijiSempel : 5 biji oyong setiap pot

3.3 Waktu dan Tempat

Waktu : Tanggal 11 Agustus 2014Tempat: Rumah Argya Pramesti, condet, Jakarta timur.

3.4 Variabel Penelitian

Variabel bebas : Variabel bebas dalam percobaan ini adalah Variasi pemberian banyaknya larutan air bekas cucian beras dengan konsentrasi yang encer dan air bekas cucian beras yang pertamalah yang akan digunakan

Variabel terikat : Dalam percobaan ini yang merupakan variable terikat adalah Pertumbuhan tanaman oyong.

Variabel Kontrol : Yang menjadi variabel kontrol adalah suhu, cahaya, kelembapan, bibit oyong tempat media tanam dan media penyiraman.

3.5 Unit Perlakuan

1. Pot A disiram dengan air biasa (air tanah) dengan ukuran 240ml dengan waktu penyiraman sebanyak 2x dalam sehari2. Pot B disiram dengan air bekas cucian beras dengan konsentrasi larutan yang encer dan ukuran 240ml dengan waktu penyiraman sebanyak 2x dalam sehari

3.6 Alat dan Bahan

Alat :1. 2 buah gelas plastik 240 ml ( sebagai gelas ukur untuk penyiraman )2. Penggaris3. Alat tulis : Pensil, Penghapus, Kertas4. Kamera handphone (media dokumentasi penelitian)5. Label6. Sendok plastik 7. 2 pasang Stik / sumpit (sebagai penyangga)

Bahan : 1. 10 biji oyong yang diambil dari buah oyong yang dikeringkan bagian bijinya2. Air tanah3. 1 liter beras (setiap hari diambil (+-) setengah gelas plastik bekas air mineral yang digunakan air bekas cucian pertamanya dengan konsentrasi enser4. Tanah (media tanam)

3.7 Cara Kerja 1. Menyiapkan alat dan bahan.2. Menyiapkan 3 buah gelas plastik.3. Memberikan tanda kepada 2 gelas plastik dengan label yang sudah ditulis huruf A dan B agar tidak tertukar.4. Memasukkan tanah sebagai media tanam kedalam gelas plastik.5. Memasukkan bibit oyong masing-masing 5 bibit kedalam setiap gelas plastik.6. Memberikan perlakukan terhadap tanaman caisim Gelas plastik A :air tanah 240ml Gelas plastikB :larutan air bekas cucian beras 240ml 7. Menyimpan percobaan tersebut ke tempat yang terlindung ( terkena sinar matahari secukupnya) dan aman.8. Memberikan perlakuan terhadap tanaman oyong secara rutin sebanyak 2 kali perlakuan dalam sehari.9. Mengamati perubahan yang terjadi pada tanaman oyong setiap hari10. Memfoto / mendokumentasikan percobaan setiap hari.11. Memasukkan data dalam pengamatan ke dalam tabel pengamatan.

3.8 Tabel pengamatan

Biji Waktu biji tumbuhKeadaan bijiKeterangan

Biji 1

Biji 2

Biji 3

Biji 4

Biji 5

Biji 1

Biji 2

Biji 3

Biji 4

Biji 5

3.9 Anggaran PenelitianNo Alat dan bahan Jumlah Total

Buah gelas bekas air mineral5 x 5002500

Biji bibit oyong1 buah oyong3000

Label5 lembar2500

Penggaris1 buah3000

Pensil1 buah3000

Kertas 5-10 lembar2000

Beras1 liter6500

Total 22500

DAFTAR PUSTAKA http://ki-tapunya.blogspot.com/2013/11/pengertian-pertumbuhan-dan-perkembangan.html http://www.gagaspertanian.com/2011/10/kandungan-air-cucian-beras.html#ixzz38BNCP900 http://anjas-bee.blogspot.com/2012/04/variabel-dan-hipotesis-penelitian.html abarkampus.com/2011/10/air-cucian-beras-dapat-suburkan-tanaman/ http://id.wikipedia.org/wiki/Luffa http://thophick.blogspot.com/2012/12/tanaman-oyong-luffa-acutangula.html http://ragambudidaya.blogspot.com/2013/03/budidaya-terung-dan-oyong.html http://cybex.deptan.go.id/lokalita/teknologi-budidaya-oyong-di-cariu-bogor

17