109
BAB 1 Latar Belakang Angka kematian yang tinggi setelah abad yang lalu umumnya mempunyai 3 sebab pokok : masih kurangnya pengetahuan mengenai sebab musabab dan penanggulangan komplikasi-komplikasi penting dalamkehamilan, persalinan, serta nifas, kurangnya pengertian dan pengetahuanmengenai kesehatan reproduksi, dan kurang meratanya pelayanan kebidananyang baik bagi semua ibu hamil.(Winkjosastro, 2008). Saat ini dalam setiap menit setiap hari, seorang ibu meninggal disebabkan oleh komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan nifas. Angka kematian ibu yang begitu besar banyak disebabkan karena kurangnya pengetahuan mengenai tanda–tanda kehamilan, usia hamil yang terlalu muda atau terlalu tua, pendidikan yang rendah, pendapatan keluarga yang rendah selain itu juga aspek medis juga sangat berpengaruh dalam meningkatnya angka kematian ibu melahirkan, selain itu penyebab kematian ibu yang cukup penting di Indonesia adalah pre-eklampsia – eklampsia 1

Proposal Mantap (Repaired)

Embed Size (px)

Citation preview

BAB 1

Latar Belakang

Angka kematian yang tinggi setelah abad yang lalu umumnya mempunyai

3 sebab pokok : masih kurangnya pengetahuan mengenai sebab musabab dan

penanggulangan komplikasi-komplikasi penting dalamkehamilan, persalinan,

serta nifas, kurangnya pengertian dan pengetahuanmengenai kesehatan

reproduksi, dan kurang meratanya pelayanan kebidananyang baik bagi semua ibu

hamil.(Winkjosastro, 2008).

Saat ini dalam setiap menit setiap hari, seorang ibu meninggal disebabkan

oleh komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan nifas.

Angka kematian ibu yang begitu besar banyak disebabkan karena kurangnya

pengetahuan mengenai tanda–tanda kehamilan, usia hamil yang terlalu muda atau

terlalu tua, pendidikan yang rendah, pendapatan keluarga yang rendah selain itu

juga aspek medis juga sangat berpengaruh dalam meningkatnya angka kematian

ibu melahirkan, selain itu penyebab kematian ibu yang cukup penting di Indonesia

adalah pre-eklampsia – eklampsia selain pendarahan dan sepsis. Penyakit ini

diklasifikasikan sebagai hipertensi yang diinduksi oleh kehamilan. Semua orang

yang mengidap hipertensi hanya satu pertiganya yang mengetahui keadaannya dan

hanya 61% medikasi.dari penderita yang mendapat medikasi hanya satu pertiga

mencapai target darah yang optimal.

Pada umumnya kurang lebih 80,00% akan berlangsung normal dan hanya

20,00% kehamilan yang disertai penyulit atau berkembang menjadi kehamilan

patologis. Kehamilan patologis sendiri tidak terjadi secara mendadak karena

1

Relion, 03/30/14,
Focus pada masalah kamu.. pengetahuan
Relion, 03/30/14,
Menurut siapa

2

kehamilan dan efeknya terhadap organ tubuh berlangsung secara bertahap dan

berangsur-angsur.

Angka Kematian Ibu Hamil di Indonesia masih tinggi. Angka kematian

ibu hamil dan melahirkan yang masih tinggi, yaitu 425/100.000 kelahiran hidup.

Angka itu merupakan angka tertinggi di negara Asia Tenggara bila dibanding

dengan Filipina yang hanya 20/100.000 kelahiran hidup atau Srilangka yang

60/100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian para ibu itu sebagian besar akibat

perdarahan, infeksi dan keracunan kehamilan dalam masa reproduksi (Dougall,

2009). AKI di Provinsi Jawa Timur, pada lima tahun terakhir, dari tahun 2007–

2011, menunjukkan kecenderungan yang meningkat.Laporan Kematian Ibu(LKI)

kab/kota se-Jatim, menunjukkan AKI JawaTimur pada tahun 2009 adalah 90.70

per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2010 adalah 101.40 per 100.000 kelahiran

hidup dan pada tahun 2011adalah 104.3 per 100.000 kelahiran hidup.Angka

tersebut sudah melampaui dari target MDGs sebesar 102 per 100.000 Kelahiran

Hidup.Menurut data dari Dinas Kesehatan Kabupaten sumenep angka kematian

ibu pada tahun 2010-2013 Berdasarkan data di BPS, angka kematian ibu hamil

relatif kecil, yaitu 2 orang di tahun 2012 dan 2011 serta 3 orang tahun 2010.

Pada umumya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan

kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak

sesuai dengan yang diharapkan sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan

menjadi masalah.Tingginya angka kematian ibu dikarenakan beberapa faktor,

diantaranya perdarahan sebanyak 25,6%, Toxomia Gravidarum (keracunan

kehamilan)sebanyak 16,6% dan infeksi sebanyak 12,5% dari angka

kematian .Secara garis besar penyebab kematian ibu disebabkan oleh “4T” (terlalu

3

muda, terlalu tua, terlalu sering dan terlalu banyak) dan “3T” (Terlambat

mengambil keputusan, terlambat untuk dikirim ketempat pelayanan kesehatan dan

terlambat mendapatkan pelayanan kesehatan) (Subargus. A, 2008).

Kebijakan departemen kesehatan dalam upaya mempercepat penurunan

AKI pada dasarnya mengacu kepada intervensi strategis “Empat pilar safe

motherhood” yaitu:(1)Keluarga berencana, yang memastikan bahwa setiap

pasangan akses ke informasi dan pelayanan KB agar dapat merencanakan waktu

yang tepat untuk kehamilan, jarak kehamilan dan anak.(2)Pelayanan antenatal,

untuk mencegah adanya komplikasi obstetri bila mungkin dan memastiakn bahwa

komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara memadai.

(3)Persalinan yang aman, memastikan bahwa semua penolong persalinan

mempunyai pengetahuan, ketrampilan dan alat untuk memberikan pertolongan

yang aman dan bersih serta memberikan pelayanan nifas kepada ibu dan bayi.

(4)Pelayanan obstetri esensial, memastikan bahwa pelayanan obstetri untuk resiko

tinggi dan komplikasi tersedia bagi ibu hamil yang membutuhkannya (Saifuddin,

AB, 2006).

Macam-macam tanda bahaya kehamilan pada trimester 3 adalah

perdarahan pervaginam, sakit kepala yang hebat, masalah penglihatan, bengkak

pada muka atau tangan, nyeri abdomen yang hebat, dan bayi kurang bergerak

seperti biasa. (Masdanang, 2008).Berdasarkan latar belakang di atas adabeberapa

faktor yang dapat diidentifikasi tentang resiko tinggi tanda bahaya pada kehamilan

trimester 3, antara lain adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal

meliputi:pengetahuan,pengalaman,pendidikan,dan usia.Adapun faktor eksternal

meliputi:peran keluarga, peran petugas dan kebudayaan.

Relion, 03/30/14,
Pengertian tidak perlu masuk di bab 1… masukkkan di bab 2
Relion, 03/30/14,
Tidak ada hubungannya dengan penelitian kamu..Harusnya solusi kamu dihubunggakn dengan judul penelitian kamu. Yaitu peningkatan pengetahuan dengan berbagai cara missal dengan penyuluhan

4

Selama pemeriksaan antenatal ibu mungkin akan memberitahukan jika ia

mengalami tanda bahaya kehamilan atau dapat terdeteksi oleh bidan.Bidan harus

waspada terhadap tanda-tanda bahaya dalam kehamilan,tanda-tanda bahaya

ini,jika tidak dilaporkan atau terdeteksi, dapat mengakibatkan kematian ibu pada

setiap kunjungan antenatal.Bidan harus mengajarkan kepada ibu bagaimana

mengenali tanda-tanda bahaya kehamilan dan menganjurkan untuk datang ke

klinik dengan segera jika ia mengalami tanda-tanda bahaya tersebut. Jika bidan

menemukan suatu tanda bahaya kehamilan, maka tindakan selanjutnya adalah

melaksanakan semua kemungkinan untuk membuat suatu diagnosis dan membuat

rencana penatalaksanaan yang sesuai (Kusmiyati, Y, dkk, 2009).

Berdasarkan studi pendahuluan di polindes legung timur kecamatan

batang-batang didapatkan sasaran yang ada pada ibu hamil trimester 1 , 2 dan 3

sebanyak 45ibu hamil,yaitu 14 ibu hamil pada trimester 1, 7 ibu hamil pada

trimester 2 dan 24 ibu hamil pada trimester 3.Dari hasil wawancara terhadap

5(100%) ibu hamil trimester 3, di peroleh data 4 orang (80%) dari ibu hamil

menyatakan tidak tahu tentang tanda bahaya kehamilan pada trimester 3, dan

1orang(20% ) ibu hamil mengatakan tahu tentang tanda bahaya kehamilan pada

trimester 3 dengan membaca buku KIA dan sikap ibu tentang tanda bahaya

kehamilan ibu mengatakan akan segera membawa ke tenaga kesehatan terdekat

apabila ibu mengalami tanda bahaya kehamilan.

Berdasarkan penjelasan pada latar belakang diatas maka peneliti tertarik

tentang tanda-tanda bahaya pada trimester 3 dipolindeslegung timur

kecamatan batang-batang”.

Relion, 03/30/14,
Judul tidak konsisten …
Relion, 03/30/14,
Tanda bahaya apa..?

5

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang diuraikan diatas,dan untuk memfokuskan

masalah maka penelitian ini di batasi hanya pada tingkat ‘’pengetahuan ibu

hamil tentang tanda –tanda bahaya pada trimester 3) (pre-eklampsi ,ketuban

pecah dini dan iufd) dipolindes legung timur kecamatan batang batang’’

1.3Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang tanda-tanda

bahaya pada trimester 3.

1.3.2Tujuan khusus

1. Untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan ibu hamil tentang

tanda bahaya pre-eklampsi di polindes legung timur kecamatan

batang-batang tahun 2013.

2. Untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan ibu hamil tentang

tanda bahaya ketuban pecah dini di polindes legung timur

kecamatan batang-batang tahun 2013

3. Untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan ibu hamil tentang

tanda bahaya IUFD di polindes legung timur kecamatan batang-

batang tahun 2013.

1.4 Manfaat penelitian

Relion, 30/03/14,
Tidak perlu gambaran
Relion, 30/03/14,
Tidak perlu gambaran
Relion, 30/03/14,
Tidak perlu gambaran
Relion, 30/03/14,
Judul tidak konsisten… coba lihat diatas

6

1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Bagi Profesi

Diharapkan penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan pelayanan

kebidanan, serta dapat menumbuhkan motivasi bidan untuk bisa berperan aktif

dalam memberikan informasi mengenai tanda-tanda bahaya dalam kehamilan

trimester 3.

2. Bagi Peneliti

Meningkatkan pengetahuan bagi peneliti sesuai dengan keilmuan yang

didapat selama kuliah untuk mengetahui lebih dalam tentang tanda bahaya

kehamilan pada trimester 3.

3. Bagi Institusi

Dapat memberikan informasi data, sehingga dapat digunakan untuk

menyusun strategi yang tepat dalam mencegah dan meminimalkan tanda gejala

pada ibu hamil.

4. Bagi Ibu Hamil

Dengan adanya penelitian ini diharapkan ibu hamil mempunyai pengetahuan

dan untuk menambah informasi yang baik mengenai bahaya dalam kehamilannya.

Sehingga kemungkinan terjadinya resiko dan komplikasi dalam kehamilan dapat

segera dihindari dan terdeteksi secara dini.

1.4.2 Manfaat Praktis

Bagi tempat penelitian yaitu: memberikan masukan kepada masyarakat untuk

meningkatkan pemahaman ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan pada

trimester 3 di polindes legung timur kecamatan batang-batang

7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Pengetahuan

8

2.1.1 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seorang

melakukan pengindraan terhadap objek tertentu, pengindraan terjadi melalui

panca indra yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba, sebagian

besar pengetahuan manusia diperoleh mata dan telinga. Pengetahuan adalah hasil

tahu dari manusia, pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori

yang memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang

dihadapinya (Notoatmodjo, 2005).

Menurut Notoatmojo, (2005)pengetahuan atau kognitif merupakan domain

yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan. Karena pengalaman dan

penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih baik dari

pada yang tidak didasari oleh pengetahuan.

2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

1. Umur

Usia adalah umur individu yang terpenting mulai saat di lahirkan sampai

berulang tahun. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) adalah lama

waktu hidup atau sejak dilahirkan. Beberapa teori berpendapat bahwa ternyata IQ

seseorang akan menurun cepat sejalan dengan perkembangan usia.

2. Pendidikan

Adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan

di dalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan

mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah

9

orang tersebut untuk menerima informasi baik dari orang lain maupun dari media

massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan

yang di dapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan

pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang

tersebut semakin luas pula pengetahuannya. Pendidikan adalah bimbingan yang

akan diberikan oleh seseorang terhadap perkembangan orang lain oleh cita-cita

tertentu(Nursalam, 2008).

3. Pekerjaan

Adalah suatu yang dilakukan untuk mencari nafkah masyarakat yang sibuk

hanya memiliki sedikit waktu untuk memperoleh informasi, Pekerjaan seseorang

akan mempengaruhi status sosial dan status ekonominya. Semakin mapan

pekerjaan seseorang maka semakin baik status sosialnya dan semakin mapan pula

status ekonominya (nursalam 2008).

2.1.3 Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmojo, (2005) pengetahuan yang dicakup didalam domain

kognitif mempunyai enam tingkatan yaitu :

1. Tahu (Know)

Kemampuan mengetahui merupakan jenjang yang paling rendah dalam

struktur kognitif. Kemampuan mengetahui merupakan kemampuan untuk

mengingat atau menghafal sesuatu yang pernah dipelajari sebelumnya. Hal yang

mendapat penekanan disini adalah pengenalan kembali terhadap sesuatu berupa

fakta, istilah, prinsip, teori, pola, struktur dan lain sebagainya.

2. Memahami (Comprehension)

10

Jenjang kemampuan ini menunjukkan kepada kemampuan berpikir untuk

memahami sesuatu atau bahan ajar yang dipelajari. Dengan kemampuan ini

seseorang menekankan pada pengubahan informasi ke bentuk yang lebih mudah

dipahami. Seseorang menerjemahkan dan mengorganisasikan bahan yang diterima

ke dalam bahasanya sendiri yang menekankan pada pengubahan informasi ke

bentuk yang lebih mudah dipahami.

3. Aplikasi (Aplication)

Kemampuan penerapan merupakan kemampuan untuk menggunakan teori,

prinsip, rumus atau abstraksi dalam situasi tertentu atau dalam situasi yang

kongkrit, maupun pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.

4. Analisis (Analysis)

Kemampuan ini menunjukkan kepada kemampuan untuk menguraikan

suatu keseluruhan atau suatu sistem hubungan ke dalam unsur yang

membentuknya, mengidentifikasi hubungan antara unsur tersebut. Analisis juga

diartikan sebagai kemampuan untuk memilah informasi ke dalam suatu bagian

yang lebih rinci sehingga dapat dikenali fungsi dan kaitannya dengan bagian yang

lebih besar serta organisasi keseluruhan bagian.

5. Sintesis (Syntesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk melekatkan atau

menghubungkan suatu bagian ke dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru,

dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi

baru dari suatu formulasi yang ada, misalnya dapat menyusun, merencanakan dan

menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

11

Kemampuan penilaian merupakan jenjang kemampuan kognitif yang

paling kompleks. Tahap kemampuan ini menunjukkan kepada kemampuan untuk

mempertimbangkan suatu ide, situasi, nilai dan metode berdasarkan suatu aturan

atau kriteria tertentu .

2.1.4 Proses Adopsi Pengetahuan

Dari suatu pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang

disadari pengetahuan mengungkapkan sebelum orang mengadopsi perilaku baru

di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yaitu:

1. Awarness (Kesadaran)

Dimana orang menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap

stimulus atau obyek.

2. Interest (Tertarik)

Subyek mulai tertarik pada stimulus atau obyek tersebut, maka disini sikap

obyek sudah timbul.

3. Evaluation (Evaluasi)

Pertimbangan terhadap baik dan tidaknya stimulus bagi dirinya, hal ini

berarti sikap respon sudah lebih baik lagi.

4. Trial (Mencoba)

Dimana subyek mulai mencoba melaksanakan sesuatu hal sesuai dengan

apa yang dikehendaki oleh stimulus atau obyek.

12

5. Adaptation (Adaptasi)

Subyekmencoba melaksanakan sesuatu sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus. Penerimaan perilaku baru atau adopsi

yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku

tersebut akan berlangsung lama (Notoatmodjo, 2005).

Disebutkan pula bahwa pengetahuan merupakan suatu wahana untuk

mendasari seseorang berperilaku secara alamiah, sedangkan tingkatannya maupun

lingkungan pergaulan melalui pengetahuan yang didapatnya akan mendasari

seseorang dalam mengambil keputusan rasional dan efektif untuk kesehatannya.

Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang untuk mengadaptasikan dirinya

dalam lingkungan inovasi yang baru maka semakin baik pula penerimaannya

2.1.5 Cara Memperoleh Pengetahuan

Cara memperoleh pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

1. Cara tradisional atau non ilmiah

Cara ini dipakai untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sebelum

metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematis dan logis. Cara penemuan

pengetahuan pada periode ini antara lain :

a. Cara Coba Salah (Trial and Error)

Cara ini adalah cara yang paling tradisional, cara ini dipakai sebelum

adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban yang dipakai

13

apabila seseorang menghadapi masalah, upaya pemecahannya dengan mencoba

saja. Cara mencoba ini dilaksanakan dengan menggunakan kemungkinan dalam

memecahkan masalah, apabila kemungkinan tersebut gagal maka dicoba

kemungkinan yang lain, bila kemungkinan kedua gagal maka dicoba

kemungkinan ketiga dan seterusnya sampai masalah itu dapat dipecahkan. Itulah

sebabnya metode ini disebut Trial atau coba dan Error atau gagal atau salah atau

metode cara coba salah.

b. Cara Kekuasaan atau Otoritas

Kebiasaan yang diwariskan pada keturunannya yang diterima dari

sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak. Sumber pengetahuan yang mudah

dapat berupa pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama

pemegang pemerintah dan sebagainya.

c. Berdasarkan Pengalaman Sendiri

Pengalaman adalah guru yang terbaik, kalimat tersebut mengandung

maksud pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman, itu

merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, oleh sebab itu

pengalaman dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan seperti yang

dihadapi pada masa lalu.

d Melalui Jalan Pikir

Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan

jalan pikirannya baik melalui peringatan khusus maupun umum, pernyataan

14

umum disebut induksi, sedangkan pembuatan kesimpulan dan pernyataan umum

ke pernyataan khusus disebut deduksi.

2. Cara Modern dalam memperoleh Kebenaran

Cara modern ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode

penelitian ilmiah atau lebih populer disebut metodologi penelitian atau research

methodology. Cara ini dilakukan untuk memperoleh kesimpulan dengan observasi

langsung dan membuat pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan yang

diamatinya. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok, yaitu :

1) Segala sesuatu yang positif, yakni gejala tertentu yang muncul pada

saat dilakukan pengamatan.

2) Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak muncul

pada saat dilakukan pengamatan.

3) Gejala yang muncul bervariasi, yaitu gejala yang tidak tetap pada

kondisi tertentu (Notoatmodjo, 2010).

2.1.6 Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan memberikan seperangkat

alat tes atau kuesioner tentang obyek pengetahuan yang mau di ukur, selanjutnya

dilakukan penilaian dimana jawaban benar dari setiap pertanyaan diberi nilai 1

dan jika salah diberi nilai 0. pengolahan dan analisis data dilakukan secara

manual, dengan menggunakan rumus yaitu :

15

P= fn×100 %

Keterangan:

P = Persentase

f = Jumlah jawaban yang benar

n = Jumlah pertanyaan

Selanjutnya prosentase jawaban yang di interpretsikan dalam kalimat

kualitatif dengan cara sebagai berikut:

Baik : Nilai : 76-100%

Cukup : Nilai : 56-75%

Kurang : Nilai : ≤56% (Nursalam, 2008).

2.2 Konsep Dasar Kehamilan

2.2.1 Definisi

Periode antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak hari

pertama haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati. Yang

menandai awal periode antepartum. (Varney, 2006) Kehamilan adalah suatu

keadaan dimana dalam rahim seorang wanita terdapat hasil konsepsi

(pertemuan ovum dan spermatozoa) (Rustam Mochtar, 1998).Kehamilan 

merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis.  Setiap wanita yang

memiliki organ reproduksi sehat yang telah mengalami menstruasi dan

melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang organ reproduksinya

16

sehat sangat besar kemungkinanya akan mengalami kehamilan (Mandriwati,

2007).

2.2.2 Proses Kehamilan 

Proses kehamilan menurut Rustam Mochtar (1998), adalah :

1. Ovum (Sel Telur)

Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi

digenital ridge.

Urutan pertumbuhan ovum (oogenesis):

a. Oogonia

b. Oosit pertama

c. Primary ovarian follicle

d. Liquar folliculi

e.Pematangan pertama ovum

f. Pematangan kedua ovum pada waktu sperma membuahi ovum

2. Spermatozoa (Sel Mani)

Sperma bentuknya seperti kecebong terdiri atas 4 bagian yaitu kepala yang

berisi inti (nukleus), leher, bagian tengah dan ekor yang dapat bergetar sehingga

sperma dapat bergerak dengan cepat, urutan pertumbuhan sperma :

spermatogonium membelah dan spermatosit pertama membelah dua, spermatosit

kedua membelah dua, spermatid tumbuh menjadi spermatozoon.

3. Pembuahan (Konsepsi/Fertilisasi)

17

Pembuahan adalah suatu peristiwa persatuan antara sel mani dengan sel

telur dituba fallopi.Hanya satu sperma yang telah mengalami proses kapasitasi

dapat melintasi zona pellusida masuk ke villetus ovum. Setelah itu zona pellusida

mengalami perubahan sehingga tidak dapat dilalui sperma lain. Persatuan ini

dalam prosesnya diikuti oleh persatuan pronuklei, keduanya yang disebut zygot

yang terdiri dari atas acuan genetik dari wanita dan pria.

Dalam beberapa jam setelah pembuahan, mulailah pembelahan zygot yang

berjalan lancar dan dalam 3 hari sampai dalam stadium morula. Hasil konsepsi ini

dengan urutan tetap bergerak ke arah rongga rahim. Hasil konsepsi sampailah

dalam kavum uteri dalam peringkat blastula.

4. Nidasi (Implantasi)

Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi dalam

endometrium. Blastula diselubungi oleh simpai yang disebut trofoblas, yang

mampu menghancurkan dan mencairkan jaringan. Ketika blastula mencapai

rongga rahim, jaringan endometrium berada pada masa sekresi. Jaringan

endometrium ini banyak mengandung sel-sel desidua, yaitu sel-sel besar yang

banyak mengandung glikogen serta mudah dihancurkan oleh trofoblas.

Blastula dengan bagian yang berisi massa sel dalam (inner-cell-mass) akan

mudah masuk kedalam desidua, menyebabkan luka kecil yang kemudian sembuh

dan menutup lagi. Itulah sebabnya pada saat nidasi terjadi sedikit perdarahan

akibat luka desidua (Tanda Hartman). Umumnya nidasi terjadi pada dinding

depan atau belakang rahim (korpus) dekat fundus uteri.

18

Bila nidasi telah terjadi, dimulailah diferensiasi sel-sel blastula. Sel-sel

lebih kecil yang terletak dekat ruang exocoeloma membentuk entoderm dan yolk

sac. Sedang sel-sel yang lebih besar menjadi endoderm dan membentuk ruang

amnion. Maka terbentuklah lempeng embrional (embryonal plate) diantara

amnion dan yolk sac.

Sel-sel trofoblas mesodermal yang tumbuh sekitar mudigah (embrio) akan

melapisi bagian dalam trofoblas. Maka terbentuklah sekat korionik (chorionic

membrane) yang telah menjadi korion. Sel-sel trofoblas tumbuh menjadi 2 lapisan

yaitu sitotrofoblas yang disebelah dalam dan sinsitiotrofoblas yang disebelah luar.

Villi korionik yang berhubungan dengan desidua basalis tumbuh

bercabang-cabang dan disebut korion profundus. Sedangkan yang berhubungan

dengan desidua kapsularis kurang mendapat makanan sehingga akhirnya

menghilang disebut chorion leave.

5. Plasentasi

Pertumbuhan dan perkembangan desidua sejak terjadi konsepsi karena

pengaruh hormon terus tumbuh sehingga makin lama menjadi tebal. Desidua

adalah mukosa rahim pada kehamilan yang terbagi atas :

a. Desidua basalis

Terletak diantara hasil konsepsi dan dinding rahim, disini plasenta

terbentuk.

19

b. Desidua kapsularis

Meliputi hasil konsepsi kearah rongga rahim yang lama kelamaan bersatu

dengan desidua vera kosena obliterasi.

c. Desidua vera

 Meliputi lapisan dalam dinding rahim lainnya.

2.3 Tanda-tanda bahaya kehamilan pada trimester 1, 2, dan 3

2.3.1  Pada Trimester I

Trimester I adalah usia kehamilan 1- 3 bulan atau kehamilan berusia 0 - 12

minggu ,salah satu asuhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk menapis

adanya risiko ini yaitu melakukan pendeteksian dini adanya komplikasi/penyakit

yang mungkin terjadi selama hamil muda. Tanda bahaya kehamilan merupakan

suatu kondisi yang dialami oleh wanita hamil, dimana wanita dengan beberapa

masalah tersebut bisa terancam kehamilannya dan persalinan yang berbahaya

(Burns, dkk. 2000 ).Tanda Bahaya Kehamilan Trimester I meliputi:

1. Perdarahan pervaginam / Perdarahan dari jalan lahir

Perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22

minggu.Perdarahan pervaginam dalam kehamilan adalah cukup normal. Pada

masa awal kehamilan, ibu akan mengalami perdarahan yang sedikit (spotting) di

sekitar waktu terlambat haidnya.

Perdarahan ini adalah perdarahan implantasi dan  normal, perdarahan kecil

dalam kehamilan adalah pertanda dari “Friabel cervik”. (Burns, dkk. 2000 ).

20

a.  Macam macam perdarahan pervaginam

1) Abortus

Pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu

dan berat janin kurang dari 500 gram. Tanda-tandanya : perdarahan dengan nyeri

abdomen, rasa mulas atau rasa nyeri. Terkadang disertai syok. (Burns, dkk. 2000 )

2) Kehamilan ektopik

Kehamilan di mana implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi di luar

endometrium atau di luar rahim. Tanda-tandanya : perdarahan berwarna coklat tua

dan umumnya sedikit, nyeri perut, uterus terasa lembek.

3) Molahydatidos(Hamil Anggur)

Kehamilan abnormal di mana hampir seluruh vili korialisnya mengalami

perubahan hidrofik.Tanda-tandanya :perdarahan  berulang, nyeri perut, tidak

teraba bagian janin, tidak terdengar DJJ janin(Burns, dkk. 2000 )

2. Mual Muntah Berlebihan

Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar

dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi

hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari.

Pengaruh fisiologik kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin karena

sistem saraf pusat atau pengosongan lambung yang berkurang.Pada umumnya

wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala mual

muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan.. (Sarwono, 2005)

21

3. Sakit Kepala Yang Hebat

Sakit kepala yang bisa terjadi selama kehamilan, dan sering kali

merupakan  ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang

menunjukan suatu masalah serius dalam kehamilan adalah sakit kepala yang

hebat, menetap dan tidak hilang dengan beristirahat.Terkadang sakit kepala yang

hebat tersebut, ibu mungkin menemukan bahwa penglihatanya menjadi kabur atau

berbayang.Hal ini merupakan gejala dari pre-eklamsia dan ika tidak diatasi dapat

menyebabkan kejang maternal, stroke, koagulopati dan kematian. (Uswhaaya,

2009)

4. Nyeri Perut Yang Hebat

Nyeri perut pada kehamilan 22 minggu atau kurang.Hal ini mungkin gejala

utama pada kehamilan ektopik atau abortus. (Saifuddin, 2002). Nyeri abdomen

yang tidak berhubungan dengan persalinan normal adalah tidak normal. Nyeri

abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang mengancam keselamatan

jiwa adalah yang  hebat, menetap dan tidak hilang setelah beristirahat. Hal ini bisa

berarti apendisitis, kehamilan ektopik, aborsi, penyakit radang pelviks, persalinan

preterm, gastritis, penyakit kantong empedu, iritasi uterus, abrupsi plasenta,

infeksi saluran kemih atau infeksi lain.

5. Selaput Kelopak Mata Pucat/ Anemia

Anemia  adalah masalah medis yang umum terjadi pada banyak wanita

hamil. Jumlah sel darah merah dalam keadaan rendah, kuantitas dari sel sel ini

tidak memadai untuk memberikan oksigen yang dibutuhkan oleh bayi.Anemia

22

sering terjadi pada kehamilan karena volume darah meningkat kira kira 50%

selama kehamilan.

Anemia dapat ditangani dengan minum tablet zat besi dan istirahat cukup.

(Curtis, 2000).

6. Demam Tinggi

Ibu hamil menderita deman dengan suhu tubuh lebih 38° C dalam

kehamilan merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala

adanya infeksi dalam kehamilan.

Demam tinggi dapat ditangani dengan: istirahat baring, minum banyak,

kompres untuk menurunkan suhu. (Saiffudin, 2002: 84)

2.3.2 Tanda Bahaya Trimester II (3 Bulan Kedua / Usia kehamilan 6 Bulan)

Trimester II adalah usia kehamilan 4-6 bulan atau kehamilan berusia 13-28

minggu. Tanda Bahaya   Kehamilan Trimester II meliputi:

1. Bengkak Pada Wajah, Kaki dan Tangan

            Oedema ialah penimbunan cairan yang berlebih dalam jaringan tubuh, dan

dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari tangan

dan muka.Oedema pretibial yang ringan sering ditemukan pada kehamilan biasa,

sehingga tidak seberapa berarti untuk penentuan diagnosis pre-eklampsia. Hampir

separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang

biasanya hilang setelah beristirahat atau meninggikan kaki.

23

2. Keluar Air Ketuban Sebelum Waktunya

  Keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan 22 minggu,

ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan berlangsung.

Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm sebelum

kehamilan 37 minggu maupun kehamilan aterm. (Anonim, 2009).

3. Perdarahan hebat

Perdarahan Masif atau hebat pada kehamilan muda. (Anonim, 2009).

4. Pusing Yang hebat

5.Gerakan bayi berkurang

Ibu mulai merasakan gerakan bayinya selama bulan ke-5 atau ke-6,

beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur,

gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam

periode 3 jam. Gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika berbaring atau

beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik. Apabila ibu tidak

merasakan gerakan bayi seperti biasa, hal ini merupakan suatu risiko tanda

bahaya. (Anonim, 2009).

2.3.3 Tanda Bahaya Trimester III  (pre-eklampsi,kpd dan iufd)

Trimester III adalah usia kehamilan 7-9 bulan atau kehamilan berusia 29-

42 minggu. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester II meliputi:

Tanda bahaya kehamilan adalah tanda – tanda yang mengindikasikan

adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan, yang apabila tidak

24

dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu (Anonim, 2009).

Tanda bahaya kehamilan dapat mengancam keselamatan ibu dan bayi dalam

kandungan dan dapat menyebabkan komplikasi kehamilan.Tanda bahaya

kehamilan merupakan suatu kondisi yang dialami oleh wanita hamil, dimana

wanita dengan beberapa masalah tersebut bisa terancam kehamilannya dan

persalinan yang berbahaya (Burns, dkk. 2000 ).

Selama kehamilan seorang ibu mengalami perubahan fisik yang menyebabkan

ketidaknyamanan yang normal, dan merupakan bagian dari perubahan yang

terjadi pada tubuh ibu selama kehamilannya. Diperlukan kunjungan ke tenaga

kesehatan agar ibu mendapat banyak informasi tentang kondisi normal ibu hamil

ataupun ketidaknyamanan yang merupakan tanda bahaya dalam

kehamilan.Bahaya kehamilan dapat terdeteksi jika ibu sering memeriksakan

kehamilannya. Karena pada setiap kunjungan antenatal akan diperiksa kondisi ibu

dan janin untuk mengenali tanda bahaya dalam kehamilan tiap trimesternya.

(parenting,2009)

1. Preeklampsi

a. Pengertian preeklampsi

Pre eklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, proteinuria

dan edema yang timbul karena ke hamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam

triwulan ke 3 pada kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya misalnya pada mola

hidatidosa (prawirohardjo 2005).

Pre eklampsia adalah kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil,

bersalin dan dalam masa nifas yang terdiri dari trias yaitu hipertensi, proteinuria

25

dan edema yang kadang-kadang di sertai konvulusi sampai koma, ibu tersebut

tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan vascular atau hipertensi sebelumnya

(muchtar, 2011)

b. Etiologi

Penyebab pre eklampsi saat ini tak bisa di ketahui dengan pasti walaupun

penelitian yang dilakukan terhadap penyakit ini suda sedemikian maju. Semuanya

baru di dasarkan pada teori yang yang di hubung-hubungkan dengan kejadian ,

Itulah sebabnya pre eklampsi di sebut juga “ disease of theory”, gangguan

kesehatan yang berasumsi pada teori . adapun teori-teori tersebut antara lain:

1) Peran prostasiklin dan tromboksan

Pada pre elampsi dan eklamsia di dapatkan kerusakan pada endotel

vaskuler, sehingga terjadi penurunan produksi prostasiklin (PGI2) yang pada

kehamilan normal meningkat, aktivasi pengumpalan dan fibronolisi, yang

kemudian akan dig anti thrombin dan plasmin. Thrombin akan mengkomsumsi

anti thrombin, sehingga terjadi deposit fibrin. Aktifasi trombosit memyebabkan

pelepasan tromboksan (TXA2) dan serotonin, sehingga terkadi vasopasme dan

kerusakan endotel(Manuaba,2005)

2) Peran faktor imonologis

Pre eklampsi sering terjadi pada kehamilan pertama dan tidak timbul lagi

pada kehamilan berikutnya. Hal ini dapat di terangkan bahwa pada kehamilan

pertama pembentukan blocking antibodies terhadap antigen plasenta tidak

sempurna, yang semakin sempurna pada kehamilan berikutnya. Fierle FM (2004)

mendapatkan beberapa data yang mendukung adanya system imun pada penderita

PE-E.

26

Beberapa wanita dengan PE-E mempunyai kompleks imun dan serum,

beberepa studi juga mendapatkan adanya aktifasi system komplemen pada PE-E

di ikuti proteuri. Sitirat (2005) meyimpulkan meskipun ada beberapa pendapat

menyebutkan bahwa system imun humoral dan aktivas komplemen terjadi pada

PE-E, tetapi tidak ada bukti bahwa system imunologi bisa menyebabkan PE-E.

3) Faktor genetic

Beberapa bukti yang menunjukka peran faktor genetic pada kejadian PE-E

antara lain:

a) Pre eklampsia hanya terjadi pada manusia

b) Terdapat kecendrungan peningkatan frekwensi PE-E

c) Kecendrungan peningkatan frekwensi PE-E pada anak dan cucu ibu hamil

dengan riwayat PE-E dan bukan pada ipar mereka

d) Peran rennin-antigiotensin-aldosteron system (RAAS)

Yang jelas preeklampsi merupakan salah satu penyebab kematian pada

ibu hamil, disamping infeksi dan perdarahan. Oleh sebab itu , bila ibu hamil sudah

ketahuan berisiko, terutama sejak awal kehamilan, dokter kebidanan dan

kandungan akan memantau lebih ketat kondisi kehamilan tersebut.

(Kliman ,2000)

Beberapa penelitian meyebutkan beberapa faktor yang dapat menunjang

terjadinya preeklampsi dan eklampsi, faktor-faktor tersebut antara lain, gizi buruk,

kegemukan dan gangguan aliran darah ke rahim. Faktor terjadinya preeklamsi

umunya terjadi pada kehamilan yang pertama kali, kehamilan di usia remaja dan

kehamilan pada wanita diatas usia 40 tahun. Faktor resiko yang lain adalah

riwayat tekanan darah yang tinggi yang kronis sebelum kehamilan, riwayat

27

mengalami preeklamsi sebelumnya, riwayat preeklamsi pada ibu atau saudara

perempuan, kegemukan, mengandung lebih dari satu orang bayi, riwayat kencing

manis,kelainan ginjal, lupus atau rematoid arthritis.

a. Patofisiologi.

Vasokontriksi merupakan dasar pathogenesis PE-E. vasokontriksi

menimbulkan peningkatan total perifer system dan menimbulkan hipertensi.

Adanya vasokonstriksi juga akan menimbulkan hipoksia pada endotel setempat,

sehingga terjadi kerusakan endotel, kebocoran arteriole di sertai pendarahan mikro

pada tempat indotel. Selain itu Hubel(2006) mengatakan bahwa adanya

vasokontriksi arteri spiralis dan menyebabkan terjadinya penurunan perfusi

uteroplasenter yang selanjutnya akan menimbulkan malapdatasi plasenta.

Hipoksia/anoksia jaringan merupakan sumber reaksi hiperoksidase lemak,

sedangkan proses hiperoksidasi itu sendiri memerlukan peningkatan konsumsi

oksidasi, sehingga dengan demikian akan mengganggu metabolisme di dalam sel

periksedase. Lemak adalah hasil proses oksidase lemak tak jenuh yang

menghasilkan hiperoksidase lemak jenuh. Periksidase lemak merupakan radikal

bebas. Apabila keseimbangan antara periksidase terganggu, dimana periksidase

dan oksidan lebih dominan maka akan timbul keadaan yang di sebut stess

oksidatif (Hubel,2006)

Pada PE-E serum anti oksidan kadarnya menurun dan plesenta menjadi

sumber terjadinya peroksidase lemak. Sedangkan pada wanita hamil normal,

serumnya mengandung transferring, ion tembaga dan sulfidril yang berperan

sebagai anti oksidan yang cukup kuat. Peroksidase lemak beredar dalam aliran

darah melalui ikantan lipoprotein. Peroksidase lemak ini akan sampai ke semua

28

komponen sel yang di lewati termasuk sel-sel endotel yang akan mengakibatkan

rusaknya sel-sel indotel tersebut. Rusaknya sel-sel indotel tersebut akan

mengakibatkan antra lain: adhesi dan agregasi trombosit, gangguan permeabilitas

lapisan endotel terhadap plasma, terlepasnya ensim lisososom, tromboksan dan

serotonin sebagai akibat rusaknya trombosit, produksi prostasiklin terhenti,

terganggunya keseimbangan prostasiklin dan tromboksan, terjadi hipoksia

plasenta akibat komsumsi oksigen oleh peroksidase lemak. (Hubel ,2006)

b. Jenis-jenis preeklamsi

Menurut Sitirat(2006) ada beberapa jenis preeklamsi yaitu :

1) Preeklampsi Ringan.

Pre eklampsia ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria

dan/atau edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan.

Gejala ini dapat timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu pada penyakit

trofoblas. Penyebab pre eklampsia ringan belum diketahui secara jelas. Gejala

klinis pre eklampsia ringan meliputi :

a) Kenaikan tekanan darah sistol 30 mmHg atau lebih; diastol 15 mmHg atau

lebih dari tekanan darah sebelum hamil pada kehamilan 20 minggu atau

lebih atau sistol 140 mmHg sampai kurang 160 mmHg; diastol 90 mmHg

sampai kurang 110 mmHg.

b) Proteinuria : secara kuantitatif lebih 0,3 gr/liter dalam 24 jam atau secara

kualitatif positif 2 (+2).

c) Edema pada pretibia, dinding abdomen, lumbosakral, wajah atau tangan.

29

Pemeriksaan dan Diagnosis pre eklampsia ringan (Sitirat,2006) :

a) Kehamilan lebih 20 minggu.

b) Kenaikan tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih dengan pemeriksaan 2

kali selang 6 jam dalam keadaan istirahat (untuk pemeriksaan pertama

dilakukan 2 kali setelah istirahat 10 menit).

c) Edema tekan pada tungkai (pretibial), dinding perut, lumbosakral, wajah

atau tungkai.

d) Proteinuria lebih 0,3 gram/liter/24 jam, kualitatif (++). 

Penatalaksanaan rawat jalan pasien pre eklampsia ringan (Sitirat,2006) :

a) Banyak istirahat (berbaring tidur / mirring).

b) Diet : cukup protein, rendah karbohidraat, lemak dan garam.

c) Sedativa ringan : tablet phenobarbital  3 x 30 mg atau diazepam 3 x 2 mg

per oral selama 7 hari.

d) Roborantia

e) Kunjungan ulang setiap 1 minggu.

f) Pemeriksaan laboratorium : hemoglobin,  hematokrit, trombosit, urine

lengkap,asam urat darah, fungsi hati, fungsi ginjal.

Penatalaksanaan rawat tinggal pasien pre eklampsia ringan berdasarkan

kriteria(Sitirat,2006)

a. Setelah 2 minggu pengobatan rawat jalan tidak menunjukkan adanya

perbaikan dari gejala-gejala pre eklampsia.

30

b. Kenaikan berat badan ibu 1 kg atau lebih per minggu selama 2 kali

berturut-turut (2 minggu)

c. Timbul salah satu atau lebih gejala atau tanda-tanda pre eklampsia berat

d. Bila setelah 1 minggu perawatan di atas tidak ada perbaikan maka

preeklampsia ringan dianggap sebagai pre eklampsia berat.

e. Bila dalam perawatan di rumah sakit sudah ada perbaikan sebelum 1

minggu dan kehamilan masih preterm maka penderita tetap dirawat selama

2 hari lagi baru dipulangkan. Perawatan lalu disesuaikan dengan

perawatan rawat jalan.

Perawatan obstetri pasien pre eklampsia ringan (muchtar, 2011) :

a) Kehamilan preterm (kurang 37 minggu)

1) Bila desakan darah mencapai normotensif selama perawatan,

persalinan ditunggu sampai aterm.

2) Bila desakan darah turun tetapi belum mencapai normotensif selama

perawatan maka kehamilannya dapat diakhiri pada umur kehamilan 37

minggu atau lebih.

b) Kehamilan aterm (37 minggu atau lebih)

Persalinan ditunggu sampai terjadi onset persalinan atau

dipertimbangkan  untuk melakukan persalinan pada taksiran tanggal persalinan.

c) Cara persalinan

Persalinan dapat dilakukan secara spontan. Bila perlu memperpendek

kala II.

31

2) Preeklampsia Berat

a) Pengertian Preeklampsia Berat

Preeklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai

dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan

atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih. (Notoadmojo (2005)

Gejala dan tanda preeklampsi berat :

Menurut Notoadmojo(2005) ada beberapa gejala dan tanda preeklampsi

berat,yaitu:

(1) Tekanan darah sistolik >160 mmHg

(2) Tekanan darah diastolik > 110 mmHg

(3) Peningkatan kadar enzim hati atau ikterus

(4) Trombosit <100.000/mm3

(5) Oliguria <400 ml/24 jam

(6) Proteinuria >3 gr/liter

(7) Nyeri epigastrium

(8) Skotoma dan gangguan visus lain atau nyeri frontal yang berat

(9) Perdarahan retina

(10) Odem pulmonal

b) PenangananPreeklampsiaBerat(PEB)

Perawatan konservatif (usia kehamilan <36 minggu)

(1) Tirah baring.

32

(2) Infus D5:RL = 3:1.

(3) Diet rendah garam dan tinggi protein (diet preeklamsia)

(4) Pasang kateter tetap (bila perlu).

(5) Medikamentosa: - Anti konvulsan MgSO4. - Anti hipertensi Nifedipine10

mg sublingual, dilanjutkan dengan 10 mg q 8 jam.

Kortikosteroid(Oradexon i.m. 2 kali 10 mg) untuk kehamilan

<36minggu.Antibiotikum, diuretikum dan kardiotonikum hanya diberikan

atas indikasi. Perawatan aktif(terminasi kehamilan), yaitu pada keadaan-

keadaan di bawah ini:

(1) Umur kehamilan>36 minggu

(2) Terdapat tanda-tanda impending eklamsia atau eklamsia

(3) Gawatjanin.

(4) SindromaHELLP.

(5) Kegagalan perawatan konservatif, yakni setelah 6 jam perawatan tidak

terliha tanda –tanda perbaikan penyakit.

2. Ketuban Pecah Dini

a. Pengertian Ketuban Pecah Dini

Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum terjadi

proses persalinan yang dapat terjadi pada usia kehamilan cukup waktu atau kurang

waktu (Wiknjosastro, 2007). Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya ketuban

sebelum proses persalinan berlangsung (Sarwono, 2007).

Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum

persalinan (Sarwono Prawirohardjo, 2008,).Ketuban pecah dini adalah pecahnya

ketuban sebelum waktunya melahirkan/ sebelum infartu, pada pembukaan< 4 cm

33

(Mansjoer, 2001). Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat

tanda-tanda persalinan mulai dan ditunggu satu jam belum terjadi inpartu.

(Manuaba, 2010).

Ketuban pecah dini (KPD) didefinisikan sebagai pecahnya ketuban

sebelum waktunya melahirkan. Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun

jauh sebelum waktunya melahirkan. KPD preterm adalah KPD sebelum usia

kehamilan 37 minggu. KPD yang memanjang adalah KPD yang terjadi lebih dari

12 jam sebelum waktunya melahirkan.

b. Etiologi

Penyebab ketuban pecah dini masih belum dapat diketahui dan tidak dapat

ditentukan secara pasti. Beberapa laporan menyebutkan ada faktor-faktor yang

berhubungan erat dengan ketuban pecah dini, namun faktor-faktor mana yang

lebih berperan sulit diketahui. Adapun yang menjadi faktor resiko adalah

(Sarwono, 2007) :

1) Infeksi, yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban maupun

asenderen dari vagina atau infeksi pada cairan ketuban bisa menyebabkan

terjadinya ketuban pecah dini.

2) Serviks yang inkompeten, kanalis servikalis yang selalu terbuka oleh

karena kelainan pada serviks uteri (akibat persalinan, curettage).

3) Ketegangan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihan

(overdistensi uterus) misalnya trauma, hidramion, gameli

4) Trauma yang didapat misalnya hubungan seksual, pemeriksaan dalam,

maupun amniosentesis menyebabkan terjadinya ketuban pecah dini karena

biasanya disertai infeksi.

34

5) Kelainan letak, misalnya sungsang sehingga tidak ada bagian terendah

yang menutupi pintu atas panggul serta dapat menghalangi tekanan

terhadap membran bagian bawah.

6) Keadaan sosial ekonomi. (Rukiyah, 2010).

c. Karakteristik Ibu Bersalin Dengan Ketuban Pecah Dini

1) Pekerjaan

Pekerjaan adalah suatu yang penting dalam kehidupan dengan bekerja kita

bisa memenuhi kebutuhan, namun pada masa kehamilan pekerjaan yang berat dan

dapat membahayakan kehamilannya hendaklah dihindari untuk menjaga

keselamatan ibu maupun janin. (Abdul, 2006).

Kejadian ketuban pecah sebelum waktunya dapat disebabkan oleh

kelelahan dalam bekerja. Hal ini dapat dijadikan pelajaran bagi ibu-ibu hamil agar

selama masa kehamilan hindari/kurangi melakukan pekerjaan yang berat (Abdul,

2006). Pekerjaan adalah kesibukan yang harus dilakukan terutama untuk

menunjang kehidupan dan kehidupan keluarga .pekerjaan bukanlah sumber

kesenangan tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang

membosankan,berulang dan banyak tantangan (Nursalam2002:133). Bekerja pada

umumnya membutuhkan waktu dan tenaga yang banyak aktivitas yang berlebihan

mempengaruhi kehamilan ibu untuk menghadapi proses persalinanya

2)  Paritas

Multigraviditas atau pritas tinggi merupakan salah satu dari penyebab

terjadinya kasus ketuban pecah sebelum waktunya. Paritas 2-3 merupakan paritas

paling aman ditinjau dari sudut kematian. Paritas 1 dan paritas tinggi (lebih dari 3)

Relion, 30/03/14,
Ambil dimana….?... ini salah… mana ada karakterisitik ibu bersalin dengan KPD… coba dipikrkan lagi

35

mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi, risiko pada paritas 1 dapat

ditangani dengan asuhan obstetrik lebih baik, sedangkan risiko pada paritas tinggi

dapat dikurangi/dicegah dengan keluarga berencana (Wiknjosastro, 2007).

3) Umur

Adalah umur individu terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang

tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan

lebih matang dalam berfikir dan bekerja (Nursalam 2001:133). Dengan

bertambahnya umur seseorang maka kematangan dalam berfikir semakin baik

sehingga akan termotivasi dalam pemeriksaan kehamilam untuk mecegah

komplikasi pada masa persalinan.

4) Riwayat Ketuban Pecah Dini

a) Usia Kehamilan

Komplikasi yang timbul akibat ketuban pecah dini bergantung pada usia

kehamilan. Dapat terjadi infeksi maternal ataupun neonatal, persalinan prematur,

hipoksia karena kompresi tali pusat, deformitas janin, meningkatnya insiden

Sectio Caesaria, atau gagalnya persalinan normal. (Nursalam,2001)

Persalinan prematur setelah ketuban pecah biasanya segera disusul oleh

persalinan. Periode laten tergantung umur kehamilan. Pada kehamilan aterm 90%

terjadi dalam 24 jam setelah ketuban pecah. Pada kehamilan antara 28-34 minggu

50% persalinan dalam 24 jam. Pada kehamilan kurang dari 26 minggu persalinan

terjadi dalam 1 minggu. (Nursalam,2001)

36

b) Cephalopelvic Disproportion(CPD)

Keadaan panggul merupakan faktor penting dalam kelangsungan

persalinan, tetapi yang tidak kurang penting ialah hubungan antara kepala janin

dengan panggul ibu. Partus lama yang sering kali disertai pecahnya ketuban pada

pembukaan kecil, dapat menimbul dehidrasi serta asdosis,dan infeksi intrapartum

Pengukuran panggul (pelvimetri) merupakan cara pemeriksaanyang penting untuk

mendapat keterangan lebih banyak tentang keadaan panggul (Sarwono,2006)

d. Patogenesis

Sarwono (2006), telah menyelidiki hal ini, ternyata ada hubungannya

dengan hal-hal berikut:

1) Adanya hipermotilitis rahim yang sudah lama terjadi sebelum ketuban

pecah dini. Penyakit-penyakit seperti pielonefritis, sistitis, sevisitis, dan

vaginitis terdapat bersama-sama dengan hipermotilitas rahim ini.

2) Selaput ketuban terlalu tipis (kelainan ketuban)

3) Infeksi (amnionitis atau koroamnionnitis)

4) Faktor-faktor lain yang merupakan predisposisi ialah: multifara,malposisi,

cervix incompeten,dan lain-lain.

5) Ketuban pecah dini artifisial(amniotomi),di mana berisi ketuban

dipecahkan terlalu dini.

Kadang-kadang sulit atau meragukan kita apakah ketuban benar sudah

pecah atau belum, apalagi bila pembukaan kanalis servikalis belum ada atau kecil.

Relion, 03/30/14,
Salah.. dihapus saja

37

Cara menentukannya menurut Sarwono (2006) adalah:

1) Memeriksa adanya cairan yang berisi mekoneum,verniks kaseosa,rambut

lanugo atau bila telah terinfeksi berbau.

2) Inspekulo: lihat dan perhatikan apakah memang air ketuban keluar dari

kanalis serviks dan apakah ada bagian yang sudah pecah.

3) Gunakan kertas lakmus (litmus) :

a) bila menjadi biru (basa)- air ketuban.

b) bila menjadi merah (merah)- air kemih (urine)

4) Pemeriksaan pH forniks posterior pada KPD pH adalah basa (air

ketuban).

5) Pemeriksaan histopatologi air ketuban.

6) Aborization dan sitologi

7) KPD berpengaruh terhadap kehamilan dan persalinan. Jarak antara

pecahnya ketuban dipermulaan dari persalinan disebut periode laten =LP =

lag periode. Muda umur kehamilan makin memanjang LP-nya, sedangkan

lamanya persalinan lebih pendek dari biasa, yaitu pada primi 10 jam dan 6

jam (Sarwono,2006).

8) Pengaruh ketuban pecah dini (KPD)

Menurut Sarwono(2006) pengaruh ketuban pecah dini adalah:

1) Terhadap janin

Walaupun ibu belum menunjukan gejala-gejala infeksi tetapi janin

mungkin sudah terkena infeksi, karena infeksi intrauterin lebih dahulu terjadi

(aminionitis,vaskulitis) sebelum gejala pada ibu dirasakan, jadi akan meninggikan

mortalitas dan mobiditas perinatal.

38

2) Terhadap ibu

Karena jalan telah terbuka, maka dapat terjadi infeksi intrapartal, apa lagi

terlalu sering diperiksa dalam, selain itu juga dapat dijumpai infeksi peupuralis

(nifas), peritonitis dan seftikamia, serta dry-labor.

Ibu akan merasa lelah karena terbaring di tempat tidur, partus akan

menjadi lama maka suhu tubuh naik,nadi cepat dan nampaklah gejala-gejala

infeksi.

Hal-hal di atas akan meninggikan angka kematian dan angka morbiditas pada ibu.

e. Prognosis

Prognosa ketuban pecah dini ditentukan oleh cara penatalaksanaan dan

komplikasi-komplikasi dari kehamilan (Mochtar, 1998). Prognosa untuk janin

tergantung pada :

1) Maturitas janin: bayi yang beratnya di bawah 2500 gram mempunyai

prognosis yang lebih jelek dibanding bayi lebih besar.

2) Presentasi: presentasi bokong menunjukkan prognosis yang jelek ,

khususnya kalau bayinya premature.

3) Infeksi intra uterin meningkat mortalitas janin.

4) Semakin lama kehamilan berlangsung dengan ketuban pecah , semakin

tinggi insiden infeksi.

Ditentukan oleh cara penatalaksanaan dan komplikasi-komplikasi yang

mungkin timbul serta umur dari kehamilan.Janin diusahakan bertahan sampai

minimal 36 minggu kehamilan dan diharapkan janin sudah siap bila terpaksa

39

harus dilahirkan. Kehamilan dengan ketuban pecah dini biasanya berujung kepada

persalinan dengan bantuan atau operasi. Dinding kantung ketuban tidak berisi

pembuluh darah sehingga tidak ada perdarahan ketika pecah. Ketika usia

kehamilan semakin tua, dinding ketuban semakin tipis namun masih cukup kuat

menahan tekanan yang semakin besar dari janin, sampai saat waktu persalinan.

Bahkan ada dinding ketuban yang harus dipecahkan dokter bila saat persalinan

ketuban belum pecah(Sarwono,2006).

Disebut ketuban pecah dini atau premature rupture of membrane, jika

ketuban pecah sebelum benar-benar masuk dalam tahap persalinan. Ada juga yang

disebut preterm premature rupture of membrane, yakni ketuban pecah saat usia

kehamilan belum masa aterm atau kehamilan di bawah 38-42 minggu.

Ketuban atau cairan amnion adalah cairan yang memenuhi rahim yang

diproduksi sel-sel trofoblas. Cairan ini merupakan sumber makanan janin dalam

kandungan. Sejak berusia 12 minggu, janin mulai minum air ketuban dan

mengeluarkannya melalui air seni. Cairan itu berada dalam kantung, yang disebut

kantung ketuban, yang terdiri dari jaringan tipis kurang dari 1

milimeter(Sarwono,2006).

Ada beberapa faktor yang membuat ketuban pecah sebelum waktunya

Menurut Sarwono(2006) ada beberapa faktor yang membuat ketuban pecah :

1) lnfeksi yang biasanya berawal dari kemaluan, lalu naik ke mulut rahim,

leher rahim, dan dinding ketuban. Dinding ketuban paling bawah

merupakan bagian yang paling rentan karena mendapat tekanan dari bobot

janin, dan juga yang pertama mendapat infeksi dari kemaluan.

40

2) Gangguan pada leher rahim (cervix incompetence) sehingga dinding

ketuban paling bawah mendapatkan tekanan yang semakin tinggi.

3) Posisi plasenta di bawah. Posisi plasenta yang baik di sebelah atas agak ke

kiri atau kanan sedikit.

4) Tindakan invasif ke leher rahim, misalnya karena pemeriksaan medis atau

upaya pengguguran.

5) Gangguanterhadap jaringan kolagen penyangga dinding

amnion, misalnya kebiasaan merokok dan minum alkohol.

6) Tekanan di dalam rahim meningkat karena cairan ketuban berlebihan,

kehamilan kembar, janin yang besar, atau adanya kelainan anatomis pada

janin.

Pada kasus ketuban pecah dini, dokter akan meminta ibu hamil beristirahat

total. Dokter juga akan memberikan obat untuk mencegah kontraksi sehingga

janin selama mungkin dipertahankan dalam rahim sampai menjelang datangnya

waktu persalinan atau masa aterm.

f. Komplikasi

Komplikasi yang timbul akibat ketuban pecah dini bergantung pada usia

kehamilan. Dapat terjadi infeksi maternal ataupun neonatal, persalinan prematur,

hipoksia karena kompresi tali pusat, deformitas janin, meningkatnya insiden SC,

atau gagalnya persalinan normal(Mochtar, 1998).

1) Persalinan Prematur

Setelah ketuban pecah biasanya segera disusul oleh persalinan. Periode

laten tergantung umur kehamilan. Pada kehamilan aterm 90% terjadi dalam 24

41

jam setelah ketuban pecah. Pada kehamilan antara 28-34 minggu 50% persalinan

dalam 24 jam. Pada kehamilan kurang dari 26 minggu persalinan terjadi dalam 1

minggu (Sarwono,2006)

2) Infeksi

Risiko infeksi ibu dan anak meningkat pada ketuban pecah dini. Pada ibu

terjadi korioamnionitis. Pada bayi dapat terjadi septikemia, pneumonia, omfalitis.

Umumnya terjadi korioamnionitis sebelum janin terinfeksi. Pada ketuban pecah

dini premature, infeksi lebih sering dari pada aterm. Secara umum insiden infeksi

sekunder pada KPD meningkat sebanding dengan lamanya periode laten.

(Sarwono,2006)

3) Hipoksia dan asfiksia

Dengan pecahnya ketuban terjadi oligohidramnion yang menekan tali

pusat hingga terjadi asfiksia atau hipoksia. Terdapat hubungan antara terjadinya

gawat janin dan derajat oligohidramnion, semakin sedikit air ketuban, janin

semakin gawat. (Sarwono,2006)

4) Syndrom deformitas janin

Ketuban pecah dini yang terjadi terlalu dini menyebabkan pertumbuhan

janin terhambat, kelainan disebabkan kompresi muka dan anggota badan janin,

serta hipoplasi pulmonal. (Sarwono,2006)

Adapun pendapat yang lain (Mochtar, 1998):

a. Bagi Janin

1) Prematuritas

42

2) Infeksi

3) Semakin lama periode laten, semakin lama kala satu persalinan, maka

semakin besar insiden infeksi

4) Mal presentasi; sering dijumpai pada presentasi bokong

5) Prolaps tali pusat; sering dijumpai, khususnya pada bayi prematur

6) Mortalitas perinatal; semakin lama periode laten semakin tinggi

mortalitasnya

b. Bagi Ibu

1) Partus Lama

2) Adanya inkoordinasi kontraksi otot rahim akibat dari induksi persalinan

dengan oksitosin sehingga menyebabkan sulitnya kekuatan otot rahim

untuk meningkatkan pembukaan atau pengusiran janin dari dalam

rahim.

3) Perdarahan post partum

4) Adanya penggunaan narkosa pada penanganan ketuban pecah dini

dengan tindakan induksi

5) Atonia Uteri

6) Bila pada saat ketuban pecah servik belum matang atau belum

membuka sehingga akan memperlama proses persalinan dan

menyebabkan kelelahan pada ibu yang berakibat pada lemahnya

kontraksi uterus.

7) Infeksi Nifas

8) Adanya infeksi intra partum akibat ketuban pecah lebih dari 6 jam.

43

g. Penatalaksanaan Ketuban Pecah Dini

Penatalaksanaan ketuban pecah dini yang dapat dilaksanakan oleh

seorang bidan :

1. Bidan

Bidan sebagai tenaga medis terlatih yang ditempatkan ditengah masyarakat

seyogyanya bertindak konservatif artinya tidak terlalu banyak melakukan

intervensi. Dengan akibat tingginya angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi-

janin, maka sikap yang paling penting adalah melakukan rujukan. Sehingga

penanganan ketuban pecah dini mendapat tindakan yang tepat (Manuaba, 1998)

2. Dirumah Sakit

Dalam menghadapi ketuban pecah dini, diperlukan Komunikasi,

Informasi, Motivasi (KIM) terhadap ibu dan keluarga sehingga terdapat

pengertian bahwa tindakan mendadak mungkin dilakukan dengan pertimbangan

untuk menyelamatkan ibu dan mungkin mengorbankan janinnya(Manuaba, 1998)

1) Pada bayi matur

Penatalaksanaan pada bayi matur:

a) Mempertahankan kehamilan sampai cukup matur, khususnya maturitas

paru sehingga mengurangi kejadian kegagalan perkembangan paru yang

sehat (Manuaba, 1998)

b) Pemberian antibiotik profilaksis, spasmolitika dan roboransia dengan

tujuan untuk mengundur waktu sampai anak viable (Moctar, 1998)

Relion, 30/03/14,
Ini teorinya ngambil dimanan….

44

c) Waktu terminasi pada kehamilan akan dapat dianjurkan selang waktu 6

jam sampai 24 jam, bila tidak terjadi his spontan (Manuaba, 1998)

d) Bila anak sudah viable (lebih 36 minggu), lakukan induksi partus 6-12 jam

lag phase dan berikan antibiotika profilaksis, bila dengan induksi partus

atau drip sintosinon gagal lakukan tindakan operatif (Moctar, 1998)

e) Disamping itu hal-hal yang perlu diperhatikan selama dalam menolong

pasien antar lain bersih penolong, bersih alat-alat yang digunakan serta

bersih tempat / lingkungan disekitar klien atau dikenal dengan istilah 3B

(tiga bersih)

f) Jadi penyelesaian ketuban pecah dini menurut Moctar, 1998 adalah

sebagai berikut :

(1) Partus spontan

(2) Ekstraksi vakum

(3) Ekstraksi forcep

(4) Embriotomi bila anak sudah meninggal

(5) Seksio cesarean bila ada indikasi obstetric    

3. Intra Uterin Fetal

a. Pengertian Intra Uterin Fetal (IUFD)

IUFD adalah kematian hasil konsepsi sebelum dikeluarkan dengan

sempurna dari rahim ibunya tanpa memandang tuanya kehamilan. (Sarwono :

2005)

Kematian janin dalam kandungan / IUFD adalah kehamilan yang terjadi

saat usia kehamilan lebih dari 20 minggu dimana janin sudah mencapai ukuran

500 gram atau lebih. (dr. Nasdaldy,2004)

Relion, 30/03/14,
Perhatikan lagi… teori kamu kayaknya salah

45

Kehamilan janin dalam rahim (IUFD) adalah kematian janin setelah 20

minggu kehamilan tetapi sebelum permulaan persalinan. (Hacker : 2001)

IUFD adalah keadaan tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin dalam

kandungan. Kematian janin dalam kandungan (KJDK) atau intra uterine fetal

deadth (IUFD), sering dijumpai baik pada kehamilan dibawah 20 minggu maupun

sesudah kehamilan 20 minggu

Sebelum 20 minggu :

Kematian janin dapat terjadi dan biasanya berakhir dengan abortus.bila

hasil konsepsi yang sudah mati tidak dikeluarkan dan tetap tinggal dalam rahim

disebut missed abortion.

Sesudah 20 minggu

Biasanya ibu telah merasakan gerakan janin sejak kehamilan 20 minggu

dan seterusnya. Apabila wanita tidak merasakan gerakan janin dapat disangka

terjadi kematian dalam rahim.

b. Patofisiologi

Janin bisa juga mati di dalam kandungan (IUFD) karena beberapa factor

antara lain gangguan gizi dan anemia dalam kehamilan,hal tersebut menjadi

berbahaya karena suplai makanan yang di konsumsi ibu tidak mencukupi

kebutuhan janin. Sehingga pertumbuhan janin terhambat dan dapat

mengakibatkan kematian. Begitu pula dengan anemia, karena anemia adalah

kejadian kekurangan FE maka jika ibu kekurangan Fe dampak pada janin adalah

46

irefersibel. Kerja organ – organ maupu aliran darah janin tidak seimbang dengan

pertumbuh janin ( IUGR).

c. Etiologi

Penyebab dari kematian janin intra uterine yang tidak dapat diketahui

sekitar 25-60%, insiden meningkat seiring dengan peningkatan usia kehamilan.

Pada beberapa kasus yang penyebabnya teridentifikasi dengan jelas, dapat

dibedakan berdasarkan penyebab dari faktor janin, maternal dan patologi dari

plasenta (Kliman, 2000).

1) Faktor Ibu (High Risk Mothers)

a) Status social ekonomi yang rendah

b) Tingkat pendidikan ibu yang rendah

c) Umur ibu yang melebihi 30 tahun atau kurang dari 20 tahun

d) Paritas pertama atau paritas kelima atau lebih

e) Tinggi dan BB ibu tidak proporsional

f) Kehamilan di luar perkawinan

g) Kehamilan tanpa pengawasan antenatal

h) Ganggguan gizi dan anemia dalam kehamilan

i) Ibu dengan riwayat kehamilan / persalinan sebelumnya tidak baik

seperti bayi lahir mati

j) Riwayat inkompatibilitas darah janin dan ibu

2) Faktor Janin (High Risk Infants)

a) Bayi dengan infeksi antepartum dan kelainan congenital

b) Bayi dengan diagnosa IUGR (Intra Uterine Growth Retardation)

47

c) Postmatur

d) Prematur

e) Perdarahan otak

3) Faktor yang berhubungan dengan kehamilan

a) Plasenta previa

b) Preeklamsi / eklamsi

c) Polihidramnion dan oligohidramnion

d) Inkompatibilitas golongan darah atau Inkompatability rhesus

e) Kehamilan lama

f) Kehamilan ganda

g) Infeksi

h) Diabetes

i) Genitourinaria

j) AIDS

k) Perdarahan post partum

l) Shipilis

m) Nefritis kronis

n) Penyakit jantung

o) Penyakit paru atau TBC

p) Abrupsio plasenta

4) Faktor Tali Pusat

a) Prolapsus tali pusat

b) Lilitan tali pusat

c) Vassa praevia

48

d) Tali pusat pendek

Menurut Botefilia(2006), Spesialis Kebidanan dan Kandungan Rumah

Sakit Persahabatan, Jakarta, ada beberapa faktor yang menyebabkan kematian

janin dalam kandungan, antara lain:

1) Hipertensi atau tekanan darah tinggi

2) Preeklampsia dan eklampsia

3) Perdarahan

Waspada jika ibu mengalami perdarahan hebat akibat plasenta previa

(plasenta yang menutupi jalan lahir) atau solusio plasenta (terlepasnya plasenta

dari tempat implantasinya di dalam uterus sebelum bayi dilahirkan). Otomatis Hb

janin turun dan bisa picu kematian janin.

4) Kelainan kongenital bayi

Yang bisa mengakibatkan kematian janin adalah hidrops fetalis, yakni

akumulasi cairan dalam tubuh janin. Jika akumulasi cairan terjadi dalam rongga

dada bisa menyebabkan hambatan nafas bayi. Kerja jantung menjadi sangat berat

akibat dari banyaknya cairan dalam jantung sehingga tubuh bayi mengalami

pembengkakanatau terjadi kelainan pada paru-parunya

5) Ketidakcocokan golongan darah ibu dan janin

Terutama pada golongan darah A, B, O. Kerap terjadi golongan darah anak

A atau B, sedangkan Moms bergolongan O atau sebaliknya. Pasalnya, saat masih

dalam kandungan darah ibu dan janin akan saling mengalir lewat plasenta. Bila

49

darah janin tidak cocok dengan darah ibunya,maka ibu akan membentuk zat

antibody.

6) Janin yang hiperaktif

Gerakan janin yang berlebihan, apalagi hanya pada satu arah saja,  bisa

mengakibatkan tali pusat yang menghubungkan ibu dengan janin terpelintir.

Akibatnya, pembuluh darah yang mengalirkan suplai oksigen maupun nutrisi

melalui plasenta ke janin akan tersumbat. Tak hanya itu, tidak menutup

kemungkinan tali pusat tersebut bisa membentuk tali simpul yang mengakibatkan

janin menjadi sulit bergerak. Hingga saat ini kondisi tali pusat terpelintir atau

tersimpul tidak bisa terdeteksi. Sehingga, perlu diwaspadai bilamana ada gejala

yang tidak biasa saat hamil.

7) Gawat janin

Bila air ketuban habis otomatis tali pusat terkompresi antara badan janin

dengan ibunya. Kondisi ini bisa mengakibatkan janin ‘tercekik’ karena suplai

oksigen dari Moms ke janin terhenti. Gejalanya dapat diketahui melalui

cardiotopografi (CTG). Mula-mula detak jantung janin kencang, lama-kelamaan

malah menurun hingga di bawah rata-rata.

8) Postterm

Kehamilan lebih dari 42 minggu.Jika kehamilan telah lewat waktu,

plasenta akan mengalami penuaan sehingga fungsinya akan berkurang. Janin akan

kekurangan asupan nutrisi dan oksigen. Cairan ketuban bisa berubah menjadi

sangat kental dan hijau, akibatnya cairan dapat terhisap masuk ke dalam paru-paru

50

janin. Hal ini bisa dievaluasi melalui USG dengan color doppler sehingga bisa

dilihat arus arteri umbilikalis jantung ke janin. Jika demikian, maka kehamilan

harus segera dihentikan dengan cara diinduksi. Itulah perlunya taksiran kehamilan

pada awal kehamilan dan akhir kehamilan melalui USG.

9) Infeksi saat hamil

Saat hamil sebaiknya menjaga kondisi tubuh dengan baik guna

menghindari berbagai infeksi bakteri atau virus. Bahkan, demam tinggi pada ibu

bisa mengakibatkan janin tidak tahan akan panas tubuh ibunya.

Kelainan kromosom termasuk penyakit bawaan. Kematian janin akibat

kelainan genetik biasanya baru terdeteksi saat kematian sudah terjadi, melalui

otopsi bayi. Jarang dilakukan pemeriksaan kromosom saat janin masih dalam

kandungan. Selain biayanya mahal, juga sangat berisiko. Karena harus mengambil

air ketuban dari plasenta janin sehingga berisiko besar janin terinfeksi, bahkan

lahir prematur.

Untuk menentukan stillbirth dapat ditentukan melalui :

1) Tidak merasakan gerakan janin selama 3 hari.

2) Tidak ada pembesaran perut, ukuran uterus mengecil dibandingkan

dengan ukuran seharusnya.

3) Bagian – bagian janin teraba

4) Tanda – tanda kehamilan berhenti

5) Berat badan ibu menurun.

6) Pemeriksaan HCG urine menjadi negative

51

7) USG : tidak terlihat DJJ dan nafas janin, badan dann tungkai janin

tidak terlihat bergerak, terlihat kerangka yang bertumpuk. Tidak

terlihat struktur janin, terlihat penumpukan tulanh tengkorak, dan

reduksi cairan yang abnormal.

d. Dampak IUFD

Kematian janin dalam kandungan 3-4 minggu, biasanya tidak

membahayakan ibu. Setelah lewat 4 minggu maka kemungkinan terjadinya

kelainan darah (hipo-fibrinogenemia) akan lebih besar karena itu pemeriksaan

pembekuan darah harus dilakukan setiap minggu setelah diagnosis ditegakkan.

Bila terjadi fibrinogenemia., bahayanya adalah perdarahan post partum. Terapinya

adalah dengan pemberian darah segar atau fibrinogen.

Dampak lainnya yaitu, Trauma emosional yang berat menjadi bila antara

kematian janin dan persalinan cukup lama, dapat terjadi infeksi bila ketuban

pecah, dapat terjadi koagulopati bila kematian janin berlangsung lebih dari 2

minggu.

e. Jenis Kematian Janin

Di bagi menjadi 4 golongan:

1) Golongan l : Kematian sebelum masa hamil mencapai 20 minggu penuh.

2) Golongan ll : Kematian sesudah ibu hamil 20 minggu hingga 28 minggu.

3) Golongan lll :Kematian sesudah kehamilan lebih dari 28 minggu (Late

Fetal Death).

4) Golongan lV : Kematian yang tidak dapat di golongkan pada kertiga

golongan diatas.

52

f. Jenis – jenis Pertolongan Persalinan untuk Janin Mati

1) Pertolongan persalinan dengan perforasi kronioklasi

Perforasi kronioklasi merupakan tindakan beruntun yang dilakukan pada

bayi yang meninggal di dalam kandunagan untuk memperkecil kepala janin

dengan perforation dan selanjutnya menarik kepala janin ( dengan kranioklasi)

tindakan ini dapat dilakukan pada letak kepala oleh letak sungsang dengan

kesulitan persalinan kepala.Dngan kemajuan pengawasan antenatal yang baik dan

system rujukan ke tempat yang lebih baik , maka tindakan proferasi dan

Kraioklasi sudah jarang dilakukan. Bahaya tindakan proferasi dan kraniioklasi

adalah perdarahan infeki, trauma jalan lahir dan yang paling berat ruptira

uteri( pecah robeknya jalan lahir).

2) Pertolongan persalinan dengn dekapitasi

Letak lintang mempunyai dan merupakan kedudukan yang sulit untuk

dapat lahir normal pervaginam. Gegagalan pertolongan pada letak lintang

menyebabkan kematian janin, oleh karena itu kematian janin tidak layak dilkukan

dengan seksio sesaria kecuali pada keadaan khusus seperti plasenta previa totalis,

kesempitan panggul absolute. Perslinan di lakukan dengan jalan dekapitasi yaitu

dengan memotong leher janin sehingga badan dan kepala janin dapat di lahirkan.

3) Pertolongan persalinan dengan eviserasi

Eviserasi adalah tindakan operasi dengan mengeluarkan lebih dahulu isi

perut dan paru (dada) sehingga volume janin kecil untuk selanjutnya di lahirkan.

Eviserasi adalah operasi berat yang berbahaya karena bekerja di ruang sempit

untuk memperkecil volume janin bahaya yang selalu mengancam adalah

53

perdarahan,infeksi dan trauma jalan lahir dengan pengawasan antalnatal yang

baik, situasi kehamilan dengan letek lintang selalu dapat di atasi dengan versi luar

atau seksio sesaria.

4) Pertolongan persalinan dengan kleidotomi

Kleidotomi adalah memotong tulang klavikula (tulang selangka) sehingga

volume bahu mengecil untuk dapat melahirkan bahu. Kleidotomi masih dapat

dilakukan pada anak hidup, bila diperlukan pada keadaan gangguan persalinan

bahu pada anak yang besar.

54

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL

Kerangka konseptual adalah suatu teori yang menjelaskan keterkaitan

antar variabel baik variabel yang di teliti maupun yang tidak di teliti, kerangka

konsep akan menghubungkan hasil penemuan dengan teori. (Nursalam,2008)

Keterangan :

: Tidak diteliti

: Diteliti

Sumber: . (Nursalam,2008)

Bagan 3.1 kerangka konseptual gambar pengetahuan ibu hamil tentang tanda- tanda bahaya pada trimester 3

Dari kerangka konsep di atas dapat di jelaskan bahwa keberhasilan

pengetahuan ibu tentang tanda –tanda bahaya pada kehamilan dipengaruhi oleh

beberapa factoryaitu pendidikan, pekerjaan, usia, tempat tinggal atau lingkungan,

informasi dan pelayanan kesehatan. Dalam penelitian ini peneliti hanya meneliti

tentang pendidikan, pekerjaan dan usia. pengetahuan ibu hamil tentang tanda-

Faktor internal Faktor eksternal

3. pelayanan kesehatan

2. Informasi

1. Tempat tinggal1. pendidikan

2. pekerjaan

Pengetahuan ibu hamil tentang tanda-tanda bahaya pada trimester 3

Tingkat pengetahuan 1. Baik 75-100%2. Cukup 56-75%3. Kurang <56

3. usia

54

Relion, 30/03/14,
Salah… nursalam tidak membicarakan factor internal eksternal
Relion, 03/30/14,
Kerangka konsep tidak mencerminkan bab 2… harusnya ambil dari bab 2

55

tanda bahaya pada kehamilan trimester III. sehingga dapat disimpulkan tingkat

pengetahuan dengan kategori baik, cukup, kurang. (Nursalam,2008)

56

BAB 4

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan cara yang akan dilakukan dalam proses

penelitian ( Hidayat A,2008). Pada bab ini akan diuraikan tentang metode

penelitian yang digunakan dalam penelitian meliputi desain penelitian, kerangka

kerja, populasi, sample, besar sample dan tehnik sampling, variable penelitian dan

definisi operasional, instrument penelitian dan tehnik pengumpulan data, tempat

dan waktu penelitian, metode pengolahan data dan analisa data, etika penelitian,

keterbatasan penelitian

4.1 Desain penelitian

Desain penelitian adalah bentuk rancangan yang digunakan dalam

melkukan prosedur penelitian (Hidayat A ,2008).Dalam penelitian ini tipe

penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptifdimana penelitian hanya

bertujuan untuk menerangkan atau menggambarkan masalah penelitian yang

terjadi (alimul aziz,2008) . Pada penelitian ini adalah deskriptif dimana hanya

untuk mendapatkan gambaran pengetahuan ibu hamil tentang tanda-tanda bahaya

pada trimester 3.Dilihat dari waktu penelitian Jenis penelitian yang di gunakan

adalah cros sectional yaitu metode penelitian yang melakukan pengamatan dalam

waktu bersamaan pada waktu tertentu atau dalam satu kali pada satu saat.

56

57

4.2 Kerangka kerja

Kerangka kerja merupakan langkah yang akan dilakukan dalam penelitian

yang berbentuk kerangka atau alur penelitian mulai dari desain penelitian hingga

analisis data ( Hidayat A, 2008)

Gambar 3.1. Kerangka Kerja Penelitian Gambaran Pengetahuan ibu hamil tentang tanda-tanda bahaya pada trimester 3 di polindes legung timur kecamatan batang-batang.

Populasi

Semua wanita hamil trimester 1 , 2 ,dan 3 di polindes legung timur kecamatan batang-batang.

N= 45

Sampel

Hanya wanita hamil trimester 3 di polindes legung timur kecamatan batang-batang.

n= 24

Sampling

Consecutif

Variabel

Pengetahuan

Pengumpulan Data

Kuesioner

Kesimpulan&

Saran

Analisa Data

Tabulasi

58

4.3 Identifikasi variabel

Variabel penelitian adalah karakteristik yang memberikan nilai yang

berbeda terhadap suatu benda, manusia dan lainnya (Nursalam, 2008).

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini semuanya adalah satu

variable karena penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Variabel penelitian

ini adalah pengetahuan ibu hamil tentang tanda-tanda bahaya pada trimester 3 di

polindes legung timur kecamatan batang-batang.

4.4 Definisi operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variable secara operasional

berdasarkan karateristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan

observasi atau pengukuran secara cermat terhadap objek atau fenomena (Hidayat

A, 2007).

N

oVariabel

Definisi

OperasionalIndikator Alat Ukur Skala kriteria

1 Pengetahuan

ibu tenang

tanda-tanda

bahaya pada

trimester3

Pengetahuan

ibu/pemahaman

ibu tentang

tanda-tanda

bahaya pada

trimester3

Pengetahuan ibu

Tentangtanda-

tanda bahaya

Pengertian

1..Macam”tanda

bahaya pada

trimester 3

2.Tanda

dan .gejala

3.pencegahan

Kuesioner Ordinal 1. Baik

(76-100%)

2. Cukup

(56-75 %)

3. Kurang

(≤56%).

Tabel 4. 4.1 Definisi Operasional Gambaran Pengetahuan ibu hamil tentang tanda-tandabahaya pada trimester 3.

59

4.5Sampling desain

4.5.1 Populasi

Menurut Hidayat A (2008) populasi adalah seluruh subjek atau objek

dengan karakteristik tertentu yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini

adalah Seluruh ibu hamil trimester 1 , 2, dan 3 di legung timur kecamatan batang-

batang sebanyak 45 orang

4.5.2 Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian

jumlah dari karakterstik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat A,, 2008).Sampel

yang digunakan dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester 3 di legung timur

kecamatan batang-batang sebanyak 24 orang

1. Kriteria sampel

Kriteria sampel adalah Kriteria yang dapat dimasukkan atau layak untuk

diteliti.

Kriteria Inklusi adalah karasteristik umum subjek penelitian dari suatu

populasi target terjangkau yang akan diteliti ( Nursalam 2008). dalam penelitian

ini adalah :

a. Responden yang bisa baca tulis

b. Responden yang bersedia untuk di teliti

c. Responden yang bertempat tinggal di legung timur

60

Kriteria Ekslusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan sesuatu yang

memenuhi kriteria inklusi (Nursalam, 2008). dalam penelitian ini adalah :

a. Responden yang usia kehamilannya kurang dari 7 bulan.

b. Responden yang tidak hamil.

c. Responden yang masih remaja dan belum menikah.

4.5.3 Tehnik Pengambilan Sampel ( Sampling )

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat

mewakili populasi (Nursalam,2008). Pengambilan sampel dalam penelitian ini

menggunakan Consecutif sampling dimana setiap subjek mempunyai kriteria

tertentu (sugiyono 2010)

4.6Instrumen Penelitian dan Tehnik Pengambilan Data

4.6.1 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk pengumpulan data,

instrumen penelitian ini dapat berupa : kuisioner atau daftar pertanyaan, formulir,

observasi, wawancara formuliryang berkaitan dengan pencatatan data dan

sebagainya (Hidayat A,2008).Padapenelitian ini penulis menggunakan instrumen

penelitian angket yang berisi kuisioner diartikan sebagai daftar pertanyaan yang

tersusun dengan baik.

4.6.2 Tehnik Pengumpulan Data

1. Proses pengumpulan data

Sebelum melakukan penelitian, peneliti mendapat pengantar dari

universitas wiraraja program DIII kebidanan sebagai tempat belajar. Setelah

mendapat surat pengantar untuk survei awal ke desa legung timur kecamatan

61

batang-batang, Peneliti menyiapkan informed concent sebagai salah satu langkah

untuk memberikan penjelasan maksud dan tujuan serta sekaligus bukti partisipasi

dari responden untuk penelitian ini. Selanjutnya peneliti datang langsung untuk

memberikan kuesioner pada responden untuk diisi dan selama pengisian peneliti

mengawasi serta mengingatkan responden untuk mengisi semua pertanyaan pada

kuisoner kemudian mengumpulkan data yang diperoleh dari responden di legung

timur kecamatan batang-batang Instrumen pengumpulan data.

Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data yang dilaksanakan

dalam penelitian ini adalah kuesioner tipe closed ended atau multiple choice yang

disebarkan pada responden. Kuesioner merupakan pengumpulan data secara

formal kepada subjek untuk menjawab pertanyaan secara tertulis (Nursalam,

2008).

4.7 Tempat dan Waktu Penelitian

4.7.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di desa Legung timur Kecamatan Batang-batang.

4.7.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai Februari sampai april 2014

4.8 Metode Pengolahan Data dan Analisa Data

4.8.1 Metode Pengolahan Data

Data yang terkumpul melalui Koesioner yang ditanyakan kepada

responden. Setelah terkumpul dilakukan pengolahan data dengan menggunakan

langkah sebagai berikut : (notoatmojo ,2010)

62

1. Editing

Setelah jawaban responden terkumpul, segera memeriksa kembali semua

data yang telah terkumpul, untuk mengecek kembali apakah semua skala sudah

diisi sesuai dengan petunjuk, kemudian memisahkan subyek penelitian yang tidak

sesuai dengan kriteria inklusi.dan apabila ada data atau informasi yang tidak

lengkap tidak mungkin dilakukan wawancara ulang akan tetapi kuisoner

dikeluarkan atau dropp out Coding

Coding adalah merupakan kegiaan pemberian kode numerik (angka)

terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori.memberikan kode tertentu pada

hasil penelitian sesuai dengan variabel yang ada.

2. Scoring

Untuk penilaianPengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya trimester

3.dilakukan dengan cara memberikan nilai 1 dari setiap jawaban benar dan untuk

jawaban salah diberi skor 0, pada pertanyaan yang diajukan.

3. Tabulating

Tabulasi data dilakukan dengan menghitung frekuensi dari data

pengetahuan tersebut, kemudian hasil penelitian dimasukkan ke dalam tabel

distribusi frekuensi sesuai dengan tujuan penelitian .

63

4.8.2 Tehnik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan yang sangat penting dalam suatu

penelitian, karena dengan analisis data dapat mempunyai arti atau makna yang

dapat berguna untuk memecahkan masalah penelitian .

Pengetahuan :

Untuk mengukur pengetahuan, alat ukur yang digunakan adalah kuisinoer

yang diberikan kepada responden, bila jawaban benar mendapat nilai 1, dan bila

jawaban yang diberikan salah mendapat nilai 0. pengolahan dan analisis data

dilakukan secara manual, dengan menggunakan rumus yaitu :

P= fn×100 %

Keterangan:

P = Persentase

f = Jumlah jawaban yang benar

n = Jumlah pertanyaan

Kemudian hasil prosentase pada Pengetahuan dengan menggunakan

kriteria kualitatif yaitu: (Nursalam,2008)

Baik (76 – 100 %).

Cukup (56 – 75 %).

Kurang (≤56%).

64

Hasil pengelolaan data dibuat dalam bentuk prosentase kemudian

diinterpretasikan dengan menggunakan skala sebagai berikut:

100 % : Seluruhnya

76-99% : Hampir seluruhnya

51-75% : Sebagian besar

50% : Setengahnya

26-49% : Hampir setengahnya

1-25% : Sebagian kecil

0% : Tidak satupun

4.9 Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti melibatkan obyek manusia maka

tidak boleh bertentangan dengan etika agar hak responden dapat terlindungi.Untuk

melaksanakan penelitian ini, perlu adanya pengantar dari Direkturuniversitas

wiraraja program DIII kebidanan, kemudian di berikan ke pemilik polindes

legung timur kecamatan batang-batang untuk mendapatkan persetujuan.

Kemudian kuesioner diberikan kepada subjek yang akan diteliti dengan

menekankan masalah etik, meliputi :

4.9.1 Lembar Persetujuan Pada Responden(Informed Consent)

Informed consentmerupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan

responden dengan memberikan lembar persetujuan. Tujuannya agar subjek

mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Informed

consentdiberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar

persetujuan untuk menjadi responden.

65

4.9.2 Tanpa nama(Anonymity)

Untuk menjaga kerahasiaan identitas subjek, peneliti tidak akan mencamtumkan

nama subjek pada lembar pengumpulan data atau kuesioner yang diisi oleh

subjek, lembar tersebut hanya diberi nomor kode tertentu.

4.9.3 Kerahasiaan (Confidentiality)

Kerahasiaan merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya

(Hidayat, A, A 2003). Danhanya dipublikasikan dalam bentuk laporan sebagai

tugas akhir pada program studi D III Kebidanan.

66

DAFTAR PUSTAKA

Bima. 2008. www. Preeklamsia Bima’s 22. Com. Retrieved at March 24,2008.

Mochtar, Rustam. 2006. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta, EGC

Mochtar, Rustam. 2006. Sinopsis Obstetri Jilid II. Jakarta, EGC

Manuaba, I, Gde, Bagus. 2004. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan,

EGC.Jakarta

Notoatmodjo. 2005. Metode Penelitian Kebidanan & Tehnik Analisa

Data,Salemba Medika. Jakarta.

Notoatmodjo.2005. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta, EGC.

Prawirohardjo, Sarwono.2001.Ilmu Kebidanan.Jakarta, YBPSP

Prawirohardjo, S 2004. Ilmu Kebidanan. Jakarta, YBP-SP.

Prawirohardjo, S. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta, YBP-SP.

Prawirohardjo, S (2006). Ilmu Kebidanan. Jakarta, YBP-SP.

Wiknjosastro, Hanifaa. 2006. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka

SarwonoPrawirohardjo. Jakarta.

Relion, 03/30/14,
Nur saam kok ndak ada..?

67

KUISIONER MULTIPLE CHOICE

Perdarahan

1. Apakah Perdarahan dalam kehamilan merupakan salah satu tanda bahaya kehamilan?

a) Iya ,karena perdarahan apapun pada kehamilan merupakan tanda bahayab) Tergantung penyebabnya bahaya atau tidak.c) Tidak , karena perdarahannya hanya sedikit dan tidak

bergumpal2. Apakah Perdarahan pada hamil tua dapat membahayakan keselamatan ibu dan

bayi dalam kandungan?.a) Tidak karena kehamilannya sudah cukup bulan b) Iya, jika perdarahanya banyak dan bergumpalc) Sangat berbahaya karena perdarahan tersebut bias mengancam ibu dan

bayinya

3. Apakah Ibu hamil yang mengalami perdarahan dapat memeriksakan kehamilannya pada dukun beranak terdekat.?

a) Iya karena dukun hampir sama dengan bidanb) Tidak boleh seharusnya di periksakan ke bidan/ dokterc) Boleh , asalkan tidak boleh dipijat

Preeklampsi/Eklampsi

4. Apakah Bengkak dikaki,tangan dan wajah atau sakit kepala kadang kala disertai kejang merupakan hal yang biasa dalam kehamilan.?

a) Hal ini yang tidak biasa dan sangat berbahaya pada kehamilanb) Hal yang tidak berbahaya dan sangat biasa terjadi pada kehamilanc) Hal yang sangat wajar terjadi pada kehamilan tua

5. jika ada Bengkak dan sakit kepala pada ibu hamil apakah bisa membahayakan keselamatan ibu dan bayi dalam kandungannya?

a) Bisa membahayakan karena hal itu adalah tanda pre eklampsi.b) Akan membahayakan jika ada perdarahanc) Tidak munkin berbahaya karena hal itu masih wajar

6. Jika ibu mengalami pusing disertai kaki, tangan dan wajah ibu bengkak dan terkadang disertai kejang, apakah ibu harus diperiksakan ke bidan.?

a) Iya , karena jika di biarkan keadaanya akan fatalb) Lebih baik langsung di bawa ke rumah sakitc) Di bawa ke dukun beranak saja

Relion, 30/03/14,
pertanyaan selanjutnya dikoreksi sendiri ya… sesuaikan dengan tata bahasa yang bai dan benar
Relion, 30/03/14,
perdarahan pada usia kehamilan tua (umur 6 bulan keatas) dapat membahayakan ibu hamil…
Relion, 30/03/14,
Lebih baik pertanyaannya seperti inisebutkan tanda tanda perdarahan yang merupakan tanda bahaya kehamilan
Relion, 30/03/14,
Isi pertanyaan, urutan kalimat masih salahS + P+O+K

68

Demam tinggi

7. Apakah Demam tinggi merupakan gejala tanda bahaya kehamilan.?

a) Iya , karena demam tinggi merupakan tanda” adanya infeksib) Tidak berbahaya karena bisa di sembuhkan dengan minum obat c) Demam tinggi Sangat tidak berpengaruh pada kehamilannya

8. Apakah Demam tinggi tidak mengganggu keadaan janin yangdikandung?

a) Demam tinggi Tidak mengganggu janinnya hanya menggangggu ibunya

b) Sangat mengganggu ibu dan janin yang di kandungnyac) Tidak akan menggangu karena tidak ada kaitannya sama sekali

9. Apakah Demam tinggi dapat sembuh dengan sendirinya.?

a) Iya, karena itu adalah penyakit biasab) Tidak bisa sembuh jika tidak d obatic) Hanya perlu minum obat penurun panas.

Ketuban Pecah Dini

10. Apakah Jika ibu mengalami keluar air dari jalan lahir yang banyak tanpa disertai mulas merupakan tanda tanda akan melahirkan.?

a) Tidak, karena jika akan melahirkan ibu keluar air ketuban dan disertai rasa mulas

b)c) Tidak

11. Apakah Jika ibu mengalami pengeluaran air dari jalan lahir yang banyak yang ibu lakukan pergi ke bidan atau dokter?

a) Benar ,karena ada kemungkinan ibu akan segera melahirkan.b) Seharusnya di istirahat saja di rumah.c) SeHarusnya di bawa ke dukun beranak

12.Apakah Keluar air ketuban yang dikatakan berbahaya terjadi saat akan melahirkan?

a) Tidak berbahaya karena proses melahirkan di tandai dengan pecahnyna air ketuban

b) Berbahaya jika air ketuban keluar lebih dari 12jm tapi bayi belum lahir

c) Sangat berbahaya karena akan timbul infeksi

69

Janin dalam kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak

13. Jika Janin dalam kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak apakah merupakan hal yang biasa dalam kehamilan.?

a) Tidak biasa karena jika terjadi seperti maka ada sesuatu yang berbahaya dalam kehamilannya.

b) Hal itu merupakan hal biasa yang terjadi dalam kehamilan trimester 3

c) Akan berbahaya jika di sertai perdarahan.

14. Apakah Ibu perlu memeriksakan kandungan ke bidan atau jika merasakan janinnya tidak bergerak.?

a) Ibu perlu membawa ke bidan agar bisa di tangani secepatnya.b) Sebaiknya Tidak usah di bawa ke bidanc) Boleh di bawa ke dukun jika tidak ada perdarahan

15. Apakah Jika janin dalam kandungan gerakannya lemah atau tidak bergerak ibu meminta pertolongan kepada dukun bayi.?

a) Seharusnya membawa ke bidan agar bisa di tangani secepetnyab) Ibu boleh membawa ke dukun jika bayinya bergerak sedikitc) Jika gerakannya sedikit di bawa ke dukun jika tidak ada gerakan

sama sekali di bawa ke bidan.

Jangan lupa kunci jawabannya di lampirkan

70

71

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada

Yth.Calon Responden

Di Tempat

Dengan Hormat,

Yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa program studi DIII

Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Wiraraja Sumenep :

Nama : Astri Nur Azizah

NIM : 711.6.1.0004

Bersama ini peneliti mengajukan permohonan kepada saudara atas berkenannya

menjadi responden penelitian sebagai tugas akhir Program Studi Diploma III

Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Wiraraja Sumenep dengan judul

penelitian “Gambaran pengetahuan ibu hamil tentang tanda-tanda bahaya pada

trimester 3di Legung Timur Kecamatan Batang -Batang”, jawaban yang akan

diberikan dijamin kerahasiaan sepenuhnya. Oleh sebab itu, Peneliti mohon agar

ibu memberikan jawaban sesuai dengan apa yang ibu kehendaki.

Partisipasi anda dalam penelitian ini bersifat bebas, artinya anda bebas untuk ikut

atau tidak, tanpa sangsi apapun. Atas perhatian dan kesediaan anda peneliti

mengucapkan terima kasih.

Peneliti

Astri Nur Azizah

72

PERNYATAAN BERSEDIA MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia untuk turut

berpartisipasi sebagai responden pada penelitian yang dilaksanakan oleh

mahasiswa :

Nama : Astri Nur Azizah

NIM : 711.6.1.0004

Dengan judul penelitian “Gambaran Pengetahuan ibu hamil tentang tanda-tanda

bahaya pada trimester 3 di Legung Timur Kecamatan Batang-Batang”.

Responden

_________________

73

74