Upload
others
View
24
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PROPOSAL / LAPORAN KKN-PKM
PEMANFAATAN BATANG TEMBAKAU ( NICOTIANA TABACUM)
SEBAGAI BIOPESTISIDA
DPL : Husnul Khotimah, S.Kep, M.Kep, Ners NIDN : 0708079103
Ketua : Siti Halimatus Syakdiyah NIM : 1521100039
Anggota: 1. Yasinta Damayanti
NIM: 17010084
2. Fina Safitriya
NIM: 1630304813
3. Nova Liani
NIM: 1630304801
4. Serly Febrianti
NIM: 17010063
5. Qurrotul Aini
NIM: 1630304825
6. Faridhatul Munawwaroh
NIM: 17010020
7. Ulfatun Nisak
NIM: 1620802013
8. Sholifah
NIM: 17010064
9. Ruly Amalia
NIM: 17010062
10. Siti Maisaroh
NIM: 1620802033
11. Nor Khalisah Putri
NIM: 1610400362
LEMBAGA PENERBITAN, PENELITIAN, DAN
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LP3M)
UNIVERSITAS NURUL JADID
TAHUN 2019
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KKN-PKM
Judul KKN-PKM : Pemanfaatan Batang Tembakau ( Nicotiana Tabacum) sebagai
Biopestisida
1. Nama Ketua : Husnul Khotimah, S.Kep, M.Kep, Ners
a. NIDN : 0708079103
b. Jabatan/Golongan : Dosen Tetap
c. Program Studi : Profesi Ners
d. Nomor HP : 085235430683
2. Anggota
No Nama Anggota Prodi Fakultas Tugas/
Bidang Ahli
1 Yasinta
Damayanti
IF Teknik Desainer dan editor video
dokumentar kelompok KKN
Desa Bucor Wetan.
2 Fina syafitriya PAI Agama Islam Sekretaris I, mengetik semua
yang di anggap penting dalam
KKN Desa Bucor Wetan.
3 Nova Liani PAI Agama Islam Sekretaris II, mengetik semua
yang di anggap penting dalam
KKN Desa Bucor Wetan.
4 Serly Febrianti IF Teknik Photograpi,
mendokumentasikan setiap
kegiatan KKN di Desa Bucor
Wetan.
5 Qurrotul Aini PAI Agama Islam Pengelola sirkulasi keuangan
KKN.
6 Faridhatul
Munawwaroh
IF Teknik Konsumsi dan memasarkan
produk kepada masyarakat.
7 Ulfatun Nisak ES Agama Islam Melengkapi semua kebutuhan
di lokasi KKN.
8 Sholifah IF Teknik Konsumsi dan memasarkan
produk kepada masyarakat.
9 Ruly Amalia IF Teknik Melengkapi semua kebutuhan
di lokasi KKN.
10 Siti Maisaroh ES Agama Islam Melengkapi semua kebutuhan
di lokasi KKN.
11 Nor Khalisah
Putri
KPI Agama Islam Konsumsi dan memasarkan
produk kepada masyarakat.
12 Siti Halimatus
Syakdiyah
PS Agama Islam Bertanggung jawab, dan
mengkoordinir semua kegiatan
KKN di Desa Bucor Wetan.
3. Lokasi Kegiatan
a. Desa/Wilayah/Pesantren : Bucor Wetan
b. Kecamatan : Pakuniran
c. Kabupaten : Probolinggo
d. Provinsi : Jawa Timur
e. Jarak PT ke Lokasi (km) : 23 menit (13km)
Luaran Yang dihasilkan
(artikel/proceeding/HKI/dll) : Artikel jurnal ISSN, berita, metode, buku ISBN
Jangka Waktu Pelaksanaan : 4 Bulan
Biaya Total : Rp 5.795.000,-
Subsidi Unuja : RP 3.500.000,-
Iuran tambahan/Sumbangan : Rp 2.295.000,-
Disahkan pada ..........
Di ..............................
Mengetahui,
Kepala LP3M, Ketua Tim,
Tandatangan & stempel Tandatangan
(Nama Lengkap) Husnul Khotimah, S.Kep, M.Kep, Ners
NIDN. NIDN. 0708079103
BAB I
PENDAHULUAN
A. Isu Aktual
Batang tembakau tidak memiliki nilai jual., petani hanya menjual daun tembakau.
Batang tembakau biasanya digunakan untuk kayu bakar, namun saat ini jarang masyarakat yang
membutuhkan kayu bakar untuk memasak. Batang tembakau belum dimanfaatkan secara optimal
(masih menjadi limbah) namun dapat digunakan sebagai bahan peptisida nabati, sebagai sumber
bahan organik bagi penyediaan nutrisi tanaman. (Denda astra dwi prima, 2016)
Indonesia merupakan Negara dengan perkebunan tembakau terluas di dunia. Produksi
tembakau Indonesia pada akhir tahun 2018 sekitar 150.000 – 160.000 (Ton) dan tidak mencapai
target maksimal 20.000 ton (APTI,2018). Pada tahun 2017 Di Jawa Timur luas panen 107.306
(Ha) dan produksinya 100.052 (Ton). (statistic perkebunan Indonesia komunitas tembakau
2015/2017). Pada tahun 2018 luas panen tembakau mencapai 213,31 (Ha) dan produksi nya
2775,72 (Kw), Sehingga banyak limbah batang tembakau yang tidak digunakan dan yang
digunakan haya daunnya saja.
Batang tembakau terdapat kandungan nikotin yang berperan sebagai racun kontak dan
bioinsektisida pengendali hama. Seperti ulat perusak daun, serangga penghisap bertubuh lunak,
aphid, dan jamur. (kardinal, 2004 ; Suhenry, 2010). Metode pembuatan biopestistisida, batang
tembakau dipotong kecil-kecil kurang lebih 2 cm, dijemur hingga kering kemudian dihancurkan
dengan blender atau mesin pencacah hingga menjadi tepung. Selanjutnya dibuat larutan.
Pestisida nabati berbahan baku limbah batang tembakau yang digunakan selama percobaan
menunjukkan hasil yang sama dengan biopestisida kimia sintetis untuk menekan hama penting
tanaman bawang merah, tomat dan cabe. Takaran biopestisida terdiri dari 6 perlakuan yaitu
perlakuan tanpa pestisida(P0), perlakuan pestisida kimia Demolish 18 EC 1 cc/L (P1), perlakuan
pestisida nabati ekstrak batang tembakau 200 ml/L (P2), perlakuan pestisida nabati ekstrak
batang tembakau 300 ml/L (P3), perlakuan pestisida nabati ekstrak batang tembakau 400 ml/L
(P4), perlakuan pestisida nabati ekstrak batang tembakau 500 ml/L (P5). Masing-masing diulang
sebanyak lima kali, sehingga terdapat 30 unit percobaan. Dalam lingkup penelitian yang
dilakukan, pada perlakuan menggunakan pestisida nabati ekstrak batang tembakau, P5 dengan
dosis 500 ml/L merupakan dosis yang paling tepat dan efektif dalam mengendalikan populasi
hama dan menekankan intensitas serangan hama. (Kementrian Pertanian Badan Litbang
Pertanian, 2008 ; Lalu Raftha Manu, 2014). Metode pembuatan biopestisida, batang tembakau
dipotong menjadi kecil-kecil, kemudian ditambahkan air dan dibiarkan selama 24 jam. Setelah
itu air rendaman batang tembakau diaplikasikan pada hama ditanaman sayuran. Pemilihan
metode dengan menggunakan pelarut air tersebut dilatar belakangi oleh tingkat kemudahan,
supaya petani mudah mendapatkan biopestisida tersebut. (Denda astra dwi prima, 2016).
Batang tembakau mudah di dapatkan dan tidak mengeluarkan banyak biaya (ekonomis).
Pemanfaatan batang tembakau sebagai pestisida nabati sangat ramah lingkkungan. (Husnul
khotimmah, 2019).
B. Alasan Memilih Program
1. Tempat
Bucor wetan merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan pakuniran kabupaten
probolinggo jawa timur. Yang memiliki sekitar 3.316 jiwa(2018) bucor wetan memiliki 237
lahan tembakau dengan luas panen 213.31(Ha) dan produksi sekitar 2.775,72 (Kw). Sebagian
besar wilayah Bucor Wetan areal persawahan yang subur dan lingkungan alam yang
asri. Mayoritas mata pencaharian warga desa bucor wetan adalah petani.Sebagian besar petani
memanfaatkan lahan pertanian dengan menanam tembakau, karena tembakau merupakan salah
satu komoditas pertanian yang penting di wilayah desa bucor wetan karena menjadi salah satu
faktor utama penggerak perekonomian.
2. Bahan
Sistem pengolahan batang tembakau, dimana tanaman hanya di panen daunnya sebagai
produk (rokok). Namun batang tembakau seringkali masih dianggap sebagai limbah pertanian
dan belum diolah secara efektif. Seringkali untuk menanggulangi limbah ini banyak petani
mengatasinya dengan cara membakar batang tembakau. Hal ini tentu saja dapat membuat
dampak yang buruk bagi lingkungan dikarenakan batang dari tembakau masih mengandung
nikotin. Nikotin adalah zat aditif yaitu zat yang dapat menyebabkan kecanduan yang dapat
memengaruhi syaraf dan peredaran darah. Zat ini bersifat karsinogenik atau mampu memicu
kanker paru-paru yang dapat berakibat fatal. Agar tidak terus mencemari lingkungan, maka
perlu adanya upaya yang dapat mengolah limbah batang tembakau menjadi suatu bahan yang
bermanfaat dan tidak berbahaya bagi lingkungan.
Dengan banyaknya hasil panen tembakau, banyak juga limbah batang tembakau yang
dibuang atau tidak manfaatkan oleh petani, sehingga memudahkan kami untuk memanfaatkan
batang sebagai bioinsektisida, Selain mudah di dapatkan juga ramah lingkungan dan tidak
mengeluarkan biaya yang mahal. (Yasinta darmayanti, 2019)
3. Ekonomis
Ekonomis adalah suatu tindakan/perilaku dimana kita dapat memperoleh input
(barang/jasa) yang mempunyai kualitas terbaik dengan tingkat harga yang sekecil mungkin.
(Kompasiana, 2012).
4. Kemanfaatan
a) Batang tembakau sebagai anti serangga pada serangga domestic semut hitam
(Delichoderus bituberculatu). (kompasiana, 2013)
b) Uji fikasi estrak batang tembakau (Nicotiana spp.) untuk pengendalian rayap tanah
(Coptotermes spp), (Jurnal Kesehatan Masyarakat(e-journal), 2016).
c) Pengaruh pestisida nabati ekstrak batang tembakau terhadap referensi hawa daun pada
tanaman sawi (brassica juncea L.). (Lalu raftha manuh, 2014).
d) Pemanfaatan air rendaman batang tembakau (nikotiana tabacum L) sebagai aternatif
biopestisida ulat kubis (plutella xylostella). (denda astra dwi prima, 2016)
C. Riset Awal
Biopestisida adalah produk-produk alam yang digunakan untuk mengontrol hama pada
tanaman, Berbagai penelitian mengenai batang tembakau sebagai pestisida nabati. Hasil
penelitian (Prima, 2016) menunjukan bahwa rendaman batang tembakau dengan kandungan
nikootin sebesar 0,02143% dapat digunakan untuk mengendalikan hama plutella xylostella dan
membunuh 66,67% plutella xylostella dan konsentrasi rendaman batang tembakau 50%.
Sedangkan pada penelitian (Listiyati et al, 2012) penyemprotan 3 kali ekstrak daun tembakau
90% efektif untuk membunuh yamuk Aedes sp. Diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Hadi kusumo,2007; susilowati, 2006) menunjukan bahwa ekstrak batang tembakau memang
efektif digunakan sebagai insektisida meskipun dengan berbagai jenis serangga.
Menentukan keaktifan suatu ekstrak atau senyawa biasanya dihitung menggunakan
Lethal Concentration 50(Lc50) suatu perhitungan untuk menentukan keaktifan dari suatu ekstrak
atau senyawa, sehingga dapat ditentukan juga konsentrasi yang dapat membuat 50% dari
organisme uji yang digunakan. Ukuran jumlah kematian yang disebabkan oleh pestisida atau
sebab tertentu dinyatakan dengan mortalitas. Penggunaan pestisida nabati dengan tanaman
tembakau juga diharapkan dapat menghasilkan dan menyebabkan mortalitas kutu daun yang
maksimal pula (Yulianto, 2017).
Batas dari tanaman tembakau seperti batang dan daun, dapat dimanfaatkan untuk
mengurangi permasalahan hama juga dapat membantu mengurangi pada limbah pada lingkungan
karena batang tembakau biasannya tidak digunakan setelah daunnya habis. Pada tahun 2012,
produksi tembakau di kabupaten temanggung seluas 15.433,5 hektar dan dalam 50m2 terdapat
100 batang tembakau dengan berat setiap batang kurang lebih 0,100 kg sedangkan setiap 1
hektar terdapat 200.000 batang tembakau sehingga dalam 1 hal terdapat 20 ton batang.
Kebutuhan sektor pertsnisn hanya menggunakan bagian daun kemudian nanti batangnya
dikumpulkan di tepi jalan lalu dibakar (Aries, 2013).
Pemanfaatan limbah batang tembakau sebenarnya sudah cukup banyak, yaitu pembuatan
arang (Indiarji, 2012), perbuatan plup atau bubur kertas (sumatra, 2015) kemudian untuk
pestisida (Listiyati, 2012; susilowati, 20006; Hadikusumo, 2007; Denda astra dwi prima, 2016).
Pengaplikasian pestisida nabati ini dapat dilakukan melalui berbagai cara seperti disemprotkan,
ditaburkan atau dicampurkan dengan makanan. Semua cara pengaplikasian dapat digunakan
sebagai arternatif, tetapi untuk mempermudah petani metode yang diterapkan kepada penelitian
ini adalah menggunakan rendaman dari daun dan batang tembakau yang kemudian disemprotkan
pada hama tersebut untuk menguji efektifitas dan konsentrasi tepat (Lc50) suatu perhitungan
untuk menentukan keaktifan dari suatu ekstrak atau senyawa yang dapat digunakan untuk untuk
membunuh hama kutu daun (Aphis gossypii). Oleh karena itu, penelitian ini penting untu
dilakukan sebagai metode alternatif dan sumber reflensi penelitian mendatang.
Penelitian pertanian modern hama dan penyakit tanaman harus dikendalikan secara
terpadu. Biopestisida didefinisikan sebagai bahan yang berasal dari mahluk hidup (tanaman,
hewan atau mikroorganisme) yang berkhasiat menghambat pertumbuhan dan perkembangan atau
mematikan hama atau organisme penyebab penyakit. Schumann and D’Arcy (2012)
mendefinisikan biopestisida sebagai senyawa organik dan mikrobia antagonis yang menghambat
atau membunuh hama dan penyakit tanaman. Biopestisida memiliki senyawa organik yang
mudah terdegradasi di alam. (Sumartini, 2016). di Indonesia jarang dijumpai tanaman yang
berkhasiat menghambat atau mematikan hama dan penyakit tanaman. Penggunaan biopestisida
kurang disukai petani karena efektivitasnya relatif tidak secepat pestisida kimia. Biopestisida cocok
untuk pencegahan sebelum terjadi serangan hama dan penyakit (preventif bukan kuratif) pada
tanaman. Beberapa tanaman mengandung senyawa tertentu yang dapat dimanfaatkan sebagai
antimikrobia, seperti cengkeh, mimba, lengkuas, bawang merah, dan lerak. Beberapa mikroba
diketahui berperan antagonistik terhadap patogen seperti Trichoderma spp, Pseudomonas
fluorescens, dan Bacillus spp. Efektivitas dari masing-masing bahan nabati dan hayati sebagai
biopestisida bergantung kepada jenis penyakit sasaran dan faktor lingkungan. (Sumartini, 2016)
Biopestisida hayati dan nabati ternyata mampu bersinergi. Hal ini dibuktikan oleh hasil
penelitian, bahwa kombinasi insektisida nabati serbuk daun pacar cina (Aglaia odorata), serbuk
biji srikaya (Annona squamosa), dan serbuk biji jarak (Jatropha curcas) dengan cendawan
entomopatogen Lecanicillium lecanii meningkatkan efikasi pengendalian telur kepik
cokelat dibandingkan dengan aplikasi secara tunggal. Insektisida serbuk biji srikaya (Annona
squamosa) maupun serbuk biji jarak (Jatropha curcas) yang dikombinasikan dengan
L. lecanii lebih sinergis dibandingkan dengan kombinasi insektisida serbuk daun Aglaia dengan
L. lecanii dalam mengendalikan telur kepik cokelat. Dosis insektisida nabati 50 g/l lebih tepat
dikombinasikan dengan L. lecanii untuk mengendalikan telur kepik cokelat. (Prayoga, 2011)
BAB II
STRATEGI AKSI DAN TARGET PROGRAM
A. Strategi Aksi
Untuk mencapai target yang diekspektasikan sebagaimana yang sudah dijelaskan,
dibutuhkan beberapa strategi khusus yang diilustrasikan sebagai berikut.
Strategi pertama, negosiasi dengan kepala desa, masyarakat dan perangkatnya:
1. Pembuatan program kerja mengenai masalah yang menjadi concern program. Langkah
ini diambil karena untuk meningkatkan kesadaran masyarakat desa tentang pentingnya
pemanfaatan batang tembakau. Di desa bucor wetan notabene batang tembakau sangat
berlimpah namun menjadi limbah saja.
2. Pencarian outsourcing yang dapat menjadi perantara negosiasi. Dibutuhkan pihak-pihak
perantara yang mampu meyakinkan tentang pentingnya kerja sama ini, adalah perangkat
desa dan warga sekitar.
Strategi kedua, perancangan community practice. Yang dianggap strategi utama
dalam program ini, dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat sekitar bagaimana pentingnya pemanfaatan
batang tembakau sebagai bahan pestisida nabati untuk mengatasi masalah hama petani.
2. Praktek pembuatan extrak nabati batang tembakau:
Ada dua cara membuat pestisida nabati dengan bahan dasar tembakau. Pertama adalah
dengan cara direndam, dan yang kedua adalah dengan ditumbuk. Berikut adalah cara
membuatnya :
1. Cara Rendam
Bahan dan Alat
Batang tembakau
Air
Alkohol 5%
Wadah (boleh apa saja, disarankan dengan wadah berbahan kaca)
Plastik
Alat Saring
Karet gelang
Cara membuat :
Siapkan 100 gram tembakau dan 400 mL alkohol 5% beserta alat dan bahan lainya
Alkohol 5% dimasukan ke dalam wadah yang telah disediakan
Batanag Tembakau dimasukkan ke dalam wadah yang berisi alkohol, lalu dipadatkan
agar seluruh tembakau terendam alkohol.
Setelah terendam semuanya, wadah ditutup dengan plastik lalu diikat dengan karet
Biarkan beberapa jam (semakin lama perendaman akan semakin bagus).
Setelah perendaman selesai, saring cairan ekstrak tembakau tersebut.
Cairan siap digunakan (sebaiknya diencerkan terlebih dahulu sebelum digunakan)
1. Cara di Tumbuk
Bahan dan Alat
Batang tembakau
Alat penumbuk (Blender atau Mesin pencacah)
Plastik
Cara Membuat :
Caranya cukup mudah, hanya dipotong kecil-kecil kurang lebih 2 cm, dijemur hinga
kering kemudian dihancurkan dengan blender atau mesin pencacah hingga menjadi tepung
Pestisida nabati berbahan baku limbah batang tembakau yang digunakan selama percobaan
menunjukkan hasil yang hampir sama dengan insektisida kimia sintetis untuk menekan hama.
Setelah mengetahui bagaimana cara membuat ekstrak pestisida dari batang tembakau,
berikutnya akan di bahas tentang cara mengaplikasikan ekstrak batang tembakau yang telah di
buat tadi. Untuk pengaplikasiannya sendiri hampir sama dengan teknik pengaplikasian pestisida
pada umumnya. Yaitu dimasukkan kedalam wadah penyemprot tanaman kemudian semprotkan
pestisida batang tembakau pada seluruh tanaman yang terserang hama secara merata.
Cara yang kedua, yaitu langsung memasukkan tembakau ke dalam tanah, kemudian
ditutupi dengan abu kayu dan sekam untuk menunjang pertumbuhan tanaman tersebut. Selain
bagian daun tembakau, bagian batang tembakau juga dapat digunakan dalam pembuatan
pestisida nabati. Namun, paling cocok diaplikasikan dengan memasukkan langsung ke dalam
tanah dan diberikan abu kayu dan sekam.
Kita telah mengetahui bagaimana cara membuat pestisida tembakau dan
pengaplikasiannya. Serta memasukkan takaran yang pas untuk digunakan. Karena apapun yang
kita gunakan secara berlebihan, pasti hasilnya pun kurang maksimal.
Strategi ketiga, aplikasi praktek oleh masyarakat. Yaitu langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Mengumpulkan limbah batang tembakau yang sudah terbuang, pembuatan ekstrak
nabati batang tembakau, dan percobaan terhadap tanaman. Kini, setelah panen
tembakau petani Bucor wetan dapat bercocok tanam tanpa perlu merasa takut akan
seranagan hama.
2. Melibatkan mahasiswa serta dosen Universitas Nurul Jadid yang berkontribusi dengan
masyarakat setempat dalam usaha pembuatan ekstra nabati batang tembakau. Yang
penggunaanya sangat dianjurkan karena ramah lingkungan. Bahan baku juga relatif
mudah diperoleh. Pembuatannya cukup sederhana dan tidak membutuhkan banyak
biaya. Namun demikian perlu diperhatikan keterbatasannya seperti daya tahan pestisida
nabati yang singkat karena sangat mudah berubah dan terurai.
Target Program
1. Menghasilkan produk
Yakni dengan cara, sebagai berikut:
Mengumpulkan limbah batang tembakau yang sudah di olah menjadi tepung.
Mengemas dalam kemasan
Dan, produk siap digunakan
2. Meningkatkan pemahaman masyarakat
Yaitu dengan cara mengadakan penyuluhan disetiap dusun apa itu manfaat limbah batang
tembakau sebagai pestisida nabati. Untuk memanfaatkan limbah tersebut dalam mengatasi hama
yang menyerang tanaman petani.Penggunaan pestisida nabati sangat dianjurkan karena ramah
lingkungan. Bahan baku juga relatif mudah diperoleh. Pembuatannya cukup sederhana dan tidak
membutuhkan banyak biaya. Namun demikian perlu diperhatikan keterbatasannya seperti daya
tahan pestisida nabati yang singkat karena sangat mudah berubah dan terurai.Di samping itu,
konsentrasi larutan yang dihasilkan tidak konsisten karena sangat tergantung pada tingkat
kesegaran bahan baku.
Pestisida nabati berbahan baku limbah batang tembakau yang digunakan selama
percobaan menunjukkan hasil yang hampir sama dengan insektisida kimia sintetis untuk
menekan hama penting tanaman bawang merah, tomat dan cabe. Kini, petani dapat bertanam
sayuran tanpa dipusingkan lagi oleh hama tanamaman.
BAB III
KELAYAKAN PENGABDIAN
A. Keterlibatan Stakeholder
Universitas Nurul Jadid, Universitas Nurul Jadid merupakan lembaga perguruan tinggi
yang berada di bawah Yayasan Pondok Pesantren Nurul Jadid, sebuah lembaga pesantren
terbesar di Probolinggo yang berada di Kecamatan Paiton. UNUJA sudah terlibat dalam berbagai
kegiatan lingkungan. Karena itulah, pihak UNUJA akan diajak sebagai mitra dalam bentuk (1)
sosialisasi pemanfaatan pembuatan produk biopestisida Nicotiana Tabacum; (2) membuat
produk biopestisida Nicotiana Tabacum (batang tembakau); dan (3) menanam sayur dengan
menggunakan biopestisida Nicotiana Tabacum.
Dalam kegiatan Pengabdian Masyarakat stakeholder yang akan dilibatkan diantaranya :
1. Mahasiswa dan Dosen Pembimbing Lapangan Universitas Nurul Jadid.
2. Masyarakat desa Bucor Wetan yang akan dijadikan sebagai tempat pengabdian
Mahasiswa Universitas Nurul Jadid pada masyarakat dalam upaya Memanfaatkan
Batang Tembakau (Nicotiana Tabacum).
3. Kepala Desa beserta jajaran Perangkat desa Bucor Wetan.
B. Resources Yang Dimiliki
Fakultas Teknik, Fakultas Agama Islam dan Fakultas Kesehatan Universitas Nurul Jadid
merupakan lembaga pendidikan dibawah naungan Pondok Pesantren Nurul Jadid yang
melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Salah satu dari Tri Dharma Perguruan Tinggi
adalah pengabdian masyarakat. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan oleh dosen
beserta mahasiswa yang bertujuan untuk melakukan pengabdian terhadap masyarakat.
Lembaga Penerbitan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP3M) Universitas
Nurul Jadid sudah sejak lama menyelenggarakan program pemberdayaan baik yang berhubungan
dengan pemberdayaan komunitas, layanan komunikasi dan keagamaan, program bina desa
unggul, pengembangan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan, penerbitan hak paten, dan
publikasi.
BAB IV
A. Anggaran Biaya
Program ini membutuhkan biaya sebanyak Rp5.795.000. Sumber dana diharapkan
berasal dari dana tunjangan Universitas Nurul Jadid dan dana luar.
Adapun rincian rencana anggaran adalah sebagai berikut:
Judul PKM: Pemanfaatan Batang Tembakau ( Nicotiana Tabacum) sebagai
Biopestisida.
DPL : Husnul Khotimah, S.Kep, M.Kep, Ners
NIDN : 1708079103
A SHORT COURSE BANYAKNYA SATUAN
HARGA
SATUAN JUMLAH
1 Biaya Short Course PKM 1 kelompok 3.500.000 3.500.000
Jumlah 3.500.000
B ADMINISTRASI BANYAKNYA SATUAN
HARGA
SATUAN JUMLAH
1 Laporan Proposal 5 buah 25.000 125.000
2 Laporan Akhir 5 buah 50.000 250.000
3 ATK 2 paket 100.000 200.000
Jumlah 575.000
C
NEGOSIASI DENGAN
KEPALA DESA BANYAKNYA SATUAN
HARGA
SATUAN JUMLAH
1 Proposal PKM 5 buah 25.000 125.000
2 Konsumsi 20 orang 10.000 200.000
3 Surat Menyurat 20
2.000 40.000
Jumlah 365.000
D COMMUNITY PRACTICE BANYAKNYA SATUAN
HARGA
SATUAN JUMLAH
1
Leflet pelatihan nicotiana
tobacco 100 Lembar 2.500 250.000
2 honor trainer 1 Orang 750.000 750.000
Jumlah 1.000.000
E
FUNGSIONALISASI
NICOTIANA TOBACCO BANYAKNYA SATUAN
HARGA
SATUAN JUMLAH
1 Batang tembakau 50 Batang - -
2 Bibit tomat 20X5 dusun Biji 10.000X5 50.000
3 Bibit sawi 20X5 dusun Biji 20.000X5 100.000
4 poly bag 200 Pcs 9.000/kg 18.000
5 secob mini 5 Buah 20.000 100.000
6 Sarung tangan karet 12 Pcs 10.000 120.000
7 Blender 4 Buah 200.000 800.000
8 Plastik klip 200 Pcs 11.000/kg 44.000
9 Benner 1 3x2,5 100.000 100.000
10 Konsumsi masyarakat 150 orang 5.000 750.000
11 Sewa tempat 1 tempat 200.000 200.000
12 Leflet 150 lembar 2.000 300.000
13 Botol Semprotan 20 Botol 25.000 500.000
14 Label 20 Lembar 1000 20.000
15 Air - - -
16 Alkohol 1 botol 36.000 36.000
17 Wadah Kecil 2 buah 20.000 40.000
18 Alat Saring 2 buah 8.000 16.000
19 Karet Gelang 1 Bungkus 21.000 21.000
Jumlah 3.215.000
F
TRANPORTASI &
DOKUMENTASI BANYAKNYA SATUAN
HARGA
SATUAN JUMLAH
1 TRANSPORTASI 12 orang 20.000 240.000
2 DOKUMENTASI
300.000
Jumlah 5.795.000
B. JADWAL PELAKSANAAN
JADWAL KEGIATAN
PROGRAM KKN-PKM
DESA BUCOR WETAN-PAKUNIRAN-PROBOLINGGO
NO JADWAL KEGIATAN AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Observasi tempat
2 Pembuatan Proposal
3
Negosiasai dengan
kepaladesa
4 Sosialisasi
5 Penyuluhan
6 Praktek Dengan Masyarakat
7 Membuat Produk
8 Pengaplikasian
DAFTAR PUSTAKA
Arbaiatus holeha, Rizki, dkk.2016.”Uji efikasi ekstrak batang tembakau (nicotiana spp.) untuk
pengendalian rayap tanah(coptotermes spp.)”.Journal Kesehatan Masyarakat V 4, No. 1,januari
2016.
“Biopestisida”.https://id.m.wikipedia.org/wiki/Biopestisida.
Emiliani, Nova, dkk.2017.”Pemanfaatan ekstrak tanaman tembakau(nicotianae tabacum L)
sebagai pestisida organic untuk pengendalian hama keong mas(pomaceace canaliculara L.)di
kawasan persawahan gampong tungkop, aceh barat”.Journal Ilmiah Mahasiswa Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsiyah Vol 2, No 2 (2017).
“Ekonimis,efektif,efisien”.https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/bastian90
pangaribuan/ekonomis-efektif-efisien_550e7f3e813311842cbc6540 Diakses pada 17 Maret
2012.
Kementrian Pertanian.2017.“Statistik perkebunan INDONESIA 2015-2017”.
“Limbah Batang Tembakau Potensial sebagai Pestisida Nabati”.
Http://Www.Litbang.Pertanian.Go.Id/Info-Teknologi/652/ Diakses pada 27 Nov 2008.
Manuh, Lalu R.2014.”Pengaruh pestisida nabati ekstra batang tembakau terhadap preferensi
hama daun pada tanaman sawi(Brassica juncea L)”.Universitas Mataram,2014.
Prima, D.A.D.2016.”Pemanfaatan air rendaman batang tembakau(nicotiana Tabacum,
L)sebagai alternative bioinsektisida ulat kubis(plutella xylostella)”.
Sari, Riana.2018.”Efektifitas rendaman batang dan daun tembakau(nicotiana tabacum L,1753)
terhadap pengendalian hama kutu daun(Aphis gossypii Glov,1877)”.
Sumartini.2016.”Biopestisida untuk Pengendalian Hama dan Penyakit Aneka Kacang dan
Umbi”.Iptek Tanaman Pangan Vol.11, No.2. “Upaya Kementan Untuk Mencetak Eksportir
Muda Milenial”.https://paktanidigital.com Diakses pada 12 agustus 2019.