Upload
amalia-fildzah
View
77
Download
10
Embed Size (px)
DESCRIPTION
JIWA
Citation preview
BAB I
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
SOSIALISASI: PESAN BERANTAI
A. Latar Belakang
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan
perawat kepada pasien psikiatri yang mempunyai masalah keperawatan yang sama. Aktivitas
diguanakan sebagai terapi dan kelompok digunakan sebagai target asuhan. Di dalam
kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan dan
menjadi laboratorium tempat pasien psikiatri melatih perilaku baru yang adaptif untuk
memperbaiki perilaku yang maladaptif.
RSKD Duren Sawit, khususnya Ruang Belimbing, adalah salah satu ruangan untuk
pasien psikiatri yang pada umumnya mengalami gangguan kejiwaan seperti harga diri
rendah, isolasi sosial, waham, halusinasi, defisit perawatan diri, perilaku kekerasan, dan
resiko bunuh diri. Dari hasil survei, sebagian besar pasien psikiatri di Ruangan Belimbing
adalah pasien yang tenang. Dalam kesehariannya, sebagian besar waktu pasien dihabiskan
dengan kegiatan harian yang telah dijadwalkan oleh perawat ruangan tersebut dan ada
sebagian kecil yang masih belum bisa mengikuti kegiatan tersebut. Di Ruangan Belimbing,
pasien psikiatri diberi berbagai kegitan sehingga pasien tidak merasa bosan dan sepi.
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)/ Sosialisasi TAK adalah upaya memfasilitasi
kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial. Salah satu gangguan
hubungan social pada pasien gangguan jiwa adalah isolasi sosial.
Berdasarkan hasil survei di Ruang Belimbing dengan jumlah pasien 22 orang, klien di
RSKD Duren Sawit sebanyak 70% mengalami halusinasi, sebanyak 20% mengalami isolasi
sosial, sebanyak 3,5% mengalami perilaku kekerasan, sebanyak 3% mengalami defisit
perawatan diri, dan waham sebanyak 3,5%.
Maka dengan data yang ada, kami mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan UPN
“Veteran” Jakarta akan melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) yaitu Sosialisasi : Pesan
Berantai.
B. Topik
Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi:Pesan Berantai
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Peningkatan kepekaan terhadap stimulus.
b. Peningkatan interaksi dengan lingkungan
c. Peningkatan kerja sama antar pasien di Ruangan Belimbing.
2. Tujuan Khusus
a. Klien dapat menjalin interaksi dengan pasien lain.
b. Klien dapat menyampaikan isi pesan sesuai instruksi perawat.
D. Landasan Teori
1. Pengertian Isolasi Sosial
Isolasi Sosial adalah kondisi kesepian yang diekspresikan oleh individu dan dirasakan
sebagai hal yang ditimbulkan oleh orang lain dan sebagai suatu keadaan negatif yang
mengancam. Dengan karakteristik : tinggal sendiri dalam ruangan, ketidakmampuan untuk
berkomunikasi, menarik diri, kurangnya kontak mata. Ketidak sesuaian atau
ketidakmatangan minat dan aktivitas dengan perkembangan atau terhadap usia. Preokupasi
dengan pikirannya sendiri, pengulangan, tindakan yang tidak bermakna. Mengekspresikan
perasaan penolakan atau kesepian yang ditimbulkan oleh orang lain. Mengalami perasaan
yang berbeda dengan orang lain, merasa tidak aman ditengah orang banyak. (Mary C.
Townsend, Diagnose Kep. Psikiatri, 1998; hal 252).
Isolasi sosial merupakan keadaan di mana individu atau kelompok mengalami atau
merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan orang lain
tetapi tidak mampu untuk membuat kontak (Carpenito ,L.J, 1998: 381). Menurut Rawlins,
R.P & Heacock, P.E (1988 : 423) isolasi sosial menarik diri merupakan usaha menghindar
dari interaksi dan berhubungan dengan orang lain, individu merasa kehilangan hubungan
akrab, tidak mempunyai kesempatan dalam berfikir, berperasaan, berprestasi, atau selalu
dalam kegagalan.
2. Penyebab
Isolasi sosial menarik diri sering disebabkan oleh karena kurangnya rasa percaya pada
orang lain, perasaan panik, regresi ke tahap perkembangan sebelumnya, waham, sukar
berinteraksi dimasa lampau, perkembangan ego yang lemah serta represi rasa takut
(Townsend, M.C,1998:152). Menurut Stuart, G.W & Sundeen, S,J (1998 : 345). Isolasi sosial
disebabkan oleh gangguan konsep diri harga diri rendah.
Gangguan konsep diri: harga diri rendah adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang
dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri (Stuart dan Sundeen,
1998 :227). Menurut Townsend (1998:189) harga diri rendah merupakan evaluasi diri dari
perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif baik langsung maupun tidak
langsung. Pendapat senada dikemukan oleh Carpenito, L.J (1998:352) bahwa harga diri
rendah merupakan keadaan dimana individu mengalami evaluasi diri yang negatif mengenai
diri atau kemampuan diri.
3. Tanda Dan Gejala
Menurut Townsend, M.C (1998:152-153) & Carpenito,L.J (1998: 382) isolasi sosial
menarik diri sering ditemukan adanya tanda dan gejala sebagai berikut:
a. Data subjektif :
1) Mengungkapkan perasaan tidak berguna, penolakan oleh lingkungan
2) Mengungkapkan keraguan tentang kemampuan yang dimiliki
b. Data objektif
1) Tampak menyendiri dalam ruangan
2) Tidak berkomunikasi, menarik diri
3) Tidak melakukan kontak mata
4) Tampak sedih, afek datar
5) Posisi meringkuk di tempat tidur dengang punggung menghadap ke pintu
6) Adanya perhatian dan tindakan yang tidak sesuai atau imatur dengan
perkembangan usianya
7) Kegagalan untuk berinterakasi dengan orang lain didekatnya
8) Kurang aktivitas fisik dan verbal
9) Tidak mampu membuat keputusan dan berkonsentrasi
10) Mengekspresikan perasaan kesepian dan penolakan di wajahnya
4. Akibat Dari Isolasi Sosial
Perilaku isolasi sosial : menarik diri dapat berisiko terjadinya gangguan sensori persepsi
halusinasi (Townsend, M.C, 1998 : 156). Gangguan sensori persepsi halusinasi adalah
persepsi sensori yang salah (misalnya tanpa stimulus eksternal) atau persepsi sensori yang
tidak sesuai dengan realita/kenyataan seperti melihat bayangan atau mendengarkan suara-
suara yang sebenarnya tidak ada (Johnson, B.S, 1995:421). Menurut Maramis (1998:119)
halusinasi adalah pencerapan tanpa adanya rangsang apapun dari panca indera, di mana
orang tersebut sadar dan dalam keadaan terbangun yang dapat disebabkan oleh psikotik,
gangguan fungsional, organik atau histerik. Perubahan persepsi sensori halusinasi sering
ditandai dengan adanya:
a. Data subjektif:
1) Tidak mampu mengenal waktu, orang dan tempat
2) Tidak mampu memecahkan masalah
3) Mengungkapkan adanya halusinasi (misalnya mendengar suara-suara atau melihat
bayangan)
4) Mengeluh cemas dan khawatir
b. Data objektif:
1) Apatis dan cenderung menarik diri
2) Tampak gelisah, perubahan perilaku dan pola komunikasi, kadang berhenti
berbicara seolah-olah mendengarkan sesuatu
3) Menggerakkan bibirnya tanpa menimbulkan suara
4) Menyeringai dan tertawa yang tidak sesuai
5) Gerakan mata yang cepat
6) Pikiran yang berubah-rubah dan konsentrasi rendah
7) Respons-respons yang tidak sesuai (tidak mampu berespons terhadap petunjuk
yang kompleks.
5. Definisi TAK (Terapi Aktivitas Kelompok)
Terapi disini diartikan sebagai suatu aktivitas yang digunakan di dalam kelompok
dan dilakukan secara bersama. Aktivitas disini diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan
untuk menghasilkan proses klien yang lebih baik dalam keadaan kondisi psikiatrinya,
baik biologis-psikologis-sosial-spiritual.
Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu dengan yang
lain, saling bergantung dan mempunyai norma yang sama (Stuart dan Laraia, 2001).
Tujuan kelompok adalah membantu anggotanya berhubungan dengan orang lain serta
mengubah prilaku yang obstruktif dan maladaptif. Kelompok berfungsi sebagai tempat
berbagi pengalaman dan saling membantu satu sama lainnya untuk menemukan cara
menyelesaikan masalah.
Terapi kelompok adalah metode pengobatan ketika klien ditemui dalam rancangan
waktu tertentu dengan tenaga yang memenuhi persyaratan tertentu. Fokus dari terapi
kelompok adalah membuat perubahan sadar diri, peningkatan hubungan interpersonal,
membuat perubahan atau ketiganya.
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan
perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama.
Aktivitas digunakan sebagai terapi dan kelompok digunakan sebagai target asuhan.
Dengan TAK itu sendiri memerlukan psikoterapi dengan sejumlah pasien dengan
waktu yang sama, manfaat terapi aktivitas kelompok adalah agar klien dapat kembali
belajar bagaimana cara bersosialisasi karena kelompok ini berfungsi sebagai tempat
berbagi pengalaman dan membantu satu sama lain untuk menemukan cara menyelesaikan
masalah yang diakibatkan oleh paparan stimulus kepadanya.
E. Klien
1. Kriteria
- Pasien psikiatri Ruang Belimbing RSKD Duren Sawit.
- Klien yang tenang dan koperatif.
- Klien dengan riwayat isolasi sosial.
- Klien yang mengikuti TAK ini tidak mengalami perilaku agresif atau mengamuk,
dalam keadaan tenang.
- Klien dapat membaca instruksi perawat.
- Klien yang tidak mengalami gangguan pendengaran.
2. Proses seleksi
Klien diseleksi berdasarkan pengkajian dari perawat. Penyeleksian masalah berdasarkan
masalah keperawatan. Selanjutnya dilakukan kontrak dengan klien.
F. Pengorganisasian
1. Waktu
a. Hari / tanggal : Jumat, 8 Februari 2013
b. Jam : 09.00 – 09.30 WIB (30 menit)
c. Acara : 30 menit
- Fase Orientasi : 5 menit
- Fase Kerja : 20 menit
- Fase Terminasi : 5 menit
a. Tempat : Ruang Belimbing RSKD Duren Sawit
d. Jumlah pasien : 7 orang
2. Tim terapis
a. Leader : Rista Melyana Purba
- Membuka jalannya kegiatan
- Memperkenalkan diri dan anggota kelompok.
- Memimpin dalam menginstruksikan terapi aktivitas kelompok
- Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya terapi.
- Menetapkan tujuan dan peraturan kelompok
- Membacakan tujuan dan peraturan kelompok sebelum kegiatan dimulai
- Memberi reinforcement positif
b. Co leader : Amansius Timon
- Membantu tugas leader
- Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader
- Mengingatkan leader bila ada kegiatan yang menyimpang
- Mengingatkan pemimpin untuk lamanya waktu kegiatan
- Bersama leader menjadi contoh kerjasama yang baik
c. Fasilitator: Amalia Fildzah, Veri Endaryeni, Erdila Fitriana, Benny Dicky
Permadi
- Ikut serta dalam anggota sebagai anggota kelompok
- Memotivasi anggota kelompok yang kurang atau tidak aktif selama TAK
berlangsung
- Menyiapkan alat / media
- Mengantisipasi hal – hal diluar rencana
d. Observer : Ari Nur Fauzi Cahyaningsih
- Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang tersedia).
- Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan, proses, hingga
penutupan.
- Memberikan kesimpulan
3. Metode dan media
a. Metode
- Dinamika kelompok
- Diskusi
b. Media
- Kertas berisi instruksi
- Balon
c. Setting
K KK K K K K
F FF F
L CLO
Keterangan :
: Leader
: Co leader
: Observer
: Fasilitator
: Klien
G. Antisipasi Masalah
1. Jika ada klien lain yang ingin masuk mengikuti kegiatan, akan diseleksi terlebih dahulu.
Jika klien memenuhi kriteria, maka klien diizinkan masuk dan mengikuti TAK yang
sedang berlangsung.
2. Jika ada klien yang ingin pergi, ditanyakan terlebih dahulu. Jika klien ingin kekamar
mandi, klien ditemani oleh salah satu fasilitator dan izin terlebih dahulu kepada leader.
3. Jika ada klien ingin keluar dari kegiatan tanpa alasan, maka fasilitator memberikan
motivasi terlebih dahulu. Jika klien memaksa keluar, maka klien dianggap gagal
mengikuti TAK.
L
CL
O
F
K
STRATEGI PELAKSANAAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
TANGGAL 08 FEBRUARI 2013 DI RUANGAN BELIMBING
RS KHUSUS DAERAH DUREN SAWIT
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
a. Tn. Isworo: Pasien kooperatif, tidak ada masalah gangguan pada
pendengaran, dapat membaca dan mengikuti instruksi perawat dengan baik.
b. Tn. Sugianto: Pasien kooperatif, tidak ada masalah gangguan pendengaran,
dapat membaca dan mengikuti instruksi perawat dengan baik.
c. Tn. Rifky: Pasien kooperatif, tidak ada gangguan pendengaran, dapat
membaca dan mengikuti instruksi perawat dengan baik, penampilan lemas,
cepat mengantuk.
d. Tn. Wahyu: Pasien kooperatif, tidak ada gangguan pendengaran, dapat
membaca dan mengikuti instruksi perawat dengan baik, penampilan lemas.
e. Tn. Mursidi: Pasien kooperatif, tidak ada gangguan pendengaran, dapat
membaca dan mengikuti instruksi perawat dengan baik, penampilan lemas,
kurang bersemangat.
f. Tn. Okswi: Pasien koopeeratif, tidak ada gangguan pendengaran, dapat
membaca dan mengikuti instruksi perawat dengan baik, penampilan lemas,
kurang konsentrasi.
g. Tn. Soimin: Pasien kooperatif, tidak ada masalah gangguan pendengaran,
dapat membaca dan mengikuti instruksi perawat dengan baik.
2. Diagnosa Keperawatan:
a. Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi
b. Isolasi Sosial: Menarik Diri
3. Tujuan:
a. Klien dapat berinteraksi dengan pasien lain.
b. Klien dapat menjalin kerja sama yang baik dengan pasien lain.
c. Klien dapat mengikuti instruksi perawat dengan tepat.
4. Tindakan:
a. Memberi salam.
b. Memperkenalkan diri (perawat dan pasien)
c. Menjelaskan tujuan dari Terapi Aktivitas Kelompok
d. Menjelaskan peraturan-peraturan dalam melakukan kegiatan Terapi Aktivitas
Kelompok.
e. Menjelaskan langkah-langkah TAK.
f. Mengamati jalannya TAK.
g. Menilai jalannya TAK.
h. Mengevaluasi hasil akhir dari TAK
B. STRATEGI PELAKSANAAN
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi Bapak-Bapak, perkenalkan nama saya Rista, disebelah saya ada
Dilla, Veri, Lia, Aya, Aman dan Benny. Kami mahasiswa dari UPN “Veteran”
Jakarta. Sekarang giliran Bapak-Bapak disini yang memperkenalkan diri
(menanyakan semua nama dan panggilan semua klien)”.
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan Bapak-Bapak hari ini? Bagaimana tidurnya semalam? Bias
tidur nyenyak idak?”
c. Kontrak :
1) Tujuan : “Bapak-Bapak, hari ini kita akan melakukan kegiatan Terapi
Aktivitas Kelompok Sosialisasi: pesan berantai, tujuannya agar Bapak-Bapak
bisa menyampaikan pesan dari orang lain dengan baik dan dapat bekerja sama
antara satu orang ke orang lain ”.
2) Aturan Main:
“Bapak-Bapak, sebelum saya mulai, saya akan membacakan peraturannya
dulu ya”.
a) Klien mengikuti TAK dari awal sampai akhir
b) Jika akan keluar kelompok, klien harus semua meminta izin terapis.
c) Lama kegiatan 30 menit.
2. Fase Kerja
“Bapak-Bapak, sekarang saya akan menjelaskan cara mainnya yaa, nanti Bapak yang
paling pinggir akan saya beri balon yang diselipkan diantara kedua lutut dan
diberikan waktu untuk membaca pesan yang ada dikertas ini, dan hafalkan selama 2
menit, setelah itu saya akan menghitung sampai tiga. Kemudian bapak yang paling
pinggir mengoper balon keteman sebelahnya serta menyampaikan pesan yang sudah
di hafal tadi. Nanti Bapak mengoper balon dan menyampaikannya lagi ke teman
samping Bapak, begitu seterusnya sampai selesai”.
“Sekarang saya akan memberi kertas ini, silahkan Bapak baca dan hafalkan/ pahami
isinya. Setelah itu sampaikan pesan tersebut ke orang disamping anda sambil
mengoper balon tersebut, begitu seterusnya sampai selesai ”.
3. Tahap terminasi
a. Evaluasi :
1) “Bagaimana perasaan Bapak - Bapak setelah mengikuti permainan pesan
berantai ini?”
2) “Oke, karena semuanya sudah bagus mengikuti permainan ini, kita tepuk
tangan dengan pandu positif. Seperti ini ya caranya, Bapak - Bapak tepuk
tangan, kemudian mengatakan “kita semua memang hebat!”
b. “Bapak - Bapak, setelah kegiatan ini, Bapak - Bapak dapat mulai untuk
berinterksi dengan baik dan mampu untuk bersosialisasi.”
c. Kontrak yang akan datang
“Bapak - Bapak TAK ini adalah kegiatan terakhir yang disampaikan perawat
mahasiswa UPN “Veteran”. Semoga berkesan dan bermanfaat untuk kita semua.”
C. EVALUASI DAN DOKUMENTASI
1. Evaluasi struktur
Sebelum melakukan kegiatan kami mengumpulkan referensi setelah itu penulis
membaca serta menganalisa kegiatan yang baik untuk klien di Ruang Belimbing RSKD
Duren Sawit serta berdiskusi dengan penanggung jawab ruangan. Kemudian kami
membuat proposal kegiatan dengan proses pengkoreksian atau konsul dengan
pembimbing/CI. Setelah proposal kami disetujui, kami melakukan persiapan untuk
pelaksanaan kegiatan kepada lansia di Ruang Belimbing RSKD Duren Sawit. Kegiatan
dilaksanakan dengan beranggotakan 7 orang yaitu sebagai leader : Rista Melyana Purba,
Co leader : Amansius Timon, Fasilitator : Amalia Fildzah, Veri Endaryeni, Erdila
Fitriana, Benny Dicky Permadi dan Observer : Ari Nur Fauzi Cahyaningsih. Pembimbing
(CI) : Ibu Jumatina. Setelah kegiatan selesai dilaksanakan kemudian dilanjutkan dengan
mengevaluasi kegiatan.
2. Evaluasi proses
TAK yang dilakukan di Ruang Belimbing RSKD Duren Sawit berhasil dilakukan
dimana jumlah mahasisiwa yang melakukan TAK berjumlah 7 orang dan pasien yang
hadir 7 orang. Acara di mulai dengan salam pembuka, penjelasan topik yang akan
dilakukan dalam TAK hari ini, dimulai dari leader, co leader, fasilitator, dan observer
serta pendokumentasiannya. Peserta aktif dalam mengikuti kegiatan, 80% klien dapat
mengikuti kegiatan sampai selesai, leader dan co leader dapat mengarahkan peserta untuk
aktif melaksanakan kegiatan, fasilitator dapat memotivasi peserta untuk aktif
menyelesaikan kegiatan, observer dapat melaporkan jalannya kegiatan.
3. Evaluasi hasil
Target yang ingin kami capai dalam kegiatan aktivitas kelompok (TAK) yang
dilakukan pada hari Jum’at, 8 Januari 2013 pukul 09.00 – 09.30 WIB di Ruang
Belimbing RSKD Duren Sawit. Target yang ingin kami capai dalam pengembangan
kemampuan klien untuk melakukan TAK ini sekitar 80%. Dengan kriteria hasil :
1) Kemampuan verbal
a) Klien mampu menyebutkan nama dan nama panggilannya : 80%
b) Klien mampu menyebutkan beberapa kata : 70%
c) Klien mampu menyampaikan pesan dengan benar : 80%
2) Kemampuan non verbal
a) Klien dapat mengoper balon sesuai instruksi : 80%
b) Kontak mata : 80 %
c) Klien menggunakan anggota tubuh yang sesuai dengan instruksi saat
mengoper bola : 80%
d) Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir : 80 %
Evaluasi dan dokumentasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dinilai dan dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Formulir evaluasi sebagai berikut.
Evaluasi dan Dokumentasi
a. Kemampuan Verbal
No Aspek yang DinilaiNama Peserta TAK
1Menyebutkan nama lengkap dan nama
panggilan
2 Klien mampu menyebutkan beberapa kata
3Klien mampu menyampaikan pesan
dengan benar
Jumlah
Petunjuk :
1. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengikuti, menggambar,
menyebutkan dan menceritakan makna gambar. Beri tanda jika klien mampu dan
tanda jika klien tidak mampu.
2. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan. Jika mendapat nilai 5 atau 6 berarti klien
lulus ; jika nilai ≤ 4 klien belum lulus dan berarti klien harus memperkenalkan diri
kepada teman-temannya.
b. Kemampuan Non Verbal
No Aspek yang DinilaiNama Peserta TAK
1 Kontak mata
2Klien dapat mengoper balon sesuai
instruksi
3Klien menggunakan anggota tubuh yang
sesuai dengan instruksi saat mengoper bola
4Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai
akhir
Jumlah
Petunjuk :
1. Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan member tanda checklist (√) jika
ditemukan pada klien atau tanda silang (X) jika tidak ditemukan.
2. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan, jika nilai 5 atau 6 klien dianggap mampu,
dan jika nilai 3, atau 4 klien belum mampu.
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, Lilik Ma’rifatul. 2011. Keperawatan Jiwa : Aplikasi Praktik Klinik.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Fitria, Nita. 2010. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta: Salemba
Medika
Keliat, Budi A., Arkemat. 2004. Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok.
Jakarta: EGC
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
“SOSIALISASI PESAN BERANTAI”
DI RUANG BELIMBING RSKD DUREN SAWIT
JAKARTA TIMUR
OLEH :
Rista Meliana Purba 1010711081
Amalia fildzah 1010711105
Ari Nur Fauzi Cahyaningsih 1010711060
Veri Endaryeni 1010711100
Erdila Fitriana 1010711083
Amansius Timon 1010711090
Benny Dicky Permadi 1010711050
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA
2013