Upload
desy-rachmawati
View
348
Download
26
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Proposal ini tentang usaha peternakan sapi
Citation preview
PROPOSAL
DESAIN DAN EVALUASI PROYEK
USAHA PETERNAKAN SAPI
HEALTHY COW
Disusun oleh:
1. Desi Rachmawati 1112084000052
2. Mawaddah Kusuma Dewi 1112084000043
JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN
FAKULTAS ILMU EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
JAKARTA
2013
KERANGKA FORMAT PROPOSAL
STUDI KELAYAKAN PROYEK
USAHA PETERNAKAN SAPI HEALTHY COW
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat ini, jumlah permintaan daging sapi semakin meningkat setiap
tahunnya.Dikarenakan pengolahan daging sapi dan kebutuhan rumah tangga semakin
meningkat.
Pemerintah diminta mengatur tata niaga sapi potong guna menjaga keseimbangan
antara kebutuhan dan pasokan.Sebab, sejak sebulan terakhir terjadi kelangkaan,
bahkan harganya terus melonjak.Tata niaga perlu ditata lagi agar ketersediaan daging
sapi di pasaran tetap terjaga dan harganya terjangkau.Kelangkaan sapi potong
mengakibatkan harganya terus meningkat.Saat ini sapi dewasa mencapai Rp 23 juta
per ekor.Padahal sebelumnya Rp 20 juta per ekor. Menjelang Natal dan tahun baru
dikhawatirkan harga akan meningkat lagi.
Kelangkaan sapi potong disertai harga yang tinggi juga mengakibatkan
penyembelihan sapi terus merosot menjadi 35 ekor per hari.Sedangkan untuk
memenuhi kebutuhan daging di pasar seharusnya 60 ekor per hari.
Mulai 1 Desember 2013, para jagal menaikkan harga jual daging ke pasaran.
Daging kualitas bagus yang semula Rp 84 ribu per kilogram menjadi Rp 90 ribu per
kilogram.Para jagal terpaksa menaikkan harga penjualan guna menekan kerugian para
jagal.
Keputusan para jagal menaikkan harga penjualan akan memicu kenaikan harga
jual ke konsumen. Apalagi saat ini, di sejumlah pasar, para pedagang daging sudah
menaikkan harga hingga Rp 100 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp 86 ribu per
kilogram.
Selain itu, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan bentuk kerja sama
berupa impor sapi dari Australia belum dihentikan. Namun, dia berencana untuk
mengkaji ulang kerja sama perdagangan dengan Australia.
Gita mengatakan, sapi impor Australia masih diperlukan untuk kepentingan
ekonomi.Impor daging sapi dari Australia masih berjalan.Menurutnya kita harus
menjaga keseimbangan untuk kepentingan menjaga stabilitas harga.Gita membantah
kapal yang mengangkut sapi dari Australia sulit memasuki wilayah perairan
Indonesia. Menurut Gita, terbatasnya jumlah kapal pengangkut sapi Australia yang
menuju ke Indonesia disebabkan oleh kesibukan kapal-kapal tersebut dalam
mengantar sapi ke tempat lain.
Saat ini Australia tercatat sebagai pemasok sapi terbesar ke Tanah
Air.Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, Australia memasok hampir 29 ribu ton
sapi senilai US$ 114 juta.
Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengatakan, penghentian impor
sapi tidak bisa dilakukan secara tiba-tiba. Sebab, pasokan dari negara lain belum tentu
terbebas dari penyakit kaki dan mulut. Di sisi lain, kata dia, Indonesia belum mampu
memenuhi kebutuhan sapi di dalam negeri.
Bagi para pelaku usaha, kondisi yang perlu diperhatikan adalah mengenai
bagaimana daya beli masyarakat di sekitar sehingga bisa memunculkan permintaan
dari beberapa penawaran yang dilakukan oleh perusahaan.Apabila permintaan
meningkat memungkinkan pasar menjadi potensial dan ketika kondisi permintaan
menurun menyebabkan kondisi pasar berada pada posisi yang tidak
menguntungkan.Yang perlu diperhatikan adalah mengenai bagaimana tingkat
persaingan, daya beli masyarakat, dan hukum permintaan maupun penawaran itu
terjadi pada kondisi yang demikian.
B. Gambaran Umum Potensi Usaha
Kalau kita mencermati secara lebih mendetail mengenai kondisi
perekonomian negara yang kurang stabil, maka apabila kita memposisikan diri
sebagai pelaku usaha, maka yang akan terlintas pertama kali di benak kita adalah
mengenai bagaimana menciptakan sebuah unit usaha bisnis yang prospektif dan
menguntungkan dalam jangka pendek dan jangka panjang sebagai tempat untuk
melakukan investasi. Usaha peternakan sapi potong sendiri mayoritas masih dengan
pola tradisional dan skala usaha sambilan. Hal ini disebabkan oleh besarnya investasi
jika dilakukan secara besar dan modern, dengan skala usaha kecilpun akan
mendapatkan keuntungan yang baik jika dilakukan dengan prinsip budidaya modern.
Pemikiran yang kedua adalah dengan modal yang pas - pasan, produk apa yang akan
kita produksi sehingga memunculkan permintaan pasar dan dapat memberikan
keuntungan bagi kita. Kiranya pemikiran tersebut pantas muncul ketika kita semua
terhimpit pada kondisi ekonomi yang sulit.
Oleh karena itu, kita perlu untuk melakukan analisis mengenai hal - hal yang
potensial untuk melakukan usaha agar mampu memberikan manfaat ekonomi bagi
kita.Dengan berbekal pada kebijakan pemerintah tentang kegiatan impor komoditas
peternakan hal ini memungkinkan untuk terbukanya peluang dalam menjalankan
usaha yang berkaitan dengan hal tersebut.Salah satu bentuk usaha bisnis yang bisa
dijalankan adalah dengan mendirikan usaha peternakan sapi.Usaha peternakan sapi
tersebut dapat men-supply daging sapi ke perusahaan untuk olahan daging sapi
seperti membuat sosis, bakso, dan rollade ke restoran dan pasar untuk konsumen
rumah tangga. Selain mengacu pada kebijakan pemerintah tentang impor, mungkin
juga sebagai alasan mengapa usaha tersebut punya peluang dan agar masyarakat tidak
membeli daging yang beku dari luar negeri, sehingga kita tidak kekurangan pasokan
daging segar pada pasar, karena banyak dari masyarakat kita yang cenderung bangga
membeli produk – produk dari luar negeri.
C. Gambaran Umum Industri
Dengan mengacu terhadap kebijakan pemerintah yang mengarah pada arus
impor beberapa komuditas hasil peternakan, tentunya akan memberikan peluang bagi
pemilik modal untuk membidik pasar yang berkaitan dengan hal tersebut.Salah satu
unit usaha yang mungkin layak untuk dijalankan adalah unit usaha penjualan sapi
impor.Unit usaha ini bukan berarti tidak memberikan dukungan terhadap sektor
peternakan sapi di dalam negeri, melainkan sebagai pelaku usaha kita harus pandai
memanfaatkan peluang. Terlebih ketika harga sapi lokal mahal dan tidak sebanding
dengan kualitasnya, maka pelaku usaha akan cenderung memilih sapi impor yang
mampu memberikan manfaat lebih. Dan juga unit usaha ini sebagai pemenuhan
kebutuhan sapi di dalam negeri.
Persaingan dalam usaha penjualan sapi cukup kompetitif.Hanya sedikit dapat
kita jumpai peternakan sapi, sehingga peluang bisnisnya banyak. Salah satu cara yang
dilakukan untuk dapat bersaing dalam usaha yang bersangkutan adalah dengan
melakukan pemilihan segmen yang tepat, potensial, dan belum banyak digarap oleh
pihak lain, kemudian menawarkan beberapa keunggulan dan nilai lebih bagi
konsumen yang menjadi segmen usaha kita.
BAB II
ASPEK UMUM DAN ORGANISASI
A. Nama Unit Usaha
Unit usaha ini diberi nama Healthy Cow dikarenakan bergerak dalam usaha
dagang peternakan sapi yang sudah diternak dari usia kecil sampai usia konsumsi yang
sehat, gemuk, bersih dan tidak berpenyakit, dengan kualitas yang sangat baik yang
berasal dari impor maupun penyortiran terhadap sapi lokal yang memiliki kualitas yang
baik.
Nama organisasi : Peternakan “Healthy Cow”
Jenis organisasi : PT yang melakukan Peternakan sapi impor dan lokal
Pemilik : Desi Rachmawati
Mawaddah Kusuma Dewi
Alamat : Parung, Bogor
No Telp : 021 7412123
B. Legalitas Usaha
Dari segi legalitas usaha, unit usaha ini beberapa dokumen badan hukum untuk
melaksanakan usaha bisnis sebagai bekal agar usaha yang dilaksanakan berjalan lancar di
kemudian hari. Beberapa dokumen hukum yang dimiliki berkaitan dengan aspek hukum
adalah:
a. Badan hukum
Untuk usaha ini yaitu berupa PT. karena usaha yang kami lakukan sifatnya
merupakan usaha bersama dengan modal bersama dan keuntungan dibagi bersama
berdasarkan besarnya Inbreng dari masing masing pemodal, dimana seluruh aktivitas
yang timbul dalam pengelolaan menjadi tanggung jawab PT.
Selain itu, badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan
kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham, badan
hukumnya merupakan subyek hukum dan kekayaan yang terpisah (modal).
b. Tanda daftar perusahaan dan Surat ijin usaha
Usaha peternakan sapi memiliki ujin usaha dari dinas perindustrian dan
perdagangan dan sudah terdaftar sebagai pelakuusaha penjualan komoditas ternak
sapi lokal dan impor. Sesuai dengan UUno. 3/1982ttg Wajib Daftar Perusahaan,
Perusahaan adalah setiap bentuk badanusaha yang menjalankan setiap usaha yang
bersifat tetap dan terus menerus didirikan, bekerja, serta berkedudukan dalam
wilayah negara Indonesia dengan tujuan memperoleh keuntungan/laba.
c. NPWP
Sebagai unit bisnis, kami juga mendaftarkan NPWP atas aktiva usaha kami ke
Departemen Perpajakan setempat.NPWP merupakan nomer yang diberikan kepada
wajib pajak sebagai sarana dalamadministrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai
tanda pengenaldiri atau identitas bagi wajib pajak dalam melaksanakan hak
dankewajiban perpajakannya.
d. Ijin Domisili dan IMB
Karena unit usaha peternakan sapi ini akan didirikan di atas sebidang tanah
demi kelancaran usaha maka kami selaku pengusaha juga melakukan perijinan untuk
pengeringan tanah. Artinya bahwakami melakukan pengalihfungsian lahan yang
semula untuk pertanian menjadi bangunan untuk tempat usaha. Selain itu juga kami
melakukan perijinan kepada pemerintah daerah setempat untuk ijindomisili, karena
nantinya selama berlangsung beberapa karyawan kami akan ada yang tinggal dan
menetap di tempat tersebut.
e.Bukti Diri
Unit usaha kami juga mempunyai bukti diri mengenai kepemilikan usaha dan
keterangan lain yang berhubungan dengan peternakan sapi.
C. Organisasi
a. Bagan organisasi
PIMPINAN/ DIREKTUR
Manajer
PJ. Peternakan
Marketing Administrasi
PJ. pakan ternak PJ. Kesehatan
Kepala Pengawasan
Bagan organisasi tersebut di buat agar memudahkan mengenai kepemimpinan
organisasi dan dalam pembagian pekerjaan sesuai dengan divisi masing – masing.
b. Tingkat jabatan
Pimpinan/ direktur, Manajer, Kepala Pengawasan, Marketing, Administrasi, PJ.
Peternakan, PJ. Kesehatan, PJ. pakan ternak
D. Personalia
a. Kebutuhan tenaga kerja
Kami dalam menjalankan usaha took buah membutuhkan kurang lebih 17 tenaga
kerja dengan rincian sebagai berikut;
Pimpinan 1 orang, Manajer 1 orang, Kepala Pengawasan 1 orang, Marketing 3
orang, Administrasi 2 orang, PJ. Peternakan 3 orang, PJ. Kesehatan 2 orang, PJ.
pakan ternak 4 orang.
b. Tingkat balas jasa
Tingkat balas jasa berupa Gaji, jenjang karir, Training, Bonus prestasi, dan bingkisan
THR.
BAB III
ASPEK PEMASARAN
A. Segmentasi, Targeting dan Positioning
a. Segmentasi
Yang menjadi segmen dari usaha peternakan sapi adalah segmen
menengah
b. Targeting
Yang menjadi target market adalah pedagang daging sapi dan perusahaan
pengolahan daging sapi
c. Positioning
Kami ingin menciptakan image atau citra perusahaan di benak konsumen
sebagai peternakan sapi terlengkap, menjual sapi berkualitas dengan harga
yang pas.
B. Permintaan
a. Perkembangan permintaan saat ini
Permintaan daging sapi sangat dipengaruhi oleh jumlah
penduduk.Permintaan daging sapi waktu t dipengaruhi oleh permintaan
daging sapi tahun sebelumnya.Permintaan juga dipengaruhi oleh selera,
distribusi pendapatan, jumlah penduduk, kesejahteraan, ketersediaan
kredit, kebijakan pemerintah, dan tingkat pendapatan sebelumnya.Dewasa
ini, harga sapi ekspor di Australia melonjak seiring dengan meningkatnya
permintaan dari Indonesia yang didominasi kelas menengah. Permintaan
daging sapi yang meningkat sejalan dengan melonjaknya kebutuhan
daging sapi yang mengikuti peningkatan gaya hidup masyarakat. Untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi daging sapi di Indonesia, pemerintah
harus meningkatkan mata rantai pasokan sapi.
b. Prospek permintaan di masa yang akan datang
Permintaan sapi semakin tinggi setiap harinya. Pada tahun 2020,
Kementrian Pertanian memprediksi pertumbuhan kelas menengah akan
terus bertambah, yang berarti juga akan menyebabkan permintaan daging
sapi sangat besar. Pemerintah mencoba untuk meningkatkan populasi sapi,
karena dengan meningkatkan populasi sapi, pemerintah akan menstabilkan
harga daging sapi di pasaran. Sebab, saat ini kurangnya pasokan daging
sapi telah membuat harga dan angka inflasi menjadi tinggi. Menurut
Wakil Menteri Pertanian, impor daging sapi seharusnya dipandang sebagai
solusi sementara untuk menekan harga dan inflasi. Importasi daging sapi
tidak selamanya dapat dilakukan, karena hal ini dapat membuat para
peternak tidak bergairah untuk terus membudidayakan sapi-sapi lokal.
Oleh karena itu, pemerintah akan gencar untuk terus menyosialisasikan
asuransi ternak sapi, yang bertujuan untuk meningkatkan produksi sapi
lokal. Kondisi tersebut di atas akan memunculkan peluang bagi kegiatan
bisnis peternakan sapi, terutama bagi peternak untuk meningkatkan
produksi sapi lokal, dengan adanya asuransi ternak sapi yang
disosialisasikan pemerintah.
C. Penawaran
a. Perkembangan penawaran saat ini
Harga daging sapi memberikan pengaruh positif dan sangat nyata
terhadap penawaran industri peternakan rakyat.
Nerlove dan Fornari (1995) menggunakan data deret waktu tri wulanan
1944.I – 1990. IV dalam studinya dan mengaplikasikan model Quasi-
Rational Expectations (QRE) untuk menganalisa yang menekankan pada
aspek penawaran menyimpulkan bahwa:
1) harga sapi potong saat ini berpengaruh positif dan harga ekspektasi
sapi potong ke depan berpengaruh negatif terhadap penawaran daging
sapi
2) harga sapi bakalan saat ini berpengaruhpositif dan harga ekspektasi
sapi bakalan berpengaruh negatif terhadappenawaran sapi bakalan; dan
3) harga sapi bibit saat ini dan hargaekspektasinya berpengaruh positif
terhadap penawaran sapi bibit, tetapi hargasapi bakalan saat ini
memberikan pengaruh negatif.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa penawaran daging sapi
dipengaruhi banyak faktor, seperti harga sapi bakalan dan harga sapi
bibit.Data tersebuttidak tercatat dengan baik di Indonesia.Ini merupakan
salah satu penyebabmengapa penelitian aspek penawaran jarang
dilakukan, padahal data tersebutsangat menentukan perilaku peternak
dalam memutuskan pengembanganusaha peternakannya.
Aspek penawaran tidak memisahkan antara yang berasal dari peternakan
rakyat dan industri peternakan rakyat. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa: (1) penawaran daging sapi dipengaruhi oleh harga daging, harga
sapi bakalan, suku bunga dan teknologi; (2) konsumsi,dan harga daging
ayam; (3) harga daging dipengaruhi oleh jumlah penawaran dan tarif
impor daging.
Nyak Ilham (1998) dalam kesimpulannya mengatakan: (1) Penawaran
peternakan rakyat dipengaruhi oleh selisih harga daging sapi dengan harga
sapi domestik, penawaran industri peternakan rakyat. Dan responsive
terhadap perubahan selisih harga daging sapi, dengan harga sapi domestik,
(2) Penawaran industri peternakan rakyat dipengaruhi oleh harga harga
daging sapi, harga sapibakalan impor, tingkat suku bunga, dan leg
penawaran industri peternakanrakyat.Responsif terhadap harga daging
sapi dan suku bunga.
Oleh karena itu, agar usaha peternakan sapi menjadi lebih baik maka perlu
peningkatan penawaran yang memberikan nilai lebih bagi konsumen.
b. Prospek penawaran di masa yang akan datang
Mengingat adanya peluang yang besar dalam usaha peternakan
sapi pada masa yang akan datang, maka perlu adanyapenawaran produk
yang memberikan nilai lebih dan manfaat bagikonsumen. Penawaran
tersebut akan semakin variatif maupun lebihkompetitif karena sudah
ditunjang dengan perangkat teknologiinformasi yang memberikan
kemudahan bagi bagi penjual maupunpembeli dalam melakukan transaksi
atau sebatas bertukar informasi. Oleh karena itu, bagi pelaku usaha di
sektor ini harus mampu melakukan penawaran yang inovatif untuk
menarik pasar.
D. Analisis Kelayakan Pemasaran
Dalam melakukan analisis Permintaan, kami menggunakan model matrik
pembobotan berskala 1 – 5.
Keterangan:
Sangat lemah : 1
Lemah : 2
Sedang : 3
Kuat : 4
Sangat kuat : 5
S
a
n
g
a
t
k
u
a
t
:
5
Interval = Nilai tertinggi dari interval – Nilai terendah dari interval
Jumlah Kelas
= 5 – 1
5
= 0,8
1,00 – 1,80 = Sangat tidak layak
1,81 – 2,60 = Tidak layak
2,61 – 3,40 = Sedang
3,41 – 4,20 = Layak
4,21 – 5,00 = Sangat layak
Untuk mengetahui layak atau tidaknya dari segi pemasaran maka dapat
dicari dengan rumus;
Kelayakan usaha = Total bobot
Jumlah item yang dinilai
= 66/18
= 3,66
Berdasarkan hasil yang diperoleh sebesar 3,66 maka usaha peternakan sapi
dari sisi pemasaran dikatakan layak karena masuk pada range 3,41 – 4,20.
No Item yang dinilai
Kriteria Penilaian
Sangat
lemah Lemah Sedang Kuat
Sangat
Kuat
1 SDM
2 Pesaing
3 Konsumen
4 Teknologi
5 Armada/ Pemasaran
6 Harga
7 Promosi
8 Distribusi
9 Produk dan Lini Produk
10 Mutu Produk
11 Peraturan Pemerintah
12 Lingkungan bisnis
13 Ketersediaan Bahan Baku
14 Rencana Pemasaran
15 Margin Laba
16 Ketersediaan Modal
17 Pangsa Pasar
18 Manajemen Pemasaran
Total Bobot 0 2 21 28 15
E. Program Pemasaran
a. Tingkat pelayanan
Dalam memasarkan sapi kami memberikan layanan yang memuaskan
melalui layanan pemesanan, delivery, memilih dan mengambil sendiri sapi
di kandang, garansi.
b. Penetapan harga
Penetapan harga yang akan dilakukan adalah dengan menetapkan harga
berdasarkan tingkat keberlangsungan usaha, dimana kami mencari
keuntungan yang relative sehingga dapat menjalankan usaha secara
kontinyu untuk meningkatkan pangsa pasar.
c. Kegiatan promosi
Beberapa kegiatan promosi yang dilakukan adalah dengan melalui
promosi di media masa cetak, leaflet dan spanduk, serta siaran di beberapa
stasiun rasio lokal, maupun sebagai sponsor kegiatan masyarakat ataupun
instansi pemerintah/swasta.
d. Kegiatan Distribusi
Untuk kegiatan distribusi, kami menggunakan armada distribusi sendiri.
BAB IV
ASPEK TEKNIS BUDIDAYA DAN OPERASI
A. Rencana Pengembangan
a. Evaluasi lokasi
Lokasi yang akan kami pilih untuk mendirikan bangunan sebagai
tempat usaha Peternakan Sapi adalah di Parung, Bogor.
b. Sarana dan prasarana
o Sarana yang akan kami gunakan untuk menunjang kegiatan usaha kami
adalah dengan memanfaatkan: Mobil truk untuk mengantarkan sapi ke
konsumen dan mobil bak untuk mengangkut pakan sapi.
o Sedangkan untuk prasarananya kami menggunakan lahan seluas 2000 m2
untuk kandang, gudang 200 m2, kantor 200 m2
c. Tenaga ahli dan tenaga biasa
Tenaga ahli yang kami pekerjakan untuk menunjang kelancaran usaha
perternakan kami adalah tenaga ahli peternakan, pemasaran, keuangan, dan sdm
serta teknisi sarana dan prasarana pendukung usaha.Sedangkan untuk tenaga biasa
yang kami gunakan adalah dokter hewan dan pemberi pakan ternak.
d. Bahan-bahan utama
Bahan utama yang digunakan dalam menjalankan usaha peternakan sapi antara
lain: sapi-sapi impor dengan kualitas yangbaik dan sapi-sapi lokal yang
berkualitas.
e. Bangunan dan tata letak bangunan
Berkaitan dengan bangunan dan tata letak bangunan, peternakan sapi akan
didirikan di atas tanah seluas3000 m2 dimana luas tanah untuk mendirikan
bangunan kantor 200 m2, kandang 2000m2, gudang 200 m2, dan sisa tanah 600
m2 digunakan untuk tempat parkir dan taman/ ladang.Tata letak bangunan antara
lain ruang tunggu, ruang pimpinan, ruang marketing, ruang administrasi, dan
toilet.
f. Jadwal pelaksanaan
Usaha peternakan sapi akan mulai didirikan pada tanggal 01 Januari 2014 sampai
tanggal 01 Maret 2014 untuk kegiatan pembangunankandang, kantor, dan gudang.
Dan kegiatan operasional penjualan mulai launching sertadiperkenalkan ke
masyarakat mulai tanggal 05 April 2014.
g. Perkiraan biaya teknis dan operasi
Biaya teknis dan operasional diperkirakan mencapai Rp. 700.000.000,-
B. Rencana Pengoperasian Usaha
a. Proses operasi usaha
Proses operasi perusahaan meliputi rencana penjualan, rencana persediaan
produk, penjadwalan pegawai dan penggajian, pengawasan kualitas, dan
pengawasan biaya penjualan dan pemesanan.
b. Kebutuhan bahan operasi
Kebutuhan bahan operasi Peternakan Sapi Healthy Cow dikelola oleh masing
masing departemen dan nantinya dikoordinasikan dengan pimpinan mengenai
kebutuhan bahan operasi yang meliputi pendanaan, jumlah produk dan kegiatan
pemasaran.
c. Kegiatan perawatan mesin
Kegiatan perawatan mesin kami menggunakan tenaga ahli mesin sesuai dengan
mesin – mesin yang kami gunakan.Misalnya perawatan kendaraan, perawatan
AC, Rak pendingin, troli.Perawatan dilakukansecara berkala dan berkelanjutan
dengan menggunakan tenaga ahli darimitra kerja kami.
Teknis Budidaya
I. Penggemukan
Penggemukan sapi potong adalah pemeliharaan sapi dewasa dalam keadaan
kurus untuk ditingkatkan berat badannya melalui pembesaran daging dalam
waktu relatif singkat (3-5 bulan).
Beberapa hal yang berkaitan dengan usaha penggemukan sapi potong adalah :
1. Jenis-jenis Sapi Potong.
Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha
penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :
A. Sapi Bali
Cirinya berwarna merah dengan warna putih pada kaki dari lutut ke
bawah dan pada pantat, punggungnya bergaris warna hitam (garis
belut).Keunggulan sapi ini dapat beradaptasi dengan baik pada
lingkungan yang baru.
B. Sapi Ongole
Cirinya berwarna putih dengan warna hitam di beberapa bagian tubuh,
bergelambir dan berpunuk, dan daya adaptasinya baik. Jenis ini telah
disilangkan dengan sapi Madura, keturunannya disebut Peranakan
Ongole (PO) cirinya sama dengan sapi Ongole tetapi kemampuan
produksinya lebih rendah.
C. Sapi Brahman
Cirinya berwarna coklat hingga coklat tua, dengan warna putih pada
bagian kepala.Daya pertumbuhannya cepat, sehingga menjadi
primadona sapi potong di Indonesia.
D. Sapi Madura
Mempunyai ciri berpunuk, berwarna kuning hingga merah bata,
terkadang terdapat warna putih pada moncong, ekor dan kaki
bawah.Jenis sapi ini mempunyai daya pertambahan berat badan
rendah.
E. Sapi Limousin
Mempunyai ciri berwarna hitam bervariasi dengan warna merah bata
dan putih, terdapat warna putih pada moncong kepalanya, tubuh
berukuran besar dan mempunyai tingkat produksi yang baik.
2. Pemilihan Bakalan.
Bakalan merupakan faktor yang penting, karena sangat menentukan hasil
akhir usaha penggemukan.
Pemilihan bakalan memerlukan ketelitian, kejelian dan pengalaman. Ciri-
ciri bakalan yang baik adalah:
- Berumur di atas 2,5 tahun.
- Jenis kelamin jantan.
- Bentuk tubuh panjang, bulat dan lebar, panjang minimal 170 cm tinggi
pundak minimal 135 cm, lingkar dada 133 cm.
- Tubuh kurus, tulang menonjol, tetapi tetap sehat (kurus karena kurang
pakan, bukan karena sakit).
- Pandangan mata bersinar cerah dan bulu halus.
- Kotoran normal.
II. Tatalaksana Pemeliharaan
1. Perkandangan.
Secara umum, kandang memiliki dua tipe, yaitu individu dan kelompok.
Pada kandang individu, setiap sapi menempati tempatnya sendiri
berukuran 2,5 X 1,5 m. Tipe ini dapat memacu pertumbuhan lebih pesat,
karena tidak terjadi kompetisi dalam mendapatkan pakan dan memiliki
ruang gerak terbatas, sehingga energi yang diperoleh dari pakan digunakan
untuk hidup pokok dan produksi daging tidak hilang karena banyak
bergerak. Pada kandang kelompok, bakalan dalam satu periode
penggemukan ditempatkan dalam satu kandang. Satu ekor sapi
memerlukan tempat yang lebih luas daripada kandang individu.
Kelemahan tipe kandang ini yaitu terjadi kompetisi dalam mendapatkan
pakan sehingga sapi yang lebih kuat cenderung cepat tumbuh daripada
yang lemah, karena lebih banyak mendapatkan pakan.
2. Pakan.
Berdasarkan kondisi fisiologis dan sistem pencernaannya, sapi
digolongkan hewan ruminansia, karena pencernaannya melalui tiga
proses, yaitu secara mekanis dalam mulut dengan bantuan air ludah
(saliva), secara fermentatif dalam rumen dengan bantuan mikrobia rumen
dan secara enzimatis setelah melewati rumen.
Penelitian menunjukkan bahwa penggemukan dengan mengandalkan
pakan berupa hijauan saja, kurang memberikan hasil yang optimal dan
membutuhkan waktu yang lama. Salah satu cara mempercepat
penggemukan adalah dengan pakan kombinasi antara hijauan dan
konsentrat. Konsentrat yang digunakan adalah ampas bir, ampas tahu,
ampas tebu, bekatul, kulit biji kedelai, kulit nenas dan buatan pabrik
pakan. Konsentrat diberikan lebih dahulu untuk memberi pakan mikrobia
rumen, sehingga ketika pakan hijauan masuk rumen, mikrobia rumen telah
siap dan aktif mencerna hijauan. Kebutuhan pakan (dalam berat kering)
tiap ekor adalah 2,5% berat badannya. Hijauan yang digunakan adalah
jerami padi, daun tebu, daun jagung, alang-alang dan rumput-rumputan
liar sebagai pakan berkualitas rendah dan rumput gajah, setaria kolonjono
sebagai pakan berkualitas tinggi.
Penentuan kualitas pakan tersebut berdasarkan tinggi rendahnya
kandungan nutrisi (zat pakan) dan kadar serat kasar. Pakan hijauan yang
berkualitas rendah mengandung serat kasar tinggi yang sifatnya sukar
dicerna karena terdapat lignin yang sukar larut oleh enzim pencernaan.
3. Pengendalian Penyakit
Dalam pengendalian penyakit, yang lebih utama dilakukan adalah
pencegahan penyakit daripada pengobatan, karena penggunaan obat akan
menambah biaya produksi dan tidak terjaminnya keberhasilan pengobatan
yang dilakukan. Usaha pencegahan yang dapat dilakukan untuk menjaga
kesehatan sapi adalah:
a. Pemanfaatan kandang karantina. Sapi bakalan yang baru hendaknya
dikarantina pada suatu kandang terpisah, dengan tujuan untuk
memonitor adanya gejala penyakit tertentu yang tidak diketahui pada
saat proses pembelian. Disamping itu juga untuk adaptasi sapi
terhadap lingkungan yang baru. Pada waktu sapi dikarantina,
sebaiknya diberi obat cacing karena berdasarkan penelitian sebagian
besar sapi di Indonesia (terutama sapi rakyat) mengalami cacingan.
Penyakit ini memang tidak mematikan, tetapi akan mengurangi
kecepatan pertambahan berat badan ketika digemukkan. Waktu
mengkarantina sapi adalah satu minggu untuk sapi yang sehat dan
pada sapi yang sakit baru dikeluarkan setelah sapi sehat. Kandang
karantina selain untuk sapi baru juga digunakan untuk memisahkan
sapi lama yang menderita sakit agar tidak menular kepada sapi lain
yang sehat.
b. Menjaga kebersihan sapi bakalan dan kandangnya. Sapi yang
digemukkan secara intensif akan menghasilkan kotoran yang banyak
karena mendapatkan pakan yang mencukupi, sehingga pembuangan
kotoran harus dilakukan setiap saat jika kandang mulai kotor untuk
mencegah berkembangnya bakteri dan virus penyebab penyakit.
c. Vaksinasi untuk bakalan baru. Pemberian vaksin cukup dilakukan
pada saat sapi berada di kandang karantina. Vaksinasi yang penting
dilakukan adalah vaksinasi Anthrax. Beberapa jenis penyakit yang
dapat menyerang sapi potong adalah cacingan, Penyakit Mulut dan
Kuku (PMK), kembung (Bloat) dan lain-lain.
III. Produksi Daging
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi daging adalah:
1. Pakan.
Pakan yang berkualitas dan dalam jumlah yang optimal akan
berpengaruh baik terhadap kualitas daging. Perlakuan pakan dengan
NPB akan meningkatkan daya cerna pakan terutama terhadap pakan
yang berkualitas rendah.
2. Faktor Genetik.
Ternak dengan kualitas genetik yang baik akan tumbuh dengan
baik/cepat sehingga produksi daging menjadi lebih tinggi.
3. Jenis Kelamin.
Ternak jantan tumbuh lebih cepat daripada ternak betina, sehingga
pada umur yang sama, ternak jantan mempunyai tubuh dan daging
yang lebih besar.
4. Manajemen.
Pemeliharaan dengan manajemen yang baik membuat sapi tumbuh
dengan sehat dan cepat membentuk daging, sehingga masa
penggemukan menjadi lebih singkat.
BAB V
ASPEK KEUANGAN
A. Kebutuhan Dana Investasi a. Investasi harga tetap
Investasi ini mencapai Rp. 350.000.000,-
b. Biaya pra operasi
Biaya pra operasi mencapai Rp. 450.000.000,- yang digunakan untuk proses
pembelian tanah dan mendirikan bangunan.
Total kebutuhan dana investasi= Rp. 800.000.000,-
B. Rencana Pembelanjaan dan Sumber Dana
a. Modal sendiri
Modal sendiri Rp. 500.000.000,-
b. Pinjaman bank
Pinjaman dari bank Rp. 200.000.000,-
C. Rencana Kebutuhan Dana
a. Aktiva Tetap
Tanah 3000 m2 Rp. 90.000.000
Kandang 2000 m2 Rp. 300.000.000
Kantor 200 m2 Rp. 100.000.000
Gudang 200 m2 Rp. 50.000.000
Mobil truk 1 buah Rp. 250.000.000
Mobil bak 1 buah Rp. 100.000.000 +
Jumlah Aktiva Tetap Rp. 700.000.000
b. Aktiva Lancar
Kas Rp. 700.000.000
Sapi lokal Rp. 15.000.000
Sapi impor Rp. 20.000.000 +
Jumlah Aktiva Lancar Rp. 735.000.000
Total Aktiva Rp. 1.435.000.000
D. Proyeksi Keuangan
a. Proyeksi pendapatan
Pendapatan per hari Rp. 15.000.000
Pendapatan per bulan Rp. 420.000.000
Pendapatan per tahun Rp. 5.040.000.000
b. Proyeksi biaya per tahun
Pengadaan sapi Rp. 1.500.000.000
Gaji karyawan
- 1 Pimpinan Rp. 24.000.000
- 1 Manajer Rp. 21.500.000
- 1 Kepala Pengawasan Rp. 6.000.000
- 3 Marketing Rp. 9.000.000
- 2 Administrasi Rp. 6.000.000
- 3 PJ. Peternakan Rp. 15.000.000
- 2 PJ. Kesehatan Rp. 6.000.000
- 4 PJ. Pakan ternak Rp. 12.000.000
Jumlah gaji karyawan Rp. 99.500.000
Biaya listrik Rp. 12.000.000
PBB Rp. 2.400.000
PPn Rp. 504.000.000
Biaya Telp. Rp. 4.000.000
Perlengkapan kebersihan Rp. 1.000.000
Dep kandang 30th Rp. 300.000.000
Dep kantor 30th Rp. 100.000.000
Dep gudang 30th Rp. 50.000.000
Dep mobil bak 5th Rp. 105.000.000
Dep mobil truk 5th Rp. 255.000.000
Jumlah Biaya Rp. 3.032.400.000
c. Proyeksi rugi/ laba
Perhitungan laba/ rugi yaitu dengan menghitung selisih dari pendapatan dengan
pengeluaran.
Laba/ Rugi = Pendapatan – Pengeluaran
= Rp. 5.040.000.000 – Rp. 3.032.400.000
= Rp. 2.007.600.000
Dengan demikian laba yang diperoleh per tahun dalam peternakan sapi adalah sebesar
Rp. 2.007.600.000
d. Proyeksi kemampuan pelunasan hutang
Hutang dilunasi dalam jangka waktu 10 tahun dengan bunga 12 % per tahun.
e. Perhitungan kelayakan usaha
Dengan metode Payback Periode
Payback Period = Investasi x 1 tahun
Arus Cash Inflow
Arus Cash Flow = EAT + Depresiasi
Aktiva tetap Rp. 700.000.000
Depresiasi = Rp. 810.000.000 per tahun
= diperoleh dari total depresi
Beban Depresiasi
Keuntungan bersih per tahun = Omset per tahun – biaya operasional
= Rp. 5.040.000.000 – Rp. 3.032.400.000 = Rp. 2.007.600.000
Hari kerja per tahun diasumsikan 336 hari
Misalkan usaha tersebut setelah dikurangi pajak 15 % adalah
EAT= 30 % x Rp. 2.007.600.000
EAT= Rp. 1.405.320.000
BAB VI
ASPEK EKONOMI DAN SOSIAL
A. Penambahan devisa
Adanya investasi di dalam usaha Peternakan Sapi lokal dan impor membawa
dampak terhadap devisa negara Indonesia melalui bea cukai pajak barang
impor.Pendapatan pemerintah meningkat melalui pajak penghasilan yang
harus dibayarkan oleh Peternakan Sapi Healthy Cow.
B. Penyerapan tenaga kerja
Usaha Peternakan Sapi memberikan kontribusi terhadap penyerapan tenaga
kerja sebanyak 17 orang dan memperkecil angka pengangguran di
masyarakat.
C. Dampak terhadap lingkungan masyarakat
a. Adanya peningkatan ekonomi masyarakat khususnya para karyawan
b. Adanya lowongan lapangan pekerjaan baru
c. Terpenuhinya kebutuhan perusahaan dan restoran akan daging sapi dari
peternakan yang memasok sapi
d. Peningkatan gizi masyarakat melalui konsumsi daging sapi berkualitas
D. Dampak terhadap industri lain
a. Bagi usaha yang sejenis tentunya akan menimbulkan meningkatnya
persaingan.
b. Bagi peternakan sapi lokal akan berupaya untuk meningkatkan kualitas
produksinya.
BAB VII
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis beberapa faktor, ternyata usaha peternakan sapi mampu memberikan
hasil yang baik dan dapat dikatakan layak untukdijalankan.Terlebih ketika ada dukungan
dari beberapa kebijakanpemerintah yang mengarah pada pemanfaatansektor impor, dan
kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi daging sapi yang berprotein
membuat tubuh menjadi sehat, serta tingkatpersaingan yang belum terlalu kompetitif,
maka kondisi tersebutmemberikan peluang yang baik untuk dibidik dijadikan peluang
usaha. Peluang tersebut memberikan rasa optimis untuk menjalankan usaha ini.
B. Saran
Dalam menjalankan usaha peternakan sapi lokal dan impor, yang perlu untuk
diperhatikan adalah mengenai bagaimana menjaga stabilitas pasokan sapi impor yang
berkualitas dan mencari segmen yang tepat.Penentuan lokasijuga menentukan dalam
memasok sapi.