22
PROPOSAL DESAIN DAN EVALUASI PROYEK USAHA PETERNAKAN SAPI HEALTHY COW Disusun oleh: 1. Desi Rachmawati 1112084000052 2. Mawaddah Kusuma Dewi 1112084000043 JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS ILMU EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA 2013

Proposal Desain dan Evaluasi Proyek

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Proposal ini tentang usaha peternakan sapi

Citation preview

Page 1: Proposal Desain dan Evaluasi Proyek

PROPOSAL

DESAIN DAN EVALUASI PROYEK

USAHA PETERNAKAN SAPI

HEALTHY COW

Disusun oleh:

1. Desi Rachmawati 1112084000052

2. Mawaddah Kusuma Dewi 1112084000043

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS ILMU EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

JAKARTA

2013

Page 2: Proposal Desain dan Evaluasi Proyek

KERANGKA FORMAT PROPOSAL

STUDI KELAYAKAN PROYEK

USAHA PETERNAKAN SAPI HEALTHY COW

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada saat ini, jumlah permintaan daging sapi semakin meningkat setiap

tahunnya.Dikarenakan pengolahan daging sapi dan kebutuhan rumah tangga semakin

meningkat.

Pemerintah diminta mengatur tata niaga sapi potong guna menjaga keseimbangan

antara kebutuhan dan pasokan.Sebab, sejak sebulan terakhir terjadi kelangkaan,

bahkan harganya terus melonjak.Tata niaga perlu ditata lagi agar ketersediaan daging

sapi di pasaran tetap terjaga dan harganya terjangkau.Kelangkaan sapi potong

mengakibatkan harganya terus meningkat.Saat ini sapi dewasa mencapai Rp 23 juta

per ekor.Padahal sebelumnya Rp 20 juta per ekor. Menjelang Natal dan tahun baru

dikhawatirkan harga akan meningkat lagi.

Kelangkaan sapi potong disertai harga yang tinggi juga mengakibatkan

penyembelihan sapi terus merosot menjadi 35 ekor per hari.Sedangkan untuk

memenuhi kebutuhan daging di pasar seharusnya 60 ekor per hari.

Mulai 1 Desember 2013, para jagal menaikkan harga jual daging ke pasaran.

Daging kualitas bagus yang semula Rp 84 ribu per kilogram menjadi Rp 90 ribu per

kilogram.Para jagal terpaksa menaikkan harga penjualan guna menekan kerugian para

jagal.

Keputusan para jagal menaikkan harga penjualan akan memicu kenaikan harga

jual ke konsumen. Apalagi saat ini, di sejumlah pasar, para pedagang daging sudah

menaikkan harga hingga Rp 100 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp 86 ribu per

kilogram.

Selain itu, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan bentuk kerja sama

berupa impor sapi dari Australia belum dihentikan. Namun, dia berencana untuk

mengkaji ulang kerja sama perdagangan dengan Australia.

Gita mengatakan, sapi impor Australia masih diperlukan untuk kepentingan

ekonomi.Impor daging sapi dari Australia masih berjalan.Menurutnya kita harus

menjaga keseimbangan untuk kepentingan menjaga stabilitas harga.Gita membantah

kapal yang mengangkut sapi dari Australia sulit memasuki wilayah perairan

Indonesia. Menurut Gita, terbatasnya jumlah kapal pengangkut sapi Australia yang

menuju ke Indonesia disebabkan oleh kesibukan kapal-kapal tersebut dalam

mengantar sapi ke tempat lain.

Page 3: Proposal Desain dan Evaluasi Proyek

Saat ini Australia tercatat sebagai pemasok sapi terbesar ke Tanah

Air.Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, Australia memasok hampir 29 ribu ton

sapi senilai US$ 114 juta.

Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengatakan, penghentian impor

sapi tidak bisa dilakukan secara tiba-tiba. Sebab, pasokan dari negara lain belum tentu

terbebas dari penyakit kaki dan mulut. Di sisi lain, kata dia, Indonesia belum mampu

memenuhi kebutuhan sapi di dalam negeri.

Bagi para pelaku usaha, kondisi yang perlu diperhatikan adalah mengenai

bagaimana daya beli masyarakat di sekitar sehingga bisa memunculkan permintaan

dari beberapa penawaran yang dilakukan oleh perusahaan.Apabila permintaan

meningkat memungkinkan pasar menjadi potensial dan ketika kondisi permintaan

menurun menyebabkan kondisi pasar berada pada posisi yang tidak

menguntungkan.Yang perlu diperhatikan adalah mengenai bagaimana tingkat

persaingan, daya beli masyarakat, dan hukum permintaan maupun penawaran itu

terjadi pada kondisi yang demikian.

B. Gambaran Umum Potensi Usaha

Kalau kita mencermati secara lebih mendetail mengenai kondisi

perekonomian negara yang kurang stabil, maka apabila kita memposisikan diri

sebagai pelaku usaha, maka yang akan terlintas pertama kali di benak kita adalah

mengenai bagaimana menciptakan sebuah unit usaha bisnis yang prospektif dan

menguntungkan dalam jangka pendek dan jangka panjang sebagai tempat untuk

melakukan investasi. Usaha peternakan sapi potong sendiri mayoritas masih dengan

pola tradisional dan skala usaha sambilan. Hal ini disebabkan oleh besarnya investasi

jika dilakukan secara besar dan modern, dengan skala usaha kecilpun akan

mendapatkan keuntungan yang baik jika dilakukan dengan prinsip budidaya modern.

Pemikiran yang kedua adalah dengan modal yang pas - pasan, produk apa yang akan

kita produksi sehingga memunculkan permintaan pasar dan dapat memberikan

keuntungan bagi kita. Kiranya pemikiran tersebut pantas muncul ketika kita semua

terhimpit pada kondisi ekonomi yang sulit.

Oleh karena itu, kita perlu untuk melakukan analisis mengenai hal - hal yang

potensial untuk melakukan usaha agar mampu memberikan manfaat ekonomi bagi

kita.Dengan berbekal pada kebijakan pemerintah tentang kegiatan impor komoditas

peternakan hal ini memungkinkan untuk terbukanya peluang dalam menjalankan

usaha yang berkaitan dengan hal tersebut.Salah satu bentuk usaha bisnis yang bisa

dijalankan adalah dengan mendirikan usaha peternakan sapi.Usaha peternakan sapi

tersebut dapat men-supply daging sapi ke perusahaan untuk olahan daging sapi

seperti membuat sosis, bakso, dan rollade ke restoran dan pasar untuk konsumen

rumah tangga. Selain mengacu pada kebijakan pemerintah tentang impor, mungkin

juga sebagai alasan mengapa usaha tersebut punya peluang dan agar masyarakat tidak

Page 4: Proposal Desain dan Evaluasi Proyek

membeli daging yang beku dari luar negeri, sehingga kita tidak kekurangan pasokan

daging segar pada pasar, karena banyak dari masyarakat kita yang cenderung bangga

membeli produk – produk dari luar negeri.

C. Gambaran Umum Industri

Dengan mengacu terhadap kebijakan pemerintah yang mengarah pada arus

impor beberapa komuditas hasil peternakan, tentunya akan memberikan peluang bagi

pemilik modal untuk membidik pasar yang berkaitan dengan hal tersebut.Salah satu

unit usaha yang mungkin layak untuk dijalankan adalah unit usaha penjualan sapi

impor.Unit usaha ini bukan berarti tidak memberikan dukungan terhadap sektor

peternakan sapi di dalam negeri, melainkan sebagai pelaku usaha kita harus pandai

memanfaatkan peluang. Terlebih ketika harga sapi lokal mahal dan tidak sebanding

dengan kualitasnya, maka pelaku usaha akan cenderung memilih sapi impor yang

mampu memberikan manfaat lebih. Dan juga unit usaha ini sebagai pemenuhan

kebutuhan sapi di dalam negeri.

Persaingan dalam usaha penjualan sapi cukup kompetitif.Hanya sedikit dapat

kita jumpai peternakan sapi, sehingga peluang bisnisnya banyak. Salah satu cara yang

dilakukan untuk dapat bersaing dalam usaha yang bersangkutan adalah dengan

melakukan pemilihan segmen yang tepat, potensial, dan belum banyak digarap oleh

pihak lain, kemudian menawarkan beberapa keunggulan dan nilai lebih bagi

konsumen yang menjadi segmen usaha kita.

Page 5: Proposal Desain dan Evaluasi Proyek

BAB II

ASPEK UMUM DAN ORGANISASI

A. Nama Unit Usaha

Unit usaha ini diberi nama Healthy Cow dikarenakan bergerak dalam usaha

dagang peternakan sapi yang sudah diternak dari usia kecil sampai usia konsumsi yang

sehat, gemuk, bersih dan tidak berpenyakit, dengan kualitas yang sangat baik yang

berasal dari impor maupun penyortiran terhadap sapi lokal yang memiliki kualitas yang

baik.

Nama organisasi : Peternakan “Healthy Cow”

Jenis organisasi : PT yang melakukan Peternakan sapi impor dan lokal

Pemilik : Desi Rachmawati

Mawaddah Kusuma Dewi

Alamat : Parung, Bogor

No Telp : 021 7412123

B. Legalitas Usaha

Dari segi legalitas usaha, unit usaha ini beberapa dokumen badan hukum untuk

melaksanakan usaha bisnis sebagai bekal agar usaha yang dilaksanakan berjalan lancar di

kemudian hari. Beberapa dokumen hukum yang dimiliki berkaitan dengan aspek hukum

adalah:

a. Badan hukum

Untuk usaha ini yaitu berupa PT. karena usaha yang kami lakukan sifatnya

merupakan usaha bersama dengan modal bersama dan keuntungan dibagi bersama

berdasarkan besarnya Inbreng dari masing masing pemodal, dimana seluruh aktivitas

yang timbul dalam pengelolaan menjadi tanggung jawab PT.

Selain itu, badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan

kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham, badan

hukumnya merupakan subyek hukum dan kekayaan yang terpisah (modal).

b. Tanda daftar perusahaan dan Surat ijin usaha

Usaha peternakan sapi memiliki ujin usaha dari dinas perindustrian dan

perdagangan dan sudah terdaftar sebagai pelakuusaha penjualan komoditas ternak

sapi lokal dan impor. Sesuai dengan UUno. 3/1982ttg Wajib Daftar Perusahaan,

Perusahaan adalah setiap bentuk badanusaha yang menjalankan setiap usaha yang

bersifat tetap dan terus menerus didirikan, bekerja, serta berkedudukan dalam

wilayah negara Indonesia dengan tujuan memperoleh keuntungan/laba.

Page 6: Proposal Desain dan Evaluasi Proyek

c. NPWP

Sebagai unit bisnis, kami juga mendaftarkan NPWP atas aktiva usaha kami ke

Departemen Perpajakan setempat.NPWP merupakan nomer yang diberikan kepada

wajib pajak sebagai sarana dalamadministrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai

tanda pengenaldiri atau identitas bagi wajib pajak dalam melaksanakan hak

dankewajiban perpajakannya.

d. Ijin Domisili dan IMB

Karena unit usaha peternakan sapi ini akan didirikan di atas sebidang tanah

demi kelancaran usaha maka kami selaku pengusaha juga melakukan perijinan untuk

pengeringan tanah. Artinya bahwakami melakukan pengalihfungsian lahan yang

semula untuk pertanian menjadi bangunan untuk tempat usaha. Selain itu juga kami

melakukan perijinan kepada pemerintah daerah setempat untuk ijindomisili, karena

nantinya selama berlangsung beberapa karyawan kami akan ada yang tinggal dan

menetap di tempat tersebut.

e.Bukti Diri

Unit usaha kami juga mempunyai bukti diri mengenai kepemilikan usaha dan

keterangan lain yang berhubungan dengan peternakan sapi.

C. Organisasi

a. Bagan organisasi

PIMPINAN/ DIREKTUR

Manajer

PJ. Peternakan

Marketing Administrasi

PJ. pakan ternak PJ. Kesehatan

Kepala Pengawasan

Page 7: Proposal Desain dan Evaluasi Proyek

Bagan organisasi tersebut di buat agar memudahkan mengenai kepemimpinan

organisasi dan dalam pembagian pekerjaan sesuai dengan divisi masing – masing.

b. Tingkat jabatan

Pimpinan/ direktur, Manajer, Kepala Pengawasan, Marketing, Administrasi, PJ.

Peternakan, PJ. Kesehatan, PJ. pakan ternak

D. Personalia

a. Kebutuhan tenaga kerja

Kami dalam menjalankan usaha took buah membutuhkan kurang lebih 17 tenaga

kerja dengan rincian sebagai berikut;

Pimpinan 1 orang, Manajer 1 orang, Kepala Pengawasan 1 orang, Marketing 3

orang, Administrasi 2 orang, PJ. Peternakan 3 orang, PJ. Kesehatan 2 orang, PJ.

pakan ternak 4 orang.

b. Tingkat balas jasa

Tingkat balas jasa berupa Gaji, jenjang karir, Training, Bonus prestasi, dan bingkisan

THR.

Page 8: Proposal Desain dan Evaluasi Proyek

BAB III

ASPEK PEMASARAN

A. Segmentasi, Targeting dan Positioning

a. Segmentasi

Yang menjadi segmen dari usaha peternakan sapi adalah segmen

menengah

b. Targeting

Yang menjadi target market adalah pedagang daging sapi dan perusahaan

pengolahan daging sapi

c. Positioning

Kami ingin menciptakan image atau citra perusahaan di benak konsumen

sebagai peternakan sapi terlengkap, menjual sapi berkualitas dengan harga

yang pas.

B. Permintaan

a. Perkembangan permintaan saat ini

Permintaan daging sapi sangat dipengaruhi oleh jumlah

penduduk.Permintaan daging sapi waktu t dipengaruhi oleh permintaan

daging sapi tahun sebelumnya.Permintaan juga dipengaruhi oleh selera,

distribusi pendapatan, jumlah penduduk, kesejahteraan, ketersediaan

kredit, kebijakan pemerintah, dan tingkat pendapatan sebelumnya.Dewasa

ini, harga sapi ekspor di Australia melonjak seiring dengan meningkatnya

permintaan dari Indonesia yang didominasi kelas menengah. Permintaan

daging sapi yang meningkat sejalan dengan melonjaknya kebutuhan

daging sapi yang mengikuti peningkatan gaya hidup masyarakat. Untuk

memenuhi kebutuhan konsumsi daging sapi di Indonesia, pemerintah

harus meningkatkan mata rantai pasokan sapi.

b. Prospek permintaan di masa yang akan datang

Permintaan sapi semakin tinggi setiap harinya. Pada tahun 2020,

Kementrian Pertanian memprediksi pertumbuhan kelas menengah akan

terus bertambah, yang berarti juga akan menyebabkan permintaan daging

sapi sangat besar. Pemerintah mencoba untuk meningkatkan populasi sapi,

karena dengan meningkatkan populasi sapi, pemerintah akan menstabilkan

harga daging sapi di pasaran. Sebab, saat ini kurangnya pasokan daging

sapi telah membuat harga dan angka inflasi menjadi tinggi. Menurut

Wakil Menteri Pertanian, impor daging sapi seharusnya dipandang sebagai

solusi sementara untuk menekan harga dan inflasi. Importasi daging sapi

tidak selamanya dapat dilakukan, karena hal ini dapat membuat para

Page 9: Proposal Desain dan Evaluasi Proyek

peternak tidak bergairah untuk terus membudidayakan sapi-sapi lokal.

Oleh karena itu, pemerintah akan gencar untuk terus menyosialisasikan

asuransi ternak sapi, yang bertujuan untuk meningkatkan produksi sapi

lokal. Kondisi tersebut di atas akan memunculkan peluang bagi kegiatan

bisnis peternakan sapi, terutama bagi peternak untuk meningkatkan

produksi sapi lokal, dengan adanya asuransi ternak sapi yang

disosialisasikan pemerintah.

C. Penawaran

a. Perkembangan penawaran saat ini

Harga daging sapi memberikan pengaruh positif dan sangat nyata

terhadap penawaran industri peternakan rakyat.

Nerlove dan Fornari (1995) menggunakan data deret waktu tri wulanan

1944.I – 1990. IV dalam studinya dan mengaplikasikan model Quasi-

Rational Expectations (QRE) untuk menganalisa yang menekankan pada

aspek penawaran menyimpulkan bahwa:

1) harga sapi potong saat ini berpengaruh positif dan harga ekspektasi

sapi potong ke depan berpengaruh negatif terhadap penawaran daging

sapi

2) harga sapi bakalan saat ini berpengaruhpositif dan harga ekspektasi

sapi bakalan berpengaruh negatif terhadappenawaran sapi bakalan; dan

3) harga sapi bibit saat ini dan hargaekspektasinya berpengaruh positif

terhadap penawaran sapi bibit, tetapi hargasapi bakalan saat ini

memberikan pengaruh negatif.

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa penawaran daging sapi

dipengaruhi banyak faktor, seperti harga sapi bakalan dan harga sapi

bibit.Data tersebuttidak tercatat dengan baik di Indonesia.Ini merupakan

salah satu penyebabmengapa penelitian aspek penawaran jarang

dilakukan, padahal data tersebutsangat menentukan perilaku peternak

dalam memutuskan pengembanganusaha peternakannya.

Aspek penawaran tidak memisahkan antara yang berasal dari peternakan

rakyat dan industri peternakan rakyat. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa: (1) penawaran daging sapi dipengaruhi oleh harga daging, harga

sapi bakalan, suku bunga dan teknologi; (2) konsumsi,dan harga daging

ayam; (3) harga daging dipengaruhi oleh jumlah penawaran dan tarif

impor daging.

Nyak Ilham (1998) dalam kesimpulannya mengatakan: (1) Penawaran

peternakan rakyat dipengaruhi oleh selisih harga daging sapi dengan harga

sapi domestik, penawaran industri peternakan rakyat. Dan responsive

Page 10: Proposal Desain dan Evaluasi Proyek

terhadap perubahan selisih harga daging sapi, dengan harga sapi domestik,

(2) Penawaran industri peternakan rakyat dipengaruhi oleh harga harga

daging sapi, harga sapibakalan impor, tingkat suku bunga, dan leg

penawaran industri peternakanrakyat.Responsif terhadap harga daging

sapi dan suku bunga.

Oleh karena itu, agar usaha peternakan sapi menjadi lebih baik maka perlu

peningkatan penawaran yang memberikan nilai lebih bagi konsumen.

b. Prospek penawaran di masa yang akan datang

Mengingat adanya peluang yang besar dalam usaha peternakan

sapi pada masa yang akan datang, maka perlu adanyapenawaran produk

yang memberikan nilai lebih dan manfaat bagikonsumen. Penawaran

tersebut akan semakin variatif maupun lebihkompetitif karena sudah

ditunjang dengan perangkat teknologiinformasi yang memberikan

kemudahan bagi bagi penjual maupunpembeli dalam melakukan transaksi

atau sebatas bertukar informasi. Oleh karena itu, bagi pelaku usaha di

sektor ini harus mampu melakukan penawaran yang inovatif untuk

menarik pasar.

D. Analisis Kelayakan Pemasaran

Dalam melakukan analisis Permintaan, kami menggunakan model matrik

pembobotan berskala 1 – 5.

Keterangan:

Sangat lemah : 1

Lemah : 2

Sedang : 3

Kuat : 4

Sangat kuat : 5

Page 11: Proposal Desain dan Evaluasi Proyek

S

a

n

g

a

t

k

u

a

t

:

5

Interval = Nilai tertinggi dari interval – Nilai terendah dari interval

Jumlah Kelas

= 5 – 1

5

= 0,8

1,00 – 1,80 = Sangat tidak layak

1,81 – 2,60 = Tidak layak

2,61 – 3,40 = Sedang

3,41 – 4,20 = Layak

4,21 – 5,00 = Sangat layak

Untuk mengetahui layak atau tidaknya dari segi pemasaran maka dapat

dicari dengan rumus;

Kelayakan usaha = Total bobot

Jumlah item yang dinilai

= 66/18

= 3,66

Berdasarkan hasil yang diperoleh sebesar 3,66 maka usaha peternakan sapi

dari sisi pemasaran dikatakan layak karena masuk pada range 3,41 – 4,20.

No Item yang dinilai

Kriteria Penilaian

Sangat

lemah Lemah Sedang Kuat

Sangat

Kuat

1 SDM

2 Pesaing

3 Konsumen

4 Teknologi

5 Armada/ Pemasaran

6 Harga

7 Promosi

8 Distribusi

9 Produk dan Lini Produk

10 Mutu Produk

11 Peraturan Pemerintah

12 Lingkungan bisnis

13 Ketersediaan Bahan Baku

14 Rencana Pemasaran

15 Margin Laba

16 Ketersediaan Modal

17 Pangsa Pasar

18 Manajemen Pemasaran

Total Bobot 0 2 21 28 15

Page 12: Proposal Desain dan Evaluasi Proyek

E. Program Pemasaran

a. Tingkat pelayanan

Dalam memasarkan sapi kami memberikan layanan yang memuaskan

melalui layanan pemesanan, delivery, memilih dan mengambil sendiri sapi

di kandang, garansi.

b. Penetapan harga

Penetapan harga yang akan dilakukan adalah dengan menetapkan harga

berdasarkan tingkat keberlangsungan usaha, dimana kami mencari

keuntungan yang relative sehingga dapat menjalankan usaha secara

kontinyu untuk meningkatkan pangsa pasar.

c. Kegiatan promosi

Beberapa kegiatan promosi yang dilakukan adalah dengan melalui

promosi di media masa cetak, leaflet dan spanduk, serta siaran di beberapa

stasiun rasio lokal, maupun sebagai sponsor kegiatan masyarakat ataupun

instansi pemerintah/swasta.

d. Kegiatan Distribusi

Untuk kegiatan distribusi, kami menggunakan armada distribusi sendiri.

Page 13: Proposal Desain dan Evaluasi Proyek

BAB IV

ASPEK TEKNIS BUDIDAYA DAN OPERASI

A. Rencana Pengembangan

a. Evaluasi lokasi

Lokasi yang akan kami pilih untuk mendirikan bangunan sebagai

tempat usaha Peternakan Sapi adalah di Parung, Bogor.

b. Sarana dan prasarana

o Sarana yang akan kami gunakan untuk menunjang kegiatan usaha kami

adalah dengan memanfaatkan: Mobil truk untuk mengantarkan sapi ke

konsumen dan mobil bak untuk mengangkut pakan sapi.

o Sedangkan untuk prasarananya kami menggunakan lahan seluas 2000 m2

untuk kandang, gudang 200 m2, kantor 200 m2

c. Tenaga ahli dan tenaga biasa

Tenaga ahli yang kami pekerjakan untuk menunjang kelancaran usaha

perternakan kami adalah tenaga ahli peternakan, pemasaran, keuangan, dan sdm

serta teknisi sarana dan prasarana pendukung usaha.Sedangkan untuk tenaga biasa

yang kami gunakan adalah dokter hewan dan pemberi pakan ternak.

d. Bahan-bahan utama

Bahan utama yang digunakan dalam menjalankan usaha peternakan sapi antara

lain: sapi-sapi impor dengan kualitas yangbaik dan sapi-sapi lokal yang

berkualitas.

e. Bangunan dan tata letak bangunan

Berkaitan dengan bangunan dan tata letak bangunan, peternakan sapi akan

didirikan di atas tanah seluas3000 m2 dimana luas tanah untuk mendirikan

bangunan kantor 200 m2, kandang 2000m2, gudang 200 m2, dan sisa tanah 600

m2 digunakan untuk tempat parkir dan taman/ ladang.Tata letak bangunan antara

lain ruang tunggu, ruang pimpinan, ruang marketing, ruang administrasi, dan

toilet.

f. Jadwal pelaksanaan

Usaha peternakan sapi akan mulai didirikan pada tanggal 01 Januari 2014 sampai

tanggal 01 Maret 2014 untuk kegiatan pembangunankandang, kantor, dan gudang.

Dan kegiatan operasional penjualan mulai launching sertadiperkenalkan ke

masyarakat mulai tanggal 05 April 2014.

g. Perkiraan biaya teknis dan operasi

Biaya teknis dan operasional diperkirakan mencapai Rp. 700.000.000,-

Page 14: Proposal Desain dan Evaluasi Proyek

B. Rencana Pengoperasian Usaha

a. Proses operasi usaha

Proses operasi perusahaan meliputi rencana penjualan, rencana persediaan

produk, penjadwalan pegawai dan penggajian, pengawasan kualitas, dan

pengawasan biaya penjualan dan pemesanan.

b. Kebutuhan bahan operasi

Kebutuhan bahan operasi Peternakan Sapi Healthy Cow dikelola oleh masing

masing departemen dan nantinya dikoordinasikan dengan pimpinan mengenai

kebutuhan bahan operasi yang meliputi pendanaan, jumlah produk dan kegiatan

pemasaran.

c. Kegiatan perawatan mesin

Kegiatan perawatan mesin kami menggunakan tenaga ahli mesin sesuai dengan

mesin – mesin yang kami gunakan.Misalnya perawatan kendaraan, perawatan

AC, Rak pendingin, troli.Perawatan dilakukansecara berkala dan berkelanjutan

dengan menggunakan tenaga ahli darimitra kerja kami.

Teknis Budidaya

I. Penggemukan

Penggemukan sapi potong adalah pemeliharaan sapi dewasa dalam keadaan

kurus untuk ditingkatkan berat badannya melalui pembesaran daging dalam

waktu relatif singkat (3-5 bulan).

Beberapa hal yang berkaitan dengan usaha penggemukan sapi potong adalah :

1. Jenis-jenis Sapi Potong.

Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha

penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :

A. Sapi Bali

Cirinya berwarna merah dengan warna putih pada kaki dari lutut ke

bawah dan pada pantat, punggungnya bergaris warna hitam (garis

belut).Keunggulan sapi ini dapat beradaptasi dengan baik pada

lingkungan yang baru.

B. Sapi Ongole

Cirinya berwarna putih dengan warna hitam di beberapa bagian tubuh,

bergelambir dan berpunuk, dan daya adaptasinya baik. Jenis ini telah

disilangkan dengan sapi Madura, keturunannya disebut Peranakan

Ongole (PO) cirinya sama dengan sapi Ongole tetapi kemampuan

produksinya lebih rendah.

Page 15: Proposal Desain dan Evaluasi Proyek

C. Sapi Brahman

Cirinya berwarna coklat hingga coklat tua, dengan warna putih pada

bagian kepala.Daya pertumbuhannya cepat, sehingga menjadi

primadona sapi potong di Indonesia.

D. Sapi Madura

Mempunyai ciri berpunuk, berwarna kuning hingga merah bata,

terkadang terdapat warna putih pada moncong, ekor dan kaki

bawah.Jenis sapi ini mempunyai daya pertambahan berat badan

rendah.

E. Sapi Limousin

Mempunyai ciri berwarna hitam bervariasi dengan warna merah bata

dan putih, terdapat warna putih pada moncong kepalanya, tubuh

berukuran besar dan mempunyai tingkat produksi yang baik.

2. Pemilihan Bakalan.

Bakalan merupakan faktor yang penting, karena sangat menentukan hasil

akhir usaha penggemukan.

Pemilihan bakalan memerlukan ketelitian, kejelian dan pengalaman. Ciri-

ciri bakalan yang baik adalah:

- Berumur di atas 2,5 tahun.

- Jenis kelamin jantan.

- Bentuk tubuh panjang, bulat dan lebar, panjang minimal 170 cm tinggi

pundak minimal 135 cm, lingkar dada 133 cm.

- Tubuh kurus, tulang menonjol, tetapi tetap sehat (kurus karena kurang

pakan, bukan karena sakit).

- Pandangan mata bersinar cerah dan bulu halus.

- Kotoran normal.

II. Tatalaksana Pemeliharaan

1. Perkandangan.

Secara umum, kandang memiliki dua tipe, yaitu individu dan kelompok.

Pada kandang individu, setiap sapi menempati tempatnya sendiri

berukuran 2,5 X 1,5 m. Tipe ini dapat memacu pertumbuhan lebih pesat,

karena tidak terjadi kompetisi dalam mendapatkan pakan dan memiliki

ruang gerak terbatas, sehingga energi yang diperoleh dari pakan digunakan

untuk hidup pokok dan produksi daging tidak hilang karena banyak

bergerak. Pada kandang kelompok, bakalan dalam satu periode

penggemukan ditempatkan dalam satu kandang. Satu ekor sapi

memerlukan tempat yang lebih luas daripada kandang individu.

Kelemahan tipe kandang ini yaitu terjadi kompetisi dalam mendapatkan

Page 16: Proposal Desain dan Evaluasi Proyek

pakan sehingga sapi yang lebih kuat cenderung cepat tumbuh daripada

yang lemah, karena lebih banyak mendapatkan pakan.

2. Pakan.

Berdasarkan kondisi fisiologis dan sistem pencernaannya, sapi

digolongkan hewan ruminansia, karena pencernaannya melalui tiga

proses, yaitu secara mekanis dalam mulut dengan bantuan air ludah

(saliva), secara fermentatif dalam rumen dengan bantuan mikrobia rumen

dan secara enzimatis setelah melewati rumen.

Penelitian menunjukkan bahwa penggemukan dengan mengandalkan

pakan berupa hijauan saja, kurang memberikan hasil yang optimal dan

membutuhkan waktu yang lama. Salah satu cara mempercepat

penggemukan adalah dengan pakan kombinasi antara hijauan dan

konsentrat. Konsentrat yang digunakan adalah ampas bir, ampas tahu,

ampas tebu, bekatul, kulit biji kedelai, kulit nenas dan buatan pabrik

pakan. Konsentrat diberikan lebih dahulu untuk memberi pakan mikrobia

rumen, sehingga ketika pakan hijauan masuk rumen, mikrobia rumen telah

siap dan aktif mencerna hijauan. Kebutuhan pakan (dalam berat kering)

tiap ekor adalah 2,5% berat badannya. Hijauan yang digunakan adalah

jerami padi, daun tebu, daun jagung, alang-alang dan rumput-rumputan

liar sebagai pakan berkualitas rendah dan rumput gajah, setaria kolonjono

sebagai pakan berkualitas tinggi.

Penentuan kualitas pakan tersebut berdasarkan tinggi rendahnya

kandungan nutrisi (zat pakan) dan kadar serat kasar. Pakan hijauan yang

berkualitas rendah mengandung serat kasar tinggi yang sifatnya sukar

dicerna karena terdapat lignin yang sukar larut oleh enzim pencernaan.

3. Pengendalian Penyakit

Dalam pengendalian penyakit, yang lebih utama dilakukan adalah

pencegahan penyakit daripada pengobatan, karena penggunaan obat akan

menambah biaya produksi dan tidak terjaminnya keberhasilan pengobatan

yang dilakukan. Usaha pencegahan yang dapat dilakukan untuk menjaga

kesehatan sapi adalah:

a. Pemanfaatan kandang karantina. Sapi bakalan yang baru hendaknya

dikarantina pada suatu kandang terpisah, dengan tujuan untuk

memonitor adanya gejala penyakit tertentu yang tidak diketahui pada

saat proses pembelian. Disamping itu juga untuk adaptasi sapi

terhadap lingkungan yang baru. Pada waktu sapi dikarantina,

sebaiknya diberi obat cacing karena berdasarkan penelitian sebagian

besar sapi di Indonesia (terutama sapi rakyat) mengalami cacingan.

Page 17: Proposal Desain dan Evaluasi Proyek

Penyakit ini memang tidak mematikan, tetapi akan mengurangi

kecepatan pertambahan berat badan ketika digemukkan. Waktu

mengkarantina sapi adalah satu minggu untuk sapi yang sehat dan

pada sapi yang sakit baru dikeluarkan setelah sapi sehat. Kandang

karantina selain untuk sapi baru juga digunakan untuk memisahkan

sapi lama yang menderita sakit agar tidak menular kepada sapi lain

yang sehat.

b. Menjaga kebersihan sapi bakalan dan kandangnya. Sapi yang

digemukkan secara intensif akan menghasilkan kotoran yang banyak

karena mendapatkan pakan yang mencukupi, sehingga pembuangan

kotoran harus dilakukan setiap saat jika kandang mulai kotor untuk

mencegah berkembangnya bakteri dan virus penyebab penyakit.

c. Vaksinasi untuk bakalan baru. Pemberian vaksin cukup dilakukan

pada saat sapi berada di kandang karantina. Vaksinasi yang penting

dilakukan adalah vaksinasi Anthrax. Beberapa jenis penyakit yang

dapat menyerang sapi potong adalah cacingan, Penyakit Mulut dan

Kuku (PMK), kembung (Bloat) dan lain-lain.

III. Produksi Daging

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi daging adalah:

1. Pakan.

Pakan yang berkualitas dan dalam jumlah yang optimal akan

berpengaruh baik terhadap kualitas daging. Perlakuan pakan dengan

NPB akan meningkatkan daya cerna pakan terutama terhadap pakan

yang berkualitas rendah.

2. Faktor Genetik.

Ternak dengan kualitas genetik yang baik akan tumbuh dengan

baik/cepat sehingga produksi daging menjadi lebih tinggi.

3. Jenis Kelamin.

Ternak jantan tumbuh lebih cepat daripada ternak betina, sehingga

pada umur yang sama, ternak jantan mempunyai tubuh dan daging

yang lebih besar.

4. Manajemen.

Pemeliharaan dengan manajemen yang baik membuat sapi tumbuh

dengan sehat dan cepat membentuk daging, sehingga masa

penggemukan menjadi lebih singkat.

Page 18: Proposal Desain dan Evaluasi Proyek

BAB V

ASPEK KEUANGAN

A. Kebutuhan Dana Investasi a. Investasi harga tetap

Investasi ini mencapai Rp. 350.000.000,-

b. Biaya pra operasi

Biaya pra operasi mencapai Rp. 450.000.000,- yang digunakan untuk proses

pembelian tanah dan mendirikan bangunan.

Total kebutuhan dana investasi= Rp. 800.000.000,-

B. Rencana Pembelanjaan dan Sumber Dana

a. Modal sendiri

Modal sendiri Rp. 500.000.000,-

b. Pinjaman bank

Pinjaman dari bank Rp. 200.000.000,-

C. Rencana Kebutuhan Dana

a. Aktiva Tetap

Tanah 3000 m2 Rp. 90.000.000

Kandang 2000 m2 Rp. 300.000.000

Kantor 200 m2 Rp. 100.000.000

Gudang 200 m2 Rp. 50.000.000

Mobil truk 1 buah Rp. 250.000.000

Mobil bak 1 buah Rp. 100.000.000 +

Jumlah Aktiva Tetap Rp. 700.000.000

b. Aktiva Lancar

Kas Rp. 700.000.000

Sapi lokal Rp. 15.000.000

Sapi impor Rp. 20.000.000 +

Jumlah Aktiva Lancar Rp. 735.000.000

Total Aktiva Rp. 1.435.000.000

D. Proyeksi Keuangan

a. Proyeksi pendapatan

Pendapatan per hari Rp. 15.000.000

Pendapatan per bulan Rp. 420.000.000

Pendapatan per tahun Rp. 5.040.000.000

b. Proyeksi biaya per tahun

Pengadaan sapi Rp. 1.500.000.000

Gaji karyawan

Page 19: Proposal Desain dan Evaluasi Proyek

- 1 Pimpinan Rp. 24.000.000

- 1 Manajer Rp. 21.500.000

- 1 Kepala Pengawasan Rp. 6.000.000

- 3 Marketing Rp. 9.000.000

- 2 Administrasi Rp. 6.000.000

- 3 PJ. Peternakan Rp. 15.000.000

- 2 PJ. Kesehatan Rp. 6.000.000

- 4 PJ. Pakan ternak Rp. 12.000.000

Jumlah gaji karyawan Rp. 99.500.000

Biaya listrik Rp. 12.000.000

PBB Rp. 2.400.000

PPn Rp. 504.000.000

Biaya Telp. Rp. 4.000.000

Perlengkapan kebersihan Rp. 1.000.000

Dep kandang 30th Rp. 300.000.000

Dep kantor 30th Rp. 100.000.000

Dep gudang 30th Rp. 50.000.000

Dep mobil bak 5th Rp. 105.000.000

Dep mobil truk 5th Rp. 255.000.000

Jumlah Biaya Rp. 3.032.400.000

c. Proyeksi rugi/ laba

Perhitungan laba/ rugi yaitu dengan menghitung selisih dari pendapatan dengan

pengeluaran.

Laba/ Rugi = Pendapatan – Pengeluaran

= Rp. 5.040.000.000 – Rp. 3.032.400.000

= Rp. 2.007.600.000

Dengan demikian laba yang diperoleh per tahun dalam peternakan sapi adalah sebesar

Rp. 2.007.600.000

d. Proyeksi kemampuan pelunasan hutang

Hutang dilunasi dalam jangka waktu 10 tahun dengan bunga 12 % per tahun.

e. Perhitungan kelayakan usaha

Dengan metode Payback Periode

Payback Period = Investasi x 1 tahun

Arus Cash Inflow

Arus Cash Flow = EAT + Depresiasi

Aktiva tetap Rp. 700.000.000

Depresiasi = Rp. 810.000.000 per tahun

= diperoleh dari total depresi

Page 20: Proposal Desain dan Evaluasi Proyek

Beban Depresiasi

Keuntungan bersih per tahun = Omset per tahun – biaya operasional

= Rp. 5.040.000.000 – Rp. 3.032.400.000 = Rp. 2.007.600.000

Hari kerja per tahun diasumsikan 336 hari

Misalkan usaha tersebut setelah dikurangi pajak 15 % adalah

EAT= 30 % x Rp. 2.007.600.000

EAT= Rp. 1.405.320.000

Page 21: Proposal Desain dan Evaluasi Proyek

BAB VI

ASPEK EKONOMI DAN SOSIAL

A. Penambahan devisa

Adanya investasi di dalam usaha Peternakan Sapi lokal dan impor membawa

dampak terhadap devisa negara Indonesia melalui bea cukai pajak barang

impor.Pendapatan pemerintah meningkat melalui pajak penghasilan yang

harus dibayarkan oleh Peternakan Sapi Healthy Cow.

B. Penyerapan tenaga kerja

Usaha Peternakan Sapi memberikan kontribusi terhadap penyerapan tenaga

kerja sebanyak 17 orang dan memperkecil angka pengangguran di

masyarakat.

C. Dampak terhadap lingkungan masyarakat

a. Adanya peningkatan ekonomi masyarakat khususnya para karyawan

b. Adanya lowongan lapangan pekerjaan baru

c. Terpenuhinya kebutuhan perusahaan dan restoran akan daging sapi dari

peternakan yang memasok sapi

d. Peningkatan gizi masyarakat melalui konsumsi daging sapi berkualitas

D. Dampak terhadap industri lain

a. Bagi usaha yang sejenis tentunya akan menimbulkan meningkatnya

persaingan.

b. Bagi peternakan sapi lokal akan berupaya untuk meningkatkan kualitas

produksinya.

Page 22: Proposal Desain dan Evaluasi Proyek

BAB VII

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis beberapa faktor, ternyata usaha peternakan sapi mampu memberikan

hasil yang baik dan dapat dikatakan layak untukdijalankan.Terlebih ketika ada dukungan

dari beberapa kebijakanpemerintah yang mengarah pada pemanfaatansektor impor, dan

kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi daging sapi yang berprotein

membuat tubuh menjadi sehat, serta tingkatpersaingan yang belum terlalu kompetitif,

maka kondisi tersebutmemberikan peluang yang baik untuk dibidik dijadikan peluang

usaha. Peluang tersebut memberikan rasa optimis untuk menjalankan usaha ini.

B. Saran

Dalam menjalankan usaha peternakan sapi lokal dan impor, yang perlu untuk

diperhatikan adalah mengenai bagaimana menjaga stabilitas pasokan sapi impor yang

berkualitas dan mencari segmen yang tepat.Penentuan lokasijuga menentukan dalam

memasok sapi.