16
PROPOSAL PERENCANAAN MESIN MESIN PERAJANG BAWANG MERAH SKALA INDUSTRI RUMAH TANGGA Disusun Oleh : 1. Rahman Adi Raharjo (04.03.2991) 2. Agus Subiyantoro (04.03.3016) 3. Rahmad Indra Novian (04.03.3055) 4. Agung Cahyo Saputro (04.03.3170)

Proposal

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Proposal

PROPOSAL PERENCANAAN MESIN

MESIN PERAJANG BAWANG MERAH

SKALA INDUSTRI RUMAH TANGGA

Disusun Oleh :

1. Rahman Adi Raharjo (04.03.2991)

2. Agus Subiyantoro (04.03.3016)

3. Rahmad Indra Novian (04.03.3055)

4. Agung Cahyo Saputro (04.03.3170)

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND

YOGYAKARTA

2008

Page 2: Proposal

HALAMAN PENGESAHAN

MESIN PERAJANG BAWANG MERAH

SKALA INDUSTRI RUMAH TANGGA

Perencanaan mesin ini disusun untuk memenuhi kurikulum yang ada dan untuk

persyaratan dalam penyelesaian studi Strata-1 (S1) pada Jurusan Teknik Mesin

Fakultas Teknologi Industri Institut Sains & Teknologi AKPRIND

Yogyakarta.

Direncanakan Oleh :

1. Rahman Adi Raharjo (04.03.2991)

2. Agus Subiyantoro (04.03.3016)

3. Rahmad Indra Novian (04.03.3055)

4. Agung Cahyo Saputro (04.03.3170)

Yogyakarta, 28 Maret 2008

Mengetahui, Menyetujui,

Ketua Jurusan Teknik Mesin Dosen Pembimbing

(Ir. Toto Rusianto, MT.) (Ellyawan S.A., ST., M.Sc.)

Page 3: Proposal

1. JUDUL

MESIN PERAJANG BAWANG MERAH SKALA INDUSTRI

RUMAH TANGGA

2. LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan salah satu bidang yang dapat merubah pola hidup

manusia dari pola hidup yang primitif menjadi pola hidup yang modern, hal ini

tentunya akan membuat kehidupan manusia menjadi lebih baik apabila dilihat dari

berbagai aspek kehidupan. Penyelenggaraan pendidikan harus menyesuaikan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, oleh karena itu pengajaran yang

dilakukan khususnya di bidang teknologi akan menjadi sempurna apabila teori-

teori yang diperoleh di dalam bangku pendidikan dapat dipadukan dengan dunia

industri secara langsung dengan cara mempraktekkannya. Pengembangan

teknologi dapat dilakukan dengan melakukan penelitian-penelitian yang

selanjutnya dapat diaplikasikan dengan pembuatan peralatan-peralatan industri

sehingga dapat digunakan dengan optimal.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia adalah

ekonomi. Manusia tidak akan dapat hidup dengan layak apabila keadaan ekonomi

mereka jauh di bawah keadaan normal, hal itu banyak dijumpai di negara kita ini.

Banyak dari bangsa kita yang serba kekurangan, hal itu yang seharusnya

menjadikan kita sebagai intelek muda bangsa ini untuk berpikir keras mengangkat

kehidupan bangsa ini menjadi bangsa yang layak dalam kehidupan. Dari hal kecil

kita dapat melangkah untuk mewujudkan hal tersebut, sebagai contoh dapat

Page 4: Proposal

dilakukan dengan membuka sebuah usaha kecil yang akan membantu keadaan

ekonomi bangsa.

Salah satu pemanfaatan hasil alam untuk melakukan sebuah usaha adalah

bawang merah. Bawang merah merupakan bahan yang digunakan oleh

masyarakat kita sebagai campuran bahan masakan, hampir di seluruh penjuru

negeri ini menggunakannya. Salah satu hasil olahan dari bawang merah adalah

bawang goreng. Bawang goreng digunakan sebagai bumbu masakan ataupun

sebagai penyedap makanan, masakan Indonesia dan Melayu banyak menggunakan

bawang goreng sebagai pelengkapnya, seperti sup, soto, rawon dan banyak lagi.

Disamping itu masakan oriental seperti nasi goreng dan bakso juga menggunakan

bawang goreng sebagai pelengkapnya.

Pemasaran bawang goreng sekarang ini tidak hanya di pasar lokal, namun

beberapa produsen bawang goreng sudah mulai merambah pasar mancanegara.

Negara-negara pengimpor bawang goreng dari Indonesia adalah Singapura,

Malaysia dan Brunei Darussalam. Harga penjualan bawang goreng di pasar lokal

sekitar Rp.4.000,- sampai dengan Rp.5.000,-/ons, sedangkan di pasar manca

negara mencapai Rp.6.000,-/ons. Dari total biaya produksi bawang goreng para

produsen dapat menghasilkan laba bersih lebih dari 25%. Salah satu produsen

pengekspor bawang goreng ke Singapura mengaku setiap minggu dapat mengirim

barang ke negeri tersebut sebanyak 2,5 ton dengan omset Rp.40.000.000,-/bulan,

untuk penjualan di dalam negeri hanya mampu melayani di daerah Batam dan

sekitarnya sebanyak 1 ton dengan omset Rp.10.000.000,-/bulan, sedangkan

Page 5: Proposal

permintaan bawang goreng dari mancanegara semakin meningkat. Apabila dilihat

dari hal tersebut maka prospek usaha ini merupakan prospek usaha yang bagus.

Kendala yang dihadapi para produsen bawang goreng selama ini adalah

pada proses pngirisan/perajangan bawang merah sebagai bahan bakunya. Proses

ini apabila dilakukan dengan menggunakan pisau tangan maka satu orang hanya

mampu mengiris sebanyak 20 kg bawang merah setiap harinya. Maka untuk

memenuhi permintaan pasar baik lokal maupun mancanegara yang begitu besar

diperlukan suatu mesin untuk merajang bawang merah sehingga proses

perajangan dapat lebih cepat dan menghasilkan kualitas rajangan yang baik.

Besar kapasitas mesin perajang bawang merah yang dirancang harus

disesuaikan dengan kemampuan produksi dan besar modal produksi. Sebagian

besar produsen bawang goreng di Indonesia dapat digolongkan sebagai pengusaha

kecil dari industri rumah tangga, kriteria ini dapat dilihat dari segi asset dan omset

penjualan. Menurut Undang-Undang No.9 Th.1995 (9/1995) Tentang Usaha

Kecil, disebutkan bahwa kriteria usaha kecil harus memiliki kekayaan bersih

paling banyak Rp.200.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan usaha serta

memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.1 milyar. Berdasarkan

Undang-Undang tersebut maka besar kapasitas mesin perajang bawang merah

yang ditujukan untuk usaha kecil yang bergerak dalam produksi bawang goreng

dapat ditentukan. Apabila sebagai patokan hasil penjualan tahunan usaha kecil

paling banyak Rp. 1 milyar seperti yang telah disebutkan dalam Undang-Undang

di atas, maka hasil penjualan dalam satu bulan harus tidak lebih dari Rp.83,3 juta,

sedangkan besar hasil penjualan setiap hari harus paling banyak Rp.2,7 juta. Telah

Page 6: Proposal

dijelaskan bahwa harga jual rata-rata bawang goreng di pasaran adalah

Rp.5.000,-/ons, maka besar hasil produksi dalam satu hari harus maksimal 540

ons atau sebesar 54 kg/hari. Apabila waktu kerja normal 8 jam dalam satu hari,

maka kapasitas mesin harus paling besar 6,75 kg/jam. Oleh karena itu, untuk

memenuhi produksi bawang goreng skala usaha kecil seperti industri rumah

tangga dapat digunakan mesin perajang bawang merah dengan kapasitas 6 kg/jam

dengan kriteria cukup ringan sehingga dapat diangkat oleh satu orang dan mudah

dalam pemindahan mesin, cukup kecil sehingga tidak memerlukan tempat yang

luas dan mudah dalam pengoperasiannya. Dengan pemanfaatan mesin perajang

bawang merah yang dirancang ini diharapkan dapat meningkatkan hasil produksi

dan kualitas bawang goreng yang telah ada.

3. BATASAN MASALAH

Batasan masalah yang akan penyusun bahas dalam perancangan mesin ini

adalah merancang suatu mesin perajang bawang merah yang berkapasitas 6

kg/jam, tebal rajangan/irisan 1 mm, cukup ringan sehingga dapat diangkat oleh

satu orang dan memudahkan dalam pemindahan mesin, cukup kecil sehingga

tidak memerlukan tempat luas dan mudah dalam pengoperasiannya.

Batasan masalah ini dilakukan dengan tujuan agar pembahasan terarah dan

tidak meluas dikarenakan keterbatasan kemampuan penyusun dalam mengkaji

perancangan mesin perajang bawang merah skala industri rumah tangga ini.

Page 7: Proposal

4. TUJUAN DAN MANFAAT

4.1 Tujuan

a. Menciptakan mesin perajang bawang merah skala industri rumah tangga

yang cukup ringan sehingga dapat diangkat oleh satu orang dan

memudahkan dalam pemindahan mesin, cukup kecil sehingga tidak

memerlukan tempat luas dan mudah dalam pengoperasiannya.

b. Mampu meningkatkan produktifitas dan kualitas rajangan bawang merah

untuk usaha pembuatan bawang goreng.

4.2 Manfaat

a. Bagi Mahasiswa

1. Untuk memberikan motivasi dalam pembuatan karya teknologi tepat guna.

2 Untuk mengembangkan ide rancang bangun dan pembuatan mesin,

sehingga memperoleh banyak pengetahuan dan pengalaman yang dapat

dijadikan bekal di masa yang akan datang.

b. Bagi Masyarakat

Untuk menumbuhkan semangat usaha dan memacu masyarakat

meningkatkan kreatifitas kerja pada industri rumah tangga sehingga dapat

meningkatkan kondisi perekonomian bangsa.

5. TINJAUAN MESIN

Proses perajangan bawang merah yang selama ini banyak kita jumpai

dalam industri pembuatan bawang goreng adalah dengan cara merajangnya secara

manual, yaitu dengan cara memotong bawang merah tipis-tipis dengan

Page 8: Proposal

menggunakan pisau yang tentunya kurang efisien apabila dilihat dari segi dunia

industri dengan hasil produksi yang besar dalam waktu yang relatif singkat.

Sehingga dalam perancangan ini dibuat mesin perajang bawang merah skala

industri rumah tangga yang efisien.

Keterangan : 1. Motor Listrik 6. Poros

2. Sabuk 7. Bantalan

3. Pisau Perajang 8. Saluran Keluar

4. Saluran Masuk 9. Puli Motor

5. Puli 10. Rangka

6. CARA KERJA MESIN

Mesin perajang bawang merah skala industri rumah tangga yang dirancang

ini adalah sebuah mesin yang digunakan untuk merajang bawang merah dengan

memanfaatkan putaran pisau.

Page 9: Proposal

Cara kerja dari mesin perajang bawang merah ini adalah bawang merah

yang telah dimasukkan ke dalam saluran masuk pada mesin akan masuk ke dalam

ruang perajang, karena di dalam ruang perajang terdapat pisau yang berputar

maka bawang yang ada di dalam ruang tersebut akan terpotong tipis-tipis karena

jarak antara pisau dan dinding pembatas bagian belakang pisau sangat tipis sekitar

1 mm, kemudian potongan bawang akan jatuh ke saluran keluar mesin melalui

celah antara pisau dan dinding bagian belakang pisau tersebut dan keluar melalui

saluran keluar. Sedangkan putaran pisau didapat dari putaran motor listrik melalui

poros dan puli yang dihubungkan dengan sabuk.

7. DIAGRAM ALIR PERENCANAAN MESIN

Pada perancangan mesin perajang bawang merah skala industri rumah

tangga ini dilakukan urutan-urutan pelaksanaan perencanaan sebagai berikut :

Gambar 1. Diagram alir perencanaan mesin perajang bawang merah

KAPASITAS

PISAU PERAJANG

POROS DAN BANTALAN

PULI DAN SABUK

KONSTRUKSI RANGKA

PENGELASAN

Page 10: Proposal

8. SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN

Dalam penulisan perencanaan mesin ini, sistematika penulisan yang

digunakan dapat diuraikan sebagai berikut :

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

HALAMAN PENGUJIAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, batasan masalah, tujuan dan

manfaat perencanaan dan sistematika penulisan laporan.

BAB 2 : LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan tentang tinjauan umum, prinsip kerja mesin,

komponen dan mekanisme yang berhubungan dengan mesin.

BAB 3 : PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN KONSTRUKSI MESIN

Bab ini menjelaskan perhitungan kapasitas mesin, konstruksi mesin,

kekuatan bahan dari bagian-bagian utama dan kekuatan las pada rangka mesin

BAB 4 : PERAWATAN ALAT

Bab ini menjelaskan perawatan mesin secara berkala dan reparasi besar.

BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: Proposal

9. JADWAL KEGIATAN

NO TAHAPKEGIATAN

APRIL MEI JUNI JULI

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

1 Pengajuanproposal danpenyusunanBab.I

2 PenyusunanBab.II dan Bab.III

3 PenyusunanBab.IV,Bab.V,daftar pustaka,lampiran

4 Pembuatan mesin