Upload
3v74aje
View
56
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
SPK Metode Promethee dengan pemilihan beasiswa Mahasiswa
Citation preview
Volume : I, Nomor : 1, Oktober 2013Volume : I, Nomor : 1, Oktober 2013Volume : I, Nomor : 1, Oktober 2013Volume : I, Nomor : 1, Oktober 2013 Majalah Ilmiah
Informasi dan Teknologi Ilmiah (INTI) ISSN : 2339-210X
Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Siswa Penerima Beasiswa Dengan Metode Promethee
(Studi Kasus: SMP Perguruan Kebangsaan Medan). Oleh : Dewi Safitri Hutabarat
13
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN SISWA
PENERIMA BEASISWA DENGAN METODE PROMETHEE (STUDI KASUS: SMP PERGURUAN KEBANGSAAN MEDAN)
Dewi Safitri Hutabarat (0911005)
Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budidarma Medan Jl. Sisingamangaraja No.338 Simpang Limun Medan
www.stmik-budidarma.ac.id // Email: [email protected]
ABSTRAK
Beasiswa bukan hanya sekedar pemberian penghargaan bagi para siswa.Beasiswa merupakan hak
semua siswa yang kurang mampu namun memiliki kemampuan dan prestasi yang baik.Beasiswa merupakan
wujud kepedulian pemerintah ataupun instansi tertentu dalam menunjang kemajuan di dalam bidang
pendidikan.Dengan adanya program beasiswa sangat membantu orang tua dan siswa dalam melanjutkan
pendidikan. Pengambilan keputusan adalah proses pemilihan, diantara berbagai alternatif aksi yang bertujuan
untuk memenuhi satu atau beberapa sasaran. Sistem pengambilan keputusan memiliki 4 fase yaitu intellegence,
design, choice dan implementation.Fase 1 sampai 3 merupakan dasar pengambian keputusan, yang di akhiri
dengan suatu rekomendasi.Preference Ranking Organization Method For Enrichment Evaluation
(PROMETHEE) merupakan suatu metode penentuan urutan atau prioritas dalam analisis multikriteria. Dengan
pertimbangan yang tepat, metode ini bisa menjadi salah satu alat untuk menentukan kebijakan bagi sekolah
dalam sistem pengambilan keputusan terutama penentuan siswa penerima beasiswa.Penentuan kebijakan yang
diambil sebagai dasar dalam pengambilan keputusan, harus menggunakan kriteria yang dapat terdefenisikan
secara jelas dan objektif.
Kata Kunci: Beasiswa, Sistem pendukung Keputusan, Promethee
1. Pendahuluan
Untuk memudahkan SMP Perguruan
Kebangsaan Medan dalam pemberian beasiswa
kepada para siswanya, maka digunakanlah sebuah
sistem pengambilan keputusan yang berujuan untuk
menentukan calon penerima beasiswa. Dengan sistem
pendukung keputusan ini diharapkan keputusan yang
akan diambil akan tepat guna dan tepat sasaran,
sehingga para siswa yang seharusnya mendapatkan
beasiswa mendapatkan haknya. Pengambilan
keputusan juga didasarkan oleh kriteria-kriteria yang
telah ditetapkan menurut prosedur sekolah.
Pengambilan keputusan adalah proses
pemilihan, diantara berbagai alternatif aksi yang
bertujuan untuk memenuhi satu atau beberapa sasaran.
Sistem pengambilan keputusan memiliki 4 fase yaitu
intellegence, design, choice dan implementation. Fase
1 sampai 3 merupakan dasar pengambian keputusan,
yang di akhiri dengan suatu rekomendasi. Promethee
merupakan salah satu metode dalam pengambilan
keputusan yang digunakan untuk memperoleh suatu
pemecahan masalah.
Konsep Sistem Pegambilan Keputusan (SPK)
yang berkembang pesat, menimbulkan beberapa
metode untuk menciptakan pemodelan sebagai sarana
pengambilan keputusan dengan kelebihandan
kekurangannya masing-masing. Diantaranya AHP
(analytic Hierarchi Process) yang digunakan untuk
pengambilan keputusan dalam hal melakukan prediksi
atas suatu produk, IRR (internal Rate Of Return) yang
digunakan untuk pengambilan keputusan berdasarkan
analisa ekonomi, kuantitatif yang melakukan
keputusan berdasarkan nilai matematis, Regresi Linier
yang melakukan keputusan berdasarkan nilai statistik,
promethee yang melakukan pengambilan keputusan
berdasarkan nilai-nilai yang telah ditetapkan seperti
dalam hal pengambilan keputusan kenaikan pangkat,
dan masih banyak lagi. Dalam hal ini akan dilakukan
proses pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai
yang sudah ditentukan. Nilai tersebut akan diproses
dengan langkah-langkah tertentu, sehingga akhirnya
dapat diketahui hasil sesuai dengan yang diinginkan.
Hasil proses tersebut selanjutnya dipetakan sesuai
dengan letak posisinya.
Preference Ranking Organization Method For
Enrichment Evaluation (PROMETHEE) merupakan
suatu metode penentuan urutan atau prioritas dalam
analisis multikriteria. Dengan pertimbangan yang
tepat, metode ini bisa menjadi salah satu alat untuk
menentukan kebijakan bagi sekolah dalam sistem
pengambilan keputusan terutama penentuan siswa
penerima beasiswa. Penentuan kebijakan yang diambil
sebagai dasar dalam pengambilan keputusan, harus
menggunakan kriteria yang dapat terdefenisikan
secara jelas dan objektif.
2. Landasan Teori
2.1 Pengambilan Keputusan
Persoalan pengambilan keputusan, pada
dasarnya adalah bentuk pemilihan dari berbagai
alternatif tindakan yang mungkin dipilih yang
prosesnya melalui mekanisme yang terbaik.
Volume : I, Nomor : 1, Oktober 2013Volume : I, Nomor : 1, Oktober 2013Volume : I, Nomor : 1, Oktober 2013Volume : I, Nomor : 1, Oktober 2013 Majalah Ilmiah
Informasi dan Teknologi Ilmiah (INTI) ISSN : 2339-210X
Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Siswa Penerima Beasiswa Dengan Metode Promethee
(Studi Kasus: SMP Perguruan Kebangsaan Medan). Oleh : Dewi Safitri Hutabarat
14
Penyusunan model keputusan merupakan suatu cara
untuk mengembangkan hubungan-hubungan logis
yang mendasari persoalan keputusan ke dalam suatu
model matematis yang mencerminkan hubungan yang
terjadi diantara faktor-faktor yang terlibat.
Proses ini terdiri dari empat fase, yaitu :
1. Intelligence
Tahap di mana dilakukan pencarian prosedur,
pengumpulan data, identifikasi masalah,
identifikasi kepemilikan masalah, klasifikasi
masalah, hingga akhirnya terbentuk sebuah
pernyataan masalah.
2. Design
Tahap di mana diformulasikan model yang akan
digunakan dan kriteria-kriteria yang ditentukan.
Setelah itu, dicari alternatif model yang bisa
menyelesaikan permasalahan tersebut.
3. Choice
Tahap dilakukannya proses pemilihan modelnya,
termasuk solusi dari model tersebut. Selanjutnya,
dilakukan análisis sensitivitas, yakni dengan
mengganti beberapa variabel.
4. Membuat DSS
Tahap mengimplementasikannya dalam aplikasi
DSS.
(Sumber: Kusrini, Konsep Dan Aplikasi SPK, 31,
2007).
2.2 PROMETHEE (Perference Ranking
Organization Method for Enrichment
Evaluation
Metode Promethee termasuk kedalam
kelompok pemecahan masalah Multi Criteria Decison
Making (MCDM) ataupengambilan keputusan kriteria
majemuk yang merupakan disiplin ilmu yang sanga
penting dalam pegambilan keputusan atau suatu
masalah yang memiliki lebih dari satu kriteria
(multikriteria).
Menurut Brans dan Marcschal (1999:15),
Promethee yang merupakan singkatan dari Preference
Rangking Organization Method for Enrichment
Evaluation adalah metode outranking yang
menawarkan cara yang fleksibel dan sederhana kepada
user (pembuat keputusan) untuk menganalisis
masalah-masalah multikriteria. Prinsip yang
digunakan adalah penetapan prioritas alternatif yang
telah ditetapkan berdasarkan pertimbangan dengan
kaidah dasar:
Max {f1 (x), f2(x), f3(x),..., fi(x),...., fk (x) Ix
Dimana k adalah sejumlah kumpulan
alternatif dan fi (i=1,2,...., k) merupakan nilai/ukuran
relatif kriteria untuk masing-masing alternatif.
Termasuk dalam keluarga dari metode outranking
yang dikembangkan oleh B.Roy (Brans et. al,1999)
dan meliputi dua fase:
1. Membangun hubungan outranking dari K,
dimanaK adalah sejumlah kumpulan alternaif
2. Eksploitasi dari hubungan ini memberikan
jawaban optimasi kriteria dalam paradigma
permasalahn multikriteria.
Dalam fase pertama, nilai hubungan
outranking berdasarkan pertimbangan dominasi
masing-masing kriteria. Indeks preferensi ditentukan
dan nilai outranking secara grafis disajikan
berdasarkan preferensi dari pembuat keputusan. Data
dasar untuk evaluasi dengan metode promethee
disajikan sebagai berikut:
Tabel 1 : Data dasar analisis promethee
N
o.
ax f1 (
)
f2( ) ........
....
fj( ) ……
…
fk ( )
1. A1 f1
(a1)
f2
(a1)
……
…
fj(a1
)
……
….
fk
(a1)
2. A2 f1
(a2)
f2
(a2)
……
…
fj(a2
)
……
…
fk
(a2)
3. …
….
…
…..
…
….
……
..
…
….
……
….
……
.
4. ai f1(ai
)
f2
(ai)
……
..
fj(ai
)
……
…
fk
(ai)
5. ….. …
…..
…
…
……
..
…
…..
…….
.
……
…
6. an f1(an
)
f2(a
n)
……
..
fj
(an)
……
….
fk
an)
Dimana:
Al:alternatif i
Fk (ai) : kriteria yang ditetapkan untuk alternatif i
struktural preferensi yang dibangun atas dasar
kriteria
∀a,b € A f (a)> f(b) a p b
F(a),f(b) f(a) = f(b) n I b
Struktur kriteria diatas mempunyai pengertian
bahwa setiap alternatif a dan b yang merupakan elemen
himpunan A, apabila nilai alternatif a unuk kriteria
yang ditetapkan untuk alternatif a lebih dari nilai dari
alternatif b, maka alternatif a lebih dipilih (prefer)
daripada alernatif b, sedangkan jika nilai dari alternatif
sama dngan nilai dari alternatif b, maka dapat
disimpulkan bahwa alternatif a tidak mempunyai
perbedaan (indifference) dengan fungsi b, sehingga
untuk menentukan alternatif mana yang lebih
diprioritaskan dilakukan dengan memperhatikan nilai
dari alternatif lainnya.
3. Analisa
3.1 Analisa Data dengan Metode Promethee
1. Menentukan Beberapa Alternatif
Untuk mempermudah perhitungan dengan
promethee, setiap alternatif menggunakan kode 1
sampai jumlah alternatif untuk setiap jenis alternatif.
Berikut ini adalah data alternatif siswa yang akan
dipilih dapat dilihat pada tabel 2.
Volume : I, Nomor : 1, Oktober 2013Volume : I, Nomor : 1, Oktober 2013Volume : I, Nomor : 1, Oktober 2013Volume : I, Nomor : 1, Oktober 2013 Majalah Ilmiah
Informasi dan Teknologi Ilmiah (INTI) ISSN : 2339-210X
Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Siswa Penerima Beasiswa Dengan Metode Promethee
(Studi Kasus: SMP Perguruan Kebangsaan Medan). Oleh : Dewi Safitri Hutabarat
15
Tabel 2 : Data alternatif siswa
No. Nama Alternatif
1. Eko Prasetya = A
2. Ardiansyah = B
3. Sari Mariantika = C
2. Menentukan Beberapa Kriteria
Kriteria yang digunakan didasarkan pada
kebutuhan dalam proses pengambilan keputusan.
Adapun kriterianya dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3 : Data Kriteria
PNS / pegawai (bobot 1)
Wiraswasta (bobot 2)
Karyawan/Buruh (bobot 3)
F1 (Pekerjaan Ayah)
Guru Swasta (bobot 4)
PNS / pegawai (bobot 1)
Wiraswasta (bobot 2)
Karyawan/Buruh (bobot 3)
Guru Swasta (bobot 4)
F2 (Pekerjaan Ibu)
Ibu Rumah Tangga (bobot
5)
>= Rp.5000.000 (bobot 1)
>= Rp.4000.000 (bobot 2)
>= Rp.3000.000 (bobot 3)
>= Rp.2000.000 (bobot 4)
F3 (Jumlah Penghasilan
Orang Tua)
>= Rp.1000.000 (bobot 5)
1 orang (bobot 1)
2 orang (bobot 2)
3 orang (bobot 3)
4 orang (bobot 4)
F4 (Jumlah Tanggungan
Orang Tua)
5 orang (bobot 5)
Tidak layak (bobot 1)
Kurang layak (bobot 2)
Cukup layak (bobot 3)
Layak (bobot 4)
F5 (kepemilikan
rumah)
Sangat layak (bobot 5)
Dari tabel alternatif dan tabel kriteria dibuatkan
data dasar untuk evaluasi dengan metode promethee.
Tapi terlebih dahulu sebelum data dimasukkan
kedalam tabel untuk evaluasi dengan metode
promethee, data alternatif dan kriteria dibuatkan
simbolnya agar memudahkan dalam proses
promethee.
1. Pemberian Simbol untuk Data Alternatif
Tabel 4 : Simbol Data Alternatif
simbol Nama Alternatif
A Eko Prasetya
B Ardiansyah
C Sari Mariantika
2. Pemberian Simbol untuk Data Kriteria
Tabel 5 : Simbol Data Kriteria
Simbol Nama Kriteria
F1 Pekerjaan Ayah
F2 Pekerjaan Ibu
F3 Penghasilan Orang Tua
F4 Jumlah Tanggungan Orang Tua
F5 Kepemilikan Rumah
Tabel 6 : contoh Kasus Nilai Kriteria Tiap
alternatif
Kriteria MinMax A B C Tipe
F1 (.) Max 2 2 2 1
F2 (.) Max 3 2 2 1
F3 (.) Max 2 2 2 1
F4 (.) Max 4 5 4 1
F5(.) Max 2 1 2 1
Keterangan:
F1(.) = Pekerjaan Ayah
F2(.) = Pekerjaan Ibu
F3(.) = Penghasilan Orang Tua
F4(.) = Jumlah Tanggungan Orang Tua
F5(.) = Kepemilikan Rumah
A = Eko Prastya, di mana f1(A)=2,
f2(A)=3, f3(A)=2, f4(A)=4,
f5(A)=2
B = Ardiansyah, di mana f1(B)=2,
f2(B)=2, f3(B)=2, f4(B)=3,
f5(B)=1
C = Sari Mariantika, di mana f1(C)=2,
f2(C)=2, f3(C)=2, f4(C)=4,
f5(C)=2
T ipe 1 = Kriteria Umum (Usual Criteria)
Langkah 1:
Hitung nilai preferensi antar alternative
1. Nilai Preferensi A dan B
a. Untuk f1(.)
A=2; B=2
d= A-B
=2-2
Volume : I, Nomor : 1, Oktober 2013Volume : I, Nomor : 1, Oktober 2013Volume : I, Nomor : 1, Oktober 2013Volume : I, Nomor : 1, Oktober 2013 Majalah Ilmiah
Informasi dan Teknologi Ilmiah (INTI) ISSN : 2339-210X
Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Siswa Penerima Beasiswa Dengan Metode Promethee
(Studi Kasus: SMP Perguruan Kebangsaan Medan). Oleh : Dewi Safitri Hutabarat
16
=0
Hasil selisih nilai A dengan B = 0 berdasarkan
kaidah maximasi diperoleh:
0 jika d=0
H(d)=
1 jika d = 0
Maka P(A,B)=0
P(B,A)=0
b. Untuk f2(.)
A=3;B=2
d= A-B
=3-2
=1
Hasil selisih nilai A dengan B =1
berdasarkan kaidah maximasi diperoleh:
0 jika d=0
H(d)=
1 jika d = 0
Maka P(A,B)=1
P(B,A)=0
c. Untuk f3(.)
A=2;B=2
d= A-B
=2-2
=0
Hasil selisih nilai A dengan B =0
berdasarkan kaidah maximasi diperoleh:
0 jika d=0
H(d)=
1 jika d = 0
Maka P(A,B)=0
P(B,A)=0
d. Untuk f4(.)
A=4;B=3
d= A-B
=4-3
=1
Hasil selisih nilai A dengan B =1
berdasarkan kaidah maximasi diperoleh:
0 jika d=0
H(d)=
1 jika d = 0
Maka P(A,B)=1
P(B,A)=0
d. Untuk f5(.)
A=2;B=1
d= A-B
=2-1
=1
Hasil selisih nilai A dengan B =1
berdasarkan kaidah maximasi diperoleh:
0 jika d=0
H(d)=
1 jika d = 0
Maka P(A,B)=1
P(B,A)=0
2. Nilai Preferensi A dan C
a. Untuk f1(.)
A=2;C=2
d= A-C
=2-2
=0
Hasil selisih nilai A dengan C =0 berdasarkan
kaidah maximasi diperoleh:
0 jika d=0
H(d)=
1 jika d = 0
Maka P(A,C)=0
P(C,A)=0
b. Untuk f2(.) A=3;C=2
d= A-C
=3-2
=1
Hasil selisih nilai A dengan C =1
berdasarkan kaidah maximasi diperoleh:
0 jika d=0
H(d)=
1 jika d = 0
Maka P(A,C)=1
P(C,A)=0
c. Untuk f3(.) A=2;C=2
d= A-C
=2-2
=0
Hasil selisih nilai A dengan C =0
berdasarkan kaidah maximasi diperoleh:
0 jika d=0
H(d)=
1 jika d = 0
Maka P(A,C)=0
P(C,A)=0
d. Untuk f4(.)
A=4;C=4
d= A-C
=4-3
=0
Hasil selisih nilai A dengan C =0
berdasarkan kaidah maximasi diperoleh:
0 jika d=0
H(d)=
1 jika d = 0
Maka P(A,C)=0
P(C,A)=0
e. Untuk f5(.)
A=4;C=3
d= A-C
=2-2
=0
Hasil selisih nilai A dengan C =0
berdasarkan kaidah maximasi diperoleh:
0 jika d=0
H(d)=
1 jika d = 0
Maka P(A,B)=0
Volume : I, Nomor : 1, Oktober 2013Volume : I, Nomor : 1, Oktober 2013Volume : I, Nomor : 1, Oktober 2013Volume : I, Nomor : 1, Oktober 2013 Majalah Ilmiah
Informasi dan Teknologi Ilmiah (INTI) ISSN : 2339-210X
Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Siswa Penerima Beasiswa Dengan Metode Promethee
(Studi Kasus: SMP Perguruan Kebangsaan Medan). Oleh : Dewi Safitri Hutabarat
17
P(B,A)=0
2. Nilai Preferensi B dan C
a. Untuk f1(.)
B=2;C=2
d= B-C
=2-2
=0
Hasil selisih nilai B dengan C =0 berdasarkan
kaidah maximasi diperoleh:
0 jika d=0
H(d)=
1 jika d = 0
Maka P(B,C)=0
P(C,B)=0
b. Untuk f2(.)
B=2;C=2
d= B-C
=2-2
=0
Hasil selisih nilai B dengan C =0
berdasarkan kaidah maximasi diperoleh:
0 jika d=0
H(d)=
1 jika d = 0
Maka P(B,C)=0
P(C,B)=0
c. Untuk f3(.)
B=2;C=2
d=B-C
=2-2
=0
Hasil selisih nilai B dengan C =0
berdasarkan kaidah maximasi diperoleh:
0 jika d=0
H(d)=
1 jika d = 0
Maka P(B,C)=0
P(C,B)=0
d. Untuk f4(.)
A02=5;A03=4
d= F(A02)-F(A03)
=5-4
=1
Hasil selisih nilai B dengan C =1
berdasarkan kaidah maximasi diperoleh:
0 jika d=0
H(d)=
1 jika d = 0
Maka P(B,C)=1
P(C,B)=0
e. Untuk f5(.)
B=1;C=2
d= B-C
=1-2
=-1
Hasil selisih nilai B dengan C =1
berdasarkan kaidah maximasi diperoleh:
0 jika d=0
H(d)=
1 jika d = 0
Maka P(B,C)=0
P(C,B)=1
Langkah 2:
Dengan menggunakan dasar perhitungan berdasarkan
persamaan:
Keterangan:
1. (a,b) merupakan intensitas preferensi pembuat
keputusan yang menyatakan bahwa alternatif a
lebih baik dari alternatif b dengan pertimbangan
secara simultan dari seluruh kriteria
2. Xi (weight) merupaan ukuran relatif dari
kepentingan kriteria fi
3. Pi merupakan fungsi preferensi
Maka di peroleh:
P(A,B)=1/5 (0+1+0+1+1)=0.6
P(B,A)=1/5 (0+0+0+0+1)=0.2
P(A,C)=1/5 (0+1+0+0+0)=0.2
P(C,A)=1/5 (0+0+0+0+0)=0
P(B,C)=1/5 (0+0+0+1+1)=0.4
P(C,B)=1/5 (0+0+0+0+1)=0.2
Intensitas preferensi pembuat keputusan ( (a,b))
berupa nilai kriteria untuk masing-masing
alternatif disajikan dalam tabel 7
Tabel 7 : Indeks preferensi
NO Alternatif A B C
1 A - 0.6 0.2
2 B 0.2 - 0.4
3 C 0 0.2 -
Langkah 3:
Perhitungan arah preferensi dipertimbangkan
berdasarkan nilai indeks leaving flow (Φ), entering
flow (Φ) , dan net flow (Φ) mengikuti persamaan:
1. Leaving flow :Φ+
(a) = (a, x)
2. Entering flow: Φ- (a) = (x, a)
3. Net flow:Φ(a)= Φ+
(a)- Φ- (a)
Keterangan:
(a, x) = Menunjukkan preferensi bahwa alternatif a
lebih baik dari pada alternatif x. Maka di peroleh
hasil:
1. Leaving Flow
Φ(A) =1/2 (0.6+0.2)=0.4
Φ(B) =1/2(0.2+0.4)=0.3
Φ(C) =1/2(0+0.2)=0.1
2. Entering Flow
Φ (A) =1/2(0.2+0)=0.1
Φ(B) =1/2(0.6+0.2)=0.4
Φ(C) =1/2(0.2+0.4)=0.3
3. Net Flow diperoleh dari Leaving Flow(LF)-
Entering Flow(EF)
Φ (A) =0.4-0.1=0.3
Φ(B) =0.3-0.4=-0.1
Φ(C) =0.1-0.3=-0.2
Volume : I, Nomor : 1, Oktober 2013Volume : I, Nomor : 1, Oktober 2013Volume : I, Nomor : 1, Oktober 2013Volume : I, Nomor : 1, Oktober 2013 Majalah Ilmiah
Informasi dan Teknologi Ilmiah (INTI) ISSN : 2339-210X
Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Siswa Penerima Beasiswa Dengan Metode Promethee
(Studi Kasus: SMP Perguruan Kebangsaan Medan). Oleh : Dewi Safitri Hutabarat
18
Dari hasil perhitungan berdasarkan karakter
leaving flow dan entering flow maka diperoleh urutan
prioritas pada tabel 8 berdasarkan karakter net flow.
Tabel 8 : Net Flow
No Alternatif Leaving
Flow
Entering
Flow
Net
Flow
1 A 0.4 0.1 0.3
2 B 0.3 0.4 -0.1
3 C 0.1 0.3 -0.2
Keterangan:
Hasil perankingan prioritas yang akan dipilih
menggunakan metode promethee
1. A= Eko Prastya, dimana f1(A)=2, f2(A)=3,
f3(A)=2, f4(A)=4, f5(A)=2 dari hasil Net flow
menempati urutan I
2. B= Ardiansyah, dimana f1(B)=2, f2(B)=2, f3(B)=2,
f4(B)=3, f5(B)=1 dari hasil Net Flow menempati
urutan II
3. C= Sari Mariantika, dimana f1(A03)=2, f2(A03)=2,
f3(A03)=2, f4(A03)=4, f5(C)=2 dari hasil Net
Flow menempati urutan III
Dilihat dari evaluasi dan hasil yang diperoleh dari
tabel 4.7 diatas maka sistem menyarankan bahwa yang
terpilih untuk mendapatkan beasiswa adalah alternatif
(Eko Prastya).
4. Algoritma
Adapun urutan langkah-langkah dalam
menyelesaikan proses pemberian beasiswa dengan
menggunakan metode Promethee adalah:
1. Algoritma Perhitungan Nilai Preferensi
Input : A Nama Siswa
B Kriteria
Output : Nilai Preferensi
Proses : For NP = 1 to 3
B = A-A
2. Algoritma Perhitungan Leaving Flow
Input : NP jumlah nilai preferensi
A alternatif
Output : leaving flow jumlah
nilai leaving flow Proses : For LF = 1 to 3
LF = 1/2 (A+A)
3. Algoritma Perhitungan Entering Flow
Input : NP jumlah nilai preferensi
A alternatif
Output : entering flow jumlah
nilai entering flow
Proses : For EF = 1 to 3
EF = 1/2 (A+B)
4. Algoritma Perhitungan Net Flow
Input : LF Leaving Flow
EF Entering flow
Output : Net flow jumlah
nilai Net flow
Proses : For NF = 1 to 3
NF = LF-EF
5 Kesimpulan
Analisa metode digunakan untuk sekolah
yang menggunakan sistem yang sudah
terkomputerisasi dalam pengolahan data, namun
dalam pengolahan penilaian pemberian beasiswa ini
belum menggunakan komputerisasi, melainkan
dilakukan secara sederhana, belum ada aplikasi khusus
untuk mengelola proses pemberian beasiswa. Setelah
melakukan analisis, perancangan, implementasi
beserta pengujian, maka diperoleh kesimpulan sebagai
berikut :
1. Proses penerimaan siswa baru di SMP Perguruan
Kebangsaan Medan belum dilakukan secara efektif
dan efisien. Karena proses yang dilakukan belum
terkomputerisasi. sehingga memakan waktu yang
lama dalam pemberian beasiswa.
2. Pembuatan sistem baru tentunya agar diterapkan
kedalam sekolah dalam penentuan siswa yang akan
menerima beasiswa.
3. Merancang sistem yang baru dalam proses
pemberian siswa baru tentunya dapat membantu
pihak sekolah, sistem yang dirancang
menggunakan visual basic.net 2008.
Daftar Pustaka
[1]. Kusrini, M.Kom, Konsep Dan Aplikasi Sistem
Pendukung Keputusan, Penerbit Andi
Yogyakarta, 2007
[2]. Tata Sutabri, Sistem Informasi Manajemen,
Penerbit Andi Yogyakarta, 2005
[3]. Hermawan, Perancangan Sistem Pendukung
Keputusan, Penerbit PT Elex Media
Komputindo, Jakarta, 2005.
[4]. PT Sang Hyang Seri
[5]. Muhammad Sadeli, Visual basic.Net, Penerbit
Maxicom, Palembang, 2009
[6]. http://muhammadghazali.wordpress.com/2008/
02/21/apa-itu-basis-data/, 07, mei, 2013
[7]. http://trisaputro1996.blogspot.com/2012/11/pen
gertian-microsofaccess.html, 07, mei, 2013
[8]. https://maps.google.com/maps?client=firefox-
a&hs=lFg&hl=en&rls =org.mozilla:en-
US:official&q=ptpn+iii+medan&bav=on.2,or.r
_qf.&bvm=
bv.45645796,d.bmk&biw=1366&bih=619&um
=1&ie=UTF-8&sa=N&tab=wl (28, April,
2013)