Upload
others
View
10
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
RENCANA STRATEGIS
PROGRAM STUDI DOKTOR
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
2015-2018
Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas
Padang
2
RINGKASAN EKSEKUTIF
Sebagai salah satu bagian dari pada Universitas Andalas, pengambangan
dan pendirian Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-Unand
mengacu kepada rencana pembangunan dan pengembangan pendidikan tinggi
yang ditetapkan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
(Kemenristekdikti). Rencana strategik (Renstra) Program Studi Doktor Ilmu
Kesehatan Masyarakat FK-Unand tahun 2015-2018 ini disusun dengan
memperhatikan rencana pembangunan dan pengembangan Universitas Andalas
dan Fakultas Kedokteran sebagai induk organisasi, serta berdasarkan analisis
situasi dan kebutuhan dengan mempertimbangkan aspek urgenitas keunggulan
bersaing, melalui peningkatan kompetensi sumber daya manusia, perbaikan sistem
manajemen dan operasi yang berorientasi pada renstra UNAND dan FK-UNAND.
Renstra Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-Unand
tahun 2015-2018 disusun berdasarkan analisis situasi dan kebutuhan dengan
mempertimbangkan aspek keunggulan yang dimiliki sehingga dapat bersaing
dalam ranah pendidikan tinggi strata 3 (doktor) bidang kesehatan masyarakat di
Indonesia dan kawasan Asia Tenggara. Aspek keungulan dan analisis situasi
tersebut meliputi peningkatan kompetensi sumber daya manusia, sarana dan
prasarana, perbaikan sistem manajemen dan operasional atau tata pamong yang
berorientasi pada pencapaian Visi dan Misi tersebut.
Renstra Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-Unand
tahun 2015-2018 ini merupakan landasan dan pijakan utama bagi seluruh sivitas
dalam memberikan layanan yang prima dalam bidang akademika dan tata kelola.
Renstra ini juga memuat tentang indikator-indikator keberhasilan setiap sasaran
yang hendak dicapai.
Tujuan penyusunan Renstra Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan
Masyarakat FK-Unand adalah untuk menetapkan langkah-langkah program dan
kegiatan yang akan dilaksanakan menuju terwujudnya visi dan misinya. Dengan
memperhatikan rambu-rambu yang ada maka program yang akan dilaksanakan
dalam periode renstra Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-
3
Unand pada tahun 2015-2018. Pada Renstra ini dituangkan landasan dan pijakan
utama bagi tata kelola akademik dan administratif prodi mencapai sasaran dan
target-target yang ditetapkan. Renstra ini berisi formulasi atau perumusan visi dan
misi prodi yang disususn berdasarkan kekuatan yang ada dan kemungkinan
pencapaian berdasarkan tantangan yang dihadapi. Visi dan misi tersebut
dirumuskan dengan melihat modal dasar dumber daya manusia dan sarana dan
prasarana yang dimiliki sehingga berdasarkan perencanaan dapat tercapai secara
bertahap sesuai tahun sasaran yang ditetapkan atau hingga akhir tahun 2020.
Sebagai intinya, Renstra ini juga merupakan penjabaran dari Visi dan Misi
tersebut berupa strategi-strategi dan langkah-langkah kongrit yang akan dilakukan
untuk mencapainya dalam lima tahun ke depan.
Dalam mengupayakan target pencapaian yang telah ditetapkan dalam visi
dan misi, tim manajemen yang diketuai oleh Ketua Program Studi (KPS) Program
Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-Unand membuat rancangan
manajemen dan tata kelola yang terukur. Sasaran pada tahun 2015-2018 memuat
tentang: (1) Menjadikan Kampus Prodi S3 Pendidikan Doktor Ilmu Kesehatan
Masyarakat FK-Unand sebagai Pusat Pengembangan Pendidikan Kesehatan
Masyarakat yang berkualitas dan berdaya saing (2) Pengembangan Sistem
Informasi Manajemen dan Tata Kelola yang akuntabel dan transparan (3) Layanan
Akademis yang Terstandardisasi.
4
KATA PENGANTAR
Berkat Rahmat Allah Subhanahu Wata‟ala yang telah meridhai kerja dan
jerih payah tim pengelola dan segenap tim penyusun akhirnya Renstra Program
Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-UNAND ini dapat diselesaikan.
Renstra ini merupakan penjabaran lebih lanjut dari visi dan misi, serta
sasaran dan strategi pencapaian yang akan dilakukan. Disamping itu untuk dapat
mengimplementasikan renstra dengan baik dan terarah, maka renstra dijadikan
pula sebagai pijakan untuk menyusun Rencana Operasional (Renop). Dokumen
tertulis strategis ini akan dijabarkan lebih lanjut sebagai upaya implementasi yang
kongrit menjadi rencana keuangan anggaran kementerian dan lembaga (RKAKL)
dan rencana anggaran biaya yang diajukan setiap tahun.
Dengan segala kerendahan hati dan ketulusan, jajaran pimpinan FK-
UNAND dan segenap tim pengelola program studi mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak atas dedikasi dan peran
aktifnya sehingga renstra Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-
UNAND dapat tersusun. Kita semua berdo’a dan berharap semoga apa yang
ditulis dalam rencana ini dapat diimplementasikan dan mencapai sasaran yang
telah kita tetapkan bersama.
Padang, 01 Mei 2015
Dekan FK-UNAND
Dr. dr. Masrul, MSc, SpGK
NIP. 19561226198701001
5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Renstra Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-UNAND
merupakan landasan awal berpijak dalam setiap langkah program, kegiatan dan
pengembangan program studi. Renstra memberikan gambaran yang utuh tentang
visi, misi, arah kebijakan dan pengembangan yang dilakukan oleh Prodi ini dalam
jangka waktu yang ditentukan, yang didasarkan atas analisis situasi kekutan dan
kelemahan yang dimiliki serta peluang dan ancaman yang datang dari luar.
Selanjutnya Renstra akan dituangkan dalam bentuk Rencana Operasional (Renop)
yang merupakan langkah-langkah ke depan dengan lebih kongrit. Renstra dan
Renop memuat panduan umum atau garis-garis besar program-program yang
merupakan suatu kesatuan dengan visi-misi yang telah ditetapkan.
Renstra Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-Unand
merupakan panduan standar dalam tata kelola dalam tata pamong-administratif
dan akademis sehingga dapat menghasilkan tujuan pendidikan kedokteran yang
diharapkan, sebagaimana yang diamanahkan oleh Undang-Undang (UU) Nomor
20 tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional (SISDIKNAS), Peraturan
Presiden (PP) Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional
(khususnya pasal 86-88), dan Undang-Undang (UU) Nomor 14 tahun 2005
tentang Guru dan Dosen. Renstra Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan
Masyarakat FK-UNAND juga mengacu kepada UU Nomor 39 Tahun 2009
tentang Kesehatan dan UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, UU
Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistim Jaminan Sosial Nasional, dan Undang-
Undang No 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial
Nasional (BPJS).
Pengembangan Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-
Unand mengacu kepada visi, misi dan nilai-nilai yang dianut sebagai identitas
program yang dinyatakan pada dokumen Renstra. Selanjutnya secara operasional
ditetapakan dengan memperhatikan tujuan yang ditetapkan dan
6
mempertimbangkan keadaan dan tantangan yang dihadapi dalam keberadaan S3
Kesmas FK-UNAND.
1.2. LandasanPenyusunan
Penyusunan Renstra Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat
FK-Unand memperhatikan regulasi dan peraturan-peraturan yang terakait,
diantaranya:
1. UUD 1945, hasil amandemen ke 4, pasal 31 tentang sistem pendidikan
nasional
2. Ketetapan MPR No. VII/MPR/2001 tentang Visi Indonesia masa
depan.
3. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan
Nasional (SISDIKNAS)
4. Undang-Undang Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.
5. Undang-Undang Nomor14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
6. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
7. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
8. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistim Jaminan Sosial
Nasional
9. Undang-Undang No 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggaraan
Jaminan Sosial Nasional (BPJS).
10. PeraturanPresiden Nomor 54 tahun 2012 tentang Rencana Kerja
Pemerintah tahun 2013.
11. Peraturan Presiden Nomor 39 tahun 2013 tentang Rencana Kerja
Pemerintah tahun 2014.
12. Peraturan Presiden Nomor19 tahun 2005 tentang Standar Pendidikan
Nasional.
13. Permendikbud No.47 tahun 2013 tentang Statuta UniversitasAndalas.
Dengan adanya RENSTRA ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
acuan dalam:
1. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)
7
2. Penyusunan Rencana Kinerja (Performance plan)
3. Pelaksanaan tugas, pelaporan dan pengendalian S3 Kesehatan
Masyarakat FK-UNAND
4. Kegiatan Monitoring dan evaluasi
5. Penyusunan laporan akuntabilitas Kinerja
Sistimatika penulisan Renstra Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat
FK-Unand 2015-2018 terdiri atas 7 BAB yaitu:
BAB I Pendahuluan
BAB II Visi, Misi, Tujuan dan Tata Nilai
BAB III Analisa Situasi
BAB IV Faktor-faktor Strategis
BAB V Analisis SWOT dan Faktor penentu keberhasilan
BAB VI Tujuan, sasaran dan Program Strategik
BAB VII Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja Pencapaian Sasaran.
8
BAB II
VISI, MISI, TUJUAN DAN TATA NILAI
2.1. Visi
Visi Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-Unand
“Menjadi lnstitusi pendidikan Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat yang
terkemuka dan bermartabat di bidang kebijakan kesehatan masyarakat
yang aplikatif dan berbasis riset pada tahun 2034”
Kondisi demikian akan tercapai apabila terpenuh sejumlah kondisi yang
meliputi :
Memiliki sistem pendidikan yang handal
Sistem pendidikan yang handal antara lain dicirikan oleh penyelenggaran
proses pembelajaran yang terukur dan terarah untuk menghasilan luaran
sebagai pembelajar yang kreatif/adaptif.
Menyelenggarakan penelitian yang mampu mendorong dan memfasilitasi
kemajuan bangsa. Selain itu kegiatan penelitian mampu dilaksanakan secara
berkelanjutan dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
Memiliki jaringan kerjasama yang produktif sekaligus mampu menumbuhkan
positive image sebagai center pendidikan yang terkemuka
Manajemen organisasi yang efektif dan ditunjang oleh lingkungan kampus
yang asri dan bersahabat.
Hal yang demikian dapat terjadi apabila diimplementasikan prinsip: A
community-friendly campus and a campus-friendly community, prasarana
kampus yang memadai, dan kondusif untuk peningkatan inovasi dan
kreativitas (innovation and creativity enhancement).
2.2. Misi
1.Menyelenggarakan pendidikan dalam Ilmu Kesehatan Masyarakat
menghasilkan Doktor yang berbudi luhur dan berperan dalam
pembangunan.
9
2.Mengembangkan penelitian bermutu dibidang Ilmu Kesehatan Masyarakat
yang unggul dalam riset terapan (applied and implementative research) di
Indonesia.
3.Aktif dan berperan serta dalam memberikan solusi permasalahan
kesehatan di Indonesia, dengan meningkatkan kerjasama lintas sektoral
dan advokasi.
2.3. Tujuan
Adapun tujuan dari Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-Unand
adalah :
1. Menghasilkan lulusan Program Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat yang
berdaya saing global, berintegritas tinggi, dan menghayati etika ilmu
2. Mampu menggunakan pengetahuan dan keterampilan dalam keahliannya
untuk memecahkan masalah kesehatan masyarakat melalui pendekatan
multi, inter dan transdisipliner untuk kepentingan masyarakat.
3. Mampu mengembangkan konsep baru di dalam bidang ilmu kesehatan
masyarakat melalui penelitian, terutama dalam masalah kesehatan
masyarakat terkini dan berbasis evidence based policy di Indonesia
4. Mampu melakukan riset unggulan bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat
dalam memberikan solusi terhadap permasalahan kesehaan.
5. Mampu merencanakan, melaksanakan, mengorganisasikan dan memimpin
penelitian dalam Ilmu Kesehatan masyarakat yang berguna untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
6. Meningkatkan pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka
transformasi ilmu pengetahuan, hasil penelitian, dan bahan ajar khususnya
dalam bidang kesehatan masyarakat kepada masyarakat
7. Meningkatkan pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka
transformasi ilmu pengetahuan, hasil penelitian, dan bahan ajar khususnya
dalam bidang kesehatan masyarakat kepada masyarakat.
Dalam penyelenggaraan kegiatan untuk mencapai tujuannya S3 Kesmas
FK-UNAND berpedoman kepada :
10
Tujuan pendidikan nasional
Kaidah, moral, dan etika ilmu pengetahuan
Kepentingan masyarakat dengan memperhatikan minat, dan kemampuan
Statuta Unand
2.4. Tata Nilai
2.4.1.Nilai Inti dan Tata Nilai
Nilai inti (Core Value) yang dijadikan pegangan oleh setiap individu
disetiap unit kerja agar menjadi ciri khas Prodi S3 Kesmas FK-UNAND adalah:
kualitas, integritas dan profesionalitas.
2.4.2. Nilai Dasar
Nilai dasar merupakan penjabaran dari nilai inti yang perlu dimiliki oleh
segenap sivitas akademika Prodi S3 Kesmas FK-UNAND. Dengan demikian
setiap individu di Prodi S3 Kesmas FK-UNAND diharapkan bertindak dan
bertingkah laku dengan memperhatikan seperangkat nilai dasar yang meliputi :
Kualitas
Setiap individu harus berupaya setiap saat untuk meningkatkan mutu
dalam berkarya yang memperhatikan nilai-nilai: akuntabilitas, ekonomis, manfaat
dan efektifitas, inovasi, ekologis, estetis, etis, legal dan desentralisasi untuk
mencapai Tri Dharma Perguruan Tinggi yang bermutu, memuaskan semua
pemangku kepentingan
Integritas
Setiap individu harus jujur, disiplin, berkonsisten, berakhlak mulia,
berkarakter, berinisiatif, berdedikasi, berkeadilan, bertanggung jawab, terbuka,
menjunjung kebenaran, kebhinekaan, budaya dan peradaban yang berwawasan
kebangsaan dan global, kearifan (wisdom) dalam kebersamaan (togetherness)
yang dilandasi dengan prinsip saling menghormati. Seorang Doktor harus
memperlakukan teman sejawat maupun profesi kesehatan lainnya sebagaimana ia
ingin diperlakukan.
11
Profesionalitas
Untuk menghasilkan lulusan yang profesional, maka setiap individu di
Prodi S3 Kesmas FK-UNAND harus berupaya untuk terdidik, mampu bekerja
mandiri, terbuka, bermotivasi, berinisiatif, berinovasi, kritis, berkemauan keras
dan senantiasa meningkatkan ilmu pengetahuan dan keahlian, serta memiliki
keunggulan ilmiah.
12
BAB III
ANALISIS SITUASI
Renstra Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-Unand
periode 2015-2018 yang berisi uraian tentang kebijakan strategis, program, tujuan,
sasaran, dan strategi pelaksanaan kegiatan disusun dengan mempertimbangkan
analisis lingkungan internal dan eksternal yang dapat berpengaruh dalam
pengelolaan suatu institusi pendidikan. Deskripsi dan analisis situasi yang disusun
mengacu pada hasil evaluasi diri, kompilasi pengalaman dan masukan dari
berbagai pemangku kepentingan, serta pencapaian Program Studi Doktor Ilmu
Kesehatan Masyarakat FK-Unand dalam melaksanakan kegiatan periode yang
lalu. Kinerja dan pencapaian yang nyata tersebut dapat mencerminkan posisi
Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-Unand dalam
menyelenggarakan misinya. Keadaan lingkungan eksternal yang ditampilkan
merupakan faktor-faktor strategis yang berpengaruh dalam pengelolaan
pendidikan institusi pendidikan yang bermutu, terkemuka dan bermartabat.
3.1. Penyelenggaraan Pendidikan
Tujuan pengembangan pendidikan adalah menghasilkan tenaga ilmuwan
profesional yang mempunyai kemampuan untuk melaksanakan pelayanan dan
melakukan riset bidang kesehatan, serta mempunyai landasan ilmu pengetahuan
yang cukup kuat dan latihan yang cukup dalam bidang keprofesiannya. Lulusan
harus mampu menyelesaikan masalah-masalah secara ilmiah, berfikir kritis dan
kreatif, mampu mengembangkan diri secara mandiri. Mutu dan relevansi ilmuwan
itu harus selalu dievaluasi dan disesuaikan dengan perkembangan masyarakat dan
kemampuan di bidang kesehatan. Disamping itu lulusan harus bersikap dan
berperilaku sesuai dengan moral Pancasila, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, jujur dan menjunjung tinggi etika yang luhur.
Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-Unand dibuka
untuk memenuhi kebutuhan sumberdaya manusia dengan kualifikasi doktor (S3)
dengan kemampuan dalam melakukan pemecahan masalah kesehatan yang real di
lapangan. Lulusan juga harus mampu melakukan komunikasi hasil-hasil
13
temuannya pada lingkungan akademik dalam seminar ilmiah dan dalam bentuk
tulisan dalam jurnal terpublikasi, serta yang tidak kalah pentingnya mampu
mengomunikasikan hasil temuannya tersebut dalam lingkungan multisektor
sehingga menjadi berdaya guna.
Dalam perjalanan, Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat
FK-Unand telah melakukan pengembangan diri, terutama dari segi
kurikulum dan proses pembelajaran dalam rangka peningkatan kualitas
keilmuan lulusan.
Keunggulan kurikulum Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan
Masyarakat FK-Unand adalah kurikulum yang mengikuti perkembangan
terkini Ilmu Kesehatan Masyarakat pada khususnya dan Ilmu Kedokteran
sebagai induknya, serta ilmu-ilmu lainnya yang saling berkaitan.
Kurikulum disusun dalam peta kurikulum mengikuti alur keilmuan dimana
setiap mata ajar diambil oleh peserta setelah mata ajar yang menjadi
prerequisite diselesaikan.
Untuk meningkatkan kualitas kurikulum setiap semester dilakukan
rapat evaluasi yang dihadiri oleh semua staf pengajar. Pada saat itu
dilakukan revisi silabus dan SAP agar materi kuliah yang diberikan tetap
relevan. Berdasarkan tujuan program studi dan peraturan akademik
Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-Unand maka ditetapkan
struktur mata kuliah.
Proses belajar mengajar pada Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan
Masyarakat FK-Unand mempunyai tahapan-tahapan yang tercantum dalam
panduan akademik. Tahapan tersebut harus diselesaikan sesuai dengan
jadwal yang telah ditetapkan. Proses pembelajaran dilakukan sesuai
dengan peraturan yang ada, dimana Sistim Kredit Semester (SKS)
dijadikan acuan dalam pelaksanaan PBM. Penjabaran aturan dan
mekanisme proses pembelajaran telah dituangkan dalam Peraturan
Akademik yang tertuang dalam SK Rektor nomor tiga (3) tahun 2010
tentang Penyelenggraan Program Doktor (S3).
Sesuai peraturan akademik yang dijabarkan dalam buku pedoman
akademik dalam rangka penjaminan mutu akademik serta kompetensi
14
lulusannya, maka peserta yang belum menyelesaikan studi melebihi 12
semester atau pada semester satu tidak mengikuti perkuliahan lebih dari
50% dianjurkan untuk mengundurkan diri. Dalam melaksanakan peraturan
tersebut, KPS akan mengeluarkan surat peringatan setiap semester setelah
peserta melewati semester empat (4), sehingga sedapat mungkin dapat
dihindari Drop Out yang sangat merugikan bangsa dan negara.
Perkembangan program oligodisiplin ini sangat menjanjikan karena
Ilmu Kesehatan Masyarakat sangat berkaitan dengan disiplin ilmu lainnya,
namun tetap mengacu pada prinsip-prinsip ilmu kedokteran. Mahasiswa
juga dating dari berbagai daerah dan kalangan, yang mana progtam ini
diminati oleh mahasiswa yang berasal dari propinsi Sumbar dan luar
Sumbar, semua sudah bekerja sebagai staf pengajar di PTN , PTS, dan
pejabat pemerintahan terutama Dinas Kesehatan.
Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-Unand
merupakan program studi oligodisiplin yang dijalankan terutama oleh staf
pengajar Universitas Andalas. Apabila dibandingkan jumlah seluruh
dosen Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-Unand saat ini
dengan jumlah mahasiswa aktif, terlihat sudah memenuhi kebutuhan.
Setiap mata kuliah diasuh oleh tim dosen yang terdiri dari 2-3 orang
dosen. Dosen-dosen pengasuh mata kuliah terdiri dari 10 orang dosen
tetap dengan kualifikasi guru besar dan doktor yang aktif sebagai
pengajar di Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-Unand.
Dosen yang berkualifikasi guru besar dan berpendidikan S3 tersebut
mengasuh mata kuliah wajib dan pilihan (yang ditawarkan setiap
semester).
Manajemen Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-
Unand dilakukan melalui struktur organisasi yang dipimpin oleh seorang
Koordinator Program Studi (KPS) dibantu Sekretaris Program Studi
(SPS), dibawah koordinasi dengan Dekan FK-UNAND dan berkoordinasi
juga Direktur Program Pascasarjana (PPs) UNAND.
Pengelolaan manajemen di Prodi S3 Kesmas FK-UNAND
dilakukan melalui pendekatan RAISE (Relevance, Academic atmosphere,
15
Institusional Management, Sustainability, Efficiency, Leadership and
Equity). Melalui pendekatan ini akan membudaya asas kolegiabilitas antar
komponen sehingga pencapaian dapat dievaluasi melalui suatu alur
tanggung jawab yang jelas.
Program pembelajaran pada Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan
Masyarakat FK-Unand memiliki 3 karakteristik utama yaitu pendidikan lanjut
(advanced), terfokus dan kesujanaan (scholary aspect). Selain dari ketiga
inti tersebut, Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-Unand
memungkinkan mahasiswa memperdalam pengetahuan, memperluas
wawasan dan keterampilan, serta mengembangkan intelektualitas. Untuk
mencapai ketiga inti tersebut maka proses pendidikan pada Program Studi
Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-Unand dilakukan dalam tahapan-
tahapan pendidikan (by course) dan diakhiri dengan penelitian disertasi.
Proses pendidikan dilakukan dengan menekankan aspek kualitas
untuk mendapatkan hasil yang diharapkan, yaitu pembelajaran yang
berdampak positif bagi pengembangan intelektual mahasiswa dan staf
pengajar. Pembelajaran dilakukan dengan meningkatkan kompetensi dan
pemahaman mahasiswa terhadap masing-masing mata kuliah.
Peningkatan kompetensi pada mata kuliah, terutama mata kuliah yang
sesuai dengan minat dan kemampuan mahasiswa (dan juga dosen) akan
menghasilkan output (lulusan) yang berdaya guna dan mampu
menghasilkan terobosan baru di bidang ilmiah dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
Prinsip efisiensi dilakukan antara lain dengan penyusunan peta
kurikulum dimana setiap mata ajar harus mempunyai mata ajar
prerequisite berkaitan dengan alokasi waktu untuk kuliah. Perkuliahan
dilakukan sesuai dengan sistem sks mata kuliah (1 sks kuliah = 50 menit
tatap muka).
Penugasan dosen dalam mengasuh satu mata kuliah disesuaikan
dengan kompetensi serta keahlian dan kepakaran dosen yang
bersangkutan sesuai dengan kebutuhan Program Studi Doktor Ilmu
16
Kesehatan Masyarakat FK-Unand. Setiap dosen diharuskan membuat silabus
(Rencana Pengajaran dan Kegiatan Semester (RPKPS)/ Sasaran dan
Acuan Pengajaran (SAP)), yang kemudian ditinjau oleh penanggung
jawab mata kuliah (PJMK) agar tidak terjadi tumpang tindih. Silabus/SAP
didiskusikan dalam rapat dosen. Instrumen ini memuat materi dan
metodologi pengajaran, referensi, tugas mahasiswa, dan sistem penilaian.
Dosen diwajibkan mengisi daftar hadir mahasiswa dan daftar isian materi
kuliah sebagai bahan evaluasi pelaksanaan kuliah dan pencapaian materi
ajar, serta melakukan pengecekan kehadiran mahasiswa.
Mahasiswa yang baru diterima diberi Buku Panduan dan Buku
Peraturan Akademik sebagai panduan dalam melakukan aktivitas di
kampus. Tujuan pedoman tersebut supaya mahasiswa dapat mengikuti
proses belajar mengajar dengan baik tanpa menghadapi kesulitan yang
berarti.
Sesuai peraturan akademik, setiap mahasiswa harus mengikuti
perkuliahan secara teratur, minimal 75 % dari tatap muka aktual. Dalam
proses perkuliahan, mahasiswa wajib mengikuti program perkuliahan
yang ditetapkan dosen dalam silabus.
Evaluasi dari keberhasilan studi tergantung pada kemampuan
mahasiswa mengikuti peraturan akademik, menyelesaikan tugas-tugas
evaluasi, dan kemampuan menyelesaikan tugas-tugas akademik dalam
jadwal yang telah ditentukan dalam Peraturan Akademik.
Sesuai dengan Peraturan Akademik, mahasiswa harus menyelesaikan
tugas-tugas akademik dalam jadwal yang telah ditetapkan dalam peraturan
akademik. Mahasiswa yang tidak dapat menyelesaikan studinya melebihi 12
semester dapat mengajukan perpanjangan studinya selama 2 semester lagi.
Apabila setelah perpanjangan itu tidak juga dapat menyelesaikan studinya maka
mahasiswa dianjurkan mengundurkan diri. Predikat kelulusan mahasiswa
mengacu pada Peraturan Akademis yang berlaku, didasarkan pada IPK dan lama
studi.
Penyusunan Komisi pembimbing mengacu pada Peraturan
Akademis yang berlaku melalui persetujuan KPS. Syarat-syarat dan tugas
17
komisi pembimbing juga mengacu pada Peraturan Akademis yang
berlaku.
Tahapan-tahapan evaluasi mengacu pada Peraturan Akademik
yang berlaku. Dalam hal ini, sebelum usulan penelitian disertasi disetujui,
mahasiswa harus mendiskusikan rancangan penelitiannya dengan komisi
pembimbing dan KPS. Format disertasi dibakukan sesuai dengan tata
cara yang terdapat dalam buku panduan penulisan disertasi Program Studi
Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-Unand.
3.2.Penyelenggaraan Penelitian
Dosen Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-Unand,
pada umumnya cukup aktif dalam kegiatan akademik seperti penelitian
dan publikasi ilmiah, baik di tingkat lokal, nasional dan internasional,
melalui tulisan yang diterbitkan dalam jurnal terakreditasi baik tingkat
nasional maupun internasional, buku ajar, dan buku teks, karya yang
terdaftar (mempunyai sertifikat Hak Kekakayaan Intelektual di
Kemenkumham), dan tulisan ilmiah popular dalam surat kabar.
Jumlah karya akademik dosen selama 3 tahun terakhir ini relatif
cukup besar, yaitu 98 jurnal dengan 46 ilmiah internasional bereputasi,
52 jurnal nasional terakreditasi, 20 buku, dan 6 karya terdaftar HKI.
Dosen Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-Unand juga telah
mendapatkan grant penelitian dari berbagai sumber, seperti dari dana
asing,Kemenristek-Dikti, Instansi di luar Unand dan dana PNBP FK-
Unand.
Untuk meningkatkan kompentensi ilmiah dosen, Program Studi Doktor
Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-Unand mendorong staf pengajar di bidang ilmu
terkait untuk melaksanakan tugas-tugas post doktoral baik dibidang penelitian
maupun publikasi Internasional. Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan
Masyarakat FK-Unand juga aktif mendorong dan mendukung staf pengajarnya
untuk dapat ikut serta dalam berbagai kegiatan seminar, workshop ataupun
training di tingkat Nasional maupun di tingkat Internasional.
18
Untuk mendorong semua kegiatan penelitian dan publikasi hasil-hasil
penelitian itu tersebut, Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-
Unand dibawah koordinasi Dekan telah menyediakan dana 15% dari anggaraan
yang termasuk kedalam anggaran induk RAB FK-UNAND.
Bersamaan dengan meningkatnya jumlah penelitian kompetitif
yang dimenangkan oleh dosen dan mahasiswa Program Studi Doktor Ilmu
Kesehatan Masyarakat FK-Unand, maka kuantitas dan kualitas publikasi
ilmiah oleh dosen dan mahasiswa juga meningkat. Publikasi ini dilakukan
melalui jurnal internasional dan nasional terakreditasi serta buku teks
perguruan tinggi yang beredar secara nasional dan mendapatkan
penghargaan kompetitif dari Dikti.
Tingkat relevansi topik penelitian dan pengabdian masyarakat bidang ilmu
Kesehatan Masyarakat/kesehatan dalam melaksanakan misi dan mencapai visi
cukup memadai. Hal ini karena topik penelitian dan pengabdian masyarakat
didasarkan disiplin ilmu atau bidang kajian tersebut selain sesuai dengan
kebutuhan masyarakat juga membangun kompetensi ilmiah dosen dalam bidang
Kesehatan Masyarakat pada khususnya atau kesehatan pada umumnya. Kerja sama
penelitian dilakukan dengan institusi nasional maupun internasional.
3.3.Penyelenggaraan Pengabdian Masyarakat
Aktivitas pengabdian pada masyarakat oleh dosen Program Studi Doktor
Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-Unand pada dasarnya dilakukan teintegrasi
dengan kegiatan pengabdian pada Unit Pengabdian Masyarakat (UPM) FK-
UNAND dan melalui Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) di UNAND.
Keterlibatan dosen dalam pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh
lembaga tersebut cukup tinggi seperti memberi bimbingan, penyuluhan,
penyusunan program dan kebijakan yang diperlukan pemerintah daerah atau
lembaga-lembaga kesehatan lainnya.
3.4. Pengembangan kerjasama antar lembaga
Pengembangan kerjasama antar lembaga dilakukan melalui berbagai
kegiatan sebagai berikut:
19
1. Mengadakan kerjasama dengan lembaga perguruan tinggi baik didalam
maupun diluar negeri.
2. Meningkatkan kerjasama dengan lembaga pemerintah, swasta dan lembaga
swadaya masyarakat dalam mensukseskan program bersama yang ingin
dicapai.
3. Mengadakan pertukaran pengalaman dengan perguruan tinggi lain dalam
pengelolaan pendidikan dan kehidupan kemahasiswaan.
3.5. Organisasi dan Manajemen
3.5.1. Kondisi Input
Untuk dapat diterima dalam Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan
Masyarakat FK-Unand, calon mahasiswa harus :
1. Memiliki ijazah Magister (S2) atau setara dalam bidang Kedokteran atau
Kesehatan (Kesehatan Masyarakat, Gizi, Kebiadanan, Keperawatan,
Kesehatan Lingkungan, Psikologi Kesehatan, dan lainnya).
2. Telah mempunyai calon promotor, yang dibuktikan dengan rekomendasi
kesediaan calon promotor sebagai kelengkapan administrasi saat
pendaftaran dan selesksi.
3. Mempunyai Indeks Prestasi Akademik (IPK) diatas rata-rata atau minimal,
3,25 (pada skala 1 sampai 4) atau setara, pada jenjang S2.
4. Berada pada kondisi kesehatan fisik dan mental yang baik, berdasarkan
pemeriksaan dokter.
Calon mahasiswa yang dianggap telah memenuhi persyaratan atau
lulus seleksi akan diberitahukan secara tertulis ke alamat masing-masing
mahasiswa. Bagi calon mahasiswa yang bekerja sebagai dosen, baik di
perguruan tinggi negeri ataupun swasta dapat mengajukan permohonan
beasiswa BPPN dari Kemenristek-Dikti ataupun Beasiswa PPSDM
Kemenkes.
Perkembangan jumlah mahasiswa Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan
Masyarakat FK-Unand dari tahun ketahun terlihat meningkat. Dilihat dari
keragaman asal calon mahasiswa, sebagian berasal dari alumni luar universitas
20
Andalas, seperti Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor, dan Berbagai
Universitas Swasta Lainnya.
3.5.2. Kondisi Pembelajaran (proses)
Kualifikasi dosen dan jabatan akademik
Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-Unand merupakan
program studi oligodisiplin yang dijalankan terutama oleh staf Fakultas
Kedokteran Unand berkoordinasi dengan Universitas Andalas. Apabila
dibandingkan jumlah seluruh dosen Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan
Masyarakat FK-Unand saat ini dengan jumlah mahasiswa aktif, terlihat sudah
memenuhi rasio dosen dan mahasiswa (jumlah dosen 34 orang dan jumlah
mahasiswa 155 orang). Setiap mata kuliah diasuh oleh tim dosen yang terdiri dari
2 – 3 orang dosen. Dosen tetap dengan kualifikasi guru besar doktor 6 orang,
dosen dengan kualifikasi S3 sebanyak 8 orang. Dosen yang berkualifikasi guru
besar dan berpendidikan S3 tersebut mengasuh mata kuliah wajib dan pilihan
(yang ditawarkan setiap semester), sebagai pembimbing akademik, promotor dan
penguji.
Kaderisasi tenaga pengajar Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan
Masyarakat FK-Unand dijamin dengan cukup banyaknya tenaga dosen Fakultas
Kedokteran Unand yang akan lulus ataupun telah lulus dari Program Studi Doktor
Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-Unand, serta universitas lain baik didalam negeri
maupun di mancanegara.
Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-Unand mempunyai
tenaga pengajar/dosen 16 orang. Dosen-dosen pengasuh mata kuliah sebagian
besar (98%) berasal dari Unand. Sebagian besar dosen Program Studi Doktor Ilmu
Kesehatan Masyarakat FK-Unand menyelesaikan pendidikan doktor (S3) nya di
Jerman, Australia, Inggris, Jepang, Thailand, Malaysia, Universitas Indonesia,
Universitas Gajah Mada, Universitas Airlangga dan UNAND.
Tenaga Non Edukatif (Kependidikan)
21
Pelayanan bagi dosen dan mahasiswa terbagi menjadi pelayanan
administrasi akademik dan pelayanan administrasi keuangan yang diselenggarakan
oleh sekretariat Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-Unand.
Pelayanan administrasi untuk aktivitas pelayanan pendidikan mempunyai seorang
sekretariat, sedangkan untuk pelayanan keuangan diselenggarakan terkoordinasi
dengan FK-UNAND.
Kondisi Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran di Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan
Masyarakat FK-Unand memiliki 3 karakteristik utama yaitu pendidikan lanjut
(advanced), terfokus dan kesujanaan (scholary aspect). Selain dari ketiga
inti tersebut, Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-Unand
memungkinkan mahasiswa memperdalam pengetahuan, memperluas
wawasan dan keterampilan, serta mengembangkan intelektualitas. Untuk
mencapai ketiga inti tersebut maka proses pendidikan Program Studi
Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-Unand dilakukan dalam tahapan-
tahapan pendidikan (by course) dan diakhiri dengan penelitian disertasi.
Proses pendidikan dilakukan dengan menekankan aspek kualitas
untuk mendapatkan hasil yang diharapkan, yaitu pembelajaran yang
berdampak positif bagi pengembangan intelektual mahasiswa dan staf
pengajar. Pembelajaran dilakukan dengan meningkatkan kompetensi dan
pemahaman mahasiswa terhadap masing-masing mata kuliah.
Peningkatan kompetensi pada mata kuliah, terutama mata kuliah yang
sesuai dengan minat dan kemampuan mahasiswa (dan juga dosen) akan
menghasilkan output (lulusan) yang berdaya guna dan mampu
menghasilkan terobosan baru di bidang ilmiah dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
Prinsip efisiensi dilakukan antara lain dengan penyusunan peta
kurikulum dimana setiap mata ajar harus mempunyai mata ajar
prerequisite berkaitan dengan alokasi waktu untuk kuliah. Perkuliahan
dilakukan sesuai dengan sistem sks mata kuliah (1 sks kuliah/praktikum =
50 menit tatap muka).
22
Penugasan dosen dalam mengasuh satu mata kuliah disesuaikan
dengan kompetensi serta keahlian dan kepakaran dosen yang
bersangkutan sesuai dengan kebutuhan Program Studi Doktor Ilmu
Kesehatan Masyarakat FK-Unand. Setiap dosen diharuskan membuat
silabus/SAP, yang kemudian ditinjau oleh penanggung jawab mata kuliah
(PJMK) agar tidak terjadi tumpang tindih. Silabus/SAP didiskusikan dalam
rapat dosen. Instrumen ini memuat materi dan metodologi pengajaran,
referensi, tugas mahasiswa, dan sistem penilaian. Dosen diwajibkan
mengisi daftar hadir mahasiswa dan daftar isian materi kuliah sebagai
bahan evaluasi pelaksanaan kuliah dan pencapaian materi ajar, serta
melakukan pengecekan kehadiran mahasiswa.
Mahasiswa yang baru diterima diberi Buku Panduan dan Buku
Peraturan Akademik sebagai panduan dalam melakukan aktivitas di
kampus. Pedoman tersebut menjadikan mahasiswa mampu mengikuti
proses belajar mengajar dengan baik tanpa menghadapi kesulitan yang
berarti.
Sesuai peraturan akademik, setiap mahasiswa harus mengikuti
perkuliahan secara teratur, minimal 75 % dari tatap muka aktual. Dalam
proses perkuliahan, mahasiswa wajib mengikuti program perkuliahan
yang ditetapkan dosen dalam silabus.
Evaluasi dari keberhasilan studi tergantung pada kemampuan
mahasiswa mengikuti peraturan akademik, menyelesaikan tugas-tugas
evaluasi, dan kemampuan menyelesaikan tugas-tugas akademik dalam
jadwal yang telah ditentukan dalam Peraturan Akademik.
Sesuai dengan Peraturan Akademik, mahasiswa harus menyelesaikan
tugas-tugas akademik dalam jadwal yang telah ditetapkan dalam peraturan
akademik. Mahasiswa yang tidak dapat menyelesaikan studinya melebihi 12
semester dapat mengajukan perpanjangan studinya selama 2 semester lagi.
Apabila setelah perpanjangan itu tidak juga dapat menyelesaikan studinya maka
mahasiswa dianjurkan mengundurkan diri. Predikat kelulusan mahasiswa
mengacu pada Peraturan Akademis yang berlaku, didasarkan pada IPK dan lama
studi.
23
Penyusunan Komisi pembimbing mengacu pada Peraturan
Akademis yang berlaku melalui persetujuan KPS. Syarat-syarat dan tugas
komisi pembimbing juga mengacu pada Peraturan Akademis yang
berlaku.
Tahapan-tahapan evaluasi mengacu pada Peraturan Akademik yang berlaku.
Dalam hal ini, sebelum usulan penelitian disertasi disetujui, mahasiswa harus
mendiskusikan rancangan penelitiannya dengan komisi pembimbing dan KPS.
Format disertasi dibakukan sesuai dengan tata cara yang terdapat dalam buku
panduan penulisan disertasi Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat
FK-Unand .
Kurikulum merupakan komponen penting yang digunakan Program
Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-Unand dalam rangka mencetak
ilmuwan yang profesional, memiliki kompetensi tinggi dan memiliki
keunggulan kompetetif dalam analisis masalah Kesehatan Masyarakat
dan kesehatan sesuai dengan visi, misi, sasaran dan tujuan Program
Studi. Kurikulum yang ditawarkan merupakan kurikulum yang disusun
sesuai alur keilmuan, dan disesuaikan dengan kebutuhan pengguna serta
perkembangan IPTEK.
Untuk mengikuti perkembangan IPTEK serta menjamin mutu
kurikulum, kurikulum ini disusun dalam peta kurikulum dimana setiap mata
ajar akan diambil oleh mahasiswa bila mata ajar pre requisite telah
diselesaikan.
Kurikulum yang berlaku sekarang telah memenuhi kebutuhan
stakeholders saat ini, yakni ilmuwan dengan kualifikasi S3 Kesehatan
Masyarakat yang mampu melakukan terobosan dalam pengembangan
ilmu melalui penelitian dan publikasi, bekerjasama dengan bidang klinik
dan penentu kebijakan bidang kesehatan untuk mengatasi masalah
kesehatan atas dasar hasil penelitian (evidence based policy) yang paling
mutakhir. Semua mata kuliah yang diberikan pada Program Studi S3
Kesehatan Masyarakat/ ilmu kedokteran FK-UNAND diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk meningkatkan relevansi dengan
kebutuhan stakeholders dan perkembangan IPTEK setiap semester
24
dilakukan rapat evaluasi yang dihadiri oleh semua staf pengajar dan
mengundang para stakeholders untuk meninjau kurikulum dan
penyelenggaraan perkuliahan pada program studi ini. Begitu eratnya
kolegialitas yang terbentuk dalam rapat evaluasi ini, sehingga akhirnya
beberapa orang stakeholders memutuskan untuk ikut serta dalam Program
Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-Unand .
Dalam pertemuan ini juga dilakukan revisi silabus (RPKPS/ SAP)
agar materi kuliah yang diberikan tetap relevan dengan kebutuhan terkini
stakeholders dan perkembangan IPTEK. Para dosenpun dimotivasi untuk
menggunakan referensi terbaru agar lebih sesuai dengan perkembangan
ilmiah terkini.
Struktur mata kuliah yang ditawarkan sesuai dengan Peraturan
Akademik Doktor (S3) di Universitas Andalas melalui SK Rektor No.
626/XIV/A/Unand 2001 menetapkan bahwa setiap mahasiswa harus
mengambil mata kuliah 37 sks. Selanjutnya mahasiswa harus melakukan
kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan disertasi sebanyak 16 sks.
Mahasiswa Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-Unand
melakukan kegiatan akademis formal untuk menyelesaikan pendidikannya
sebanyak 42-50 sks dalam bentuk menghadiri perkuliahan minimal 75% dari
semua perkuliahan, menyelesaikan tugas terstruktur mandiri maupun kelompok.
Selain itu evaluasi dilakukan melalui ujian prelim, kolokium, seminar hasil, ujian
tertutup dan terbuka yang harus dilaksanakan pada semester yang telah ditentukan
dalam buku panduan akademik. Sesuai peraturan akademik mahasiswa yang telah
melewati 12 semester belum juga melaksanakan evaluasi, maka diminta
mengundurkan diri sebagai mahasiswa Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan
Masyarakat FK-Unand. Oleh karena itu KPS memantau kemajuan studi
mahasiswa mulai semester 4.
Penetapan staf pengajar mata kuliah, perencanaan dan rekrutment tenaga
pendukung di tetapkan dalam rapat dosen program studi berdasarkan
perkembangan sumberdaya manusia yang ada di FK-UNAND dan Unand.
Kondisi Dukungan Sarana dan Prasarana Pembelajaran
25
Fasilitas Fisik
Untuk melakukan penelitian mahasiswa, Program Studi Doktor Ilmu
Kesehatan Masyarakat FK-Unand terintegrasi dibawah FK-UNAND menggunkan
fasilitas: Sekretariat Program Studi dan Ruangan Seminar S,Terletak dikompleks
Fakultas Kedokteran Unand, bahagia dari Gedung S3 Kesmas, S3 dan Lab
Biomedik, serta gedung perkualiahan GH dan IJ yang dapat digunakan bersama.
Selain itu Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-Unand juga
memanfaatkan laboratorium komputer dan perpustakaan FK-UNAND dan
perpustakaan Universitas.
Ditingkat universitas terdapat perpustakaan Universitas Andalas dan
perpustakaan program pascasarjana Unand yang terdapat di kampus UNAND
Limau Manis menyediakan berbagai sumber pelajaran dari berbagai ilmu yang
beragam. Selain itu kedua unit tingkat universitas ini juga menyediakan on line
data base dari proquest dan ebscohost.com. Ditingkat fakultas, terdapat
perpustakaan yang terletak dikampus Fakultas Kedokteran Unand. Perpustakaan
mempunyai luas total 370m2, memiliki ruang baca dan mempunyai buku 2911
buah, jurnal nasional yang terakreditasi 58 buah, jurnal internasional 39 buah,
prosiding 34 buah dan sejumlah skripsi, tesis dan disertasi. Disamping itu,
terdapat juga perpustakaan online yang dikelola oleh bagian ICT fakultas
kedokteran yang juga dapat menjadi referensi bagi mahasiswa mendapatkan bahan
bacaan untuk melengkapi perkuliahan dan bahan disertasi.
Ditingkat program studi, juga memiliki perpustakaan mini (ruang baca)
yang menyediakan buku bacaan yang lebih menekankan pada biologi molekuler,
imunologi dan buku penting lainnya untuk menunjang pembuatan disertasi
mahasiswa.
Sarana lain, disamping fasilitas untuk pendidikan, terdapat pula fasilitas untuk
pelayanan kesejahteraan mahasiswa antara lain :
1. Mesjid yang dikelola Fakultas Kedokteran Unand
2. Aula yang dikelola Fakultas Kedokteran Unand
3. Kafetaria yang dikelola Fakultas Kedokteran Unand
26
3.5.3. Kondisi Lulusan
Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-Unand
merupakan pecahan dari Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat
FK-Unand yang pada awalnya merupakan peminatan. Sehingga saat
beridirinya (keluarnya izin operiasional S3 Kesmas FK-UNAND secara
terpisah), Prodi ini telah mempunyai mahasiwa diatas semester empat.
Sehingga saat ini,meskipun secara administratif batru berusia dua tahun.
Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-Unand telah mempunyai
16 orang lulusan. Efektivitas waktu studi dilihat dari lama waktu
mahasiswa menyelesaikan jenjang pendidikannya. Mahasiswa yang telah
lulus menghabiskan masa studi efektif rata-rata 5.2 tahun masa
pendidikannya
Suasana akademik dalam Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan
Masyarakat FK-Unand memberikan wawasan ilmiah yang luas
kepada`peserta didiknya, sehingga para lulusan tetap termotivasi untuk
melakukan kegiatan ilmiah seperti penelitian dan publikasi. Oleh karena
sebagian besar peserta didik berasal dari dosen FK-UNAND dan fakultas
kedokteran diluar Unand, serta fakultas eksakta lainnya diluar fakultas
kedokteran, maka secara tidak langsung Program Studi Doktor Ilmu
Kesehatan Masyarakat FK-Unand juga berperan meningkat suasana
akademis di institusi pendidikan tersebut yang akan meningkatkan
akreditasi institusi pendidikan tinggi tersebut.
Ditinjau dari aspek profesionalisme, kompetensi peserta didik untuk
memberikan pelayanan berkualitas pada masyarakat sudah mencapai tahap tinggi
(sebagai spesialis konsultan). Dengan mengikuti Program Studi Doktor Ilmu
Kesehatan Masyarakat FK-Unand peserta didik juga berhasil meningkatkan
kompetensi sebagai pengampu ilmu yang berkewajiban mengembangkan
profesionalitas untuk berkompetisi pada era globalisasi.
Angka Efisiensi Edukatif (AEE)
Angka Efisiensi Edukasi (AEE) merupakan salah satu indikator efektifitas
pengelolaan perguruan tinggi. Rasio lulusan terhadap jumlah mahasiswa
27
(enrollment) secara nasional dijadikan angka AEE Perguruan Tinggi, yang
ditargetkan mencapai 20% untuk program sarjana dan 30% untuk program
Diploma. AEE yang diperoleh oleh Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan
Masyarakat FK-Unand belum mencapai 20% yang artinya masih dibawah angka
nasional.
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dan masa tunggu pekerjaan pertama
IPK rata-rata lulusan Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat
FK-Unand menunjukkan skala 3,5 – 4.0. Sedangkan masa tunggu pekerjaan tidak
lagi dinilai, karena semua mahasiswa Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan
Masyarakat FK-Unand adalah yang sudah bekerja. Namun, lulusan Program Studi
Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-Unand setelah menyelesaikan studi
langsung mendapatkan promosi jabatan strategis baik kenaikan jabatan fungsional,
struktural pada tempat ia bekerja.
28
BAB IV
FAKTOR-FAKTOR STRATEGIS
Pengkajian faktor strategis dalam penyusunan Renstra Program Studi
Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-Unand meliputi environmental input dan
instrumental input. Komponen Eenvironmental input adalah berupa dinamika
lingkungan strategis Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-Unand
,dan instrumental input meliputi kebijakan yang diterapkan secara langsung
maupun tidak langsung yang mempengaruhi pengembangan Program Studi
Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-Unand .
Pada kedua sisi ini dapat ditentukan issu-isu strategis apa yang akan
diperhatikan dalam pengembangan Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan
Masyarakat FK-Unand .
4.1. Dinamika Lingkungan Strategis.
Faktor-faktor yang mempengaruhi dinamika lingkungan strategis antara
lain perkembangan teknologi kesehatan, tantangan kesehatan global, serta
tantangan kebutuhan sumber daya kesehatan masa datang.
Perkembangan teknologi kesehatan
Perkembangan teknologi telah menyebabkan posisi negara berkembang
menjadi semakin termarginalkan. Pada beberapa dasawarsa yang lalu,
perkembangan teknologi di bidang kesehatan masih didominasi oleh negara
berkembang, oleh karenanya, negara-negara berkembang yang umumnya
merupakan penghasil teknologi masih memiliki sumber pendapatan yang
memadai. Perkembangan Ilmu Kesehatan telah menggeser “resource-based
economy” ke “knowledge-based economy”terutama yang bertumpu pada ilmu-
ilmu biomolekuler. Kehidupan manusia semakin tergantung kepada teknologi.
Fakta ini merupakan tantangan bagi lembaga pendidikan tinggi agar lebih
berperan menghasilkan sumber daya manusia guna untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat; promotive, preventive, curative dan rehabilitative
masyarakatnya, sehingga tidak terjebak dalam proses marginalisasi.
29
Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi (Information,
Communication and Technology/ ICT) telah mengubah cara menyimpan,
mengakses, mendistribusikan, menganalisa serta mempresentasikan ilmu
pengetahuan. ICT menghadirkan tantangan baru terhadap berbagai asumsi
mengenai perguruan tinggi dan sekaligus akan mentransformasikan format
pendidikan tinggi. Pendidikan jarak jauh (distance learning atau online learning)
diproyeksikan akan menjadi alternatif yang sepadan dengan format pendidikan
tradisional yang berbasis kampus. Hal ini terutama disebabkan oleh karena online
learning menawarkan substansi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
personal (just for your learning), menawarkan lingkungan pembelajaran yang
didukung oleh simulasi dan multimedia yang semakin mampu mewakili kondisi
yang sebenarnya, keleluasaan akses terhadap basis data pengetahuan, interaksi
yang baik dengan instruktur yang mumpuni, serta tidak terikat pada waktu dan
ruang. Karakteristik seperti ini membuat pembelajaran online menjadi alternatif
menarik bagi banyak orang. Kampus tradisional hanya akan mampu bertahan
terhadap ancaman ini jika ikut memanfaatkan teknologi informasi berbasis
komputer dan internet untuk meningkatkan pengalaman belajar di kampus. Tanpa
menjadi lebih inovatif dalam pemanfaatkan teknologi ini, perguruan tinggi
berbasis kampus tidak akan mampu memanfaatkan keunggulan dari lingkungan
pendidikannya dan kemungkinan besar akan kehilangan daya tariknya. Karena itu
Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-Unand menjadikan mata
kuliah bioinformatika menjadi mata kuliah wajib.
Tantangan Kesehatan Global
Masalah kesehatan global adalah bahagian dari globalisasi saat ini.
Globalisasi adalah fakta, bukan pilihan. Pada tingkat regional dengan
dilaksanakannya AFTA terdapat peluang sekaligus tantangan bagi Program Studi
Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-Unand untuk menyiapkan SDM yang
mampu bersaing (dan sekaligus bermitra) dengan tenaga kesehatan di kawasan
ASEAN. Tantangan sekaligus peluang ini mengharuskan Program Studi Doktor
Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-Unand untuk melakukan pembenahan mendasar
30
pada tubuhnya agar mampu menghasilkan lulusan berkualitas yang memenuhi
persyaratan internasional atau minimal persyaratan regional/ kawasan.
Oleh karena itu, pendidikan yang menghasilkan lulusan dengan kualifikasi
internasional semestinya diposisikan sebagai elemen utama dalam pendidikan di
Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-Unand, jika ingin
mempertahankan keberadaanya.
Kebutuhan Sumber Daya Manusia Bidang Kesehatan Masa Depan
Perkembangan masyarakat yang menjurus kepada “knowledge-based
society” telah dan akan terus memicu minat belajar yang semakin tinggi. Terlihat
adanya kecendrungan masyarakat untuk mencari sumber daya manusia (SDM)
bidang kesehatan yang berkualitas. Disamping itu masalah keshatan juga semakin
kompleks yang membutuhkan tenaga-tenaga ahli secara akadmis dan praktis.
Hingga pada akhirnya kebutuhan pendidikan dengan kualifikasi lebih tinggi
menjadi keniscayaan. Kedepannya, SD dengan kualifikasi S3 (Doktor) menjadi
salah satu kebutuhan utama dalam setiap lini dan sektor kesehatan.
Kebutuhan SDM kesehatan yang berkualitas dan kualifikasi tinggi
diwujudkan dengan belajar keberbagai perguruan tinggi ternama di luar negeri.
Tindakan ini setidaknya telah menguras devisa dalam jumlah yang tidak kecil.
Kecendrungan ini menunjukkan adanya pangsa pasar yang cukup berarti bagi
perguruan tinggi yang mampu meningkatkan kualitasnya secara
berkesinambungan. Oleh karena itu, Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan
Masyarakat FK-Unand dipersiapkan sebagai salah satu institusi yang berperan
dalam hal ini.
4.2. Kebijakan Pemerintah Dalam Pengembangan Perguruan Tinggi
Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-Unand sebagai
suatu program Doktor di lingkungan UNAND dalam pengembangan misinya
senantiasa berpedoman kepada peraturan perundangan serta kebijakan pemerintah
lainnya.
31
Paradigma Baru Pengelolaan Pendidikan Tinggi
Dewasa ini pengelolaan pendidikan tinggi didasarkan kepada paradigma
bahwa kualitas berkelanjutan sebagai „icon‟- nya. Untuk itu, terdapat empat pilar
utama yang harus dibangun dalam perguruan tinggi, yaitu: system evaluasi
(termasuk evaluasi diri), otonomi, akuntabilitas, dan akreditasi.
Keterkaitan antara keempat pilar itu menyiratkan pesan bahwa hasil dan
kinerja perguruan tinggi harus selalu mengacu pada kualitas yang berkelanjutan.
Sementara itu, kualitas yang berkelanjutan hanya dapat diwujudkan jika dilandasi
kreativitas, ingenuitas dan produktivitas setiap sivitas akademika, yang terjadi
jika dirangsang dengan pola manajemen yang berasaskan otonomi. Agar efektif,
otonomi perguruan tinggi harus senafas dengan akuntabilitas/
pertanggungjawaban. Namun demikian, akuntabilitas internal belum dianggap
memadai kecuali hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang handal dan
syahih mengenai penyelenggaraan, kinerja dan hasil perguruan tinggi,
diaktualisasikan melalui proses akreditasi baik oleh Badan Akreditasi Nasional
(BAN) maupun lembaga eksternal lainnya yang relevan. Selanjutnya, tindakan
manajerial utama yang melandasi pengambilan keputusan dan perencanaan di
perguruan tinggi adalah proses evaluasi termasuk di dalamnya Evaluasi Diri.
Dalam hal penganggaran, pola lama yang nuansanya lebih banyak ke pola
alokasi berangsur-angsur digeser oleh pola kompetisi. Pola penganggaran
semacam ini semuanya menempatkan Laporan Hasil Evaluasi Diri sebagai
landasan program-program yang akan diajukan untuk didanai. Sistem
akuntabilitasnya pun berubah dari sekedar pertanggungjawaban legal formal
keuangan menjadi pertanggungjawaban kinerja. Tujuan akhir dari program
penganggaran semacam ini adalah pendanaan dengan system „block grant‟ kepada
institusi pendidikan tinggi.
Inti dari perubahan-perubahan di atas adalah, institusi pendidikan tinggi
tidak mungkin lagi melepaskan diri dari proses-proses evaluasi diri yang
berkelanjutan demi proses akreditasi, kepentingan penganggaran, dan system
perencanaan berbasis kinerja. Diharapkan dengan pola ini perubahan
32
penyelenggaraan suatu institusi pendidikan tinggi akan semakin menuju kearah
terwujudnya kualitas yang lebih baik, akuntabel dan transparan.
Strategi Jangka Panjang Pendidikan Tinggi (SJPPT 2003-2010)
Dengan prinsip Pradigma Baru, SJPPT 2003-2010 diformulasikan visi
pendidikan tinggi di Indonesia pada tahun 2010 sebagai suatu sistem pendidikan
tinggi yang berkontribusi terhadap daya saing bangsa dan secara organisasi dan
institusi harus sehat. Untuk itu maka : (i) berkualitas tinggi; (ii) menjamin akses
bagi semua calon peserta didik yang memenuhi persyaratan mutu akademik; dan
(iii) memiliki otonom yang dapat menjamin terselenggaranya kegiatan akademik
yang efisien dan berkualitas.
Visi ini didasarkan pada fenomena bahwa paradigma pengembangan
pendidikan tinggi di masa depan perlu direorientasikan agar mampu menghadapi
sejumlah tantangan besar yang bersumber dari tuntunan internal maupun
eksternal. Di antara tuntunan adalah pemerataan dan kesamaan akses menikmati
pendidikan tinggi, otonomi dan akuntabilitas penyelenggaraan, serta peningkatan
mutu dan relevansi hasil pendidikan. Sedangkan tuntunan eksternal berasal dari
adanya perubahan lingkungan global yang menghendaki pergeseran peran institusi
pendidikan tinggi dari lembaga pembelajaran tradisional ke pencipta pengetahuan
(knowledge creator) yang dikembangkan berdasarkan perencanaan strategis
dengan mengedepankan pendekatan kompetitif (competitive approach). Untuk itu,
dalam SJPPT 2003-2010, pengembangan pendidikan tinggi di Indonesia akan
diarahkan kepada 3 (tiga) isu utama yaitu:
a. Peningkatan daya saing bangsa (nation‟s competitiveness);
b. Otonomi (autonomy) pengelolaan pendidikan; dan
c. Peningkatan kesehatan organisasi (organizational health) penyelenggara
pendidikan tinggi.
Ketiga issue ini secara singkat diuraikan sebagai berikut:
a. Daya Saing Bangsa
Dewasa ini dunia sedang menghadapi tantangan berat yang merupakan
konvergensi dari berbagai dampak globalisasi. Tantangan yang belum pernah
33
dialami oleh umat manusia sebelumnya ini adalah semakin pentingnya
pengetahuan (knowledge) sebagai pendorong utama pertumbuhan suatu bangsa.
Daya saing suatu bangsa didefinisikan oleh Porter sebagai a country‟s share of
world markets for its products (Porter, 2002).
Daya saing tersebut semakin tidak bergantung lagi pada kekayaan sumber
daya alam dan tenaga kerja yang murah, akan tetapi semakin bergantung pada
pengetahuan yang dimiliki dan dikuasai oleh suatu bangsa.
Ketidak bergantungan pada sumberdaya alam diartikan sebagai
kemampuan untuk menggunakan pengetahuan dalam memanfaatkan dan
memproses sumberdaya alam tersebut sebelum dilemparkan ke pasar global.
Demikian pula halnya sumberdaya manusia yang banyak hanya akan dapat
mendukung pertumbuhan bila disertai dengan penguasaan pengetahuan yang
memadai. Artinya, daya saing bangsa akan banyak ditentukan oleh kemampuan
memperoleh pangsa di pasar global yang saat ini lebih banyak bertumpu dan
ditentukan oleh inovasi dan kreatifitas pemanfaatan ilmu pengetahuan dan
teknologi (knowledge-based economy).
Daya saing semacam ini harus dilandasi dengan karakter kebangsaan yang
kuat agar sejalan dengan jati diri bangsa ini. Untuk itu, institusi pendidikan tinggi
harus dapat memegang peran untuk secara efektif mendidik dan membangun
kapasitas intelektual para mahasiswa sesuai dengan kebutuhannya untuk menjadi
warga Negara yang bertanggung jawab dan yang dapat berkontribusi terhadap
peningkatan daya saing bangsa. Pertama, pendidikan tinggi harus mampu
menghasilkan luaran (termasuk hasil-hasil penelitian dan lulusan) yang inovatif
dan kreatif dalam pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kedua,
pendidikan tinggi harus mendidik mahasiswanya agar mampu memilih dan
mengadopsi ilmu pengetahuan dan teknologi untuk selanjutnya dikonversi ke
dalam bentuk produk yang memiliki daya saing ekonomi. Ketiga, pendidikan
tinggi juga harus mampu membentuk lulusan yang memiliki karakter kebangsaan
yang kuat sebagai wujud dari warga negara yang bertanggung jawab. Demikian
pentingnya peran penguasaan pengetahuan dalam menentukan daya saing suatu
34
bangsa, sehingga peningkatan daya saing bangsa dijadikan sebagai kebijakan dasar
utama dalam strategi jangka panjang pengembangan pendidikan tinggi ke depan.
Seluruh upaya nasional pada subsektor pendidikan tinggi harus dapat diarahkan
untuk memberikan kontribusinya kepada peningkatan daya saing bangsa ini.
b. Otonomi
Indonesia merupakan suatu Negara kepulauan yang sangat beragam dan
pluralistic dalam tingkat perkembangan ekonomi, kekayaan sumberdaya alam,
sosial, penduduk, ketersediaan infrastruktur, dan sebagainya. Pendekatan yang
terlalu sentralistik tidak akan mampu mengakomodasi keragaman tersebut. Oleh
karena itu otonomi yang lebih luas kepada setiap institusi merupakan pilihan yang
paling tepat bagi negara kita.
Berdasarkan pemikiran tersebut desentralisasi otoritas dan pemberian
otonomi yang lebih luas kepada institusi pendidikan tinggi menjadi kebijakan
dasar kedua dalam strategi jangka panjang pengembangan pendidikan tinggi di
Indonesia. Berbagai hal harus dapat diantisipasi dalam penerapan sistem otonomi
bagi perguruan tinggi negeri, di antaranya adalah :
- Perubahan peran DIKTI dari regulator menjadi fasilitator. DIKTI dalam
hal ini akan lebih banyak bertindak untuk mendukung institusi pendidikan
tinggi dalam hal kebijakan dan perangkat peraturan yang dibutuhkan.
Namun demikian pada sisi lain DIKTI masih memiliki kewenangan untuk
memberikan tindakan korektif pada institusi terkait jika diperlukan.
- Restrukturisasi pendanaan pemerintah sebagaimana telah dijelaskan
sebelumnya yang akan diarahkan ke system „block grant‟.
- Restrukturisasi status kepegawaian di mana pada saatnya nanti status
Pegawai Negeri Sipil akan ditinjau kembali.
- Perubahan Status Hukum Institusi Pendidikan Tinggi termasuk sistem-
sistem perpajakan yang akan diberlakukan terhadapnya.
Di dalam keotonomian ini, institusi pendidikan tinggi tetap akan dituntut
untuk tidak mengurangi tanggung jawab sosialnya termasuk di antaranya
menjamin akses dan equity bagi mereka yang memenuhi persyaratan mutu
akademik
35
c. Akuntabilitas
Otonomi yang lebih luas kepada institusi pendidikan tinggi hanya dapat
dilaksanakan apabila setiap institusi memiliki organisasi serta manajemen internal
yang sehat. Tanpa kesehatan organisasi yang memenuhi syarat, pemberian
otonomi akan menimbulkan anarki dan kebingungan pada tingkat pelaksanaan.
Oleh karena itu kesehatan organisasi dipilih sebagai kebijakan ketiga dalam
strategi jangka panjang pengembangan pendidikan tinggi, organisasi yang sehat
memiliki karakteristik, antara lain:
- Menjunjung tinggi kebebasan akademik;
- Menghargai inovasi dan kreatifitas;
- Menstimulasi individu untuk berbagi ilmu pengetahuan;
- Mendorong dedikasi untuk bekerja demi kesuksesan organisasi;
- Memfasilitasi semua elemen yang berada dalam organisasi sehingga
mampu beradaptasi terhadap situasi yang sulit dan kompleks;
- Memberikan ruang yang cukup dan otonomi untuk mengantisipasi hal-hal
yang tidak terduga;
- Memiliki kesadaran internal tentang perlunya mekanisme penjamin mutu
yang dasarkan pada evaluasi internal maupun eksternal.
Karakteristik organisasi seperti ini merupakan prasyaratan bagi suatu institusi
pendidikan tinggi untuk dapat menjalankan otonomi secara optimal.
4.3. Isu Strategis
Uraian pada dua sub bab di atas mengantarkan kita kepada beberapa isu
strategis yang secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama telah menciptakan
batasan atau wawasan baru bagi perkembangan telah menciptakan batasan atau
wawasan baru bagi perkembangan dan penyempurnaan dalam pengamalan Tri
Darma Perguruan Tinggi.
Peningkatan Kualitas Peran Perguruan Tinggi
Peran yang dimaksudkan berupa partisipasi perguruan tinggi dalam
pembangunan bangsa dan negara, serta masyarakat dunia, yang meliputi beberapa
aspek, yaitu :
36
- Peningkatan daya saing bangsa dalam menghadapi globalisasi;
- Pembangunan kawasan, khusus untuk Prodi S3 Kesmas FK-UNAND
peran yang diharapkan adalah sebagai penghasil doktor dalam ilmu
kedokteran yang unggul di Indonesia pada tahun 2020 dengan berbasiskan
Biomolekuler dalam aspek masalah kesehatan yang dilandasi oleh nilai-
nilai luhur;
- Perekat persatuan bangsa;
- Memperkenalkan dan menyebarluaskan wawasan holistik dan ide tentang
“kompetisi untuk berbagi manfaat” yang merupakan landasan bagi
perdamaian dunia.
Pengembangan metoda dan substansi pembelajaran
Setiap perguruan tinggi dihadapkan pada tantangan untuk melakukan
transformasi, baik dalam metoda maupun substansi pembelajaran demi untuk
meningkatkan kualitas penyelenggaraan misinya atau minimal mempertahankan
keberlangsungan keberadaanya dalam tatanan global yang sedang dan terus
berubah.
- Substansi pembelajaran, yaitu memperkenalkan wawasan holistic dan
interkoneksitas sebagai pelengkap dari pendekatan reduksionisme
deterministic yang menjadi acuan pembelajaran pada saat ini. Disamping
itu, diperlukan adanya pembelajaran yang berkaitan dengan budaya,
termasuk budaya bangsa lain yang akan menjadi “softskill” untuk
menunjang keberhasilan setiap profesi;
- Metode pembelajaran, dengan memperkenalkan pemanfaatan ICT secara
inovatif di dalam kampus serta mengembangan system pembelajaran
online. Metoda pembelajaran berbasis instruksi (instructional-based
teaching) perlu pula digantikan dengan metoda pembelajaran yang
berorientasi kepada kebutuhan pelajar (student centered learning). Pada
dasarnya, transformasi yang diperlukan adalah melengkapi metoda
“maintenance learning” yang cenderung mempertahankan status quo
37
dengan metoda ”evolutionary learning” yang memberikan kemampuan
bukan hanya untuk menghadapi tetapi bahkan merancang perubahan.
Pergeseran Nilai Keberadaan Pendidikan Tinggi
Globalisasi telah membawa beberapa perubahan nilai terhadap “
idealisme” tradisional pendidikan, khusunya pendidikan tinggi, antara lain :
- Debat tentang isu “equity” (pendidikan untuk semua) vs. “koorporasi”
(pendidikan tinggi demi untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan
pendidikan);
- Debat tentang kualitas dan validasi dari system pembelajaran “online”
dibandingkan dengan system pembelajaran tradisional (campus-based
university)
Peningkatan Kapasitas Reorganisasi Diri
Kapasitas reorganisasi diri (self-organizing capacity) merupakan isu
strategis utama (key issue)‟ karena keberhasilan suatu perguruan tinggi dalam
meningkatkan kapasitas ini merupakan kunci untuk menghadapi dan
menyelesaikan ketiga isu lainnya. Kapasitas ini berkaitan dengan kualitas
interkoneksi yang dinamis antara elemen-elemen sumberdaya (resources),
organisasi dan nilai-nilai yang dianut oleh perguruan tinggi bersangkutan.
Semakin tinggi kapasitas ini, akan semakin tinggi pula kemampuan perguruan
tinggi bersangkutan untuk beradaptasi atau bahkan berpartisipasi merancang
perubahan lingkungannya.
38
BAB V
SWOT DAN FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN
Berdasarkan uraian kondisi internal Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan
Masyarakat FK-Unand pada Bab 3 dan faktor strategis yang merupakan kondisi
eksternal Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-Unand pada Bab
4, maka dapat dilakukan analisis SWOT yang melekat pada Program Studi Doktor
Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-Unand. Identifikasi kekuatan dan kelemahan akan
dapat membantu dalam menentukan strategi yang tepat dalam pelaksanaan Misi
Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-Unand .
5.1. Analisi SWOT
5.1.1. Lingkungan Internal
Analisis Lingkungan Internal (ALI) Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan
Masyarakat FK-Unand akan menggambarkan unsur kekuatan dan kelemahan dari
aspek SDM, Sarana-prasarana, PBM, penelitian dan pengabdian masyarakat,
manajemen dan pendanaan
5.1.1. Kekuatan
1. Sumber Daya Manusia
[1] Proses Belajar Mengajar Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat
FK-Unand dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Andalas yang
menjamin kelangsungan jati diri berdasarkan tradisi dan identitas serta
lingkungan yang menjamin keberlanjutan perkembangan.
[2] Visi dan misi yang ditetapkan mendukung pencapaian visi dan misi Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas, FK-UNAND dan Universitas Andalas.
[3] Tujuan dan sasaran yang dirumuskan bersifat realistis, relevan dengan misi
dan sesuai dengan daya dukung yang tersedia saat ini serta sesuai dengan
kepentingan stakeholders.
[4] Rekrutmen mahasiswa dilakukan melalui seleksi akademik dan administratif
dan tersosialisasi secara formal pada stakeholders dan masyarakat umum.
39
[5] Mutu dan kualifikasi dosen telah sesuai dengan kebutuhan Program Studi
Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-Unand sesuai dengan peraturan
DIKTI mengenai kualifikasi akademik staf pengajar untuk jenjang S3.
[6] Jumlah guru besar di Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-
Unand cukup tersedia dan dikenal pada tingkat nasional dan internasional.
[7] Azas kolegialitas yang didukung oleh kultur dan budaya serta kode etik
memberikan suasana hubungan interpersonal yang berkualitas yang
meningkatkan motivasi, rasa tanggung jawab dan rasa memiliki yang sangat
tinggi pada seluruh dosen, mahasiswa dan tenaga pendukung pada Program
Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-Unand.
[8] Kaderisasi berkelanjutan staf pengajar terjamin dengan cukup banyaknya
tenaga dosen FK-UNAND yang lulus ataupun akan lulus dari Program Studi
Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-Unand, serta universitas lain baik di
dalam negeri maupun di mancanegara.
2. Sarana dan Prasarana
[1] Sarana dan prasarana Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-
Unand berlokasi dan dikelola oleh FK-UNAND sehingga pengunaannya baik
untuk keperluan pendidikan maupun penelitian tidak perlu melalui birokrasi
yang berbelit-belit.
[2] Lokasi Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-Unand berada
didekat Rumah Sakit Umum Dr. M. Djamil, dinas kesehatan propinsi
Sumatera Barat serta stakeholders lainnya sehingga memudahkan mahasiswa
yang bertugas di Institusi tersebut.
[3] Laboratorium Kesehatan Masyarakat memungkinkan penelitian proteonomic
dan genomic canggih untuk menunjang penelitian disertasi mahasiswa dapat
dilakukan secara lokal .
[4] Penelitian yang dilakukan secara lokal ini memudahkan pengawasan
pelaksanaan penelitian yang akan menjamin terlaksananya secara maksimal
etika dan mutu penelitian
40
[5] Kebijakan perencanaan, pengadaan, dan pemeliharaan dilakukan dengan
menggunakan metode RAISE yang menjamin sustainibilitas.
[6] Ruang kuliah yang cukup serta berada dalam kondisi baik untuk mengadakan
proses belajar mengajar.
[7] Memiliki peralatan perkuliahan dengan teknologi informasi modern sehingga
mendukung perkuliahan yang lebih efektif dan efisien serta menjadikan
mahasiswa familiar dengan teknologi informasi modern.
3. Proses Belajar Mengajar
[1] Kurikulum tersusun dalam peta kurikulum dan sesuai dengan visi, misi, tujuan
dan sasaran Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-Unand .
[2] Kurikulum tersebut memenuhi kebutuhan stakeholders serta memberikan
peluang yang besar bagi mahasiswa untuk meningkatkan kompetensi sesuai
dengan kebutuhan profesional dengan menawarkan mata kuliah pilihan, dalam
rangka pengembangan penguasaan Ilmu Kesehatan Masyarakat.
[3] Peninjauan ulang silabus dan RPKPS/SAP setiap tahun akademik
memungkinkan penyesuaian materi ajar dengan perkembangan terbaru ilmu-
ilmu Kesehatan Masyarakat serta ilmu kesehatan pada umumnya.
[4] Keluwesan kurikulum memungkinkan inovasi topik pembelajaran sesuai
perkembangan IPTEK serta kebutuhan stakeholders.
[5] Mata kuliah Bio Informatika menjadi mata kuliah wajib pada Program Studi
Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-Unand sehingga meningkatkan
kompetensi mahasiswa untuk menelusuri berbagai temuan terbaru dibidang
ilmu-ilmu Kesehatan Masyarakat yang efisien dan efektif melalui jaringan
terknologi informasi yang canggih yang telah dimiliki oleh Prodi S3 Kesmas
FK-UNAND.
[6] Partisipasi para dosen/ilmuan di luar FK Unand sangat tinggi baik sebagai
dosen, narasumber seminar nasional dan internasional.
[7] Suasana akademik di Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-
Unand sehingga peserta didik dan dosen dapat berinteraksi secara efisien
efektif mengikuti perkembangan terkini dalam Ilmu Kesehatan Masyarakat.
41
4. Penelitian
[1] Dalam Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-Unand
dibudayakan kebijakan penelitian yang melibatkan dosen dan mahasiswa
bersama-sama.
[2] Kebijakan diatas memudahkan mahasiswa untuk penyusunan disertasi
[3] Meningkatnya kuantitas dan kualitas penelitian dan karya ilmiah lainnya
dalam majalah ilmiah lainnya oleh dosen.
[4] Adanya dosen yang mempunyai jaringan luas dengan perguruan tinggi di
dalam dan luar negeri untuk membangun kerjasama khususnya dalam bidang
penelitian sehingga kualitas suasana akademik dapat ditingkatkan secara
berkelanjutan.
[5] Laboratorium Kesehatan Masyarakat memungkinkan penelitian proteonomic
dan genomic canggih untuk menunjang penelitian disertasi mahasiswa dapat
dilakukan secara lokal .
5. Manajemen
[1] Sistem tata kelola didasarkan pada pendekatan RAISE yang menyebabkan
semua perencanaan jangka panjang dan jangka pendek sesuai visi, semua
kegiatan merupakan penjabaran misi dengan pencapaian yang dapat dievaluasi
secara objektif, dengan penanggungjawab dan alur tanggungjawab yang jelas.
[2] Sistem kolegialitas dalam pengambilan keputusan menjadikan semua
keputusan adalah keputusan bersama melalui suatu bottom-up process
[3] Sistem ini sesuai dengan adat istiadat Sumatera Barat yang berdasarkan
demokrasi dalam kebijaksanaan.
[4] Manajemen Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-Unand
dapat memberikan masukan langsung pada Dekan Fakultas Kedokteran Unand
dan Direktur Pascasarjana Unand untuk menjadi bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan dan kebijakan.
[5] Adanya pedoman administrasi yang ditetapkan Pascasarjana (PPs) Unand, dan
semua karyawan telah terlatih dan dididik untuk penyelenggaraan administrasi.
42
[6] Keterlibatan staf dosen dalam pengambilan keputusan telah membantu
efektivitas implementasi keputusan yang diambil.
[7] Sistem administrasi akademik yang baru mampu meningkatkan kinerja
administrasi dan pengendalian atas kinerja akademik mahasiswa
6. Pendanaan
[1] Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-Unand memiliki
sumber pembiayaan yang tetap dan tersistem yang mengikuti peraturan.
[2] Pengelolaan dana dilakukan secara tersistem mengikuti peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku serta mengacu ketat kepada azas
akuntabilitas.
[3] Proses penyusunan anggaran dan pengalokasian dana dilakukan secara
tersistem melalui bottom-up planning
[4] Proses penyusunan anggaran dan pengalokasian dana seperti ini memungkinan
rencana kerja Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-Unand
terakomodasi secara keseluruhan dalam anggaran FK-UNAND.
5.1.2. Kelemahan
1. Sumber Daya Manusia
[1] Belum seluruh sasaran yang ingin dicapai ditetapkan secara kuantitatif.
[2] Sebagian besar mahasiswa bekerja dan memegang jabatan struktural sehingga
tidak seluruh waktu dan tenaganya digunakan untuk proses pengembangan
ilmu.
[3] Sebagian mahasiswa yang mengikuti perkuliahan Program Studi Doktor Ilmu
Kesehatan Masyarakat FK-Unand bukan bertujuan mengembangkan keilmuan,
sehingga sering mengulur-ngulur waktu penyelesaian studinya.
[4] Publikasi dan penelitian staf pengajar yang bertaraf nasional maupun
internasional belum mencapai kuantitas yang diharapkan.
[5] Sebagian mahasiswa Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-
Unand tidak mempergunakan sebagian besar waktunya untuk menelusuri
jurnal serta kepustakaan yang terbaru dalam rangka mengembangkan
43
keilmuannya sesuai dengan perkembangan IPTEK, sedangkan kurikulum
yang canggih ini harus diikuti dengan cermat dan mendalam secara
berkelanjutan oleh mahasiswa.
[6] Sistem penilaian kinerja dosen belum diikuti oleh pemberian reward dan
punishment yang jelas.
2. Proses Belajar Mengajar
[1] Sebagian mahasiswa Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-
Unand tidak mempergunakan sebagian besar waktunya untuk menelusuri
jurnal serta kepustakaan yang terbaru dalam rangka mengembangkan
keilmuannya sesuai dengan perkembangan IPTEK, sedangkan kurikulum
yang canggih ini harus diikuti dengan cermat dan mendalam secara
berkelanjutan oleh mahasiswa.
[2] Masih ada mahasiswa yang mengikuti Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan
Masyarakat FK-Unand hanya untuk mendapatkan gelar doktor, sehingga tidak
mengikuti proses belajar sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam
Peraturan Akademik.
[3] Sebagian besar mahasiswa telah bekerja, baik sebagai pimpinan di berbagai
instansi maupun dosen di berbagai perguruan tinggi, sehingga sangat sulit
membagi waktu secara efisien untuk melaksanakan PBM sehingga
penyelesaian disertasinya mengalami hambatan
3. Penelitian
[1] Jumlah publikasi dan penelitian staf pengajar yang bertaraf nasional maupun
internasional belum mencapai kuantitas yang diharapkan.
[2] Perlunya waktu yang lama untuk memasukkan makalah ilmiah ke jurnal
terakreditasi, baik nasional maupun internasional.
[3] Sebagian dosen yang berprofesi sebagai praktisi medis konsultan memberikan
sebagian besar waktunya untuk tugas profesional medis konsultan.
44
4. Manajemen
[1] Pengambilan keputusan yang berdampak pada pengeluaran anggaran harus
melalui Direktur FK-UNAND sehingga waktu yang dibutuhkan untuk
implementasi sangat tergantung pada kinerja staf keuangan FK-UNAND yang
mempunyai banyak pekerjaan diluar pekerjaan yang berkaitan dengan Program
Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-Unand .
[2] Terbatasnya jumlah karyawan administrasi akademik, sering menyebabkan
ber-tumpuknya pekerjaan yang harus dilakukan.
5. Pendanaan
Ketergantungan yang tinggi terhadap sumber dana SPP dari mahasiswa
sehingga stabilitas anggaran menjadi rentan ditentukan oleh jumlah mahasiswa
yang diterima.