42
ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA NY.C USIA 23 TAHUN YANG MENGALAMI ANEMIA RINGAN DENGAN PEMBERIAN TERAPI SARI KACANG HIJAU DI PUSKESMAS RANCAEKEK DTP KABUPATEN BANDUNG LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Laporan Tugas Akhir Program Studi Diploma III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Bhakti Kencana Oleh PUTRI AYU AMELYA CK 1.17.022 PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA 2019

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA NY.C USIA 23 TAHUN YANG

MENGALAMI ANEMIA RINGAN DENGAN PEMBERIAN TERAPI SARI

KACANG HIJAU DI PUSKESMAS RANCAEKEK DTP

KABUPATEN BANDUNG

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Laporan Tugas Akhir Program Studi

Diploma III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Bhakti Kencana

Oleh

PUTRI AYU AMELYA

CK 1.17.022

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA

2019

Page 2: PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN
Page 3: PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

i

HALAMAN PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA NY.C USIA 23 TAHUN

DI PUSKESMAS RANCAEKEK DTP KABUPATEN BANDUNG

LAPORAN TUGAS AKHIR

Telah Disetujui Oleh Pembimbing Untuk Di Uji

Di Hadapan Tim Penguji

Disusun Oleh:

Putri Ayu Amelya

CK 1.17.022

Pada tanggal : 01 April 2020

Pembimbing I Pembimbing II

( Dewi Nurlaelasari, M.Keb ) ( Cici Valiani, SST.,M.Kes )

Page 4: PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

ii

LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA NY.C USIA 23 TAHUN

DI PUSKESMAS RANCAEKEK DTP KABUPATEN BANDUNG

LAPORAN TUGAS AKHIR

Disusun Oleh:

Putri Ayu Amelya

NIM : CK.1.17.022

Telah dipertahankan dan disetujui di hadapan Tim Penguji LTA

Mahasiswa D III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan UBK

Pada Hari Rabu,01 April 2020

Pembimbing I

Nama : Dewi Nurlaela Sari, M.Keb

NIK/NIP : 02008040143

Pembimbing II

Nama : Cici Valiani, SST.,M.Kes

NIK/NIP : 0402088601

Penguji I

Nama : Intan Yusita, SST.,M.Keb

NIK/NIP : 02011040159

Penguji II

Nama : Agustina, SST.,M.MKes

NIK/NIP : 10106051

Bandung, 01 April 2020

Ketua Program Studi D-III

Kebudanan FIKes UBK

( Dewi Nurlaela Sari, M.Keb )

NIK. 02008040143

Page 5: PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

iii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :

Nama Mahasiswa : Putri Ayu Amelya

NIM : CK 1.17.022

Program Studi : Diploma III Kebidanan

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan plagiat dalam penulisan Laporan Tugas

Akhir saya yang berjudul :

ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA NY.C USIA 23

TAHUN DI PUSKESMAS RANCAEKEK DTP KABUPATEN

BANDUNG

Apabila suatu saat nanti saya terbukti melakukan tindakan plagiat, maka saya

akan menerima sanksi yang telah di tetapkan.

Bandung, 01 April 2020

Penulis

Page 6: PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

iv

KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

karunia dan rahmat-Nya, sehingga penulis mampu menyusun dan menyelesaikan

Laporan Tugas Akhir (LTA) yang berjudul “Asuhan Kebidanan Terintegrasi

Pada Ny.C Usia 23 Tahun di Puskesmas Rancaekek DTP Kabupaten Bandung”

sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Kebidanan pada

Program Studi Diploma-III Kebidanan UNiversitas Bhakti Kencana Bandung.

Penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu

pada kesempatan ini ijinkan penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. H. A Mulyana., MH.Kes., M.Pd selaku ketua Universitas Bhakti Kencana

Bandung.

2. Dr. Entis Sutrisno, S.Farm, MH.Kes., Apt selaku Rektor Universitas

Bhakti Kencana Bandung.

3. Dr. Ratna Dian Kurniawati, ST.MKes selaku Dekan Fakultas Ilmu

Kesehatan

4. Dewi Nurlaela Sari, M.Keb selaku ketua Program Studi Diploma-III

Kebidanan Universitas Bhakti Kencana Bandung sekaligus pembimbing

yang telah meluangkan waktunya membimbing dengan penuh sabar

sehinga Laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.

5. Cici Valiani, SST.,M.Kes selaku pembimbing yang telah meluangkan

waktunya untuk membimbing dan sabar dalam memberikan masukan agar

terselesaikan Laporan Tugas Akhir ini dengan baik.

Page 7: PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

v

6. Dokter, bidan, dan tenaga kesehatan lain di Puskesmas Rancaekek DTP

yang telah memberi ijin dan memberikan kesempatan penulis melakukan

penelitian.

7. Dosen dan Staff pendidikan Universitas Bhakti Kencana Bandung yang

telat memberikan berbagai ilmu yang bermanfaat.

8. Kedua orangtua yang penulis sayangi karena selalu memberikan dukungan

baik berupa moril maupun materil, serta doa-doa yang tiada henti.

9. Rekan-rekan sejawat seperjuangan yang tidak bisa penulis sebutkan satu

per-satu yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama proses

penulisan Laporan Tugas Akhir ini.

Bandung, 01 April 2020

Penyusun

Page 8: PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

vi

ABSTRAK

Tercatat 72% ibu hamil mengalami anemia di Puskesmas Rancaekek DTP.

Anemia pada ibu hamil merupakan suatu keadaan yang terjadi secara fisiologis

karena ibu hamil mengalami peningkatan volume darah namun peningkatan sel

darah merah lebih sedikit dibanding volume plasma maka terjadilah hemodilusi.

Namun keadaan fisiologis ini dapat berkembang menjadi patologis jika tidak

diberi penanganan dan akan mengakibatkan komplikasi terhadap ibu dan bayi.

Selain tablet Fe, sari kacang hijau memiliki kandungan zat besi sebanyak 8,3 g/dl

guna menaikkan kadar hemoglobin. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif

dengan pendekatan melalui asuhan continuity of care melalui case study. asuhan

yang diberikan untuk menaikan kadar haemoglobin (Hb) pada ibu hamil guna

menurunkan resiko yang mungkin terjadi pada proses persalinan, nifas, bahkan

pada bayi baru lahir. Sampel yang digunakan ibu hamil Trimester III yang

mengalami anemia di Puskesmas Rancaekek DTP sebanyak 1 orang, dengan

pengambilan sampel secara purposive sampling. Responden mengkonsumsi sari

kacang hijau selama 2 minggu seharusnya mengalami peningkatan hemoglobin

sebesar 2,8 g/dl. Hasil penelitian menunjukan bahwa sari kacang hijau dapat

meningkatkan kadar hemoglobin apabila di konsumsi secara tepat dan teratur.

Diharapkan Puskesmas Rancaekek DTP dapat merapkan terapi kacang hijau ini

pada ibu hamil yang mengalami anemia

Kata Kunci : Anemia, Hemoglobin, Ibu hamil, Kacang hijau, Zat besi.

ABSTRACT

72% of pregnant women have anemia at the Rancaekek DTP Puskesmas. Anemia

in pregnant women is a condition that occurs physiologically because pregnant women

experience an increase in blood volume but an increase in red blood cells is less than the

plasma volume, so hemodilution occurs. However, this physiological state can develop

into pathological if not given treatment and will result in complications for the mother

and baby. In addition to Fe tablets, mung bean extract has an iron content of 8.3 g / dl in

order to increase hemoglobin levels. This study uses a descriptive method with an

approach through continuity of care care through case studies, care is given to raise the

levels of hemoglobin (Hb) in pregnant women to reduce the risks that may occur in labor,

childbirth, even in newborns. Samples used by trimester III pregnant women who have

anemia in Puskesmas Rancaekek DTP are 1 person, by taking a purposive sampling.

Respondents consuming green bean extract for 2 weeks should experience an increase in

hemoglobin of 2.8 g / dl. The results showed that green bean extract can increase

hemoglobin levels if consumed properly and regularly. It is expected that the Rancaekek

DTP Health Center can implement this green bean therapy in pregnant women who have

anemia

Keywords: Anemia, Hemoglobin, Pregnant women, Mung Beans, Iron.

Page 9: PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ..........................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................ii

PERNYATAAN PENULIS ..............................................................................iii

KATA PENGANTAR .......................................................................................iv

ABSTRAK .......................................................................................................vi

DAFTAR ISI ....................................................................................................vii

DAFTAR TABEL .............................................................................................ix

LAMPIRAN ......................................................................................................x

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................4

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................5

1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kehamilan ...................................................................................................7

2.2 Anemia Dalam Kehamilan ..........................................................................16

2.3 Persalinan ...................................................................................................22

2.4 Nifas ...........................................................................................................24

2.5 Neonatus .....................................................................................................26

2.6 Keluarga Berencana ....................................................................................27

Page 10: PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

viii

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Laporan ..............................................................................................30

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................................30

3.3 Subjek Penelitian ........................................................................................31

3.4 Jenis Data ....................................................................................................31

3.5 Teknik Pengumpulan Data ..........................................................................31

3.6 Instrumen Penelitian ....................................................................................32

3.7 Penyusunan Alat dan Bahan ........................................................................33

3.8 Analisis Data ...............................................................................................33

3.9 Jadual Pelaksanaan ......................................................................................34

3.10.Etika Penelitian .........................................................................................36

BAB IV ASUHAN KEBIDANAN

4.1. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil ............................................................38

4.2. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin .........................................................55

4.3. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir ...................................................56

4.4. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas .............................................................64

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Pada Kehamilan .........................................................................................72

5.2. Pada Persalinan ..........................................................................................76

5.3. Pada Bayi Baru Lahir .................................................................................77

Page 11: PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

ix

5.4. Pada Nifas ..................................................................................................79

BAB VI PENUTUP

6.1. Simpulan ....................................................................................................82

6.2. Saran ..........................................................................................................82

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................84

Page 12: PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

x

DAFTAR TABEL

Jadual Pelaksanaan ...........................................................................................35

Page 13: PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lembar Wawancara

Lembar Observasi

Lembar Buku KIA

Lembar Permohonan Menjadi Responden

Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lembar Check List Kepatuhan Responden

Lembar Rujukan Puskesmas Rancaekek DTP

Lembar Resume Rumah Sakit Ibu Anak Humana Prima

Lembar Konsultasi Dosen Pembimbing dan Penguji

Lembar Matriks LTA

Page 14: PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indikator dari terjadinya anemia pada ibu hamil ialah karena permasalahan

kurang patuhnya ibu dalam mengkonsumsi tablet Fe, dan kurang pemahaman ibu

mengenai kebutuhan ibu hamil yang disebabkan kebanyakan adalah primigravida.

(Dina Mariana, 2018)

Dalam masa kehamilan, terjadi suatu peningkatan volume darah yang

membuat terjadinya hypervolemia. Namun, pertambahan sel-sel darah merah

lebih sedikit dibanding peningkatan volume plasma, disitulah terjadi Hemodilusi

yaitu sebuah pengenceran darah. Proses pengenceran darah pada masa kehamilan

ini dikatan suatu penyesuaian yang fisiologis. Turunnya kadar hemoglobin saat itu

disebut anemia fisiologis atau pseudoanemia. (Parulian, 2016)

Untuk menanggulangi kejadian anemia pada ibu hamil, maka dilakukanlah

skrining atau pemeriksaan Antenatal Care (ANC) ialah suatu pemeriksaan ibu

hamil yang dilakukan guna mewujudkan kehamilan yang sehat. Jika ANC ini

dilakukan dengan benar dan dilakukan sedini mungkin, dapat mewujudkan suatu

peningkatan kesehatan ibu hamil dan mempertahankan kehamilan fisiologis ibu

agar tidak berkembang menjadi patologis. Pemeriksaan ANC ini juga untuk

mempersiapkan persalinan dengan upaya pencegahan, pendeteksian, dan juga

mengatasi masalah yang sudah ada (Ayu Indah Rachmawati, 2017)

Pada pemeriksaan ANC, peraturan Mentri Kesehatan RI nomor 88 tahun

2014 memberi penjelasan untuk program suplemen tablet Fe diberikan untuk

1

Page 15: PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

2

menanggulangi konsumsi zat besi, yaitu dengan pemberian tablet Fe selama

kehamilan sebanyak 90 tablet. (Sylvi Natalia, 2017)

Asuhan atau cara pengobatan anemia bukanlah hanya terapi farmakologi

(tablet Fe) saja, terapi non-farmakologi juga dapat dikembangkan untuk mengatasi

anemia, seperti mengkonsumsi sumber zat besi lain, seperti sayur bayam, daging,

hati sapi, susu dan kacang-kacangan. Sumber-sumber ini juga mengandung zat

besi, yakni pada sayur bayam dengan zat besi sebanyak 6,4 mg, daging dengan zat

besi sebanyak 23,8 mg, hati sapi dengan zat besi sebanyak 5,2 mg, susu dengan

zat besi sebanyak 1,2 mg, kacang-kacangan dengan zat besi sebesar 8,3 gram,

bayam dengan zat besi sebesar 3,9 mg, daun katuk 2,7 mg, kangkung 2,5 mg.

Salah satu pilihan jenis zat besi yang cukup baik dalah kacang hijau. Pemberian

zat besi dari kacang hijau ini dipilih sebagai salah satu pengobatan atau terapi

menaikan kadar Hb adalah selain dari harganya yang terjangkau, sari kacang hijau

ini memiliki jumlah kadar zat besi yang cukup tinggi dibandingkan dengan

sumber zat besi lain yang harganya sama murah, mudah didapat, serta cara

pengolahan yang mudah. (Susiloningtyas, 2020)

Cara pengolahan sari kacang hijau ini yaitu dengan cara pengambilan sari

kacang hijau yang dibuat dengan memanaskan air lalu merebus kacang hijau

sebanyak kurang lebih 1 gelas dan ampas kacang hijaunya di saring atau di

pisahkan, lalu minuman padat gizi dari sari kacang hijau siap di minum.

Pengobatan non farmakologi menggunakan sari kacang hijau ini sangat efektif

dalam menaikan kadar Hb pada ibu hamil jika di konsumsi sebanyak 2 kali sehari

teratur selama 2 minggu. (Dewi Luh Retnorini, 2017)

Page 16: PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

3

Dengan pemberian intervensi sebanyak 2 kali sehari selama 2 minggu,

peneliti mengharapkan hasil yang sempurna yakni kenaikan HB sebanyak 1,8

g/dl, sehingga HB ibu yang awalnya adalah 9,2 g/dl menjadi normal yakni 11g/dl.

Intervensi ini diberikan sebanyak 2 kali sehari, pagi hari pada pukul 09.00 wib dan

sore hari pada pukul 16.00 wib. Karena dalam 1 kali konsumsi kadar HB ibu akan

bertambah sebanyak 0,1 g/dl, jadi jika sehari ibu mengkonsumsi 2 kali maka ibu

akan mendapatkan peningkatan kadar HB sebanyak 0,2 g/dl. Hasil peningkatan

selama 1 hari terapi di akumulasikan dengan pengkonsumsian selama 14 hari,

maka jumlah kenaikan kadar HB yang seharusnya ibu dapatkan adalah 2,8 g/dl.

Berdasarkan sumber yang didapat, ibu hamil dengan anemia memiliki

komplikasi sangat besar terhadap dirinya sendiri dan juga terhadap bayi yang

kelak lahir. Dari seluruh persalinan terjadi sebanyak 5-25% perdarahan post

partum, atonia uteri 50-60%, retensio plasenta 16-17%, sisa plasenta 23-24%,

laserasi jalan lahir 4-5%, juga kelainan dalam bekuan darah 0,5-0,6%. Terhadap

janin bisa saja terjadi bayi lahir dengan berat badan lahir rendah dan juga

premature. (Indah Fitriasari, 2017)

Menurut WHO, secara global dari seluruh ibu hamil di dunia tercatat 20%

hingga 89% terjadi anemia pada ibu hamil dengan Hb (Hemoglobin) 11 gr% pada

dasarnya. Di Indonesia angka kehamilan dengan anemia cukup besar hingga

mecapai 67%. Dan ada 10-15% yang masuk dalam golongan ibu hamil dengan

anemia berat, tentunya sangat mempengaruhi terhadap tumbuh kembang janin. Di

Jawa Barat angka kehamilan dengan anemia tercatat 40-43% pada trimester III.

(Laelasari, 2016). Di Kabupaten Bandung tecatat ada 1.530 jiwa, ibu hamil yang

Page 17: PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

4

menderita anemia pada tahun 2019. Berdasarkan studi terdahulu ibu hamil yang

melakukan pemeriksaan ANC di Puskesmas Rancaekek DTP pada tahun 2019

terdapat hasil ibu dengan anemia pada bulan Oktober dari 258 ibu, terdapat 28 ibu

mengalami anemia (72,2%) , bulan November dari 239 ibu, 21 ibu mengalami

anemia (50,19%) , dan pada bulan Desember dari 230 ibu, 29 ibu mengalami

anemia (66,7%).

Oleh karena uraian diatas, penulis tertarik meneliti permasalahan tersebut

dengan judul “Asuhan Kebidanan Terintegrasi pada Ny.C umur 23 tahun di

Puskesmas Rancaekek DTP Kabupaten Bandung”. Dengan alasan karena selama

kurang lebih 2 bulan penulis melakukan praktik lapangan di Puskesmas

Rancaekek DTP menemukan data yang cukup tinggi dalam waktu 3 bulan

kebelakang mengenai anemia pada ibu hamil.

1.2. Rumusan Masalah

Dengan demikian rumusan masalahnya adalah “Bagaimanakah hubungan

pemberian sari kacang hijau dengan kenaikan kadar hemoglobin (Hb) pada ibu

hamil di Puskesmas Rancaekek DTP Desa Rancaekek Kulon Kecamatan

Rancaekek Kabupaten Bandung tahun 2019?”

1.3. Tujuan

1.3.1. Tujuan Umum

Memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil,

bersalin, nifas, neonates, dan KB dengan menggunakan pendekatan manajemen

kebidanan.

Page 18: PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

5

Asuhan yang diberikan untuk menaikan kadar haemoglobin (Hb) pada ibu

hamil guna menurunkan resiko yang mungkin terjadi pada proses persalinan,

nifas, bahkan pada bayi baru lahir.

1.3.2. Tujuan khusus

1. Melakukan pengkajian pada Ny.C usia 23 tahun dari sejak hamil, bersalin,

nifas, neonatus, dan KB

2. Menyusun diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan sesuai dengan

prioritas pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonates, dan KB

3. Merencanakan dan melaksanakan asuhan kebidanan secara kontinyu dan

berkesinambungan pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonates, dan KB,

termasuk tindakan antisipatif, tindakan segera dan tindakan komprehensif

(penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi dan rujukan).

4. Untuk mengetahui efektivitas dari sari kacang hijau dalam asuhan

kebidanan ibu hamil dengan anemia

1.4. Manfaat

1.4.1. Manfaat Teoritis

Menambah pengetahuan serta dapat mengaplikasikan keterampilan yang

didapat selama mengikuti pendidikan kebidanan

1.4.2. Manfaat Praktis

1. Bagi Tenaga Kesehatan

Dapat memberikan masukan terhadap tenaga kesehatan terutama bidan di

lingkungan Puskesmas Rancaekek DTP Desa Rancaekek Kulon Kecamatan

Rancaekek Kabupaten Bandung agar lebih memperhatikan dan meningkatkan

Page 19: PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

6

pelayanan terhadap ibu hamil dengan anemia ringan supaya terhindar dari

komplikasi lain.

2. Bagi Klien

Supaya klien dapat memahami keadaannya, menambah wawasan dan

pengetahuan tentang anemia sedang dan dapat segera mengambil keputusan sesuai

dengan saran atau rujukan dari petugas kesehatan terutama bidan.

3. Bagi Penulis

Mendapat pengalaman dan kesempatan untuk menerapkan teori dengan

kasus yang ditemui di lapangan.

4. Bagi Institusi

Pihak institusi dapat mengetahui sejauh mana mahasiswanya memahami

dan menerapkan teori dengan kasus yang ditemui di lapangan

Page 20: PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KEHAMILAN

2.1.1. Definisi Kehamilan Trimester III

Kehamilan trimester III merupakan masa dimana seorang ibu membutuhkan

perhatian khusus, karena pada masa ini merupakan masa dimana terjadi

pertumbuhan juga perkembangan janin yang paling tinggi, peningkatan berat

badan janin yang sangat drastic yang membuat ibu merasa sangat cepat lelah.

(Pudji Suryani, 2018)

2.1.2. Perubahan Fisiologis Ibu Hamil Trimester III

1. Sistem Reproduksi

Pada dinding vagina terdapat beberapa perubahan seperti menebalnya

mukosa vagina, jaringan mengendor, terjadi hipertrofi pada sel otot polos.

Terjadi peningkatan volume sekresi seperti keluarnya keputihan yang lebih

kental. Pada minggu terakhir, seviks menjadi lebih lunak dan lebih mudah

menyesuaikan pada saat proses persalinan.

2. Payudara / Mamae

Payudara mulai memproduksi lobules dan alveoli untuk mensekresikan

kolostrum yaitu cairan kental berwarna kuning. Pada trimester ini, payudara

yang semakin besar disebabkan oleh karena aliran darah didalamnya lebih

lambat.

7

Page 21: PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

8

3. Kulit

Mulai muncul garis-garis kemerahan, terkadang juga kusam pada daerah

abdomen, paha, dan juga payudara. Perubahan ini disebut striae gravidarum.

4. Perubahan Metabolik dan Kenaikan berat Badan

Bertambahnya berat badan pada trimester ini bisa mencapai 2 kali lipat

dari kenaikan berat badan pada trimester sebelumnya. Pitting edema bisa

saja timbul pada pergelangan kaki dan tungkai bawah yang diakibatkan oleh

akumulasi cairan tubuh. Oedema juga dapat disebabkan oleh menurunnya

tekanan osmotik.

5. Perubahan hematologis

Konsentrasi hematokrit dan hemoglobin ini mengalami sedikit penurunan

selama ibu hamil dan juga menyebabkan menurunnya viskositas darah.

Keadaan ini memerlukan perhatian, apabila kadar Hb <11,0 g/dl ini sudah

dianggap sebagai suatu yang tidak normal, yang biasanya disebabkan oleh

defiiensi besi.

6. Sistem kardiovaskular

Akibat dari pembesaran uterus, menyebabkan tekanan lebih terhadap

aorta yang juga mengurangi aliran darah ke ginjal.

7. System pernafasan

Terbatasnya pergerakan diafragma karena ukuran uterus yang semakin

membesar.

Page 22: PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

9

8. System Urinaria

Suatu tekanan dari kepala janin yang sudah mulai turun, menyebabkan

penekanan pada vesica urinaria yang membuat ibu menjadi sering buang air

kecil. Selain itu, terjadi juga peningkatan sirkulasi darah ke ginjal lalu

berpengaruh terhadap laju filtrasi glomerulussehingga pada saat itu mungkin

akan timbul gejala polyuria.

9. System muskuluskeletal

Ibu hamil memiliki posisi pungung yang cenderung lordosis, dan oleh

karna membesarya uterus ke posisi anterior, akan menjadi sangat tidak

nyaman bahkan terasa nyeri pada punggung bawah.

10. System persarafan

System saraf yang menurun pada trimester ini disebabkan karena depresi,

rasa cemas, kurangnya waktu tidur, dan sebuah perubahan fisik pada pada

kehamilan.

11. System pencernaan

Pada trimester ini terjadi penurunan mortilitas otot polos pada organ

degestif juga penurunan asam lambung. Oleh sebab itu, tonus spingter

esophagus bagian bahan mengalami penurunan dan menyebabkan refluks

dari lambung dan memunculkan keluhan seperti heartburn. Penurunan

mortilitas ini dapat menyebabkan konstipasi. (Anindita Kusuma Ardiani,

2013)

Page 23: PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

10

2.1.3. Ketidaknyamanan Kehamilan Trimester III

Pada ibu hamil trimester III memang sudah mulau merasakan berbagai

macam ketidaknyamanan, antara lain:

1. Nyeri Punggung

Nyeri punggung pada ibu hamil, dapat dikaitkan dengan postur tubuh yang

berubah karena peningkatan berat di dalam rahim dan meningkatkan kelemahan

yang mendukung otot, sebagai akibat dari hormone relaksin. Nyeri punggung

dapat disebabkan oleh pengaruh dari hormon, aktifitas ibu, stress, indeks massa

tubuh yang tinggi, memiliki riwayat nyeri pungung sebelumnya, dan

membesarnya uterus karena perkembangan janin sehingga menyebabkan tulang

belakang melengkung secara normal.

Asuhan kebidanan dan konseling yang dapat diberikan:

a. Melakukan senam hamil.

b. Beri bantal dipunggung saat berbaring.

c. Istirahat dengan kaki agak ditinggikan.

d. Komunikasi yang membuat senang dan tenang.

e. Posisi istirahat yang nyaman dan baik.

2. Nyeri Perut Bawah.

Keluhan ini biasanya sering dirasakan oleh ibu hamil yang sudah

multigravida, nyeri perut bawah disebabkan karena tertariknya ligamentum,

sehingga menimbulkan nyeri seperti kram ringan dan atau terasa seperti tusukan

yang akan lebih terasa akibat gerakan tiba-tiba dibagian perut bawah.

Asuhan kebidanan dan konseling yang dapat diberikan:

Page 24: PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

11

a. Hindari berdiri tiba-tiba dari posisi jongkok.

b. Lakukan posisi tubuh yang baik.

c. Memiringkan tubuh sebelum bangun dari berbaring.

d. Posisi tidur yang baik.

3. Sesak Nafas.

Sesak merupakan sensasi rasa kehabisan nafas atau tidak dapat mengambil

nafas, ditandai dengan frekuensi nafas yang tidak normal. Sesak nafas pada

kehamilan disebabkan oleh tertekannya rongga dada oleh rahim yang semakin

membesar sehingga kapasitas paru-paru menurun.

Asuhan kebidanan dan konseling yang dapat diberikan:

a. Mengurangi aktifitas berat dan berlebihan.

b. Duduk dengan posisi tegak.

c. Menghindari posisi tidur terlentang.

4. Heart Burn.

Merupakan rasa terbakar di saluran pencernaan bagian atas termasuk

tenggorokan, biasanya ditandai dengan tanda dan gejala seperti terasa penuh,

kenyang, dan kembung. Disebabkan karena adanya peningkatan hormon

kehamilan (progesteron sehingga menyebabkan penurunan kerja lambung serta

penurunan tekanan sfingter esophagus bawah).

Asuhan kebidanan dan konseling yang dapat diberikan:

a. Menghindari makan tengah malam dan sebelum tidur.

b. Mengurangi makanan berminyak, berlemak, pedas, dan sangat asam.

c. Memposisikan kepala lebih tinggi pada saat terlentang atau tidur.

Page 25: PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

12

d. Tidak mengkonsumsi alkohol atau rokok.

e. Makan dalam porsi kecil tapi sering.

f. Pemberian obat jika gejala tidak berkurang yaitu, medikamentosa

a. liquid gavinson, dosis 10-20 ml / hari selama 4 minggu.

b. Sucralfate dosis 1 gram 3 x 1, jika penanganan diatas tetap tidak bisa

mengurangi keluhan, rujuk ibu ke Dr. Sp.OG atau Rumah Sakit.

5. Oedema (Bengkak).

Bengkak adalah terdapat kenaikan volume cairan di luar sel dan pembuluh

darah yang disertai dengan penimbunan di jaringan serosa. Penyebabnya karena

ada peningkatan sirkulasi cairan dalam tubuh, tekanan dari rahim dan tarikan

gravitasi. Penyebabnya karena ada peningkatan sirkulasi cairan dalam tubuh,

tekanan dari rahim dan tarikan gravitasi.

Asuhan kebidanan dan konseling yang dapat diberikan

a. Posisikan kaki lebih tinggi dari kepala saat tidur.

b. Hindari pakaian ketat dan berdiri terlalu lama.

c. Berendam dengan air hangat.

d. Kenakan korset khusus ibu hamil untuk mengurangi tekanan pada kaki.

6. Sering BAK

Sering berkemih ini merupakan keluhan yang penyebabnya adalah terdapat

penekanan kandung kemih (bladder) oleh uterus yang semakin membesar dan

menyebabkan kapasitas kandung kemih berkurang serta frekuensi berkemih

meningkat.

Page 26: PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

13

Asuhan kebidanan dan konseling yang dapat diberikan:

a. Tidak menahan buang air kecil.

b. Buang air kecil sampai kandung kemih kosong.

c. Tetap minum pada siang hari dan kurangi minum 2 jam sebelum tidur.

d. Kurangi konsumsi minuman berkafein (teh dan kopi).

e. Menjaga kebersihan bagian kemaluan.

f. Lakukan latihan untuk memperkuat otot dasar panggul (latihan kegel).

g. Apabila saat BAK terasa perih, panas, dan keluar darah segera rujuk ke Dr.

SPOG.

7. Keputihan

Leukore atau keputihan merupakan pengeluaran yang dihasilkan oleh

serviks maupun vagina, yang berasal dari metabolisme glikogen dan dikeluarkan

dalam bentuk lender maupun semi cair. Penyebab dari keputihan secara umum

pada ibu hamil karena adanya peningkatan cairan vagina karena

ketidakseimbangan hormon, stress, kelelahan dan kadar gula darah ibu yang

tinggi.

Asuhan kebidanan dan konseling yang dapat diberikan:

a. Kebersihan diri.

b. Jangan bersihkan daerah vagina dengan sabun.

c. Keringkan daerah vagina setelah buang air.

d. Cuci pakaian dalam dengan baik dan bersih.

e. Ganti pakaian dalam setiap hari.

f. Istirahat yang cukup.

Page 27: PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

14

8. Gangguan Tidur dan Mudah Lelah

Pada saat memasuki trimester III, hampir seluruh ibu hamil mengalami

gangguan tidur dan cepat lelah. Hal ini disebabkan oleh nokturia (sering berkemih

saat malam hari), dan terbangun di malam hari. Sedangkan mudah lelah yang

dirasakan ibu hamil disebabkan karena kurangnya beristirahat dan terkadang ibu

hamil juga dapat mengalami insomnia, yang disebabkan oleh gerakan janin yang

aktif pada malam hari serta uterus yang terus membesar.

Asuhan kebidanan dan konseling yang dapat diberikan:

a. Mandi dengan air hangat.

b. Minum air hangat (susu, air putih) sebelum tidur.

c. Lakukan aktifitas yang tidak menimbulkan stimulus sebelum tidur.

9. Pusing

Pusing merupakan perasaan melayang atau ingin pingsan, merupakan gejala

normal selama kehamilan. Pusing dapat disebabkan oleh anemia, hipertensi,

adanya peningkatan hormon kehamilan (progesteron), kurangnya aliran darah ke

otak, dan kadar gula dara yang rendah.

Asuhan kebidanan dan konseling yang dapat diberikan:

a. Melakukan gerakan ringan secara perlahan ketika berdiri lama atau

mendadak terbangun dari duduk / jongkok.

b. Istirahat dengan posisi berbaring miring kiri dan posisi kaki lebih

ditinggikan.

c. Menghindari posisi terlentang lebih dari 5 menit.

Page 28: PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

15

d. Banyak minum air putih dan konsumsi, sayuran berwarna hijau juga daging

merah.

e. Menjauhi tempat ramai.

f. Memakai pakaian longgar.

g. Ajarkan tehnik nafas dalam.

h. Istirahat dan tidur cukup, siang hari 1 jam dan malam 8 jam.

i. Berikan parasetamol. Jika keluhan menetap dan bertambah disertai sakit

kepala hebat, penglihatan kabur dan berukunang-kunang, lemas, nyeri ulu

hati, lakukan rujukan.

10. Kontraksi Braxton Hicks

Kontraksi ini biasa disebut dengan kontraksi palsu. Pada saat trimester

akhir, kontraksi dapat sering terjadi setiap 10-20 menit dengan frekuensi yang

sebentar, dan dapat menimbulkan rasa ketidaknyamanan pada ibu hamil.

Asuhan kebidanan dan konseling yang dapat diberikan:

a. Mengelola stress.

b. Berendam dengan air hangat.

c. Banyak konsumsi air putih. (prawirohardjo, 2018)

2.1.4. Kebutuhan Ibu Hamil Trimester III

Kebutuhan yang harus dipersiapkan antara lain :

1. Persiapkan ibu dan keluarga untuk proses persalinan dan kemungkinan jika

ada kegawatdaruratan. persiapan jika terjadi komplikasipun harus sudah

mantap, seperti : Persiapan biaya, persiapan donor darah, persiapan untuk

pengambilan keputusan kedua jika keputusan pertama tidak tepat.

Page 29: PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

16

Pemberian konseling tanda-tanda persalinan agar ibu siapkan mental untuk

menghadari : rasa sakit karna HIS yang sdatang semakin kuat, keluarnya lender-

lendir bercampur darah, pecahnya ketuban dengan mendadak, dan akan

dilakukannya pemeriksaan dalam untuk mengetahui adanya pembukaan. (Damai

Yanti, 2017)

2.2 ANEMIA DALAM KEHAMILAN

2.2.1. Definisi

Anemia dalam kehamilan merupakan suatu kondisi ibu hamil dengan kadar

hemoglobin (Hb) kurang dari 10,0 gram/ml. 1/3 anemia yang terjadi pada ibu

hamil trimester III adalah kekurangan zat besi atau anemia defisiensi besi.

(Proverawati, 2013)

2.2.2. Tanda dan Gejala Anemia

Tanda dan gejala yang muncul ialah tanda yang tidak khas bahkan sering

tidak jelas, seperti :

1. Mudah merasa lelah

2. Tampak pucat

3. Sesak nafas

4. Jantung berdebar

5. Tensi terkadang normal, namun perlu di curigai anemia defisiensi

6. Malnutrisi

7. Sering merasa pusing

8. Adanya luka pada lidah

9. Nafsu makan menurun

Page 30: PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

17

10. Konsentrasi hilang

11. Mual dan muntah lebih terasa hebat pada usia kehamilan yang masih muda

Semua hal ini terjadi karena berkurangnya kadar volume darah dan semakin

sedikitnya hemoglobin yang seharusnya berfungsi untuk memkasimalkan

pengiriman oksigen ke seluruh organ-organ vital. (Rizqi Ariyani, 2016)

2.2.2. Klasifikasi Anemia Pada Kehamilan

Terdapat beberapa klasifikasi anemia dalam kehamilan, yaitu

1. Anemia Defisiensi Besi

Anemia ini terjadi dikarenakan kurangnya zat besi dalam darah. Anemia

dafisiensi besi di golongkan menjadi 4 bagian, sebagai berikut :

a. Hb. 11 gr% : Tidak anemia

b. Hb 9-10 gr% : Anemia ringan

c. Hb 7-8 gr% : Anemia sedang

d. Hb <7 gr% : Anemia berat

Rata-rata kebutuhan zat besi pada ibu hamil berkisar mendekati 800 mg.

yang dibagi untuk janin dan plasenta sebanyak 300 mg guna meningkatkan massa

hemoglobin maternal, dan selebihnya 200 mg untuk di ekskresikan lewat usus,

urin juga kulit.

2. Anemia Megaloblastik

Jenis anemia ini ialah, suatu anemia yang disebabkan oleh kurang atau tidak

tercukupinya asam folat.

3. Anemia Hipoplastik

Page 31: PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

18

Jenis anemia ini ialah, anemia yang disebabkan oleh keterlambatan fungsi

sumsum tulang sehingga sel darah baru tidak berhasil terbentuk ulang.

4. Anemia Hemolitik

Jenis anemia ini, ialah disebabkan oleh terlalu cepatnya proses

penghancuran atau pemecahan sel darah merah. (Wuryanti, 2010)

2.2.3. Penanganan Anemia

Departemen kesehatan telah berupaya untuk menanggulangi masalah ibu

anemia zat besi ini dengan cara pemberian tablet Fe atau tablet tambah darah

sebanyak 1 tablet per 1 hari, tablet Fe ini di minum selama masa kehamilan atau

90 hari. (Parulian, 2016)

Cara untuk menanggulangi anemia pada tubuh ibu hamil, diperlukan asupan

tablet Fe sebanyak 60-120 mg perhari. Namun cara pengobatan anemia bukanlah

hanya terapi farmakologi (tablet Fe) saja, terapi non-farmakologi juga dapat

dikembangkan untuk mengatasi anemia, seperti mengkonsumsi sumber zat besi

lain, seperti sayur bayam, daging, hati sapi, susu dan kacang-kacangan. Sumber-

sumber ini juga mengandung zat besi, yakni pada sayur bayam dengan zat besi

sebanyak 6,4 mg, daging dengan zat besi sebanyak 23,8 mg, hati sapi dengan zat

besi sebanyak 5,2 mg, susu dengan zat besi sebanyak 1,2 mg, dan juga kacang-

kacangan dengan zat besi sebesar 8,3 gram. Salah satu pilihan jenis zat besi yang

cukup baik dalah kacang hijau. Pemberian zat besi dari kacang hijau ini dipilih

sebagai salah satu pengobatan atau terapi menaikan kadar Hb karena kacang hijau

ini memiliki jumlah kadar zat besi yang cukup tinggi, mudah didapat, cara

Page 32: PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

19

pengolahan yang mudah, serta memiliki harga yang relative murah dibandingkan

dengan sumber lain. (Susiloningtyas, 2020)

Cara pengolahan sari kacang hijau ini yaitu dengan cara pengambilan sari

kacang hijau yang dibuat dengan memanaskan air lalu merebus kacang hijau

sebanyak kurang lebih 1 gelas dan ampas kacang hijaunya di saring atau di

pisahkan, lalu minuman padat gizi dari sari kacang hijau siap di minum.

Pengobatan non farmakologi menggunakan sari kacang hijau ini sangat efektif

dalam menaikan kadar Hb pada ibu hamil jika di konsumsi sebanyak 2 kali sehari

teratur selama 2 minggu. (Dewi Luh Retnorini, 2017)

Dengan pemberian intervensi sebanyak 2 kali sehari selama 2 minggu,

peneliti mengharapkan hasil yang sempurna yakni kenaikan HB sebanyak 1,8

g/dl, sehingga HB ibu yang awalnya adalah 9,2 g/dl menjadi normal yakni 11g/dl.

Intervensi ini diberikan sebanyak 2 kali sehari karena dalam 1 kali konsumsi

kadar HB ibu akan bertambah sebanyak 0,1 g/dl, jadi jika sehari ibu

mengkonsumsi 2 kali maka ibu akan mendapatkan peningkatan kadar HB

sebanyak 0,2 g/dl. Hasil peningkatan selama 1 hari terapi di akumulasikan dengan

pengkonsumsian selama 14 hari, maka jumlah kenaikan kadar HB yang

seharusnya ibu dapatkan adalah 2,8 g/dl. Peneliti dengan sengaja menambahkan

waktu pemberian menjadi 2 minggu karena mengantisipasi adanya kelalaian ibu

dalam meminum sari kacang hijau.

2.2.4. Dampak Anemia pada Kehamilan, Persalinan, Nifas, BBL, dan KB

Dampak atau komplikasi anemia yang dialami oleh ibu hamil sangat

beragam, seperti :

Page 33: PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

20

1. Pada kehamilan, bisa terjadi abortus dan juga partus imatur atau premature

2. Pada persalinan, bisa terjadi inertia, atonia, partus lama, dan perdarahan

atonia

3. Pada nifas, bisa terjadi subinvolusi, produksi ASI terganggu, daya tahan

tubuh terhadap infeksi dan pengendalian stress berkurang.

4. Pada neonates / BBL, bisa terjadi dismaturitas, bayi mikrosomia, berat

badan lahir rendah, dan kematian perinatal, adanya masalah pada psikologi

dan pertumbuhan bayi. (Susiloningtyas, 2019)

2.2.5. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian anemia

1. Usia ibu, usia kehamilan dibawah 20 tahun rentan dengan anemia karena zat

besi yang ibu miliki akan terbagi dua antara proses pertumbuhan janin dan

proses pertumbuhan biologis ibu sendiri. Untuk usia kehamilan diatas 35

tahun rentan terjadi anemia karena fungsi faal sudah tidak optimal dan usia

ibu sudah masuk pada masa awal degenatif. Sehingga usia yang terlalu

muda maupun terlalu tua berisiko dalam terjadinya anemia

2. Tingkat pendidikan ibu, merupakan salah satu penentu status penilaian gizi

serta mortalitas pada ibu juga pada bayi serta anak yang kelak dilahirkan,

tingkat pendidikan ibu juga sangat berpengaruh terhadap pola hidup sehat

ibu, perilaku ibu, dan perubahan sikap ibu.

3. Frekuensi hamil, saat hamil ibu akan helingan cadangan zat besi yang ada

didalam tubuh, maka semakin tinggi frekuensi kehamilan ibu semakin

berkurang juga zat besi yang ada didalam tubuhnya sehingga kejadian

anemia kerap terjadi pada ibu yang memiliki frekuensi hamil yang tinggi.

Page 34: PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

21

4. Jarak kehamilan, jarak kurang dari 2 tahun sangat berisiko terhadap ibu

yakni terjadinya anemia. Maka jarak harus selalu diperhatikan jarak

kehamilan hingga tubuh ibu siap kembali untuk menerima janin baru.

5. Status kurang energi kronik (KEK), saat hamil terjadi peningkatan volume

cairan serta sel darah merah yang mengalami penurunan konsetrasi protein

dalam proses pengikatan gizi dalam sirkulasi darah, maka jika ibu hamil

mengalami KEK akan mengakibatkan BBLR bahkan stanting pada bayinya.

6. Frekuensi konsumsi tablet besi, ibu hamil akan mengalami hemodilusi

sehingga ibu hamil rentan terhadap terjadinya anemia. kebutuhan zat

besinya yang meningkat harus didampingi oleh konsumsi tablet zat besi (Fe)

yang teratur, paling sedikit 90 tablet ibu harus mengkonsumsi tablet Fe

selama masa kehamilannya.

7. Frekuensi kunjungan antenatal care, langkah awal mengetahui status gizi ibu

adalah dengan memeriksakan kehamilannya secara rutin yakni ANC terpadu

selama kehamilannya, guna mengantisipasi jika ibu terjadi anemia. (Ikeu

Tanziha, 2016)

2.2.6. Diagnosis Anemia

Ada tiga tahapan untuk menegakkan diagnose anemia defisiensi besi, yaitu

menentukan atau tidak ada kadar anemia dengan menimbang kadar hemoglobin

dan hematocrit, selanjutnya dipastikan ulang apakah ada atau tidak ada defisiensi

besi, selanjutnya menentukan apa saja yang jadi penyebab terjadi defisiensi besi.

Tiga tahap itu adalah tahapan guna menegakkan seseorang mengalami anemia

atau tidak. (Dina Sophia Margina, 2014)

Page 35: PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

22

2.3 PERSALINAN

2.3.1. Definisi

Persalinan merupakan suatu hasil konsepsi yang keluar sesuai masa

kehamilan, atau kurangnya masa kehamilan, bahkan lebihnya masa kehamilan.

Persalinan ini berupa keluarnya janin disertai dengan plasentanya. Yang lahir

dengan sendirinya melalui jalan lahir atau dengan bantuan. (Ai Nurasiah, 2012)

Suatu rangkaian proses kejadian yang diakhiri dengan keluarnya bayi yang

berusia cukup atau kurang bulan, keludian disusul dengan keluarnya plasenta

disertai selaput janin dari dalam tubuh atau rahim seorang wanita. (Sastrawinata,

1983)

2.3.2. Tanda-tanda Inpartu

Ada beberapa tanda yang akan muncul saat masa inpartu, antara lain:

1. Adanya rasa nyeri yang datang karna HIS yang semakin adekuat, muncul

dengan durasi yang sering dan teratur

2. Keluarnya lender disertai campuran darah

3. Terkadang ketuban pecah dengan spontan tanpa ibu mampu menahan

4. Dari pemeriksaan dalam terdapat, serviks yang sudah mendatar dan teraba

sudah adanya pembukaan (Purwaningsih, 2014)

2.3.3. Tahapan Persalinan

1. Tahapan Persalinan Kala I

Kala I dimulai dari adanya pembukaan serviks hingga mencapai pembukaan

10 cm. Kala I dibagi menjadi 2 fase :

a. Fase Laten

Page 36: PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

23

Fase laten dimulai dari awal kontraksi yang menyebabkan penipisan serviks

sampai pembukaan 3.

b. Fase Aktif

Fase aktif ketika pembukaan dimulai dari 4 cm sampai pembukaan lengkap

atau 10 cm . pada fase aktif ini dibagi menjadi 3 subfase :

a) Periode akselarasi = berlangsung lambat pembukaan 3-4, berlangsung

selama 2 jam.

b) Periode dilatasi maksimal = berlangsung cepat pembukaan 4 cm

sampai 9 cm, berlangsung 2 jam.

c) Periode deselarasi = berlangsung sengat lambat dari pembukaan 9 cm

menjadi lengkap 10 cm, berlangsung selama 2 jam. (Kemenkes, 2016)

2. Tahapan Persalinan Kala II

Kala II dimulai ketika pembukaan lengkap atau 10 cm dan berakhir sampai

bayi lahir. (ROHANI, 2011)

3. Tahapan Persalinan Kala III

Kala III dimulai dari lahirnya bayi sampai lahirnya plasenta dan selaput

ketuban. Proses kala III berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. (ROHANI,

2011)

4. Tahapan Persalinan Kala IV

Kala IV dimulai setelah lahir plasenta sampai dua jam post persalinan. Fase

ini disebut sebagai fase pengawasan, hal yang perlu dipantau adalah kondisi ibu

dan bayi serta proses IMD. Pada fase ini adalah masa kritis karena proses

perdarahan yang berlangsung .Observasi yang dilakukan :

Page 37: PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

24

a. Tingkat kesadaran pasien.

b. Pemeriksaan tanda vital.

c. Kontraksi uterus.

d. Perdarahan, dianggap masih normal bila jumlahnya kurang dari 500 cc

(Kemenkes, 2016)

2.4 NIFAS

2.4.1. Definisi

Masa nifas ialah masa yang dimulai sejak lahirnya plasenta dan diakhiri jika

alat-alat dalam kandungan atau reproduksi wanita kembali ke asal semula seperti

sebelum hamil. Masa keberlangsungannya ialah selama 6 minggu atau 42 hari,

kira-kira selama itulah waktu yang dibutuhkan untuk membuat alat-alat

reproduksi wanita kembali menjadi normal. (Imelda Fitri, 2018)

Masa nifas atau atau disebut juga pueperium, yaitu masa pemulihan

kembali, yang dimulai dari sejak berakhirnya masa persalinan sampai dengan alat-

alat kandungan seorang wanita kembali dengan baik seperti pra-hamil, masa ini

berlangsung 6 hingga 8 minggu. (yeyeh, 2011)

2.4.2. Tahapan Masa Nifas

Terdapat beberapa tahapan masa nifas, yaitu :

1. Puerperium dini

Yaitu masa pemulihan dimana ibu mulai diperbolehkan untuk berdiri dan

berjalan, serta mulai melakukan aktivitas selayaknya wanita yang normal

pada umumnya.

2. Puerperium intermediate

Page 38: PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

25

Yaitu keseluruhan alat genetalia sudah mulai pulih dengan waktu antara 6

hingga 8 miggu lamanya.

3. Puerperium remote

Masa ini adalah masa yang diperlukan untuk memulihkan dan menyehatkan

secara sempurna terutama jika ibu mengalami komplikasi saat hamil dan

bersalin. (Vivian Nanny Lia Dewi, 2011)

2.4.3. Gambaran Klinis Masa Nifas

Setelah proses persalinan selesai dapat terjadi peningkatan suhu tubuh,

tetapi tidak akan melebihi 38̊C. jika terjadi peningkatan suhu tubuh mencapai 38̊C

bahkan lebih secara dua hari berturut-turut, maka ada kemungkinan ibu

mengalami infeksi. Uterus pun akan menyelesaikan kerjanya dengan baik ditandai

dengan mengerasnya kontraksi, sehingga disitulah terjadi penutupan pembuluh

darah. Lalu masa ini diikuti oleh keluarnya suatu cairan sisa lapisan endometrium

dan sisa-sisa yang turut keluar juga dari bekas tempat implantasi plasenta, yang

disebut lochea. Lochea ini akan berubah secara jumlah dan warnanya,

perubahannya yaitu :

1. Lochea Rubra (Cruenta)

Keluarannya berupa darah segar juga masih ada sisa dari selaput ketuban,

sel-sel desidua, lanugo, meconium, dan verniks kaseosa yang berlangsung

selama 2 hari post partum

2. Lochea Sanguilenta

Keluarannya berupa darah dan lender, yang berwarna merah ke kuningan,

biasanya muncul di hari ke 3-7 postpartum

Page 39: PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

26

3. Lochea Serosa

Keluaran berwarna kuning dan sudah tidak ada keluaran darah lagi,

biasanya muncul pada hari ke 7-14 postpartum

4. Lochea Alba

Keluaran berupa cairan berwarna putih,setelah 2 minggu postpartum

5. Lochea Purulenta

Adanya infeksi dan keluaran cairan berupa nanah dan disertai bau busuk

6. Lochiostatis

Keluaran lochea yang tidak lancar. (Imelda Fitri, 2018)

2.5 NEONATUS

2.5.1. Definisi

Dikatakannya bayi baru lahir atau neonates normal ialah bayi yang lahir

dengan kondisi baik, keluar dengan presentasi belakang kepala melalui vagina

secara spontan tanpa adanya bantuan alat atau tindakan lain, pada usia kehamilan

yang genap 37 sampai 42 minggu, dengan berat badan yang dimiliki bayi tersebut

2500 gr sampai 4000 gr, dan juga mendapat penilaian apgar score >7. (Ai Yeyeh,

2010)

2.5.2. Asuhan Segera Bayi Baru Lahir

Pada bayi sehat dilakukan beberapa asuhan mutlak, yaitu :

1. Jaga bayi tetap hangat

2. Isap lendir dari mulut dan hidung (bila perlu)

3. Mengeringkan bayi

4. Pemantauan tanda bahaya

Page 40: PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

27

5. Memotong tali pusat

6. Melakukan IMD

7. Memberikan suntikan Vitanin K secara IM di paha luar kiri setelah IMD

8. Memberikan salep mata antibiotik pada kedua mata

9. Melakukan pemeriksaan fisik

10. Memberikan imunisasi HB 0 0,5 ml secara Im di paha luar kanan kira-kira

1-2 jam setalah pemberian vitamin k (KEMENKES, 2010)

2.6 Kontrasepsi dan Keluarga Berencana

2.6.1. Definisi

UU No.10 tahun 1992 mengemukakan bahwa keluarga berencana ialah

suatu upaya guna meningkatkan rasa peduli, juga peran serta masyarakat dengan

cara Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP), mengatur jarak dan jumlah kelahiran,

membina tentang pertahanan suatu keluarga, meningkatkan keluarga-keluarga

kecil, demi mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan. (Imelda Fitri, 2018)

2.6.2. Jenis-Jenis Kontrasepsi

Ada beberapa jenis kontrasepsi, sebagai berikut :

1. Metode Alami

a. Metode LAM (Lactational Amenorrhoe Methode)

b. Metode senggama putus

c. Metode suhu basal

d. Metode kalender

e. Metode ovulasi

2. Metode Kontrasepsi Modern

Page 41: PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

28

a. Metode kontasepsi non-hormonal

Metode ini terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

a) Spermisida

b) Kondom

c) Cap serviks

d) IUD

b. Metode kontrasepsi hormonal

Metode ini tterbagi menjadi beberapa jenis, yaitu :

a) Pil kontrasepsi kombinasi

b) Suntikan kontrasepsi hormone (1 dan 3 bulan)

c) Implan subdermal

d) Cincin vagina

e) Koyo kontrasepsi transdermal (patch)

3. Metode Tradisional

Metode ini menggunakan bahan dan alat tradisional seperti dari tumbuh-

tumbuhan yang diracik menjadi jamu. Racikan ini biasanya terbuat dari hasil

rebusan daun, kulit, akar atau bunga. Metode ini biasanya digunakan oleh orang-

orang terdahulu terutama oleh masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan.

Beberapa tumbuhan yang biasa di gunakan seperti : pare, kunyit, kacang

polong, kembang sepatu. Jenis tumbuhan ini diracik sedemikian rupa sebelum di

konsumsi

4. Metode Kontrasepsi Mantap

Page 42: PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

29

Terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu :

a. Tubektomi : sterilisasi pada pria

b. Vasektomi : sterilisasi pada wanita. (kebidanan, 2018)

2.6.3. Tujuan Ber-KB

Pengendalian kehamilan dan persalinan guna meningkatkan kesejahteraan

ibu dan anak dan demi mewujudkan keberhasilan norma keluarga kecil yang

berkembang dengan sejahtera dan bahagia, ialah suatu tujuan dalam program

Keluarga Berencana. Dalam era masa kini, program keluarga berencana ditujukan

untuk mencapai terwujudnya keluarga yang berkualitas, memiliki tujuan, dan

mendapatkan jumlah anak yang ideal. (Imelda Fitri, 2018)