12
63 PROGRAM BERSIH DAN HIJAU UNTUK MENINGKATKAN BUDAYA BERSIH DI SMA MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA Herynugroho SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta email : [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan pelaksanaan program bersih dan hijau dalam meningkatkan kebiasaan budaya bersih di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta dan meningkatkan kebiasaan budaya bersih melalui program bersih dan hijau di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2016/2017. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Sekolah. Langkah-langkah penelitian tindakan sekolah direncanakan dalam 2 siklus. Pada setiap siklus memiliki empat tahap, yaitu 1) perencanaan, 2) pelaksanaan tindakan, 3) pengamatan dan 4) refleksi. Data penelitian ini dikumpulkan berdasarkan hasil pengamatan petugas piket sore hari terhadap keterlaksanaan 15 tugas pokok petugas piket kelas. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan persentase keterlaksanaan 15 tugas pokok petugas piket kelas. Penelitian ini mendiskripsikan pelaksanaan program bersih dan hijau untuk meningkatkan budaya bersih di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Program bersih dan hijau dapat meningkatkan budaya bersih di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta dengan rata-rata keterlaksanaan 15 tugas utama/indikator petugas piket kelas mencapai 86,9% dan rata- rata keterlaksanaan setiap kegiatan/tugas pokok piket kelas mencapai 87,45%. Program bersih dan hijau dinyatakan berhasil karena telah melampui kriteria sebesar 85%. Kata Kunci: budaya bersih, program bersih dan hijau, SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta

PROGRAM BERSIH DAN HIJAU UNTUK MENINGKATKAN …

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

63

PROGRAM BERSIH DAN HIJAU UNTUK MENINGKATKAN BUDAYA BERSIH DI SMA MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA

HerynugrohoSMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta email : [email protected]

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan pelaksanaan program bersih dan hijau dalam meningkatkan kebiasaan budaya bersih di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta dan meningkatkan kebiasaan budaya bersih melalui program bersih dan hijau di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2016/2017. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Sekolah. Langkah-langkah penelitian tindakan sekolah direncanakan dalam 2 siklus. Pada setiap siklus memiliki empat tahap, yaitu 1) perencanaan, 2) pelaksanaan tindakan, 3) pengamatan dan 4) refleksi. Data penelitian ini dikumpulkan berdasarkan hasil pengamatan petugas piket sore hari terhadap keterlaksanaan 15 tugas pokok petugas piket kelas. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan persentase keterlaksanaan 15 tugas pokok petugas piket kelas. Penelitian ini mendiskripsikan pelaksanaan program bersih dan hijau untuk meningkatkan budaya bersih di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Program bersih dan hijau dapat meningkatkan budaya bersih di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta dengan rata-rata keterlaksanaan 15 tugas utama/indikator petugas piket kelas mencapai 86,9% dan rata-rata keterlaksanaan setiap kegiatan/tugas pokok piket kelas mencapai 87,45%. Program bersih dan hijau dinyatakan berhasil karena telah melampui kriteria sebesar 85%.

Kata Kunci: budaya bersih, program bersih dan hijau, SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta

64

Ta j d i d u k a s i , Volume VII, No. 2 Juli 2017

PENDAHULUANPendidikan Muhammadiyah adalah

upaya penyiapan lingkungan yang memungkinkan seseorang tumbuh sebagai manusia yang menyadari kehadiran Allah SWT sebagai Rabb dan menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya. Pendidikan Muhammadiyah merupakan pendidikan Islam modern yang mengintegrasikan agama dengan kehidupan dan antara iman dan kemajuan yang holistic. Pendidikan Islam diharapkan dapat melahirkan generasi muslim terpelajar yang kuat iman dan kepribadiannya, sekaligus mampu menghadapi dan menjawab tantangan zaman. Inilah pendidikan Islam yang berkemajuan.

SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta sebagai salah satu Amal usaha Muhammadiyah di bidang pendidikan memiliki visi mewujudkan peserta didik yang berimtaq, cerdas, kompetitif dan berjiwa Muhammadiyah. Visi tersebut dapat diwujudkan apabila suasana sekolah kondusif, lingkungan yang bersih dan hijau, sehingga tercipta proses pembelajaran yang nyaman dan bermutu.

Sekolah Bersih Hijau merupakan sekolah yang memiliki komitmen dan secara sistematis mengembangkan program program untuk menginterna-lisasikan nilai-nilai lingkungan ke da-lam seluruh aktivitas sekolah. (Sugeng Paryadi, 2008:12). Sebuah sekolah dapat menjadi sekolah berwawasan lingkungan apabila menerapkan serta mengembangkan empat pilar utama yang menjadi indikator dan kriteria, yakni 1) Pengembangan Kebijakan

Sekolah Peduli dan Berbudaya Ling-kungan, 2) Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan, 3) Pengembang-an Kegiatan Berbasis Partisipatif, 4) Pengelolaan dan atau pengembangan Sarana Pendukung Sekolah.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat ditegaskan lingkungan yang bersih adalah lingkungan yang bebas dari kotoran, sampah, debu, corat-coret, bau dan polutan termasuk tata letak yang harmonis dan pemeliharaan yang berkelanjutan. Lingkungan yang hijau adalah lingkungan yang tertata asri serta jelas pemanfaatannya bagi lingkungan.

Is t i lah kebudayaan menurut Koentjaraningrat (1990:14) kebudayaan diar t ikan sebagai hal-hal yang menyangkut dengan akal atau budi. Istilah kebudayan atau budaya adalah sesuatu yang kompleks yang didalamnya te rkandung i lmu pengetahuan , kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, kemampuan-kemampuan lain serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Dalam hal ini Koentjoroningrat juga membagi wujud budaya kedalam tiga bagian:a. Wujud kebudayaan sebagai suatu

yang kompleks dari ide-ide, gagasan-gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya yang berada di masyarakat.

b. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktif i tas kelakuan yang berpola dari manusia dalam masyarakat.

c. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.Pengertian budaya kaitannya

dengan menjaga budaya hidup bersih

65

Herynugroho - Program Bersih dan Hijau untuk Meningkatkan Budaya Bersih di SMA ....

dan sehat, Ben Hartoyo dalam bukunya (1995:27) beliau menyebutkan bahwa kesehatan merupakan salah satu unsur yang penting dalam kehidupan masyarakat.

Menuru t Dacana (1996:51) dalam kaitannya dengan masalah kebersihan lingkungan mengatakan bahwa masalah budaya hidup sehat erat kaitannya dengan masalah kebersihan lingkungan. Dimana merupakan salah satu indikator untuk mengukur tingkat kedisiplinan dalam kehidupan sosialnya dilingkungan masyarakat. Lingkungan yang bersih, dapat terwujud apabila dalam sikap dan perilaku individu dalam masyarakat peduli terhadap alam sekelilingnya. Sikap dan perilaku demikian itu biasanya lahir dan dilatar belakangi oleh tingkat pengetahuan, kesadaran dan tingkat disiplin pribadi ditengah-tengah kehidupan masyarakat. Disamping itu kebiasaan hidup yang bersih dan tertib merupakan hasil dari proses panjang trasformasi sistem nilai, baik nilai budaya maupun agama.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat ditegaskan bahwa sekolah yang akan mewujudkan lingkungan yang bersih dan hijau apabila sekolah tersebut memiliki komitmen dan secara sistematis mengembangkan program program untuk menginternalisasikan nilai-nilai lingkungan ke dalam seluruh aktivitas sekolah sehingga seluruh warga sekolah memiliki sikap dan perilaku peduli terhadap alam sekelilingnya.

P roses pembe la j a ran dapa t berlangsung dengan efektif apabila didukung lingkungan sekolah yang bersih. Upaya untuk mewujudkan lingkungan yang bersih tersebut

dicanangkan sebagai program oleh SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Pada awalnya, kebersihan kantor dan ruang kelas SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta hanya menjadi tugas dari pembersih. Guru dan tenaga kependidikan serta peserta didik sama sekali tidak dilibatkan. Pola kebersihan sekolah, lingkungan serta ruang kantor seperti ruang guru, ruang kepala sekolah dan ruang administrasi kondisinya tetap bersih, namun di ruang kelas tidak sebersih ruang kantor.

Peserta didik diberdayakan ikut menjaga kebersihan kelas dengan dilaksanakan lomba kelas pada setiap tahun. Lomba kelas yang sudah dilaksanakan selama ini belum dapat mewujudkan kondisi ruang kelas yang bersih dan kondusif untuk kegiatan belajar mengajar. Kondisi kelas hanya bersih pada saat pelaksanaan lomba kelas yang dilaksanakan hanya 1 – 2 bulan saja. Kondisi kelas kembali kotor setelah berakhir lomba kelas, bahkan kebiasaan peserta didik melakukan vandalisme di meja, kursi dan dinding sekolah masih saja terjadi. Kegiatan lomba kelas, pemasangan tempat sampah dan pemasangan slogan tersebut belum bisa menjadikan peserta didik menjaga kebersihan kelas, sehingga kebersihan kelas belum menjadi budaya peserta didik di sekolah.

Berdasarkan pengalaman tersebut, maka pimpinan sekolah bersama dengan seluruh guru dan tenaga kependidikan sepakat kebersihan kelas menjadi tanggung jawab peserta didik dan pembersih sekolah. Kebersihan kantor masih tetap menjadi tugas pembersih sekolah, namun sebelum memulai

66

Ta j d i d u k a s i , Volume VII, No. 2 Juli 2017

tugas dan meninggalkan kantor seluruh pendidik dan tenaga kependidikan harus mengatur kerapihan meja kerjanya.

Guru, tenaga kependidikan dan peserta didik SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta dibiasakan hidup bersih untuk menciptakan kondisi yang nyaman sehingga efektif belajar. Pimpinan sekolah mencanangkan “Sekolah sebagai Kawasan Bersih dan Hijau” untuk mewujudkan suasana belajar yang kondusif agar dapat terwujud peningkatan prestasi belajar peserta didik.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), yaitu suatu penelitian yang berisi tindakan-tindakan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas suatu sistem dan praktik-praktik yang terdapat di dalam sistem tersebut. Penelitian tindakan digambarkan sebagai serangkaian langkah yang membentuk spiral. Setiap langkah memiliki empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. (Suwandi, 2010 : 112)

Bagan berikut ini menggambarkan metode penelitian tindakan :

Gambar 1. Model penelitian tindakan menurut Kemmis dan Taggart

Penelitian Tindakan Sekolah di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta terdiri dari beberapa siklus, masing-masing siklus berisi:1. Perencanaan:

Kegiatan perencanaan diawali d e n g a n p e n y u s u n a n S t a n d a r Operasional Prosedur (SOP) Kawasan Bers ih dan Hi jau (KBH) SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Petugas piket kelas memiliki 15 tugas utama yang tertulis pada SOP KBH SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta, meliputi membersihkan meja kursi, merapikan tata letak meja dan kursi, menyapu lantai ruangan, merapikan lemari dan isinya, membersihkan mebelair dan tembok dari coretan, membersihkan papan tulis, mematikan lampu listrik, merapikan dan mematikan perangkat LCD, menata kembali alat kebersihan kelas, memasang bendera merah putih, memasang bendera Muhammadiyah, mematikan kipas angina, merapikan gordin, taplak, bendera, hiasan kelas, merapikan tempat sampah dan membersihkan jendela.

Kegiatan perencanaan dilanjutkan dengan rapat koordinasi dengan seluruh wali kelas dan guru BK, rapat koordinasi tersebut membahas tugas-tugas wali kelas, BK dan peserta didik dalam melaksanakan SOP Kawasan Bersih dan Hijau. Pimpinan sekolah bersama dengan wali kelas merencanakan pelaksanaan sosialisasi SOP Kawasan Bersih dan Hijau kepada peserta didik. Pimpinan sekolah selanjutnya menyusun jadwal monitoring, evaluasi dan tindak lanjut2. Pelaksanaan

Kegiatan pelaksanaan melibatkan

67

Herynugroho - Program Bersih dan Hijau untuk Meningkatkan Budaya Bersih di SMA ....

seluruh warga sekolah. Wali kelas mengkoordinasikan kelasnya masing-masing untuk melaksanakan program sekolah sebagai kawasan bersih dan hijau dengan berpedoman pada SOP kawasan bersih dan hijau serta melakukan pemantauan pelaksanaan piket kelas. Guru kelas mengingatkan peserta didik mengenai kebersihan di lingkungan kelas sebelum memulai kegiatan pembelajaran. Petugas pembersih sekolah mengepel lantai setelah kelas dibersihkan oleh petugas piket kelas. Seluruh warga sekolah melaksanakan tugasnya masing-masing untuk mewujudkan kawasan bersih dan hijau.3. Pengamatan

Kegiatan pengamatan dilakukan oleh guru, wakil kepala sekolah urusan sarana dan prasarana serta petugas piket sore. Guru bertugas melakukan monitoring kebersihan ruangan kelas yang dilaksanakan sebelum mulai mengajar. Wakil kepala sekolah urusan sarana dan prasarana bertugas melakukan monitoring kebersihan selasar dan lingkungan sekolah setiap jam pertama dan jam ke lima. Petugas piket sore bertugas melakukan monitoring kebersihan kelas, aspek yang dipantau oleh petugas piket sore di kelas adalah pelaksanaan 15 tugas utama petugas piket kelas. 4. Refleksi

Refleksi dilaksanakan dengan cara diskusi yang melibatkan kepala sekolah, wakil kepala sekolah, petugas piket sore, wali kelas, guru BK dan petugas pembersih. Langkah-langkah pelaksanaan refleksi dilakukan dengan cara kepala sekolah menyampaikan

kepada wakil kepala sekolah, petugas piket sore, wali kelas, guru BK dan petugas pembersih tentang hal-hal yang sudah direncanakan pada tahap pelaksanaan yang sudah berjalan dengan baik dan yang belum berjalan dengan baik. Wakil kepala sekolah, petugas piket sore, wali kelas, guru BK dan petugas pembersih diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat tentang apa yang dialami serta kemungkinan usul-usul penyempurnaan. Kepala Sekolah menyampaikan kepada wakil kepala sekolah, petugas piket sore, wali kelas, guru BK dan petugas pembersih apa yang dilihat ketika melakukan pengamatan. Kepala Sekolah, wakil kepala sekolah, petugas piket sore, wali kelas, guru BK dan petugas bersama-sama : mengidentifikasi letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang sudah dilaksanakan pada siklus I serta menentukan rancangan untuk siklus II dengan mengulangi keberhasilan pada siklus I untuk penguatan dan memperbaiki langkah terhadap hambatan/kesulitan yang ditemukan pada siklus I

Dalam Penelitian Tindakan Sekolah ini pengumpulan data berasal dari keter-laksanaan 15 tugas utama petugas piket kelas yang dipantau oleh petugas piket sore. Analisis data berupa persentase keterlaksanaan 15 tugas utama piket ke-las dan perbandingan peningkatan dari siklus ke 1 dengan siklus ke 2, siklus ke 2 dengan siklus ke 3, dan seterusnya. In-dikator keberhasilan penelitian apabila petugas piket kelas mampu melaksana-kan 85% dari 15 tugas utama petugas piket kelas sebagai indikator capaian program bersih dan hijau.

68

Ta j d i d u k a s i , Volume VII, No. 2 Juli 2017

HASIL DAN PEMBAHASAN1. Siklus ke 1

Pimpinan sekolah melaksanakan rapat koordinasi dengan seluruh wali kelas dan guru BK pada hari Sabtu, 16 Juli 2016 jam 11.00 – selesai dengan acara membahas tugas-tugas wali kelas yang ada hubungannya dengan program kawasan bersih dan hijau. Wali kelas bertugas mengkoordinasikan pelaksanaan kawasan bersih dan hijau di kelas. Kelas XI dan XII dilaksanakan pada hari Senin, 18 Juli 2016 jam 1 – 2, sedangkan untuk kelas X dilaksanakan pada hari Kamis, 21 Juli 2016 jam 1 – 2.

G u r u s e b e l u m m e n g a j a r mengingatkan peserta didik untuk menjaga kebersihan kelas dengan cara melihat apakah ada kotoran atau sampah di sekitar tempat duduk mereka. Peserta didik yang menemukan kotoran di sekitar tempat duduk akan membersihkan atau membuang kotoran ke tempat sampah.

Petugas piket kelas melaksanakan 15 tugas utama piket kelas setiap hari setelah selesai kegiatan belajar mengajar. Petugas piket mengisi dan menandatangani buku administrasi kebersihan kelas sesuai dengan tugasnya. Petugas kebersihan sekolah mengepel lantai kelas setelah kelas dibersihkan oleh petugas piket kelas.

Pengamatan di kelas untuk Siklus ke 1 dilaksanakan mulai hari Senin, 1 Agustus 2016 sampai Kamis, 18 Agustus 2016. Pengamatan dilaksanakan oleh petugas piket sore dengan menggunakan buku kendali kebersihan kelas. Petugas piket sore mengamati hasil kinerja petugas piket kelas melaksanakan 15

tugas utama piket kelas. Temuan hasil pemantauan yang dilaksanakan oleh petugas piket sore dikomunikasikan kepada wali kelas dengan menggunakan kartu penghubung.

Hasil pengamatan keterlaksanaan 15 tugas utama petugas piket kelas yang dilaksanakan pada siklus ke 1 dapat diamati pada tabel 1 berikut :

Tabel 1. Keterlaksanaan 15 tugas utama petugas piket kelas pada siklus

ke 1

KELAS X

KETERLAKSANAAN 15 TUGAS UTAMA PETUGAS

PIKET KELAS ( %)

Keterlaksa-naan Tugas

Persentase (%)

A 121 80,6

B 122 81,2

C 121 80,6

D 121 80,6

E 122 81,2

F 121 80,6

G 121 80,6

Rata – rata 121,3 80,7

KELAS XI

KETERLAKSANAAN 15 TUGAS UTAMA PETUGAS

PIKET KELAS ( %)

Keterlaksa-naan Tugas

Persentase (%)

IPA 1 122 81,2

IPA 2 121 80,6

IPA 3 121 80,6

IPA 4 122 81,2

IPS 1 121 80,6

IPS 2 121 80,6

IPS 3 122 81,2

Rata – rata 121,4 80,9

69

Herynugroho - Program Bersih dan Hijau untuk Meningkatkan Budaya Bersih di SMA ....

KELAS XII

KETERLAKSANAAN 15 TUGAS UTAMA PETUGAS

PIKET KELAS ( %)

Keterlaksa-naan Tugas

Persentase (%)

IPA 1 121 80,6

IPA 2 121 80,6

IPA 3 121 80,6

IPA 4 122 81,2

IPS 1 121 80,6

IPS2 121 80,6

IPS 3 121 80,6

Rata – rata 121,1 80,7

Hasil pengamatan keterlaksanaan masing-masing kegiatan petugas piket kelas pada siklus ke 1 dapat dilihat pada tabel 2 berikut :

Tabel 2. Hasil pengamatan keterlaksanaan tugas utama piket

kelas pada siklus ke 1.

No. Kegiatan

Keterlaksanaan (%)

1 Membersihkan meja dan kursi 90,9

2 Merapikan tata letak meja dan kursi 95,2

3 Menyapu lantai ruangan 42,4

4 Merapikan lemari dan isinya 24,3

5 Membersihkan mebelair dan tembok 96,2

6 Membersihkan papan tulis 90,5

7 Mematikan lampu listrik 92,9

8Merapikan dan mematikan perangkat LCD

97,6

No. Kegiatan

Keterlaksanaan (%)

9 Menata kembali alat kebersihan kelas 33,8

10 Memasang bendera merah putih 92,4

11 Memasang bendera Muhammadiyah 90,5

12 Mematikan kipas angina 91,4

13Merapikan gordin, taplak, bendera, hiasan kelas.

88,6

14 Merapikan tempat sampah 95,7

15 Membersihkan jendela 92,4

Refleksi siklus ke 1 dilaksanakan

pada hari Kamis, 26 September 2016 jam 12.00 – 14.00 di ruang kelas XI IPA 2 dihadiri oleh 31 peserta meliputi pimpinan sekolah, wali kelas, guru BK, petugas piket sore dan petugas kebersihan. Pada refleksi, kepala sekolah menyampaikan bahwa wali kelas dan guru BK sudah mensosialisasikan SOP kawasan bersih dan hijau di kelas masing-masing; wali kelas sudah menyusun daftar piket, menjelaskan 15 tugas utama petugas piket kelas, menyiapkan administrasi kebersihan kelas dan menjelaskan kepada peserta didik bagaimana cara mengisi buku administrasi kebersihan kelas tersebut.

Wakil kepala sekolah urusan sarana dan prasarana dan kepala TU sudah membagi tugas petugas kebersihan kelas dan pembagian tugasnya. Petugas piket kelas sudah melaksanakan 15 tugas utama petugas piket kelas dan mengisi buku administrasi kebersihan

70

Ta j d i d u k a s i , Volume VII, No. 2 Juli 2017

kelas setelah selesai melaksanakan piket kelas.

Petugas piket sore melaksanakan tugas memantau pelaksanaan piket kelas dengan mengisi buku kendali kebersihan kelas. Piket kelas yang tidak melaksanakan 15 tugas utama petugas piket kelas disampaikan kepada wali kelas dengan menggunakan kartu penghubung, selanjutnya wali kelas menindaklanjuti temuan petugas piket sore tersebut di kelas yang diampunya.

Hasil analisis data siklus ke1 di mana keterlaksanaan 15 tugas utama piket kelas di kelas baru mencapai 80,7 %. Dari 15 tugas utama petugas piket kelas, 3 tugas piket kelas keterlaksanaannya masih di bawah 85% yaitu : menyapu lantai ruangan 42,4%, merapikan lemari dan isinya 24,3 % dan menata kembali alat kebersihan kelas 33,8%.

2. Siklus ke 2Berdasarkan hasil refleksi pada

siklus ke 1, siklus ke 2 dilaksanakan seperti siklus ke 1 dengan berpedoman pada SOP kawasan bersih dan hijau dengan menindaklanjuti usulan-usulan pada refleksi sikulus ke 1, terutama untuk meningkatkan capaian keterlaksanaan 15 tugas utama petugas piket kelas, yaitu : a. Wali kelas membagi kembali

kelompok petugas piket berdasarkan ketrampilan menyapu anak-anak supaya peserta didik lebih bersih membersihkan lantai kelas.

b. Peletakkan alat-alat kebersihan kelas lebih baik diletakkan dibelakang kelas, jangan sampai diletakkan di dekat bendera.

c. Data dinding administrasi kelas

diganti oleh sekolah.d. Kelas diperbolehkan mengganti

sapu yang diberikan oleh sekolah yang tidak membuat lantai bersih.

e. Isi almari lebih sering dikontrol wali kelas, dengan almari yang tertutup dan jarang dikontrol maka piket kelas masih sering tidak menata isi almari.

f. Kelas diperbolehkan mengganti alat-alat untuk meletakkan sapu yang sudah rusak.

g. Administrasi kebersihan kelas selalu diletakkan di meja guru.

h. Sapu dan alat kebersihan diberi identitas kelas dengan menggunakan spidol permanen pada pegangannya.

i. P e t u g a s k e b e r s i h a n s e t i a p memprioritaskan membersihkan lantai yang atapnya sebagai sarang kelelawar di malam hari.

j. Wakil kepala sekolah menyediakan tempat menyimpan alat-alat kebersihan petugas kebersihan setiap zona

k. Petugas Kebersihan lebih bersih lagi dalam membersihkan kaca jendela. Pimpinan sekolah secara rutin

setiap hari Rabu melaksanakan rapat koordinasi yang antara lain membahas pelaksanaan SOP kawasan bersih dan hijau. Pimpinan sekolah bersama dengan wali kelas dan guru BK mengadakan rapat koordinasi yang acaranya antara lain membahas pelaksanaan kawasan bersih dan hijau di kelas.

Wali kelas mengkoordinasikan kelas untuk meningkatkan kebersihan kelas berdasarkan hasil refleksi siklus ke 1. Wakil kepala sekolah urusan sarana dan prasarana menugaskan tukang untuk mengecat meja kursi peserta didik. Guru

71

Herynugroho - Program Bersih dan Hijau untuk Meningkatkan Budaya Bersih di SMA ....

sebelum mengajar selalu mengingatkan peserta didik untuk melihat kebersihan kelas, apabila ada kotoran di kelas maka guru akan meminta kepada peserta didik untuk membersihkan dahulu.

Petugas piket kelas melaksanakan 15 tugas utama piket kelas setiap hari setelah selesai kegiatan belajar mengajar. Petugas kebersihan mengepel lantai kelas setelah kelas dibersihkan oleh petugas piket kelas.

Pengamatan di kelas untuk Siklus ke 2 dilaksanakan pada mulai hari Sabtu, 1 Oktober 2016 sampai Selasa, 18 Oktober 2016. Pengamatan dilaksanakan oleh petugas piket sore dengan menggunakan buku kendali kebersihan kelas. Hal-hal yang diamati oleh petugas piket sore adalah hasil kinerja petugas piket kelas melaksanakan 15 tugas pokok piket kelas. Temuan hasil pemantauan yang dilaksanakan oleh petugas piket sore dikomunikasikan kepada wali kelas dengan menggunakan kartu penghubung.

Hasil pengamatan keterlaksanaan 15 tugas utama petugas piket kelas yang dilaksanakan pada siklus ke 2 dapat diamati pada tabel 3 sebagai berikut :

Tabel 3. Keterlaksanaan 15 tugas utama petugas piket kelas pada siklus

ke 2

KELAS X

KETERLAKSANAAN 15 TUGAS UTAMA PETUGAS

PIKET KELAS ( %)Keterlaksa-naan Tugas

Persentase (%)

A 131 87,4B 131 87,4C 130 86,7

D 130 86,7E 131 87,4F 130 86,7G 131 87,4

Rata – rata

130,6 87,1

KELAS XI

KETERLAKSANAAN 15 TUGAS UTAMA PETUGAS

PIKET KELAS ( %)Keterlaksa-naan Tugas

Persentase (%)

IPA 1 131 87,4IPA 2 131 87,4IPA 3 131 87,4IPA 4 130 86,7IPS 1 130 86,7IPS 2 130 86,7IPS 3 130 86,7Rata –

rata 130,4 87,0

KELAS XII

KETERLAKSANAAN 15 TUGAS UTAMA PETUGAS

PIKET KELAS ( %)Keterlaksa-naan Tugas

Persentase (%)

IPA 1 131 87,4IPA 2 130 86,7IPA 3 130 86,7IPA 4 131 87,4IPS 1 130 86,7IPS 2 130 86,7IPS 3 131 87,4Rata –

rata 130,4 86,9

Hasil pengamatan keterlaksanaan masing-masing kegiatan petugas piket kelas siklus ke 2 dapat diamati pada tabel 4 berikut :

72

Ta j d i d u k a s i , Volume VII, No. 2 Juli 2017

Tabel 4. Hasil Pengamatan Keterlaksanaan tugas pokok piket

kelas pada siklus ke 2.

No. Kegiatan

Keterlaksanaan (%)

1 Membersihkan meja dan kursi 87,6

2 Merapikan tata letak meja dan kursi 87,6

3 Menyapu lantai ruangan 86,2

4 Merapikan lemari dan isinya 78,6

5 Membersihkan mebelair dan tembok 90,0

6 Membersihkan papan tulis 90,0

7 Mematikan lampu listrik 90,5

8Merapikan dan mematikan perangkat LCD

88,1

9 Menata kembali alat kebersihan kelas 82,4

10 Memasang bendera merah putih 87,6

11 Memasang bendera Muhammadiyah 89,0

12 Mematikan kipas angina 89,0

13Merapikan gordin, taplak, bendera, hiasan kelas.

89,5

14 Merapikan tempat sampah 88,6

15 Membersihkan jendela 87,1

Refleksi siklus ke 2 dilaksanakan pada hari Jum’at, 28 Oktober 2016 jam 14.00 – 15.30 di ruang kelas XI IPA 2 dihadiri oleh 31 peserta meliputi pimpinan sekolah, wali kelas, guru BK, petugas piket sore dan

petugas kebersihan. Kepala sekolah menyampaikan kepada peserta refleksi ke 2 bahwa siklus ke 2 sebagai tindak lanjut pelaksanaan siklus ke 1. Siklus ke 2 sebagai upaya meningkatkan capaian pelaksanaan program kawasan bersih dan hijau di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta.

Pelaksanaan siklus ke 2 lebih difokuskan pada kegiatan sebagai berikut :a. Pelaksanaan SOP kawasan bersih

dan hijau terutama keterlaksanaan 15 tugas utama petugas piket kelas hasil pengamatan petugas piket sore.

b. Hasil analisis data siklus ke 2 dimana keterlaksanaan 15 tugas utama piket kelas di kelas sudah mencapai 87,0%. Dari 15 tugas utama petugas piket kelas, dua tugas piket kelas keterlaksanaannya masih dibawah 85% yaitu merapikan lemari dan isinya mencapai 78,6% dan menata kembali alat kebersihan kelas 82,4%.

c. Pelaksanaan hasil refleksi siklus ke 1, yaitu : penggantian jadwal piket, peletakkan tempat sampah di kelas, data dinding kelas, sapu yang tidak bersih untuk menyapu lantai, penataan isi almari, peletakkan alat kebersihan di kelas, peletakkan administrasi kebersihan kelas, pemberian identitas pada alat kebersihan kelas, petugas kebersihan pada pagi hari mengutamakan membersihkan lantai yang ada kotoran kelelawar dan kebersihan kaca.Hasil pembahasan pada kegiatan

refleksi siklus ke 2 sebagai berikut :

73

Herynugroho - Program Bersih dan Hijau untuk Meningkatkan Budaya Bersih di SMA ....

a. Petugas piket belum semuanya merapikan lemari dan isinya serta masih ada yang belum mengembal ikan dan menata alat kebersihan kelas disiasati supaya wali kelas meluangkan waktu menunggui petugas piket melaksanakan tugas selama dua minggu ke depan. Wali kelas bisa mengkondisikan petugas piket untuk merapikan lemari dan isinya dan menata kembali alat-alat kebersihan kelas.

b. Isian data dinding kelas sebagai berikut : visi sekolah, data siswa, jadwal pelajaran, denah tempat duduk , da ta pe tugas p ike t , pengurus kelas, jadwal pengajian. Papan pengumuman bisa dibuat menggunakan white board dari kertas.

c. Pintu kelas ditutup setelah selesai dibersihkan. Kegiatan rapat dan ekstra kurikuler menggunakan ruang lain yang bukan kelas.Berdasarkan hasil penelitian di atas,

pada siklus ke 1 rata-rata keseluruhan 15 tugas utama / indikator petugas piket kelas mencapai 80,7%, rata-rata tersebut belum memenuhi kriteria indikator keberhasilan. Terdapat 3 tugas utama/indikator petugas piket kelas yaitu (3) menyapu lantai ruangan, (4) merapikan lemari dan isinya, dan (9) menata kembali alat kebersihan kelas yang belum mencapai kriteria kecukupan. Sehingga ketiga item tersebut perlu ditingkatkan pada siklus kedua.

Penyebab siklus ke 1 pada item 3,4,9 kurang maksimal antara lain : a. Kemampuan membersihkan lantai

dari peserta didik tidak sama,

bahkan ada peserta didik yang tidak bisa menyapu lantai.

b. Peserta didik setelah selesai melaksanakan piket kelas seringkali tergesa-gesa pulang sehingga tidak mengembalikan alat-alat kebersihan di tempatnya.

c. Peserta didik memasukkan isi almari asal masuk, tidak ditata dengan rapi.Berdasarkan hasil refleksi siklus

ke 1 maka untuk meningkatkan ketercapaian ada beberapa kegiatan yang akan dilaksanakan pada siklus ke 2 yaitu : a. Ketrampilan menyapu peserta didik

yang tidak sama diselesaikan dengan cara membagi ulang kelompok piket kelas. Peserta didik yang tidak terampil menyapu digabung dengan peserta didik yang lebih terampil menyapu.

b. Alat-alat kebersihan dan tempat sampah plastik diletakkan di belakang kelas.

c. Isi lemari sering di cek oleh wali kelas dengan penataan isi lemari mengikuti edaran dari sekolah.Pada siklus ke 2, berdasarkan

analisis data menunjukan 3 item yang pada siklus pertama belum memenuhi indikator keberhasilan ternyata mengalami kenaikan dari 33,5% menjadi 82,4% , dengan rincian sebagai berikut : a. Kegiatan (3) menyapu lantai

ruangan mengalami kenaikan dari 42,4% menjadi 86,2%

b. Kegiatan (4) merapikan lemari dan isinya mengalami kenaikan dari 24,3% menjadi 78,6%

c. Kegiatan (9) menata kembali alat kebersihan kelas mengalami

74

Ta j d i d u k a s i , Volume VII, No. 2 Juli 2017

kenaikan dari 33,8% menjadi 82,4%Secara keseluruhan 15 tugas utama /

indikator petugas piket kelas mengalami kenaikan dari 80,7% menjadi 87,0%.

PENUTUPBerdasarkan hasil pembahasan

tersebut maka dapat disimpulkan sebagai berikut :1. Program bersih dan hijau untuk

meningkatkan budaya bersih di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta tahun pelajaran 2016/2017 dilakukan dengan cara sekolah menyusun Standar Operasional Prosedur Kawasan Bersih dan Hijau, wali kelas mendampingi peserta didik melaksanakan kegiatan kebersihan di kelas sesuai dengan Standar Operasional Prosedur Kawasan Bersih dan Hijau, petugas piket sore memantau hasil kinerja petugas piket kelas dengan menggunakan Buku Kendali kebersihan kelas.

2. Keterlaksanaan program bersih dan hijau dapat meningkatkan budaya bersih di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta.

DAFTAR PUSTAKA-----. 2010. Penelitian Tindakan Sekolah.

Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik

Dan Tenaga Kependid ikan Kementerian Pendidikan Nasional

Dacana, H Lalu. 1996. Pembinaan D i s i p l i n d i L i n g k u n g a n Masyarakat Kota, Nusa Tenggara Barat. NTB: Depdikbud.

Hartoyo, Ben. 1995. Hidup Sukses dan Bahag ia “Bagaimana Mencarinya’’ . Yogyakar ta : Pustaka Kaum Muda.

Koentjaraningrat. 1982. Kebudayaan, Mental i tas , Pembangunan . Jakarta: Gramedia

Mulyasa, H. E. 2010. Penelitian Tindakan Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Paryadi, Sugeng. 2008. Konsep Pengelolaan Lingkungan Sekolah (Green School). Modul. Cianjur.

Suwandi, Sarwiji. 2010. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan P e n u l i s a n K a r y a I l m i a h . Surakarta: Yuma Pustaka.

Windawati, Ary. 2015. Evaluasi Program Sekolah Hijau (Green School ) Di SMA Neger i 7 Purworejo Sebagai Persiapan Menuju Rintisan Swaliba (Sekolah Berwawasan Lingkungan Dan Mitigasi Bencana). Fakultas Geografi Universitas Negeri Semarang. Semarang,