32
PROGNOSIS DAN RENCANA PERAWATAN GIGI TIRUAN CEKAT Oleh : Dora (080600054) Dennis (080600062) Mery (080600075) Justine (080600093) Albert (080600094) Kaya Kalyana (080600108) Said (080600110) Ryanda (080600114)

Prognosis dan Rencana Perawatan Gigi Tiruan Cekat===

Embed Size (px)

Citation preview

PROGNOSIS DAN RENCANA PERAWATAN GIGI TIRUAN CEKAT

Oleh :

Dora (080600054)

Dennis (080600062)

Mery (080600075)

Justine (080600093)

Albert (080600094)

Kaya Kalyana (080600108)

Said (080600110)

Ryanda (080600114)

GIGI TIRUAN CEKAT

Gigi tiruan cekat atau fixed denture

merupakan gigi tiruan yang mengganti satu

atau lebih gigi asli dimana gigi tiruan

tersebut menggunakan gigi asli lain sebagai

penyangga ataupun menggunakan akar gigi

sebagai penyangga.

KAPAN DIGUNAKAN GTC ?

Kenyamanan

Oral Hygiene

GTC lebih natural

Retensi yang lebih baik

Beban lebih tersalurkan

Efek Splint

PREPARASI GIGI Diagnosa :

1. Diagnosa Oral

Mencari ketidaknormalan dan lesi-lesi patologis. Permukaan

dalam dari pipi dan bibir, lantai mulut, palatum keras dan

lunak, dan lidah haruslah didiagnosa dengan teliti. Orofaring

dan nasofaring juga harus didiagnosa. Variasi pada bentuk

dan kontur gigi, kurangnya titik jumpa atau malah titik

jumpa yang tidak pada tempatnya. Ada tidaknya karies dari

perubahan warna enamel walau karies tersebut belum

tersingkap pada gambar radiografi. Rotasi, kelainan posisi

maupun kehilangan gigi. Adanya plak dan pus juga harus

ditindak. Gigi yang mempunyai kelainan warna sering

diindikasikan sebagai kematian dental pulp.

Periodonsium gigi penyangga yang keras dan berwarna merah muda

menandakan keadaan sehat.

Sebaliknya yang berwarna merah tua dan lunak haruslah dicurigai.

Kedalaman sela gusi sampai 3 mm atau lebih perlu dicurigai dimana

kedalaman normal adalah 0,5 mm.

Kerusakan jaringan ikat periodonsium di daerah leher gigi dapat

disebabkan meluasnya gingivitis

Penyangga yang poros panjangnya membuat sudut ke mesial atau

distal masih dapat digunakan sebagai gigi penyangga dalam

pembuatan bridge

bila ke arah lingual atau bukkal, akan mempunyai kecenderungan

lebih besar lagi untuk menukik karena memdapat beban tambahan

dari jembatan

DIAGNOSA RADIOGRAFI

Pada diagnosa ini, dapat kita dapatkan :

Ukuran, bentuk dan panjang dari akar gigi

Ukuran dan posisi dari ruang pulpa

Kondisi dari jaringan pendukung

Jenis dari tulang alveolar penyangga; apakah

padat atau longgar.

Posisi akar pada hubungannya dengan

dengan crown dan mandibula dan maksila.

Diagnosa ini juga dapat memperlihatkan

kondisi patologis, seperti :

Kehancuran tulang

Odontomas

Gigi impacted

Bekas akar yang rusak

Penampakan daerah nekrosis akibat

pencabutan gigi.

Destruksi Tulang

Pada permukaan mesial dari gigi posterior, dimana gigi akan

menjadi miring ke arah mesial. Bila destruksi belum parah,

maka pembuatan gigi tiruan cekat jembatan akan dapat

menghentikan kemiringan ini.

Sama halnya bila daerah edentulous masih sempit, pembuatan

crown akan menghentikan pergerakan tersebut.

Namun bila gambar radiografi memperlihatkan kemiringan dan

destruksi tulang telah parah dan membuat kantong gingival

yang dalam dan infeksi dan bila diagnosa memperlihatkan

keterlibatan dari percabangan akar, gigi tersebut tidak boleh

digunakan sebagai penyangga bridge karena daya tahan hidup

yang lemah.

Jaringan Periodontium

Ketebalan jaringan ini harus diperhatikan untuk

meneliti ada tidaknya penebalan.

Kelainan periapikal juga tidak boleh luput.

Keutuhan lapisan korteks penyusutan tulang

alveolarnya

jumlah dan arah akar calon penyangga.

panjang akar yang tertanam dalam tulang

alveolar.

Keadaan tidak baik bila terdapat akar yang

bengkok.

WAWANCARA DENGAN PASIEN

Mendapat informasi lebih banyak

Semua kemungkinan haruslah dijelaskan kepada pasien

Kerja sama yang baik antara pasien dan operator perlu

dijalin

Kontrol GTC setelah pemasangan dianjurkan 6 bulan sekali

Biaya dan untung rugi juga perlu dijelaskan

Dijelaskan bahwa akan ada gigi yang harus diasah sebagai

penyangga

Pemberian anastesi juga harus dikonfirmasi

PROGNOSA

Prognosa merupakan ramalan atau perkiraan

tentang sejauh mana derajat keberhasilan

suatu perawatan yang dicapai.

Faktor yang akan mempengaruhi :

1. Watak Pasien

2. Kesehatan umum

3. Kondisi lokal

PROGNOSA

Watak Pasien menurut MM. House :

Philosophical Mind : Rasional, Tenang, Seimbang,

Yakin dan Percaya pada Dokter Gigi atau operator

Prognosa Baik

Exacting / Critical Mind : Terlalu hati-hati, Teratur,

Berharap banyak (Fungsi dan Estetika GTC)

Prognosa Baik jika Dokter Gigi atau operator

mampu Merawat dengan cermat dan teliti

Hysterical Mind : Gugup, Tidak Peduli Kesehatan

Giginya, Ragu-ragu, Tidak kooperatif, Banyak

mengeluh, Sulit menerima alasan, Kurang

percaya Prognosa meragukan

Indifferent Mind : Tidak Peduli Penampilan,

Masalah mastikasi dianggap tidak perlu,

Kesehatan mulut kurang diperhatikan, Berobat

karena bujukan keluarg atau pihak lainnya

Prognosa Tidak Baik

Kesehatan Umum

Operator yang teliti seharusnya dapat

membedakan keadaan ini.

Pada anak-anak, adakalanya kita jumpai

keterlambatan erupsi gigi atau persistensi dari

gigi desidui hipopituitary.

Sering kali, daerah edentulous dan jumlah dari

deposit pada gigi mungkin dapat meningkatkan

kemungkingan terdapat diabetes pada pasien

berusia 50 tahun.

Cyanosis dari bibir dan membran mukosa

mungkin mengindikasikan penyakit hati.

Gangguan-gangguan sistemik memanifestasi

melalui gusi-gusi yang berdarah. Semakin lama

keadaan ini juga akan mengakibatkan penyakit

defisiensi.

Kelainan warna dari batas-batas gingival

disebabkan terhisapnya metal. Biasanya adalah

bismut dan timah hitam.

Pigmentasi terkadang terjadi pada penyakit

Addison.

Kondisi lokal :

Keadaan gigi penyangga

Bila pada pasien dijumpai keadaan gigi penyangga

yang cukup kuat, cukup tebal, bebas karies, jika pda

gigi yang kuat dan tinggi maka akan mempunyao

retensi yang kuat, makin kecil konus axial preparasi

maka retensi makin kecil, makin besar konus axial

maka makin besar retensi.

Jaringan pendukung dari gigi penyangga

Kesehatan pulpa harus baik, garis servikal bebas plak

Oklusi

Tipe Restorasi

Kebiasaan Buruk (Bruxism).

Faktor lainnya :

Faktor Umur

GTC merupakan jenis perawatan yang paling sering diaplikasikan pada

pasien berumur 20-55 tahun.

Pasien berumur dibawah 20 tahun dan terjadi keadaan “Partial Edentulous”,

disarankan untuk melakukan jenis perawatan lain diluar GTC.

Pada pasien muda, agak beresiko bila perawatan harus menembus atau

membuka pulpa, kecuali pulpa, ruang pulpa dan gigi telah terbentuk

sempurna.

Pada pasien diatas umur 55 tahun, pada perawatan Partial Fixed Denture,

biasanya gigi tidaklah sekuat saat muda. Dan gigi-gigi yang dipilih sebagai

fondasi juga akan kewalahan dalam menahan tekanan yang diberikan.

Faktor Jenis Kelamin atau Tipe Pasien

GTC merupakan jenis perawatan yang lebih banyak

diaplikasikan pada wanita. Terutama pada gigi bagian

anterior.

Sebab :

- keengganan wanita pada gigi tiruan yang dapat dilepas.

Ini bisa saja dihubungkan pada kebutuhan, perasaan dan

keingingan dari wanita tersebut.

- Pria lebih menggunakan daya atau tekanan saat

mengunyah makanan daripada wanita, maka pria

membutuhkan perawatan prostodontik

yang lebih kuat.

Faktor Jenis Kelamin atau Tipe Pasien

GTC merupakan jenis perawatan yang lebih banyak

diaplikasikan pada wanita. Terutama pada gigi bagian

anterior.

Sebab :

- keengganan wanita pada gigi tiruan yang dapat dilepas.

Ini bisa saja dihubungkan pada kebutuhan, perasaan dan

keingingan dari wanita tersebut.

- Pria lebih menggunakan daya atau tekanan saat

mengunyah makanan daripada wanita, maka pria

membutuhkan perawatan prostodontik

yang lebih kuat.

Personal Hygiene

Personal Hygiene dari pasien sangatlah berpengaruh pada

keputusan jenis perawatan yang akan diaplikasikan. Bila

seorang pasien memiliki personal hygiene oral yang buruk

dan jenis perawatannya adalah Fixed Denture, makan GTC

yang paling sempurna dan bersih pun akan cepat rusak.

Bila Oral Personal Hygiene seseorang buruk, makan jenis

perawatan prostodontik yang paling cocok adalah

Removeable Denture, karena dapat dilepas dan dibersihkan.

RENCANA PERAWATAN

Rencana perawatan adalah langkah selanjutnya

setelah diagnosa dan prognosa dilakukan

Tahap ini akan melibatkan dokter spesialis

Rencana perawatan dibuat berdasarkan hasil

pemeriksaan yang dilakukan secara lengkap

berkaitan dengan proses diagnosis.

Tujuan rencana perawatan :

Menghentikan kerusakan gigi geligi lebih lanjut.

Untuk menghemat waktu dan biaya perawatan

sehingga hasil perawatan dengan GTC tepat dan

memuaskan dalam hal fungsional.

Memberikan motivasi kepada pasien untuk

memelihara dan merawat sendiri GTC-nya dan gigi

geligi yang masih ada secara optimal.

Membangun kembali oklusi yang sehat.

Rencana perawatan dapat terdiri dari :

1. Perawatan pendahuluan / persiapan

Penyingkiran faktor-faktor penyulit yang

terlebih dahulu menjadi perhatian,

seperti : sakit dan problem akut lainnya.

Tahap :

Perawatan konversi.

Perawatan karies dari gigi yang akan dijadikan

penyangga perlu diperhatikan. Jika ada perporasi

pulpa perlu dilakukan perawatan saluran akar. Pada

jaringan gigi yang sudah rapuh / rusak perlu dibuat

inti (core).

Perawatan bedah mulut.

Pengambilan gigi terpendam dan sisa akar.

Perawatan konversi.

Perawatan periodonsium

Perawatan pembuangan plak, karang gigi supra dan

subgingiva, pelaksanaan penyikatan gigi secara benar oleh

pasien dan menghilangkan satu gusi dengan kuretasi atau

tindakan pembedahan (ginggivektomi).

Perawatan ortodonti.

Perbaikan gangguan oklusi yang jelek dengan jalan

membuang jaringan gigi (selective grinding), atau

preparasi daerah restorasi. Memperbaiki posisi gigi

penyangga yang terlalu miring (+25 derajat).

2. Perawatan rujukan

Perawatan yang dikonsultasikan kepada dokter

ahli, misalnya penyakit dalam, syaraf.

Perawatan ini dilakukan :

Sebelum perawatan GT

Sedang perawatan GT

Setelah perawatan GT

3. Desain perawatan

Rencana dari pola GTC yang dapat berdaya

guna untuk mengatasi kasus kehilangan

beberapa gigi.

Desain perawatan sebaiknya ditinjau dari

segala segi :

a. Menentukan jumlah gigi penyangga.

Jumlah gigi yang ada dan lokasinya harus menjadi

pertimbangan yang penting.

Jumlah gigi penyangga yang paling ideal untuk

menyangga satu pontic adalah dua gigi penyangga

Setiap gigi yang digunakan sebagai penyangga

harus mempunyai pulpa yang sehat. Dan harus

melalui pemeriksaan klinis dan gambaran radiografi.

b. Menentukan jenis retainer.

Retainer Sebagian

Retainer Penuh

Retainer Ekstrakorona

Retainer Intrakorona

 

c. Menentukan tipe konektor

- Rigid / Fix connector

- Non rigid connector

d. Menentukan tipe pontik

Bentuk ovoid atau speroid

Bentuk Ridge Lap

 

e. Menentukan bahan yang akan digunakan

Bahan untuk lapisan estetis :

Akrilik

Komposit resin

Porselen

Bahan untuk kerangka logam :

o Paduan emas

o Paduan perak

o Paduan tembaga