245

PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

  • Upload
    others

  • View
    14

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021
Page 2: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

i

PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

KOTA YOGYAKARTA

(DATA TAHUN 2020)

PEMERINTAH KOTA YOGAKARTA DINAS KESEHATAN

Jl.Kenari No. 56 Telp. (0274) 515868; 515869, Fax . 515869 Yogyakarta 55165

Email : [email protected]; Email intranet : [email protected]

Page 3: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillaah, puji syukur bagi Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, Profil Kesehatan

Kota Yogyakarta Tahun 2021 selesai disusun. Profil Kesehatan Kota Yogyakarta merupakan

data statistik kesehatan yang menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan di Kota

Yogyakarta. Data statistik disampaikan dalam bentuk tabel, grafik, gambar dan narasi yang

menunjukkan capaian pembangunan bidang kesehatan sesuai dengan indikator yang telah

ditetapkan. Profil Kesehatan juga menggambarkan keadaan sumber daya kesehatan baik sarana

pelayanan kesehatan dan SDMK di wilayah Kota Yogyakarta pada satu tahun berjalan. Profil

Kesehatan Kota Yogyakarta Tahun 2021 ini disusun dengan pelibatan dan peran aktif seluruh

Bidang, Bagian, Seksi dan Subbagian dan Programmer di Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta.

Konstribusi dari semua unsur diharapkan dapat memberikan gambaran status kesehatan yang

representatif di Kota Yogyakarta.

Laporan ini jauh dari sempurna dan banyak kekurangan, masukan dan kritikan sangat

diperlukan untuk penyempurnaan profil pada periode berikutnya. Ucapan terimakasih

disampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan konstribusi dan peran aktif dalam

penyusunan dan penyelesaian Profil Kesehatan Tahun 2021

Yogyakarta, Agustus 2020

Tim Penyusun/

Seksi Surveilans PD Data dan SIK

Kepala

apt. Solikhin Dwi Ramtana, MPH.

NIP. 19681203 200312 1 002

Page 4: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

iii

SAMBUTAN

KEPALA DINAS KESEHATAN

KOTA YOGYAKARTA

Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakaatuhu.

Puji Syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan karunia rahmat dan barakah

sehingga kita senantiasa dalam kebaikan dan kesehatan.

Rencana Strategis Perangkat Daerah Tahun 2017 – 2022 menjelaskan bahwa

ketugasan Dinas Kesehatan sebagai salah satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD)

Pemerintah Kota Yogyakarta adalah membantu Walikota dalam melaksanakan urusan

pemerintah daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan bidang kesehatan.

Selanjutnya, atas dasar ketugasan tersebut Dinas Kesehatan melaksanakan fungsi dalam ;

1. Merumuskan kebijakan teknis bidang kesehatan,

2. Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang kesehatan,

3. Melaksanakan koordinasi penyelenggaraan urusan di bidang kesehatan,

4. Melakukan pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kesehatan,

5. Melaksanakan pengelolaan kesekretariatan yang meliputi perencanaan umum,

kepegawaian, keuangan, evaluasi dan pelaporan,

6. Melaksanakan pengawasan, pengendalian evaluasi dan pelaporan di bidang

kesehatan.

Fungsi-fungsi tersebut diturunkan menjadi program dan kegiatan tahunan yang

dilaksanakan oleh unsur dari organisasi Dinas Kesehatan baik bidang, bagian, seksi dan

subbagian. Program dan kegiatan tahunan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan dalam bentuk indikator kualitatif dan kuantitatif. Indikator capaian yang

menggambarkan keberhasilan pembangunan kesehatan tersebut mengacu pada kebijakan

Pemerintah Pusat, Pemerinta Provinsi dan Pemerintah Kota Yogyakarta. Gambaran capaian

pembangunan kesehatan dituangkan dalam dokumen pelaksanaan sebagai profil kesehatan di

daerah yang disusun setiap tahun. Profil Kesehatan Kota Yogyakarta 2021 yang telah disusun

ini merupakan hasil kerja dan menggambarkan kinerja seluruh perangkat struktur organisasi

Dinas Kesehatan dalam melaksanakan ketugasan pada tahun 2020.

Terjadinya fluktuasi capaian program dan kegiatan dapat terjadi sepanjang perjalanan

organisasi perangkat daerah. Kondisi demikian dipengaruhi oleh faktor internal atau eksternal

yang memberikan dampak terhadap pelaksanaan program dan kegiatan yang telah

Page 5: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

iv

direncanakan. Pandemi Covid-19 tahun 2020 (di Kota Yogyakarta kasus pertama tejadi pada

Maret 2020) memberikan dampak sangat besar terhadap pelaksanaan program dan kegiatan

OPD Dinas Kesehatan. Kondisi pandemi menjadikan program dan kegiatan difokuskan pada

penyelamatan warga Kota Yogyakarta dengan program dan kegiatan pengendalian

penyebaran Covid-19. Kegiatan rutin yang berpotensi/berimplikasi pada risiko penularan

Covid-19 dihentikan dan ditunda sampai kondisi memungkinkan. Program dan kegiatan rutin

tahunan yang seiring dengan pengendalian penyebaran Covid-19 dapat dilaksanakan disela

program pengendalian penyebaran Covid-19 dengan protokol keselamatan (protokol

kesehatan) yang ketat. Hal demikian menjadikan capaian indikator kualitatif dan kuantitatif

terjadi pergeseran dibandingkan dengan kondisi normal.

Selaku Kepala Dinas Kesehatan, saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pejabat

dan staf di lingkungan Dinas Kesehatan yang telah melaksanakan program dan kegiatan

tahunan diantara padatnya kegiatan pengendalian penyebaran Covid-19 yang membutuhkan

perhatian serius dan fokus untuk penyelamatan warga Kota Yogyakarta.

Kepada Tim Penyusun Profil Kesehatan Kota Yogyakarta Tahun 2021 saya menyampaikan

apresiasi dan terima kasih yang sebesar-besarnya. Merupakan effort yang luar biasa untuk

melakukan serangkaian kegiatan pengumpulan data, pengolahan data, penyusunan narasi,

komunikasi dan konfirmasi dengan pihak terkait disela-sela ketugasan pengendalian

penyebaran Covis-19 dan vaksinasi.

Semoga dokumen profil kesehatan ini memberikan manfaat dan pembelajaran dalam

melaksanakan ketugasan melalui pelaksanaan program dan kegiatan yang terukur dengan

capaian indikator yang ideal.

Demikian dan terima kasih.

Wassalamu’alaikum warrahmatullaahi wabarakaatuhu.

Yogyakarta, Agustus 2021

Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta

Kepala :

Drg. Emma Rahmi Aryani, MM.

NIP. 19660609 199303 2 004

Paraf Koordinasi

Jabatan Paraf Tanggal

Ka.Bidang P2P Pengeloaan Data dan SIK

Ka. Sie. Surveilans Pengeloaan Data dan SIK

noviadwi
Placed Image
Page 6: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

v

DAFTAR ISI

PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021 .................................................................................................. i

KATA PENGANTAR .......................................................................................................................... ii

SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA YOGYAKARTA .......................................... iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................................ v

DAFTAR GRAFIK ........................................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR......................................................................................................................... xiii

BAB I .................................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN ................................................................................................................................ 1

A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 1

BAB II ................................................................................................................................................. 5

GAMBARAN UMUM ......................................................................................................................... 5

A. Geografis .................................................................................................................................. 5

1. Luas Wilayah ........................................................................................................................ 5

2. Kemiringan ........................................................................................................................... 6

B. Demografi................................................................................................................................. 7

1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk .......................................................................................... 7

2. Pendidikan .......................................................................................................................... 10

BAB III .............................................................................................................................................. 12

CAPAIAN PROGRAM 2020 ............................................................................................................. 12

A. Status Gizi Masyarakat ........................................................................................................... 12

1. Status Gizi Balita ................................................................................................................ 12

2. Status gizi balita berdasarkan indikator Tinggi Badan menurut Umur (TB/U). ..................... 15

3. Status gizi balita berdasarkan indikator Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) .......... 17

4. Upaya Penanganan Gizi Buruk di Kota Yogyakarta ............................................................. 20

5. Anemia Ibu Hamil ............................................................................................................... 22

6. Cakupan Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK) ............................................................... 23

7. Ibu Nifas mendapatkan Vitamin A ...................................................................................... 25

8. Ibu hamil mendapatkan tablet Fe 30 tablet (Fe1) dan Fe 90 tablet (Fe3) ............................... 26

9. Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ............................................................................. 27

Page 7: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

vi

10. Bayi mendapatkan ASI Eksklusif .................................................................................... 28

11. Pemberian vitamin A bagi bayi dan balita ........................................................................ 29

12. Partisipasi Masyarakat (Balita Ditimbang di Posyandu) ................................................... 30

B. Angka Kematian ..................................................................................................................... 32

1. Angka Kematian Ibu ........................................................................................................... 32

2. Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Anak Balita .................................................... 35

C. Angka Kesakitan ..................................................................................................................... 45

1. Diare ................................................................................................................................... 45

2. Pneumonia .......................................................................................................................... 48

3. Demam Berdarah Dengue (DBD) ........................................................................................ 54

4. Malaria ............................................................................................................................... 55

5. Filariasis ............................................................................................................................. 56

6. Surveilans AFP (Acute Flaccid Paralysis)/Lumpuh Layuh Mendadak ................................. 57

7. Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) ..................................................... 61

8. Situasi KLB di Kota Yogyakarta Tahun 2020 ...................................................................... 65

D. Penanganan Pandemi Corona Virus Deseases 19 (Covid-19) dan Surveilans Kesehatan ........... 68

1. Pandemi Corona .................................................................................................................. 68

2. Upaya Pengendalian Covid-19 ............................................................................................ 70

BAB IV .............................................................................................................................................. 82

UPAYA KESEHATAN...................................................................................................................... 82

A. Pelayanan Kesehatan Posbindu ............................................................................................... 82

B. Skrining Usia Produktif........................................................................................................... 83

C. Pelayanan Kesehatan Pada ODGJ ........................................................................................... 84

D. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan..................................................................................... 86

1. Rumah Sakit Dengan Pelayanan Gawat Darurat Level 1 ...................................................... 86

2. Kepesertaan Jaminan Kesehatan .......................................................................................... 86

3. Mutu Pelayanan Di Kota Yogyakarta Dengan Akreditasi Puskesmas ................................... 95

E. Perilaku Hidup Masyarakat ..................................................................................................... 97

1. Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Melalui Posyandu ....................................................... 97

F. Keadaan Lingkungan ............................................................................................................ 122

1. Kualitas Air....................................................................................................................... 122

Page 8: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

vii

2. Jamban Sehat .................................................................................................................... 123

3. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ................................................................................... 124

4. Tempat Tempat Umum (TTU)........................................................................................... 124

5. Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) ............................................................................... 125

G. Kefarmasian.......................................................................................................................... 126

1. Realisasi Kegiatan ............................................................................................................. 126

2. Capaian Atau Realisasi Anggaran dan Realisasi Fisik ........................................................ 132

BAB V ............................................................................................................................................. 134

SUMBER DAYA KESEHATAN ..................................................................................................... 134

A. Sarana Kesehatan .................................................................................................................. 134

1. Sarana Kesehatan UKP ..................................................................................................... 134

2. Sarana Kesehatan UKM-UKBM ....................................................................................... 134

3. Fasilitas Pelayanan Kesehatan ........................................................................................... 136

BAB VI ............................................................................................................................................ 143

PEMBIAYAAN ............................................................................................................................... 143

Page 9: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

viii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Jumlah Penduduk Kota Yogyakarta Tahun 2015-2020 .......................................................... 8

Grafik 2 Jumlah Penduduk Laki-Laki dan Perempuan di Kota Yogyakarta Tahun 2020 ...................... 8

Grafik 3. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kota Yogyakarta Tahun 2020 .................... 10

Grafik 4. Status Gizi Balita Kota Yogyakarta Tahun 2016-2020

dengan Indikator Berat Badan Menurut Umur (BBU) .......................................................... 13

Grafik 5. Status Gizi Balita Kota Yogyakarta Tahun 2016-2020

dengan Indikator Tinggi Badan Menurut Umur ................................................................... 15

Grafik 6. Status Gizi Balita dengan Indikator Berat Badan

Menurut Tinggi Badan Kota Yogyakarta Tahun 2016-2020 ................................................ 19

Grafik 7. Kasus Gizi Buruk Dirawat di Kota Yogyakarta Tahun 2020 ................................................ 20

Grafik 8. Tren Anemia Ibu Hamil di Kota Yogyakarta Tahun 2016-2020 ........................................... 22

Grafik 9. Tren Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK) Kota Yogyakarta Tahun 2016-2020 ............. 24

Grafik 10. Pemberian Vitamin A Pada Ibu Nifas Kota Yogyakarta Tahun 2016-2020 ........................ 25

Grafik 11. Bumil Mendapat Tablet Fe Kota Yogyakarta Tahun 2015-2020 ........................................ 26

Grafik 12. Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Kota Yogyakarta Tahun 2016-2020 ............... 27

Grafik 13. Pemberian ASI Ekslusif di Kota Yogyakarta Tahun 2016-2020 ......................................... 28

Grafik 14. Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi, Anak Balita dan Balita

KotaYogyakarta Tahun 2016-2020 .................................................................................. 30

Grafik 15. Partisipasi Masyarakat Ke Posyandu (D/S) Kota Yogyakarta Tahun 2016-2020 ................ 31

Grafik 16. Tren AKI Kota Yogyakarta Tahun 2015 – 2020 ................................................................ 32

Grafik 17. Tren AKB Kota Yogyakarta Tahun 2015-2020 ................................................................. 35

Grafik 18. Tren AKABA Kota Yogyakarta Tahun 2015- 2020 ........................................................... 36

Grafik 19. Kematian Bayi Kota Yogyakarta Berdasarkan Umur Tahun 2020 ..................................... 36

Grafik 20. Penyebab Kematian Bayi Kota Yogyakarta Tahun 2019 - 2020 ......................................... 37

Grafik 21. Kunjungan K1 dan K4 Kota Yogyakarta Tahun 2020 ........................................................ 40

Grafik 22. Persalinan di Fasilitas Kesehatan dan Pelayanan Ibu Nifas di Kota Yogyakarta

Tahun 2014 – 2020............................................................................................................ 42

Grafik 23. Cakupan KN1 dan KNL di Kota Yogyakarta Tahun 2014 - 2020 ...................................... 43

Grafik 24. Cakupan KN1 Berdasarkan Puskesmas di Kota Yogyakarta Tahun 2020 ........................... 43

Grafik 25. Cakupan KNL Berdasarkan Puskesmas di Kota Yogyakarta Tahun 2020 .......................... 44

Grafik 26. Cakupan PKO dan PKN di Kota Yogyakarta Tahun 2020 ................................................. 45

Page 10: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

ix

Grafik 27. Notifikasi Kasus Diare Kota Yogyakarta ........................................................................... 46

Grafik 28. Proporsi kasus diare berdasar jenis kelamin Kota Yogyakarta Tahun 2020 ........................ 47

Grafik 29. Notifikasi Kasus Diare di Puskesmas Kota Yogyakarta Tahun 2020 .................................. 47

Grafik 30. Penemuan Pneumonia Balita Kota Yogyakarta .................................................................. 48

Grafik 31. Jumlah Pneumonia Balita Berdasar Jenis Kelamin ............................................................ 49

Grafik 32. Jumlah Kasus Pneumonia Balita Kota Yogyakarta Tahun 2020 ......................................... 50

Grafik 33. Angka Case Notification Rate (CNR) Kasus TB Semua Type ........................................... 51

Grafik 34. Proporsi Pasien TB Kota Yogyakarta Tahun 2020 ............................................................. 52

Grafik 35. Angka Keberhasilan Pengobatan TB di Kota Yogyakarta Tahun 2010 s/d 2020................. 53

Grafik 36. Temuan Kasus AFP per Bulan Kota Yogyakarta Tahun 2020 ............................................ 58

Grafik 37. Kasus AFP Menurut Jenis Kelamin ................................................................................... 60

Grafik 38. Status Pemeriksaan Laboratorium CBMS Tahun 2020 ...................................................... 62

Grafik 39. Kejadian Memenuhi Kriteria KLB Di Kota Yogyakarta Tahun 2014-2020 ........................ 66

Grafik 40. Kejadian Memenuhi Kriteria KLB Per Bulan Di Kota Yogyakarta Tahun 2020 ................. 66

Grafik 41. Kejadian Luar Biasa (KLB) Menurut Puskesmas Tahun 2020 ........................................... 67

Grafik 42. Kejadian Luar Biasa (KLB) Menurut Kecamatan Tahun 2020 ........................................... 67

Grafik 43. Kejadian Memenuhi Kriteria KLB Tahun 2020 ................................................................. 68

Grafik 44. Distribusi Posbindu Menurut Puskesmas di Kota Yogyakarta Tahun 2020 ........................ 82

Grafik 45. Distribusi Pelayanan Kesehatan Usia Produktif Di Kota Yogyakarta Tahun 2020 .............. 83

Grafik 46. Distribusi Pelayanan Kesehatan ODGJ Berat Di Kota Yogyakarta Tahun 2020 ................. 85

Grafik 47. Telaah Kemandirian Posyandu Kota Yogyakarta Tahun 2018 -2020 ............................... 100

Grafik 48. Tingkat Perkembangan Posyandu Berdasarkan Strata di Kota Yogyakarta

Tahun 2018 – 2020.......................................................................................................... 100

Grafik 49 Jumlah Posyandu Aktif di Kota Yogyakarta Tahun 2018 – 2020 ..................................... 105

Grafik 50. Pelayanan Posyandu di Kota Yogyakarta Tahun 2020 ..................................................... 107

Grafik 51 Jumlah Kader Posyandu di Kota Yogyakarta Tahun 2020 ............................................... 108

Grafik 52. PHBS Tatanan Rumah Tangga Berdasarkan Indikator di Kota Yogyakarta

Tahun 2020 ..................................................................................................................... 112

Grafik 53. Capaian PHBS Tatanan Rumah Tangga Tahun 2020 ....................................................... 113

Grafik 54. Sarana Air Minum Yang di IKL Tahun 2020 .................................................................. 123

Grafik 55. Jumlah Sarana Air Minum Memenuhi Syarat

Diperiksa Laboratorium Tahun 2020 .............................................................................. 123

Grafik 56. Persentase TTU yang Memenuhi Syarat Tahun 2020 ...................................................... 125

Page 11: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Luas Wilayah Berdasarkan Ketinggian Wilayah Kecamatan (di atas permukaan laut) ............. 6

Tabel 2. Luas Wilayah Kota Yogyakarta Berdasarkan Kemiringan Lahan ............................................ 7

Tabel 3. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Tahun 2015 - 2020 ............................................. 9

Tabel 4. Persentase Penduduk Berusia 10 Tahun Ke Atas

Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Tahun 2018-2020 ......................... 11

Tabel 5. Status Gizi Balita Kota Yogyakarta Tahun 2016 - 2019

Dengan Indikator Berat Badan Menurut Umur ...................................................................... 12

Tabel 6. Status Gizi Balita Kota Yogyakarta Tahun 2020 Dengan Indikator Berat Badan Menurut

Umur (Berdasar PMK No.2/2020) ........................................................................................ 13

Tabel 7. Status Gizi Balita Kota Yogyakarta Tahun 2016-2020 Dengan Indikator Tinggi Badan

Menurut Umur ..................................................................................................................... 15

Tabel 8. Status Gizi Balita Dengan Indikator Berat Badan Menurut Tinggi Badan Kota Yogyakarta

Tahun 2016-2019 ................................................................................................................. 18

Tabel 9. Status Gizi Balita Dengan Indikator Berat Badan Menurut Tinggi Badan Kota Yogyakarta

Tahun 2020 (Berdasar PMK No. 2/2020) .............................................................................. 18

Tabel 10. Kasus Gizi Buruk Dirawat Di Kota Yogyakarta Tahun 2020 ............................................... 19

Tabel 11. Pemberian MPASI Baduta Gakin di Kota Yogyakarta Tahun 2020 ..................................... 21

Tabel 12. Capaian SPM Bidang Kesehatan, Kesehatan Ibu, Bayi, Anak dan Remaja Dinas Kesehatan

Kota Yogyakarta Tahun 2020 ............................................................................................. 39

Tabel 13. Penemuan Pasien TB Resisten Obat Tahun 2012-2020 ....................................................... 52

Tabel 14. Kasus Demam Berdarah Dengue Per Kecamatan Di Kota Yogyakarta Tahun 2020 ............. 54

Tabel 15. Kasus Penyakit Malaria Per Kecamatan Di Kota Yogyakarta Tahun 2020 ........................... 55

Tabel 16. Kasus Penyakit Filariasis Per Kecamatan Di Kota Yogyakarta Tahun 2020......................... 56

Tabel 17. Kasus AFP Menurut Lokasi Domisili Kota Yogyakarta Tahun 2016-2020 .......................... 61

Tabel 18. Matriks Program Pengendalian Penyebaran Covid-19 Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta .. 72

Page 12: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

xi

Tabel 19. Matriks Implementasi Pengendalian Penyebaran Covid-19

Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta ...................................................................................... 75

Tabel 20. Pemeriksaan RT-PCR Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta ................................................... 77

Tabel 21. Peserta Jaminan Kesehatan Penduduk Menurut Jenis Jaminan ............................................ 87

Tabel 22. Pemanfaatan dan Realisasi Penggunaan Dana Selama Tahun 2020 ..................................... 88

Tabel 23. Hasil Pembayaran Premi PBI Pemda ke BPJS Kesehatan .................................................... 89

Tabel 24. Sumber Dana Kompensasi Pajak Rokok dan Cukai Hasil Tembakau................................... 90

Tabel 25. Jumlah Aktifasi PDPD Jamkesda ....................................................................................... 90

Tabel 26. Klaim Jaminan Kesehatan Berdasar Bulan Pembayaran ...................................................... 91

Tabel 27. Klaim Jaminan Kesehatan Berdasar Identitas Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial ... 92

Tabel 28. Klaim Jaminan Kesehatan Berdasarkan Kegawatdaruratan Kasus 24 jam PSC 119 YES .... 92

Tabel 29. Hasil Klaim Jaminan Pelayanan Covid-19 .......................................................................... 93

Tabel 30 . Hasil Klaim Pelayanan Berdasarkan Rumah Sakit.............................................................. 93

Tabel 31. Hasil Klaim Pelayanan Berdasarkan Rumah Sakit .............................................................. 94

Tabel 32. Hasil Klaim Pelayanan Jaminan Persalinan ......................................................................... 94

Tabel 33. Hasil Klaim Pelayanan Jampersal Berdasar Fasyankes ........................................................ 95

Tabel 34. Akreditasi Puskesmas Kota Yogyakarta Tahun 2020 .......................................................... 96

Tabel 35. Jumlah Posyandu di Kota Yogyakarta ................................................................................. 98

Tabel 36. Tingkat Perkembangan Posyandu ....................................................................................... 99

Tabel 37 Kriteria Kelurahan Siaga .................................................................................................. 118

Tabel 38. Stratifikasi Kelurahan Siaga di Kota Yogyakarta .............................................................. 119

Tabel 39 Saluran Media Promosi Kesehatan Tahun 2020 ................................................................. 120

Tabel 40 Tema Media Promosi Kesehatan Tahun 2020 .................................................................... 121

Tabel 41 Media Saluran Media Promosi Kesehatan Tahun 2020....................................................... 121

Tabel 42. Jenis TTU Tahun 2020 ..................................................................................................... 125

Tabel 43. Ketersediaan obat Kota Yogyakarta tahun 2020 ................................................................ 126

Page 13: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

xii

Tabel 44. Distribusi obat, vaksin dan alkes di Puskesmas per-bulan tahun 2020 ............................... 127

Tabel 45. Distribusi obat, vaksin dan alkes berdasarkan Puskesmas tahun 2020 ................................ 128

Tabel 46. Perencanaan dan Serapan Obat Program Tahun 2020 ....................................................... 128

Tabel 47. Indikator Kinerja POR Tahun 2020 .................................................................................. 129

Tabel 48. Pembinaan Penanggungjawab / Pemiliki Ijin PIRT Tahun 2020 ........................................ 130

Tabel 49. Hasil Pemeriksaan Sampel Makanan dan Minuman Tahun 2020 ....................................... 130

Tabel 50. Hasil Pengawasan Sarana Pelayanan Kefarmasian BBPOM DIY Tahun 2020 ................... 131

Tabel 51. Hasil Pengawasan Post – Market PIRT Oleh BBPOM DIY ............................................... 132

Tabel 52. Realisasi Anggaran APBD dan DAK Menurut Alokasi Belanja Tahun 2020 ..................... 133

Tabel 53. Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan Kota Yogyakarta ................................... 135

Tabel 54. Alokasi Anggaran Kesehatan ............................................................................................ 143

Page 14: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Tatalaksana Kasus Lumpuh Layuh Mendadak atau Acute Flaccid Paralysis (AFP) ........... 57

Gambar 2. Target dan Temuan Kasus AFP Kota Yogyakarta Tahun 2016-2020................................. 59

Gambar 3. Kasus AFP Berdasarkan Unit Pelapor(Penemu) Tahun 2016-2020 ................................... 59

Gambar 4. Kasus AFP Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2016 - 2020.......................................... 60

Gambar 5. Hasil Pemeriksaan Laboratorium CBMS (Seluruh Suspek : 122) Tahun 2020................... 63

Gambar 6. Hasil Pemeriksaan Laboratorium CBMS (Domisili Kota Yogyakarta : 107) Tahun 2020 .. 63

Gambar 7. Trend Kasus Suspek Campak, Positif Campak dan Rubella Tahun 2020 ........................... 64

Gambar 8. Trend Kasus Suspek Campak, Positif Campak dan Rubella Tahun 2011-2020 .................. 65

Gambar 9. Peran Dinas Kesehatan dan OPD Dalam Pengendalian Penyebaran Covid-19 ................... 74

Gambar 10. Jumlah Kasus Suspek, Konfirmasi Covid-19 dan Sebaran

Menurut Kecamatan Tahun 2020 .................................................................................... 77

Gambar 11. Kasus Baru Konfirmasi Covid-19 Tahun 2020 ............................................................... 78

Gambar 12. Tren Kasus Aktif Covid-19 Bulan Oktober-Desember Tahun 2020................................. 78

Gambar 13. Kasus Covid-19 dan Suspek Menurut Kelurahan Tahun 2020 ......................................... 79

Gambar 14. Kematian Covid-19 Tahun 2020..................................................................................... 79

Gambar 15. Kasus Covid-19 Menurut Kelompok Umur Tahun 2020 ................................................. 80

Gambar 16. Kasus Covid-19 Menurut Status Penelusuran Tahun 2020 .............................................. 80

Gambar 17. Kasus Covid-19 Menurut Komorbid Tahun 2020 ........................................................... 81

Gambar 18. Kasus Covid-19 dan Suspek Menurut Jenis Komorbid dan Proporsi

Menurut Jenis Kelamin Tahun 2020 ............................................................................... 81

Gambar 19. Jejaring Kelurahan Siaga .............................................................................................. 115

Gambar 20. Sebaran Klinik Menurut Kemantren Tahun 2020 .......................................................... 137

Gambar 21. Sebaran Klinik Menurut Kemantren Tahun 2020 .......................................................... 138

Gambar 22. Sebaran Apotek Menurut Kemantren Tahun 2020 ........................................................ 140

Page 15: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan secara umum bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap warga masyarakat agar terwujud derajat

kesehatan yang setinggi-tingginya. Arah kebijakan pembanguan bidang kesehatan Kota

Yogyakarta mengacu pada Peraturan Daerah No. 11 Tahun 2017 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2017 – 2022 yang

merupakan merupakan penjabaran visi, misi, dan program Walikota. Penjelasan Perda 11

Tahun 2017 menyebutkan bahwa kemajuan pembangunan Kota Yogyakarta perlu didukung

pemberian pelayanan bermutu dan berkualitas serta mempuyai daya saing tinggi.

Dalam upaya pelaksanaan pembangunan kesehatan di Kota Yogyakarta telah disusun

Rencana Strategis Dinas Kesehatan (sebagai pengampu pembangunan bidang kesehatan)

Tahun 2017 – 2022 yang mengacu RPJMD, Renstra Kementrian Kesehatan dan Renstra Dinas

Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Periode 2017-2022 ditetapkan “Peningkatan

Derajat Kesehatan Masyarakat” sebagai tujuan pembangunan kesehatan di Kota Yogyakarta

dengan Indikator :

1. Penurunan Jumlah Kematian Ibu

2. Penurunan Angka Kematian Bayi

3. Penurunan Prevalensi Balita Gizi Buruk dan Kurang

4. Penurunan prevalesnsi stunting.

Page 16: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

2

Dua sasaran ditetapkan untuk mendukung capaian tujuan ; pertama, peningkatan mutu

fasilitas kesehatan dan kedua, peningkatan keluarga sehat. Dalam mewujudkan tujuan dan

sasaran dilaksanakan strategi 6 strategi sebagai berikut :

1. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Dasar

2. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Rujukan

3. Peningkatan Upaya Pelayanan Kesehatan

4. Peningkatan Regulasi dan Pengembangan Sumber Daya Kesehatan

5. Peningkatan Kesehatan Masyarakat

6. Peningkatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.

Mengacu pada tujuan, sasaran, dan strategi untuk mewujudkan sasaran organisasi dengan

indikator sasaran sebagai tolok ukur keberhasilannya ditetapkan rencana program, Kegiatan

Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif per-tahun. Tahun 2020

ditetapkan dan dilaksanakan Program Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta sebagai berikut :

1. Program Pelayanan Kesehatan Dasar

2. Program Pelayanan Kesehatan Rujukan

3. Program Upaya Pelayanan Kesehatan

4. Program Program Peningkatan Kesehatan Masyarakat

5. Program Regulasi dan Pengembangan Sumber Daya Kesehatan

6. Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

7. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

8. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

9. Program Peningkatan Pengembangan Sistem pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

Dari seluruh upaya atau rangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan selama satu tahun, perlu

adanya pencatatan, pelaporan, pengolahan data dan analisis data menjadi informasi, serta

penyajian informasi dari setiap program yang ada di Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta.

Diharapkan data dan informasi dari masing-masing setiap program dapat menjadi sumber

informasi yang akurat, lengkap, tepat waktu sehingga dapat bermanfaat sebagai bahan dalam

pengambilan keputusan di berbagai tingkatan kebijakan.

Page 17: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

3

Data maupun informasi yang dihimpun berdasarkan hasil kegiatan bidang kesehatan di

wilayah Kota Yogyakarta, kemudian dirangkum menjadi sebuah dokumen “Profil Kesehatan

Kota Yogyakarta Tahun 2021” yang berisi data dan informasi kesehatan tahun 2020. Selain

informasi tentang kesehatan, didukung juga dengan data kependudukan, pendidikan, keluarga

berencana, serta anggarana pendapatan dan belanja daerah.

Dokumen Profil Kesehatan Kota Yogyakarta Tahun 2021 menunjukan gambaran derajat

kesehatan masyarakat Kota Yogyakarta, antara lain angka kesakitan, angka kematian maupun

status gizi. Selain itu juga merupakan bahan yang penting di dalam proses perencanaan,

monitoring, serta evaluasi kegiatan atau program pembangunan kesehatan, khususnya di Kota

Yogyakarta . Dengan demikian dapat diketahui prioritas permasalahan yang lebih dahulu perlu

mendapatkan perhatian, agar kegiatannya yang dilakukan lebih efisien dan efektif.

Tabel-tabel lampiran Profil Kesehatan ini merupakan rangkuman dari penyajian data

kesehatan yang ada di Kota Yogyakarta. Belum sempurnanya pengumpulan data dan dengan

perangkat yang ada ternyata masih banyak data yang belum dapat kami sajikan secara lengkap

namun akurasinya tetap diupayakan semaksimal mungkin. Selain itu juga adanya perubahan

format pelaporan profil, penambahan beberapa tabel yang pada tahun sebelumnya belum ada

juga membutuhkan waktu untuk menyesuaikan. Masih ada beberapa instrumen pelaporan

yang belum mencantumkan item gender maupun bertambahnya data tentang penyakit tidak

menular merupakan salah satu sistem yang masih dalam proses penyempurnaan.

Sistematika dalam Profil Kesehatan Kota Yogyakarta ini adalah sebagai berikut :

Bab 1 Pendahuluan Penjelasan tentang maksud dan tujuan profil kesehatan dan

sistematika dari penyajian.

Bab 2 Gambaran Umum

gambaran umum Kota Yogyakarta. Selain uraian tentang

letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya,

bab ini juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap kesehatan dan faktor-faktor lainnya misal

kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan

lingkungan.

Bab 3 Capaian Program 2020

uraian tentang indikator mengenai Angka Kematian Ibu,

Angka Kematian Bayi, Angka Kematian Balita, Angka

Kesakitan dan Status Gizi.

Page 18: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

4

Bab-4 : Upaya Kesehatan menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan

kesehatan rujukan dan penunjang, akses dan mutu pelayanan

kesehatan, perilaku hidup bersih dan sehat, serta keadaan

lingkungan. Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan

dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja Standar

Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan serta upaya

pelayanan kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh

Pemerintah Kota Yogyakarta.

Bab-5 : Sumber Daya Kesehatan menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan,

pembiayaan

kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya

Bab-6 : Pembiayaan

Lampiran Lampiran data kesehatan tahun 2020

Page 19: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

5

BAB II

GAMBARAN UMUM

A. Geografis

1. Luas Wilayah

Kota Yogyakarta merupakan salah satu dari 5 Kabupaten/Kota di Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta dengan posisi di tengah-tengah, terletak antara 110o 20’ 41” sampai

110o 24’ 14” Bujur Timur dan 07o 45’ 57” sampai 07o 50’ 25” Lintang Selatan.

Secara administratif Kota Yogyakarta berbatasan langsung dengan 4 kabupaten lainnya ;

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Sleman

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bantul dan Sleman

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bantul

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Bantul dan Sleman

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DINAS KESEHATAN

TAHUN 2020

Kota yogyakarta

Kab. Sleman

Kab. Bantul

Page 20: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

6

Kota Yogyakarta memiliki luas wilayah 32,5 km2 atau 1,02% dari luas wilayah provinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta yang dibagi dalam 14 wilayah kecamatan dan 45 wilayah

kelurahan. Ketinggian tanah rata-rata 75 meter sampai dengan 132 meter di atas permukaan

air laut. Wilayah Utara pada umumnya mempunyai permukaan tanah yang lebih tinggi

dibandingkan wilayah-wilayah kecamatan di bagian Selatan. Kota Yogyakarta dilalui oleh

3 aliran sungai yang membelah kota di bagian barat, tengah dan timur ;

a. Sungai Gajah Wong yang mengalir di bagian timur kota

b. Sungai Code yang mengalir di bagian tengah kota

c. Sungai Winongo yang mengalir di bagian barat kota

Tabel 1. Luas Wilayah Berdasarkan Ketinggian Wilayah Kecamatan (di atas permukaan laut)

No Kecamatan Luas Menurut Ketinggian (Ha)

0-25 m 25-50 m 50-100 m 100-700 m 500-1000 m

1 Mantrijeron - - 261,0000 - -

2 Kraton - - 140,0000 - -

3 Mergangsan - - 202,1050 28,8950 -

4 Umbulharjo - - 604,6456 205,3544 -

5 Kotagede - - 302,4915 4,5085 -

6 Gondokusuman - - - 399,0000 -

7 Danurejan - - - 110,0000 -

8 Pakualaman - - - 63,0000 -

9 Gondomanan - - 41,8925 70,1075 -

10 Ngampilan - - 30,7500 51,2500 -

11 Wirobrajan - - 72,4263 103,5737 -

12 Gedongtengen - - - 96,0000 -

13 Jetis - - - 170,0000 -

14 Tegalrejo - - - 291,0000 -

Jumlah (Ha) - - 1.655,3109 1.592,6891 - Sumber : Kantor Pertanahan Kota Yogyakarta

2. Kemiringan

Secara umum Kota Yogyakarta merupakan daratan dengan permukaan tanah yang datar

dengan kemiringan lahan maksimum relatif datar dengan kemiringan lahan 0-2% seluas

2.790,88 hektar dan kemiringan lahan >40% seluas 10,94 Ha. Wilayah kecamatan yang

Page 21: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

7

mempunyai kemiringan di atas 40% terluas terdapat di Kecamatan Kotagede dengan

kemiringan mencapai 3,94 hektar. Luas wilayah berdasarkan kemiringan lahan per

kecamatan dapat dilihat pada data sebagai berikut :

Tabel 2. Luas Wilayah Kota Yogyakarta Berdasarkan Kemiringan Lahan

Sumber : Kantor Pertanahan Kota Yogyakarta

B. Demografi

1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota

Yogyakarta menunjukkan bahwa dalam satu tahun ini terjadi kenaikan jumlah penduduk.

Pada tahun 2018 sebanyak 412.726 jiwa dan pada tahun 2019 sebanyak 416.041 jiwa

sehingga mengalami kenaikan sebanyak 3.315 jiwa. Oleh sebab itu kepadatan penduduk

Kota Yogyakarta juga mengalami kenaikan pada tahun 2018 dari 12.703 jiwa/km2 menjadi

12.805 jiwa/km2 pada tahun 2019.

Page 22: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

8

Sumber : Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Yogyakarta

Grafik 1. Jumlah Penduduk Kota Yogyakarta Tahun 2015-2020

Jumlah penduduk Kota Yogyakarta dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2020 lebih

banyak perempuan. Pada tahun 2020 ini, dari seluruh penduduk, jumlah perempuan sebesar

51% dari seluruh pendudukdan laki-laki sebanyak 49% atau selisih sebanyak 2,41% (9.936

jiwa).

Sumber : Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Yogyakarta

Grafik 2 Jumlah Penduduk Laki-Laki dan Perempuan di Kota Yogyakarta Tahun 2020

Page 23: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

9

Data selengkapnya mengenai jumlah penduduk dirinci menurut laki-laki, perempuan, dan

kepadatan penduduk di Kota Yogyakarta selama tahun 2015 – 2020 adalah sebagai berikut

Tabel 3. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Tahun 2015 - 2020

No. Uraian Tahun

2015 2016 2017 2018 2019 2020

1 Laki-Laki 199.724 200.595 201.296 201.395 203.031 202.282

2 Perempuan 209.762 210.687 211.396 211.331 213.018 212.422

3 Jumlah 409.486 411.282 412.692 412.726 416.049 414.704

4 Kepadatan* 12.603 12.655 12.702 12.703 12.805 12.760

Ket : *) jiwa/km2

Sumber : Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Yogyakarta

Dengan mengetahui jumlah penduduk di tiap kelompok umur, dapat diketahui seberapa

banyak penduduk yang berpotensi sebagai beban yaitu penduduk yang belum produktif

(usia 0 – 14 tahun) dan penduduk yang dianggap kurang produktif (65 tahun ke atas).

Dengan demikian dapat dihitung angka ketergantungannya (Dependency Ratio). Selain itu

juga diketahui seberapa banyak usia reproduksi (15 – 49 tahun). Dilihat dari kacamata

kesehatan usia produktif (15 – 64 tahun) dapat lebih mandiri dalam menjaga kesehatannya

dan sebaliknya pada usia yang belum dan kurang produktif.

Grafik penduduk berikut ini menggambarkan besarnya usia produktif. Bila dihitung, besar

Dependency Ratio di Kota Yogyakarta pada tahun 2020 ini sebesar 41, yaitu menunjukkan

bahwa usia ketergantungan lebih kecil dibandingkan dengan usia produktif. Permasalahan

lebih besar terdapat pada usia belum produktif daripada usia lanjut. Walaupun demikian

kedua kelompok usia kurang produktif ini perlu mendapatkan perhatian lebih karena lebih

rentan terhadap penyakit dan masalah kesehatan. Dilihat dari jumlah penduduk menurut

jenis kelamin tidak begitu tampak perbedaannya kecuali pada usia 75 tahun ke atas. Namun

dengan banyaknya wanita usia reproduktif maka diperlukan perhatian yang lebih intensif

dalam rangka menurunkan angka kematian ibu, kematian neonates, dan kematian bayi.

Page 24: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

10

0 - 4 5 - 9 10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 - 64 65 - 69 70 - 74 75+

Laki-Laki 13.120 14.947 16.046 16.543 15.831 14.938 13.828 16.002 15.459 14.528 13.534 12.321 10.070 7.233 3.588 4.294

Perempuan 12.179 14.397 15.438 15.891 15.442 15.003 14.465 16.490 16.310 15.540 15.282 13.930 11.657 8.399 4.666 7.333

0

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

14.000

16.000

18.000

Sumber : Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Yogyakarta

Grafik 3. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kota Yogyakarta Tahun 2020

2. Pendidikan

Pendidikan merupakan fakta penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya

manusia. Tingkat pendidikan masyarakat yang lebih baik dapat berpengaruh pada

peningkatan derajat kesehatan. Profil ini juga menyajikan data tingkat pendidikan

masyarakat dan jumlah melek huruf pada usia 15 tahun keatas. Jumlah penduduk melek

huruf di Kota Yogyakarta dilaporkan sudah mencapai 100% dari seluruh jumlah penduduk

berusia 15 tahun keatas.

Adapun jumlah penduduk berusia 15 tahun ke atas adalah sebanyak 328.577 jiwa. Apabila

dilihat pendidikannya untuk tingkat S2/S3 menunjukkan bahwa laki-laki mempunyai

tingkat pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan. Jumlah penduduk

laki-laki yang tamat S2/S3 lebih banyak, sedangkan jumlah penduduk yang tamat SMA

lebih banyak pada perempuan.

Page 25: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

11

Tabel 4. Persentase Penduduk Berusia 10 Tahun Ke Atas Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Tahun 2018-2020

No Variabel Jumlah Persentase

L P L+P L P L+P 1 2 3 4 5 6 7 8

1 Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas

158.169 170.408 328.577

2 Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Yang Melek Huruf

158.169 170.408 328.577 100 100 100

3 Persentase Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan

a. Tidak Memiliki Ijazah SD 8.594 11.263 19.857 5,4 6,6 6,0

b. SD/M I 18.069 22.363 40.432 11,4 13,1 12,3

c. SMP/MTs 25.177 26.683 51.860 15,9 15,7 15,8

d. SMA/MA/SMK 61.401 61.853 123.254 38,8 36,3 37,5

e. Diploma I/Diploma II 1.163 1.937 3.100 0,7 1,1 0,9

f. Akademi/Diploma III 8.427 11.263 19.690 5,3 6,6 6,0

g. S1/ Diploma IV 30.898 31.582 62.480 19,5 18,5 19,0

h. S2/S3 (Master/Doktor) 4.440 3.464 7.904 2,8 2,0 2,4 Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Yogyakarta

Page 26: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

12

BAB III

CAPAIAN PROGRAM 2020

A. Status Gizi Masyarakat

1. Status Gizi Balita

Pemantauan Status Gizi Balita Kota Yogyakarta dilaksanakan 2 kali dalam 1 tahun pada

bulan Februari dan Agustus. Pemantauan bertujuan untuk mengetahui gambaran prevalensi

status gizi balita dengan indikator berat badan menurut umur (BB/U), indikator panjang

badan atau tinggi badan menurut umur (PB/U atau TB/U), dan indikator berat badan

menurut tinggi badan (BB/TB). Status Gizi Balita dengan indikator berat badan menurut

umur (BB/U). Pemantauan Status Gizi Balita dengan indikator berat badan menurut umur

(BB/U) periode 2016 - 2019 tertuang dalam Tabel 5. Tahun 2020 terjadi perubahan

kategori Status Gizi Berat Badan menurut Umur (BB/U) yang tertuang dalam Peraturan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2020 tentang Standar

Antropometri Anak, indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U). PMK Nomor 2/2020

menetapkan 4 kategori Status Gizi Berat Badan menurut Umur (BB/U) ; berat badan sangat

kurang, berat badan kurang, berat badan normal, dan risiko berat badan lebih. Tren status

gizi berdasarkan indeks BB/U menurut PMK Nomor 2/2020 tertuang dalam Tabel 5.

Tabel 5. Status Gizi Balita Kota Yogyakarta Tahun 2016 - 2019 Dengan Indikator Berat Badan Menurut Umur

No

Status Gizi 2016 2017 2018 2019

Jml (%) Jml (%) Jml (%) Jml (%)

1 Gizi Lebih 650 4,3 605 4,0 531 3,7 456 3,3

2 GIzi Baik 13052 86,6 13093 88,0 12705 87,8 12297 88,3

3 Gizi Kurang 1231 8,2 1136 7,6 1102 7,6 1056 7,6

4 Gizi Buruk 141 0,9 120 0,8 133 0,9 122 0,9

Sumber : Laporan Pemantauan Status Gizi Puskesmas

Page 27: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

13

Tabel 6. Status Gizi Balita Kota Yogyakarta Tahun 2020 Dengan Indikator Berat Badan Menurut Umur (Berdasar PMK No.2/2020)

4,3 4,05 3,67 3,27

10,6

8,177,6 7,62 7,58 9

0,94 0,8 0,92 0,881,74

2016 2017 2018 2019 2020

BB Risiko Lebih

Sumber : Laporan Pemantauan Status Gizi Puskesmas

Grafik 4. Status Gizi Balita Kota Yogyakarta Tahun 2016-2020 dengan Indikator Berat Badan

Menurut Umur (BBU)

Berat badan kurang (underweight) adalah kategori status gizi berdasarkan Berat Badan

menurut Umur (BB/U) dengan Z-score < -2 SD (BB sangat kurang dan BB kurang). Target

prevalensi balita BB sangat kurang <1%, balita BB kurang <5%, dan balita BB risiko lebih

<2,5%. Berdasarkan grafik di atas, prevalensi balita BB sangat kurang, BB kurang, dan BB

risiko lebih belum mencapai target. Prevalensi BB sangat kurang dan BB kurang lebih

tinggi dari target yang ditetapkan, beberapa faktor yang berkaitan tingginya prevalensi

tersebut adalah :

No Status Gizi 2020

Jml (%)

1 Risiko BB Lebih 1277 10,6

2 BB Normal 9475 78,65

3 BB Kurang 1084 9

4 BB Sangat Kurang 210 1,74

Page 28: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

14

a. Perilaku dan sikap masyarakat

1) Pola makan (frekuensi makan kurang, rendahnya kualitas makanan selingan, jarang

mengkonsumsi lauk hewani)

2) Pola asuh (pemberian makan yang kurang tepat baik kualitas maupun kuantitas, ibu

balita merasa tidak ada masalah dengan balita yang berat badannya kurang,

menyerahkan pengasuhan sepenuhnya kepada orang lain, adanya masalah intern

rumah tangga yang berdampak terhadap pengasuhan anak, penggunaan gadget)

3) Sanitasi

b. Penyakit penyerta ; TB, jantung, kelainan tumbuh kembang, kelainan kongenital

c. Pelaksanaan kegiatan

1) Promosi gizi seimbang dan PMBA belum optimal

2) Penyuluhan di posyandu belum berjalan dengan baik

3) Tumbuh kembang balita tidak terpantau secara rutin pada masa pandemic covid.

Pemantauan pertumbuhan pada tahun 2020 efektif di bulan Januari- Maret,

selanjutnya tidak berjalan pada bulan April-Juli. Bulan Agustus - Desember 2020

aktifitas pemantauan dilakukan dengan terbatas dan dengan metode yang disesuaikan

pada kondisi wilayah :

a) Metode pemantauan pertumbuhan mandiri yang dilakukan oleh orang tua balita,

kemudian hasilnya disetorkan ke kader

b) Metode posyandu mobil : kader keliling ke rumah-rumah balita

c) Metode posyandu konvensional : kedatangan balita dijadwal, waktu dibatasi

dengan tetap mematuhi protokol kesehatan

Perubahan definisi operasional terhadap status gizi (dengan PMK No. 2/2020),

menunjukkan perubahan pada besaran prevalensi BB normal yang menurun dan prevalensi

risiko BB lebih yang meningkat (sebelumnya nilai Z-score > + 2 SD termasuk kategori gizi

lebih, sedangkan tahun 2020 nilai Z-score > + 1 SD termasuk kategori risiko BB lebih),

risiko BB lebih berkaitan dengan :

a. Perilaku dan sikap masyarakat ; pola asuh, Pola makan dan Mindset “gemuk itu sehat”

b. Aktivitas anak kurang (di masa pandemi, aktivitas anak di luar rumah sangat dibatasi)

Page 29: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

15

2. Status gizi balita berdasarkan indikator Tinggi Badan menurut Umur (TB/U).

Status gizi balita berdasarkan indikator Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) dengan

kategori pendek, sangat pendek dan stunting pada tahun 2020 meningkat dibandingkan

pada tahun 2019, Tabel 3 dan Grafik 2. Kondisi tersebut menjadikan permasalahan

kesehatan yang harus ditangani seiring dengan tatalaksana pengendalian Covid-19

Tabel 7. Status Gizi Balita Kota Yogyakarta Tahun 2016-2020 Dengan Indikator Tinggi Badan Menurut Umur

SSumber data : Laporan Pemantauan Status Gizi (PSG) Puskesmas

1,0 0,5 0,4 0,5 1,3

4,9

4,5 4,9 4,5

5,6

7,8 7,46,8

5,5

16,8

2016 2017 2018 2019 2020

Gizi Buruk (%)Gizi Kurang (%)Gizi Lebih(%)

Sumber : Laporan Pemantauan Status Gizi (PSG) Puskesmas

Grafik 5. Status Gizi Balita Kota Yogyakarta Tahun 2016-2020 dengan Indikator Tinggi Badan Menurut Umur

No. Status

Gizi

2016 2017 2018 2019 2020

Jml (%) Jml (%) Jml (%) Jml (%) Jml (%)

1. Tinggi 485 3,0 307 2,1 316 2,2 194 1,4 57 0,5

2. Normal 13397 83,0 11981 83,6 12238 85,0 12103 87,3 10141 85,2

3. Pendek 1645 10,2 1589 11,1 1513 10,5 1340 9,7 1366 11,5

4. Sangat Pendek

499 3,1 441 3,1 334 2,3 227 1,6 340 2,9

Page 30: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

16

Stunting adalah kategori status gizi berdasarkan indeks Panjang Badan/Tinggi Badan

menurut Umur (PB/U atau TB/U) dengan Z-score < -2 SD (pendek dan sangat pendek) dan

target nasional balita stunting < 20%. Stunting merupakan masalah gizi yang bersifat kronis

yang disebabkan oleh banyak faktor baik dari masalah kesehatan maupun di luar kesehatan

dan berlangsung lama. Stunting berdampak pada gangguan kognitif dan resiko menderita

penyakit degeneratif pada usia dewasa.

Prevalensi balita pendek sebesar dan sangat pendek (stunting) di Kota Yogyakarta tahun

2020 meningkat dibanding tahun 2019. Stunting disebabkan oleh kurangnya asupan gizi

dan pola asuh yang salah terutama di masa-masa 1000 Hari Pertama Kehidupan.

Hal demikian berkaitan dengan :

a. Rendahnya pengetahuan ibu atau pengasuh tentang PMBA.

b. Penyakit infeksi berulang sebagai faktor stunting pada balita

Upaya-upaya pencegahan yang telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan dan puskesmas :

a. Suplementasi Tablet Tambah Darah untuk remaja putri di sekolah disertai dengan

Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) tentang anemia, pentingnya TTD, gizi seimbang,

PHBS, Germas

b. Pelaksanaan kelas calon pengantin, skrining kesehatan calon pengantin di puskesmas ;

pemeriksaan Hb, golongan darah, gula darah, HIV, Hepatitis

c. Suplementasi Asam Folat calon prengantin (Catin) sebanyak 90 tablet

d. Konseling gizi untuk calon pengantin, ibu hamil, dan ibu menyusui

e. Kelas ibu di tiap puskesmas

f. ANC Terpadu minimal 6 kali selama kehamilan (trimester 1 : 2 kali, trimester 2 : 1 kali,

trimester 3 : 3 kali), meliputi pemeriksaan fisik, laboratorium, konseling, suplementasi

TTD dan asam folat

g. Pemberian makanan tambahan (PMT Pemulihan) bagi ibu hamil Kurang Energi Kronik

(KEK) dan PMT penyuluhan untuk ibu hamil anemia

h. Suplementasi vitamin A dosis tinggi sebanyak 2 kapsul dan TTD sebanyak 40 tablet

untuk ibu nifas

i. KB pasca salin

j. Promosi dan konseling Pemberian Makan pada Bayi dan Anak (PMBA)

Page 31: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

17

k. Optimalisasi kegiatan kelas ibu balita dan KP-Ibu

l. Optimalisasi kader yang sudah dilatih PMBA (di meja 4 posyandu)

m. Tatalaksana gizi buruk akut

n. Pemberian makanan tambahan pemulihan bagi anak gizi kurang akut

o. Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan

p. Suplementasi kapsul vitamin A, suplementasi zink untuk pengobatan diare

q. Pencegahan kecacingan

3. Status gizi balita berdasarkan indikator Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB)

Wasting merupakan masalah gizi yang bersifat akut yang berkaitan dengan asupan yang

kurang atau penyakit infeksi. Wasting berdampak pada gangguan pertumbuhan pada anak.

Wasting adalah kategori status gizi berdasarkan indeks Berat Badan menurut

Panjang/Tinggi Badan (BB/PB atau BB/TB) dengan Z-score < -2 SD (gizi buruk dan gizi

kurang).

Tahun 2020 terjadi perubahan kategori Status Gizi Berat Badan menurut Panjang/Tinggi

Badan (BB/PB atau BB/TB) yang tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 2 Tahun 2020. Sebelum tahun 2020, indeks BB/TB digunakan untuk

menentukan kategori sangat kurus, kurus, normal, dan gemuk. Tahun 2020 kategori

berubah menjadi gizi buruk, gizi kurang, gizi baik (normal), risiko gizi lebih, gizi lebih, dan

obesitas.

Status gizi baik (normal) mengalami perubahan karena perubahan definisi operasional

dengan. Sebelum tahun 2020, termasuk dalam status gizi baik adalah nilai Z-score -2 SD

sampai dengan +2 SD, tahun 2020 termasuk status gizi baik adalah balita dengan nilai Z-

score -2 SD sampai dengan +1 SD. Prevalensi balita gizi buruk dan gizi kurang Kota

Yogyakarta tahun 2020 sebesar 6,87%, (target nasional < 5%) atau di atas nilai nasional.

Page 32: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

18

Tabel 8. Status Gizi Balita Dengan Indikator Berat Badan Menurut Tinggi Badan Kota Yogyakarta Tahun 2016-2019

Sumber : Laporan Pemantauan Status Gizi Puskesmas

Grafik 5 menunjukkan cakupan balita gizi buruk, gizi kurang, dan gizi lebih lebih tinggi

dibandingkan tahun sebelumnya. Kasus gizi lebih di tahun 2020 digambarkan dengan

prevalensi risiko gizi lebih, gizi lebih, dan obesitas. Perubahan definisi operasional

menjadikan perubahan kasus gizi lebih di tahun 2020. Periode sebelum tahun 2020

disebutkan sebagai kasus gizi lebih jika nilai Z-score > + 2 SD, pada tahun 2020, nilai Z-

score > + 1 SD dimasukkan dakam risiko gizi lebih.

Tabel 9. Status Gizi Balita Dengan Indikator Berat Badan Menurut Tinggi Badan Kota Yogyakarta Tahun 2020 (Berdasar PMK No. 2/2020)

Sumber : Laporan Pemantauan Status Gizi Puskesmas

No. Status Gizi 2016 2017 2018 2019

Juml (%) Juml (%) Juml (%) Juml (%)

1. Sangat Kurus

144 1,0 70 0,5 55 0,4 73 0,5

2. Kurus 706 4,8 638 4,4 710 4,9 635 4,6

3. Normal 12462 85,9 12560 87,6 12628 87,9 12329 88,9

4. Gemuk 126 7,8 1066 7,4 978 6,8 831 6,0

No. Status Gizi 2020

Juml (%)

1. Gizi Buruk 150 1,26

2. Gizi Kurang 668 5,61

3. Gizi Baik 9073 76,35

4. Risiko Gizi Lebih 1122 9,45

5. Gizi Lebih 496 4,17

6. Obesitas 375 3,15

Page 33: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

19

1,0 0,5 0,4 0,5 1,3

4,9

4,5 4,9 4,5

5,6

7,8 7,46,8

5,5

16,8

2016 2017 2018 2019 2020

Gizi Buruk (%)Gizi Kurang (%)Gizi Lebih(%)

Sumber : Laporan Pemantauan Status Gizi (PSG) Puskesmas

Grafik 6. Status Gizi Balita dengan Indikator Berat Badan Menurut Tinggi Badan

Kota Yogyakarta Tahun 2016-2020

Tabel 10. Kasus Gizi Buruk Dirawat Di Kota Yogyakarta Tahun 2020

No. Puskesmas Kasus Gizi Buruk

Prosentase Jumlah Dirawat

1 Danurejan1 6 6 100%

2 Danurejan 2 2 2 100%

3 Gondokusuman 1 18 18 100%

4 Gondokusuman 2 9 9 100%

5 Gondomanan 9 9 100%

6 Gedongtengan 11 11 100%

7 Jetis 16 16 100%

8 Kotagede 1 7 7 100%

9 Kotagede 2 5 5 100%

10 Kraton 17 17 100% 11 Mergangsan 1 1 100%

12 Mantrijeron 4 4 100%

13 Ngampilan 1 1 100%

14 Pakualaman 0 0 -

15 Tegalrejo 4 4 100%

16 Umbulharjo 1 35 35 100%

17 Umbulharjo 2 2 2 100%

18 Wirobrajan 9 9 100%

Kota Yogyakarta 156 156 100% Sumber : Laporan PWS Gizi Puskesmas Tahun 2020

Page 34: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

20

DN1

DN2

GK1

GK2

GM GT JTKG1

KG2

KT MG MJ NG PA TRUH1

UH2

WB

Gizi Buruk 6 2 18 9 9 11 16 7 5 17 1 4 1 0 4 35 2 9

Dirawat 6 2 18 9 9 11 16 7 5 17 1 4 1 0 4 35 2 9

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Sumber : Laporan PWS Gizi Puskesmas Tahun 2020

Grafik 7. Kasus Gizi Buruk Dirawat di Kota Yogyakarta Tahun 2020

4. Upaya Penanganan Gizi Buruk di Kota Yogyakarta

Balita dengan tanda klinis gizi buruk dan atau indeks Berat Badan menurut Panjang Badan

(BB/PB) atau Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) dengan nilai Z-score < -3 SD

dikategorikan sebagai kasus balita gizi buruk. Penanganan kasus gizi buruk di Kota

Yogyakarta dilakukan dengan upaya ;

a. Menurunkan angka balita gizi buruk

Salah satu upaya untuk menurunkan angka balita gizi buruk di Kota Yogyakarta pada

tahun 2020 adalah dengan pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI)

kepada anak Bawah Dua Tahun (Baduta) dari keluarga miskin. Pemberian MP-ASI

kepada baduta gakin membantu mengurangi angka kejadian gizi buruk di Kota

Yogyakarta

Page 35: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

21

Tabel 11. Pemberian MPASI Baduta Gakin di Kota Yogyakarta Tahun 2020

No Puskesmas Jumlah Baduta Gakin

Persentase (%) Sasaran

Mendapat MP ASI

1 Danurejan I 21 21 100

2 Danurejan II 68 68 100

3 Gedongtengen 25 25 100

4 Gondokusuman I 42 42 100

5 Gondokusuman II 26 26 100

6 Gondomanan 152 0 0

7 Jetis 132 60 45.4

8 Kotagede I 64 64 100

9 Kotagede II 20 20 100

10 Kraton 24 6 25

11 Mantrijeron 22 22 100

12 Mergangsan 90 90 100

13 Ngampilan 20 20 100

14 Pakualaman 27 27 100

15 Tegalrejo 155 58 37.4

16 Umbulharjo I 13 13 100

17 Umbulharjo II 47 47 100

18 Wirobrajan 20 20 100

KOTAYOGYAKARTA 968 629 64,98 Sumber : Laporan PWS Gizi Puskesmas Tahun 2020

b. Perawatan balita gizi buruk

Setiap temuan gizi buruk di Kota Yogyakarta dilakukan perawatan (Permenkes Nomor

347/Menkes/IV/2008). Aktifitas surveilans gizi dilakukan untuk menjaring dan

menemukan kasus gizi buruk di wilayah untuk diberikan perawatan.

Jumlah kasus balita gizi buruk yang mendapatkan perawatan di Kota Yogyakarta pada

tahun 2019 yaitu sebanyak 84 anak dan pada tahun 2020 meningkat dua kali lipat

menjadi 156 anak. Wilayah puskesmas dengan jumlah gizi buruk terbanyak di

Puskesmas Umbulharjo 1 yaitu sejumlah 35 anak.

Di Kota Yogyakarta semua kasus gizi buruk (156 kasus) telah mendapatkan perawatan

baik di puskesmas maupun di Rumah Pemulihan Gizi Kota Yogyakarta, sesuai dengan

target sebesar 100%

Page 36: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

22

5. Anemia Ibu Hamil

Prevalensi ibu hamil anemia di Indonesia masih tinggi yaitu 48,9% Hasil (Riskesdas 2018)

dan umumnya terjadi karena defisiensi zat besi. Anemia adalah suatu kondisi tubuh dimana

jumlah dan ukuran sel darah merah atau kadar Hemoglobin (Hb) lebih rendah dari normal,

yang akan mengakibatkan terganggunya distribusi oksigen oleh darah ke seluruh tubuh.

Anemia sebagai indikator rendahnya kualitas kesehatan dan gizi.

Kebutuhan tambahan zat besi bagi ibu hamil selama kehamilan lebih kurang 1000 mg, yang

diperlukan untuk pertumbuhan janin, plasenta dan perdarahan saat persalinan yang

mengeluarkan rata-rata 250 mg besi. Anemia pada ibu hamil berisiko terhadap terjadinya

hambatan pertumbuhan janin sehingga bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR),

perdarahan pada saat persalinan dan dapat berlanjut setelah persalinan yang dapat

menyebabkan kematian ibu dan bayinya.

22,78

30,81

35,49

30,08

23,31

2016 2017 2018 2019 2020

Anemia Bumil

Sumber : Laporan PWS Gizi Puskesmas Tahun 2020

Grafik 8. Tren Anemia Ibu Hamil di Kota Yogyakarta Tahun 2016-2020

Anemia gizi besi sebenarnya tidak perlu terjadi bila asupan makanan sehari-hari

mengandung cukup zat besi,terutama pangan hewani yang kaya akan zat besi, seperti pada

hati, ikan dan daging. Zat besi pada pangan hewani disebut besi heme (heme iron), yang

mudah diserap tubuh. Pangan hewani masih kurang terjangkau oleh kebanyakan masyarakat

karena harganya yang relatif mahal, oleh karena itu dapat dipahami mengapa prevalensi

anemia ibu hamil di Yogyakarta masih tinggi. Alternatif lain sumber zat besi adalah pangan

nabati seperti daun singkong, kangkung dan sayuran berwarna hijau lainnya, namun zat besi

Page 37: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

23

dalam pangan tersebut yang disebut non-heme lebih sulit diserap. Faktor risiko anemia pada

ibu hamil antara lain :

a. Pola makan yang kurang beragam dan bergizi seimbang

b. Kurangnya asupan makanan kaya zat besi

c. Kehamilan berulang dalam waktu singkat

d. Ibu hamil mengalami Kurang Energi Kronis (KEK)

Kejadian anemia ibu hamil pada tahun 2016 sampai dengan tahun 2020 fluktuatif. Terjadi

peningkatan di tahun 2018 dibanding tahun 2017, selanjutnya pada tahun 2019 dan 2020

terjadi turun.

Kasus anemia di Kota Yogyakarta lebih tinggi dibandingkan dengan target Nasional

sebesar < 15 %. Upaya pengendalian/penurunan dilakukan dengan optimalisasi distribusi

tablet tambah darah, konseling gizi, dan kepatuhan ibu hamil minum tablet tambah darah

selama hamil dan nifas.

6. Cakupan Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK)

Ibu hamil dengan masalah gizi dan kesehatan berdampak terhadap kesehatan dan

keselamatan ibu dan bayi serta kualitas bayi yang dilahirkan. Ibu hamil Kurang Energi

Kronis (KEK) adalah ibu hamil yang mempunyai Lingkar Lengan Atas (LILA) < 23,5 cm.

Kondisi ibu hamil KEK berisiko menurunkan kekuatan otot yang membantu proses

persalinan sehingga dapat mengakibatkan terjadinya partus lama dan perdarahan pasca

salin, bahkan kematian ibu. Risiko pada bayi dapat mengakibatkan terjadinya kematian

janin (keguguran), prematur, lahir cacat, Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) bahkan

kematian bayi. Ibu hamil KEK dapat mengganggu tumbuh kembang janin, yaitu

pertumbuhan fisik (stunting), otak dan metabolisme yang menyebabkan penyakit tidak

menular di usia dewasa.

Faktor penyebab langsung ibu hamil KEK adalah konsumsi gizi yang tidak cukup dan

penyakit. Faktor penyebab tidak langsung adalah persediaan makanan tidak cukup, pola

asuh yang tidak memadai dan kesehatan lingkungan serta pelayanan kesehatan yang tidak

memadai. Semua faktor langsung dan tidak langsung dipengaruhi oleh kurangnya

pemberdayaan wanita, keluarga dan sumber daya manusia sebagai masalah utama,

sedangkan masalah dasar adalah krisis ekonomi, politik dan sosial.

Page 38: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

24

15,0213,46

15,116,62

14

20 20 20 20

16

2016 2017 2018 2019 2020

Bumil KEK (%)

Target (%)

Sumber : Laporan PWS Gizi Puskesmas Tahun 2020

Grafik 9. Tren Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK) Kota Yogyakarta Tahun 2016-2020

Grafik 9 menunjukkan kasus ibu hamil KEK tahun 2020 mengalami penurunan dibanding

tahun 2019. Kasus ibu hamil KEK sebesar 14% pada tahun 2021 menunjukkan Kota

Yogyakarta lebih kecil dibandingkan target kejadian ibu hamil KEK nasional tahun 2020

sebesar < 16 %.

Permasalahan pengendalian dan upaya penurunan kejadian ibu hamil KEK

1. Permasalahan dalam menurunkan angka ibu hamil KEK

a. Calon ibu hamil dan ibu hamil baru yang mempunyai Lingkar Lengan kurang dari <

23.5 cm.

b. Pemahaman kesehatan reproduksi

c. Pemahaman tentang asupan saat kehamilan

2. Upaya penurunan kejadian ibu hamil KEK

a. Koordinasi untuk mendapatkan dukungan lintas sektor, organisasi profesi, tokoh

masyarakat, LSM dan institusi lainnya

b. koordinasi lintas program melalui kegiatan edukasi kesehatan reproduksi remaja putri

melalui program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan Pelayanan Kesehatan Peduli

Remaja (PKPR), konseling catin, pemeriksaan ibu hamil terpadu (Pelayanan

Antenatal Terpadu)

Page 39: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

25

c. Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT Pemulihan) untuk ibu hamil KEK

disertai konseling gizi pada ibu hamil.

d. Konseling calon pengantin.

e. Pemantauan dan pendampingan ibu hamil oleh kader,

f. kunjungan rumah bumil risiko tinggi oleh petugas puskesmas,

g. kegiatan kelas ibu dan suami siaga.

7. Ibu Nifas mendapatkan Vitamin A

94,37 94,72 96,77 98,09 99,6

8590

95 98

70

2016 2017 2018 2019 2020

Pemberian Vit A (%)Target (%)

Sumber : Laporan PWS Gizi Puskesmas Tahun 2020

Grafik 10. Pemberian Vitamin A Pada Ibu Nifas Kota Yogyakarta Tahun 2016-2020

Ibu nifas membutuhkan vitamin A karena pada saat proses melahirkan telah kehilangan

sejumlah darah sehingga berisiko mengalami kekurangan vitamin A. Pemberian vitamin A

dapat membantu menurunkan angka kematian pada ibu dan bayi, mengurangi penyakit

infeksi pasca persalinan, mempercepat proses pemulihan dan mencegah anemia.

Setiap ibu dalam masa nifas mendapatkan dua kapsul Vitamin A warna merah (200.000

IU), satu kapsul diberikan segera setelah melahirkan dan kapsul kedua diberikan minimal

24 jam setelah pemberian pertama. Kapsul Vitamin A diberikan di puskesmas dan di

Page 40: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

26

rumah sakit yang ada di Kota Yogyakarta. Periode 2016 - 2020 cakupan pemberian vitamin

A pada ibu nifas terjadi peningkatan (Grafik 10)

Peningkatan cakupan pemberian vitamin A dan pencapaian sesuai target pada ibu nifas

pada periode tahun 2016 – 2020 merupakan dampak dari upaya yang dilaksanakan oleh

Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta berupa :

1) Komunikasi aktif antara Dinas kesehatan dan Rumah Sakit/Klinik mandiri

2) Peningkatan aktifitasnkader pendamping ibu hamil di wilayah

8. Ibu hamil mendapatkan tablet Fe 30 tablet (Fe1) dan Fe 90 tablet (Fe3)

Kebutuhan zat besi pada ibu hamil meningkat 25% dibandingkan wanita yang tidak hamil.

Kebutuhan tersebut sangat sulit dipenuhi hanya dari makanan saja. Oleh karena itu,

diperlukan Tablet Tambah darah (TTD) untuk mencegah dan menanggulangi anemia gizi

besi. Sebaiknya ibu hamil mulai mengonsumsi TTD sejak konsepsi sampai masa nifas.

Selama kehamilan, ibu hamil mendapatkan minimal 90 tablet tambah darah. Ibu hamil

mendapat 90 TTD (Fe3) adalah jumlah ibu hamil yang selama kehamilan mendapatkan

minimal 90 tablet. Output dari pemberian tablet Fe pada ibu hamil adalah penurunan

kejadian anemia pada ibu hamil. Periode 2016 - 2020 prosentase ibu hamil mendapat tablet

Fe3 terjadi peningkatan. Tahun 2020 sebanyak 89,8% ibu hamil mendapatkan Tablet Fe3

diatas target nasional sebesar 80% (Grafik 11)

88,08 92,9893,23 93,87

93,2

82,09 85,19 87,33 88,4

89,885 90

95 98

80

2016 2017 2018 2019 2020

Fe 1 (%)

Fe 3 (%)

Sumber : Laporan PWS Gizi Puskesmas Tahun 2020

Grafik 11. Bumil Mendapat Tablet Fe Kota Yogyakarta Tahun 2015-2020

Page 41: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

27

9. Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) merupakan salah satu faktor determinan terjadinya

masalah stunting. Anak umur 12-23 bulan dengan berat lahir rendah berisiko 1,74 kali

menjadi stunting dibandingkan yang lahir dengan berat badan normal (Aryastami et al.,

2017). BBLR sangat berkaitan dengan kejadian kesakitan dan kematian pada janin dan

neonatal. Indikator ini sebagai indikator outcome dari kondisi ibu selama kehamilan. Bayi

dengan berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi prematur maupun bayi cukup bulan

yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram. Persentase bayi BBLR juga

menentukan derajat kesehatan masyarakat.

Persentase BBLR didapatkan dari bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500

gram dibandingkan dengan bayi yang lahir hidup pada tahun tersebut.

5,46 5,16

6,66,08

6,9

10

9 9

8

5,4

2016 2017 2018 2019 2020

Bayi BBLR (%)Target (%)

Sumber : Laporan PWS Gizi Puskesmas Tahun 2020

Grafik 12. Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Kota Yogyakarta

Tahun 2016-2020

Periode Tahun 2016 – 2020 kasus Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) fluktuatif meningkat.

Tahun 2020 prevalensi BB 8,2% lebih tinggi dibandingkan pada tahun 2019.

Page 42: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

28

10. Bayi mendapatkan ASI Eksklusif

Bayi mendapat ASI Eksklusif adalah bayi umur 0-6 bulan yang diberi ASI saja tanpa

makanan atau cairan lain kecuali obat, vitamin, dan mineral. Cakupan ASI Eksklusif bayi

usia 0-6 bulan di Kota Yogyakarta pada tahun 2020 sebesar 73,2%, lebih rendah dibanding

tahun 2019 sebesar 0,5% dan diatas target nasional

Upaya Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dalam rangka meningkatkan cakupan pemberian

asi 0-6 bulan antara lain :

a. Promosi dan konseling menyusui

b. Pelatihan konseling menyusui. Jumlah konselor ASI aktif di Kota Yogyakarta : 102

orang.

c. Perda No. 1 Tahun 2014 tentang Pemberian ASI Eksklusif

d. Peraturan Walikota No. 70 Tahun 2020 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah

Kota Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif

e. Monitoring dan Evaluasi Manajemen 10 LMKM di RS/Klinik dengan melibatkan lintas

program dan organisasi profesi dengan mengundang narasumber ahli.

f. Pelaksanaan kelas ibu balita, KP-ibu

61,666,1 67,42

73,7 73,2

42 4447

50

40

2016 2017 2018 2019 2020

Pemberian Asi Eksklusif (%)Target

Grafik 13. Pemberian ASI Ekslusif di Kota Yogyakarta Tahun 2016-2020

Page 43: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

29

11. Pemberian vitamin A bagi bayi dan balita

Vitamin A merupakan zat gizi esensial yang dibutuhkan oleh tubuh dan asupan vitamin A

dari makanan sehari-hari umumnya masih kurang. Kekurangan vitamin A (KVA) di dalam

tubuh yang berlangsung lama menimbulkan berbagai masalah kesehatan yang berdampak

pada meningkatnya resiko kesakitan dan kematian. Mempertahankan status vitamin A pada

bayi dan anak balita dapat mengurangi masalah kesehatan masyarakat seperti kecacingan

dan campak.

Pemberian vitamin A pada bayi dan balita dilakukan pada bulan Februari dan Agustus

secara bersamaan. Bayi (umur 6-11 bulan) diberikan kapsul vitamin A warna biru (100.000

IU) dan anak balita (umur 12-59 bulan) diberikan kapsul vitamin A warna merah (200.000

IU). Capaian distribusi pemberian vitamin A pada bayi dan anak balita sudah 100%.

Pemberian Vitamin A pada saat pelaksanaan kegiatan posyandu dan dengan metode door to

door (sweeping) bagi bayi dan anak balita yang tidak dibawa ke posyandu pada bulan

Februari dan Agustus.

Page 44: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

30

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86

75

80

85

90

95

100

105

Bayi (6-11 Bln) Anak (12-59 Bln) Balita (6-59 Bln) Target

Sumber : Laporan PWS Gizi Puskesmas Tahun 2020

Grafik 14. Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi, Anak Balita dan Balita KotaYogyakarta Tahun 2016-2020

12. Partisipasi Masyarakat (Balita Ditimbang di Posyandu)

Balita yang ditimbang berat badannya (D) menggambarkan tingkat keberlangsungan

pemantauan pertumbuhan sebagai bentuk partisipasi masyarakat sekaligus menilai kinerja

petugas kesehatan dalam mengedukasi masyarakat untuk melakukan pemantauan

pertumbuhan. Sedangkan tingkat keberhasilan program dapat dilihat dari balita yang berat

badannya naik (N) dibandingkan dengan balita yang datang dan ditimbang ke posyandu

(D). Sedangkan BGM adalah balita yang ditimbang di posyandu dengan berat badan

menurut umur berada pada dan di bawah garis merah pada Kartu Menuju Sehat (KMS).

Page 45: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

31

Tingkat partisipasi masyarakat ke posyandu (D/S) di Kota Yogyakarta pada tahun 2020

sebesar 53,49%, lebih rendah dibandingkan pada tahun 2019 (75,26%), belum sesuai target

nasional sebesar 60%.

Kendala pandemi Covid-19 berpengaruh pada kegiatan pemantauan pertumbuhan bayi dan

anak balita. Tahun 2020 kegiatan pemantauan efektif dilaksanakan pada bulan Januari-

Maret 2020, pada bulan April-Juli 2020 kegiatan dihentikan sementara untuk mengurangi

risiko paparan Covid-19. Bulan Agustus-Desember 2020 kegiatan pemantaun pertumbuhan

dilaksanakan dengan memperhatikan kondisi penyebaran Covid-19. Beberapa metode

digunakan untuk pemantauan pertumbuhan :

a. Metode pemantauan pertumbuhan mandiri yang dilakukan oleh orang tua balita,

kemudian hasilnya disetorkan ke kader

b. Metode mobile posyandu : kader keliling ke rumah-rumah balita

c. Metode posyandu konvensional : kedatangan balita dijadwal, waktu dibatasi dengan

tetap mematuhi protokol kesehatan.

76,1 75,84 75,61 75,26

53,49

72 73 74 7660

0

10

20

30

40

50

60

70

80

2016 2017 2018 2019 2020

Partisipasi Masyarakat

Target

Sumber : Laporan PWS Gizi Puskesmas Tahun 2020

Grafik 15. Partisipasi Masyarakat Ke Posyandu (D/S) Kota Yogyakarta Tahun 2016-2020

Page 46: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

32

B. Angka Kematian

1. Angka Kematian Ibu

Angka kematian ibu (AKI) adalah rasio kematian ibu selama masa kehamilan, persalinan

dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, nifas atau pengelolaannya. di setiap

100.000 kelahiran hidup (Kemenkes, 2018). Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah

satu indikator keberhasilan upaya kesehatan ibu dan derajat kesehatan masyarakat. Angka

kematian ibu (AKI) menggambarkan risiko yang dihadapi bumil selama kehamilan dan

melahirkan. AKI dipengaruhi oleh status gizi, keadaan sosial ekonomi, keadaan kesehatan

menjelang kehamilan, kejadian komplikasi pada kehamilan dan kelahiran, ketersediaan dan

akses fasilitas pelayanan kesehatan.

125

102

110 111,5

119,8

64,14

123

104 102 102 102 102

2015 2016 2017 2018 2019 2020

AKI

Target

Grafik 16. Tren AKI Kota Yogyakarta Tahun 2015 – 2020

Page 47: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

33

Tahun 2020 AKI Kota Yogyakarta sebesar 64.14, dari sebanyak 3.118 kelahiran hidup

dengan 2 kasus kematian ibu. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan dengan AKI yang

ditetapkan pada Tahun 2020 sebesar kurang 102. Tren AKI dalam kurun waktu 2016 –

2019 meningkat dan lebih tinggi dari angka yang ditetapkan, tahun 2020 turun dibawah

angka yang ditetapkan (Grafik 13)

Penyebab 2 kasus kematian pada tahun 2020 adalah perdarahan (1 kasus), dan

penyakit jantung (1 kasus), kedua kasus tersebut merupakan kasus kematian yang

seharusnya dapat dicegah (unavoidable).

a. Tantangan Pengendalian AKI / AKB di Kota Yogyakarta :

1) Kasus anemia pada ibu hamil tinggi dan meningkat

Anemia pada ibu hamil berkaitan dengan mortalitas dan morbiditas pada ibu dan

bayi. WHO menyebutkan 40% kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan

anemia pada masa kehamilan. Anemia dan kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu

hamil menjadi penyebab utama terjadinya perdarahan serta infeksi yang merupakan

faktor kematian ibu (Kemenkes, 2018)

Prevalensi anemia pada ibu hamil di Kota Yogyakarta pada periode 2016 - 2020

menunjukkan fluktuatif meningkat ; 22.78 %, 30.81%, 35.49%, 30.08 % dan ….. %

menjadi faktor risiko pada kematian ibu hamil di Kota Yogyakarta

2) Pelayanan ANC terpadu

Pelayanan ANC dilaksanakan secara komprehensif, terpadu dan berkualitas, untuk

deteksi dan penanganan dini adanya masalah kesehatan/penyakit dan menghindari

adanya missed opportunity yang diselenggarakan dengan efektif dan efisien

(Kemenkes, 2015). Pelayanan ANC terpadu merupakan upaya pencegahan masalah

kesehatan/penyakit yang dapat memengaruhi kehamilan, pertumbuhan janin, serta

komplikasi kehamilan persalinan yang dapat mengancam kehidupan ibu dan bayi

seperti KEK, anemia gizi besi, kurang yodium, HIV/AIDS, malaria, TB dan lain

sebagainya.Pelayanan K1 di Kota Yogyakarta tercapai 100 % pada tahun 2020,

catatan penting untuk tahapan berikutnya adalah peningkatan kualitas

penyelenggaraan layanan antenatal.

Page 48: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

34

3) Kecepatan dan ketepatan penanganan di fasilitas rujukan.

Kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan merupakan kasus kematian yang

dapat dicegah. Kecepatan dan ketepatan dalam tatalaksana kedaruratan obstetric

merupakan kunci dari pencegahan kematian ibu hamil dengan perdarahan.

Kondisi geografis dan jumlah faskes di Kota Yogyakarta yang sangat terjangkau,

seharusnya kasus kematian ibu karena perdarahan dapat dicegah. Hal ini terjadi

karena adanya kegagalan dalam dalam penanganan kasus kedaruratan obstetri.

Menurut Santy (2008) Kematian dan kesakitan ibu sebenarnya dapat dikurangi atau

dicegah dengan berbagai usaha perbaikan dalam bidang pelayanan kesehatan obstetri.

Kegagalan dalam penanganan kasus kedaruratan obstetri pada umumnya disebabkan

oleh kegagalan dalam mengenal risiko kehamilan, keterlambatan rujukan, kurangnya

sarana untuk perawatan ibu hamil risiko tinggi, kurangnya pengetahuan tenaga medis,

paramedik dan penderita dalam mengenal kehamilan risiko tinggi (KRT) secara dini,

masalah dalam pelayanan obstetri dan kondisi ekonomi. Bila keadaan gawat darurat

sudah terdeteksi, maka kelangsungan hidup tergantung pada kecepatan mendapat

pelayanan obstetri esensial. Salah satu faktor yang mempengaruhi tingginya angka

kematian ibu adalah proses rujukan yang terlambat dan ketidaksiapan fasilitas

kesehatan terutama di Puskesmas dan di rumah sakit untuk melakukan pelayanan

kedaruratan obstetri emergensi komprehensif . Pelayanan rujukan maternal

merupakan mata rantai yang penting. Kira-kira 40% persalinan di rumah sakit

adalah kasus rujukan. Kematian maternal di rumah sakit 80%-90% berasal dari

kelompok rujukan. Pelayanan kesehatan primer diperkirakan dapat menurunkan

angka kematian ibu sampai 20%, namun dengan sistem rujukan yang efektif, AKI

dapat ditekan sampai 80%. (SANTY, 2008)

Page 49: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

35

b. Respon dan upaya perbaikan

Upaya perbaikan yang perlu dilakukan pada tahap berikutnya adalah :

Meningkatkan kemampuan petugas dalam mengenali gejala kegawatan obstetri,

khususnya perdarahan post partum.

1) Sosialisasi dan menerapkan Modified Early Obstetric Warning System (MEOWS)

untuk mengenali secara dini tanda dan gejala kegawatan obstetri di faskes.

2) Meningkatkan kualitas rujukan termasuk rujuk balik

2. Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Anak Balita

Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Anak Balita (AKABA) di Kota

Yogyakarta pada periode 2015 – 2020 menunjukkan tren fluktuatif naik. Tahun 2020

Angka Kematian Bayi sebesar 11.22, lebih tinggi 4.04 poin dibandingkan AKB Tahun

2019 atau sebesar 7.18 per 1000 kelahiran hidup.

Pada 3 (tiga) tahun terakhir AKB Kota Yogyakarta belum mencapai target. Hal ini seperti

terlihat pada grafik 14 dan 15.

8,27,8

9,19,76

7,18

11,22

7,36,7

7,52 7,19 7,13 7,13

2015 2016 2017 2018 2019 2020

AKB

Target

Grafik 17. Tren AKB Kota Yogyakarta Tahun 2015-2020

Page 50: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

36

1,5

1,04 1,021,26

3

1,92

2015 2016 2017 2018 2019 2020

Grafik 18. Tren AKABA Kota Yogyakarta Tahun 2015- 2020

Berdasarkan umur, proporsi kematian bayi di Kota Yogyakarta Tahun 2020, terdiri dari 37

% terjadi pada masa neonatal dini, 32 % pada masa neonatal lanjut dan 31 % pada masa

post neonatal. Hal ini seperti terlihat pada grafik 16.

37%( 0 - 6 hari)

32%(7 - 28 hari)

31%(29 hari - 11

bulan)

Grafik 19. Kematian Bayi Kota Yogyakarta Berdasarkan Umur Tahun 2020

Page 51: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

37

4

8

0

2

0

2

0

2

0

8

3

9

5

4

3

0

6

2

1

2

BBLR Sepsis Aspirasi Kelainan jantung PPH

2019 2020

Grafik 20. Penyebab Kematian Bayi Kota Yogyakarta Tahun 2019 - 2020

Penyebab kematian bayi terbanyak pada Tahun 2020 yaitu asfiksia yaitu 9 kasus,

dan terbanyak kedua adalah kelainan jantung bawaan sebanyak 6 kasus. Di tingkat

nasional 46,2% kematian bayi disebabkan oleh masalah neonatal yaitu asfiksia dan BBLR.

Di Kota Yogyakarta asfiksia masih merupakan penyebab kematian neonatal yang paling

tinggi. Penyebab kematian tersebut seharusnya dapat dicegah dan ditangani apabila

masyarakat dengan mudah dapat mengakses pelayanan kesehatan, memiliki tenaga

kesehatan yang kompeten, sistem rujukan yang berjalan dengan baik, deteksi dini tanda

bahaya dan kesadaran orang tua untuk mencari pertolongan kesehatan. Hal ini berkaitan

dengan kualitas pelayanan persalinan, dan penanganan BBL segera setelah lahir dan

beberapa hari pertama setelah lahir yang kurang optimal (Femelia et al., 2020)

Selain itu, kelainan jantung bawaan menjadi penyebab terbanyak kedua AKB di Kota

Yogyakarta pada tahun 2020. Penyakit jantung bawaan (PJB) merupakan bentuk kelainan

jantung yang sudah didapatkan sejak bayi baru lahir. PJB merupakan penyakit yang

berbahaya. Apabila tidak terdeteksi secara dini dan tidak ditangani dengan baik, 50%

Page 52: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

38

kematiannya akan terjadi pada bulan pertama kehidupan. Di negara maju hampir semua

jenis PJB telah dideteksi dalam masa bayi bahkan pada usia kurang dari 1 bulan, sedangkan

di negara berkembang banyak yang baru terdeteksi setelah anak lebih besar, sehingga pada

beberapa jenis PJB yang berat mungkin telah meninggal sebelum terdeteksi (Hermawan et

al., 2018)

Tingginya kelainan jantung kongenital pada bayi baru lahir di Kota Yogyakarta perlu

mendapat perhatian khusus, karena hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh faktor sosial

ekonomi seperti kurangnya asupan mikronutrien pada awal kehamilan dan kondisi

kesehatan lingkungan seperti infeksi maternal virus rubella, penggunaan obat-obatan yang

teratogenik selama masa kehamilan. Dari pemaparan kasus kematian bayi seperti tersebut

di atas, menegaskan bahwa upaya perbaikan dan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan

bayi baru lahir ini masih harus terus dilakukan. Utamanya untuk menyasar penyebab-

penyebab kematian yang banyak ditemui dalam kasus kematian bayi dan, BBLR, Asfiksia,

kelainan jantung bawaan, dan lain-lain. Upaya dimaksud meliputi intervensi – intervensi

dengan pendekatan sepanjang hayat (lifecourse / 8000 HPK)

1. Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kesehatan Ibu, Bayi, Anak, dan Remaja.

Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan adalah merupakan ketentuan

mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar minimal bidang kesehatan yang merupakan

urusan pemerintahan wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara, (Permenkes No 4

Tahun 2019 Tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar

Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan)

Capaian SPM Tahun 2020 menggambarkan realisasi dari sasaran yang telah ditetapkan

SPM Bidang Kesehatan Tahun 2020. Tabel 12.

Page 53: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

39

Tabel 12. Capaian SPM Bidang Kesehatan, Kesehatan Ibu, Bayi, Anak dan Remaja Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Tahun 2020

No Indikator Sasaran Realisasi Persentase

1 Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil 3127 3127 100

Jumlah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan

antenatal sesuai standar di wilayah kerja Kota

dalam kurun waktu satu tahun

2 Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin 3127 3127 100

Jumlah ibu bersalin yang mendapatkan pelayanan

persalinan sesuai standar di fasilitas pelayanan

kesehatan di wilayah kerja Kota dalam kurun

waktu satu tahun

3 Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir 3094 3094 100

Jumlah bayi baru lahir usia 0-28 hari yang

mendapatkan pelayanan kesehatan bayi baru

lahir sesuai dengan standar dalam kurun waktu

satu tahun

4 Pelayanan Kesehatan Balita 12027 15093 79.69

Jumlah Balita usia 12-23 bulan yang mendapat

Pelayanan Kesehatan sesuai Standar 1 + Jumlah

Balita usia 24-35 bulan mendapatkan pelayanan

kesehatan sesuai standar 2 + Balita usia 36-59

bulan mendapakan pelayanan sesuai standar 3

5 Pelayanan Kesehatan Pada Usia Pendidikan Dasar 29119 29119 100

Jumlah anak usia pendidikan dasar yang

mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar

yang ada di wilayah kerja kota dalam kurun

waktu satu tahun ajaran

6 Pelayanan Kesehatan Pada Usia Lanjut 14287 14287 100

Jumlah warga negara berusia 60 tahun atau lebih

yang mendapat skrining kesehatan sesuai standar

minimal 1 kali yang ada di suatu wilayah kerja

kota dalam kurun waktu satu tahun

Tahun 2020 sebanyak 5 (lima) indikator SPM tercapai 100% dan satu indikator -Pelayanan

Kesehatan Balita- tercapai 76,69% belum mencapai target.

Page 54: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

40

2. Permasalahan dan Upaya / Kegiatan Pada Ibu, Bayi, Anak, dan Remaja.

a. Kesehatan Ibu Hamil

Kunjungan Ibu Hamil

Pemeriksaan kehamilan secara berkala bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu dan

janin, serta deteksi dini komplikasi pada kehamilan dan persalinan, sehingga dapat

dilakukan tata laksana yang efektif (Kemenkes RI, 2014). Tahun 2020 Kunjungan ibu

hamil K1 di Kota Yogyakarta sebesar 100 % (target Nasional sebesar 40%) dan

kunjungan ibu hamil K4 96,4% (Nasional 90%).

100

100

100

100

100

100

86,93

100

100

100

98,68

100

100

100

100

98,57

100

100

100

67,47

78,54

79,25

81,18

82,09

89,43

90,58

91,13

91,21

91,63

92

93,04

96,86

97,53

97,54

98,57

100

106,02

111,63

0 20 40 60 80 100 120

Danurejan I

Mergangsan

Danurejan II

Jetis

Umbulharjo II

Wirobrajan

Tegalrejo

Kraton

Gedongtengen

Kotagede I

Kota

Gondokusuman I

Ngampilan

Pakualaman

Mantrijeron

Kotagede II

Umbulharjo I

Gondokusuman…

Gondomanan

K4 K1

Grafik 21. Kunjungan K1 dan K4 Kota Yogyakarta Tahun 2020

Page 55: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

41

Kesenjangan antara kunjungan ibu hamil K1 dan kunjungan ibu hamil K4 terjadi

beberapa hal ;

1) Ibu hamil pindah domisili dan tidak dapat pantau,

2) Ibu hamil tidak mengakses pelayanan puskesmas karena kehamilan yang tidak

diinginkan,

3) pemantauan, pencatatan dan pelaporan ibu hamil di wilayah belum optimal.

4) Kondisi (khusus) karena pandemi Covid-19

a) Risiko paparan Covid-19 pada masa pandemi menjadikan ibu hamil tidak dapat

leluasa mengakses pelayanan,

b) Anjuran penundaan pemeriksaan kehamilan dan kelas ibu hamil

c) Kunjungan yang rendah karena keterbatasan sdm (yang perbantukan pada

kegiatan lain) dan sarana penunjang (APD dan lainnya.

Perlu dilakukan intervensi terstruktur dan terukur untuk mengatasi kesenjangan pada

kunjungan ibu hami K4 di Kota Yogyakarta.

b. Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dan Pelayanan Ibu Nifas

Standar pelayanan persalinan di Kota Yogyakarta menyebutkan bahwa persalinan harus

dilakukan di fasilitas kesehatan dan dilakukan oleh tenaga kesehatan. Pelayanan ini

termasuk pelayanan kesehatan bagi ibu nifas yang mencakup pelayanan kepada ibu pada

masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca bersalin sesuai dengan standar paling sedikit 3

kali (6 jam sampai dengan hari ke-3; hari ke-4 sampai dengan hari ke-28; dan hari ke-29

sampai dengan hari ke-42 setelah bersalin) (Kemenkes RI, 2014).

Cakupan persalinan di fasilitas kesehatan di Kota Yogyakarta tercapai 100 % pada periode

dari tahun 2017 s/d tahun 2020. Dan cakupan dari pelayanan ibu nifas sebesar 94,56 %.

Kesadaran dan pemahaman tentang kesehatan menjadi pendorong ibu hamil tidak

melalukan persalinan di rumah dan kedisplinan ibu nifas untuk berkunjung sesuai jadual

yang telah ditetapkan terutama pada kunjungan ke-3 (29-42 hari setelah bersalin)

Page 56: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

42

99,89

94,2

99,97 100 100 100 100

93,41

99,79

92,14 92,493,48 93,15

94,56

85

90

95

100

105

2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

PF

Grafik 22. Persalinan di Fasilitas Kesehatan dan Pelayanan Ibu Nifas di Kota Yogyakarta Tahun 2014 – 2020

c. Kunjungan Neonatal Pertama dan Neonatal Lengkap

Kunjungan Neonatal Pertama (KN1), merupakan indikator dari upaya kesehatan yang

dilakukan untuk mengurangi kematian pada periode neonatal (6-48 jam setelah lahir)’

Upaya ini juga bertujuan untuk memastikan pelayanan yang diperoleh pada bayi baru lahir

berupa konseling perawatan bayi baru lahir, ASI eksklusif, pemberian Vitamin K1 injeksi

(bila belum diberikan) dan Hepatitis B0 (B nol) injeksi (bila belum dberikan). Pelayanan

kesehatan neonatal lengkap (KNL) adalah cakupan neonatus yang mendapatkan pelayanan

sesuai standar paling sedikit 3 (tiga) kali (1 kali pada 6–48 jam; 1 kali pada hari ke-3

sampai hari ke-7; dan 1 kali pada hari ke-8 sampai hari ke-28 setelah bayi lahir) (Kemenkes

RI, 2014).

Page 57: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

43

99,84 99,9 99,66 99,5 99,44 98,67 98,83

94,3792,8

90,4289,34

94,98

91,14

98,19

84

86

88

90

92

94

96

98

100

2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

KN1 KNL

Grafik 23. Cakupan KN1 dan KNL di Kota Yogyakarta Tahun 2014 - 2020

76,76

99,11

99,48

99,59

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

0 20 40 60 80 100 120

Umbulharjo II

Kraton

Mergangsan

Umbulharjo I

Danurejan I

Danurejan II

Gondokusuman I

Gondokusuman II

Gondomanan

Gedongtengen

Jetis

Kotagede I

Kotagede II

Mantrijeron

Ngampilan

Pakualaman

TegalrejoWirobrajan

Grafik 24. Cakupan KN1 Berdasarkan Puskesmas di Kota Yogyakarta Tahun 2020

Page 58: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

44

75,35

97,56

98,18

98,56

98,75

98,85

99,07

99,11

99,3

99,33

99,39

99,48

100

100

100

100

100

100

0 50 100 150

Umbulharjo II

Gedongtengen

Kotagede I

Mantrijeron

Pakualaman

Gondokusuman II

Gondokusuman I

Kraton

Gondomanan

Tegalrejo

Umbulharjo I

Mergangsan

Danurejan I

Danurejan II

Jetis

Kotagede II

Ngampilan

Wirobrajan

Grafik 25. Cakupan KNL Berdasarkan Puskesmas di Kota Yogyakarta Tahun 2020

d. Penanganan Komplikasi Kebidanan dan Neonatal (PKO, PKN)

Cakupan Penaganan Komplikasi menggambarkan kemampuan manajemen Program KIA

dan kemampuan sarana pelayanan kesehatan dalam menangani kasus kegawatdaruratan

kebidanan dan neonatal yang kemudian di tundak lanjuti sesuai dengan kewenangan atau

dapat di rujuk ke tingkat pelayanan yang lebih tinggi. Tahun 2020 cakupan PKO PKN di

Kota Yogyakarta lebih dari 100 %.

Page 59: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

45

47

42

68

14

52 3

22

17

2

10 108

22

35

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Grafik 26. Cakupan PKO dan PKN di Kota Yogyakarta Tahun 2020

C. Angka Kesakitan

1. Diare

Penyakit diare merupakan masalah kesehatan, hasil kajian morbiditas yang dilakukan oleh

Subdit Diare dan Infeksi Saluran Pencernaan menunjukkan bahwa angka kesakitan diare

semua umur adalah 270/1.000 penduduk. Target penemuan kasus diare tahun 2020 di Kota

Yogyakarta adalah 11.197, penemuan kasus diare yang ditangani sebanyak 5228, kasus

diare ditangani.

Page 60: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

46

1008610604

1166910982

9290 9757 9463

5228

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Sumber data : laporan diare dari Puskesmas

Grafik 27. Notifikasi Kasus Diare Kota Yogyakarta

Data penemuan kasus diare dari tahun 2013 – 2019 di Kota Yogyakarta. Kasus penemuan

diare cenderung mengalami penurunan dari tahun 2015 - 2017 dengan jumlah penemuan

kasus diare tahun 2015 sebanyak 11.669 kasus, tahun 2016 sebanyak 10.982 kasus, tahun

2017 sebanyak 9.290 kasus. Namun penemuan kasus diare naik di tahun 2018 dengan

jumlah kasus sebanyak 9.757 kasus dan sedikit menurun pada tahun 2019 sebanyak 9.463.

Pada tahun 2020 penemuan kasus diare di Kota Yogyakarta sangat menurun dibanding

tahun tahun sebelumnya.

Page 61: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

47

23822846

Laki-laki Perempuan

Sumber data : laporan diare dari Puskesmas

Grafik 28. Proporsi kasus diare berdasar jenis kelamin Kota Yogyakarta Tahun 2020

Jumlah kasus diare pada perempuan sebanyak 2846 kasus (54,44 %), jumlah

penemuan kasus diare pada laki-laki sebanyak 2382 kasus (45,46 %). Melihat data

tersebut jumlah penemuan kasus diare di Kota Yogyakarta tahun 2020 lebih banyak pada

perempuan dari pada laki-laki.

1006

733

532498

756

957

404

289

863

588

249327

830

329

1218

684588

346

542

381287

241 215

407

284

131

345

261250

199

271274

633

116230

161

Target Temuan Kasus

Sumber : Laporan diare dari Puskesmas

Grafik 29. Notifikasi Kasus Diare di Puskesmas Kota Yogyakarta Tahun 2020

Page 62: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

48

Penemuan kasus diare di Kota Yogyakarta Per-Puskesmas Tahun 2020. Jumlah

penemuan kasus diare tertinggi di Puskesmas Umbulharjo I dengan kasus penemuan

Diare sebanyak 633 kasus. Jumlah kasus penemuan Diare terendah di Puskesmas

Pakualaman dengan jumlah kasus sebanyak 131 kasus.

2. Pneumonia

Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Pneumonia

balita ditandai dengan adanya gejala batuk dan atau kesukaran bernapas seperti nafas cepat,

tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam (TDDK), atau gambaran radiologi foto dada

(thorax) menunjukkan infiltrate paru akut. Demam bukan merupakan gejala yang spesifik

pada Balita. Dalam penatalaksanaan pencegahan dan pengendalian ISPA semua bentuk

pneumonia seperti bronkopneumonia, bronkiolitis disebut “Pneumonia” saja.

560 545

396

760823

1178

1540

543

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Sumber : Laporan pneumonia dari Puskesmas dan RS

Grafik 30. Penemuan Pneumonia Balita Kota Yogyakarta

Data penemuan kasus pneumonia dari tahun 2013 – 2019 di Kota Yogyakarta.

penemuan kasus pneumonia pada balita di Kota Yogyakarta cenderung mengalami

kenaikan dari tahun 2015 sampai dengan 2019 dan menurun sekali pada tahun 2020,

Page 63: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

49

dengan jumlah penemuan kasus pneumonia tahun 2015 sebanyak 396 kasus, tahun 2016

sebanyak 760 kasus, tahun 2017 sebanyak 823 kasus, tahun 2018 sebanyak 1.178 kasus,

tahun 2019 sebanyak 1.540 kasus dan tahun 2020 sebanyak 543 kasus.

323

220

Laki-laki Perempuan

Sumber laporan : Laporan pneumonia dari Puskesmas dan RS

Grafik 31. Jumlah Pneumonia Balita Berdasar Jenis Kelamin

Kota Yogyakarta Tahun 2020

Jumlah kasus pneumonia pada perempuan sebanyak 220 kasus (40,52%), jumlah

penemuan kasus pneumonia pada laki-laki sebanyak 323 kasus (59,48%). Jumlah kasus

pneumoni balita pada laki-laki lebih banyak dibannding pada kasus pneumonia balita

perempuan.

Page 64: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

50

4052

131

5165

87

118

92

54

95

139153

80

47

160

191

108121

0

1624

7 815

2131

11 6 6

98

13

37

0

29

7

32

10

172

Perkiraan penderita pneumoniaPenemuan kasus pneumonia

Sumber data : Laporan pneumonia dari Puskesmas dan RS

Grafik 32. Jumlah Kasus Pneumonia Balita Kota Yogyakarta Tahun 2020

Jumlah penemuan kasus pneumonia balita tertinggi di Puskesmas Mergangsan

sebanyak 98 kasus, jumlah kasus penemuan pneumonia terendah di Puskesmas Pakualaman

dengan jumlah kasus sebanyak 0 kasus. Jumlah seluruh kasus pneumonia balita tahun 2020

berasal dari Puskesmas dan Rumah Sakit di Kota Yogyakarta sebanyak 543 kasus.

1. TuberkulosisParu

a. Angka Case Notification Rate (CNR)

Angka Case Notification Rate (CNR) seluruh kasus TB menggambarkan jumlah pasien

baru semua tipe (TB Paru, Ekstra paru dan TB Anak) yang ditemukan dan tercatat

diantara 100.000 penduduk. Sedangkan CNR Kasus baru TB BTA (+) menggambarkan

jumlah pasien baru TB BTA positif yang ditemukan dan tercatat diantara 100.000

penduduk. CNR TB pada tahun 2020 menurun dibandingkan dengan tahun 2019, dari

Page 65: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

51

145,18 per 100.000 penduduk pada tahun 2019 menjadi sebesar 103,45 per 100.000

penduduk pada tahun 2020.

107,45

144,43

133,27 136,65145,18

103,45

2015 2016 2017 2018 2019 2020

Grafik 33. Angka Case Notification Rate (CNR) Kasus TB Semua Type Kota Yogyakarta

Jumlah penemuan kasus baru TB dengan alamat/domsili di Kota Yogyakarta menurun

pada tahun 2020 dibanding tahun 2019. Penemuan kasus baru TB pada tahun 2019

sebanyak 604 kasus dan pada tahun 2020 menurun menjadi 429 kasus. Data kasus

berasal dari 18 Puskesmas, 18 Rumah Sakit DOTS yang ada di Kota Yogyakarta. Secara

keseluruhan penemuan kasus baru TB semua tipe di Kota Yogyakarta mengalami

penurunan, hal ini disebabkan karena pandemi covid 19 menyebabkan jumlah kunjungan

ke Fasyankes menurun dan kegiatan investigasi kontak di wilayah tidak dapat

dilaksanakan secara maksimal.

b. Angka Penemuan Pasien TB

Penemuan kasus baru TB yang berasal dari Fasyankes yang ada di Kota Yogyakarta

pada tahun 2020 sebanyak 780 kasus dengan kasus baru TB beralamat/ domisili di Kota

Yogyakarta sebanyak 429 kasus. Berdasar jenis kelamin proporsi kasus baru adalah 55%

laki-laki dan 45 % perempuan (grafik 34). Jumlah akumulasi pasien TB resisten di Kota

Yogyakarta sampai tahun 2020 sebanyak 48 orang

Page 66: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

52

5545

Laki-laki Perempuan

Grafik 34. Proporsi Pasien TB Kota Yogyakarta Tahun 2020

Tabel 13. Penemuan Pasien TB Resisten Obat Tahun 2012-2020

Tahun Diobati Belum Diobati

Sembuh/selesai

Meninggal DO* Jumlah

2012 0 0 0 1 0 1

2013 0 0 2 1 0 3

2014 0 0 2 1 1 4

2015 0 0 3 2 0 5

2016 0 2 4 2 0 8

2017 0 0 4 2 0 6

2018 0 0 4 1 0 5

2019 5 0 0 0 1 6

2020 6 1 0 3 0 10

Jumlah 11 3 19 13 2 48

A. Angka Keberhasilan Pengobatan Kasus TB dan Paru BTA (+)

Angka Keberhasilan Pengobatan (Sukses Rate) kasus TB semua tipe menggambarkan

jumlah pasien TB semua tipe yang berhasil sembuh dan pengobatan lengkap dibanding

dengan jumlah seluruh pasien TB yang diobati. Angka Keberhasilan Pengobatan di

Kota Yogyakarta sejak tahun 2010 masih dibawah target nasional sebesar 90% dari

kasus TB yang diobati. Belum tercapainya angka Keberhasilan Pengobatan TB

Page 67: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

53

diantaranya adalah karena meninggal, Droup Out pengobatan, Gagal pengobatan dan

Pindah pengobatan. Upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dalam

pengendalian penyakit Tuberkulosis adalah:

1. Menguatkan jejaring layanan dan sistim pencatatan pelaporan P2TB

2. Optimalisasi kegiatan investigasi kontak oleh Puskesmas bersama kader di wilayah

untuk meningkatkan penemuan terduga TB

3. Mengoptimalkan kegiatan pelacakan kasus mangkir untuk mencegah Drop Out dan

pasien Pindah

4. Penyisiran data kasus TB di Layanan untuk mengurangi data yang belum terlaporkan

5. Meningkatkan peran Dokter Peaktek Mandiri dan Klinik Pratama dalam Program TB

DOTS dengan mengaktifkan Distict Public Privat Mix (DPPM) di Kota Yogyakarta

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

83

79

83,41

80,68 81,07

85,2884,68

83,5184,23

83

79,38

72

74

76

78

80

82

84

86

88

90

92

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Target

Grafik 35. Angka Keberhasilan Pengobatan TB di Kota Yogyakarta Tahun 2010 s/d 2020

Page 68: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

54

3. Demam Berdarah Dengue (DBD)

Kasus Demam berdarah Dengue (DBD) di Kota Yogyakarta merupakan kasus yang perlu

di waspadai sepanjang tahun, karena penyakit DBD merupakan penyakit endemis. Angka

kesakitan DBD pada tahun 2020 dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut :

Tabel 14. Kasus Demam Berdarah Dengue Per Kecamatan Di Kota Yogyakarta Tahun 2020

No

Kecamatan

Jenis Kalamin Jumlah L+P

Meninggal L P

1 Tegalrejo 7 2 9 0

2 Jetis 7 4 11 0

3 Gondokusuman 19 12 31 0

4 Danurejan 9 4 13 0

5 Gedongtengen 4 8 12 0

6 Ngampilan 3 3 6 0

7 Wirobrajan 2 4 6 0

8 Mantrijeron 25 28 53 0

9 Kraton 5 3 8 0

10 Gondomanan 3 2 5 0

11 Pakualaman 2 3 5 0

12 Mergangsan 17 11 28 0

13 Umbulharjo 32 30 62 0

14 Kotagede 24 25 49 0

Jumlah 159 137 296 0

Angka Kesakitan* 38,3 33 71,4 0 Ket : *) per-100.000 penduduk

Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) tahun 2020 di Kota Yogyakarta sebanyak 296

dengan Incidence Rate (IR) : 71,4 per-100.000 penduduk, dengan jumlah kasus per-

kelompok jenis kelamin ; laki laki 159 kasus (Incidence Rate : 38,3 per-100.000

penduduk), perempuan sebanyak kasus 137 (Insidence Rate : 33 per-100.000 penduduk ).

Kematian 0 kasus (Case Fatality Rate/CFR : 0, 0 %). Memperhatikan besaran indikator

epidemiologi teresebut Kota Yogyakarta masih merupakan daerah endemis Demam

Berdarah Dengue (DBD). Empat Kemantren (Kecamatan) dengan kasus tertinggi berada di

wilayah selatan Kota Yogyakarta dan berbatasan dengan Kabupaten Bantul antara lain

Page 69: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

55

Kemantren Umbulharjo 62 kasus , Kemantren Kotagede 49 kasus, Kemantren Mantrijeron

53 kasus dan Kemantren Mergangsan sebanyak 28 kasus.

4. Malaria

Kota Yogyakarta merupakan kota tujuan belajar dan wisata dengan warga domisili dari luar

Kota Yogyakarta yang banyak dan beragam. Keberadaan penduduk dari berbagai daerah di

Indonesia yang menjadi warga domisili di Kota Yogyakarta memberikan dampak dan

pengaruh bagi masyarakat, termasuk bidang kesehatan.

Keberadaan warga yang berasal dari daerah endemis penyakit menular dan berisiko

memicu penularan telah menjadi perhatian Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas

Kesehatan termasuk penyakit malaria. Kota Yogyakarta telah ditetapkan sebagai derah

eliminasi malaria sejak tahun 2014.

Tabel 15. Kasus Penyakit Malaria Per Kecamatan Di Kota Yogyakarta Tahun 2020

No

Kecamatan

Jenis Kelamin Jumlah L+P

Meninggal L P

1 Tegalrejo 0 0 0 0

2 Jetis 0 0 0 0

3 Gondokusuman 0 0 0 0

4 Danurejan 0 0 0 0

5 Gedongtengen 0 0 0 0

6 Ngampilan 0 0 0 0

7 Wirobrajan 0 0 0 0

8 Mantrijeron 0 0 0 0

9 Kraton 0 0 0 0

10 Gondomanan 0 0 0 0

11 Pakualaman 0 0 0 0

12 Mergangsan 0 0 0 0

13 Umbulharjo 0 0 0 0

14 Kotagede 0 0 0 0

Jumlah 0 0 0 0

Angka Kesakitan* 0 0 0 0 Ket. : *) per-100.000 penduduk

Page 70: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

56

Tahun 2020 di Kota Yogyakarta tidak ditemukan kasus Malaria dengan angka Anual

Parasite Inciden (API) sebesar : 0,00 per-1.000 penduduk, sehingga Kota Yogyakarta

sampai tahun 2021 ini masih status daerah Eliminasi Malaria.

5. Filariasis

Kota Yogyakarta merupakan daerah bebas Filariasis, dan pada tahun 2020 tidak ditemukan

kasus filariasis. Namun sebagai wilayah dengan keberagaman warga domilisi yang berasal

dari berbagai wilayah di Indonesia, maka perlu dilakukan perhatian dan potensi risiko.

Angka kesakitan Filariasis pada tahun 2020 dapat dilihat pada tabel 16.

Tabel 16. Kasus Penyakit Filariasis Per Kecamatan Di Kota Yogyakarta Tahun 2020

No. Kecamatan Jenis Kelamin Jumlah

L+P Meninggal

L P

1 Tegalrejo 0 0 0 0

2 Jetis 0 0 0 0

3 Gondokusuman 0 0 0 0

4 Danurejan 0 0 0 0

5 Gedongtengen 0 0 0 0

6 Ngampilan 0 0 0 0

7 Wirobrajan 0 0 0 0

8 Mantrijeron 0 0 0 0

9 Kraton 0 0 0 0

10 Gondomanan 0 0 0 0

11 Pakualaman 0 0 0 0

12 Mergangsan 0 0 0 0

13 Umbulharjo 0 0 0 0

14 Kotagede 0 0 0 0

Jumlah 0 0 0 0

Angka Kesakitan* 0 0 0 0 Ket. : *) per-100.000 penduduk

Tahun 2020, di Kota Yogyakarta tidak ditemukan kasus Filariasis. Program pencegahan

dan pengendalian filariasis dilakukan dengan program Pemberian Obat Pencegahan Massal

(POPM) kecacingan dengan sasaran anak usia 1 s/d 12 tahun di posyandu, anak pra sekolah

Page 71: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

57

dan di Sekolah Dasar, obat diberikan adalah Albendazol. Sampai Tahun 2021 Kota

Yogyakarta masih dalam status daerah bebas dari Filariasis.

6. Surveilans AFP (Acute Flaccid Paralysis)/Lumpuh Layuh Mendadak

Surveilans AFP adalah pengamatan yang dilakukan terhadap semua kasus lumpuh layuh

akut pada anak usia < 15 tahun yang merupakan kelompok yang rentan terhadap penyakit

polio. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 483/MENKES/SK/IV/2007

yang dimaksud kasus AFP adalah semua penduduk berusia kurang dari 15 tahun dengan

kelumpuhan yang sifatnya flaccid (layuh), terjadi secara akut (mendadak), bukan

disebabkan oleh ruda paksa. Kelumpuhan flaccid (layuh) maksudnya kelumpuhan bersifat

lunglai, lemas atau layuh bukan kaku, atau terjadi penurunan tonus otot. Sedangkan

kelumpuhan bersifat akut yang dimaksud adalah perkembangan kelumpuhan yang

berlangsung cepat (rapid progressive) antara 1-14 hari sejak terjadinya gejala awal (rasa

nyeri, kesemutan, rasa tebal/kebas) sampai kelumpuhan maksimal.

Sumber : www.mediskripta.com

Gambar 1. Tatalaksana Kasus Lumpuh Layuh Mendadak atau Acute Flaccid Paralysis (AFP)

Page 72: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

58

Eradikasi Polio tercapai jika Virus Polio Liar indigenus tidak ditemukan selama 3 tahun

berturut-turut, hal tersebut didukung dengan adanya surveilans AFP sesuai standar

sertifikasi. Surveilans AFP sesuai standar sertifikasi bila :

1. Menemukan 3/100.000 anak usia < 15 tahun yang lumpuh layuh mendadak per tahun

2. Diambil spesimen tinjanya dan dibuktikan di laboratorium bahwa tidak mengandung

virus polio liar

3. Spesimen harus ADEKUAT (2 specimen terambil dengan tenggang waktu minimal 24

jam, waktu pengumpulan kedua specimen tidak lebih dari 14 hari sejak terjadi

kelumpuhan, masing-masing specimen diambil minimal 8 gram atau satu sendok

makan bila penderita diare, diterima laboratorium pemeriksa dalam kondisi baik : tidak

bocor, volume cukup, suhu spesimen karier 2-8ᵒ C, spesimen tidak rusak)

4. Pencatatan dan pelaporan harus baik

Target penemuan kasus AFP di Daerah Istimewa Yogyakarta adalah 3/100.000 penduduk

usia < 15 tahun. Jumlah penduduk < 15 tahun Kota Yogyakarta tahun 2020 adalah 86.127

jiwa, sehingga target penemuan kasus AFP sebesar x 86.127 = 2.6 dengan

pembulatan sebesar 3. Dengan demikian target penemuan kasus AFP di Kota Yogyakarta

minimal adalah 3 (tiga) kasus.

Selama tahun 2020 tidak ada puskesmas dan fasilitas kesehatan lainnya di Kota Yogyakarta

yang melaporkan temuan AFP dari penduduk yang berdomisili Kota Yogyakarta.

Grafik 36. Temuan Kasus AFP per Bulan Kota Yogyakarta Tahun 2020

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des

temuan kasus

Page 73: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

59

Pembatasan mobilitas, interaksi dan aktifitas untuk pengendalian risiko paparan Covid-19

dan kegiatan fasilitas pelayanan kesehatan difokuskan pada pengendalian penyebaran

Covid-19 menjadikan frekuensi kegiatan penemuan AFP lebih rendah dilaksanakan

sehingga angka penemuan menjadi turun dan/atau tidak ada :

Gambar 2. Target dan Temuan Kasus AFP Kota Yogyakarta Tahun 2016-2020

Acute Flaccid Paralysis (AFP) umumnya ditemukan di rumah sakit, periode 2016 – 2020

sebanyak 11 (79%) dari 14 kasus AFP ditemukan di rumah sakit, 3 (21%) kasus ditemukan di

puskesmas dan tidak ditemukan pada dokter praktek swasta.

Rumah sakit yang melaporkan penemuan AFP pada 2016-2020 adalah RS Panti Rapih (5 kasus),

RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta (2 kasus), RSUP Sardjito (3 kasus) dan RSKIA 45 (1 kasus).

Sebanyak 3 kasus lainnya ditemukan oleh oleh Puskesmas Ngampilan (2 kasus) dan Puskesmas

Danurejan I (1 kasus).

Gambar 3. Kasus AFP Berdasarkan Unit Pelapor(Penemu) Tahun 2016-2020

Page 74: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

60

Grafik 37. Kasus AFP Menurut Jenis Kelamin

Proporsi kasus menurut jenis kelamin laki-laki sebanyak 11 dan perempuan 3 (grafik 37)

dan menurut kelompok umur ; kurang dari 1 tahun tidak ada kasus, antara 1 – 5 tahun

sebanyak 6 kasus dan lebih dari 5 tahun sebanyak 8 kasus (gambar 4)

Gambar 4. Kasus AFP Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2016 - 2020

Page 75: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

61

Tabel 17. Kasus AFP Menurut Lokasi Domisili Kota Yogyakarta Tahun 2016-2020

Tahun Kelurahan Kecamatan Puskesmas

2016 Terban Gondokusuman Gondokusuman II

Patangpuluhan Wirobrajan Wirobrajan

2017 Muja-Muju Umbulharjo Umbulharjo II

Ngampilan Ngampilan Ngampilan

Rejowinangun Kotagede Kotagede II

Kadipaten kraton Kraton

2018 Notoprajan Ngampilan Ngampilan

Gedongkiwo Mantrijeron Mantrijeron

2019 Ngampilan Ngampilan Ngampilan

Purbayan Kotagede Kotagede I

Tegalpanggung Danurejan Danurejan I

Tahunan Umbulharjo Umbulharjo II

Sorosutan Umbulharjo Umbulharjo I

Kotabaru Gondokusuman Gondokusuman II

2020 Nihil Nihil Nihil

7. Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)

Surveilans PD3I merupakan salah satu program strategis untuk memantau perkembangan

penyakit Dipteri, Pertusis, Tetanus Neonatorum, Campak, Rubella dan Hepatitis B.

Pemantauan campak dipantau dengan program tersendiri yaitu CBMS (Case Base Measles

Surveillance) atau surveilans campak berbasis individu. Polio dipantau dengan surveilans

AFP. Sementara Dipteri, pertusis, dan tetanus neonatorum dipantau dalam surveilans PD3I

terintegrasi. Surveilans PD3I ini bermanfaat untuk mengevaluasi program Imunisasi yang

dilaksanakan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta.

A. Difteri

Tahun 2020 tidak ditemukan kasus difteri di Kota Yogyakarta.

B. Pertusis

Tahun 2020 tidak ditemukan kasus Pertusis di Kota Yogyakarta.

C. Tetanus Neonatorum

Page 76: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

62

Surveilans kasus tewranus neonatum eonatorum di Kota Yogyakarta langsung mealui

program KIA (Kesehatan ibu dan Anak), dan tahun 2020 tidak dilaporkan adanya kasus

tetanus pada bayi baru lahir di Kota Yogyakarta.

D. Campak

Penyakit Campak dipantau melalui program CBMS (Case Based Measles Surveillance)

atau Surveilans Campak berbasis Individu. Setiap pasien yang datang ke Fasilitas

Kesehatan dengan gejala klinis Demam dan Ruam makulopapular khas terlebih disertai

salah satu gejala batuk, pilek atau mata merah diambil sampel darah untuk diperiksa

laboratorium. Tahun 2020 ditemukan 122 (seratus dua puluh dua) suspek campak yang

berkunjung ke Fasilitas Kesehatan di Kota Yogyakarta dan temuan di wilayah. Dari 122

suspek campak sebanyak 107 (seratus tujuh) penderita merupakan warga Kota

Yogyakarta dan 15 berasal dari luar Kota Yogyakarta.

Target dari program CBMS terhadap suspek campak adalah semua (100%) suspek

campak diambil sampel darah dan di periksa ke laboratorium pemeriksa. Pemeriksaan

IgM campak sampel darah suspek yang ditemukan di Kota Yogyakarta dilakukan di

Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta. Tahun 2020 dari 122 suspek campak yang

yang ditemukan, sebanyak 116 orang suspek (95%) diambil spesimennya dan 6 orang

tidak dapat dilakukan pengambilan karena 2 orang tidak hadir dan 4 kasus masih bayi

dan tidak mendapat ijin dari orang tuanya.

Sumber : CBMS tahun 2020

Grafik 38. Status Pemeriksaan Laboratorium CBMS Tahun 2020

Page 77: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

63

Pemeriksaan laboratorium oleh Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta menunjukkan

0 (nol) sampel Positif Campak, 4 sampel Posistif Rubella dan 112 hasilnya Negatif

Campak maupun Rubella.

Selain diperiksa untuk laboratorium campak, program CBMS juga sekaligus mengamati

penyakit Rubella yang selama tahun 2020 ditemukan ada 4 (empat) penderita

terkonfirmasi laboratorium positif rubella yang semuanya pasien domisili Kota

Yogyakarta. Secara rinci hasil pemeriksaan laboratorium bisa dilihat pada gambar 5.

Sumber data : CBMS tahun 2020

Gambar 5. Hasil Pemeriksaan Laboratorium CBMS (Seluruh Suspek : 122) Tahun 2020

Gambar 6. Hasil Pemeriksaan Laboratorium CBMS (Domisili Kota Yogyakarta : 107) Tahun 2020

Page 78: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

64

Temuan suspek campak tahun 2020 cukup fluktuatif dengan temuan yang lebih tinggi di

trimester awal dan akhir. Pola temuan Rubella positif mengikuti pola yang terjadi pada

temuan suspeknya, gambar 7.

Sumber : laporan CBMS tahun 2020

Gambar 7. Trend Kasus Suspek Campak, Positif Campak dan Rubella Tahun 2020

Dibandingkan tahun 2019, terjadi penurunan temuan kasus pada CBMS baik untuk ksus

suspek, Positif Campak maupun Rubella. Dilihat dari trend 10 tahun setelah tahun 2017

terjadi penurunan angka yang signifikan. Jika dikaitkan dengan program imunisasi tahun

2017 di bulan Agustus-September dilaksanakan kampanye MR (measles rubella) dengan

sasaran anak usia 9 bulan - 15 tahun. Gambar 8

Page 79: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

65

Sumber : laporan CBMS tahun 2011-2019

Gambar 8. Trend Kasus Suspek Campak, Positif Campak dan Rubella Tahun 2011-2020

8. Situasi KLB di Kota Yogyakarta Tahun 2020

Kejadian Luar Biasa yang selanjutnya disingkat KLB, adalah timbulnya atau meningkatnya

kejadian kesakitan dan/atau kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu

daerah dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada

terjadinya wabah.

Kejadian Luar Biasa (KLB) ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan sebagai upaya

penanggulangan secara cepat kondisi kejadia dan/atau kematian di Kota Yogyakarta dengan

berdasarkan laporan STP KLB (Surveilans Terpadu penyakit berbasis Kejadian Luar

Biasa). Tahun 2020 sebanyak 8 Kejadian Luar Biasa di Kota Yogyakarta (Grafik …..),

masing-masing 1 KLB pada Januari, Februari, Juni, Desember, 2 KLB pada bulan April dan

November

Page 80: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

66

Sumber : STP KLB Tahun 2014 - 2020

Grafik 39. Kejadian Memenuhi Kriteria KLB Di Kota Yogyakarta Tahun 2014-2020

Sumber : STP KLB Tahun 2020

Grafik 40. Kejadian Memenuhi Kriteria KLB Per Bulan Di Kota Yogyakarta Tahun 2020

a. Kejadian Luar Biasa menurut Puskesmas dan Kemantren (Kecamatan)

Pemetaan Kejadian Luar Biasa (KLB) menurut puskesmas dilakukan untuk kepentingan

tatalaksanan dan telusur kasus berbasis faskes. Tahun 2020 terjadi KLB di 5 puskesmas ;

Puskesmas Kotagede I, Kemantren Kotagede (1 kasus), Puskesmas Danurejan 2,

Kemantren Danurejan (4 kasus); Puskesmas Wirobrajan, Kemantren Wirobrajan (1

kasus); Gedongtengen, Kemantren, Gedongtengen (1 kasus); Tegalrejo, Kemantren,

Tegalrejo (1 kasus)

Page 81: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

67

Sumber : STP KLB Tahun 2020

Grafik 41. Kejadian Luar Biasa (KLB) Menurut Puskesmas Tahun 2020

Sumber : STP KLB Tahun 2020

Grafik 42. Kejadian Luar Biasa (KLB) Menurut Kecamatan Tahun 2020

b. Kejadian Luar Biasa berdasarakan Kriteria Kasus

Tiga kasus kejadian memenuhi kriteria KLB Kota Yogyakarta tahun 2020

adalah kasus keracunan makanan sebanyak 3 kejadian memenuhi kriteria

KLB, leptospirosis sebanyak 4 (Empat) kejadian yang memenuhi kriteria

Page 82: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

68

KLB dan kejadian chikungunya yang memenuhi kriteria KLB.

Grafik 43. Kejadian Memenuhi Kriteria KLB Tahun 2020

D. Penanganan Pandemi Corona Virus Deseases 19 (Covid-19) dan Surveilans Kesehatan

1. Pandemi Corona

Covid-19 atau Corona Virus Disease 19 adalah penyakit yang disebabkan oleh

Novel Coronavirus (2019-nCoV) atau SARS-CoV-2. SARS-CoV-2 merupakan virus jenis

baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Tanda dan gejala

umum infeksi Covid-19 antara lain munculnya gangguan pernapasan akut ; demam,

batuk dan sesak napas. Pada kasus berat Covid-19 ditandai dengan pneumonia, sindrom

pernapasan akut, gagal ginjal dan menjadi penyebab kematian. Gejala klinis muncul

dalam 2 hari hingga 14 hari setelah terjadi pejanan.

Penularan Covid-19 diyakini melalui droplet dan kontak langsung. Tindakan medis

yang memicu terjadinya aerosol seperti resusitasi jantung paru, pemeriksaan gigi

dengan penggunaan scaler ultrasonik dan high speed air driven, pemeriksaan hidung dan

tenggorokan, pemakaian nebulizer dan pengambilan swab juga menjadi faktor risiko

penularan (airborne).

Pada 13 Maret 2020 WHO menyatakan Covid-19 sebagai pandemik setelah

persebaran virus mencapai 114 negara. Pemerintah Indonesia menetapkan Status Keadaan

Tertentu Darurat Bencana Wabah Penyakit Akibat Virus Corona di Indonesia melalui

Page 83: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

69

Keputusan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 9 A Tahun 2020

yang berlaku dari 28 Januari 2020 sampai 28 Februari 2020 dan diperbarui melalui

Keputusan No. 13 Tahun 2020 telah ditetapkan. Selanjutnya, dengan memperhatikan

eskalasi kasus dan perluasan wilayah terdampak, Pemerintah menerbitkan Peraturan

Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19 serta Keputusan Presiden Nomor 11

Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Covid-19 yang

diperbaharui dengan Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan

Bencana Non Alam Penyebaran Covid-19 Sebagai Bencana Nasional.

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta menetapkan status tanggap darurat bencana

sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19 dengan Surat Keputusan Gubernur DIY No.

65/KEP/2020 tentang menetapkan Status Tanggap Darurat Bencana pada 20 Maret 2020.

Status Tanggap Darurat Propinsi DIY diperpanjang 3 kali dengan Keputusan Gubernur DIY

sampai dengan 31 Agustus 2020. Seiring dengan perkembangan kasus Covid-19, dan

perubahan kebijakan pemerintah pusat kebijakan selanjutnya diterbitkan beberapa

kebijakan dalam rangka pengendalian penyebaran Covid-19. Kebijakan tersebut diikuti oleh

5 Kabupaten/Kota Yogyakarta. Pemerintah Kota Yogyakarta menerbitkan Keputusan

Walikota No. 291 Tahun 2020 tentang Pembentukan Satuan Gugus Tugas Percepatan

Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Kota Yogyakarta sebagai upaya

penanggulangan penyebaran Covid-19.

Pencegahan penyebaran dan penatalaksanaan kasus Covid-19 memerlukan upaya

terstruktur, tertata dan terkendali untuk memutus mata rantai penularannya. Keberadaan

Puskesmas di setiap kecamatan dan konsep pelayanan berbasis wilayah menjadikan

Puskesmas berperan optimal dalam penanganan, pencegahan dan pengendalian infeksi

Covid-19 dengan tetap melaksanakan Kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan

Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama sebagaimana ditetapkan

Permenkes Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat

Page 84: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

70

2. Upaya Pengendalian Covid-19

Masuknya Covid-19 di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan ditemukaannya

kasus pertama di Kota Yogyakarta pada awal Maret 2020 Dinas Kesehatan membentuk

Gugus Tugas Pengendalian Penyebaran Covid-19 Dinas Kesehatan. Rencana aksi disusun

untuk panduan pelaksanaan kegiatan pengendalian Covid-19.

a. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Dinas Kesehatan

Pada awal pandemi Covid-19 Ketugasan Dinas Kesehatan fokus dalam penanganan

pandemic dan seluruh struktur kesehatan memberikan peran sesuai dengan ruang

lingkup kerjanya.

Ketugasan Gugus Tugas 1. PIC Penanggulangan Covid-19 Dinkes.

a. Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan program dan Kegiatan Penanggulangan Covid-19 Dinas Kesehatan terhadap kepala Dinas Kesehatan

b. Melakukan koordinasi harian dengan seluruh Tim c. Menyampaikan progres perkembangan kasus harian

2. Tim Sekretariat a. Menyusun dan menyampaikan laporan kejadian penyakit berdasarkan status

OTG/ODP/PDP/Konfirmasi positif Covid-19, sembuh dan meninggal dunia b. Melakukan analisis data dan penyusunan rekomendasi atas kajian epidemiologi (PE,

tracing dan pengolahan data deskriptif) c. Menghimpun laporan harian, minggunan dan bulanan d. Melakukan telaah dan kajian atas kebijakan terkait pengendalian Covid-19 dan menyusun

draft disain implementasi e. Menyiapkan dan menyelenggarakan pertemuan Tim penanggulangan Covid-19 Dinas

Kesehatan f. Melaksanakan kegiatan administratif ainnya

Page 85: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

71

b. Rencana Aksi dan Program Pengendalian

Rencana aksi disusun sebagai roadmap pengendalian penyebaran Covid-19 oleh Gugus

Tugas Covid-19 Dinas Kesehatan sehingga Gugus Tugas Covid-19 dapat melaksanakan

tatalaksana kasus secara tepat dan cepat dengan sistem pengendalian terpadu.

Pengendalian penyebaran Covid-19 bertujuan ;

1) Pemetaan kasus OTG, ODP, PDP, konfirmasi Co-19, Sembuh dan Meninggal

2) Penurunan insidensi (kasus baru) OTG, ODP, PDP, konfirmasi Co-19, Sembuh dan

Meninggal

3) Pemutusan mata rantai penyebaran (spreading)

4) Terbangun jejaring yang kuat dan solid untuk pengendalian

Berdasarkan dari tujuan pengendalian penyebaran covid-19 disusun program :

1) Kajian Epidemiologi (kasus) dan rekomendasi harian

2) Penatalaksanaan kasus (OTG, ODP dan PDP) sesuai standar

3) Pencegahan spreading (satu isue ; hentikan penyebaran)

4) Penguatan sumberdaya manusia (Nakes dan Tenaga lainnya)

5) Pemenuhan Sarana dan Prasarana

6) Manajemen Pengelolaan (sistem manajemen)

Lanjutan….. 3. Logistik Medik dan Logistik Non Medik

b. Mengkoordinasikan pengadaan, penerimaan, distribusi dan penyusunan laporan logistik medik/logistik non medik

c. Merencanakan pengadaan logistik medik/logistik non medik berdasarkan perhitungan kasus dan

d. Bertanggungjawab terhadap ketersediaan logistik medik/logistik non medik 4. Tatalaksana OTG/ODP/PDP risiko rendah

a. Mengkoordinasikan Tatalaksana OTG/ODP/PDP risiko rendah di masayarakat (isolasi mandiri)

b. Merencanakan pemantauan dan perawatan OTG/ODP shelter karantina c. Bertanggungjawab terhadap Tatalaksana OTG/ODP/PDP risiko rendah

5. Promosi dan Jejaring a. Melaksanakan Komunikasi, pemberian informasi dan Edukasi kepada semua pihak dan

masyarakat. b. Membentuk dan mengoptimalkan jejaring pencegahan penyebaran Covid-19 ; instansi

pemerintah (jajaran pemkot, kementrian dan lembaga, swasta dan lembaga penyiaran publik).

c. Jalin Komunikasi dengan Gugus Tugas Kecamatan (Forpimca)

Page 86: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

72

Tabel 18. Matriks Program Pengendalian Penyebaran Covid-19 Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta

No. Program Uraian

1

Penemuan Kasus dan Kajian Epidemiologi

a. Penyelidikan Epidemiologi (PE), tracing dan analisis

PE untuk mengetahui penyebaran menurut orang, wilayah dan waktu. Identifikasi determinan, analisis dan penyusunan rekomendasi tindak lanjut

b. Penyusunan rekomendasi Menyusun rekomendasi mingguan

c. Disain Pengendalian Menyusun roadmap, time line, program dan kegiatan

d. Pengukuran kasus Pengukuran insidensi seluruh kasus ; OTG, ODP, PDP, konfirmasi Co-19, Sembuh dan Meninggal

2

Penatalaksanaan kasus sesuai dengan standar

a. Isolasi terpadu/mandiri OTG dan ODP

Isolasi mandiri dilakukan terhadap ODP dan OTG dengan pengawasan oleh keluarga dan pemangku wilayah

Isolasi secara terkonsentrasi (terpadu) dalam satu lokasi (tempat) yang representatif* untuk mendukung proses penyembuhan OTG dan ODP

b. Tes diagnostik cepat (Rapid Diagnostic Test/RDT) untuk OTG/ODP

Tes cepat untuk Tenaga Kesehatan kontak erat dengan PDP/konfirmasi positif Co-19

Tes cepat untuk (kriteria) ;

OTG/kontak erat dengan konfirmasi positif Co-19

PDP (konfirmasi negatif) pulang dari RS

ODP dg gejala mengarah pneumonia dengan riwayat perjalanan dari daerah dengan transmisi lokal dan kontak dengan PDP/konfirmasi (+) Co-19

c. Tatalaksana PDP Melakukan tatalaksana kasus PDP sesuai standar

3

Pencegahan spreading (satu isue ; hentikan penyebaran)

a. Pemberdayaan Lintas sektor pemerintahan

Melakukan inisiasi, advokasi dan koordinasi lintas sektor berbasis wilayah kecamatan untuk pencegahan penyebaran Co-19

b. Komunikasi, edukasi dan informasi (KIE) Kampanye social distancing dan Physical distancing ; jaga jarak, pakai masker, hidup sehat

Setiap orang cuci tangan dengan sabun* atau penggantinya (Han-Sa dan lainnya)

Edukasi dan Informasi Germas dan PHBS

c. Desinfeksi mandiri Melakukan desinfeksi secara rutin di Instansi pemerintah (Pemkot dan K/L, lembaga pendidikan, instansi swasta, Ormas, LSM, Orpol.

d. Pelibatan Jejaring (lembaga publik) dalam penanggulangan Co-19

Membangun keterpaduan (simultan dan terstruktur) antar lembaga publik dalam teknis kegiatan penanggulangan Co-19.

Page 87: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

73

Lanjutan : Tabel 18 Matriks Program Pengendalian Penyebaran Covid-19 Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta

No. Program Uraian

4 Sumberdaya Manusia (Nakes dan Tenaga lainnya)

a. Penyiapan SDM (nakes, adm, teknis) shelter karantina sesuai kebutuhan.

Penyediaan dan penyiapan nakes dan tenaga lainya untuk pengelolaan ODP/OTG shelter karantina dengan sistem on call (puskesmas pada jam kerja, PSC di luar jam kerja)

Penyediaan Tenaga lain non kesehatan

b. Optimalisasi peran SDM nakes Pemeriksaan oleh Puskesmas pengampu OTG/ODP di shelter ; jika terjadi keluhan batuk, pilek demam dan sesak napas. Pemantauan rutin dilakukan oleh Puskesmas pengampu ODP selama 14 hari

5

Sarana dan Prasarana

a. Penetapan lokasi karantina OTG/ODP (sesuai ketentuan/kebijakan)

Lokasi shelter ditetapkan oleh Dinsos DIY

b. Menyusun sarana komunikasi, koordinasi dan laporan berbasis IT

Tersedia sarana komunikasi untuk koordinasi, dan penyampaian laporan berbasis IT di Shelter Karantina

Tersedia sarana koordinasi dan laporan dengan jejaring

c. Penyediaan sarana kampanye, promosi (audio visual, cetak dll)

Penyediaan sarana media cetak

Penyediaan sarana media elektronik

d. Penyediaan APD Penyediaan kebutuhan masker di Shelter Karantina

e. Penyediaan desinfektan ruangan Penyediaan desinfektan untuk desinfeksi shelter karantina

f. Pengelolaan limbah medis Pengelolaan limbah medis atas pelaksanaan pelayanan OTG/ODP di Shelter Karantina (BMHP/APD dan cairan B3)

6 Manajemen Pengelolaan (sistem manajemen)

a. Pembentukan Tim Gugus Tugas Penyusunan manajemen organisasi (struktur organisasi, job-disc, pola hubungan, koordinasi dan laporan.

Mekanisme laporan, analisis dan rekomendasi

Penetapan waktu koordinasi (terstruktur)

Page 88: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

74

Gambar 9. Peran Dinas Kesehatan dan OPD Dalam Pengendalian Penyebaran Covid-19

Page 89: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

75

Tabel 19. Matriks Implementasi Pengendalian Penyebaran Covid-19 Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta

No Kegiatan Pelaksanaan

1 Manajemen Pengelolaan (sistem manajemen)

a. Pembentukan Tim Gugus Tugas 29 Maret April 2020

b. Koordinasi rutin Tim Sekretariat GugusTugas Harian (Pagi)

20, 21, 23, 24, 25, 26, 27, 30 31 Maret

1, 2, 3, 6, 7, 8, 9 10, 13, 14, 15, 16, 17, 20, 21, 23, 24, 27, 28, 29, 30, April

4, 5, 6, 8, 11, 12, 13, 14, 15, 18, 19, 20,22, 26, 27, 28, 29 Mei 2020

2, 3, 4, 5, 8, 9, 10, 11, 12, 15, 16, 17, 18, 19, 22, 23, 24, 25, 26, 29, 20 Juni

2 Penemuan Kasus dan Kajian Epidemiologi

a. Penyelidikan Epidemiologi (PE), Contact Tracing (CT) dan analisis

Sesuai temuan kasus konfirmasi positif Covid-19

b. Penyusunan rekomendasi (zonasi risiko) Setiap pekan (hari Jum’at)

c. Disain Pengendalian (blocking) Setiap Kasus Postitif (Harian), setiap hari

d. Pengukuran kasus Harian (setiap hari)

3 Kontak tracing ; menemukan suspek, melakukan test*, dan rekomendasi (isolasi, patuh protokol kesehatan)

a. Rapid Test (RDT) GBIB Margamulya (berdasarkan munculnya kasus positif)

Kontak Tracing

b. Rapid Test (RDT) Indogrosir RDT I 12 Mei 2020, RDT II 22 Mei 2020

c. Rapid Test (RDT) Tracing Pedagang Ikan 2 Juni, 13 Juni 2020

d. Rapid Test (RDT) Sero Survei Pedagang Pasar 3 Juni, 4 Juni, 5 Juni dan 6 Juni

e. Rapid Test (RDT) Sero Survei Mall 10, 11, 12 Juni 2020

f. Rapid Test (RDT) Kontak Erat Pasien Setiap ada kasus kontak erat

g. Pasien Ranap Setiap pasien Partus di Pusk

h. Rapid Test (RDT) Sero Survei Masyarakat 17 Juni,

i. Rapid Test (RDT) Sero Survei Cafe and Resto 25, 26 Juni 2020

j. Rapid Test (RDT) Sero Survei Mall 10, 11, 12 Juni 2020

k. Rapid Test (RDT) Kontak Erat Pasien Setiap ada kasus kontak erat

l. Pasien Ranap Setiap pasien Partus di Pusk

m. Rapid Test (RDT) Sero Survei Masyarakat 17 Juni,

n. Rapid Test (RDT) Sero Survei Cafe and Resto 25, 26 Juni 2020

o. Skrining Pegawai Dinas Kesehatan Kota Yk 8, 9, 15 Juli 2020

p. Skrining Pegawai Kelurahan Dan Kecamatan 15 Juli 2020

q. Tes diagnostik cepat (Rapid Diagnostic Test/RDT) untuk OTG/ODP contact tracing

Setiap ditemukan kontak erat

r. Swab (Pengambilan specimen) dan pengiriman sampel

Setiap ditemukan hasil RDT reaktif

ctt : *) Test dilakukan dengan RDT-Antibodi, jika positif dilanjutkan dengan RT-PCR

Page 90: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

76

Lanjutan : Tabel 19. Matriks Implementasi Pengendalian Penyebaran Covid-19 Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta

No Kegiatan Pelaksanaan

4 Pencegahan penyebaran (spreading)

Komunikasi, edukasi dan informasi (KIE) Sapawarga keliling di 45 Kelurahan Suryodiningratan, Baciro, Prenggan, Pringgokusuman, Suryatmajan, Klitren, Giwangan, Purbayan, Sorosutan, Gowongan, Tegalpanggung, Patehan, Kricak, Cokrodiningratan, Rejowinangun, Ngupasan, Gunungketur, Bener, Bumijo, Sosromenduran, Patangpuluhan, Tegalpanggung, Terban, Warungboto, Kadipaten, Semaki, Wirogunan, Demangan, Bumijo, Purbayan, Tegalrejo,, Bausasran, Karangwaru, Notoprajan, Pringgokusuman, Pandeyan, Purwokinanti, Prawirodirjan, Pakuncen

Desinfeksi Puskesmas Danurejan 1, Danurejan 2, Gondokusuman, Gondokusuman 2, Gondomana, Jetis, Kotagede 1, Kotagede 2, Kraton, Mantrijeron, Mergangsan, Ngampilan, Pakualaman, Tegalrejo, Umbulharjo 1, Umbulharjo 2, Wirobrajan

5 Sarana dan Prasarana

Penyusunan buku pedoman pelayanan puskesmas di masa new normal

Diterbitkan buku pedoman pelayanan Puskesmas di Masa Adaptasi Kebiasaan Baru

Pengadaan logistik medik covid-19 (APD dan lainnya)

APBD dan Anggaran Tanggap Darurat

Penyediaan sarana KIE, promosi (audio visual, cetak dll)

Penerbitan leaflet dan audiovisual

Page 91: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

77

Tabel 20. Pemeriksaan RT-PCR Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta

No. Periode (14 Hari) Pemeriksaan Hasil

Negatif Positif

1 8 Mar – 21 Maret 17 15 2

2 22 Mar - 04 April 63 57 6

3 5 April – 18 April 70 67 3

4 19 April – 02 Mei 71 69 2

5 03 Mei – 16 Mei 147 135 12

6 17 Mei – 30 Mei 72 71 1

7 31 Mei – 13 Juni 78 72 6

8 14 Juni - 27 Juni 90 85 5

9 28 Juni - 11 Juli 2018 2012 6

10 12 Juli - 25 Juli 282 273 9

11 26 Juli - 8 Agustus 286 263 23

12 9 - 19 Agustus 178 150 28

13 20 - 30 Agustus 160 113 47

14 31 Agustus - 7 Sept. 253 220 33

Jumlah 3785 3602 183

c. Status Kasus Covid-19 Kota YogyakartaTahun 2020

Gambar 10. Jumlah Kasus Suspek, Konfirmasi Covid-19 dan Sebaran Menurut Kecamatan Tahun 2020

Page 92: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

78

Gambar 11. Kasus Baru Konfirmasi Covid-19 Tahun 2020

Gambar 12. Tren Kasus Aktif Covid-19 Bulan Oktober-Desember Tahun 2020

Page 93: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

79

Gambar 13. Kasus Covid-19 dan Suspek Menurut Kelurahan Tahun 2020

Gambar 14. Kematian Covid-19 Tahun 2020

Page 94: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

80

Gambar 15. Kasus Covid-19 Menurut Kelompok Umur Tahun 2020

Gambar 16. Kasus Covid-19 Menurut Status Penelusuran Tahun 2020

Page 95: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

81

Gambar 17. Kasus Covid-19 Menurut Komorbid Tahun 2020

Gambar 18. Kasus Covid-19 dan Suspek Menurut Jenis Komorbid dan Proporsi Menurut Jenis Kelamin Tahun 2020

Page 96: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

82

BAB IV

UPAYA KESEHATAN

A. Pelayanan Kesehatan Posbindu

Pelayanan Penyakit Tidak Menular (PTM) di Kota Yogyakarta dilaksanakan di

dalam Gedung (Puskesmas) dan pelayanan berbasis masyarakat melalui Pos Pembinaan

Terpadu (Posbindu). Posbindu dilaksanakan di wilayah dengan Posbindu umum dan di

institusi dengan Posbindu khusus.

Tahun 2021 Kota Yogyakarta memiliki 181 Posbindu umum yang tersebar di 18

Puskesmas. Posbindu terbanyak berada di wilayah Wirobrajan yang telah terbentuk di

masing-masing RW. Posbindu khusus diselenggarakan di tempat kerja seperti Posbindu

Balaikota yang diperuntukkan bagi karyawan di Komplek Balaikota, maupun di

kelompok-kelompok pertemuan khusus seperti Posbindu Haji yang anggotanya terdiri dari

para calon jamaah haji Di tiap-tiap Posbindu tersebut minimal ada 5 kader terlatih.

4

7

42

68

14

5

23

22

17

2

10 108

22

35

0

5

10

15

20

25

30

35

40

DN 1DN 2GK 1GK 2 GM GT JT KG 1KG 2 KT MG MJ NG PA TR UH 1UH 2 WB

Sumber: Laporan Puskesmas

Grafik 44. Distribusi Posbindu Menurut Puskesmas di Kota Yogyakarta Tahun 2020

Page 97: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

83

B. Skrining Usia Produktif

Skrining usia produktif dilakukan untuk menemukan faktor risiko PTM sedini

mungkin atau gejala penyakit pada individu dan kelompok yang sehat atau berisiko secara

berkala, karena semakin cepat ditemukan faktor risiko maka akan semakin cepat untuk

dicegah menjadi penyakit atau jika ditemukan gejala awal penyakit maka akan semakin

mudah diobati.

Deteksi dini dapat dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan baik di tingkat pertama

maupun di tingkat lanjut atau di posbindu yang merupakan Upaya Kesehatan

Bersumberdaya Masyarakat (UKBM). Bila hasil yang didapatkan positif berisiko PTM,

harus ditindak lanjuti dengan pengobatan di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai standar

.Deteksi dini faktor risiko PTM di Posbindu adalah pemeriksaan terhadap faktor risiko

PTM yang meliputi pengukuran tekanan darah, pengukuran gula darah, pengukuran indeks

massa tubuh dan lingkar perut. Kegiatan di Posbindu juga meliputi wawancara perilaku

berisiko dan pemberian edukasi perilaku gaya hidup sehat. Berikut gambaran Pelayanan

Kesehatan Usia Produktif di Kota Yogyakarta menurut Puskesmas.

426

1.063988

410485

653

934

606

436 462

909

1.444

588

344

1.350

1.619

1.275

606

31 55 6121 30 33 18 18 31

9657 31 32 23

119

20

258

33

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

DN 1 DN 2 GK 1 GK 2 GM GT JT KG 1 KG 2 KT MG MJ NG PA TR UH 1 UH 2 WB

Sumber: Laporan Puskesmas

Grafik 45. Distribusi Pelayanan Kesehatan Usia Produktif Di Kota Yogyakarta Tahun 2020

Page 98: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

84

Pelayanan kesehatan usia produktif merupakan salah satu indikator Standart Pelayanan

Minimal Bidang Kesehatan. Pelayanan Skrining faktor risiko pada usia produktif adalah

skrining yang dilakukan minimal 1 kali dalam setahun untuk penyakit menular dan

penyakit tidak menular meliputi: Pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar perut,

pengukuran tekanan darah, pemeriksaan gula darah dan anamnesa perilaku berisiko. Target

skrining usia produktif sesuai dengan data kependudukan sebanyak 328.577 orang.

Penduduk berusia 15 - 59 tahun yang mendapatkan screening sesuai standar sejumlah

14.598 orang (4,44%). Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya (28.181 orang),

penduduk usia 15-59 yang mendapatkan screening sesuai standar mengalami penurunan.

Hal ini dikarenakan adanya pandemi Covid-19 sehingga kegiatan screening di wilayah

(Posbindu tidak berjalan optimal). Dari penduduk usia 15 - 59 tahun yang mendapatkan

screening kesehatan sesuai standar diperoleh 967 (6,6%) yang berisiko.

C. Pelayanan Kesehatan Pada ODGJ

Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) adalah orang yang mengalami gangguan dalam

pikiran, perilaku dan perasaan yang termanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala

dan/atau perubahan perilaku yang bermakna, serta dapat menimbulkan penderitaan dan

hambatan dalam menjalankan fungsi orang sebagai manusia. Pelayanan kesehatan

Penderita Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat di Kota Yogyakarta, sekurang-

kurangnya dilakukan oleh seorang dokter dan/atau perawat terlatih jiwa dan/atau tenaga

kesehatan lainnya. Pelayanan kesehatan pada ODGJ berat sesuai standar bagi psikotik akut

dan Skizofrenia meliputi ; pemeriksaan kesehatan jiwa dan melakukan rujukan bila

diperlukan.

Tahun 2020 sasaran pelayanan kesehatan ODGJ berat sebayak 1.030 dengan capaian

1.030 orang (100%). Kota Yogyakarta memiliki camp assesment ODGJ sebagai pusat

rehabilitasi khusus gelandangan pengemis (gepeng) psikotik atau gepeng mengalami

gangguan jiwa yang berasda di wilayah Mergangsan. Sebanyak 141 orang ODGJ di camp

assesment ODGJ Mergangsan telah diberikan pelayanan kesehatan sesuai standar.

Distribusi pelayanan kesehatan ODGJ Berat di Kota Yogyakarta sebagai berikut :

Page 99: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

85

48 34 70 23 35 57 83 55 33 53 141 65 34 28 65 111 65 30

48

34

70

23

35

57

83

55

33

53

141

65

3428

65

111

65

30

0

20

40

60

80

100

120

140

160

DN1

DN2

GK 1GK 2 GM GT JT KG 1KG 2 KT MG MJ NG PA TR UH1

UH2

WB

Sumber: Laporan Puskesmas

Grafik 46. Distribusi Pelayanan Kesehatan ODGJ Berat Di Kota Yogyakarta Tahun 2020

Pemerintah Kota Yogyakarta telah ditetapkan Peraturan Walikota No. 68 tentang Rencana

Aksi Daerah Upaya Kesehatan Jiwa dan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Tahun

2018 - 2022. Tujuan penyusunan RAD untuk mewujudkan komitmen Pemerintah Daerah

untuk mengurangi beban penyakit yang diakibatkan oleh masalah dan gangguan jiwa

melalui upaya yang lebih sistematis dan terkoordinasi dalam penyelenggaraan pelayanan

Kesehatan Jiwa, mengintegrasikan dan menyelaraskan upaya pelayanan Kesehatan Jiwa

yang dilaksanakan oleh lintas sektor atau pemangku kepentingan baik pemerintah,

masyarakat maupun swasta melalui pembagian peran dan tanggung jawab yang sesuai

dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing serta menyediakan acuan bagi para

pemangku kepentingan dalam merencanakan, menganggarkan, melaksanakan, memantau,

dan mengevaluasi penyelenggaraan pelayanan kesehatan di daerah.

Page 100: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

86

D. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan

1. Rumah Sakit Dengan Pelayanan Gawat Darurat Level 1

Kesinambungan pelayanan, jaminan mutu dan keselamatan pasien mengharuskan

instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit dikelola dan diintegrasikan dengan

instalasi/unit lain di dalam Rumah Sakit. Memperhatikan hal tersebut IGD Rumah Sakit

harus memenuhi kriteria kecukupan sumberdaya dan sistem atau tatalaksana pasien yang

bisa dilaksanakan, diantaranya sebagai berikut :

a. Dokter/ Dokter Gigi sebagai Kepala IGD Rumah Sakit disesuaikan dengan kategori

penanganan.

b. Dokter/Dokter Gigi penanggung jawab pelayanan kegawat daruratan ditetapkan oleh

Kepala/ Direktur Rumah Sakit.

c. Perawat sebagai penanggung jawab pelayanan keperawatan kegawat daruratan.

d. Semua Dokter, Dokter Gigi, tenaga kesehatan lain, dan tenaga non kesehatan mampu

melakukan teknik pertolongan hidup dasar (Basic Life Support).

e. Memiliki program penanggulangan pasien massal, bencana (Disaster Plan) terhadap

kejadian di dalam Rumah Sakit maupun di luar Rumah Sakit.

f. Jumlah dan jenis serta kualifikasi tenaga di IGD Rumah Sakit sesuai dengan kebutuhan

pelayanan.

Sedangkan Rumah Sakit yang mempunyai kemampuan pelayanan Gawat Darurat Level I

harus mampu memberikan pelayanan ;

a. Diagnosis & penanganan permasalahan pada A: jalan nafas (airway problem), B:

ventilasi pernafasan (breathing problem), dan C: sirkulasi pembuluh darah (circulation

problem)

b. Melakukan resusitasi dasar, stabilisasi, dan evakuasi.

Seluruh rumah sakit pemerintah maupun rumah sakit swasta di Kota Yogyakarta pada

tahun 2018 - 2020 (100%) telah memiliki kemampuan Gawat Darurat level 1 sesuai

dengan Permenkes 47 Tahun 2018 tentang Pelayanan Kegawat daruratan.

2. Kepesertaan Jaminan Kesehatan

Dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan pada masyarakat, memberikan

manfaat dan perlindungan dalam pemenuhan kebutuhan dasar kesehatan Pemerintah Kota

Page 101: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

87

Yogyakarta menyelenggarakan jaminan kesehatan secara terstruktur dan terukur. Dinas

Kesehatan melalui seksi Penjaminan dan peningkatan mutu kesehatan di Kota Yogyakarta

-salah satu tugas pokok dan fungsinya adalah melaksanakan penyiapan bahan perumusan

kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengawasan, pengendalian, dan pemberi bimbingan

kegiatan dibidang penjaminan kesehatan-. Telah melaksanakan program penjaminan

kesehatan baik bersumber pada anggaran pemerintah pusat dan anggaran pemerintah

daerah.

Tahun 2020 Dinas Kesehatan menyelenggarakan kegiatan penjaminan kesehatan

meliputi:

a. Peningkatan kepesertaan masyarakat dalam Jaminan Kesehatan Nasional.

Warga Kota Yogyakarta yang belum memiliki jaminan kesehatan didaftarkan menjadi

peserta Jaminan Kesehatan Nasional melalui program Peserta Didaftarakan menjadi

Peserta Daerah (PDPD) dengan premi ditanggung oleh Pemerintah Kota Yogyakarta

b. Pemberian jaminan kesehatan bagi masyarakat yang tidak bisa diikutsertakan

menjadi peserta JKN yaitu masyarakat yang masuk dalam kategori penyandang

Masalah kesejahteraan social (PMKS), Program PSC 119 YES dan Segosegawe serta

Jaminan Persalinan

c. Melaksanakan koordinasi , monitoring dan evaluai kegiatan jaminan kesehatan.

Tabel 21. Peserta Jaminan Kesehatan Penduduk Menurut Jenis Jaminan

No Identitas Kepesertaan Jumlah

1. PBI APBN 94.630

2. PBI APBD 100.104

3. PPU 122.610

4. Bukan Pekerja 22.341

5. PBPU 57.061

Jumlah 396.746 Sumber : BPJS Kesehatan

Tabel 21 menunjukkan, sampai dengan Desember 2020 peserta penjaminan di Kota

Yogyakarta sebanyak 396.746 atau 95.62 % dari seluruh jumlah penduduk (batas

Page 102: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

88

minimal kepesertaan Universal Health Coverage (UHC) JKN sebesar 95%). Penurunan

kepesertaan pada tahun 2020 berkaitan dengan dampak pandemi covid-19; adanya

Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) untuk kepesertaan Pekerja Penerima Upah (PPU)

dan bayi baru lahir yang belum terdaftar sebagai peserta. Untuk meningkatkan

kepesertaan JKN diharapkan masyarakat secar mandiri menjadi peserta JKN ataupun

bagi yang tidak mampu secara mandiri dapat mengikuti program Pemerintah Kota

Yogyakarta melalui Penduduk yang didaftrakan Pemeritah Daerah (PDPD) dengan hak

perawatan kelas III.

Selain melaksankan program integrasi JKN melalui BPJS Kesehatan. Pemerintah Kota

Yogyakarta pada Tahun 2020 menyediakan dana kegiatan Penyelenggaraan Penjaminan

kesehatan Dana APBD sebesar Rp 46.868.537.595,- dan Penyelenggaraan Jaminan

Persalinan Dana DAK Non Fisik bidang Kesehatan sebesar Rp 291.464.000. Kegiatan

jaminan kesehatan ini ditujukan bagi:

a. Masyarakat ber KTP Kota Yogyakarta yang belum dapat diikutsertakan menjadi

peserta JKN karena masalah kependudukannya

b. Penyandang masalah kesejahteraan Sosial di Kota Yogyakarta yang tidak memiliki

JKN

c. Masyarakat yang mengalami kegawat daruratan di Kota Yogyakarta

d. Masyarakat yang mengalami persalinan yang belum memiliki JKN dan berdomisili di

Kota Yogyakarta.

Tabel 22. Pemanfaatan dan Realisasi Penggunaan Dana Selama Tahun 2020

No Kegiatan Pelaksanaan Pagu Anggaran

(Rupiah) Realisasi Anggaran

(Rupiah)

1. Pembayaran Premi PBI Pemda Ke BPJS Kesehatan

Januari sd Desember

43.048.634.875 42.248.342.500

2 Jaminan pembiayaan kesehatan dan Jaminan Persalinan

Januari sd Desember

3.964.756.000 1.070.470.726

3 kegiatan koordinasi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi jaminan kesehatan

Januari, Maret, September dan November

146.610.720 144.873.716

Jumlah 47.160.001.495 43.463.686.942

Page 103: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

89

Capaian pelaksanaan Jaminan Kesehatan di kota Yogyakrta

a. Pembayaran Premi PBI ke BPJS Kesehatan

Periode tahun 2019 - 2020 (dalam waktui 3 tahun) pemerintah Kota Yogyakarta

mengintegrasikan menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional melalui pembayaran

premi kelas III bagi penduduk yang belum memiliki jaminan kesehatan atau penduduk

yang sudah tidak mampu lagi untuk menjadi peserta mandiri. Adapun hasil

pembayaran premi adalah sebagai berikut ;

Tabel 23. Hasil Pembayaran Premi PBI Pemda ke BPJS Kesehatan

No Bulan Sasaran

Jumlah Dana Murni Susulan

1 Januari 108.665 828 109.493 4.598.706.000

2 Februari 109.077 1.855 110.932 4.659.144.000

3 Maret 109.333 866 110.199 4.628.320.000

4 April 109.345 705 110.050 4.622.238.000

5 Mei 108.575 375 108.950 4.575.900.000

6 Juni 87.388 3 87.391 3.670.365.000

7 Juli 98.720 1.472 100.192 2.579.230.000

8 Agustus 99.304 1.034 100.338 2.559.048.000

9 September 99.688 874 100.562 2.565.033.000

10 Oktober 99.676 3.459 103.135 2.656.573.500

11 November 99.871 564 100.435 2.561.158.500

12 Desember 100.104 764 100.868 2.572.626.500

Jumlah 42.248.342.500

Adapun dari data diatas terdapat sumber dana Kompensasi Pajak Rokok dan Cukai

Hasil Tembakau sebagai berikut :

Page 104: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

90

Tabel 24. Sumber Dana Kompensasi Pajak Rokok dan Cukai Hasil Tembakau

No Bulan Uraian Jumlah

1 April (Komp Pakjak Rokok) 90.171 org x 42.000 3.787.182.000

2 Juni (CHT) 4.846 org x 42.000 203.532.000

3 Juli (CHT) 11.165 org x 25.500 284.707.500

4 Oktober (CHT) 11.117 org x 25.500 283.483.500

Jumlah 4.558.905.000

Jumlah Aktifasi Penduduk Didaftarkan Pemerintah Daerah (PDPD) yang melalui

Jamkesda sebagai berikut :

Tabel 25. Jumlah Aktifasi PDPD Jamkesda

No Bulan Jumlah Peserta

Asal Kelas Mandiri Peserta Yang Belum Terdaftar BPJS Sebelumnya

Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3

1 Januari 1343 64 133 194 952

2 Februari 1385 30 128 302 925

3 Maret 958 36 92 228 602

4 April 590 12 43 120 415

5 Mei 2625 11 25 130 2459

6 Juni 1964 13 53 207 1691

7 Juli 1534 6 49 143 1336

8 Agustus 1094 29 49 115 901

9 September 1096 18 56 115 907

10 Oktober 716 13 16 86 601

11 November 899 20 31 151 697

12 Desember 639 6 18 113 502

Jumlah 14843 252 693 1904 11988

b. Jaminan Pembiayaan Kesehatan dan Jaminan Persalinan

Pemerintah Kota Yogyakarta melalui program jaminan kesehatan daerah memberikan

bantuan klaim pembiayaan bagi masyarakat yang tidak bisa diintegrasikan menjadi

kepesertaan JKN yaitu :

Page 105: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

91

1) Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial dengan rekomendasi dari Instansi

terkait (Dinas Sosial dan Forum Penanggulangan Kekerasan Perempuan dan Anak

dalam Rumah Tangga)

2) Pelayanan 24 jam pertama kasus kegawatdaruratan melalui program PSC 119 YES

dan Sego Segawe

3) Pelayanan Pelayanan klaim Covid RT-PCR (Swab)untuk (kriteria) suspek / kontal

erat denagn konfirmasi positif covid-19 dan probable dengan gejala mengarah

pneumonia dengan riwayat perjalanan di daerah transmisi local dan kontak erat

denagn konfirmasi (+) Covid-19 di Rumah Sakit non Rujukan.

Pelayanan Jamkesda selama tahun 2020 Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta :

a. Klaim Jaminan Kesehatan berdasarkan bulan pembayaran

Tabel 26. Klaim Jaminan Kesehatan Berdasar Bulan Pembayaran

No Bulan Jumlah Total

KSS Dana

1 (-) 2019 72 144.273.383

2 Januari 77 93.443.746

3 Februari 68 23.718.279

4 Maret 93 28.903.631

5 April 19 84.720.371

6 Mei 71 88.163.507

7 Juni 23 45.959.225

8 Juli 125 114.335.804

9 Agustus 14 14.458.245

10 September 24 28.104.147

11 Oktober 23 31.783.423

12 November 68 102.822.365

Jumlah 677 800.686.126

Page 106: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

92

b. Hasil Klaim Jaminan Kesehatan berdasarkan identitas Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial

Tabel 27. Klaim Jaminan Kesehatan Berdasar Identitas Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

No Bulan Kasus Dana

1 (-) 2019 33 47.002.592

2 Januari 47 73.961.118

3 Februari 35 6.403.159

4 Maret 49 12.485.003

5 April 2 75.445.001

6 Mei 1 36.239.341

7 Juni 3 6.845.908

8 Juli 3 8.977.498

9 Agustus 1 279.678

10 September 1 10.165.846

11 Oktober 4 15.603.351

12 November 6 50.408.229

JUMLAH 185 343.816.724

c. Hasil Klaim Jaminan Kesehatan Berdasarkan kegawatdaruratan kasus 24 jam

pertama PSC 119 YES

Tabel 28. Klaim Jaminan Kesehatan Berdasarkan Kegawatdaruratan Kasus 24 jam PSC 119 YES

No Bulan Kasus Dana

1 (-) 2019 54 97.270.791

2 Januari 29 19.482.628

3 Februari 35 17.315.120

4 Maret 44 16.418.628

5 April 17 9.275.370

6 Mei 19 23.592.166

7 Juni 20 14.385.317

8 Juli 57 68.654.797

9 Agustus 16 12.704.076

10 September 24 17.938.301

11 Oktober 25 16.180.072

12 November 62 52.414.136

JUMLAH 402 365.631.402

Page 107: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

93

d. Hasil Klaim Jaminan Pelayanan Covid-19

Tabel 29. Hasil Klaim Jaminan Pelayanan Covid-19

No Bulan Kasus Dana

1 (-) 2019 - -

2 Januari - -

3 Februari - -

4 Maret - -

5 April - -

6 Mei 57 28.332.000

7 Juni 48 24.728.000

8 Juliu 66 34.950.000

9 Agustus 6 3.228.000

10 September - -

11 Oktober - -

12 November - -

JUMLAH 177 91.238.000

e. Hasil Klaim Pelayanan berdasarkan Rumah sakit

Tabel 30 . Hasil Klaim Pelayanan Berdasarkan Rumah Sakit

No Rumah Sakit PMKS PSC 119 YES

KSS Biaya KSS Biaya

1 Bethesda 5 34.489.707 74 63.625.653

2 Sardjito 6 188.965.205

3 Panti Rapih 1 279.678 26 47.327.371

4 Jogja 10 52.471.518 105 53.425.527

5 PKU Muh. 3 16.022.599 58 149.370.100

6 Bthsd Lw 1 3.452.200 8 6.731.230

7 Ghrasia 1 9.399.108 - -

8 Happy Land Mc - 16 4.984.800

11 RSI Hidayatullah 1 1.272.200 70 31.193.883

12 RS Pratama 162 37.464.509 35 8.972.838

13 RS Siloam - - - -

Jumlah 190 343.816.724 392 365.631.402

Page 108: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

94

Tabel 31. Hasil Klaim Pelayanan Berdasarkan Rumah Sakit

No Rumah Sakit COVID

Jumlah KSS Biaya

1 Bethesda - - 98.115.360

2 Sardjito - - 188.965.205

3 Panti Rapih - - 47.607.049

4 Jogja 136 71.876.000 177.773.045

5 PKU Muh. - - 165.392.699

6 Bthsd Lw 5 1.875.000 12.058.430

7 Ghrasia - - 9.399.108

8 Happy Land Mc - - 4.984.800

11 RSI Hidayatullah - - 32.466.083

12 RS Pratama - - 46.437.347

13 RS Siloam 36 17.487.000 17.487.000

Jumlah 177 91.238.000 800.686.126

f. Hasil Klaim Pelayanan jaminan Persalinan

Tabel 32. Hasil Klaim Pelayanan Jaminan Persalinan

No Bulan Puskesmas Rumah Sakit Jumlah

KSS Dana KSS Dana KSS DANA

1 Januari 1 825.000 6 30.492.600 7 31.317.600

2 Februari 0 - 1 2.408.500 1 2.408.500

3 Maret 3 1.625.000 6 17.126.900 9 18.751.900

4 Apriul 3 1.586.000 7 55.784.900 10 57.370.900

5 Mei 1 725.000 1 753.800 2 1.478.800

6 Juni 8 4.949.000 11 55.582.800 19 60.531.800

7 Juni 1 161.000 4 43.032.400 5 43.193.400

8 Agustus 1 725.000 5 40.423.400 6 41.148.400

9 September 0 - - - 0 -

10 Oktober 0 - 4 13.583.300 4 13.583.300

11 November 0 - - - 0 -

12 Desember 0 - - - 0 -

Jumlah 18 10.596.000 45 259.188.600 63 269.784.600

Page 109: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

95

g. Hasil Klaim Pelayanan Jaminan Persalinan berdasarkan Fasilititas Pelayanan

Kesehatan.

Tabel 33. Hasil Klaim Pelayanan Jampersal Berdasar Fasyankes

h. Koordinasi , perencanaan , pelaksanaan dan Evalausi jaminan kesehatan

Pada masa pandemi Covid-19 koordinasi dilakukan secara melalui media daring dan

dailaksanakan 4 kali dalam 1 tahun. Kegiatan koordinasi dilaksanakan dengan

Puskesmas dan Rumah sakit yang bertujuan untuk monitoring dan evaluasi

pelaksanaan jamkesda sehingga permasalahan yang terjadi selama pelaksanaan

jamkesda dapat diselesikan secepat mungkin.

3. Mutu Pelayanan Di Kota Yogyakarta Dengan Akreditasi Puskesmas

Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam

rangka meningkatkan kualitas hidup manusia. Pembangunan kesehatan bertujuan

meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar

terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal dengan ditandai oleh penduduk

berperilaku sehat dan dalam lingkungan sehat serta memiliki kemampuan untuk

menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata. Untuk

mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, diselenggarakan

No RS/Pusk Jumlah

KSS Dana

Rumah Sakit

1 RSUD Jogja 23 93.616.400

2 RS Bethesda 1 9.672.500

3 RS Pku Muh 11 89.785.100

4 RS Pratama 5 7.198.600

5 RS Dr Sardjito 2 46.661.400

6 RS Ugm 3 12.254.600

Jumlah 45 259.188.600

Puskesmas

1 Pusk Tegalrejo 14 8.496.000

2 Pusk Jetis 4 2.100.000

Jumlah 18 10.596.000

Total Jumlah 63 269.784.600

Page 110: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

96

Upaya Kesehatan Perorangan dan Upaya Kesehatan Masyarakat dengan pendekatan

promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif secara terpadu, menyeluruh, dan

berkesinambungan.

Untuk meningkatkan pelayanan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)

khususnya Puskesmas, Klinik Pratama, dan Tempat Praktek Mandiri Dokter/Dokter Gigi

kepada masyarakat, dilakukan berbagai upaya peningkatan mutu dan kinerja antara lain

dengan pembakuan dan pengembangan sistem manajemen mutu dan upaya perbaikan

kinerja yang berkesinambungan. Untuk menjamin bahwa upaya perbaikan mutu dan

peningkatan kinerja dilaksanakan secara berkesinambungan di FKTP, maka perlu

dilakukan penilaian oleh pihak eksternal dengan menggunakan standar yang ditetapkan

yaitu melalui mekanisme akreditasi.

Tabel 34. Akreditasi Puskesmas Kota Yogyakarta Tahun 2020

No Kode Nama Kecamatan Status

Akreditasi 2020

1 1032369 Mantrijeron Mantrijeron Utama

2 1032370 Kraton Kraton Utama

3 1032371 Mergangsan Mergangsan Paripurna

4 1032372 Umbul Harjo I Umbulharjo Paripurna

5 1032373 Umbul Harjo II Umbulharjo Utama

6 1032374 Kota Gede I Kotagede Paripurna

7 1032375 Kota Gede II Kotagede Utama

8 1032376 Gondo Kusuman I Gondokusuman Paripurna

9 1032377 Gondo Kusuman II Gondokusuman Madya

10 1032378 Danurejan I Danurejan Paripurna

11 1032379 Danurejan II Danurejan Paripurna

12 1032380 Pakualaman Pakualaman Madya

13 1032381 Gondomanan Gondomanan Paripurna

14 1032382 Ngampilan Ngampilan Utama

15 1032383 Wirobrajan Wirobrajan Utama

16 1032384 Gedong Tengen Gedong Tengen Utama

17 1032385 Jetis Jetis Paripurna

18 1032386 Tegal Rejo Tegalrejo Paripurna

Page 111: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

97

E. Perilaku Hidup Masyarakat

1. Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Melalui Posyandu

Posyandu merupakan salah satu upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM)

yang dibentuk berdasarkan Instruksi Bersama antara Menteri Kesehatan, Kepala BKKBN

dan Menteri Dalam Negeri pada tahun 1984. Posyandu merupakan wadah pemberdayaan

masyarakat dalam alih pengetahuan dan keterampilan dari petugas ke masyarakat dan

antar sesama masyarakat juga untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar terutama

yang berkaitan dengan penurunan angka kematian ibu bayi, dan balita. Kegiatan yang

dilakukan sesuai konsep GOBI-3F (Growth Monitoring, Oral Rehidration, Breast

Feeding, Imunization, Family Education, Family Planning dan Food Suplementation),

yang diterjemahkan di Indonesia ke dalam 5 kegiatan Posyandu yaitu KIA, KB, imunisasi,

gizi dan penanggulangan diare.

a. Jumlah Posyandu

Posyandu di Kota Yogyakarta tersebar di 14 Kecamaan dan 45 kelurahan

dengan unsur pembina tekns di bidang kesehatan dari Puskesmas setempat. Berikut

disajikan data jumlah posyandu dari tahun 2018 hingga 2020 berdasarkan puskesmas

pembina.

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa terdapat penambahan jumlah

posyandu pada tahun 2019, dari 622 menjdi 623 posyandu. Penambahan terjadi di

puskesmas Danurejan 2. Hal ini disebabkan oleh adanya 1 posyandu di tahun 2018

tidak memiliki sasaran balita sehingga selama 1 tahun tidak menyelenggarakan

penimbangan dan mulai ada sasaran lagi pada tahun 2019. Pada tahun 2020 jumlah

posyandu di Kota Yogyakarta tetap sejumlah 623.

Puskesmas yang memiliki posyandu binaan terbanyak adalah Puskesmas

Mergangsan sebanyak 60 sedangkan yang paling sedikit adalah Puskesmas Kotagede

II sebanyak 15 posyandu.

Page 112: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

98

Tabel 35. Jumlah Posyandu di Kota Yogyakarta

No Puskesmas Jumlah Posyandu

2018 2019 2020 1 Umbulharjo I 55 55 55

2 Umbulharjo II 37 37 37

3 Gondokusuman I 49 49 49

4 Gondokusuman II 17 17 17

5 Kotagede I 32 32 32

6 Kotagede II 15 15 15

7 Danurejan I 16 16 16

8 Danurejan II 23 24 24

9 Tegalrejo 47 47 47

10 Jetis 37 37 37

11 Mergangsan 60 60 60

12 Mantrijeron 56 56 57

13 Pakualaman 19 19 19

14 Gedongtengen 34 34 34

15 Gondomanan 25 25 25

16 Kraton 43 43 43

17 Wirobrajan 36 36 36

18 Ngampilan 21 21 21

Jumlah 622 623 623

b. Evaluasi Telaah Kemandirian Posyandu

Perkembangan masing-masing posyandu akan menentukan pembinaan yang

harus dilakukan. Untuk mengetahui tingkat perkembangan posyandu, dikembangkan

metode dan alat telaahan perkembangan posyandu yang disebut telaah kemandirian

posyandu. Tujuan telaahan adalah untuk mengetahui tingkat perkembangan posyandu

yang secara umum dibedakan atas 4 tingkat yaitu pratama, madya, purnama, dan

mandiri. Secara sederhana indikator untuk setiap perkembangan posyandu diuraikan

sebagai berikut. Indikator indikator tesebut dipantau selama 12 bulan dan diolah pada

akhir tahun. Pendataan telaah kemandirian posyandu dilaksanakan secara berjenjang

dengan sistem sebagai berikut :

1) Puskesmas melakukan pembinaan kegiatan kepada kader posyadu termasuk

pengisian format telaah kemandirian posyandu

Page 113: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

99

2) Kader posyandu melakukan pengisian dan pelaporan telaah kemandirian

posyandu setiap bulan ke puskesmas

3) Puskesmas melakukan pencatatan dan pembinaan berdasarkan data yang masuk

seiap bulan

4) Puskesmas melakukan pengolahan data dan entry data di aplikasi berbasis web

dengan alamat sipp-mas.jogjakotago.id

5) Dinas Kesehatan melakukan validasi data yang masuk

Hasil telaah kemandirian posyandu yang telah divalidas dapat diakses di sipp-

mas.jogjakota.go.id

Tabel 36. Tingkat Perkembangan Posyandu

No Indikator Pratama Madya Purnama Mandiri

1 Frekuensi Penimbangan 1 Tahun < 8 kali >8 kali >8 kali > 8 kali

2 Jumlah Kader Yang Bertugas < 5 orang ≥5 orang ≥5 orang ≥5 orang

3 D/S Balita < 50% < 50% ≥ 50% ≥ 50%

4 Cakupan Kumulatif KB < 50% < 50% ≥ 50% ≥ 50%

5 Cakupan Kumulatif Imunisasi < 50% < 50% ≥ 50% ≥ 50%

6 Cakupan Kumulatif KIA < 50% < 50% ≥ 50% ≥ 50%

7 Program Tmabahan - - + +

8 Dana Sehat < 50% < 50% < 50% ≥ 50%

Data telaah kemandirian posyandu Kota Yogyakarta yahun 2018-2020 disajikan pada

grafik sebagai berikut.

Page 114: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

100

Grafik 47. Telaah Kemandirian Posyandu Kota Yogyakarta Tahun 2018 -2020

Berdasarkan grafik di atas diketahui bahwa pada tahun 2020, jumlah posyandu dengan

kriteria pratama sejumlah 95, madya 84, purnama 330 dan mandiri 118. Jumlah kriteria

perkembangan terbanyak adalah purnama. Apabila dibandingkan dari tahun 2018

hingga 2020 , jumlah kriteria posyandu pratama, madya , purnama dan mandiri

memeliki kecenderungan yang berbeda beda. Perubahan dari masing-masing kriteria

digambarkan dalam grafik di bawah ini.

Grafik 48. Tingkat Perkembangan Posyandu Berdasarkan Strata di Kota Yogyakarta Tahun 2018 – 2020

Page 115: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

101

Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa tingkat perkembangan posyandu

dengan stratifikasi pratama mengalami peningkatan dari tahun 2018 ke tahun 2019 dan

sedikit menurun pada tahun 2020. Posyandu madya cenderung mengalami penurunan

pada tiga tahun berturut-turut. Posyandu punama cederung mengalami kenaikan dan

berbanding terbalik dengan posyandu mandiri yang cenderung mengalami penurunan.

Salah satu tujuan dari pembinaan posyandu adalah meningkatkan jumlah

posyandu purnama dan mandiri. Posyandu dengan kriteria purnama dan mandiri

menggambarkan bahwa kegiatan di posyandu telah berjalan dengan rutin, dengan

kader pengampu yang memenuhi kebutuhan, cakupan program yang dipantau oleh

kader posyandu pada sasaran di wilayah telah mencapai minimal 50%, posyandu telah

memiliki kegiatan pengembangan. Adapun perbedaan antara kriteria purnama dan

mandiri terletak pada cakupan dana sehat, sebagaimana telah tertera dalam tabel

kriteria telaah kemandirian posyandu di atas.

Dengan adanya kecenderungan kriteria pratama dan madya dan naiknya kriteria

purnama dan mandiri memberikan gambaran yang baik mengenai perkembangan

posyandu secara umum. Namun demikian, adanya kecenderungan penurunan kriteria

mandiri dalam kurun waktu tiga tahun berturut-turut perlu menjadi tindak lanjut.

Berdasarkan hasil penelaahan capaian masing masing indikator dan wawancara

mendalam dengan petugas Penyuluh Kesehatan Masyarakat Puskesmas, maka dapat

disimpulkan beberapa faktor penyebab sebagai berikut :

1) Capaian program dana sehat menurun. Capaian program dana sehat

menggambarkan kepesertaan jaminan kesehatan masyarakat untuk mendukung

universal coverage. Turunnya pendapatan di masa pandemi covid 19

menyebabkan masyarakat menjadi salah satu penyebab capaian program tersebut

tidak memenuhi target.

2) Capaian program kepesertaan KB tidak memenuhi target. Beberapa penyebabnya

antara lain adanya unmet need dan kepercayaan yang dianut oleh sebagian

masyarakat.

Page 116: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

102

3) Capaian program KIA terutama K4 tidak memenuhi target. Terdapat disparitas

yang tinggi antara cakupan K1 dan K4 yang disebabkan tingginya K1 akses. K1

akses adalah kunjungan pertama kali ibu hamil ke pelayanan kesehatan setelah

umur kehamilan trimeseter 1, sedangkan K1 yang dilaksanakan dalam kurun

trimester 1 disebut K1 murni. Adapun salah satu persyaratan mutlak untuk masuk

dalam kriteria K4 adalah terpenuhinya K1 murni. Pada tahun 2020 tingginya K1

akses dan rendahnya cakupan K4 dipengaruhi oleh adanya pandemi covid 19.

Untuk mengurangi risiko penularan covid 19 pada ibu hamil, beberapa fasilitas

kesehatan menerapkan kebijakan kuota, penjadwalan ataupun janji temu. Selain itu

adanya faktor internal dari sasaran seperti kegamangan untuk mendatangi fasilitas

kesehatan di masa pandemi dan ibu bekerja.

Selain beberapa permasalahan tersebut di atas,berdasarkan pantauan dan

informasi kader ketika melakukan kunjungan langsung ke posyandu, diketahui

beberapa permasalahan sebagai berikut

1) Masalah kader aktif. Kementrian Kesehatan mempersyaratkan minimal ada 5

orang kader posyandu aktif. Berdasarkan kajian data telaah kemandirian

posyandu, diperoleh informasi bahwa kisaran kader aktif antara 3 -16 orang,

sedangkan sebagian besar rata-rata jumlah kader yang bertugas sebanyak 8

orang. Sebagai kegiatan sosial, maka keterlibatan kader dalam kegiatan sangat

didasarkan pada azas sukarela. Apabila ada kegiatan lain yang bersamaan

dengan pelaksanaan posyandu dan dinilai lebih mendesak maka kegiatan di

posyandu cenderung ditinggalkan. Untuk menjembatani masalah itu, di Kota

Yogyakarta disepakati kader aktif adalah kader yang aktif berperan baik pada

hari sebelum buka posyandu, pada saat buka posyandu maupun pasca buka

posyandu. Sehingga meskipun tidak bisa hadir pada pelaksanaan hari buka

posyandu tetap berperan dan tercatat sebagai kader aktif. Kegiatan yang di luar

hari H, adalah kegiatan administratif dan kunjung rumah kepada sasaran.

Namun demikian tidak semua kader tersebut mau mengerjakan kegiatan

administratif berupa pengisian pelaporan posyandu. Pengisian pelaporan

posyandu yang menggambarkan kegiatan pemantauan wilayah mengenai

Page 117: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

103

pemantauan pertumbuhan bayi dan balita, kesehatan ibu dan anak, imunisasi,

KB dan pemantauan penyakit dipandang terlalu rumit. Tidak berimbangnya

jumlah kader yang mau mengerjakan dengan jenis pelaporan yang harus

dikerjakan menyebabkan pengisian administrasi posyandu hanya terpusat

kepada satu orang kader saja. Hal ini mempengaruhi ketelitian, ketepatan

pengisian dan kecepatan waktu pelaporan.

2) Masalah kaderisasi. Kader yang aktif terlibat dalam kegiatan posyandu rata rata

telah mengabdi lebih dari 10 tahun dan sebagian besar lansia. Sulitnya mencari

kader pengganti dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut :

a) Kader muda cenderung tidak berlangsung lama menjadi kader, karena

kemudian bekerja atau berkeluarga dan memiliki kesibukan yang tidak bisa

berbagi waktu untuk kegiatan di posyandu.

b) Adanya senioritas kader. Ditemukan di beberapa posyandu, adanya kader

senior yang tidak mau diganti dengan alasan tidak percaya bahwa kader

yang lebih muda akan memiliki komitmen dan kemampuan yang baik.

Berdasarkan wawancara dengan kader senior, diperoleh informasi bahwa

kader muda cenderung tidak lengkap dan tidak sesuai dalam mengisi

adminsitrasi posyandu, atau sulit untuk ditemui. Sedangkan kader muda

mengatakan bahwa, kader senior lebih sering hadir di pertemuan koordinasi

tapi tidak menyampaikan informasi ke kader yang lain. Setelah digali lebih

dalam , tidak ada forum koordinasi antar kader yang membahas kegiatan

posyandu yang dilakukan secara rutin. Hal ini menyebabkan komunikasi

antar kader kurang dapat berjalan dengan baik.

3) Masalah pencatatan dan pelaporan oleh kader posyandu. Pencatatan dan

pelaporan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan di posyandu.

Pencatatan posyandu menggunakan administrasi yang telah dibakukan oleh

Pokjanal Posyandu Kota Yogyakarta sejak tahun 2006. Buku administrasi

tersebut adalah kartu kendali, buku presensi kader, buku pengujung, register

bayi, register balita, register WUS PUS, register ibu hamil, buku pemantauan

nifas, buku penyuluhan, buku PMT, register imunisasi, register pemantauan

Page 118: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

104

penyakit, dan buku buku lain yang terkait dengan pengembangan kegiatan

posyandu. Buku administrasi tersebut sebagai dasar dari pelaporan- pelaporan

yang dibutuhkan oleh instansi pembina teknis terkait. Pelaporan posyandu

menggambarkan kegiatan dan capaian program yang menjadi dasar dari

instansi terkait untuk melakukan pembinaan. Instansi yang terkait dalam sistem

pelaporan posyandu meliputi DP3AP2KB

4) , Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan. Pelaporan posyandu ke DP3AP2KB

melakui sistem berbasis WEB dengan alamat posyandu.jogjakota.go.id. Data

diinput oleh koordinator kader pengumpul di tingkat kelurahan masing-masing.

Permasalahan yang sering ditemui dalam pengumpulan data adalah

kelengkapan data, dimana masih terdapat kolom kolom yang kosong tanpa

tanda yang disepakati. Adanya data yang kosong akan mempengaruhi analisa

dan tindak lanjut. Faktor penyebab ketidaklengkapan data antara lain karena

terbatasnya kader yang mau untuk mengisi administrasi posyandu dan

pelaporan. Keterbatasan jumlah kader yang mau mengerjakan adminsitrasi

dengan jumlah permintaan pelaporan dari berbagai instansi terkait

menyebabkan kader memiliki keterbatasan dalam pengisian.

Tenaga penyuluh kesehatan masyarakat di puskesmas. Di Kota Yogyakarta

salah satu tenaga pembina teknis bidang kesehatan di tingkat kecamatan adalah

tenaga penyuluh kesehatan masyarakat (PKM). Pada tahun 2020 jumlah tenaga

PKM adalah 18 orang dengan rincian 2 orang adalah ASN dan 16 orang adalah

tenaga teknis. Adanya tenaga teknis sebagai tenaga PKM merupakan tuntutan

karena jabatan ini merupakan jabatan yang tidak bisa diintegrasikan dengan

program lain karena menjadi salah satu pelayanan wajib yang harus

dilaksanakan oleh puskesmas. Namun demikian tenaga teknis tersebut sering

mengalami penggantian karena diterima tugas di tempat lain. Hal ini

menyebabkan sistem pembinaan sedikit terhambat karena petugas baru harus

memahami ketugasan dan proses pengenalan wilayah.

Page 119: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

105

c. Posyandu Aktif

Selain pengkajian tentang telaah kemandirian posyandu, dilakukan pula

pengkajian tentang posyandu aktif. Data mengenai posyandu aktif di Kota

Yogyakarta periode 2018-2021sebagai berikut.

Grafik 49 Jumlah Posyandu Aktif di Kota Yogyakarta Tahun 2018 – 2020

Berdasarkan grafik di atas dapat terlihat bahwa terjadi kenaikan posyandu aktif dari

tahun 2018 ke tahun 2019 , yaitu dari jumlah 366 menjadi 393 posyandu aktif.

Namun kemudian menurun tajam pada tahun 2020 menjadi 199 posyandu. Hal ini

disebabkan adanya perubahan definisi operasional poyandu aktif. Sebelum tahun

2020, posyandu aktif adalah posyandu dengan kriteria kemandiran atau strata

purnama dan mandiri. Mulai tahun 2020 penentuan posyandu aktif menggunakan 5

kriteria sebagai berkut :

1) Kriteria 1 melakukan kegiatan rutin Posyandu minimal 10 kali/tahun adalah

Posyandu melakukan kegiatan hari buka Posyandu minimal 10 kali/tahun dalam

bulan berbeda

2) Kriteria 2 posyandu memiliki kader minimal 5 orang yang disahkan dengan surat

keputusan Kepala Desa/Kelurahan

Page 120: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

106

kriteria 3 cakupan minimal 50% sasaran posyandu mendapatkan masing-masing

layanan KIA, Gizi, Imunisasi dan KB di Posyandu, puskesmas atau fasilitas

kesehatan lainnya

3) Kriteria 4 posyandu memiliki alat pemantauan pertumbuhan dan perkembangan

berupa alat timbang berat badan dan tinggi badan serta alat ukur perkembangan

4) Kriteria 5 posyandu melakukan sekurang-kurangnya 1 kegiatan pengembangan

seperti kesehatan remaja, kesehatan usia kerja, kesehatan lanjut usia, toga,

penanggulangan penyakit atau kegiatan tambahan kesehatan lain sesuai dengan

kebutuhan dan kesepakatan masyarakat

Apabila ada posyandu yang tidak memenuhi salah satu kriteria tersebut di atas maka

posyandu masuk kriteria posyandu tidak aktif. Berikut dibahas masing-masing

kriteria dari posyandu aktif.

1) Kriteria 1, kegiatan hari buka posyandu

Pada awal tahun 2020, terutama bulan Januari hingga Maret pelaksanaan

posyandu masih berjalan sebagaimana biasanya. Setelah penetapan covid 19

sebagai pandemi global pada bulan Maret 2020, kegiatan posyandu sempat

diliburkan untuk mencegah penularan covid 19. Setelah 2 bulan berjalan,

Kementrian Kesehatan menegaskan bahwa kegiatan pemantauan pertumbuhan

harus tetap dilaksanakan. Maka kebijakan pelaksanaan posyandu di Kota

Yogyakarta diaksanakan dengan menerapkan pilihan sebagai berikut :

a) pelaksanaan posyandu secara konvensional, yaitu pelaksanaan dengan gelar

5 meja dan sasaran hadir ke posyandu dengan persetujuan dari gugus tugas

covid 19 tingkat kelurahan. Pelaksanaan kegiatan dengan menerapkan

protokol kesehatan.

b) Pelaksanaan posyandu secara mobile, yaitu kader melaksanakan kunjung

rumah untuk melakukan kegiatan pemantauan dan pertumbuhan dengan

menerapkan protokol kesehatan

c) Pelaksanaan pemantauan pertumbuhan secara mandiri , yaitu sasaran

melakukan pengukuran secara mandiri, dilaporkan kepada kader, kader

Page 121: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

107

mengisi buku administrasi dan pelaporan yang selanjutnya dikirimkan

kepada petugas pembina terkait.

Secara lebih rinci gambran hari buka poyandu dapat dilihat pada grafik sebagai

berikut.

Grafik 50. Pelayanan Posyandu di Kota Yogyakarta Tahun 2020

Dengan adanya kebijakan tersebut, sebagaimana terlihat pada grafik di atas

sebagian besar posyandu libur pada bulan April, Mei, Juni, dan mulai melakukan

kegiatan dengan menggunakan salah satu dari metode di atas pada bulan Juli

2020. Rata rata jumlah pelayanan posyandu di tahun 2020 dilakukan sebanyak 9

kali sehingga tidak memenuhi kritria 1.

2) Kriteria 2, Posyandu memiliki kader minimal 5 orang yang disahkan dengan

surat keputusan Kepala Desa/Kelurahan. Setiap posyandu memiliki buku

kepengurusan posyandu yang berisi daftar kader dengan ketugasannya dan

sebagin besar posyandu baru proses penyusun SK dari kelurahan. Data mengenai

posyandu yang memiliki posyandu dengan kader kurang dari 5 dan lebih dari 5

disajikan pada grafik sebagai berikut.

Page 122: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

108

Grafik 51 Jumlah Kader Posyandu di Kota Yogyakarta Tahun 2020

Grafik 46 menunjukan bahwa sebanyak 607 posyandu atau 97% sudah memiliki

kader lebih dari 5 orang dan 16 atau 3% posyandu memiliki kader kurang dari 5

orang. Namun demikian, data tersebut hanya berdasarkan data daftar nama kader

yang tercatat dalam buku kepengurusan dan tidak menggambarkan kader aktif.

3) Kriteria 3, cakupan minimal 50% sasaran posyandu mendapatkan masing-masing

layanan KIA, Gizi, Imunisasi dan KB di Posyandu, puskesmas atau fasilitas

kesehatan lainnya. Kriteria ini telah dibahas pada pembahasan mengenai telaah

kemandirian posyandu.

4) Kriteria 4, posyandu memiliki alat pemantauan pertumbuhan dan perkembangan

berupa alat timbang berat badan dan tinggi/panjang badan serta alat ukur

perkembangan. Setiap posyandu telah memiliki alat pemantauan pertumbuhan

seperti dacin, timbangan digital , infantometer atau alat ukur panjang.tinggi

badan yang lain. Pada pelaksanaan posyandu mobile, alat yang digunakan untuk

mengukur berat badan adalah timbangan digital yang telah disetimbangkan

dengan dacin. Kegiatan ini dilakukan dengan supervisi dari petugas puskesmas.

5) Kriteria 5, kegiatan pengembangan posyandu . Kegiatan pengembangan yang

dilakukan di posyandu adalah antara lain PAUD, BKB, pantauan jentik berkala,

pantauan garam beryodium.

Page 123: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

109

2. Pemantauan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatanan Rumah Tangga

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang

dilakukan karena kesadaran pribadi sehingga kelurga dan seluruh anggotanya mampu

menolong diri sendiri pada bidang kesehatan serta memiliki peran aktif dalam aktivitas

masyaakat. PHBS pada dasarnya merupayan upaya menularkan pengalaman mengenai

perilaku hidup sehat melalui individu,kelompok ataupun masyarakat luas dengan jalur-

jalur komunikasi guna meningkatkan kualitas perilaku sehari-hari dengn tujuan hidup

bersih dan sehat.

Pendataan PHBS tatananan rumah tangga pada tahun 2020 berbeda dengan pelaksanan

tahun-tahun sebelumnya, dimana pelaksanaannya tahun sebelumnya dilakukan oleh

kader kesehatan dengan sasaran sejumlah total populasi yang ada di wilayah dan

menggunakan 10 indikator perilaku. Pada tahun 2020, pendataan dilaksanakan oleh

petugas puskesmas, dilakukan secara sampling dan menggunakan 13 indikator. Adapun

indikator perilaku yang digunakan adalah persalinan oleh tenaga kesehatan, pemberian

ASI eksklusif, menimbang setiap bulan, penggunaan air bersih, mencuci tangan dengan

air bersih dan sabun, melakukan pengelolaan air minum dan makanan, menggunakan

jamban sehat, melaksanakan pengelolaan limbah cair, melakukan pemilahan sampah,

memberantas jentik di rumah, konsumsi buah dan sayur, melakukan aktifitas fisik, tidak

merokok di dalam di rumah. Pertimbangan perubahan metode pendataan adalah sebagai

berikut :

1) Pada tahun 2020 terjadi pandemi covid 19 sehingga untuk mengurangi risiko

penularan, maka pendataan dilakukan secara sampling

2) Format pendataan sebelumnya kurang menggali setiap indiktor sehingga kesulitan

dalam melakukan analisa dan perencanaan interveni.

3) Pendataan dilakukan oleh petugas degan kader sebagai penunjuk jalan . Hal ini

bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan mempercepat data yang masuk.

Penggunan metode pendataan secara sampling memperhatikan kaidah metode survey

sedangkan instrumen form kuesioner telah melalui tahap pengkajian dan asistensi dari

tim Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada.

Page 124: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

110

Survei PHBS Tatanan Rumah Tangga mulai tahun 2020 dirancang merupakan

survei potong lintang yang dilakukan setiap tahun dengan basis rumah tangga di Kota

Yogyakarta. Survei ini menggunakan pendekatan penyampelan acak yang distratifikasi

(stratified random sampling). Stratifikasi dilakukan dua tahap, pertama stratifikasi

berdasarkan kecamatan dan setelah itu distratifikasi berdasarkan Kelurahan. Pemilihan

sampel rumah tangga didasarkan pada pemilihan RT dalam satu kelurahan secara acak

secara sistematik dan RT yang terpilih kemudian dipilih rumah tangga secara acak

sistematik pula dari daftar rumah tangga yang ada di RT terpilih.

Besarnya sampel di setiap kecamatan atau kelurahan ditentukan berdasarkan

probability proportional to size (PPS) dimana kelurahan yang memiliki jumlah rumah

tangga yang lebih besar akan memperoleh alokasi sampel yang lebih besar pula.

Kerangka sampel dari survei ini adalah daftar rumah tangga untuk setiap rukun tetangga

(RT), Kelurahan dan Kecamatan yang dihasilkan dari Data Pelayanan Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Yogyakarta yang diperharui setiap tahun.

Jumlah sampel rumah tangga yang dibutuhkan untuk survey ini dengan

memperhitungkan capaian awal (baseline) dari indikator-indikator, response rate,

efek disain dan keakuratan yang diinginkan maka rumus yang digunakan adalah sebagai

berikut :

Page 125: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

111

Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus dan asumsi-asumsi yang ada di setiap

variabel dalam rumus tersebut maka jumlah sampel yang dibutuhkan untuk survey ini

adalah 1,870 rumah tangga. Jumlah sampel itu akan berada di 187 RT yang tersebar di

14 Kecamatan dan 45 Kalurahan di Kota Yogyakarta.

Oleh karena survey akan dilakukan setiap tahun, maka aloksi sampel RT per

kalurahan akan seperti alokasi yang sudah ditentukan diatas. Meskipun demikian, RT

yang terpilih mungkin akan tidak sama mengingat setiap pelaksanaan survey, RT yang

akan menjadi sampel akan diacak dari RT yang ada di dalam kalurahan tersebut.

Pemilihan RT yang terpilih akan menggunakan metode acak sistematik dimana seluruh

RT yang ada di sebuah kalurahan akan diurutkan dari 1 hingga jumlah yang terakhir.

Setelah itu akan ditentukan interval untuk memilih sampel dengan rumah= jumlah

seluruh RT di kalurahan dibagi jumlah alokasi RT di kalurahan. Untuk memulai

pemilihannya (random start) akan ditentukan dengan memilih angka secara acak mulai

dari no 1 hingga angka interval yang keluar.

Sampai dengan akhir bulan desember 2020, data PHBS tatanan rumah tangga

yang masuk sejumlah 1.365 rumah tangga dari sasaran 1.870 rumah tangga atau baru

mencapai 72,99%. Tidak tercapainya target pendataan ini disebabkan karena

a) Petugas kesehatan dalam hal ini petugas PKM juga terlibat dalam penanganan covid

19 di Puskesmas

b) Adanya kasus di wilayah sehingga pelaksanaan diundur

Pendataan PHBS tatanan rumah tangga Kota Yogyakarta Tahun 2020.

Page 126: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

112

Grafik 52. PHBS Tatanan Rumah Tangga Berdasarkan Indikator di Kota Yogyakarta Tahun 2020

Grafik 47. menyandingkan antara sasaran dan rumah tangga yang berhasil melaksanakan

indikator perilaku PHBS. Dapat dilihat bahwa jumlah sasaran indikator persalinan oleh

tenaga kesehatan, pemberian ASI eksklusif dan menimbang rutin lebih rendah

dibandingkan dengan total jumlah rumah tangga yang dipantau. Hal ini sesuai dengan

definisi operasional bahwa pada ketiga indikator tersebut. Sasaran indikator persalinan

nakes adalah keluarga yang memiliki bayi usia 0-11 bulan. Sasaran indikator pemberian

ASI ekslusif adalah keluarga yang memiliki bayi usia 7-11 bulan. Sasaran indikator

menimbang rutin adalah keluarga yang memiliki balita usia 11-59 bulan. Adapun

indikator lainnya dipantau pada semua rumah tangga terpilih.

Gambaran yang lebih jelas tentang cakupan PHBS berdasarkan indikator dapat dilihat

pada gafik di bawah ini .

Page 127: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

113

100,0

75,0

94,199,3 100,0 100,0 99,6

90,7

44,3

99,6

81,7 85,7

47,6

Grafik 53. Capaian PHBS Tatanan Rumah Tangga Tahun 2020

Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa dari 13 indikator yang dipantau,

indikator dengan capaian tetinggi adalah persalinan nakes, mencui tangan pakai sabun

dengan air bersih, dan pengelolaan air minum dan makanan. Persalinan oleh tenaga

kesehatan didukung dengan adanya akses fasilitas kesehatan yang mudah dijangkau di

Kota Yogyakarta. Perilaku mencuci tangan menggunaan sabun cukup baik didukung

dengan adanya kampanye cuci tangan di masa pandemi covid 19. Sedangkan

pengelolaan air minum dan makanan menunjukan bahwa keluarga dapat mengakses air

bersih dan melakukan pengolahan makanan sehat. Indikator perilaku dengan capaian

terendah adalah pemilahan sampah. Pemilahan sampah yang diharapkan adalah sampah

rumah tangga telah dipilah antara sampah organik dan anorganik. Perilaku pemilahan

sampah merupakan salah satu indikator yang baru diterapkan pada tahun 2020. Sehingga

belum tersosialisasi dengan baik di masyarakat.

Page 128: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

114

3. Kelurahan Siaga

Berdasarkan Peraturan Walikota Yogyakarta No 3 Tahun 2016 tentang kelurahan

siaga, kelurahan siaga yang selanjutnya disingkat kesi adalah lembaga sosial

kemasyarakatan yang independent sebagai wadah integrasi pembangunan kesehatan

masyarakat di tingkat kelurahan yang memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan

serta kemauan untuk mencegah da mengatasi masalah-masalah kesehatan,

kegawatdaruratan dan bencana secara mandiri.

Selain Peraturan Walikota Yogyakarta No 3 tahun 2016 , kesi juga memiliki beberapa

payung hukum sebagai dasar kegiatannya , antara lain :

a. Keputusan Walikota Nomor 373 tahun 2017 tentang penetapan sistem penguatan

kelurahan siaga dalam rangka gerakan masyarakat hidup sehat. Dalam surat

keputusan ini diatur tentang peran lintas organisasi perangkat daerah (OPD) dalam

kegiatan kelurahan siaga. OPD yang terlibat antara lain Badan Perencanaan dan

Pembangunan Daerah (BAPPEDA), Dinas Permberdayaan Perlindungan

Perempuan dan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Dinas

Pertania dan Pangan, Dinas Kesehatan, Puskesmas, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas

Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Pemukiman, Dinas Pemuda dan

Olahraga, bagian

Page 129: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

115

Jejaring Kelurahan Siaga

Ket : ----- : Koordinasi : Pembinaan : Pelaporan

Gambar 19. Jejaring Kelurahan Siaga

DINKES dan OPD BAPPEDA

Forum Kota Sehat

Forkom Kec. Sehat Kemantren

PKK Kota Yogyakart

a

Kemantren

RW UKBM

PKK Kecamatan

PKK

PKK RW

RW Siaga

KESI

Dasa wisma Dasa wisma

Keluarga Sehat Keluarga Sehat Keluarga Sehat Keluarga Sehat

PKK RT RT RW Siaga RW Siaga

Petunjuk Teknis Manajemen

Puskesmas

Page 130: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

116

b. Tata Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Kemantren dan Kelurahan. Selain

OPD juga diatur peran lembaga swadaya masyarakat yang ada di tingkat Kota

Yogyakarta hingga unit terkecil di wilayah yaitu Forum Komunikasi Kota Sehat,

Forum Komunikasi Kecamatan Sehat, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat

Kelurahan (LPMK), Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga

(TP PKK), Rukun Warga (RW, Rukun Tetangga (RT) dan dasawisma. Setiap OPD

dan lembaga swadaya masyarakat memiliki peran masing masing yang dijabarkan

dalam keputusan ini. Selain itu diatur tata cara pembentukn RW dan RT siaga dan

bagaimana jejaring kelurahan siaga yang ingin dibangun dari tingakat Kota hingga

dasawisma untuk menyentuh tingkat keluarga. Adapaun jejaring kelurahan siaga

yang termaktub dalam lampiran VII Keputusan Walikota Yogyakarta Nomor 373

Tahun 2017 dapat dilihat pada skema di bawah ini.

c. Peraturan Walikota Yogyakarta No 8 tahun 2019 tentang pelimpahan kewenangan

Walikota kepada Camat untuk melaksanakan sebagian urusan pemerintahan daerah.

Peraturan ini mengatur bahwa segala fasilitasi kegiatan pemberdayaan masyarakat

di bidang kesehatan adalah melalui kelurahan siaga.

Dengan adanya payung hukum tersebut diharapkan peran kesi di wilayah dapat

lebih optimal sebagai mitra kelurahan dalam pembangunan bidang kesehatan

Monitoring pelaksanaan kegiatan kesi dilakukan setiap tahun. Mekanisme monitoring

dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan sejenis dengan sasaran kelurahan siaga. Hal ini

disebabkan karena adanya efisiensi dan refocusing anggaran untuk penanggulangan

covid 19 di Kota Yogyakarta. Pada tahun 2020, monitoring dan evaluasi kegiatan

dilakukan bersamaan dengan monev pelaksanaan Peraturan Walikota Yogyakarta No 8

tahun 2019 tetang pelimpahan kewenangan walikota kepada camat dan bentuk pelaporan

strata perkembangan kelurahan siaga. Berdasarkan hasil monev pelimpahan kewenangan

walikota kepada camat, ditemukan beberapa permasalahan sebagai berikut :

a. belum semua kemantren dan kelurahan mengaggarkan kegiatan untuk kesi.

Berdasarkan hasil laporan yang diterima ada kelurahan atau kemantren yang tidak

melibatkan pengurus kesi dalam proses musrenbang sehingga tidak dapat

mengusulkan kegiatan.

Page 131: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

117

b. Kemantren maupun kelurahan sudah menganggarkan kegiatan, tetapi tidak ada

koordinasi dalam proses pelaksanaannya dengan kesi.

c. Anggaran yang sudah direncanakan masuk dalam refocusing anggaran.

Dengan ditemukannya beberapa permasalahan tersebut, tindak lanjut yang dilakukan

antara lain

a. Pemberian informasi kepada kemantren maupun kelurahan tentang fungsinya

seperti yang termaktub dalam Perwal No 3 tahun 2016 dan Kepwal No 373 tahun

2017 selain amanah dari Perwal No 8 tahun 2019.

b. Menguatkan unsur pembina teknis di wilayah untuk melakukan advokasi kepada

pemangku wilayah agar program kesehatan yang seharusnya menjadi salah satu

urusan wajib yang harus diakomodir dalam musrenbang tetap terlaksana meskipun

ada refokusing anggaran.

c. Mendorong adanya perencanaan bersama untuk memastikan bahwa kegiatan

kegiatan dapat dilaksanakan dengan sumber anggaran yang ada.

Kegiatan pemantauan kegiatan dan khususnya stratifikasi kelurahan siaga dilakukan oleh

puskesmas selaku pembina teknis. Stratifikasi kelurahan siaga dibagi menjadi 4

tingkatan yaitu pratama, madya, purnama dan mandiri. Kriteria penentuan strata tersebut

menggunakan 8 indikator yaitu :

a. Forum masyarakat kelurahan yaitu adanya forum atau pengurs kelurahan siaga yang

ditetapkan dengan surat keputusan lurah.

b. Kader pemberdayaan masyarakat yaitu adanya anggota masyarakat yang berperan

secara sukarela aktif di dalam bidang kesehatan

Kemudahan akses pelayanan kesehatan yaitu masyarakat mampu mengakses fasilitas

pelayanan kesehatan di kelurahan yang berasal dari pemerintah kelurahan, masyarakat

atau dunia usaha.

a. Posyandu dan UKBM aktif yaitu adanya kegiatan posyandu yang melaksanakan

kegiatan rutin di setiap RW minimal 8 kali setahun dan UKBM lainnya yang aktif

melaksanakan kegiatan.

Page 132: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

118

b. Akomodasi dana dalam angaran kelurahan yaitu adanya dukungan dana untuk

kegiatan kesehatan di kelurahan yang berasal dari pemerintah kelurahan,

masyarakat atau dunia usaha.

c. Peran aktif pendanaan pihak ketiga yaitu adanya partisipasi aktif masyarakat dan

organisasi kemasyarakatan (PKK, karangtarauna, organisasi keagamaan, LPMK,

dll) dalam mendukung kegiatan kelurahan siaga aktif

d. Peraturan di tingkat kelurahan yaitu adanya peraturan lurah tentang pengembangan

kelurahan siaga atau adanya peraturan walikota yang mengatur tentang

pengembangan kelurahan siaga

e. PHBS rumah tangga yaitu adanya kegiatan pembinaan PHBS di tatanana rumah

tangga dalam bentuk penyuluhan , monitoring evaluasi atau kegiatan lain.

Kriteria penetapan strata kelurahan siaga di Kota Yogyakarta tertuang dalam Tabel 37.

Tabel 37 Kriteria Kelurahan Siaga

No Kriteria Pratama Madya Purnama Mandiri

1 Forum Masyarakat Kelurahan

Ada, tetapi belum jalan

Jalan, tetapi belum teratur tiap triwulan

Jalan teratur, Setiap triwulan

Jalan teratur & bulanan

2 KPM/Kader Teknis Sudah ada min 2 Sudah ada 3-5 Sudah ada 6-8 Sudah ada 9 atau lebih

3 Kemudahan Akses Pelayanan Kesehatan

Ya Ya Ya Ya

4 Posyandu & UKBM Aktif

Posyandu ya, UKBM lain tidak aktif

Posyandu & 2 UKBM lain aktif

Posyandu & 3 UKBM lain aktif

Posyandu & 4 UKBM lain aktif

5 Dukungan Dana Sudah ada dari pemerintah kelurahan

Sudah ada dari kelurahan dan satu sumber dana lainnya

Sudah ada deai pemdes/kel dan dua sumber dana lainnya

Sudah ada deai pemdes/kel dan tiga sumber dana lainnya

6 Peran Aktif Pihak Ketiga

Ada peran aktif masy saja

Ada peran aktif masy dan satu ormas

Ada peran aktif masy dan dua ormas

Ada peran aktif masy danlebih dari dua ormas

7 Peraturan di Tingkat Kelurahan

Belum ada Ada, belum terealisasi

Ada, sudah terealisasi

Ada, sudah terealisasi

8 PHBS Rumah Tangga

Kurang dari 20% Minimal 20% Minimal 40% Minimal 70%

Pada tahun 2020 dilakukan pendataan stratifikasi kesi di 45 kesi di Kota Yogyakarta.

Hasil pendataan disajikan pada tabel di bawah ini.

Page 133: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

119

Tabel 38. Stratifikasi Kelurahan Siaga di Kota Yogyakarta

No Kriteria Kelurahan

1 Pratama 4 Bumijo , Cokrodiningratan, Gowongan, Warungboto

2 Madya 3 Kadipaten, Patangpuluhan, Muja Muju

3 Purnama 10 Panembahan, Patehan, Pringgokusuman, Mantrijeron, Suryodiningratan, Bener, Karangwaru, Kricak, Wirorajan, Ngupasan

4 Mandiri 28 Rejowinangun, Tegalpanggung, Sosromenduran, Prenggan, Purbayan, Gedongkiwo, Notoprajan, Ngampilan, Tegalrejo, Klitren, Baciro, Pakuncen, Keparakan, Wirogunan, Brontokusuman, Demangan, Sorosutan, Semaki, Tahunan, Suryatmajan, Bausasran, Gunungketur, Purwokinanti, Prawirodirjan, Giwangan, Pandeyan, Terban, Kotabaru

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa kesi dengan strata pratama sejumlah 4 (8,9%),

strata madya sejumlah 3 (6,7%), strata purnama sejumlah 10 (22,2%), dan strata mandiri

sejumlah 28 (62,2%). Capaian strata mandiri telah sesuai dengan target renstra Dinas

Kesehatan Kota Yogyakarta. Meskipun telah memenuhi target, masih ada beberapa

catatan terkait dengan pelaskanaan kesi di Kota Yogyakarta, antara lain sebagai berikut.

1) Dukungan anggaran. Sumber anggaran yang bisa diakses oleh kesi adalah swadaya,

anggaran pemerintah (APBD) dan dukungan pihak ketiga. Dukungan pihak ketiga

antara lain berupa support kegiatan di wilayah seperti pemeriksaan kesehatan,

pelatihan, dukungan kegiatan untuk kegiatan UKBM. Meskipun sudah bisa

mengakses dukungan pihak ketiga tetapi sifatnya belum kontinyu karena belum ada

perjanjian kerjasama antara kesi denga pihak ketiga tersebut. Penggalian dukungan

dari mitra potensial menjadi sangat penting untuk mendukung perkembangan

kelurahan siaga. Sehingga diperlukan upaya fasilitatif dengan OPD terkait untuk

membangun kerjasama antara pihak ketiga dan kesi yang lebih terkoordinir.

2) Forum koordinasi kesi. Adanya forum pertemuan kesi merupakan wahana

koordinasi di tingkat kelurahan mengenai permasalahan kesehatan yang ada di

wilayah. Selama pandemi covid 19, adanya kebijakan upaya pencegahan penularan

covid 19 berimbas pada pelaksanaan forum koordinasi. Sedangkan dibutuhkan

percepatan alih informasi mengenai covid 19 di masyarakat untuk meningkatkan

Page 134: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

120

kesadaran berperilaku yang menerapkan protokol kesehatan. Dengan adanya

pembatasan tersebut maka pelaksanaan pertemuan koordinasi forum kesi ditekankan

melalui media daring. Di tingkat Kota Yogyakarta terdapat forum komunikasi

melalui WAG (whatsapp group) dan diharapkan masing masing kesi membuat

jejaring WAG kelurahan hingga RW, RT. Dengan adanya pembatasan pertemuan,

diharapkan infomasi tetap tersampaikan. Selain informasi, harapannya ada umpan

balik dari masyarakat melalui jalur jejaring komunikasi yang telah dibangun.

Komunikasi yang paling sering dilakukan adalah penyampaian kegiatan dan

infografis terkait dengan kesehatan yang harapannya bisa disebarluaskan.

Berdasarkan pantauan selama berkomunikasi dengan jalur media tersebut,

komunikasi lebih sering berjalan satu arah hanya dari pemberi informasi dan belum

bisa mengukur pemahaman dari pengurus kesi terhadap informasi yang diberikan.

Sehingga secara berkala tetap diperlukan pertemuan luring dengan tetap

menerapkan protokol kesehatan.

4. Media Promosi Kesehatan

a. Media Promosi Kesehatan

Salah satu ketugasan Seksi Promosi Kesehatan Masyarakat adalah merancang media

promosi kesehatan yang mendukung berbagai program di Dinas Kesehatan. Pada

tahun 2020 media promosi yang diprodusi dalam bentuk cetak, audioa visual dan

infografis. Berikut disajikan daftar tema media promosi kesehatan pada tabel di

bawah ini.

Tabel 39 Saluran Media Promosi Kesehatan Tahun 2020

No. Saluran Media Jumlah

1 Cetak baliho 1

2 Cetak untuk institusi 5

3 Cetak untuk masyarakat 3

4 Cetak untuk pol pp 1

5 Cetak untuk shelter 1

6 WAG 37

7 Youtube 1

8 Facebook 6

9 Instagram 3

Jumlah 58

Page 135: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

121

Tabel 40 Tema Media Promosi Kesehatan Tahun 2020

No. Tema Promosi Kesehatan Jumlah

1 Kawasan Tanpa Rokok (KTR) 2

2 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) 1

3 Kebijakan 1

4 Hari Kesehatan Nasional (HKN) 1

5 Covid-19 39

Jumlah 44

Tabel 41 Media Saluran Media Promosi Kesehatan Tahun 2020

No. Media Promosi Kesehatan Jumlah

1 Spanduk 1

2 Baliho 1

3 Infografis 33

4 Buku saku 6

5 Leaflet 4

6 Poster 2

7 Stiker 3

8 Video 3

Jumlah 52

Berkembangnya informasi pada situasi pandemi covid 19 Dinas Kesehatan melakukan

upaya yang responsif terhadap informasi yang muncul di masyarakat. Maka dibutuhkan

media yang dapat cepat disebarluaskan kepada masyarakat, salah satunya adalah media

infografis yang disebarluaskan melalui media sosial di jejaring UPT Dinas Kesehatan

dan kelurahan siaga. Adapun contoh contoh media adalah sebagai berikut.

Page 136: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

122

b. Tautan promosi Kesehantan dan Media Sosial

Media Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dapat diakses dan di

donwnload melalui :

1) bit.ly/pencegahanCovid-19

2) bit.ly/InfografisStatusWA

Media Sosial :

1) Instagram : promkeskotajogja

2) Facebook : promkeskotajogja

3) Youtube : promkeskotajogja

F. Keadaan Lingkungan

1. Kualitas Air

Standar baku mutu kesehatan lingkungan untuk media air untuk keperluan higiene sanitasi

meliputi parameter fisik, biologi, dan kimia yang dapat berupa parameter wajib dan

parameter tambahan. Parameter wajib merupakan parameter yang harus diperiksa secara

berkala sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, sedangkan parameter

tambahan hanya diwajibkan untuk diperiksa jika kondisi geohidrologi mengindikasikan

adanya potensi pencemaran berkaitan dengan parameter tambahan.

Air untuk keperluan higiene sanitasi tersebut digunakan untuk pemeliharaan kebersihan

perorangan seperti mandi dan sikat gigi, serta untuk keperluan cuci bahan pangan, peralatan

makan, dan pakaian. Selain itu air untuk keperluan higiene sanitasi dapat digunakan

sebagai air baku air minum.

Presentase sarana air minum yang dilakukan pengawasan tahun 2020 terdiri dari depot air

minum isi ulang , dan kelompok pemakai air (Pokmair)., kemudian diambil sample untuk

diujikan di laboratorium kesehatan lingkungan dan sebanyak 86 % memenuhi syarat.

Page 137: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

123

Grafik 54. Sarana Air Minum Yang di IKL Tahun 2020

Grafik 55. Jumlah Sarana Air Minum Memenuhi Syarat Diperiksa Laboratorium Tahun 2020

Upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta untuk meningkatkan kualitas air

minum di Kota Yogyakarta antara lain , rencana pengamanan air minum , desinfo

kelompok pemakai air , desinfo ASDAM (Asosiasi Depot Air Minum Isi Ulang),

pengawasa eksternal berupa IKL sarana dan pengambilan sampel air.

2. Jamban Sehat

Fungsi jamban dari aspek kesehatan lingkungan antara lain dapat mencegah

berkembangnya berbagai penyakit yang disebabkan oleh kotoran manusia. Sementara

dampak serius membuang kotoran di sembarang tempat menyebabkan pencemaran tanah,

air dan udara karena menimbulkan bau. Pembuangan tinja yang tidak dikelola dengan baik

berdampak mengkawatirkan terutama pada kesehatan dan kualitas air untuk rumah tangga

maupun keperluan komersial.

Page 138: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

124

Selain menyangkut perilaku buang air besar masyarakat yang belum semuanya

menggunakan jamban, kita juga dihadapkan pada masih banyaknya jumlah jamban yang

tidak memenuhi standar. Banyak di masyarakat jamban unimproved atau jamban yang

tidak sehat. Sebagai Sanitarian kita harus paham berbagai informasi terkait jamban, baik

kriteria maupun prosedur pemeliharaannya, diantaranya persyaratan pembuangan tinja.

Jumlah Kepala Keluarga yang ada di kota Yogyakarta adalah 139771 KK, dan seluruhnya

telah memiliki akses fasilitas sanitasi yang layak ( Jamban Sehat ) , dengan perincian antara

lain : 526 sarana jamban komunal, sebanyak 1363 sarana jamban sehat semi permanen

sedangkan jamban sehat permanen sejumlah 69746 .

3. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat terdiri dari 5 pilar yaitu ;

a. Stop BABS

b. Cuci Tangan pakai Sabun

c. Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga

d. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

e. Peengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga

Pilar yang ada dalam STBM ini ikut membantu peningkatan kondisi rumah sehat dan

jamban sehat di wilayah kota Yogyakarta. Adanya sosialisasi pemicuan dan pelatihan di

masyarakat telah membantu peningkatan kondisi kesehatan lingkungan di Kota

Yogyakarta. Tahun 2020 sebanyak 100 persen melaksanakan STBM.

4. Tempat Tempat Umum (TTU)

Pemeriksaan Sanitasi Tempat Tempat Umum (TTU) dilakukan oleh Dinas kesehatan dan

Puskesmas untuk mengetahui kelayakannya. Tempat sanitasi sebanyak 1395 tersebar di

sarana Pendidikan, Puskesmas, rumah sakit dan pasar Inspeksi Kesehatan Linkungan dan

pengambilan sampel dilakukan secara bertahap 96.3 % memenuhi syarat.

Page 139: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

125

Tabel 42. Jenis TTU Tahun 2020

No. Jenis TTU Jumlah

1 Sarana Pendidikan/Sekolah

SD / MI 171

SMP / MTs 63

SMA / MA 75

2 Puskesmas 18

3 Rumah sakit 21

4 Pasar 26

1343

52

Jumlah TTU yang memenuhi syarat

Jumlah TTU yang tdk memenuhi syarat

Grafik 56. Persentase TTU yang Memenuhi Syarat Tahun 2020

5. Tempat Pengelolaan Makanan (TPM)

Tempat pengelolaan makanan di Kota Yogyakarta terdiri Dari : Catering / jasa boga,

restoran, makanan jajan, warung makan . jumlah seluruh TPM di Kota Yogyakarta adalah

946 terdiri dari jasa boga 89, rumah makan 180, damiu 105, kantin 578. Dari jumlah

tersebut sebanyak 90.6 persen sudah memenuhi syarat.

Page 140: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

126

G. Kefarmasian

Realisasi kegiatan Seksi Farmasi Alat Kesehatan dan Makanan Minuman Dinas Kesehatan

Kota Yogyakarta adalah hasil kegiatan seksi dalam periode satu tahun anggaran di tahun

2020 yang disusun dalam rencana kegiatan seksi. Realisasi kegiatan seksi dibedakan

menjadi realisasi kegiatan, realisasi fisik dan realisasi anggaran.

1. Realisasi Kegiatan

Realisasi Kegiatan adalah terlaksananya kegiatan yang menunjang tercapainya indikator

kinerja :

a. Ketersediaan Obat, Vaksin dan Alkes.

Ketersediaan diukur dengan tersedianya 40 item obat indikator dan 5 jenis vaksin

indikator. Nilai batas (cut off) ketersediaan obat dan vaksin dinyatakan dengan nilai

relatif (persentase).

Tabel 43. Ketersediaan obat Kota Yogyakarta tahun 2020

No Bulan Ketersediaan

Ada Tidak Ada (%)

1 Januari 45 0 100 %

2 Februari 45 0 100 %

3 Maret 44 1 98 %

4 April 44 1 98 %

5 Mei 44 1 98 %

6 Juni 44 1 98 %

7 Juli 44 1 98 %

8 Agustus 44 1 98 %

9 September 44 1 98 %

10 Oktober 45 0 100 %

11 Nopember 45 0 100 %

12 Desember 45 0 100 %

Rata-rata 99 %

Jaminan ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas dilakukan dengan pemenuhan

kebutuhan obat dan vaksin. Puskesmas membuat permintaan yang diajukan secara

rutin dalam format Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPPO) ke

Seksi Farmasi Alat Kesehatan dan Makanan Minuman. Berdasarkan lembar

permintaan puskesmas, Seksi Farmasi Alat Kesehatan dan Makanan Minuman

Page 141: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

127

melalui Instalasi Farmasi Kota Yogyakarta (IFK) melakukan pemenuhan (dropping)

sesuai dengan permintaan Puskesmas dan ketersediaan di IFK. Pada kondisi

ketersediaan obat, vaksin dan alkes di Puskesmas turun (obat habis), puskesmas dapat

melakukan permintaan diluar permintaan rutin (non rutin) sesuai dengan mekanisme

yang telah ditetapkan.

1) Distribusi perbekalan farmasi reguler.

Distribusi perbekalan farmasi reguler adalah distribusi obat, vaksin dan alkes

secara rutin untuk pelayanan pasien di Puskesmas.

Tabel 44. Distribusi obat, vaksin dan alkes di Puskesmas per-bulan tahun 2020

No Bulan Distribusi

Rutin Non Rutin

1 Januari 72 53

2 Februari 72 71

3 Maret 72 95

4 April 72 156

5 Mei 72 118

6 Juni 72 142

7 Juli 72 143

8

Agustus 72 205

9 September 72 228

10 Oktober 72 141

11 Nopember 72 162

12 Desember 72 72

Jumlah 864 1586

Rata-rata 72 132

Catatan distribusi reguler :

Rata-rata distribusi obat tahun 2020 berdasarkan LPLPO sebesar 48 kali/puskesmas naik 4

kali dibandingkan pada tahun 2019 sebanyak 12 kali. Permintaan non rutin sebesar 132

kali/puskesmas pada tahun 2020 dan 34 kali pada tahun 2019. Kenaikan frekuensi

distribusi dilakukan dalam rangka pemenuhan logistik medik pengendalian penyebaran

Covid-19.

Page 142: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

128

Tabel 45. Distribusi obat, vaksin dan alkes berdasarkan Puskesmas tahun 2020

No Puskesmas Distribusi

Rutin Non Rutin 1 Jetis 48 75 2 Kraton 48 100 3 Gedongtengen 48 82 4 Gondokusuman 2 48 73 5 Tegalrejo 48 97 6 Kotagede 1 48 81 7 Umbulharjo 2 48 86 8 Mergangsan 48 66 9 Ngampilan 48 116

10 Danurejan 2 48 88 11 Wirobrajan 48 84 12 Mantrijeron 48 77 13 Gondokusuman 1 48 76 14 Danurejan 1 48 87 15 Kotagede 2 48 122 16 Umbulharjo 1 48 89 17 Pakualaman 48 109 18 Gondomanan 48 78 19 Non Puskesmas 0 582

Jumlah 792 1.586

Tabel 46. Perencanaan dan Serapan Obat Program Tahun 2020

No. Obat Perencanaan Program Serapan Selisih %

Distribusi a b c d = b - c e

A Obat Anti Tuberkulosis (OAT)

1 OAT FDC I 1.179 752 427 63,78%

2 OAT FDC II 117 26 91 22,22%

3 OAT FDC Kat. Anak 123 103 20 83,74%

B Tablet Tambah Darah 1 Besi (II) Sulfat 1.619.732 269.550 1.350.182 16,64%

2 Besi (II) Fumarat 678.480 241.900 436.580 35,65%

C Obat Jiwa

1 Amitriptilin 25 mg 12.600 6.300 6.300 50%

2 Haloperidol 5,0 mg 46.800 19.300 27.500 41,23%

3 Haloperidol injeksi 90 39* 51 43,33%

4 Klorpromazin HCl 100 mg 25.800 44.000 -18.200 170,54%

5 Trihexyphenidil 2 mg 126.200 92.200 34.000 73,06%

6 Clozapine 25 mg tablet 760 750 10 98,68%

7 Clobazam tablet 10 mg 550 200 350 36,36%

8 Risperidon 2 mg Tablet 6.700 17.900 -11.200 267,16%

9 Trifluoperazine HCL 5 mg tablet

8.610

7.200 1.410 83,62%

Catatan : * Haloperidol injeksi terdiri dari 25 ampul Haloperidol Decanoate injeksi 50 mg/ml dan 14 ampul Haloperidol

injeksi 5 mg/ml.

Page 143: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

129

2) Distribusi perbekalan farmasi program (obat dan BMHP)

Distribusi obat, reagen dan bahan habis pakai untuk kegiatan program pada Bidang

P2 ; Program Pencegahan Penyakit menular, Program Penyakit Tidak menular

(PTM), penyakit yang bisa dikendalikan dengan peningkatan kekebalan dan

program kesehatan keluarga.

b. Indikator Penggunaan Obat Rasional di Puskesmas

a. Pengukuran POR

Pengukuran penggunaan obat rasional dengan 4 indikatornya dilakukan setiap

bulan di Puskesmas dan diteruskan ke Dinas Kesehatan dalam 3 bulanan

(Triwulan). Tindak lanjut evaluasi terhadap laporan triwulan disusun rekomendasi

dan ditindaklanjuti oleh Puskesmas untuk peningkatan capaian indikator POR

pada periode berikutnya.

Tabel 47. Indikator Kinerja POR Tahun 2020

No. Indikator Kinerja POR Triwulan 2020

(Rata-rata) 1 2 3 4 1 Penggunaan Antibiotik pada

ISPA non pneumonia 99,72 100 100 100 99,93

2 Penggunaan Antibiotik pada Diare non spesifik

99,95 99,92 99,11 99,45 99,61

3 Penggunaan Injeksi pada Myalgia

100 100 100 100 100

4 Rerata Item / lembar Resep 93,70 88,64 90,35 93,39 91,52

POR 98,34 97,14 97,36 98,21 97,77 Sumber : Puskesmas Kota Yogyakarta

d. Pengawasan Obat dan Makanan

1) Pembinaan Penanggung Jawab/Pemilik Ijin PIRT

Pembinaan terhadap penanggungjawab PIRT dilakukan dalam rangka

meningkatkan pengetahuan dan update peraturan terbaru bagi pelaku usaha IRTP.

Tahun 2020, kegiatan ini dilakukan 1 (satu) kali karena naiknya laju kasus Covid-

19 menyebabkan pembatasan terhadap kegiatan yang mengumpulkan massa.

Selain itu, capaian yang rendah terhadap realisasi kehadiran peserta undangan

dikarenakan beberapa pelaku IRTP lebih memprioritaskan kegiatan usahanya dan

atau pelaku usaha sudah tidak aktif lagi melakukan produksi.

Page 144: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

130

Tabel 48. Pembinaan Penanggungjawab / Pemiliki Ijin PIRT Tahun 2020

No Pelaksanaan Waktu Target Realisasi Capaian

(%)

1 Sagan Heritage Hotel Senin, 02 Nov. 2020 110 51 46,36

b. Pemeriksaan sample P-IRT.

Pengambilan dan pemeriksaan sampel dilakukan untuk menjamin keamanan

pangan dari bahan tambahan pangan yang membahayakan kesehatan. Parameter

pemeriksaan kimia : pewarna, pemanis, pengawet, timbal (Pb) dan kehalalan

(cemaran unsur dari babi) dan mikroorganisme; ALT dan E. Coli dijadikan fokus

dalam pemeriksaan/sampling pangan di Kota Yogyakarta.

Pemeriksaan sampel dilakukan dengan menggunakan rapid test yang berfungsi

skrining dan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan hasil rapid test. Sampel

pangan diambil dari lokasi atau tempat penjualan yang diakses oleh kelompok

rentan dan masif ; lokasi sekolah, pasar dan tempat keramaian (event kegiatan dan

tempat wisata). Pada tahun 2020, sejumlah 30 sampel tidak diuji dengan rapid test

namun dilakukan pengujian di laboratorium terakreditasi dengan seluruh hasil

memenuhi syarat.

Tabel 49. Hasil Pemeriksaan Sampel Makanan dan Minuman Tahun 2020

No Pemeriksaan Jumlah Sampel

Hasil

MS TMS

1 Rapid test 0 0 0

2 Laboratorium*) 30 30 0

Keterangan : MS = Memenuhi Syarat TMS = Tidak Memenuhi Syarat

c. Pengawasan BBPOM DIY

Berdasarkan nota kesepakatan (MoU) antara pemerintah Kota Yogyakarta dan

BBPOM DIY dan ditindaklanjuti dengan Perjanjian Kerjasama (PKS) Pengawasan

Obat dan Makanan BBPOM dan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Dinas

Page 145: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

131

Kesehatan berhak mendapatkan data hasil pengawasan obat dan makanan dan

berwenang melakukan pembinaan atas hasil temuan dalam pengawasan.

a) Pengawasan sarana pelayanan kefarmasian

Jaminan keamanan dan mutu pelayanan kefarmasian diukur dengan kepatuhan

sarana pelayanan kefarmasian terhadap kebijakan yang mengatur tentang sarana

dan prasarana, sumberdaya manusia, dokumen (pedoman, SOP/SPO, laporan

dan dokumen/bukti implementasi lainnya). Tingkat kepatuhan terhadap

kebijakan tersebut selanjutnya dituangkan dalam hasil pemeriksaan dengan

kriteria ; sesuai dengan kebijakan dan tidak sesuai dengan kebijakan dengan

diberi catatan perlu pembinaan, pemberian peringatan berjenjang dan

peringatan keras.

Tabel 50. Hasil Pengawasan Sarana Pelayanan Kefarmasian BBPOM DIY Tahun 2020

No. Sarana Yanfar

Sarana Diperiksa

Pembi-naan

Peri-ngatan

Peringatan TL

I Keras

1 IFK 1 1 0 0 0 1

2 Puskesmas 0 0 0 0 0 0

3 Apotek 4 0 2 0 2 4

4 Klinik 0 0 0 0 0 0

5 RS 0 0 0 0 0 0

6 Toko Obat 1 0 1 0 0 1

Jumlah 6 1 3 0 2 6

Berdasarkan surat rekomendasi hasil pemeriksaan BBPOM, Dinas Kesehatan

melalui Seksi Farmasi, Alat Kesehatan dan Makanan Minuman melakukan

pembinaan terhadap sarana yang diperiksa. Pada tahun 2020, pembinaan

dilakukan ke 6 (enam) sarana dan dilakukan secara daring. Pembinaan tersebut

bertujuan untuk memastikan sarana dapat melakukan perbaikan terhadap hasil

temuan pemeriksaan.

b) Pengawasan makanan

BBPOM DIY melakukan pengawasan post-market untuk produk P-IRT di Kota

Yogyakarta sebanyak 17 produk sepanjang tahun 2020. Atas hasil pengawasan,

Page 146: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

132

Dinas Kesehatan melakukan tindak lanjut pada 17 sarana Industri Rumah

Tangga Pangan (IRTP) melalui Puskesmas sesuai dengan lokasi sarana IRTP.

Tabel 51. Hasil Pengawasan Post – Market PIRT Oleh BBPOM DIY

No. Wilayah

Puskesmas Jumlah Sampel

Kategori Temuan TL

A B C D E F G H I Lainnya

1 Tegalrejo 1 1 ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. 1

2 Jetis 1 1 ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. 1

3 Gedongtengen 0 ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. 0

4 Wirobrajan 2 2 ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. 2

5 Ngampilan 3 1 ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. 1 ….. 3

6 Mantrijeron 3 3 ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. 3

7 Mergangsan 5 5 ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. 5

8 Kraton 0 ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. 0

9 Gondomanan 0 ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. 0

10 Pakualaman 0 ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. 0

11 Danurejan I 0 ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. 0

12 Danurejan II 0 ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. 0

13 Gondokusuman I 0 ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. 0

14 Gondokusuman II 0 ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. 0

15 Umbulharjo I 1 1 ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. 1

16 Umbulharjo II 0 ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. 0

17 Kotagede I 0 ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. 0

18 Kotagede II 1 1 ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. 1

19 Tanpa Alamat 0 ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. 0

Jumlah 17 15 0 0 0 0 0 0 0 1 ….. 17

Keterangan : A = Tidak sesuai CPPB-IRT, label B = Tidak ada kode produksi, ijin PIRT sudah habis C = Tidak ada kode produksi D = Tidak ada kode produksi , kadaluarsa, netto E = Tidak ada kode produksi, komposisi, netto F = Menggunakan bahan tambahan pangan yang tdak boleh ada G = Tidak sesuai CPPB-IRT, label, PIRT Luar Kota H

I = Tidak ada kode produksi, netto = Mencantumkan klaim/ manfaat

2. Capaian Atau Realisasi Anggaran dan Realisasi Fisik

Realisasi anggaran APBD dan DAK Kefarmasian Kota Yogyakarta Realisasi

anggaran adalah capaian belanja/pembiayaan atas kegiatan berdasarkan perencanaan yang

dituangkan dalam DPA Tahun Anggaran 2020. Capaian anggaran merupakan indikator

mutu perencanaan, manajemen pelaksanaan kegiatan dan penyusunan dokumen. Realisasi

anggaran dengan sumber biaya dari APBD dan APBN (DAK Bidang Kesehatan) tertuang

dalam Tabel 52.

Page 147: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

133

Tabel 52. Realisasi Anggaran APBD dan DAK Menurut Alokasi Belanja Tahun 2020

No. Uraian DPA Realisasi Capaian (%)

1 Belanja Langsung dan Belanja Modal

7.857.694.000 7.071.681.428,78 90 %

Jumlah 7.857.694.000 7.071.681.428,78 90 %

Catatan

1. Capaian Indikator Kinerja Seksi Farmasi Alat Kesehatan dan Makanan

Minuman Tahun 2020 :

a. Ketersediaan Obat dan Vaksin dan Alkes tercapai = 99%

b. Penggunaan Obat Rasional (POR) tercapai = 97%

2. Frekuensi permintaan obat, alkes dan BMHP rutin non rutin meningkat 4 kali

lebih besar dari Tahun 2019 untuk pemenuhan kebutuhan pengendalian

penyebaran Covid-19

Saran dan Tindak Lanjut

1. Perlu dilakukan pelatihan/workshop perencanaan kebutuhan obat untuk

pelayanan bagi pengelola obat puskesmas.

2. Review perencanaan obat program dan optimalisasi penggunaan obat program

dengan perencanaan pelaksanaan secara baik, penjadualan, supervisi dan

evaluasi untuk meningkatkan serapan.

Page 148: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

134

BAB V

SUMBER DAYA KESEHATAN

A. Sarana Kesehatan

1. Sarana Kesehatan UKP

a. UKP Strata Pertama

UKP tingkat dasar, yaitu upaya kesehatan yang mendayagunakan ilmu pengetahuan dan

teknologi yang ditujukan kepada perorangan dan dapat diselenggarakan oleh

Pemerintah, masyarakat/swasta. UKP Pemerintah adalah Pusat Kesehatan

Masyarakat(Puskesmas), dan klinik pratama yang diselenggarakan oleh swasta.

b. UKP Strata Kedua

UKP Strata kedua ini didukung oleh pelayanan praktek kedokteran meliputi Praktik

dokter spesialis, praktik dokter gigi spesialis, klinik utama, rumah sakit kelas C dan B

non pendidikan milik pemerintah (termasuk TNI/Polri dan BUMN), dan rumah sakit

swasta.

c. UKP Strata Ketiga

UKP tingkat unggulan, yaitu yang mendayagunakan iptek kesehatan subspesialistik

yang ditujukan kepada perorangan. Bentuk UKP strata ketiga yaitu praktik dokter

spesialis konsultan, praktik dokter gigi spesialis konsultan, rumah sakit kelas B

pendidikan dan kelas A milik pemerintah (termasuk TNI/Polri dan BUMN), rumah sakit

khusus dan rumah sakit swasta.

2. Sarana Kesehatan UKM-UKBM

a. Tabel Posyandu Purnama dan Mandiri

Jumlah Posyandu di Kota Yogyakarta pada Tahun 2020 sebanyak 623 Posyandu dan

seluruhnya adalah posyandu aktif, berdasarkan strata posyandu terdiri dari, 91 posyandu

pratama, 84 posyandu madya, 330 Posyandu Purnama dan 118 Posyandu Mandiri.

Page 149: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

135

b. Kelurahan Siaga

Jumlah Kelurahan Siaga di Kota Yogyakarta pada tahun 2020 sebanyak 45 Kelurahan.

Berdasarkan strata kelurahan siaga terdiri atas, 4 kelurahan siaga pratama, 3 kelurahan

siaga madya, 10 kelurahan siaga purnama, dan 28 kelurahan siaga mandiri.

c. Perijinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Tabel 53 merupakan data fasilitas pelayanan kesehatan yang mempunyai surat izin

seperti di bawah ini :

Tabel 53. Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan Kota Yogyakarta

NO Fasilitas Pelayanan Kesehatan Jumlah

1 Rumah Sakit

a. Rumah Sakit Umum 11

b. Rumah Sakit Khusus

- Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak 6

- RSK Mata 1

- RSK Gigi-Mulut 1

- RSK Jiwa. 1

2 Puskesmas dan Jaringannya

a. Puskesmas Rawat Inap 2

b. Puskesmas Non Rawat Inap 16

3 Sarana Pelayanan Lain

a. Klinik Pratama 74

b. Klinik Utama 16

c. Praktik Dokter Umum Perorangan 96

d. PraktikDokter Gigi Perorangan 93

e. Praktik Dokter Spesialis Perorangan 72

f. Praktik Pengobatan Tradisional 26

g. Unit Transfusi Darah 1

h. Laboratorium Kesehatan 14

4 Sarana Produksi dan Distribusi Kefarmasian

a. Usaha Mikro Obat Tradisional 2

b. Apotek 139

c. Toko Obat 19

d. Toko Alkes 5

Page 150: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

136

3. Fasilitas Pelayanan Kesehatan

a. Rumah Sakit

1) Rumah Sakit Umum

Tahun 2020 jumlah Rumah Sakit Umum (RSU) di Kota Yogyakarta sebanyak 11

(sebelas) dengan perincian 8 (delapan) RSU milik swasta, 2 (dua) RSU milik

Pemerintah Kota Yogyakarta yaitu RSUD Kota Yogyakarta dan UPT Rumah Sakit

Pratama serta 1 (satu) RSU milik TNI AD yaitu RS Dr. R.Soetarto.

Menurut kelas rumah sakit ;

a) Rumah Sakit Umum Kelas B : RS Panti Rapih, RS Bethesda, RS PKU

Muhammadiyah Yogyakarta, dan RSUD Kota Yogyakarta.

b) Rumah Sakit Umum Kelas C : RS.Dr.R.Soetarto dan RS Siloam Yogyakarta.

c) Rumah Sakit Umum Kelas D : UPT Rumah Sakit Pratama, RS Ludira Husada

Tama, RS Hidayatullah, RS Bethesda Lempuyangwangi, RS Happy Land

Medical Center.

Rumah Sakit menurut sebaran per-kecamatan :

Rumah sakit tersebar merata di wilayah Kota Yogyakarta, gambar 20 :

Page 151: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

137

Gambar 20. Sebaran Klinik Menurut Kemantren Tahun 2020

2) Rumah Sakit Khusus

Rumah Sakit Khusus di Kota Yogyakarta ada 9 (sembilan) rumah sakit, yaitu Rumah

Sakit Khusus Ibu dan Anak ada 6 (enam) yang seluruhnya merupakan milik swasta

dan penyebarannya tidak merata yaitu hanya berada di wilayah Tenggara dan Barat

Daya. Sedangkan 3(tiga) Rumah Sakit Khusus yang lain terdiri dari RSK Mata, RSK

Gigi-Mulut, dan RSK Jiwa.

b. Klinik

1) Klinik dalam hal ini terdapat dua macam yaitu Klinik Kesehatan dan Klinik

Kecantikan. Dalam perizinannya kedua macam klinik ini tidak terdapat perbedaan

persyaratan,yang membedakan hanya jenis pelayanan yang diberikan.

Page 152: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

138

2) Jumlah seluruh klinik yang masih berlaku masa izinnya sebanyak 90 klinik, 1 (satu)

diantaranya milik Pemerintah Provinsi DIY yaitu Klinik Seger Waras BNNP DIY, 1

(satu) klinik milik Polda DIY, 1 (satu) klinik milik Polresta, 1 (satu) klinik Lanal,

dan1 klinik milik TNI (Denkesyah).

3) Dari 90 klinik yang ada 16 (enam belas) diantaranya merupakan Klinik Utama yaitu

klinik dengan pelayanan spesialistik, dan yang lainnya adalah Klinik Pratama yaitu

hanya pelayanan medik dasar.

Gambar 21. Sebaran Klinik Menurut Kemantren Tahun 2020

Page 153: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

139

c. Praktik Perorangan

Berdasarkan data perizinan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta pada 2020 dikeluarkan

sebanyak sebanyak 96 ijin praktik Praktik Dokter Umum dan Spesialis Praktik

Perorangan dan sebanyak 93 ijin praktik Praktik Dokter Gigi Umum dan Spesialis

Perorangan.

Perijinan bukan menunjukkan jumlah dokter (orang) melainkan jumlah Surat Izin

Praktik yang diterbitkan untuk Dokter Praktik Perorangan dengan memperhatikan bahwa

satu orang dokter diperbolehkan berpraktik pada 3 (tiga) tempat, baik di fasyankes

ataupun perorangan. Walaupun demikian tidak semua dokter mempunyai 3 SIP, ada

yang hanya 1 atau 2 SIP.

Bila dilihat dari penyebarannya, tidak semua wilayah kelurahan terdapat dokter praktik

perorangan. Ada 4 wilayah kelurahan yang tidak terdapat dokter praktik perorangan

terutama yaitu Pringgokusuman, Sosromenduran, Tegal Panggung dan Panembahan.

Sedangkan wilayah yang terbanyak adalah Kelurahan Gunungketur dan Kelurahan

Gowongan.

d. Fasilitas Farmasi

Berdasarkan Surat Izin yang diterbitkan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, fasilitas

kefarmasian yang ada (masih berlaku) sampai tahun 2020 adalah 139 apotek dan 19 toko

obat.

Penyelenggara apotek adalah seorang Apoteker baik milik sendiri maupun milik pihak

lain (perorangan atau badan usaha) yang dibantu oleh apoteker pendamping dan tenaga

kefarmasian lainnya.

Apabila keberadaan apotek di Kota Yogyakarta dipetakan per wilayah kelurahan maka

tampak sudah relatif merata, hanya sedikit wilayah kelurahan yang tidak terdapat apotek.

Namun walaupun tidak terlalu menyolok perbedaannya jumlah apotek lebih banyak

yang berada di wilayah Selatan, yaitu wilayah di Kecamatan Mantrijeron, Umbulharjo,

dan Kotagede, sedangkan untuk wilayah yang tidak terdapat apotek ada 2 kelurahan

yaitu Bener dan Patehan.

Page 154: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

140

Gambar 22. Sebaran Apotek Menurut Kemantren Tahun 2020

4. Tenaga Kesehatan

Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) terdiri atas Tenaga Kesehatan dan Tenaga Non

Kesehatan atau tenaga penunjang. Sesuai Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang

Tenaga Kesehatan, Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam

bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/ atau keterampilan melalui pendidikan di

bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan

upaya kesehatan. Tenaga Kesehatan harus memiliki kualifikasi minimum Diploma Tiga

kecuali tenaga medis. Tenaga Kesehatan lulusan pendidikan di bawah Diploma Tiga yang

telah melakukan praktik sebelum ditetapkan Undang-Undang Tenaga Kesehatan, tetap

diberikan kewenangan untuk menjalankan praktik sebagai Tenaga Kesehatan untuk jangka

waktu 6 (enam) tahun setelah Undang-Undang ini diundangkan. Artinya paling lambat

pada bulan Oktober 2020 seluruh tenaga kesehatan harus berpendidikan minimal D3.

Page 155: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

141

Data tenaga kesehatan yang ada di 18 Puskesmas, yang terbanyak adalah Bidan sebanyak

99 orang, diikuti perawat dengan jumlah 87 orang. Rata-rata jumlah Perawat di satu

puskesmas adalah 3 sampai 4 orang, sedangkan jumlah Dokter sebanyak 89 orang sehingga

rata-rata satu puskesmas ada 5 orang Dokter termasuk Kepala Puskesmas. Untuk tenaga

Kesehatan Masyarakat, Sanitarian dan Psikolog Klinis di masing-masing puskesmas ada 1

orang. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan R.I. Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat

Kesehatan Masyarakat, standar tenaga untuk puskesmas non rawat inap kawasan perkotaan

untuk Bidan = 4 orang, Perawat = 5 orang, Tenaga Kesmas = 2 orang, sedangkan di

puskesmas kota Yogyakarta ada yang bidannya hanya 2 orang atau 3 orang, Perawat ada

yang kurang dari 5 orang, untuk Tenaga Kesmas rata-rata puskesmas hanya memiliki 1

tenaga, yaitu tenaga Promkes dan Epidemiolog. Jadi tenaga kesehatan di puskesmas yang

masih kurang yaitu Perawat, Bidan, dan Kesehatan Masyarakat

Kondisi jumlah tenaga yang di bawah standar ketenagaan minimal ini disebabkan antara

lain :

1) Kebutuhan SDMK di Puskesmas didasarkan pada hasil analisa beban kerja puskesmas

yang dituangkan dalam Keputusan Walikota nomor 411/2018 tentang Penetapan Hasil

Analisa Jabatan dan Beban Kerja Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, sehingga untuk

puskesmas yang wilayah kerjanya hanya satu kelurahan maka beban kerjanya akan lebih

sedikit dibandingkan dengan puskesmas yang wilayah kerjanya lebih dari satu

kelurahan, sehingga kebutuhan SDMKnya juga lebih sedikit dan memungkinkan lebih

sedikit dibandingkan dengan SKM.

Contoh kebutuhan Bidan, untuk puskesmas dengan wilayah kerja satu kelurahan rata-

rata kebutuhannya adalah 2 orang, lebih sedikit dibandingkan dengan SKM – yang

standarnya 4 orang.

Page 156: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

142

2) Belum semua kebutuhan SDMK di puskesmas dapat terpenuhi, sehingga jumlah

keberadaan SDMK masih dibawah jumlah yang dibutuhkan. Hal ini terjadi misalnya

pada tenaga Pewnyuluh Kesehatan Masyarakat, dari kebutuhan 2 orang per-puskesmas

yaitu tenaga Promkes dan Epidemiolog, rata-rata puskesmas baru memiliki tenaga

Promkes.

Untuk tenaga di Rumah Sakit, dari 21 rumah sakit yang ada jumlah tenaga kesehatan

terbanyak adalah Perawat dengan jumlah 2.273 orang, jumlah tenaga terbanyak kedua

adalah Dokter Spesialis sebanyak 586 orang, sedangkan Dokter Umum ada 377 orang,

Bidan ada 268 orang.

Page 157: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

143

BAB VI

PEMBIAYAAN

Pembiayaan Program bidang Kesehatan di Kota Yogyakarta berasal dari anggaran

daerah melalui pos Anggaran Bidang Kesehatan APBD Kota Yogyakarta dan alokasi

anggaran dari anggaran APBN Pemerintah Pusat dalam bentuk Dana Alokasi Khusus.

Tahun 2020 jumlah anggaran Dinas Kesehatan di Kota Yogyakarta sebesar Rp.

203.514.298.170 dengan rincian belanja langsung sebesar RP. 128.224.166.432 anggaran

DAK Rp. 29.400.293.738 dan belanja tidak langsung sebesar Rp. 45.889.838.000.

Anggaran Dana alokasi khusus terdiri dari fisik dan non fisik, DAK fisik dirinci menjadi

reguler, penugasan dan afirmasi, sedangkan DAK non fisik dirinci menjadi BOK, akreditasi,

jampersal, BOK BPOM yang terlihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 54. Alokasi Anggaran Kesehatan

Sumber Biaya Alokasi (Rupiah)

APBD Kota Yogyakarta Rp. 203.514.298.170

a. Belanja Langsung Rp. 128.224.166.432

b. Belanja Tidak Langsung Rp. 45.889.838.000

APBN

c. Dana Alokasi Khusus Rp. 29.400.293.738

- DAK Fisik Rp. 9.051.156.966

1. Reguler Rp. 7.521.525.966

5. Penugasan Rp. 1.529.631.000

6. Afirmasi

- DAK Non Fisik Rp. 20.349.136.722

1. BOK Rp. 18.849.666.772

2. Akreditasi Rp. 1.016.240.000

3. Jampersal Rp. 291.464.000

7. BOK BPOM Rp. 191.766.000

Page 158: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

144

Daftar Tabel

Profil Dinas Kesehatan Tahun 2021

Page 159: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

145

Tabel 1

LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK , JUMLAH RUMAH TANGGA,

DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA

TAHUN 2020

Page 160: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

146

Tabel 2

JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA

TAHUN 2020

Page 161: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

147

Tabel 3

PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KEATAS YANG MELEK HURUF DAN IJAZAH TERTINGGI

YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA

TAHUN 2020

Page 162: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

148

Tabel 4

JUMLAH FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA

TAHUN 2020

Page 163: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

149

Tabel 5

JUMLAH KUNJUNGAN PASIEN BARU RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA

DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2020

Page 164: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

150

Lanjutan Tabel 5

Page 165: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

151

Lanjutan Tabel 5

Page 166: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

152

Tabel 6

PERSENTASE RUMAH SAKIT DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR) LEVEL 1

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2020

Page 167: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

153

Tabel 7

ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2020

Page 168: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

154

Tabel 8

INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2020

Page 169: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

155

Tabel 9

PERSENTASE PUSKESMAS DENGAN KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN ESENSIAL

KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2020

Page 170: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

156

Tabel 10

JUMLAH POSYANDU DAN POSBINDU PTM* MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2020

Page 171: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

157

Tabel 11

JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2020

Page 172: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

158

Lanjutan Tabel 11

Page 173: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

159

Lanjutan Tabel 11

Page 174: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

160

Tabel 12

JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN DI FASILITAS KESEHATAN

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2020

Page 175: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

161

Lanjutan Tabel 12

Page 176: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

162

Tabel 13

JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT, KESEHATAN LINGKUNGAN, DAN GIZI DI FASILITAS KESEHATAN

KABUPATEN/KOTA YOGYAKRTA TAHUN 2020

Page 177: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

163

Lanjutan Tabel 13

Page 178: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

164

Tabel 14

JUMLAH TENAGA TEKNIK BIOMEDIKA , KETERAPIAN FISIK, DAN KETEKNISIAN MEDIK DI FASILITAS KESEHATAN

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2020

Page 179: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

165

Lanjutan Tabel 14

Page 180: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

166

Tabel 15

JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DI FASILITAS KESEHATAN

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2020

Page 181: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

167

Lanjutan Tabel 15

Page 182: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

168

Tabel 16

JUMLAH TENAGA PENUNJANG / PENDUKUNG KESEHATAN DI FASILITAS KESEAHATAN

KABUPATEN/KOTA TAHUN 2020

Page 183: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

169

Lanjutan Tabel 16

Page 184: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

170

Tabel 17

CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN PENDUDUK MENURUT JENIS JAMINAN

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA

TAHUN 2020

Page 185: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

171

Tabel 18

PERSENTASE DESA YANG MEMANFAATKAN DANA DESA UNTUK KESEHATAN

MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2020

Page 186: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

172

Tabel 19

ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN

KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2020

Page 187: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

173

Tabel 20

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2020

Page 188: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

174

Tabel 21

JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2020

Page 189: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

175

Tabel 22

JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT PENYEBAB, KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2020

Page 190: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

176

Tabel 23

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN PADA IBU HAMIL, IBU BERSALIN, DAN IBU NIFAS

MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA YOGYAKRTA TAHUN 2020

Page 191: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

177

Tabel 24

CAKUPAN IMUNISASI Td PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2020

Page 192: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

178

Tabel 25

PERSENATASE CAKUPAN IMUNISASI Td PADA WANITA USIA SUBUR YANG TIDAK HAMIL

MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2020

Page 193: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

179

Tabel 26

PERSENATASE CAKUPAN IMUNISASI Td PADAWANITA USIA SUBUR (HAMIL DAN TIDAK HAMIL)

MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2020

Page 194: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

180

Tabel 27

JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET TAMBAH DARAH (TTD)

MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2020

Page 195: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

181

Tabel 28

PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2020

Page 196: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

182

Tabel 29

CAKUPAN DAN PROPORSI PESERTA KB PASCA PERSALINAN MENURUT JENIS KONTRASEPSI

KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2020

Page 197: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

183

Tabel 30

JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI NEONATAL

MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2020

Page 198: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

184

Tabel 31

JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2020

Page 199: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

185

Tabel 32

JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI DAN ANAK BALITA MENURUT PENYEBAB UTAMA

KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2020

Page 200: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

186

Tabel 33

BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN

KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2020

Page 201: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

187

Tabel 34

CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN , KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2020

Page 202: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

188

Tabel 35

BAYI BARU LAHIR MENDAPAT IMD* DAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI < 6 BULAN

MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2020

Page 203: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

189

Tabel 36

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2020

Page 204: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

190

Tabel 37

CAKUPAN DESA/KELURAHAN UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2020

Page 205: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

191

Tabel 38

CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B0 (0-7 HARI) DAN BCG PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2020

Page 206: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

192

Tabel 39

CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB-Hib 3, POLIO 4*, CAMPAK/MR, DAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2020

Page 207: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

193

Tabel 40

CAKUPAN IMUNISASI LANJUTAN DPT-HB-Hib 4 DAN CAMPAK /MR2 PADA ANAK USIA DI BAWAH DUA TAHUN (BADUTA)

MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2020

Page 208: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

194

Tabel 41

CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN ANAK BALITA MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2020

Page 209: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

195

Tabel 42

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN , KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2020

Page 210: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

196

Tabel 43

JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2020

Page 211: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

197

Tabel 44

STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEKS BB/U, TB/U, DAN BB/TB MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2020

Page 212: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

198

Tabel 45

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN PESERTA DIDIK SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA SERTA USIA PENDIDIKAN DASAR

MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2020

Page 213: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

199

Tabel 46

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2020

Page 214: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

200

Tabel 47

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT

MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA

TAHUN 2020

Page 215: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

201

Tabel 48

PELAYANAN KESEHATAN USIA PRODUKTIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2020

Page 216: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

202

Tabel 49

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA

TAHUN 2020

Page 217: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

203

Tabel 50

PUSKESMAS YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN PELAYANAN KESEHATAN KELUARGA

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA

TAHUN 2020

Page 218: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

204

Tabel 51

JUMLAH TERDUGA TUBERKULOSIS, KASUS TUBERKULOSIS, KASUS TUBERKULOSIS ANAK, CASE NOTIFICATION RATE (CNR)

PER 100.000 PENDUDUK DAN CASE DETECTION RATE (CDR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2020

Page 219: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

205

Lanjutan Tabel 51

Page 220: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

206

Tabel 52

ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN TUBERKULOSIS

MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2020

Page 221: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

207

Tabel 53

PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2020

Page 222: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

208

Lanjutan Tabel 53

Page 223: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

209

Tabel 54

JUMLAH KASUS HIV MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA

TAHUN 2020

Page 224: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

210

Tabel 55

JUMLAH KASUS DAN KEMATIAN AKIBAT AIDS MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA

TAHUN 2020

Page 225: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

211

Tabel 56

KASUS DIARE YANG DILAYANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA

TAHUN 2020

Page 226: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

212

Tabel 57

KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA

TAHUN 2020

Page 227: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

213

Tabel 58

KASUS BARU KUSTA CACAT TINGKAT 0, CACAT TINGKAT 2, PENDERITA KUSTA ANAK < 15 TAHUN

MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2020

Page 228: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

214

Tabel 59

JUMLAH KASUS TERDAFTAR DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA

MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA

TAHUN 2020

Page 229: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

215

Tabel 60

PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT)

MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2020

Page 230: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

216

Tabel 61

JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA

TAHUN 2020

Page 231: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

217

Tabel 62

JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (P3DI)

MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2020

Page 232: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

218

Tabel 63

KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGANI < 24 JAM

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA

TAHUN 2020

Page 233: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

219

Tabel 64

JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA

TAHUN 2020

Page 234: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

220

Tabel 65

KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA

TAHUN 2020

Page 235: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

221

Tabel 66

KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA YOGYAKRTA

TAHUN 2020

Page 236: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

222

Tabel 67

PENDERITA KRONIS FILARIASIS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA

TAHUN 2020

Page 237: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

223

Tabel 68

PELAYANAN KESEHATAN PENDERITA HIPERTENSI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA

TAHUN 2020

Page 238: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

224

Tabel 69

PELAYANAN KESEHATAN PENDERITA DIABETES MELITUS (DM) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA

TAHUN 2020

Page 239: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

225

Tabel 70

CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA

DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (SADANIS) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN / KOTA YOGYAKARTA

TAHUN 2020

Page 240: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

226

Tabel 71

PELAYANAN KESEHATAN ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA (ODGJ) BERAT

MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA

TAUHN 2020

Page 241: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

227

Tabel 72

PERSENTASE SARANA AIR MINUM YANG DILAKUKAN PENGAWASAN

KAUPATEN/KOTA YOGYAKARTA

TAHUN 2020

Page 242: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

228

Tabel 73

JUMLAH KK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHATA)

MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2020

Page 243: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

229

Tabel 74

DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA

TAHUN 2020

Page 244: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

230

Tabel 75

PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM (TTU) MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA

TAHUN 2020

Page 245: PROFIL KESEHATAN TAHUN 2021

231

Tabel 76

TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA YOGYAKARTA

TAHUN 2020