96
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN PATI

TAHUN 2013

Page 2: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

1

BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Target pembangunan Milenium adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan

pembangunan masyarakat tahun 2015. Pembanguanan Milenium atau disingkat

MDGs adalah deklarasi milenium hasil kesepakatan Kepala Negara dan

perwakilan dari 189 negara anggota PBB yang dimulai bulan Nopember tahun

2000, berupa delapan butir tujuan yang harus dicapai tahun 2015. Untuk

mewujudkan target milenium tersebut dan dalam rangka mewujudkan Kabupaten

Pati sehat tidak dapat dilakukan sendiri oleh Pemerintah di sector kesehatan

tetapi harus dilakukan secara bersama-sama dengan melibatkan peran serta

swasta dan masyarakat. Segala upaya kesehatan selama ini dilakukan tidak

hanya oleh sektor kesehatan saja, tetapi juga tidak luput peran dari sektor non

kesehatan dalam upaya penyelenggaraan pelayanan kesehatan dan upaya

mengatasi permasalahan kesehatan. Agar proses pembangunan kesehatan

berjalan sesuai dengan arah dan tujuan, diperlukan manajemen yang baik

sebagai langkah dasar pengambilan keputusan dan kebijakan di semua tingkat

administrasi pelayanan kesehatan. Untuk itu pencatatan dan pelaporan kegiatan

pelayanan kesehatan perlu dikelola dengan baik dalam suatu sistem informasi

kesehatan.

Sistem Informasi Kesehatan (SIK) yang evidence based diarahkan untuk

penyediaan data dan informasi yang akurat, lengkap, dan tepat waktu. Untuk itu,

peran data dan informasi kesehatan menjadi sangat penting dan semakin

dibutuhkan dalam manajemen kesehatan oleh berbagai pihak. Perkembangan

teknologi dan Informasi, memacu perkembangan Sistem Informasi kesehatan

menjadi lebih baik lagi. Apalagi masyarakat semakin kritis menyoroti

perkembangan pembangunan kesehatan dan hasil – hasilnya. Untuk itu

disusunlah suatu Buku Profil Kesehatan Kabupaten Pati Tahun 2013, yang berisi

data dan informasi serta kegiatan yang berlangsung selama satu tahun di Dinas

kesehatan Kabupaten Pati dan UPTD di bawahnya.

Page 3: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

2

Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu

memenuhi kebutuhan berbagai pihak akan data dan informasi kesehatan serta

perkembangan dunia kesehatan selama satu tahun berjalan. Karena didalam

buku Profil ini tersedia data dan informasi mengenai penduduk, fasilitas

kesehatan dan pencapaian program – program kesehatan serta permasalahan

yang ditimbulkan. Buku Profil ini disajikan secara sederhana dan informatif

dengan tujuan bisa dimanfaatkan oleh siapa saja yang membutuhkan.

Selain menyajikan data dan informasi kesehatan, buku ini dapat digunakan

sebagai tolak ukur keberhasilan / kemajuan pembangunan kesehatan yang telah

dilakukan selama tahun 2013 dibandingkan dengan target yang sudah ditetapkan,

sekaligus bisa digunakan sebagai bahan evaluasi dalam upaya pencapian

Kabupaten Pati Sehat.

Kabupaten Pati merupakan salah satu kabupaten di Jawa tengah dengan

luas wilayah 150.368 Ha. Secara administrastif Kabupaten Pati Terbagi menjadi

21 Kecamatan yang tersebar menjadi 401 desa dan 5 kelurahan. Wilayah terluas

adalah Kecamatan Sukolilo dengan luas wilayah 15.874 Ha dan terendah adalah

Kecamatan Wedarijaksa dengan 4.085 Ha.

II. SISTEMATIKA PENYAJIAN

Adapun Sistematika Penyajian Buku Profil Kesehatan Kabupaten Pati Tahun

2013 adalah sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan.

Bab ini menyajikan tentang maksud dan tujuan disusunnya Profil

Dinas Kesehatan Kab. Pati. Dalam bab ini juga diuraikan secara

ringkas isi dari Profil Kesehatan Kab. Pati dan Sistimatika

Penyajian.

BAB II : Gambaran Umum.

Bab ini menyajikan tentang gambaran Umum Kabupaten Pati

yang meliputi keadaan geografi, cuaca, dan lain-lain; keadaan

penduduk seperti jumlah penduduk, fertilitas, kepadatan, dan lain-

lain; tingkat pendidikan penduduk seperti angka melek huruf,

pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan tinggi, dan

Page 4: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

3

lain-lain; serta keadaan ekonomi seperti PDB, pendapatan per-

kapita, ketergantungan, dan lain-lain.

BAB III : SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Bab ini menguraikan secara ringkas Visi dan Misi serta Strategi

Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Pati. Selain itu juga

diuraikan tentang indikator angka kematian, angka kesakitan dan

angka status gizi masyarakat serta program-program

Pembangunan Kesehatan Daerah yang dilaksanakan dalam tahun

2013 beserta target-target temuannya.

BAB IV : SITUASI UPAYA KESEHATAN

Bab ini berisi penyajian tentang hasil-hasil yang dicapai oleh

Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Pati dalam rangka

mencapai kabupaten Sehat. Oleh karena itu, uraiannya berupa

narasi terhadap indikator-indikator di bidang Derajat Kesehatan,

Perilaku Masyarakat, Kesehatan Lingkungan, Pelayanan

Kesehatan (termasuk Sumber Daya Kesehatan).

Derajat Kesehatan menyajikan narasi terhadap indicator-

indikator seperti angka kematian, status gizi dan lain-lain yang

dapat dicapai dalam tahun 2013. Selain itu di buat juga

perbandingan antar kecamatan di Kabupaten Pati.

Perilaku Masyarakat menyajikan narasi terhadap indikator-

indikator seperti persentase desa yang melaksanakan PHBS,

persentase sekolah dan madrasah yang bebas napza, persentase

penduduk yang menggunakan sarana kesehatan, dan lain-lain,

dibuat juga perbandingan antar kecamatan.

Kesehatan Lingkungan menyajikan narasi terhadap

indikator-indikator seperti persentase rumah sehat, persentase

sarana ibadah, angka rumah bebas jentik dan lain-lain dibuat

perbandingan antar kecamatan.

Pelayanan Kesehatan menyajikan narasi terhadap indikator-

indikator seperti ratio puskesmas terhadap penduduk, persentase

Page 5: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

4

persalinan yang ditolong tenaga kesehatan, persentase bayi yang

diimunisasi lengkap, dan lain-lain, dibuat perbandingan antar

kecamatan.

BAB V : SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

Menguraikan tentang tenaga kesehatan, sarana kesehatan ,

pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya.

BAB VI : KESIMPULAN

Berisi sajian garis besar hasil – hasil cakupan

program/kegiatan berdasarkan indicator-indikator bidang

kesehatan yang dapat ditelaah lebih jauh dan untuk bahan

perencanaan pembangunan kesehatan serta pengambilan

keputusan di Kabupaten Pati.

LAMPIRAN

Berisi resume atau angka pencapaian per Puskesmas / kecamatan dan 82 Tabel

yang sebagian diantaraanya merupakan indicator pencapaian Kinerja Standart

Pelayanan Minimal bidang Kesehatan.

Page 6: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

5

BAB II

GAMBARAN UMUM KABUPATEN PATI

A. KEADAAN GEOGRAFIS

Kabupaten Pati merupakan salah satu dari 35 daerah Kabupaten /

Kota di wilayah Propinsi Jawa Tengah dan terletak diantara 110 51’ - 111 15’

BT dan 625’ - 700 LS, dengan batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Dibatasi wilayah Kabupaten Jepara dan Laut Jawa

SebelahTimur : Dibatasi wilayah Kabupaten Rembang dan Laut Jawa

Sebelah Selatan : Dibatasi wilayah Kabupaten Grobogan dan

Kabupaten Blora

Sebelah Barat : Dibatasi wilayah Kabupaten Kudus dan

Kabupaten Jepara

Sesuai dengan data dari BPS dalam Kabupaten Pati Dalam angka tahun

2012 Luas wilayah Kabupaten Pati adalah 150.368 Ha yang terdiri dari 21

Kecamatan, 401 desa dan 5 kelurahan, 1.106 Dukuh,1.474 Rw dan 7524 RT.

Sedangkan jumlah sarana Pelayanan Kesehatan yang ada di Kabupaten Pati

adalah 7 Rumah Sakit Umum, , 29 Puskesmas, 7 Rumah Bersalin, 25 Balai

Pengobatan, 2 Praktek Dokter Bersama, 71 Apotik, 6 Toko Obat, 1 Gudang

farmasi Kesehatan.

Rata-rata curah hujan di kabupaten Pati di tahun 2012 sebanyak 192 mm

dengan 60 hari hujan selama setahun. Kecamatan Pati sebagai pusat ibukota

Kabupaten , memiliki curah hujan 1231 mm dengan hari hujan sebanyak 132

hari. Sedangkan Kecamatan yang berada di sekitar gunung muria memiliki curah

hujan yang cukup tinggi yaitu Kecamatan Gembong dengan curah hujan 2785

mm, Kecamatan Gunungwungkal 3313 mm dan Kecamatan Cluwak 3744 mm.

Secara topografi kecamatan dengan rata-rata ketinggian wilayah terendah

adalah Kecamatan Gabus dengan rata-rata ketinggian setinggi 3,92 m diatas

permukaan laut, Kecamatan Juwana 4,86 m dan rata-rata tertinggi adalah

Kecamatan Gembong setinggi 219 m diatas permukaan laut. Kecamatan yang

memiliki daerah ketinggian adalah Kecamatan Tlogowungu setinggi 624 m diatas

permukaan laut, kemudaian Kecamatan Gunugnwungkal setinggi 600 m diatas

Page 7: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

6

permukaan laut dan wilayah terendah berada di kecamatan Tayu 1 m diatas

permukaan laut.

B. KEADAAN PENDUDUK

Situasi kependudukan dapat dilihat dari berbagai indikator, antara lain :

Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk, Kepadatan Penduduk, Persentase

Penduduk Produktif , Angka Kelahiran Kasar dan Tingkat Fertilitas.

1. Pertumbuhan Dan Persebaran penduduk

Berdasarkan data BPS Jumlah Penduduk Kabupaten Pati pada tahun

2012 diperkirakan sebanyak 1.207.399 jiwa dengan 586.870 jiwa penduduk

laki – laki dan 620.529 jiwa penduduk perempuan, dengan sex ratio sebesar

94,58 %. Dari jumlah penduduk tersebut menunjukkkan angka penduduk

anak-anak sebesar 295.567 jiwa ( 24,48% ), sedangkan penduduk dewasa

sebesar 911.832 jiwa ( 75,52 % ).

Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Tahun 2012 sebesar

0,73 %, yang tertinggi berada di kecamatan Winong sebesar 0,97 %, sedang

terendah berada di kecamatan Trangkil sebesar 0,48 %.

2. Kepadatan Penduduk

Dengan luas wilayah 1.503,68 km² ( 150.368 Ha ) dan jumlah penduduk

sebesar 1.207.399 jiwa, maka kepadatan penduduk 802,96 jiwa per Km².

Kepadatan terbesar di kecamatan Pati sebesar 2448,84 jiwa/Km² dan

Kecamatan Juwana sebesar 1632,08 jiwa/km², terendah di Kecamatan

Pucakwangi sebesar 340,02 jiwa/km².

Angka kepadatan penduduk tertinggi terletak di Kecamatan Pati

2.434,10 jiwa/km2, sedangkan kepadatan penduduk terendah di Kecamatan

Pucakwangi 336,82 jiwa/km2.

Terdapat 8 ( delapan ) Kecamatan yang mempunyai kepadatan

penduduk di atas rata-rata Kabupaten yaitu Kecamatan Pati sebagai pusat

pemerintahan dan juga daerah sentra industri dan perdagangan. Kecamatan

Juwana dengan sentra industri kuningan dan perikanan yang dilengkapi

dengan TPI dan Pelabuhan serta merupakan daerah industri terbesar di

Page 8: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

7

Kabupaten Pati . Kecamatan Batangan dengan industri garam, Kecamatan

Trangkil dengan industri Gula, Kecamatan Margoyoso dengan industri

Tepung Tapioka. Sedangkan 5 Kecamatan yaitu Kecamatan Gembong,

Tlogowungu, Tayu, Sukolilo dan Dukuhseti merupakan daerah sentra

perdagangan produk pertanian dan perkebunan serta galian tambang.

Gambar 2.1 Penduduk menurut Golongan umur di Kabupaten Pati Tahun 2006-2012

3. Rasio Jenis Kelamin

Komposisi penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat dari rasio

jenis kelamin, yaitu perbandingan penduduk laki-laki dengan perempuan kali

100 persen. Berdasarkan perhitungan sementara angka proyeksi penduduk

tahun 2012 penduduk di Kabupaten Pati penduduk laki-laki sebanyak

586.870 jiwa dan perempuan sebesar 620.529 sehingga di dapatkan rasio

jenis kelamin sebesar 94.58 %.

'0 - 4

'15 - 44

> 65

0

100.000

200.000

300.000

400.000

500.000

600.000

700.000

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

'0 - 4 102 102 103 103 103 91. 92.

'5 - 14 227 228 229 229 231 202 203

'15 - 44 628 630 634 634 639 458 556

'45 - 64 213 214 215 216 216 129 260

> 65 72. 72. 73. 72. 73. 94. 95.

STRUKTUR PENDUDUK KABUPATEN PATIMENURUT GOLONGAN UMUR

TAHUN 2006 - 2012

Page 9: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

8

4. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur

Sedangkan perbandingan komposisi proposional penduduk Kabupaten

Pati menurut usia produktif pada tahun 2006 sampai tahun 2012 dapat dilihat

pada table 2.2. Penduduk usia produktif adalah yaitu penduduk yang

melakukan kegiatan produksi dari segi ekonomi dan dapat memenuhi

kebutuhan sendiri, yaitu usia 15 tahun sampai dengan 64 tahun sebesar

816.734 jiwa dan penduduk yang belum dapat bekerja untuk memenuhi

kebutuhan sendiri dan penduduk yang dianggap tidak mampu bekerja yaitu

umur 0 sampai dengan 14 tahun ditambah penduduk usia 65 tahun keatas

sebesar 390.665 iiwa. Adapaun secara rinci dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 2.2 Penduduk menurut Usia produktif Tahun 2012

Dari table tersebut diatas terlihat bahwa tahun 2012 jumlah penduduk

menurut umur 0 – 14 tahun mengalami penurunan, karena kami

menggunakan penduduk hasil sensus tahun 2010 dari BPS Kabupaten Pati

jadi yang dipakai adalah angka prediksi. Usia Harapan Hidup Kabupaten Pati

tahun 2012 adalah 72.95 naik dibandingkan tahun 2011 adalah 72,89

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

0-14 26,4 26,4 26,5 26,4 26,4 26,4 24,5

15-64 67,6 67,6 60,7 67,6 67,6 67,6 67,6

>65 5,83 5,83 5,75 5,84 5,84 5,84 7,88

01020304050607080

KELOMPOK USIA PRODUKTIF KABUPATEN PATI

TAHUN 2006 S/D 2012

Page 10: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

9

dibandingkan usia harapan hidup tahun 2010 sebesar 72,83. ( sumber:

Kabupaten Pati dalam angka Tahun 2013 ).

C. KEADAAN SOSIAL

1. Pendidikan

1.1. Data dari BPS Kab. Pati menunjukkan banyaknya sekolah SD/MI

sederajat di tahun 2012 sebanyak 877 sekolah terdiri dari 656 sekolah SD

negeri, 21 SD swasta dan MI sebanyak 200 sekolah dengan jumlah murid

keseluruhan 122.592 orang. jumlah penduduk tidak/ belum pernah

sekolah Usia 5 tahun keatas sebesar 122.152 terdiri dari 43.034 laki-laki

dan 79.118 perempuan.

1.2. Data dari BPS Kab. Pati menunjukkan jumlah penduduk tidak/ belum

tamat

SD Usia 10 tahun keatas adalah 205.792 orang terdiri dari 99.939 laki-laki

dan 105.853 perempuan, tamat SD dan sederajat 377.435, tamat SLTP

dan sederajat 208.059, tamat SLTA sederajat 151.946 , Diploma I/II ada

5.829 dan Diploma III ada 8.123, diploma IV,S1 ada 19.211, S2 dan S3

ada 955 orang.

D. KEADAAN EKONOMI

1. Angka Beban Tanggungan.

Angka beban tanggungan (Dependency Ratio) penduduk Kabupaten

Pati Tahun 2011 sebesar 32,35 . Bila dibandingkan dengan tahun

sebelumnya 2010 adalah 39,79 mengalami penurunan, dengan melihat

angka-angka tersebut maka dapat digambarkan bahwa jumlah penduduk

yang tertanggung tahun 2011 turun dibandingkan tahun 2010.

2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi

dapat dilihat dari pertumbuhan angka PDRB (Produk Domestik Regional

Bruto) atas dasar harga konstan dan harga berlaku yang semakin meningkat

dari tahun ketahun secara signifikan . Dari data BPS Kabupaten Pati , angka

PDRB tahun 2007 sampai dengan 2010 sebagai berikut:

Page 11: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

10

Gambar 2.3 Angka PDRB Kabupaten Pati Tahun 2009-2013

Sumber Data: BPS

Angka PDRB tahun 2012 harga berlaku Rp. 11.534.382,85 meningkat

dibanding tahun 2011 harga berlaku Rp. 10.456.354,64 , meningkat sebesar

Rp. 1.078.028 tahun 2010 Harga Berlaku Rp 9.385.510,68., tahun 2009 Rp.

8.386.572 , sedangkan Angka PDRB Per Kapita Harga Berlaku tahun 2010

sebesar Rp. 7.880.407 tahun 2009 Rp. 7.054.451 terjadi kenaikan Rp.

825.956, Namun demikian kalau kita lihat dari Jumlah Keluarga Miskin

(Gakin) di Kabupaten Pati (tahun 2013 ) 569.889 jiwa masuk dalam data

jamkesmas dan 244.599 jiwa masuk dalam jamkesda Kabupaten Pati dan

tiap tahun mengalami kenaikan hal ini disebabkan karena semakin

meningkatnya sistim pencatatan dan pelaporan.

2009 2010 2011 2012

PDRB 8.386.572, 9.385.510, 10.456.354 11.534.382

PERKAPITA 7.054.452 7.880.408 8.767.321 9.671.214

0

2.000.000

4.000.000

6.000.000

8.000.000

10.000.000

12.000.000

0,00

2.000.000,00

4.000.000,00

6.000.000,00

8.000.000,00

10.000.000,00

12.000.000,00

14.000.000,00

PDRB KABUPATEN PATITAHUN 2009 S/D 2012

Page 12: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

11

BAB III

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Indikator yang dipergunakan dalan menilai derajat kesehatan masyarakat

tercermin dalam angka kematian, angka kesakitan dan status gizi masyarakat. Pada

bagian ini derajat kesehartan masyarakat di Kabupaten Pati digambarkan melalui

angka kematian bayi ( AKB ), angka kematian balita ( AKABA ), angka kematian ibu

( AKI ), angka morbiditas beberapa penyakit dan status gizi.

Derajat kesehatan juga dipengaruhi oleh berbagai factor. Faktor-faktor

tersebut tidak hanya berasal dari sektor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan

ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan, melainkan juga dipengaruhi factor

ekonomi, pendidikan, lingkungan social, keturunan dan factor lainnya.

A. ANGKA KEMATIAN

Kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu dapat

menggambarkan status kesehatan masyarakat secara kasar, kondisi atau tingkat

permasalahan kesehatan, kondisi lingkungan fisik dan biologis secara tidak

langsung. Disamping itu dapat digunakan serbagai indikator dalam penilaian

keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan.

1. Angka Kematian Bayi

Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate) adalah banyaknya kematian

bayi umur < 1 tahun per 1000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu

tahun. Angka Kematian Bayi di Kabupaten Pati tahun 2013 berjumlah 202

jiwa ( 10,84/1000 kelahiran ) turun dibandingkan tahun 2012 berjumlah

214 (13,9 /1000 kelahiran ) tahun 2011 (178 = 9,23/1000 kelahiran). Lima

tahun terakhir Angka Kematian Bayi di Kabupaten Pati 2006 (13,81),

2007 (13,35) , 2008 (13,89) dan tahun 2009 turun menjadi (10,53) tahun

2010 ( 183 = 10,24 ).

Page 13: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

12

Gambar. 3.1 Angka Kematian Bayi ( AKB )

Angka kematian bayi tertinggi berada di Puskesmas Dukuhseti sebenyak

16 jiwa dan terendah di Puskesmas Sukolilo 1 sebanyak 1 jiwa.

Gambar 3.2. Angka kematian Bayi di Puskesmas di Kabupaten

Pati Tahun 2013

AKB; Sukolilo 1; 1

AKB; Sukolilo 2; 8

AKB; Kayen; 5

AKB; Tbromo; 8

AKB; Winong 1; 8

AKB; Winong 2; 3

AKB; Pcwangi 1; 8

AKB; Pcwaqngi 2; 5

AKB; Jaken; 10

AKB; Batnagan; 7

AKB; Juwana; 9

AKB; Jakenan; 10

AKB; Pati I; 7

AKB; Pati 2; 5

AKB; Gabus 1; 5

AKB; Gabus 2; 5

AKB; Margorejo; 11

AKB; Gembong; 6

AKB; Tlogowungu; 7

AKB; Wedarijksa 1; 1

AKB; Wedrjksa 2; 9

AKB; Trangkil; 4

AKB; Margys 1; 11

AKB; Margys 2; 2

AKB; Gnwgkl; 5

AKB; cluwak; 14

AKB; Tayu 1; 5

AKB; Tayu 2; 7

AKB; Dkseti; 16

0 5 10 15 20

Sukolilo 1

Kayen

Winong 1

Pcwangi 1

Jaken

Juwana

Pati I

Gabus 1

Margore…

Tlogowu…

Wedrjks…

Margys 1

Gnwgkl

Tayu 1

Dkseti

AKB

2009 2010 2011 2012 2013

AKB 10,53 10,24 9,23 13,9 10,84

10,53 10,249,23

13,9

10,84

0

2

4

6

8

10

12

14

16

Page 14: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

13

2. Angka Kematian Balita

Angka kematian balita adalah kematian yang terjadi pada balita

sebelum usia lima tahun (0-5 th ) per 1000 kelahiran dalam kurun waktu

satu tahun. Angka kematian balita menggambarkan tingkat permasalahan

kesehatan balita, tingkat pelayanan KIA/posyandu, tingkat keberhasilan

program KIA/posyandu dan kondisi sanitasi lingkungan.

Gambar 3.3 Angka Kematian Balita ( AKABA )

Angka Kematian Balita (AKABA) di Kabupaten Pati tahun 2013

sebanyak 228 anak ( 5,69 / 1000 kelahiran), turun dibandingkan dengan

tahun 2012 sebesar 231 balita, angka kematian balita tahun 2011 sebesar

190 balita, tahun 2010 sebesar 206 balita dan 2009 sebesar 116 balita.

2009 2010 2011 2012 2013

AKABA 116 206 190 231 228

116

206190

231 228

0

50

100

150

200

250

Page 15: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

14

Penyebaran angka kematian balita Menurut Puskesmas

Tahun 2013

Gambar. 3.4 Angka Kematian Balita di Puskesmas Kab. Pati Tahun 2013

3. Angka Kematian Ibu

Angka Kematian Ibu (AKI) adalah jumlah Kematian Ibu karena sebab

sebab yang berhubungan dengan kehamilan per 100.000 kelahiran hidup

diwilayah tertentu. Kematian ibu biasanya terjadi karena tidak mempunyai

akses pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, terutama pelayanan

kegawat daruratan tepat waktu yang dilatar belakangi oleh terlambat

mengenal tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat mencapai

fasilitas kesehatan, terlambat mendapatkan pelayanan di fasilitas

kesehatan. AKI Kabupaten Pati tahun 2013 adalah 29 orang atau

157.25/100.000 kelahiran terdiri dari kematian ibu pada saat hamil ada 9

bersalin 4 dan kematian ibu nifas 17 orang, naik dibandingkan tahun 2012

sebanyak 22 atau 109.52/100.000 kelahiran, terdiri dari kematian ibu

AKABA; Sukolilo 1; 1

AKABA; Sukolilo 2; 2

AKABA; Kayen; 1

AKABA; Tbromo; 7

AKABA; Winong 1; 8

AKABA; Winong 2; 1

AKABA; Pcwangi 1; 5

AKABA; Pcwaqngi 2; 2

AKABA; Jaken; 8

AKABA; Batnagan; 1

AKABA; Juwana; 6

AKABA; Jakenan; 7

AKABA; Pati I; 4

AKABA; Pati 2; 0

AKABA; Gabus 1; 3

AKABA; Gabus 2; 9

AKABA; Margorejo; 5

AKABA; Gembong; 5

AKABA; Tlogowungu; 1

AKABA; Wedarijksa 1; 0

AKABA; Wedrjksa 2; 2

AKABA; Trangkil; 0

AKABA; Margys 1; 10

AKABA; Margys 2; 0

AKABA; Gnwgkl; 2

AKABA; cluwak; 5

AKABA; Tayu 1; 0

AKABA; Tayu 2; 0

AKABA; Dkseti; 10

0 5 10 15

Sukolilo 1

Kayen

Winong 1

Pcwangi 1

Jaken

Juwana

Pati I

Gabus 1

Margorejo

Tlogowungu

Wedrjksa 2

Margys 1

Gnwgkl

Tayu 1

Dkseti

AKABA

Page 16: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

15

hamil ada 6 ibu bersalin 5 dan ibu nifas sebanyak 11 orang. Tahun 2011

jumlah kematian ibu ada 24 terdiri dari kematian ibu hamil 10, kematian

ibu bersalin ada 5 dan kematian ibu nifas ada 9. dan tahun 2010 ada 21

terdiri dari kematian ibu hamil 8, kematian ibu bersalin ada 5 dan

kematian ibu nifas ada 8 sedangkan kematian ibu tingkat propinsi

116,3/100.000 dan tingkat nasional 119/100.000 kelahiran hidup.

Gambar 3.5 Angka Kematian Ibu ( AKI )

Jumah kematian maternal terbanyak di Puskemas Batangan

sebanyak 5 orang, terbanyak kedua di Puskesmas Margorejo sebanyak 3

orang dan Puskesmas Sukolilo 2 sebanyak 3 orang. Sedangkan

Puskesmas dengan jumlah kematian 0 atau tidak ada terdapat di

Puskesmas Pucakwangi 2, Puskesmas Jaken, Pati 1, Gembong

Tlogowungu, Trangkil, Margoyoso 1, Margoyoso 2, Tayu 1 dan

Puskemas Tayu 2.

2009 2010 2011 2012 2013

AKI 12 21 24 22 29

12

21

2422

29

0

5

10

15

20

25

30

35

Page 17: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

16

Gambar 3.6 Angka Kematian Ibu di puskesmas Kab. Pati Tahun 2013

4. Angka Kematian kecelakaan Lalulintas

Angka kematian kecelakaan lalulintas adalah jumlah kematian

sebagai akibat kecelakaan lalu lintas per 100.000 dalam kurun waktu satu

tahun. Angka Kecelakaan lau lintas tahun 2013 sebanyak 857 kasus

dengan jumlah korban sebanyak 1.203 jiwa. Jumah korban meninggal

sebanyak 156 jiwa ( 13 % ).

B. ANGKA KESAKITAN.

1. Angka Acute Flaccid Paralysis (AFP)

Penderita AFP tahun 2013 di Kabupaten Pati sebanyak 5 kasus terdapat di

Puskesmas Sukolilo I, Kayen, Winong I, Gunungwungkal dan Tayu II masing-

masing sebanyak 1 kasus turun dibandingkan dengan tahun 2012 sebanyak 8

orang terdiri dari 3 laki-laki dan 5 perempuan terdapat di wilayah Puskesmas

Kayen 1 orang, Puskesmas Pati I sebanyak 2 orang, Puskesmas Margorejo

sebanyak 2 orang, Puskesmas Margoyoso II sebanyak 1 orang dan

Puskesmas Gunungwungkal sebanyak 2 orang, sedangkan tahun 2011

sebanyak 6 kasus, tahun 2010 sebanyak 4 kasus dan tahun 2009 sebanyak 2

kasus.

AKI; Sukolilo 1; 1

AKI; Sukolilo 2; 3

AKI; Kayen; 1

AKI; Tbromo; 1

AKI; Winong 1; 1

AKI; Winong 2; 1

AKI; Pcwangi 1; 2

AKI; Pcwaqngi 2; 0

AKI; Jaken; 0

AKI; Batnagan; 5

AKI; Juwana; 1

AKI; Jakenan; 1

AKI; Pati I; 0

AKI; Pati 2; 1

AKI; Gabus 1; 2

AKI; Gabus 2; 1

AKI; Margorejo; 3

AKI; Gembong; 0

AKI; Tlogowungu; 0

AKI; Wedarijksa 1; 1

AKI; Wedrjksa 2; 1

AKI; Trangkil; 0

AKI; Margys 1; 0

AKI; Margys 2; 0

AKI; Gnwgkl; 1

AKI; cluwak; 1

AKI; Tayu 1; 0

AKI; Tayu 2; 0

AKI; Dkseti; 1

0 2 4 6

Sukolilo 1

Kayen

Winong 1

Pcwangi 1

Jaken

Juwana

Pati I

Gabus 1

Margorejo

Tlogowungu

Wedrjksa 2

Margys 1

Gnwgkl

Tayu 1

Dkseti

AKI

Page 18: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

17

Gambar 3.7 Penemuan Kasus AFP di Kab. Pati Tahun 2009-2013

2. Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA (+)

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan

oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat

menyebar melalui droplet orang yang telah terinfeksi basil TB. Bersama

dengan Malaria dan HIV/AIDS, TB menjadi salah satu penyakit yang

pengendaliannya menjadi komitmen global dalam MDGs. Pada awal tahun

1995 WHO telah merekomendasikan strategi DOTS (Directly Observed

Treatment Short-course) sebagai strategi dalam penanggulangan TB dan

telah terbukti sebagai strategi penanggulangan yang secara ekonomis

paling efektif (cost-efective), yang terdiri dari 5 komponen kunci 1) Komitmen

politis; 2) Pemeriksaan dahak mikroskopis yang terjamin mutunya; 3)

Pengobatan jangka pendek yang standar bagi semua kasus TB dengan

tatalaksana kasus yang tepat, termasuk pengawasan langsung

pengobatan; 4) Jaminan ketersediaan OATyang bermutu; 5) Sistem

pencatatan dan pelaporan yang mampu memberikan penilaian terhadap

hasil pengobatan pasien dan kinerja program secara keseluruhan.

0

1

2

3

4

5

6

7

8

2009 2010 2011 2012 2013

AFP 2 4 6 8 5

Page 19: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

18

Jumlah kasus Tuberkulosis di Kabupaten Pati selama tahun 2013

sebanyak 1.007 kasus ( 604 laki-laki dan 403 perempuan ). Jumlah kasus

baru Tb BTA + selama tahun 2013 sebanyak 544 kasus (332 laki-laki dan

212 perempuan ), dengan kasus Tb anak ( 0-14 tahun ) sebanyak 156 orang.

Angka Kesembuhan penderita Tb ( Cure rate ) sebesar 73,78%. Angka

keberhasilan pengobatan ( succes rate ) sebesar 77,32 %. Adapun jumlah

kematian selama pengobatan selama tahun 2013 sebanyak 35 orang

(2,9 % ).

Salah satu indikator yang digunakan dalam pengendalian TB adalah

Case Detection Rate (CDR), yaitu proporsi jumlah pasien baru BTA(+) yang

ditemukan dan diobati terhadap jumlah pasien baru BTA(+) yang

diperkirakan ada dalam wilayah tersebut. Pencapaian CDR di Kabupaten

Pati dari semua Puskesmas yang ada belum ada yang melampaui target yaitu

sebesar 100 %. Angka CDR tertinggi terdapat di Puskesmas Gembong

dengan pencapaian sebesar 58.33 % diikuti Puskesmas Tambakromo

43.33 %, Puskesmas wedarijaksa II sebesar 41.67 %, Puskesmas

Tlogowungu 30 %, Puskesmas Batangan 26.32% sedangkan Puskesmas

yang lain dibawah 26 %. Selain indikator CDR, indikator yang digunakan

dalam pengendalian Tb adalah CNR ( case notification rate ), yaitu angka

yang menunjukkan jumlah pasien Tb semua type yang ditemukan dan

tercatat diantara 100.000 penduduk pada satu periode di suatu wilayah

tertentu. Angka CNR kasus baru BTA + per 100.000 penduduk di kabupaten

Pati selama tahun 2013 adalah 45.06 % terdiri dari 27,50 % ( laki- laki ),

17,56 % ( perempuan ) dan angka CNR seluruh kasus TB per 100.000

penduduk adalah 83,40 %.

Page 20: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

19

Gambar 3.8. Angka CNR

3 Persentase Balita dengan Pneumonia ditangani

Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru

(alveoli). Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur.

Pneumonia juga dapat terjadi akibat kecelakaan karena menghirup cairan

atau bahan kimia. Populasi yang rentan terserang Pneumonia adalah anak-

anak usia kurang dari 2 tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun, atau orang

yang memiliki masalah kesehatan (malnutrisi, gangguan imunologi).

Persentase penemuan pneumonia pada balita di tahun 2013 sebesar

378 ( 29,9 % ) hampir sama dengan jumlah penderita pneumonia pada balita

tahun 2012 ada 376 ditangani 100% dibandingkan tahun 2011 jumlah kasus

233 ditangani 100% dan tahun 2010 ada 242 dan jumlah ditangani 242

(100%).

Puskesmas dengan penemuan dan pengobatan pneumonia balita di

Kabupaten Pati selama tahun 2013 sebanyak 10 Puskesmas yaitu

Puskesmas Pati I sebesar 327 % ( perkiraan kasus 67 ditemukan

198 kasus ), Puskesmas Pati II sebesar 139.1 % ( perkiraan kasus 47

ditemukan 66 kasus ), Gabus II sebesar 94 % ( perkiraan kasus 29 ditemukan

27 kasus ), Margoyoso II sebesar 78.5 % ( perkiraan 37 ditemulan 29 kasus ),

Tambakromo sebesar 63.9%, Gunungwungkal sebesar 45,6 %, Gabus I

sebesar 22.1%, Wedarijaksa I sebesar 2.9 %, Margorejo sebesar 1.8 % dan

Kayen sebesar 1.3 %.

27,5 17,56

50,02

33,38

83,4

CNR ( Case Notification Rate)

CNR Kasus baru BTA + Laki-laki

CNR kasus baru BTA + perempuan

CNR semua laki-lai

CNR semua perempuan

CNR semua L+P

Page 21: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

20

4 Prevalensi HIV,

HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh

infeksi virus Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem

kekebalan tubuh. Infeksi tersebut menyebabkan penderita mengalami

penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah untuk terinfeksi

berbagai macam penyakit lain. Sebelum memasuki fase AIDS, penderita

terlebih dulu dinyatakan sebagai HIV positif. Jumlah HIV positif yang ada di

masyarakat dapat diketahui melalui 3 metode, yaitu pada layanan

Voluntary, Counselling, and Testing (VCT), sero survey dan Survei

Terpadu Biologis dan perilaku (STBP).

Jumlah infeksi HIV yang dilaporkan selama tahun 2013 sebanyak 29

orang dan kasus AIDS sebanyak 72 orang, lebih tinggi dibandingkan tahun

2012 ada 49 kasus terdiri dari 20 kasus HIV dan kasus AIDS sebanyak 49

orang mengalami peningkatan dari tahun 2011 jumlah kasus 43 dengan HIV

28 orang dan kasus AIDS sebanyak 15 orang. Kasus HIV/AIDS merupakan

fenomena gunung es, artinya kasus yang dilaporkan hanya sebagian kecil

yang ada di masyarakat. Kasus kematian karena AIDS di kabupaten Pati

selama tahun 2013 sebanyak 18 orang ( L =11, P= 7 ).

Gambar 3.9 Jumlah Kasus HIV/AIDS

0

10

20

30

40

50

60

70

80

2009 2010 2011 2012 2013

HIV

AIDS

Meninggal

Page 22: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

21

5 Persentase Infeksi Menular Seksual ( shypilis ) diobati,

Penyakit Menular Seksual (PMS) atau biasa disebut penyakit

kelamin adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. PMS

meliputi Syphilis, Gonorhoe, Bubo, Jengger ayam, Herpes, dan lain-lain.

Infeksi Menular Seksual (IMS) yang diobati adalah kasus IMS yang

ditemukan berdasarkan sindrom dan etiologi serta diobati sesuai standar.

Jumlah kasus IMS ( Shypilis ) tahun 2013 di kabupaten Pati yang

tercatat sebanyak 10 orang ( perempuan ) dibandingkan tahun 2012 kasus

IMS ( semua kasus ) ada 459 semua tertangani tahun 2011 terdapat 10 kasus

semua tertangani dan tahun 2010 dari kasus yang ada 547 semua tertangani.

Tahun 2009 = 285 kasus ditangani 163 (57,19 %), tahun 2008 ada 246 kasus

ditangani 100 %.

Gambar 3.10 Jumlah Kasus IMS

6 Angka kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD),

Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh

virus Dengue dan ditularkan oleh vektor nyamuk Aedes aegypty. Penyakit ini

sebagian besar menyerang anak berumur <15 tahun, namun dapat juga

menyerang orang dewasa.

Penyakit DBD masih merupakan permasalahan serius di

Kabupaten Pati, terbukti dari 29 Puskesmas yang ada sudah pernah

terjangkit penyakit DBD. Angka kesakitan/Incidence Rate (IR) DBD di

Kabupaten Pati Tahun 2013 sebesar 47,2/100.000 penduduk, meningkat bila

dibandingkan tahun 2012 (23,9/100.000 penduduk) dan masih di atas

dalam target nasional yaitu <20/100.000 penduduk. Angka kesakitan

2009; 285

2010; 547

2011; 10

2012; 459

2013; 10

IMS

2009

2010

2011

2012

2013

Page 23: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

22

tertinggi di Puskesmas Juwana sebesar 66 kasus 88,77/100.000

penduduk, terendah di Puskesmas Pucakwangi II sebesar sebanyak 2

kasus atau 1,37/100.000 penduduk. Setiap penderita DBD yang

dilaporkan dilakukan tindakan perawatan penderita, penyelidikan

epidemiologi di lapangan serta upaya pengendalian.

Jumlah kasus DBD tahun 2013 sebanyak 569 ( laki-laki 289 dan

perempuan 280 ) dengan jumlah kematian sebanyak 4 orang ( CFR 17,4 % )

meningkat dibandingkan dengan tahun 2012 ada 303 dengan jumlah

kematian 4, tahun 2011 ada 331 dengan jumlah kematian 4 dan tahun 2010

dari jumlah kasus yang ada 1.019 dengan jumlah kematian 11 dan tahun

2009 ada 378 kasus, tahun 2008 ada 686 kasus.

Gambar 3.11 Angka Kesakitan DBD

7 Angka Kematian DBD

Angka kematian/Case Fatality Rate (CFR) DBD di Kabupaten Pati

tahun 2013 sebesar 17,4% lebih tinggi dibanding tahun 2012 (1.3%),

tetapi lebih tinggi dibandingkan dengan target nasional (<1%).

Angka Kematian tertinggi ada di Puskesmas Wedarijaksa II sebesar

5.3 %, Sukolilo I sebesar 4.5%, Margoyoso I sebesar 4.5% dan

Trangkil 3.0 %.

2009 2010 2011 2012 2013

DBD 378 1019 331 303 569

378

1019

331 303

569

0

200

400

600

800

1000

1200

Page 24: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

23

Gambar.3.12 Peta Penyebaran kasus ( Kuning ) dan CFR ( merah )

8 Persentase Balita dengan diare ditangani,

Diare adalah penyakit yang terjadi ketika terjadi perubahan

konsistensi feses selain dari frekuensi buang air besar. Seseorang dikatakan

menderita diare bila feses lebih berair dari biasanya, atau bila buang air besar

tiga kali atau lebih, atau buang air besar yang berair tapi tidak berdarah dalam

waktu 24 jam.

Cakupan penemuan dan penanganan diare di Kabupaten Pati tahun

2013 sebesar 84.1 % ( 21.378 kasus ) meningkat dibandingkan dengan tahun

2012 ada 520.007 dengan jumlah penderitan 26.150 ( 5,029 % ), tahun 2011

jumlah penderita 25.722 semuanya tertangani, tahun 2010 dari jumlah

penderita 24.164 semua tertangani.

Gambar 3.13 Angka Kasus Diare

2010 2011 2012 2013

Diare 100 100 5,029 84,1

100 100

5,029

84,1

0

20

40

60

80

100

120

Page 25: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

24

9 Angka Kesakitan Malaria,

Angka kesakitan malaria (Annual Parasite Incidence-API)

merupakan indikator untuk memantau perkembangan penyakit malaria.

Jumlah penderita malaria klinis di Kabupaten Pati tahun 2013 sebanyak 524

dengan mlaria positif sebnayak 226 orang ( L : 198 orang, P : 28 orang )

dengan kasus meninggal sebanyak 1 orang, naik dibandingkan dengan

jumlah penderita malaria klinis tahun tahun 2012 sebanyak 301 kasus klinis

dengan 248 positif , tahun 2011 sebanyak 1.288 klinis dengan 261 positif,

tahun 2010 ada 77 penderita dari 1.177 klinis, tahun 2009 ada 2765

penderita , positif 2. Angka kesakitan malaria di Kabupaten Pati ini lebih

banyak disebabkan adanya migrasi dari daerah endemis ke Kabupaten Pati.

Perkembangan kasus malaria dari tahun 2009 – 2013 dapat dilihat

pada gambar berikut :

Gambar 3.14 Angka Malaria di Kabupaten Pati

10 Persentase penderita malaria diobati

Tahun 2013 dari 226 orang positif malaria semua diobati naik dibandingkan

tahun 2012 dari 248 kasus positif semua diobati, tahun 2011 sebanyak 261

kasus, tahun 2010 sebanyak 77 penderita diobati tahun 2009 dari jumlah

penderita malaria positif diobati 2 (100 %), tahun 2008 dari positif 6, 100 %

diobati.

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

2009 20102011

20122013

2765

1177 1288

301 5242 77 261248

2260 2

00

1

Suspect

Positif

Meninggal

Page 26: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

25

11 Prevalensi Kusta

Kusta adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi

bakteri Mycobacterium leprae. Penatalaksanaan kasus yang buruk dapat

menyebabkan kusta menjadi progresif, menyebabkan kerusakan

permanen pada kulit, saraf, anggota gerak dan mata. Diagnosis kusta

dapat ditegakkan dengan adanya kondisi sebagai berikut:

a. Kelainan pada kulit (bercak) putih atau kemerahan disertai mati rasa,

b. Penebalan saraf tepi yang disertai gangguan fungsi saraf berupa

mati rasa dan kelemahan/kelumpuhan otot,

c. Adanya kuman tahan asam di dalam kerokan jaringan kulit (BTA Positif).

Sampai dengan tahun 2013 kasus Kusta tercatat sebanyak 3 orang PB

dan 56 orang MB turun dibandingkan dengan tahun 2012 dengan kasus PB 6

kasus dan MB 57 kasus.

Keberhasilan dalam mendeteksi kasus baru dapat diukur dari

tinggi rendahnya proporsi cacat tingkat II, sedangkan untuk mengetahui

tingkat penularan di masyarakat digunakan indikator proporsi anak (0-14

tahun) di antara penderita baru.

12 Persentase penderita kusta selesai berobat

Cakupan program kusta diukur berdasarkan angka penderita kusta

tipe Pauci Baciller (PB) dan Multy Baciller (MB) selesai diobati.

Cakupan program kusta type PB tahun 2013 berdasarkan jumlah penderita

baru tahun 2012 selesai berobat sampai dengan tahun 2013 sebesar 100 %

sama dengan tahun 2012 ( Meninggal 1 orang ) dan lebih tinggi dari target

90%. Kusta type MB diambil dari data penderita baru tahun 2011yang selesai

diobati ( RFT ) sampai dengan tahun 2013 sebesar 87 % lebih rendah

dibandingkan tahun 2012 sebesar 91,23 %

Sampai dengan tahun 2012 Penderita PB = 6, RFT PB = 6, penderita MB =

57 dan RFT MB = 52. Dibandingkan tahun 2011 kasus baru kusta sebanyak

91 orang dengan penderita PB : 54, RFT PB : 100 %, penderita MB : 37

orang, RFT MB : 91,55 %. Cakupan penderita kusta 3 tahun terakhir dapat

dilihat pada tabel berikut :

Page 27: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

26

Gambar 3.15 Persentase Kusta selesai berobat

13 Kasus Filariasis ditangani

Tidak ada penderita filariasis di Kabupaten Pati untuk tahun 2013.

14 Jumlah kasus dan angka kesakitan yang dapat dicegah dengan Imunisasi

( PD3I )

Yang termasuk dalam PD3I yaitu Polio, Pertusis, Tetanus Non

Neonatorum, Tetanus Neonatorum, Campak, Difteri dan Hepatitis B.

Dalam upaya untuk membebaskan Indonesia dari penyakit tersebut,

diperlukan komitmen global untuk menekan turunnya angka kesakitan

dan kematian yang lebih banyak dikenal dengan Eradikasi Polio (ERAPO),

Reduksi Campak (Redcam) dan Eliminasi Tetanus Neonatorum (ETN).Saat

ini telah dilaksanakan Program Surveilans Integrasi PD3I, yaitu

pengamatan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi

(Difteri, Tetanus Neonatorum, dan Campak). Dalam waktu 5 tahun terakhir

jumlah kasus PD3I yang dilaporkan adalah sebagi berikut:

1. Difteri

Tahun 2013 tidak ada kasus difteri di kabupaten Pati, dibanding tahun

2012 terdapat 1 kasus suspect penyakit difteri di Puskesmas

Sukolilo II, namun setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium

pembanding dari BLK Semarang hasilnya negatif.

100 100 100

91,55 91,23

87

80

85

90

95

100

105

2011 2012 2013

PB

MB

Page 28: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

27

2. Tetanus Neonatorum

Tidak ada kasus

3. Campak

Tahun 2013 kasus campak sebanyak 13 kasus tersebar di 4

Puskesmas. Kasus campak tertinggi ada di Puskesmas Pati I sebanyak

10 orang, Puskesmas Kayen 1 kasus, Puskesmas Trangkil 1 kasus dan

puskesmas Margoyoso I terdapat 1 kasus.

Kasus campak di Kabupaten pati tahun 2013 turun dibandingkan

tahun 2012 terdapat suspect kasus campak sebanyak 17 kasus

penderita campak yang tersebar di Puskesmas Sukolilo I sebanyak 1

kasus, Puskesmas Kayen 5 kasus ( 1 laki-laki 2 perempuan ), Puskesmas

Pucakwangi II sebanyak 2 kasus, Puskesmas Batangan 2 kasus,

Puskesmas Jakenan sebanyak 2 kasus, Puskesas Margorejo sebanyak

1 kasus , Pusk. Trangkil 2 kasus, dan Puskesmas Margoyoso I

sebanyak 2 kasus. Setelah dilakukan pengambilan serum campak

sebanyak 50 % dari kasus ( 7 orang ) yang dan dilakukan uji

pemeriksaan di BLK Yogyakarta didapatkan hasil bahwa sebanyak 4

suspeck kasus negatif dan 3 sampel rusak. Penemuan kasus campak

selama 4 tahun terakhir sebagai berikut :

Gambar 3.16 Kasus campak Yang dilaporkan Kabupaten Pati

8

2

17

13

0

5

10

15

20

2010 2011 2012 2013

CAMPAK

CAMPAK

Page 29: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

28

4. Polio

Tidak ada kasus

5. Hepatitis B

Tahun 2013 tidak ada kasus

6. Penyakit tidak Menular

Penyakit tidak menular (PTM) yang diintervensi meliputi jantung

koroner, dekompensasio kordis, hipertensi, stroke, diabetes mellitus,

kanker serviks, kanker payudara, kanker hati, kanker paru, penyakit paru

obstruktif kronis, asma bronkiale, dan kecelakaan lalu lintas. Penyakit

tidak menular seperti penyakit kardiovaskular, stroke, diabetes

mellitus, penyakit paru obstruktif kronis dan kanker tertentu, dalam

kesehatan masyarakat sebenarnya dapat digolongkan sebagai satu

kelompok PTM utama yang mempunyai faktor risiko sama (common

underlying risk factor).

Faktor risiko tersebut antara lain faktor genetik merupakan

faktor yang tidak dapat diubah (unchanged risk factor), dan sebagian

besar berkaitan dengan faktor risiko yang dapat diubah (change risk

factor) antara lain konsumsi rokok, pola makan yang tidak seimbang,

makanan yang mengandung zat aditif, kurang berolah raga dan adanya

kondisi lingkungan yang tidak kondusif terhadap kesehatan. Penyakit

tidak menular mempunyai dampak negatif sangat besar karena

merupakan penyakit kronis. Apabila seseorang menderita penyakit

tidak menular, berbagai tingkatan produktivitas menjadi terganggu.

Penderita ini menjadi serba terbatas aktivitasnya, karena menyesuaikan

diri dengan jenis dan gradasi dari penyakit tidak menular yang

dideritanya. Hal ini berlangsung dalam waktu yang relatif lama dan

tidak diketahui kapan sembuhnya karena memang secara medis

penyakit tidak menular tidak bisa disembuhkan tetapi hanya bisa

dikendalikan. Yang harus mendapatkan perhatian lebih adalah

bahwa penyakit tidak menular merupakan penyebab kematian

tertinggi dibanding dengan penyakit menular. Data PTM tahun 2013 di

Kabupaten Patii total 21.904 kasus yang dilaporkan sebesar 59,5%

Page 30: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

29

(13.034 kasus) adalah penyakit hipertensi, asma bronkiale 19,67 %

( 4.309 kasus ), diabetes mellitus 10,51 % ( 2.305 kasus ), Kecelakaan

lalin 5,41 % ( 1186 kasus ) dan Psikosis 1,87 % ( 410 kasus ). Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 3.17 Persentase cakupan PTM di kabuapten Pati Tahun 2013

C. ANGKA STATUS GIZI MASYARAKAT

1. Persentase Berat Bayi Lahir Rendah

Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan

berat badan kurang dari 2500 gram. Penyebab terjadinya BBLR antara lain

karena ibu hamil mengalami anemia, kurang suply gizi waktu dalam

kandungan, ataupun lahir kurang bulan. Bayi yang lahir dengan berat

badan rendah perlu penanganan yang serius, karena pada kondisi

tersebut bayi mudah sekali mengalami hipotermi dan belum

sempurnanya pembentukan organ-organ tubuhnya yang biasanya akan

menjadi penyebab utama kematian bayi.

Jumlah Bayi berat badan lahir rendah di Kabupaten Pati tahun 2013

sebanyak 523 orang ( 2,8 % ) turun dibandingkan tahun 2012 sebanyak 626

( 3,2 % ).

0102030405060

59,5

10,5119,67

1,87 5,410,3 0,7

0,12 0,19

PTM

PTM

Page 31: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

30

Gambar 3.18 Persentase Bayi dengan BBLR di Kab. Pati

2. Persentase Balita dengan Gizi Kurang

Salah satu indikator kesehatan yang dinilai keberhasilan

pencapaiannya dalam MDGs adalah status gizi balita. Status gizi balita

diukur berdasarkan umur (U), berat badan (BB) dan tinggi badan (TB).

Variabel BB dab TB ini disajikan dalam bentuk tiga indikator

antropometri, yaitu berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan

menurut umur (TB/U) dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB).

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan

dan penggunaan zat-zat gizi. Status gizi ini menjadi penting karena

merupakan salah satu faktor risiko untuk terjadinya kesakitan dan kematian.

Status gizi yang baik bagi seseorang akan berkontribusi terhadap

kesehatannya dan juga terhadap kemampuan dalam proses pemulihan.

Status gizi masyarakat dapat diketahui melalui penilaian konsumsi

pangannya berdasarkan data kuantitatif maupun kualitatif.

Dalam menentukan klasifikasi status gizi harus ada ukuran baku yang

disebut reference. Baku antropometri yang saat ini digunakan di

Indonesia adalah World Health Organization - Antopometri (WHO-

Antopoetri ) tahun 2005.

2010 2011 2012 2013

Prevalensi 1,93 2,77 3,2 2,8

1,93

2,77

3,2

2,8

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

Page 32: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

31

Persentase Balita Gizi kurang ( BB/U ) di Kabupaten Pati tahun 2013

sebanyak 5.348 orang ( 6,9 ) naik bila dibandingkan dengan tahun 2012

(6,14 % ).

3. Persentase Balita dengan Gizi buruk

Kejadian gizi buruk perlu dideteksi secara dini melalui intensifikasi

pemantauan tumbuh kembang Balita di Posyandu, dilanjutkan dengan

penentuan status gizi oleh bidan di desa atau petugas kesehatan lainnya.

Penemuan kasus gizi buruk harus segera ditindak lanjuti dengan

rencana tindak yang jelas, sehingga penanggulangan gizi buruk

memberikan hasil yang optimal. Pendataan gizi buruk di Jawa Tengah

didasarkan pada 2 kategori yaitu dengan indikator membandingkan berat

badan dengan umur (BB/U) dan kategori kedua adalah membandingkan

berat badan dengan tinggi badan (BB/TB). Skrining pertama dilakukan

di posyandu dengan membandingkan berat badan dengan umur melalui

kegiatan penimbangan, jika ditemukan balita yang berada di bawah garis

merah (BGM) atau dua kali tidak naik (2T), maka dilakukan konfirmasi

status gizi dengan menggunakan indikator berat badan menurut tinggi

badan. Jika ternyata balita tersebut merupakan kasus buruk, maka segera

dilakukan perawatan gizi buruk sesuai pedoman di Posyandu dan

Puskesmas. Jika ternyata terdapat penyakit penyerta yang berat dan tidak

dapat ditangani di Puskesmas maka segera dirujuk ke rumah sakit.

Tahun 2013 balita dengan gizi buruk menurut indeks BB/TB di

Kabupaten Pati sebanyak 102 orang ( 0,11 % ) turun dibandingkan tahun

2012 sebanyak 173 orang dan ditangani 100 %, tahun 2011 sebanyak 185

orang ( 0,21 % ), tahun 2010 sebanyak 188 orang ( 0,21 % ), tahun 2009

sebanyak 164 orsng ( 0,20 % ).

D. Visi dan Misi

Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Pati adalah

” Terwujudnya masyarakat mandiri untuk hidup sehat

menuju Pati Bumi Mina Tani Sejahtera”

Visi tersebut merupakan gambaran masyarakat Pati pada masa yang akan

datang dengan penduduknya hidup dalam lingkungan dan berperilaku sehat,

Page 33: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

32

mampu memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan

merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi – tingginya.

Masyarakat mampu mengenali tingkat kesehatan, masalah kesehatan,

merencanakan dan mengatasi, memelihara, meningkatkan dan melindungi

diri sendiri secara mandiri. Untuk mencapai kondisi tersebut didukung sumber

daya semaksimal mungkin diutamakan dari kemampuan sumber daya yang

ada di Kabupaten Pati , meliputi sumber daya manusia, pembiayaan,

perbekalan dan obat, sarana dan prasarana dengan tidak menutup

kemungkinan adanya alokasi biaya diluar Kabupaten Pati.

1.2 Misi

Misi mencerminkan peran, fungsi dan kewenangan seluruh jajaran

organisasi kesehatan di Kabupaten Pati, yang bertanggung jawab secara

teknis terhadap pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan kesehatan di

Kabupaten Pati. Dalam rangka mewujudkan Visi Dinas Kesehatan Kab. Pati:

“Terwujudnya masyarakat mandiri untuk hidup sehat menuju Pati Bumi Mina

Tani” maka Misi nya adalah :

1. Penggerak dan fasilitator pembangunan kesehatan di daerah

2. Penyelenggara Pelayanan Kesehatan dasar yang profesional

3. Penggerak Peningkatan Kesehatan Lingkungan

4. Menyediakan sarana pelayanan dasar dengan dukungan tenaga dan

perbekalan yang memadai.

Page 34: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

33

BAB IV

SITUASI UPAYA KESEHATAN

A. Pelayanan Kesehatan Dasar

1) Pelayanan Kesehatan Ibu

a. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-1

Pelayanan kesehatan ibu meliputi pelayanan kesehatan

antenatal, pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan nifas.

Cakupan pelayanan antenatal dapat dipantau melalui pelayanan

kunjungan baru ibu hamil (K1) untuk melihat akses dan pelayanan

kesehatan ibu hamil sesuai standar paling sedikit empat kali (K4)

dengan distribusi pemberian pelayanan yang dianjurkan adalah

minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan

kedua dan dua kali pada triwulan ketiga umur kehamilan.

Kunjungan Ibu Hamil adalah : Pelayanan atau pemeriksaan

kesehatan bagi ibu hamil sesuai standar pada masa kehamilan oleh

Tenaga kesehatan terampil. 4 kali dengan interval 1kali pada trimester

pertama, 1kali pada trimester kedua dan 2kali pada trimester ketiga,

akan menggambarkan cakupan pelayanan antenatal ibu hamil yang

dapat di pantau melalui pelayanan kunjungan ibu hamil K1 dan K4.

Penimbangan berat badan, pemeriksaan kehamilan, pemberian tablet

Fe, pemberian immunisasi TT dan konsultasi merupakan pelayanan

yang diberikan oleh petugas kesehatan pada ibu hamil yang berkunjung

ke tempat pelayanan kesehatan (Antenatal Care / ANC).

Cakupan kunjungan ibu hamil K1di Kabupaten Pati tahun 2013

sebesar 97,7 % naik dibandingkan tahun 2012 ada 19.655 dari jumlah

ibu hamil yang ada 21.109 ( 93, 1 % ), tahun 2011 sebanyak 20.430

dari jumlah ibu hamil yang ada 20654 (99%), tahun 2010 jumlah K1 ada

19751 dari jumlah ibu hamil yang ada tahun 2010 sebesar 20739

(95,29%), Ada 10 Puskesmas yang cakupannya telah mencapai 100 %

yaitu Puskesmas Sukolilo I, Kayen, Gabus I, Gabus II, Margorejo,

Gembong, Wedarijaksa II, Guningwungkal, Margoyoso II dan Cluwak.

Cakupan terendah di Puskesmas Winong II sebesar 86,2 %.

Page 35: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

34

4. Ckupan Kunjungan Bumil K-4

Kunjungan ibu hamil sesuai standar adalah pelayanan yang

mencakup minimal: (1) Timbang badan dan ukur tinggi badan, (2) Ukur

tekanan darah, (3) Skrining status imunisasi tetanus dan pemberian

Tetanus Toxoid, (4) Tinggi fundus uteri, (5) Pemberian tablet besi

90 selama kehamilan, (6) Temu wicara (pemberian komunikasi

interpersonal dan konseling), (7) Test laboratorium sederhana (Hb,

protein urin) dan atau berdasarkan indikasi (HbsAG, Sifilis, HIV,

Malaria, TBC).

Cakupan pelayanan lengkap ibu hamil ( K4 ) di Kabupaten Pati

pada tahun 2013 sebesar 92,3 % dan masih dibawah SPM 2015 ( 95 % )

turun dibandingkan tahun 2012 ada 19.408 ( 98,7 % ), tahun 2011

sebesar 19.643 (96%) , tahun 2010 K4 ada 18.717 (90%).

Gambar 4.1 Cakupan K4 di kabupaten Pati tahun 2010-2013

5. Persalinan yang di tolong oleh tenaga kesehatan.

Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki

kompetensi kebidanan adalah ibu bersalin yang mendapat

pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki

kompetensi kebidanan. Target SPM 2015 Cakupan pertolongan

persalinan oleh tenaga kesehatan adalah 90%.

2010 2011 2012 2013

K4 90 96 98,7 92,3

90

96

98,7

92,3

84

86

88

90

92

94

96

98

100

Page 36: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

35

Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Pati tahun

2013 sebesar 95.3 % naik dibandingkan tahun 2012 sebesar 19.716

( 93,4 % ), tahun 2011 sebesar 19.109 (98%) dari jumlah ibu bersalin

tahun 2011 sebesar 19.590 , tahun 2010 sebesar 96% (18.178) dari

jumlah ibu bersalin tahun 2010 sebesar 19.839. Data cakupan

peretolongan persalinan oleh tenaga kesehatan tahun 2010-2013 adlah

sebagai berikut :

Gambar 4.2 Cakupan Pertolongan Persalinan tenaga Kesehatan Tahun 2010-2013

Cakupan pertolongan persalinan tertinggi di Puskesmas

Margorejo sebesar 103.8 % dan terndah di Puskesmas Trangkil sebesar

85 %.

c. Pelayanan Ibu Nifas

Paska persalinan (Masa Nifas) berpeluang untuk terjadinya

kematian ibu maternal, sehingga perlu mendapatkan pelayanan

kesehatan masa nifas dengan kunjungan oleh tenaga kesehatan

minimal 3 (Tiga) kali sejak persalinan. Pelayanan ibu nifas meliputi

pemberian Vit A dosis tinggi ibu nifas yang kedua dan pemeriksaan

kesehatan paska persalinan untuk mengetahui apakah terjadi

pendarahan paska persalinan, keluar cairan berbau dari jalan lahir,

demam lebih dari 2 (Dua) hari, payudara bengkak kemerahan disertai

2010 2011 2012 2013

Cak.linakes 96 98 93,4 95,3

96

98

93,4

95,3

91

92

93

94

95

96

97

98

99

Page 37: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

36

rasa sakit. Dari jumlah kematian maternal 100 % terjadi pada paska

persalinan.

Cakupan Kunjungan Ibu Nifas Tahun 2013 sebesar 93.7 % turun

dibandingkan tahun 2012 sebesar 19.570 ( 97,40 % ), tahun 2011

Adalah 99%, tahun 2010 sebesar 96% masih diatas target SPM 2015

sebesar 90 %. Cakupan yang telh mencapai 100 % yaitu Puskesmas

Margorejo, Margoyoso I dan Margoyoso II. Cakupan terendah ada di

Puskesmas Winong I sebesar 74.4 %. Dari 29 Puskesmas yang ada di

Kabupaten Pati ada 5 Puskesmas yang masih belum mencapai target

SPM 2015 ( 90 % ) yaitu Puskesmas Jaken, Gabus II, Trangkil,

Dukuhseti dan Winong I.

6. Cakupan Komplikasi Kebidanan Yang ditangani

Komplikasi kebidanan merupakan kesakitan pada ibu hamil,

ibu bersalin dan ibu nifas yang dapat mengancam jiwa ibu dan/atau

bayi. Komplikasi dalam kehamilan diantaranya (a) Abortus, (b)

Hiperemesis Gravidarum, (c) Perdarahan per vaginam, (d) Hipertensi

dalam kehamilan (preeklampsia, eklampsia), (e) Kehamilan lewat waktu,

(f) ketuban pecah dini. Komplikasi dalam persalinan diantaranya (a)

Kelainan letak/presentasi janin, (b) Partus macet/distosia, (c)

Hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia, eklampsia) (d)

Perdarahan pasca persalinan, (e) Infeksi berat/sepsis, (f) Kontraksi

dini/persalinan premature, (g) Kehamilan ganda. Komplikasi dalam

nifas diantaranya (a) Hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia,

eklampsia), (b) Infeksi nifas, (c) Perdarahan nifas. Ibu hamil, ibu

bersalin dan ibu nifas dengan komplikasi yang ditangani adalah ibu

hamil, bersalin dan nifas dengan komplikasi yang mendapatkan

pelayanan sesuai standar pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan

(Polindes, Puskesmas, Puskesmas PONED, Rumah Bersalin,

RSIA/RSB, RSU, RSU PONEK).

Jumlah komplikasi kebidanan di Kabupaten Pati tahun 2013 sebanyak

4.142 ( 20 % dari ibu hamil ). Cakupan komplikasi kebidanan yang

Page 38: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

37

ditangani tahun 2013 sebesar 91.3 %. Pencapaian ini sudah melampaui

target SPM 2015 ( 80 % ).

2) Pelayanan Kesehatan Anak

a. Cakupan Kunjungan Neonatus

Kunjungan Neonatus (KN) adalah kunjungan yang dilakukan

oleh petugas kesehatan ke rumah ibu bersalin, untuk memantau

dan memberi pelayanan kesehatan untuk ibu dan bayinya. Pada

Permenkes 741/Th. 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal

Bidang Kesehatan (SPM-BK), KN dibagimenjadi 3, yaitu: KN1

adalah kunjungan pada 0-2 hari ,KN2 adalah kunjungan 2-7 hari dan

KN3 adalah kunjungan setelah 7-28 hari. Cakupan kunjungan

neonatus 1 (KN1) di Kabupaten Pati pada tahun 2013 sebesar

95,7%, dan cakupan kunjungan neonatus 3 (KN-lengkap) sebesar

94,1%. Dari 29 Puskesmas, masih ada 10 puskesmas dengan

cakupan KN3 kurang dari 90% yaitu Puskesmas Winong I

(78,7%), Winong II (86,7%), Jaken ( 81,9 % ), Pati II ( 89,5% ),

Gabus II ( 86 % ), Margorejo ( 87,5 % ), Wedarijaksa ( 87,9 % ),

Trangkil ( 84, % ), Margoyoso I ( 84 % ) dan Cluwak ( 83,9 % ).

Cakupann kunjungan neonatus di Kabupaten Pati tahun 2009-2013

adalah sebagai berikut :

Gambar 4.3 Cakupan neonatus 2009-2013

Secara keseluruhan cakupan kunjungan neonatus di

Kabupaten Pati sudah memenuhi target yaitu lebih dari 90%. Hal ini

disebabkan adanya upaya peningkatan kualitas pelayanan

20092010

20112012

2013

85

90

95

100

KN Target

9290

93

90

95

90

98,7

90

94,1

902009

2010

2011

2012

2013

Page 39: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

38

kesehatan kepada masyarakat melalui penambahan dan

penempatan bidan di desa. Selain itu juga adanya upaya

peningkatan pelayanan kesehatan dan penyuluhan perawatan

neonatus di rumah dengan menggunakan buku KIA serta

meningkatnya pengetahuan ibu untuk mendapatkan pelayanan

kesehatan yang lebih baik untuk bayinya.

b. Cakupan Kunjungan Bayi

Kunjungan bayi adalah bayi yang memperoleh pelayanan

kesehatan sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan, paling

sedikit 4 kali, di luar kunjungan neonatus. Setelah umur 28 hari.

Setiap bayi berhak mendapatkan pelayanan kesehatan dengan

memantau pertumbuhan dan perkembangannya secara teratur setiap

bulan di sarana pelayanan kesehatan. Cakupan kunjungan bayi di

Kabupaten Pati tahun 2013 sebesar 96,6%, meningkat apabila

dibandingkan tahun 2012 (92,64%).

Cakupan kunjungan bayi tahun 2013 sudah melampaui target

SPM 2015 ( 80 % ). Puskesmas dengan capaian kunjungan bayi

sebesar 100 % adalah Puskesmas Winong II, Pucakwangi I,

Pucakwangi II, Batangan, Juwana, Jakenan, Gabus I, Gembong dan

Tlogowungu.

c. Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang Ditangani

Neonatus dengan komplikasi merupakan neonatus dengan

penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan,

kecacatan dan kematian. Neonatus dengan komplikasi seperti

asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi/sepsis,

trauma lahir, BBLR (berat badan lahir rendah < 2500 gr),

sindroma gangguan pernafasan dan kelainan congenital maupun

yang termasuk klasifikasi kuning pada Manajemen Terpadu Balita

Sakit (MTBS ).

Neonatus dengan komplikasi yang ditangani merupakan

neonatus komplikasi yang mendapat pelayanan oleh tenaga

Page 40: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

39

kesehatan yang terlatih, dokter dan bidan di sarana pelayanan

kesehatan. Perhitungan sasaran neonatus dengan komplikasi

dihitung berdasarkan 15% dari jumlah bayi baru lahir. Indikator ini

mengukur kemampuan manajemen program K esehatan Ibu dan Anak

(KIA) dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara

profesional kepada neonatus dengan komplikasi.

Tahun 2013 perkiraan bayi dengan komplikasi yang

dihitung dari banyaknya sasaran bayi jumlahnya sebesar 2.770

bayi. Jumlah perkiraan tersebut yang mendapat penanganan

tenaga kesehatan di tiap jenjang pelayanan kesehatan sebesar

1.868 bayi (67,4%). Cakupan Neonatus Risiko Tinggi/komplikasi

yang ditangani tersebut masih jauh dari target cakupan sebesar

80%. Masih rendahnya neonatus risiko tinggi yang mendapatkan

pelayanan kesehatan diantaranya disebabkan belum adanya

keseragaman definisi operasional mengenai neonatal yang

termasuk dalam risiko tinggi, sehingga belum semua neonatus

dengan risiko tinggi/komplikasi dicatat dan dilaporkan.

d. Cakupan Pelayanan Anak Balita

Balita adalah anak berumur dibawah 5 tahun atau umur 12-59

bulan. Tidak hanya bayi yang harus mendapatkan perhatian

kesehatannya tetapi balita juga perlu mendapatkan perhatian baik

gizi maupun kesehatannya, karena balita adalah generasi penerus

bangsa yang harus sehat, cerdas dan kuat. Jumlah balita di

Kabupaten Pati tahun 2013 sebanyak 76.668 yang mendapatkan

pelayanan kesehatan sebanyak 58.889 (76,8). Puskesmas yang

cakupannya sudah mencapai 100% adalah Puskesmas Sukolilo I

dan Puskesmas Juwana. Sedangkan cakupan terendah adalah

Puskesmas Tlogowungu 30,9%.

e. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat

Penjaringan kesehatan siswa Sekolah Dasar (SD) dan

setingkat adalah pemeriksaan kesehatan terhadap murid baru

kelas 1 SD dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang meliputi

Page 41: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

40

pengukuran tinggi badan, berat badan, pemeriksaan ketajaman

mata, ketajaman pendengaran, kesehatan gigi, kelainan mental

emosional dan kebugaran jasmani. Pelaksanaan penjaringan

kesehatan dikoordinir oleh puskesmas bersama dengan guru

sekolah dan kader kesehatan/konselor kesehatan. Setiap

puskesmas mempunyai tugas melakukan penjaringan kesehatan siswa

SD/MI di wilayah kerjanya dan dilakukan satu kali pada setiap awal

tahun ajaran baru sekolah. Siswa SD dan setingkat ditargetkan 100%

mendapatkan pemantauan kesehatan melalui penjaringan

kesehatan. Melalui penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat

diharapkan dapat menapis atau menjaring anak yang sakit dan

melakukan tindakan intervensi secara dini , sehingga anak yang

sakit menjadi sembuh dan anak yang sehat tidak tertular menjadi sakit.

Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat

oleh tenaga kesehatan/guru UKS/kader kesehatan sekolah tahun

2013 sebesar 100 %, adapun jumlah SD setingkat yang mendapat

pelayanan penjaringan sebesar 98 %. Angka cakupan tertinggi yaitu

sebesar 100 % yaitu Puskesmas Sukolilo, Batangan, Wdarijaksa I,

Tayu I dan dukuhseti sedangkan cakupan terendah terendah di

Puskesmas Pati II (8,7%). Data Cakupan penjaringan siswa SD dan

setingkat 2009-2013.

Gambar 4.4 Cakupan Penjaringan siswa SD dan Setingkat

2010 2011 2012 2013

Cakupan 65 66 60 100

65 6660

100

0

20

40

60

80

100

120

Page 42: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

41

f. Cakupan pelayanan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat

Jumlah siswa SD dan setingkat tahun 2013 sebanyak

66.103 anak. Yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai strata

UKS sebesar 3.973 (51,5%). adapun jumlah SD setingkat yang

mendapat pelayanan penjaringan sebesar 98 %. Angka cakupan

tertinggi yaitu sebesar 100 % yaitu Puskesmas Sukolilo, Batangan,

Wdarijaksa I, Tayu I dan dukuhseti sedangkan cakupan terendah

terendah di Puskesmas Pati II (8,7%)

3) Pelayanan Gizi

3.1 Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi

Kurang Vitamin A (KVA) masih merupakan masalah yang

tersebar diseluruh dunia terutama di negara berkembang dan

dapat terjadi pada semua umur terutama pada masa

pertumbuhan. KVA dalam tubuh dapat menimbulkan berbagai jenis

penyakit yang merupakan “Nutrition Related Diseases” yang dapat

mengenai berbagai macam anatomi dan fungsi dari organ tubuh

seperti menurunkan sistem kekebalan tubuh dan menurunkan

epitelisme sel-sel kulit. Salah satu dampak kurang Vitamin A adalah

kelainan pada mata yang umumnya terjadi pada anak usia 6

bulan – 4 tahun yang menjadi penyebab utama kebutaan di negara

berkembang. Cakupan pemberian kapsul Vitamin A dosis tinggi pada

bayi tahun 2013 sebesar 92.57%, menurun dibandingkan tahun

2012 sebesar 99,86%.

Cakupan pemberian kapsul vitamin A pada bayi selama 4

tahun terakhir (2010-2013) dapat dilihat dalam gambar berikut ini :

Page 43: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

42

Gambar 4.5 Cakupan pemberian Vitamin A pada Bayi

3.2 Cakupan Pemberian Vitamin A pada Anak Balita

Salah satu program penanggulangan KVA yang telah

dijalankan adalah dengan suplementasi kapsul Vitamin A dosis

tinggi 2 kali pertahun pada Balita dan ibu nifas untuk

mempertahankan bebas buta karena KVA dan mencegah

berkembangnya kembali masalah Xerofthalmia dengan segala

manifestasinya (gangguan penglihatan, buta senja dan bahkan

kebutaan sampai kematian). Disamping itu pemantapan program

distribusi kapsul Vitamin A dosis tinggi juga dapat mendorong

tumbuh kembang anak serta meningkatkan daya tahan anak

terhadap penyakit infeksi, sehingga dapat menurunkan angka

kesakitan dan kematian pada bayi dan anak. Balita yang dimaksud

dalam program distribusi kapsul Vitamin A adalah anak umur 12–59

bulan yang mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi. Kapsul Vitamin A

dosis tinggi terdiri dari kapsul vitamin A berwarna merah dengan

dosis 200.000 SI yang diberikan pada anak umur 12-59 bulan

dan diberikan pada bulan Pebruari dan Agustus setiap tahunnya.

2010 2011 2012 2013

Vit. A 100 107,84 99,86 92,57

100

107,84

99,86

92,57

80

85

90

95

100

105

110

Page 44: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

43

Cakupan pemberian kapsul vitamin A pada Balita tahun 2013

sebesar 100%, naik dibandingkan tahun 2012 (99.93%). Cakupan

tertinggi (>100%) sudah dapat dicapai oleh 28 Puskesmas dar 29

Puskesmas yang ada di kabupaten Pati sedangkan Puskesmas

dengan cakupan terendah ( belum 100 % ) yaitu Puskesmas Winong II

( 99.66 % ).

Cakupan pemberian kapsul vitamin A pada balita selama 4

tahun terakhir (2010-2013) dapat dilihat dalam gambar berikut ini :

Gambar 4.6 Cakupan pemberian kapsul vitamin A pada Balita

3.3 Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A pada Ibu Nifas

Ibu nifas adalah ibu yang baru melahirkan bayi baik di

rumah dan atau rumah bersalin dengan pertolongan dukun bayi

dan atau tenaga kesehatan. Suplementasi vitamin A pada ibu

nifas merupakan salah satu program penanggulangan kekurangan

vitamin A. Cakupan ibu nifas mendapat kapsul vitamin A adalah

cakupan ibu nifas yang mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi

(200.000 SI) pada periode sebelum 40 hari setelah melahirkan.

Cakupan ibu nifas mendapat kapsul vitamin A tahun 2013

sebesar 92,46%, menurun dibandingkan tahun 2012(93.89%).

Cakupan tertinggi tahun 2013 (>100%) dicapai oleh Puskesmas

2010 2011 2012 2013

Cakupan 100 96,53 99,93 100

100

96,53

99,93 100

94

95

96

97

98

99

100

101

Page 45: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

44

Tambakromo. Sementara cakupan terendah di Puskesmas Winong I

sebesar 78,62%. Adapun cakupan pemberian kapsul vitamin A pada

ibu nifas tahun 2011 sebesar 106,8 %, tahun 2010 sebesar 84,38 %,

tahun 2009 sebesar 87,33 %.

3.4 Persentase Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Fe

Program penanggulangan anemia yang dilakukan adalah

memberikan tablet tambah darah yaitu preparat Fe yang bertujuan

untuk menurunkan angka anemia pada balita, ibu hamill, ibu nifas,

remaja putri, dan WUS (Wanita Usia Subur). Penanggulangan

anemi pada ibu hamil dilaksanakan dengan memberikan 90 tablet

Fe kepada ibu hamil selama periode kehamilannya. Cakupan ibu

hamil mendapat 90 tablet Fe di Kabupaten Pati tahun 2013

sebesar 90,45% mengalami penurunan bila dibandingkan dengan

pencapaian tahun 2012 (91,78%), tahun 2011 (96.75 % ), tahun

2010 ( 88.79 % ). Cakupan tertinggi dicapai Puskesmas Sukolilo I

( 99,96% ) dan terendah di Puskesmas Wedarijaksa I sebesar

77,58 %

Gambar 4.7 Cakupan Pemberian tablet Fe

3.5 Persentase Bayi yang Mendapatkan ASI Eksklusif

Air Susu Ibu (ASI) merupakan satu-satunya makanan yang

sempurna dan terbaik bagi bayi karena mengandung unsur-unsur gizi

91,07100,65 97,98 96,08

88,7996,75 91,78 90,45

0

50

100

150

200

250

2010 2011 2012 2013

Fe 2

Fe 1

Page 46: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

45

yang dibutuhkan oleh bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan

bayi guna mencapai pertumbuhan dan perkembangan bayi yang

optimal. ASI adalah hadiah yang sangat berharga yang dapat

diberikan kepada bayi, dalam keadaan miskin mungkin merupakan

hadiah satusatunya, dalam keadaan sakit mungkin merupakan

hadiah yang menyelamatkan jiwanya (UNICEF). Oleh sebab itu

pemberian ASI perlu diberikan secara eksklusif sampai umur 6

(enam) bulan dan tetap mempertahankan pemberian ASI dilanjutkan

bersama makanan pendamping sampai usia 2 (dua) tahun.

Kebijakan Nasional untuk memberikan ASI eksklusif selama 6

(enam) bulan telah ditetapkan dalam SK Menteri Kesehatan No.

450/Menkes/SK/IV/2004. ASI eksklusif adalah Air Susu Ibu yang

diberikan kepada bayi sampai bayi berusia 6 bulan tanpa

diberikan makanan dan minuman, kecuali obat dan vitamin. Bayi

yang mendapat ASI eksklusif adalah bayi yang hanya mendapat ASI

saja sejak lahir sampai usia 6 bulan di satu wilayah kerja pada kurun

waktu tertentu.

Cakupan pemberian ASI Eklusif tahun 2013 di Kabupaten Pati

sebesar 64.8%, naik dibandingkan tahun 2012 sebesar 62.45%.

Cakupan tertinggi ada di Puskesmas Trangkil ( 98.1 %) dan cakupan

terendah di puskesmas Margorejo ( 33.9%). Beberapa hal yang

menghambat pemberian ASI eksklusif diantaranya adalah:

o Rendahnya pengetahuan ibu dan keluarga lainnya mengenai

manfaat ASI dan cara menyusui yang benar.

o Kurangnya pelayanan konseling laktasi dan dukungan dari

petugas kesehatan.

o Faktor sosial budaya.

o Kondisi yang kurang memadai bagi para ibu yang bekerja.

o Gencarnya pemasaran susu formula.

Upaya-upaya yang telah dilaksanakan dalam rangka meningkatkan

cakupan pemberian ASI eksklusif tetap berpedoman pada Sepuluh

Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui yaitu:

Page 47: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

46

o Sarana Pelayanan Kesehatan mempunyai kebijakan

Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu (PP-ASI) tertulis yang

secara rutin dikomunikasikan kepada semua petugas.

o Melakukan pelatihan bagi petugas dalam hal pengetahuan dan

ketrampilan untuk menerapkan kebijakan tersebut.

o Menjelaskan kepada semua ibu hamil tentang manfaat

menyusui dan penatalaksanaannya dimulai sejak masa

kehamilan, masa bayi lahir sampai umur 2 tahun termasuk cara

mengatasi kesulitan menyusui.

o Membantu ibu mulai menyusui bayinya dalam 30 menit

setelah melahirkan yang dilakukan di ruang bersalin (inisiasi

dini). Apabila ibu mendapat operasi caesar, bayi disusui setelah

30 menit ibu sadar.

o Membantu ibu bagaimana cara menyusui yang benar dan cara

mempertahankan menyusui meski ibu dipisah dari bayi atas

indikasi medis.

o Tidak memberikan makanan atau minuman apapun selain ASI

kepada bayi baru lahir.

o Melaksanakan rawat gabung dengan mengupayakan ibu

bersama bayi 24 jam sehari.

o Membantu ibu menyusui semau bayi semau ibu, tanpa

pembatasan terhadap lama dan frekuensi menyusui.

o Tidak memberikan dot atau kempeng kepada bayi yang diberi ASI.

o Mengupayakan terbentuknya Kelompok Pendukung ASI (KP-

ASI) dan rujuk ibu kepada kelompok tersebut ketika pulang

dari rumah sakit, rumah bersalin atau sarana pelayanan

kesehatan.

3.6 Cakupan Pemberian Makanan Pendamping ASI pada Anak Usia 6-24

bulan Keluarga Miskin.

Anak usia 6-24 bulan dari keluarga miskin diberikan

makanan pendamping ASI baik makanan lokal maupun pabrikan.

Data jumlah anak usia 6-23 bulan dari keluarga miskin di Kabupaten

Page 48: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

47

Pati tahun 2013 sebanyak 459 (6,33 % ) menurun dibandingkan tahun

2012 sebanyak 6.644 yang mnedapat MP-ASI sebanyak 550 orang

( 8.28 % ).

3.7 Jumlah Balita Ditimbang

Salah satu upaya untuk meningkatkan keadaan gizi

masyarakat adalah melalui Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK)

yang sebagiankegiatannya dilaksanakan di Posyandu. Penimbangan

terhadap bayi dan balita yang dilakukan di posyandu merupakan

upaya masyarakat memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi

dan balita yang dintegrasikan dengan pelayanan kesehatan dasar lain

(KIA, Imunisasi, Pemberantasan Penyakit). Partisipasi masyarakat

dalam penimbangan di posyandu tersebut digambarkan dalam

perbandingan jumlah balita yang ditimbang (D) dengan jumlah balita

seluruhnya (S). Semakin tinggi partisipasi masyarakat dalam

penimbangan di posyandu maka semakin baik pula data yang

dapat menggambarkan status gizi balita.

Partisipasi Masyarakat dalam penimbangan di posyandu tahun

2013 sebesar 86.5 % dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 85.92

%. Ccakupan tertinggi di Puskesmas margoyoso II sebanyak 95 %. dan

terendah di Puskesmas Wedarijaksa II ( 70 5 ). Cakupan D/S tahun 2011

sebesar 86,12%, tahun 2010 sebesar 81 % dan 2009 sebesar 80,53%.

3.8 Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan

Kejadian gizi buruk perlu dideteksi secara dini melalui

intensifikasi pemantauan tumbuh kembang Balita di Posyandu,

dilanjutkan dengan penentuan status gizi oleh bidan di desa atau

petugas kesehatan lainnya. Penemuan kasus gizi buruk harus

segera ditindak lanjuti dengan rencana tindak yang jelas, sehingga

penanggulangan gizi buruk memberikan hasil yang optimal.

Pendataan gizi buruk di Kabupaten Pati didasarkan pada 2

kategori yaitu dengan indikator membandingkan berat badan dengan

umur (BB/U) dan kategori kedua adalah membandingkan berat

Page 49: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

48

badan dengan tinggi badan (BB/TB). Skrining pertama dilakukan di

posyandu dengan membandingkan berat badan dengan umur

melalui kegiatan penimbangan, jika ditemukan balita yang berada di

bawah garis merah (BGM) atau dua kali tidak naik (2T), maka dilakukan

konfirmasi status gizi dengan menggunakan indikator berat badan

menurut tinggi badan. Jika ternyata balita tersebut merupakan kasus

buruk, maka segera dilakukan perawatan gizi buruk sesuai

pedoman di Posyandu dan Puskesmas. Jika ternyata terdapat

penyakit penyerta yang berat dan tidak dapat ditangani di Puskesmas

maka segera dirujuk ke rumah sakit.

Gambar 4.8 Jumlah Balita Gizi buruk BB/TB di Kabupaten

Pati tahun 2010-2013

Balita Gizi buruk BB/TB di Kabupaten Pati tahun 2013 sebanyak

102 orang ( 0.11 % ) turun dibandingkan tahun 2012 sebesar 0.20 %,

tahun 2011 sebesar 0,21% dan tahun 2010 sebanyak 0,21%. Balita Gizi

buruk mendapat perawatan sebanyak 100 %.

3.9 Desa dengan Garam Beryodium yang Baik

Persentase desa/kelurahan dengan garam beryodium yang

baik, menggambarkan identitas mutu garam beryodium yang

2010 2011 2012 2013

Jml Balita Gibur 0,21 0,21 0,2 0,11

0,21 0,210,2

0,11

0

0,05

0,1

0,15

0,2

0,25

Page 50: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

49

dikonsumsi penduduk di suatu desa/kelurahan, dimana pada tahun

2013 sebanyak 38,69 %, tahun 2012 sebesar 19.46 % tahun 2011

( 21,92%).

D

Gambar 4.9 Cakupan Desa dengan Garam beryodium

Dari 29 Puskesmas yang ada di Kabupaten Pati konsumsi

garam beryodium tertinggi di Puskesmas Pucakwangi I ( 100 % ) dan

terendah (0% ) di Puskesmas Wedarijaksa I, wedarijaksa II dan

winong II

5) Pelayanan Keluarga Berencana

a. Peserta Keluarga Berencana Baru

Peserta Keluarga Berencana (KB) baru adalah Pasangan

Usia Subur (PUS) yang baru pertama kali menggunakan salah

satu cara/alat dan/atau PUS yang menggunakan kembali salah

satu cara/alat kontrasepsi setelah mereka berakhir masa

kehamilannya.

Jumlah pasangan usia subur ( PUS ) di kabupaten Pati tahun

2013 sebanyak 270.491 orang, turun dibandingkan tahun 2012

sebanyak 271.139 orang. Peserta KB baru di Kabupaten Pati tahun

2013 sebanyak 12.9 % naik dibandingkan tahun 2012 sebanyak 5.8%.

Peserta KB baru menggunakan kontrasepsi sebagai berikut :

2010 2011 2012 2013

Desa dg Garam beryodium

13,79 21,92 19,46 38,69

13,79

21,9219,46

38,69

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Page 51: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

50

Gambar 4.10 Peserta KB Baru di Kabupaten Pati Tahun 2013

Sebagian besar peserta KB baru mempergunakan

kontrasepsi non MKJP yang membutuhkan pembinaan secara rutin

dan berkelanjutan untuk menjaga kelangsungan pemakaian

kontrasepsi. Proporsi pemakai kontrasepsi suntikan cukup besar

yaitu 67,2%, hal tersebut dapat difahami karena akses untuk

memperoleh pelayanan suntikan relatif lebih mudah, sebagai

akibat tersedianya jaringan pelayanan sampai di tingkat

desa/kelurahan sehingga dekat dengan tempat tinggal peserta KB.

Partisipasi pria (bapak) untuk menjadi peserta KB aktif

dengan mempergunakan kontrasepsi MOP (hanya 0,04%) dan

kondom (hanya 4,1%), karena terbatasnya pilihan kontrasepsi yang

disediakan bagi pria, dan sebagian pria masih beranggapan

bahwa KB merupakan urusan ibu (istri), sehingga ibu (istri) yang

menjadi sasaran.

b. Peserta KB Aktif

Peserta KB aktif adalah akseptor yang pada saat ini memakai

kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan atau mengakhiri

kesuburan. Cakupan peserta KB aktif adalah perbandingan antara

jumlah peserta KB aktif dengan PUS di satu wilayah kerja pada kurun

waktu tertentu. Cakupan peserta KB aktif menunjukkan tingkat

pemanfaatan kontrasepsi di antara PUS.

18,4

4,1

3,6

67,2

0,042,3 4,4

Peserta KB Baru

Pil

Kondom

IUD

suntik

MOP

MOW

Implan

Page 52: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

51

Cakupan peserta KB aktif di Kabupaten Pati tahun 2013

sebesar 81,8%, mengalami penurunan dibandingkan dengan

pencapaian tahun 2012 (82,8%). Angka ini sudah mencapai target

SPM sebesar 70%. Cakupan tertinggi di Kecamatan Dukuhseti

(90,7%) dan terendah di Kecamatan Batangan (74,9%).

6) Pelayanan Imunisasi

a. Persentase Desa yang Mencapai “Universal Child Immunization”

(UCI)

Strategi operasional pencapaian cakupan tinggi dan merata

berupa pencapaian Universal Child Immunization (UCI) desa yang

berdasarkan indikator cakupan BCG, DPT-HB 3, Polio 4 dan

Campak dengan cakupan minimal 85 % dari jumlah sasaran bayi

di desa. Pencapaian UCI desa tahun 2013 (100%) mengalami

peningkatan dibandingkan dengan tahun 2012 (99,5%).

b. Cakupan Imunisasi bayi

Upaya untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan

kematian bayi serta anak balita dilaksanakan program imunisasi

baik program rutin maupun program tambahan/suplemen untuk

penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I)

seperti TBC, Difteri, Pertusis, Tetanus, Polio, Hepatitis B, dan

Campak. Bayi seharusnya mendapat imunisasi dasar lengkap

yang terdiri dari BCG 1 kali, DPT-HB 3 kali, Polio 4 kali, HB Uniject 1

kali dan campak 1 kali. Sebagai indikator kelengkapan status

imunisasi dasar lengkap bagi bayi dapat dilihat dari hasil cakupan

imunisasi campak, karena imunisasi campak merupakan imunisasi

yang terakhir yang diberikan pada bayi umur 9 (sembilan) bulan

dengan harapan imunisasi sebelumnya sudah diberikan dengan

lengkap (BCG, DPT-HB, Polio, dan HB). Selain pemberian imunisasi

rutin, program imunisasi juga melaksanakan program imunisasi

tambahan/suplemen yaitu Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) DT,

Page 53: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

52

BIAS Campak yang diberikan pada semua usia kelas I

SD/MI/SDLB/SLB, sedangkan BIAS TD diberikan pada semua

anak usia kelas II dan III SD/MI/SDLB/SLB, Backlog Fighting

(melengkapi status imunisasi).

Cakupan imunisasi dasar lengkap bayi di Kabupaten Pati

dari semua antigen sudah mencapai target minimal nasional

(85%). Jumlah sasaran bayi pada tahun tahun 2013 adalah

19.128 menurun dibanding tahun 2012 sebanyak 19.704.

Sedangkan cakupan masing-masing jenis imunisasi tahun 2013

adalah sebagai berikut BCG (96,8%), DPT-HB1 (101,1%),

DPT-HB3 (103,3%), Polio 4 (102,2%) dan Campak (102,6%). Hal ini

mengalami peningkatan bila dibanding tahun 2012 dengan BCG

(100,7%), DPT-HB1 (99,1%), DPT-HB3 (100,5%), Polio 3

(100.9%) dan Campak (100,8%).

Gambar 4.11 Cakupan Imunisasi Bayi Kabupaten Pati

Tahun 2010-2013

c. Drop Out Imunisasi DPT1-Campak

Dalam rangka mencapai dan mempertahankan UCI desa, analisis

PWS harus diikuti dengan tindak lanjut. Dengan grafik PWS akan

terlihat dan dapat dianalisis cakupan dan kecenderungan setiap

BCG

DPT+HB3

CAMPAK

0

50

100

150

200

2010 2011 2012 2013

98

,48

10

5

10

0,7

17

3

10

2

10

6,2

99

,1

10

1,110

3

10

0,5

10

3,3

84

,55

98

,83

10

0,9

17

8,3

9

99

,7

10

0,6

10

0,8

10

2,6

BCG DPT+HB1 DPT+HB3 POLIO CAMPAK

Page 54: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

53

bulan, maka dapat segera diketahui kekurangan cakupan dan

beban yang harus dicapai setiap bulan pada periode berikutnya.

Untuk kecenderungan cakupan setiap bulan dapat diketahui

dengan indikator Drop Out (DO). Indikator DO di Jawa Tengah

disepakati maksimal 5 % atau ( - 5 % ). Tahun 2013 DO di Kabupaten

Pati sebanyak -1.43 %.

d. WUS Mendapat Imunisasi TT

Maternal and Neonatal Tetanus Elimination (MNTE)

merupakan program eliminasi tetanus pada neonatal dan wanita usia

subur termasuk ibu hamil. Menurut WHO, tetanus maternal dan

neonatal dikatakan tereliminasi apabila hanya terdapat kurang dari

satu kasus tetanus neonatal per 1.000 kelahiran hidup di setiap

kabupaten. Strategi yang dilakukan untuk mengeliminasi tetanus

neonatorum dan maternal adalah 1) pertolongan persalinan yang

aman dan bersih; 2) cakupan imunisasi rutin TT yang tinggi dan

merata; dan 3) penyelenggaraan surveilans Tetanus Neonatorum.

Jumlah ibu hamil 2013 di Kabupaten Pati sebanyak 20.868, yang

mendapat TT-1 sebesar 69.7%, TT-2 sebesar 72,3%, TT-3

sebesar 11,0%, TT-4 sebesar 9,2 % dan TT-5 sebesar 6,8% dan

TT2+ sebanyak 99,2%.

7) Pelayanan Kesehatan Gigi

a. Rasio Tambal Cabut Gigi Tetap

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas meliputi

kegiatan pelayanan dasar gigi dan upaya kesehatan gigi sekolah.

Kegiatan pelayanan dasar gigi adalah tumpatan (penambalan) gigi

tetap dan pencabutan gigi tetap. Indikasi dari perhatian

masyarakat adalah bila tumpatan gigi tetap semakin bertambah

banyak berarti masyarakat lebih memperhatikan kesehatan gigi

yang merupakan tindakan preventif, sebelum gigi tetap betul betul

rusak dan harus dicabut. Pencabutan gigi tetap adalah tindakan

Page 55: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

54

kuratif dan rehabilitatif yang merupakan tindakan terakhir yang

harus diambil oleh seorang pasien.

Jumlah tumpatan gigi tetap tahun 2013 sebanyak 2.074,

sementara jumlah pencabutan gigi tetap sebanyak 6.514. Data

tersebut menandakan bahwa motivasi masyarakat dalam

mempertahankan gigi geliginya belum maksimal, oleh karena itu

masih diperlukan penyuluhan yang terus menerus agar masyarakat

memeriksakan giginya secara teratur. Melalui pemeriksaan gigi ini

dapat mengontrol fungsi kunyah gigi agar tetap baik, sehingga

sistim pencernaan semakin bagus, yang pada akhirnya kesehatan

secara umum akan meningkat dan diharapkan di tahun-tahun

mendatang jumlah pencabutan gigi tetap trennya semakin

menurun. Rasio tumpatan dan pencabutan gigi tetap tahun 2013

sebesar 0,3 %. Hal tersebut menunjukan bahwa masih banyak

masyarakat yang melakukan pencabutan gigi dibandingkan

melakukan tumpatan gigi tetap.

Beberapa Puskesmas yang pencabutan giginya jauh lebih

banyak dibandingkan tumpatan giginya (rasio rendah),

menandakan bahwa masyarakat di wilayah Puskesmas yang

bersangkutan masih kurang memperhatikan kesehatan gigi dan

mulut dan kemungkinan frekuensi penyuluhan kesehatan gigi dan

mulut yang dilakukan oleh petugas kesehatan di setiap lini, baik

yang dilakukan didalam maupun diluar gedung masih sangat

minim. Puskesmas dengan rasio terendah adalah Puskesmas Juwana

0,2 (tumpatan 172, pencabutan 910). Puskesmas yang rasionya

tinggi (penumpatan lebih banyak dibandingkan dengan

pencabutan) yaitu Puskesmas Pati I (28,4 % ).

b. Murid SD/MI Mendapat Pemeriksaan Gigi dan Mulut

Kegiatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut lainnya

adalah Upaya Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) yang merupakan

upaya promotif dan preventif kesehatan gigi khususnya untuk

anak sekolah. Kegiatan UKGS meliputi pemeriksaan gigi pada

Page 56: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

55

seluruh murid untuk mendapatkan murid yang perlu perawatan gigi,

kemudian melakukan perawatan pada murid yang memerlukan.

Prosentase jumlah murid yang diperiksa untuk tahun 2013

(22,6%), dan masih ada beberapa Puskesmas yang belum

melaporkan datanya. Beberapa Puskesmas mempunyai cakupan

sangat rendah, seperti Puskesmas Jaken (5,9%) dan masih ada

beberapa Puskesmas yang mempunyai cakupan tertinggi adalah

Puskesmas Tambakromo (96,9%).

c. Murid SD/MI Mendapat Perawatan Gigi dan Mulut

Jumlah Murid SD/MI diperiksa dan memerlukan perawatan

tahun 2013 sebanyak 7.710 anak. Cakupan perawatan gigi dan

mulut murid SD/MI di Kabupaten Pati tahun 2013 sebesar 51,5%

d. Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut

Pelayanan kesehatan usia lanjut yaitu pelayanan penduduk usia

60 tahun ke atas yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai

dengan standar oleh tenaga kesehatan, baik di puskesmas maupun

di posyandu/kelompok usia lanjut. Cakupan pelayanan kesehatan

usia lanjut di Kabupaten Pati tahun 2013 sebesar 90,17%.

Puskesmas dengan cakupan tertinggi (100%) adalah Puskesmas

sukolilo I,Sukolilo II, Tambakromo, Winong I, Juwana, Jakenan, Pati I,

Pati II, Gabus I, Gabus II, Margorejo, Gembong, Wedarijaksa I,

Margoyoso I, margoyoso II, Gunungwungkal dan Cluwak. Puskesmas

dengan cakupan terendah adalah Puskesmas Dukuhseti ( 44.84 % ).

8) Pelayanan Dawat Darurat dan Kejadian Luar Biasa

a. Pelayanan Gawat Darurat Level I yang Harus Diberikan Pelayanan

Kesehatan (RS) di Kabupaten/Kota

Sarana kesehatan dengan kemampuan pelayanan gawat

darurat yang dapat diakses masyarakat merupakan sarana

kesehatan yang telah mempunyai kemampuan untuk

melaksanakan pelayanan gawat darurat sesuai standar dan dapat

Page 57: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

56

diakses oleh masyarakat dalam kurun waktu tertentu. Kemampuan

pelayanan gawat darurat yang dimaksud adalah upaya cepat dan

tepat untuk segera mengatasi puncak kegawatan yaitu henti

jantung dengan Resusitasi Jantung Paru Otak (Cardio–

Pulmonary–Cebral–Resucitation) agar kerusakan organ yang

terjadi dapat dihindarkan atau ditekan sampai minimal dengan

menggunakan Bantuan Hidup Dasar (Basic Life Support/BLS) dan

Bantuan Hidup Lanjut (ALS). Sarana kesehatan yang dimaksud

dalam hal ini adalah rumah bersalin, puskesmas, dan rumah sakit

baik rumah sakit umum, jiwa maupun khusus.

Gambar 4.12 Sarana kesehatan dengan kegawatdaruratan di

Kabupaten Pati

Puskesmas rawat inap dengan kemampuan pelayanan

gawat darurat yang dapat diakses masyarakat di kabupaten Pati

tahun 2013 sebanyak 6 atau 20,7%, sama dibandingkan dengan

2012 dari seluruh Puskesmas yang ada.

Sedangkan rumah sakit baik umum, dan khusus, semua sudah

mempunyai kemampuan gawat darurat. Jumlah Rumah Sakit Umum

dengan kemampuan 100%.

0

1

2

3

4

5

6

7

8

RSU RS khusus Puskesmas

8

1

6

8

1

6

8

1

6

7

1

6

2010

2011

2012

2013

Page 58: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

57

b. Desa/Kelurahan Terkena Kejadian Luar Biasa yang Ditangani <24 jam

Kejadian luar biasa (KLB) adalah timbulnya atau

meningkatnya kejadian kesakitan dan atau kematian yang

bermakna secara epidemiologis pada suatu desa/kelurahan dalam

jangka waktu tertentu. Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit menular

dan keracunan masih merupakan salah satu masalah kesehatan

masyarakat di Jawa Tengah. Tingginya frekuensi KLB seperti

Demam Berdarah Dengue (DBD), Chikungunya, Acute Flacid

Paralisys (AFP), Keracunan Makanan, Difteri, Campak, Diare,

bencana serta munculnya penyakit baru seperti Avian Influenza

(Flu Burung), disamping menimbulkan korban kesakitan dan

kematian juga berdampak pada situasi sosial ekonomi masyarakat

secara umum (keresahan masyarakat, produktivitas menurun).

Kondisi tersebut menuntut upaya atau tindakan secara cepat dan

tepat (kurang dari 24 jam) untuk menanggulangi setiap KLB serta

melaporkan kepada tingkat administrasi kesehatan.

Gambar 4.13 Distribusi KLB menurut jumlah Desa terserang

Dilihat dari gambar 4.10 diatas dapat dilihat bahwa jumlah

desa/kelurahan yang terkena KLB di Kabupaten Pati mengalami

kenaikan di tahun 2013.

2010 2011 2012 2013

Desa/Kel Terkena KLB

2 4 3 9

2

43

9

0

2

4

6

8

10

Page 59: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

58

Data frekuensi KLB penyakit menular, keracunan makanan dan

bencana tahun 2013 sebanyak 8 kasus yang tersebar di 8

Puskesmas, 9 desa di Kabupaten Pati. Frekuensi tertinggi KLB

keracunan makanan sebanyak 6 kasus, leptospirosis 1 kasus dan

malaria 1 kasus.

c. Jumlah Penderita dan Kematian pada Kejadian Luar Biasa

Jumlah penduduk terkena KLB tahun 2013 sebanyak 118

jiwa. Jumlah kematian tidak ada.

9) Kegiatan Penyuluhan Kesehatan

Kegiatan penyuluhan yang dilakukan dibagi menjadi

penyuluhan kelompok dan penyuluhan massa. Penyuluhan kelompok

pada tahun 2013 sebanyak 696 kali, sedangkan penyuluhan rumah

tangga sebanyak 87 kali. Kegiatan penyuluhan ini semua puskesmas

sama karena memang baru program yang dilaksanakan belum ada

penyuluhan yang sifatnya mandiri dari puskesmas ( inisiatif Puskesmas ).

B. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan

1. Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar

Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,

pemerintah telah berupaya mengembangkan berbagai upaya

kesehatan, salah satunya adalah dengan mengembangkan suatu

upaya kesehatan melalui program jaminan kesehatan. Program ini

dikembangkan dengan tujuan merubah pola pembayaran langsung

(out of pocket) yang biasanya dibayar setelah pelayanan diberikan

menjadi penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan yang paripurna

berdasarkan asas usaha bersama dan kekeluargaan, yang

berkesinambungan dan dengan mutu terjamin serta pembiayaan yang

dilaksanakan pra upaya.

Di Indonesia, ada dua kelompok peserta jaminan pemeliharan

kesehatan yaitu kelompok penduduk non maskin yang membayar

sendiri premi jaminan pemeliharaan kesehatannya dan kelompok

maskin yang ditanggung oleh pemerintah. Sedangkan untuk

Page 60: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

59

masyarakat miskin, pemerintah menyelenggarakan Program Jaminan

Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), di mana semua biaya

pemeliharaan kesehatan untuk masyarakat miskin ini semua

ditanggung oleh pemerintah. Selain Jamkesmas Kabupaten Pati juga

menyelenggarakan jaminan Jmainan Kesehatan Daerah ( Jamkesda )

dengan tujuan agar masyarakat miskin yang belum tercakup

jamkesmas bisa tercakup jamkesda.

Di Kabupaten Pati pada tahun 2013, kepesertaan jaminan

kesehatan penduduk berdasarkan kepesertaannya adalah Jamkesmas

sebesar 47,20 %, Askes PNS sebesar 7,34 %, Jamsostek sebesar 1,33

%, Asabri/TNI /Polri sebesar 0,45 % dan Jamkesda sebesar 21,09 %.

Gambar.4.14 Cakupan Kepesertaan JPK Pra bayar Kab. Pati

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah

mencanangkan “Universal Coverage” kepesertaan Jaminan

Pemeliharaan Kesehatan pada tahun 2014 yang berarti bahwa seluruh

penduduk di Indonesia pada tahun 2014 harus memiliki Jaminan

Pemeliharaan Kesehatan. Terdapat dua cara pembayaran premi yaitu

untuk masyarakat non miskin premi dibayar sendiri oleh peserta,

sedangkan untuk masyarakat miskin, premi dibayarkan oleh pemerintah.

2. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan Masyarakat Miskin

Pelayanan kesehatan yang diberikan bagi pasien

masyarakat miskin dan tidak mampu meliputi pelayanan kesehatan di

Puskesmas dan di rumah sakit. Pelayanan kesehatan di Puskesmas

7,34

47,2

21,09

0,45 1,33

Askes

Jamkesmas

Jamkesda

TNI/Polri

Jamsostek

Page 61: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

60

meliputi rawat jalan tingkat pertama, rawat inap tingkat pertama,

persalinan normal di Puskesmas dan jaringannya, pelayanan gawat

darurat, dan pelayanan transport untuk rujukan bagi pasien.

Sedangkan pelayanan di rumah sakit meliputi rawat jalan tingkat

lanjut, rawat inap tingkat lanjut, pelayanan obat dan bahan habis pakai,

pelayanan penunjang medik, serta pelayanan tindakan dan operasi.

Jumlah masyarakat miskin dan hampir miskin pada tahun 2013

sebanyak 814.488 orang. Masyarakat miskin yang mendapatkan

pelayanan kesehatan rawat jalan di sarana pelayanan strata 1

sebesar 636.985 (78,2%)sedangkan di sarana pelayanan strata 2 dan

strata 3 sebesar 606 (0,1%).

3. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap di Sarana Pelayanan

Kesehatan

Cakupan rawat jalan adalah cakupan kunjungan rawat jalan

baru di sarana pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta di satu

wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Cakupan kunjungan rawat

jalan ini meliputi kunjungan rawat jalan di Puskesmas, kunjungan rawat

jalan di rumah sakit, dan kunjungan rawat jalan di sarana pelayanan

kesehatan lain. Cakupan kunjungan rawat jalan di Kabupaten Pati

pada tahun 2013 sebesar 104,41%. Adapun angka 10 besar penyakit

rawat jalan adalah sebagai berikut :

10 BESAR PENYAKIT TAHUN 2013

NO NAMA PENYAKIT ICD Total

1 Nasoparyngitis Akut (ISPA) JOO 83,469

2 Artritis tak Spesifik M3 39,950

3 Dermatitis kontak alergi L23 30,897

4 Rheumotoid artritis lain M06 25,666

5 Gastritis K29 20,074

6 Influenza, virus tak teridentifikasi J11 14,526

7 Conjungtivitis H10 11,378

8 Hipotensi I96 10,898

9 Diare dan Gastroenteritis non Spesifik A09 10,860

10 Carries Gigi K02 7,889

Gambar 4.15 Data 10 besar penyakit rawat jalan di Puskesmas

Page 62: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

61

Cakupan rawat inap adalah cakupan kunjungan rawat inap baru

di sarana pelayanan kesehatan swasta dan pemerintah di satu

wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Cakupan kunjungan rawat inap

ini meliputi kunjungan rawat inap di Puskesmas, kunjungan rawat inap

di rumah sakit, dan kunjungan rawat inap di sarana pelayanan

kesehatan lain. Cakupan rawat inap di sarana kesehatan di Kabupaten

Pati tahun 2013 sebesar 5,17%.

4. Jumlah Kunjungan Gangguan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan

Pelayanan gangguan jiwa adalah pelayanan pada pasien

yang mengalami gangguan kejiwaan, yang meliputi gangguan pada

perasaan, proses pikir, dan perilaku yang menimbulkan penderitaan

pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran sosialnya.

Data yang masuk untuk pelayanan kesehatan jiwa di

Puskesmas dan Rumah Sakit Umum yang mempunyai klinik jiwa.

Permasalahan yang ada saat ini adalah karena belum tersedia

tenaga medis jiwa dan tidak banyak kasus jiwa di masyarakat yang

berobat di sarana pelayanan kesehatan. Dari permasalahan tersebut,

upaya yang perlu dilakukan adalah peningkatan pembinaan program

kesehatan jiwa di sarana kesehatan pemerintah dan swasta,

pelatihan/refreshing bagi dokter dan paramedis Puskesmas terutama

upaya promotif dan preventif, serta meningkatkan pelaksanaan sistem

monitoring dan evaluasi pencatatan dan pelaporan program kesehatan

jiwa.

Jumlah kunjungan gangguan jiwa tahun 2013 di Kabupaten

Pati sebanyak 12.276. Kunjungan terbanyak di rumah sakit Soewondo

yaitu 2.562 kunjungan (20,6%) sedangkan kunjungan terbanyak di

Puskesmas yaitu di Puskesmas cluwak sebanyak 251 kunjungan.

Page 63: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

62

5. Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit

a. Angka Kematian Umum Penderita Yang Dirawat di RS / Gross

Death Rate (GDR)

Angka kematian umum penderita yang dirawat di RS/GDR

(Gross Death Rate) berguna untuk mengetahui mutu

pelayanan/perawatan di Rumah Sakit. Semakin rendah GDR,

berarti mutu pelayanan rumah sakit semakin baik. Angka yang

dapat ditolerir untuk GDR ini maksimum 45.

GDR rata-rata di Kabupaten Pati pada tahun 2013 sebesar 2,6

berarti masih di bawah angka yang dapat ditolerir. Hal ini lebih baik bila

dibandingkan tahun 2012 dimana angka GDR berada pada nilai

3,0. Dari 7 RS yang melapor, semuanya mempunyai nilai GDR

masih di bawah angka yang dapat ditolerir (baik).

b. Angka Kematian Penderita Yang Dirawat < 48 Jam / Net Death

Rate (NDR)

Angka Net Death Rate (NDR) adalah untuk mengetahui mutu

pelayanan atau perawatan rumah sakit. Semakin rendah NDR suatu

rumah sakit, berarti bahwa mutu pelayanan/perawatan rumah sakit

tersebut makin baik. Nilai NDR yang dapat ditolerir adalah 25 per

1.000 penderita keluar. Rata-rata NDR di Kabupaten Pati tahun

2013 sebesar 1,1 berarti masih baik karena belum melampaui batas

yang bisa ditolerir. Angka NDR di Kabupaten Pati semakin membaik

bila dibandingkan dengan NDR tahun 2012 sebesar 1,3.

Dari 7 rumah sakit yang melapor, tidak ada yang mempunyai

nilai NDR melebihi angka yang dapat ditolerir. Berdasarkan data GDR

dan NDR tersebut berarti pada tahun 2013 terjadi peningkatan

mutu pelayanan atau perawatan di rumah sakit.

6. Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah Sakit

Dalam menentukan peningkatan sarana rumah sakit,

indikator yang digunakan antara lain dengan melihat perkembangan

fasilitas perawatan, diukur dengan jumlah rumah sakit dan tempat

tidur serta rasio terhadap jumlah penduduk. Pada tahun 2013 jumlah

Page 64: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

63

rumah sakit di Kabupaten Pati menurut jenis dan kepemilikannya adalah

sebagai berikut :

Gambar 4.16 Data Rumah Sakit di kab. Pati

a. Pemakaian Tempat Tidur/Bed Occupancy Rate (BOR)

BOR merupakan persentase pemakaian tempat tidur pada

satu satuan waktu tertentu. Indikator ini dipergunakan untuk menilai

kinerja rumah sakit dengan melihat persentase pemanfaatan tempat

tidur rumah sakit atau Bed Occupation Rate (BOR). Angka BOR

yang rendah menunjukkan kurangnya pemanfaatan fasilitas

perawatan rumah sakit oleh masyarakat. Angka BOR yang tinggi

(>85%) menunjukan tingkat pemanfaatan tempat tidur yang tinggi,

sehingga perlu pengembangan rumah sakit atau penambahan tempat

tidur. BOR yang ideal untuk suatu rumah sakit adalah antara

60% sampai dengan 80%.

Pada tahun 2013, rata-rata BOR di Kabupaten Pati sebesar

65,59 %, Meningkat dibandingkan tahun 2012 sebesar 61,21 % dan

masuk kategori BOR ideal. Dari 7 rumah sakit 1 RS dan 1

Puskesmas rawat inap ( 16,6 % ) yang mempunyai tingkat

pemanfaatan sangat tinggi diatas maksimal occupancy rate, 3 RS

(37,5%) dan 2 Puskesmas mempunyai BOR yang dianggap cukup

ideal, 3 RS (37,5%) dan 3 puskesmas ( 50 % ) tingkat pemanfaatannya

masih kurang, dan 1 RS (12,5%) tidak mengirimkan laporan.

1

24

Rumah Sakit

TNI/Polri

Pem.Kab

Swasta

Page 65: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

64

b. Rata-rata Lama Rawat Seorang Pasien/Average Length of Stay

(ALOS)

Rata-rata lama rawat seorang pasien yang secara

umum/Average Length of Stay (ALOS) yang ideal adalah antara 6

– 9 hari. Rata-rata lama rawat seorang pasien di RS se Kabupaten

Pati tahun 2013 adalah 3,60 hari, lebih rendah dari ALOS ideal.

Dari 7 RS dan 6 Puskesmas yang melapor, 7 rumah sakit dan 5

Puskesmas memnpunyai ALOS yang rendah dibawah 6.

c. Rata-rata Hari Tempat Tidur Tidak Ditempati / Turn Of Interval

(TOI)

TOI dan ALOS merupakan indikator tentang efisiensi

penggunaan tempat tidur. Semakin besar TOI maka efisiensi

penggunaan tempat tidur semakin jelek. Angka ideal untuk TOI

adalah 1 – 3 hari. Rata-rata TOI di Kabupaten Pati tahun 2013

adalah 1,9 hari, berada dalam kisaran TOI ideal dan mengalami

peningkatan efisiensi penggunaan tempat tidur dari tahun 2012

dimana TOI adalah 2,00 hari.

Dari 7 RS dan 6 Puskesmas yang lapor, 1 RS mempunyai nilai

TOI lebih tinggi dari pada nilai ideal, 1 RS mempunyai nilai TOI lebih

kecil dari nilai ideal, dan 3 RS mempunyai nilai TOI ideal. Jumlah

RS yang mempunyai nilai TOI ideal sama dengan tahun 2012.

C. Perilaku Hidup Masyarakat.

1. Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah tangga merupakan

upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar sadar, mau

dan mampu melakukan PHBS dalam memelihara dan meningkatkan

kesehatannya, mencegah risiko terjadinya penyakit dan melindungi diri

dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan

Page 66: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

65

masyarakat. Yang dimaksud rumah tangga sehat adalah proporsi rumah

tangga yang memenuhi minimal 11 indikator dari 16 indikator PHBS

tatanan rumah tangga. Adapun 16 indikator PHBS tatanan Rumah tangga

tersebut meliputi:

a. Variabel KIA dan GIZI: persalinan nakes; ASI Eksklusif; penimbangan

balita; gizi seimbang, pemeriksaan kehamilan.

b. Variabel KESLING: air bersih; jamban; sampah; kepadatan hunian;

lantai rumah.

c. Variabel GAYA HIDUP: aktifitas fisik; tidak merokok; cuci

tangan;kesehatan gigi dan mulut; miras/narkoba

d. Variabel UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT: Jaminan

Pemeliharaan Kesehatan (JPK) dan Pemberantasan Sarang Nyamuk

(PSN).

Berdasarkan data hasil pengkajian PHBS Tatanan Rumah

Tangga yang dilaporkan oleh Puskesmas di Kabupaten Pati tahun

2013 dari 387.771 rumah tangga yang ada, diperiksa 152.829

rumah tangga (39,4%) naik apabila dibandingkan dengan tahun 2012

dengan jumlah rumah tangga 387.771 dan yang diperiksa sejumlah

30.034 rumah tangga (7,7%). Cakupan tertinggi diatas 90% dicapai

oleh 8 Puskesmas yaitu Puskesmas Gabus I ( 100 % ), Margorejo (

100 % ), Kayen ( 90.3% ), Winong II ( 92 % ), Pati I ( 94 % ), Tlogowungu

( 92 % ), Cluwak ( 95 % ), dan Trangkil ( 90 % ). Sedangkan cakupan

terendah adalah Puskesmas Tayu II ( 30.9 % ). Perubahan perilaku

tidak dapat terjadi dalam waktu singkat, tetapi memerlukan proses

yang panjang termasuk didalamnya perlu upaya pemberdayaan

masyarakat yang berkesinambungan.

D. Pembinaan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar

Lingkungan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap derajat

kesehatan, disamping perilaku dan pelayanan kesehatan. Program Lingkungan

Sehat bertujuan untuk mewujudkan mutu lingkungan hidup yang lebih

sehat melalui Program lingkungan sehat bertujuan untuk mewujudkan mutu

Page 67: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

66

lingkungan hidup yang lebih sehat melalui pengembangan sistem kesehatan

kewilayahan untuk menggerakkan pembangunan lintas sektor berwawasan

Kesehatan. Adapun kegiatan pokok untuk mencapai tujuan tersebut meliputi

Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar

Pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan

Pengendalian dampak resiko lingkungan

Pengembangan wilayah sehat

Pencapaian tujuan penyehatan lingkungan merupakan akumulasi berbagai

pelaksanaan kegiatan dan berbagai lintas sektor, peran swasta dan masyarakat

dimana pengelolaan kesehatan lingkungan merupakan penanganan yang

paling kompleks, kegiatan tersebut sangat berkaitan antara satu dengan yang

lainnya yaitu dari hulu berbagai lintas sektor ikut serta berperan baik kebijakan

dan pembangunan fisik. Adapun kegiatan yang telah dilaksanakan di Dinas

Kesehatan Kabupaten Pati adalah

1. Rumah sehat

Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang

berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan

keluarga. Rumah haruslah sehat dan nyaman agar penghuninya dapat

berkarya untuk meningkatkan produktivitas. Konstruksi rumah dan

lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor

risiko penularan berbagai jenis penyakit khususnya penyakit berbasis

lingkungan seperti Demam Berdarah Dengue, Malaria, Flu Burung, TBC,

ISPA dan lain - lain.

Pada tahun 2013 Jumlah rumah seluruhnya 339.513 rumah yang

diperiksa 339.513 ( 100 % ) dari jumlah rumah yang diperiksa dan

dinyatakan sehat 201.735 ( 59,42 % ) naik dibandingkan dengan tahun

2012 jumlah rumah seluruhnya 339.513 sedangkan jumlah yang diperiksa

dan dinyatakan sehat 197.551 (58,19%) dibandingkan tahun 2011 jumlah

rumah yang ada 344.334 diperiksa 258.321 (75,02%) dan dinyatakan sehat

145.452 (56,31%). Tahun 2010 jumlah rumah yang ada 341.865 diperiksa

125.702 (36,77%) dan dinyatakan sehat 81.577 (65%).

Page 68: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

67

Gambar 4.17 Cakupan Rumah sehat di Kab. Pati

Tahun 2010-2013

2. Persentase Rumah/Bangunan yang Diperiksa Jentik Nyamuk Aedes

Jumlah rumah di Kabupaten Pati tahun 2013 sebanyak

339.513 diperiksa jentik nyamuknya sebanyak 339.513 (100%), yang

bebas jentik nyamuk Aedes aegypti sebanyak 305.672 rumah

(90.03%) lebih banyak dibandingkan tahun 2012 sejumlah 280.657

rumah (82,66%). Cakupan angka bebas jentik ini masih dibawah target

95%. Oleh karena itu gerakan pemberantasan sarang nyamuk dengan 3

M Plus (Menguras, Menutup, Mengubur dan Plusnya adalah Mencegah

Gigitan Nyamuk), bila memungkinkan pemakaian ulang kaleng, ban untuk

pot dan lain - lain harus selalu digerakkan secara optimal, mengingat

kasus Demam Berdarah yang cenderung meningkat dan bertambah

luasnya wilayah yang terjangkit.

3. Persentase Keluarga menurut Jenis Sarana Air Bersih yang Digunakan

Adanya perubahan paradiqma dalam pembangunan sektor air

minum dan penyehatan lingkungan dalam penggunaan prasarana dan

sarana yang di bangun melalui kebijakan air minum dan penyehatan

lingkungan oleh Bappenas, Departemen Kesehatan, Depdagri serta

Departemen PU memberikan dampak cukup signifikan terhadap

penyelenggaraan kegiatan penyediaan air bersih dan sanitasi.

2010 2011 2012 2013

Rumah Sehat 65 75,02 58,19 59,42

65

75,02

58,19 59,42

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Page 69: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

68

Strategi pelaksanaan diantaranya, meliputi penerapan pendekatan

tanggap kebutuhan, peningkatan sumber daya manusia, kampanye

kesadaran masyarakat, upaya peningkatan penyehatan lingkungan,

pengembangan kelembagaan dan penguatan sistem monitoring serta

evaluasi pada semua tingkatan proses pelaksanaan menjadi acuan pola

pendekatan kegiatan penyediaan Air Bersih dan Sanitasi.

Negara menjamin hak setiap orang untuk mendapatkan air bagi

kebutuhan pokok minimal sehari – hari guna memenuhi kehidupan

yang sehat, bersih dan produktif (UU No. 7 Tahun 2004, pasal 10).

Namun pada kenyataannya persentase penduduk miskin masih tinggi,

sehingga kemampuan untuk mendapat akses ke sarana penyediaan air

minum yang memenuhi syarat masih terbatas.

Masyarakat berpenghasilan rendah, ternyata membayar lebih

besar untuk memperoleh air daripada masyarakat berpenghasilan tinggi, hal

ini menunjukkan ketidakadilan dalam mendapatkan akses pada air

minum. Walaupun terdapat program – program air minum dan sanitasi

untuk masyarakat berpenghasilan rendah, namun akses terhadap air

minum belum menunjukkan peningkatan yang berarti. Perlu dukungan

kebijakan yang lebih fokus untuk penyediaan sanitasi dan air minum bagi

masyarakat berpenghasilan rendah.

Dari data yang ada tahun 2013 jumlah kelurga yang ada 387.771

akses air bersih 387.771 ( 100 % ) dengan perincian, Ledeng 32.212

(8.3%), SPT 21.101 ( 5.4% ), SGL 112.813 ( 29.1% ), Mata air 793 ( 0.2 % ),

PAH 698 ( 0.2 % ) dan lainnya 220.154 ( 56.8% ).

Page 70: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

69

Gambar 4.18 Akses Air Bersih di Kab. Pati Tahun 2013

4. Persentase Keluarga menurut Sumber Air Minum yang Digunakan

Jumlah keluarga yang diperiksa sumber air minumnya sebanyak

387.771 (100%) yang telah menggunakan sumber air minum terlindung

sebanyak 84.454 (21.84%). Keluarga yang telah menggunakan sumber

air minum terlindung tersebut, terbanyak memanfaatkan sumur terlindung

(17,7%).

5. Persentase Keluarga dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar

Kepemilikan sarana sanatasi dasar tahun 2012 yang di miliki oleh keluarga

meliputi kepemilikan jamban, tempat sampah dan pengelolaan air limbah

dari 387.771 keluarga yang diperiksa mempunyai jamban 307.704

( 79,37 % ) dan dinyatakan sehat 183.504 ( 59,62 % ), tempat sampah yang

memiliki 314.213 ( 81 % ) dinyatakan sehat 161.126 ( 51,28 % ),

pengelolaan air limbah jumlah 277.599 ( 71,59 % ) dinyatakan sehat

181.222 ( 65,28 % ).

8,35,4

29,1

0,20,2

56,8

Jenis Air Bersih

Ledeng

SPT

SGL

Mata Air

PAH

Lainnya

Page 71: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

70

Gambar 4.19 Cakupan Sanitasi Dasar di kab. Pati

Tahun 2010-2013

Dalam mendukung perubahan sanitasi total khususnya

buang air besar di sembarang tempat, telah dilakukan pemicuan

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di 29 Puskesmaas di

Kabupaten Pati untuk mendukung pencapaian wilayah stop buang air

besar di sembarang tempat dan penurunan penyakit berbasis

lingkungan, khususnya Diare. Melalui STBM terjadi perubahan perilaku

tidak buang air besar di sembarang tempat tanpa ada stimulan,

pembiayaan tidak ada subsidi dan jamban adalah private good.

4. Persentase Tempat-tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM)

Sehat

Tempat-Tempat umum adalah kegiatan bagi umum yang dilakukan

oleh badan pemerintah, swasta dan perorangan yang langsung digunakan

oleh masyarakat yang mempunyai tempat dan kegiatan tetep serta memiliki

fasilitas. Pengawasan sanitasi tempat umum bertujuan untuk mewujutkan

kondisi yang memenuhi syarat Kesehatan agar masyarakat pengunjujg

terhindar dari kemungkinan besarnya penularan penyakit serta tidak

menyebabkan gangguan terhadap kesehatah masyarakat di sekitarnya.

Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum meliputi sarana hotel, restoran

0

10

20

30

40

50

60

70

Jamban

Tempat sampahAir Limbah

44,754,2

36,5

68,168

55

58,82

51,2859,22

59,62

51,28

65,28

2010 2011 2012 2013

Page 72: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

71

atau rumah makan, pasar dan TUPM lain tahun 2013 dari jumlah hotel yang

ada 23 diperiksa 23 dinyatakan sehat 19 ( 82,61 % ), restoran/rumah makan

jumlah yang ada 546 yang diperiksa 546 ( 100 % ) dinyatakan sehat 320

( 58,61 % ), Pasar jumlah yang ada 84 yang diperiksa 84 dinyatakan sehat 13

( 15,48 % ), TUPM lain yang ada 4.673 dinyatakan sehat 1.875 ( 40,12 % ).

Tempat-tempat Umum dan Pengelolaan Makanan seluruhnya yang

diperiksa sebanyak 5.326 buah dan yang memenuhi syarat kesehatan

2.227 (41,81%).

6. Persentase Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya

Kondisi kesehatan lingkungan pada institusi meliputi sarana

pelayanan kesehatan, sarana pendidikan, instalasi pengolahan air

minum, sarana ibadah, perkantoran dan sarana lain dititik beratkan

pada aspek hygiene sarana sanitasi yang erat kaitannya dengan kondisi

fisik bangunan institusi tersebut.

Gambar 4.20 Cakupan Institusi dibina kesehatan lingkungannya

Kab. Pati Tahun 2013

Kegiatan yang dilakukan dalam meningkatkan kesehatan

lingkungan di insitusi adalah:

a. Pengendalian faktor risiko lingkungan institusi terhadap penyakit

berbasis lingkungan.

b. Pembinaan kesehatan lingkungan di institusi sekolah dan pondok

pesantren.

0

50

100

2013

92 85 82

6279 77

Sarkes

PAM

Pendidikan

Sarana Ibadah

Perkantoran

Sarana Lainnya

Page 73: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

72

BAB V

SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

A. SARANA KESEHATAN

1 . Ketersediaan Obat menurut Jenis Obat

Pada tahun 2013 dari 144 jenis obat yang dilaporkan, stock terbanyak

adalah Metampiron tablet 500 mg sebanyak 6.500.000 tablet dengan

pemakaian rata-rata perbulan 512.250 tablet, sedangkan stock obat

yang paling sedikit adalah serum ABU sebanyak 25 vial.

Tingkat kecukupan obat tertinggi adalah metampiron tablet 500 mg dan

terendah adalah serum ABU. Prosentase tingkat kecukupan obat di

Kabupaten Pati yang paling tinggi adalah fenobarbitol injeksi 50 mg/l

(500%), sedangkan paling rendah adalah Povidon iodida larutan 10 %

300 ccl (1%).

2. Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan menurut Kepemilikan/Pengelola

Sarana Pelayanan Kesehatan terdiri dari RSU, RSJ, RSB, RS

Khusus lainnya, Puskesmas Perawatan, Puskesmas Non Perawatan,

Pustu, Puskesling, RB, BP/Klinik, Praktek Dokter Bersama, Praktek

Dokter Perorangan dan Praktek Pengobatan Tradisional. Jumlah

sarana pelayanan kesehatan pada tahun 2013 Puskesmas terdiri dari :

Pukesmas Perawatan 6 buah, Pukesmas non perawatan 23 buah,

Pukesmas Pembantu 50 buah, dan Puskesmas Keliling 29 buah . Jumlah

puskesmas di Kabupaten Pati ada 29 di bandingkan jumlah penduduk di

Kabupaten Pati 1.207.399 dengan sasaran penduduk yang dilayani oleh

sebuah Puskesmas rata – rata 30.000 penduduk maka seharusnya di

Kabupaten Pati ada : 41 Pukesmas sehingga masih kurang : 12

Pukesmas yang harus dibangun di Kabupaten Pati.

Rumah sakit yang ada di Kabupaten Pati sebanyak 8 buah terdiri dari

Rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten sebanyak 2 buah, RS swasta

sebanyak 5 buah, TNI/Polri sebanyk 1 buah, rumah bersalin sebanyak 8

buah, BP/klinik sebanyak 38 buah, pengobat tradisional sebanyak 6 buah,

Page 74: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

73

apotik 98 buah, toko obat sebanyak 3 buah, posyandu sebanyak 1602

buah dan PKD/polindes sebanyak 406. Puskesmas terdiri dari : Pukesmas

Perawatan 6 buah, Pukesmas non perawatan 23 buah, Pukesmas

Pembantu 50 buah, dan Puskesmas Keliling 29 buah . Jumlah puskesmas

di Kabupaten Pati ada 29 di bandingkan jumlah penduduk di Kabupaten

Pati 1.321.175 dengan sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah

Puskesmas rata – rata 30.000 penduduk maka seharusnya di Kabupaten

Pati ada : 42 Pukesmas sehingga masih kurang : 13 Pukesmas yang

harus dibangun di Kabupaten Pati.

3. Sarana Pelayanan Kesehatan dengan Kemampuan Labkes dan Memiliki

4 Spesialis Dasar

Sarana kesehatan dengan kemampuan pelayanan laboratorium

kesehatan yang dapat diakses masyarakat adalah cakupan sarana

kesehatan yang telah mempunyai kemampuan untuk melaksanakan

pelayanan laboratorium kesehatan sesuai standar dan dapat diakses

oleh masyarakat dalam waktu tertentu. Kemampuan pelayanan

laboratorium kesehatan yang dimaksud adalah upaya pelayanan

penunjang medik untuk mendukung dalam pelayanan medik, untuk

menegakkan diagnosis dokter di rumah sakit.

Sarana kesehatan dengan kemampuan pelayanan

laboratorium yang dapat diakses masyarakat di Kabupaten Pati tahun

2013 sebesar 76,41% lebih rendah dibanding tahun 2011( 76,39%)

dengan perincian untuk RSU 100%, RS Khusus 100%, dan Puskesmas

20,68%. Rumah Sakit Umum (RSU) di Kabupaten Pati (8 RSU) baik

pemerintah maupun swasta sudah 6 RSU (75%) yang memiliki

minimal empat spesialis dasar, dimana hal ini berkaitan dengan

disyaratkannya penyelenggaraan empat pelayanan kesehatan spesialis

dasar pada perizinan pendirian sebuah rumah sakit. Sebanyak 25%

RSU lainnya hanya memiliki kurang dari 4 (empat) pelayanan dasar.

Page 75: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

74

4. Posyandu menurut Strata

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan

Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan

diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam

penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan

masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam

memperoleh pelayanan kesehatan dasar, utamanya lima program prioritas

yang meliputi (KB; KIA; Gizi; Imunisasi dan penanggulangan diare

dan ISPA) dengan tujuan mempercepat penurunan angka kematian ibu

dan bayi. Dasar penghitungan Strata/penilaian tingkat perkembangan

posyandu yang selama ini digunakan adalah:

a. Manajemen ARRIF dengan 8 indikator yang meliputi :

Frekuensi penimbangan; Rerata kader bertugas pada hari buka

Posyandu; Rerata cakupan D/S; Cakupan kumulatif KB; Cakupan

kumulatif KIA; Cakupan kumulatif imunisasi; Ada tidaknya program

tambahan dan Cakupan dana sehat

b. Penghitungan strata Posyandu secara kuantitatif berdasar Surat

Gubernur Jawa Tengah nomor 411.4/05768, tanggal 20 Februari

2007 tentang Pedoman teknis penghitungan strata Posyandu secara

kuantitatif yang dinilai meliputi:

1) Variabel Input: kepengurusan, kader,sarana, prasarana dan dana.

2) Variabel Proses : pelaksanaan program pokok, program

pengembangan dan administrasi

3) Variable Output: D/S; N/S; K/S; cakupan K4; pertolongan persalinan

oleh nakes; Cakupan peserta KB, Imunisasi; dana sehat; Fe; Vit A;

pemberian ASI eksklusif dan frekuensi penimbangan.

Page 76: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

75

Gambar. 5.1 Jumlah Posyandu di Kab. Pati Tahun 2010-2013

Dari grafik di atas, dapat dilihat bahwa jumlah Posyandu 2013

mengalami peningkatan, baik secara jumlah maupun strata posyandu

walaupun relatif kecil :

a. Posyandu Purnama

Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah dapat

melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-

rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, cakupan

kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu

menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh

sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh

masyarakat yang pesertanya masih terbatas yakni kurang dari

50% KK di wilayah kerja Posyandu. Jumlah Posyandu Purnama

tahun 2013 sebanayak 588 buah ( 36,7 % ) lebih sedikit

dibandingkan dengan tahun 2012 sebanyak 598 buah ( 37,3 % )

dengan nilai tertinggi di Puskesmas Tambakromo ( 90,91 % ).

Sebanyak 6 Puskesmas telah mencapai di atas target 40 %.

0

100

200

300

400

500

600

700

800

2010 2011 2012 2013

141 142 144

51

748 769 749782

599 597 598 588

110 110 110181

Pratama

Madya

Purnama

Mandiri

Page 77: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

76

Gambar 5.2 Persentase Posyandu Purnama di Kab. Pati Tahun 2010-2013

Kegiatan revitalisasi posyandu masih perlu mendapat

perhatian dari semua sektor/pihak terkait. Termasuk

didalamnya adalah dengan mengoptimalkan fungsi Posyandu

maupun Pokjanal Posyandu yang sudah terbentuk baik di

tingkat Kabupaten/Kota maupun Kecamatan serta Pokja Posyandu

di tingkat desa/kelurahan.

b. Posyandu Mandiri

Posyandu Mandiri adalah Posyandu sudah dapat

melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-

rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, cakupan

kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu

menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh

sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh

masyarakat yang pesertanya lebih dari 50% KK di wilayah kerja

Posyandu.

Posyandu yang mencapai Strata Mandiri tahun 2013

sejumlah 181 (11,3%) lebih tinggi dibanding tahun 2012 ( 110

buah atau 6,87%), dengan nilai tertinggi di Puskesmas Pati I

(40,37%). Pencapaian cakupan tersebut sudah melampaui target

SPM 2010 (> 2%).

2010 2011 2012 2013

Posyandu Purnama

37 37 37,3 36,7

37 37

37,3

36,7

36,4

36,6

36,8

37

37,2

37,4

Page 78: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

77

Gambar 5.3 Persentase Posyandu Mandiri di Kabupaten Pati Tahun 2010-2013

5. Upaya Kesehatan Bersumber MasyarakatUpaya Kesehatan Bersumber

Masyarakat

Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)

terdiri atas Desa Siaga, Forum Kesehatan Desa, Poskesdes,

Polindes, dan Posyandu. Total UKBM tahun 2013 adalah 2.008

buah lebih banyak dibanding tahun 2011(2.007 buah). UKBM

terbanyak adalah Posyandu sebesar 1.602 (79,78%). Poliklinik

Kesehatan Desa (PKD) adalah wujud upaya kesehatan

bersumberdaya masyarakat yang merupakan Program Unggulan dalam

rangka mewujudkan desa siaga. PKD merupakan pengembangan

dari Pondok Bersalin Desa. Dengan dikembangkannya Polindes

menjadi PKD maka fungsinya menjadi tempat untuk memberikan

penyuluhan dan konseling kesehatan masyarakat, sebagai tempat

untuk melakukan pembinaan kader/pemberdayaan masyarakat, forum

komunikasi pembangunan kesehatan di desa, memberikan pelayanan

kesehatan dasar termasuk kefarmasian sederhana dan untuk deteksi

dini serta penanggulangan pertama kasus gawat darurat.

Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki

kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah

2010 2011 2012 2013

Posyandu Mandiri

7 7 6,87 11,3

7 7 6,87

11,3

0

2

4

6

8

10

12

Page 79: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

78

dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana, dan

kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Sebuah desa dikatakan

menjadi desa siaga apabila desa tersebut telah memiliki sekurang-

kurangnya sebuah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes). Strata desa /

keluarahan siaga di Kabupaten Pati tahun 2013 adalah sebagai berikut

desa siaga Paratama sebanyak 89, madya sebanyak 156 buah, purnama

sebanyak 100 buah dan mandiri sebanyak 61 buah. Desa Siaga mandiri

terbanyak terdapat di Puskesmas Jakenan sebanyak 4 desa.

Gambar 5.4 Cakupan Desa Siaga di kab. Pati tahun 2013

6. Data Dasar Puskesmas

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas}, yang

pengelolaannya ada di bawah dinas kesehatan kabupaten/kota adalah

organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang

bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau

oleh masyarakat. Puskesmas sendiri merupakan unit pelaksana teknis

dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab

menyelenggarakan pengembangan kesehatan di suatu wilayah kerja

(Departemen Kesehatan RI, 2004).

Puskesmas terdiri dari Puskesmas Perawatan, Puskesmas Non

Perawatan, Puskesmas Pembantu, dan Puskesmas Keliling. Jumlah

Puskesmas di Kabupaten Pati tahun 2013 sebanyak 29 (termasuk 6

Puskesmas Rawat Inap). Rasio jumlah puskesmas per 30.000

penduduk pada tahun 2013 sebesar 1,448 berarti bahwa jumlah

89

156

100

61

Desa Siaga

Pratama

Madya

Purnama

Mandiri

Page 80: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

79

puskesmas belum tercukupi. Dengan rasio 1,448 maka tahun 2013

Kabupaten Pati masih kekurangan jumlah puskesmasnya, hal ini

diupayakan dapat terpenuhi dengan puskesmas pembantu dan

puskesmas keliling. Jumlah puskesmas pembantu pada tahun 2013

sebanyak 50. Pada tahun 2013 jumlah puskesmas keliling adalah 29

unit. Rasio puskesmas keliling terhadap puskesmas pada tahun 2013

adalah 1,44.

B. TENAGA KESEHATAN

Tenaga kesehatan di Kabupaten Pati tahun 2013 sejumlah 3.406

tenaga yang terdiri dari tenaga medis, perawat, bidan, tenaga farmasi,

sanitasi, dan kesehatan masyarakat. Kebutuhan tenaga kesehatan belum

dapat terpenuhi, dikarenakan beban terhadap penganggaran pegawai

serta belum berjalannya kegiatan mobilisasi tenaga kesehatan yang

sesuai dengan penempatan tugas tenaga tersebut. Sehingga

menyebabkan sulitnya dalam menentukan kebutuhan tenaga kesehatan.

Kekurangan lain disebabkan belum adanya formasi pengganti bagi

tenaga yang pensiun, dan makin kompleksnya masalah-masalah yang

ditangani oleh tenaga kesehatan. Untuk mencukupi kebutuhan tenaga

kesehatan tersebut, Pemerintah Kabupaten Pati membuka penerimaan

CPNS baru baik secara swakelola ( RSU ) maupun tenaga pusat yang

ditempatkan di daerah. Untuk mencukupi kekurangan tenaga tersebut

dilakukan pengangkatan Dokter Tidak Tetap, Bidan Tidak Tetap dan

diupayakan dapat mengangkat tenaga kesehatan lain sebagai pegawai tidak

tetap disamping sebagai Pegawai Harian Lepas (PHL). Pengangkatan

PTT tersebut dilakukan masa bakti selama 3 tahun baik dengan dana

Pemerintah Pusat maupun dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah

(APBD).

1) Jumlah dan Rasio Tenaga Medis di Sarana Kesehatan

a. Dokter Spesialis

Jumlah tenaga dokter spesialis yang bekerja di sarana

kesehatan sebanyak 59 orang sehingga rasio dokter spesialis per

100.000 penduduk di Kabupaten Pati tahun 2013 sebesar 4,88 .

Page 81: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

80

Rasio tersebut berada di bawah standar WHO sebesar 6/100.000

penduduk.

b. Dokter Umum

Di Kabupaten Pati pada tahun 2013, jumlah tenaga dokter umum

sebanyak 107 orang, yang bekerja di sarana kesehatan sehingga

rasio dokter umum per 100.000 penduduk adalah 8,86. Rasio

tersebut masih di bawah target nasional 40 per 100.000

penduduk.

c. Dokter Gigi

Jumlah tenaga dokter gigi di Kabupaten Pati sebanyak 21 orang,

yang bekerja di sarana kesehatan sehingga rasio dokter gigi di

Kabupaten Pati per 100.000 penduduk tahun 2013 sebesar 1,73.

Rasio tersebut masih di bawah target nasional 11 per 100.000

penduduk.

2) Jumlah dan Rasio Tenaga Keperawatan di Sarana Kesehatan

a. Perawat

Tenaga perawat di Kabupaten Pati sebanyak 801, sebagian besar

bekerja di sarana kesehatan sehingga rasio tenaga perawat per

100.000 penduduk adalah 65,76.

b. Bidan

Jumlah Tenaga Bidan Kabupaten Pati tahun 2013 adalah 659 orang,

sebagian besar bekerja di sarana kesehatan.

Rasio Tenaga Bidan per 100.000 penduduk tahun 2012 sebesar

106,2.

E. Jumlah dan Rasio Tenaga Kefarmasian di Sarana Kesehatan

Tenaga kefarmasian terdiri dari Apoteker, S-1 Farmasi, D-III Farmasi, dan

Asisten Apoteker. Jumlah tenaga kefarmasian di Kabupaten Pati pada

tahun 2013 adalah 85 didominasi oleh tenaga perempuan sebanyak 74

orang. Rasio tenaga kefarmasian per 100.000 penduduk adalah 7,039.

F. Jumlah dan Rasio Tenaga Gizi di Sarana Kesehatan

Tenaga gizi terdiri dari D-IV/S-1 Gizi, D-III Gizi, dan D-1 Gizi. Jumlah tenaga

gizi di Kabupaten Pati pada tahun 2013 adalah 38 orang, bekerja di

Page 82: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

81

sarana kesehatan. Rasio tenaga gizi per 100.000 penduduk pada tahun

2013 sebesar 3,14. Namun, angka tersebut masih di bawah target

nasional 22 per 100.000 penduduk.

G. Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan Masyarakat di Sarana Kesehatan

a. Kesehatan Masyarakat

Jumlah tenaga kesehatan masyarakat di Kabupaten Pati tahun 2013

sebanyak 48 orang. Rasio tenaga kesehatan masyarakat per

100.000 penduduk tahun 2013 sebesar 3,97.

b. Tenaga Sanitasi

Tenaga sanitasi terdiri dari D-III sanitasi dan D-I sanitasi. Jumlah

Tenaga Sanitasi di Kabupaten Pati tahun 2013 adalah 51 orang.

Rasio tenaga sanitasi per 100.000 penduduk sebesar 4,22.

H. Jumlah dan Rasio Tenaga Teknisi Medis dan Fisioterapis di Sarana

Kesehatan

a. Teknisi Medis

Tenaga teknisi medis terdiri dari analis laboratorium, teknik

elektromedik, penata rontgent dan penata anestesi. Tenaga teknisi

medis di Kabupaten Pati tahun 2013 sejumlah 14 orang, bekerja di

sarana kesehatan. Rasio tenaga teknisi medis per 100.000 penduduk

sebesar 1,16 .

b. Tenaga Fisioterapi

Jumlah tenaga fisioterapi di Kabupaten Pati tahun 2013 sebanyak 14

orang. Rasio tenaga fisioterapi per 100.000 penduduk tahun 2013

adalah 1,16.

Jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten Pati masih belum tercukupi dan

belum merata sesuai kebutuhan. Pemerintah Kabupaten Pati telah berusaha

mencukupi kebutuhan tenaganya melalui pengangkatan tenaga baru seperti CPNS,

PHL maupun PTT. Mobilitas tenaga atau distribusi tenaga kesehatan yang

tersebar di wilayah pelayanan kesehatan diupayakan dengan peningkatan

sarana-sarana kesehatan yang ada, seperti peningkatan akreditasi rumah sakit,

peningkatan puskesmas menjadi puskesmas rawat inap dan peningkatan

pemberian insentif .

Page 83: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

82

C . PEMBIAYAAN KESEHATAN

1. Presentase Anggaran Kesehatan dalam APBD Kabupaten

Pada tahun 2013 jumlah total anggaran kesehatan kabupaten Pati

sebesar 124.932.345.168 dengan kontribusi terbesar sebesar 73,57%

berasal dari APBD kabupaten/kota. Kontribusi terendah 0,25% adalah

sumber dari APBD Provinsi. Kontribusi anggaran kesehatan APBD

kabupaten/kota turun jika dibandingkan dengan tahun 2012 (5,09%).

Sesuai dengan Undang-Undang No. 33 tahun 2004, dalam rangka

pelaksanaan otonomi daerah/desentralisasi, terdapat pembagian peran

dan wewenang antara pemerintah pusat dan daerah. Dalam

pembangunan kesehatan, pemerintah pusat dan daerah menyediakan

pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau dan berkualitas. Melalui

Dana Alokasi Khusus (DAK), pemerintah pusat memberikan anggaran

pada daerah untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan

daerah dan prioritas nasional. Jumlah anggaran untuk askeskin sebesar

9,19% pada tahun 2013. Anggaran kesehatan bersumber PHLN tahun

2013 mencapai 0,35% dari keseluruhan anggaran kesehatan meningkat

jika dibandingkan tahun 2012 (54,51%).

Anggaran belanja bersumber APBD kabupaten/kota yang dialokasikan

untuk pembiayaan kesehatan tahun 2013 sebesar 73,57% dari total

APBD kabupaten/kota, meningkat dibandingkan tahun 2012 namaun

secara persentase keseluruhan turun dari tahun 2012 (77,54%). Hal ini

merupakan respon pemerintah yang positif terhadap pembangunan

bidang kesehatan di kabupaten/kota. Total angaran kesehatan kab/kota

tahun 2013 sebesar Rp 124.932.345.168 meningkat sedikit dibandingkan

dengan tahun 2012 yang sebesar Rp104.242.867.774,-. Anggaran

kesehatan perkapita meningkat dari Rp 78.870,35,- pada tahun 2012

menjadi Rp.103.544,93,- pada tahun 2013. Adapun Anggaran Kesehatan

selama tahun 2009-2013 adalah sebagai berikut :

Page 84: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

83

No Tahun APBD Kab Anggaran

Kesehatan

Anggaran

Kesehatan

per kapita

Persentase

( % )

1 2009 1.032.302.719.200 67.378.673.354 53.058,29 6,49

2 2010 1.113.755.881.000 78.371.437.000 61.942,68 7,04

3 2011 1.317.959.675.000 65.624.748.000 51.863,95 4,53

4 2012 1.586.534.460.000 104.242.867.774 78.870,35 5,09

5 2013 1.838.734.173.000 124.932.345.168 103.544,93 5,00

Tabel 5.5 Tabel Alokasi Anggaran Kesehatan tahun 2009-2013

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa secara aanggaran kesehatan

per kapita dari tahun ke tahun mengalami peningkatan secara signifikan.

Sehingga diharapakan dapat mendukung pencapaian visi Dinas Kesehatan

Kabupaten Pati yaitu ” Terwujudnya masyarakat mandiri untuk hidup sehat

menuju Pati Bumi Mina Tani Sejahtera”.

Page 85: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

84

BAB VI

KESIMPULAN

A. Derajat Kesehatan

1. Mortalitas/Angka Kematian

a. Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Pati tahun 2013 sebesar

10,84/1.000 kelahiran hidup, sudah melampaui target Millenium

Development Goals (MDGs) ke-4 tahun 2015 (17/1.000 kelahiran hidup).

b. Angka Kematian Balita (AKABA) di Kabupaten Pati tahun 2013 sebesar

5,69/1.000 kelahiran hidup, sudah melampaui target Millenium

Development Goals (MDGs) ke-4 tahun 2015 (23/1.000 kelahiran hidup).

c. Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Pati tahun 2013 sebesar

157,25/100.000 kelahiran hidup, mengalami peningkatan bila

dibandingkan dengan AKI pada tahun 2012 yang sebesar 109,52/100.000

kelahiran hidup.

d. Angka kematian kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Pati tahun 2013

adalah sebesar 857 kasus denghan jumlah korban sebanyak 1.203 jiwa.

Jumlah korban meninggal sebesar 156 jiwa (13 % ).

2. Morbiditas/Angka Kesakitan

a. Pada tahun 2013 di Kabupaten Pati ditemukan 5 penderita AFP,

Turun dibandingkan tahun 2012 ( 8 kasus) sudah memenuhi target (164

kasus). Dari hasil pemeriksaan laboratorium, 196 kasus yang

diperiksa semua menunjukan negatif polio (berarti tidak ditemukan virus

polio liar).

b. Prevalensi Tuberkulosis tahun 2013 per 100.000 penduduk

Kabupaten Pati ( CNR kasus baru ) sebesar 45,06 dan CNR seluruh

kasus 83,40 %.

c. Angka pengobatan lengkap ( Complete rate ) BTA (+) di Kabupaten Pati

tahun 2013 sebesar 3,53%.

d. Angka kesembuhan (Cure Rate) TB paru Kabupaten Pati tahun 2013

sebesar 73,78% dibawah target nasional (85%) dan lebih sedikit bila

dibandingkan tahun 2011 (74,79).

Page 86: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

85

e. Angka keberhasilan pengobatan ( succes rate / SR ) TB paru sebesar

77,32 % turun dibandingkan dengan tahun 2012 ( 82,28 % ).

f. Persentase penemuan dan penanganan penderita pneumonia pada

balita tahun 2013 sebesar 29,9% dengan jumlah kasus yang ditemukan

sebanyak 378 kasus, mengalami peningkatan bila dibanding tahun 2012

(29,7%).

g. Jumlah infeksi HIV yang dilaporkan tahun 2013 sebanyak 29 kasus,

lebih rendah dibanding tahun 2012 (20 kasus), sedangkan Kasus

Aquiared Immuno Devisiency Syndrome (AIDS) sebanyak 72 kasus

lebih tinggi dibanding tahun 2012 ( 49 kasus) dengan jumlah

kematian karena AIDS sebanyak 18 kasus, lebih tinggi dibanding tahun

2012( 0 kasus).

h. Jumlah kasus baru IMS lainnya ( Shypilis ) di Kabupaten Pati tahun

2013 ini sebanyak 10 kasus, lebih rendah dibanding tahun 2012 (459

kasus).

i. Jumlah pendonor pada tahun 2013 diketahui sebanyak 15.560 orang,

kemudian yang dilakukan pemeriksaan sampel darah sebanyak

15.560 orang ( 100 %) dan hasulnya negatif HIV.

j. Angka kesakitan/Incidence Rate (IR) DBD di Kabupaten Pati pada

tahun 2013 sebesar 47,2/100.000 penduduk, meningkat bila

dibandingkan tahun 2012 (23,9/100.000 penduduk) dan masih diatas

target nasional yaitu <20/100.000 penduduk.

k. Angka kematian/Case Fatality Rate (CFR) DBD tahun 2013 sebesar

17,4%, lebih tinggi dibanding tahun 2012 (1,3%) dan lebih tinggi bila

dibandingkan dengan target nasional (<1%). Jumlah kasus tahun 2013

sebanyak 569 kasus, meningkat bila dibandingkan dengan tahun

2012 ( 303 kasus).

l. Cakupan penemuan dan penanganan diare di Kabupaten Pati tahun

2013 sebesar 84,1% lebih tinggi dibanding tahun 2012 (5,029%).

m. Angka kesakitan malaria ( API ) tahun 2013 sebesar 0,075‰,

n. Angka kematian/Case Fatality Rate (CFR) Malaria tahun 2013 sebesar

0,44%

Page 87: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

86

o. Jumlah kasus baru Kusta tipe Multi Basiler yang dilaporkan pada tahun

2013 sebanyak 56 kasus, lebih rendah dibanding tahun 2012(57 kasus)

dan Kusta tipe Pausi Basiler sebanyak 3 kasus, lebih rendah

dibanding tahun 2012 ( 6 kasus). Proporsi cacat tingkat II pada tahun

2013 sebesar 12,28%, turun dibanding tahun 2012(22,5%), sedangkan

proporsi anak di antara penderita baru sebesar 1,75%, lebih rendah

dibanding tahun 2012( 2,82%).

p. Cakupan program kusta tipe PB tahun 2013 berdasarkan jumlah

penderita baru tahun 2012 yang selesai diobati sampai dengan tahun

2013 sebesar 100%, sudah mencapai target 2013 (90%). Kusta tipe

MB diambil dari data penderita baru tahun 2012 yang selesai diobati

sampai dengan tahun 2013 sebesar 87%, belum mencapai target 95%.

q. Kasus filariasis selama tahun 2013 di Kabuapaten Pati tidak ada

r. Yang termasuk dalam PD3I yaitu Polio, Pertusis, Tetanus Non

Neonatorum, Tetanus Neonatorum, Campak, Difteri dan Hepatitis B.

Jumlah kasus Difteri pada tahun 2013 tidak ada kasus. Jumlah kasus

Pertusis sebanyak 0 kasus. Jumlah kasus Tetanus (Non Neonatorum)

dan Tetanus Neonatorum sebanyak 0 kasus.Jumlah kasus Campak

(positif) sebanyak 13 kasus. Jumlah kasus Polio sebanyak 0 kasus.

Jumlah kasus Hepatitis B sebanyak 0 kasus,

s. Kasus tertinggi PTM adalah kelompok penyakit hipertensi 59,5%

(13.034 kasus). Prevalensi stroke hemoragik tahun 2013 adalah

0,3%. Prevalensi stroke non hemorargik sebesar 0,095%. Prevalensi

kasus dekompensasio kordis tahun 2013 sebesar 0,73%. Prevalensi

diabetes melitus tergantung insulin sebesar 0, 10%. Prevalensi kasus

DM tidak tergantung insulin 10,46%.

3. Status Gizi

a. Jumlah bayi berat lahir rendah (BBLR) di Kabupaten Pati pada

tahun 2013 sebanyak 523 meningkat apabila dibandingkan tahun 2012

yang sebanyak 626 ( 3,2 % ). Adapun persentase BBLR tahun 2011

sebesar 2,77%.

b. Persentase balita dengan BGM di Kabupaten Pati tahun 2013 sebesar

1,2%.

Page 88: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

87

c. Balita Gizi Buruk tahun 2013 berjumlah 102 (0,11%) menurun

apabila dibandingkan tahun 2012 sejumlah 173 (0,20%). Sementara

persentase Balita Gizi Buruk mendapatkan perawatan tahun 2013

sebesar 100%.

B. Upaya Kesehatan

1. Pelayanan Kesehatan

a. Cakupan kunjungan ibu hamil K1 di Kabupaten Pati pada tahun

2013 sebesar 97,7%, meningkat bila dibandingkan dengan tahun

2012 (93,1%).

b. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 tahun 2013 sebesar 92,3%,

menurun bila dibandingkan dengan tahun 2012 (98,7%) dan

belum memenuhi target SPM 2015 (95%).

c. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di

Kabupaten Pati tahun 2013 sebesar 95,3%, meningkat bila

dibandingkan dengan tahun 2012 (93,4%).

d. Cakupan pelayanan pada ibu nifas di Kabupaten Pati tahun 2013

sebesar 93,7%, turun bila dibandingkan cakupan tahun 2012

(97,40%).

e. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani tahun 2013 sebesar

91,3%. Pencapaian cakupan tahun ini sudah melampaui target

SPM tahun 2015 (80%)

f. Cakupan kunjungan neonatus 1 (KN1) di Kabupaten Pati pada

tahun 2013 sebesar 95,7%, dan cakupan kunjungan neonatus 3

(KN-lengkap) sebesar 94,1%.

g. Cakupan kunjungan bayi di Kabupaten Pati pada tahun 2013

sebesar 96,6%, meningkat apabila dibandingkan tahun 2012

(92,64%). Pencapaian ini sudah melampaui target SPM 2015

( 80 % ).

h. Cakupan neonatus risti tertangani Kabupaten Pati tahun 2013

sebesar 67,4% , mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2012

(54,8%).

i. Cakupan pelayanan anak balita tahun 2013 sebesar 76,8%, turun

bila dibandingkan dengan tahun 2012 yang sebesar 80,4%.

Page 89: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

88

j. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat oleh

tenaga kesehatan/guru UKS/kader kesehatan sekolah tahun 2013

sebesar 30,5%, menurun dibandingkan dengan cakupan tahun 2012

(60%).

k. Jumlah siswa SD dan setingkat tahun 2013 sebanyak 66.103

anak. Yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai strata UKS

sebesar 3.973 (51,5%).

l. Cakupan pemberian kapsul Vitamin A dosis tinggi pada bayi

tahun 2013 sebesar 92,57%, menurun dibandingkan tahun 2012

sebesar 99,86%.

m. Cakupan pemberian kapsul vitamin A pada Balita tahun 2013

sebesar 100%, mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2012

(99,93%).

n. Cakupan ibu nifas mendapat kapsul vitamin A tahun 2013 sebesar

92,46%, menurun dibandingkan tahun 2012 (93.89%).

o. Cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet Fe di Kabupaten Pati

pada tahun 2013 sebesar 90,45% mengalami penurunan bila

dibandingkan dengan pencapaian tahun 2012 (91,78%).

p. Cakupan pemberian ASI eksklusif hanya sekitar 64,77%, naik

dibandingkan tahun 2012 (62,45%).

q. Cakupan Pemberian Makanan Tambahan ASI (MP-ASI) tahun

2013 sebesar 6,33% menurun dibandingkan dengan tahun 2012

(8,28%).

r. Cakupan balita ditimbang tahun 2013 sebesar 86,5% naik bila

dibandingkan dengan pencapaian tahun 2012 (85,92%).

s. Balita Gizi Buruk tahun 2013 berjumlah 102 ( 0,11 % ) menurun

apabila dibandingkan tahun 2012 (0.20 %) dan persentase Balita

Gizi Buruk mendapatkan perawatan tahun 2013 sebesar 100%.

t. Cakupan desa dengan garam beryodium tahun 2013 sebanyak

36,89% meningkat dibandingkan tahun 2012 (19,46%).

u. Peserta KB baru pada tahun 2013 (12,9%), meningkat apabila

dibandingkan dengan tahun 2012 (5,8%).

Page 90: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

89

v. MKJP tahun 2013 IUD (3,6%), MOP (0,004%), MOW (2,3%) dan

Implant (4,4%). NON MKJP tahun 2013 Suntik (67,2%), PIL

(18,4%) dan Kondom (4,1%),

w. Cakupan peserta KB aktif Kabupaten Pati tahun 2013 sebesar

81,8%, mengalami peningkatan dibandingkan dengan pencapaian

tahun 2012 (82,8%). Angka ini sudah mencapai target SPM sebesar

70%.

x. Pencapaian UCI desa tahun 2013 (100%) mengalami

peningkatan dibandingkan dengan tahun 2012 (99,5%), angka

tersebut sudah melampaui target SPM (90%).

y. Cakupan masing-masing jenis imunisasi bayi tahun 2013 adalah

sebagai berikut BCG (173%), DPT-HB1 (101,1), DPT-HB3

(103,3%), Polio 4 (178,39%) dan Campak (102,6%). Kesemuanya

sudah di atas target minimal nasional (85%).

z. Angka Drop Out (DO), sesuai kesepakatan dengan kabupaten/kota

indikator DO di Jawa Tengah maksimal 5% atau (-5%). Tahun 2013

DO tingkat Kabupaten Pati sebanyak 1,43%, mengalami penurunan

dibanding tahun 2012 ( 0,3 %).

aa. Jumlah ibu hamil 2013 di Kabupaten Pati sebanyak 20.868, yang

mendapat TT-1 sebesar 69,7%, TT-2 sebesar 72,3%, TT-3

sebesar 23,4%,TT-4 sebesar 9,2 % dan TT-5 sebesar 3,0% dan

TT2+ sebanyak 107,8%.

bb. Rasio tumpatan dan pencabutan gigi tetap tahun 2013 sebesar

0,3. Prosentase jumlah murid yang diperiksa untuk tahun 2013

(22,6%) . Cakupan perawatan gigi dan mulut murid SD/MI di

Kabupaten Pati tahun 2013 sebesar 51,5%.

cc Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut Kabupaten Pati tahun

2013 sebesar 90,17%.

dd Puskesmas rawat inap dengan kemampuan pelayanan gawat

darurat yang dapat diakses masyarakat Kabupaten Pati tahun

2013 sebanyak 6 puskesmas atau 20,7%. Jumlah Rumah Sakit

Umum dengan kemampuan pelayanan gawat darurat sebanyak

100%, Rumah Sakit khusus lain sebesar 100%.

Page 91: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

90

ee Pada tahun 2013 persentase desa/kelurahan terkena KLB yang

ditangani kurang dari 24 jam sebanyak 100%.

ff Jumlah penduduk yang menderita akibat KLB tahun 2013

sebanyak 118 jiwa, jumlah kematian tidak ada.

gg Penyuluhan kelompok pada tahun 2013 sebanyak 696 kali,

Sedangkan penyuluhan rumah tangga dilakukan 87 kali.

2. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan

a. Cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan tahun 2013 mencapai

77,42% dari total penduduk bukan masyarakat miskin (non

maskin),mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan

cakupan tahun 2012 (34,9%).

b. Jumlah masyarakat miskin dan hampir miskin pada tahun 2013

sebanyak 814.448 orang. Masyarakat miskin yang mendapatkan

pelayanan kesehatan rawat jalan di sarana pelayanan strata 1

sebesar 636.985 ( 78,2 % ) sedangkan di sarana pelayanan strata

2 dan strata 3 sebesar 606 (0,1%).

c. Cakupan kunjungan rawat jalan di Kabupaten Pati pada tahun

2013 sebesar 104,41%. Sedangkan Cakupan rawat inap sebesar

5,17%

d. Jumlah kunjungan gangguan jiwa tahun 201 di Kabupaten Pati

sebanyak 12.276 kunjungan. Kunjungan terbanyak di rumah sakit

yaitu 2.562 kunjungan (20,6%).

e. Angka Kematian Umum Penderita Yang Dirawat di RS (GDR)

pada tahun 2013 rata rata sebesar 2,6 sedangkan angka yang

dapat ditolerir maksimum 45.

f. NDR rata-rata di Kabupaten Pati tahun 2013 sebesar 1,1, tidak

melampaui NDR ideal ( 25 ).

g. BOR rata-rata di Kabupaten Pati tahun 2013 sebesar 65,59 %

meningkat dibanding kan tahun 2012 ( 61,21 % ) masuk dalam BOR

ideal ( 60-80 % ). BOR rata-rata Rumah sakit di Kabupaten pati tahun

2013 sebesar 66,43% sudah termasuk BOR ideal. BOR rata-rata

Puskesmas rawat inap sebesar 59,54 % masih dibawah BOR ideal.

Page 92: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

91

h. Rata-rata lama rawat seorang pasien di RS dan Puskesmas se

Kabupaten Pati tahun 2013 sebesar 3,66 hari , lebih kecil dari nilai

ALOS ideal ( 6-9 hari ). ALOS di Rumah sakit di Kabupaten Pati tahun

2013 sebesar 3,74 % dan ALOS Puskesmas sebesar 3,10 % masih

dibawah ALOS ideal.

i. Rata-rata TOI di Kabupaten Pati tahun 2013 sebesar 1,9 hari, terjadi

peningkatan efisiensi penggunaan tempat tidur bila dibandingkan

tahun 2012 di mana TOI sebesar 2,00 hari. Angka TOI ideal adalah

1-3 hari. TOI rumah sakit di Kabupaten Pati sebesar 1,87 % dan TOI

Puskesmas sebesar 2,11 %.

3. Perilaku Hidup Masyarakat

a. Persentase rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat di

Kabupaten Pati tahun 2013 sebanyak 63,7 % dengan Rumah tangga

yang ada sebesar 387.771 yang dipantau 152.859 dan yang berBPHS

97.352 rumah tangga. mengalami sedikit penurunan bila

dibandingkan tahun 2012 (100%).

4. Keadaan Lingkungan

a. Cakupan rumah yang memenuhi syarat kesehatan di Kabupaten

Pati tahun 2013 sebesar 59,42%, meningkat bila dibandingkan

dengan pencapaian tahun 2012 (58,19%).

b. Cakupan rumah bebas jentik nyamuk Aedes Aegypti di Kabupaten

Pati tahun 2013 sebesar 90,03%, meningkat bila dibandingkan

dengan cakupan tahun 2012 (82,66%). Masih dibawah target SPM

2015 ( > 95 % ).

c. Cakupan keluarga yang memiliki akses terhadap air bersih tahun 2013

sebesar 100 % sama dengan tahun 2012, akses yang layak sebesar

76 %.

d. Jumlah keluarga yang diperiksa sumber air minumnya sebanyak

387.771 (100%) dari 387.771 KK dan yang telah menggunakan

sumber air minum terlindung sebanyak 84.485 (21,84%).

Page 93: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

92

e. Cakupan keluarga yang memiliki jamban yang memenuhi syarat

kesehatan di Kabupaten Pati tahun 2013 sebesar 59,62 % naik bila

dibandingkan dengan tahun 2012 ( 58,82 % ).

f. Cakupan keluarga yang memiliki tempat sampah memenuhi syarat

kesehatan tahun 2013 di Kabupaten Pati sama dengan tahun 2012

( 51,28 % ), namun secara kuantitas terjadi peningkatan kepemilikian

(161.126 KK ). Sedangkan cakupan keluarga memiliki sarana

pengelolaan air limbah yang memenuhi syarat kesehatan sebesar

65,28 %pada tahun 2013 naik bila dibandingkan dengan tahun 2012

( 59,22 %).

g. Cakupan pengawasan tempat-tempat umum yang memenuhi

syarat kesehatan tahun 2013 meliputi hotel 82,61%,

restoran/rumah makan 58,61%, pasar 15,48% dan TUPM lainnya

(40,12%).

h. Pada Tahun 2012 pencapaian cakupan institusi yang dibina yaitu

sarana pelayanan kesehatan 92,27%, sarana pendidikan 82%,

instalasi pengolahan air minum 85%, sarana ibadah 62%,

perkantoran 79% dan sarana lainnya 77%.

C. Sumber Daya Kesehatan

1. Sarana Kesehatan

a. Pada tahun 2013 dari 144 jenis obat yang dilaporkan, stock

terbanyak adalah metampiron tablet 500 mg Klorfeniramin sejumlah

4.080.000 tablet dan paling sedikit adalah povidon iodida larutan

10 % 300 cc.

b. Pemakaian obat rata-rata perbulan terbanyak adalah metampiron

tablet 500 mg sejumlah 512,210 tablet dan terendah adalah ABU 25

paket.

c. Tingkat kecukupan obat tertinggi adalah obat fenobarbitol injeksi

50 mg/l sebesar 500 % dan terendah adalah povidon iodida larutan

10 % 300 cc 1% .

d. Prosentase tingkat kecukupan obat di Kabupaten/kota yang

paling tinggi adalah obat fenobarbitol injeksi 50 mg/l sebesar 500

Page 94: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

93

%, sedangkan paling rendah adalah povidon iodida larutan 10 %

300 cc 1%.

e. Jumlah puskesmas di Kabupaten Pati pada tahun 2013 menjadi 29

Puskesmas, terdiri dari 23 Puskesmas rawat jalan dan 6 Puskesmas

rawat inap. Bila dibandingkan dengan konsep wilayah kerja

puskesmas, dengan sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah

puskesmas rata-rata 30.000 penduduk per puskesmas, maka jumlah

puskesmas per 30.000 penduduk tahun 2013 sebesar 0,79. Ini berarti

bahwa jumlah puskesmas di Kabupaten Pati masih kurang.

Puskesmas Pembantu sebanyak 50 unit, Puskesmas Keliling

sebanyak 29 unit dan Poliklinik Kesehatan Desa sebanyak 406

unit.

f. Rumah sakit umum di Kabupaten Pati tahun 2013 berjumlah 7 buah

yang terdiri dari RSU pemerintah sebanyak 2 buah ( 2 RSU

milik Pemerintah kabupaten ), RSU milik TNI/POLRI sebanyak 1

RS,dan RSU milik swasta sebanyak 4 buah.

g. Unit Pelaksana Tehnis Dinas Kesehatan Kabupaten Pati terdiri

dari: 1 unit Balai Laboratorium Kesehatan dan 1 unit Gudang

farmasi.

2. Tenaga Kesehatan

a. Rasio dokter spesialis per 100.000 penduduk di Kabupaten Pati

tahun 2013 sebesar 4,88 masih dibawah target nasional ( 6/100.000

penduduk ).

b. Rasio tenaga dokter umum per 100.0000 penduduk di Kabupaten

pati tahun 2013 sebesar 8,86, masih dibawah target nasional

( 40/100.000 penduduk )

c. Rasio tenaga dokter gigi per 100.000 penduduk di Kabupaten

Pati tahun 2013 sebesar 1,73 masih dibwah target nasional

( 11/100.000 penduduk ).

d. Rasio tenaga kefarmasian per 100.000 penduduk tahun 2013

sebesar 7,039 .

e. Rasio tenaga gizi per 100.000 penduduk tahun 2013 sebesar 3,14.

Page 95: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013

94

f. Rasio tenaga keperawatan per 100.000 penduduk di Kabupaten

pati tahun 2013 sebesar 65,76 .

g. Rasio Bidan per 100.000 penduduk di Kabupaten Pati tahun

2013 sebesar 106,2.

h. Rasio tenaga kesehatan masyarakat per 100.000 penduduk di

Kabupaten Pati tahun 2013 sebesar 3,97.

i. Rasio tenaga sanitasi per 100.000 penduduk di Kabupaten Pati

tahun 2013 sebesar 4,22.

j. Rasio tenaga teknisi medis per 100.000 penduduk di Kabupaten

Pati tahun 2013 sebesar 1,16.

3. Pembiayaan Kesehatan

Anggaran belanja yang dialokasikan untuk pembiayaan

kesehatan di Kabupaten Pati tahun 2013 sekitar 5% dari seluruh

pembiayaan APBD Kabupaten Pati. Sedangkan anggaran kesehatan

perkapita pada tahun 2013 sebesar Rp.103.554,93

Demikian gambaran hasil pembangunan kesehatan di Kabupaten Pati

tahun 2013 sebagai wujud nyata kinerja seluruh jajaran kesehatan di

Kabupaten Pati dalam upaya mewujudkan masyarakat mandiri untuk hidup sehat

menuju Pati Bumi Mina Tani Sejahtera.

Page 96: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 · Profil Kesehatan Kabupaten pati Tahun 2013 2 Dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan berbagai

TABEL 70

KABUPATEN/KOTA PATI

TAHUN 2013

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 14 15

1 Sukolilo Sukolilo I 0 0,00 35 87,50 0 0,00 5 12,50 40 5 12,50

Sukolilo 2 0 0,00 30 100,00 0 0,00 0,00 30 0 0,00

2 Kayen Kayen 0 0,00 38 55,88 19 27,94 11 16,18 68 30 44,12

3 Tambakromo Tambakromo 0 0,00 5 9,09 50 90,91 0 0,00 55 50 90,91

4 Winong Winong 1 0 0,00 34 68,00 15 30,00 1 2,00 50 16 32,00

Winong 2 0 0,00 28 84,85 0 0,00 5 15,15 33 5 15,15

5 Pucakwangi Pucakwangi 1 0 0,00 19 38,00 29 58,00 2 4,00 50 31 62,00

Pucakwangi 2 11 37,93 1 3,45 12 41,38 5 17,24 29 17 58,62

6 Jaken Jaken 0 0,00 98 89,91 0 0,00 11 10,09 109 11 10,09

7 Batangan Batangan 0 0,00 27 24,77 20 18,35 6 5,50 53 26 49,06

8 Juwana Juwana 0 0,00 0 0,00 90 82,57 0 0,00 90 90 100,00

9 Jakenan Jakenan 7 6,42 32 29,36 28 25,69 0 0,00 67 28 41,79

10 Pati Pati 1 0 0,00 1 0,92 24 22,02 44 40,37 69 68 98,55

Pati 2 4 3,67 50 45,87 5 4,59 6 5,50 65 11 16,92

11 Gabus Gabus 1 0 0,00 11 10,09 20 18,35 1 0,92 32 21 65,63

Gabus 2 0 0,00 12 11,01 17 15,60 1 0,92 30 18 60,00

12 Margorejo Margorejo 3 2,75 51 46,79 6 5,50 4 3,67 64 10 15,63

13 Gembong Gembong 10 9,17 27 24,77 13 11,93 5 4,59 55 18 32,73

14 Tlogowungu Tlogowungu 0 0,00 38 34,86 11 10,09 0 0,00 49 11 22,45

15 Wedarijaksa Wedarijaksa 1 0,00 0,00 0,00 45 41,28 45 45 100,00

Wedarijaksa 2 0 0,00 11 10,09 28 25,69 0 0,00 39 28 71,79

16 Trangkil Trangkil 0 0,00 35 32,11 42 38,53 7 6,42 84 49 58,33

17 Margoyoso Margoyoso 1 0 0,00 0,00 38 34,86 6 5,50 44 44 100,00

Margoyoso 2 2 1,83 30 27,52 11 10,09 2 1,83 45 13 28,89

18 Gunungwungkal Gunungwungkal 7 6,42 49 44,95 0 0,00 2 1,83 58 2 3,45

19 Cluwak Cluwak 7 6,42 57 52,29 8 7,34 0 0,00 72 8 11,11

20 Tayu Tayu 1 0 0,00 10 9,17 44 40,37 1 0,92 55 45 81,82

Tayu 2 0 0,00 21 19,27 6 5,50 11 10,09 38 17 44,74

21 Dukuhseti Dukuhseti 0 0,00 32 29,36 52 47,71 0 0,00 84 52 61,90

51 3,18 782 48,81 588 36,70 181 11,30 1602 769 48,00

2

Sumber: Bidang PK DKK Pati

NO KECAMATAN PUSKESMAS

RASIO POSYANDU PER 100 BALITA

JUMLAH

JUMLAH (KAB/KOTA)

STRATA POSYANDU

PRATAMA

JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

MADYA PURNAMA MANDIRIPOSYANDU AKTIF