Upload
lyhanh
View
228
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ii PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
ii
DAFTAR ISI
Keterangan Halaman
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. LATAR BELAKANG
B. DASAR
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. SISTEMATIKA PENULISAN
1
1
2
3
3
3
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN KENDAL
A. KONDISI GEOGRAFI
B. KONDISI DEMOGRAFI
5
5
5
BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT
DI KABUPATEN KENDAL
A. Mortalitas
1. Kematian Ibu
2. Kematian Anak
a. Angka Kematian Bayi
b. Angka Kematian Anak Balita
B. Morbiditas
1. 10 Besar Penyakit
2. Tb Paru
3. HIV/AIDS
4. Pneumonia
5. Kusta
6. Diare
7. PD3I
8. Penyakit Bersumber Binatang
a. DBD
b. Malaria
9. Penyakit Tidak Menular
C. Status Gizi
10
10
10
12
12
13
14
14
15
16
19
20
22
23
24
24
25
26
28
BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT DI
KABUPATEN KENDAL
A. Upaya Pelayanan Kesehatan Dasar
1. Pelayanan Kesehatan Ibu
31
31
31
iii PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
iii
a. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
b. Pelayanan Persalinan
c. Pelayanan Nifas
d. Pelayanan Komplikasi Maternal
2. Pelayanan Neonatal, Bayi dan Balita
a. Pelayanan Neonatal
b. Pelayanan Kesehatan Bayi
c. Pelayanan Kesehatan Balita
3. Pelayanan Kesehatan siswa SD
4. Pelayanan KB
5. Pelayanan Imunisasi
6. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
7. Pelayanan kesehatan lansia
B. Upaya Pelayanan Kesehatan Rujukan
C. Upaya Pelayanan Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan Masyarakat
D. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
1. Pemberian Tablet Fe
2. Pemberian Kapsul vitamin A
3. Pemberian ASI Eksklusif
E. Pelayanan Kesehatan Pekerja
F. Upaya Kesehatan Lingkungan
1. Rumah sehat
2. Sarana Air Bersih
3. Sarana Sanitasi Dasar
4. TUPM dan Kesehatan institusi
G. Upaya Pemberdayaan Masyarakat
1. UKBM
2. PHBS
H. Sumber Daya Kesehatan
1. Tenaga Kesehatan
2. Obat dan Perbekalan Farmasi
3. Anggaran Kesehatan
4. Sarana Kesehatan
I. Capaian SPM Bidang Kesehatan Kabupaten
Kendal
31
32
33
33
34
34
35
36
37
37
38
39
40
40
42
43
43
44
45
46
47
47
48
49
50
51
51
54
56
56
58
59
60
61
BAB V KESIMPULAN 67
LAMPIRAN
iv PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
iv
1 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan, pasal
17 menyebutkan Pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan akses terhadap
informasi, edukasi, dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan
memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya Sistem informasi kesehatan
merupakan suatu pengelolaan informasi di seluruh seluruh tingkat pemerintah secara
sistematis dalam rangka penyelengggaraan pelayanan kepada masyarakat. Salah satu
keluaran dari penyelenggaraan sistem informasi kesehatan dalam era keterbukaan
informasi di tingkat kabupaten adalah Profil Kesehatan Kabupaten, yang merupakan
salah satu alat penyajian data yang dapat langsung di akses oleh masyarakat umum.
Dengan adanya profil kesehatan kabupaten di harapkan didapatkan gambaran situasi
kesehatan masyarakat yang ada di Kabupaten Kendal.
Profil Kesehatan Kabupaten ini juga berfungsi dalam rangka mendukung implementasi
visi dan misi Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal, mengingat untuk mencapai visi dan
misi tersebut diperlukan adanya data dan informasi yang sangat berguna sebagai dasar
pengambilan keputusan pembangunan kesehatan di Kabupaten Kendal. Adapun Visi
dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal yaitu “TERWUJUDNYA MASYARAKAT
SEHAT YANG MANDIRI”, sedangkan misi untuk mencapai visi tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat
2. Menciptakan pembangunan berwawasan kesehatan melalui peningkatkan kualitas
lingkungan
3. Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat melalui pelayanan kesehatan
perorangan dan masyarakat secara merata, terjangkau, bermutu dan
berkesinambungan
4. Menciptakan manajemen pembangunan kesehatan dan ketersediaan sumber daya
kesehatan
Profil Kesehatan Kabupaten Kendal ini disusun berdasarkan data yang di dapatkan dari
para pemegang program yang ada di Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal, Puskesmas
dan instansi lintas sektoral seperti Rumah Sakit, Badan Pusat Statistik, Dinas
Pendidikan, POLRES, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dan Palang Merah
Indonesia.
B. Dasar
Dasar-dasar pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah nilai kebenaran atau
aturan pokok sebagai landasan untuk berfikir atau bertindak dalam pembangunan
2 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
kesehatan. Dasar-dasar ini merupakan landasan dalam penyusunan visi, misi dan
strategi serta petunjuk pokok pelaksanaan pembangunan kesehatan secara nasional
yang meliputi:
1. Dasar Perikemanusiaan
Setiap upaya kesehatan harus berlandaskan prikemanusiaan yang dijiwai,
digerakkan dikendalikan oleh keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa. Tenaga kesehatan perlu berbudi luhur dan memegang teguh etika profesi.
2. Dasar pemberdayaan dan kemandirian
Setiap orang dan masyarakat bersama pemerintah berperan, berkewajiban dan
bertanggung jawab untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
perorangan, keluarga dan lingkungannya. Setiap upaya kesehatan harus mampu
membangkitkan dan mendorong peran serta masyarakat. Pembangunan kesehatan
dilaksanakan berlandaskan pada kepercayaan atas kemampuan dan kekuatan
sendiri serta bersendikan kepribadian bangsa.
3. Dasar Adil dan Merata
Dalam pembangunan kesehatan setiap orang mempunyai hak yang sama dalam
memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, tanpa memandang suku,
golongan, agama, dan status social ekonominya.
4. Dasar Pengutamaan dan Manfaat
Penyelenggaraan upaya kesehatan bermutu yang mengikuti perkembangan IPTEK,
lebih mengutamakan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit, serta dilaksanakan secara professional, mempertimbangkan
kebutuhan dan kondisi daerah, berhasil guna dan berdaya guna. Upaya kesehatan
diarahkan agar memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan
derajat kesehatan masyarakat, serta diaksanakan dengan penuh tanggung jawab
sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
C. Tujuan
Tujuan dari Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Kendal ini yaitu untuk
memberikan gambaran mengenai situasi dan kondisi kesehatan masyarakat di
Kabupaten Kendal, baik dari Situasi Derajat Kesehatan Masyarakat, situasi Upaya
Kesehatan Masyarakat dan situasi Sumber Daya Kesehatan yang ada di Kabupaten
Kendal. Dengan adanya Profil Kesehatan ini diharapkan mampu untuk menyediakan
informasi bagi para stake holder kesehatan. Hal ini berkaitan sebagai dasar bagi
decision maker dalam rangka pengambilan keputusan bagi pembangunan kesehatan di
Kabupaten Kendal. Selain itu juga sebagai salah satu alat untuk evaluasi bagi sektor
kesehatan mengenai target dan sasaran yang telah dicapai, sehingga dapat digunakan
sebagai pijakan untuk perencanaan program untuk tahun selanjutnya.
3 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
1. Tujuan Umum
Tujuan disusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Kendal Tahun 2013 adalah
tersedianya data / informasi yang relevan, akurat, tepat waktu dan sesuai kebutuhan
dalam rangka meningkatkan kemampuan manajemen kesehatan secara
berhasilguna dan berdayaguna sebagai upaya menuju Kabupaten Kendal yang
Sehat.
2. Tujuan Khusus
Secara khusus tujuan penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Kendal Tahun 2013
adalah :
a. Diperolehnya Data / informasi umum dan lingkungan yang meliputi lingkungan
fisik dan biologi, perilaku masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan
masyarakat, data kependudukan dan sosial ekonomi;
b. Diperolehnya Data / informasi tentang status kesehatan masyarakat yang meliputi
angka kematian, angka kesakitan dan status gizi masyarakat;
c. Diperolehnya Data / informasi tentang upaya kesehatan, yang meliputi cakupan
kegiatan dan sumber daya kesehatan.
d. Diperolehnya Data / informasi untuk bahan penyusunan perencanaan kegiatan
program kesehatan;
e. Tersedianya alat untuk pemantauan dan evaluasi tahunan program – program
kesehatan;
f. Tersedianya wadah integrasi berbagai data yang telah dikumpulkan oleh berbagai
g. sistem pencatatan dan pelaporan yang ada di Puskesmas, Rumah Sakit maupun
Unit-Unit Kesehatan lainnya;
h. Tersedianya alat untuk memacu penyempurnaan sistem pencatatan dan
pelaporan kesehatan.
D. Sistematika Penulisan
Profil Kesehatan Kabupaten Kendal ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai
berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini memuat latar belakang perlunya Profil Kesehatan Kabupaten Kendal. Disamping
itu dilengkapi dengan maksud dan tujuan, serta sistimatika penulisan Profil Kesehatan
Kabupaten Kendal.
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN KENDAL
Dalam bab ini disampaikan kondisi umum di Kabupaten Kendal pada masa kini yang
meliputi : Kependudukan, Pendidikan dan kondisi geografis Kabupaten Kendal.
BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT
4 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
Bab ini menjelaskan tentang uraian indikator kesehatan, diantaranya angka kematian
(Mortalitas), angka kesakitan (Morbiditas) dan status gizi masyarakat.
BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
Berisi uraian tentang upaya kesehatan yang menjadi tujuan pembangunan kesehatan
Gambaran tentang upaya kesehatan yang telah dilakukan yang meliputi Upaya
Pelayanan Kesehatan, Akses dan mutu pelayanan kesehatan, Perilaku kesehatan
masyarkat dan Keadaan lingkungan.
BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
Berisi uraian tentang sarana pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan dan pembiayaan
kesehatan di Kabupaten Kendal.
BAB V KESIMPULAN
Berisi kesimpulan dan saran Profil Kesehatan Kabupaten Kendal Tahun 2012.
5 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
BAB II
GAMBARAN UMUM KABUPATEN KENDAL
A. Kondisi Geografi
Kabupaten Kendal, merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang
terletak di jalur utama Pantai Utara Pulau Jawa (Pantura). Kabupaten Kendal memiliki
karakteristik daerah yang cukup baik dan menjanjikan untuk dikembangkan dalam
berbagai sektor pembangunan. Letak Kabupaten Kendal yang berbatasan langsung
dengan Kota Semarang sebagai Ibukota Propinsi Jawa Tengah sedikit banyak
memberikan pengaruh bagi perkembangan wilayah Kabupaten Kendal.
Secara geografis Kabupaten Kendal terletak pada posisi 109º40’-110º 18’ Bujur Timur
dan 6º 32’-7º 24’ Lintang Selatan dengan luas wilayah keseluruhan sekitar 1.002,23 km2
atau 100.223 hektar, dengan ketinggian diatas permukaan laut berkisar antara 4 – 641
meter. Batas wilayah Kabupaten Kendal secara administratif dapat diuraikan sebagai
berikut: sebelah utara berbatasan dengan laut Jawa, sebelah timur berbatasan dengan
Kota Semarang, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Semarang dan
Kabupaten Temanggung dan sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Batang.
Secara umum, wilayah Kabupaten Kendal terbagi menjadi 2 (dua) daerah dataran, yaitu
daerah dataran rendah (pantai) dan daerah dataran tinggi (pegunungan). Wilayah
Kabupaten Kendal bagian utara merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian
antara 0 - 10 meter dpl, dengan suhu berkisar 27º C, yang meliputi Kecamatan Weleri,
Rowosari, Kangkung, Cepiring, Gemuh, Ringinarum, Pegandon, Ngampel, Patebon,
Kendal, Brangsong dan Kaliwungu. Wilayah Kabupaten Kendal bagian selatan
merupakan daerah dataran tinggi yang terdiri atas tanah pegunungan dengan
ketinggian antara 10 - 2.579 meter dpl, suhu berkisar 25º C, meliputi
Kecamatan Plantungan, Pageruyung, Sukorejo, Patean, Boja, Limbangan, Singorojo
dan Kaliwungu Selatan.
B. Kondisi Demografi
Jumlah Penduduk Kabupaten Kendal di akhir tahun 2013 berdasarkan data dari Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Kendal tercatat sebanyak 948.493 jiwa
yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 483.732 jiwa (50,60%) dan penduduk
perempuan sebanyak 472.217 jiwa (49,40%).
6 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
Grafik 1
SUMBER : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Kendal
Jumlah Penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Boja yaitu sebanyak 70.527 jiwa
(7,38%) dan Jumlah penduduk yang paling sedikit berada di Kecamatan Plantungan
yaitu sebanyak 30.516 jiwa (3,19%). Sedangkan Kecamatan Kota Kendal memiliki
jumlah kepadatan peduduk tertinggi dengan kepadatan penduduk 1954,46 per km2 dan
Kecamatan Singorojo memiliki jumlah kepadatan peduduk terendah dengan kepadatan
penduduk 431,86 per km2 .Rincian jumlah penduduk per kacamatan dapat dilihat pada
tabel berikut,
7 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
Tabel 1. JUMLAH PENDUDUK MENURUT KECAMATAN
KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
NO KECAMATAN
LUAS JUMLAH
PENDUDUK
KEPADATAN
WILAYAH PENDUDUK
(km2) per km2
1 Plantungan 48.82 30,516 625.07
2 Sukorejo 76.01 56,670 745.56
3 Pageruyung 51.43 34,463 670.10
4 Patean 92.94 49,598 533.66
5 Singorojo 119.32 51,529 431.86
6 Limbangan 71.72 31,901 444.80
7 Boja 64.09 70,527 1100.44
8 Kaliwungu 47.73 58,817 1232.29
9 Kaliwungu Selatan 65.19 44,264 679.00
10 Brangsong 34.54 45,626 1320.96
11 Pegandon 31.12 38,007 1221.30
12 Ngampel 33.88 32,359 955.11
13 Gemuh 38.17 51,144 1339.90
14 Ringinarum 23.50 34,523 1469.06
15 Weleri 30.28 59,004 1948.61
16 Rowosari 32.64 55,304 1694.36
17 Kangkung 38.98 48,627 1247.49
18 Cepiring 30.08 51,918 1726.00
19 Patebon 44.30 57,424 1296.25
20 Kendal 27.49 53,728 1954.46
JUMLAH (KAB/KOTA)
1,002.2 955,949 954
SUMBER : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Kendal
Jumlah penduduk yang melek huruf di Kabupaten Kendal pada tahun 2013 dapat dilihat
pada tabel berikut.
8 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
Tabel 2. PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK
HURUF MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
NO KECAMATAN
JUMLAH PENDUDUK USIA 10 KE ATAS
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
JUMLAH MELEK HURUF
% JUMLAH MELEK HURUF
% JUMLAH MELEK HURUF
%
1 Plantungan 11,519 11,363 98.65 25,729 24,863 96.63 37,248 36,226 97.26
2 Sukorejo 21,131 20,475 96.90 18,639 16,954 90.96 39,770 37,429 94.11
3 Pageruyung 14,049 13,877 98.78 18,482 18,476 99.97 32,531 32,353 99.45
4 Patean 19,621 19,191 97.81 19,520 18,507 94.81 39,141 37,698 96.31
5 Singorojo 18,633 17,831 95.70 21,290 20,542 96.49 39,923 38,373 96.12
6 Limbangan 11,776 11,584 98.37 17,158 15,658 91.26 28,934 27,242 94.15
7 Boja 26,176 25,744 98.35 16,988 16,972 99.90 43,164 42,716 98.96
8 Kaliwungu 21,889 21,554 98.47 19,409 19,391 99.91 41,298 40,945 99.15
9 Kaliwungu Selatan
16,947 16,268 95.99 11,768 11,478 97.54 28,715 27,746 96.63
10 Brangsong 18,900 17,988 95.17 13,797 13,017 94.35 32,697 31,005 94.83
11 Pegandon 14,741 14,273 96.83 14,154 13,830 97.71 28,895 28,103 97.26
12 Ngampel 12,515 12,139 97.00 19,837 18,926 95.41 32,352 31,065 96.02
13 Gemuh 19,905 19,412 97.52 19,732 19,732 100.00 39,637 39,144 98.76
14 Ringinarum 13,722 13,417 97.78 15,085 13,934 92.37 28,807 27,351 94.94
15 Weleri 23,433 23,067 98.44 11,978 11,710 97.76 35,411 34,777 98.21
16 Rowosari 21,184 21,174 99.95 14,323 13,677 95.49 35,507 34,851 98.15
17 Kangkung 17,496 17,485 99.94 20,808 20,808 100.00 38,304 38,293 99.97
18 Cepiring 18,906 18,906 100.00 20,540 18,854 91.79 39,446 37,760 95.73
19 Patebon 19,881 19,881 100.00 22,353 21,191 94.80 42,234 41,072 97.25
20 Kendal 20,098 20,086 99.94 23,092 22,444 97.19 43,190 42,530 98.47
JUMLAH (KAB/KOTA)
362,522 355,715 98.12 364,682 350,965 96.24 727,204 706,680 97.18
SUMBER : Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal
Tabel diatas menggambarkan bahwa jumlah penduduk yang berumur 10 tahun keatas
di Kabupaten Kendal yang telah melek huruf sebanyak 706.680 jiwa dari 727.204 jiwa
atau sekitar 97,18%. Berikut merupakan proporsi penduduk yang berumur 10 tahun
keatas di Kabupaten Kendal yang telah melek huruf berdasarkan jenis kelamin,dimana
9 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
48,26% penduduk laki-laki yang berumur 10 tahun keatas telah melek huruf dan
48,92% penduduk perempuan yang berumur 10 tahun keatas telah melek huruf.
Grafik 2
SUMBER : Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal
10 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT
DI KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
Pembangunan kesehatan di Kabupaten Kendal bertujuan untuk peningkatan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.Untuk menilai derajat kesehatan masyarakat,
digunakan beberapa indicator yang mencerminkan kondisi mortalitas (kematian), status gizi dan
morbiditas (kesakitan). Pada bagian ini, derajat kesehatan masyarakat di Indonesia digambarkan
melalui Angka Mortalitas; terdiri atas Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita
(AKABA), dan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Morbiditas; angka kesakitan beberapa penyakit
serta Status Gizi pada balita dan dewasa. Ketiga indikator tersebut merupakan faktor utama
gambaran dari derajat kesehatan masyarakat. Berikut akan di uraikan mengenai kondisi dan
situasi derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Kendal pada tahun 2013 berdasarkan ketiga
indikator diatas.
A. Mortalitas
Mortalitas dapat dijelaskan sebagai kejadian kematiaqn pada suatu masyarakat dari waktu dan
tempat tertentu yang dapat menggambarkan status kesehatan masyarakat secara kasar,kondisi/
tingakat permasalahan kesehatan,kondisi lingkungan fisisk dan biologic secara tidak langsung.
Selain itu dapat pula digunakan sebagai indicator dalam penilaian pelayanan kesehatan dan
program pembangunan kesehatan.
Bermacam-macam indikator mortalitas yang sering dipakai diantarnya :
1. Angka Kematian Kasar (AKK) atau Crude Ceath Rate (CDR)
2. Angka Kematian Bayi (AKB)
3. Angka Kematian Anak Balita (AKaBa)
4. Angka Kematian Ibu (AKI), dan
5. Umur Harapan Hidup (UHH) atau Life Expectancy
Dari beberapa indikator mortalitas diatas, sektor kesehatan sangat concern mengenai 3
indikator yang tercantum dalam tujuan global Millenium Development Goals yaitu Penurunan
Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Anak Balita (AKaBa).
1. Kematian Ibu
Angka kemtian Ibu (AKI) juga menjadi salah satu indikator penting dari derajat
kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu
penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penangananya (tidak
termasuk kecelakaan atau kasus insidental)selama melahirkan dan dalam masa
nifas(42 hari setelah melahirkan)tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000
kelahiran hidup.AKI juga dapat digunakan dalam pemantaun kematian terkait dengan
kehamilan. Indikator ini dipengaruhi status kesehatan secara umum, pendidikan dan
pelayanan selama kehamilan dan melahirkan. Sensitivitas AKI terhadap perbaikan
11 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
pelayanan kesehatan menjadikannya indikator keberhasilan pembangunan sektor
kesehatan.
Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator dalam menentukan derajat
kesehatan masyarakat. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang
telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium yaitu tujuan ke 5 yaitu
meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015
adalah mengurangi sampai ¾ resiko jumlah kematian ibu.
Adapun tren dari angka kematian ibu dan jumlah kasus kematian ibu di Kabupaten
Kendal selama 4 tahun terakhir dari tahun 2010 sampai dengan 2013 mengalami
penurunan, Berikut merupakan gambaran dari perjalanan angka kematian ibu dan
jumlah kematian ibu di Kabupaten Kendal.
Grafik 3
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Kendal tahun 2010-2013
Bedasarkan laporan dari puskesmas,jumlah kematian ibu di Kabupaten Kendal
mengalami penurunan di bandingkan pada tahun 2012. Untuk tahun 2013, jumlah
kematian ibu sebanyak 21 ibu atau sekitar 128,78/100.000 kelahiran hidup sedangkan
pada tahun 2012 ada 22 ibu yang meninggal akibat proses kehamilan sampai dengan
masa nifas atau sekitar 131,88/100.000 kelahiran hidup. Adapun waktu kejadian dari
21 ibu yang meninggal dapat dilihat pada grafik berikut,
12 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
Grafik 4
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Kendal tahun 2010-2013
Dari grafik diatas, dapat dilihat bahwa dari waktu kejadian kematian ibu, paling banyak
terjadi pada masa nifas, dimana 80,95% terjadi pada saat masa nifas. Hal ini berarti,
dari segi pelayanan dan kualitas pelayanan kesehatan sudah cukup bagus, walaupun
masih perlu di tingkatkan untuk kapabilitas dan kecakapan petugas kesehatan dalam
hal penanganan persalinan (ANC), mengingat masih ada 14,29 persen ibu yang
meninggal akibat dari proses persalinan dan 4,76% ibu hamil yang meninggal.
Sedangkan untuk upaya pemantauan kesehatan ibu setelah proses persalinan harus
terus di tingkatkan untuk mencegah terjadinya kejadian kematian ibu pada masa nifas.
2. Kematian anak
Yang dimaksud dengan anak dalam profil kesehatan ini adalah penduduk yang berusia
0 atau 1 hari sampai menjelang 5 tahun atau tepatnya 1 sampai dengan 4 tahun 11
bulan 29 hari. Dalam hal ini, klasifikasi anak dapat dibagi menjadi kategori bayi (0-12
bulan) dan anak balita (12 bulan sampai dengan menjelang 5 tahun).
a. Angka Kematian Bayi (AKB)
Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate) merupakan salah satu aspek yang
sangat penting dalam mendeskripsikan tingkat pembangunan manusia di sebuah
negara dari sisi kesehatan masyarakatnya. Kematian bayi adalah kematian yang
terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun.
Banyak faktor yang dikaitkan dengan kematian bayi. Secara garis besar, dari sisi
penyebabnya, kematian bayi ada dua macam yaitu endogen dan eksogen.
Kematian bayi endogen atau yang umum disebut dengan kematian neonatal;
adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan, dan
umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang
diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat selama kehamilan.
Kematian bayi eksogen atau kematian post neo-natal, adalah kematian bayi yang
13 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang disebabkan
oleh faktor-faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar.
Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah bayi yang meninggal sebelum mencapai
usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.
Grafik 5
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Kendal Tahun 2010-2013
Jumlah kelahiran di Kabupaten Kendal dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013
mengalami fluktuasi, dengan jumlah kelahiran paling banyak terjadi pada tahun
2012 dengan angka 16.919 kelahiran dan mengalami penurunan pada tahun 2013
dengan angka 16.307 kelahiran. Dari total keseluruhan jumlah kelahiran bayi
tersebut, terdapat 9,4 per 1000 kelahiran hidup atau sekitar 153 bayi yang
meninggal pada tahun yang sama.
b. Angka Kematian Anak Balita (AKaBa)
Angka Kematian Balita (AKBa) adalah jumlah anak yang meninggal sebelum
mencapai usia 5 tahun yang dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran
hidup.AKBa mempresentasikan risiko terjadinya kematian pada fasse antara
kelahiran dan sebelum umur 5 tahun. Berdasarkan data kasus kematian Anak
Balita di Kabupaten kendal tahun 2013 sebanyak 21 anak balita dan 174 balita
(laporan puskesmas).
Angka Kematian Anak Balita adalah kematian yang terjadi diantara penduduk
berusia yang 1 tahun sampai satu hari menjelang ulang tahun nya yang kelima.
Millenium Developmment Goals (MDG’s) menetapkan nilai normative Angka
Kematian Anak Balita sebagai berikut :
a) Sangat tinggi dengan nilai > 140
b) Tinggi dengan nilai 71-140
c) Sedang dengan nilai 20-70, dan
14 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
d) Rendah dengan nilai < 20
Berikut merupakan gambaran angka kematian bayi, angka kematian anak balita
dan angka kematian balita di kabupaten Kendal selama tahun 2010 sampai
dengan tahun 2013.
Grafik 6
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Kendal Tahun 2010-2013
Berbagai faktor dapat menyebabkan adanya penurunan AKB & AKBa, diantaranya
pemerataan pelayanan kesehatan berikut fasilitasnya. Hal itu disebabkan AKB &
AKBa sangat sensitive terhadap perbaikan pelayanan kesehatan. Selain itu,
perbaikan kondisi ekonomi yang tercermin dengan pendapatan masyarakat yang
meningkat juga dapat berkontribusi melalui perbaikan gizi yang berdampak positif
pada daya tahan bayi terhadap infeksi penyakit.
B. Morbiditas
Morbiditas adalah angka kesakitan, dapat berupa angka insiden maupun angka prevalensi dari
suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam suatu populasi dan pada
kurun waktu tertentu. Morbiditas juga berperan dalam penilaian terhadap derajat kesehatan
masyarakatsi di suatu wilayah.
.
1. 10 Besar Penyakit
Pola 10 penyakit terbanyak pada pasien yang ada di Puskesmas berdasarkan laporan SP3
Puskesmas menunjukkan bahwa kasus Infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) masih
menjadi kasus terbanyak di Kabupaten Kendal dengan persentase sebesar 26,31%.
Berikut merupakan gambaran 10 besar penyakit di Kabupaten Kendal pada tahun 2013.
15 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
Grafik 7.
10 besar penyakit di di Kabupaten Kendal
Tahun 2013
Sumber : Laporan SP3 Tahun 2013
2. TB Paru
Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang sebagian besar disebabkan oleh kuman
mycobacterium tuberkulosis, kuman tersebut biasanya masuk ke dalam tubuh manusia
melalui udara pernafasan ke dalam paru. Kemudian kuman tersebut dapat menyebar dari
paru ke bagian tubuh lain melalui sistem peredaran darah. Sistem saluran limfe, melalui
saluran nafas (bronchi) atau penyebaran langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya.
Penyebab tuberkulosis adalah mycobacterium tuberculosis, sejenis kuman berbentuk
batang dengan ukuran panjang 1 – 4 /um dan tebal 0,3 – 0,6 /um. Sebagian besar kuman
terdiri dari asam lemak lipid. Lipid inilah yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam
dan lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisik. Kuman dapat tahan hidup pada udara
kering maupun dalam keadaan dingin. Hal ini terjadi karena kuman berada dalam sifat
dormant (tidur). Di dalam jaringan, kuman hidup sebagai parasit intraseluler yakni dalam
sitoplasma makrofag. Sifat lain kuman ini adalah aerob. Sifat ini menunjukkan bahwa
kuman lebih menyenangi jaringan yang tinggi kandungan oksigennya. Dalam hal ini
tekanan oksigen pada bagian apikal paru-paru lebih tinggi daripada bagian lain, sehingga
bagian apikal ini merupakan tempat predileksi penyakit tuberculosis.
Salah satu indikator yang digunakan dalam pengendalian TB adalah CDR (Case Detection
Rate) yaitu proporsi jumlah pasien baru BTA positif yang ditemukan dan diobati terhadap
jumlah pasien baru BTA positif yang diperkirakan ada dalam wilayah tertentu. Adapun CDR
Tb untuk Kabupaten Kendal, dapat dilihat pada gambar berikut:
16 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
Grafik 8
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Kendal Tahun 2009-2013
Dilihat dari gambar diatas, tren CDR Tb paru menunjukkan penurunan pada tahun 2013,
hal ini menjadi indikator yang tidak terlalu baik bagi upaya pengendalian TB paru,
mengingat dengan rendahnya capaian CDR akan berakibat pada upaya pengendalian Tb
paru yang semakin melambat. Rendahnya angka capaian CDR Tb paru di Kabupaten
Kendal dikarenakan selama ini disebabkan hanya mengandalkan kegiatan rutin yang
bersifat pasif di Puskesmas dan Kegiatan-kegiatan yang bersifat inovatif untuk mencapai
target tidak bisa dilakukan karena terkendala minimnya dana yang disediakan dalam APBD
Kabupaten.
Salah satu strategi penanggulangan TB Paru yang telah terbukti sebagai strategi yang
secara ekonomis paling efektif adalah strategi DOTS (Directly Observed Treatment
Shortcourse) atau dapat diartikan pengawasan langsung menelan obat jangka pendek.
Adapun tujuannya adalah untuk mencapai angka kesembuhan yang tinggi, mencegah
putus berobat, mengatasi efek samping obat jika timbul dan mencegah resistensi. Ada lima
kunci utama dalam pelaksanaan strategi DOTS, yaitu:
a. Komitmen
b. Diagnosa yang baik
c. Ketersediaan dan lancarnya distribusi obat
d. Pengawasan penderita menelan obat
e. Pencatatan dan pelaporan penderita dengan sistem kohort.
Angka kesembuhan (Cure rate) pada tahun 2013 mengalami penurunan di bandingkan
pada tahun 2012, berdasarkan laporan dari puskesmas angka kesembuhan untuk tahun
2013 sebesar 83,95%, menurun dibandingkan pada tahun 2012 yang sekitar 85,04%.
3. HIV AIDs
AIDS singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome merupakan kumpulan dari
gejala dan infeksi atau biasa disebut sindrom yang diakibatkan oleh kerusakan sistem
17 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
kekebalan tubuh manusia karena virus HIV, sementara HIV singkatan dari Human
Immunodeficiency Virus merupakan virus yang dapat melemahkan kekebalan tubuh pada
manusia. Jika seseorang terkena virus semacam ini akan mudah terserang infeksi
oportunistik atau mudah terkena tumor. Untuk sampai saat ini, penyakit HIV AIDS belum
bisa disembuhkan dan ditemukan obatnya, kalau pun ada itu hanya menghentikan atau
memperlambat perkembangan virusnya saja.
Ada 3 proses Penularan HIV/AIDS dapat terjadi :
a. secara Vertical (dari ibu ke janin), penularan dapat terjadi sewaktu dalam
kandungan, saat persalinan dan saat menyusui.
b. Horisontal (dari 1 orang ke orang lain lewat darah), penularan dapat terjadi sewaktu
tranfusi darah yang terkontaminasi virus HIV, atau menggunakan alat-alat invasive
yang terkontaminasi, seperti jarum suntik, jarum tato, pisau cukur, dll.
c. Secara Transeksual (melalui hubungan seksual), penularan terjadi pada hubungan
seksual yang beresiko, yaitu berhubungan seksual dengan orang yang terinfeksi
HIV/AIDS atau berhubungan sex dengan banyak pasangan tanpa menggunakan
kondom.
Dalam epidemi HIV/AIDS, dikenal tiga (3) tingkatan HIV/AIDS di masyarakat, yaitu,
pertama: Low (Rendah), Kedua : Epidemi terkonsentrasi (kasus HIV/AIDS pada
subpopulasi tertentu lebih dari 10% dan kasus di ibu hamil kurang dari 5%, dan Ketiga:
Generalized (kasus HIV/AIDS yang tinggi ditemukan di masyarakat, yaitu lebih dari 1%
jumlah penduduk, atau lebih 5% pada ibu hamil).
Gambaran mengenai tren kasus HIV/Aids di Kabupaten Kendal tahun 2000-2013, dapat
dilihat pada gambar berikut,
Grafik 9. Tren kasus HIV/Aids di Kabupaten Kendal tahun 2000-2013
18 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
Dari gambar grafik diatas terlihat bahwa jumlah kasus baru HIV/AIDs dari tahun ke tahun
terus mengalami peningkatan semenjak tahun 2009 yang diikuti dengan meningkatnya
kasus baru HIV/AIDs dan jumlah kematian yang disebabkan oleh penyakit ini. Hal ini
menjadi indicator yang positif bagi upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit
HIV/AIDs, mengingat Dengan semakin banyaknya jumlah kasus yang ditemukan
diharapkan agar penyebaran maupun penularan penyakit ini dapat dicegah sedini mungkin.
Dilihat dari jumlah komulatif, untuk kasus HIV/AIDs di Kabupaten Kendal juga menunjukkan
tren peningkatan kasus yang cukup signifikan, yaitu hanya ada 1 kasus pada tahun 2000
meningkat signifikan menjadi 341 kasus pada tahun 2013.
Dilihat dari jenis pekerjaanya, Penderita HIV/AIDs di Kabupaten Kendal di dominasi oleh
pekerja seks sebanyak 34% dan Ibu rumah tangga sebesar 23% dari jumlah kasus
kumulatif yang ada dari tahun 2000 s/d 2013 sebanyak 341 kasus. Sebaran kasus HIV/Aids
tersebut dapat dilihat pada gambar berikut,
Grafik 10. Sebaran Kasus HIV/AIDs menurut jenis pekerjaan
di Kabupaten Kendal Tahun 2000-2013
Sumber : Bidang P2P tahun 2000-2013
Dilihat dari sebaran umur, terdapat hal yang cukup memprihatinkan di karenakan sebanyak
162 kasus di derita oleh pasien dengan umur produktif, yaitu di kisaran umur 25 – 49 tahun.
Sedangkan ada sebanyak 6 penderita yang berumur dibawah 4 tahun. Grafik sebaran
umur penderita HIV/AIDS di Kabupaten Kendal dapat dilihat sebagai berikut,
PEKERJA SEKS
34%
WARIA
4%
SOPIR
5%BURUH
6%IRT
23% NAPI
1%
PRT
3%PNS
1%
PERANGKAT
DESA
1%
WIRASWASTA
10%
SALON
0%
BELUM/TIDAK
BEKERJA
5%
PELAJAR/PT
1%KARYAWAN SWASTA
5%
LAIN
1%
19 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
Grafik 11. SEBARAN UMUR KASUS HIV-AIDS Kab. Kendal Tahun 2010-2013
Sumber : Bidang P2P tahun 2010-2013
Berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka penanganan pencegahan dan
penanggulangan HIV/AIDs di Kabupaten Kendal, adapun kegiatan tersebut diantaranya:
a. VCT Mobile pada populasi berisiko, seperti Narapidan, WPS, sopir, TKW, operator
karaoke, gay, waria dan wanita rawan ekonomi. IMS MOBILE
b. Klinik VCT di RSUD Soewondo Kendal
c. Kinik IMS di lokalisasi Gambilangu
d. Layanan CST di RSUD Soewondo dan RSUP Karyadi
e. Pemeriksaan CD4 ke RSUP Karyadi/lab
f. Pengobatan presumptif berkala pada WPS
g. Rintisan program screening ibu hamil/ANC
h. Sero survey dan pelacakan kasus HIV/AIDs
i. Pendampingan kasus HIV/AIDs oleh manajer kasus
4. Pneumonia
Pneumonia adalah suatu penyakit infeksi atau peradangan pada organ paru-paru yang
disebabkan oleh bakteri, virus, jamur ataupun parasit di mana pulmonary alveolus (alveoli)
yang bertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer menjadi "inflame" dan terisi oleh
cairan. Pneumonia dapat juga disebabkan oleh iritasi kimia atau fisik dari paru-paru atau
sebagai akibat dari penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru atau terlalu banyak minum
alkohol. Namun penyebab yang paling sering ialah serangan bakteria streptococcus
pneumoniae, atau pneumokokus. Populasi yang rentas terserang pneumonia adalah anak-
anak usia kurang dari 2 tahun, lansia dang orang yang memiliki masalah kesehan.
Cakupan penemuan dan penanganan penderita pneumonia pada balita di Kabupaten
Kendal selama tahun 2009-2013 menunjukkan kinerja yang sangat bagus, dikarenakan
cakupan penemuannya terus meningkat dari tahun ke tahun. Adapun Cakupan penemuan
dan penanganan penderita pneumonia balita di Kabupaten Kendal dari tahun 2009-2013
dapat dilihat pada gambar berikut:
20 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
Grafik 12.
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Kendal Tahun 2010-2013
Cakupan penemuan pneumonia balita di Kabupaten Kendal untuk tahun 2013 mengalami
peningkatan yang sangat bagus, meningkat dari 75,2% pada tahun 2012 menjadi 89,6%
pada tahun 2013. Adanya peningkatan ini berarti jumlah penderita pneumonia dan
pneumonia berat yang ditemukan semakin meningkat, hal ini dipengaruhi oleh peran serta
aktif masyarakat untuk mau membawa balitanya berobat ke Puskesmas dan juga peran
aktif petugas Puskesmas serta kader kesehatan di masyarakat dalam rangka menemukan
penderita pneumonia balita di masyarakat.
5. Kusta
Kusta (dari bahasa Yunani''lepi”, berarti sisik pada ikan), atau penyakit Hansen (HD),
adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae dan'
'Mycobacterium lepromatosis''. Kusta adalah penyakit granulomatosa terutama saraf perifer
dan mukosa dari saluran pernapasan atas; lesi kulit adalah tanda eksternal primer. Jika
tidak diobati, kusta dapat bersifat progresif, menyebabkan kerusakan permanen pada kulit,
saraf, anggota badan dan mata. Kusta tidak secara langsung menyebabkan bagian tubuh
jatuh pada kemauan mereka sendiri, melainkan mereka menjadi cacat atau autoamputated
sebagai akibat dari gejala penyakit.
WHO membagi penyakit kusta menjadi 2 jenis, yaitu pausibasiler (PB) dan multibasiler
(MB). Disebut kusta pausibasiler jika BTA negatif, sedangkan kusta multibasiler jika BTA
positif. Kusta tipe PB adalah tipe kusta yang tidak menular dan disebut juga sebagai kusta
kering. Sedangkan kusta tipe MB atau kusta basah adalah kusta yang sangat mudah
menular. Diagnosis kusta dapat ditegakkan dengan adanya kondisi sebagai berikut :
a. Kelainan pada kulit (bercak) putih atau kemerahan disertai mati rasa
b. Penebalan saraf tepi yang disertai gangguan fungsi saraf berupa mati rasa dan
kelemahan/kelumpuhan otot.
c. Adanya kuman tahan asam di dalam kerokan jaringan kulit (BTA positif).
21 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
Untuk penemuan kasus kusta pada tahun 2013, menunjukkan hasil yang cukup
menggembirakan dengan adanya kenaikan cakupan penemuan kasus kusta, dimana
ditemukan kasus sebanyak 28 kasus dengan jumlah kusta tipe PB sebanyak 3 kasus dan
kusta MB sebanyak 25 kasus. Gambaran Penemuan kusta dari tahun 2010 sampai dengan
tahun 2013 dapat dilihat sebagai berikut,
Grafik 13.
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Kendal Tahun 2009-2013
Keberhasilan dalam mendeteksi kasus baru dapat diukur dari tinggi rendahnya proporsi
cacat tingkat II pada penderita baru. Proporsi penderita cacat tingkat II di Kabupaten
Kendal pada tahun 2009-2013 sebagai berikut:
Grafik 14.
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Kendal Tahun 2009-2013
Proporsi penderita cacat tingkat II pada penderita kusta di Kabupaten Kendal, menunjukkan
tren kenaikan pada tahun 2013, yang semula 19,23% pada tahun 2012 menjadi 25% pada
22 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
tahun 2013. Tren kenaikan ini patut menjadikan perhatian khusus dalam upaya
penanganan penyakit kusta. dengan adanya kenaikan proporsi penderita cacat tingkat 2 ini
berarti penanganan penyakit kusta mengalami penurunan kinerja. Upaya pemantauan
penderita kusta yang intensif harus terus di tingkatkan dan peran aktif petugas dalam
melakukan pengawasan terhadap penderita penyakit kusta perlu lebih di tingkatkan lagi.
Diagnosa dan pengobatan dini dapat mencegah sebagian besar cacat fisik. Sebagaimana
tujuan utama terapi medik yaitu pengobatan dengan menggunakan MDT sesuai
tipe.Terjadinya cacat pada kusta disebabkan kerusakan fungsi saraf tepi, baik karena
kuman kusta maupun karena peradangan sewaktu keadaan reaksi
6. Diare
Diare adalah sebuah penyakit di mana penderita mengalami rangsangan buang air besar
yang terus-menerus dan tinja atau feses memiliki kandungan air yang berlebihan. Diare
bukanlah penyakit yang datang dengan sendirinya. Biasanya ada yang menjadi pemicu
terjadinya diare. Di Kabupaten Kendal sendiri di perkirakan terjadi kasus diare sebanyak
40.437 kasus,tetapi baru 24.440 kasus atau 60,4% yang di tangani.
Secara umum, berikut ini beberapa penyebab diare, yaitu:
1. Infeksi oleh bakteri, virus (sebagian besar diare pada bayi dan anak disebabkan oleh
infeksi rotavirus) atau parasit.
2. Alergi terhadap makanan atau obat tertentu terutama antibiotik.
3. Infeksi oleh bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain seperti: Campak, Infeksi
telinga, Infeksi tenggorokan, Malaria, dll.
Istilah Diare dibagi menjadi berbagai macam bentuk diantaranya:
1. Diare akut : kurang dari 2 minggu
2. Diare Persisten : lebih dari 2 minggu
3. Disentri : diare disertai darah dengan ataupun tanpa lender
4. Kholera : diare dimana tinjanya terdapat bakteri Cholera
23 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
Grafik 15.
Penyakit diare sering dianggap penyakit yang mempunyai fatality rendah, akan tetapi
apabila dibiarkan penyakit ini dapat menyebabkan kematian. Untuk Kabupaten Kendal
jumlah kematian diare pada tahun 2012 sebanyak 3 kasus.Sedangkan Pada tahun 2013
tidak ada kasus kematian akibat diare. Cakupan penanganan penderita diare adalah jumlah
penderita diare yang berobat ke tempat pelayanan kesehatan dibagi dengan jumlah
sasaran. Cakupan penanganan penderita diare di Puskesmas Kabupaten Kendal pada
tahun 2013 sebesar 60,4%, hal ini meningkat di bandingkan pada tahun 2012 dimana untuk
cakupan penanganan penderita diare di puskesmas sebesar 50.8%, Hal ini bisa diartikan
kinerja petugas Puskesmas lebih baik sehingga kepercayaan masyarakat terhadap
pelayanan puskesmas meningkat jumlah penderita diare yang berobat ke Puskesmas
menjadi semakin banyak jumlahnya. Akan tetapi, capaian ini masih di bawah target renstra
Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal pada tahun 2013 yaitu 100%. Hal ini disebabkan,
jumlah perkiraan kasus yang dipakai pada tahun 2013 menggunakan estimasi yang terlalu
tinggi sebagai sasaran target. Harapannya target tersebut dapat dipenuhi, akan tetapi
selama ini penemuan kasus diare masih bersifat pasif, sehingga Cakupan penderita diare
yang ditangani yang di hitung hanya yang berkunjung ke fasilitas pelayanan kesehatan,
sedangkan untuk penemuan kasus diare yang dilakukan kader tidak banyak yang
dilaporkan. Ini di karenakan diare tersebut bersifat ringan sehingga tidak terlalu
membutuhkan penanganan medis dan dapat di obati sendiri dengan pembuatan larutan
gula garam atau penggunaan obat diare yang ada di pasaran.
7. PD3I (Penyakit Dapat Dicegah Dengan Imunisasi)
PD3I adalah salah satu program Nasional yang indikator keberhasilannya tergantung ada
cakupan imunisasi, Penyakit yang dapat di cegah tersebut diantaranya TBC, Tetanus,
Diptheri, Pertusis, Polio, CampakHepatitis B. Penyakit ini disamping dapat menimbulkan
kematian, kesakitan juga kecatatan, bahkan apabila tidak ditangani secara maksimal dapat
menular dan mengakibat kejadian luar biasa (KLB). Salah satunya upaya pencegahan
24 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
yang menyeluruh hanya dengan pemberian imunisasi. Untuk Kabupaten Kendal, pada
tahun 2013 PD3I yang masih menjadi masalah yaitu kasus AFP ( Accute Flacid Paralysis)
dikarenakan pada tahun 2013 masih ditemukan kasus AFP di Kabupaten Kendal sebanyak
7 kasus. Dari hasil surveillans di Kabupaten Kendal, kasus AFP selalu di temukan. Hal ini di
karenakan sudah berjalannya surveilans aktif yang dilakukan oleh petugas. Untuk tahun
2013, jumlah kasus AFP sebanyak 7 kasus meningkat jika di bandingkan pada tahun 2009
sampai dengan 2012.
Grafik 16.
Kasus AFP yang ditemukan di Kabupaten Kendal tahun 2013 sebanyak 7 kasus, yang
terdiri dari laki-laki sebanyak 4 orang (57,14 %) dan perempuan 3 orang (42,86 %).Hal ini
berbeda jika dibandingkan dengan tahun 2012 dimana proporsi penderita laki-laki dan
perempuan sama.
8. Penyakit Bersumber Binatang
a. DBD ( Demam Berdarah Dengue)
DBD (Demam Berdarah Dengue) merupakan Penyakit demam akut yang disebabkan
oleh virus dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari
genus Aedes, misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Demam berdarah menjadi
salah satu permasalahan kesehatan di Kabupaten Kendal yang bersifat sangat klasik,
hal ini dikarenakan penyakit ini selalu menjadi masalah yang setiap tahun ada dan
terdapat siklus lima tahunan yang mempunyai tingkat fatalitas yang cukup tinggi. Hal ini
di karenakan penyakit ini sangat erat hubungannya dengan kesehatan lingkungan dan
perubahan perilaku pada masyarakat. Dinas Kesehatan sudah berupaya keras untuk
mencegah penyakit ini dengan adanya program Fogging (Penyemprotan) akan tetapi
upaya ini belum cukup apabila masyarakat belum memiliki kesadaran dalam menjaga
kesehatan lingkungan dan personal hygiene.
Berikut merupakan kondisi kasus DBD di Kabupaten Kendal dan tingkat fatalitasnya,
25 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
Grafik 19.
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Kendal Tahun 2009-2013
Pada grafik terlihat bahwa, tren IR DBD pada tiga tahun terakhir mulai dari tahun 2011
sampai dengan 2013, selalu meningkat. Dimana pada tahun 2013, IR DBD mengalami
lonjakan yang sangat signifikan dan mencapai 57,5/100.000 penduduk. Akan tetapi dari
segi fatalitas, CFR DBD untuk tahun 2013 mengalami penurunan di bandingkan pada
tahun 2012, yaitu sebesar 1,64%. Masih tingginya angka kejadian (IR) DBD di
Kabupaten Kendal, lebih di karenakan adanya faktor musim penghujan yang terlalu lama
di bandingkan dengan datangnya musim kemarau. Seperti di ketahui, vektor penyakit
DBD adalah Nyamuk Aedes Aegipty yang mempunyai habitat di genangan air bersih
dan lebih banyak di temukan berisitirahat di dalam rumah yaitu di pakaian yang
menggantung, kelambu dan tempat lembab atau tempat teduh lainnya. Oleh sebab itu,
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan pemberdayaan masyarakat memegang
peranan yang sangat penting dalam penanganan dan pemberantasan penyakit DBD.
Selama ini, di Kabupaten Kendal, anggaran untuk upaya penanganan dan
pemberantasan penyakit DBD masih bersifat reaktif, dalam arti apabila di temukan
adanya kasus di suatu tempat akan langsung di respon oleh tim dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Kendal untuk melakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE), apabila di perlukan
akan dilakukan upaya fogging. Upaya yang bersifat promotif dan preventif masih sangat
minim, oleh sebab itu, untuk upaya penanganan dan pemberantasan penyakit DBD ke
depannya sebaiknya di titik beratkan lebih kepada promotif dan preventif.
b. Malaria
Malaria adalah penyakit menular yang dapat ditularkan oleh nyamuk Anopheles.
Nyamuk ini membawa parasit plasmodium dan menggigit orang sekaligus
menyebarkannya melalui peredaran darah. Malaria merupakan penyakit berbahaya
yang dapat menyebabkan kematian,selain itu malaria dapat langsung menyebabkan
anemia dan menurunkan produktifitas kerja. Malaria disebabkan oleh parasit
Plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia dan
ditularkan oleh nyamuk malaria (Anopheles) betina, malaria dapat menyerang siapapun
26 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
dan dari semua golongan umur. Bersama dengan HIV AIDs dan TB, malaria menjadi
komitmen global dalam Millenium Development Goals. Upaya menekan angka kesakitan
dan kematian malaria dilakukan melalui program pemberantasan malaria yang
kegiatannya antara lain meliputi diagnosis dini, pengobatan cepat dan tepat, surveilans
dan pengendalian vektor yang kesemuanya ditujukan untuk memutus mata rantai
penularan malaria. Ditjen PP dan PL Kementerian Kesehatan telah menetapkan
stratifikasi endemisitas malaria suatu wilayah di Indonesia sebagai berikut :
a. Endemis Tinggi bila API>5/1000 penduduk
b. Endemis Sedang, bila API berkisar antara 1-5/1000 Penduduk
c. Endemis Rendah bila API 0-1/1000 penduduk
d. Non Endemis, adalah daerah yang tidak terdapat penularan malaria atau API=0.
API (Annual Paracite Incidents) merupakan indikator untuk mengukur angka kejadian
malaria pada satu daerah selama satu tahun. Pada tahun 2013, jumlah kasus malaria di
Kabupaten Kendal sebanyak 51 kasus ( API = 0,05/1000 Penduduk). Untuk kasus
malaria di Kabupaten Kendal, di tahun 2013 mengalami penurunan dibandingkan pada
tahun 2012, untuk tahun 2012, jumlah kasus sebanyak 92 kasus atau API sebesar
0,097/1000 penduduk. Dilihat dari tingkat tingkat endemisitasnya, API di Kabupaten
Kendal termasuk dalam kategori rendah, dimana sebagian besar kasus tersebut bersifat
import hal ini dikarenakan adanya penderita atau pendatang yang berasal dari daerah
endemis malaria yang kemudian membawa parasit plasmodium (Carrier)
9. Penyakit Tidak Menular (PTM)
Di Kabupaten Kendal, meskipun masih banyak penyakit menular seperti TB yang menjadi
penyebab kematian yang utama tetapi pada abad ke-20 tren penyakit mulai diambilalih oleh
penyakit tidak menular, seperti stroke, serangan jantung dan kanker. Perubahan pola
penyakit ini dikenal sebagai transisi epidemiologi. Transisi epidemiologi yang dimaksud
adalah perubahan distribusi dan faktor-faktor penyebab terkait yang melahirkan masalah
epidemiologi yang baru. keadaan transisi epidemiologi ini ditandai dengan perubahan pola
frekuensi penyakit.
Transisi epidemiologi bermula dari suatu perubahan kompleks dalam pola kesehatan dan
pola penyakit utama penyebab kematian dimana terjadi penurunan prevalensi penyakit
infeksi (penyakit menular), sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru
semakin meningkat. Hal ini terjadi seiring dengan berubahnya gaya hidup, sosial ekonomi
dan meningkatnya umur harapan hidup yang berarti meningkatnya pola risiko timbulnya
penyakit degeneratif seperti penyakit jantung koroner, diabetes melitus, hipertensi dan lain-
lain.
Penyakit tidak menular merupakan penyakit kronik atau bersifat menahun (degeneratif).
PTM ini bisa disebut penyakit non-Infeksi karena penyebabnya bukan mikroorganisme.
Namun tidak berarti peranan mikroorganime dalam terjadinya penyakit tidak menular ini
27 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
dapat dikesampingkan karena jika PTM tidak ditangani dengan baik maka bisa saja
menjadi komplikasi dengan penyakit infeksi.
Karakteristik penyakit tidak menular ini adalah penyebaran penyakitnya tidak melalui suatu
rantai penularan tertentu, masa inkubasi penyakit yang panjang, dan dalam diagnosisnya
lebih sulit daripada penyakit menular, serta variasinya luas.
Penyakit tidak menular (PTM) kurang lebih mempunyai kesamaan dengan beberapa
sebutan lainnya, seperti :
a. Penyakit kronis
b. Penyakit noninfeksi
c. New communicable diseases
d. Penyakit degeneratif
e. Penyakit perilaku
Kesamaan penyebutan ini tidaklah sepenuhnya memberi kesamaan penuh antara satu
dengan lainnya. Penyakit kronis dapat dipakai untuk PTM karena kelangsungan PTM
biasanya bersifat kronis (menahun) atau lama. Namun demikian ditemukan juga penyakit
tidak menular yang kelangsungannya mendadak / akut, misalnya keracunan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mempergunakan istilah penyakit kronis untuk penyakit
– penyakit tidak menular. Yang dimaksud dengan penyakit kronis ini memang jenis – jenis
penyakit yang bersifat kronis, dan tidak memperhatikannya dari segi apakah menular atau
tidak.
Nama penyakit non infeksi dipakai karena proses patologi PTM bukanlah suatu proses
infeksi yang dipicu oleh mikroorganisme. Hanya saja tidak berarti bahwa kejadian PTM
tidak ada hubungannya dengan peranan mikroorganisme. Proses patologi PTM
mempunyai karakteristik tersendiri sesuai dengan jenis penyakit masing – masing.
Disebut juga sebagai penyakit degeneratif karena kejadiannya bersangkutan dengan
proses degenerasi atau ketuaan, sehingga PTM banyak ditemukan pada usia lanjut.
Karena perlangsungannya yang lama, menyebabkan PTM berkaitan dengan proses
degeneratif yang berlangsung sesuai waktu / umur.
Sementara itu ada yang secara populer ingin menyebutnya sebagai ‘new communicable
disease’ karena penyakit ini dianggap dapat menular, yaitu melalui gaya hidup. Gaya hidup
dalam dunia modern dapat menular dengan caranya sendiri, tidak seperti penularan klasik
penyakit menular yang lewat suatu rantai penularan tertentu. Gaya hidup didalamnya dapat
menyangkut pola makan, kehidupan seksual, dan komunikasi global. Perubahan pola
makan telah mendorong perubahan peningkatan penyakit jantung yang berkaitan dengan
makan berlebih atau kolesterol tinggi.
Berbeda dengan Penyakit Menular, PTM mempunyai beberapa karakteristik tersendiri
seperti
a. Penularan penyakit tidak melalui suatu rantai penularan tertentu
b. Masa inkubasi pangjang dan laten
28 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
c. Perlangsungan penyakit yang berlarut-larut (kronis)
d. Banyak menghadapi kesulitan diagnosis
e. Mempunyai variasi yang luas
f. Memerlukan biaya tinggi dalam upaya pencegahan maupun penanggulangannya.
g. Faktor penyebabnya bermacam-macam (multi kausal), bahkan tidak jelas.
Saat ini di negara berkembang telah terjadi pergeseran penyebab kematian utama yaitu
dari penyakit menular ke penyakit tidak menular. Kecenderungan transisi ini dipengaruhi
oleh adanya berubahnya gaya hidup, urbanisasi dan globalisasi.
Untuk di Kabupaten Kendal, pada tahun 2013 kasus penyakit hypertensi masih
mendominasi jumlah penyakit tidak menular. Berikut merupakan urutan 10 besar kasus
penyakit tidak menular di Kabupaten Kendal,
Tabel 3. 10 besar penyakit tidak menular
di Kabupaten Kendal Tahun 2013
No. Jenis Penyakit Jumlah Kasus Keterangan
1 Hipertensi esensial 7,802
2 Diabetes ND 3,779
3 Hipertensi lain 3,505
4 Asma bronkial 1,247
5 Psikosis 221
6 Dekomp kordis 125
7 Diabetes ID 52
8 Angina Pekt. 30
9 Ca Mamae 27
10 Stroke Hemoragik 20
Jumlah 16,808
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Kendal Tahun 2013
C. Status Gizi
Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk anak yang
diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi juga didefinisikan sebagai
status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrien.
Salah satu indikator yang dijadikan dalam tolok ukur keberhasilan pencapaian Millenium
Development Goals. Status gizi balita diukur berdasarkan umur, berat badan (BB) dan Tinggi
Badan (TB). Status gizi dipengaruhi oleh konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi di
dalam tubuh. Bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi dan digunakan secara efisien akan
tercapai status gizi optimal yang memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak,
kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin. Jika
keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrien tadi terganggu, misalnya pengeluaran
29 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
energi dan protein lebih banyak dibandingkan pemasukan maka akan terjadi kekurangan
energi protein, dan jika berlangsung lama akan timbul masalah yang dikenal dengan KEP berat
atau gizi buruk. Perkembangan keadaan giszi masyrakat dapat dipantau melalui hasil
pencatatan dan pelaporan program perbaikan gizi masyrakat yang tercemin dalam hasil
penimbangqan bayi dan balita setiap bulan di posyandu. Menurut laporan Puskesmas pada
tahun 2013 kabupaten Kendal menujukan jumlah Bayi Lahir Hidup sebanyak 16.307 bayi.
Untuk kasus bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) pada tahun 2013 yaitu sebanyak
11 bayi yang terdiri dari 4 bayi laki-laki dan 7 bayi perempuan.
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa
memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam
setelah lahir. BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan
disabilitas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap
kehidupannya dimasa depan.
Sedangkan jumlah balita yang datang dan di timbang (D) di posyandu dan seluruh balita yang
ada yaitu sejumlah 60.077 anak dengan rincian jumlah balita yang naik berat badannya
sebanyak anak 46.742 (77,8%) dan bawah agaris merah (BGM) sebanyak 1.131 anak (1,9%).
Permasalahan gizi yang masih tetap ada dan jumlah cenderung bertambah ada masalah gizi
kurang dan gizi buruk. Kurang gizi sanagt dipengaruhi oleh pengetahuan masyrakat yang
kurang,keadaan social ekonomi dan kejadian penyakit
Grafik 20.
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Kendal Tahun 2013
Gambaran status gizi balita di Kabupaten Kendal Tahun 2013 terlihat bahwa 94,98% balita
sudah mempunyai status gizi baik sedangkan 3,52% balita mengalami gizi kurang dan masih
ada 0,04% balita menderita gizi buruk. Pada tahun 2013, jumlah balita gizi buruk Kabupaten
Kendal pada tahun 2013 jumlah balita gizi buruk sebanyak 23 kasus atau prevalensinya
sebesar 0,04% sedangkan pada tahun 2012 jumlah balita gizi buruk sebanyak 24 kasus atau
prevalensi sebesar 0,04%. Dari 23 kasus balita gizi buruk di Kabupaten Kendal, cakupan
terhadap penanganan balita gizi buruk mendapat perawatan sebesar 100%, hal ini berarti
semua balita gizi buruk yang ditemukan sudah mendapatkan penanganan medis baik di tingkat
30 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
puskesmas maupun rujukan di tingkat Rumah Sakit. Berikut merupakan grafik kasus gizi buruk
dari tahun 2010sampai dengan tahun 2013,
Grafik 21.
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Kendal Tahun 2009-2013
Permasalan gizi buruk di Kabupaten Kendal setiap tahunnya mengalami tren yang cukup
variatif, seperti dilihat pada grafik diatas, untuk tahun 2013 terdapat penurunan penderita
balita gizi buruk walaupun tidak terlalu signifikan. Menurut UNICEF, faktor yang
mengakibatkan terjadinya gizi buruk terdapat dua penyebab langsung, diantaranya:
a. Kurangnya asupan gizi dari makanan. Hal ini disebabkan terbatasnya jumlah makanan
yang dikonsumsi atau makanannya tidak memenuhi unsur gizi yang dibutuhkan karena
alasan sosial dan ekonomi yaitu kemiskinan.
b. Akibat terjadinya penyakit yang mengakibatkan infeksi. Hal ini disebabkan oleh rusaknya
beberapa fungsi organ tubuh sehingga tidak bisa menyerap zat-zat makanan secara
baik.
31 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
DI KABUPATEN KENDAL
A. Upaya Pelayanan Kesehatan Dasar
Pelayanan Kesehatan Dasar merupakan langkah penting dalam upaya peningkatan derajat
kesehatan masyarakat. Dengan adanya pelayanan kesehatan dasar yang cepat dan tepat
diharapkan permasalahan kesehatan yang ada dapat ditangani secara dini. Adapun upaya
pelayanan kesehatan dasar yang ada di Puskesmas, diantaranya:
1. Pelayanan Kesehatan Ibu
a. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan
profesional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan dan
perawat) kepada ibu hamil selama masa kehamilannya, yang mengikuti program
pedoman pelayanan antenatal yang ada dengan titik berat pada kegiatan promotif dan
preventif.
Indikator yang digunakan untuk menggambarkan akes ibu hamil terhadap pelayanan
antenatal adalah cakupan K1-kontak pertama dan K4-kontak 4 kali dengan tenaga
kesehatan yang mempunyai kompetensi, sesuai standar. K1 adalah kontak pertama ibu
hamil dengan tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan
pelayanan terpadu dan komperehensif sesuai standar. Kontak pertama harus dilakukan
sedini mungkin pada trimester pertama, sebaiknya sebelum minggu ke 8. Sedangkan
K4 adalah ibu hamil dengan kontak 4 kali atau lebih dengan tenaga kesehatan yang
mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan komperehensif
sesuai standar. Kontak 4 kali dilakukan sebagai berikut: sekali pada trimester pertama
(kehamilan hingga 12 minggu) dan trimester ke-2 (>12-24 minggu), minimal 2 kali
kontak pada trimester ke-3 dilakukan setelah minggu ke 24 sampai dengan minggu ke
36. Kunjungan antenatal bisa lebih dari 4 kali sesuai kebutuhan dan jika ada keluhan,
penyakit atau gangguan kehamilan. Berikut gambaran mengenai cakupan pelayanan
antenatal (K1 dan K4) di Kabupaten Kendal selama tahun 2009 sampai dengan tahun
2013
32 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
Grafik 22.
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Kendal Tahun 2009-2013
Cakupan K1 dan Cakupan K4 pada tahun 2013 mengalami tren penurunan di
bandingkan pada tahun sebelumnya. Akan tetapi, apabila dilihat dari cakupan K4 yang
sudah mencapai angka cakupan 99,2% sudah menunjukkan kinerja yang sangat
bagus, mengingat target dari standar pelayanan minimal sampai dengan tahun 2015
adalah sebesar 95%. Dari grafik diatas, terlihat bahwa dalam setiap tahun masih ada
kesenjangan cakupan K1 dan K4. Hal ini berarti bahwa ada ibu hamil yang tidak
melanjutkan pemeriksaan kehamilan hingga kunjungan keempat pada trimester
terakhir. Adanya angka drop out ini yang akan menyulitkan tenaga kesehatan di
puskesmas untuk memantau ibu hamil sehingga deteksi dini komplikasi pada
kehamilan dan persalinan sulit dilakukan. Deteksi dini dalam pelayanan antenatal
mengarah pada penemuan ibu hamil beresiko agar dapat ditangani secara memadai
sehingga kesakitan atau kematian dapat dicegah. Oleh karena itu, upaya yang dapat
dilakukan ibu dalam deteksi dini terhadap komplikasi kehamilan dengan memeriksakan
kehamilan sedini mungkin dan teratur ke fasilitas pelayanan kesehatan paling sedikit 4
kali selama masa kehamilan atau lebih dikenal dengan K4.
b. Pelayanan Persalinan
Persalinan adalah klimaks dari kehamilan dimana berbagai sistem yang nampaknya
tidak saling berhubungan bekerja dalam keharmonisan untuk melahirkan bayi.
Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada
masa di sekitar persalinan, hal ini disebabkan pertolongan tidak dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan (profesional).
Upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi, salah satunya melalui
persalinan yang aman dan ditangani oleh tenaga kesehatan yang mempunyai
kompetensi yamg memadai dan di usahakan di tempat pelayanan kesehatan.
33 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
Jumlah persalinan dengan pertolongan tenaga kesehatan di kabupaten Kendal pada
tahun 2013 sebesar 93,4% atau sekitar 15.994 ibu bersalin. Hal ini berarti ada
penurunan di bandingkan pada tahun 2012 yaitu sekitar 98,43% atau sebesar 16.787
ibu bersalin. Hal ini di karenakan jumlah tempat pelayanan kesehatan di Kabupaten
Kendal masih sangat minim, terutama untuk pelayanan rujukan, dimana di Kabupaten
Kendal hanya ada 3 (tiga) Rumah Sakit.
c. Pelayanan Nifas
Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6
minggu setelah melahirkan. Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan
pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan minimal
sebanyak 3 kali dengan distribusi waktu sebagai berikut :
a) Kunjungan Nifas Pertama (KF1) pada 6 jam setelah persalinan sampai dengan 3
hari.
b) Kunjungan Nifas Kedua (KF2) dilakukan dalam waktu hari ke-4 sampai dengan hari
ke-28 setelah persalinan,
c) Kunjungan Nifas ketiga (KF3) dilakukan dalam waktu hari k3-29 sampai dengan hari
ke-42 setelah persalinan.
Cakupan pelayanan nifas untuk ibu nifas di Kabupaten Kendal pada tahun 2013 adalah
90,7% atau sekitar 15.535 ibu nifas, hal ini mengalami penurunan di bandingkan pada
tahun 2012 dimana cakupan pelayanan nifas sebanyak 100% dari seluruh ibu nifas.
d. Pelayanan Komplikasi maternal
Komplikasi kehamilan adalah semua penyulit yang terjadi selama kehamilan yang dapat
mengganggu dan mengancam kesehatan janin atau ibunya dan akan berdampak pada
terjadinya abortus, kelahiran prematur dan kematian pada janin. Faktor-faktor yang
dapat memicu terjadinya komplikasi kehamilan sebelumnya atau persalinan yang lama,
perdarahan, pucat/anemia, tekanan darah tinggi, dan beberapa faktor lain seperti umur,
paritas dan berat badan.
Adapun sasaran dari ibu hami risiko tinggi adalah 20% ibu hamil yang ada di
masyarakat. Jumlah komplikasi kehamilan di Kabupaten Kendal pada tahun 2013
adalah 3.588 ibu hamil, dimana untuk cakupan penanganan komplikasi kebidanan oleh
tenaga kesehatan sebesar 71,6% adapun jumlah ibu hamil sebesar 17.938 ibu hamil.
Untuk cakupan penanganan komplikasi kebidanan oleh tenaga kesehatan ada tren
peningkatan jika dibandingkan dengan cakupan yang sama di tahun 2012, yaitu sebesar
60,4% atau sekitar 2.150 ibu hamil.
34 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
2. Pelayanan Neonatal, Bayi dan Balita
a. Pelayanan neonatal
Neonatus atau bayi baru lahir (0-28 hari) merupakan golongan umur yang memiliki risiko
gangguan kesehatan paling tinggi. Kunjungan Neonatus adalah terjadinya kontak
antara bayi usia 0-28 hari dengan tenaga kesehatan untuk memperoleh pelayanan
kesehatan minimal tiga kali yaitu dua kali pada umur 0-7 hari (KN1) dan satu kali
pada umur 8-28 hari (KN2). Akan tetapi pada tahun 2008 ditetapkan perubahan
kebijakan dalam pelaksanaan kunjungan neonates daris emula 2 kali (satu kali pada
minggu pertama dan satu kali pada 8-28 hari), menjadi 3 kali (dua kali pada minggu
pertama). Dengan perubahan ini, jadwal kunjungan neonates dilaksanakan pada
umur 6-48 jam, umur 3-7 hari dan 8-28 hari. Indikator pelayanan kesehatan
neoanatal digambarkan melalui cakupan kunjungan neonatal.
Cakupan kunjungan neonatal baik untuk KN1 dan KN3 pada tahun 2013 mengalami
penurunan dibandingkan cakupan kunjungan neonatal pada tahun 2012. Adapun
cakupan kunjungan neonatal KN1 sebesar 97,5% pada tahun 2013 dan 100% pada
tahun 2012, sedangkan untuk cakupan kunjungan neonatal KN3 pada tahun 2013
sebesar 96,8% pada tahun 2013 dan 100% pada tahun 2012 dengan jumlah bayi
lahir hidup sebesar 16.307 bayi pada yahun 2013 dan 16.682 bayi pada tahun 2012.
Adanya kondisi seperti ini harus di jadikan acuan bagi kabupaten Kendal untuk lebih
meningkatkan jumlah cakupan melalui kegiatan promotif maupun preventif bagi
pelayanan kesehatan neonatus dan adanya pemeriksaan kunjungan rumah oleh
tenaga kesehatan bagi neonatus yang tidak dapat berkunjung ke puskesmas dan
sistem pencatatan pelaporan (PWS KIA) yang sudah mengalami perbaikan di
bandingkan tahun sebelumnya.
Pelayanan neonatus dengan komplikasi adalah penanganan neonatus dengan penyakit
dan kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan, dan kematian oleh tenaga
kesehatan yang mempunyai kompetensi dan dilaksanakan di fasilitas pelayanan
kesehatan.
Pada tahun 2013 jumlah neonatal dengan komplikasi yang ditangani sebesar 15.870
neonatal dari 16.307 bayi lahir hidup atau sekitar 96,8%. Meningkat di bandingkan tahun
2012 dimana cakupan penanganan neonatal komplikasi oleh tenaga kesehatan adalah
sebesar 38,8% dari total perkiraan 2.502 bayi dengan neonatal komplikasi.
35 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
Grafik 23.
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Kendal Tahun 2009-2013
b. Pelayanan Kesehatan Bayi
Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar oleh tenaga
kesehatan minimal 4 kali dalam setahun, yaitu satu kali pada umur 29-3 bulan, 1 kali
pada umur 3-6 bulan, 1 kali pada 6-9 bulan dan 1 kali pada 9-11 bulan. Kunjungan bayi
bertujuan untuk meningkatkan akses bayi terhadap pelayanan kesehatan dasar,
mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan pada bayi sehingga cepat mendapat
pertolongan, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit melalui pemantauan
pertumbuhan, imunisasi, serta peningkatan kualitas hidup bayi dengan stimulusi
tumbuh kembang. Dengan demikian hak anak mendapatkan pelayanan kesehatan
terpenuhi. Pelayanan kesehatan tersebut meliputi :
1) Pemberian imunisasi dasar lengkap sebelum bayi berusia 1 tahun
2) Stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi
3) Pemberian vitamin A 100.000 IU (6 – 11 bulan)
4) Konseling ASI eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI, tanda –tanda sakit
dan perawatan kesehatan bayi di rumah menggunakan Buku KIA
5) Penanaganan dan rujukan kasus bila di perlukan
Tren cakupan kunjungan bayi antara tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 dapat
dilihat pada gambar berikut,
36 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
Grafik 24.
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Kendal Tahun 2009-2013
Dari gambar diatas menunjukkan ada peningkatan cakupan yang cukup signifikan pada
tahun 2013, dimana cakupan kunjungan bayi mencapai 103,3 %, meningkat di
bandingkan pada tahun 2012 yang sebesar 93,69%.
c. Pelayanan kesehatan balita
Pelayanan Kesehatan Anak Balita adalah pelayanan kesehatan pada anak umur 12-59
bulan sesuai standar meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8x setahun,
pematauan perkembangan minimal 2x setahun dan pemberian vitamin A 2x setahun
(Bulan Februari dan Agustus). Pemantauan pertumbuhan dilakukan melalui
penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan di fasilitas pelayanan
kesehatan. Pemantauan perkembangan dapat dilakukan melalui SDIDTK (Stimulasi,
Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang) oleh petugas kesehatan, sedangkan
pemberian Vitamin A dilakukan oleh pertugas kesehatan di sarana kesehatan.
Hasil cakupan pelayanan kesehatan balita minimal 8 kali di puskesmas Kabupaten
Kendal sebesar 100% dari jumlah balita yang ada sebanyak 65.228 balita, sama dengan
cakupan pada tahun 2012. Adapun jumlah balita yang ditimbang pada tahun 2013
sebanyak 60.077 atau sekitar 73,3%, dimana 46.742 balita atau 77,8% BBnya (Berat
Badan) naik dan 1.131 balita atau 1,9% mengalami BGM ( Balita di Bawah Garis
Merah).
37 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
3. Pelayanan kesehatan siswa SD
Usia anak adalah periode yang sangat menentukan kualitas seorang manusia dewasa
nantinya. Masalah kesehatan pada anak usia sekolah semakin hari semakin kompleks,
PHBS menjadi masalah kesehatan yang paling dasar. Permasalahan perilaku kesehatan
pada anak usia SD biasanya berkaitan dengan kebersihan perorangan dan lingkungan
seperti gosok gigi yang baik dan benar, kebiasaan cuci tangan pakai sabun, kebersihan
diri. Permasalahan kesehatan tersebut pada umumnya akan menghambat pencapaian
prestasi pada peserta didik di sekolah. Oleh sebab itu diperlukan penjaringan kesehatan
bagi anak usia sekolah sebagai upaya deteksi dini permasalahan kesehatan yang ada.
Pelayanan kesehatan pada murid kelas 1 SD dan sederajat yang dilakukan oleh tenaga
puskesmas sudah menunjukkan kinerja yang optimal. Hal ini dapat dilihat dari cakupan
penjaringan pelayanan kesehatan untuk murid kelas 1 SD dan sederajat sudah mencapai
100% atau sekitar 16.887 siswa SD.
4. Pelayanan KB
Keluarga Berencana merupakan gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan
sejahtera dengan membatasi kelahiran. Itu bermakna adalah perencanaan jumlah keluarga
dengan pembatasan yang bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau
penanggulangan kelahiran seperti kondom, spiral, IUD, dan sebagainya. Tujuan pelayanan
KB adalah :
1) meningkatkan jumlah peserta KB atas kesadaran dan tanggung jawab
2) membina peserta KB aktif dalam rangka kelembagaan dan pembudayaan NKKBS
3) mencapai sasaran penurunan tingkat kelahiran
4) menngkatkan menciptakan Keluarga kecil sejahtera melalui mengendalian pertumbuhan
penduduk
Program KB (Keluarga Berencana) juga di arahkan sebagai upaya pengendalian jumlah
kelahiran dan mewujudkan keluarga kecil yang sehat, bahagia dan sejahtera.
Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di Kabupaten Kendal pada tahun 2013 sebanyak
187.859 PUS, hal ini mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2012. Dari jumlah
PUS yang ada, sebanyak 14% dari jumlah PUS yang ada merupakan peserta KB baru dan
79,1% diantaranya peserta KB aktif.
38 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
Grafik 25.
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Kendal Tahun 2013
Secara mix kontrasepsi, metode kontrasepsi menggunakan Pil masih sangat dominan di
gunakan baik pada peserta KB baru maupun peserta KB aktif. Metode kontrasepsi dengan
menggunakan pil ini masih menjadi andalan dikarenakan metode ini mempunyai efektivitas
sekitar 99% dan tidak membutuhkan intervensi medis sehingga memudahkan dalam
pelaksanaanya.
5. Pelayanan Imunisasi
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan
memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang
mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi biasanya lebih fokus diberikan
kepada anak-anak karena sistem kekebalan tubuh mereka masih belum sebaik orang
dewasa, sehingga rentan terhadap serangan penyakit berbahaya. Imunisasi tidak cukup
hanya dilakukan satu kali, tetapi harus dilakukan secara bertahap dan lengkap terhadap
berbagai penyakit yang sangat membahayakan kesehatan dan hidup anak. Imunisasi
biasanya lebih fokus diberikan kepada anak-anak karena sistem kekebalan tubuh mereka
masih belum sebaik orang dewasa, sehingga rentan terhadap serangan penyakit
berbahaya.
Untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian bayi serta anak balita perlu
dilaksanakannya program imunisasi untuk mencegah adanya munculnya beberapa
penyakit, terutama penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi (PD3I), diantaranya
TBC, Difteri, Pertusis, Tetanus, Polio, ccampak dan Hepatitis B. Untuk dapat terhindar dari
penyakit-penyakit tersebut, idealnya bayi harus mendapatkan imunisasi dasar lengkap
yang terdiri dari Imunisasi BCG 1 kali, DPT+HB 3 kali, Polio 4 kali dan campak 1 kali. Untuk
39 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
dapat menilai kelengkapan imunisasi dasar bayi, indikator yang digunakan biasanya
dengan melihat cakupan DPT+HB 3, Polio 4 dan campak ≥ 80%.
Grafik 26.
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Kendal Tahun 2012-2013
Sasaran bayi pada tahun 2013 adalah 16.307 bayi, cakupan imunisasi DPT+HB 3 sebesar
100,78%, Cakupan Imunisasi Polio 102,28% dan Cakupan Imunisasi campak 101,31%.
Adapun DO rate pada tahun 2013 adalah -0,03%, dari batasan -5 > 0 > 5, hal ini berarti
masih baik. Dari cakupan tersebut dapat dilihat bahwa, untuk di tahun 2013 Kabupaten
Kendal Cakupan imunisasi dasar pada bayi telah dapat dilakukan secara lengkap dan
memenuhi target yang telah di tentukan.
6. Pelayanan Kesehatan gigi dan mulut
Kegiatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang telah dilaksanakan oleh Puskesmas
pada tahun 2013 yaitu tumpatan gigi tetap sebanyak 2.038 kasus, dimana hal ini
mengalami peningkatan di bandingkan pada tahun 2012 yaitu sebesar 1.108 kasus.
Sedangkan tindakan untuk pencabutan gigi tetap sebanyak 1.961 kasus, dengan rasio
untuk tumpatan dibandingkan dengan pencabutan gigi sebesar 1.04%.
Berdasarkan data pada tahun 2013, telah dilaksanakan upaya pelayanan UKGS di sekolah
dasar, dimana 31.450 (31,8%) siswa SD telah diperiksa dari 98.936 siswa SD yang ada.
Dari jumlah tersebut, 30,32% atau 9.537 perlu mendapatkan perawatan dan yang telah
mendapatkan perawatan sebanyak 4.821 siswa SD atau sekitar 50,6%.
Berdasarkan data diatas, pelayanan kesehatan gigi dan mulut belum menjadi prioritas
masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Selain itu, masih banyak
40 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
puskesmas yang belum memiliki sistem pencatatan pelaporan yang baik untuk pelayanan
kesehatan gigi dan mulut, hal ini dapat dilihat dari laporan yang masuk, masih ada
beberapa puskesmas yang tidak mengirimkan laporan. Oleh sebab itu, perlu adanya
peningkatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut melalui kegiatan promotif dan preventif
serta peningkatan kapasitas dan penempatan tenaga kesehatan yang mempunyai
kapabilitas dalam pelayanan kesehatan gigi dan mulut serta peningkatan sarana dan
prasarana pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang masih kurang saat ini.
7. Pelayanan Kesehatan Lansia
Dengan meningkatnya Usia Harapan Hidup, maka kesehatan lansia juga perlu
mendapatkan perhatian agar para lansia dapat menjalani kehidupannya secara berkualitas
baik fisik maupun mentalnya. Dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan pada
lansia, telah dilakukan pembinaan posyandu lansia serta karang werda yang sudah ada.
Cakupan Pelayanan Kesehatan usia lanjut di Kabupaten Kendal pada tahun 2013 sudah
mencapai 51,62%, menurun di bandingkan tahun 2012 sebesr 65,60% sedangkan jumlah
penduduk berusia lanjut yang ada sebesar 93.953 jiwa. Hal tersebut di karenakan jumlah
pertumbuhan lansia yang cukup signifikan di tahun 2013.
B. Upaya Pelayanan Kesehatan Rujukan
Pelayanan kesehatan rujukan merupakan pelayanan kesehatan kepada kelompok masyarakat
yang memerlukan perawatan inap, yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan
kesehatan dasar di Puskesmas. Adapun bentuk pelayanan kesehatan rujukan dapat dilakukan
di Rumah Sakit. Rumah sakit merupakan suatu tempat untuk melakukan upaya meningkatkan
kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan.
Masyarakat telah menganggap bahwa rumah sakit adalah harapan terakhir bagi orang yang
sedang sakit. Bahkan ada sebagian masyarakat yang berperilaku untuk cepat-cepat berobat ke
rumah sakit, jika mereka menderita suatu penyakit tertentu. Agar dicapai tingkat pelayanan
kesehatan yang berkualitas, rumah sakit mengupayakan itu dengan meningkatkan berbagai
fasilitas pelayanan. Pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan bentuk pelayanan yang
diberikan kepada klien oleh suatu tim multi disiplin. Pelayanan kesehatan pada masa kini
sudah merupakan industri jasa kesehatan utama dimana setiap rumah sakit bertanggung gugat
terhadap penerima jasa pelayanan kesehatan. Keberadaan dan kualitas pelayanan kesehatan
yang diberikan ditentukan oleh nilai-nilai dan harapan dari penerima jasa pelayanan tersebut.
Disamping itu, penekanan pelayanan kepada kualitas yang tinggi tersebut harus dapat dicapai
dengan biaya yang dapat dipertanggungjawabkan.
1. Kunjungan Pelayanan Kesehatan
Cakupan kunjungan pelayanan kesehatan oleh penduduk di Kabupaten Kendal pada tahun
2013, di dapatkan dari data kunjungan penduduk ke Puskesmas dan Rumah Sakit baik
kunjungan rawat jalan maupun kunjungan rawat inap. Jumlah kunjungan rawat jalan dan
41 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
rawat inap sarana pelayanan kesehatan Kabupaten Kendal Tahun 2013, dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4. Jumlah kunjungan di sarana pelayanan kesehatan
Kabupaten Kendal Tahun 2013
NO SARANA PELAYANAN
KESEHATAN Rawat Jalan Rawat Inap
1 Puskesmas
1,147,273 11,404
2 RSUD dr. Soewondo 94,692 16,740
3 RSI Kendal 27,469 9,252
4 RSIA Darul Istiqomah 13,199 7,056
JUMLAH
1,282,633 44,452
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Kendal Tahun 2013
Namun demikian, jumlah kunjungan di atas belum sepenuhnya menggambarkan pilihan
masyarakat Kabupaten Kendal dalam memilih jenis pelayanan kesehatan yang ada,
mengingat masih ada penduduk Kabupaten Kendal yang memilih untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan yang lebih baik dengan berkunjung ke pelayanan kesehatan yang
mempunyai strata yang lebih baik, seperti Rumah Sakit yang ada di wilayah kerja Kota
Semarang dan Provinsi Jawa Tengah.
2. Indikator Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit
Adapun indikator kinerja pelayanan rujukan Rumah Sakit di Kabupaten Kendal, terdiri dari
BOR (Bed Occupancy Rate), LOS (Length of Stay), TOI (Tur Of Interval), GDR (Gross
Death Rate) dan NDR (Neath Death Rate).
a. BOR (Bed Occupancy Rate)
BOR (Bed Occupancy Rate) menggambarkan mengenai tingkat pemanfaatan tempat
tidur di Rumah Sakit, standar yang ideal untuk sebuah Rumah Sakit antara 70% sampai
dengan 80%. Berdasarkan data yang ada, hanya RS darul Istiqomah saja yang
menyerahkan data secara lengkap. Sehingga untuk BOR di Rumah Sakit yang ada di
Kabupaten Kendal belum bisa di hitung.
b. LOS
LOS (Length Of Stay) adalah rata-rata dalam satu tempat tidur dihuni oleh satu
penderita rawat inap yang dihitung dalam hari dengan standar ideal antara 6-9 hari.
Seperti hal nya dengan BOR, perhitungan untuk LOS juga mengalami Kendal dengan
tidak lengkapnya data yang di sampaikan Rumah Sakit ke DInas Kesehatan.
c. TOI ( Turn of Interval)
42 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
Adalah rata-rata tempat tidur yang tidak ditempati dengan standar ideal 1-3 hari, TOI
untuk Kabupaten Kendal pada tahun 2013 adalah 4,73 hari. Hal ini menggambarkan
bahwa, pemakaian tempat tidur di Rumah Sakit belum optimal.
d. GDR
Adalah angka kematian untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar maksimum adalah 45.
Adapun manfaat dari GDR adalah untuk mengetahui mutu pelayanan/perawatan di
Rumah Sakit. Angka ini bisa untuk menilai mutu dari pelayanan yang di berikan oleh
Rumah Sakit jika angka kematian kurang dari 48 jam rendah. Berdasarkan data yang
ada, GDR untuk tahun 2013 adalah 39,7 per 1000 penderita. Hal ini menunjukkan
pelayanan Rumah Sakit sudah cukup baik.
e. NDR
Adapun manfaat NDR adalah untuk mutu pelayanan/perawatan Rumah Sakit, semakin
rendah angka NDR menunjukkan bahwa mutu pelayanan/perawatan Rumah Sakit
semakin baik. NDR yang masih bisa di tolerir adalah 25 per 1000 penderita keluar.
Pencapaian NDR di Kabupaten Kendal di tahun 2013 adalah 1,6%.
C. Upaya Pelayanan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
JPKM (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat) merupakan upaya pemeliharaan
kesehatan secara paripurna, terstruktur yang dijamin kesinambungan dan mutunya, dimana
pembiayaannya dilaksanakan secara pra-upaya. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan pada
JPKM bertujuan untuk memelihara kesehatan para peserta, bukan hanya sekedar
menyembuhkan penyakit tetapi dituntut untuk aktif berusaha meningkatkan derajat kesehatan
dan mencegah peserta agar tidak jatuh sakit.
Berdasarkan laporan dari Puskesmas, jumlah penduduk yang tercover oleh Jaminan
pemeliharaan kesehatan dengan perincian sebagai berikut:
Tabel 5. JPKM di Kabupaten Kendal Tahun 2013
No. Jenis Kepesertaan Jumlah Persentase
1 Askes tad -
2 Jamkesmas 349.617 36.6%
3 Jamkesda 91.479 9,6%
4 Lainnya tad -
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Kendal Tahun 2013
Akses terhadap pelayanan kesehatan belum tentu bisa dijangkau oleh setiap penduduk di
Kabupaten Kendal. Hal ini bergantung pada kemampuan moneter masing-masing individu,
43 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
untuk itulah pemerintah memberikan program bantuan bagi masyarakat miskin/rentan di
Kabupaten Kendal melalui Jamkesmas dan Jamkesmasda Kabupaten Kendal. Di Kabupaten
Kendal, masyarakat miskin/rentan yang telah memiliki kartu Jamkesmas/Askeskin sebanyak
349.617 jiwa (36,6%) dan masyarakat miskin/rentan yang tercover oleh Jamkesmasda
Kabupaten Kendal sebesar 91.479 jiwa (9.6%).
D. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
1. Pemberian Tablet tambah darah pada ibu hamil (Fe)
Selama masa kehamilan, salah satu pelayanan kesehatan selain pemeriksaan ibu hamil
dan konsultasi, pemberian tablet Fe (Zat Besi) bagi Ibu hamil memiliki peranan yang sangat
penting mengingat jika ibu kekurangan zat besi selama hamil, maka persediaan zat besi
pada bayi saat dilahirkan pun tidak akan memadai, padahal zat besi sangat dibutuhkan
untuk perkembangan otak bayi diawal kelahirannya. Kekurangan zat besi sejak sebelum
hamil bila tidak diatasi dapat mengakibatkan ibu hamil menderita anemia. Kekurangan zat
besi juga mengakibatkan kekurangan hemoglobin (Hb) dimana zat besi sebagai salah satu
unsur pembentukannya. Hemoglobin berfungsi sebagai pengikat oksigen yang sangat di
butuhkan untuk metabolisme sel, hal ini dapat menyebabkan anak lahir dengan berat
badan rendah, keguguran dan juga menyebabkan anemia pada bayinya. Zat besi bagi ibu
hamil penting untuk pembentukan dan mempertahankan sel darah merah. Kecukupan sel
darah merah akan menjamin sirkulasi oksigen dan metabolisme zat – zat gizi yang
dibutuhkan ibu hamil. Selain itu asupun zat besi sejak awal kehamilan cukup baik, maka
janin akan menggunakannya untuk kebutuhan tumbuh kembangnya, sekaligus menyimpan
dalam hati sebagai cadangan sampai usia 6 bulan setelah dilahirkan. kekurangan zat besi
sejak sebelum hamil bila tidak diatasi dapat mengakibatkan ibu hamil menderita anemia,
kondisi meningkatkan resiko kematian pada saat melahirkan, melahirkan bayi dengan berat
badan lahir rendah, janin dan ibu mudah terkena infeksi dan keguguran. Selain itu juga zat
besi sangat dibutuhkan perkembangan otak bayi diawal kelahirannya. Berikut merupakan
gambaran mengenai cakupan pemberian Fe pada ibu hamil di Kabupaten Kendal,
44 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
Grafik 27
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Kendal Tahun 2009-2013
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa antara cakupan K4 ibu hamil dan cakupan pemberian
Fe3 terdapat kesenjangan yang cukup besar, hal ini mungkin di sebabkan oleh karena
belum optimalnya koordinasi lintas program terkait atau pencatatan dan pelaporan cakupan
Fe3 pada ibu hamil belum terlaporkan dengan baik. Akan tetapi, pada tahun 2013 cakupan
Fe3 pada ibu hamil menunjukkan peningkatan yaitu sekitar 74,09% meningkat di
bandingkan pada tahun 2012 yang sebesar 57,46%, hal ini dikarenakan adanya
penjaringan terhadap ibu hamil terbukti mampu meningkatkan jumlah cakupan dan
perbaikan dari segi pencatatan dan pelaporan.
2. Pemberian kapsul Vitamin A
Tujuan pemberian kapsul vitamin A adalah untuk menurunkan prevalensi dan mencegah
kekurangan vitamin A pada balita. Kapsul vitamin A dosis tinggi terbukti efektif untuk
mengatasi masalah kekurangan vitamin A pada masyarakat apabila cakupannya tinggi.
Selain itu, vitamin A juga mempunyai peranan untuk angka kematian sekitar 30% sampai
dengan 54%. Oleh sebab itu, vitamin A sangat di butuhkan dalam mencegah kebutaan,
menjaga kelangsungan hidup anak, pertumbuhan dan kesehatan anak. Grafik pemberian
vitamin A pada bayi, balita dan ibu nifas dapat dilihat pada gambar sebagai berikut,
45 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
Grafik 28.
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Kendal Tahun 2009-2013
Grafik diatas menunjukkan bahwa pada tahun 2013 terdapat tren kenaikan pada cakupan
pemberian vitamin A pada bayi, balita maupun ibu nifas. Untuk bayi yang mendapatkan
vitamin A, ada peningkatan pada tahun 2013 yaitu sebesar 100%. Sedangkan untuk ibu
nifas yang mendapatkan vitamin A ada peningkatan pada tahun 2013 yang sebesar
61,23%, dimana pada tahun 2012 hanya sebesar 45,71%. Pemberian vitamin A pada ibu
nifas sangat penting karena baik untuk kesehatan ibu dan bayi dan juga untuk status
gizinya. Apabila pada ibu nifas beresiko kekurangan vitamin A maka hal ini akan
berpengaruh pada bayinya. Ibu menyusui membutuhkan vitamin A yang tinggi yang
bermanfaat untuk memproduksi ASI. Konsentrasi dan jumlah vitamin A yang terkandung
dalam ASI sangat tergantung pada status gizi ibu. Sehingga tercukupinya vitamin A pada
ibu akan meningkatkan kualitas ASI nya. Jika makanan ibu tidak mengandung banyak
vitamin A maka ASI juga tidak banyak mengandung vitamin A. Karena itulah pentingnya
pemberian vitamin A tidak hanya penting bagi ibu tetapi juga bagi bayinya. Pemberian
vitamin A pada ibu nifas selain untuk mencegah kebutaan juga akan meningkatkan kualitas
ASI sehingga meningkatkan daya tahan tubuh anak dan kesehatan ibu lebih cepat pulih
setelah bersalin.
3. Pemberian ASI eksklusif
ASI Eksklusif adalah merupakan air susu ibu yang diberikan untuk bayi sejak baru lahir
sampai 6 bulan tanpa makanan pendamping dan minuman pralakteal lainnya. Pemberian
ASI secara eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu setidaknya selama 4 bulan, tetapi
bila mungkin sampai 6 bulan. Ada beberapa hal yang menjadi tujuan dan juga manfaat ASI
eksklusif yang bisa didapatkan baik itu untuk ibu menyusui maupun bagi sang bayi yaitu
antara lain adalah sebagai berikut :
46 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
a. Untuk Bayi antara lain mendapatkan faedah manfaat asi antara lain adalah sang bayi
dapat membantu memulai kehidupannya dengan baik,mengandung antibodi, asi
mengandung komposisi yang tepat, mengurangi kejadian karies dentis, memberikan
rasa aman dan nyaman pada bayi dan adanya ikatan antara ibu dan bayi, terhindar dari
alergi , asi meningkatkan kecerdasan bayi, membantu perkembangan rahang dan
merangsang pertumbuhan gigi karena gerakan mengisap mulut bayi pada payudara
sang ibu.
b. Untuk sang ibu menyusui akan mendapatkan manfaat dan faedahnya antara lain adalah
bisa sebagai kontrasepsi, meningkatkan aspek kesehatan ibu, membantu dalam hal
penurunan berat badan, aspek psikologi yang akan memberikan dampak positif kepada
para ibu yang menyusui air susu ibu itu sendiri.
Berdasarkan laporan dari Puskesmas, pemberian ASI ekslusif pada bayi 0-6 bulan di
Kabupaten Kendal sebanyak 3.777 bayi atau 47,8% dari 7.906 bayi yang ada. Cakupan ini
meningkat jika di bandingkan dengan capaian tahun 2012 yang hanya sebesar 22,9%.
Masih rendahnya cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi di sebabkan oleh adanya
banyak faktor, diantaranya rendahnya pengetahuan ibu dan keluarga mengenai manfaat
dan cara menyusui yang benar, kurangnya konseling dan dukungan dari tenaga kesehatan
yang ada, faktor social budaya, kondisi yang kurang memadai bagi ibu yang bekerja untuk
mendapatkan waktu dan sarana untuk menyusui di tempat kerja dan banyaknya promosi
susu formula. Oleh sebab itu, perlu adanya peran aktif dari tenaga kesehatan untuk
mendorong ibu untuk memberikan ASI eksklusif bagi bayi melalui upaya promotif yang
lebih aktif dan peran serta dari para provider kesehatan dalam memberikan sarana yang
layak untuk memfasilitasi ibu untuk melakukan kegiatan menyusui baik di tempat kerja
maupun di tempat umum lainnya.
E. Pelayanan Kesehatan Pekerja
Dalam rangka melindungi dan memelihara kesehatan pekerja akibat paparan potensi bahaya
yang ada di tempat kerja,diwajibkan bagi pengusaha atau pemilik tempat kerja untuk
memberikan perlindungan terhadap pekerja. Pemberian pelayanan kesehatan kerja
merupakan hak bagi pekerja yang harus dipenuhi. Pelayanan kesehatan pada pekerja
merupakan upaya untuk pemeliharaan kesehatan yang dapat mendukung peningkatan
produktivitas pekerja, dimana biasanya pelayanan kesehatan dilaksanakan secara bertahap
yaitu berupa pemeriksaan awal bagi calon pekerja, pemeriksaan berkala dan pemeriksaan
pada akhir masa kerja. Hal ini dimaksudkan agar kesehatan pekerja senantiasa terpelihara
mulai awal bekerja hingga nanti pada akhir masa kerjanya sehingga dapat terhindar dari resiko
penyakit akibat kerja (PAK). Pembinaan terhadap kesehatan kerja sektor formal sudah
dilakukan oleh klinik perusahaan atau kerjasama perusahaan dengan Puskesmas maupun
Rumah Sakit. Sedangkan untuk pekerja pada sektor informal kebanyakan belum mendapatkan
perhatian, hal ini disebabkan pekerja pada sektor ini kebanyakan secara mandiri dan tidak
47 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
didukung oleh modal/pendanaan yang besar. Sektor informal merupakan penyumbang
angkatan kerja terbanyak, sehingga diperlukan perlindungan kesehatan bagi pekerja di sektor
ini. Selama ini mereka hanya mendapatkan pelayanan kesehatan secara umum yang belum
dikaitkan dengan paparan potensi bahaya yang dapat mempengaruhi kesehatan mereka.
Di Kabupaten Kendal Upaya Kesehatan kerja belum menjadi prioritas dalam program
pembangunan kesehatan, hal ini dapat dilihat dari laporan puskesmas, yang tidak semuanya
memberikan laporan secara lengkap. Selain itu, perusahaan yang ada masih bersifat mikro
juga menyulitkan petugas puskesmas untuk melakukan pencatatan dan pelaporan. Pada tahun
2013, cakupan untuk pelayanan kesehatan pekerja informal sebesar 92,44% dan cakupan
pelayanan kesehatan pekerja formal sebesar 48%.
F. Upaya Penyehatan Lingkungan
Upaya penyehatan lingkungan di fokuskan pada peningkatan kualitas lingkungan sebagai
upaya promotif, preventif dan protektif. Adapun dalam pelaksanaanya dititik beratkan kepada
partisipasi masyarakat, sehingga diharapkan masyarakat mampu untuk menjaga dan
memelihara kualitas lingkungan yang ada. Mengingat lingkungan merupakan faktor terbesar
dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat, upaya penyehatan lingkungan menjadi
mutlak dijadikan ujung tombak sebagai upaya kesehatan. Masih rendahnya partisipasi
masyarakat dalam upaya ini, juga menjadi kendala serius yang harus menjadi perhatian.
1. Rumah Sehat
Rumah pada dasarnya merupakan tempat hunian yang sangat penting bagi kehidupan
setiap orang. Rumah yang sehat dan layak huni tidak harus berwujud rumah mewah dan
besar namun rumah yang sederhana dapat juga menjadi rumah yang sehat dan layak
dihuni Rumah sehat adalah kondisi fisik, kimia, biologi didalam rumah dan perumahan
sehingga memungkinkan penghuni atau masyarakat memperoleh derajat kesehatan yang
optimal. Rumah tidak cukup hanya sebagai tempat tinggal dan berlindung dari panas cuaca
dan hujan, Rumah harus mempunyai fungsi sebagai :
a. Mencegah terjadinya penyakit.
b. Mencegah terjadinya kecelakaan.
c. Aman dan nyaman bagi penghuninya.
d. Penurunan ketegangan jiwa dan sosial.
Di Kabupaten Kendal tahun 2013, berdasarkan laporan dari puskesmas jumlah rumah yang
memenuhi kriteria rumah sehat berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 829
Menkes SK/VII/1999 Tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan sebanyak 63,4% atau
48 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
sekitar 121.199 rumah, cakupan ini meningkat dibandingan pada tahun 2012 yang
mencapai 62,48%.
2. Sarana Air Bersih
Air memegang peranan penting dalam kehidupan manusia karena air merupakan
kandungan terbesar dalam tubuh manusia, dimana kandungan air dalam tubuh manusia
sebesar 70-80% dan kehidupan kita selalu mebutuhkan air dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, penyediaan air yang memenuhi syarat kesehatan (syarat fisik, biologi dan
kimiawi) dan layak minum menjadi sangat mutlak dibutuhkan.
Grafik 29.
Sumber : Profil Kesehatan Kab. Kendal Tahun 2012 s/d 2013
Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa sumber air bersih yang digunakan di
Kabupaten Kendal paling besar memakai sumur galian yaitu 47,86% pada tahun 2013,
menurun di bandingkan pada tahun 2012 yang mencapai 47,97%. Sumur galian masih
menjadi sumber air bersih utama bagi masyarakat di Kabupaten Kendal.
Air Minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan
yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Penggunaan air
minum yang memenuhi syarat kesehatan sangat mempengaruhi kualitas hidup
manusia. Air minum yang tercemar dapat menimbulkan penyakit yang berbahaya bagi
manusia atau sering disebut dengan waterborne disease.
49 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
Grafik 30.
Sumber : Profil Kesehatan Kab. Kendal Tahun 2012 s/d 2013
Sumber air minum yang digunakan oleh masyarakat Kabupaten Kendal paling banyak
digunakan yaitu sumur terlindung, akan tetapi pada tahun 2013 ada penurunan
penggunaan air minum melalui sumur terlindung, cakupan pada tahun 2013 sebesar
41,40% turun dari tahun 2012 yang sekitar 45,83%. Akan tetapi ada kenaikan penggunaan
sumber air minum dari sumur galian tidak terlindung, dari 2,62% pada tahun 2012,
meningkat menjadi 8,49% pada tahun 2013.
3. Sarana sanitasi dasar
Sanitasi merupakan salah satu kebutuhan dasar masyarakat di Indonesia. Pemenuhan
kebutuhannya bersifat mendesak untuk segera dipenuhi, mengingat besarnya masalah
yang ditimbulkan akibat kurangnya sarana sanitasi dasar di masyarakat. Masalah itu timbul
berbanding lurus dengan rendahnya kualitas sanitasi dasar di masyarakat kita.
Berdasarkan data dari laporan Puskesmas Kabupaten Kendal tahun 2013, sarana sanitasi
dasar yang telah dilakukan pemeriksaan kesehatanya sebagai berikut:
50 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
a. Jamban dari 210.686 keluarga yang diperiksa sebanyak 132.754 keluarga memiliki
jamban sedangkan 77,9% atau sekitar 103.408 jamban keluarga yang memenuhi syarat
kesehatan.
b. Tempat sampah, 210.686 keluarga yang diperiksa sebanyak 149.535 keluarga memiliki
tempat sampah dan 74,6% yang memenuhi syarat kesehatan atau sekitar 111.500
keluarga.
c. Di Kabupaten Kendal pada tahun 2012 telah dilakukan pemeriksaan terhadap 210.686
ada, dimana 127.677 keluarga yang memiliki sarana pengelolaan air limbah keluarga
dan 73,8% diantaranya telah memenuhi syarat kesehatan pengelolaan limbah keluarga
atau sekitar 94.273 keluarga.
4. Tempat Umum dan pengelolaan makanan (TUPM) serta Kesehatan Lingkungan pada
Institusi.
Pengawasan sanitasi tempat umum bertujuan untuk mewujudkan kondisi tempat umum
yang memenuhi syarat kesehatan agar masyarakat pengunjung terhindar dari
kemungkinan bahaya penularan penyakit serta tidak menjadi sarang vektor penyakit yang
dapat menimbulkan menyebabkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat di
sekitarnya. Tempat-tempat umum yang sehat berpengaruh cukup besar di masyarakat
karena masyarakat menggunakan fasilitas umum tersebut untuk berbagai kepentingan.
Di Kabupaten Kendal, jumlah Tempat umum dan pengelolaan makanan sebanyak 2.796
tempat, sedangkan TUPM yang diperiksa sebanyak 1.928 tempat. Adapun TUPM yang
memenuhi kriteria kesehatan sebesar 70,49% atau sekitar 1.359 tempat. TUPM yang ada
dan diperiksa di Kabupaten Kendal meliputi:
a. Jumlah Hotel: 24 unit, jumlah diperiksa : 23 unit, jumlah sehat: 20 unit (86,96%)
b. Jumlah Restoran : 502 unit, jumlah diperiksa: 461 unit dan jumlah sehat: 345 unit
(74,84%)
c. Jumlah Pasar : 51 unit, jumlah diperiksa : 44 unit dan jumlah sehat: 24 unit (54,55%)
d. Jumlah TUPM Lain: 2.070, jumlah diperiksa : 1.519 unit dan jumlah sehat : 1.055 unit
(69.45%)
Selain dilakukan pembinaan kesehatan lingkungan di tempat umum dan pengelolaan
makanan, juga dilaksanakan di berbagai sarana/institusi sebagai seperti :
a. Sarana pelayanan Kesehatan sejumlah 365 unit dan yang telah dilakukan pembinaan
kesehatan lingkungan sebanyak 339 unit (92,9%)
b. Instalasi pengolahan air minum sejumlah 152 unit, dilakukan pembinaan sebanyak 148
unit (97,4%)
51 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
c. Sarana Pendidikan sejumlah 1.126 unit, dengan pembinaan kesehatan lingkungan
dilakukan di 1.038 unit sarana pendidikan (92,2%).
d. Sarana ibadah yang ada sebanyak 3.214 unit dan yang telah dibina sejumlah 2.744 unit
(85,4%)
e. Perkantoran di Kabupaten Kendal sejumlah 519 unit dan jumlah yang dibina sebanyak
497 unit (95,8%)
f. Sarana lain sebanyak 109 unit dan yang dibina sejumlah 76 unit (69,7%).
Jumlah sarana/institusi yang ada di Kabupaten Kendal sebanyak 5.482 unit dan 88,3%
atau sekitar 4.842 unit telah dilakukan pembinaan kesehatan lingkungannya.
G. Upaya Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat ialah upaya atau proses untuk menumbuhkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam mengenali, mengatasi, memelihara,
melindungi, dan meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri. Tujuan utama dari
pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan yaitu untuk membentuk masyarakat yang
mandiri dalam bidang kesehatan. Suatu masyarakat dapat dikatakan mandiri dalam kesehatan
apabila:
1) Mereka mampu mengenali masalah kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi
masalah kesehatan terutama di lingkungan tempat tinggal mereka sendiri. Pengetahuan
tersebut meliputi pengetahuan tentang penyakit, gizi dan makanan, perumahan dan
sanitasi, serta bahaya merokok dan zat-zat yang menimbulkan gangguan kesehatan.
2) Mereka mampu mengatasi masalah kesehatan secara mandiri dengan menggali potensi-
potensi masyarakat setempat.
3) Mampu memelihara dan melindungi diri mereka dari berbagai ancaman kesehatan dengan
melakukan tindakan pencegahan.
4) Mampu meningkatkan kesehatan secara dinamis dan terus-menerus melalui berbagai
macam kegiatan seperti kelompok kebugaran, olahraga, konsultasi dan sebagainya.
Pemberdayaan masyarakat merupakan sasaran utama dalam promosi kesehatan yang
bertujuan untuk memandirikan masyarakat agar mampu memelihara dan meningkatkan status
kesehatannya menjadi lebih baik dengan menggunakan prinsip pemberdayaan dimana
petugas kesehatan berperan untuk memfasilitasi masyarakat dalam meningkatkan
pengetahuan, kemauan dan kemampuannya untuk memelihara dan meningkatkan status
kesehatannnya.
1. UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat)
UKBM merupakan salahsatu upaya (program) yang dikembangan oleh Departemen
Kesehatan, yang mempunyai tujuan untuk memotivasi masyarakat agar mau dan mampu
52 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
untuk hidup sehat secara mandiri. Berbagai macam bentuk UKBM di Kabupaten Kendal
diantaranya:
a. Desa Siaga
Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan
kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah
kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri menuju desa
sehat. Inti kegiatan desa siaga adalah memberdayakan masyarakat agar mau dan
mampu untuk hidup sehat. Oleh karena itu maka dalam pengembangannya diperlukan
langkah-langkah pendekatan edukatif, yaitu upaya mendampingi (menfasilitasi)
masyarakat untuk menjalani proses pembelajaran yang berupa proses pemecahan
masalah-masalah kesehatan yang di hadapinya.
Sesuai dengan pengertian desa siaga, maka kriteria lengkap desa siaga terdiri dari 8
Indikator, yang antara lain :
1) Adanya Forum Masyarakat Desa.
2) Memiliki sarana pelayanan kesehatan dasar (bagi yang tidak memiliki akses ke
puskesmas / pustu, dapat dikembangkannya Pos Kesehatan Desa (POSKESDES).
3) Adanya UKBM yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat
(posyandu, warung obat desa, Ambulan Desa, Tabulin/Dasolin/Arlin, dan lain-lain).
4) Memiliki system pengamatan penyakit dan factor-faktor risiko yang berbasis
masyarakat (Surveilans Epidemiologi).
5) Memiliki system kesiapsiagaan dan penanggulangan kegawatdaruratan dan
bencana berbasis masyarakat.
6) Adanya Upaya dan terwujudnya lingkungan yang sehat.
7) Adanya Upaya dan terwujudnya Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS).
8) Adanya Upaya dan terwujudnya Keluarga sadar gizi (Kadarzi).
Di Kabupaten Kendal Tahun 2013, seluruh desa yang ada di Kabupaten Kendal
sebanyak 266 desa dan 20 kelurahan sudah memenuhi kriteria Desa/Kelurahan siaga
dan 100% desa/kelurahan tersebut sudah mencapai level aktif sesuai dengan kebijakan
desa siaga yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan. Akan tetapi, hal ini perlu
di tingkatkan mengingat dalam istilah desa siaga ada strata yang harus di capai agar
desa siaga bisa mencapai tingkatan paripurna.
Tabel 5. indikator dan strata desa siaga tersebut
No Indikator Strata / Katagori Desa Siaga
Pratama Madya Purnama Mandiri
1 Memiliki sarana pelayanan
kesehatan dasar, dikembangkan V V V V
53 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
b. Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan bersumber Daya Masyarakat
(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat
dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat
dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan
kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang ditentukan oleh Kader, tim penggerak PKK
Desa/Kelurahan dan petugas kesehatan dari Puskesmas.Kegiatan pelayanan
masyarakat dilakukand engan sistem 5 (lima) meja,yaitu:
1) Meja Pertama disebut meja pendaftaran
2) MejaKeduadisebut meja penimbangan balita
3) Meja Ketiga adalahmeja pengisian KMS
4) Meja Keempat adalah Penyuluhan Kesehatan
5) Meja Kelima adalah Meja pemberian paket pertolongan gizi.
Untuk meja satu sampai empat dilakukan oleh kader kesehatan dan meja lima
dilaksanakan oleh petugas kesehatan seperti, dokter, bidan, perawat,juru imunisasi dan
sebagainya.
Poskesdes
2 Memiliki berbagai UKBM (Upaya
Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat) sesuai kebutuhan
setempat (Posyandu, Pos /
Warung Obat desa, dan alinnya
V V V V
3 Memiliki sistem pengamatan
(suvelilans) penyakit dan faktor –
faktor risiko yang berbasis
masyarakat
V V V V
4
Memiliki sistem kesiapsiagaan
dan penanggulangan
kegawatdaruratan dan bencana
berbasis masyarakat
X V V V
5 Memiliki sistem pembiayaan
kesehatan berbasis masyarakat X X V V
6 Memiliki lingkungan yang sehat X X X V
7 Masyarakatnya sadar gizi serta
berperilaku hidup bersih dan
sehat
X X X V
54 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
Posyandu dibagi dalam beberapa strata yang menunjukkan kualitas dan kemandirian
dari posyandu tersebut, adapun di Kabupaten Kendal tahun 2013 jumlah posyandu yang
ada sebanyak 1.397 unit, dimana 42,02% telah aktif dalam pelaksanaanya.
Grafik 31.
Sumber : Profil Kesehatan Kab. Kendal Tahun 2013
Dari 1.397 Posyandu yang ada, 37% posyandu telah mencapai strata madya
dimana dalam strata ini sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per
tahun dengan rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih. Akan tetapi cakupan
program utamanya (KB, KIA, Gizi, dan Imunisasi) masih rendah yaitu kurang dari
50%. Sebanyak 35% Posyandu telah mencapai strata Purnama, dimana frekuensi
pelaksanaanya lebih dari 8 kali per tahun, rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau
lebih, dan cakupan 5 program utamanya (KB, KIA, Gizi dan Imunisasi) lebih dari
50%. Posyandu pratama sebanyak 21% , dimana posyandu ini masih belum
mantap, kegiatannya belum bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya terbatas.
Sedangkan 7% Posyandu berada pada strata Mandiri, berarti sudah dapat
melakukan kegiatan secara teratur, cakupan 5 program utama sudah bagus, ada
program tambahan dan Dana Sehat telah menjangkau lebih dari 50% KK.
2. PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
Faktor perilaku merupakan faktor yang sangat dominan dalam mempengaruhi derajat
kesehatan masyarakat. Dengan mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat
diharapkan dapat menurunkan angka kesakitan di masyarakat. Dalam rangka
mewujudkan masyarakat sehat yang mandiri, diperlukan pembinaan perilaku hidup
bersih dan sehat di rumah tangga, sekolah, institusi, tempat-tempat umum serta
55 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
lingkungan kerja. PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar
kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang, keluarga, atau
masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan
berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan. Terdapat 10 indikator PHBS di dalam
rumah tangga, yakni :
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan : Yang dimaksud tenaga kesehatan
disini seperti dokter, bidan dan tenaga paramedis lainnya. Hal ini dikarenakan masih
ada beberapa masyarakat yang masih mengandalkan tenaga non medis untuk
membantu persalinan, seperti dukun bayi. Selain tidak aman dan penanganannya
pun tidak steril, penanganan oleh dukun bayi inipun dikhawatirkan berisiko besar
dapat menyebabkan kematian ibu dan bayi.
2. Memberi bayi ASI Eksklusif : Seorang ibu dapat memberikan buah hatinya ASI
Eksklusif yakni pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada
bayi mulai usia nol hingga enam bulan.
3. Menimbang Balita setiap bulan : Penimbangan bayi dan Balita setiap bulan
dimaksudkan untuk memantau pertumbuhan Balita tersebut setiap bulan.
Penimbangan ini dilaksanakan di Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) mulai usia 1
bulan hingga 5 tahun. Setelah dilakukan penimbangan, catat hasilnya di buku KMS
(Kartu Menuju Sehat). Dari sinilah akan diketahui perkembangan dari Balita
tersebut.
4. Menggunakan Air Bersih : Gunakan air bersih dalam kehidupan sehari-hari seperti
memasak, mandi, hingga untuk kebutuhan air minum. Air yang tidak bersih banyak
mengandung kuman dan bakteri yang dapat menyebabkan berbagai macam
penyakit.
5. Mencuci tangan pakai sabun : Mencuci tangan di air mengalir dan memakai sabun
dapat menghilangkan berbagai macam kuman dan kotoran yang menempel di
tangan sehingga tangan bersih dan bebas kuman. Cucilah tangan setiap kali
sebelum makan dan melakukan aktifitas yang menggunakan tangan, seperti
memegang uang dan hewan, setelah buang air besar, sebelum memegang
makanan maupun sebelum menyusui bayi.
6. Gunakan Jamban Sehat : Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas
pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk
dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit
penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya. Ada beberapa syarat untuk
jamban sehat, yakni tidak mencemari sumber air minum, tidak berbau, tidak dapat
dijamah oleh serangga dan tikus, tidak mencemari tanah sekitarnya, mudah
dibersihkan dan aman digunakan, dilengkapi dinding dan atap pelindung,
penerangan dan ventilasi udara yang cukup, lantai kedap air, tersedia air, sabun,
dan alat pembersih.
56 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu : Lakukan Pemeriksaan Jentik
Berkala (PJB) di lingkungan rumah tangga. PJB adalah pemeriksaan tempat
perkembangbiakan nyamuk yang ada di dalam rumah, seperti bak mandi, WC, vas
bunga, tatakan kulkas, dan di luar rumah seperti talang air, dll yang dilakukan
secara teratur setiap minggu. Selain itu, juga lakukan Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN) dengan cara 3 M (Menguras, Mengubur, Menutup).
8. Makan buah dan sayur setiap hari : Konsumsi sayur dan buah sangat dianjurkan
karena banyak mengandung berbagai macam vitamin, serat dan mineral yang
bermanfaat bagi tubuh.
9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari : aktifitas fisik, baik berupa olahraga maupun
kegiatan lain yang mengeluarkan tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan
kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan
bugar sepanjang hari.Jenis aktifitas fisik yang dapat dilakukan dalam kehidupan
sehari-hari yakni berjalan kaki, berkebun, mencuci pakaian, dan lain-lainnya.
10. Tidak merokok di dalam rumah : Di dalam satu puntung rokok yang diisap, akan
dikeluarkan lebih dari 4.000 bahan kimia berbahaya, diantaranya adalah nikotin, tar,
dan karbon monoksida (CO).
Pada tahun 2013, di Kabupaten Kendal dilakukan sampling terhadap 110.492 keluarga
yang dipantau perilakunya dan diperoleh sebanyak 100% keluarga tersebut sudah
mampu melakukan praktek PHBS dalam kehidupan sehari-hari.
H. Sumber Daya Kesehatan
1. Tenaga Kesehatan
Sumber daya manusia kesehatan merupakan faktor penting dalam pemberian pelayanan
kesehatan yang bermutu. Penyelenggaraan upaya kesehatan tidak akan berjalan dengan
optimal jika tidak didukung dengan ketersedian sumberdaya kesehatan yang berkualitas.
Peningkatan dan pengembangan kualitas sumberdaya perlu dijadikan prioritas dalam
strategi pembangunan kesehatan demi mencapai pelayanan kesehatan yang professional
dan bermutu.
Kesulitan dalam pengumpulan data sumber daya manusia kesehatan yang mutakhir
disebabkan karena data tersebut bersifat sangat dinamis dan sering berubah-ubah. Untuk
tahun 2012 di Kabupaten Kendal sebaran tenaga kesehatan berdasarkan jenis tenaga dan
tempat kerja, diantaranya:
57 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
Tabel 6. Data Tenaga Kesehatan Kabupaten Kendal Tahun 2013
No.
Jenis Tenaga
Kesehatan
Unit Kerja
Jumlah Puskesmas Rumah Sakit
Institusi Diknakes
Sarana kesehatan
lain
1 Dokter Spesialis 0 21 0 12 33
2 Dokter Umum 79 38 0 52 169
3 Dokter Gigi 18 6 0 1 25
4 Bidan 419 43 0 19 481
5 Perawat 325 285 0 74 684
6 Tenaga Farmasi 36 35 0 104 175
7 Tenaga Gizi 30 11 0 0 41
8 Tenaga Sanitarian 25 5 0 0 30
9
Tenaga Kesehatan Masyarakat 16 2 0 1 19
10 Radiografer 11 9 0 4 24
11 Analis Kesehatan 39 33 0 14 86
12 Fisioterapis 1 6 0 3 10
Jumlah 999 494 0 284 1777 Sumber : Profil Kesehatan Kab. Kendal Tahun 2013
Berdasarkan data yang ada pada tabel diatas, rasio tenaga kesehatan di sarana pelayanan
kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas dan Sarana Kesehatan lainnya) terhadap jumlah
penduduk yang ada di Kabupaten Kendal Tahun 2013, yaitu:
a. Rasio dokter spesialis dibandingkan jumlah penduduk, yaitu 3,45/100000 penduduk
(Target Indonesia Sehat 6/100000 Penduduk)
b. Rasio dokter umum dibandingkan jumlah penduduk, yaitu 17,68/100000 penduduk
(Target Indonesia Sehat 40/100000 Penduduk)
c. Rasio dokter gigi dibandingkan jumlah penduduk, yaitu 2,62/100000 penduduk
(Target Indonesia Sehat 11/100000 Penduduk)
d. Rasio Bidan dibandingkan jumlah penduduk, yaitu 50,32/100000 penduduk (Target
Indonesia Sehat 100/100000 Penduduk)
e. Rasio Perawat dibandingkan jumlah penduduk, yaitu 71,55/100000 penduduk
(Target Indonesia Sehat 117,5/100000 Penduduk)
f. Rasio Tenaga Farmasi dibandingkan jumlah penduduk, yaitu 18,31/100000
penduduk (Target Indonesia Sehat 10/100000 Penduduk)
58 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
g. Rasio Tenaga Gizi dibandingkan jumlah penduduk, yaitu 4,29/100000 penduduk
(Target Indonesia Sehat 22/100000 Penduduk)
h. Rasio Tenaga Sanitarian dibandingkan jumlah penduduk, yaitu 3,14/100000
penduduk (Target Indonesia Sehat 22/100000 Penduduk)
i. Rasio Tenaga Kesehatan Masyarakat dibandingkan jumlah penduduk, yaitu
1,99/100000 penduduk (Target Indonesia Sehat 40/100000 Penduduk)
2. Obat dan Perbekalan Farmasi
Berdasarkan data ketersediaan obat pada tahun 2013 yang berasal dari laporan UPTD
Instalasi Perbekalan Farmasi Kabupaten Kendal, berikut merupakan gambaran
ketersediaan obat di UPTD Instalasi Perbekalan Farmasi Kabupaten Kendal tahun 2013,
Tabel 7. Ketersediaan Obat menurut Jenis obat
Kabupaten Kendal Tahun 2013
NO NAMA OBAT SATUAN STOCK OBAT
PEMAKAIAN RATA-RATA/
BULAN
TINGKAT KECUKUPAN
(BULAN)
1 Amoksisilin sirup kering 125 mg/ml
Btl 60 ml 106,465
4,714
22.58
2 Amoksisilin kapsul 500 mg
Ktk @ 120 kap
1,114,800
122,849
9.07
3 Antasida DOEN tablet Btl @ 1000 tab
1,174,450
87,630
13.40
4 Antalgin tablet 500 mg Btl @ 1000 tab
1,797,900
85,630
21.00
5 Deksametason inj 5 mg/ml – 2ml
Ktk @ 100 ampul
14,939
859
17.39
6 Dekstrometorfan Sirup 10 mg/5ml
Btl 60 ml 29,153
1,037
28.11
7 Dekstrometorfan Tab 15 mg
Btl @ 1000 tab
207,100
8,159
25.38
8 Difenhidramin HCl inj 10 mg/ml-1ml
Ktk @ 100 ampul
21,750
1,356
16.04
9 Gliserin Guaiakolat tab 100 mg
Btl @ 1000 tab
589,000
49,084
12.00
10 Glukosa Larutan Infus 5 % steril
Btl 500 ml 826
906
0.91
11 Ibuprofen tablet 200 mg Btl @ 100 tab 229,800
4,225
54.39
12 Kloramfenikol kapsul 250 mg
Btl @ 250 Kapsul
88,240
7,521
11.73
13 Kotrimoksazol tablet 480 mg
Btl @ 100 tab 455,600
37,967
12.00
14 Kotrimoksazol tablet 120 mg
Btl @ 100 tab -
-
#DIV/0!
15 Kotrimoksazol Sirup Btl 60 ml 55,150
3,229
17.08
16 Klorfeniramini Maleat tab 4 mg
Tablet 1,598,500
151,200
10.57
17 Kloroquin tablet Tablet -
-
#DIV/0!
18 Natrium Klorida Infus Btl 500 ml 28.87
59 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
0,9 % steril 4,619 160
19 Parasetamol Tablet 500 mg
Btl @ 1000 tab
1,261,600
180,983
6.97
20 Ringer Laktat Infus steril Btl 500 ml 56,410
4,925
11.45
21 Vitamin B Kompleks Kapsul
Btl @ 1000 Kapsul
554,000
70,750
7.83
22 Retinol 200.000 IU Btl @ 30 Kapsul
265,200
14,067
18.85
23 Tablet Tambah darah Ktk @ 30 Tablet
2,074,260
32,717
63.40
24 Multivitamin Sirup Botol 3,398
78
43.56
25 Garam Oralit Bungkus 90,200
3,550
25.41
26 OAT Kat 1 Pkt 29
-
#DIV/0!
27 OAT Kat 2 Pkt 21
2
10.50
28 OAT Kat 3 Pkt -
-
#DIV/0!
29 OAT Kat Sisipan Pkt 31
2
15.50
30 OAT Kat Anak Pkt 354
22
16.09
31 Pyrantel Pamoat 125 mg tablet
Btl @ 1000 Tablet
7,326
231
31.71
32 Salep 2-4 Pot 6,600
406
16.26
33 Infus set dewasa Kantong 9,275
1,184
7.83
34 Infus set anak Kantong 7,944
259
30.67
Sumber : Profil Kesehatan Kab. Kendal Tahun 2013
3. Anggaran Kesehatan
Jumlah Anggaran Kesehatan yang ada di Kabupaten Kendal pada tahun 2013 terdiri dari
berbagai sumber pembiayaan kesehatan, akan tetapi dana yang bersumber dari APBN dan
APBD Kabupaten masih menjadi tulang punggung utama dari sektor kesehatan. Adapun
sumber pembiayaan kesehatan untuk Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal terdiri dari;
Tabel 8. Sumber Anggaran Kesehatan Kabupaten Kendal Tahun 2013
NO SUMBER BIAYA
ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN
Rupiah %
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:
1 APBD KAB/KOTA 152,721,215,344 84.53
a. Belanja Langsung 79,444,686,344
60 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
b. Belanja Tidak Langsung 73,276,529,000
2 APBD PROVINSI
0.00
3 APBN : 27,952,430,000 15.47
- Dana Dekonsentrasi
0.00
- Dana Alokasi Khusus (DAK) 9,093,500,000 5.03
- ASKESKIN
0.00
- TP BOK 2,590,500,000 1.43
- TP (Penyediaan air minum dan sanitasi total berbasis masyarakat)
1,268,430,000 0.70
- TP RS ( Rujukan) 15,000,000,000
4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN)
0.00
(sebutkan project dan sumber dananya)
5 SUMBER PEMERINTAH LAIN
0.00
TOTAL ANGGARAN KESEHATAN 180,673,645,344 100.0
TOTAL APBD KAB/KOTA 615,941,671,837
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA
24.79
ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA
188,999.25
Sumber : Profil Kesehatan Kab. Kendal Tahun 2013
4. Sarana Kesehatan
Untuk medukung terciptanya akses kesehatan yang terjangkau dan memadai diperlukan
dukungan sarana prasarana pelayanan kesehatan yang baik dan mampu memberikan
pelayanan kesehatan secara optimal. Sarana Pelayanan Kesehatan Dasar yang ada di
Kabupaten Kendal pada tahun 2013 terdiri dari:
Tabel 9. Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Kendal Tahun 2013
NO FASILITAS KESEHATAN JUMLAH
1 RUMAH SAKIT UMUM 2
2 RUMAH SAKIT JIWA -
3 RUMAH SAKIT BERSALIN -
4 RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA 1
5 PUSKESMAS PERAWATAN 9
61 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
6 PUSKESMAS NON PERAWATAN 21
7 PUSKESMAS KELILING 30
8 PUSKESMAS PEMBANTU 54
9 RUMAH BERSALIN -
10 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 35
11 PRAKTIK DOKTER BERSAMA -
12 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 328
13 PRAKTK PENGOBATAN TRADISIONAL 115
14 POSKESDES 152
15 POSYANDU
16 APOTEK 86
17 TOKO OBAT 5
18 GFK 1
19 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL -
20 INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL -
Jumlah 839 Sumber : Profil Kesehatan Kab. Kendal Tahun 2013
I. Capaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Kabupaten Kendal
Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan menjadi indikator keberhasilan
pembangunan kesehatan di Kabupaten Kendal. Seluruh capaian yang ada menjadi gambaran
bagaimana kinerja dan kondisi pembangunan kesehatan yang ada. Di dalam Standar
Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan ini terdapat gambaran makro dari kondisi
kesehatan di Kabupaten Kendal. Berikut merupakan capaian Standar Pelayanan Minimal
(SPM) bidang kesehatan untuk Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal Tahun 2013
Tabel 10.
Capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan
Kabupaten Kendal Tahun 2013
NO Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi
2013 2015 2012 2013 %
1. Cakupan
kunjungan ibu
hamil (K4)
% 93,76 95 95,64 16.711/18.082x100
%
92,42
2. Cakupan
komplikasi
kebidanan yang
% 88,97 80 106,13 2569/3616x100% 71,05
62 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
ditangani
3. Cakupan
pertolongan
persalinan oleh
tenaga kesehatan
yang memiliki
kompetensi
kebidanan
% 89 90 98,94 15.994/17.266x100
%
92,63
4. Cakupan
pelayanan nifas
% 93,79 90 98,09 15.535/17.266x100
%
89,97
5. Cakupan
neonatus dengan
komplikasi yang
ditangani
% 75 80 100 933/2.473x100% 37,7
6. Cakupan
kunjungan bayi
% 91,05 90 95,74 11.462/16.462x100
%
69,6
7. Cakupan
Desa/Kelurahan
Universal Child
Immunization
(UCI)
% 100 100 98,25 286/286x100% 100
8. Cakupan
pelayanan anak
balita
% 85 90 100 55.387/65.944x100
%
84
9. Cakupan
pemberian MP-
ASI pada anak 6–
24 bulan dari
keluarga miskin
% 90 100 94,77 11.254/11.449x100
%
98,29
10. Cakupan balita
gizi buruk yang
mendapat
perawatan
% 100 100 100 23/23x100% 100
11. Cakupan
penjaringan
% 100 100 102,11 16.887/16887x100
%
100
63 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
kesehatan siswa
SD dan setingkat
12. Cakupan peserta
KB aktif
% 67,29 70 76,67 159.981/191.422x1
00%
83,57
13. Cakupan
penemuan dan
penanganan
penderita
penyakit :
a. Acut Flacid
Paralysis (AFP)
rate per 100.000
Penduduk <15
tahun
% 100 100 100 7/7x100% 100
b. Penemuan
Penderita
Pneumonia Balita
% 90 100 57,23 5552/6594x100% 84,19
c. Penemuan
Pasien Baru TB
BTA Positif
% 85 100 50,29 446/1064 41,91
d. Penderita DBD
yang ditangani
% 100 100 100 550/550x100% 100
e. Penemuan
Penderita Diare
% 100 100 49,73 23.630/40.845x100
%
57,85
14. Cakupan
Pelayanan
Kesehatan Dasar
Pasien
Masyarakat
Miskin
% 90 100 85 90.364/349.617x10
0%
25,85
15. Cakupan
Pelayanan
Kesehatan
Rujukan Pasien
Masyarakat
% 90 100 80 5.071/349.617x100
%
1,45
64 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
Miskin
16. Cakupan
Pelayanan Gawat
Darurat Level 1
yang harus
diberikan Sarana
Kes (RS) di
Kab/Kota
% 90 100 100 - -
17. Cakupan
Desa/Kel
Mengalami KLB
yang dilakukan
Penyelidikan
Epidemiologi <24
jam
% 100 100 100 4/4x100% 100
18. Cakupan Desa
Siaga Aktif
% 75 80 100 286/286x100% 100
1. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh
pelayanan antenatal dengan standar minimal 4 kali selama masa kehamilan dalam
satu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu. Di Tahun 2013 target dari indikator
ini sudah dapat tercapai sebesar 93,76% dari cakupan yang terealisasi 92,42%.
2. Cakupan pelayanan nifas,yaitu cakupan pelayanan kepada ibu dan neonatal pada
masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan sesuai standar. Target yang
ditetapkan Tahun 2013 sebesar 93,79% sedangkan tingkat capaian sebesar
89,97%.
3. Cakupan Kunjungan bayi, adalah cakupan bayi yang memperoleh pelayanan
kesehatan sesuai standar oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi klinis
kesehatan, paling sedikit 4 kali (KN-4) dalam suatu wilayah kerja pada waktu
tertentu. Capaian indikator kinerja ini mencapai 69,5%.
4. Cakupan pelayanan anak balita, adalah pelayanan yang diberikan terhadap anak
balita (12-59 bulan) berupa pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita. Di
Tahun 2013, capaian indikator kinerja ini 84% dengan target 85%.
5. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yg memiliki kompetensi
kebidanan, adalah cakupan ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi kebidanan di satu wilayah kerja dalam waktu tertentu. Target
dari indikator kinerja ini sebesar 89%, dengan adanya peningkatan pengetahuan
dari ibu hamil untuk melakukan persalinan di tenaga kesehatan yang memiliki
65 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
kompetes kebidanan menjadikan capaian kinerja untuk indikator ini sebesar
92,63%.
6. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani, yaitu Cakupan ibu dengan
komplikasi kebidanan yang mendapat penanganan definitif sesuai dengan standar
oleh tenaga kesehatan terlatih pada tingkat pelayanan dasar rujukan (Polindes,
Puskesmas PONED, Rumah Bersalin, RSIA/RSB, RSU, RSU PONEK). Pada
Tahun 2013 Capaian kinerja indikator ini sebesar 71,05%, sedangkan target untuk
Tahun 2013 sebesar 90%.
7. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat, adalah cakupan siswa SD
dan setingkat yang diperiksa kesehatannya oleh tenaga kesehatan atau tenaga
terlatih (guru UKS/dokter kecil) melalui penjaringan kesehatan di satu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu. Tahun 2013, penjaringan ini sudah mencapai 100%
dengan target 100%. Penjaringan ini ditujukan sebagai deteksi dini gangguan
kesehatan bagi siswa.
8. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada usia 6-24 bulan keluarga
miskin, target yang telah ditetapkan sebesar 90% dengan capaian kinerja indikator
ini 98,30%.
9. Cakupan desa siaga aktif, yaitu Cakupan desa yang mempunyai pos kesehatan
desa (poskesdes)atau UKBM lainnya yang buka setiap hari dan berfungsi sebagai
pemberi pelayanan kesehatan dasar, penanggulangan bencana dan kegawat
daruratan, surveilans berbasis masyarakat yang meliputi pemantauan pertumbuhan
(gizi), penyakit, lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Dari
seluruh desa yang ada di Kabupaten Kendal, semuanya merupakan desa siaga
aktif (100%). Hal ini dikarenakan tingkat kesadaran masyarakat akan adanya
program desa siaga ini sudah bagus.
10. Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin, adalah Jumlah
kunjungan pasien masyarakat miskin yang teridentifikasi melalui penggunaan
layanan jamkesmas dan jamkesda pada sarana kesehatan strata pertama
(Puskesmas dan jaringannya) di Wilayah Kabupaten Kendal. Capaian indikator
kinerja ini sebesar 25,85%.
11. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin, yaitu Jumlah
kunjungan pasien masyarakat miskin yang teridentifikasi melalui penggunaan
layanan jamkesmas dan jamkesda pada sarana kesehatan strata kedua dan ketiga
(Rumah Sakit) di Wilayah Kabupaten Kendal. Indikator capaian kinerja Tahun 2013
sebesar 1,45%, masih dibawah target untuk Tahun 2013 yang sebesar 100%.
12. Cakupan desa UCI, yaitu Desa dimana > 80% dari jumlah bayi yang ada di desa
tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun. Tahun
2013, capaian indicator kinerja ini sebesar 100% dengan target 100%.
13. Cakupan penemuan dan penanganan AFP per 100.000 pddk <15 th, yaitu jumlah
kasus Jumlah kasus Acute Flacid Paralysys (AFP) Non Polio yang ditemukan di
antara 100.000 penduduk < 15 tahun pertahun di satu wilayah tertentu ditargetkan 7
66 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
kasus, yang ditemukan pada Tahun 2013 hasil surveilens adalah sebanyak 7 kasus
(100%), dan semua penderita telah mendapatkan pelayanan kesehatan.
14. Cakupan penemuan dan penanganan penderita pneumonia balita, yaitu Persentasi
balita dengan Pneumonia yang ditemukan dan diberikan pengobatan sesuai
tatalaksana dan standar di sarana kesehatan di satu wilayah dalam waktu satu
tahun. Target Tahun 2013 adalah 90%, dengan realisasi capaian sebesar 88,5%.
15. Cakupan penemuan dan penanganan pasien baru TB BTA positif, Angka
penemuan pasien baru TB-BTA Positif atau Case Detection Rate (CDR) dimana
persentasi jumlah penderita baru TB BTA Positif yang ditemukan dibandingkan
dengan jumlah perkiraan kasus baru TB BTA Positif dalam wilayah tertentu dalam
waktu satu tahun. Target Tahun 2013 sebesar 85%, dengan realisasi capaian tahun
ini 54%.
16. Cakupan penemuan dan penanganan penderita DBD yang ditangani, Prosentase
penderita DBD yang ditangani sesuai stan-dar disatu wilayah dalam waktu 1 tahun
dibandingkan dengan jumlah penderita DBD yang ditemukan/dilaporkan dalam
kurun waktu 1 tahun yang sama. Tahun 2013 target yang ditetapkan sebesar 100%
dan capaian realisasi sebesar 100% dengan jumlah kasus sebanyak 550 kasus.
17. Cakupan penemuan dan penanganan penderita diare, jumlah penderita yang
datang dan dilayani di sarana kesehatan dan kader di satu wilayah tertentu dalam
waktu satu tahun. Target Tahun 2013 sebesar 100%, akan tetapi realisasi capaian
sebesar 62,08%.
18. Cakupan desa mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi <24 jam,
Desa/kelurahan mengalami kejadian luar biasa (KLB) yang ditangani < 24 jam oleh
Kabupaten/Kota terha-dap KLB periode/kurun waktu tertentu. Target Tahun 2013
adalah 100% dan capaian realisasi indikator ini juga sudah mencapai target yaitu
100%.
67 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
BAB V
KESIMPULAN
Profil Kesehatan Kabupaten Kendal Tahun 2013 menggambarkan hasil dari segala
upaya pembangunan kesehatan yang berjalan selama satu tahun di 20 kecamatan yang ada di
Kabupaten Kendal di Tahun Anggaran 2013. Program pembangunan kesehatan tersebut
diantaranya upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat, upaya pelayanan kesehatan,
pemerataan sumber daya kesehatan dan sarana kesehatan.
Adapun upaya-upaya yang telah dilakukan secara umum sudah menunjukkan kinerja
yang baik. Akan tetapi masih ada program-program pembangunan yang belum menunjukkan
kinerja yang optimal. Gambaran mengenai capaian kinerja program kesehatan kabupaten
Kendal tahun 2013, dapat dilihat sebagai berikut:
A. Mortalitas
1. Angka Kematian Bayi pada tahun 2013 mengalami penurunan dari tahun 2012, yaitu
sebesar 9,38/1000 kelahiran hidup.
2. Angka Kematian Balita di tahun 2013 juga mengalami penurunan di tahun sebelumnya,
yaitu sebesar 10,67/1000 kelahiran Hidup.
3. Jumlah Kematian ibu di tahun 2013 sebanyak 21 kasus, mengalami penurunan dari
tahun 2012.
B. Morbiditas
1. ISPA menjadi penyakit dengan penderita terbanyak di tahun 2013.
2. Cakupan penemuan penderita TB paru BTA + (CDR) tahun 2013, yaitu sebesar 43,98%.
3. Jumlah Kasus kumulatif HIV-AIDs pada tahun 2013 mencapai 341 kasus,.
4. Cakupan penemuan pneumonia balita di Kabupaten Kendal untuk Kabupaten Kendal
sebesar 89,6%.
5. Cakupan penemuan kasus kusta, dimana ditemukan kasus sebanyak 28 kasus dengan
jumlah kusta tipe PB sebanyak 3 kasus dan kusta MB sebanyak 25 kasus
6. Cakupan penanganan penderita diare di Puskesmas Kabupaten Kendal pada tahun
2013 sebesar 60,4%, hal ini meningkat di bandingkan pada tahun 2012 dimana untuk
cakupan penanganan penderita diare di puskesmas sebesar 50.8%
7. Untuk tahun 2013, jumlah kasus AFP sebanyak 7 kasus meningkat jika di bandingkan
pada tahun 2009 sampai dengan 2012.
68 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
8. Tahun 2013, IR DBD mengalami lonjakan yang sangat signifikan dan mencapai
57,5/100.000 penduduk. Akan tetapi dari segi fatalitas, CFR DBD untuk tahun 2013
mengalami penurunan di bandingkan pada tahun 2012, yaitu sebesar 1,64%.
9. Pada tahun 2013, jumlah kasus malaria di Kabupaten Kendal sebanyak 51 kasus ( API
= 0,05/1000 Penduduk).
10. Untuk di Kabupaten Kendal, pada tahun 2013 kasus penyakit hypertensi masih
mendominasi jumlah penyakit tidak menular
C. Status Gizi
1. status gizi balita di Kabupaten Kendal Tahun 2013 terlihat bahwa 94,98% balita sudah
mempunyai status gizi baik sedangkan 3,52% balita mengalami gizi kurang dan masih
ada 0,04% balita menderita gizi buruk.
2. Pada tahun 2013, jumlah balita gizi buruk Kabupaten Kendal pada tahun 2013 jumlah
balita gizi buruk sebanyak 23 kasus atau prevalensinya sebesar 0,04% sedangkan pada
tahun 2012 jumlah balita gizi buruk sebanyak 24 kasus atau prevalensi sebesar 0,04%.
3. Cakupan terhadap penanganan balita gizi buruk mendapat perawatan sebesar 100%,
D. Upaya Pelayanan Kesehatan Dasar
1. Cakupan K1 dan Cakupan K4 pada tahun 2013 mengalami tren penurunan di
bandingkan pada tahun sebelumnya. Akan tetapi, apabila dilihat dari cakupan K4 yang
sudah mencapai angka cakupan 99,2% sudah menunjukkan kinerja yang sangat bagus,
mengingat target dari standar pelayanan minimal sampai dengan tahun 2015 adalah
sebesar 95%.
2. Cakupan persalinan dengan pertolongan tenaga kesehatan di kabupaten Kendal pada
tahun 2013 sebesar 93,4% atau sekitar 15.994 ibu bersalin.
3. Cakupan pelayanan nifas untuk ibu nifas di Kabupaten Kendal pada tahun 2013 adalah
90,7% atau sekitar 15.535 ibu nifas.
4. Cakupan penanganan komplikasi kebidanan oleh tenaga kesehatan sebesar 71,6%
adapun jumlah ibu hamil sebesar 17.938 ibu hamil
5. Adapun cakupan kunjungan neonatal KN1 sebesar 97,5% pada tahun 2013 dan 100%
pada tahun 2012, sedangkan untuk cakupan kunjungan neonatal KN3 pada tahun 2013
sebesar 96,8% pada tahun 2013 dan 100% pada tahun 2012.
6. Pada tahun 2013 jumlah neonatal dengan komplikasi yang ditangani sebesar 15.870
neonatal dari 16.307 bayi lahir hidup atau sekitar 96,8%.
69 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
7. Pada tahun 2013, dimana cakupan kunjungan bayi mencapai 103,3 %, meningkat di
bandingkan pada tahun 2012 yang sebesar 93,69%.
8. Hasil cakupan pelayanan kesehatan balita minimal 8 kali di puskesmas Kabupaten
Kendal sebesar 100% dari jumlah balita yang ada sebanyak 65.228 balita, sama dengan
cakupan pada tahun 2012.
9. Cakupan penjaringan pelayanan kesehatan untuk murid kelas 1 SD dan sederajat sudah
mencapai 100% atau sekitar 16.887 siswa SD.
10. Dari jumlah PUS yang ada, sebanyak 14% dari jumlah PUS yang ada merupakan
peserta KB baru dan 79,1% diantaranya peserta KB aktif.
11. Untuk di tahun 2013 Kabupaten Kendal Cakupan imunisasi dasar pada bayi telah dapat
dilakukan secara lengkap dan memenuhi target yang telah di tentukan.
12. Berdasarkan data pada tahun 2013, telah dilaksanakan upaya pelayanan UKGS di
sekolah dasar, dimana 31.450 (31,8%) siswa SD telah diperiksa dari 98.936 siswa SD
yang ada. Dari jumlah tersebut, 30,32% atau 9.537 perlu mendapatkan perawatan dan
yang telah mendapatkan perawatan sebanyak 4.821 siswa SD atau sekitar 50,6%.
13. Cakupan Pelayanan Kesehatan usia lanjut di Kabupaten Kendal pada tahun 2013 sudah
mencapai 51,62%,
E. Upaya Kesehatan Rujukan
1. Berdasarkan data yang ada, hanya RS darul Istiqomah saja yang menyerahkan data
secara lengkap. Sehingga untuk BOR di Rumah Sakit yang ada di Kabupaten Kendal
belum bisa di hitung.
2. Seperti hal nya dengan BOR, perhitungan untuk LOS juga mengalami Kendal dengan
tidak lengkapnya data yang di sampaikan Rumah Sakit ke DInas Kesehatan.
3. TOI untuk Kabupaten Kendal pada tahun 2013 adalah 4,73 hari.
4. Berdasarkan data yang ada, GDR untuk tahun 2013 adalah 39,7 per 1000 penderita.
5. Pencapaian NDR di Kabupaten Kendal di tahun 2013 adalah 1,6%.
F. Upaya Pelayanan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
Di Kabupaten Kendal, masyarakat miskin/rentan yang telah memiliki kartu
Jamkesmas/Askeskin sebanyak 246.666 jiwa (26%) dan masyarakat miskin/rentan yang
tercover oleh Jamkesmasda Kabupaten Kendal sebesar 91.479 jiwa (9,6%).
70 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
G. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
1. Pada tahun 2013 cakupan Fe3 pada ibu hamil menunjukkan peningkatan yaitu sekitar
74,09% meningkat di bandingkan pada tahun 2012 yang sebesar 57,46%.
2. Untuk bayi yang mendapatkan vitamin A, ada peningkatan pada tahun 2013 yaitu
sebesar 100%. Sedangkan untuk ibu nifas yang mendapatkan vitamin A ada
peningkatan pada tahun 2013 yang sebesar 61,23%, dimana pada tahun 2012 hanya
sebesar 45,71%.
3. Berdasarkan laporan dari Puskesmas, pemberian ASI ekslusif pada bayi 0-6 bulan di
Kabupaten Kendal sebanyak 3.777 bayi atau 47,8% dari 7.906 bayi yang ada. Cakupan
ini meningkat jika di bandingkan dengan capaian tahun 2012 yang hanya sebesar
22,9%.
H. Upaya Pelayanan Kesehatan Kerja
Pada tahun 2013, cakupan untuk pelayanan kesehatan pekerja informal sebesar 92,44%
dan cakupan pelayanan kesehatan pekerja formal sebesar 48%.
I. Upaya Penyehatan Lingkungan
1. Di Kabupaten Kendal tahun 2013, berdasarkan laporan dari puskesmas jumlah rumah
yang memenuhi kriteria rumah sehat berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
829 Menkes SK/VII/1999 Tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan sebanyak 63,4%
atau sekitar 121.199 rumah.
2. Sumber air bersih yang digunakan di Kabupaten Kendal paling besar memakai sumur
galian yaitu 47,86% pada tahun 2013.
3. Sumber air minum yang digunakan oleh masyarakat Kabupaten Kendal paling banyak
digunakan yaitu sumur terlindung sebesar 41,40%.
4. Berdasarkan data dari laporan Puskesmas Kabupaten Kendal tahun 2013, sarana
sanitasi dasar yang telah dilakukan pemeriksaan kesehatanya sebagai berikut:
a. Jamban dari 210.686 keluarga yang diperiksa sebanyak 132.754 keluarga memiliki
jamban sedangkan 77,9% atau sekitar 103.408 jamban keluarga yang memenuhi
syarat kesehatan.
71 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
b. Tempat sampah, 210.686 keluarga yang diperiksa sebanyak 149.535 keluarga
memiliki tempat sampah dan 74,6% yang memenuhi syarat kesehatan atau sekitar
111.500 keluarga.
c. Di Kabupaten Kendal pada tahun 2012 telah dilakukan pemeriksaan terhadap
210.686 ada, dimana 127.677 keluarga yang memiliki sarana pengelolaan air limbah
keluarga dan 73,8% diantaranya telah memenuhi syarat kesehatan pengelolaan
limbah keluarga atau sekitar 94.273 keluarga.
5. Di Kabupaten Kendal, jumlah Tempat umum dan pengelolaan makanan sebanyak 2.796
tempat, sedangkan TUPM yang diperiksa sebanyak 1.928 tempat. Adapun TUPM yang
memenuhi kriteria kesehatan sebesar 70,49% atau sekitar 1.359 tempat.
6. Jumlah sarana/institusi yang ada di Kabupaten Kendal sebanyak 5.482 unit dan 88,3%
atau sekitar 4.842 unit telah dilakukan pembinaan kesehatan lingkungannya
J. Upaya Pemberdayaan Masyarakat
1. Di Kabupaten Kendal Tahun 2013, seluruh desa yang ada di Kabupaten Kendal
sebanyak 266 desa dan 20 kelurahan sudah memenuhi kriteria Desa/Kelurahan siaga
dan 100% desa/kelurahan tersebut sudah mencapai level aktif sesuai dengan kebijakan
desa siaga yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan.
2. Di Kabupaten Kendal tahun 2013 jumlah posyandu yang ada sebanyak 1.397 unit,
dimana 42,02% telah aktif dalam pelaksanaanya.
3. Pada tahun 2013, di Kabupaten Kendal dilakukan sampling terhadap 110.492 keluarga
yang dipantau perilakunya dan diperoleh sebanyak 100% keluarga tersebut sudah
mampu melakukan praktek PHBS dalam kehidupan sehari-hari
K. Sumber Daya Kesehatan
1. Rasio dokter spesialis dibandingkan jumlah penduduk, yaitu 3,45/100000 penduduk
(Target Indonesia Sehat 6/100000 Penduduk)
2. Rasio dokter umum dibandingkan jumlah penduduk, yaitu 17,68/100000 penduduk
(Target Indonesia Sehat 40/100000 Penduduk)
72 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
3. Rasio dokter gigi dibandingkan jumlah penduduk, yaitu 2,62/100000 penduduk (Target
Indonesia Sehat 11/100000 Penduduk)
4. Rasio Bidan dibandingkan jumlah penduduk, yaitu 50,32/100000 penduduk (Target
Indonesia Sehat 100/100000 Penduduk)
5. Rasio Perawat dibandingkan jumlah penduduk, yaitu 71,55/100000 penduduk (Target
Indonesia Sehat 117,5/100000 Penduduk)
6. Rasio Tenaga Farmasi dibandingkan jumlah penduduk, yaitu 18,31/100000 penduduk
(Target Indonesia Sehat 10/100000 Penduduk)
7. Rasio Tenaga Gizi dibandingkan jumlah penduduk, yaitu 4,29/100000 penduduk
(Target Indonesia Sehat 22/100000 Penduduk)
8. Rasio Tenaga Sanitarian dibandingkan jumlah penduduk, yaitu 3,14/100000 penduduk
(Target Indonesia Sehat 22/100000 Penduduk)
9. Rasio Tenaga Kesehatan Masyarakat dibandingkan jumlah penduduk, yaitu
1,99/100000 penduduk (Target Indonesia Sehat 40/100000 Penduduk)
10. Anggaran Kesehatan di Kabupaten Kendal sebesar 24,79% dari total anggaran belanja
daerah di Kabupaten Kendal pada tahun 2013.