18
“Trends and Future Perspectives on Arabic Education, Linguistics, Leterature, Culture, and Translation” 12/17/ 2020 [301] PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN KEMAHIRAN MEMBACA BAHASA ARAB DI SMP DAN SMA IT BINA PEKERTI Nurul Azizah Putri Palupi, Nur Hizbullah Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Arab, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Al Azhar Indonesia [email protected], [email protected] ABSTRAK ياتن أجل فهم الغاية م ا ل نهم ا م نذ أمرلمسلمغة العربية للم ال يعد تعل كهضافةلحياة ليلة بسهولة كدل اظقدس تكن خالية منف نغة العربية حت الك أف دراسة ال مع ذلك ، يبد العربية. ك فهم نص القراءةبة ق نظرة ثاقظشاكل ا. اظدرسة اظتوسطة كلثانوية ا ي ة ى س ى ر د ىم ال اء بكر ى ن بعل مية ، ؽاة إسينية ديولوجي مع أيديم رشي ىو تعلي تعلغةم ال ق تعل ذلك ، ىناؾ عدة عقباتربية. كمعغة العلم الطيب تعليم ال ا بتعل نذ ملزملمعلمغة العربية للم ال لغة العربية قلم ال تعلء ةث حوؿ مشاكل م إجرا كر العربية. لذلك ، من الضر اظدرسة اظتوسطة ك ي ة ى س ى ر د ىم اللثانوية ا اء بكر ى ن بدؼ .ف القراءة إتقا قكن وؿ الث حدث كاضل صف اظشكيت الث الدراسة إه ك ىذهحث طيبرؾ ق الب كصفي نوعي. شات. ىذا البحث ىو ةث ميدا ضل ىذه اظشكيمها استخدا اظدرسةس اظتوسطةس كلثانوية ا ي ة ى س ى ر د ىم ال اء بكر ى ن بف. مراحل اضصوىستبيات ىي طرؽ اظراقبة كالبيانات رع ا تقنيا ؿغة العربيةلم الائج أف تعل النتاجات. أظهرت كاىستنتلبياناتت كعرض البيانايل اخدمة ىي تقل اظستلبيانات على اف القراءةظشكلة ىي مشكلة إتقا الطيب. ىذه ا منها من مشاكل يعالعاشر كاف يعابع كالسا ق الصفذ القواعتعلق باء الث ى تمشياد لغوم. أم ا منظور غ من اظعلم ،ك عوامل ثا ق ذلتج عن عدة عوامل د كتنب أف ىو أف اظعلمظشاكلتدريس. اضل ضل ىذه ائط المل كسا الطريقة ، كعواب ، كعوامللطال كعوامل اظشاركة ق منضبطذ ق اكوف الطيبب أف ي ف القراءة ، كلى إتقاف طريقة تعلم إتقا ف لديو القدرة ع يكوم، كالطريقةتعل الغة العربيةل بيئة الة ىي ات القراءة العربي مهارتعلمظناسبة لية ، كالبيئة انتقائ طريقة ا اظستخدمة ىي اليوميةم ق حيا. غة العربيةلم ال تعلءة ، مشاكلف القرالعربية ، إتقالغة ام الاحية: تعل اظفتكلمات ال. Pembelajaran bahasa Arab bagi umat muslim sangatlah penting agar mudah memahami ayat suci Al-Qur‟an sebagai pedoman hidup dan untuk menambah wawasan dalam memahami teks bacaan bahasa Arab. Akan tetapi, tampaknya mempelajari bahasa Arab sampai

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN KEMAHIRAN MEMBACA …

  • Upload
    others

  • View
    17

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN KEMAHIRAN MEMBACA …

“Trends and Future Perspectives on Arabic Education, Linguistics, Leterature, Culture, and Translation” 12/17/ 2020

[301]

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN KEMAHIRAN MEMBACA BAHASA ARAB

DI SMP DAN SMA IT BINA PEKERTI

Nurul Azizah Putri Palupi, Nur Hizbullah

Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Arab, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya

Universitas Al Azhar Indonesia

[email protected], [email protected]

ABSTRAK

ابؼقدسة بسهولة كدليل للحياة كلإضافة يعد تعلم اللغة العربية للمسلمتُ أمرنا مهمنا للغاية من أجل فهم الآيات نظرة ثاقبة في فهم نص القراءة العربية. كمع ذلك ، يبدك أف دراسة اللغة العربية حتى الآف لد تكن خالية من

ىو تعليم ربظي مع أيديولوجية دينية إسلبمية ، بفا يجعل بنًىاء بكرتي الٍمىدٍرىسىةي الثانوية ك ابؼدرسة ابؼتوسطة .ابؼشاكللم اللغة العربية للمعلمتُ ملزمنا بتعليم الطلبب تعلم اللغة العربية. كمع ذلك ، ىناؾ عدة عقبات في تعلم اللغة تع

الٍمىدٍرىسىةي ك ابؼتوسطة ابؼدرسة العربية. لذلك ، من الضركرم إجراء بحث حوؿ مشاكل تعلم اللغة العربية فيىذه الدراسة إلذ كصف ابؼشكلبت التي بردث كابغلوؿ التي يمكن في إتقاف القراءة. تهدؼ بنًىاء بكرتي الثانوية

ابؼدرسة استخدامها بغل ىذه ابؼشكلبت. ىذا البحث ىو بحث ميداني كصفي نوعي. شارؾ في البحث طلببؿ تقنيات بصع البيانات ىي طرؽ ابؼراقبة كالاستبياف. مراحل ابغصو بنًىاء بكرتي الٍمىدٍرىسىةي الثانوية ك ابؼتوسطةسس

على البيانات ابؼستخدمة ىي تقليل البيانات كعرض البيانات كالاستنتاجات. أظهرت النتائج أف تعلم اللغة العربية في الصفتُ السابع كالعاشر كاف يعاني من مشاكل يعاني منها الطلبب. ىذه ابؼشكلة ىي مشكلة إتقاف القراءة

د كتنتج عن عدة عوامل بدا في ذلك عوامل ابؼعلم ، من منظور غتَ لغوم. أم الأشياء التي لا تتعلق بالقواعكعوامل الطالب ، كعوامل الطريقة ، كعوامل كسائط التدريس. ابغل بغل ىذه ابؼشاكل ىو أف ابؼعلم يجب أف يكوف لديو القدرة على إتقاف طريقة تعلم إتقاف القراءة ، كيجب أف يكوف الطلبب منضبطتُ في ابؼشاركة في

ابؼستخدمة ىي طريقة انتقائية ، كالبيئة ابؼناسبة لتعلم مهارات القراءة العربية ىي بيئة اللغة العربية التعلم، كالطريقة .في حياتهم اليومية

.الكلمات ابؼفتاحية: تعلم اللغة العربية ، إتقاف القراءة ، مشاكل تعلم اللغة العربية

Pembelajaran bahasa Arab bagi umat muslim sangatlah penting agar mudah memahami ayat

suci Al-Qur‟an sebagai pedoman hidup dan untuk menambah wawasan dalam memahami

teks bacaan bahasa Arab. Akan tetapi, tampaknya mempelajari bahasa Arab sampai

Page 2: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN KEMAHIRAN MEMBACA …

“Trends and Future Perspectives on Arabic Education, Linguistics, Leterature, Culture, and Translation” 12/17/ 2020

Problematika Pembelajaran Kemahiran Membaca... Nurul Azizah Putri Palupi, Nur Hizbullah

[302]

sekarang tidak luput dari permasalahan. SMP dan SMA IT Bina Pekerti adalah salah satu

pendidikan formal dengan ideologi agama Islam sehingga menjadikan pembelajaran bahasa

Arab bagi guru wajib mengajarkan kepada para murid untuk mempelajari bahasa Arab. Akan

tetapi, ada beberapa kendala di dalam pembelajaran bahasa Arab. Oleh karena itu, perlu

dilakukan penelitian tentang problematika pembelajaran bahasa Arab di SMP dan SMA IT

Bina Pekerti dalam kemahiran membaca. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan

problem apa saja yang terjadi dan solusi yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah

tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang bersifat kualitatif

deskriptif. Subjek penelitiannya adalah siswa SMP dan SMA IT Bina Pekerti. Adapun teknik

pengumpulan datanya adalah metode observasi dan kuesioner. Tahapan memperoleh data

yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa pembelajaran bahasa Arab di kelas VII dan X terdapat problem yang

dialami oleh siswa. Problem tersebut adalah problem kemahiran membaca dari segi non

linguistik. Maksudnya, hal yang tidak berkaitan dengan tata bahasa dan disebabkan dari

beberapa faktor yang meliputi faktor guru, faktor siswa, faktor metode, dan faktor media

pengajaran. Adapun solusi pemecahan dari permasalahan tersebut adalah guru harus memiliki

kemampuan dalam menguasai metode pembelajaran kemahiran membaca, siswa harus

disiplin dalam mengikuti pembelajaran, metode yang digunakan adalah metode eklektik, dan

lingkungan yang tepat untuk pembelajaran kemahiran membaca bahasa Arab adalah

lingkungan yang berbahasa Arab dalam kesehariannya.

Kata kunci : Pembelajaran Bahasa Arab, Kemahiran Membaca, Problematika Pembelajaran

Bahasa Arab.

1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa Arab merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari setiap sekolah,

terutama sekolah-sekolah yang berbasis Islam. Hal ini sebagaimana dengan pendapat Abdul

Hamid (2008: 158) bahwa bahasa Arab merupakan salah satu mata pelajaran yang menempati

posisi yang paling penting dalam pendidikan di Indonesia. Berbagai lembaga pendidikan di

Indonesia, terutama di lembaga pendidikan Islam, formal maupun non formal, bahasa Arab

merupakan suatu kesungguhan untuk diajarkan kepada siswa mereka. Semuanya

mengajarkan bahasa Arab diajarkan sejajar dengan mata pelajaran lain.

Page 3: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN KEMAHIRAN MEMBACA …

“Trends and Future Perspectives on Arabic Education, Linguistics, Leterature, Culture, and Translation” 12/17/ 2020

Problematika Pembelajaran Kemahiran Membaca... Nurul Azizah Putri Palupi, Nur Hizbullah

[303]

Problem utama yang menjadi penghalang di dalam mempelajari bahasa ialah

pengetahuan dan pengenalan siswa terhadap bahasa lain, terutama bahasa ibu akan

mempengaruhi dan menjadi problem tersendiri dalam mempelajari bahasa Arab harus ada

usaha dan kesadaran dengan seluruh upaya untuk membentuk suatu kebiasaan baru. Selain

itu, dalam pengajaran bahasa Arab bagi orang non-Arab merupakan lapangan yang sangat

luas.

Oleh karena itu, di dalam problem tersebut terdapat segi-segi kekurangan dan

kelemahan, baik teori maupun praktek, kurikulum metode pengajaran, masalah sarana

pengajaran, masih dapat dipandang sebagai medan penelitian dan garapan yang harus

ditindaklanjuti oleh mereka yang berminat terhadap bidang kajian pengajaran bahasa Arab,

khususnya pengajaran bahasa Arab untuk non-Arab. Saidun (2006: 96) berpendapat bahwa

problematika dapat ditemukan melalui tahapan awal berupa analisis keadaan yang tergolong

isu yang belum dikatakan problem sebenarnya, jika didapatkan bahwa isu tersebut merupakan

problematika yang menjadi kendala dalam penyampaian pembelajaran meliputi metode,

teknik, bahan ajar, dan media pembelajarannya.

Di dalam penelitian ini objek penelitiannya adalah Yayasan Pendidikan Islam, yaitu

SMP dan SMA IT Bina Pekerti. SMP dan SMA IT Bina Pekerti didirikan oleh Yayasan

Pendidikan yang berideologi agama Islam sehingga pembelajaran bahasa Arab bagi guru

wajib mengajarkan kepada para murid untuk mempelajari bahasa Arab. Pembelajaran bahasa

Arab di dalam kurikulum tercantum harus ditempuh selam 3 jam dalam seminggu. Targetnya

para murid agar dapat percakapan bahasa Arab dari tingkat dasar menjadi mahir dan

melakukan ibadah-ibadah yang erat kaitannya dengan bahasa Arab. Selain itu, para murid

ditargetkan untuk bisa melanjutkan pendidikan atau terjun ke negara Arab. Akan tetapi,

masih ada sebagian siswa yang belum mampu dalam pembelajaran kemahiran membaca

bahasa Arab.

Berdasarkan permasalahan yang sangat komplekas sebagaimana diuraikan di atas,

dipandang layak untuk diteliti, karena permasalahan ini akan berpengaruh dan sangat

berkaitan dengan ranah pendidikan, khususnya dalam pembelajaran bahasa Arab. Dengan

demikian, peneliti merasa termotivasi untuk memecahkan permasalahan tersebut ke dalam

sebuah penelitian terhadap problematika yang terjadi pada pembelajaran kemahiran membaca

dalam bahasa Arab.

Page 4: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN KEMAHIRAN MEMBACA …

“Trends and Future Perspectives on Arabic Education, Linguistics, Leterature, Culture, and Translation” 12/17/ 2020

Problematika Pembelajaran Kemahiran Membaca... Nurul Azizah Putri Palupi, Nur Hizbullah

[304]

B. Pembelajaran Kemahiran Membaca Bahasa Arab

Bidang pembelajaran kemahiran membaca bagi peserta didik non-Arab,

sesungguhnya merupakan muṭala‟ah, yaitu membaca dalam arti memahami beberapa aspek

bahasa. Aspek yang dimaksud meliputi: Pertama, penerapan kaidah-kaidah huruf, yaitu sifat

dan makhraj, waṣal dan waqaf, panjang dan pendek. Kedua, penerapan kaidah ṣarf, yaitu

tentang ṣighah, binā‟, dan wazan. Ketiga, penerapan kaidah nahwu, yaitu tentang jenis kata,

dan i‟rab. Keempat, penerapan kaidah balaghah, terutama menyangkut ma‟any dan bayān.

Terakhir, istibath ke dalam bahasa ibu (Munir, 2017: 68).

Pada awalnya, qira‟ah dipandang sebagai aktivitas yang sempit, yaitu aktivitas

membaca yang melibatkan penglihatan/mata dan ucapan/lisan. Namun, pada perkembangan

selanjutnya qira‟ah tidak hanya dipandang dengan pandangan yang seperti itu, tetapi lebih

dari itu merupakan aktivitas pikiran/akal sehingga dapat menghasilkan makna yang tepat

sesuai dengan dalil-dalil yang ada. Selanjutnya, pemahaman tentang qira‟ah berkembang

lebih jauh lagi, yaitu tidak hanya merupakan aktivitas mata, lisan dan pikiran saja, tetapi juga

harus melibatkan unsur emosional terhadap teks, sehingga timbul perasaan tertentu

terhadapnya, seperti rasa takjub, benci, takut atau senang, dan sebagainya. Lebih jauh lagi

pemahaman qira‟ah dipandang sebagai proses transformasi nilai yang dibawa oleh penulis di

dalam teks, sehingga pembaca mampu mengambil nilai yang terkandung (internalisasi nilai)

untuk diterapkan dalam perilaku sehari-hari.

2. LANDASAN TEORI

A. Tingkatan Pembelajaran Bahasa Arab

Menurut Ainin (2006: 144) pembelajaran bahasa Arab memiliki tiga tingkatan,

diantaranya:

1) Al-Mubtadīn (pemula)

Al-Mubtadīn (pemula) adalah tingkatan yang paling awal dalam pembelajaran bahasa

arab, dan biasanya materi yang paling cocok untuk tingkatan ini adalah: menghafalkan al-

Mufradāt, percakapan yang sederhana, dan mengarang terarah. Ini biasanya digunakan pada

level bawah karena ia mencakup kegiatan mengarang yang dimulai dari merangkai huruf,

kemudian kata dan kalimat.

2) Al-Mutawasiṭīn (menengah)

Ketika siswa pada tingkatan ini berarti dia sudah mendapatkan beberapa materi tentang

bahasa arab, dan tugas seorang guru pada saat itu adalah memberi penguatan terhadap materi-

materi yang sudah didapatkan oleh siswa, sehingga bisa mahir dalam materi tersebut.

Page 5: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN KEMAHIRAN MEMBACA …

“Trends and Future Perspectives on Arabic Education, Linguistics, Leterature, Culture, and Translation” 12/17/ 2020

Problematika Pembelajaran Kemahiran Membaca... Nurul Azizah Putri Palupi, Nur Hizbullah

[305]

3) Al-Mutaqadimīn (mahir)

Ada tingkatan ini siswa sudah mulai mahir terhadap materi-materi berbahasa arab dan

materi yang sesuai bagi siswa yang sudah pada tingkatan ini adalah mengarang bebas. Ini

biasanya digunakan pada level tingkat tinggi karena disitu kentrampilan, kreatifitas dari

seorang penulis sangat diandalkan.

B. Tujuan Pembelajaran Kemahiran Membaca Bahasa Arab

Secara umum tujuan pembelajaran kemahiran membaca (qira‟ah) adalah agar peserta

didik mempunyai kemampuan berikut:

1) Mampu membaca dengan fasih.

2) Mampu melihat benang merah antara makna dan lafaẓ.

3) Mampu memahami kata-kata berdasarkan konteks kalimat dan memilih makna yang

tepat.

4) Mampu menangkap pola pikir dalam tulisan.

5) Mampu melihat kelebihan dan kekurangan sebuah ungkapan.

6) Mampu memahami dengan baik terhadap kalimat, alinea, dan menangkap ide dasarnya.

7) Mampu menangkap makna dasar dan mengembangkan gagasan.

8) Mampu memahami sistematika tulisan dan logika yang terkandung.

9) Mampu mengkritisi bacaan, baik dari aspek gaya bahasa, tujuan penulis maupun gaya

tulisan.

10) Mampu menangkap pesan yang terkandung dan menarik benang merah dengan

fenomena yang terjadi, baik pada masa lampau maupun kontemporer.

Rumusan tujuan pembelajaran kemahiran membaca (qira‟ah) tersebut di atas

merupakan rumsuan yang masih sangat umum dan abstrak. Oleh karena itu, diperlukan

rumusan tujuan yang lebih spesifik dan terukur dan operasional. Spesifik dalam arti focus

pada salah satu aspek dan terukur dalam arti dapat dilihat hasilnya setelah mengikuti tatap

muka dan operasional dalam arti bsia langsung dijabarkan dalam materi pada setiap tatap

muka. Tujuan pembelajaran yang spesifik, terukur dan operasional merupakan acuan awal

dalam proses pembelajaran di kelas. Dari tujuan itu, selanjutnya materi disusun, sumber

belajar dipilih dan alat penilaian dibuat.

Berikut akan diuraikan contoh tujaun pembelajaran kemahiran qira‟ah yang spesifik,

operasional, dan terukur dalam konteks pembelajaran di kelas, misalnya tujuan pembelajaran

kemahiran membaca adalah peserta didik mampu membaca dengan fasih. Maka tujuan

Page 6: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN KEMAHIRAN MEMBACA …

“Trends and Future Perspectives on Arabic Education, Linguistics, Leterature, Culture, and Translation” 12/17/ 2020

Problematika Pembelajaran Kemahiran Membaca... Nurul Azizah Putri Palupi, Nur Hizbullah

[306]

tersebut harus dipecah-pecah menjadi beberapa tujuan dalam beberapa kali pertemuan,

seperti contoh berikut;

Pertemuan pertama: peserta didik mampu membaca bunyi huruf dengan fasih.

Pertemuan kedua: peserta didik mampu membaca kalimat sesuai dengan kaidah i‟rab.

Pertemuan ketiga: peserta didik mampu membaca kalimat sesuai dengan gaya bahasa

sebagaimana orang membaca.

C. Metode Membaca

Menurut Effendy (2017: 54) metode membaca dikembangkan berdasarkan asumsi

bahwa pengajaran bahasa tidak bisa bersifat multitujuan, dan bahwa kemampuan membaca

adalah tujuan yang paling realistis ditinjau dari kebutuhan pembelajar bahasa asing dan

kemudahan dalam pemerolehannya. Kemahiran membaca merupakan bekal bagi pembelajar

untuk mengembangkan pengetahuannya secara mandiri. Dengan demikian, asumsinya

bersifat pragmatis, bukan filosofi teoritis.

Effendy (2017: 54) menjelaskan karakteristik metode membaca ini antara lain, adalah

sebagai berikut:

1. Tujuan utamanya adalah kemahiran membaca, yaitu agar pelajar mampu memahami teks

ilmiah untuk keperluan studi mereka.

2. Materi pelajaran berupa buku bacaan utama dengan suplemen daftar kosakata dan

pertanyaan-pertanyaan isi bacaan, buku bacaan penunjang untuk perluasan (extensive

reading/لشاءح ِٛعؼخ), buku latihan mengarang terbimbing dan percakapan.

3. Basis kegiatan pembelajaran adalah memahami isi bacaan didahului oleh pengenalan

kosakata pokok dan maknanya, kemudian mendiskusikan isi bacaan dengan bantuan guru.

Pemahaman isi bacaan melalui proses analisis, tidak dengan penerjemahan harfiah,

meskipun bahasa ibu boleh digunakan dalam mendiskusikan isi teks.

4. Membaca diam (silent reading/لشاءح صبِزخ) lebih diutamakan daripada membaca nyaring

(loud-reading/ خٙش٠خلشاءح ).

5. Kaidah bahasa diterangkan seperlunya tidak boleh berkepanjangan.

Effendy (2017: 169) juga berpendapat untuk melatih dua aspek kemahiran tersebut

ada beberapa jenis kegiatan membaca, antara lain:

a. Membaca menyaring (al-qira‟ah al-jahriyah)

Dalam kegiatan membaca nyaring ini, yang terutama ditekankan adalah kemampuan

membaca dengan :

Page 7: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN KEMAHIRAN MEMBACA …

“Trends and Future Perspectives on Arabic Education, Linguistics, Leterature, Culture, and Translation” 12/17/ 2020

Problematika Pembelajaran Kemahiran Membaca... Nurul Azizah Putri Palupi, Nur Hizbullah

[307]

Menjaga ketepatan bunyi bahasa Arab, baik dari segi makhraj maupun sifat-sifat

bunyi yang lain;

Irama yang tepat dan ekspresi yang menggambarkan perasaan penulis;

Lancar, tidak tersendat-sendat dan berlang-ulang;

Memperhatikan tanda baca atau tanda grafis (pungtuasi)

Membaca nyaring yang juga disebut dengan “membaca teknis”, bagaimanapun juga

mengandung aspek artistik. Tidak setiap orang, penutur asli sekalipun, punya kemampuan

untuk membaca teknis ini secara efektif. Namun, usaha ke arah itu dalam pengajaran bahasa

harus tetap dilakukan hingga mencapai hasil maksimal.

b. Membaca dalam hati (al-qira‟ah a-ṣamitah)

Membaca dalam hati bertujuan untuk memperoleh pengertian, baik pokok-pokok

maupun rincian-rinciannya. Oleh karena itu, ia merupakan sarana bagi jenis membaca yang

lain, yakni membaca analisis, membaca cepat, membaca rekreatif dan sebagainya.

Dalam kegiatan membaca dalam hati, perlu diciptakan suasana kelas yang tertib

sehingga memungkinkan siswa berkonsentrasi kepada bacaannya. Secara fisik membaca

dalam hati itu harus menghindari:

Vokalisasi, baik hanya menggerakkan bibir sekalipun;

Pengulangan membaca, yaitu mengulangi gerak mata kepada kalimat sebelumnya

yang sudah dibaca;

Menggunakan telunjuk/penunjuk atau gerakan kepala.

c. Membaca cepat (al-qira‟ah as-sarī‟ah)

Tujuan utama membaca cepat adalah untuk mendorong dan melatih siswa agar berani

membaca lebih cepat daripada kebiasaannya. Kecepatan ini menjadi tujuan tetapi tidak boleh

mengorbankan pengertian. Dalam membaca cepat ini siswa tidak diminta memahami rincian-

rincian isi teks, tetapi cukup dengan pokok-pokoknya saja. Para ahli membaca cepat

melaporkan bahwa membaca cepat tidak hanya memperbaiki prestasi waktu, melainkan

menambah banyaknya informasi yang dapat diserap oleh pembaca, baik perbendaharaan

bahasa maupun pengetahuan untuk memperluas wawasan mereka. Ini dimungkinkan karena

pembaca tidak lagi memiliki kebiasaan membaca kata demi kata, tetapi ia dapat

menggerakkan matanya dengan pola-pola tertentu, sehingga pengertiannya dapat ditangkap

dengan efisien. Dilihat dari segi inilah, Maka membaca cepat dapat juga disebut membaca

perluasan (ekstensive reading atau al-qira‟ah al-muwassa‟ah).

d. Membaca rekreatif (al-qira‟ah al-istimtā‟iyah)

Page 8: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN KEMAHIRAN MEMBACA …

“Trends and Future Perspectives on Arabic Education, Linguistics, Leterature, Culture, and Translation” 12/17/ 2020

Problematika Pembelajaran Kemahiran Membaca... Nurul Azizah Putri Palupi, Nur Hizbullah

[308]

Jenis membaca ini ada hubungannya dengan jenis membaca cepat, tetapi tujuan

membaca rekreatif bukanlah untuk menambah jumlah kosakata, bukan untuk mengajarkan

pola-pola baru, bukan pula untuk pemahaman teks bacaan secara rinci, tetapi untuk

memberikan latihan kepada para siswa untuk membaca cepat dan menikmati apa yang

dibacanya. Tujuannya lebih jauh adalah untuk membina minat dan kecintaan membaca.

Bahan bacaan ini dipilihkan yang ringan populer, baik ditinjau dari segi isi maupun

susunan bahasanya. Biasanya berupa cerita pendek atau novel yang telah dipermudah

bahasanya sesuai dengan tingkatan pelajar yang menjadi sasarannya.

Baik membaca cepat maupun membaca rekreatif, biasanya dilakukan di luar kelas,

dengan cara penugasan kepada siswa untuk membaca buku tertentu, dan dalam waktu yang

ditentukan siswa harus menyerahkan laporan tertulis tentang buku yang telah dibacanya.

e. Membaca analitis (al-qira‟ah at-tahīliyah)

Tujuan utama membaca analitis adalah untuk melatih siswa agar memiliki

kemampuan mencari informasi dari bahan tertulis. Selain itu, siswa dilatih agar dapat

menggali dan menunjukkan rincian informasi yang memperkuat ide utama yang disajikan

penulis. Siswa juga dilatih berpikir logis, mencari hubungan antara satu bagian kalimat

dengan bagian kalimat lainnya, antara satu paragraf dengan paragraf lainnya, antara satu

kejadian dengan kejadian lainnya, dan menarik kesimpulan yang tidak tertulis secara eksplisit

dalam bacaan.

D. Problematika Pembelajaran Kemahiran Membaca Bahasa Arab

Segala kegiatan dalam rangka mencapai tujuan termasuk kegiatan belajar/proses

pengajaran pasti akan menemukan kesukaran atau masalah baik itu besar maupun kecil,

sehingga membutuhkan usaha untuk mengatasinya. Menurut Mahmudin (2020) dalam

pembelajaran kemahiran membaca bahasa Arab terdapat problem, yaitu problem dari segi

non linguistik yaitu hal yang tidak berkaitan dengan tata bahasa, melainkan di luar tentang

bahasa. Adapun problem non linguistik itu disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya :

a. Faktor guru

Untuk mencapai keberhasilan dalam suatu pengajaran guru harus bisa menerapkan

serta menyampaikan materi dengan baik dan menyenangkan, sehingga ilmu yang telah

diajarkannya dapat diterima baik oleh siswa. Terdapat beberapa faktor yang merupakan

kekurangan guru dalam mengajar, sebagai berikut:

Page 9: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN KEMAHIRAN MEMBACA …

“Trends and Future Perspectives on Arabic Education, Linguistics, Leterature, Culture, and Translation” 12/17/ 2020

Problematika Pembelajaran Kemahiran Membaca... Nurul Azizah Putri Palupi, Nur Hizbullah

[309]

1) Kurangnya interaksi antara guru dan siswa, yaitu ketika guru sedang menjelaskan

materi masih ada yang tidak memperhatikan, dikarenakan guru terlalu serius dan

kurang memperhatikan siswa dalam pembelajaran;

2) Guru kurang mampu mengembangkan beberapa teknik atau cara penyajian materi

yang menarik dan efektif yang disebabkan karena terbatasnya waktu yang tersedia;

3) Kurang adanya motivasi dari guru. Mengenai kurangnya minat siswa yaitu kurangnya

guru dalam memotivasi atau memberikan dorongan mengenai arti pentingnya

mempelajari bahasa Arab;

4) Pengelolaan kelas kurang efektif. Dalam hal ini proses pembelajaran kurang efektif

karena guru kurang menguasai kelas. Hal ini disebabkan terlalu seriusnya guru dalam

pengajaran tidak terlalu memperhatikan siswa apakah memperhatikan atau tidak.

b. Faktor siswa

1) Kurangnya minat siswa. Hal ini merupakan faktor penting dalam menumbuhkan

semangat belajar siswa. Karena dengan minat tinggi, siswa dapat memotivasi untuk

belajar yang lebih giat.

2) Latar belakang siswa yang heterogen. Dalam proses belajar mengajar guru sebaiknya

memperhatikan perbedaan individual siswa, karena guru akan berhadapan dengan

sejumlah siswa yang berlatar belakang berbeda. Oleh karena itu, karakteristik siswa

sangat penting untuk diperhatikan karena hal ini dapat mempengaruhi jalannya proses

dan hasil pembelajaran siswa. Adapun karakteristik siswa yang dapat mempengaruhi

kegiatan belajar adalah latar belakang pengetahuan dan taraf pengetahuannya, gaya

belajar, minat, lingkungan sosial ekonomi, dan lain-lain.

c. Faktor metode

Metode merupakan hal terpenting dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan metode

yang tepat guru bisa menyampaikan materi sesuai dengan tujuan pembelajarannya.

Sebaliknya, manakala guru tidak menguasai metode pembelajaran akan tidak efektif, materi

tidak tersampaikan dengan baik. Jadi, pada hal ini sudah seharusnya guru menguasai metode

dan kreatif dalam hal menerapkan metode yang tepat sasaran.

d. Faktor media pengajaran

Alat atau media pembelajaran merupakan salah satu faktor penting yang dapat

membantu keefektifan proses pembelajaran. Tersedianya alat-alat pembelajaraan akan

memberikan efek yang positif terhadap prestasi belajar. Dalam hal ini yang paling penting

penggunaannya dalam belajar secara efektif dan efisien. Karena walaupun alat-alat tersebut

Page 10: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN KEMAHIRAN MEMBACA …

“Trends and Future Perspectives on Arabic Education, Linguistics, Leterature, Culture, and Translation” 12/17/ 2020

Problematika Pembelajaran Kemahiran Membaca... Nurul Azizah Putri Palupi, Nur Hizbullah

[310]

dengan lengkap, tetapi jika alat-alat tersebut tidak digunakan, maka efek dari alat tidak dapat

dimunculkan.

e. Faktor lingkungan

Lingkungan merupakan faktor eksternal yang sangat besar pengaruhnya terhadap

keberhasilan dari proses pembelajaran. Akan tetapi, lingkungan yang dimaksudkan yaitu

lingkungan yang ada dalam rumah atau keluarga.

3. PENELITIAN TERDAHULU

Dalam penelitian Mahmudin (2020) yang berjudul Problematika Pembelajaran Al-

Qira‟ah dan Solusi Pemecahannya (Studi Deskriptif Kualitatif di MA Miftahurrahman

Tasikmalaya) yang menjelaskan tujuan pembelajaran bahasa Arab secara umum agar siswa

dapat menguasai bahasa Arab dengan baik dan benar. Untuk mencapai tujuan itu semua,

tentu saja tidak terlepas dari beberapa faktor-faktor yaitu guru, siswa, materi, metode dan

lingkungan. Dari faktor-faktor tersebut haruslah saling mendukung antara satu dengan yang

lainnya. Sebagaimana dalam pembelajaran Al-Qira‟ah dalam bahasa Arab di MA

Miftahurrahman Tasikmalaya untuk menacapai tujuan yang ingin dicapai terdapat

problematika yang harus dihadapi oleh siswa dan guru. Dalam penelitian Mahmudin (2020)

menjelaskan dua sisi problematika yang dihadapi, yaitu problem linguistik dan problem

nonlinguistik.

Hasil dari penelitiannya adalah problematika pembelajaran al-qira‟ah di MA

Miftahurrahman Tasikmalaya serta solusi pemecahannya, yaitu: (1) Pelaksanaan kegiatan

pengajaran al-qira‟ah di MA Miftahurrahman Tasikmalaya sebagaimana kegiatan pada

madrasah umumnya yang meliputi tentang tujuan pengajaran, kurikulum, guru, siswa dan

metode; (2) dalam pembelajaran maharah al-qira‟ah di MA Miftahurrahman Tasikmalaya,

guru dan siswa mengalami problematika yang meliputi problem linguistik dan non linguistik

seperti guru, siswa, metode dan lingkungan; (3) solusi pemecahan dari permasalahan tersebut

yaitu guru harus memiliki kemampuan dalam menguasai metode pembelajaran al-qira‟ah,

siswa harus disiplin dalam mengikuti pembelajaran, metode yang digunakan yaitu metode

eklektik, dan lingkungan yang tepat untuk pembelajarannya al-qira‟ah bahasa Arab adalah

lingkungan bahasa atau asrama.

4. METODE PENELITIAN

Metode penelitian deskriptif kualiatif yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan

secara sistematis mengenai fakta-fakta yang ditemukan di lapangan, bersifat verbal, kalimat-

Page 11: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN KEMAHIRAN MEMBACA …

“Trends and Future Perspectives on Arabic Education, Linguistics, Leterature, Culture, and Translation” 12/17/ 2020

Problematika Pembelajaran Kemahiran Membaca... Nurul Azizah Putri Palupi, Nur Hizbullah

[311]

kalimat, fenomena-fenomena, dan tidak berupa angka, khususnya tentang problematika

pembelajaran bahasa Arab kemahiran membaca di SMP IT Bina Pekerti kelas VII dan VIII.

Maka dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan metode studi kasus untuk

mengungkap tentang problematika yang terjadi dalam pembelajaran bahasa Arab kemahiran

membaca di SMP IT Bina Pekerti. Peneliti fokus dalam penbelitian entitas atau penelitian di

suatu tempat dengan populasi tertentu di kelas VII dan X di SMP dan SMA IT Bina Pekerti.

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Pembelajaran Kemahiran Membaca Bahasa Arab

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti terkait dengan pelaksanaan

pembelajaran kemahiran membaca bahasa Arab yaitu terdiri dari beberapa unsur, di

antaranya:

1) Tujuan

Tujuan pembelajaran kemahiran membaca (qira‟ah) adalah agar siswa dapat

mengembangkan kemampuan memamhami dan mengungkapkan kembali isi bacaan dan agar

dapat menambah pengetahuan siswa tentang bahasa Arab tulis. Untuk mencapai tujuan yang

telah dirumuskant tersebut, guru bidang studi bahasa Arab menggunakan langkah-langkah

yang mudah diikuti serta dipahami oleh siswa, sehingga proses belajar mengajar bahasa Arab

atau qira‟ah dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

2) Kurikulum

SMP dan SMA IT Bina Pekerti merupakan Yayasan Pendididkan Islam dengan

keadaan siswanya tidak semua mampu untuk mengikuti pelajaran bahasa Arab dengan baik

dan lancar, khususnya dalam kemahiran membaca. Oleh karena itu, penyampaian materi

pelajaran terkadang tidak sesuai dengan kurikulum yang terdapat dalam buku materi bahasa

Arab. Akan tetapi, guru berusaha untuk mengajarkan dengan kesabaran sehingga akan

terciptakan kondisi belajar mengajar yang kondusif.

3) Guru

Guru adalah mediator dalam proses belajar mengajar, maka seorang guru harus

bertanggung jawab atas proses berlangsungnya pembelajaran dilingkungan sekolah, sehingga

diperlukan jiwa profesionalisme dari seorang pendidik. Dalam proses belajar mengajar tidak

hanya membutuhkan dengan motivasi dan tujuan guru, tetapi juga dibutuhkan metode. Hal ini

bisa dilihat dari penguasaan materi dan bagaiman seorang guru dalam penyampaiannya.

Page 12: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN KEMAHIRAN MEMBACA …

“Trends and Future Perspectives on Arabic Education, Linguistics, Leterature, Culture, and Translation” 12/17/ 2020

Problematika Pembelajaran Kemahiran Membaca... Nurul Azizah Putri Palupi, Nur Hizbullah

[312]

4) Siswa

Di SMP dan SMA IT Bina Pekerti menerima siswa dari berbagai sekolah yaitu dari

sekolah negeri, swasta, maupun madrasah. Selain itu juga siswa yang dihadapi sangatlah

bervariasi baik dari latar belakang pendidikan, pengetahuan, kemampuan, bakat, maupun

minatnya. Hal tersebut tidak menjadikan halangan bagi SMP dan SMA IT Bina Pekerti untuk

mendidik siswanya supaya berprestasi tinggi.

5) Tingkatan

Siswa kelas VII dan X di SMP dan SMA IT Bina Pekerti adalah tingkatan al-mubtadīn

(pemula), yaitu tingkatan yang paling awal dalam pembelajaran bahasa arab, dan biasanya

materi yang paling cocok untuk tingkatan ini adalah: menghafalkan al-mufradāt, percakapan

yang sederhana, dan mengarang terarah. Ini biasanya digunakan pada level bawah karena ia

mencakup kegiatan mengarang yang dimulai dari merangkai huruf, kemudian kata dan

kalimat.

6) Metode

Dalam pelaksanaan proses pengajaran bahasa Arab di SMP dan SMA IT Bina Pekerti,

seperti yang ditemukan berdasarkan observasi, bahwa metode yang digunakan adalah metode

eklektik, yaitu metode campuran atau bervariasi agar proses pembelajaran di kelas lebih aktif,

kreatif dan tidak menjenuhkan.

B. Problematikan Pembelajaran Kemahiran Membaca Bahasa Arab di SMP dan SMA

IT Bina Pekerti

Dalam pembelajaran kemahiran membaca bahasa Arab terdapat problem yang

dihadapi, yaitu problem non linguistik. Problem non linguistik berasal dari hal yang tidak

berkaitan dengan tata bahasa. Berdasarkan hasil kuisioner yang diberikan peneliti kepada

siswa kelas VII dan X, bahwa peneliti menemukan adanya problem-problem yang dapat

mempengaruhi kegiatan belajar mengajar adalah sebagai berikut:

1) Faktor Guru

Untuk mencapai keberhasilan dalam suatu pengajaran guru harus bisa menerapkan

serta menyampaikan materi dengan baik dan menyenangkan, sehingga ilmu yang telah

diajarkannya dapat diterima baik oleh siswa. Berdasarkan hasil observasi peneliti mengenai

kekurangan guru SMP IT Bina Pekerti dalam mengajar ada beberapa faktor, di antaranya

sebagai berikut:

Page 13: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN KEMAHIRAN MEMBACA …

“Trends and Future Perspectives on Arabic Education, Linguistics, Leterature, Culture, and Translation” 12/17/ 2020

Problematika Pembelajaran Kemahiran Membaca... Nurul Azizah Putri Palupi, Nur Hizbullah

[313]

Kurangnya interaksi antara guru dan siswa, yaitu ketika guru sedang menjelaskan

materi masih ada yang tidak memperhatikan, dikarenakan guru terlalu serius dan

kurang memperhatikan siswa dalam pembelajaran;

Guru kurang mampu mengembangkan beberapa teknik atau cara penyajian materi

yang menarik dan efektif yang disebabkan karena guru masih belum berpengalaman

dalam pengajaran bahasa Arab dan masih berusaha mencari cara untuk mengajar

dengan menarik dan efektif;

Kurang adanya motivasi dari guru. Mengenai kurangnya minat siswa yaitu kurangnya

guru dalam memotivasi atau memberikan dorongan mengenai arti pentingnya

mempelajari bahasa Arab. Hal itu dikarenakan dengan terbatasnya waktu dalam

penyampaian materi, sehingga guru tidak memiliki waktu untuk memberikan motivasi

untuk mendorong minat murid dalam pembelajaran bahasa Arab;

Pengelolaan kelas kurang efektif. Dalam hal ini proses pembelajaran kurang efektif

karena guru kurang menguasai kelas. Hal ini disebabkan terlalu seriusnya guru dalam

pengajaran tidak terlalu memperhatikan siswa apakah memperhatikan atau tidak.

2) Faktor Siswa

Kurangnya minat siswa SMP IT Bina Pekerti

Hal ini merupakan faktor penting dalam menumbuhkan semangat minat belajar siswa,

karena dengan minat yang tinggi siswa dapat termotivasi belajar yang lebih giat.

Kurangnya motivasi siswa dalam pembelajaran kemahiran membaca bahasa Arab,

karena sebagian siswanya ada yang sulit memahami penyampaian materi dari guru

dan belum pernah mempelajari bahasa Arab di sekolah sebelumnya.

Latar belakang siswa yang heterogen

Dalam proses belajar mengajar, guru sebaiknya memperhatikan perbedaan individual

siswa. Dikarenakan guru akan berhadapan dengan sejumlah siswa yang berlatar

belakang berbeda. Oleh karena itu, karakteristik siswa sangat penting utnuk

diperhatikan karena hal ini dapat mempengaruhi proses dan hasil pembelajaran siswa.

Adapun karakteristik siswa yang dapat mempengaruhi kegiatan belajar adalah latar

belakang pengetahuan dan taraf pengetahuannya, gaya belajar, minat, lingkungan

sosial dan ekonomi, dan lain-lainnya.

3) Faktor Metode

Mengenai metode, waktu dan media pengajaran yang diterapkan di SMP dan SMA IT

Bina Pekerti adalah sudah memenuhi syarat pembelajaran. Metode yang digunakan guru

Page 14: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN KEMAHIRAN MEMBACA …

“Trends and Future Perspectives on Arabic Education, Linguistics, Leterature, Culture, and Translation” 12/17/ 2020

Problematika Pembelajaran Kemahiran Membaca... Nurul Azizah Putri Palupi, Nur Hizbullah

[314]

bahasa Arab di SMP dan SMA IT Bina Pekerti adalah metode eklektik. Metode ini

digunakan untuk bisa mengomparasikan beberapa metode, karena sewaktu siswa merasa

jenuh bisa langsung menggunakan metode mana yang dianggap sesuai dengan kondisi

siswa pada situasi tersebut.

4) Faktor media pengajaran

Alat atau media pembelajaran merupakan salah satu faktor penting yang dapat membantu

keefektifan proses pembelajaran. Tersedianya alat-alat pembelajaran tersebut serta

penggunaannya dalam proses pembelajaran akan memberikan efek yang positif terhadap

prestasi belajar. Dalam hal ini yang paling penting penggunaannya dalam belajar secara

efektif dan efisien karena walaupun alat-alat tersebut tersedia dengan lengkap, tetapi jika

alat-alat tersebut tidak digunakan maka efek dari alat tersebut pun tidak dapat

dimunculkan.

5) Faktor lingkungan

Lingkungan merupakan faktor eksternal yang sangat besar pengaruhnya terhadap

keberhasilan dari proses pembelajaran. Akan tetapi, lingkungan yang dimaksudkan

adalah lingkungan yang masih belum bisa mengaplikasikan bahasa Arab menjadi bahasa

keseharian.

C. Strategi Mengatasi Problematika Pembelajaran Kemahiran Membaca Bahasa Arab

di SMP dan SMA IT Bina Pekerti

Dengan munculnya problem-problem tersebut secara tidak langsung dapat

menghambat proses belajar mengajar bahasa Arab di kelas. Guru merupakan pengajar dan

pendidik yang menyentuh kehidupan pribadi siswa, oleh siswa sering dijadikan tokoh

teladan. Usaha-usaha untuk mengatasi problem-problem tersebut maka penulis mencoba

menerapkan beberapa teori yang bisa dilakukan dalam pembelajaran bahasa Arab kelas VII

dan X di SMP dan SMA IT Bina Pekerti, diantaranya:

Guru/pengajar

Ibrahim (1973:38-39) berpendapat sebagai berikut:

1) Pengajar dapat lebih dahulu mengkaji materi yang akan disampaikan kepada peserta ajar;

2) Pengajar akan memiliki beragam variasi dalam segi materi maupun metode ketika

menghadapi peserta ajar;

3) Pengajar dapat memetakan alur dari materi yang akan disampaikanya secara baik;

4) Pengajar tidak akan kebingungan dalam menentukan metode atau pola pengajaran yang

akan ditampilkan ketika memberikan materi yang berbeda;

Page 15: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN KEMAHIRAN MEMBACA …

“Trends and Future Perspectives on Arabic Education, Linguistics, Leterature, Culture, and Translation” 12/17/ 2020

Problematika Pembelajaran Kemahiran Membaca... Nurul Azizah Putri Palupi, Nur Hizbullah

[315]

5) Pengajar dapat mengetahui berbagai sarana pengajaran yang sekiranya dibutuhkan dalam

proses pengajaran;

6) Pengajar akan mudah dalam menghubungkan setiap materi pengajaran yang disampaikan,

hal ini akan membantu memperluas dan memperdalam pemahaman siswa mengenai

setiap materi yang dibahas.

Siswa

Seorang siswa perlu memiliki sikap disiplin belajar dengan melakukan latihan dan

memperkuat dirinya sendiri untuk selalu terbiasa patuh dan mempertinggi daya kendali diri,

sehingga kemampuan yang diperoleh dapat diulang-ulang dengan hasil yang relatif sama.

Herlin Febriana Dwi Prasti (2011) mengemukakan disiplin merupakan suatu sikap

moral siswa yang terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai

– nilai ketaatan, kepatuhan, keteraturan dan ketertiban berdasarkan acuan nilai moral.

Slameto (2003: 2) menyatakan belajar adalah proses usaha yang dilakukan seseorang

untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. disiplin belajar adalah suatu

kondisi yang terbentuk melalui proses usaha seseorang yang dilakukan untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya

sendiri dalam interaksi dengan lingkungan yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan,

kesetiaan, keteraturan dan ketertiban.

Metode

Metode yang bisa digunakan dalam pembelajaran bahasa Arab kelas VII dan X yaitu

sebagaiamana yang diungkapkan oleh Izzan (2007: 140) yang mengungkapkan beberapa

langkah pembelajaran yang bisa dilakukan dala kegiatan

Pembelajaran kemahiran membaca bahasa Arab yaitu sebagai berikut:

1) Apersepsi dan pre test. Setiap awal pelajaran hendaklah dimulai dengan apersepsi dan

pre test. Pre test yaitu menghubungkan pelajaran yang telah diberikan, dengan pelajaran

yang akan disajikan, sehingga pengajaran menjadi kontekstual dan relevan. Sedangkan

apersepsi ialah agar perhatian anak didik terpusat kepada acara pelajaran. Pre tes juga

untuk mengukur batas penguasaan murid terhadap pelajaran yang telah diberikan,

(sebagai penjagaan) untuk diberikan pelajaran baru ;

2) Sebelum guru membaca buku pelajaran yang akan dipelajari, memintalah anak didik untuk

membuka buku bacaannya jika ada, dan menyimak bacaan gurunya secara baik dan tertib.

Page 16: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN KEMAHIRAN MEMBACA …

“Trends and Future Perspectives on Arabic Education, Linguistics, Leterature, Culture, and Translation” 12/17/ 2020

Problematika Pembelajaran Kemahiran Membaca... Nurul Azizah Putri Palupi, Nur Hizbullah

[316]

Setelah selesai membaca adakanlah bersoal jawab dengan anak didik, sehingga mengerti

dan paham betul mengenai bacaan tersebut;

3) Guru menawarkan kepada murid, untuk mengulangi bacaan yang baru saja dibaca

gurunya, kemudian menunjuk di antara yang pandai untuk membaca. Sedangkan yang lain

aktif menyimak dan memperhatikan bacaan temannya itu.

4) Setelah selesai membaca di antara siswa yang disuruh tadi, adakanlah diskusi dan bersoal

jawab terhadap bacaan tersebut, apakah kesalahan, suruhlah temannya yang lain untuk

membenarkannya;

5) Jika acara bacaan itu terlalu panjang, sebaiknya bacaan tersebut dibagi-bagi dalam bagian

pendek/terkecil, agar sederhana dan mudah dimengerti;

6) Dalam memberikan penjelasan, hendaklah disertai dengan contoh-contoh, dan menuliskan

arti kata-kata sulitnya di papan tulis untuk dicatat oleh anak didik;

7) Di akhir pertemuan guru memberikan tugas kepada para pelajar tentang isi bacaan,

misalnya: membuat rangkuman dengan bahasa pelajar, atau membuat komentar tentang isi

bacaan, atau membuat diagram, atau yang lainnya. Jika dipandang perlu, guru dapat

memberikan tugas di rumah untuk membaca teks yang akan diberikan pada pertemuan

selanjutnya.

Media

Ibrahim (1973:433) mengungkapkan beberapa media atau sarana yang bisa digunakan

dalam pembelajaran bahasa khususnya pada keterampilan membaca, yaitu:

1) Referensi dalam bentuk asli, dengan menghadirkan bentuk aslinya dapat mendapatkan

manfaat terhadap pembelajaran dengan mengucapkan sifat-sifatnya secara langsung

seperti menghadirkan beberapa huruf hijaiyah dan lain-lainnya.

2) Papan tulis. Kepentingan papan tulis tidak diragukan lagi, sebagian al-murabbin

mengatakan bahwa sesungguhnya seorang pengajar yang masuk ke dalam kelas kemudian

tidak menggunakan papan tulis dengan baik, maka ia laksana setengah pengajar. Hal ini

dikarenakan papan tulis sangatlah penting digunakan untuk memudahkan siswa dalam

mencerna materi pelajaran, selain dari itu terwujudnya interaksi tanya jawab antara siswa

dan guru ketika materi qira‟ah.

Lingkungan

Khuli (1988:65-66) menyatakan bahwa lingkungan bahasa merupakan salah satu cara

pemerolehan Bahasa asing yang dilakukan secara sadar. Meskipun lingkungan bahasa buatan

(bukan di lungkungan penutur asli) memberikan pengaruh yang terbatas terhadap

Page 17: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN KEMAHIRAN MEMBACA …

“Trends and Future Perspectives on Arabic Education, Linguistics, Leterature, Culture, and Translation” 12/17/ 2020

Problematika Pembelajaran Kemahiran Membaca... Nurul Azizah Putri Palupi, Nur Hizbullah

[317]

pembentukan kemahiran berkomunikasi yang efektif, namun memiliki manfaat yang tidak

dapat diingkari.

6. KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah menguraikan tentang problematika pembelajaran kemahiran membaca bahasa

Arab di SMP dan SMA IT Bina Pekerti, maka penulis mengemukakan beberapa hal, di

antaranya:

1. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti terkait dengan pelaksanaan

pembelajaran kemahiran membaca bahasa Arab yaitu terdiri dari beberapa unsur, di

antaranya: tujuan, pengajaran, kurikulum, guru, siswa dan metode.

2. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran bahasa Arab kemahiran membaca di SMP dan SMA

IT Bina Pekerti, guru dan siswa mengalami problematika dari beberapa faktor yang

meliputi faktor guru, faktor siswa, faktor metode, faktor media pengajaran, dan faktor

lingkungan.

3. Dengan munculnya problem-problem tersebut secara tidak langsung dapat menghambat

proses belajar mengajar bahasa Arab di kelas. Guru merupakan pengajar dan pendidik

yang menyentuh kehidupan pribadi siswa, oleh siswa sering dijadikan tokoh teladan.

Usaha-usaha untuk mengatasi problem-problem tersebut maka penulis mencoba

menerapkan beberapa teori yang bisa dilakukan dalam pembelajaran bahasa Arab kelas

VII dan X di SMP dan SMA IT Bina Pekerti, diantaranya: guru/pengajar, siswa, metode

yang sesuai dengan penyampaian materi, lingkungan yang mendorong siswa dalam

berkomunikasi dengan bahasa Arab.

Peneliti berharap dalam sebuah penelitian tentang problematika pembelajaran bahasa

Arab kemahiran membaca tidak ada terjadi kekeliruan dalam memaparkan. Apabila terjadi

kesalahan dalam pemaparan, maka akan berbeda pula probematika sehingga dapat

menimbulkan kesalahfahaman dalam memaparkan problematika.

Oleh karena itu, peneliti sangat menyadari atas keterbatasan ilmu yang dimiliki.

Peneliti sangat berharap kepada pembaca agar memberikan kritik dan saran yang bersifat

membangun atas kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam karya ilmiah ini, supaya bisa

menjadi perbaikan bagi peneliti dalam menulis karya ilmiah lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hamid, M. 2008. Pembelajaran Bahasa Arab: Metode, Strategi, Materi, Dan Media.

Malang: Uin-Malang Press.

Page 18: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN KEMAHIRAN MEMBACA …

“Trends and Future Perspectives on Arabic Education, Linguistics, Leterature, Culture, and Translation” 12/17/ 2020

Problematika Pembelajaran Kemahiran Membaca... Nurul Azizah Putri Palupi, Nur Hizbullah

[318]

Ainin, M, M. Tohir dan Imam Asrori. 2006. Evaluasi dalam Pembelajaran Bahasa Arab.

Malang: Misykat.

Al-Khuli, Muhammad Ali. 2010. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab. Yogyakarta: Basan

Publishing.

Asrori, Muhammad. 2008. Psikologi Pembelajaran. Bandung:Wacana Prima.

Effendy, Ahmad Fuad. 2017. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat.

Ibrahim, Abd Alim. 1982. Al-Muwajjah Al-Fanni Li Mudarrisi Al- Lughah Al-Arabiyyah.

Mesir: Dar Al-Ma‟arif.

Izaan, Ahmad. 2007. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: Humaniora.

Moleong, Lexy. J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja

Rosdakarya.Saidun,

Mahmudin, Wildan. 2020. Problematika Pembelajaran Al-Qira‟ah Dan Solusi

Pemecahannya (Studi Deskriptif Kualitatif di MA Miftahurrahman Tasikmalaya.

Jurnal. STAI Tasikmalaya: Tasikmalaya.

Fiddaroini. 2006. Strategi Pengembangan Pendidikan Bahasa Arab. Surabaya: Jauhar.

Syamsuddin Ar & Damaianti, Vismaia S. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa.

Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Tarigan, H.G. 1991. Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta: CV Rajawali.

Tarigan, Henry, Guntur. 1979. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:

Angkasa.