Upload
bagus-ayu-purnamasari
View
230
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Print Bimbingan 2
Citation preview
LAPORAN HASIL STUDI DESKRIPTIF
RT. 07-11 RW. VII KUDU KECAMATAN GENUK
KOTA SEMARANG
Disusun Oleh:
Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Periode 28 September – 28 November 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2015
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………............................................................ i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1. Latar Belakang………………….…………………………... 1
1.2. Tujuan kegiatan……………………………………….......... 3
1.3. Manfaat Kegiatan………………………………………….... 4
BAB II METODE KEGIATAN…………………………………………... 5
2.1. Metode dan Desain...… …........................................................ 5
2.2. Populasi dan sampel ….……………………............................ 5
2.3. Pengambilan Data..................................................................... 6
2.4. Tahapan Diagnosa Komunitas …............................................. 6
2.5. Lokasi dan Waktu Pengambilan Data ...................................... 8
2.6. Pengolahan dan Analisa Data.................................................... 8
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................... 9
3.1. Gambaran Umum Lokasi Kegiatan...… …............................... 9
3.2. Hasil dan pembahasan ….……………………......................... 11
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA …………...................................................................... 70
LAMPIRAN ………….................................................................................... 71
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur
kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang - Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
Tujuan dari Pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
Dengan demikian setiap hal yang menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan
pada masyarakat Indonesia akan menimbulkan kerugian ekonomi yang besar bagi
negara, dan setiap upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat juga berarti
investasi bagi pembangunan Negara.
Masalah kesehatan merupakan salah satu faktor yang berperan penting
dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas (Dinas Kesehatan,
2007). Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara
global. Data WHO menunjukkan bahwa dari 57 juta kematian yang terjadi di
dunia pada tahun 2008, sebanyak 36 juta atau hampir dua pertiganya disebabkan
oleh Penyakit Tidak Menular. PTM juga membunuh penduduk dengan usia yang
lebih muda. Di negara-negara dengan tingkat ekonomi rendah dan menengah, dari
seluruh kematian yang terjadi pada orang-orang berusia kurang dari 60 tahun,
29% disebabkan oleh PTM, sedangkan di negara-negara maju, menyebabkan 13%
kematian. Proporsi penyebab kematian PTM pada orang-orang berusia kurang
dari 70 tahun, penyakit cardiovaskular merupakan penyebab terbesar (39%),
diikuti kanker (27%), sedangkan penyakit pernafasan kronis, penyakit pencernaan
dan PTM yang lain bersama-sama menyebabkan sekitar 30% kematian, serta 4%
kematian disebabkan diabetes.5
3
Menurut Badan Kesehatan Dunia WHO, kematian akibat Penyakit Tidak
Menular (PTM) diperkirakan akan terus meningkat di seluruh dunia, peningkatan
terbesar akan terjadi di negara-negara menengah dan miskin. Lebih dari dua
pertiga (70%) dari populasi global akan meninggal akibat penyakit tidak menular
seperti kanker, penyakit jantung, stroke dan diabetes. Dalam jumlah total, pada
tahun 2030 diprediksi akan ada 52 juta jiwa kematian per tahun karena penyakit
tidak menular, naik 9 juta jiwa dari 38 juta jiwa pada saat ini. Di sisi lain,
kematian akibat penyakit menular seperti malaria, TBC atau penyakit infeksi
lainnya akan menurun, dari 18 juta jiwa saat ini menjadi 16,5 juta jiwa pada tahun
2030.4
Pada negara-negara menengah dan miskin PTM akan bertanggung jawab
terhadap tiga kali dari tahun hidup yang hilang dan disability (Disability adjusted
life years=DALYs) dan hampir lima kali dari kematian penyakit menular,
maternal, perinatal dan masalah nutrisi.5 Secara global, regional dan nasional
pada tahun 2030 transisi epidemiologi dari penyakit menular menjadi penyakit
tidak menular semakin jelas. Diproyeksikan jumlah kesakitan akibat penyakit
tidak menular dan kecelakaan akan meningkat dan penyakit menular akan
menurun. PTM seperti kanker, jantung, DM dan paru obstruktif kronik, serta
penyakit kronik lainnya akan mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun
2030. Sementara itu penyakit menular seperti TBC, HIV/AIDS, Malaria, Diare
dan penyakit infeksi lainnya diprediksi akan mengalami penurunan pada tahun
2030. Peningkatan kejadian PTM berhubungan dengan peningkatan faktor risiko
akibat perubahan gaya hidup seiring dengan perkembangan dunia yang makin
modern, pertumbuhan populasi dan peningkatan usia harapan hidup.4
Dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat pemerintah
membuat subsistem yang terdiri dari dua unsure yaitu UKP (upaya kesehatan
perorangan) dan UKM (upaya kesehatan masyarakat). Upaya peningkatan derajat
kesehatan masyarakat secara tidak langsung akan meningkatkan kualitas
masyarakat. Peningkatan derajat kesehatan perlu dilakukan dengan serius
diantaranya melalui peningkatan status gizi penduduk, peningkatan akses pada
pelayanan kesehatan dasar, subsidi di biaya pelayanan kesehatan, serta perbaikan
4
keadaan lingkungan. Derajat kesehatan dapat diuraikan melalui beberapa indikator
diantaranya mortalitas, morbiditas (angka kesakitan), dan status gizi.
Indonesia dalam beberapa dasawarsa terakhir menghadapi masalah triple
burden diseases. Di satu sisi, penyakit menular masih menjadi masalah ditandai
dengan masih sering terjadi KLB beberapa penyakit menular tertentu, munculnya
kembali beberapa penyakit menular lama (re-emerging diseases), serta munculnya
penyakit-penyakit menular baru (new-emerging diseases) seperti HIV/AIDS,
Avian Influenza, Flu Babi dan Penyakit Nipah. Di sisi lain, PTM menunjukkan
adanya kecenderungan yang semakin meningkat dari waktu ke waktu.
Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 dan Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 dan 2001, tampak bahwa selama
12 tahun (1995-2007) telah terjadi transisi epidemiologi dimana kematian karena
penyakit tidak menular semakin meningkat, sedangkan kematian karena penyakit
menular semakin menurun (lihat grafik gambar 1).
Fenomena ini diprediksi akan terus berlanjut. Menilik dari tingginya angka
morbiditas di Kelurahan Kudu, dibutuhkan perubahan cara pandang dari
paradigma sakit ke paradigma sehat. Salah satu langkah untuk mengetahui
terwujudnya paradigma sehat adalah dengan melakukan survey kesehatan. Dalam
survey kesehatan dilakukan pemantauan status kesehatan masyarakat yang
meliputi kependudukan, angka kesakitan, angka kelahiran, perilaku hidup bersih
dan sehat, keadaan lingkungan, pelayanan kesehatan, serta pengetahuan
masyarakat tentang kesehatan. Oleh karena itu kelak kita dapat mengambil
langkah yang sesuai untuk menanggulangi masalah kesehatan sehingga dapat
meningkatkan derajat kesehatan berdasarkan hasil survey yang dilakukan.
Dengan latar belakang tersebut, peneliti mengadakan survey kesehatan di RW
7 khususnya di RT 7-11 Kelurahan Kudu Kecamatan genuk. Hasil survey tersebut
diharapkan dapat menjadi pedoman sebagai upaya promotif dan preventif
sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
1.2. Tujuan Kegiatan
1.2.1. Tujuan umum.
5
Untuk mewujudkan pelaksanaan paradigma sehat di RT 7-11 RW
VII Kelurahan Kudu, Kecamatan Genuk, Kota Semarang.
1.2.2. Tujuan Khusus.
1.2.2.1. Memperoleh gambaran angka kesakitan masyarakat di RT
7-11 RW VII Kelurahan Kudu, Kecamatan Genuk periode
3 bulan terakhir (Agustus 2015- November 2015).
1.2.2.2. Memperoleh faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
masalah kesehatan di RT 7-11 RW VII Kelurahan Kudu,
Kecamatan Genuk periode 3 bulan terakhir (Agustus
2015- November 2015) dengan pendekatan H.L. Blum.
1.2.2.3. Menganalisis angka kesakitan dengan menggunakan
hanloon kualitatif untuk memperoleh prioritas masalah
kesehatan.
1.2.2.4. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi prioritas
masalah kesehatan yang sudah diperoleh dengan
pendekatan H.L. Blum.
1.2.2.5. Menentukan alternatif pemecahan masalah kesehatan yang
menjadi prioritas.
1.2.2.6. Menyusun rencana, melaksanakan program kegiatan
bersama masyarakat (PoA).
1.3. Manfaat Kegiatan
1.3.1. Manfaat Teoritis
1.3.1.1. Memberi masukan dan informasi ilmiah untuk
memperkaya keilmuan.
1.3.1.2. Menjadi bahan rujukan untuk penelitian yang lebih lanjut.
1.3.2. Manfaat Praktis
1.3.2.1. Memberi rekomendasi langsung kepada masyarakat untuk
memperhatikan perilaku dan lingkungan tempat tinggalnya.
6
Memberi rekomendasi kepada tenaga kesehatan untuk lebih
memberdayakan masyarakat dalam upaya kesehatan
promotif dan preventif.
7
BAB II
METODE KEGIATAN
2.1. Metode dan Desain
Metode survey yang digunakan adalah observasional deskriptif,
dengan rancangan Cross sectional.
2.2. Populasi dan Sampel
2.3.1 Populasi Penelitian
Populasi pada penelitian adalah warga RT 7-11 RW VII
sebanyak 161 KK, terbagi dalam 5 RT. Populasi target kami adalah
seluruh warga di Kelurahan Kudu..
2.3.2 Besar Sampel
Besar sampel ditentukan dengan rumus :
n= N Z21−∝ /2σ 2
( N−1 ) d2+Z21−∝/2σ 2
n =158 x (1,96) 2 x 2 2
(158 - 1) x (0,5)2 + (1,96)2 x 22
n = 44
Dari penghitungan sampel populasi didapatkan sampel
minimal 44 sampel. Untuk mengantisipasi kurangnya dari jumlah
minimal sampel akibat drop out atau eksklusi maka jumlah sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah 45 KK.
2.3.3 Cara Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel pada survey pertama dilakukan secara
cluster per RT. Sebaran data ditentukan berdasarkan proporsi
jumlah KK tiap RT sehingga jumlah sampel dipengaruhi oleh
jumlah KK tiap RT.
2.3. Pengambilan Data
8
2.3.1 Data Primer
Data primer pada penelitian ini menggunakan data yang
diambil langsung pada survey pertama tanggal 3 November 2015
dan survey kedua tanggal 4 November 2015. Data survey pertama
meliputi identitas KK, penyakit/ keluhansekarang, data jaminan
kesehatan,data balita, kehamilan dan persalinan serta data KB.
Data survey kedua mengenai faktor-faktor risiko dari 4 masalah
prioritas hasil analisis Hanloon kualitatif.
2.3.2 Data Sekunder
Data sekunder pada penelitian ini menggunakan data
masalah kesehatan dan penyakityang didapatkan dari Puskesmas
Bangetayu dan kader kesehatan, serta data demografi RW VII
didapatkan dari kelurahan Kudu.
2.4. Tahapan Diagnosa Komunitas
2.4.1 Identifikasi Masalah Kesehatan Masyarakat
Identifikasi masalah dengan pengambilan data melalui
kuesioner pada survey pertama pada warga RT 07 sampai dengan
RT 11 RW VII Kelurahan Kudu.
2.4.2 Prioritas Masalah Kesehatan Masyarakat
Prioritas masalah dengan metode Hanloon Kualitatif. Hasil
wawancara yang telah diolah menggunakan SPSS kemudian
dilakukan analisis berdasarakan Urgency, Seriously, Growth.
Setelah diurutkan besar masalahnya dijadikan prioritas masalah,
selanjutnya masing-masing kelompok menentukan masalah yang
akan diambil sebagai rumusan kegiatan penyelesaian masalah
kesehatan.
2.4.3 Identifikasi Faktor Risiko Masalah Kesehatan
Identifikasi faktor risiko dengan konsep H.L. Blum yang
meliputi 4 faktor yaitu perilaku, lingkungan, pelayanan kesehatan
9
dan genetik. Dilakukan penyusunan kuesioner berdasarkan konsep
H.L. Blum.
Data yang terkumpul dari hasil survey kedua kemudian
dianalisa untuk menentukan prioritas faktor risiko masalah
kesehatan yang kemudian disusun program-program untuk
menangani faktor risiko yang diprioritaskan.
Setelah menyusun beberapa program yang dapat dikerjakan
dengan melihat situasi, kondisi, waktu, serta dana yang disesuaikan
dengan prioritas faktor risiko masalah kesehatan dilakukan
pengambilan keputusan bersama melalui Musyawarah Masyarakat
Desa (MMD). MMD tersebut dihadiri oleh Lurah Kelurahan Kudu,
Kepala Puskesmas Bangetayu, Ketua RW VII, Ketua RT 7-11, dan
kader kesehatan RW VII. Menindaklanjuti hasil keputusan dari
MMD, dibuat plan of action (POA) melalui koordinasi dengan
pihak-pihak yang terkait. Pelaksanaan POA melibatkan kerja sama
dengan masyarakat Kelurahan Kudu RT 7-11 RW VII..
10
Skema Konsep Hl Blum
2.5. Lokasi dan Waktu Pengambilan Data
2.5.1 Lokasi Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan di RT 7-11 RW VII Kelurahan
Kudu, Kecamatan Genuk, Kota Semarang.
2.5.2 Waktu Pengambilan Data
Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 3 dan 4 November
2015.
2.6. Pengolahan dan Analisa Data
Data terlebih dahulu diperiksa kelengkapan datanya, diberi kode
(coding), ditabulasi dan di-entry kedalam computer. Data hasil survey
pertama berupa data kualitatif dan kuantitatif yang dideskripsikan untuk
mengetahui frekuensi permasalahan kesehatan pada masyarakat dan
kemudian ditentukan permasalahan kesehatan yang menjadi prioritas. Data
hasil survey kedua yang didapat berupa data kualitatif dan kuantitatif dari
semua sampel survey pertama, data kemudian dianalisa deskriptif
univariat untuk mendapatkan frekuensi data mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi.
11
Derajat Kesehata
n
Lingkungan
PerilakuGenetik
Pelayanan
Kesehatan
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Gambaran Umum lokasi kegiatan
Lokasi kelurahan kudu merupakan kelurahan binaan yang
digunakan oleh Kepaniteraan FK UNISSULA untuk dilakukan penelitian
kelompok kami melakukan survey 2 kali di RW 07 RT 07 hingga RT 11.
Lokasi kegiatan berjarak ± 10 km dari kampus UNISSULA. Untuk
mencapai lokasi tersebut membutuhkan waktu ± 30 menit. Jalur sepanjang
kelurahan tersebut tidak dilalui oleh angkutan umum untuk menempuh
tempat lokasi harus melewati jalan yang belum di paving seluruhnya,
beberapa masih tanah sehingga diperlukan kehati-hatian untuk melewati
jalan tersebut. Kelompok kami dibagi rata dalam pengambilan data
disetiap RT.
Kependudukan
- Jumlah Penduduk : 6839 jiwa
- Penduduk laki-laki : 3244 jiwa
- Penduduk Perempuan : 3595 jiwa
- Jumlah KK : 2016 KK
Batas Wilayah Desa
- Utara : Sayung timur ringin jajar
- Timur : Ringin jajar
- Selatan : Penggaron Lor
- Barat : Karangroto
Luas Wilayah : 183.929 Ha
Hasil Survey
Jumlah Dusun :
- Jumlah RW : 7
- Jumlah RT : 48
12
- Mata pencaharian penduduk : Buruh
- Pendidikan penduduk : Mayoritas SMA
- Pendapatan penduduk : ± 1-2 juta rupiah
- Pelayanan kesehatan :
Jumlah dokter : -
Jumlah perawat : -
Jumlah bidan : 6 bidan
Jumlah kader : 6 kader aktif (3 kader aktif)
Puskesmas pembantu : 1
Posyandu : 7
- Distribusi penduduk berdasarkan usia :
Tabel 3.1 Distribusi penduduk berdasarkan usia Kelurahan Kudu RW 07
UMUR FREKUENSI
0-4 828
5-9 647
10-14 543
15-19 615
20-24 606
25-29 672
30-34 614
35-39 505
40-44 404
45-49 357
50-54 300
55-59 246
60-64 253
65> 249
TOTAL 6839
Setelah data terkumpul pada survey yang pertama, kami
melakukan prioritas masalah didapatkan urutan masalah DBD, Diabetes
13
Mellitus dan Hipertensi. Kemudian kita melakukan kembali survey yang
kedua. Berdasarkan hasil survey pertama dan kedua, selanjutnya kami
melakukan intervensi kepada warga RT 07 hingga RT 11 RW 07.
3.2 Hasil dan Pembahasan
3.2.1 Hasil
3.2.1.1 Identifikasi masalah
Untuk menentukan identifikasi masalah dengan
menggunakan data hasil survey. Dari data tersebut kami
mendapatkan masalah yang berada di RW 07 kelurahan Kudu
meliputi :
Tabel 3.2 Distribusi penduduk berdasarkan usia Kelurahan Kudu
RW 07 RT 07 hingga RT 11
No. Umur Frekuensi Persentase (%)
1. <5 tahun 19 10.3
2. 5-11 tahun 14 7.6
3. 12-25 tahun 48 26.1
4. 26-45 tahun 56 30.4
5. 46-65 tahun 43 23.4
6. >65 tahun 4 2.2
Total 184 100
Tabel 3.3 Morbiditas RT 07 hingga RT 11 RW 07 Kelurahan
Kudu Berdasarkan menular atau tidaknya penyakit periode Agustus –
November 2015
14
No. Penyakit Jumlah Persentase
(%)
1. Tidak Ada 65 35.3
2. Menular 56 30.4
3. Tidak Menular 63 34.2
Total 184 100
Tabel 3.4 Morbiditas RT 07 hingga RT 11 RW 07 Kelurahan Kudu
Berdasarkan penyakit menular periode Agustus – November 2015
No. Penyakit Jumlah Persentase
(%)
1. Tidak Ada 126 68.5
2. ISPA 47 25.5
3. DBD 3 1.6
4. Thypoid 7 3.8
5. Infeksi Lain* 1 0.5
Total 184 100
*Infeksi lain : Gatal-gatal, Diare
Tabel 3.5 Morbiditas RT 07 hingga RT 11 RW 07 Kelurahan Kudu
Berdasarkan penyakit tidak menular periode Agustus – November 2015
No. Penyakit Jumlah Persentase
(%)
1. Tidak Ada 117 63.6
2. Diabetes
Mellitus
5 2.7
3. Penyakit
radang sendi
7 3.8
4. Gastritis 2 1.1
5. Hipertensi 4 2.2
6. Nyeri 49 26.6
15
pinggang
Total 184 100
Tabel 3.6 Angka morbiditas dengan frekuensi tertinggi penyakit
menular di RT 07 hingga RT 11 RW 07 Kelurahan Kudu periode Agustus
– November 2015
No. Jenis
Penyakit
Jumlah Persentase
(%)
1. ISPA 47 25.5
2. Thypoid 7 3.8
3. DBD 3 1.6
Tabel 3.7 Angka morbiditas dengan frekuensi tertinggi penyakit
tidak menular di RT 07 hingga RT 11 RW 07 Kelurahan Kudu periode
Agustus – November 2015
No. Jenis
Penyakit
Jumlah Persentase
(%)
1. Nyeri
pinggang
49 26.6
2. Penyakit
radang sendi
7 3.8
3. Diabetes
Mellitus
5 2.7
- Pelayanan Kesehatan Mengenai KIA
Untuk penyakit yang berhubungan dengan Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA), tidak menjadi prioritas masalah, karena hasil yang
16
didapatkan dari survey yang dilakukan di RT 07 hingga RT 11 RW 07
mengenai KIA adalah sebagai berikut:
Jenis persalinan : Didapatkan 8 kasus persalinan normal,
sedangkan persalinan SC hanya 1 kasus dikarenakan ibu mengalami
partus tak maju. ANC sudah dilakukan secara rutin di bidan.
Berat badan lahir bayi : Tidak ditemukan kasus Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR), Rata-rata BB lahir adalah 2500-4000 gram.
Jarak Lahir anak : Rata-rata >5 tahun
Riwayat abortus : Tidak ditemukan riwayat abortus.
Jumlah ibu hamil di RW 07 : 11 ibu dengan jumlah ibu risti
sebanyak 3 ibu.
Gizi kurang : ditemukan 2 kasus anak dengan gizi
kurang
Kunjungan posyandu 100%
3.1.1.1 Prioritas Masalah
Dalam identifikasi masalah akan ditemukan beberapa masalah.
Tidak semua masalah akan dipecahkan karena terbatasnya dana, waktu,
dan sumber daya, karena itu diperlukan prioritas masalah yang akan
dipecahkan. Prioritas masalah kesehatan masyarakat di RW 07 RT 07
hingga RT 11 Kelurahan Kudu menggunakan metode Hanloon Kualitatif
dengan menggunakan kriteria USG.
Tabel 3.8 Tabel Kriteria Urgency (Mendesak)
U ISPA DBD Thypoid Infeksi
Lain
Diabetes
Mellitus
Peny.
Sendi
Gastritis Ht LBP Tabel
Horizontal
17
(+)
ISPA - + + + + + + + 7
DBD + + + + + + + 7
Thypoid + + + + + + 6
Infeksi
Lain+ + + + + 5
Diabetes
Mellitus+ - - - 1
Peny.
Sendi- - - 0
Gastritis - - 0
Ht + 1
LBP 0
Tabel
Vertikal
(-)
0 1 0 0 0 0 2 3 3
Tabel
Horizontal
(+)
7 7 6 5 1 0 0 1 0
Jumlah 7 8 6 5 1 0 2 3 3
Tabel 3.9 Tabel Kriteria Seriousness (Kegawatan)
S ISPA DBD Thypoid Infeksi Diabetes Peny. Gastritis Ht LBP Tabel
18
Lain Mellitus SendiHorizontal
(+)
ISPA - + + + + + + - 6
DBD + + - + + + + 6
Thypoid - - + + + + 4
Infeksi Lain - + + - + 3
Diabetes
Mellitus+ + + + 4
Peny. Sendi - - - 0
Gastritis - - 0
Ht + 1
LBP 0
Tabel
Vertikal
(-)
0 1 0 1 3 0 1 3 3
Tabel
Horizontal
(+)
6 6 4 3 4 0 0 1 0
Jumlah 6 7 4 4 7 0 1 3 3
Tabel 3.10 Tabel Kriteria Growth (Perkembangan)
G ISPA DBD Thypoid Infeksi Diabetes Peny. Gastritis Ht LBP Tabel
19
Lain Mellitus SendiHorizontal
(+)
ISPA + + + + + + + + 8
DBD - + + + + + + 6
Thypoid + + + + + + 6
Infeksi Lain - + + + + 4
Diabetes
Mellitus- + + - 2
Peny. Sendi + + - 2
Gastritis - - 0
Ht - 0
LBP 0
Tabel
Vertikal
(-)
0 0 1 0 1 1 0 1 4
Tabel
Horizontal
(+)
8 6 6 4 2 2 0 0 0
Jumlah 8 6 7 4 3 3 0 1 4
Tabel 3.11 Tabel Kriteria USG dan Prioritas Masalah
U S G Total Prioritas
20
ISPA 7 6 8 21 II
DBD 8 7 9 24 I
Thypoid 6 4 7 17 III
Infeksi lain 5 4 4 13
Diabetes
Mellitus1 6 3 10
Peny. Sendi 0 0 3 3
Gastritis 2 1 0 3
Hipertensi 3 3 1 7 III
LBP 3 3 4 10
3.1.1.1 Analisis Penyebab Prioritas Masalah Kesehatan
3.1.1.1.1 Tifoid
a. Perilaku
Tabel 3.12. Kebersihan alat makan dan minum RT 07 hingga RT 11 RW
07 Kelurahan Kudu dari Hasil Survey.
No. Kebersihan Alat makan Jumlah
Sampel
%
1.
2.
Mencuci dengan sabun dan air
mengalir
Air Sumur
38
7
84.4 %
15.6%
JUMLAH 45 100
Dari tabel di atas, terlihat bahwa sebagian besar masyarakat
menjaga kebersihan alat makan dan minum dengan sabun dan air
mengalir, yaitu sebanyak 38 KK (84.4 %).
Tabel 3.13. Tabel Crosstabulasi Kebersihan alat makan dan minum
21
Dari hasil crosstabulasi pengaruh kebersihan alat makan dan
minum terhadap kejadian tifoid didapatkan nilai p >0,05 yaitu p 0,420.
Tabel 3.14. Perilaku menyimpan makanan tertutup RT 07 hingga RT 11
RW 07 Kelurahan Kudu dari Hasil Survey.
No. Kebersihan Alat makan Jumlah
Sampel
%
1.
2.
Menyimpan makanan /hidangan
dimeja dalam keadaan tertutup
Tidak tertutup
38
7
84.4 %
15.6%
JUMLAH 45 100
Dari tabel di atas, terlihat bahwa sebagian besar masyarakat
menjaga kebersihan alat makan dan minum dengan sabun dan air
mengalir , yaitu sebanyak 38 KK (84.4 %).
Tabel 3.15. Crosstabulasi perilaku menyimpan makanan tertutup
Dari hasil crosstabulasi pengaruh Menyimpan makanan /hidangan
dimeja dalam keadaan tertutup terhadap kejadian tifoid didapatkan nilai p
>0,05 yaitu p 0,937.
Tabel 3.16. Perilaku cuci tangan setelah buang air besar RT 07 hingga RT
11 RW 07 Kelurahan Kudu dari Hasil Survey.
22
No. Kebersihan Alat makan Jumlah
Sampel
%
1.
2.
Mencuci tangan setelah buang
air besar
Tidak mencuci tangan
42
3
93.3 %
6.7%
JUMLAH 45 100
Dari tabel di atas, terlihat bahwa sebagian besar masyarakat
mencuci , yaitu sebanyak 38 KK (84.4 %).
Tabel 3.17. Crosstabulasi perilaku menyimpan makanan tertutup
Dari hasil crosstabulasi pengaruh kebersihan alat makan dan
minum terhadap kejadian tifoid didapatkan nilai p >0,05 yaitu p 0,937.
Tabel 3.18. Perilaku menyimpan makanan tertutup RT 07 hingga RT 11
RW 07 Kelurahan Kudu dari Hasil Survey.
No. Kebersihan Alat makan Jumlah
Sampel
%
1.
2.
Menyimpan makanan /hidangan
dimeja dalam keadaan tertutup
Tidak tertutup
38
7
84.4 %
15.6%
JUMLAH 45 100
Dari tabel di atas, terlihat bahwa sebagian besar masyarakat
menjaga kebersihan alat makan dan minum dengan sabun dan air
mengalir , yaitu sebanyak 38 KK (84.4 %).
Tabel 3.19. Crosstabulasi perilaku menyimpan makanan tertutup
23
Dari hasil crosstabulasi pengaruh kebersihan alat makan dan
minum terhadap kejadian tifoid didapatkan nilai p >0,05 yaitu p 0,937.
Tabel 3.11. Perilaku menyimpan makanan tertutup RT 07 hingga RT 11
RW 07 Kelurahan Kudu dari Hasil Survey.
No. Kebersihan Alat makan Jumlah
Sampel
%
1.
2.
Menyimpan makanan /hidangan
dimeja dalam keadaan tertutup
Tidak tertutup
38
7
84.4 %
15.6%
JUMLAH 45 100
Dari tabel di atas, terlihat bahwa sebagian besar masyarakat
menjaga kebersihan alat makan dan minum dengan sabun dan air
mengalir , yaitu sebanyak 38 KK (84.4 %).
Tabel 3.32.1. Crosstabulasi perilaku menyimpan makanan tertutup
Dari hasil crosstabulasi pengaruh kebersihan alat makan dan
minum terhadap kejadian tifoid didapatkan nilai p >0,05 yaitu p 0,937.
Tabel 3.11. Perilaku menyimpan makanan tertutup RT 07 hingga RT 11
RW 07 Kelurahan Kudu dari Hasil Survey.
24
No. Kebersihan Alat makan Jumlah
Sampel
%
1.
2.
Menyimpan makanan /hidangan
dimeja dalam keadaan tertutup
Tidak tertutup
38
7
84.4 %
15.6%
JUMLAH 45 100
Dari tabel di atas, terlihat bahwa sebagian besar masyarakat
menjaga kebersihan alat makan dan minum dengan sabun dan air
mengalir , yaitu sebanyak 38 KK (84.4 %).
Tabel 3.32.1. Crosstabulasi perilaku menyimpan makanan tertutup
Dari hasil crosstabulasi pengaruh kebersihan alat makan dan
minum terhadap kejadian tifoid didapatkan nilai p >0,05 yaitu p 0,937.
Tabel 3.11. Perilaku menyimpan makanan tertutup RT 07 hingga RT 11
RW 07 Kelurahan Kudu dari Hasil Survey.
No. Kebersihan Alat makan Jumlah
Sampel
%
1.
2.
Menyimpan makanan /hidangan
dimeja dalam keadaan tertutup
Tidak tertutup
38
7
84.4 %
15.6%
JUMLAH 45 100
Dari tabel di atas, terlihat bahwa sebagian besar masyarakat
menjaga kebersihan alat makan dan minum dengan sabun dan air
mengalir , yaitu sebanyak 38 KK (84.4 %).
Tabel 3.32.1. Crosstabulasi perilaku menyimpan makanan tertutup
25
Dari hasil crosstabulasi pengaruh kebersihan alat makan dan
minum terhadap kejadian tifoid didapatkan nilai p >0,05 yaitu p 0,937.
26