14
PROSES DAN DAMPAK DESA BINA/ DESA MITRA KERJA LPM U IN SUNAN KALIJAGA BAGI MASYARAKAT (Studi atas Dusun Ngrandu Kaliagung Sentolo Kulonprogo) Gusnam Haris* dan Muhsin Kalida** Abstract Rural community guidance in religious life can be seen through the occurrence of change toward the better condition than before, the existence of people participation, and the local authority's support. In addition, the success of rural community guidance can be measured by the warranty of the program sustainability when local religious leaders, who are ready to handle the further Islamic da'wah, has come to surface. Research concerning the process and the impact of rural community guidance program in Kaliagung area, which has reached three phases, shows the indication of the success,i.e from the absence of cadres as well as institution of Islamic movement to the establishment of such institution; from the inactiveness of women religious learning group to its activeness; and from the reluctance of the village authority's involvement in the religious activities to its active involvement in term of fund allocation and support. Given the facts mentioned above, it can be said that rural community guidance program performed by UIN Sunan Kalijaga in Kaliagung is successful. I. Fendahuluan Perubahan IAIN menjadi UIN merupakan sebuah kebutuhan dan realitas yuridis, sehingga menuntut adanya perubahan-perubahan paradigma dan orientasi yang bam. Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, sebagai Perguruan Tinggi (PT) yang mengembangkan 108 Aplikasia, Jurnal Aplikasi llmu-ilmu Agama, Vol. VI, No. 2 Desember 2005:108-121

Preses dan Dampak Desa Bina Desa mitra Kerja LPM UIN Sunan ...digilib.uin-suka.ac.id/8266/1/GUSNAM HARIS DAN MUHSIN KALIDA PROSES DAN... · wilayah terpadu dan desa binaan. Pertama,

  • Upload
    ledien

  • View
    215

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Preses dan Dampak Desa Bina Desa mitra Kerja LPM UIN Sunan ...digilib.uin-suka.ac.id/8266/1/GUSNAM HARIS DAN MUHSIN KALIDA PROSES DAN... · wilayah terpadu dan desa binaan. Pertama,

PROSES DAN DAMPAK DESA BIN A/ DESAMITRA KERJA LPM U IN SUN AN KALIJAGA

BAGI MASYARAKAT(Studi atas Dusun Ngrandu Kaliagung

Sentolo Kulonprogo)

Gusnam Haris* dan Muhsin Kalida**

Abstract

Rural community guidance in religious life can be seen throughthe occurrence of change toward the better condition thanbefore, the existence of people participation, and the localauthority's support. In addition, the success of rural communityguidance can be measured by the warranty of the programsustainability when local religious leaders, who are ready tohandle the further Islamic da'wah, has come to surface.Research concerning the process and the impact of ruralcommunity guidance program in Kaliagung area, which hasreached three phases, shows the indication of the success,i.efrom the absence of cadres as well as institution of Islamicmovement to the establishment of such institution; from theinactiveness of women religious learning group to its activeness;and from the reluctance of the village authority's involvementin the religious activities to its active involvement in term offund allocation and support. Given the facts mentioned above,it can be said that rural community guidance programperformed by UIN Sunan Kalijaga in Kaliagung is successful.

I. FendahuluanPerubahan IAIN menjadi UIN merupakan sebuah kebutuhan dan

realitas yuridis, sehingga menuntut adanya perubahan-perubahanparadigma dan orientasi yang bam. Universitas Islam Negeri (UIN) SunanKalijaga Yogyakarta, sebagai Perguruan Tinggi (PT) yang mengembangkan

108 Aplikasia, Jurnal Aplikasi llmu-ilmu Agama, Vol. VI, No. 2 Desember 2005:108-121

Page 2: Preses dan Dampak Desa Bina Desa mitra Kerja LPM UIN Sunan ...digilib.uin-suka.ac.id/8266/1/GUSNAM HARIS DAN MUHSIN KALIDA PROSES DAN... · wilayah terpadu dan desa binaan. Pertama,

ilmu keislaman selain jnengembangkan ilmu pengetahuan dan penelitian(research), juga hams menyiapkan civitas akademiknya menjadi agen sosialdan pengabdi masyarakat (Sosial Worker). Dengan acuan akademik UINSunan Kalijaga senantiasa menjadi center of exellence dalam bidang ilmukeislaman dan sebagai feeder bagi UIN/IAIN lainnya. Hal ini sebagai wujudperan serta UIN Sunan Kalijaga dalam pembangunan bangsa, terutama didaerah pedesaan maupun perkotaan.

Sejalan dengan visi dan misi UIN Sunan Kalijaga, maka dalam realisasipembangunan lewat kajian agama, pengabdian kepada masyarakat yangdiprogramkan UIN Sunan Kalijaga tetap berpegang pada pedoman yangtelah dikeluarkan oleh Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdianpada Masyarakat (DP3M) Depdikbud. Dengan orientasi bahwa pengabdianpada masyarakat adalah pengamalan ilmu pengetahuan, teknologi danseni yang dilakukan oleh perguruan tinggi secara akademik dan langsungbersentuhan dan turun ke tengah masyarakat untuk mensukseskan pem-bangunan. Hal ini sebagai bukti mengembangkan manusia pembangunanmenuju tercapainya manusia Indonesia yang maju, adil dan sejahtera.

Pengabdian pada masyarakat merupakan kegiatan yang menjadi ujungtombak bagi Perguruan Tinggi (PT) dalam memberikan manfaat lingkungan-nya.1 Secara ideal, sesuai pedoman yang dikeluarkan DP3M Depdikbud,fungsi program pengabdian kepada masyarakat oleh UIN Sunan Kalijagamencakup; (a) mengamalkan ilmu pengetahuan agama Islam, (b) me-ningkatkan kaitan antara program UIN Sunan Kalijaga dengan kebutuhanmasyarakat, (c) membantu masyarakat dalam melaksanakan pembangunandan (d) melaksanakan pengembangan pola pembangunan wilayah/daerahmelalui kerja sama antar departemen atau dengan lembaga lain. Dasarpemikiran di atas menuntut UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk secaraoperasional merumuskan program-program kegiatan pengabdian kepadamasyarakat, di antaranya adalah pengembangan wilayah terpadu dan desabinaan.

Program ini dilandasi oleh berbagai pertimbangan kebijakan, di antara-nya adalah mengapa masyarakat desa menjadi sasaran pengabdian UINSunan Kalijaga Yogyakarta sehubungan dengan program pengembagan

1 Ali Hasyimi, "Pendayagunaan Hasil Penelitian Sebagai Sumber Perencanaan PengabdianKepada Masyarakat", makalah, (Palangkaraya: Panitia Lokakarya Nasional Pola Pembinaandan Pengembangan Pengabdian Kepada Masyarakat di Lingkungan IAIN se-Indonesia, 1994),p.I.

Proses Dan Dampak Desa Bina/ Desa Mitra Kerja LPM... (Gusnam Haris dan Muhsin Kalida) 109

Page 3: Preses dan Dampak Desa Bina Desa mitra Kerja LPM UIN Sunan ...digilib.uin-suka.ac.id/8266/1/GUSNAM HARIS DAN MUHSIN KALIDA PROSES DAN... · wilayah terpadu dan desa binaan. Pertama,

wilayah terpadu dan desa binaan. Pertama, sindrom kemiskinan di pedesaanberdimensi majemuk, kompleks dan saling berkaitan. Kemiskinan yang ter-dapat di daerah pedesaan memang agak sulit diatasi tanpa melakukanrekontruksi atau restrukturisasi sistem ekonomi yang sudah berjalan danmapan. Padahal untuk melakukan pembenahan tingkat makro itu samasaja dengan melakukan sebuah revolusi, dan hal ini merupakan masalahyang serius. Irulah posisi UIN Sunan Kalijaga dalam ikut serta memecahkanproblem kemiskinan baik di pedesaan maupun kawasan miskin perkotaan.UIN Sunan Kalijaga dapat menjadi salah satu juru kampanye moral danspiritual di tengah masyarakat agar kemiskinan sebagai masalah bersamamemperoleh perhatian kolektif dalam rangka menghentikan, setidak-tidaknya mengurangi meluasnya masalah ini.

Kedua, sindrom keterbelakangan pendidikan terutama pendidikan ke-agamaan juga kerawanan akidah. Hal ini kerap kali dianggap sebagaikonsekuensi dari dua hal, yaitu struktur sosial yang meletakkan kelompokelite tertentu dalam posisi yang dominan dan sangat determinan terhadapproses pengambilan keputusan krusial, dan system kepercayaan yang masihberakar pemahaman ajaran yang sangat normative.

Akibat dari lilitan kemiskinan, keterbelakangan pendidikan dan ke-rawanan akidah pada masyarakat desa untuk memobilisasi human andnatural resources yang dimiliki dan telah terjadi pada konversi agama bagidiri mereka. Dari tolok ukur penilaian ini terlihat bahwa peran agama belumbanyak diperhitungkan dalam pembangunan masyarakat pedesaan. Iniberarti belum terungkap bagaimana masyarakat pedesaan merasa terpacuuntuk meningkatkan taraf hidupnya karena dorongan agama, bagaimanapengalaman agama ikut serta atau seberapa jauh agama yang diyakinimampu menangkal hal-hal yang tidak diharapkan. Permasalah-permasalah-an itulah yang menjadi dasar pemikiran pelaksanaan program pengembang-an wilayah terpadu dan desa binaan dari Lembaga Pengabdian kepadaMasyarakat (LPM) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Kegiatan pengabdian pada masyarakat yang dilakukan di luar kampusharus dilakukan secara ilmiah —karena merupakan karakteristik kegiataninsan akademis— adalah sebuah aktiviatas yang tidak bisa dihindari.Dengan demikian UIN Sunan Kalijaga sebagai lembaga pendidikan tinggiagama disamping melakukan misi pengabdian melalui bahasa agama jugaharus melakukannya secara ilmiah. Di samping untuk mencapai fungsipengabdian yang tersebut di atas, keberhasilan kegiatan pengabdian padamasyarakat ditentukan juga oleh hal-hal berikut. Pertama, adanya motivasimasyarakat itu sendiri untuk mengubah nasibnya. Kedua, odanya dukungan

110 Aplikasia, Jurnal Aplikasi llmu-ilmu Agama, Vol. VI, No. 2 Desember 2005:108-121

Page 4: Preses dan Dampak Desa Bina Desa mitra Kerja LPM UIN Sunan ...digilib.uin-suka.ac.id/8266/1/GUSNAM HARIS DAN MUHSIN KALIDA PROSES DAN... · wilayah terpadu dan desa binaan. Pertama,

aparat yang penuh dedikasi dalam penanggulangan kemiskinan. Ketiga,adanya peran serta aktif seluruh lapisan masyarakat baik dari kalanganorganisasi sosial maupun politik yang mendorong dan menunjang ke-berhasilan program.

Desa Kali Agung Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulon Progo adalahsalah satu dari beberapa lokasi pengabdian pada masyarakat dalamprogram Desa Binaan yang telah dilakukan oleh Lembaga Pengabdiankepada Masyarakat (LPM) UIN Sunan Kalijaga. Selama tiga tahun terakhir,desa ini rnenjadi lokasi desa binaan. Pertanyaannya, bagaimana proses dandampak program pengabdian di Desa Kali Agung ?, bagaimana hasil yangdapat dirasakan oleh masyarakat ? apa terjadi perubahan positif masya-rakat yang merupakan dampak baik langsung maupun tidak langsung dariprogram tersebut. Untuk mengetahui manfaat atau perubahan yang terjadisecara mendalam maka perlu diadakan kajian yang intensif. Dari sinilahpenulis mengadakan kajian dengan rumusan masalah sebagai berikut: (1)Bagaimana dampak atau efek yang dihasilkan oleh kegiatan pembinaanmasyarakat desa LPM UIN Sunan Kalijaga pada masyarakat sasarannya.Disamping itu akan diketahui pula (2). Bagaimana proses pelaksanaankegiatan pembinaan masyarakat desa yang telah dilakukan oleh LPM UINSunan Kalijaga di Desa Kali Agung.

II. Pembinaan Masyarakat Desa : Sebuah Kerangka Konseptual.Pembinaan adalah suatu proses belajar dengan melepaskan hal-hal

yang sudah dimiliki dan mempelajari hal-hal baru yang belum dimiliki,dengan tujuan membantu orang yang menjalaninya, untuk membetulkandan mengembangkan pengetahuan dan kecakapan yang sudah ada sertamendapatkan pengetahuan dan kecakapan baru untuk mencapai tujuanhidup dan kerja, yang dijalani secara lebih efektif.2

Dalam pembinaan terjadi dua hal. Pertama, proses melepas hal-hal yangdimiliki (deleaming), berupa pengetahuan dan praktek yang sudah tidakmembantu dan menghambat hidup dan kerja, kedua, proses mempelajari(learning) pengetahuan dan praktek baru yang dapat meningkatkan hidupdan kerja. Tujuannya agar orang yang menjalani pembinaan mampumencapai tujuan hidup atau kerja yang digumuli secara lebih efektif danefisien dari sebelumnya. Dari pengertian tersebut dapat diketahui unsur

2 A. Mangunhardjana, Pembinaan: A rti dan Metodenya, (Yogyakarta: Kanisius, 1991), p. 12

Proses Dan Dampak Desa Bina/ Desa Mitra Kerja LPM... (Gusnam Haris dan Muhsin Kalida) m

Page 5: Preses dan Dampak Desa Bina Desa mitra Kerja LPM UIN Sunan ...digilib.uin-suka.ac.id/8266/1/GUSNAM HARIS DAN MUHSIN KALIDA PROSES DAN... · wilayah terpadu dan desa binaan. Pertama,

pokok dari pembinaan yaitu: mendapatkan sikap (attitude) atau kecakapan(Skill).

Pengertian lain tentang pembinaan adalah suatu tindakan, proses, hasil,atau pernyataan menjadi lebih baik. Dalam hal ini menunjukan adanya,kemajuan, peningkatan, pertumbuhan, evolusi atas berbagai kemungkinan,berkembang, atau peningkatan atas sesuatu.3 Dalam pengertian ini adadua unsur, pertatna, pembinaan itu sendiri bisa berupa suatu tindakan,proses, atau pernyataan suatu tujuan, dan kedua, pembinaan itu bisamenunjukkan kepada "perbaikan" atas sesuatu.

Secara teoritis, dalam pembinaan masyarakat desa setidaknya ada tigamacam pendekatan, yaitu: mobilisasi, parhsipasi dan akulturasi.4 Pembina-an yang menekankan pada mobilisasi pada dasarnya berangkat dari modelpembangunan top down (masyarakat yang menjadi sasaran tidak mem-punyai andil apapun dalam merencanakan pembangunan yang dilakukan).Pendekatan ini telah terbukti banyak membawa dampak negatif dalammasyarakat yang menjadi sasaran pembangunan, pendekatan seperti inihanya sesuai untuk masyarakat yang tingkat pendidikan dan wawasannyasangat rendah.

Berbeda dengan mobilisasi, adalah pendekatan partisipatif, di manaperencana, agents dan masyarakat yang dijadikan sasaran pembangunanbersama-sama merancang dan memikirkan pembangunan yang diperlukanmasyarakat. Pendekatan ini dapat disebut sebagai pendekatan yang berakardari model buttom-up development. Pembangunan partisipatif adalahpembangunan yang melihat pentingnya manusia yang dibangun untukdiikut sertakan dalam segala proses pembangunan mulai dari tahapperencanaan, pembuatan keputusan, penerapan keputusan, penikmatanhasil dan evaluasi.5

Sedang dalam pendekatan akulturatif, perencana umumnya memulaiproyek pengembangan masyarakat dengan mengedepankan hal-hal yangkonkrit, yang berkaitan erat dengan kebutuhan hidup manusia pada umum-nya. Setelah anggota masyarakat dapat merasakan manfaat yang didapat

3 Miftah Toha, Pembinaan Organisasi dan Intervensi, Jakarta: FT. Raja Grafindo Persada,19%), p. 6

4 Sjafri Sairin, "Pembinaan Masyartfkat Desa: Beberapa Altematif Pendekatan", makah ,(Yogyakarta: Panitia Lokakarya Pelaksanaan Pengembangan Pola Dasar Pengabdian PadaMasyarakat IAIN Seluruh Indonesia, 1992), p. 4

5 John M. Cohen dan Norman T. Uphoff, Participations Praca In Rural Development:"Seeking Clarity Though Specificity" dalam World Development, (1980), p. 215.

112 Aplikasia, Jurnal Aplikasi llmu-ilmu Agama, Vol. VI, No. 2 Desember2005:108-121

Page 6: Preses dan Dampak Desa Bina Desa mitra Kerja LPM UIN Sunan ...digilib.uin-suka.ac.id/8266/1/GUSNAM HARIS DAN MUHSIN KALIDA PROSES DAN... · wilayah terpadu dan desa binaan. Pertama,

dari proyek itu, lalu secara berangsur-angsur diperkenalkan pula hal-halyang lebih bersifat abstrak seperti ajaran agama dan sistem kepercayaan.

Untuk mendapatkan dampak atau hasil yang baik dan maksimal,upaya pembinaan masyarakat desa harus memegang prinsip-prinsiptertentu sebagai pedoman. Prinsip-prinsip tersebut adalah pertama, harusdilakukan secara integral, meliputi kegiatan mental spiritual-material dalamsegala aspek hidup dan kehidupan. Kedua, harus merupakan swadaya dankegotong-royongan masyarakat sendiri, dengan bantuan minimal dari luar.Ketiga, pembangunan dilaksanakan atas dasar two-way-traffic (timbal balik)antara rakyat dengan pemerintah. Keempat, pembangunan merupakanusaha yang terus menerus (on going process) yang meningkat terus (an evenincreasing standard of living). Kelima, pembangunan didasarkan ataskebutuhan terasa (felt needs) masyarakat. Keenam, pembangunan dilaksana-kan dengan kaderisasi (coder forming). Usaha pembangunan harus me-munculkan pemimpin-pemimpin baru yang selarna ini laten sebagaigenerasi pewaris untuk melaksanakan pembangunan selanjutnya.6

III. Realitas Sosial Keagamaan Masyarakat Kaliagung

Desa Kaliagung Kec. Sentolo, Kab. Kulonprogo adalah salah satu desayang berada di kawasan pegunungan hutan jati. Sebagian besar pendudukadalah bertani. Ada beberapa yang berpropesi sebagai PNS dan sisanyapekerja serabutan. Mayoritas warga adalah tamatan SD dan Madrasah,sebagian kecil ada yang tamat SLTP dan SLTA, hanya beberapa orang yangsempat mengenyam pendidikan tingkat universitas.

Pemerintahan Desa Kaliagung didukung oleh dua belas padukuhan,tiga diantara padukuhan tersebut sudah selesai dilakukan pembinaanmasyarakat desa oleh LPM UIN Sunan Kalijaga, yaitu dusun Kalipenten,dusun Banyunganti Kidul dan dusun Ngrandu. Tidak semua pendudukdesa Kaliagung yang memeluk agama Islam, tercatat ada sekitar 187 orangnon Islam dari total penduduk 5619 jiwa, dan sebagin besar non muslimini adalah pendatang yang banyak berdiam di dusun Ngrandu.

Dilihat dari aspek jumlah sarana peribadatan, dapat dikatakan desaKaliagung termasuk baik, karena dalam satu desa terdapat 15 masjid yangsiap untuk memakmurkan syiar agama. Tetapi setelah tim desa bina terjunke dusun-dusun lokasi binaan, ternyata menemukan berbagai keprihatinan

6 A. Suryadi, Dakwah Islam Dengan Pembangunan Masyarakat Desa, (Bandung: MandarMaju, 1989), p. 45.

Proses Dan Dampak Desa Bina/ Desa Mitra Kerja LPM... (Gusnam Haris dan Muhsin Kalida) 113

Page 7: Preses dan Dampak Desa Bina Desa mitra Kerja LPM UIN Sunan ...digilib.uin-suka.ac.id/8266/1/GUSNAM HARIS DAN MUHSIN KALIDA PROSES DAN... · wilayah terpadu dan desa binaan. Pertama,

yang hampir sama. Misalnya masih banyak masjid yang hanya memilikisatu imam dan satu khotib, TPA tidak bisa berjalan secara bagus karenafaktor SDM pengelola, sarana dan prasarana pendidikannya masih sangatminim. Masjid dan mushalla yang ada lebih banyak dipakai untukmenjalankan kegiatan shalat-shalaat fardhu saja, itupun hanya shalattertentu saja yang jumlah jamaahnya tidak dapat dikatakan 'banyak'. Dankondisi ini umum di setiap dusun.

Di masing-masing dusun sudah terbentuk jamaah yasinan dan tahlilan,tetapi pengaruhnya terhadap pengamalan-pengamalan keagamaan lainnyabelum terlihat, selain sebagai sebuah paguyuban silaturahmi antar warga.Memang haras diakui, tidak terlalu tingginya tingkat pendidikan masya-rakat secara umum, rnembuat masyarakat perlu dorongan dan masukanuntuk mengintensifkan semangat keagamaan mereka yang sebenarnyacukup baik, misalnya dengan mendirikan institusi keagamaan, baik yangbersifat sosial atau budaya, sebagai wadah ekspresi keberagamaan mereka,setidaknya untuk menghilangkan kesan bahwa urusan agama hanyalahkegiatan shalat lima waktu saja.

Dari aspek perekonomian, kehidupan warga masyarakat desa ini dapatdikategorikan lemah, karena institusi perekonomian tidak ada. Walaupunada pengrajin, seperti di dusun Ngrandu ada pengrajin gedeg (anyamanbambu), kerajinan ini juga tidak terkoordinasi secara sistematis, sehinggapemasaran hasil produksi sering mengalami kendala. Home Industri, jugatidak nampak terutama yang melibatkan ibu-ibu rumah tangga, pilihansebagai buruh tani lebih banyak terlihat atau sebagai pengangguran.

A. Proses Pembinaan Masyarakat Desa : Sebuah Penelitian TindakanProgram pembinaan desa yang dijalankan di desa Kaliagung, ter-

akhir di Dusun Ngrandu mengikuti dusun Kalipenten dan BanyungantiKidul pada tahap sebelumnya, meliputi dua bidang; keagamaan danekonomi produktif. Bidang pertama meliputi penyuluhan keagamaan,pelatihan kader-kader keagamaan dan pemberian banruan untuk pem-bangunan sarana prasarana ibadah.

1. Arah dan Keberpihakan Program Bina Desa pada MasyarakatPertama, program utama yaitu pembinaan kehidupan ke-

agamaan melalui kegiatan penyuluhan keagamaan. Programpenyuluhan ini dilaksanakan secara bergiliran dengan materimenyesuaikan. Tetapi penyuluhan ini difokuskan kepada pem-binaan keluarga sakinah dan program Aksara Alquran. Sekalipun

114 Aplikasia, Jurnal Aplikasi llmu-ilmu Agama, Vol. VI, No. 2 Desember 2005:108-121

Page 8: Preses dan Dampak Desa Bina Desa mitra Kerja LPM UIN Sunan ...digilib.uin-suka.ac.id/8266/1/GUSNAM HARIS DAN MUHSIN KALIDA PROSES DAN... · wilayah terpadu dan desa binaan. Pertama,

sebagai basecamp di dusun Kalipenten, Banyungati Kidul, atauNgrandu sesuai objek binaan, tetapi berdasarkan permintaan,kegiatan ini dilaksanakan secara bergantian, dari satu dusun kedusun Iain, maupun Penyuluh I dan Penyuluh II. Pelaksanaankegiatan yang tidak hanya di dusun yang menjadi objek pembinaansaja, menunjukkan bahwa kegiatan penyuluhan ini dibutuhkanoleh masyarakat desa Kaliagung secara umum.

Kedua, pembinaan kader keagamaan. Program ini diarahkanpada terbentuknya kader-kader muda yang mempunyai kemauandan kemampuan dalam meneruskan syi'ar Islam atau pembinaankehidupan keagamaan di desa Kaliagung. Kegiatan terakhir yangdilakukan adalah Pesantren Remaja Islam Kaliagung, dan Silastra(Silaturrahmi Antar Santri), kader-kader yang banyak terlibatadalah para ustaz dan ustazah TPA dan TKA yang berasal dariseluruh dusun yang ada di desa Kaliagung.

Pembinaan kader ini sudah terlihat dalam pembinaan tahapdua waktu diarahkan di Banyunganti Kidul, pendirian wadahkepemudaan islam di Desa Kaliagung yag diberi nama RISKA(Remaja Islam Kaliagung), yang untuk sekarang sudah mempunyaisekretariat di Balai Desa Kaliagung.

Kegiatan seperti ini diperlukan mengingat para pemuda jugabelum banyak yang merespon kegiatan keagamaan begitu jugapara orang tua. Tersedia masjid yang besar, tetapi hanya berhmgsisebagai tempat ibadah, walau kebanyakan ke masjid setiap harijum'at. Jamaah shalat fardu masih tergolong sedikit jika dibanding-kan jumlah penduduk di sekitar masjid. Khatib yang tersedia hanyasatu, itupun jaraknya dari masjid hampir 2 km, sehingga diperlu-kan kader-kader yang tangguh.

Ketiga, program pembangunan sarana dan prasarana ibadah.Program ini diarahkan pada perbaikan bangunan masjid atauserambi masjid. Khusus untuk pembangunan seraambi masjid didusun Ngrandu, pembangunan ini karena adanya permintaan daripihak kelurahan, untuk mendampingi program sama yangdilakukan oleh TMMD (TNI Manunggal Membangun Desa) yangsedang berada di desa Kaliagung.

Pembangunan sarana ibadah berupa bangunan fisik ini lebihcepat direspon oleh masyarakat desa Kaliagung dalam setiap kalitahap pembinaan. Hal ini sekaligus menggambarkan orientasisebagian besar masyarakat adalah orientasi 'ekonomis', yang

Proses Dan Dampak Desa Bina/ Desa Mitra Kerja LPM... (Gusnam Haris dan Muhsin Kalida) 115

Page 9: Preses dan Dampak Desa Bina Desa mitra Kerja LPM UIN Sunan ...digilib.uin-suka.ac.id/8266/1/GUSNAM HARIS DAN MUHSIN KALIDA PROSES DAN... · wilayah terpadu dan desa binaan. Pertama,

cederung melihat keuntungan apa, khususnya keuntungan materi-al, yang bisa diperoleh dalam melakukan, menerima atau menolaksesuatu.

Keempat. program pemberian bantuan sarana dan prasaranakeagamaan ditekankan pada upaya penunjang bagi kehidupanTainan Pendidikan Alquran dan Majlis Ta'lim. Program ini diarah-kan pada dimilikinya berbagai alat pendukung bagi terselenggara-nya kegiatan belajar Al-Quran. Bantuan diberikan dalam wujudAl-Quran, buku Iqra', Tajwid, serta buku-buku bacaan keagamaanyang lain.

Kelima, program ekonomi produktif. Program yang dilakukanadalah pemberian bantuan alat cetak kue cemprong bagi ibu-ibupengajian dusun Banyunganti Kidul, khusus untuk dusunNgrandu karena sangat jarang yang memiliki usaha, kegiatan inibaru dalam tahap dorongan-dorongan dari sisi agama agar hidupkreatif dan produktif, tidak pasrah dengan keadaan dan berusahasecara maksimal untuk menjadi umat Islam yang kaya, sepertidalam penyuluhan-penyuluhan tahap sebelumnya.

Dorongan hidup kreatif dan produkhf ini sudah terlihat hasil-nya di tahun ketiga pembinaan dengan adanya unit ekonomiRISKA berupa RISKA Cell, usaha jual beli hand phone dan pulsayang dikelola bersama oleh RISKA.

Dari keseluruhan arah dan keberpihakan program bina desadi desa Kaliagung tersebut dapat disimpulkan bahwa program-program yang tadinya khusus untuk saru dusun saja, ternyata me-rambah keseluruhan dusun yang ada di desa Kaliagung, kecualipembangunan sarana dan prasarana ibadah.

Partisipasi Masyarakat Objek Desa Bina terhadap ProgramPembinaan.

Kajian atas partisipasi masyarakat ini lebih banyak diarahkanpada program kegiatan terakhir desa bina di desa Kaliagung,khususnya di dusun Ngrandu. Program kegiatan bina desa terdiridari beberapa tahapan atau langkah yang harus di tempuh, yaitu:pembuatan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan penyusunanlaporan akhir. Menurut Slamet7, patisipasi masyarakat dalam

7 Slamet, Pembangunan Masyarakat Berwawasan Partisipasi, (Surakarta: UNS Press, 1994),p. 65.

116 Aplikasia, Jurnal Aplikasi llmu-ilmu Agama, Vol. VI, No. 2 Desember 2005:108-121

Page 10: Preses dan Dampak Desa Bina Desa mitra Kerja LPM UIN Sunan ...digilib.uin-suka.ac.id/8266/1/GUSNAM HARIS DAN MUHSIN KALIDA PROSES DAN... · wilayah terpadu dan desa binaan. Pertama,

sebuah program pembangunan dapat berujud tiga hal, yaitu; buahpikiran, harta benda, dan atau tenaga.

Pada tahapan pertama, yaitu penyusunan perencanaanprogram dilakukan oleh penyuluh lapangan dengan beberapawarga setempat. Warga yang terlibat adalah tokoh-tokoh masya-rakat diantaranya Kepala Desa Kaliagung, Sekretaris Desa, KaurKesra, Kepala Dusun Ngrandu, Takmir Masjid, dan terakhir KetuaRemaja Islam Kaliagung (Riska) juga dilibatkan. Dari berbagaimasukan pemikiran tersebut, maka disusunlah rencana programbina desa baik dalam hal penyuluhan agama, ataupun pem-bangunan sarana dan prasarana ibadah.

Walaupun tahapan perencanaan tersebut tidak melibatkanmasyarakat banyak, tetapi keikutsertaan tokoh-tokoh masyarakatitu telah menunjukkan partisipasi masyarakat dan aparat desadalam bentuk pemikiran, dan ide-ide untuk perubahan warga dandusun secara keseluruhan ke arah kebaikan.

Partisipasi masyarakat berupa tenaga terlihat dalam sema-ngat gotong royong yang dilakukan sejak dimulainya pembangun-an bantuan fisik. Khusus pembangunan serambi masjid MiftahulJannah di dusun Ngrandu, walaupun dalam keadaan puasa dibulan ramadhan, sumbangan tenaga itu mereka lakukan di malamhari setelah shalat tarawih. Dalam berbagai kegiatan yang mem-butuhkan kepanitiaan baik untuk pembangunan serambi masjid,acara Pesantren RISKA, ataupun acara Silastra, masyarakat turutambil bagian, bahkan dominan dari masyarakat dalampelaksanaannya.

Partisipasi warga berupa harta benda untuk pelaksanaan ke-giatan pembinaan desa nampak dalam hal-hal berikut:

Pertama, dalam pembangunan serambi masjid MiftahulJannah. Kekhawatiran panitia dalam menghitung dana yangtersedia sebesar limaratus ribu rupiah tentu tidak memungkinkanuntuk membangun serambi masjid yang mencapai dana sebesarsepuluh juta rupiah. Berkat partisipasi dana dari masyarakatberupa sumbangan baik uang ataupun material, tidak lebih darisatu bulan serambi tersebut jadi. Bahkan lantai yang rencana hanyasemen, sekarang sudah keramik, Ternit belum terencanakan, tetapiakhirnya turunlah ternit. Ini menunjukkan besarnya partisipasimasyarakat dalam hal ini.

Proses Dan Dampak Desa Bina/Desa Mitra Kerja LPM... (Gusnam Haris dan Muhsin Kalida) 117

Page 11: Preses dan Dampak Desa Bina Desa mitra Kerja LPM UIN Sunan ...digilib.uin-suka.ac.id/8266/1/GUSNAM HARIS DAN MUHSIN KALIDA PROSES DAN... · wilayah terpadu dan desa binaan. Pertama,

Kedua, dalam acara Pesantren RISKA, yang melibatkan tidakkurang dari tujuhpuluh lima sampai delapanpuluh peserta dariyang direncanakan seratus duapuluh peserta. Seluruh biayakonsumsi dan akomodasi acara yang berlangsung dua hari tersebutadalah dari partisipasi masyarakat, baik dari pemerintahan desamaupun perorangan, Penyuluh hanya memfasilitasi pemateridalam acara tersebut, termasuk dalam acara Silastra (SilaturrahmiAntar Santri).

Acara Silastra ini diberi nama 'Ahad Ceria', yaitu bentukkegiatan pertemuan sekitar duaratus santri dari sebelas TPA se desaKaliagung, yang dilaksanakan pada hari Ahad. Kegiatan tampakmeriah karena disediakan truk untuk menjemput para santri keTPA masing-masing, hal ini dilakukan karena berkaitan denganmedan lokasi TPA yang ada di lereng-lereng pegunungan sertadisediakan snak isn'mewa untuk para santri. Semua pembiayaantersebut adalah berasal dari partisipasi masyarakat.

B. Dampak Program Desa Bina bagi Masyarakat : Telaah EvaluatifDiskripsi dampak di sini lebih mengacu kepada tujuan umum dan

tujuan institusional pengabdian kepada masyarakat LPM UIN SunanKalijaga, yaitu aspek perubahan pada kehidupan beragama.

Program Bina Desa di desa Kaliagung, khususnya dusunNgrandu, membawa dampak positif yaitu peningkatan kehidupankeagamaan warga masyarakat. Ada beberapa indikator yang nampak,yaitu:

Pertama, Tegaknya Serambi Masjid Miftahul Jannah. Serambimasjid bagi masyarakaat desa mempunyai arti penting, selain sebagaitempat leyeh-leyeh sesudah atau sebelum melakukan sholat jama'ah,serambi juga digunakan untuk berbagai kegiatan keagamaan, sepertipengajian, TPA, atau tempat rapat dan diskusi bagi warga masyarakat.

Dengan tegaknya serambi ini, kegiatan TPA di antaranya, lebihterkontrol, karena santri selalu terpantau. Sebelumnya kegiatan TPAdiadakan di dalam masjid, yang membuat anak-anak kurang betah,dan sering bermain keluar untuk mendapatkan udara yang segar, tetapidengan diadakan di serambi masjid yang full angin kondisi itu tidakterjadi lagi.

Kedua, Kegiatan Majlis Ta'lim. Menghidupkan kegiatan majlista'lim yang sudah nampak hasilnya berada di dusun BanyungantiKidul, objek Bina Desa sebelum dusun Ngrandu. Khusus untuk dusun

118 Aplikasia, Jurnal Aplikasi llmu-ilmu Agama, Vol. VI, No. 2 Desember 2005:108-121

Page 12: Preses dan Dampak Desa Bina Desa mitra Kerja LPM UIN Sunan ...digilib.uin-suka.ac.id/8266/1/GUSNAM HARIS DAN MUHSIN KALIDA PROSES DAN... · wilayah terpadu dan desa binaan. Pertama,

Ngrandu dampaknya belum dapat didiskripsikan banyak selainantusias yang tinggi dari jama'ah untuk mengikuti kegiatan penyuluhantersebut.

Kegiatan Majlis Ta'lim di Banyunganti Kidul, yang diisi di antara-nya dengan program Aksara Alquran, mulai dilaksanakan pada tanggal06 Agustus 2004, sejak program pertama penyuluhan di BanyungantiKidul. Mulai kembali (setelah empat tahun fakum) kegiatan ini tentutidak terlepas dari peyuluhan- sebelumnya yang sudah diadakan didusun Kalipenten. Begitu selanjutnya, selama program penyuluhanberlangsung di Desa Kaliagung, program keaksaraan Al Qur'an yangselalu diadakan secara rutin di bumi Banyunganti, tidak lepas daripantauan kegiatan penyuluhan.

Program ini bermula diikuti oleh sepuluh orang dan berkembangmenjadi tujuhbelas orang sampai kemudian menjadi duapuluh tigaorang pada Oktober 2004. Dalam perkembangan berikutnya pesertasemakin bertambah, sehingga pada tahun ketiga pembinaan masuk diKaliagung menjadi empatpuluhan anggotanya. Ini merupakanpeningkatan yang sangat jelas. Pada tahun 2005 tim penyuluh hanyasebagai penyegar, penyiram supaya lebih subur paguyuban tersebut.

Ketiga, Suasana Kehidupan Beragama Masyarakat. Masyarakatdesa Kaliagung yang mayoritas beragama Islam sebelum adanyakegiatan pembinaan masyarakat desa ini, lebih banyak memusatkankegiatan keagamaan mereka dari rumah ke rumah, tetapi setelah diada-kan program pembinaan ini, bahka berdirinya serambi masjid Mif tahulJannah, kondisi itu sudah mulai berubah.

Perubahan tersebut seiring dengan masuknya bulan suciRamadhan setelah berdirinya serambi. Semarak bulan Ramadhanbegitu terasa setelah hadirnya serambi masjid tersebut. Kegiatan ta'jilan,tadarusan, dan TPA sudah dilakukan di serambi masjid. Begitu juga didusun Kalipenten dan dusun Banyunganti Kidul, durasi kegiatanpegajian malah mengalami peningkatan selama bulan ramadhan.

Kegiatan sholat jama'ah terutama Magrib dan Isya, selalu ramaidiikuti oleh warga sekitar masjid. Apalagi di bulan Ramadhansubuhpun ramai dikunjungi oleh jama'ah.

Keempat, kader pemimpin agama. Istilah Pemimpin Agama me-nunjuk kepada orang-orang tertentu yang mempunyai kemauan dankemampuan dalam menyi'arkan agama (Islam) dalam masyarakat. Didesa Kaliagung, kader ini bergabung dengan keanggotaan RemajaIslam Kaliagung (RISKA).

Proses Dan Dampak Desa Bina/Desa Mitra Kerja LPM... (Gusnam Haris dan Muhsin Kalida) 119

Page 13: Preses dan Dampak Desa Bina Desa mitra Kerja LPM UIN Sunan ...digilib.uin-suka.ac.id/8266/1/GUSNAM HARIS DAN MUHSIN KALIDA PROSES DAN... · wilayah terpadu dan desa binaan. Pertama,

Sejak dibentuknya R1SKA pada kegiatan bina desa tahun kedua,organisasi ini sudah banyak berkiprah dalam bidang keagamaan didesa Kaliagung, khususnya sebagai ustaz dan ustazah di TPA-TKA didesa Kaliagung.

Dalam kegiatan yang berlangsung pada rangkaian bina desa tahunini, —kegiatan Pesantren RISKA, Silastra — , even organizer acaratersebut sudah diambil alih oleh anggota RISKA . Kiprah anggotaRISKA dalam menyemarakkan kehidupan beragama di desaKaliagung, sudah diakui oleh pengurus desa. Hal ini dibuktikan denganadanya anggaran khusus sebesar limaratus ribu rupiah dalam APBDesKaliagung yang dianggarkan untuk menunjang kegiatan organisasiini. Inilah suatu bukti nyata adanya pengkaderan pemimpin agamadalam kegiatan bina desa di Kaliagung.

Hal ini sekaligus bukti adanya dukungan positif dari aparat desaterhadap kegiatan-kegiatan keagamaan dan pemberdayaan masyarakatyang dipelopori dan muncul dari kegiatan pembinaan masyarakat desaoleh LPM UIN Sunan Kalijaga.

IV. SimpulanDari uraian di atas dapat dirangkum kesimpulan berikut:Pertamn, Program Bina Desa LPM UIN Sunan Kalijaga di Desa

Kaliagung berdampak positif bagi tumbuhnya kehidupan keagamaanwarga masyarakat setempat secara mandiri dan berkelanjutan yangdilakukan oleh kader-kader pemimpin agama setempat, terutama padapembinaan anak-anak TPA dan kelompok organisasi remaja. Di pihak lain,kelompok pengajian ibu-ibu juga menampakan peningkatan aktivitaskeagamaan dengan makin ramai dan istiqamahnya pengajian tersebut.Sementara yang belum meningkat adalah kegiatan keagamaan bapak-bapak.

Kedua, Proses pelaksanaan Bina Desa di desa Kaliagung, secara khusus,dilakukan terarah atau berpihak pada masyarakat muslim yang berada disatu dusun di desa Kaliagung untuk pengembangan sarana dan prasaranaibadah. Sedang program pembinaan keagamaan secara umum diarahkankepada khalayak sasaran yang lebih luas yang mencakup warga dusun-dusun lain dalam lingkup desa Kaliagung. Program pembinaan banyakmelibatkan partisipasi masyarakat, baik masyarakat objek utama yaituwarga dusun Kalipenten, Banyunganti Kidul, dan Ngrandu maupunmasyarakat luar dusun tersebut. Partisipasi tersebut berupa pemikiran,

120 Aplikasia, Jurnal Aplikasi llmu-ilmu Agama, Vol. VI, No. 2 Desember2005:108-121

Page 14: Preses dan Dampak Desa Bina Desa mitra Kerja LPM UIN Sunan ...digilib.uin-suka.ac.id/8266/1/GUSNAM HARIS DAN MUHSIN KALIDA PROSES DAN... · wilayah terpadu dan desa binaan. Pertama,

sumbangan tenaga, maupun sumbangan dana dan material. Programpembinaan di arahkan pada pembinaan warga masyarakat muslim yangada di desa Kaliagung khususnya dusun binaan.

DAFTAR PUSTAKA

Ali Hasyimi, 1994, "Pendayagunaan Hasil Penelitian Sebagai SumberPerencanaan Pengabdian Kepada Masyarakat", makalah,Palangkaraya: Panitia Lokakarya Nasional Pola Pembinaan danPengembangan Pengabdian Kepada Masyarakat di LingkunganIAIN se-Indonesia.

A. Mangunhardjana, 1991, Pembinaan : Arti dan Metodenya, Yogyakarta :Kanisius.

A. Suryadi, 1989, Dakwah Islam Dengan Pembangunan Masyarakat Desa,Bandung : Mandar Maju.

Cohen, John M., dan Norman T. Uphoff, 1980, "Participations Praca InRural Development: Seeking Clarity Though Specificity" dalamWorld Development

Miftah Toha., 1996, Pembinaan Organisasi dan Intervensi, Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada

Sjafri Sairin, 1992, "Pembinaan Masyarakat Desa: Beberapa AltematifPendekatan", makalah, Yogyakarta: Panitia Lokakarya Pe-laksanaan Pengembangan Pola Dasar Pengabdian Pada Masya-rakat IAIN Seluruh Indonesia.

Slamet, 1994, Pembangunan Masyarakat Berwawasan Partisipasi, Surakarta:UNS Press.

* Penulis adalah staf pengajar Fakultas Syari'ah UIN Sunan KalijagaYogyakarta.

** Penulis adalah staf pengajar Fakultas Dakwah UIN Sunan kalijagaYogyakarta.

Proses Dan Dampak Desa Bina/ Desa Mitra Kerja LPM... (Gusnam Haris dan Muhsin Kalida) 121