29

Presentasi Pendahuluan Untuk p2jn

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Presentasi Pendahuluan Untuk p2jn
Page 2: Presentasi Pendahuluan Untuk p2jn
Page 3: Presentasi Pendahuluan Untuk p2jn
Page 4: Presentasi Pendahuluan Untuk p2jn
Page 5: Presentasi Pendahuluan Untuk p2jn

Peningkatan mobilitas penduduk sejalan dengan pertumbuhan Peningkatan mobilitas penduduk sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan wilayah pemukiman dan industri di daerah, dan perkembangan wilayah pemukiman dan industri di daerah, menyebabkan semakin meningkatnya kebutuhan akan menyebabkan semakin meningkatnya kebutuhan akan penyediaan sarana dan prasarana transportasi yang baik. penyediaan sarana dan prasarana transportasi yang baik. Pertumbuhan akan kebutuhan prasarana transportasi Pertumbuhan akan kebutuhan prasarana transportasi menyebabkan perlu dilakukannya program penanganan jaringan menyebabkan perlu dilakukannya program penanganan jaringan jalan termasuk penataan persimpangan yang terencana secara jalan termasuk penataan persimpangan yang terencana secara efektif dan efisien serta berkesinambungan.efektif dan efisien serta berkesinambungan.

Ditjen Bina Marga mempunyai program dengan pelaksanaan Ditjen Bina Marga mempunyai program dengan pelaksanaan pada skala Prioritas. pada skala Prioritas. Prioritas penggunaan dana yang ada dalam Prioritas penggunaan dana yang ada dalam pengawasan kegiatan fisik yang akan dilaksanakan merupakan pengawasan kegiatan fisik yang akan dilaksanakan merupakan acuan dalam melaksanakan program tersebut.acuan dalam melaksanakan program tersebut.DDiharapkan iharapkan dengan dana yang terbatas, program tersebutdengan dana yang terbatas, program tersebut dapat memberikan dapat memberikan hasil dan dampak positif untuk kesinambungan pembangunan hasil dan dampak positif untuk kesinambungan pembangunan selanjutnya.selanjutnya.

Program penanganan jaringan jalan diseluruh wilayah Indonesia Program penanganan jaringan jalan diseluruh wilayah Indonesia membutuhkan ketersediaan membutuhkan ketersediaan desain yang mendetail dan desain yang mendetail dan terinciterinci yang dapat dipertanggung jawabkan untuk yang dapat dipertanggung jawabkan untuk mengantisipasi perubahan yang sangat cepat terhadap kondisi mengantisipasi perubahan yang sangat cepat terhadap kondisi jalan.jalan.

Page 6: Presentasi Pendahuluan Untuk p2jn

MaksudMaksud dan dan TujuanTujuan dari dari Pekerjaan Pekerjaan Detail Detail Desain (DED) ini adalah untuk menyiapkan Desain (DED) ini adalah untuk menyiapkan Dokumen Detail Desain (DED) Jalan dan Dokumen Detail Desain (DED) Jalan dan Dokumen Lelang Pekerjaan Detail Desain Dokumen Lelang Pekerjaan Detail Desain Auxiliary Road Sp. Kabil dan Peninggian Sp. Auxiliary Road Sp. Kabil dan Peninggian Sp. JamJam

Page 7: Presentasi Pendahuluan Untuk p2jn

A. Persiapan dan Koordinasi

B. Survai Pendahuluan

C. Survai Lapangan (1) Inventarisasi Geometrik Jalan (2) Survai Topografi (3) Survai Penyelidikan Tanah (4) Survai Lalu Lintas (5) Survai Hidrologi

D. Perencanaan Teknik (1) Analisa Data (2) Standar dan Kriteria Perencanaan (3) Perencanaan Geometrik (4) Perencanaan Perkerasan (5) Perencanaan Drainase (6) Perencanaan Bangunan Pelengkap dan

Pengaman Jalan (7) Penggambaran (8) Perhitungan Kuantitas dan Perkiraan Biaya

E. Pelaporan dan Dokumen Kontrak

Page 8: Presentasi Pendahuluan Untuk p2jn
Page 9: Presentasi Pendahuluan Untuk p2jn

PERSIAPAN

Tujuan Mempersiapkan dan mengumpulkan data - data

awal Menetapkan lokasi persimpangan yang akan

disurvai

Metodologi Mengumpulkan data kelas, fungsi dan status jalan

yang akan direncanakan. Mempersiapkan peta jaringan jalan serta peta ruas

jalan. Menetapkan awal dan akhir jalan yang akan

direncanakan.

Page 10: Presentasi Pendahuluan Untuk p2jn

Tujuan Mengumpulkan informasi menyangkut ruas jalan dan bangunan struktur yang

ada, termasuk data sekunder dari berbagai sumber yang relevan dengan maksud untuk menetapkan survai detail selanjutnya.

Mencatat kondisi perkerasan secara umum dan prakiraan penyebab kerusakan yang telah dan mungkin akan terjadi.

Perkiraan secara umum tentang penanganan yang diperlukan, baik pada perkerasan maupun pada pekerjaan-pekerjaan lain diluar perkerasan, seperti bahu jalan, drainase, perbaikan lereng galian dan timbunan, perbaikan geometrik jalan dan bangunan-bangunan struktur lainnya.

Metodologi Sebelum survai pendahuluan dilaksanakan, Tim Survai menyiapkan dan

mempelajari data pendukung seperti, gambar as built drawing pekerjaan penanganan sebelumnya, peta dasar, peta jaringan jalan, dll.

Survai Pendahulaun dilaksanakan dengan menggunakan kendaraan survai dan berjalan kaki, sesuai dengan kebutuhan untuk memperoleh data yang diperlukan.

Pengambilan data lapangan pada tahapan survai pendahuluan dilakukan pada sepanjang ruas jalan (dari stasion awal ruas sampai dengan stasion akhir ruas).

Keluaran (Output) Data-data mengenai kondisi dan jenis perkerasan, termasuk jenis-jenis kerusakan

yang terjadi. Lokasi-lokasi yang memerlukan penanganan Foto-foto dokumentasi

Page 11: Presentasi Pendahuluan Untuk p2jn

Inventarisasi Jalan dan Jembatan

Tujuan Memperoleh data mengenai kondisi perkerasan jalan maupun bangunan existing disepanjang ruas jalan

rencana.

Metodologi

(a) Inventarisasi Kondisi Permukaan JalanPemeriksaan dilakukan dengan mencatat :

Lebar perkerasan yang ada. Jenis bahan perkerasan yang ada (AC, HRS, Penetrasi, dll). Kondisi daerah samping jalan serta sarana utilitas yang ada seperti saluran samping, gorong-gorong,

bahu, berm, kondisi drainase samping, jarak pagar/ bangunan pendukung / tebing ke pinggir perkerasan.

Nilai kekasaran RCI, yang ditentukan secara visual dengan ketentuan skala seperti pada tabel dibawah. Data yang diperoleh dicatat di dalam format Inventarisasi Jalan (Highway Geometric Inventory) Membuat foto dokumentasi inventarisasi jalan. Foto ditempel pada format standar dengan mencantumkan nomor dan nama ruas jalan, arah

pengambilan foto, Sta.

(b) Inventarisasi Jembatan dan Gorong-gorong

Pemeriksaan dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi mengenai lokasi yang terdapat pada ruas jalan yang ditinjau, data yang diperoleh dari pemeriksaan ini adalah :

Jenis / Tipe dan lokasi Sta (KM). Dimensi bangunan (Panjang, lebar, ruang bebas dan jenis lantai. Perkiraan volume pekerjaan bila diperlukan pekerjaan perbaikan atau pemeliharaan. Data yang diperoleh dicatat pada format standar Membuat foto dokumentasi minimal 2 buah untuk setiap jembatan yang diambil dari arah memanjang

dan melintang.

Page 12: Presentasi Pendahuluan Untuk p2jn

Pemiriksaan Daya Dukung Tanah Dasar dengan Alat DCP

Tujuan Pemeriksaan ini adalah untuk menilai CBR lapisan tanah dasar badan jalan

yang dilakukan pada ruas-ruas jalan yang belum beraspal, seperti jalan tanah, jalan kerikil atau jalan aspal yang telah rusak hingga tampak lapisan pondasinya, dan pada daerah rencana pelebaran pada jalan yang sudah beraspal.

Pemeriksaan harus dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

Alat DCP yang dipakai harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan ukuran seperti yang ada.

Pemeriksaan dilakukan dengan interval pemeriksaan maksimal 200 meter. Pemeriksaan dilakukan pada sumbu jalan dan pada permukaan lapisan

tanah dasar. Harus dicatat ketebalan dan jenis setiap bahan perkerasan yang ada

seperti lapisan sirtu/kerikil, lapisan Telford, lapisan tanah yang sangat keras (lapisan batuan), lapisan pasir dan sebagainya.

Pemeriksaan dilakukan hingga kedalaman 90 cm dari permukaan lapisan tanah dasar, kecuali bila dijumpai lapisan tanah yang sangat keras.

Selama pemeriksaan harus dicatat keadaan-keadaan khusus yang perlu diperhatikan seperti timbunan, kondisi drainase, cuaca, waktu dan sebagainya.

Lokasi awal dan akhir dari pemeriksaan hrs dicatat dengan jelas. Data yang diperoleh dari pemeriksaan ini, dicatat dalam formulir terlampir. Persyaratan lainnya harus sesuai dengan SNI 03-1743-1989.

Page 13: Presentasi Pendahuluan Untuk p2jn

Tujuan Pengambilan contoh tanah bertujuan untuk penyelidikan tanah tersebut dilaboratorium. Pengambilan

contoh tanah dikerjakan dengan cara Disturbed sample dengan jumlah yand disesuaikan kebutuhan. Umumnya pada lapisan tanah yang berbeda harus dilakukan pengambilan contoh tanah.

Metodologi

Uraian pelaksanaan penyelidikan tanah dengan metode test pit adalah sebagai berikut : Penyelidikan tanah dilakukan pada daerah rencana jalan dengan metode test pit yang dilakukan setiap

perubahan jenis tanah dasar. Pengambilan sample tanah, dimaksudkan untuk untuk mendapatkan informasi yg lebih teliti

mengenai :

Daya dukung tanah dasar pada setiap lapisan

Jenis tanah / laboratorium analisis

Struktur lapisan tanah di bawah permukaan yang akan menjadi pondasi

Penamaan dari masing-masing tanah harus dilakukan pada saat di lapangan sesuai dengan kedalaman

maupun sifat-sifat tanah tersebut yang dapat dilihat secara visual. Pengambilan sample tanah

dimaksudkan dengan tujuan penyelidikan lebih lanjut dilaboratorium.

Terhadap contoh tanah harus dikerjakan laboratory test untuk menentukan indek dan struktural

properties tanah, meliputi : Kadar Air Spesific Gravity Atterberg Limit Grain Size Analisys Hidrometer Uji kompaksi CBR

Page 14: Presentasi Pendahuluan Untuk p2jn

Tujuan

Untuk mengetahui volume lalu lintas dari setiap jenis kendaraan yang melawati ruas jalan yang direncanakan.

Metodologi

Pada ruas-ruas jalan yang akan direncanakan, dilakukan survai lalu lintas primer, yaitu traffic counting.

Survai lalu lintas dilakukan selama 24 jam pada setiap ruas jalan yang akan direncanakan pada daerah keluar dan masuk kendaraan.

Untuk kajian lalu lintas lebih lanjut, dianalisa juga dari data sekunder yang dapat mendukung untuk kajian lalu lintas.

Page 15: Presentasi Pendahuluan Untuk p2jn

Tujuan

Tujuan Pengukuran Topografi adalah untuk mengumpulkan data koordinat dan ketinggian permukaan tanah sepanjang rencana trase jalan di dalam koridor yang ditetapkan untuk penyiapan peta topografi dengan skala 1 : 1000 yanga akan digunakan untuk perencanaan geometrik jalan.

Metodologi

Pekerjaan pengukuran topografi untuk perencanaan teknis secara umum terdiri dari pekerjaan, yaitu :

Pemasangan patok-patok Pengukuran titik kontrol horizontal Pengukuran titik kontrol vertikal Pengukuran situasi Pengukuran penampang melintang Pengukuran pada daerah perpotongan jalan atau sungai Pengolahan data Penggambaran

Keluaran

Gambar poligon dibuat dengan skala 1 : 1000 Garis-garis grid dibuat setiap 10 cm Koordinat grid terluar (dari gambar) harus mencantumkan harga absis (x) dan ordinatnya

(y) Harus mencantumkan petunjuk arah utara magnetis Penggambaran titik poligon didasarkan dari hasil perhitungan, tidak boleh dilakukan

secara grafis Setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan nilai X, Y, Z dan diberi nomor khusus.

Page 16: Presentasi Pendahuluan Untuk p2jn
Page 17: Presentasi Pendahuluan Untuk p2jn
Page 18: Presentasi Pendahuluan Untuk p2jn
Page 19: Presentasi Pendahuluan Untuk p2jn

.

Lokasi Auxiliary Road (arah Sp Punggur)

Arah Sp. Punggur

Lokasi Auxiliary Road (arah Sp Jam)

Arah Sp. Muka Kuning

RENCANA AUXILIARY

ROADRENCANA AUXILIARY

ROAD

Page 20: Presentasi Pendahuluan Untuk p2jn

RENCANA AXILIARY ROAD

RENCANA AUXILIARY ROAD

Page 21: Presentasi Pendahuluan Untuk p2jn
Page 22: Presentasi Pendahuluan Untuk p2jn

.

Lokasi Auxiliary Road (arah Sp Jam)

Page 23: Presentasi Pendahuluan Untuk p2jn

.

Lokasi Rencan Peninggian (arah Sp Kabil)

Page 24: Presentasi Pendahuluan Untuk p2jn
Page 25: Presentasi Pendahuluan Untuk p2jn
Page 26: Presentasi Pendahuluan Untuk p2jn
Page 27: Presentasi Pendahuluan Untuk p2jn
Page 28: Presentasi Pendahuluan Untuk p2jn
Page 29: Presentasi Pendahuluan Untuk p2jn