Upload
usdiyanto-bin-toro
View
42
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
ZULKIFLI HASANMenteri Kehutanan Republik Indonesia
KEBIJAKAN PENGELOLAAN HUTAN INDONESIAKuliah Umum Menteri Kehutanan di Universitas Diponegoro
KEMENTERIAN KEHUTANANREPUBLIK INDONESIA
2
• Hutan Indonesia• Tantangan Pengelolaan Hutan• Kebijakan Strategis:
• Pengelolaan Hutan• Konservasi Sumberdaya Hutan• Rehabilitasi Lahan
• Hutan dan Perubahan Iklim• Keadaan Yang Diinginkan
OUTLINE PRESENTASI
3
Kepulauan Indonesia
4
Keanekaragaman HayatiIndonesia negera ke-3 dengan keanekaragaman hayati tertinggi
515 spesies mamalia (12%)511 spesies reptil (7.3%)1531 spesies burung (17%)270 spesies amfibia,2,827 spesies invertebrata,38,000 spesies tumbuhan
5
Luas Daratan Indonesia
Hutan Konservasi (11%)
Hutan Lindung (17%)
Hutan Produksi Terbatas (12%) Hutan Produksi
(18%)
Hutan Konversi (11%)
Areal Penggunaan Lain
(31%)
1 Hutan Konservasi 21,17 2 Hutan Lindung 32,06 3 Hutan Produksi Terbatas 22,82 4 Hutan Produksi 33,68 5 Hutan Produksi Terbatas 20,88
Kawasan Hutan Negara 130,61 6 Areal Penggunaan Lain 59,86
TOTAL DARATAN INDONESIA 190,47
Sumber: Ministry of Forestry, 2012
Total 190.47 jt Ha
6
Dasar Hukum
Non Kawasan Hutan
UU No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria
Kawasan Hutan• UU No. 41 Tahun 1999 tentang
Kehutanan• UU No. 5 Tahun 1990
tentang SDH dan ekosistemnya
Tata Ruang • UU Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang
7
Pasal 4 ayat (1)Semua hutan di dalam wilayah republik indonesia termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat
Pasal 4 ayat (2)
Wewenang Pemerintah (Menteri Kehutanan):
a. Mengatur dan mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan;
b. Menetapkan status wilayah tertentu sebagai kawasan hutan atau kawasan hutan sebagai bukan kawasan hutan; dan
c. Mengatur dan menetapkan hubungan-hubungan hukum antara orang dengan hutan, serta mengatur perbuatan-perbuatan hukum mengenai kehutanan
Kewenangan PemerintahUU NO. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
8
Penggunaan KawasanPasal 38 UU NO.41 Tahun 1999:
(1) Penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan hanya dapat dilakukan di dalam Kawasan Hutan Produksi dan Kawasan Hutan Lindung.
(2) Penggunaan kawasan hutan tersebut dapat dilakukan tanpa mengubah fungsi pokok kawasan hutan.
(3) Penggunaan kawasan hutan untuk Pertambangan dilakukan melalui Ijin Pinjam Pakai oleh Menhut. Pada kawasan Hutan Lindung dilarang melakukan penambangan dengan pola pertambangan terbuka.
(4) Pemberian ijin pinjam pakai yang berdampak penting dan cakupan luas serta bernilai strategis dilakukan oleh Menteri atas persetujuan DPR.
9
UU Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang
Pasal 5 Ayat (2) Penataan Ruang berdasarkan fungsi utama kawasan terdiri dari Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya
Pasal 7 Ayat (2) dalam melaksanakan tugas penataan ruang, negara memberikan kewenangan penyelenggaraan penataan ruang kepada Pemerintah dan Pemerintah Daerah
Pasal 23 Ayat (4) Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) ditinjau kembali 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun
Penjelasan Pasal 23 Ayat (4):
Peninjauan kembali dan Revisi RTRW Provinsi dilakukan bukan untuk pemutihan penyimpangan pemanfaatan ruang
Penjelasan Pasal 26 Ayat (5):
Peninjauan kembali dan revisi RTRW Kabupaten dilakukan bukan untuk pemutihan penyimpangan pemanfaatan ruang
Pelanggaran tersebut di atas dipidana kurungan paling lama 3 tahun dan denda Rp 500 juta (Pasal 69)
10
Hutan Konservasi
(16%)
Hutan Lindung (25%)
Hutan Produksi
(59%)
KAWASAN HUTAN NASIONAL(130.6 juta Ha)
1 Hutan Konservasi 21.172 Hutan Lindung 32.06 3 Hutan Produksi 77.37
Total 130.60
11
Hutan KonservasiPenekanan: Konservasi Sumberdaya Hutan
Sumberdaya alam hayati meliputi:o Ekosistemo Spesieso Genetik
Penetapan dan pengelolaan yang efektif kawasan konservasi (50 TN, 247 CA, 77 Suaka Marga Satwa)
Perlindungan dan pemanfaatan lestari species
Kemudahan akses dan prinsip keadilan atas pemanfaatan sumberdaya genetik
Contoh: Keterwakilan Ekosistem Dominan
Ekosestem Gambut, TN Berbak
Ekosistem HT Hujan Tropis dat. Tinggi, TN GPEkosestem Marine, TN Bunaken
Ekosestem Pegunungan, TN Bromo Tengger
1212
Contoh: Spesies Tumbuhan dan Satwa Liar yang dilindungi
13
14
Pemanfaatan Sumberdaya Genetik
Gaharu
Salak hutanPotensi obat dan kosmetik
ArwanaPemanfaatan getah Pinus
Sumber bibit phon endemik
Rotan
Tengkawang
15
Hutan Lindung (25%)
Hutan Produksi
(59%)
KAWASAN HUTAN NASIONAL(130.6 juta Ha)
1 Hutan Konservasi 21.172 Hutan Lindung 32.06 3 Hutan Produksi 77.37
Total 130.60
16
Hutan Lindung• Mempertahankan fungsi Hutan Lindung sebagai
pengatur tata air (Hidro-orologis), mencegah banjir, mencegah intrusi air laut
• Pemberian akses kepada masyarakat dalam bentuk HKm dan Hutan Desa (pemanfaatan non kayu)
17
Hutan Produ
ksi (59%)
KAWASAN HUTAN NASIONAL(130.6 juta Ha)
1 Hutan Konservasi 21.172 Hutan Lindung 32.06 3 Hutan Produksi 77.37
Total 130.60
18
1. Hutan Alam Sistem Silvikultur sesuai dengan karakteristik Sumberdaya
hutan dan lingkungannya (TPTI dan TPTJ).
2. Hutan Tanaman Konsesi hutan tanaman termasuk HTR, HKm
diberikan pada areal yang tidak produktif Penataan areal mengikuti skema Deliniasi
Makro dan Mikro termasuk penentuan areal High Conservation Value Forest (HCVF)
3. Restorasi EkosistemTujuan: Mengembalikan fungsi ekosistem hutan produksi
Skema Pengelolaan Hutan Produksi
19
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
Pembagian Urusan Pemerintahan PP Nomor 38 Tahun 2007 tentang:
Mengatur:Pelaksanaan penyelenggaraan (perencanaan, pemanfaatan, rehabilitasi dan perlindungan) di Tahura, Hutan Lindung dan Hutan Produksi menjadi wewenang dan tanggung jawab Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota
19
20
PENILAIAN AWAL KAWASAN HUTAN
* PETA AREAL KERJA* CITRA SATELIT* PETA HT. TANAMAN
HUTAN ALAM PRIMER TANAH KOSONGKAWASAN HT. TNM
PELAPORAN & PETA
KAJIAN
SURVEI
Kebijakan Deliniasi
YA
TIDAK
Hutan Alam
(Lindung)
Jenis Lokal
Hutan Tanaman
21
22
Tantangan Indonesia 35 juta penduduk Indonesia termasuk
kategori miskin
Pekerjaan kehutanan dan industri terkait di Indonesia3 juta
Kontribusi GDP oleh kehutanan dan industri pengolahan terkait.
Persen populasi tinggal di daerah pedesaan di mana kehutanan dan/atau pertanian menjadi sumber penghidupan.60%
5.5%
23
Konflik Lahan Tumpang tindih Izin
Keberpihakan masyarakat setempat dan adat
Perbedaan persepsi Sumberdaya Manusia
Kebakaran Lahan dan Hutan
Masalah Riil
Reformasi Kebijakan
5 6
PP 7/’90HTI
PP 28/’11
PenundaanIzin HA Primer, Gambut
Otonomi DaerahMeletakkan kewenangan perizinan HPH, HTI, Pinjam pakai, pelepasan kawasan hutan di Bupati
Meletakkan kembali
kewenangan HPH, HTI, pinjam
pakai, dan pelepasan di
Pusat, kecuali HHBK tetap di
Bupati)
Perlindungan dan pemanfaatan lestari
hutan konservasi (tata air ekowisata,
karbon hutan, biodiversitas)
• Kehutanan yang lebih inklusif
• Berkelanjutan dan lebih adil (sustainable growth with equity)
• Peningkatan governance (pelayanan online), law enforcement.
• Penurunan GRK 26% dan econ. Growth 7%
PP 34/’02PP 6/’07
jo PP 3/’08
UU 22/’99 jo 32/’04PP 38/’07
PP 68/’98
UU 5/’67 UU 41/’99
Ketentuan Pokok
Kehutanan
Konservasi Keanekara-
gaman Hayati dan Ekosistem
UU 5/’90
Mengatur tentang
pengelolaan kawasan
konservasi
1 2 3 4
1997/1998
Arah perubahan
2009 Komitmen Penurunan GRK 2020 26% (41%)
7
INPRES10/’11
R e f o r m a s i
PP 21/’70HPH & HPHH Pro poor + Pro LH:
Akses legal rakyat ke hutan produksi (HTR, HKm, HD,
BLU, tata air ekowisata, karbon
hutan, biodiversitas)
PP 10/’10 jo PP 60/’12PP 24/’10 jo
PP 61/’12
24
25
Tingkat Deforestasi
00.5
11.5
22.5
33.5
4
0.50.68000000
00000010.3 0.41 0.22
0.13
1.37
2.83
0.780.76000000
00000040.61000000
0000001 0.320000000000002
1.87
3.51
1.08 1.17 0.830000000000001 0.45
Seluruh Indonesia Di dalam Kawasan Hutan Di luar Kawasan Hutan (APL)1990-1996 1996-2000 2000-2003 2003-2006 2006-2009 2009-2011
Deforestasi 1990-1996 1996-2000 2000-2003 2003-2006 2006-2009 2009-2011*
National 1,87 3,51 1,08 1,17 0,83 0,45
Kawasan Hutan* 1,37 2,83 0,78 0,76 0,61 0,32
Di Luar Kawasan 0,5 0,68 0,3 0,41 0,22 0,13
Source: Ministry of Forestry
26
Penegakan Hukum dan Kerjasama Internasional
• PHPL• SVLK-FLEGT VPA
• LACEY ACT: Perlu negosiasi terkait identifikasi komposisi species produk
• MoU Illegal Logging: Cina, Jepang, Inggris, Amerika
PHL SVLK
HutanAlam
Hutan Tanaman
Hutan Alam
Hutan Tanaman
Hutan Rakyat Industri
UNIT 40 38 12 1 7 233
LUAS 4.801.262 3.475.931 924.419 350.165 3.500
Perkembangan PHL dan TLAS/SVLK(per Januari 2011, sesuai P.38/2009 & P.68/2011)
PHL
Hutan Alam
Hutan Tanaman
UNIT 123 24
LUAS 12.138.468 2.745.509
Perkembangan PHL sebelum P.38/2009 dan
P.68/2011
27
Proses Negosiasi VPA
28
PENAN
DATANG
ANAN
?
Joint Statement : Menhut RI – Komisioner
Lingkungan, Komisioner Pembangunan- 8 Jan 2007
SOM 3x ; TWG 7x; JEM 7x; DVC 7x
Kerjasama Internasional Pemberantasan Pembalakan dan Perdagangan Liar - 2002
Joint Statement : Menhut RI– Commissioner Perdagangan EU
4 Mei 2011
Pembalakan Liar, Kalimantan Dok. Maret, 2003
29
Data-data tersebut memberi indikasi :
• Upaya-upaya pemberantasan TIPIHUT yang dilakukan pemerintah berhasil menekan tekanan terhadap hutan
• Bahwa upaya-upaya tersebut tidak lepas dari peran aktif masyarakat sekitar hutan dalam pemberatasan mafia kehutanan.
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 -
200 400 600 800
1,000 1,200 1,400 1,600 1,800
Illegal LoggingPerambahanTSLPenambangan Ilegal
Tahun
Jum
lah
kasu
s
Tren Kasus TIPIHUT
30
Tindak Lanjut Setelah Pemarafan VPA4 Mei 2011
Indonesia:Menyempurnakan Peraturan Menhut (P68/Menhut-II/2011, Desember 2011)Membangun License Information Unit (LIU) – sedang berjalanMerevisi Peraturan Menteri Perdagangan tentang Ketentuan Ekspor Produk Industri Kehutanan – sedang berjalan
Uni Eropa:Negara Anggota menyiapkan peraturan sanksi atas pelanggaran terhadap EU Timber Regulation (mandatory)Menerjemahkan VPA ke dalam 27 bahasa EU
Indonesia & Uni Eropa (bersama-sama):Membangun Joint Implementation CommitteeMenyiapkan Penandatanganan VPA (Okt 2012)
31
32
Hutan & Perubahan Iklim
33
President Susilo Bambang Yudhoyono
1. Kebijakan campuran energi termasuk LULUCF (Land Use, Land Use Change, and Forestry).
2. Menurunkan emisi 26 persen pada 2020 dari BAU (Business As Usual). Dengan dukungan Internasional 41 persen.
Pidato Presiden pada G20 Pittsburgh dan COP 15
Copenhagen
Terkait dengn Copenhagen Accord
Komitmen Indonesia Kredit Karbon
26% 41%
Unilateral Unilateral & Dukungan
International
RAN-GRK (National Action Plan)
STRATEGI NASIONAL REDD+
> 41%
Kredit Karbon
DENGAN PERTUMBUHAN
EKONOMI 7%
Program Reduksi Emisi Nasional
34
Emission BAU 500.000 Ha Forestry Strategic Plan
-
200,000
400,000
600,000
800,000
1,000,000
1,200,000
1,400,000 1,241,006
707,000
893,000
1,308,594
Perbandingan Antara Emisi dan Serapan Tiga Skenario (GT CO2e) Th 2020
Skenario
GT C
O2e
Program dan Kebijakan ke Depan1. Program rehabilitasi dan reforestasi :
Reklamasi bekas tambang dan penanaman dalam rangka rehabilitasi DAS oleh pemegang izin tambangRehabilitasi lahan kritis dan restorasi kawasan hutanPengembangan hutan rakyat
2. Pembangunan rendah karbon (Green Economy) meliputi:
Moratorium pada hutan primer dan lahan gambut (rev. kedua 65.282 juta Ha)Mengoptimalkan lahan terdegradasi sekitar 35 juta ha > 23.8 juta haMemberantas pembalakan liar dan mempromosikan kayu legal melalui Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK), Reduced Impact Logging (RIL)
35
One Billion Indonesian Trees
for the world
35
3. Revitalisasi Industri dan Devisa
• Industri• Membangun hutan tanaman, (Net) seluas 15 jt Ha• Memproduksi 362,5 jt M3 per tahun untuk Industri Pulp & Paper,
Playwood, Kayu Gergajian ( Wood Working, Furniture), Bioenergi• Memanfaatkan kayu hutan alam pada tingkat kelestarian sebesar
14 jt M3 per tahun dari luas konsesi 28 jt Ha (MAI 0.5)• Devisa
• Menghasilkan devisa Negara sebesar US $ 76,45 Milyar:o Hutan tanaman : US $ 71,88 Milyaro Hutan Alam US $ 4.57 Milyar
• Taman Nasional US $ 35 Milyar
36
Program dan Kebijakan ke Depan (Lanjutan)
4. Resolusi Konflik Tenurial: Pemantapan kawasan hutan, Pembangunan KPH, dan Pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan hutan, dan pembuatan Roadmap penyelesaian konflik tenurial
37
38
5. Pemanfaatan Lestari dan Perlindungan species dan genetik: Pemanfaatan jasa lingkungan, Pengembangan Koridor, Rehabilitasi dan reintroduksi satwa, dan Perbaikan habitat
6. Litbang Kehutanan: Peningkatan Produktivitas Hutan, Konservasi SDH, Kebijakan Perubahan iklim, dan Penelitian terpadu
Program dan Kebijakan ke Depan (Lanjutan)
39
Tingkat Deforestasi
00.5
11.5
22.5
33.5
4
0.50.68000000
00000010.3 0.41 0.22
0.13
1.37
2.83
0.780.76000000
00000040.61000000
0000001 0.320000000000002
1.87
3.51
1.08 1.17 0.830000000000001 0.45
Seluruh Indonesia Di dalam Kawasan Hutan Di luar Kawasan Hutan (APL)1990-1996 1996-2000 2000-2003 2003-2006 2006-2009 2009-2011
Deforestasi 1990-1996 1996-2000 2000-2003 2003-2006 2006-2009 2009-2011*
National 1,87 3,51 1,08 1,17 0,83 0,45
Kawasan Hutan* 1,37 2,83 0,78 0,76 0,61 0,32
Di Luar Kawasan 0,5 0,68 0,3 0,41 0,22 0,13
Source: Ministry of Forestry
40
terimakasih