49
GOOD GOVERNANCE DAN INTERNAL AUDIT Kelompok 2: Arief Amin Banon Keke Irowo Bima Aditya MV Syaibatofa Erde Pebriani Hardiyanti Wishnu Kusumo Agung E

Presentasi Klp 1 - Good Governance Dan Internal Audit

Embed Size (px)

DESCRIPTION

good governance and internal audit

Citation preview

GOOD GOVERNANCE DAN INTERNAL AUDIT

Kelompok 2:Arief AminBanon Keke IrowoBima AdityaMV Syaibatofa ErdePebriani HardiyantiWishnu Kusumo Agung E

Topik

• Konsep Governance

• Prinsip-prinsip GCG

• Peran Audit Internal

• Praktik di Indonesia

Depiction of Key Governance Elements

• Surrounds all activities in an organization

• Established to comply with laws and regulations

• Ensure the needs of key stakeholders are met

Definition of Governance

• IIA (The Institute of Internal Auditor)

Governance is the combination of process and structures implemented by the board to inform, direct, manage, and monitor the activities of the organization toward the achievement of its objectives

Definition of Governance

• OECD (The Organization for Economic Co-operation and Development)

Corporate governance involves a set of relationships between a company’s management, its board, its shareholders, and other stakeholders. Corporate governance also provides the structure through which the objectives of the company are set, and the means of attaining those objectives and monitoring performance are determined

Definition of GCG

• Peraturan Menteri BUMN No. PER-01/MBU/2011

Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance), yang selanjutnya disebut GCG adalah prinsip-rinsip yang mendasari suatu proses dan mekanisme pengelolaan perusahaan berlandaskan peraturan perundang-undangan dan etika berusaha

Organizational Governance

Tidak ada satu definisi dari tata kelola organisasi yang komprehensif dan diterima secara universal. Namun, pengertian yang mencakup hampir semua aspek dapat dilihat di bawah ini:

Kebijakan, proses, dan struktur yang digunakan oleh sebuah organisasi untuk mengarahkan dan mengontrol aktifitas-aktifitasnya, untuk mencapai tujuan, dan melindungi kepentingan dari stakeholder dengan cara yang konsisten dan sesuai dengan standar etika.

Governance Function

Secara umum, fungsi dari tata kelola adalah untuk meyakinkan organisasi:−Tunduk pada hukum dan aturan di masyarakat−Memenuhi norma bisnis, norma etika, dan ekspektasi sosial dari masyarakat−Memberikan manfaat kepada masyarakat dan menambah keuntungan bagi stakeholder−Memberikan laporan yang terpercaya kepada pemilik, regulator, stakeholder lain, dan masyarakat umum untuk menjamin akuntabilitas atas setiap keputusan, tindakan, kelakuan, dan kinerja yang dicapai

a. Mendorong pemanfaatan sumber daya perusahaan ke arah yang

lebih efektif dan efisien,

b. Menarik modal investor dengan biaya yang lebih rendah melalui

perbaikan kepercayaan investor dan kreditor

c. Membantu pengelolaan perusahaan dalam memastikan/

menjamin bahwa perusahaan telah taat pada ketentuan, hukum

dan peraturan

d. Pemantauan penggunaan asset perusahaan.

e. Mengurangi penyalahgunaan

Manfaat GCG

Peranan Good Corporate Governance

• Pertumbuhan Berkelanjutan bagi Stakeholder

• Pada Triple Bottom Line, yaitu:

1.Sektor Ekonomi Pertumbuhan kinerja keuangan

2.Sektor Lingkungan Ramah lingkungan

3.Sektor Sosial Kepedulian pada masyarakat

Pentingnya Good Corporate Governance

• Menjamin keputusan strategis dapat dilakukan dengan benar dan efektif

• Mencegah terjadinya benturan kepentingan berbagai pihak

• Menjaga kepentingan manajer puncak selalu sejalan dengan kepentingan stakeholders

Prinsip-prinsip Good Corporate Governance:

1.Keterbukaan (Transparency)

2.Akuntabilitas (Accountability)

3.Kemandirian

4.Kewajaran (Fairness)

5.Pertanggung jawaban (Responsibility)

Prinsip-Prinsip GCG

Prinsip Utama Good Corporate Governance

1. Transparansi– Keterbukaan dalam melaksanakan proses

pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengungkapkan informasi material dan relevan mengenai perusahaan

– Indikatornya:a. Dapat mengungkapkan atau memberikan informasi tepat

waktu, memadai, jelas dan akurat yang mudah diakses oleh stakeholders sesuai dengan haknya.

b. Kebijakan perusahaan terutama yang menyangkut hal-hal strategis harus tertulis dan dikomunikasikan kepada stakeholders.

c. Menetapkan tanggungjawab yang jelas dari masing-masing organ perusahaan yang selaras dengan visi, misi, strategi dan sasaran usaha.

2. Akuntabilitas•Kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban organinasi sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif.•Indikatornya:

a. Perusahaan harus memiliki ukuran kinerja dan ada sistem check and balance dalam pengelolaan perusahaan.

b. Untuk itu perusahaan harus menjamin dilaksanakannya ketentuan-ketentuan yang berlaku dan menjadi good corporate citizen yang peduli pada lingkungan dan melaksanakan tanggungjawab sosial.

Prinsip Utama Good Corporate Governance

3. Kemandirian•Keadaan di mana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.•Indikatornya dalam mengambil keputusan, perusahaan harus obyektif dan bebas dari segala tekanan dari siapapun serta bebas dari conflict of interest

Prinsip Utama Good Corporate Governance

4. Kewajaran•Keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak Pemangku Kepentingan yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan.•Indikatornya perusahaan harus memperhatikan seluruh kepentingan stakeholders berdasarkan azas kesetaraan dan kewajaran (equal treatment)

Prinsip Utama Good Corporate Governance

5. Pertanggungjawaban

•Kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan dan prinsipprinsip korporasi yang sehat .

Prinsip Utama Good Corporate Governance

The IIA Corporate Governance Model

Keempat elemen diatas harus bersinergi untuk mewujudkan tata kelola yang efektif

EffectiveGovernan

ce

Tanggung Jawab Setiap Elemen

DIREKSI MANAJEMEN

Menciptakan suasana organisasi dari atas

Menentukan titik fokus dari aktifitas tata kelola organisasi

Tanggung jawab secara keseluruhan Mengawasi seluruh kegiatan organisasi

namun tidak terlibat secara langsung

Menetapkan arah strategis dan sistem nilai organisasi di bawah pengawasan direksi

Memberikan jaminan atas proses manajemen resiko, pengawasan kegiatan, pengukuran dari hasil yang dicapai, dan penerapan tindakan korektif yang tepat waktu

Mengerahkan strategi, menyelenggarakan internal control, dan memberikan arahan langsung dalam wilayah yang jadi

Bertanggungjawab kepada manajer eksekutif dan secara keseluruhan terhadap direksi dalam mengimplementasikan dan mengawasi proses manajemen resiko sekaligus membangun SPI yang efektif dan sesuai

Tanggung Jawab Setiap Elemen

EKSTERNAL AUDITOR INTERNAL AUDITOR

Memberikan jaminan/opini yang bersifat independen dalam penyajian Laporan keuangan sesuai dengan peraturan dan GAAP

Melakukan penilaian untuk meyakinkan jika struktur dan proses tata kelola yang ada telah disiapkan dengan baik dan berjalan dengan efektif

Memberikan masukan bagi perbaikan atau peningkatan dalam struktur dan proses tata kelola

Gambaran dari Tata Kelola

• Tata kelola dari dewan harus melingkupi:

1.Arah Strategis Organisasi Yaitu menyediakan arah (sasaran) strategis serta pedomannya

2.Pengawasan Fokus pada peran dari dewan dalam mengelola dan melakukan monitoring

Kunci Penting dari Tata Kelola

• Tata kelola dimulai dari dewan komisaris dan direksi

• Dewan harus memahami dan fokus pada kebutuhan pemangku kepentingan utama

• Dalam kegiatan sehari-hari, tata kelola dijalankan oleh manajemen organisasi

• Kegiatan internal dan eksternal harus disertai dengan jaminan dari manajemen dan dewan direksi

Sistem Kontrol dari Tata Kelola

Keberadaan atau pembentukan audit internal pada perusahaan

swasta maupun BUMN diatur berdasarkan Peraturan Pemerintah

Nomor. 3 Tahun. 1983 Pasal 46 tentang Tata Cara Pembinaan

dan Pengawasan Perusahaan.

Auditor internal merupakan organ pendukung yang dibentuk oleh

Direksi dalam penerapan Good Corporate Governance. Peranan dan

fungsi auditor internal dalam suatu perusahaan digunakan sebagai

parameter dan indikator untuk mengukur penerapan prinsip-prinsip

Good Corporate Governance (Zulkarnain, 2010)

Audit Internal

Peranan Auditor Internal

Menurut IIA Standard 2110:•Kegiatan audit internal harus menilai dan membuat rekomendasi yang tepat untuk meningkatkan proses tata kelola untuk memenuhi tujuan-tujuan berikut:

1. Mensosialisasikan pelaksanaan kode etik dan nilai-nilai dalam organisasi;

2. Memastikan efektivitas dan akuntabilitas kinerja manajemen organisasi;

3. Menyampaikan risiko dan kontrol informasi seluruh lingkup kerja organisasi tersebut; dan

4. Mengkoordinasikan kegiatan dan mengkomunikasikan informasi antara dewan komisaris, auditor eksternal dan internal, serta manajemen.

PERAN INTERNAL AUDIT

Tata kelola yang baik berasal dari

sinergi efektif yang dihasilkan diantara

kegiatan dari setiap peran yang berbeda, dengan

tetap mempertahankan pemisahan setiap

elemennya.

PERAN INTERNAL AUDIT

The internal audit activity must assess and make appropriate recommendations for improving the

governance process in its accomplishment of the following objectives:

• Promoting appropriate ethics and values within the organization;• Ensuring effective organizational performance management and

accountability;• Communicating risk and control information to appropriate areas of the

organization; and • Coordinating the activities of and communicating information among the

board, external and internal auditors, and management.(standard 2120)

Peranan Auditor Internal dalam GCG

1. Melakukan pemeriksaan dan penilaian tentang sistem pengendalian internal perusahaan

untuk memastikan efektifitas dikaitkan dengan rencana strategi perusahaan.

2. Menilai dan memberikan rekomendasi untuk meningkatkan proses tata kelola organisasi

(Good Corporate Governance) agar proses tersebut mampu mencapai tujuan dan sasaran

yang telah ditetapkan oleh perusahaan

3. Melakukan analisis, penilaian, saran dan komentar yang objektif mengenai kegiatan atau

hal-hal yang diperiksa.

4. Mengawasi jalannya perusahaan dengan memastikan bahwa perusahaan tersebut telah

melakukan praktik-praktik dalam penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance

5. Memastikan terlaksananya nilai-nilai etika dalam pencapaian Good Corporate Governance

Peran Auditor Internal Pemerintah

a. Melakukan reviu atas laporan keuangan sebelum disampaikan

kepada BPK untuk diaudit.

• Reviu dilaksanakan secara sistematis, penilaian dan pelaporan atas kehandalan dan efektivitas penerapan sistem manajemen, keuangan, pengendalian operasional dan penganggaran.

b. Meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah

c. Melakukan fungsi pelayanan dan konsultansi dalam rangka

peningkatan kinerja instansi pemerintah

PRAKTIK TATA KELOLA GOVERNANCE

PT. Semen Indonesia (PERSERO), Tbk

KEBIJAKAN PERUSAHAAN• Peningkatan profitabilitas,

pengelolaan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat sekitar yang dilakukan perusahaan sejalan dengan fungsi triple bottom line dan selalu memperhatikan aspek risiko serta praktek terbaik Good Corporate Governance (GCG) untuk mewujudkan Perusahaan bertaraf internasional.

MISI Good Corporate Government (GCG)

• Mewujudkan tercapainya kesinambungan perusahaan melalui pengelolaan yang didasarkan pada prinsip transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta kewajaran dan kesetaraan.

• Mewujudkan pemberdayaan fungsi dan kemandirian masing-masing organ perusahaan, yaitu Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi.

• Mewujudkan seluruh organ perusahaan dalam pengambilan keputusan senantiasa dilandasi oleh nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

• Perseroan menerapkan prinsip tata kelola yang baik untuk menjamin tercapainya hasil yang optimal dalam penerapan GCG, meliputi:

• Meningkatnya kinerja Perseroan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatnya efisiensi operasional Perseroan serta lebih meningkatnya pelayanan kepada pemangku kepentingan;

• Meningkatnya corporate value, melalui peningkatan kinerja keuangan dan minimalisasi risiko keputusan investasi yang mengandung benturan kepentingan.

• Meningkatnya kepercayaan investor;

• Tercapainya stakeholder satisfaction akibat peningkatan corporate value dan dividen Perseroan;

• Mengarahkan dan mengendalikan hubungan kerja Organ perseroan yaitu Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi;

• Meningkatkan pertanggungjawaban pengelolaan Perseroan kepada Pemegang Saham dengan tetap memperhatikan kepentingan para stakeholders;

• Menciptakan kejelasan hubungan kerja antara perusahaan dengan para stakeholders;

• Mengarahkan pencapaian visi dan misi perseroan dan meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia;

• Mendorong dan mendukung pengembangan usaha, pengelolaan sumber daya perusahaan dan pengelolaan risiko secara lebih efektif sehingga dapat meningkatkan nilai perseroan.

• Melalui komitmen yang tinggi dan konsistensi terhadap penerapan tata kelola perusahaan yang baik, Perseroan meyakini akan dapat mencegah praktik-praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) serta meningkatkan fungsi pengawasan dalam pengelolaan Perseroan. Selain hal tersebut, konsistensi penerapan GCG diharapkan juga dapat meningkatkan kinerja usaha dan pertumbuhan berkelanjutan yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai Perseroan (corporate value) bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya.

• Komitmen Manajemen atas kepatuhan terhadap GCG terdiri dari beberapa kebijakan dan ketentuan terkait, diantaranya dengan penetapan tugas dan tanggung jawab dari setiap fungsi yang berhubungan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengelolaan pengendalian internal perusahaan, menentukan tingkat yang tepat atas pengelolaan pengendalian internal perusahaan, pencapaian target, merancang kebijakan prosedur dan pengendalian pengungkapan, dokumentasi, pelaporan, dan menyediakan pernyataan tertulis mengenai hasil efektivitas ICoFR dan hasil self assesment yang dilakukan secara periodik.

Pedoman Good Corporate Government (GCG)

Kerangka kebijakan soft  struktur tersebut meliputi

1.Pedoman Pelaksanaan GCG

2.Pedoman Kode Etik Perusahaan,

3.Manual Board,

4. IT Governance

5.Pedoman Sistem Pelaporan Pelanggaran

6.dan kebijakan-kebijakan lainnya,

Keseluruhan pedoman dan aturan tersebut telah memperhatikan butir-butir yang terkandung dalam “Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia”, UU no 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, dan praktik-praktik GCG yang lazim digunakan.

PEDOMAN ETIKA PERUSAHAAN• Pedoman tersebut memberikan petunjuk

praktis dan pedoman perilaku bagi seluruh organ perusahaan, pegawai perusahaan, entitas anak dan afiliasi serta Pemangku Kepentingan (stakeholders) lainnya yang harus dipatuhI dalam berinteraksi dengan semua pihak, dan harus dijadikan landasan dalam proses pengambilan keputusan, serta sebagai sarana untuk menciptakan lingkungan kerja yang positif dalam mendukung  terlaksananya kegiatan perusahaan dengan baik dan benar, dalam batas-batas norma dan etika berusaha sesuai dengan Pedoman GCG.

Penerapan Board Manual

Perseroan menjadikan Board Manual sebagai pedoman kerja Dewan Komisaris, Direksi dan Perangkatnya yang bertujuan untuk:

• Menjadi rujukan tentang tugas pokok, fungsi kerja dan meningkatkan kualitas serta efektivitas hubungan kerja antar kedua organ.

• Menerapkan asas-asas GCG yakni transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan fairness (kewajaran).

Struktur• Perseroan telah memiliki infrastruktur yang diperlukan dalam

rangka implementasi GCG. Di jajaran Dewan Komisaris telah dibentuk komite-komite fungsional untuk memberdayakan fungsi kepengawasan. Demikian pula di jajaran Direksi telah dibentuk unit kerja yang mengendalikan, mengawal dan bertanggung jawab atas implementasi GCG dan juga bertugas sebagai mitra kerja dari komite-komite di bawah Dewan Komisaris, sebagaimana bagan di bawah ini.

Pedoman Sistem Pelaporan Pelanggaran

Whistle Blowing Policy-“WBP” Tujuan dari penerapan WBP Perseroan, diantaranya:

• Salah satu cara paling efektif untuk mencegah dan memerangi praktik yang bertentangan dengan praktik Good Governance adalah melalui mekanisme pelaporan pelanggaran (whistle blowing system).

ROADMAP PENERAPAN GCG

• Tujuan dan sasaran awal roadmap penerapan GCG Perseroan adalah menumbuhkan komitmen manajemen dalam menerapkan GCG dan senantiasa diikuti langkah penyempurnaan dan konsistensi penerapannya.

• Penyempurnaan soft structure bertujuan melengkapi kebijakan pendukung, selain meningkatkan tanggung jawab dalam menjaga segenap kepentingan stakeholders.

• Sedangkan infrastructure GCG dilengkapi dengan melakukan penyempurnaan organisasi yang diperlukan.

• Perseroan ini telah menetapkan gambaran tahapan penerapan GCG Perseroan

Rencana Peningkatan Praktik GCG

1. Turut serta dalam program BUMN Bersih, sesuai dengan surat edaran Menteri BUMN nomor SE-05/MBU/2013 tentang Roadmap Menuju BUMN Bersih. Bukti partisipasi Perseroan dalam program BUMN Bersih tercantum dalam lampiran surat nomor S-684/MBU/2013 tentang Persiapan Survei BUMN Bersih.

2. Melengkapi seluruh soft structure disesuaikan dengan peraturan yang berlaku dan praktik terbaik penerapan GCG dan melakukan kajian bagi penyempurnaan yang sudah ada demi meningkatkan kualitas penerapan GCG

3. Perseroan akan melakukan monitoring, pelaporan secara reguler dan review atas penerapan GCG serta  memfasilitasi assessment oleh Pihak Independen terhadap implementasi GCG di Perseroan untuk mendapatkan feedback penerapan GCG.

ImplementasiBeberapa program yang dilaksanakan pada tahun 2013 sebagai bukti komitmen manajemen Perseroan dalam penerapan GCG di antaranya adalah :

1.Penerapan secara optimal Pedoman Sistem pelaporan pelanggaran (Whistle blowing policy)

2.Penerapan secara optimal Board Manual dan Pedoman Kode Etik.

3.Penerapan secara optimal Pedoman IT Governance.

4.Pengkomunikasian dan sosialisasi penerapan GCG dilakukan secara bertahap kepada seluruh pemangku kepentingan.

5.Pemenuhan fungsi liason officer sesuai dengan perencanaannya.

6.Pemenuhan ketentuan pasar modal.

7.Penyelesaian tindak lanjut rekomendasi BPKP atas assessment tahun buku 2012.

8.Executive Briefing GCG kepada Direkti Perseroan dan Group oleh BPKP terkait dengan perubahan peraturan dan kriteria asesmen GCG.

9.Memasukkan implementasi GCG sebagai laporan yang harus disampaikan dalam Rapat Kerja Perusahaan Group 2014.

10.Pelaksanaan asessment GCG oleh BPKP Perwakilan Jawa Timur tahun buku 2013.

Sistem Manajemen Semen Indonesia (SMSI)

Perseroan telah menerapkan manajemen terintegrasi dengan mengacu pada prinsip-prinsip tata kelola Perseroan yang baik (good corporate governance), yaitu Sistem Manajemen Semen Indonesia (SMSI), yang meliputi:

• Sistem Manajemen Mutu (ISO 9001),

• Sistem Manajemen Lingkungan (ISO 14001),

• Sistem Manajemen K3 (SMK3-OHSAS 18001),

• Sistem Manajemen Laboratorium Pengujian (ISO/IEC 17025),

• Sistem Manajemen Risiko (ISO 31000), dan

• Sistem Manajemen lainnya, serta

• Program-program peningkatan melalui penerapan Manajemen Inovasi.

• Penerapan Sistem Manajemen Semen Indonesia (SMSI), diharapkan mampu meningkatkan nilai tambah bagi pemegang saham pada khususnya dan Pemangku Kepentingan (Stakeholders) yang lain pada umumnya.

Pengelolaan SMSI• Sistem Manajemen Semen Indonesia (SMSI) dibangun berlandaskan pada proses

bisnis Perseroan dengan basis integrasi pada Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 yang diharapkan mampu membangun Sistem Manajemen yang komprehensif dan fleksibel dalam merespon dinamika perubahan strategi dan organisasi Perseroan dengan tetap berorientasi pada stakeholders expectation.

• Dalam pengelolaannya, Perseroan membentuk Tim P2MSMSI (Peningkatan dan Penyempurnaan Mutu-SMSI) yang mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

• Melakukan kajian ulang, penyempurnaan dan peningkatan Sistem Manajemen sesuai pedoman Sistem Manajemen Mutu ISO 9004;

• Melakukan integrasi sistem-sistem yang ada, meliputi Integrasi Proses, Dokumentasi, dan Implementasi;

• Melakukan Penyempurnaan dan Peningkatan Sistem Otomasi Dokumen melalui software pengendalian dokumen;

• Melakukan evaluasi efektivitas penerapan Sistem manajemen dan closing out findings atas Hasil Internal Audit dan Hasil Eksternal Audit.

• Dalam pengelolaan Sistem Manajemen Semen Indonesia (SMSI), juga dilaksanakan kegiatan Audit secara terintegrasi (Integrated Audit) untuk menjamin penerapan sistem manajemen dilakukan secara konsisten dan konsekuen. Untuk menjamin peningkatan secara berkesinambungan, Perseroan juga menetapkan kebijakan untuk menerapkan Innovation Management System (IMS) yang terdiri dari kegiatan Inovasi, kegiatan Gugus Kendali Mutu, Program 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin), Sistem Saran, Total Productive Maintenance. Total Productive Maintenance kini telah ditingkatkan dengan penerapan Realibility Centered Maintenance (RCM) dan Proyek Kendali Mutu untuk mencapai pengelolaan operasional berkelas internasional sesuai dengan visi Perseroan.

PERAN SMSI• Peran Sistem Manajemen Semen Indonesia (SMSI) dalam mendukung fungsi Holding

Company, yaitu:• Telah melakukan penyesuaian terhadap seluruh sertifikasi Sistem Manajemen.• Telah melakukan penyesuaian atas sistem dokumentasi SMSI.• Telah melakukan mapping dan penyusunan proses bisnis Perseroan di Holding Company

dan Operating Company.• Telah melakukan standarisasi Sistem Manajemen di Semen Indonesia.• Adapun kinerja Sistem Manajemen Semen Indonesia (SMSI) di tahun 2013,

menghasilkan hal-hal sebagai berikut:• Memperoleh anugerah Nomine SNI Awaard 2013 dalam kategori perusahaan besar

barang yang diselenggarakan oleh BSN.• Mendapat peningkatan score di level Emerging Industry Leader dalam acara Penilaian

Kinerja Unggul berbasis Malcolm Baldrige Critera oleh kementerian BUMN.• Mendapat penghargaan PROPER peringkat EMAS dari Kementerian Lingkungan Hidup• Memperoleh Anugerah Industri Hijau level V yang diselenggarakan oleh Kementerian

Perindustrian R.I.•