Upload
mendy-candella
View
607
Download
28
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Presentasi Kasus Ileus Paralitik
PRESENTASI KASUS GAWAT-DARURAT
ILEUS PARALITIKOleh:
dr. Putri Zulmiyusrini
Pendamping:dr. Jaka Krisna
RUMAH SAKIT DAERAH KABUPATEN BEKASIBEKASI2013
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Tn. D• Umur : 37 tahun • Jenis kelamin : Laki-laki• Agama : Islam• Bangsa : Indonesia• Pekerjaan : Pegawai Swasta• Pendidikan : SLTA• Tanggal pemeriksaan : 19 Januari 2013• No. RM : 131005-06
ANAMNESIS
• Keluhan utama: Tidak bisa buang air besar
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
• Pasien datang ke IGD dengan keluhan tidak bisa BAB sejak 3 hari yang lalu. Keluhan tersebut disertai dengan mual, muntah sebanyak lebih dari 10 x/hari, nyeri perut, dan tidak bisa kentut. Pasien mengakui adanya demam sehari sebelumnya. Pasien lemah dan buang air kecilnya sedikit-sedikit.
• Pasien memiliki riwayat dipijat perutnya pada hari pertama keluhan tidak bisa BAB muncul. Pasien tidak memiliki riwayat operasi, trauma, dan minum obat-obatan.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
• Pasien baru pertama kali mengalami keluhan seperti ini. Pasien tidak memiliki riwayat sakit darah tinggi, jantung, kencing manis (DM), penyakit paru-paru lama, batu ginjal.
Riwayat Penyakit Keluarga dan Riwayat Alergi
• Tidak ada keluarga pasien yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien.
• Pasien tidak memiliki riwayat alergi
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan Umum : Tampak sakit berat• Kesadaran : Compos mentis• Tanda vital – Tekanan Darah : 135/105 mmHg.– Nadi : 108 x/menit.– Suhu : 36,00C.– Frekuensi Pernapasan : 36 x/menit
PEMERIKSAAN FISIK
• Kepala : Normocephal.• Mata : Konjungtiva: anemis -/-
Sklera: ikterik -/-• Leher : Tidak ada perbesaran KGB• Thoraks : Bentuk dan gerak simetris
Paru : VBS ki = ka; Rh -/-; Wh -/-Jantung : BJ murni reguler
PEMERIKSAAN FISIK
• Abdomen : Cembung, tegang, NT (+) seluruh lapang abdomen, BU (-), timpani, DM (+), PS/PP (-)/(-)
• Ekstremitas : Akral hangat; CRT <2”• Rectal Toucher: Sphincter kuat, tidak teraba
massa, ampula tidak kolaps, feses (-)
DIAGNOSIS BANDING
• Ileus Paralitik dengan peritonitis• Pseudo-obstruksi usus dengan peritonitis• TB Peritonitis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Hasil Laboratorium HematologiJenis
Pemeriksaan19 – 1 – 2013 20 – 1 – 2013 21 – 1 – 2013
Hb 16,1 16,4
Leukosit 14.000 12.200
LED 80 110
Diff Count 0/2/0/80/7/2
Eritrosit 6,3 6,48
Hematokrit 51,7 52,2
Trombosit 279.000 266.000
GDS 123
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Hasil Laboratorium HematologiJenis
Pemeriksaan19 – 1 – 2013 20 – 1 – 2013 21 – 1 – 2013
SGOT/SGPT 16/15 48/24
Ur/Kr 151/1,5
HbsAg negatif
Na/K/Cl 141,3/3,83/101,2
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil Laboratorium Urinalisis (21 – 1 – 2013)•Warna : kuning• Kejernihan : keruh• Protein urin : neg/-• Reduksi : neg/-• Epitel : post/+• Leukosit : 4-5• Eritrosit : 45-60• Silinder : -
• Kristal : -• Lain-lain : Ph 5,0, darah
+• Berat jenis : 1,020• Bilirubin : -• Urobilin : +• Urobilinogen : 0,3• Keton : -
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Rontgen Thoraks
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• BNO 3 posisi
Supine Tegak LLD
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• USG
Kesan: Organ intra abdomen dalam batas normal
DIAGNOSIS KERJA
• Ileus paralitik dengan peritonitis
PENATALAKSANAAN
Advis dr. Kalis, SpB:• Pasang NGT untuk dekompresi• Puasakan• Loading RL 300 cc • IVFD aminofluid:futrolit = 2:2• Ceftriaxone 1x1 gr IV• Metronidazol 3 x 200 mg IV• Cek elektrolit• Konsul penyakit dalam untuk ureum/kreatinin
PENATALAKSANAAN
Advis dr. Deden, SpPD:• Loading RL 1 kolf• Pasang kateter• IVFD/12 jam maintenance• MTC 3x1 amp• Ranitidin 2x1 amp• Cek elektrolit, mantoux test, BTA 3x
FOLLOW UP
• 21-1-2013– Flatus (+)– BAB (+) mencret, kecokelatan– Abdomen: Cembung, lembut, NT (-), BU (+)– Infus (+), NGT (+) kuning, DC (+) kemerahan
• 22-1-2013– NGT (+) bening, DC (+) kekuningan
PROGNOSIS
• Quo Ad vitam : ad bonam• Quo Ad functional : ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISIIleus: Obstruksi pada usus.• Ileus paralitik/adynamic ileus: terjadi karena adanya
inhibisi dari gerak usus (paralisis dinding usus) yang menyebabkan penurunan atau absennya persitalsis usus.
• Ileus mekanik/oklusif: ileus yang terjadi karena adanya penyebab mekanik, seperti hernia, adesi, volvulus, dsb.
• Ileus spastik/dinamik/hiperdinamik: ileus mekanik yang terjadi karena adanya kontraktur yang persisten dari segmen di usus.
• Ileus mekonium: ileus yang terjadi pada bayi baru lahir karena adanya sumbatan pada usus oleh mekonium yang tebal.
• Ileus subpar’ta: ileus yang terjadi karena adanya tekanan dari utrus gravida pada kolon pelvis.
EPIDEMIOLOGI
• Ileus paralitik hampir selalu dijumpai pada pasien pasca operasi abdomen (50%). Keadaan ini biasanya hanya berlangsung antara 24-72 jam.
• Total angka kejadian dari obstruksi usus yang disebabkan oleh mekanik dan non mekanik mencapai 1 kasus diantara 1.000 orang. Ileus akibat meconium tercatat 9-33 % dari obstruksi ileus pada kelahiran baru.
ANATOMI USUS
• Duodenum• Jejunum• Ileum• Colon
VASKULARISASI USUS
Usus Halus• Arteri mesenterika superior (cabang dari aorta) seluruh usus halus kecuali duodenum bagian atas.
• Arteri Pancreoticoduodenalis Superior duodenum bagian atas
• Arteri Pancreaticoduodenalis Inferior (cabang dari arteri mesenterika superior) duodenum bagian bawah
• Arteri ileocolica ileus bagian bawah
VASKULARISASI USUS
Usus Besar• Cabang dari arteri mesenterika superior yang
memperdarahi belahan bagian kanan (sekum, kolon ascendens, dan dua pertiga proksimal kolon transversum) adalah: (1) ileokolika, (2) kolika dekstra, (3) kolika media
• Cabang dari arteria mesenterika inferior yang memperdarahi bagian kiri (sepertiga distal kolon transversum, kolon descendens dan sigmoid, dan bagian proksimal rektum) adalah: (1) kolika sinistra, (2) sigmoidalis, (3) rektalis superior
PERSARAFAN USUS
• Saraf Ekstrinsik– Saraf parasimpatis: merangsang aktivitas sekresi dan
pergerakan (motorik), mengatur refleks usus (sensorik)– Saraf simpatis: menghambat pergerakan usus
(motorik), menghantarkan nyeri (sensorik)• Saraf Intrinsik– Pleksus Auerbach (dalam lapisan muskularis):
mengatur pergerakan gastrointestinal dan regulasi output enzimatik.
– Pleksus Meissner (dalam lapisan submukosa): mengatur sekresi gastrointestinal dan aliran darah lokal.
HISTOLOGI USUS
• Tunica Mucosa
• Tela Submucosa
• Tunica Muscularis
• Tunica Serosa
FISIOLOGI USUS
• Fungsi: Pencernaan dan absorpsi nutrisi dan air• Dalam proses motilitas, terjadi 2 gerakan:– Gerakan propulsif: mendorong dan memajukan isi – Gerakan mencampur: mencampur makanan dan
mempermudah penyerapan• Usus halus: Pencernaan secara mekanis,
kimiawi, dan absorpsi• Usus besar: Peristaltik, pencernaan secara
bakteri, absorpsi (sisa air), dan defekasi
FISIOLOGI USUS
• Kontraksi yang terjadi di sepanjang saluran pencernaan dikendalikan oleh – Neurogenik – Miogenik– Kimiawi
ETIOLOGI
•Pasca pembedahan perut•Trauma abdomen•Kerusakan medula spinalis•Kercunan timbal•Kolik ureter
Neurogenik
•Gangguan keseimbangan elektrolit•Uremia•Komplikasi DM•Penyakit sistemik
Metabolik
•Narkotik•Antikolinergik•Katekolamin•Diltiazem•Clozapine
Obat-obatan
•Intrathorak•Intrapelvic•Rongga Perut
Infeksi, inflamasi, atau iritasi Iskemia usus
•Patah tulang rusuk•Retak tulang vertebra
Cedera tulang
PATOFISIOLOGI
• Terangsangnya sistem saraf simpatis• Terhambatnya sistem saraf parasimpatis
PATOFISIOLOGI
Etiologi Penurunan peristaltik usus
Akumulasi gas dan cairan di dalam
lumen usus
Penurunan aliran dari lumen ke
darah
12-24 jam, penumpukan cairan dan natrium di usus
proksimal
Setelah 24 jam, pergerakan cairan dan
natrium ke arah lumen
Tubuh kekurangan cairan
dan elektrolit
Hipovolemia, insufisiensi renal,
atau syok
MANIFESTASI KLINIS
Anamnesa•Perut kembung•Anoreksia•Mual•Muntah•Obstipasi dan sulit flatus•Tidak ada keram perut
Pemeriksaan Fisik
•Inspeksi: Tanda-tanda dehidrasi, distensi abdomen, parut abdomen, hernia, massa, tidak terlihat gerakan peristaltik.•Palpasi: tanda-tanda iritasi peritonium: nyeri tekan, defense muskular, rebound tenderness, pembengkakan atau massa•Perkusi: hipertimpani•Auskultasi: Bising usus lemah atau bahkan tidak ada
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Laboratorium darah: Leukosit, kadar elektrolit, ureum, glukosa darah, amilase
• Foto polos abdomen
DIAGNOSIS BANDING
DIAGNOSIS BANDING
PENATALAKSANAAN1. Konservatif• Penderita dirawat di rumah sakit.• Penderita dipuasakan• Kontrol status airway, breathing and circulation.• Dekompresi dengan nasogastric tube.• Intravenous fluids and electrolyte• Dipasang kateter urin untuk menghitung balance cairan 2. Farmakologis • Antibiotik broadspectrum untuk bakteri anaerob dan aerob.• Analgesik apabila nyeri.• Prokinetik: Metaklopromide, cisapride• Parasimpatis stimulasi: bethanecol, neostigmin• Simpatis blokade: alpha 2 adrenergik antagonis 3. Operatif • Ileus paralitik tidak dilakukan intervensi bedah kecuali disertai dengan peritonitis.
•Operasi dilakukan setelah rehidrasi dan dekompresi nasogastric untuk mencegah sepsis sekunder atau rupture usus.
•Operasi diawali dengan laparotomi kemudian disusul dengan teknik bedah yang disesuaikan dengan hasil explorasi melalui laparotomi.
PROGNOSIS
• Prognosis dari ileus bervariasi tergantung pada penyebab ileus itu sendiri. Bila ileus hasil dari operasi perut, kondisi ini biasanya bersifat sementara dan berlangsung sekitar 24-72 jam. Prognosis memburuk pada kasus-kasus tetentu dimana kematian jaringan usus terjadi; operasi menjadi perlu untuk menghapus jaringan nekrotik. Bila penyebab primer dari ileus cepat tertangani maka prognosis menjadi lebih baik.
Terima Kasih