18

Click here to load reader

PRESENTASI KASUS bedah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bedah

Citation preview

Page 1: PRESENTASI KASUS bedah

PRESENTASI KASUS

CHOLELITHIASIS

Di Ajukan Kepada :dr. Y. Narendra Sp B

Disusun Oleh :Sri Lestari

Nim : 2000.031.0013

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAGIAN ILMU BEDAH

2010

Page 2: PRESENTASI KASUS bedah

HALAMAN PENGESAHAN

PRESENTASI KASUS

CHOLELITHIASIS

Disusun Oleh:

Sri Lestari

2000.031.0013

Telah dipresentasikan pada tanggal Januari 2010

dan telah disetujui oleh :

Dosen Pembimbing

( dr. Y. Narendra Sp.B )

1

Page 3: PRESENTASI KASUS bedah

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, atas rahmat dan karunia Allah SWT, akhirnya penulis dapat menyelesaikan

tugas presentasi kasus cholelithiasis. Tujuan pembuatan Presentasi Kasus ini untuk

memenuhi salah satu dari syarat program pendidikan profesi sub bidang BEDAH di RSUD

Tidar kota Magelang dan menambah pengetahuan penulis tentang Cholelithiasis sebagai

salah satu kasus di bagian BEDAH.

Terima kasih yang sebanyak - banyaknya penulis ucapkan kepada :

1. dr. Y.Narendra Sp B selaku pembimbing laporan kasus di bagian Bedah.

2. Semua dokter dan perawat di RSUD Tidar Kota Magelang yang banyak membantu

penulis dalam Co As di bagian Bedah.

3. Rekan-rekan Co Assisten atas semangat, dorongan dan bantuannya.

Akhirnya penulis berharap semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi yang

membacanya.

Penulis

2

Page 4: PRESENTASI KASUS bedah

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………………….1

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….2

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………....3

BAB I. KASUS

Identitas Pasien……………………………………………………………………...4

I.1. Anamnesis……………………………………………………………………....4

I.2. Pemeriksaan Fisik……………………………………………………………….5

I.3. Diagnosis sementara…..……………………………………………………......6

I.4. Hasil Pemeriksaan Penunjang……………………………………………….....6

I.5. Diagnosis............................................................................................................6

I.6. Penanganan......…………………………………………………………………7

I.7. Follow up post operasi.........................................................................................7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Definisi………………………………………………………………………...8

II.2. Penyebab dan Patofisiologi................................................................................8

II.3. Gejala Klinis...…………………………………………………………………9

II.4. Pemeriksaan Penunjang.....................................................................................9

II.5. Penanganan.......................................................................................................9

BAB III. KESIMPULAN ………………………………………..................................11

3

Page 5: PRESENTASI KASUS bedah

BAB I

KASUS

IDENTITAS PASIEN :

Nama Ny. J

Umur 56 th

Pendidikan SLTP

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Agama Islam

Suku/Bangsa Jawa / Indonesia

Alamat Pinggir Rejo Rt 5 Rw 7 Wates Magelang

I.1. ANAMNESIS ( pada tanggal 5 Januari 2010)

1. Keluhan Utama

Nyeri perut kanan atas.

2. Riwayat Penyakit Sekarang

2 minggu smrs pasien merasa nyeri pada perut kanan atas, waktu serangan nyeri + 20

menit. Lalu pasien mondok. Pada saat mondok pasien diminta untuk USG. Dari hasil

USG, dokter menyarankan pasien untuk operasi namun pasien menolak dan pulang.

1 minggu smrs pasien merasa nyeri perut kembali, pasien ke UGD dan hanya minta

obat.

Hari saat masuk RS, pasien merasa nyeri perut kanan atas, nyeri dirasa bertambah, saat

bernafas dalam nyeri dirasa makin bertambah, pasien memutuskan untuk mondok dan

siap untuk dioperasi. Pusing (-), mual (- ), muntah (-), lemas (+), BAK ( N ), BAB (N ).

3. Riwayat Penyakit Dahulu

Asma : Disangkal

Hipertensi : Disangkal

4

Page 6: PRESENTASI KASUS bedah

Jantung : Disangkal

DM : Disangkal

4. Riwayat Penyakit Keluarga

Asma : Disangkal

Hipertensi : Disangkal

Jantung : Disangkal

DM : Disangkal

I.2. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Compos Mentis

Vital Sign : TD : 120/80 mmhg S : 36,5 C

N : 80 X / mnt P : 20 X / mnt

Kulit : Dbn

Kepala : mesosephal

Mata :Conjunctiva anemis ( - ), sclera tidak ikterik

Telinga : Secret ( - )

Hidung : Secret ( - )

Mulut : Lidah Kotor tidak ada, gigi karies tidak ada

Thorax

Payudara : Dbn. Tidak ada benjolan.

Pulmo : Inspeksi : Retraksi ( - ), Ketinggalan gerak nafas ( - )

Palpasi : Ketinggalan gerak nafas ( - )

Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru

Auskultasi : Vesikuler, ronkhi ( - ), Wheezing (-/-)

Jantung : Inspeksi : Ictus Cordis tak tampak

5

Page 7: PRESENTASI KASUS bedah

Palpasi : Ictus Cordis teraba di SIC IV

Perkusi : Redup

Auskultasi : Regular, bising ( - )

Abdomen : Inspeksi : Perut sejajar dada.

Palpasi : Hepar / lien tidak teraba, NT ( - )

Perkusi : Pekak alih ( - )

Auskultasi : Peristaltik baik

Murphy sign ( - )

Ekstremitas : Akral hangat, Nadi kuat.

I.3. DIAGNOSIS SEMENTARA

Ny.J, 56 tahun, Cholecystitis DD hepatitis, cholelithiasis

I.4. HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium :

Darah Rutin : WBC : 19,8

HGB : 10,8

PLT : 636

Kimia Darah : GDS : 172 Bilirubin direk : 0,36

Kolesterol : 315 Bilirubin indirek : 1,14

Protein total : 9,37 SGOT : 69,8

Globulin : 5,05 SGPT : 69,3

Bilirubin Total : 1,5

USG : Kesan : Cholelithiasis ( kecil – kecil, multiple ).

I.5. DIAGNOSIS

Ny.J, 56 tahun dengan Cholecystitis ec Cholelithiasis.

6

Page 8: PRESENTASI KASUS bedah

I.6. PENANGANAN

Obat ursodeoxycholic asam

Infus RL 20 tpm

Persiapan Operasi ( DDR, Foto Thorax, EKG )

Operasi kolesistektomi

I.7. FOLLOW UP POST OPERASI ( 7 januari 2010 )

Keluhan : nyeri perut pada bagian yang luka, badan masih terasa lemas

Keadaan umum : tampak lemas

Vital Sign : TD : 120 / 80 N : 80 x/m S : 360C

Kepala : tidak tampak anemis, tidak ikterik

Abdomen : supel, NT ( - ) pada sekitar luka

Drain : perdarahan minimal

NGT : cairan berwarna kehijauan

7

Page 9: PRESENTASI KASUS bedah

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. DEFINISI

Cholelithiasis adalah adanya batu-batu dalam kantong empedu atau saluran empedu:

Chole-berarti "empedu" , lithia berarti "batu", dan-si berarti "proses".

Ukuran batu empedu dapat bervariasi, bisa sekecil butir pasir atau sebesar bola golf.

Batu juga dapat berjumlah satu yang besar atau kecil banyak. Batu juga dapat terjadi

pada bagian manapun dari sistem bilier.

Batu empedu dibagi 2 jenis :

Kolesterol : batu biasa berwarna hijau, atau putih atau kuning. Batu terutama

terbuat dari kolesterol.

Pigmen batu kecil, batu gelap terbuat dari bilirubin dan kalsium garam.

II.2. PENYEBAB DAN PATOFISIOLOGI

Protein dalam hati dan empedu yang mendorong atau menghambat kristalisasi

kolesterol ke dalam batu empedu. Peningkatan kadar hormon estrogen sebagai akibat

dari kehamilan, terapi hormon, atau penggunaan kombinasi (estrogen yang

mengandung) bentuk kontrasepsi hormonal, dapat meningkatkan kadar kolesterol

dalam empedu.

Batu ginjal terjadi karena zat tertentu dalam empedu yang hadir dalam konsentrasi yang

mendekati batas kelarutan mereka. Bila empedu terkonsentrasi di kantong empedu,

dapat menjadi jenuh dengan bahan-bahan tersebut, yang kemudian endapan dari larutan

sebagai kristal mikroskopis. Kristal terperangkap dalam lendir kandung empedu,

kandung empedu menghasilkan lumpur. Yang kemudian akan tumbuh kristal, agregat,

membentuk batu makroskopik.

8

Page 10: PRESENTASI KASUS bedah

II.3. GEJALA KLINIS

cholelithiasis menghasilkan gejala klasik serangan kandung empedu. Serangan biasanya

mengikuti makan kaya lemak atau mungkin terjadi pada malam hari, tiba-tiba

membangunkan pasien. Mereka mulai dengan akut nyeri perut di kuadran kanan atas

yang dapat menyebar ke punggung, antara bahu, atau ke depan dada, rasa sakit dapat

menjadi begitu parah sehingga pasien mencari perawatan gawat darurat. mungkin

termasuk intoleransi lemak berulang, kolik bilier, bersendawa, perut kembung,

gangguan pencernaan, mual, muntah, menggigil, demam ringan, sakit kuning (jika batu

menghalangi saluran empedu ).

Khas pasien menunjukkan positif tanda Murphy : pasien diminta untuk bernapas dalam

kantung empedu sementara adalah sangat teraba. Jika kandung empedu yang meradang,

pasien akan tiba-tiba berhenti menghirup karena rasa sakit, sebuah tanda Murphy

positif.

II.4. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Abdominal computed tomography scan atau USG mencerminkan batu di kantong

empedu.

Percutaneous transhepatic cholangiography, dilakukan di bawah kendali fluoroscopic,

membedakan antara kandung empedu atau penyakit saluran empedu dan kanker dari

kepala pankreas pada pasien dengan penyakit kuning.

Sebuah icteric peningkatan indeks dan total bilirubin, bilirubin urin, dan kadar alkali

fosfatase mendukung diagnosis. Jumlah sel darah putih agak meningkat selama

serangan kolesistitis.

II.5. PENANGANAN

Pengobatan dengan obat medika mentosa seperti ursodeoxycholic asam, asam

chenodeoxycholic. Namun batu empedu dapat terjadi lagi, setelah obat dihentikan.

9

Page 11: PRESENTASI KASUS bedah

Penanganan dengan tindakan bedah : Kolesistektomi (pengangkatan kantong empedu)

memiliki 99% kesempatan untuk menghilangkan berulangnya cholelithiasis.

Ada dua pilihan untuk bedah kolesistektomi:

Open cholecystectomy: Prosedur ini dilakukan melalui sayatan ke dalam perut

(laparotomi) di bawah tulang rusuk kanan bawah.

Laparoscopic cholecystectomy: Prosedur ini, yang diperkenalkan pada tahun 1980-

an, dilakukan melalui tiga tusukan kecil untuk empat lubang untuk kamera dan

instrumen. Laparoscopic kolesistektomi umumnya pasien dapat kembali normal diet

dan aktivitas ringan seminggu setelah dioperasi. Penelitian telah menunjukkan

bahwa prosedur ini seefektif kolesistektomi terbuka. Cara ini juga mempunyai

manfaat mengurangi komplikasi operasi seperti perforasi usus dan pembuluh darah

cedera.

10

Page 12: PRESENTASI KASUS bedah

BAB III

KESIMPULAN

Ny. J, 56 th dengan keluhan nyeri perut kanan atas, nyeri dirasa + 30 menit, nyeri berulang –

ulang, nyeri lebih terasa saat mengambil nafas dalam. Dari pemeriksaan fisik didapatkan

sklera sub ikterik, nyeri tekan pada abdomen (-), tanda murphy sign (-). Dari hasil

laboratorium didapatkan lekositosis, trombositosis, hiperkolesterol, sgot dan sgpt juga

meningkat. Dari hal tersebut di atas maka pasien dapat dicurigai Cholecystitis ec

Choleslithiasis, dan hal tersebut dikuatkan dengan hasil pemeriksaan USG yang memberi

kesan Cholelithiasis kecil – kecil dan multiple. Maka pasien diberi tindakan bedah

kolesistektomi terbuka.

11

Page 13: PRESENTASI KASUS bedah

TUGAS TAMBAHAN

1. Apa definisi Mirizzi’s syndrome ?

Penyakit kuning yang disebabkan oleh colecystitis kronis atau cholelithiasis yang

mengakibatkan kompresi dari saluran hepatik umum.

Gejala yang paling umum dari sindrom Mirizzi adalah:

Kuning

Demam

Nyeri kuadran kanan atas

Bilirubin tinggi

pankreatitis

cholesistitis

2. Bagaimana penatalaksanaan Cholelithiasis dengan jaundice ( penyakit kuning ) ?

Eksisi bedah laparotomic kantong empedu, dan rekonstruksi yang umum duktus hepatika

dan saluran empedu.

12