123
PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL-QUR’AN OLEH USTAZ NUROKHMAN DI DESA LINGGAPURA KECAMATAN TONJONG KABUPATEN BREBES Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) Oleh Nur’Atiqoh Alwaliyah NIM: 11160340000094 PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN & TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1442 H / 2020 M

PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT-

AYAT AL-QUR’AN OLEH USTAZ NUROKHMAN DI

DESA LINGGAPURA KECAMATAN TONJONG

KABUPATEN BREBES

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh

Nur’Atiqoh Alwaliyah

NIM: 11160340000094

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN & TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1442 H / 2020 M

Page 2: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …
Page 3: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

i

PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT-

AYAT AL-QUR’AN OLEH USTAZ NUROKHMAN DI

DESA LINGGAPURA KECAMATAN TONJONG

KABUPATEN BREBES

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh :

Nur’Atiqoh Alwaliyah

NIM: 11160340000094

Pembimbing,

Moh. Anwar Syarifuddin, M.A

NIP. 19720518 199803 1 003

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN & TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1442 H / 2020 M

Page 4: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

ii

PENGESAHAN SIDANG MUNAQASYAH

Skripsi yang berjudul PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN

AYAT-AYAT AL-QUR’AN OLEH USTAZ NUROKHMAN DI DESA

LINGGAPURA KECAMATAN TONJONG KABUPATEN BREBES

telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Ushuluddin, Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 04 November

2020. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Agama (S.Ag) pada Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan

Tafsir.

Jakarta, 11 Desember 2020

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,

Dr. Eva Nugraha, M.Ag dc

Fahrizal Mahdi, LC, MIRKH

NIP. 19710217 199803 1 002 NIP. 19820816 201503 1 004

Anggota,

Penguji I, Penguji II,

Dr. Abdul Hakim Wahid, SHI, M.A Drs. H. Ahmad Rifqi Muchtar, M.A

NIP. 19780424 201503 1 001 NIP. 19690822 199703 1 002

Pembimbing,

Moh. Anwar Syarifuddin, M.A

NIP. 19720518 199803 1 003

Page 5: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

iii

Page 6: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

iv

ABSTRAK

Nur’Atiqoh Alwaliyah, NIM 11160340000094

“Praktik Pengobatan Menggunakan Ayat-ayat Al-Qur’an oleh Ustaz

Nurokhman Di Desa Linggapura Kecamatan Tonjong Kabupaten

Brebes”.

Skripsi ini membahas tentang fenomena living Qur’an dalam praktik

pengobatan di Desa Linggapura Kecamatan Tonjong Kabupaten Brebes

Jawa Tengah. Praktik pengobatan yang dilakukan oleh Ustaz Nurokhman

ini menggunakan bacaan ayat-ayat al-Qur’an pilihan. Di samping

pembacaan ayat al-Qur’an, Ustaz juga menggunakan media pengobatan

nabi serta tumbuhan herbal, seperti: air putih, garam, daun kelor, daun

sirih, dan lain-lain. Pokok masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana

pemahaman dan praktik penggunaan ayat-ayat al-Qur’an untuk

pengobatan di Desa Linggapura dan bagaimana respon masyarakatnya?

Dalam pembahasan skripsi ini, penulis menggunakan jenis penelitian

deskriptif kualitatif dengan pendekatan living Qur’an dengan metode

pengumpulan data berupa observasi, wawancara dengan informan dan

para responden lainnya, lalu kemudian menganalisisnya dengan hasil data

yang terkumpul. Dari hasil penelitian ini penulis menemukan bahwa

dalam mengobati pasien Ustaz Nurokhman melakukan tanya jawab

terlebih dahulu untuk mengetahui penyakit pasien, kemudian setelah

mengetahui penyakit si pasien Ustaz membacakan doa dan ayat-ayat al-

Qur’an tertentu dengan media tambahan pijat refleksi dan tumbuhan

herbal. Kalau pasien mengalami sakit di organ dalam misalkan terkilir,

Ustaz membacakan ayat-ayat al-Qur’an tertentu diiringi pijat refleksi.

Adapun pasien yang sakit di organ bagian luar misalkan tersengat ular

berbisa, maka Ustaz memberikan air dicampur garam yang di dalamnya

telah dibacakan ayat al-Qur’an dan do’a, lalu dibasuh ke bagian yang

sakit, begitupun jika ada yang kerasukan makluk halus maka oleh Ustaz

dilakukan ruqyah syar’iyyah. Maka fenomena al-Qur’an yang hidup di

tengah masyarakat mendapatkan respon positif, karena kebanyakan warga

yang datang untuk mengobati penyakitnya dapat sembuh dengan perantara

ayat-ayat al-Qur’an dan pijet refleksi yang dilakukan oleh Ustaz

Nurokhman.

Kata kunci : Praktik pengobatan, Penggunaan Al-qur’an, pengaruh

Masyarakat.

Page 7: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur hanyalah bagi Allah SWT sang pemilik kekuasaan, tuhan

semesta alam, pencipta alam dan segala isi-Nya, pemutar siang dan

malam, terang dan gelap, kebaikan dan keburukan, tangisan dan tawa,

sang pemberi kehidupan dan kematian yang tak akan mati. Shalawat serta

salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan agung Nabi

Muhammad SAW, sang revolusioner dan mujahid sejati serta pembawa

kedamaian. Semoga kebaikan, rasa cinta kasih dan hakikat kehidupan

yang beliau sampaikan akan terus memberi kebaikan untuk manusia

seluruhnya.

Merupakan suatu kebahagiaan yang tidak dapat dilukiskan dengan

kata-kata namun sangat berharga yang penulis rasakan. Penulis tidak dapat

membayangkan betapa banyak kesulitan dan hambatan yang terus-

menerus menghalangi dalam proses penulisan skripsi ini. Awalnya

merupakan beban, namun berkat doa, keyakinan, ketekunan serta usaha,

akhirnya segala rintangan dan hambatan tersebut dapat teratasi.

Alhamdulillah, atas rahmat Allah SWT penulis bisa menyelesaikan skripsi

S1 ini pada program Ilmu Al-Qur’an & Tafsir yang berjudul “Praktik

Pengobatan Menggunakan Ayat-ayat Al-Qur’an oleh Ustaz

Nurokhman Di Desa Linggapura Kecamatan Tonjong Kabupaten

Brebes”. Skripsi ini tidak akan selesai dengan daya dan upaya penulis

sendiri, melainkan banyak pihak yang memberikan dorongan dan

perhatian kepada penulis selama penulisan, sehingga akhirnya tulisan ini

dapat selesai. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih sebesar-

besarnya kepada :

1. Kepada Yth. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Lubis, Lc, M.A,

Beliau adalah rektor perempuan pertama sepanjang sejarah UIN

Page 8: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

vi

Jakarta berdiri. Semoga di bawah kepemimpinannya UIN semakin

baik dan maju, sehingga cita-cita UIN menjadi World Class

University dapat terwujudkan.

2. Dr. Yusuf Rahman, M.A, selaku Dekan Fakultas Ushuluddin beserta

staf jajarannya. Semoga Ushuluddin menjadi lebih baik lagi dan

semakin maju, agar Ushuluddin sebagai jantungnya UIN dapat

bersaing dengan fakultas lain di Universitas dalam maupun luar

negeri.

3. Dr. Eva Nugraha, M.A, selaku ketua Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan

Tafsir, Fahrizal Mahdi, Lc, MIRKH, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu

Al-Qur’an dan Tafsir, serta Civitas Academica Fakultas Ushuluddin

yang telah memberikan motivasi serta ilmu yang sangat berharga

untuk penulis, semoga segala ilmu yang telah diberikan dapat

bermanfaat untuk penulis ke depannya.

4. Bapak Jauhar Azizy, M.A, selaku dosen pembimbing akademik yang

telah banyak memberi masukan dan bimbingan yang berharga kepada

penulis di tengah kesibukannya menjadi dosen.

5. Bapak Moh. Anwar Syarifuddin, M.A, selaku pembimbing skripsi

yang telah banyak meluangkan waktu di tengah kesibukannya. Penulis

pribadi menghaturkan banyak terima kasih atas bimbingan, masukan,

saran, arahan, dan motivasi yang telah diberikan, sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga beliau diberikan umur

panjang, kesehatan jasmani dan rohani agar beliau dapat selalu

menyalurkan kedalaman ilmunya dan semoga kesabaran dan

keikhlasan beliau mendapatkan pahala yang berlimpah dari Allah

SWT.

6. Orangtua penulis yang tercinta, Abi Nurokhman S.Pd.I dan Umi Elfi

Nurkumala, S.Pd, yang telah mencurahkan segala perhatian dan kasih

Page 9: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

vii

sayangnya kepada penulis, serta adik-adikku, keluarga besar di Brebes

dan Tegal, mereka semua yang telah mendoakan, menginspirasi dan

menghibur penulis sehingga penulis dapat bersemangat dalam

menyelesaikan skripsi ini.

7. Keluarga besar Ponpes Ar-Ridha Ciputat, Dr. H. Bahron Fathin, M.A

dan keluarga, yang telah banyak memberikan motivasi dan jasa

kebaikan kepada penulis. Serta Mba Muji, Leli, Umi, Juki dan Nahid,

mereka adalah orang baik yang selalu membantu dan memberikan

dukungan kepada penulis.

8. Keluarga besar LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

khususnya angkatan Al-A’raaf yang telah memberikan pengalaman

serta menjadi bagian perjalanan saat penulis kuliah, khususnya kepada

Shofi, Atul, Malik, dan Faiz yang telah banyak memberikan support

dan motivasi yang sangat berarti untuk penulis.

9. Sahabat-sahabat penulis, Putri, Pipit, Aprilia, Sinta, Ice, Muy, Mb

Muji, Mb Ririn, Ka Nisa, Ka Desi, dan Ka Devi, penulis banyak

menghabiskan waktu dengan mereka selama studi di kampus tercinta.

Serta kepada Alfi Azizy yang telah berkontibusi meluangkan banyak

waktunya untuk sharing tentang skripsi dengan penulis.

10. Kawan-kawan seperjuangan KKN Berdikari 154 yang pernah berbagi

asa dan bahagia serta kerja sama yang kompak selama satu bulan di

Lembang Sari, Tangerang, semoga Allah mempermudah urusan kalian

untuk tugas akhir dan dapat sukses bersama.

11. Teman-teman seperjuangan Angkatan 2016 Ilmu Al-Qur’an dan

Tafsir yang selama kurang lebih selama empat tahun ini sudah

menjadi teman yang sangat baik. Semoga Allah membalas kebaikan

kalian semua, Aamiin.

Page 10: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

viii

Brebes, 30 September 2020

Nur’Atiqoh Alwaliyah

Page 11: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

ix

PEDOMAN TRANSLITERASI

Pedoman Transliterasi Arab Latin yang merupakan hasil keputusan

bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

R.I. Nomor: 158 Tahun 1987 dan Nomor: 0543b/U/1987.

A. Konsonan

Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya ke dalam huruf Latin

dapat dilihat pada halaman berikut:

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

Tidak dilambangkan - ا

b Be ب

t Te ت

ṡ Es (dengan titik di ث

atas)

j Je ج

ḥ h (dengan titik di ح

bawah)

Kh Ka dan Ha خ

D De د

ż Zet (dengan titik di ذ

atas)

R Er ر

Z Zet ز

S Es س

Page 12: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

x

Sy Es dan Ye ش

ṣ Es dengan titik di ص

bawah

ḍ De dengan titik di ض

bawah

ṭ Te dengan titik di ط

bawah

ẓ Zet dengan titik di ظ

bawah

Apostrofter balik ‘ ع

Gh ge dan ha غ

F Ef ف

Q Qi ق

K Ka ك

L El ل

M Em م

N En ن

W We و

H Ha ھ

Apostrof ` ء

Y Ye ي

Hamzah (ء) yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi

tanda apapun. Jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis dengan

tanda (’).

Page 13: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

xi

B. Tanda Vokal

Vokal dalam bahasa Arab-Indonesia terdiri dari vokal tunggal atau

monoftong dan vokal rangkap atau disebut diftong. Untuk vokal tunggal

sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

A Fatḥah

I Kasrah

U Ḍammah

Adapun untuk vokal rangkap, sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ي Ai a dan i

و Au a dan u

Dalam bahasa Arab untuk ketentuan alih aksara vokal panjang (mad)

dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu:

TandaVokal Arab TandaVokal Latin Keterangan

Ā a dengan garis di atas ا ى

Ī I dengan garis di atas ىي

Ū u dengan garis di atas ىو

C. Kata Sandang

Kata sandang dilambangkan dengan “al-“, yang diikuti huruf

syamsiyah dan huruf qamariyah.

Page 14: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

xii

al-Qamariyah ني al-Munīr الم

al- Syamsiyah الرجال al-Rijāl

D. Syaddah atau Tasydîd

Dalam bahasa Arab syaddah atau tasydîd dilambangkan dengan “ “

ketika dialihkan kebahasa Indonesia dilambangkan dengan huruf,

yaitu:

al-Qamariyah القوة al-Quwwah

al- Syamsiyah al-Ḍarūrah ةرورلضا

E. Ta Marbūtah

Transliterasi untuk ta marbūṭah ada dua, yaitu: ta marbūṭah yang hidup atau

mendapat harakat fatḥah, kasrah, dan ḍammah, transliterasinya adalah [t].

Sedangkan ta marbūṭah yang mati atau mendapat harakat sukun, transliterasinya

adalah [h]. Kalau pada kata yang berakhir dengan ta marbūṭah diikuti oleh kata

yang menggunakan kata sandang al- serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta

marbūṭah itu ditransliterasikan dengan ha (h).Contoh:

No Kata Arab AlihAksara

Ṭarīqah ط ريق ة 1

al-Jāmi’ah al-Islāmiah الجا مع ة الاسلامية 2

د و ج و ال ة د ح و 3 Waḥdat al-Wujūd

F. Huruf Kapital

Penerapan huruf kapital dalam alih aksara ini, juga mengikuti Ejaan

Bahasa Indonesia (EBI) yaitu, untuk menuliskan permulaan kalimat, huruf

awal nama tempat, nama bulan, nama diri, dan lain-lain. Jika nama diri

didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap

huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal atau kata sandangnya.

Page 15: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

xiii

Contoh: Abū Hāmīd al-Gazālī, al-Kindī.

Berkaitan dengan penulisan nama, untuk nama-nama tokoh yang

berasal dari Indonesia sendiri, disarankan tidak dialih aksarakan meskipun

akar katanya berasal dari bahasa Arab. Misalnya ditulis Abdussamad al-

Palimbani, tidak ‘Abd al-Samad al-Palimbānī; Nuruddin al-Raniri, tidak

Nūr al-Dīn al-Rānīrī.

G. Penulisan Kata Arab yang Lazim digunakan dalam Bahasa

Indonesia

Kata, istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah

atau kalimat yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia. Kata, istilah

atau kalimat yang sudah lazim dan menjadi bagian dari pembendaharaan

bahasa Indonesia, atau sudah sering ditulis dalam tulisan bahasa Indonesia,

tidak lagi ditulis menurut cara transliterasi di atas. Misalnya kata Al-

Qur’an (dari al-Qur’ān), Sunnah, khusus dan umum. Namun, bila kata-kata

tersebut menjadi bagian dari satu rangkaian teks Arab, maka mereka harus

ditransliterasi secara utuh. Contoh:

Fī ẓilāl al-Qur’an

al-‘Ibārāt bi ‘umūm al-lafẓ lā bi khuṣūṣ al-sabab

Page 16: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

xiv

DAFTAR ISI

PENGESAHAN PEMBIMBING ......................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN .................................................................. iii

ABSTRAK .............................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ........................................................................... v

PEDOMAN TRANSLITERASI ........................................................... ix

DAFTAR ISI .......................................................................................... xiv

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ............................................ 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 10

D. Tinjauan Pustaka .................................................................. 11

E. Metode Penelitian ................................................................ 15

F. Sistematika Pembahasan ....................................................... 17

BAB II: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM

PRAKTIK PENGOBATAN

A. Memahami Fungsi Al-qur’an sebagai Obat (syifā’) ............ 19

B. Sejarah Ṭibbun Nabawi, Jenis dan Medianya ...................... 22

1. Ṭibbun Nabawi ............................................................ 22

2. Jenis-jenis Ṭibbun Nabawi ........................................... 24

3. Media Pengobatan ....................................................... 33

C. Tafsir Ayat-ayat Syifā’ dalam Literatur Tafsir ..................... 38

1. Penafsiran Qs. Al-Isrā’/ 17: 82 .................................... 38

2. Penafsiran Qs. Yunus/ 10: 57 ...................................... 40

3. Penafsiran Qs. an-Naḥl/ 16: 69 .................................... 42

4. Penafsiran Qs. Asy-Syu’arā’/ 26: 80 ........................... 43

Page 17: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

xv

BAB III: PROFIL USTAZ NUROKHMAN DAN PERANANNYA

BAGI MASYARAKAT DESA LINGGAPURA

A. Riwayat Hidup dan Latar Belakang Pendidikan Ustaz

Nurokhman .............................................................................. 45

B. Karier Ustaz Nurokhman .................................................... 47

C. Peran Sosial Keagamaan Ustaz Nurokhman ...................... 49

D. Biodata Singkat Responden ................................................ 52

BAB IV: PEMAHAMAN USTAZ NUROKHMAN DAN PRAKTIK

PENGOBATANNYA MENGGUNAKAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN

A. Pemahaman Ustaz Nurokhman terhadap Ayat-ayat

Pengobatan ............................................................................... 53

1. Ayat-ayat Pelindung ........................................................ 54

a. Qs. Al-Fātiḥah: 1-7 ...................................................... 54

b. Surah Al-Mu’awwidżatain .......................................... 56

c. Qs. al-Ikhlaṣ: 1-4 ......................................................... 57

d. Qs. al-Baqarah: 255 (Ayat kursi) ................................ 58

2. Ayat-ayat Penyembuh ..................................................... 61

a. Qs. At-Taubah: 14 ....................................................... 61

b. Qs. Yūnus: 57 .............................................................. 61

c. Qs. An-Naḥl: 69 ........................................................... 62

d. Qs. Al-Isrā’: 82 ............................................................ 63

e. Qs. Asy-Syu’arā’: 80 ................................................... 64

f. Qs. Fuṣhilat: 44 ............................................................ 65

B. Praktik Penggunaan Ayat-ayat Al-Qur’an untuk

Pengobatan ............................................................................... 66

C. Respon Masyarakat Linggapura .......................................... 70

Page 18: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

xvi

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................... 76

B. Saran-Saran ...................................................................... 77

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 80

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jumlah Penduduk berdasarkan KK ......................................... 49

Tabel 3.2 Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin ........................ 50

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Pedoman Wawancara ........................................................ 86

Lampiran 2 : Surat Keterangan Telah Menyelesaikan Penelitian ........... 88

Lampiran 3 : Bukti Wawancara .............................................................. 89

Lampiran 3 : Transkrip Wawancara ........................................................ 92

Lampiran 4 : Dokumentasi ...................................................................... 99

Page 19: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

xvii

Page 20: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …
Page 21: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur’an adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi

Muhammad SAW melalui perantaraan malaikat Jibril A.S sebagai

pelengkap dan penjelas kitab-kitab terdahulu, serta menjawab

problematika yang ada di alam semesta. Di samping itu, al-Qur’an

banyak mengandung petunjuk dan fungsi sebagai obat bagi manusia.1

Pada dasarnya, setiap pengobatan alangkah baiknya menggunakan al-

Qur’an, setelah itu barulah menggunakan obat-obatan lainnya.2

Khususnya untuk penyakit rohani yang membutuhkan ketenangan

jiwa, maka orang yang sakit jiwa/ rohani alangkah baiknya diobati

terlebih dahulu dengan bacaan ayat al-Qur’an, setelah itu barulah

menggunakan obat-obatan lainnya. Sedangkan penyakit jasmani bisa

dilakukan dengan dua cara: pertama, pengobatan yang dilakukan

sendiri secara naluri yang telah dianugerahkan oleh Allah, contohnya

seperti makan, dingin, lelah. Kedua, pengobatan yang memerlukan

pengamatan, pemikiran dan penelitian yang mendalam, dalam hal ini

diperlukan bantuan dokter atau ahlinya.

Al-Qur’an bukanlah kitab pengobatan saja, akan tetapi di

1Muhammad Nur, “Bacaan Ayat Al-Qur’an Sebagai Media Pengobatan (Studi atas

Praktik Pengobatan Balian di Lingkungan Segarakaton, Kel. Karangasem, Kab.

Karangasem Bali)”, Skripsi S1., UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 1.

2 Abdullah Al-Sadhan, “Cara Pengobatan Dengan Al-Qur’an,” Diakses 20 Juli 2020,

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://d1.Isla

mhouse.com/data/id/ih_ih_books/single/id_cara_pengobatan_dengan_qura

n.pdf&ved=2ahUKEwiDsoWivbvrAhUX4HMBHb7ADVgQFjAAegQIA

hAB&usg=AOvVaw09_zFUNTkl4U67DM3n8qbd

Page 22: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

2

dalamnya banyak memuat nilai dan tata cara pengobatan.3 Kata Syifā’

dalam bahasa arab artinya kesembuhan atau pengobatan.4 Namun

dalam pengertian Syifā’ sebagai obat atau penawar terdapat

perselisihan, yakni: Pertama, pencegahan penyakit memerlukan obat,

Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadis yang diriwayatkan

oleh Imam Muslim:

رضياللهعنهعنالنبصلىاللهعليهوسلمأنهقاللكلداءعنجابربنعبداللهوجل)رواه اءب رأبذناللهعز الد (مسلمدواءفإذااصيبدواء

Artinya: Dari Jabir bin ‘Abdillah RA, dari Nabi Muhammad SAW,

beliau bersabda : “setiap penyakit ada obatnya. Apabila penyakit

telah bertemu dengan obatnya, maka penyakit itu akan sembuh atas

izin Allah, tuhan yang Maha Perkasa dan Maha Agung.” (H.R.

Muslim).

Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim

dijelaskan juga mengenai obat, yakni sebagai berikut:

ماان زلاللهمنداءصلىاللهعليهوسلمعنعطاءعنابهري رةقال:قالرسولاللهان زللهشفاء)رؤاهالشيخان( الا

Artinya: “Dari ‘Athā, dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah

SAW bersabda: Allah tidak menurunkan penyakit, kecuali

menurunkan pula (obat) penyembuh bagi penyakit tersebut.”

Bunyi hadis دواء داء yakni (setiap penyakit ada obatnya) لكل

mencakup berbagai macam penyakit dan segala macam obat,

termasuk penyakit-penyakit yang tidak bisa disembuhkan oleh dokter.

Allah SWT telah menyiapkan segala macam obat penyakit yang tidak

3Andi Muflih, “Pengobatan Dalam Islam”, Tesis S2., UIN Alauddin Makasar, 9. 4Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir: Kamus Arab Indonesia (Surabaya:

Pustaka Progressif, 1997), 731.

Page 23: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

3

mungkin dapat dijangkau oleh manusia sekalipun, karena memang

manusia tidak diberikan kemampuan untuk hal tersebut. Maka dari itu,

Nabi Muhammad SAW dalam hadis tersebut menyebut asy-

Syifā’(penyembuh) sebagai pasangan ad-dawā’ (obat). Lalu pada hadis

شفاء له ان زل الا داء من ان زلالله ,Allah tidak menurunkan penyakit) ما

kecuali menurunkan pula obatnya) yakni setiap penyakit pasti ada

obatnya, obat yang melebihi aturan pakai dan melebihi takaran yang

semestinya akan menimbulkan penyakit lain yang baru. Jika obat

kurang sempurna pakainya atau takarannya kurang banyak, maka obat

itu tidak akan menyembuhkan penyakit, sedangkan obat yang tidak

bertemu dengan penyakit, maka tidak akan menghasilkan

kesembuhan5 Dengan demikian, hanya jika antara penyakit dan obat

yang diberikan terjadi kesesuaian yang sempurna dan pas, maka

penyakit itu dapat sembuh.

Kedua, al-Qur’an sebagai penawar, yakni terdapat dalam Qs. al-

Isrā’/ 17: 82

خسارا الا ولايزيدالظلمي ون ن زلمنالقرانماهوشفاءورحةللمؤمنيسراء:٨٢ ) )ٱل

Artinya: “Dan kami turunkan dari al-Qur’an (sesuatu) yang

menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan

bagi orang zalim (al-Qur’an) itu hanya akan menambah kerugian.”

(Qs. al-Isrā’/ 17: 82)

Ungkapan ayat tersebut pada kata شف اء (penawar), tidak

menggunakan اء hasilnya nyata, sementara شف اء Sebab kata .(obat) د و

اء .terkadang sembuh, terkadang pula tidak mempunyai pengaruh د و

Ibn Qayyim mengatakan dalam kitabnya Zādul Ma’ād, bahwa al-

5Ibn Qayyim al-Jauziyah, Sistem Kedokteran Nabi, 23-25.

Page 24: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

4

Qur’an sebagai penawar total dalam semua penyakit, baik penyakit

hati maupun penyakit badan, baik di dunia maupun di akhirat. Orang

yang mengobati penyakitnya dengan ayat al-Qur’an tidak semuanya

sembuh. Namun ada syarat yang harus dimiliki oleh orang tersebut, di

antaranya adalah: dalam mengobati penyakitnya memiliki keyakinan

yang mantap, imannya kuat, penerimaan yang sempurna, keyakinan

yang teguh, dan selalu berbaik sangka kepada Allah SWT maka

penyakit tidak akan mampu menghadapinya.6 Namun segala usaha

yang manusia lakukan tidak akan berhasil tanpa pertolongan Allah

SWT.

Berbicara megenai obat, sakit sendiri adalah Kondisi organ tubuh

yang tidak sejalan dengan semestinya. Untuk menjaga tubuh agar

tetap sehat, maka harus ada dua cara: Pertama, pemeliharaan dan

pencegahan, yakni untuk orang sehat agar tidak terkena penyakit.

Kedua, pengobatan atas penyakit untuk orang yang sudah terlanjur

terkena penyakit, agar penyakitnya tidak bertambah sekaligus

menyembuhkan penyakit yang sudah ada.7 Dalam buku Mukjizat

Ilmiah dalam Al-Qur’an, diperlihatkan sebuah eksperimen yang

melakukan percobaan mengenai pengaruh ayat al-Qur’an untuk

kesehatan. Dengan cara dibacakan potongan ayat-ayat al-Qur’an

dalam bahasa Arab beserta terjemahnya dalam bahasa Inggris, yang

ditunjukkan kepada orang yang berbicara bahasa Arab dan non-Arab,

baik kalangan muslim maupun non-muslim. Eksperimen tersebut

menunjukan adanya perngaruh al-Qur’an, sekitar 97 persen merubah

6Abdullah Al-Sadhan, Cara Pengobatan Dengan Al-Qur’an, 25.

7Ibn Qayyim al-Jauziyah, Sistem Kedokteran Nabi: Kesehatan dan Pengobatan

Menurut Petunjuk Nabi Muhammad SAW, Terj. Said Agil Husin Al-Munawar dan Abd.

Rahman Umar, Cet. 1 (Semarang: Toha Putra Group, 1994), 23.

Page 25: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

5

kejiwaan menjadi lebih baik.8 Lembaga pengetahuan Islam di

Amerika melakukan percobaan terhadap ayat-ayat al-Qur’an dalam

penyembuhan berbagai penyakit. Hasil percobaan ilmiah yang

dilakukan tersebut menguatkan pengaruh lafaz-lafaz al-Qur’an untuk

mengobati penyakit. Sesuai ajaran Islam, sesungguhnya Allah

menjadikan obat untuk setiap penyakit. Oleh karena itu, sepatutnya

sebagai seorang muslim memanfaatkan sarana yang telah ada yang

tidak menjurus kepada kemaksiatan yakni terapi al-Qur’an.9

Dengan demikian, benarlah bahwa Al-Qur’an sebagai penawar dan

rahmat bagi orang-orang beriman. Di dalamnya terdapat obat sebagai

penyubur keimanan, kebijaksanaan, keutamaan, dan penghormatan.

Oleh karena itu, apabila kita berpegang teguh mengamalkan al-Qur’an

untuk pengobatan, maka rahmat Allah akan meliputi kita.10 Dari

kedua eksperimen tersebut, maka kita tidak bisa menyangkal bahwa

lafaz al-Qur’an dapat dijadikan obat berbagai macam penyakit.

Melihat fenomena pengobatan yang merebak di kalangan

masyarakat yang menggunakan berbagai macam pengobatan, entah

pengobatan klasik maupun modern, ataupun dengan cara-cara medis

maupun non-medis telah banyak berkembang di tengah-tengah

masyarakat Linggapura, terutama dengan menggunakan media ayat-

ayat al-Qur’an. Walaupun tidak menutup kemungkinan adanya

masyarakat yang enggan menerapkan dengan cara al-Qur’an, malah

ada beberapa di antara mereka yang masih percaya dengan dukun.

Namun dari pada itu, pengobatan dengan menggunakan ayat-ayat al-

Qur’an masih banyak di Desa Linggapura. Masyarakat biasanya

8Muhammad Kamil Abdusshamad, Mukjizat Ilmiah Dalam Al-Qur’an, Terj. Alimin,

dkk, Cet. 1 (Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2003), 311.

9Muhammad Ibrahim Salim, Berobat dengan Ayat-ayat Al-Qur’an , terj. Sofyan

Azwari,Cet. 1( Bandung: Trigenda Karya, 1995), 126-127.

10Muhammad Ibrahim Salim, Berobat dengan Ayat-ayat Al-Qur’an , 68-72.

Page 26: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

6

mendatangi salah satu tokoh agama yang dipercaya juga bisa

mengobati penyakit dengan khasiat ayat al-Qur’an yang

dibacakannya, namanya Ustaz Nurokhman. Beliau adalah salah satu

Ustaz yang akrab di kalangan masyarakat, beliau ceramah agama dari

masih usia belia hingga sekarang.

Penulis mengambil tema penelitian ini dengan melakukan

observasi serta wawancara mengenai praktik pengobatan yang

dilakukan oleh Ustaz Nurokhman. Karena kepiawaiannya dalam

menyembuhkan pasien, beliau sering didatangi masyarakat yang

berupaya mengobati segala macam penyakit, entah penyakit fisik

maupun non-fisik. Terkadang juga, jika tidak memungkinkan pasien

datang ke rumahnya karena alasan tertentu, maka Ustaz yang

mendatangi rumah pasien tersebut. Mengenai media penyembuhan

yang digunakan oleh ustaz Nurokhman pun sangat beragam.

Terkadang menggunakan media pengobatan nabi berupa: air, madu,

garam dan bawang. Selain itu, Ustaz juga menggunakan tumbuhan

herbal berupa: daun kelor, daun sirih, lidah buaya, pucuk daun jambu,

daun binahong, daun sisak, dan lain-lain sebagai media tambahan.

Praktiknya misalkan ayat kursi (Qs. Al-Baqarah/ 2: 255) dapat

menyembuhkan orang yang kerasukan jin dengan dibantu dengan

media tambahan berupa air, surah al-Falaq mampu mengobati panas

dari gangguan jin maupun roh jahat dengan media tambahan berupa

daun sirih, dan surah al-Nās mampu mengobati fikiran was-was

pasien dan lainnya.11

Ustaz juga mengamalkan sarana pengobatan alternatif berupa pijat

refleksi. Pijat adalah salah satu pengobatan alternatif yang dianggap

11Wawancara Nurokhman (Terapis), diwawancarai oleh Nur’Atiqoh Alwaliyah,

Brebes 11 Juni 2019, Jawa Tengah.

Page 27: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

7

aman dan tidak banyak efek samping.12 Praktiknya yakni dengan

mengurut di saluran atau titik-titik penyakit yang terdapat penyakit.

Misalkan ada pasien yang sakit kepala, lalu ustaz mengurut telapak

tangan berdekatan dengan ibu jari sambil membaca ayat al-Qur’an

atau doa tertentu. Berbicara mengenai pijat refleksi, pijat refleksi

sekiranya bukan hal yang baru didengar. Pijat refleksi merupakan

salah satu upaya dalam penyembuhan penyakit. Teknik pijat refleksi

dengan melakukan pemijatan pada titik-titik tertentu pada bagian

tubuh yang sakit.13 Beberapa alasan yang diungkapkan Ustaz ketika

ditanya tentang pemahaman beliau mengenai pengobatan

menggunakan ayat-ayat al-Qur’an dan media yang disertakannya,

beliau berpatokan pada hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari

sebagai berikut :

امالدىرممأدنابنىمريانطيالشنإ

Artinya: “Sesungguhnya syaitan berjalan dalam diri anak Adam

dalam peredaran darahnya.”

Kata Syaitan sendiri dalam hadis tersebut bermakna sebagai

penggoda dan penyakit. Syaitan menggoda manusia agar mengikuti

jalan yang sesat agar hati menjauh dari keindahan firman Allah, dan

syaitan juga sebagai penyakit yang mengalir melalui peredaran darah

manusia yang menyebabkan manusia merasakan sakit. Maka dari itu,

sumbatan yang terdapat syaitan (penyakit), di samping dibacakan ayat

al-Qur’an, namun diiringi juga dengan pengobatan alternatif berupa

pijat refleksi.

12Mamluatur Rahmah, “Pijat Sebagai Terapi Gangguan Jiwa (Studi Pengobatan

Alternatif Abah Ali Ahmadi di Desa Kajen Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati)”,

Skripsi S1., UIN Walisongo Semarang, 5. 13Sugeng D.Triswanto, Pengobatan Alternatif (Pijat Refleksi, Tenaga Dalam dan

Ramuan Tradisional, Cet.2 ( Yogyakarta : Media Abadi, 2007), 5.

Page 28: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

8

Dari Hadis di atas, Ustaz Nurokhman berpendapat bahwa para

ilmuan muslim melakukan berbagai penelitian yang berkaitan dengan

darah yang ada di dalam tubuh manusia. Di antara ilmuan-ilmuan

tersebut yakni: Pertama, Ali Ibnu Rabbani at-Thobari, penemu

pertama Ensiklopedia Kedokteran, karyanya yang terkenal berjudul

Firdaus al-Hikmah. Di dalam karyanya, terdapat pembahasan tentang

menjaga kesehatan, penyakit-penyakit yang menghinggapi otot, dan

seluruh penyakit yang bisa menghinggapi badan. Kedua, Abu Ali al-

Husain bin Abdullah bin Sina (Ibnu Sina), dalam dunia kedokteran

Ibnu Sina adalah ilmuan muslim yang pertama kali menemukan

peredaran darah manusia. Beliau pula yang pertama kali mengawali

praktik bedah dan penjahitan. Ibnu Sina juga terkenal dengan dokter

jiwa yang pada zaman sekarang bisa di sebut psikoterapi.14 Dari

penemuan kedua tokoh tersebut, Ustaz memahami bahwa darah yang

mengalir dalam tubuh manusia melalui pembuluh darah. Selagi

pembuluh darah yang dialiri darah lancar atau tidak memiliki

sumbatan, maka manusia akan sehat. Namun jika pembuluh darah

yang dialiri darah manusia tersumbat atau tidak lancar, maka manusia

akan merasakan sakit.

Kembali mengenai pembahasan Pijat Refleksi, proses pemijatan

pun tergantung pada sakit yang diderita pasien, sehingga pemijatan

dilakukan pada titik-titik tertentu. Misalkan pada jari-jari tangan, jari-

jari kaki, serta titik-titik lainnya. Terkadang walaupun sudah pijat

refleksi, namun si penderita tetap merasakan sakit bahkan bicara tidak

terkontrol, maka ditambah dengan Ruqyah Syar’iyyah, yaitu dengan

cara dibacakan ayat al-Qur’an atau zikir-zikir tertentu yang berkaitan

dengan pengobatan secara syariat agama Islam. Lalu dapat

14Nurokhman, wawancara.

Page 29: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

9

disimpulkan bahwa darah menghasilkan berbagai macam disiplin

ilmu kesehatan, di antaranya: Ilmu kedokteran, Ilmu pijat refleksi dan

Ilmu Ruqyah Syar’iyyah.15

Berbicara mengenai pengobatan, sebenarnya banyak Ustaz yang

mampu mengobati penyakit, namun rata-rata cara pengobatannya

menggunakan air putih yang diberi do’a saja. Sedangkan Usaz

Nurokhman dalam mengobati penyakit yang dikeluhkan masyarakat

Linggapura menggunakan pengobatan dengan ayat-ayat al-Qur’an

diringi dengan pengobatan alternatif berupa pijat refleksi dan tumbuh-

tumbuhan herbal, serta pemahaman ustaz yang kaya di bidang sejarah

pengobatan dalam Islam. Hal ini membuat ketertarikan sendiri bagi

penulis untuk meneliti praktik pengobatannya bagi masyarakat

Linggapura.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Di Desa Linggapura ada sekitar 10 orang yang berprofesi

sebagai Ustaz, namun kajian skripsi penulis dibatasi pada peran

Ustaz Nurokhman saja. Karena selain menggunakan ayat-ayat al-

Qur’an dalam mengobati penyakit, Ustaz Nurokhman juga

memberikan terapi pijat refleksi dan obat-obatan herbal sehingga

lebih diminati masyarakat. Pilihan ini juga bisa menjadi pilihan

tempat alternatif yang lebih lengkap dibandingkan dengan

puskesmas, karena selain diminta mengobati keluhan sakit fisik,

Ustaz juga terampil mengobati gangguan psikis dan makhluk

halus.

15Nurokhman (Terapis), Diwawancarai oleh Nur’Atiqoh Alwaliyah, Brebes, 10 April

2019, Jawa Tengah.

Page 30: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

10

2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah adalah kesenjangan antara kenyataan dengan

kondisi seharusnya. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu

“Bagaimana pemahaman dan praktik penggunaan ayat-ayat al-

Qur’an yang dilakukan oleh Ustaz Nurokhman untuk pengobatan

di desa Linggapura dan bagaimana respon masyarakat terhadap

praktik pengobatan yang dilakukannya?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Mengetahui bagaimana pemahaman Ustaz mengenai ayat-ayat

al-Qur’an yang digunakan untuk pengobatan di Desa

Linggapura.

b. Mengetahui praktik penggunaan ayat-ayat al-Qur’an untuk

pengobatan yang dilakukan Ustaz Nurokhman di Linggapura.

c. Mengetahui respon masyarakat terhadap praktik pengobatan

dengan menggunakan ayat-ayat al-Quran oleh ustaz Nurokhman

di Linggapura.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis: Manfaat penelitian secara teoritis adalah untuk

menambah pengetahuan tentang pengaruh penggunaan ayat al-

Qur’an untuk pengobatan di desa Linggapura dan penelitian ini

dapat memberikan wawasan keilmuan di bidang al-Qur’an,

khususnya kajian Living Qur’an terkait al-Qur’an sebagai obat

serta agar menjadi salah satu bahan rujukan untuk referensi

selanjutnya.

b. Manfaat Praktis: Menambah wawasan dan informasi sebagai

salah satu bahan ajar mata kuliah Metode Penelitian Tafsir

Page 31: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

11

Qur’an, sehingga dapat menjadi contoh penelitian di lapangan

dan dapat memberikan sumbangsing pengetahuan untuk para

pembaca bahwa al-Qur’an dapat diaplikasikan dalam kehidupan

bermasyarakat. Sedangkan manfaat untuk desa Linggapura

dengan adanya penelitian tersebut yakni agar masyarakat lebih

berpedoman pada al-Qur’an, khususnya untuk mengobati

berbagai penyakit dan dapat mempraktikannya di kehidupan

sehari-hari.

D. Tinjauan Pustaka

Ada beberapa literatur yang membahas tentang pengobatan

menggunakan ayat-ayat al-Qur’an, baik berupa buku, jurnal, skripsi,

tesis maupun penelitian lapangan.

Pertama, Buku Sistem Kedokteran Nabi : Kesehatan dan

Pengobatan Menurut Petunjuk Nabi Muhammad SAW, merupakan

karya Ibn Qayyim al-Jauziyyah, menjelaskan secara rinci tentang

macam-macam penyakit serta pengobatannya, baik penyakit fisik

maupun psikis, jasmani maupun rohani berdasarkan pada al-Qur’an.

serta penjelasan detail mengenai ṭibbun nabawi (ilmu kedokteran

nabi) beserta media pengobatannya.16

Kedua, Buku Pengobatan Alternatif Pijat Refleksi Tenaga Dalam

Ramuan Tradisional karya Sugeng D. Triswanto, menjelaskan

mengenai pengobatan alternatif berupa pijat refleksi, yang berfungsi

16Ibn Qayyim al-Jauziyyah, Sistem Kedokteran Nabi: Kesehatan dan Pengobatan

Menurut Petunjuk Nabi Muhammad SAW, Terj. Said Agil Husin Al-Munawar dan Abd.

Rahman Umar, Cet. 1 (Semarang: Toha Putra Group, 1994), 23

Page 32: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

12

untuk melancarkan peredaran darah (membuka jalannya darah yang

tersumbat) disertai dengan penjelasan titik-titik salurannya.17

Ketiga, Buku tentang Metode Pengobatan Preventif Rasulullah

SAW merupakan karya Prof. Abdul Basith Muhammad As-Sayyid,

menjelaskan tentang pengobatan menurut petunjuk nabi Muhammad

SAW beserta metodenya, dan cara pemeliharaan kesehatan dengan

mencegah penyakit.18

Keempat, Buku Tanaman Obat plus Pengobatan Alternatif Karya

Yoanna & Yovita, menjelaskan tentang berbagai macam tanaman

yang dapat digunakan untuk pengobatan yang mana banyak media

yang dipakai oleh Ustaz yang penulis teliti, serta juga menerangkan

tentang pengobatan alternatif penyakit-penyakit dalam tubuh yang

mana Ustaz juga menggunakan pengobatan alternatif berupa pijat

refleksi dalam menangani penyakit pasien.19

Kelima, Buku Berobat dengan ayat-ayat al-Qur’an ini merupakan

karya Muhammad Ibrahim Salim yang berisi penjelasan mengenai

ayat-ayat pelindung dan pencegah terhadap penyakit, baik penyakit

jasmani maupun rohani. Di samping itu juga terdapat bukti penelitian

yang menjelaskan kebenaran bahwa al-Qur’an bisa menyembuhkan

penyakit.20

Keenam, Skripsi Muhamad Nur (2017)21 Fakultas Ushuluddin dan

pemikiran Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

17Sugeng D. Triswanto, Pengobatan Alternatif Pijat Refleksi Tenaga Dalam Ramuan

Tradisional, Cet.2( Yogyakarta: Media Abadi, 2007).

18Abdul Basith Muhammad As-Sayyid, Metode Pengobatan Preventif Rasulullah,

Terj. Azizah Hamid dan M. Habiburrahim, Cet.1 ( Jakarta: AMZAH, 2005).

19Yoanna & Yovita, Tanaman Obat plus Pengobatan Alternatif, (Jakarta: Setia

Kawan, T.t).

20Muhammad Ibrahim Salim, Berobat Dengan Ayat-ayat Al-Qur’an, Terj. Sofyan

Azwari, Cet. 1 (Bandung: Trigenda Karya, 1995).

21Muhamad Nur, “Bacaan Ayat al-Qur’an sebagai Media Pengobatan (Studi atas

Praktik Pengobatan Balian di Lingkungan Segarakaton, Kel. Karangasem, Kec.

Page 33: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

13

Yogyakarta dalam skripsi yang berjudul “Bacaan Ayat al-Qur’an

sebagai Media Pengobatan (Studi atas Praktik Pengobatan Balian di

Lingkungan Segarakaton, Kel. Karangasem, Kec. Karangasem, Kab.

Karangasem Bali)”. Penelitian ini menjelaskan bahwa objek

penelitian tersebut merupakan tradisi turun temurun dari nenek

moyang yang mengakar kuat pada masyarakat Bali. Pembacaan ayat

al-Qur’an pun tidak semata sebagai bacaan, namun memiliki dimensi

yang sangat luas, dan ke-sakralannya masih sangat kental, sehingga

dalam penggunaaannya pun dipraktikan dengan cara yang unik

dengan media tambahan lainnya, salah satunya adalah sesajen.

Ketujuh, Tesis Achmad Syauqi Alfanzari22 Fakultas Ilmu al-

Qur’an dan Tafsir Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

dalam tesis yang berjudul “Penggunaan Ayat Al-Qur’an sebagai Obat

(Studi Living Qur’an di Ma’had Tahfidzul Qur’an Bahrussyifa’

Bagusari Jogotrunan Lumajang Jawa Timur)”. Penelitian tersebut

berfokus pada ayat al-Qur’an yang hidup di tengah masyarakat yang

mana ayat al-Qur’an tersebut dapat mengobati berbagai macam

penyakit, baik penyakit medis maupun non-medis, fisik maupun

psikis, dengan analisa pemilihan ayat al-Qur’an sesuai pemahaman

praktisi, dibantu dengan media pengobatan herbal.

Kedelapan, Skripsi Meilinda Isna Kurniati (2019) 23 Fakultas

Ushuluddin Adab dan Humaniora, IAIN Purwokerto dalam skripsi

yang berjudul “Penggunaan Ayat Al-qur’an sebagai Media

Karangasem, Kab. Karangasem Bali)” (Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Sunan

Kalijaga Yogyakarta, 2017).

22Achmad Syauqi Alfanzari, “ Penggunaan Ayat Al-Qur’an sebagai Obat (Studi

Living Qur’an di Ma’had Tahfidzul Qur’an Bahrussyifa’ Bagusari Jogotrunan Lumajang

Jawa Timur)” (Tesis S2., Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2018).

23Meilinda Isna Kurniati, “Penggunaan Ayat Al-qur’an sebagai Media Pengobatan

Penyakit Jasmani (Studi Living Qur’an pada Yayasan Cikajayaan, Desa Wanareja

Cilacap Jawa Tengah)” (skripsi S1., IAIN Purwokerto, 2019).

Page 34: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

14

Pengobatan Penyakit Jasmani (Studi Living Qur’an pada Yayasan

Cikajayaan, Desa Wanareja Cilacap Jawa Tengah)”. Penelitian ini

mengungkapkan bahwa al-Qur’an memiliki kekuatan supranatural

yang tidak sembarang orang dapat melakukannya. Ayat Al-Qur’an

tertentu dapat menyembuhkan berbagai penyakit, baik penyakit fisik

maupun psikis, khususnya pada penyakit jasmani.

Kesembilan, Skripsi Rizka Safrina Putri24 Fakultas Ushuluddin,

Ilmu al-Qur’an dan Tafsir UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dalam

skripsi yang berjudul “Praktik Penggunaan Ayat-ayat Al-Qur’an

Dalam Terapi Ruqyah Syar’iyyah di Yayasan Qur’anic Healing

International”. Penelitian tersebut berfokus kepada ruqyah syar’iyyah,

dilengkapi ayat-ayat ruqyah beserta praktiknya, baik ruqyah secara

mandiri maupun ruqyah jamaah.

Kesepuluh, Tesis Baytul Muktadin25 Fakultas Agama dan Filsafat

UIN Kalijaga Yogyakarta, dalam tesis yang berjudul “Pengobatan

Ayat-ayat Al-qur’an untuk Mengobati Penyakit Jiwa (Studi Living

Qur’an didesa Kalisabuk Pesugihan Cilacap Jawa Tengah)”.

Penelitian tesebut berfokus pada penyembuhan penyakit jiwa dengan

menggunakan al-Qur’an serta praktik penggunaanya untuk

pengobatan.

Dari tema dan judul-judul buku, skripsi, maupun tesis di atas telah

jelas manfaat ayat al-Qur’an sebagai pengobatan. Melihat penelitian

living qur’an karya para kakak-kakak dari berbagai penjuru

Universitas dengan Studi Kasus berbagai macam tempat, sedangkan

24Rizka Safrina Putri, “Praktik Penggunaan Ayat-ayat Al-Qur’an Dalam Terapi

Ruqyah Syar’iyyah di Yayasan Qur’anic Healing International” (skripsi S1., Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020).

25Baytul Muktadin, “Pengobatan Ayat-ayat Al-qur’an untuk Mengobati Penyakit Jiwa

(Studi Living Qur’an didesa Kalisabuk Pesugihan Cilacap Jawa Tengah)” (Tesis S2.,

UIN Kalijaga Yogyakarta, 2015).

Page 35: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

15

penelitian penulis berfokus pada penelitian living qur’an daerah

Linggapura, Jawa Tengah.

E. Metode Penelitian

Metodologi adalah proses, prinsip, dan prosedur untuk mendekati

masalah dan mencari jawaban dari masalah.26 Metode adalah langkah

awal yang digunakan penulis ketika hendak melakukan penelitian,

sehingga akan memberikan warna dan corak yang berbeda dan

mengarahkan penelitian lebih sistematis.

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif

yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena

tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian.27 Di samping itu,

penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian lapangan (field

reserach) untuk meneliti fenomena Living Qur’an. Dalam hal ini,

penulis terjun langsung ke lapangan untuk mencari data-data

akurat yang berkaitan dengan penelitian, yakni dengan cara

melakukan observasi ke tempat dilakukannya pengobatan di Desa

Linggapura, Kec. Tonjong, Kab. Brebes, Prov. Jawa Tengah

2. Sumber Data

Penulis membagi sumber data ke dalam dua sumber, yaitu

sumber primer dan sekunder. Data Primer yaitu data yang

bersumber dari informasi seseorang yang jelas dan akurat

mengenai masalah yang akan atau sedang di teliti, sumber primer

juga merupakan sumber utama. Untuk mendapatkan informasi

26Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT Remaja

Rosdakarya, 2010), 145-146.

27Lexy J. Meolong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2014), 6.

Page 36: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

16

yang jelas dan akurat, peneliti mendatangi lokasi agar

memperoleh data dan kondisi lapangan,28 penulis melakukan

interview dengan informan kunci yaitu Ustaz Nurokhman dan

informan non-kunci yakni masyarakat Linggapura yang mayoritas

berobat ke Ustaz.

Sedangkan data Sekunder yaitu data yang didapat dari data

yang sudah ada dan mempunyai hubungan erat dari apa yang di

teliti, kemudian data-datanya relevan, akurat dan mempunyai

hubungan dengan tema penelitian ini atau data yang diperoleh

dari pihak lain.29 Sumber sekunder juga merupakan data

pendukung, dalam penelitian ini data sekunder yang dimaksud

adalah buku-buku yang berkaitan dengan Al-Qur’an sebagai obat

seperti buku Berobat dengan Ayat-ayat Al-Qur’an (Terj,

Muhammad Ibrahim Salim), Al-Qur’an sebagai Penyembuh (Terj.

Jalaluddin Al-Suyuthi), dan Metode Pengobatan Nabi (Ibnu

Qayyim Al-Jauziyyah), serta beberapa jurnal, artikel, skripsi dan

tesis.

3. Metode Pengumpulan Data

a. Observasi, Yaitu salah satu metode untuk menemukan data

secara akurat. Secara umum observasi yaitu melihat atau

mengamati, secara khusus observasi yaitu mengamati dalam

rangka memahami, mencari jawaban, serta mencari bukti

dalam fenomena sosial tanpa mempengaruhi fenomena yang di

observasi.30 Melalui metode ini, penulis mengamati dan

melihat secara langsung praktik yang dilakukan Ustaz

Nurokhman dalam menangani para pasiennya.

28W.Gulo, Metodologi Penelitian (Jakarta: Grasindo, 2002), 115.

29Syaifuddin Azwar, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), 91.

30Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, ( Bandung: Alfabeta, 2012), 145.

Page 37: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

17

b. Interview/ wawancara, yaitu cara pengumpulan data dengan

cara tanya jawab dengan pihak terkait secara sistematis dan

berlandaskan sesuai tujuan peneliti.31Interview atau wawancara

adalah suatu hal yang mudah untuk mendapatkan informasi dan

data. Persiapan wawancara tidak terstruktur yang dapat

diselenggarakan pada tahap-tahap tertentu.32 Dalam penelitian

living qur’an tersebut, penulis interview secara langsung pada

tokoh yang bersangkutan sebagai informan utama, yakni Ustaz

Nurokhman, dan juga beberapa responden lainnya yakni

masyarakat Desa Linggapura.

c. Penelitian Dokumen: yaitu cara mengetahui data dengan

mengenai suatu hal, variabel atau sumber-sumber yang banyak

dipakai penelitian ini. Seperti: sejumlah dokumen, catatan,

website, buku transkrip, surat kabar, majalah, makalah, dan lain

sebagainya.33 Dalam hal ini, penulis mendokumentasikan

segala yang berhubungan dengan penelitian tersebut dalam foto

dan rekaman.

F. Sistematika Pembahasan

Penulis berusaha menggunakan sistematika sebagus dan serapi

mungkin, sistematika pembahasan sebagai berikut :

Bab I, yakni pendahuluan yang menjelaskan signifikansi

penelitian. Kemudian faktor yang mendorong penulis mengangkat

tema tersebut sebagai bahan penelitian. Agar penulisan menjadi

terarah, maka dibuat Rumusan masalah yang berupa pertanyaan-

31Marzuki, Metodologi Riset, (Yogyakarta: BPFE, 1998), 62.

32Lexy J. Meolong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 199.

33Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Yogyakarta:

Rineka Cipta, 1990), 188.

Page 38: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

18

pertanyaan pokok yang mendorong berkembangnya penulisan

tersebut.

Bab II, di bagian bab dua ini penulis membahas fungsi al-Qur’an

sebagai syifā (obat), dengan diperlihatkan perspektif yang berselisih

mengenai al-Qur’an sebagai obat dan al-Qur’an sebagai penawar,

Menguraikan pengobatan ala nabi (Tibbun Nabawi) beserta rincian

hadis dan penerapannya, pemaparan mengenai pijat refleksi dengan

dibantu media pengobatan ala nabi maupun tanaman herbal, dan juga

penafsiran beberapa ulama mengenai ayat-ayat syifā’.

Bab III, di bab tiga ini, penulis menguraikan mengenai riwayat

perjalanan hidup Ustaz Nurokhman secara jelas selaku objek utama

dalam penelitian tersebut, lalu akan diuraikan mengenai karier dan

profesi beliau dari awal terjun di masyarakat hingga sekarang, dan

yang terakhir akan dirinci mengenai data para responden yang mana

mereka adalah orang-orang yang bersedia diwawancarai oleh penulis.

Bab IV, pada bab empat ini, penulis membahas tentang

pemahaman dan praktik penggunaan ayat-ayat al-Qur’an untuk

pengobatan yang dilakukan oleh ustaz Nurokhman saja. Setelah

menjelaskan pemahaman ustaz Nurokhman, penulis akan

mendeskripsikan bagaimana praktik pengobatan yang dilakukan oleh

beliau. Terakhir, penulis mendeskripsikan bagaimana respon

masyarakat mengenai pengobatan menggunakan ayat al-Qur’an

tersebut.

Bab V, bab lima sebagai penutup, maka penulis selaku peneliti

akan menyampaikan kesimpulan secara umum dari pemaparan yang

telah dijelaskan di atas, dan memberikan saran sebagai masukan untuk

peneliti selanjutnya.

Page 39: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

19

BAB II

PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM PRAKTIK

PENGOBATAN

A. Memahami Fungsi al-Qur’an sebagai Obat (Syifā’)

Living Qur’an pada hakikatnya bermula dari Fenomena Qur’an in

Everyday Life, yakni makna dan fungsi riil yang difahami dan

dialami masyarakat muslim. Dengan kata lain, living Qur’an yakni

memfungsikan al-Qur’an dalam kehidupan praksis di luar kondisi

tekstualnya. Pemfungsian al-Qur’an seperti ini muncul karena praktik

pemaknaan al-Qur’an yang tidak mengacu pada pemahaman atas

pesan tekstualnya, tetapi berlandaskan anggapan adanya ‘faḍīlah’ dari

unit-unit tertentu teks al-Qur’an bagi kepentingan praksis kehidupan

keseharian umat.1 Menurut hemat penulis, living Qur’an adalah ayat-

ayat al-Qur’an yang hidup di tengah masyarakat karena terdapat

keutamaan-keutamaan tertentu di dalamnya.

Sebelum membahas tentang obat, alangkah baikya mengetahui

terlebih dahulu mengenai sakit. Sakit sendiri berasal dari kata المريض yang artinya sakit, مرضى artinya berpenyakit.2 Dalam KBBI (Kamus

Besar Bahasa Indonesia), sakit adalah rasa yang tidak nyaman di

tubuh atau bagian tubuh karena menderita sesuatu.3 Sakit adalah

pandangan atau persepsi seseorang bila merasakan kesehatannya

terganggu. Sedangkan obat (Syifā’) secara bahasa berasal dari bahasa

Arab yang berarti obat atau penawar. Dalam kamus al-Munjīd fi al-

1Didi Junaedi, “Living Qur’an, 172.

2Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir: Kamus, 1327 3Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed. 5, Aplikasi Luring resmi

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Page 40: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

20

lughah wa al-‘alam yang telah dikutip oleh al-Aswadi antara lain

diartikan sebagai obat dan kesembuhan. Dalam kamus al-Qur’an

karya Husain bin Muhammad, syifā’ diartikan dengan empat

pandangan, yaitu: senang, sehat, penjelasan, dan pinggir.4 Sedangkan

dalam kamus Munawwir, Syifā’ itu diartikan sebagai kesembuhan dan

pengobatan. Syafā-yasyfi-Syifā’an berarti menyembuhkan, as-Syifā’u

atau jamaknya asyfiah merupakan padanan kata dari al-dawā’u yang

berarti obat.5 Rasulullah SAW bersabda:

ر ال الق اج ال:م ادةق نق ز دآع ب هالا امعن دف ق ان ناح ةاون قص رأ ة:ق فاءورح وش اه رانم نالق زلم ون ن ولايزي

ؤمني للم الا ي دالظلم

ا خسار

Artinya: Dari Qatādah ia berkata : “ tidaklah seseorang duduk

bersama al-Qur’an lalu membacanya melainkan menambah atau

menguranginya kemudian membaca:

خسارا الا ولايزيدالظلمي ون ن زلمنالقرانماهوشفاءورحةللمؤمنيسراء:٨٢ ) )ٱل

Artinya : “ Dan kami turunkan dari al-Qur’an (sesuatu) yang

menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan

bagi orang zalim(al-Qur’an itu) hanya akan menambah kerugian ”

(Qs. Al-Isrā’/17 :82)6

Agar dapat mendalami pemaknaan Syifā’, maka perlu tinjauan dari

berbagai kitab tafsir. Dalam hal ini, M. Quraish Shihab menjelaskan

4Rohmatulloh, “Syifā’ Dalam Al-Qur’an (Studi Komparatif Penafsiran M. Quraish

Shihab, Fakḥruddin al-Razi, dan Ibnu Katṡīr)”, (Skripsi S1., IAIN Curup, 2019), 18.

5Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir: Kamus Arab Indonesia (Surabaya:

Pustaka Progressif, 1997), 731.

6Athiq Bin Ghaits al-Balady, Keutamaan-keutamaan Al-Qur’an(Semarang: CV. Toha

Putra, t.t), 21-22.

Page 41: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

21

bahwa kata شفاء (Syifā’) biasa diartikan kesembuhan atau obat, dan

digunakan juga dalam arti keterbebasan dari kekurangan, atau

ketiadaan aral dalam memperoleh manfaat.7 Menurut Hamka, dalam

penafsiran Qs. Al-Isrā’/17 :82, ditegaskan bahwa Syifā’ pada ayat

tersebut mengandung pengertian obat-obat dan rahmat bagi orang

yang beriman. Banyak penyakit yang dapat disembuhkan oleh ayat-

ayat al-Qur’an. Kesombongan adalah penyakit, maka kalau dengan

seksama dibaca ayat al-Qur’an yang menyatakan kebesaran dan kuasa

Allah, maka akan sembuhlah penyakit sombong itu. Kita insyaf bahwa

manusia adalah makhluk kecil yang berasal dari setitik mani.8 Lalu

penafsiran tentang ayat syifā’ yang lainnya yakni pada Qs. An-Naḥl/

16: 69. Menurut Hamka, pada kutipan ayat yang artinya “ padanya

ada obat bagi manusia”, yakni banyaklah penyakit yang dapat

disembuhkan dengan madu lebah itu, dan diakui khasiatnya baik oleh

dukun-dukun, tabib obat-obatan timur, ataupun dokter yang mendapat

pendidikan ilmu obat-obatan secara modern. Ada beberapa penyakit

yang dapat diobati dengan madu lebah, madu lebah itu pun tidak sama

warnanya dan tidak pula sama rasanya, menurut tanah dan tempat

lebah itu bersarang. Di Sumbawa didapati madu lebah yang agak

pahit, karena kembang yang disari oleh lebah itu memang pahit. Dan

kalau kita banding-bandingkan madu lebah diseluruh dunia ini, maka

madu lebah dari tanah Arablah yang amat terkenal paling banyak

khasiatnya dan lebih pekat dari pada madu dari daerah-daerah lain.9

7M.Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah : Pesan, Kesan dan keserasian Al-Qur’an, Vol.

7, Cet 1 (Jakarta: Lentera Hati, 2002), 532.

8Hamka, Tafsir al-Azhar, Jil. 6 (Singapura: Pustaka Nasional PTE LTD, T.t), 4106-

4107.

9Hamka, Tafsir al-Azhar, Jil. 5 (Singapura: Pustaka Nasional PTE LTD, T.t), 3933.

Page 42: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

22

Menurut hemat penulis, penyakit yang dapat disembuhkan dengan

ayat al-Qur’an ada dua kriteria, yakni: Pertama, pada penafsiran Qs.

al-Isrā’: 82, Hamka menjelaskan Syifā’ sebagai pengobatan penyakit

rohani/ non-fisik yang berupa kesombongan, agar orang yang

memiliki sifat sombong itu membaca kalam Allah, sehingga hatinya

bercahaya. Kedua, pada penafsiran Qs. An-Naḥl: 69, Hamka

menjelaskan penafsiran Syifā’ sebagai obat penyakit jasmani/ fisik,

berupa madu lebah yang memiliki khasiat yang baik untuk kesehatan

tubuh. Jadi, keterkaitan antara living Qur’an dan Fungsi al-Qur’an

sebagai obat sangat erat, yakni ayat-ayat al-Qur’an yang berada di

tengah masyarakat mempunyai fungsi sebagai obat segala peyakit,

baik penyakit jasmani maupun rohani sesuai dengan keutamaan

tertentu.

B. Sejarah Pengobatan Nabi (Ṭibbun Nabawi), Jenis dan Medianya

1. Ṭibbun Nabawi.

Ditinjau dari segi bahasa Ṭibbun Nabawi berasal dari bahasa

Arab, yakni al-Ṭibbu yang artinya dokter dan pengobatan. ‘Ilmu

al-Ṭibb yang artinya ilmu pengobatan.10 Sedangkan Nabawi

merupakan jamak dari nabiyyu yang artinya Nabi.11 Maka Ṭibbun

Nabawi adalah ilmu pengobatan Nabi. Rasulullah adalah

dokternya para dokter, beliau diajarkan dan dididik oleh Allah

melalui wahyu. Maka dari itu, hadis-hadis Rasulullah sudah lebih

dahulu mengenal tentang penyakit dan obatnya daripada kajian

lainnya.12 Ṭibbun Nabawi merupakan tata cara dan kaidah medis

10Ahmad Warson Munawwir, Kamus, 836.

11Ahmad Warson Munawwir, Kamus, 1375.

12Abdul Basith Muhammad Al-Sayyid, Metode Pengobatan Preventif Rasulullah

SAW, 1.

Page 43: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

23

yang di contohkan oleh Rasulullah SAW yang diwariskan melalui

para sahabatnya yang mulia.13 Istilah Ṭibbun Nabawi sebenarnya

tidak ada pada zaman Rasulullah. Nabi pun tidak memberikan

istilah itu dengan sebutan Ṭibbun Nabawi. Namun istilah tersebut

muncul oleh para ahli medis muslim agar memudahkan

pengelompokkan jenis ilmu kedokteran. Istilah Ṭibbun Nabawi

merujuk pada ilmu pengobatan dengan cara nabi, sesuai dengan

petunjuk wahyu dan iman kepada Allah SWT, yang memberikan

penyakit dan juga menyembuhkannya.14

Ibn Qayyim al-Jauziyah mengklasifikasikan bahwa penyakit

ada dua macam, yaitu: Penyakit rohani dan penyakit jasmani.15

Dalam buku kenapa harus stres dijelaskan bahwa kebutuhan

rohani adalah kebutuhan yang tidak secara khusus berhubungan

dengan fisik tubuh, namun lebih menjurus pada kejiwaan.16Maka

dari itu, Penyakit rohani dapat disembuhkan dengan petunjuk yang

memberi kesembuhan, yakni dengan cara memperbanyak zikir dan

mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sedangkan kebutuhan

jasmani adalah kebutuhan dasar fisiologis yang berkaitan langsung

dengan kelangsungan hidupnya, sehingga pemenuhannya tidak

dapat ditunda dan sangat mendesak.17 Maka dari itu, penyakit

jasmani dapat disembuhkan dengan obat berdasarkan petunjuk

13Muhammad Ihsan, “ Pengobatan Ala Rasulullah Saw sebagai Pendekatan

Antropologis Dalam Dakwah Islamiah di Desa Rensing Kecamatan Sakra Barat”

palapa:Jurnal Studi Keislaman dan Ilmu Pendidikan, Vol. 4, no. 2, 2016, 156.

14Rizka Safrina Putri, “Praktik Penggunaan Ayat-ayat Al-qur’an dalam Terapi Ruqyah

Syar’iyyah di Yayasan Qur’anic Healing Internasional” (Skripsi S1., Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020), 24.

15Ibn Qayyim al-Jauziyah, Sistem Kedokteran Nabi, 51-55.

16Samsul Munir Amin & Haryanto Al-Afandi, Kenapa Harus Stres (Terapi Stres Ala

Islam), Cet. 1 (Jakarta: AMZAH, 2007), 24.

17Samsul Munir Amin & Haryanto Al-Afandi, Kenapa Harus Stres, 9.

Page 44: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

24

para dokter, yang ahli di bidangnya dan menjaga kesehatan tubuh,

karena bisa jadi sumber penyakit berasal dari makanan.

2. Jenis-jenis pengobatan ala Nabi Muhammad SAW

Ibn Qayyim al-Jauziyyah juga mengklasifikasikan sistem

pengobatan yang dilakukan Rasulullah SAW, menurut riwayat ada

tiga macam yakni: pengobatan secara alamiah, pengobatan secara

ruqyah (illahiah) dan kombinasi (penggabungan antara kedua-

duanya).

a. Pengobatan Secara Alamiah

Nabi Muhammad SAW memberikan tuntunan untuk

pengobatan dengan menggunakan pengobatan secara alami.

Pengobatan secara alami ini tidak bertentangan dengan

ketentuan syara’, di antara obat-obat alami (tradisional) ini ada

juga yang langsung diwahyukan Allah SWT kepada beliau

melalui ayat-ayat al-Qur’an.

Pada dasarnya, pengobatan secara alamiah ini

dikelompokkan menjadi 3 hal, sebagaimana disebutkan dalam

hadis berikut:

اءفلشاالصلىاللهعليهوسلمقبالننعاسبعنابنعيبجنبديعسنعاناورنةيكومجمةطرشولسعةبرشثلثف أن يلكانعتمى

)رواهالبخارى(

Artinya: Dari Sa’īd bin Jubair, dari Ibnu ‘Abbās, dari Nabi

Muhammad SAW, beliau bersabda: “kesembuhan

(pengobatan) itu terletak pada tiga hal: meminum madu,

sayatan (goresan) pisau pembekam (pisau bedah) dan

pemanasan (penyetrikaan) dengan api. Dan aku melarang

ummatku berobat dengan mempergunakan penyetrikaan

dengan api itu” (H.R. Bukhari)

Page 45: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

25

1) Madu

Rasulullah menyebutkan madu dalam hadis ini, bukan

berarti hanya madu jenis makanan dan minuman yang

dapat menyembuhkan penyakit. Namun karena banyaknya

manfaat yang dapat diperoleh dengan meminum madu

maupun mempergunakan madu sebagai obat bermacam-

macam penyakit.18 Madu adalah hidangan yang sempurna,

dengan madu menghasilkan kuatnya obat. Yang kuat

pengobatan dari madu, ialah sari semua kembang yang

telah merelakannya dihisap oleh lebah.19 Dalam kitab

Sunan Ibnu Majjah disebutkan mengenai manfaat madu

yakni:

ءلبالميظعهبصيلرهشلكاتاودغثلثقعلنم

Artinya: “ Barangsiapa meminum madu tiap-tiap pagi

tiga kali sebulan, maka ia tidak akan ditimpa oleh

penyakit-penyakit yang berat (bala’ yang besar)” (H.R.

Ibnu Majjah)

Maka dari itu, Rasulullah SAW selalu minum madu

dengan air sebelum makan. Dalam hal ini terkandung

suatu rahasia yang amat besar bagi pemeliharaan

kesehatan.20 Menurut hemat penulis, jika ditinjau dari

beberapa penjelasan mengenai madu, maka dapat

difahami bahwa manfaat madu sangatlah banyak, apalagi

18Ibn Qayyim al-Jauziyah, Sistem Kedokteran Nabi, 36-37.

19Jalaluddin As-Suyuthi, Al-Qur’an Sebagai Penyembuh, Terj. Achmad Sunarto, Cet.

1(Semarang : CV. Surya Angkasa Semarang, 1995), 2.

20Al-Imam Jalaluddien As-Suyuthy, Resep-resep Spesialis Ketabiban, Cet. 2(Solo: CV

Aneka, 1991), 186-187.

Page 46: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

26

orang yang sakit menyembuhkannya dengan

menggunakan madu disertai dengan bacaan ayat al-

Qur’an.

2) Bekam.

Bekam menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI) adalah mengeluarkan darah dari badan orang

(dengan menelungkupkan mangkuk panas pada kulit

sehingga kulit menjadi bengkak, kemudian digores dengan

benda tajam supaya darahnya keluar).21Bekam adalah

metode pengobatan dengan cara mengeluarkan darah kotor

dari dalam tubuh melalui permukaan kulit. Bekam dalam

bahasa Arab dikenal dengan sebutan hijamah, yang artinya

menghisap.22 Kata hijamah berasal dari bahasa Arab al-

hajjam berarti ahli bekam, al-hijmu berarti menghisap atau

menyedot, al-hajjam sama artinya dengan al-Massu yaitu

tukang menghisap atau tukang menyedot.23Sedangkan

dalam kamus Munawwir, kata hijamah berasal dari kata

al-hajjam berarti membekam, ihtajama artinya berbekam,

al-hijamah artinya pembekaman, dan al-muhjamu yang

berarti tempat yang dibekam.24

Terapi Hijamah atau Bekam sudah dikenal sejak

sebelum masa Rasulullah, bahkan terapi tersebut sudah

ada sejak ribuan tahun sebelum Masehi dan menjadi

pengobatan tertua dalam sejarah. Sebelumnya. Terapi

bekam telah dilakukan pada zaman Nabi Lut sebelum

21Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed. 5

22Rizka Safrina Putri, “Praktik Penggunaan Ayat-ayat Al-qur’an ,“ 36.

23Syafeya Alkhaleda, “Terapi Hijamah (Bekam) Menurut Pendekatan Sejarah dan

Sunnah” (Tesis S2., Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, 2018), 5.

24Ahmad Warson Munawwir, Kamus, 240.

Page 47: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

27

tahun 800 SM. Bekam dilakukan secara sembarangan,

yakni dengan melempari batu kepada orang asing yang

lewat, sehingga darahnya mengalir. Lalu orang yang

melempar batu meminta upah atas keluarnya darah kotor

tersebut. Walaupun tindakan tersebut memang tidak baik,

namun telah mengisyaratkan bahwa bekam sudah ada

sejak dahulu.25

Lalu seiring berkembangnya zaman, bekam atau

hijamah dikenal pada masa Rasulullah SAW. beliau

menggunakan kaca berupa cawan atau mangkuk tinggi.

Orang Cina menyebutnya ‘tanduk’, karena tanduk tersebut

sebagai pengganti dari kaca. Pada kurun abad ke-18,

masyarakat Eropa menggunakan lintah sebagai alat untuk

bekam. Lintah-lintah tersebut tidak diberi makan agar

lapar, saat diletakkan di tubuh manusia, maka dia akan

menghisap darah dengan efektif hingga kenyang lalu

jatuh, dan selesailah bekamnya.26

3) Kay

Kata kay berasal dari bahasa Arab dari kata kawā yang

artinya membakar, istakwā artinya dibakar dengan besi

dan mikwātu artinya besi untuk memberi cap/tanda.27Kay

adalah terapi pengobatan dengan menggunakan besi panas

yang ditempelkan ke bagian tubuh tertentu. Metode

pengobatan ini adalah peninggalan Timur Tengah, lalu

berkembang ke daerah Cina. Metode pengobatan ini

dengan menggunakan bara api yang menyala untuk

25Syafeya Alkhaleda,“Terapi Hijamah,” 23-24.

26Rizka Safrina Putri,“Praktik Penggunaan Ayat-ayat Al-qur’an ,“ 36.

27Ahmad Warson Munawwir, Kamus, 1241-1242.

Page 48: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

28

menyudundutkan bagian tubuh tertentu. Kay terdiri dari

dua jenis, yaitu: pertama, kay yang dilakukan orang sehat

agar tidak sakit. Kedua, kay untuk mengobati luka yang

terus mengalirkan darah.28

Nabi Muhammad SAW menyebutkan juga dalam hadis

tentang pengobatan dengan panasnya api, karena hal ini

telah biasa dipakai oleh orang sejak zaman dahulu, jika

pengobatan dengan cara pertama (madu) dan kedua

(Bekam), tidak menghasilkan hasil kesembuhan orang

yang menderita penyakit, maka dengan cara terakhir yaitu

kay. Kalimat dalam hadis الكي عن أمت انى ان yang و

artinya “aku melarang umatku mempergunakan

penyetrikaan dengan api”, ini menunjukkan bahwa cara

pengobatan dengan menggunakan panas api adalah upaya

pengobatan cara terakhir dan tidak boleh terburu-buru

menggunakan cara ini. Karena hal ini akan menimbulkan

rasa sakit yang sangat berat di banding penyakitnya.29

Itulah beberapa uraian mengenai pengobatan alamiah

cara Nabi Muhammad SAW (Ṭibbun Nabawi). Namun

dalam hal ini, Narasumber yang penulis teliti

menggunakan cara alternatif berupa pijat refleksi dalam

menangani penyakit para pasiennya. Teknik memijat,

mengusap (mengurut), memanaskan dan menghangatkan

sebenarnya adalah keterampilan umum milik semua

bangsa, baik yang ahli ilmu pengobatan maupun orang

awam, bahkan dilakukan oleh anak-anak kecil sekalipun,

28Syafeya Alkhaleda,“Terapi Hijamah,” 76.

29Ibn Qayyim al-Jauziyah, Sistem Kedokteran Nabi, 37.

Page 49: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

29

dengan memijat dapat mengurangi rasa sakit.30 Maka

seiring berjalannya zaman, berkembangnya ilmu pijat

yang kini beraneka ragam, melahirkan salah satu pijat

yang mana pijat tersebut adalah salah satu teknik

pengobatan yang Ustaz lakukan sebagai narasumber dalam

penelitian ini. Pijat refleksi adalah salah satu proses

penyembuhan penyakit, dengan melakukan pemijatan

pada titik-titik tertentu pada bagian tubuh yang sakit.31

Teknik memijat yakni dengan menggunakan ibu jari

tangan, bisa juga memijat dengan ujung-ujung jari tangan,

dan bisa juga memijat dengan pangkal telapak tangan.32

b. Pengobatan secara Ruqyah

Ruqyah menurut bahasa diambil dari akar kata raqā bentuk

fiil madhi yang terdiri dari tiga huruf (ra, qaf dan alif), artinya

naik, gundukan tanah, atau bisa diartikan perlindungan.33

Sedangkan menurut istilah ruqyah adalah bacaan khusus yang

diucapkan untuk mengobati suatu penyakit, gangguan, atau

sebab-sebab yang bisa mencelakakan orang lain.34Ruqyah dalam

kamus Lisān al-‘Arāb adalah doa yang digunakan untuk

menyembuhkan seseorang yang terkena malapetaka atau dengan

kata lain, ruqyah adalah doa untuk segala penyakit yang

menimpa seseorang, baik penyakit fisik maupun non-fisik.

30Direktorat Pembinaan Kursus, Dkk, Ilmu Pijat Pengobatan Refleksi Relaksasi, Cet.1

(Jakarta: Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan

Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2015), 1.

31Sugeng Dwi Triswanto, Pengobatan Alternatif, 5.

32Gatot M. Sahid Anwar dan MB. Rahimsyah AR, Pijat Refleksi dan Resep Ramuan

Tradisional (Surabaya: Bintang Usaha Jaya, t.t), 5.

33Umi Dasiroh, “Konstruksi Makna Ruqyah Bagi Pasien Pengobatan Alternatif di

Kota Pekanbaru”,JOM Fisip, Vol. 4, no. 2, (2017), 7.

34Asrifin an Nakhrawie, Menguak Dunia Astral (Dunia Ghaib), Cet. 1 (Jakarta:

Lumbung Insani, 2012), 207.

Page 50: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

30

Definisi tersebut bersifat umum, sedangkan definisi secara

khususnya, Ruqyah adalah pengobatan yang dilakukan

seseorang dengan cara membacakan al-Qur’an yang ditunjukan

kepada orang yang terkena sihir atau penyakit.35

Ada banyak hadis yang menerangkan tentang cara

pengobatan dengan cara ruqyah, salah satunya adalah hadis yang

di riwayatkan oleh Imam Muslim:

نع قالانجبيلعليهالسلماتىالنب هيلعىاللهلصأبسعيدالدريدأشكيت؟قال:ن عم ف قالجبيلعليهملسو السلمبسمف قال مم

الله حاسد عي او ن ف كل شر من و ي ؤديك داء منكل ارقيك الله )رواهمسلم(بسماللهارقيك يسفيك

Artinya: “Dari Abī Sa’īd Al-Khudrī, ia berkata: Bahwasanya

Jibril A.S datang kepada Nabi Muhammad SAW, lalu

berkata: ‘Ya Muhammad! Sakitkah engkau?’ Nabi berkata:

‘ya’. Maka Jibril a.s berkata: ‘Dengan nama Allah, aku

mohonkan ruqyah untukmu dari setiap penyakit yang

menimpamu dan juga dari setiap jiwa maupun mata orang

yang dengki. Allah akan menyembuhkan engkau. Dengan

nama Allah, aku akan melakukan ruqyah untukmu’. “ (H.R.

Muslim)

Hadis tersebut menunjukkan cara pengobatan dengan

ruqyah, yakni dengan melafazkan doa, baik dari al-Qur’an

maupun as-Sunnah untuk menyembuhkan suatu penyakit.36

Kebolehan menggunakan ruqyah ini sudah ada dasarnya berasal

tuntutan Rasulullah SAW, yaitu: sunah qauliyah (sabda

Rasulullah), sunah fi’liyah (perbuatan beliau), sunah taqririyah

35Kamarul Azuan Shah Bin Mohd Mashuti, “ Praktik Pengobatan di Sirrul Qur’an

Perak Malaysia di Tinjau dari Ajaran Islam” (Skripsi S1., Universitas Islam Negeri

Sumatera Utara, Medan, 2018), 39.

36Ibn Qayyim al-Jauziyah, Sistem Kedokteran Nabi, 41.

Page 51: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

31

(pengakuan atau pembenaran beliau terhadap jampi-jampi yang

dilakukan).37 Dalam pengobatan secara ruqyah ini, Nabi

Muhammad berusaha agar kaum muslimin mencari keridhoan

Allah SWT. yakni dengan lebih mendekatkan diri kepada-Nya

dan menjauhi segala larangan-Nya. Berikut ini adalah beberapa

contoh ruqyah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.

ماخلق اعوذبكلماتاللهالامآتمنشر

Artinya: “ Aku berlindung dengan kalimat Allah yang

sempurna dari kejahatan yang telah ia ciptakan”

كلعيلامة اعوذبكلماتاللهالامآتمنكلشيطانوهامةومن

Artinya: “ Aku berlindung dengan kalimat Allah yang

sempurna dari segala gangguan syaitan, gangguan binatang

dan gangguan sorotan mata yang membawa akibat buruk

bagi apa yang dilihatnya”

عبادهومنهزاتتآماالاللهاتملكبذوعا منغضبهوعقابهومنشروانيضرون الشياطي

Artinya: “ Aku berlindung dengan kalimat Allah yang

sempurna dari kemurkaan dan siksa-Nya, dari kejahatan para

hamba-Nya, dari bisikan-bisikan syaitan dan kedatangan

mereka kepadaku”

ماخلقتآماالاللهاتملكبذوعا ولافاجرمنشر ب ر التلاياوزهنماوذرأوب رأ هاومنشر ماي عرجفي ماي نزلمنالسماءومنشر ومنشر

الليلوالن هارومن فت هاومنشر مايرجمن ذرأمنالارضومنشرطار طوارقالليلوالن هارالا نقايطرقبي رحشر

Artinya: “Aku berlindung dengan kalimat Allah yang

sempurna yang tidak dapat dilampaui baik oleh orang yang

37Perdana Akhmad, “Terapi Ruqyah Sebagai Sarana Mengobati Orang yang tidak

Sehat Mental”, Jurnal Psikologoi Islam, Cet.1, 2005, 91.

Page 52: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

32

baik maupum orang yang maksiat dari kejahatan yang telah

diciptakannya, dijadikannya dan diperbuatnya. Juga dari

kejahatan yang turun dari langit maupun yang naik menuju

langit, dari kejahatan yang terjadi di atas bumi maupun

yang timbuil dari perut bumi, dari kejahatan dan kekacauan

(fitnah) yang terjadi pada malam maupun siang hari serta

kejahatan dari para tukang tenun (tukang ramal) pada

malam maupun siang hari kecuali ramalan yang baik-baik,

Ya Allah yang maha pengasih”38

Lafaz-lafaz ruqyah tersebut dapat menghilangkan

kemadharatan yang diderita seseorang, dan dapat

menghindarkan diri dari kemadharatan yang mungkin terjadi

setelah pengobatan dilakukan. Namun semua ini tergantung

kepada keimanan orang yang melakukan ruqyah.39

c. Kombinasi antara pengobatan Alamiah dan Ruqyah

نأرلقاولسعاليائفالشبمكيلع

Artinya: “ Hendaklah kalian mengambil manfaat dari dua

penyembuh, yaitu: Madu dan al-Qur’an”.

Ini merupakan kombinasi antara pengobatan secara alamiah

(kemampuan manusia) dengan pengobatan secara ruqyah ( doa

kepada Allah SWT dengan membacakan kalimat-kalimat

tertentu), antara pengobatan jasmaniah dan pengobatan

rohaniah, serta antara pengobatan bumi dan pengobatan

langit.40

38Ibn Qayyim al-Jauziyah, Sistem Kedokteran Nabi, 43-44.

39Ibn Qayyim al-Jauziyah, Sistem Kedokteran Nabi, 46.

40Ibn Qayyim al-Jauziyah, Sistem Kedokteran Nabi,180.

Page 53: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

33

3. Media Pengobatan

a. Media Pengobatan Nabi

- Air

Air merupakan benda yang hidup, sumber minuman dan

salah satu unsur alam ini.41Air merupakan materi kehidupan,

pemimpin minuman dan merupakan salah satu sendi

kehidupan alam. Bahkan air merupakan sendi yang asli,

langit diciptakan dari uap air dan bumi diciptakan dari

buihnya. Segala sesuatu menjadi hidup dari air.42Air zamzam

adalah pimpinan semua air, paling mulia, paling baik, paling

disukai jiwa, dan paling bernilai.43 Nabi Muhammad SAW

bersabda mengenai air zamzam:

مقساءفشوهادنسبملسميغادزوهيلعقف ممعطامعاطنإ

Artinya: “Sesungguhnya air zamzam itu adalah makanan

yang dimakan.” (H.R. Bukhari & Muslim). Para perawi

selain Imam Muslim menambahkan dalam sanadnya: “Dan

merupakan obat yang diminum”.44

- Madu Madu merupakan pemanis alami yang pertama dikenal

dalam sejarah manusia, sebelum manusia mengenal pemanis

baru seperti gula. Madu terbaik adalah yang paling jernih,

yang putih dan tidak tajam serta yang paling manis.45 Nabi

Muhammad meminum madu dicampur air di atas air liur

beliau (meratakannya) dengan air liur di sekeliling mulutnya.

41Ibn Qayyim al-Jauziyah, Sistem Kedokteran Nabi, 152.

42Rizka Safrina Putri, “ Praktik Penggunaan ayat-ayat Al-Qur’an”, 37.

43Rizka Safrina Putri, “ Praktik Penggunaan ayat-ayat Al-Qur’an”,38.

44Ibn Qayyim al-Jauziyyah, Sistem Pengobatan Nabi,152-153.

45Rizka Safrina Putri, “ Praktik Penggunaan ayat-ayat Al-Qur’an”, 38.

Page 54: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

34

Cara ini merupakan rahasia yang sangat besar untuk

memelihara kesehatan.46 - Garam

Garam adalah pokok dari segala lauk pauk. Lauk pauk

menjadi enak dan lezat karena garam. Rasulullah SAW

bersabda: رالق رض ياللهعن هكال مناب ن انع اللهلوس لعاللهلىص هي )رواهابنماجه(حمللامكامداديسملسو

Artinya: Dari Anas bin Malik R.A, Rasulullah SAW

bersabda: “Pokok dari segala lauk pauk kamu adalah

garam”. (H.R. Ibnu Majah)

Garam cocok untuk tubuh manusia dan merupakan

makanan. Bisa digunakan apa saja dan dicampurkan dengan

apapun. Garam dapat menguatkan tubuh dan mencegah

kelumpuhan, mengobati luka agar tidakmelebar, dan juga

masih banyak manfaat lainnya.47

- Jintan Hitam (Habbatussauda’)

Habbatussauda’ termasuk ke dalam tumbuhan kala.

Habbatussauda’ atau jintan hitam adalah rempah yang bisa

juga digunakan sebagai tanaman obat.48 Hal ini telah

direkomendasikan oleh Rasulullah SAW:

ذهالبةبقالعليكمصلىاللهعليهوسلماللهلوسرنرضياللهعنهاةري رهبأنعالسام)رواهالبخارىومسلم( كلداءالا هاشفاءمن السوداءفانفي

46Ibn Qayyim al-Jauziyah, Sistem Kedokteran Nabi, 180.

47Ibn Qayyim al-Jauziyah, Sistem Kedokteran Nabi, 170.

48Rizka Safrina Putri, “ Praktik Penggunaan ayat-ayat Al-Qur’an”, 40.

Page 55: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

35

Artinya: Dari Abu Hurairah R.A, bahwasannya

Rasulullah SAW bersabda:” Hendaklah kamu perhatikan

jintan hitam ini, maka sesungguhnya di dalamnya

terdapat bahan penyembuh untuk sesuatu penyakit

kecuali kematian” (H.R. Bukhari & Muslim)49

- Bawang

Bawang dapat menolak keracunan, membangkitkan selera

makan, menguatkan pencernaan, obat mabuk, menjernihkan

muka serta menghilangkan riak dan batuk.50

عنةشائعنع ارضيالله سنها اناتالقف لبصلانعتلئا امعطرخكانفيهبصل)رواهأبوداود(صلىاللهعليهوسلم هلكا

Artinya : Dari Aisyah R.A, bahwasanya ia ditanya oleh

orang tentang bawang, maka ia berkata : “Sesungguhnya

makanan yang terakhir dimakan Rasulullah SAW dalam

makanannya adalah bawang”. (H.R. Abu Dawud) 51

Bawang merah berkhasiat menurunkan gula darah pada

penderita diabetes, menurunkan tekanan darah tinggi,

menambah sistem kekebalan tubuh, dan anti serangan

kanker. Sedangkan bawang putih berkhasiat menurunkan

kolesterol, menyembuhkan asma, dan menyembuhkan

leukimia.52

49Ibn Qayyim al-Jauziyah, Sistem Kedokteran Nabi, 174.

50Ibn Qayyim al-Jauziyah, Sistem Kedokteran Nabi, 156.

51Ibn Qayyim al-Jauziyah, Sistem Kedokteran Nabi, 155 .

52M.B. Rahimsyah, Penyembuhan Alami dengan Herbal dan Pijat Refleksi, (Dunia

Media, t.t), 31.

Page 56: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

36

b. Tumbuhan Herbal.

- Kayu Putih

Kayu putih berupa pohon yang tidak begitu tinggi dengan

percabangan menggantung. Kulit batangnya mengelupas

sedikit-sedikit dan empuk jika dipegang. Minyak atsiri dari

daun kayu putih ini berkhasiat sebagai obat luar maupun obat

dalam, seperti: sakit perut, demam, kejang, dan peluruh

keringat.53

- Daun Kelor

Kelor adalah sebuah tanaman berupa perdu dengan tinggi

10 m, daunnya kecil berbentuk bundar telur tersusun

majemuk. Bunganya berwarna putih kekuningan namun di

bagian bawah pangkalnya berwarna hijau, buahnya

memanjang 30 cm. Daun kelor ini berkhasiat untuk obat

pegal linu, nyeri sendi dan reumatik. Di samping itu, daun

kelor juga bisa untuk sayuran maupun lalapan.54

- Daun Sirih

Daun Sirih termasuk tumbuhan merambat dengan akar

lekat. Daun mudanya berwarna kekuningan, sedangkan yang

tua berwarna hijau tua. Letaknya berseling dan tersebar

dengan daun penumpu. Tanaman ini banyak dipakai sebagai

tanaman pagar. Sirih berkhasiat sebagai pembersih luka

maupun untuk membersihkan bagian tubuh yang terinfeksi,

bisa juga untuk obat mimisan, obat bisul dan membersihkan

mata.55 Bisa juga untuk menghilangkan bau badan, gangguan

53Yoanna & Yovita, Tanaman Obat, 39.

54Yoanna & Yovita, Tanaman Obat, 40.

55Yoanna & Yovita, Tanaman Obat, 80.

Page 57: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

37

saluran pencernaan, meluruhkan ludah, dan menghentikan

pendarahan.56

- Cocor Bebek

Cocor bebek adalah jenis herba berdaging yang berasal

dari Madagaskar. Daunnya memanjang atau bulat telur

dengan ujung tumpul tepi beringgit, helai daunnya tebal

mengandung air, tangkai daunnya bersayap dan dapat di

kembangbiakkan menjadi tanaman baru. Khasiat cocor bebek

untuk mengobati penyakit wasir, nyeri lambung, muntah

darah, radang telinga, dan sakit kepala.57

- Jarak

Jarak tumbuh liar di hutan, tanah kosong, sepanjang

pantai atau sebagai komoditi perkebunan. Bisa juga tumbuh

di areal yang tidak subur sekalipun. Khasiatnya untuk

mengobati sulit buang air besar, kanker mulut rahim dan

kulit, sulit melahirkan, tetanus, epilepsi, bronchitis anak,

TBC kelenjar, dan schizophrenia.58

- Kumis Kucing

Daunnya berbentuk bundar telur, sedikit lonjong dan

memanjang. Tepi daun bergigi dan berbulu halus dan ujung

pangkalnya meruncing. Daun kumis kucing berkhasiat

mengobati kencing batu, peluruh air kencing dan ginjal.59

56M.B. Rahimsyah, Penyembuhan Alami, 25.

57Yoanna & Yovita, Tanaman Obat, 27.

58Yoanna & Yovita, Tanaman Obat, 33.

59Yoanna & Yovita, Tanaman Obat, 59.

Page 58: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

38

- Lidah Buaya

Lidah buaya berkhasiat untuk sembelit, kejang pada anak,

kurang gizi, batuk, muntah darah, kencing manis, wasir,

peluruh haid, dan penyubur rambut.60

C. Tafsir Ayat-ayat Syifā’

Al-Qur’an sebagai obat telah ditegaskan Allah SWT dan

Rasulullah SAW, baik dalam al-Qur’an maupun as-Sunah. Penulis

akan melampirkan ayat-ayat al-Qur’an yang sering dipakai untuk

pengobatan secara umum.

1. Penafsiran Qs. Al-Isrā’ /17: 82

خسارا الا ولايزيدالظلمي ون ن زلمنالقرانماهوشفاءورحةللمؤمنيسراء:٨٢ ) )ٱل

Artinya : “ Dan kami turunkan dari al-Qur’an (sesuatu) yang

menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman,

sedangkan bagi orang zalim(al-Qur’an itu) hanya akan

menambah kerugian ” (Qs. Al-Isrā’: 82)61

Menurut M. Quraish Shihab kata شفاء (Syifā’) biasa diartikan

kesembuhan atau obat, dan digunakan juga dalam arti

keterbebasan dari kekurangan, atau ketiadaan aral dalam

memperoleh manfaat. M. Quraish Shihab juga berpandangan

ketika mengomentari pendapat para ulama bahwa ayat-ayat al-

Qur’an dapat mengobati segala penyakit jasmani. Menurut beliau,

bukanlah penyakit jasmani, melainkan itu adalah penyakit rohani

(jiwa) yang berdampak pada jasmani. Lanjutnya, tidak jarang

60M.B. Rahimsyah, Penyembuhan Alami,18.

61Kemenag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Bandung : Syamil Qur’an, 2009), 290.

Page 59: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

39

seseorang merasa sesak nafas atau dada bagaikan tertekan karena

adanya ketidak seimbangan rohani.62

Thabathaba’i memahami bahwa fungsi al-Qur’an adalah

sebagaimana yang telah dikutip oleh M. Quraish Shihab yakni:

al-Qur’an sebagai obat dalam arti menghilangkan dengan bukti-

bukti yang dipaparkan aneka keraguan (syubhat), serta dalih yang

boleh jadi hinggap di hati setiap orang. Hanya saja beliau

menggaris bawahi bahwa penyakit-penyakit tersebut berbeda

dengan kemunafikan apalagi kekufuran. Di tempat lain dijelaskan

bahwa kemunafikan adalah kekufuran yang di sembunyikan,

sedangkan penyakit kejiwaan adalah keraguan dan kebimbangan

batin yang dapat hinggap di hati orang-orang beriman. Mereka

tidak wajar dinamakan munafik apalagi kafir, tetapi tingkat

keimanan mereka masih rendah.63

Rahmat adalah kepedihan di dalam hati karena melihat ketidak

berdayaan pihak lain, sehingga mendorong yang pedih hatinya itu

untuk membantu menghilangkan atau mengurangi ketidak

berdayaan tersebut, ini adalah rahmat manusia/ makhluk. Rahmat

Allah difahami dalam arti bantuan-Nya, sehingga

ketidakberdayaan itu bisa ditanggulangi. Thabathaba’i pun

mengungkapkan bahwa rahmat-Nya adalah limpahan karunia-

Nya terhadap wujud dan saran kesinambungan wujud serta aneka

nikmat yang tak terhingga.

Ayat ini membatasi rahmat al-Qur’an untuk orang-orang

mukmin, karena merekalah yang berhak menerimannya sekaligus

62Nurul Hikmah, “Syifa Dalam Perspektif Al-Qur’an (Kajian Surat al-Isra (17): 82,

Q.S. Yunus (10): 57 dan Q.S. an-Nahl (16): 69 Dalam Tafsir al-Misbah)”, (Skripsi S1.,

Universitas Negeri Islam Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), 47.

63M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, 532.

Page 60: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

40

paling banyak memperolehnya. Akan tetapi, ini bukan berarti

bahwa selain mereka tidak memperoleh walau secercah dari

rahmat-Nya. Perolehan mereka yang sekedar beriman tanpa

kemantapan, jelas lebih sedikit dari perolehan orang mukmin, dan

perolehan orang kafir atas orang mukmin lebih sedikit dibanding

orang-orang yang sekadar beriman.64 Kesimpulannya adalah ayat

tersebut menjelaskan bahwa al-Qur’an sebagai suatu rahmat,

petunjuk dan penawar (obat penyembuh) bagi orang-orang

mukmin.

2. Penafsiran Qs. Yunus/ 10: 57

ي هاٱلناسقدجاأءتكمموعظةمنربكموشفاأءلمافٱلصدوروهدىورحة يأ للمؤمني)يون : ٥٧(

Artinya : “ Wahai manusia! sungguh, telah datang kepadamu

pelajaran (al-Qur’an) dari tuhanmu, penyembuh penyakit yang

ada dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang

beriman ” ( Qs. Yunus: 57)65

Menurut M. Quraish Shihab, ayat tersebut menegaskan bahwa

al-Qur’an adalah obat bagi apa yang terdapat dalam dada.

Penyebutan kata dada yang diartikan dengan hati, menunjukkan

bahwa wahyu-wahyu ilahi itu berfungsi menyembuhkan

penyakit-penyakit rohani, seperti: ragu, dengki, takabur, dan

semacamnya. Memang, oleh al-Qur’an hati ditunjuknya sebagai

wadah yang menampung rasa cinta dan benci, berkehendak dan

menolak, bahkan hati dinilai sebagai alat untuk mengetahui. Hati

64M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, 533.

65Kemenag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, 215.

Page 61: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

41

juga mampu melahirkan ketenangan dan kegelisahan serta

menampung sifat-sifat baik dan terpuji.66

Dalam tafsir al-Misbāh, M. Quraish Shihab mengutip

pendapat sufi besar, yakni al-Hasan al-Baṣri, sebagaimana dikutip

berdasarkan riwayat Abū as-Syaikh berkata: “Allah menjadikan

al-Qur’an obat terhadap penyakit-penyakit hati, dan tidak

menjadikannya obat untuk penyakit jasmani.” Hal ini menyatakan

bahwa M. Quraish Shihab lebih berpendapat bahwa al-Qur’an

adalah obat untuk penyakit rohani saja.

Jika kita fahami dari pendapat M. Quraish Shihab di atas, dan

yang telah dikutipnya dari beberapa mufassir, mengindikasikan

bahwa jika benar, ia kurang setuju dengan pendapat yang

menyatakan bahwa al-Qur’an dapat menyembuhkan penyakit

jasmani, maka harus ada argumen lain yang dapat dijadikan

sandaran untuk mendukung pendapatnya. Sebab menurut beliau,

memang bisa saja al-Qur’an dijadikan sebagai obat untuk

penyakit yang bersifat jasmani, namun hanya berlaku untuk

penyakit jiwa yang stabil, seperti: sesak nafas, panas dingin, atau

semacam penyakit pengaruh kemasukan syaitan (gila).

Jadi, menurut M. Quraish Shihab, ayat al-Qur’an di atas dapat

dijadikan sebagai obat penawar segala macam penyakit rohani

(hati) manusia, namun terkadang juga dapat dijadikansebagai

obat penawar bagi penyakit jasmani, namun penyakit yang

bersifat stabil saja.67

66M.Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah : Pesan, Kesan dan keserasian Al-Qur’an, Vol.

6, Cet 1 (Jakarta: Lentera Hati, 2002), 102.

67Nurul Hikmah, “Syifa Dalam Perspektif Al-Qur’an”, 53.

Page 62: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

42

3. Penafsiran Qs. an-Naḥl/ 16: 69

شراب بطونا من يرج ذلل ربك سبل فٱسلكى ٱلثمرت منكل كلى لك إنفذ نهۥفيهشفاأءللناس (٦٩ )النحل:يةلقومي فكرونلاملفألو

Artinya : “Kemudian makanlah dari segala (macam) buah-

buahan lalu tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan

(bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang

bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang

menyembuhkan bagi manusia. Sungguh pada yang demikian

itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang

yang berfikir” (Qs. An-Naḥl: 69) 68

Pada potongan ayat للناس شفاأء M. Quraish Shihab ,فيه

mengemukakan teori konfrontasi dari dua pendapat, yakni:

pendapat yang menyatakan bahwa madu adalah obat untuk segala

penyakit, dan pendapat yang menyatakan bahwa madu bukanlah

obat untuk semua penyakit. Pendapat pertama, yakni para ulama

yang menyatakan bahwa madu adalah obat bagi segala

penyakit,karena ada redaksi di dalam ayat tersebut yang artinya:

di dalamnya terdapat obat penyembuhan bagi manusia. Mereka

juga merujuk kepada salah satu hadis yang diriwayatkan Imam

Bukhari bahwa pada zaman Rasulullah ada sahabat yang

mengadukan sakit perut, lalu oleh Rasulullahdisarankan agar

memberinya minum madu, setelah saran tersebut dilaksanakan,

sakit sahabat tersebut tidak juga sembuh. Lalu sahabat tersebut

mengadu dan sekali lagi juga Rasulullah menyarankan hal yang

sama hingga berulang untuk ketiga kalinya, kemudian Rasulullah

bersabda: “Allah maha benar, perut saudaramu berbohong. Beri

minumlah ia madu.” Sang sahabat pun kembali memberi

68Kemenag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, 274.

Page 63: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

43

saudaranya madu, dan kali ini ia sembuh. (H.R. Bukhari Muslim,

melalui Abu Sa’id al-Khudri).69

Lalu pendapat yang kedua, menyatakan bahwa madu

bukanlah obat segala penyakit, karena dewasa ini banyak dokter

menasihati kepada orang yang mengidap diabetes misalnya untuk

tidak mengkonsumsi madu. M. Quraish Shihab pun mengutip

pendapat Ibn ‘Asyur yang mengisyaratkan pendapat tersebut, jika

madu adalah obat segala penyakit, seakan-akan madu adalah

wadah dan obat yang telah berada di dalam madu itu tersebut.

Wadah biasanya selalu lebih luas dari apa yang ditampungnya, ini

berarti tidak semua obat itu ada di dalam madu tersebut. Dengan

demikian, tidak semua obat dapat diobati dengan madu, karena

tidak semua obat berada di dalamnya.70

4. Penafsiran Qs. Asy-Syu’arā’/ 26: 80

ي ف ش ي و ه ف ت رض ام ذ (٨٠ )الشعراء:وإArtinya: “Dan apabila aku sakit, Dialah yang

menyembuhkan aku” (Qs. Asy-Syu’arā’: 80) 71

Dalam ayat tersebut, M. Quraish Shihab menyatakan

dua perbedaan dalam redaksi ayat tersebut. Perbedaan

pertama, penggunaan kata idża (apabila) dan mengandung

makna besarnya kemungkinan atau bahkan kepastian

terjadinya apa yang dibicarakan, dalam hal ini yakni

sakit. Ini mengisyaratkan baik sakit berat maupun ringan,

fisik atau non-fisik merupakan suatu keniscayaan hidup

manusia. Perbedaan kedua, redaksi ayat yang artinya

69M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah : Pesan, Kesan dan keserasian Al-Qur’an, Vol.

7, Cet 1 (Jakarta: Lentera Hati, 2002), 254.

70M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, 255.

71Kemenag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, 370.

Page 64: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

44

“apabila aku sakit” bukan “apabila Allah menjadikan aku

sakit”. Dalam hal penyembuhan, secara tegas beliau

menyatakan bahwa yang melakukannya adalah Dia

(Allah), tuhan semesta alam.72

Jadi, menurut hemat penulis, penafsiran M.Quraish

Shihab mengenai ayat tersebut yakni: segala yang buruk

adalah penyebab dari diri sendiri, sedangkan segala

kebaikan dalam hal ini penyembuhan hendaknya

disandarkan kepada Allah tuhan semesta alam.

72M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah : Pesan, Kesan dan keserasian Al-Qur’an, Vol.

10, Cet 1 (Jakarta: Lentera Hati, 2002), 69.

Page 65: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

45

BAB III

PROFIL USTAZ NUROKHMAN DAN PERANANNYA BAGI

MASYARAKAT DESA LINGGAPURA

A. Riwayat Hidup dan Latar Belakang Pendidikan Ustaz

Nurokhman.

Nurokhman S.Pd.I atau biasa dipanggil Ustaz, lahir di Jakarta pada

tanggal 14 Maret 1971. Usianya kini menginjak 49 tahun. Beliau

berdakwah sejak usia belia hingga sekarang memiliki empat orang

anak. Ustaz Nurokhman mengawali pendidikannya di MI Al-Islamiah

Barupring Kab. Brebes (1980-1982), namun tidak sampai lulus karena

beliau pindah sekolah ke SD Negeri Tunon 02 Kab. Tegal (1983-

1985). Lalu pendidikannya dilanjutkan ke MTs Assalafiyah Kodya

Tegal (1986-1987), namun beliau juga tidak sampai lulus karena

pindah ke MTs Al-Hikmah 1 Benda (1988-1989) sambil nyantri di

Ponpes Al-Hikmah 1 Benda, pendidikannya berlanjut hingga jenjang

MA Al-Hikmah 1 Benda sambil nyantri di pesantren yang sama.

Setelah lulus kemudian beliau melanjutkan pendidikannya di Institut

Agama Islam Bhakti Negara (IBN) Kab. Tegal, di Fakultas Tarbiyah

selama dua tahun (1992-1993), Lalu pendidikannya di lanjutkan

dengan menimba ilmu menjadi santri di Pesantren Hidayatullah Jawa

Timur (1994), lalu dilanjutkan mendalami ilmu tauhid di Musholla

Daarul Iman Kediri, Jawa Timur (1995), dan selang dua tahun beliau

mendalami ilmu zikir di pesantren Darul Iman Tasikmalaya, Jawa

Barat (1997).

Lalu tahun berikutnya beliau mengikuti DAI Transmigrasi di

Yayasan Darmais Bogor selama satu bulan dan pada bulan berikutnya

Ustaz Nurokhman beserta istri berangkat ke Pidie, Nangroe Aceh

Page 66: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

46

Darussalam untuk menyiarkan agama islam di sana (1998-1999).

Selang empat tahun kemudian, beliau melanjutkan perjalanan

menimba ilmunya di Sekolah Tinggi Agama Islam Cirebon (STAI

Cirebon) mengambil pendidikan D II Jurusan Pendidikan Guru

Sekolah Dasar/ MI selama tiga tahun (2003-2005). Lalu setelah lulus

beliau melanjutkan perjalanan pendidikannya ke Sekolah Tinggi Ilmu

Tarbiyah (STIT) Brebes, Program Pendidikan S1 Fakultas Tarbiyah

selama empat tahun (2006-2009).

Asal mula praktik pengobatan menggunakan al-Qur’an ini pada

tahun 1997. Pada waktu itu ada salah satu teman beliau yang sakit,

lalu oleh beliau diobati dengan dibacakan ayat al-Qur’an kemudian

berangsur sembuh dengan izin Allah. Akhirnya dari mulut ke mulut,

warga menganggap Ustaz bisa mengobati orang yang sakit. Seiring

berjalannya waktu, warga berbondong-bondong mendatangi kediaman

Ustaz Nurokhman untuk mengobati penyakitnya yang bermacam-

macam. Ada di antara mereka yang sakit fisik dan juga non-fisik,

kemudian oleh Ustaz diobati dengan bacaan al-Qur’an yang rata-rata

hasilnya bisa sembuh dengan kekuasaan Allah SWT.

Ustaz mendapatkan ilmu tentang pengobatan tidak serta-merta

berguru langsung kepada kiai-nya saja, tetapi juga beliau dapatkan

dari buku bacaan mengenai pengobatan yang pernah diberikan oleh

kyai-nya ketika beliau menyantri di Pesantren Darul Iman

Tasikmalaya, namanya Kiai Emon Rasman, buku tersebut berupa

zikir pengobatan. Lalu seiring dengan perkembangan tentang

pengobatan, Ustaz mendalami pemahamannya dengan buku-buku

bacaan yang terkait dengan pengobatan, terutama ayat-ayat al-Qur’an

yang berhubungan dengan pengobatan. Namun demikian, sepanjang

praktik pengobatannya sang Ustaz tidak pernah memasang tulisan

Page 67: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

47

atau papan penanda bahwa beliau menerima orang yang datang untuk

berobat, karena Ustaz menganggap hal tersebut sebagai kegiatan

sampingan selain pekerjaan pokoknya mengajar di beberapa sekolah.

Selain ustaz Nurokhman, sebenarnya ada salah satu warga lain di

Desa Linggapura yang juga turut mempraktikan pengobatan dengan

menggunakan ayat-ayat al-Qur’an. Beliau bernama Pak Saan, tidak

dipanggil ustaz oleh warga karena Ia belajar ilmu pengobatan dari

ustaz Nurokhman. Dari seringnya bergaul dan menekuni apa yang

dipelajari dari ustaz Nurokhman, pak Saan bisa mempraktikan sedikit-

sedikit ilmu pengobatan yang dipelajarinya dari ustaz Nurokhman

tersebut.

B. Karier Ustaz Nurokhman

Awal kariernya yaitu saat ia lulus MA ALHIKMAH 1 Benda, lalu

ia tularkan ilmunya ke lingkungan sekitar di Tegal (tempat tingal

orangtua). Saat itu lingkungan tempat tinggalnya masih banyak orang

yang masih kurang pengetahuan agama, Musala digunakan sebagai

tempat mabuk-mabukan dan berjudi. Sebagai lulusan santri, ia merasa

harus turun tangan untuk mengarahkan mereka ke jalan yang benar.

Selang berjalannya waktu, ia mendirikan perkumpulan-perkumpulan

yang bertujuan mempererat ikatan silaturahmi dan saling merangkul

dalam kebaikan, di antara perkumpulan tersebut adalah: Ikatan

Remaja Musholla Baiturrochim (IRMISBACH), perkumpulan IPNU-

IPPNU Tunon, perkumpulan pengajian ibu-ibu, perkumpulan remaja

putri dan pengajian anak-anak. Setelah beberapa lama, musala yang

biasa digunakan untuk berjudi dan mabok-mabokan lalu lambat laun

kebiasaan tersebut hilang, warga pun banyak yang sudah mengikuti

jalan yang benar dan akhirnya banyak di antara mereka menaruh rasa

Page 68: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

48

simpati terhadap Ustaz Nurokhman.

Enam tahun kemudian, beliau mengikuti pelatihan DAI

Transmigrasi, dan setelah usai pelatihan beliau dipilih menjadi DAI

dengan syarat sudah ada mahrom. Pada tahun itu juga Ustaz menikah

dengan seorang wanita dari kota yang sama yaitu Tegal, kemudian

esoknya langsung berangkat ke Pidie (Nangroe Aceh Darussalam)

untuk menyiarkan agama islam (1998). Setelah sembilan bulan

kemudian, terjadi Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang

mengharuskan Ustaz bersama istri dan anaknya yang masih bayi

merah harus pulang kembali ke jawa, tepatnya di Tunon (Tegal). Lalu

setelah satu tahun di Tegal tanpa pemasukan, Ia pun merantau ke

Jakarta, Tepatnya di Tanjung Priuk (Jakarta Utara) untuk berjualan

rokok di sana. Setelah satu bulan, ia pindah ke Ceger (Jakarta Selatan)

untuk berjualan rokok juga. Namun karena tidak ada kemajuan,

akhirnya ia memutuskan kembali pulang ke kota Tegal. Lalu setelah

beberapa bulan di Tegal, Ustaz Nurokhman memutuskan untuk

tinggal mandiri bersama keluarga kecilnya pergi bersama ke

Linggapura (Brebes) yang mana tempat ini adalah tempat pertama

sang Ustaz sekolah dan rumah peninggalan kakek buyutnya.

Setelah beberapa minggu di Linggapura, pemilik yayasan MTs.

Nurul Hikmah Barupring (H. Sholihin) menarik ia untuk mengajar di

MTs Nurul Hikmah Barupring karena saat itu kekurangan guru SKI

(Sejarah Kebudayaan Islam). Sebagai lulusan dari beberapa pesantren,

ia pun tak kuasa menolak untuk menularkan ilmu yang telah ia dapat,

akhirnya ia terima ajakan tersebut. Dari MTs ini, ia baru merasakan

mengajar di pendidikan formal, karena selama ini hanya mengajar di

majelis-majelis yang ia bentuk saat di Tegal. setelah beberapa tahun

mengajar di MTs, kepala sekolah MDA (Madrasah Diniah Awaliyah)

Page 69: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

49

menarik ia untuk mengajar di sana, ia pun menerima ajakan tersebut.

Ia pun bekerja di dua tempat, yakni pada pagi hari mengajar di

pendidikan formal (MTs Nurul Hikmah Barupring), dan siang hari

mengajar di pendidikan non-formal (Madrasah Diniyah Awaliyah).

Setelah beberapa tahun kemudian, ada peluang kerja menjadi

perangkat desa. Pada saat itu ada penyaringan kaur (kepala urusan)

desa Linggapura, ia pun mendaftarkan diri dan akhirnya terjaring dan

bekerja di Balai Desa. Namun ia hanya dapat bertahan lima tahun saja

karena lambat laun ia merasa fisiknya sudah tidak sekuat saat masih

muda, ia lelah karena mengajar pada pagi hari dan di lanjut siang

harinya. Akhirnya ia pun berhenti bekerja di Balai Desa, dan tetap

meneruskan mengajar di MTs dan MDA hingga saat ini. Terkadang

ada warga yang datang ke rumah untuk mengobati penyakitnya

maupun untuk meminta solusi permasalahan dalam kehidupan, Ustaz

pun dengan ikhlas dan senang hati membuka pintu selebar-lebarnya.

C. Peran Sosial Keagamaan Ustaz Nurokhman bagi Warga Desa

Linggapura

Penduduk Desa Linggapura terdiri dari 10.970 jiwa. Yang terdiri

dari 3397 kepala keluarga (KK) dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.1

Jumlah penduduk berdasarkan KK

No. Tingkatan Jumlah

1 KK Kaya 1345

2 KK Sedang 1865

3 Rumah Tangga Miskin 187

Jumlah KK 3397

Sumber : Pemerintahan Desa Linggapura Kecamatan Tonjong

Kabupaten Brebes 2019

Page 70: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

50

Tabel 3.2

Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin

No Jenis kelamin Jumlah

1 Laki-laki 5564

2 Perempuan 5406

Jumlah total 10970 Jiwa

Sumber: Pemerintahan Desa Linggapura Kecamatan Tonjong

Kabupaten Brebes 2019

Masyarakat Desa Linggapura berdasarkan kondisi ekonomi,

mereka didominasi oleh masyarakat yang berpenghasilan sedang.

Desa Linggapura rata-rata penghasilan dari pekerjaan PNS

(Pegawai Negeri Sipil) dengan persentase 30%, sedangkan 70 %

yakni ada yang petani, peternak, pembuat gula jawa, bercocok

tanam dan lain sebagainya.1 Namun sekarang keadaan ekonomi

semakin kritis di karenakan adanya pandemi covid-19, otomatis

penghasilan masyarakat menurun, banyak pekerja yang di

keluarkan, akibatnya masyarakat banyak yang kekurangan baik

dari aspek sandang pangan maupun papan.2

Adapun kondisi pendidikan masyarakat Desa Linggapura adalah

rata-rata pendidikan sampai jenjang SMA/sederajat. Namun

kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan formal memang

ada, terbukti beberapa di antara mereka setelah usai

SMA/sederajat yang melanjutkan ke jenjang akademik yang

mayoritas dengan bantuan beasiswa, adapun yang non-beasiswa

sangat sedikit.3 Sedangkan pendidikan infomal pun dianggap

sangat penting untuk generasi penerus bangsa. Anak kecil sekitar

1Jami’in (Kepala Dusun Linggapura), Diwawancarai oleh Nur’Atiqoh Alwaliyah,

Brebes, 10 Mei 2020, Jawa Tengah.

2Slamet (Ketua RT 06), Diwawancarai oleh Nur’Atiqoh Alwaliyah, Brebes, 20 Mei

2020, Jawa Tengah.

3Jami’in, Wawancara.

Page 71: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

51

usia 6-10 tahun belajar agama di Madrasah Diniyah Awaliyah

(MDA), adapun anak yang berusia 11-14 tahun belajar agama di

Madrasah Diniyah Wustha (MDW), dan pengajian iqra dan al-

Qur’an ba’da maghrib.

Begitupun peran Ustaz Nurokhman bagi masyarakat

Linggapura sangat besar. Ia menjalani prosesi sebagai Ustaz dan

guru yang harus bisa melayani kebutuhan masyarakat, tidak hanya

tentang pendidikan agama atau juga aspek pengajaran di sekolah,

atau layaknya tokoh agama yang menjadi pemimpin non-formal di

lingkungan sekitar tempat tinggal, tetapi juga sering didatangi

masyarakat untuk menyelesaikan berbagai permasalahan ataupun

berobat seperti yang penulis teliti dalam skripsi ini. Beberapa acara

keagamaan yang menjadi tradisi budaya di Linggapura melibatkan

peran Ustaz Nurokhman sebagai tokoh agama. Beberapa acara

hajatan seperti: pernikahan, syukuran kehamilan, tahlilan, dan

lainnya, mereka mempercayakan acara tersebut dipimpin oleh

Ustaz. Ada juga beberapa warga yang mengeluhkan konflik rumah

tangga seperti: perceraian, perselingkuhan atau lain-lain, warga

mendatangi Ustaz Nurokhman untuk meminta solusi jalan

keluarnya. Rata-rata dari mereka oleh Ustaz diberikan nasihat dan

wejangan, setelah itu Ustaz memberikan air putih yang di

dalamnya sudah dibacakan ayat al-Qur’an dan doa-doa. Bahkan

jika ada warga yang benar-benar perlu bantuan Ustaz di waktu

istirahat pun dengan ikhlas beliau membantu. Pernah saat tengah

malam ada warga memanggil Ustaz karena keluarganya ada yang

memiliki amalan khusus dan tidak kuat dengan amalan tersebut

sehingga dia berteriak-teriak tengah malam, warga tersebut

memanggil Ustaz agar menenangkan keluarganya yang teriak-

Page 72: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

52

teriak tersebut. Lalu oleh Ustaz dibacakan ayat-ayat ruqyah

syar’iyyah hingga kurang lebih 90 menit kemudian orang tersebut

tertidur.4 Begitupun untuk warga yang mengeluhkan penyakit,

ustaz ikhtiar dengan membacakan ayat al-Qur’an diiringi pijat

refleksi dan tumbuh-tumbuhan herbal serta media pengobatan nabi.

D. Biodata Singkat Responden

a. Nama : Sa’an

Usia : 51 tahun

Pekerjaan : Buruh dan Petani

b. Nama : Khaerunisah

Usia : 40 tahun

Pekerjaan : Pedagang

c. Nama : Bachtiar Rifa’i

Usia : 51 tahun

Pekerjaan : Tukang Batu

d. Nama : Siti Fatimah

Usia : 45 tahun

Pekerjaan : Menjahit

e. Nama : Elfi Nurkumala

Usia : 46 tahun

Pekerjaan : Guru

f. Nama : Axella Rose Cavalera

Usia : 21 tahun

Pekerjaan : Karyawan

g. Nama : Slamet

Usia : 50 tahun

Pekerjaan : Tukang Ojek

h. Nama : Abdul Aziz

Usia : 39 tahun

Pekerjaan : Buruh Bangunan

4Elfi Nurkumala (Istri Ustaz Nurokhman), Diwawancarai oleh Nur’Atiqoh Alwaliyah,

Brebes, 12 November 2020, Jawa Tengah

Page 73: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

53

BAB IV

PEMAHAMAN USTAZ NUROKHMAN DAN PRAKTIK

PENGOBATANNYA MENGGUNAKAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN

A. Pemahaman Ustaz Nurokhman terhadap Ayat-ayat Pengobatan.

Dalam mendeskripsikan pemahaman terhadap ayat-ayat

pengobatan, penulis hanya akan mendeskripsikan pemahaman Ustaz

Nurokhman saja. Dalam hal ini akan diuraikan bagaimana

pemahaman ustaz Nurokhman dalam memilih ayat-ayat al-Qur’an

dalam praktik pengobatannya di desa Linggapura kecamatan Tonjong

Kabupaten Brebes Jawa Tengah. Hal ini dilandasi dengan kenyataan

bahwa ilmu yang didapatkan oleh Pak Saan juga berasal dari

pengajaran Ustaz Nurokhman, sehingga tidak berbeda secara

substantif.

Menurut ustaz Nurokhman, ayat-ayat yang akan dijelaskan di

bawah ini merupakan ayat-ayat al-Qur’an yang memang sering

digunakan sebagai media pengobatan. Dikatakan oleh beliau bahwa

karena setiap penyakit ada karakternya tersendiri, maka ayat-ayat al-

Qur’an yang digunakan dalam terapi pengobatan juga berbeda-beda,

tergantung apa dan bagaimana kondisi penyakitnya, baik untuk

penyakit yang bersifat fisik maupun non-fisik. Tidak lupa ustaz

menjelaskan pula bahwa kesembuhan yang diperoleh tentunya

merupakan karunia yang terjadi dengan izin Allah SWT. Lanjutnya,

pemilihan ayat-ayat al-Qur’an yang dibacakan juga di bedakan antara

penyakit fisik dan non-fisik, yang tercangkup dalam ayat-ayat

pelindung dan ayat-ayat penyembuh, meski tidak menutup

kemungkinan juga ada sedikit kesamaan, karena memang ayat-ayat

tertentu memiliki keistimewaan tersendiri.

Page 74: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

54

1. Ayat-ayat pelindung

Ketika diwawancarai tentang ayat-ayat apa saja yang

dikelompokkan sebagai ayat pelindung, maka ustaz Nurokhman

menjawab bahwa yang termasuk ke dalam ayat-ayat pelindung

adalah surah al-Fātiḥah, Surah Mu’awwidżatain (Surah Al-Nās dan

Surah Al-Falaq), Surah Al-Ikhlaṣ dan Surah Al-Baqarah ayat 255

(ayat kursi). Penjelasannya sebagai berikut:

a. Qs. al-Fātiḥah: 1-7

نيالدموي كالمميحالرنحالريمالعالبرلدملابسماللهالرحنالرحيمالصندهايعسنك إودبعن ك إ تمعن أ نيذالاطرصميقسمالاطر(٧ -١ )الفاتحة: يلآالضلاومهيلعبوضغماليغمهيلع

Artinya : Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha

penyayang, Segala puji bagi Allah tuhan seluruh alam,

Yang Maha pengasih Maha penyayang, Pemilik hari

pembalasan, Hanya kepada Engkaulah kami menyembah

dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan,.

Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang

yang engkau beri nikmat kepadanya, bukan (jalan) mereka

yang di murkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat”

(Qs. al-Fātiḥah: 1-7)1

Menurut pemahaman ustaz Nurokhman, surah al-Fātiḥah

berfungsi sebagai benteng dari segala penyakit dan sebagai

pelindung dari berbagai macam gangguan, baik gangguan

zahir maupun gangguan batin. Surah al-Fātiḥah disebut

Fawātiḥ as-Suwār atau as-Sab’ul Matṡāni, yakni tujuh yang

diulang dan Umm al-Kitāb karena merupakan induk dari al-

Qur’an. Maka dari itu segala keberkahan dan kebaikan

terdapat di dalam Surah al-Fātiḥah. Walaupun semua surah di

1Kemenag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, 1.

Page 75: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

55

dalam al-Qur’an memiliki keistimewaan, namun Surah al-

Fātiḥah memiliki keistimewaan tersendiri karena mendapat

sebutan tersebut. Karena terdapat keistimewaan ini, Surah al-

Fātiḥah menjadi lantaran wasilah untuk terapi pengobatan.

Pernah terjadi pada zaman Rasulullah, beberapa sahabat

sedang berjalan di perkampungan, dan kepala suku di

kampung itu tersengat binatang berbisa. Sudah dicari

pengobatannya ke mana saja namun belum menemukan

obatnya. Kemudian salah satu keluarga dari kepala suku

melihat gerombolan sahabat yang sedang melewati rumahnya,

lalu salah satu dari sahabat nabi dipanggil oleh keluarga kepala

suku untuk dimintai pertolongan. Sahabat nabi lalu membaca

Surah al-Fātiḥah yang dibacakan sebanyak tujuh kali pada

kepala suku sambil memegang pada bagian yang sakit, karena

keyakinan dan keimanannya yang sangat kuat kepada ayat-

ayat Allah SWT, maka kepala suku tersebut langsung sembuh

seketika.

Dari kisah tersebut dapat difahami, bahwa Surah al-Fātiḥah

dapat dijadikan benteng penyakit dengan keimanan yang kuat

kepada Allah SWT. Surah al-Fātiḥah pun selalu dibaca setiap

berdoa karena surah tersebut adalah kunci, baik untuk

pengobatan penyakit maupun untuk segala problematika

kehidupan.2

2Nurokhman (Terapis), Diwawancarai oleh Nur’Atiqoh Alwaliyah, Brebes, 23 Juli

2020, Jawa Tengah.

Page 76: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

56

b. Surah al-Mu’awwidżatain (Qs. al-Nās dan Qs. al-Falaq)

الناس ملقلاعوذبرب الوسواسسالهالناكالناس الذيمنشر الناس(٦ -١ )الناس:نةوالناسمنالسوسفصدورالناسي و

Artinya: 1. Katakanlah, aku berlindung dari tuhannya

manusia 2. Rajanya manusia 3. Tuhannya manusia 4. Dari

kejahatan (bisikan) syaitan yang tersembunyi 5. Yang

membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia 6. Dari

(golongan) jin dan manusia. (Q.s. an-Nās: 1-6)3

قق ل فل ال ذب رب و قاع اخل م ر ش

ن بم قاذاوق غاس ر ش ن وم ر ش

ن وم عقد ثتفال حاسداذاحسدالن ف شر

(٥ -١ )الفلق:ومن Artinya: 1. Katakanlah, aku berlindung kepada tuhan yang

menguasai subuh (fajar) 2. Dari kejahatan (makhluk) yang

dia ciptakan 3. Dan dari kejahatan malam apabila telah

gelap gulita 4. Dan dari kejahatan(perempuan-perempuan)

penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya) 5. Dan

dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki. (Qs. Al-

Falaq : 1-5)4

Kedua surah tersebut adalah surah penjagaan, benteng dan

pelindung. Surah al-Nās sendiri memiliki keistimewaan untuk

mengobati penyakit yang berkaitan dengan hati, sedangkan

Surah al-Falaq sebagai obat penyakit yang berkaitan dengan

hal supranatural (merasa mempunyai gangguan tetapi secara

kenyataan tidak ada orang yang mengganggu). Ini bisa saja

terjadi karena permainan jin-jin jahat, baik jin itu didatangkan,

maupun jin itu datang sendiri. Kalau jin yang didatangkan

biasanya adalah kolaborasi antara manusia dengan dukun,

misalkan untuk menghancurkan seseorang. Terkadang kalau

3Kemenag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, 604.

4Kemenag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, 604.

Page 77: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

57

yang dituju imannya tipis maka mudah sekali orang tersebut

terkena gangguan dari jin jahat tersebut. Sedangkan kalau jin

itu datang sendiri berarti atas kemauan sendiri, maka dari itu

Nabi Muhammad SAW bersabda: ‘jika waktu maghrib hampir

tiba, hendaknya pintu-pintu rumah ditutup rapat, anak kecil

dimasukkan ke dalam rumah, dan lubang-lubang ditutup

dengan menyebut nama Allah’ yakni basmallah, ta’awudż atau

Surah al-Falaq, maka jin yang pada saat itu akan memasuki

rumah kita, dengan pertolongan Allah, makhluk tersebut tidak

akan berani masuk apalagi membahayakan.

Surah al-Falaq juga alangkah baiknya selalu dibaca saat

mau tidur berbarengan dengan Surah al-Nās dan Surah al-

Ikhlaṣ. Surah-surah tersebut dibaca lalu ditiupkan pada tangan,

lalu tangan tersebut diusapkan ke wajah dan seluruh tubuh

agar melindungi diri dari gangguan makhluk jahat ketika tidur.

Manusia mudah diganggu pada saat tidur saat indra

keenamnya terbuka, makhluk jahat mudah memasuki tubuh

manusia. makanya ada orang yang mudah mimpi buruk itu

karena permainan jin jahat, karena orang tersebut tidak

berdoa.5

c. Qs. al-Ikhlaṣ: 1-4

احد قلهوال الي ولدالصمد يلدول يكنلهل كفوااحدول

(٤ -١ )الاخلص:

Artinya: 1. Katakanlah (Muhammad) dialah Allah yang

maha Esa 2. Allah tempat meminta segala sesuatu 3. Allah

5Nurokhman, Wawancara.

Page 78: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

58

tidak beranak dan tidak pula diperanakkan 4. Dan tidak ada

sesuatu yang setara dengan dia. (Qs. al-Ikhlaṣ: 1-4) 6

Surah al-Ikhlaṣ pun memiliki keistimewaan tersendiri.

Rasulullah pernah menyatakan ‘Barang siapa yang membaca

surah al-Ikhlaṣ sama dengan membaca sepertiga isi al-

Qur’an’. Surah al-Ikhlaṣ adalah surah penjagaan, karena di

dalamnya sudah jelas tentang pengakuan keesaan Allah SWT.

Surah al-Ikhlaṣ adalah pelindung bagi orang-orang yang ingin

selamat dalam mengarungi perjalanan hidup. Praktiknya pun

digabung dengan surah Mu’awwidżatain yang sudah

dipaparkan di atas. Urutannya yakni membaca surah al-

Fātiḥah dulu satu kali atau tiga kali, yang penting hitungannya

ganjil karena Allah itu ganjil dan Allah menyukai yang ganjil.

Lalu membaca Surah al-Ikhlaṣ, lalu disambung dengan bacaan

surah al-Mu’awwidżatain (Surah al-Nās dan Surah al-Falaq)

dibaca masing-masing satu kali semua, lalu ditiupkan ke air,

kemudian sisanya disapukan ke tubuh. Biasanya ini dilakukan

pada pasien yang terkena gangguan makhluk jahat. Walaupun

tidak sembuh secara total, namun dalam hatinya ada

ketenangan.7

d. Qs. al-Baqarah: 255 (Ayat kursi)

لاتخذه ٱلقيوم هوٱلى لاأإلهإلا ت ٱل و لهۥمافٱلسم ۥسنةولان وم يشفع ٱلذى ذا من أيديهمومافٱلرض بي ما ي علم بذنهۦ إلا عندهۥأ

كرسيه وسع شاأء با إلا علمهۦأ من بشىء ييطون ولا خلفهم وماٱلعظيم وهوٱلعلى ولاي ودهۥحفظهما توٱلرض و (٢٥٥ )البقرة: ٱلسم

6Kemenag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, 604.

7Nurokhman, Wawancara.

Page 79: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

59

Artinya: Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)

melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus

mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur.

Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang

dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah

mengetahui apa yang di hadapan mereka dan di belakang

mereka, dan mereka tidak mengetahui sesuatu apapun dari

ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi

Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa

berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi

Maha Besar. (Qs. al-Baqarah: 255) 8

Walaupun semua ayat dalam al-Qur’an memiliki

keistimewaan, namun ayat yang dijelaskan berdasarkan hadis

nabi memiliki keistimewaan tersendiri. Asal muasal ayat kursi

yakni pada zaman nabi Muhammad SAW ada salah satu

sahabat nabi, kalau tidak salah bernama Abu Hurairah R.A

yang diamanatkan untuk menjaga gudang zakat di Baitul Māl.

Ketika malam ada orang datang mengambil beras yang ada di

gudang tersebut. Lalu perihal tersebut diadukan kepada Nabi

Muhammad SAW, namun beliau sudah tahu, dan kata Nabi

nanti malam orang tersebut akan datang lagi. Ternyata ketika

sudah malam, benar perkataan Nabi orang tersebut datang lagi

dan mengambil beras di gudang, lalu penjaga gudang tersebut

mengadukan kepada Nabi Muhammad SAW, beliau sudah

tahu dan beliau berkata nanti malam orang tersebut akan

datang lagi. Ternyata ketika sudah malam, benar perkataan

Nabi orang tersebut datang lagi dan mengambil beras di

gudang, akhirnya penjaga gudang tersebut bersiap-siap untuk

menangkap orang tersebut karena hampir tiga kali mengambil

beras zakat baitul māl. Kalau ketiga kali ini masih mengambil

8Kemenag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, 42.

Page 80: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

60

juga akan ditangkap oleh penjaga tersebut. Saat waktunya tiba,

ternyata orang tersebut datang lagi, dengan sigap penjaga

tersebut menangkap lalu ditanya, singkat cerita orang tersebut

adalah jin, dan jin tersebut memberitahu bahwa kalau ingin

hartanya aman maka bacalah ayat kursi, maka tidak akan

diganggu makhluk jahat, padahal dirinya sendiri adalah jin.

Dari kisah tersebut maka jelas bahwa ayat kursi memiliki

keistimewaan yang sangat banyak. Terutama yang berkaitan

dengan hal supranatural, yang tidak bisa dijangkau oleh akal,

biasanya karena permainan jin, syaitan, kolaborasi manusia

dan dukun dan lain sebagainya. Ayat kursi tersebut adalah

pamungkas untuk menghancurkan permainan-permainan

tersebut.

Bahkan ada sebuah keterangan dalam buku yang dibaca

Ustaz, kalau ingin rumahnya terbebas dari gangguan maka

bacalah Ayat Kursi sebanyak tiga kali pada air, lalu

dicipratkan ke pojok-pojok rumah, karena makhluk jahat

menyukai tempat pojokan. Ayat Kursi juga bisa untuk

Muta’awwiż (perlindungan) dibaca ketika keluar rumah, di

samping doa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW

ميظعاليلعالاللهبلااةوق لاولوحلاىاللهلعتلكوت اللهمسب

Ditambah juga baca Ayat Kursi setelahnya, ini berguna

barangkali ada hal-hal di luar kemampuan manusia tentang

suatu musibah, maka oleh Allah akan dihindarkan.9

9Nurokhman, Wawancara.

Page 81: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

61

2. Ayat Penyembuh

Ketika diwawancarai mengenai ayat-ayat yang dikelompokkan

ke dalam ayat penyembuh, maka Ustaz menjawab bahwa ayat-ayat

yang termasuk ke dalam bagian ayat penyembuh adalah Surah at-

Taubah: 14, Surah Yūnus: 57, Surah al-Naḥl: 69, Surah al-Isrā’:

82, Surah asy-Syu’arā’: 80, dan Surah Fuṣhilat: 44. Penjelasannya

sebagai berikut:

a. Qs. At-Taubah/ 9: 14

(١٤الوبة:)ويشفصدورق وممؤمني

Artinya: “serta melegakan hati orang-orang yang beriman.”

(Qs. At-Taubah: 14)10

Tujuan ayat tersebut dijadikan penyembuh karena

kebanyakan penyakit manusia berasal dari hati. Hati adalah

kerajaan tubuh yang akan menjadikan tubuh itu baik atau

buruk. Maka dari itu, orang-orang yang ingin terhindar dari

penyakit hati maka harus kembalinya kepada Allah dengan

membaca ayat tersebut. Atau kalau tidak bisa membaca maka

boleh dibacakan orang lain pada air, dibaca dengan hitungan

ganjil lalu ditiupkan ke air kemudian diminumkan. Bisa juga

pasien yang sakit ini membaca sendiri dengan dibimbing oleh

Ustaz.11

b. Qs. Yūnus/ 10: 57

ي هاٱلناسقدجاأءتكمموعظةمنربكموشفاأءلمافٱلصدوروهدىورحة يأ (٥٧ : يون ) للمؤمني

10Kemenag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, 189.

11Nurokhman, Wawancara.

Page 82: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

62

Artinya: “Wahai manusia! sungguh, telah datang kepadamu

pelajaran (al-Qur’an) dari Tuhanmu, penyembuh penyakit

yang ada dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang

yang beriman.”(Qs. Yūnus: 57) 12

Maksud ayat فٱلصدور لما yakni penyembuhnya شفاأء

adalah dengan kuasa Allah SWT karena Allah adalah zat yang

menyembuhkan, maka manusia yang mempunyai penyakit

meminta kesembuhan kepada Allah SWT yang mampu

memberikan kesembuhan. Maka kesalahan besar, apabila ada

orang yang memiliki penyakit hati berupa kebimbangan, was-

was dan penyakit hati lainnya lalu larinya kepada selain Allah.

Misalkan maaf larinya kepada orang yang dianggap pintar

menjernihkan solusi yakni kepada dukun ataupun paranormal.

Manusia ini kebanyakan memilih yang instan, yang mana

paranormal ini memberikan jaminan, kalau tidak sembuh uang

kembali. Ini jaminan manusia yang sifatnya langsung (instan),

walaupun bisa sembuh pada saat itu, namun tidak bisa sembuh

untuk selanjutnya. Karena penyakit hati ini harus diiringi

dengan aktifitas rohani dalam dirinya yakni berupa dżikrullah

(menyebut nama Allah) atau membaca ayat penyembuh

tersebut.13

c. Qs. Al-Naḥl/ 16: 69

بطوناشراب من يرج ذلل ربك سبل فٱسلكى ٱلثمرت منكل كلى ملف للناس شفاأء فيه نهۥ ي فكرونألو لقوم لءاية لك ذ ف النحل:) إن٦٩)

12Kemenag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, 215.

13Nurokhman, Wawancara.

Page 83: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

63

Artinya: “Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-

buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah

dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar

minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di

dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat

tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang

memikirkan.”(Qs. An-Naḥl: 69) 14

Ayat tersebut juga sebagai penyembuh. Dalam ayat ini

Allah menciptakan lebah, lebah mengeluarkan madu, madu

mengeluarkan bermacam-macam warna, di dalamnya

mengandung obat penyembuh. Maka, di samping ayat yang

dibaca, madu yang dijelaskan pada ayat ini juga dapat

digunakan untuk meyembuhkan berbagai macam penyakit.

Misalkan sakit sariawan, sakit perut, dan juga untuk

menambah daya tahan tubuh. Praktiknya bisa saja madu

dituangkan ke satu sendok teh, lalu dicampur dengan air dalam

gelas, lalu diaduk sampai tercampur rata. Sebelum

diminumkan kepada si sakit, alangkah baiknya membaca

surah al-Fātiḥah, surah al-Nās, surah al-Falaq dan Surah al-

Ikhlaṣ, lalu disambung dengan surah al-Naḥl ini, baru setelah

itu diminumkan ke pasien yang sakit.15

d. Qs. Al-Isrā’/ 17: 82

خسارا ولايزيدٱلظلميإلا ون ن زلمنٱلقرءانماهوشفاأءورحةللمؤمني (٨٢: الاسراء)

14Kemenag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, 274.

15Nurokhman, Wawancara.

Page 84: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

64

Artinya: “Dan kami turunkan dari al-Qur’an (sesuatu) yang

menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman,

sedangkan bagi orang zalim(al-Qur’an itu) hanya akan

menambah kerugian.”(Qs. Al-Isrā: 82)16

Ayat tersebut sebagai penyembuh berbagai penyakit.

Dilihat dari ayat tersebut, dapat difahami bahwa al-Qur’an

diturunkan sebagai obat dan rahmat untuk orang yang

beriman. Al-Qur’an sendiri adalah mukjizat terbesar yang

diturunkan kepada Nabi Muhammad, maka kita sebagai

umatnya mengharapkan berkah dari al-Qur’an. Selayaknya

memanfaatkan fasilitas yang ada, daripada menyimpang ke

hal-hal yang tidak baik. Misalkan banyak beban pemikiran

atau mempunyai penyakit hati, maka bacalah ayat tersebut

dengan penuh keyakinan dan kemantapan di dalam hati.17

e. Qs. Asy-Syu’arā’/ 26: 80

(٨٠: الشعراء) وإذامرضتف هويشفي

Artinya : “Dan apabila aku sakit, Dialah Yang

menyembuhkan aku” (Qs. Asy-Syu’arā’: 80) 18

Pada ayat tersebut, kita harus memiliki keyakinan bahwa

yang menyembuhkan segala penyakit adalah Allah SWT.

Ustaz hanyalah ikhitiār (usaha) sebagai manusia dan yang

memiliki kehendak menyembuhkan hanyalah Allah SWT. Kita

mengetahui penyakit yang pasien rasa karena menanyakan

terlebih dahulu terkait penyakitnya. Maka tanpa campur

tangan kekuasaan Allah, Ustaz pun tidak akan bisa

16Kemenag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, 290.

17Nurokhman, Wawancara.

18Kemenag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, 370.

Page 85: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

65

menyembuhkan pasien. Untuk itu, dalam hal ini Ustaz selalu

menggunakan ayat al-Qur’an sebagai wasilah kekuasaan Allah

untuk menyembuhkan orang sakit.19

f. Qs. Fuṣhilat/ 41: 44

(٤٤فصلت:) قلهوللذينءامنواهدىوشفاأء

Artinya: “katakanlah, Alqur’an itu petunjuk dan penawar

bagi orang-orang yang beriman.”( Qs. Fuṣhilat/ 41: 44) 20

Kalau ingin berobat dengan cara al-Qur’an, maka pasien

harus meyakini bahwa ayat al-Qur’an memang dapat

menyembuhkan berbagai penyakit. Apalagi al-Qur’an adalah

mukjizat terbesar, maka keorisinilan al-Qur’an tidak di

ragukan lagi. Kalau ayat tersebut dibaca dengan kemantapan

dan hati penuh yakin, maka dapat melapangkan dada orang

yang beriman bahwa sang penyembuh dari segala penyakit

yakni Allah SWT, Baik penyakit fisik maupun non-fisik.21

Dari beberapa ayat pilihan tersebut, penulis menganalisa

bahwa ayat-ayat tersebut memiliki makna tertentu. Di

antaranya ada surah al-Fātiḥah (umm al-Qur’an) sebagai obat

penawar berbagai macam penyakit, ayat kursi sebagai terapi

terhadap perasaan takut, surah al-Mu’awwidżatain (surah al-

Falaq dan Al-Nās) untuk menghilangkan rasa cemas dan

gelisah dan surah al-Ikhlaṣ sebagai pelindung karena memiliki

keistimewaan mengandung sepertiga dari isi al-Qur’an. Di

surah lain ada juga surah yang menunjukkan bahwa Allah

ialah satu-satunya yang dapat menyembuhkan penyakit

19Nurokhman, Wawancara.

20Kemenag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, 481.

21Nurokhman, Wawancara.

Page 86: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

66

contohnya dalam surah an-Naḥl yang berkaitan dengan madu

yang dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. ada

juga yang yang berisi bahwa al-Qur’an turun sebagai obat

penawar yaitu di Surah al-Isra.

Dari makna ayat-ayat pilihan tersebut, penulis

menyimpulkan bahwasanya penyakit medis yang berhubungan

dengan Allah SWT, maka hendaknya diobati dengan pasien

menjaga iman dan takwanya kepada Allah, selalu

melaksanakan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala

larangan-Nya. Sedangkan penyakit non-medis yang belum

jelas penyebab medisnya maka hendaknya memperbanyak

berzikir dan memohon pertolongan kepada Allah sang

pencipta segalanya termasuk rasa sakit itu sendiri, karena bisa

jadi penyakit tersebut berasal dari jin dan syaitan yang terdapat

di dalam tubuh manusia.

B. Praktik Penggunaan Ayat-ayat Al-Qur’an untuk Pengobatan

Pengobatan adalah sesuatu yang sangat erat kaitannya dengan

kebutuhan hidup manusia di dunia ini. Setiap orang yang merasakan

sakit, maka ia pun menginginkan obatnya. Maka dalam hal ini, orang

yang bisa mengobati adakalanya dokter (ahli medis) dan juga ada pula

kyai atau ustaz, tergantung pasien yang sakit mau berobat kemana.

Dokter mengobati pasien berdasarkan pengetahuan-pengetahuan yang

didapatkan dari pelajaran kesehatan atau dari dosen-dosennya ketika

duduk di bangku kuliah, sedangkan kiai atau ustaz mendapatkan ilmu

pengobatan karena kedekatannya dengan sang khalik, bisa juga lewat

perantara kiai-nya ketika di pesantren atau juga dengan menambah

Page 87: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

67

wawasan dari buku-buku bacaan Islami yang mengulas tentang ilmu

pengobatan.

Ustaz Nurokhman ini mendapatkan ilmu pengobatan dari salah

satu kiai-nya ketika di pesantren lalu diamalkan di masyarakat.

Kemudian masyarakat menaruh kepercayaan pada Ustaz yang

dianugerahi kemampuan untuk menyembuhkan orang yang sakit

dengan perantara bacaan ayat-ayat al-Qur’an dan doa-doa tertentu.

Adapun orang yang bisa mengobati menurut Ustaz adalah orang yang

senantiasa menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya,

ibadah wajib dan sunahnya kuat, iman dan takwanya teguh, selalu

ikhlas, dan hatinya selalu disandarkan kepada Allah penguasa alam

semesta, sehingga komunikasi antara hamba itu dengan tuhan-Nya

menjadi mudah karena tabir penutup telah terbuka, jikalau sudah tidak

ada noda hitam yang terdapat pada dirinya.

Begitu juga dengan pasien-pasien yang berobat ke Ustaz, mereka

dianjurkan agar mengamalkan segala kebaikan di dalam kehidupan

mereka. Pernah saat itu penulis berkunjung ke rumah Ustaz22 tak lama

kemudian ada pasien datang mengeluhkan sakit perut yang sangat

pedih. Pasien yang diketahui bernama Elfiah tersebut beralasan datang

ke Ustaz karena lebih dekat lokasinya dibanding ke dokter. Pasien tadi

lalu dipijat oleh Ustaz di bagian telapak tangan dekat dengan ibu jari,

sambil dibacakan surah al-Fātiḥah lalu ditutup dengan sebuah doa:

ب الرحيم الرحن الله بافالشاللهمسبسم بافكالاللهمس بافعمالاللهمس اللهمس ميلعالعيمالسوهوءآمالس فلاو ضرلاافئيشهاسعمرضييلاذال

Sebagai tambahan, Ustaz memberinya pucuk daun jambu yang

ditambah secuil garam yang dicampurkan kedalam segelas air hangat.

22Observasi penulis tanggal 26 Mei 2020.

Page 88: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

68

Daun jambu sendiri mengandung senyawa yang berkhasiat untuk

mengobati penyakit diare dan sakit perut.23 Ustaz Nurokhman

meminta pasien untuk meminum ramuan tersebut, dan selang

beberapa menit sakitnya sembuh. Lalu Ustaz menyarankan agar

pasien ini sering berzikir menyebut nama Allah. Beliau juga

menasehatinya agar ibadah wajibnya dikuatkan lagi, dan jauhi segala

larangan-Nya. Nasihat di atas didasari alasan barangkali sakit yang

diderita ini adalah kejahatan dari syaitan, serta tak lupa ustaz

menyarankan agar pasien selalu menjaga kesehatan.

Pernah juga ada pasien yang datang ke rumah Ustaz ketika penulis

sedang berkunjung ke rumah beliau dalam kesempatan observasi

lainnya.24 Pasien yang bernama Bayu ini datang dan mengeluh bahwa

di dalam tubuhnya ada banyak jin sehingga setiap mendengar azan

berkumandang atau mendengar orang membaca al-Qur’an rasanya

sangat panas, lalu pasien tersebut ditanyai oleh ustaz apakah salatnya

selalu dikerjakan? Ustaz juga bertanya apakah si pasien ini

mempunyai amalan tertentu, sehingga jin merasuki tubuhnya?

Mendengar pertanyaan tadi, si pasien mengiyakan bahwa dia

menggunakan amalan tertentu, lalu Ustaz memberikan minum yang

sebelumnya dibacakan Qs. Al-Baqarah: 255. Selang beberapa menit

kemudian, air yang diminum si pasien mulai menghasilkan reaksi,

ketika tetiba saja pasien tersebut kejang-kejang dengan mata melotot

kepada Ustaz. Pasien tersebut kemudian dibacakan surah al-Ikhlaṣ,

surah al-Falaq, Surah al-Nās, dan Surah al-Fātiḥah, serta dibacakan

doa pada telinga bagian kanannya sambil dipegang dahinya, doa

tersebut berbunyi:

23Yoana & Yovita, Tanaman Obat, 32 24Observasi penulis tanggal 10 April 2020

Page 89: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

69

كيدؤي ئيشلكنمكيقرااللهمسب

Kemudian setelah beberapa jam pasien tersebut tak sadarkan diri dan

akhirnya jin yang kata Ustaz berjumlah ratusan itu keluar dari

tubuhnya. Setelah pasien sadar, Ustaz menyarankan agar ia selalu jaga

salatnya, selalu berzikir kepada Allah sang pencipta alam semesta,

menjalankan perintah-Nya dan juga menjauhi segala larangan-Nya.

Selain menggunakan ayat-ayat al-Qur’an dan doa-doa yang

dibacakan secara langsung, pengobatan ini juga menggunakan

beberapa media pembantu, diantaranya adalah: daun kelor, minyak

zaitun, minyak kayu putih, garam, air doa, daun jarak, daun pepaya,

daun sirih, dan madu. Media-media pembantu tersebut mempunyai

khasiat bisa menyembuhkan segala penyakit, terlebih untuk kesehatan

di dalam tubuh. Dari hasil penelitian penulis, media-media tersebut

memiliki kegunaan yang sangat besar pada pengobatan menggunakan

al-Qur’an, salah satu manfaatnya untuk meregenerasi sel-sel jaringan

di dalam tubuh agar tidak rusak.

Rata-rata pasien yang sakit fisik maupun non-fisik yang berobat

ke Ustaz mendapat kesembuhan. Orang yang sakit fisik dapat diobati

dengan menggunakan khasiat ayat al-Qur’an dan doa tertentu

tergantung penyakitnya dan dibantu media lain yang telah tercantum

di atas. Salah satu pasien yang bernama Elfiah, yang telah penulis

uraikan deskripsi proses pengobatannya pada hasil observasi penulis

di atas, ketika ditanya bagaimana hasil pengobatannya ke ustaz

Nurokhman yang dibacakan ayat-ayat al-Qur’an, ia menjawab, “Entah

mengapa sakit perut yang tadinya terasa menusuk hampir ke ulu hati,

namun setelah diobati oleh Ustaz alhamdulillah dirasakan mendingan,

apalagi setelah diberi pucuk daun jambu ditambah garam dan air

Page 90: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

70

hangat, setelah itu rasanya perut saya langsung sembuh dan tidak sakit

lagi”.25

Adapun pasien yang mengeluhkan sakit non-fisik diobati dengan

dibacakan doa dan ayat al-Qur’an dan diberi nasihat-nasihat tertentu

yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Dalam hal ini salah satu

pasien yang bernama Bayu yang telah penulis paparkan deskripsinya

dalam observasi yang penulis lakukan diatas, setelah diruqyah oleh

Ustaz dengan ayat al-Qur’an dan doa, selang dua hari kemudian

pasien Bayu ini merasakan sembuh total. Karena tidak memungkinkan

bertemu dengan Bayu secara langsung, maka penulis mewawancarai

Pak Saan yang menjadi tetangga samping rumah pasien Bayu. Penulis

bertanya kepada Pak Saan, bagaimana keadaan Bayu ketika dulu

pernah kerasukan jin dan kemudian dibawa berobat ke Ustaz? Pak

Saan menjawab, “Setelah berobat ke Ustaz dia sempat hampir gila dan

rasanya bukan seperti dirinya lagi, namun saya selalu mengingatkan

Bayu agar memperbanyak berzikir menyebut nama Allah. Lalu selang

dua hari setelahnya alhamdulillah ia merasakan dirinya sembuh dari

sifat hampir gila itu, dan kini ia sudah sembuh total dan kembali

merantau lagi ke Jakarta.”26

C. Respon Masyarakat Linggapura

Dalam ranah publik, al-Qur’an bisa berfungsi sebagai pengusung

perubahan, pembebas masyarakat tertindas, pencerah masyarakat dari

kegelapan dan kemujudan, pendobrak sistem pemerintahan yang

zalim dan amoral, penebar semangat emansipasi, serta penggerak

25Elfiah (Pasien Ustaz Nurokhman), Diwawancarai oleh Nur’Atiqoh Alwaliyah,

Brebes, 28 Juni 2020, Jawa Tengah.

26Saan (Pasien Ustaz Nurokhman), Diwawancarai oleh Nur’Atiqoh Alwaliyah,

Brebes, 28 Juni 2020, Jawa Tengah.

Page 91: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

71

transformasi masyarakat menuju kehidupan yang lebih baik.

Sedangkan dalam ranah privat, al-Qur’an bisa menjadi syifā’ (obat,

penawar dan pemberi solusi) untuk pribadi yang tengah dirundung

kesedihan, ditimpa musibah serta didera persoalan hidup. Dalam hal

ini, ayat-ayat al-Qur’an berfungsi sebagai terapi psikis penawaran dari

persoalan hidup yang di alami seseorang. Jiwa yang sebelumnya resah

dan gelisah menjadi tenang dan damai ketika membaca dan meresapi

ayat-ayat tersebut. Disisi lain, ada juga yang menjadikan surat atau

ayat tertentu sebagai syifā’atau obat dalam arti yang sesungguhnya,

yaitu untuk mengobati penyakit fisik.27

Menurut Ustaz, penggunaan ayat-ayat dalam pengobatan menjadi

bukti bahwa al-Qur’an tetap hidup di tengah masyarakat yang

difungsikan sebagai pedoman dan petunjuk untuk berbagai

permasalahan, terutama manfaatnya yang sangat dahsyat, al-Qur’an

dapat mengobati berbagai penyakit sesuai Qs. Al-Isrā’/ 17: 82, bahwa

al-Qur’an turun menjadi obat penawar dan rahmat untuk orang-orang

yang beriman, sedangkan untuk orang yang tidak beriman hanya akan

merasakan kerugian karena tidak merasakan manfaatnya karena tidak

mengetahui keunggulan al-Qur’an.28

Dari hasil wawancara dan observasi penulis terhadap warga yang

pernah berobat ke Ustaz Nurokhman, respon mereka menyatakan

adanya pengaruh positif dari praktik pengobatan yang dilakukan

beliau. Salah satu testimoni diungkapkan seorang warga yang

bernama Saan (51 tahun), ketika ditanya tentang pengalaman berobat

kepada ustaz Nurokhman ia mengungkapkan rasa syukurnya bahwa

badannya merasa fit setelah dipijat oleh ustaz. Ia mengatakan,

27Didi Junaedi, “Living Qur’an, 172.

28Nurokhman (Terapis), Diwawancarai oleh Nur’Atiqoh Alwaliyah, Brebes, 16 Juni

2020, Jawa Tengah.

Page 92: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

72

“Alhamdulillah setelah dipijat oleh Ustaz rasanya enakan dan fresh.

Saya sering berobat ke Ustaz dan terkadang konsultasi mengenai

permasalahan hidup juga.”29

Bahkan, selain meminta dipijat Saan juga sedikit demi sedikit

belajar ilmu pengobatan kepada Ustaz Nurokhman, sehingga jika

terkadang ada orang datang kepadanya meminta bantuan untuk

diobati atau untuk mengadukan masalah tertentu, maka ia akan

berupaya membantu. Ia tegaskan bahwa yang ia lalui adalah tentunya

memijat diiringi doa dan bacaan al-Qur’an. Ia mengatakan bahwa

Intinya ia belajar banyak kepada Ustaz Nurokhman tentang ilmu

pengobatan dan alhamdulillah bisa ia terapkan di kehidupan sehari-

hari.

Pengaruh positif yang dirasakan Saan dalam bentuk kesembuhan

mungkin dipengaruhi aspek sugesti dirinya, sehingga ia

membandingkan saat berobat kepada ustaz Nurokhman dirasakannya

memiliki pengaruh lebih baik dibandingkan dengan ketika ia berobat

ke dokter. Entah berlebihan atau tidak, ia mengatakan kepada penulis

bahwa ketika berobat ke dokter justru ia merasakan penyakitnya

tidak kunjung sembuh. Berbeda dengan ketika datang berobat ke

Ustaz, ia mengatakan bahwa hasilnya sangat memuaskan bagi dirinya.

Ia memberi alasan bahwa saat berobat ke Ustaz, ia merasakan Allah

benar-benar memberikan pertolongan dengan memberikan

kesembuhan kepadanya melalui perantaraan Ustaz, sehingga sakit

yang saya rasakan dengan mudah menjadi hilang.

Hampir sama dengan Saan yang merasakan efek langsung

kesembuhan ketika datang berobat ke ustaz Nurokhman, seorang

warga yang bernama Khaerunnisah (40 tahun) memberikan testimoni

29Sa’an, Wawancara, Brebes, 13 Mei 2020, Jawa Tengah.

Page 93: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

73

tentang kehadiran Allah dalam memberikan kesembuhan pada

pengobatan yang dilakukan ustaz. Ia mengatakan, “Setelah berobat ke

Ustaz alhamdulillah dengan izin Allah saya sembuh dan merasa

enakan.” Ia melanjutkan, “Perasaan saya kalau dipijat dengan bacaan

ayat al-Qur’an itu efeknya langsung, berbeda kalau periksa ke dokter,

sembuhnya bertahap.”30

Begitulah, pengaruh positif dari pengobatan yang dilakukan oleh

Ustaz Nurokhman yang menggunakan ayat-ayat al-Quran juga

dirasakan oleh Bachtiar Rifa’i (51 tahun), ketika itu dia sakit lambung

lalu ia memeruksakan sakitnya ke dokter dan diiringi pijat refleksi,

hasilnya bisa sembuh sampai sekarang. ”Kalau periksa ke dokter

untuk dapat obat, sedangkan kalau berobat ke Ustaz untuk dipijat di

titik tertentu agar memperlancar peredaran darah.”31 Hasil wawancara

Bachtiar Rifa’i ini tidak jauh berbeda dengan warga lainnya, yakni

Siti Fatimah (45 tahun) yang ketika itu memiliki keluhan darah tinggi

lalu memilih berobat ke Ustaz, “sakit saya kan darah tinggi, jadi lebih

baik ke Ustaz saja biar dipijat di titik tertentu untuk memperlancar

peredaran darah.”32 Begitu tuturnya.

Di lain waktu penulis mewawancarai warga lain dengan

pertanyaan yang berbeda dari sebelumnya. Ada salah satu warga

bernama Axella (21 tahun), yang ketika penulis tanya tentang

testimoninya setelah berobat ke Ustaz, dia mengatakan bahwa apa

yang dirasakannya adalah efeknya benar-benar luar biasa. Ia

mengatakan bahwa sakit telinga yang beberapa hari sangat

30Khairunnisah (Pasien Ustaz Nurokhman), Diwawancarai oleh Nur’Atiqoh

Alwaliyah, Brebes, 20 September 2019, Jawa Tengah.

31Bachtiar Rifa’i (Pasien Ustaz Nurokhman), Diwawancarai oleh Nur’Atiqoh

Alwaliyah, Brebes, 20 September 2019, Jawa Tengah.

32Siti Fatimah (Pasien Ustaz Nurokhman), Diwawancarai oleh Nur’Atiqoh Alwaliyah,

Brebes, 20 September 2019, Jawa Tengah.

Page 94: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

74

meresahkan dirinya akhirnya bisa sembuh seketika berkat pertolongan

Ustaz. Efek kesembuhannya sangat cepat setelah dipijat di saluran

yang menghubungan ke telinga sambil dibacakan doa oleh Ustaz,

menurut penulis itu sangat berlebihan karena bisa sembuh sekejap

seperti sulap, namun begitu kenyataan hasil wawancara penulis

dengannya, “oleh Ustaz saya disarankan agar memperbanyak minum

air putih”.33

Begitulah pernyataan Axella yang juga tak jauh berbeda dengan

testimoni Slamet (50 tahun). Dia lupa kapan tepatnya saat berobat ke

Ustaz saat itu. Ia juga tidak ingat saat itu ia sakit apa, karena

waktunya sudah lama sekali. Namun ada hal yang sangat dia ingat.

Katanya, dia bisa sembuh seketika itu juga, “Setelah dipijat oleh

Ustaz, alhamdulillah sakit saya beneran langsung sembuh.”34 begitu

tuturnya. Oleh Ustaz dia disarankan agar memperbanyak zikir

menyebut nama Allah.

Pernyataan Axella dan Slamet pun tak jauh berbeda dengan

pernyataan Abdul Aziz (39 tahun), saat itu dia sakit types dan berobat

ke Ustaz, oleh Ustaz dipijat di bagian tertentu sambil dibacakan ayat

al-Qur’an dan doa tertentu, pasien tersebut merasakan betapa luar

biasanya manfaat al-Qur’an untuk pengobatan “Alhamdulillah dengan

izin Allah rasa sakit saya bisa sembuh dan rasanya badan saya enakan

hingga sekarang”35 lalu oleh Ustaz pasien tersebut disarankan sering

minum air putih karena khasiat air putih sangat bagus untuk kesehatan

kita selaku manusia manusia.Begitu tuturnya.

33Axella (Pasien Ustaz Nurokhman), Diwawancarai oleh Nur’Atiqoh Alwaliyah,

Brebes, 20 Mei 2020, Jawa Tengah.

34Slamet (Pasien Ustaz Nurokhman), Diwawancarai oleh Nur’Atiqoh Alwaliyah,

Brebes, 20 Mei 2020, Jawa Tengah.

35Abdul Aziz (Pasien Ustaz Nurokhman), Diwawancarai oleh Nur’Atiqoh Alwaliyah,

Brebes, 20 Mei 2020, Jawa Tengah.

Page 95: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

75

Dari uraian hasil wawancara dan observasi, penulis menyimpulkan

bahwa khasiat ayat al-Qur’an sangatlah dahsyat, salah satunya untuk

pengobatan. Karena sejatinya al-Qur’an turun untuk memberantas

segala permasalahan, termasuk memberantas segala penyakit. Maka

dari itu, manusia yang berpegang teguh dan berpedoman pada al-

Qur’an hidupnya akan bercahaya dan diberi kemudahan oleh Allah,

seperti Ustaz yang menjadi narasumber dalam penulisan skripsi ini.

Page 96: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

76

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melihat dan mengamati secara langsung praktik

pengobatan menggunakan al-Qur’an yang dilakukan oleh Ustaz

Nurokhman di Linggapura, penulis melakukan kajian living Qur’an

dengan kesimpulan bahwa dalam praktik pengobatannya yakni

dengan memilih ayat-ayat al-Qur’an tertentu untuk digunakan. Ayat-

ayat tersebut digunakan tergantung dengan penyakitnya baik fisik

maupun non-fisik, meski tidak menutup kemungkinan juga ada sedikit

kesamaan, karena setiap ayat al-Qur’an memiliki keistimewaan

tersendiri. Sebagai contoh seperti yang telah saya saksikan ketika ada

pasien mengeluhkan sakit perut, ayat yang digunakan oleh Ustaz

dalam mengobati pasien tersebut adalah Qs. al-Fātiḥah/ 1: 1-7.

Sedangkan pasien lain yang kerasukan makhluk halus oleh Ustaz

dibacakan Qs. al-Baqarah/ 2: 255 (ayat kursi), Qs. al-Ikhlaṣ, Qs. al-

Falaq, Qs. al-Nās, dan Qs. al-Fātiḥah.

Ustaz Nurokhman mendapatkan pemahaman ilmu pengobatan

dari salah satu kiai-nya ketika beliau nyantri di pesantren Darul Iman

Tasikmalaya yaitu Kiai Emon Rasman. Menurut beliau, orang yang

bisa mengobati adalah orang yang senantiasa menjalankan perintah-

Nya dan menjauhi larangan-Nya, selalu melakukan kebaikan dan

menjauhi segala keburukan, walaupun hakikatnya manusia tidak lepas

dari kesalahan. Maka komunikasi antara hamba itu dengan tuhan-Nya

menjadi mudah karena tabir penutup terbuka, jikalau sudah tidak ada

noda hitam yang terdapat pada dirinya.

Page 97: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

77

Dari hasil wawancara dan observasi penulis, respon masyarakat

mengenai praktik pengobatan menggunakan al-Qur’an menyatakan

adanya pengaruh positif dari praktik pengobatan yang dilakukan

beliau. Beberapa warga menyatakan bahwa setelah dipijat refleksi

yang diiringi bacaan ayat al-Qur’an dan doa tertentu, mereka merasa

penyakit yang dirasakan langsung sembuh. Apalagi ustaz Nurokhman

selalu menyediakan berbagai macam media pengobatan, seperti: daun

kelor, daun jambu, daun sirih dan media lainnya. Ustaz pun selalu

menjelaskan kepada para pasiennya bahwa kesembuhan yang

diperoleh semata-mata merupakan karunia yang terjadi dengan izin

Allah SWT.

B. Saran-saran

Setelah penulis melakukan kajian living Qur’an secara langsung ke

rumah Ustaz Nurokhman, maka penulis berharap kepada pembaca:

Penelitian Living Qur’an ini bermaksud menjelaskan kepada

khalayak masyarakat bagaimana berinteraksi dengan al-Qur’an.

Adapun media pengobatan nabi ataupun tumbuhan herbal, yakni

sebagai salah satu keistimewaan ciptaan Allah SWT untuk mengatasi

problematika manusia. Maka dari itu, penulis menghimbau kepada

masyarakat Linggapura lainnya yang masih percaya dengan dukun

agar taubat dengan berada di jalan yang lurus dan benar, dan juga

penulis menghimbau kepada pembaca agar dapat menerapkannya di

kehidupan sehari-hari. Karena pada hakikatnya al-Qur’an turun di

bumi sebagai syifā’ (obat), sepatutnya sebagai umat Islam juga dapat

menerapkan hal yang semestinya.

Semoga penelitian ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan

pembaca umumnya, dapat memberikan kontribusi khazanah ilmu al-

Page 98: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

78

Qur’an dan kajian Tafsir, serta dapat dijadikan sebagai acuan maupun

bahan referensi yang berguna untuk pembaca. Untuk selanjutnya,

semoga ada yang melanjutkan penelitian skripsi penulis yang mana

masih banyak kekurangan yang harus di lengkapi.

Page 99: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

79

Page 100: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

80

DAFTAR PUSTAKA

Abdussamad, Muhammad Kamil. Mukjizat Ilmiah dalam Al-qur’an.

Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2003.

Akhmad, Perdana. “Terapi Ruqyah Sebagai Sarana Mengobati Orang yang

tidak Sehat Mental.” Jurnal Psikologoi Islam, Cet.1, (2005): 91.

Alfanzari, Achmad Syauqi. “Penggunaan Ayat-ayat Al-qur’an Sebagai

Obat (Studi Living Qur’an di Ma’had Tahfidzul Qur’an Bahrussyifa’

Bagusari Jogotrunan Lumajang Jawa Timur.” Tesis S2., UIN Sunan

Ampel Surabaya, 2018.

Alkhaleda, Syafeya. “Terapi Hijamah (Bekam) Menurut Pendekatan

Sejarah dan Sunnah.” Tesis S2., Universitas Islam Negeri Sumatera

Utara, 2018.

Amin, Samsul Munir & Al-Afandi, Haryanto. Kenapa Harus Stres: Terapi

Stres Ala Islam. Jakarta: Amzah: 2007.

Anwar, Gatot M. Sahid & AR, MB. Rahimsyah. Pijat Refleksi dan Resep

Ramuan Tradisional. Surabaya: Bintang Usaha Jaya, T.t.

Arikunto, Suharti. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Yogyakarta: Rineka Cipta, 1990.

Azwar, Syaifuddin. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

1998.

Al-Balady, Athiq Bin Ghaits. Keutamaan-keutamaan Al-Qur’an.

Semarang: CV. Toha Putra, t.t.

Dasiroh, Umi. “Konstruksi Makna Ruqyah Bagi Pasien Pengobatan

Alternatif di Kota Pekanbaru”, JOM Fisip, Vol. 4, no. 2, (2017): 7

Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Aplikasi Luring resmi

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal

Pendidikan Usia Dini, Dkk. Ilmu Pijat Pengobatan Refleksi Relaksasi.

Jakarta: Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat

Page 101: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

81

Jenderal Pendidikan Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan, 2015.

Geertz, Clifford. Agama Jawa Abangan, Santri, Priyayi dalam

Kebudayaan Jawa. Depok: Komunitas Bambu, 2014.

Gulo, W. Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo, 2002.

Hamka. Tafsir Al-Azhar, Jil. 5. Singapura: Pustaka Nasional PTE LTD,

T.t.

--------------. Tafsir Al-Azhar, Jil. 6. Singapura: Pustaka Nasional PTE

LTD, T.t.

Hikmah, Nurul. “Syifa didalam Al-qur’an ( Kajian Surah Al-isra 17 : 82,

Q.S. Yunus 10 : 57, dan Q.S AN-Nahl 16 : 69, dalam Tafsir Al-

misbah).” Skripsi S1., UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.

Ihsan, Muhammad. “Pengobatan Ala Rasulullah Saw sebagai Pendekatan

Antropologis Dalam Dakwah Islamiah di Desa Rensing Kecamatan

Sakra Barat”. Palapa:Jurnal Studi KeIslaman dan Ilmu Pendidikan,

Vol. 4, no. 2, (2016): 156.

Al-Jauziyah, Ibn Qayyim. Sistem Kedokteran Nabi: Kesehatan dan

Pengobatan Menurut Petunjuk Nabi Muhammad SAW. Semarang: Dina

Utama Semarang, 1994.

Junaedi, Didi. “Living Qur’an: Sebuah Pendekatan Baru dalam Kajian Al-

Qur’an (Studi Kasus di Pondok Pesantren As-Siroj Al-Hasan Desa

Kalimukti Kec. Pabedilan Kab. Cirebon)”. Journal of Qur’an and

Hadith Studies, Vol. 4, No. 2, (2015): 172.

Kantor Pemerintahan Kabupaten Brebes Kecamatan Tonjong Desa

Linggapura. Daftar Potensi dan Perkembangan Desa. Linggapura:

Balai Desa, 2019.

Kurniyati, Meilinda Isna. “Penggunaan Ayat Al-qur’an sebagai Media

Pengobatan Penyakit Jasmani (Studi Living Qur’an pada Yayasan

Cikajayaan, Desa Wanareja Cilacap Jawa Tengah).” Skripsi S1.,

Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora IAIN Purwokerto, 2010.

Page 102: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

82

Lestari, Fuji. “Al-qur’an dan Penyembuhan (Studi Living Qur’an Praktik

Pengobatan Alternatif Bengkel Menungso di Dusun Jaten Kelurahan

Pedurungan Tengah Kecamatan Pedurungan Semarang).” Tesis S2.,

Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Walisongo, 2018.

Marzuki. Metodologi Riset. Yogyakarta: BPFE, 1998.

Mashuti, Kamarul Azuan Shah Mohd, “Praktik Pengobatan di Sirrul

Qur’an Perak Malaysia ditinjau dari Ajaran Islam.” Skripsi S1.,

Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam, UIN Sumatera Utara Medan,

2018.

Meolong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2014.

Muflih, Andi. “Pengobatan Dalam Islam”. Tesis S2., UIN Alauddin

Makasar, 2013.

Muhammad, Abdul Basith. Metode Pengobatan Preventif Rasulullah.

Jakarta: AMZAH, 2005.

Muktadin, Baytul. “Pengobatan Ayat-ayat Al-qur’an untuk Mengobati

Penyakit Jiwa (Studi Living Qur’an didesa Kalisabuk Pesugihan

Cilacap Jawa Tengah).” Tesis S2., Fakultas Agama dan Filsafat UIN

Kalijaga Yogyakarta, 2015.

Mulyadi, Yadi. “Al-qur’an dan Jimat (Studi Living Qur’an pada

Masyarakat Adat Wewengkoan Lebak Banten).” Tesis S2., Fakultas

Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017.

Mulyana, Deddy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2010.

Munawwir, Ahmad Warson. Al-Munawwir: Kamus Arab Indonesia.

Surabaya: Pustaka Progressif, 1997.

Nakhrawie, Asrifin An. Menguak Dunia Astral (Dunia Ghaib). Jakarta:

Lumbung Insani, 2012.

Nata, Abuddin. Perspektif Islam Tentang Pendidikan Kedokteran. Jakarta:

Salemba Diniyah, 2016.

Page 103: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

83

Nur, Muhamad. “Bacaan Ayat al-Qur’an sebagai Media Pengobatan (Studi

atas Praktik Pengobatan Balian di Lingkungan Segarakaton, Kel.

Karangasem, Kec. Karangasem, Kab. Karangasem Bali.” Skripsi S1.,

Fakultas Ushuluddin dan pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta, 2017.

Putri, Rizka Safrina. “Praktik Penggunaan Ayat-ayat Al-Qur’an Dalam

Terapi Ruqyah Syar’iyyah di Yayasan Qur’anic Healing International.”

Skripsi S1., Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

2020.

Rahimsyah, MB. Penyembuhan Alami dengan Herbal dan Pijat Refleksi.

Dunia Media, t.t.

Rahmah, Mamluatur. “Pijat Sebagai Terapi Gangguan Jiwa (Studi

Pengobatan Alternatif Abah Ali Ahmadi di Desa Kajen Kecamatan

Margoyoso Kabupaten Pati)”. Skripsi S1., UIN Walisongo Semarang,

2016.

RI, Kemenag. Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: Syamil Qur’an,

2009.

Rohmatulloh. “Syifā’ Dalam Al-Qur’an (Studi Komparatif Penafsiran M.

Quraish Shihab, Fakḥruddin al-Razi, dan Ibnu Katṡīr).” Skripsi S1.,

IAIN Curup, 2019.

Salim, Muhammad Ibrahim. Berobat dengan Ayat-ayat Al-Qur’an.

Bandung: Trigenda Karya, 1995.

Samsuddin, Syahiron. Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadits.

Yogyakarta: Teras, 2007.

Shihab, M. Quraish. Mukjizat Al-qur’an. Bandung: Penerbit Mizan, 1998.

--------------. Tafsir al-Misbah : Pesan, Kesan dan keserasian Al-Qur’an,

Vol. 6, Cet 1, Jakarta: Lentera Hati, 2002.

--------------. Tafsir al-Misbah : Pesan, Kesan dan keserasian Al-Qur’an,

Vol. 7, Cet 1, Jakarta: Lentera Hati, 2002.

--------------. Tafsir al-Misbah : Pesan, Kesan dan keserasian Al-Qur’an,

Vol. 10, Cet 1, Jakarta: Lentera Hati, 2002.

Page 104: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

84

Sugiono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2012.

Al-Suyuthy, Al-Imam Jalaluddien. Resep-resep Spesialis Ketabiban. Solo:

CV Aneka, 1991.

Al-Suyuthi, Jalaluddin. Al-Qur’an Sebagai Penyembuh. Semarang : CV.

Surya Angkasa Semarang, 1995.

Taimiyah, Ibnu. Penyakit Hati dan Pengobatannya. Surabaya: Duta Ilmu,

1996.

Triswanto, Sugeng D. Pengobatan Alternatif (Pijat Refleksi, Tenaga

Dalam dan Ramuan Tradisional. Yogyakarta : Media Abadi, 2007.

Yoanna, Yovita. Tanaman Obat Plus Pengobatan Alternatif. Jakarta:

Setia Kawan, T.t.

Wawancara:

Aziz, Abdul (Pasien Ustaz Nurokhman). Diwawancarai oleh Nur’Atiqoh

Alwaliyah. Brebes 20 Mei 2020, Jawa Tengah.

Axella (Pasien Ustaz Nurokhman). Diwawancarai oleh Nur’Atiqoh

Alwaliyah. Brebes 20 Mei 2020, Jawa Tengah.

Elfiah (Pasien Ustaz Nurokhman). Diwawancarai oleh Nur’Atiqoh

Alwaliyah. Brebes 28 Juni 2020, Jawa Tengah.

Elfi Nurkumala (Ustazah yang mengajar mengaji). Diwawancarai oleh

Nur’Atiqoh Alwaliyah. Brebes 20 Mei 2020, Jawa Tengah.

Fatimah, Siti (Pasien Ustaz Nurokhman). Diwawancarai oleh

Nur’Atiqoh Alwaliyah. Brebes 20 September 2019, Jawa

Tengah.

Jami’in (Kepala Desa Linggapura). Diwawancarai oleh Nur’Atiqoh

Alwaliyah. Brebes 10 Mei 2020, Jawa Tengah.

Khairunnisah (Pasien Ustaz Nurokhman). Diwawancarai oleh

Nur’Atiqoh Alwaliyah. Brebes 20 September 2019, Jawa

Tengah.

Page 105: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

85

Nurokhman (Terapis). Diwawancarai oleh Nur’Atiqoh Alwaliyah.

Brebes 10 April 2019, Jawa Tengah.

--------------(Terapis). Diwawancarai oleh Nur’Atiqoh Alwaliyah.

Brebes 11 Juni 2019, Jawa Tengah.

--------------(Terapis). Diwawancarai oleh Nur’Atiqoh Alwaliyah.

Brebes 13 Mei 2020, Jawa Tengah.

--------------(Terapis). Diwawancarai oleh Nur’Atiqoh Alwaliyah.

Brebes, 31 Mei 2020, Jawa Tengah.

--------------(Terapis). Diwawancarai oleh Nur’Atiqoh Alwaliyah.

Brebes, 16 Juni 2020, Jawa Tengah.

--------------(Terapis). Diwawancarai oleh Nur’Atiqoh Alwaliyah.

Brebes, 23 Juli 2020, Jawa Tengah.

Rifa’i, Bachtiar (Pasien Ustaz Nurokhman). Diwawancarai oleh

Nur’Atiqoh Alwaliyah. Brebes 20 September 2019, Jawa Tengah.

Saan (Pasien Ustaz Nurokhman). Diwawancarai oleh Nur’Atiqoh

Alwaliyah. Brebes 20 September 2019, Jawa Tengah.

--------------(Pasien Ustaz Nurokhman). Diwawancarai oleh Nur’Atiqoh

Alwaliyah. Brebes 28 Juni 2020, Jawa Tengah.

Slamet (Ketua RT 06). Diwawancarai oleh Nur’Atiqoh Alwaliyah. Brebes

20 Mei 2020, Jawa Tengah.

Slamet Warid, (Pasien Ustaz Nurokhman). Diwawancarai oleh

Nur’Atiqoh Alwaliyah. Brebes 20 Mei 2020, Jawa Tengah.

Observasi:

Observasi penulis tanggal 10 April 2020..

Observasi penulis tanggal 26 Mei 2020.

Dokumen Web:

Al-Sadhan, Abdullah. “Cara Pengobatan Dengan Al-Qur’an”. Di akses, 20

Juli, 2020, https: //d1.islamhouse.com

Page 106: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

86

Lampiran 1: Pedoman Wawancara

A. Ustaz Nurokhman

1. Bagaimana Biografi Ustaz?

2. Sejak kapan Ustaz mempraktikkan Pengobatan dengan

menggunakan ayat al-Qur’an?

3. Bagaimana perjalanan Ustaz dalam menimba ilmu, pernah

pesantren di mana saja?

4. Bagaimana asal muasal pengobatan menggunakan ayat al-Qur’an

yang Ustaz lakukan?

5. Ilmu hikmah apa yang membuat diagnosa penyakit pasien?

6. Apa yang Ustaz lakukan jika ada pasien datang, apakah istikharah

dulu atau bagaimana?

7. Bagaimana pemahaman Ustaz terhadap ayat-ayat pengobatan?

8. Bagaimana praktik penggunaaan ayat al-Qur’an untuk

pengobatan?

B. Perangkat Desa

1. Bagaimana pandangan Bapak mengenai desa Linggapura?

2. Berapa jumlah warga berdasarkan KK dan berdasarkan jenis

kelamin?

3. Bagaimana pandangan Bapak mengenai pendidikan formal dan

informal di Desa Linggapura?

4. Bagaimana kondisi ekonomi masyarakat Linggapura?

5. Bagaimana kondisi pendidikan formal dan informal di Desa

Linggapura?

Page 107: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

87

C. Pasien

1. Bagaimana opini mengenai praktik pengobatan menggunakan al-

Qur’an yang Ustaz lakukan?

2. Apa motivasi berobat ke Ustaz di bandingkan berobat ke dokter?

3. Bagaimana testimoni setelah berobat ke Ustaz?

4. Apakah diminta membaca amalan doa tertentu dalam bentuk

wirid dari ayat al-Qur’an atau lainnya?

5. Kalau masih ingat bisa tolong disebutkan bacaannya?

Page 108: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

88

Lampiran 2: Surat Keterangan Telah Menyelesaikan Penelitian

Page 109: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

89

Lampiran 3: Bukti Wawancara

Page 110: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

90

Page 111: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

91

Page 112: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

92

Lampiran 4: Transkrip Wawancara

No. Nama Tempat, Tanggal, Lahir Umur Profesi

1. Nurokhman Jakarta, 14 Maret 1971 49 Tahun Guru dan

Ustaz

2. Siti Fatimah Brebes, 18 Agustus 1963 57 Tahun Penjahit

3. Saan Brebes, 15 Desember 1960 59 Tahun Buruh

4. Khairunisah Tegal, 5 Desember 1980 40 Tahun pedagang

5. Bachtiar

Rifa’i

Brebes, 19 April 1969 51 Tahun Buruh

6. Slamet

Warid

Brebes, 5 Juni 1969 51 Tahun Buruh

7. Axella Lampung, 18 April 1999 21 Tahun Karyawan

8. Abdul Aziz Tegal, 15 April 1983 37 Tahun Buruh

9. Elfiah Brebes, 8 Februari 1980 40 Tahun Petani

Transkrip Wawancara 1

Nama Informan : Nurokhman

Status Informan : Ustaz

Keterangan

P : Pewawancara

N : Narasumber

P : Bagaimana praktik pengobatan menggunakan al-Qur’an yang

Ustaz lakukan?

N : Tentunya harus terlebih dahulu mengetahui penyakitnya, setelah itu

barulah praktik dilakukan dengan memilih ayat tertentu dengan diiringi

media tertentu juga tergantung jenis penyakitnya

P : Jenis penyakit apa saja yang Ustaz lakukan dengan menggunakan

ayat-ayat al-Qur’an?

N : Bisa penyakit jasmani dan rohani. Jika penyakit jasmani, saya

biasanya memanfaatkan tumbuhan herbal dan pengobatan alternatif

berupa pijat refleksi dengan mengurut pada bagian yang menghubungkan

Page 113: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

93

ke titik penyakit. Jika penyakit rohani, saya biasanya menggunakan

bacaan ayat al-Qur’an dan memanfaatkan media pengobatan nabi (ṭibbun

nabawi).

P : bagaimana pemahaman Ustaz mengenai pijat refleksi?

N : Saya berpatokan pada sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam

Bukhari yang artinya sesungguhnya syaitan berjalan dalam diri anak

adam dalam peredaran darahnya, hadis tersebut menunjukan bahwa

penyakit yang ada pada manusia tidak jauh karena adanya penyakit yang

menyumbat pada peredaran darahnya.

P : Apakah semua ayat dapat digunakan untuk pengobatan atau ada

ayat-ayat tertentu?

N : Dalam memilih ayat-ayat al-Qur’an untuk digunakan sebagai

pengobatan yakni dibagi menjadi dua kriteria, yaitu ayat pelindung dan

ayat penyembuh.

P : Bagaimana asal mula pengobatan menggunakan ayat al-Qur’an

yang Ustaz lakukan?

N : Ilmu pengobatan yang saya lakukan yakni saya dapat dari salah satu

kiai ketika nyantri di Pesantren Darul Iman Tasikmalaya ia bernama kiai

Emon Rasman. Lalu beberapa tahun kemudian saat ada salah satu teman

sakit, saya mengobati dengan bacaan ayat al-Qur’an dengan penuh

keyakinan kepada Allah Swt dan dengan izin-Nya teman saya bisa sembuh

dari sakit tersebut. Lalu dari mulut ke mulut warga meyakini kalau saya

bisa mengobati orang sakit, jadi jika ada warga yang ingin berobat saya

akan berusaha semampu saya untuk mengobatinya.

Transkrip Wawancara 2

Nama Informan : Siti Fatimah

Status Informan : Pasien

Hari/ Tanggal : Jum’at, 20 September 2019

Page 114: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

94

Keterangan

P : Pewawancara

N : Narasumber

P : Bagaimana testimoni ibu/ bapak setelah berobat ke Ustaz?

N : Saat itu saya memiliki darah tinggi dan setelah dipijat oleh Ustaz ya

jadi mendingan.

P : Bagaimana pendapat ibu/bapak mengenai perbedaan berobat ke

Ustaz dengan berobat ke dokter?

N : Karena penyakit saya darah tinggi jadi saya lebih memilih pijat

refleksi untuk memperlancar peredaran darah. Kalau ke dokter kalau butuh

obatnya.

Transkrip Wawancara 3

Nama Informan : saan

Status Informan : Pasien

Hari/ Tanggal : Jum’at, 20 September 2019

Keterangan

P : Pewawancara

N : Narasumber

P : Bagaimana testimoni ibu/ bapak setelah berobat ke Ustaz?

N : Alhamdulillah setelah dipijat oleh Ustaz rasanya enakan dan fresh145.

Saya sering berobat ke Ustaz dan terkadang konsultasi mengenai

permasalahan hidup juga. Sekarang terkadang ada orang datang ke saya

meminta bantuan entah sakit atau mengadukan masalah , selagi saya bisa

saya tangani. Tentunya juga saat memijat diiringi do’a dan bacaan al-

Qur’an. Intinya saya belajar banyak kepada Ustaz tentang ilmu

pengobatan dan alhamdulillah bisa saya terapkan di kehidupan sehari-hari.

145Fresh artinya segar

Page 115: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

95

P : Bagaimana pendapat ibu/bapak mengenai perbedaan berobat ke

Ustaz dengan berobat ke dokter?

N : kalau berobat ke dokter, yang saya rasakan penyakit tidak sembuh.

Berbeda dengan ke Ustaz, hasilnya sangat memuaskan bagi saya, karena

kalau berobat ke Ustaz, Allah benar-benar memberi pertolongan kepada

saya melalui perantaraan Ustaz sehingga sakit yang saya rasakan dengan

mudah menjadi hilang.

Transkrip Wawancara 4

Nama Informan : Khairunnisah

Status Informan : Pasien

Hari/ Tanggal : Jum’at, 20 September 2019

Keterangan

P : Pewawancara

N : Narasumber

P : Bagaimana testimoni ibu/ bapak setelah berobat ke Ustaz?

N : Testimoni setelah berobat ke Ustaz alhamdulillah dengan izin Allah

sembuh dan enakan

P : Bagaimana pendapat ibu/bapak mengenai perbedaan berobat ke

Ustaz dengan berobat ke dokter?

N : Perasaan saya kalau dipijat dengan bacaan ayat al-Qur’an itu efeknya

langsung, berbeda kalau periksa ke dokter, sembuhnya bertahap.

Transkrip Wawancara 5

Nama Informan : Bachtiar Rifa’i

Status Informan : Pasien

Hari/ Tanggal : Jum’at, 20 September 2019

Keterangan

P : Pewawancara

N : Narasumber

Page 116: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

96

P : Bagaimana testimoni ibu/ bapak setelah berobat ke Ustaz?

N : Saat itu saya sakit asam lambung dan alhamdulillah setelah periksa ke

dokter dengan diiringi pijat refleksi ke Ustaz alhamdulillah lama kelamaan

sembuh hingga sekarang.

P : Bagaimana pendapat ibu/bapak mengenai perbedaan berobat ke

Ustaz dengan berobat ke dokter?

N : Kalau berobat ke dokter kan biar dapat obat untuk menyembuhkan

penyakitnya. Kalau pijat refleksi ke ustaz itu buat memperlancar peredaran

darah.

Transkrip Wawancara 6

Nama Informan : Slamet Warid

Status Informan : Pasien

Hari/ Tanggal : Rabu, 20 Mei 2020

Keterangan

P : Pewawancara

N : Narasumber

P : Bagaimana testimoni Ibu/ bapak setelah berobat ke Ustaz?

N : Testimoni setelah berobat ke Ustaz alhamdulillah dengan izin Allah

menjadi sembuh saat itu juga, dan rasanya enakan setelah dipijit refleksi di

bagian yang terdapat saluran penyakitnya.

P : Apakah ibu/ bapak diberi amalan bacaan dalam bentuk wirid dan

do’a? Kalau masih ingat, mungkin bisa disebutkan.

N : Saya dinasihatin agar sering berzikir menyebut nama Allah, karena

bisa jadi sakit yang saya rasa adalah perbuatan syaitan.

Transkrip Wawancara 7

Nama Informan : Axella

Status Informan : Pasien

Hari/ Tanggal : Rabu, 20 Mei 2020

Page 117: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

97

Keterangan

P : Pewawancara

N : Narasumber

P : Bagaimana testimoni Ibu/ bapak setelah berobat ke Ustaz?

N : Testimoni saya setelah berobat ke ustaz, alhamdulilah sangat bereaksi.

Ketika itu telinga saya rasanya sangat pedih dan memekakan,

alhamdulillah setelah dibacakan do’a dan ayat qur’an oleh Ustaz, sakit di

telinga saya menjadi hilang seketika.

P : Apakah ibu/ bapak diberi amalan bacaan dalam bentuk wirid dan

do’a? Kalau masih ingat, mungkin bisa disebutkan.

N : Saya dinasihatin dengan memperbanyak berdo’a dan disuruh baca al-

qur’an. Tetapi untuk bacaan do’anya saya lupa.

Transkrip Wawancara 8

Nama Informan : Abdul Aziz

Status Informan : Pasien

Hari/ Tanggal : Rabu, 20 Mei 2020

Keterangan

P : Pewawancara

N : Narasumber

P : Bagaimana testimoni Ibu/ bapak setelah berobat ke Ustaz?

N : Saat itu saya sakit types, lalu saya dipijat oleh ustaz pada saluran-

saluran yang bermasalah, alhamdulillah manjur dan sembuh dalam waktu

yang singkat.

P : Apakah ibu/ bapak diberi amalan bacaan dalam bentuk wirid dan

do’a? Kalau masih ingat, mungkin bisa disebutkan.

N : saya di nasihati oleh Ustaz agar sering beristighfar dan perbanyak

minum air putih.

Page 118: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

98

Transkrip Wawancara 9

Nama Informan : Elfiah

Status Informan : Pasien

Hari/ Tanggal : Rabu, 20 Mei 2020

Keterangan

P : Pewawancara

N : Narasumber

P : Bagaimana testimoni Ibu/ bapak setelah berobat ke Ustaz?

N : Testimoni setelah berobat ke Ustaz, alhamdulillah setelah dipijat

menjadi sembuh. Saat itu saya sakit magh sampai tak tertahankan, lalu

oleh Ustadz diberi air putih untuk diminum, dan pucuk daun jambu.

P : Apakah ibu/ bapak diberi amalan bacaan dalam bentuk wirid dan

do’a? Kalau masih ingat, mungkin bisa disebutkan.

N : Saya disuruh sering minum air putih dengan dibacakan surat al-

Fatihah di dalamnya.

Page 119: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

99

Lampiran 5 : Dokumentasi

Dokumen Pribadi: Foto saat Ustaz melakukan pengobatan berupa pijat

refleksi dengan pembacaan ayat al-Qur’an dan do’a.

Page 120: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

100

Dokumen Pribadi: Tumbuhan Herbal yang dijadikan media tambahan

untuk pengobatan

Page 121: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

101

Page 122: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

102

Dokumen Pribadi : Balai Desa Linggapura

Dokumen Pribadi : Rumah Kediaman Ustaz Nurokhman dan Keluarga di

Dk. Barupring RT 003/ RW 012, Desa Linggapura

Page 123: PRAKTIK PENGOBATAN MENGGUNAKAN AYAT- AYAT AL …

103

Dokumen Pribadi : Wawancara Penulis dengan Ustaz Nurokhman dan

Istri (Ustazah Elfi Nurkumala)