Upload
dokterdoktermufti
View
9
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
kulkel
Citation preview
Oleh:Mufti Aimah Nurul Anam
07700154
Pembimbing: dr. Hj.Buih Amartiwi,
Sp.KK
Oleh:Mufti Aimah Nurul Anam
07700154
Pembimbing: dr. Hj.Buih Amartiwi,
Sp.KK
REFERAT
SINDROMA STEVENS– JOHNSON
SINDROMA STEVENS– JOHNSON
Stase Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin RSUD Bangil Stase Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin RSUD Bangil MEDICAL SCHOOL OF WIJAYA KUSUMA UNIVERSITY SURABAYAMEDICAL SCHOOL OF WIJAYA KUSUMA UNIVERSITY SURABAYA
Nama : An. A Umur : 7 thn Jenis kelamin : Perempuan Pekerjaan : - Agama : Islam Alamat : Kepanjen Status : Belum
menikah Tanggal periksa : 15
Maret 2012
STATUS PASIEN
ataAnamnesaAnamnesa
Keluhan Utama : Gatal-gatal dan luka di kepala, hidung dan kaki
Riwayat penyakit sekarang:Pasien datang dengan orang tuanya dengan keluhan kulitnya gatal dan timbul luka di kepala, hidung dan kaki. Orang tua pasien mengatakan awalnya bintil – bintil sebesar kacang polong dan berwarna merah sejak ± 1 minggu yang lalu. Karena terasa gatal dan sangat menganggu maka pasien sering menggaruknya hingga pecah. Bintil – bintil tersebut mudah pecah dan setelah pecah bekas bintil tersebut mengeluarkan cairan kuning kecoklatan dan mengering membentuk kerak berwarna kuning keemasan seperti madu.
Keadaan umum:Tampak baik, kesadaran compos mentis (GCS E4V5M6)
Tanda vital :Tensi : (tidak dilakukan
pengukuran)Nadi : (tidak dilakukan
pengukuran)RR : (tidak dilakukan
pengukuran)Suhu : (tidak dilakukan
pengukuran)
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala : terdapat kelainan kulit Mata : dbnTHT : terdapat kelainan kulit pd hidungMulut : dbnGIT : dbnLeher : dbnThorax : dbnAxilla : dbn Abdomen : dbnSistem genetalia : dbnEkstremitas atas : dbnEkstremitas bawah : terdapat kelainan kulit
Status Dermatologis
Regio EffloresensiKapitis,nasalis
extremitas inferiorTampak crusta (+) berwarna kuning kecoklatan seperti madu (Honey Coloured) , vesikel (+), pustula (+), erosi (+).
RPD : (-)Riwayat penyakit keluarga : (+)Riwayat Kontak dengan penderita dg keluhan yg sama:(+)
Status Dermatologi : Regio kapitis, nasalis, extremitas inferior tampak crusta (+) berwarna kuning kecoklatan seperti madu (Honey Coloured) , vesikel (+), pustula (+), erosi (+).
Pemeriksaan Penunjang: Pemeriksaan Gram (+) positif didapat bakteri berwarna ungu
Pasien masih anak-anak Predileksi di hidung, extremitas
(kecuali telapak tgn & kaki). Bekas vesikel yang pecah krusta
berwarna kuning kecoklatan spt madu (honey coloured)
Pemeriksaan penunjang Gram (+)
Dasar Diagnosa
PENATALAKSANAANPENATALAKSANAAN
Non MedikamentosaHigiene yang baik, mandi teratur dengan sabun dan air, cuci tangan teratur, menjaga kuku jari tetap pendek dan bersihJauhkan diri dari orang dengan impetigoJika terkena kontak dengan pasien segera mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.Lakukan drainase pada bula dan pustule secara aseptic untuk mencegah penyebaran local Dapat dilakukan kompres dengan menggunakan larutan NaCl 0,9%.
DEFINISI
Sinonim: Impetigo kontangiosa, impetigo vulgaris, atau impetigo Tillbury Fox
Penyakit kulit yang disebabkan oleh bakteri / kuman piogen.
Pioderma superfisialis terbatas pada epidermis Suatu pioderma yg mudah menular dan menyebar Biasa pada anak-anak Biasanya pada wajah, khususnya dekat hidung
dan mulut
Sinonim: Impetigo kontangiosa, impetigo vulgaris, atau impetigo Tillbury Fox
Penyakit kulit yang disebabkan oleh bakteri / kuman piogen.
Pioderma superfisialis terbatas pada epidermis Suatu pioderma yg mudah menular dan menyebar Biasa pada anak-anak Biasanya pada wajah, khususnya dekat hidung
dan mulut
NON PYODERMA Corynebacterium Mycobacterium Other bacteria
CUTANEOUS BACTERIAL INFECTION
PYODERMAStaphylococcus aureusStreptococcus Beta Hemolyticus
PYODERMAStaphylococcus aureusStreptococcus Beta Hemolyticus
Menginfeksi jaringan sekitar
GEJALAKLINIK
Trauma kulit
Streptococcus B. hemolytican
Streptococcus B. hemolytican
Membran kulit rusak
Bakteri berkembang biak
Bakteri berkembang biak
Release netrofil & limfosit
Release netrofil & limfosit
Patofisiologi
Pemeriksaan Penunjang
- Kultur eksudat blood agar- Tes sensitivitas antibiotik- Pewarnaan gram eksudat gram (+)
- Kultur eksudat blood agar- Tes sensitivitas antibiotik- Pewarnaan gram eksudat gram (+)
Vesikel dinding tipis dengan dasar eritema, sentripetal, kemudian ruptur membentuk krusta (lesi berbagai stadium).
Vesikel dinding tipis dengan dasar eritema, sentripetal, kemudian ruptur membentuk krusta (lesi berbagai stadium).
VaricellaVaricella
Krusta tebal berwarna kuning jika diangkat lekat dan tampak ulkus. Berlokasi di tungkai bawah.
Krusta tebal berwarna kuning jika diangkat lekat dan tampak ulkus. Berlokasi di tungkai bawah.
Ichtima
PENATALAKSANAAN
Non Medikamentosa
Higiene yang baik, mandi teratur dengan sabun dan air, cuci tangan teratur, menjaga kuku jari tetap pendek dan bersih
Jauhkan diri dari orang dengan impetigo
Jika terkena kontak dengan pasien segera mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
Lakukan drainase pada bula dan pustule secara aseptic untuk mencegah penyebaran local
Dapat dilakukan kompres dengan menggunakan larutan NaCl 0,9%.
Higiene yang baik, mandi teratur dengan sabun dan air, cuci tangan teratur, menjaga kuku jari tetap pendek dan bersih
Jauhkan diri dari orang dengan impetigo
Jika terkena kontak dengan pasien segera mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
Lakukan drainase pada bula dan pustule secara aseptic untuk mencegah penyebaran local
Dapat dilakukan kompres dengan menggunakan larutan NaCl 0,9%.
MedikamentosaMedikamentosa
Topikal1. Asam fusidat
Antibiotik topikal yang bekerja menghambat sintesa asam nukleat dari bakteri.
2. MupirocinMupirocin ini bekerja dengan menghambat sintesis RNA dan protein dari bakteri.
3. RatapamulinBerikatan dengan subunit 50S ribosom pada protein L3 dekat dengan peptidil transferase yang pada akhirnya akan menghambat protein sintesis dari bakteri
MedikamentosaMedikamentosa
Sistemik1.Amoksicillin
Dosis: 250-500 mg / dosis 3 x sehariAnak: 7,5-25 mg/Kg/dosis 3 x sehariMekanisme kerja dengan
menghambat pembentukan dinding bakteri2. Clindamycin
Dosis: 150-300 mg/dosis, 3-4 x sehariAnak > 1 bulan 8-20 mg/Kg/hr, 3-4 x
sehariMekanisme kerja dengan
menghambat sintesis protein bakteri