ppt

Embed Size (px)

Citation preview

Slide 1

PITIRIASIS VERSIKOLORPembimbing : DR. dr. H. R. Pamudji, Sp.KK (K)MAYASARI RIZKI UTAMINIM : 70 2009 054FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

BAB IPENDAHULUAN

Latar BelakangPitiriasis VersikolorDi USA penderita yang tersering menderita berusia antara 20-30 tahun dengan perbandingan 1,09% pria dan 0,6% wanita.Di Indonesia insisden yang akurat belum ada. Hanya diperkirakan 50% dari populasi di negara tropis terkena penyakit ini.Tidak ada perbedaan antara pria dan wanita,Menyerang masyarakat kita tanpa memandang golongan umur tertentu. Dari segi usia yakni usia 16-40 tahun..Infeksi jamur superfisial pada lapisan tanduk kulit yang disebabkan oleh Malassezia furfur atau Pityrosporum orbiculare.

TujuanUntuk memahami kasus tentang penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur terutama yang paling sering terjadi di lingkungan sekitar.Untuk memahami bagaimana alur penegakan diagnosis dan penatalaksanaan pitiriasis versikolor.Dapat mengetahui tanda dan gejala dari penyakit-penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur sehingga dapat dilakukan penanganan sedini mungkin.Dapat memberikan diagnosis yang tepat dan pengobatan yang sesuai agar tercapainya hasil pengobatan yang baik.

Manfaat

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

DefinisiPitiriasis versikolor (PV) adalah penyakit jamur superfisial yang kronik, biasanya asimptomatik, disebabkan oleh Malassezia furfur berupa bercak dengan pigmentasi yang bervariasi pada umumnya mengenai badan.5 EtiologiMalessezia furfur (sebelumnya dikenal dengan nama Pityrosporum ovale, P. orbiculare) adalah jamur lipofilik yang normal terdapat pada keratin kulit dan folikel rambut. Faktor PredisposisiSuhu yang tinggi, kulit berminyak, hiperhidrosis, faktor herediter, pengobatan dengan glukokortikoid, dan defisiensi imun, dan lain-lain.

BAB IIILAPORAN KASUS

Identitas PasienNama : Nn. LuciUmur: 17 tahunJenis kelamin: PerempuanAgama: IslamPekerjaan: PelajarAlamat: Jl. Saluran Merah RT. 07 Pula Borang

AnamnesisKeluhan Utama : Bercak-bercak putih di leher kanan, dan punggung yang terasa gatal sejak 1 bulan yang lalu.Keluhan Tambahan : (-)

Riwayat Perjalanan Penyakit :Kisaran satu bulan yang lalu penderita mengeluh timbul bercak-bercak putih pada leher kanan yang disertai gatal. Pada awalnya bercak-bercak putih hanya sedikit tetapi karena rasa gatal yang terus menerus penderita mengaruk bercak tersebut sehingga melebar dan bertambah banyak. Rasa gatal yang dirasakan penderita bertambah sering pada malam hari. Bercak putih tersebut menyebar tidak hanya di leher kanan, namun juga dirasakan pada punggung.Kisaran satu minggu yang lalu penderita membeli obat di toko, namun setelah memakai obat tersebut tidak ada perbaikan. Penderita menyangkal adanya demam, dan penyakit infeksi kronis lainnya sebelum gejala timbul. Penderita mengatakan keluhan ini baru pertama kali dan anggota penderita tidak ada yang mengalami keluhan yang sama. Penderita baru pertama kali berobat ke dokter.

Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat darah tinggi, kencing manis, penyakit jantung, penyakit ginjal, penyakit hati dan alergi disangkal.

Riwayat Penyakit KeluargaTidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan seperti penderita.

Riwayat Hygiene Penderita mengatakan mandi 2x sehari dengan menggunakan air ledeng dan menggunakan sabun, mengganti pakaian 2x sehari, dan penderita menyangkal menggunakan handuk serta pakaian bersama dengan anggota keluarga lainnya.

Riwayat PengobatanTidak ada alergi terhadap obat-obatan tertentu

Keadaan umum Kesadaran: Kompos mentisTD : 110/70 mmHgNadi: 78 x/menitSuhu: 36,7 0CPernafasan: 20 x/menitBB: 52 kgTB: 162 cm

Status GeneralisKepala: NormochepaliMata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)THT: Tidak ada kelainanLeher: Pembesaran kelenjar getah bening (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)Thorak:Cor: BJ I/II tunggal regular, gallop (-), murmur (-)Pulmo : Vesikuler, ronkhi (-), wheezing (-)Abdomen: Tidak ada kelainanEkstremitas: Tidak ada kelainan fungsi pergerakan maupun deformitasPemeriksaan Fisik

Status DermatologikusRegio cervical dextra, regio truncus posterior terdapat makula berwarna putih, multipel, ukuran lentikuler sampai plakat, diskret, sebagian konfluens.

Pemeriksaan Penunjang

Mikroskopis langsung, yaitu dengan kerokan kulit yang diambil dari bercak pitiriasis versikolor dipunggung penderita sebelah kiri diletakkan di atas gelas objek kemudian ditetesi KOH 20%.Hasil Positif: hifa pendek, lurus (seperti huruf I, dan gerombolan spora budding yeast yang berbentuk bulat mirip seperti sphagetti with meatballs.

Resume Seorang perempuan Nn. L usia 17 tahun datang ke poliklinik RSK. Dr. Rivai Abdullah dengan keluhan utama timbul bercak-bercak putih di leher kanan, dan punggung sejak 1 bulan yang lalu. Pada awalnya bercak-bercak putih hanya sedikit tetapi karena rasa gatal yang terus menerus penderita mengaruk bercak tersebut sehingga melebar dan bertambah banyak . Rasa gatal yang dirasakan penderita bertambah sering pada malam hari. Bercak putih tersebut menyebar tidak hanya di leher kanan, namun juga dirasakan pada punggung. Seminggu yang lalu sebelum ke poliklinik penderita membeli obat di toko, namun setelah memakai obat tersebut tidak ada perbaikan. Keluhan seperti ini baru pertama kali dirasakan oleh penderitaPada pemeriksaan fisik didapatkan status generalis dalam batas normal. Untuk pemeriksaan dermatologikus didapatkan pada regio cervical dextra, regio truncus posterior terdapat makula berwarna putih, multipel, ukuran lentikuler sampai plakat, diskret, sebagian konfluens.

Diagnosis Banding1. Pitiriasis versikolor2. Pitiriasis alba3. Vitiligo

Diagnosis KerjaPitiriasis versikolor

PenatalaksanaanNon MedikamentosaMemberikan informasi kepada pasien dan keluarga mengenai kemungkinan penyakit yang dialami oleh pasien berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang sudah dilakukan.Menyarankan kepada penderita untuk memakai pakaian yang tipis, memakai pakaian yang berbahan cotton dan tidak memakai pakaian yang terlalu ketat.Menjelaskan kepada pasien untuk mencegah infeksi, pasien harus mengurangi garukan pada lesi sehingga tidak terjadi luka dan tidak menyebar ke daerah tubuh yang lain.

b.Medikamentosa1. Topical agents. Lotion ketokonazol dioleskan pada bercak selama 10-15 menit, kemudian dicuci, digunakan selama satu minggu.

2. Systemic therapy.Ketokonazol tab 200 mg 1x1 diberikan selama 10 hari.

Prognosisa.quo ad vitam: bonamb.quo ad functionam: bonamc.quo ad sanationam: bonamd.quo ad cosmetica: bonam

BAB IVPEMBAHASAN

Anamnesis secara teori dan kasus.Berdasarkan data tersebut, maka mengarah ke pitiriasis versikolor. Kemudian dilakukan pengkajian lebih lanjut berdasarkan status dermatologikus.TEORIKASUSPitiriasis versikolor dapatmenyerang masyarakat kita tanpamemandang golongan umurtertentu. Dari segi usia yakni usia16-40 tahun 17 tahunFrekuensi yang sama pada laki-laki dan perempuan.Perempuan

Timbulnya berupa makula, berbatas tegas, bulat atau oval dengan ukuran yang bervarisasi.

Pada awalnya timbul bercakbercak putih dengan ukuranbervariasi.Predileksi pitiriasis vesikolor yaitupada tubuh bagian atas, lenganatas, leher, abdomen, aksila,inguinal, paha, genitalia.7 Bercak pada awalnya di leherkemudian menyebar sampai kepunggung.

Status dermatologikus berdasarkan teori dan kasus.Pada status dermatologis di atas sesuai dengan teori yang ada, bahkan telah mengarah kepada pitiriasis versikolor sehingga diagnosis pada pasien ini menjadi lebih kuat.TEORIKASUSTempat predileksi: Daerah yag paling sering terkena pada tubuh bagian atas, lengan atas, leher, abdomen, aksila, inguinal, paha, genitalia.7

Regio cervical dextra,regio truncus posteriorterdapat makula berwarnaputih, multipel, ukuranlentikuler sampai plakat,diskret, sebagiankonfluensEfloresensi : Bentuk lesi tidak teratur, berbatastegas sampai difus dengan ukuran lesi dapat milier,lentikuler, numuler sampai plakat. Ada dua bentukyang sering dijumpai yakni makuler dan folikuler.

Diagnosis BandingTeoriPitiriasis VersikolorPitiriasis AlbaVitiligoDefinisiPityriasis versikolor (PV) adalah penyakit jamur superfisial yang kronik, biasanya asimptomatik, berupa bercak dengan pigmentasi yang bervariasi pada umumnya mengenai badan.Pitiriasis alba merupakan suatu penyakit kulit yang asimptomatik dengan ciri khas berupa lesi kulit yang hipopigmentasi, penebalan, dan skuama dengan batas yang kurang tegas. Kelainan depigmentasi yang disebabkan tidak adanya melanosit pada epidermis, membrane mukosa, mata, maupun bulbus dari rambut.EtiologiMalessezia furfurStaphylococcus aureusHipomelanosis idiopatikTempat predileksiPredileksi pitiriasis vesikolor yaitu pada tubuh bagian atas, lengan atas, leher, abdomen, aksila, inguinal, paha, genitalia.7 Kondisi seperti ini biasanya terletak pada daerah wajah, lengan atas bagian lateral, dan paha.Daerah yang paling sering terkena adalah wajah, leher, kulit kepala, ekstensor lengan, genital, eksterna, ginggiva, putting susu, bibir, ventral pergelangan tangan, dorsal tangan, digital dan phalanges

TeoriPitiriasis VersikolorPitiriasis AlbaVitiligoAnamnesisPitiriasis versikolor dapat menyerang masyarakat kita tanpa memandang golongan umur tertentu. Dari segi usia yakni usia 16-40 tahun Pitiriasis versikolor terjadi pada semua ras. Frekuensi antara laki-laki dan perempuan adalah sama.Biasanya tidak ada keluhan (asimptomatis), tetapi dapat dijumpai gatal pada keluhan pasien. Pasien yang menderita pitiriasis versikolor biasanya mengeluhkan bercak pigmentasi dengan alasan kosmetik Timbulnya berupa makula, berbatas tegas, bulat atau oval dengan ukuran yang bervarisasi.Pitiriasis alba umumnya terjadi pada anak-anak yang berusia 3-16 tahun. Sembilan puluh persen kasus terjadi pada anak yang berusia lebih muda dari 12 tahun. Sering juga terjadi pada orang dewasa. Pitiriasis alba dapat terjadi pada semua ras, tetapi memiliki prevalensi yang tinggi pada orang-orang yang memiliki kulit yang berwarna. Wanita dan pria sama banyak.Pitiriasis alba umumnya bersifat asimptomatis tetapi bisa juga didapatkan rasa terbakar dan gatal. Secara klinis, pitiriasis alba ditandai oleh makula berbentuk bulat atau oval kadang irregular yang pada awalnya berwarna merah muda atau coklat muda ditutupi dengan skuama halus, yang kemudian menjadi hipopigmentasi. Terdapat pada semua golongan usia namun lebih sering pada usia 10-30 tahun.Frekuensi pada wanita lebih tinggi daripada laki-laki 2-3:1.Biasanya bersifat asimptomatik, tidak dijumpai rasa gatal dan nyeri, walaupun terkadang penderita mengeluh terjadinya luka bakar pada daerah depigmentasi.

TeoriPitiriasis VersikolorPitiriasis AlbaVitiligoEfloresensiBentuk lesi tidak teratur, berbatas tegas sampai difus dengan ukuran lesi dapat milier, lentikuler, numuler sampai plakat. Ada dua bentuk yang sering dijumpai yakni makuler dan folikuler.Pitiriasis alba ditandai oleh makula berbentuk bulat atau oval kadang irregular yang pada awalnya berwarna merah muda atau coklat muda ditutupi dengan skuama halus, yang kemudian menjadi hipopigmentasi.Lesi pada vitiligo berupa macula berwana putih dengan diameter beberapa mm-cm , bentuk oval, berbatas tegas, dengan pinggir hiperpigmentasi.Gambaran Penderita

Berdasarkan diagnosis banding, maka pada pasien ini menunjukkan Pitiriasis versikolor.

Penatalaksanaan berdasarkan teori dan kasus.TeoriKasusa. Non MedikamentosaMemberikan informasi kepada pasien dan keluarga mengenai kemungkinan penyakit yang dialami oleh pasien berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang sudah dilakukan.Menyarankan kepada penderita untuk memakai pakaian yang tipis, memakai pakaian yang berbahan cotton dan tidak memakai pakaian yang terlalu ketat.Menjelaskan kepada pasien untuk mencegah infeksi, pasien harus mengurangi garukan pada lesi sehingga tidak terjadi luka dan tidak menyebar ke daerah tubuh yang lain.a. Non MedikamentosaMemberikan informasi kepada pasien dan keluarga mengenai kemungkinan penyakit yang dialami oleh pasien berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang sudah dilakukan.Menyarankan kepada penderita untuk memakai pakaian yang tipis, memakai pakaian yang berbahan cotton dan tidak memakai pakaian yang terlalu ketat.Menjelaskan kepada pasien untuk mencegah infeksi, pasien harus mengurangi garukan pada lesi sehingga tidak terjadi luka dan tidak menyebar ke daerah tubuh yang lain.a.

TeoriKasusb. MedikamentosaTopical agents. Karena koloni jamur ini pada permukaan kulit, maka pengobatan topikal sangat efektif. Lotion atau sampo Selenium sulfide (2.5%) dioleskan pada bercak selama 10-15 menit, kemudian dicuci, digunakan selama satu minggu. Sampo ketokonazol digunakan sama seperti selenium sulfide. Krim Azole (ketoconazole, econazole, micronazole, clotrimazole) dioleskan selama 2 minggu. Solusio Terbinafine 1% solution dioleskan selama 7 hari.5 Topikal Terbinafine efektif pada pitriasis versikolor, dengan penggunaan satu atau dua kali sehari selama dua minggu, terbukti dapat menyembuhkan dari penelitian terhadap lebih dari 80% pasien pitiriasis versikolor, tinea pedis, tinea corporis/cruris. 8.b. Medikamentosa1. Topical agents. Lotion selenium sulfide (2.5%) dioleskan pada bercak selama 10-15 menit, kemudian dicuci, digunakan selama satu minggu.2. Systemic therapy.Ketokonazol tab 200 mg 1x1 diberikan selama 10 hari.

TeoriKasusb. Medikamentosa2. Systemic therapy. Ketokonazol termasuk kelas antijamur imidazole. Ketokonazol bekerja dengan memperlambat pertumbuhan jamur yang menyebabkan infeksi. Obat ini diminum satu kali sehari. Sediaan tablet ketokonazol adalah 200 mg. Dosis Ketoconazole 400 mg (diminum satu jam sebelum beraktifitas). Fluconazole 400 mg. Itraconazole 400 mg. 5 Adapun efek samping ketokonazol adalah nausea, dispepsia, sakit perut, dan diare.3. Secondary profilactic. Sampo ketokonazol digunakan satu atau dua kali seminggu. Selain itu juga dapat digunakan lotion atau sampo selenium sulfide, Salicylic acid/sulfur bar Pyrithione zinc ketokonazol 400 mg peroral sebulan sekali.5

Prognosis pada pasien ini dubia bonam. Prognosis akan baik selama pengobatan sesuai dan teratur dengan anjuran.

DAFTAR PUSTAKABudimulja, U. 2002. Mikosis. In : Djuanda A., et al, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin . Jakarta : Balai penerbit FK UI. Hal. 100-101 Madani, Fattah., 2000. Infeksi Jamur Kulit. In : Harahap Marwali, Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta : Hipokrates. Hal. 73-74 Partogi, D.2008. Pityriasis Versikolor dan Diagnosa Bandingnya (Ruam ruam Bercak Putih pada Kulit) di unduh dari : http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/3417 Diakses pada tanggal 3 Juni 2013Radiono, S., 2001. Pitirasis Versicolor. In : Budimulja, U., et al, Dermatomikosis Superfisialis. Jakarta : Balai Penerbit FK UI. Hal. 19-22. Wolff. K, Johnson. R.A, Suurmond. D . 2007. Fitzpatricks, The Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology, fifth edition. E-book : The McGraw-Hill Companies.Ellis, D. 2011. www.micologyonline.com. Universitas Adelaide. Tanggal akses 2 Juni 2013Baillon. 2007. www.doctorfungus.com. Tanggal akses 2 Juni 2013KJ, McClellan. 1999. Terbinafine. An update of its use in superficial mycoses. 58 (1) :179-202. NCBI. New Zealand. Tanggal akses 2 Juni 2013Brannon, H. 2004. Tinea Versicolor. Diambil dari www.about.com/Dermatology. diakses tanggal 2 Juni 2013Nasution, M.A. 2005. Mikologi dan Mikologi kedokteran, Beberapa Pandangan Dermatologis, Pidato jabatan pengukuhan guru besar tetap USU. Medan.Boel, T. 2003. Mikosis Superfisial. Fakultas kedokteran Gigi USU. Diambil dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1174/1/fkg-trelia1.pdf. diakses tanggal 2 Juni 2013.Fitrie, A.A. 2004. Histologi dari Melanosit. Fakultas Kedokteran Bagian Histologi Universitas Sumatera Utara. Diambil dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1929/1/histologi-alya2.pdf. tanggal akses 2 Juni 2013.Djuanda, A. 2011. Mikosis. Dalam: Hamzah M, Aisyah S, eds. Ilmu Penyakit Kulitdan Kelamin. Edisi 3. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal.100.

Terima Kasih